urinalisa

22
URINALISIS Nita Rahmatunnisa

Upload: nita-rahmatunnisa

Post on 12-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Urinalisa

TRANSCRIPT

Page 1: Urinalisa

URINALISIS

Nita Rahmatunnisa

Page 2: Urinalisa

URINALISIS

Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.

Page 3: Urinalisa

Persiapan Pasien• Untuk pemeriksaan glukosa tidak makan zat yang

dapat mereduksi : vitamin C, penisilin,streptomisin, kloral hidrat,dan salisilat.

• Obat yang memberikan warna pada urin : piridium yang akan menyebabkan warna merah pada urin dan dapat mengganggu pembacaan bilirubin.

• Urin yang dikumpulkan : tidak terkontaminasi sekret vagina, smegma, rambut pubis, bedak, minyak, lotion dan bahan yang berasal dari luar. 

• Sebelum pengambilan urin: pasien mencuci tangan dengan bersih kemudian diberi penampung. Penampung urin terdiri dari terdiri dari berbagai macam tipe dan bahan, saat ini yang lazim digunakan adalah wadah yang terbuat dari plastik. Wadah harus bermulut lebar,bersih, kering dan bertutup. Wadah steril hanya diperlukan untuk pemeriksaan biakan urin. Untuk bayi tersedia katong plastik polyethylene bag dengan perekat.

Page 4: Urinalisa

MEMILIH SAMPEL URIN

1. Urin Sewaktu

2. Urin Pagi : sedimen, BJ, protein & HCG

3. Urin Postprandial : pemantauan pengobatan insulin & DM

4. Urin 24 jam

Page 5: Urinalisa

PENGAWET URIN

1. Toluena

2. Thymol

3. Formaldehide

4. Asam sulfat pekat

5. Natrium karbonat

Page 6: Urinalisa

PEMERIKSAAN URIN RUTIN

1. Makroskopis

2. Mikroskopis

3. Kimia

Page 7: Urinalisa

MAKROSKOPIS 1. Jumlah urin

Rata-rata 24 jam : 800-1500 ml untuk orang dewasa

2. Warna

Warna urin ditentukan oleh besarnya diuresis, makin besar diuresis , makin muda warna urin. Normal : kuning muda dan kuning tua

Beberapa sebab warna urine adalah :

a. Kuning . Normal : urobilin dalam jumlah besar. Abnormal : bilirubin

b. Hijau . Normal : indikan dalam jumlah besar. Abnormal : methylenblue

c. Merah . Normal : uroerithrin. Abnormal : hemoglobin

Page 8: Urinalisa

d. Coklat . Normal : urobilin. Abnormal : bilirubin

e. Coklat tua atau hitam. Normal : indikan. Abnormal : darah tua

f. Serupa susu. Normal : fosfat. Abnormal : pus

3. Kejernihan

Normal : Jernih – sedikit keruh

4. Berat Jenis Urin

Penetapan berat jenis urin biasanya dengan menggunakan urinometer.

berat jenis urin berhubungan dengan diuresis,makin besar diuresis makin rendah berat jenis dan sebaliknya.

Normal : Urin sewaktu :1010-1030

Page 9: Urinalisa

5. Bau Urin

Bau urin normal disebabkan oleh asam-asam organik yang mudah menguap.

Normal : Aromatis

6. Derajat Keasaman

Reaksi atau pH urin dapat ditentukan dengan memakai kertas indikator.

Normal : 4,6 – 8,5

Page 10: Urinalisa

MIKROSKOPIS ORGANIK NON ORGANIK

Epithelial cell : -/+ Bahan amorf

Leukosit : 0-5/LPB Bentuk krista-kristal : -/+

Eritrosit : 0-3/LPB

Silinder : 0-1/LPK

Oval fat bodies

Benang lendir

Silindroit

Spermatozoa

Potongan – potongan jaringan

Parasit-parasit

Bakteri-bakteri

Page 11: Urinalisa

Pemeriksaan mikroskopis sedimen

• Bahan urin (misal urin tengah kencing) harus segar karena sel eritrosit dan leukosit cepat mengalami kerusakan.

• 1. urin normal

• Urin dikatakan normal bila mengandung beberapa macam sel; seperti sel lekosit 1-4 per lapang pandangan besar(LPB), sel eritrosit 1-2 per LPB, sel sekuamosa (asal kandung kemih terutama pada wanita), sel tubulus ginjal dan silinder hialin. Silinder hialin ini berasal dari protein yang disekresikan dari tubulus ginal yaitu protein Tamm- Horstfall. Protein ini mempunyai berat molekul besar terutama urin sifatnya asam atau pekat.

Page 12: Urinalisa

• 2. Urin tidak normal

Urin tidak normal bila mengandung bebrapa macam sel (lekosit dan eritrosit) jumlah lebih normal disertai beberapa silinder.

Silinder terbentuk pada tubulus ginjal dengan matriks glikoprotein yang berasal dari sel epitel ginjal. Silinder pada urin menunjukkan adanya keadaan abnormal pada parenkim ginjal yang biasanya berhubungan dengan proteinuria

a. Silinder titik kasar(granular cast)

Silinder ini berasal dari silinder (cellullar cast) yang telah mengalami degenerasi. Silinder titik kasar tidak selalu mempunyai hubungan dengan keadaan patolofis,seperti setelah latihan fisik.

Page 13: Urinalisa

b. Silinder sel (cellular cast)

silinder eritrosit dan lekosit selalu berhubungan dengan keadaan patologis. Silinder eritrosit mencerminkan keadaan hematuria dan berhubungan dengan penyakit parenkim ginjal (glomerulonefritis akut pasca streptokok). Silinder leukosit menunjukkan adanya sel-sel leukosit dalam tubulus ginjal pada pielonefritis kronis dan akut.

c. Silinder gagal ginjal (renal cell failure)

silinder ini terlihat besar dan lebar berasal dari sel-sel tubulus ginjal. Silinder ini sering ditemukan pada gagal ginjal akut.

d. Silinder lemak

silinder lemak menunjukkan lipoprotein yang terlepas dari serum, sering ditemukan pada sindrom nefrotik.

e. Teleskop urinary sedimen

istilah ini dipakai untuk memperlihatkan ditemukan bermacam variasi sel seperti sel-sel lekosit dan eritrosit, silinder hialin dan titik kasar, dan silinder eritrosit dan leukosit. Kelainan sedimen ini patogenesis untuk nefritis lupus.

Page 14: Urinalisa

KIMIA

1. Protein

urin yang digunakan harus jernih, bila uruin keruh sebaiknya di sentrifuce terlebih dahulu.

Normal (-) / tidak ada kekeruhan sedikitpun

Proteinuria

• Proteinuria tidak selalu menunjukkan kelainan ginjal

• Berbagai keadaan fisiologis sering menyebabkan proteinuria

Page 15: Urinalisa

• Sebaliknya pada beberapa penyakit ginjal tertentu (ginjal polikistik,nefropati obstruksi,nefropati analgetik dan anomali atau kongenital) sering tanpa proteinuria

• Proteinuria mempunyai nilai diagnosis atau proteinuria patologis tergantung dari derajat proteinuria,menetap (persisten) dan disertai kelainan urin lainnya (warna,ph,kelainan sedimen )

1.Urin normal

Urin normal biasanya mengandung protein :

- Albumin 40-80 mg per hari

- Imunoglobin G (igG) 5-10 mg per hari

- Protein Tamm-Horsrfall 30-60 mg per hari, disekresikan dari tubulus ginjal

Page 16: Urinalisa

2. Proteinuria fungisional

Pada beberapa keadaan fisiologis sering ditemukan proteinuria ringan kurang dari 300 mg per hari dan bersifat sementara

Misalnya :

- Keadaan febris tinggi

- Gagal jantung kongestif

- Latihan fisik berat

- Kedinginan

- Selama transfusi darah atau plasma

Page 17: Urinalisa

3. Proteinuria patalogis

Bila eksresi protein dalam urin (proteinuria) lebih dari 300 mg per hari dinamakan proteinuria patologis

macam proteinuria patologis :

1. Overlow proteinuria

• Proteinuria ini berhubungan dengan kenaikan konsentrasi protein berat molekul rendah (kurang dari 40.000 dalton) berupa” light chain immunoglobulin”

• Jenis proteinuria ini sering ditemukan pada beberapa penyakit seperti mieloma,amiloidosis,makroglobulinemia

• Di klinik jenis proteinuria ini dikenal sebagia Bence Jone Proteinuria

Page 18: Urinalisa

2. Proteinuria klinik

• Proteinuria klinik dapat ditentukan dengan pemeriksaan semi kwantatif misal uji Bang dan Albustix

• Pemeriksaan kwantatif proteinuria per hari dengan uji Esbach atau biuret

• Proteinuria klinik antara 1-5 gr per hari dapat ditemukan pada banyak penyakit ginjal

• Proteinuria lebih gr per hari, sellau berhubungan dengan sindrom nefrotik.

Misal :

a. Glomerunefritis idiopati dengan histopatologi ginjal

b. Glomerulonefritis sekunder :

- obat-obatan (penisiline,katopril,NSAIDs)

- Infeksi (malaria,sifilis,HBV)

- Penyakit sistemik (diabetes,lupus,amiloid)

- Preeklampsi

Page 19: Urinalisa

• Pada Glomerulonefritis kronis dengan gambaran klinik sindrom nefrotik,ekskresi proteinuria menurun sesuai dengan memburuknya faal ginjal laju filtrasi glomerulus.

• Sebaliknya pada nefropati diabetik dan hipertensi essensial tidak terdapat penurunan eksresi proteinuria.

• Gambaran klinik ini sangat penting untuk evaluasi gagal ginjal kronis pasien dewasa

• Bila pasien gagal ginjal kronis dan terminal disertai proteinuria masif, diduga berhubungan dengan diabetes mellitus.

Page 20: Urinalisa

2. Glukosa

glukosuria dibuktikan cara spesifik menggunakan enzim glukosa-oxsidasa merintis serentetan reaksi berakhir dengan perubahan warna dalam reagean yang digunakan

Normal :

- Benedict : (-)/ tetap biru jernih atau sedikit kehijau-hijauan dan agak keruh

Glikosuria

• Glikosuria disertai hiperglikemia dicurigai DM,tetapi tanpa hiperglikemia sering ditemukan pada beberapa penyakit ginjal tertentu

• Glikosuria tanpa hiperglikemia dittemukan pada sindrom nefrotik, kelainan kongenital tubulus (glikosuria renal) dan sindrom tubular.

Page 21: Urinalisa

3. Bilirubin

keadaan patologi adanya bilirubin dalam urin.

- Percobaan busa

- Percobaan harrison

- Modifikasi percobaan harrison dengan potongan kertas saring

- Carik celup

4. Uribilinogen

- Wallace dan diamond

- Cara carik celup

Page 22: Urinalisa

5. Urobilin

- Cara schlesinger menggunakan larutan zincasetat atau zinchlorida yang jenuh dalam alkohol 95%