update on massive transfusion-bja 2013

71
BAGIAN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI FAKULTAS KEDOKTERAN Journal Reading UNIVERSITAS HASANUDDIN Januari 2014 HAL TERBARU PADA TRANSFUSI MASIF (Pham HP, Shaz BH. Update on massive transfusion. Br J Anaesth 2013; 111 (Suppl. 1): i71-i82) OLEH: Yuritsa Leonard C 111 09 267 PEMBIMBING: dr. Hermawan KONSULEN ANESTESI: dr. Syafruddin Gaus, Ph.D, Sp.An-KMN-KNA DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Upload: yuritsa-leonard

Post on 29-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Page 1: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

BAGIAN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI FAKULTAS KEDOKTERAN Journal ReadingUNIVERSITAS HASANUDDIN Januari 2014

HAL TERBARU PADA TRANSFUSI MASIF(Pham HP, Shaz BH. Update on massive transfusion. Br J Anaesth 2013; 111 (Suppl. 1): i71-i82)

OLEH:Yuritsa Leonard

C 111 09 267PEMBIMBING:dr. Hermawan

KONSULEN ANESTESI:dr. Syafruddin Gaus, Ph.D, Sp.An-KMN-KNA

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA

BAGIAN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

Page 2: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pendahuluan

• Manajemen pasien yg membutuhkan transfusi masif (TM) sangat menantang.

• Di samping manajemen klinik & asuhan keperawatan yg baik, diperlukan kolaborasi serta komunikasi yg efektif antara tim klinik & pelayan medis transfusi.

Page 3: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pendahuluan

• Strategi optimal untuk mencapai tujuan: protokol TM (PTM), melatih potensi klinisi & pengembangan pelayanan laboratorium sehingga siap saat pasien membutuhkan TM

• Tinjauan ini berfokus pada manajemen transfusi darah dgn menggunakan PTM.

• Diskusi membahas pasien trauma, manajemen perdarahan masif dari berbagai etiolgi.

Page 4: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Definisi

• Transfusi masif (TM) adalah transfusi produk darah dengan volume yg banyak pada suatu periode singkat pada pasien yg mengalami perdarahan berat atau perdarahan yg tidak terkontrol

Page 5: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Definisi

Tiga definisi TM yang umum digunakan pada pasien dewasa meliputi:

1. Transfusi ≥ 10 unit sel darah merah (RBC), yg mendekati volume total darah (TBV) (Tabel 1)

2. Transfusi > 4 unit RBC dalam 1 jam dgn pengawasan ketat akan kebutuhan dukungan produk darah, dan

3. Penggantian > 50 % dari TBV oleh produk darah kurang dari 3 jam

Page 6: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Definisi

Pasien Gemuk Kurus Normal Muscular

Laki-laki 60 65 70 75

Wanita 55 60 65 70

Tabel 1. Estimasi TBV: TBV untuk dewasa menggunakan Gilcher’s rule of five dalam volume darah (ml kg-1 BB)

Page 7: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Definisi

Diab dkk menunjukkan definisi TM dalam populasi pediatrik:

1. Transfusi >100% TBV dalam 24 jam2. Diperlukan transfusi untuk menggantikan

perdarahan yg sedang berlangsung >10% TBV min-1, dan

3. Penggantian >50% TBV dgn produk darah dalam 3 jam

Page 8: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Definisi

Pasien Estimasi TBV (ml kg-1 BB)Neonatus (0-4 kg) 85Infant (5-9 kg) 85Anak muda (10-24 kg) 75Anak tua (25-49 kg) 70Dewasa (≥ 50 kg) Menggunakan Gilcher’s rule of five pada tabel 1

Tabel 2. Estimasi TBV: TBV untuk pediatrik (ml kg-1 BB)

Page 9: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Epidemiologi TM

• Kebutuhan TM muncul dlm berbagai keadaan klinik: trauma, obstetri & operasi mayor

• Trauma: penyebab kematian keempat di USA• Menurut Center for Disease Control and

Prevention, luka akibat trauma berjumlah lebih dari 120.000 kematian tahun 2010.

• 40% trauma yg menyebabkan kematian dikarenakan perdarahan yg tdk terkontrol.

Page 10: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Epidemiologi TM

• Menurut trauma center akibat luka trauma, sekitar 10% pasien dari kalangan militer & 5% pasien sipil membutuhkan TM.

• Sembilan puluh sembilan persen pasien menerima <10 unit RBC dlm 24 jam pertama, sekitar 60% pasien yg mendapat >10 unit RBC dlm 24 jam pertama.

Page 11: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Epidemiologi TM

• Pada pasien obstetri, perdarahan masif: penyebab paling sering untuk terjadinya syok dan penyebab nomor satu kematian maternal di dunia.

• Pemberian TM: perdarahan GI, operasi mayor; seperti operasi jantung, tulang belakang, hepar dan transplantasi multiviseral.

Page 12: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Perubahan Patofisiologi Karena Perdarahan Masif & Transfusi

• Gangguan hemostatik berhubungan dgn trauma yg menginduksi awal terjadinya koagulopati/ early trauma-induced of trauma (ETIC, juga disebut trauma koagulopati akut), produksi transfusi darah, dan infus kristaloid.

• ETIC dihubungkan dgn antikoagulan sistemik dan hiperfibrinolisis.

Page 13: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Perubahan Patofisiologi Karena Perdarahan Masif Dan Transfusi

• Kerusakan jaringan (trauma/pembedahan) mengaktifkan sistem faktor jaringan & lokal→ mengaktifkan jalur koagulopati→ koagulopati masif→ memicu penyebaran sindrom koagulopati intravaskuler.

• Hipoperfusi dari perdarahan masif mengekspresikan trombomodulin pd sel endothelial

Page 14: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Perubahan Patofisiologi Karena Perdarahan Masif Dan Transfusi

• Thrombin-trombomodulin mengaktifkan protein C, mengurangi koagulopati dgn menghambat aktivasi faktor V dan VIII serta meningkatkan fibrinolisis dgn mengurangi plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) & mempercepat formasi plasmin

Page 15: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Perubahan Patofisiologi Karena Perdarahan Masif Dan Transfusi

• Pengalihan thrombin dari pembelahan plasmin (untuk formasi bekuan) menjadi ikatan trombomodulin juga mengurangi aktifasi thrombin-activatable fibrinolysis inhibitor (TAFI)→ hiperfibrinolisis

• Hasil akhir dari kompleks ini : koagulopati akut dan hiperfibrinolisis

Page 16: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Perubahan Patofisiologi Karena Perdarahan Masif & Transfusi

• ETIC dan hiperfibrinolisis→ koagulopati yg merupakan hasil dari cairan infus kristaloid, produksi darah, dan anemia berat.

• Pemberian unit RBC tanpa faktor pembekuan atau platelet selama TM → kerusakan haemostasis dari hemodilusi & gangguan metabolik (asidosis, hipokalemia dan hipotermia).

Page 17: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Perubahan Patofisiologi Karena Perdarahan Masif & Transfusi

Gambar 1. Patogenesis abnormalitas hemostatis pada TM. Dilusi koagulopati, aktifasi mediator inflamasi, hiperfibrinolisis, trombositopati, dan abnormalitas metabolik (hipotermi, hipokalemi, dan asidosis), semua berkontribusi dalam patogenesis abnormalitas hemostatis pada perdarahan masif.

Koagulopati

Asidosis

Trauma berat Perdarahan Hipoksia Jaringan

Hipotermi

Infus koloid & kristaloid

Transfusi RBC masif

Dilusi faktor koagulasi & platelet

Page 18: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Prediksi TM

1. hemoglobin2. keletihan3. tekanan arteri sistol4. heart rate

5. adanya cairan bebas intra-abdominal

6. fraktur kompleks7. jenis kelamin

Trauma Associated Severe Hemorrhage (TASH)- mengunakan tujuh skor

untuk memprediksi kebutuhan TM (penelitian menggunakan 10 atau lebih unit RBC dalam 24 jam).

Page 19: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Prediksi TM

Nunez dkk menunjukkan parameter:1. adanya trauma penetrasi2. tekanan arteri sistolik <90 mmHg3. heart rate >120x/menit4. fokus positif USG abdominal untuk trauma

Dua dari empat parameter bernilai positif, membutuhkan pemberian TM.

Page 20: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Manajemen Klinik TM

• Pasien yg mendapat TM penting untuk mempertahankan aliran darah yg adekuat utk oksigenasi jaringan organ vital.

• Produksi darah diberikan setelah 2 L cairan resusitasi, biasanya merujuk pada hasil laboratorium hemoglobin >10 g/dl, platelet >50.000/µl, dan INR ≤ 1.5.

Page 21: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Manajemen Klinik TM

• Komponen terapi di USA menyarankan menggunakan RBC, plasma & platelet dgn perbandingan 1:1:1, 645 ml dapat menghasilkan HCT 29%, aktivitas faktor koagulopati 65%, dan PLT 90.000/µl.

Page 22: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Manajemen Klinik TM

• RBC: plasma : platelet dgn perbandingan 1:1:1 → usulan pertama pada pasien militer Amerika

• Rasio 1:1:1 menyerupai darah lengkap, yg membantu pencegahan ETIC.

• Penelitian pada pasien yg menerima TM di RS Amerika→pengurangan mortalitas 66%→19 % ketika rasio RBC:plasma diturunkan 8:1 → 2:1

Page 23: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Manajemen Klinik TM

• Penelitian Prospective Observational Multicenter Major Trauma Transfusion (PROMMT) menunjukkan perbaikan mortalitas di rumah sakit dgn memberikan RBC: plasma dan RBC: platelet dgn rasio <2:1 dalam 6 jam pertama

Page 24: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Protokol Transfusi Masif (PTM)

• PTM memfasilitasi komunikasi antara pelayanan yang berbeda (trauma, perawatan, transfusi medis, dan laboratorium), mencegah keterlambatan klinik, tes laboratorium dan hasil produk darah transfusi.

• PTM memperbaiki kelangsungan hidup pasien, mengurangi angka kerusakan organ serta komplikasi post trauma.

Page 25: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Protokol Transfusi Masif (PTM)

• Komponen pemantauan PTM:– Kapan & kepada siapa inisiasi PTM diberikan– Pemberitahuan pelayanan transfusi, mengenai lab

mulai & berhentinya PTM– Algoritma tes lab (PT, aPTT, level fibrinogen, gas

darah, pemeriksaan darah lengkap) & TEG– Persiapan dan pengiriman produksi darah (contoh:

pengemasan transfusi)– Kebutuhan pasien yg lain (seperti darah hangat,

perhatian perawatan)

Page 26: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Protokol Transfusi Masif (PTM)

Penelitian Paket 1 Paket 2 Paket 3 Pendapat Cotton dkk 10 unit RBC

4 unit plasma AB2 unit SDP

6 unit RBC4 unit plasma2 unit SDP

Ulangan paket 2 Kryo akan diberikan jika ada permintaan dokter

Dente dkk 6 unit RBC6 unit plasma AB

6 unit RBC6 unit plasma1 unit SDP

6 unit RBC6 unit plasma10 unit kryo

rFVIIa akan dipertimbangkan jika ada permintaan dokter

Tabel 3. Contoh PTM orang dewasa. Modifikasi dari tabel 2 pada Chusing dan Shaz dgn izin dari Minerva Anestesi Ologica, Edizioni Minerva Medica S.p.A. RBC, sel darah merah, SDP, single donor platelet , Kryo, kryopresipitat, rFVIIa, rekombinan aktiVasi faktor VII, darah tipe AB

Page 27: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Protokol Transfusi Masif (PTM)Penelitian Paket 1 Paket 2 Paket 3 Pendapat

O’Keeffe dkk

5 unit RBC2 unit plasma AB

5 unit RBC2 unit plasma1 unit SDP

5 unit RBC2 unit plasma10 unit kryo rFVIIa

Nunez dkk 10 unit RBC6 unit plasma AB2 unit SDP

Ulangan paket 1 Ulangan paket 1

Riskin dkk 6 unit RBC4 unit plasma1 unit SDP

Ulangan paket 1 Ulangan paket 1 rFVIIa akan dipertimbangkan setelah 2 kali pemberian produk darah

Page 28: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Protokol Transfusi Masif (PTM)

• Pasien obstetri dg perdarahan harus dipantau level fibrinogennya, krn jika fibrinogen >400 mg/dl tdk dpt mengatasi perdarahan post partum.

• Data dari neurology and cardiac surgery : peningkatan kecenderungan perdarahan jika level fibrinogen <150-200 mg/dl.

Page 29: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Protokol Transfusi Masif (PTM)

• Monitoring level fibrinogen, transfusi awal konsentrasi fibrinogen atau kryopresipitat dpt memberikan potensi perbaikan.

• Penelitian terbaru pd pasien militer di Iraq & Afganistan, transfusi darah lengkap dibandingkan dg RBC, plasma, dan platelet → mengurangi udem paru & jaringan, terjadi penurunan waktu ventilasi yg baik.

Page 30: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Protokol Transfusi Masif (PTM)

• Analisis retrospektif: pasien yg menerima darah lengkap segar sekaligus komponen terapi memiliki outcome yg lebih baik dibandingkan dgn yg menerima hanya satu komponen terapi

• Hal yg perlu diperhatikan: transmisi infeksi transfusi & hubungan transfusi yg diberikan dgn penyakit pada host.

Page 31: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

PTM Pediatrik

• Dua penelitian PTM pediatrik tdk menunjukkan perbaikan mortalitas pd grup yg menerima produk darah menurut institusi PTM .

• Hasil kedua penelitian ini mungkin krn jumlah sampel yg kecil, pelaksanaan PTM yg meningkatkan rasio plasma: RBC dpt dikerjakan dgn mudah pd pasien pediatrik.

Page 32: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

PTM Pediatrik

Paket RBC Plasma Platelet Kryo

Neonatus (0-4 kg)Rilis darurat2345

½ unit½ unit½ unit½ unit½ unit

½ unit½ unit½ unit½ unit

2 unit (3 unit*) 2 unit (3 unit*)

2 unit (1 unit*) 2 unit (1 unit*)

Bayi (5-9 kg)Rilis darurat2345

1 unit1 unit1 unit1 unit1 unit

1 unit1 unit1 unit1 unit

3 unit 3 unit

3 unit (2 unit*) 3 unit (2 unit*)

Tabel 4. Contoh PTM pada pediatrik. Modifikasi dari Tabel 2 pada Diab et al, dengan izin dari British Journal of Haemotology,John Wiley dan Sons. *Perbedaan dari protokol Diab dkk dibandingkan dengan protokol dari Hendrickson dkk. Protokol Hendrickson dkk tidak berisi paket rilis darurat. RBC,sel darah merah; Kryo, kryopresipitat

Page 33: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

PTM PediatrikPaket RBC Plasma Platelet Kryo

Anak lebih muda (10-24 kg)Rilis darurat2345

2 unit2 unit2 unit2 unit2 unit

2 unit2 unit2 unit2 unit

4 unit (6 unit) 4 unit (6 unit)

4 unit 4 unit

Anak lebih tua (25-49 kg)Rilis darurat2345

3 unit3 unit3 unit3 unit3 unit

3 unit3 unit3 unit3 unit

6 unit 6 unit

6 unit 6 unit

RemajaRilis darurat2345

5 unit5 unit5 unit5 unit5 unit

5 unit5 unit5 unit5 unit

6 unit 6 unit

8 unit 8 unit

Page 34: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Pengembangan PTM merupakan hal penting untuk mengatasi kedaruratan dan pegiriman produk darah.

• Protokol untuk pemberian sel darah merah D-positif kpd pasien D-negatif atau pasien yang tidak diketahui, pemberian plasma ABO- kompatibel dan administrasi antigen positif atau sel darah merah yg belum diuji pd pasien dgn alloantibody sel darah merah .

Page 35: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Penting untuk mengikuti protokol identifikasi pasien untuk menghindari kesalahan transfusi ABO inkompatibel.

• Pada saat trauma, kehilangan darah yg berlebihan→ diperlukan transfusi sebelum dilakukan tes pre-transfusi .

• Sel darah merah O & plasma AB harus diberikan sampai golongan darah pasien dpt ditentukan.

Page 36: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Penggunaan plasma A pd pasien trauma yg membutuhkan transfusi plasma darurat tdk menimbulkan peningkatan terjadinya mortalitas atau komplikasi (reaksi hemolitik).

• Penting untuk memeriksa sampel pasien sesegera mungkin setelah pasien masuk sehingga produk - jenis tertentu dpt diberikan bila tersedia .

Page 37: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Hal ini membantu dlm mempersiapkan sel darah merah O, plasma AB & meminimalkan potensi kesalahan pengetikan.

• Namun, jika produk-tipe tertentu diberikan , langkah-langkah identifikasi pasien yg adekuat harus dilakukan untuk memastikan kesalahan transfusi ABO tidak terjadi .

Page 38: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Frekuensi pembentukan anti-D setelah transfusi produk darah D-positif kpd pasien D-negatif adalah 20 % untuk sel darah merah & < 4 % untuk trombosit.

• Penting mencegah formasi anti-D pada wanita subur krn potensi anti-D dpt menyebabkan penyakit hemolitik pada janin & bayi baru lahir di masa kehamilan .

• Wanita usia subur harus menerima sel darah merah D-negatif .

Page 39: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Institusi harus memiliki kebijakan dlm menentukan penggunaan produk D-positif pada pasien D-negatif, termasuk penggunaan produk D-positif untuk pria & wanita setelah usia subur (biasanya >50 tahun) & setelah beberapa set RBC unit D-negatif .

• Imunglobulin Rh (RhIG) dianggap dpt mencegah anti-D alloimunisasi pd pasien D–negatif yg menerima darah D–positif.

Page 40: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Praktek pemberian RhIG jadi lebih umum ketika trombosit D-positif yg diberikan kepada pasien D-negatif.

• Risiko hemolisis harus dipertimbangkan terhadap manfaat untuk mencegah alloimmunisasi, terutama ketika RhIG diberikan kpd pasien yg menerima > 1 atau 2 unit RBC D-positif .

Page 41: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Pertimbangan penting lainnya adalah ketersediaan unit plasma yang dicairkan untuk pasien yang memerlukan TM .

• Dibutuhkan sekitar 20 menit untuk mencairkan plasma beku .

• Kelancaran transfusi plasma pada pasien yg membutuhkan TM →berkurangnya kebutuhan transfusi dan kematian .

Page 42: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Dlm rangka memfasilitasi transfusi plasma sbg proses awal resusitasi, bnyk institusi menyimpan beberapa unit plasma yg dicairkan utk digunakan .

• Banyak pasien trauma dengan golongan darah yang tidak diketahui → plasma AB harus siap (donor universal).

Page 43: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Plasma AB langka krn hanya 4 % dari populasi adalah kelompok AB. Plasma yg dicairkan , hanya dpt disimpan selama 5 hari .

• Beberapa institusi menggunakan grup plasma A (beberapa dengan titer anti-B < 100 ) selama awal transfusi plasma sambil menunggu jenis ABO pasien serta plasma B & O yg dicairkan untuk permintaan plasma berikutnya.

Page 44: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Plasma AB cair yg diawetkan dlm sitrat - fosfat – dekstrosa dpt bertahan selama 26 hari.

• Kelemahan dlm menggunakan plasma cair: adanya limfosit dan RBC pd setiap unit & tingkat faktor rendah →mengarah ke risiko yang berhubungan dengan transfusi graft vs host disease & mungkin sensitisasi D jika transfusi D yang tidak kompatibel diberikan .

Page 45: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pertimbangan Untuk Pengembangan PTM

• Goodnough dkk menyarankan menggunakan iradiasi plasma cair sbg bagian dari PTM untuk memungkinkan ketersediaan plasma bagi pasien yg membutuhkan TM .

• Pilihan berapa banyak plasma , jenis darah yg dicampur & jenis plasma yg mana tergantung pd kemampuan institusi & kebutuhan transfusi.

Page 46: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengobatan Alternatif dalam PTM

• Rekombinan faktor VII yang teraktivasi (rFVIIa) untuk mengobati perdarahan pada pasien dengan defisiensi faktor VII kongential & pasien dgn hemofilia A atau B.

• Penelitian pada pasien trauma atau yg akan dioperasi, rFVIIa tidak menunjukkan perbaikan pada hasil akhir.

Page 47: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengobatan Alternatif dalam PTM

• rFVIIa telah dihubungkan dengan resiko trombotik.

• rFVIIa sebagai terapi adjuvan, harus diberikan sesegera mungkin pada saat hemostasis belum banyak mengalami kompensasi.

Page 48: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengobatan Alternatif dalam PTM

• Prothrombin complex concentrate (PCC) untuk mengobati penyakit koagulasi kongenital & untuk pasien dgn perdarahan aktif atau yg sedang menjalani prosedur urgensi.

• PCC mengandung faktor II, VII, IX ,X, protein C dan S, dgn variasi beberapa fraktor.

Page 49: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengobatan Alternatif dalam PTM

• Belum ada penelitian acak terkontrol untuk mengevaluasi efek & keamanan PCC pd pasien dgn perdarahan masif.

• PCC mungkin berhubungan dgn resiko thromboembolik seperti terlihat pada percobaan hewan.

• Konsentrasi fibrinogen dpt mengurangi perdarahan peri-operatif & kebutuhan transfusi.

Page 50: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengobatan Alternatif dalam PTM

• Konsentrasi fibrinogen dikombinasikan dgn PCC menunjukkan penurunan kebutuhan transfusi & kematian pada pasien trauma.

• Agen antifibrinolitik, seperti asam traneksamat (TXA), mengurangi mortalitas, terutama jika diberikan pada awal proses resusitasi (< 3jam sejak kecelakaan hingga pengobatan, lebih baik < 1 jam sejak kecelakaan)

Page 51: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengobatan Alternatif dalam PTM

• Penelitan MATTER: pasien luka berat yg menggunakan TXA, angka mortalitas pada kelompok pasien dgn TXA lebih rendah dari pada kelompok yg tdk menggunakan TXA

• TXA juga mengurangi perdarahan pada saat sectio caesaria & resiko progresi dari perdarahan postpartum

Page 52: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengobatan Alternatif dalam PTM

• TXA mengurangi perdarahan pada pasien pediatrik saat operasi jantung & skoliosis.

• Oleh karena itu, direkomendasikan TXA untuk menjadi bagian dari proses awal resusitasi.

Page 53: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengamatan Laboratorium Selama PTM

• PTM memerlukan bantuan adekuat dari lab untuk kapasitas penyuplai oksigen, hemostasis dan status metabolik untuk mengoreksi abnormalitas.

• Hasil laboratorium dpt digunakan untuk menangani kebutuhan PTM.

• Contoh: jika pasien memiliki angka fibrinogen yang rendah selama perawatan intensif, peningkatan kryopresipitat atau penggunaan konsentrat fibrinogen: indikasi selama PTM.

Page 54: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengamatan Laboratorium Selama PTM

• Panel metabolik harus digunakan untuk mengawasi abnormalitas metabolik selama TM, seperti hiperkalemia & hipokalemia.

• Penelusuran analisa gas darah juga membantu untuk mengawasi oksigenasi.

• Tidak ada pengujian koagulasi tervalidasi yg dpt mendeteksi secara akurat koagulopati pasien dgn perdarahan masif pada waktu yg tepat.

Page 55: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengamatan Laboratorium Selama PTM

• Pemeriksaan koagulasi konvensional,seperti PT, APTT & level fibrinogen, tidak tersedia pada waktu yg sesungguhnya.

• Tes ini tidak dapat mendeteksi beberapa abnormlitas hemostasis, seperti disfungsi platelet, hiperfibrinolisis, dan defisiensi faktor XIII.

Page 56: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengamatan Laboratorium Selama PTM

• Tes ini juga tidak mengukur kontribusi relatif dari faktor pro-koagulan dan anti-koagulan.

• Tes ini harus ditinjau kembali untuk membantu dlm memperbaiki abnormalitas yg terjadi selama resusitasi dan untuk mengembangkan institusi PTM.

Page 57: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengamatan Laboratorium Selama PTM

• Tes hemostasis, seperti thromboembolastografy (TEG) dan rotasional thromboelastometri (ROTEM), lebih baik dlm menangani koagulopati pada pasien TM. Tes ini memperlihatkan klinisi representasi grafis dari proses koagulasi.

• Parameter yg diperoleh dari TEG /ROTEM dapat menyediakan ukuran kuantitatif masing-masing komponen dari proses hemostatik pasien dewasa .

Page 58: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengamatan Laboratorium Selama PTM

• Penggunaan TEG/ROTEM memberikan informasi untuk memandu terapi komponen darah di waktu yg tepat.

• Keuntungan menggunakan TEG/ROTEM: pertama perputaran waktu untuk tes ini lebih pendek dibandingkan dg tes konvensional (15-30 menit), tes ini dpt dikombinasi dgn penilaian klinis untuk proses pengambilan keputusan.

Page 59: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengamatan Laboratorium Selama PTM

• Kedua , tes ini dpt mendeteksi hiperfibrinolisis, komponen penting dari kelainan hemostatik pada pasien dgn TM yg tdk dpt dideteksi oleh tes PT & aPTT.

• Ketiga, tes darah menilai semua fase koagulasi, seperti kontribusi trombosit untuk hemostasis primer & faktor XIII untuk cross-linking bekuan fibrin .

Page 60: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Pengamatan Laboratorium Selama PTM

• Keempat, TEG / ROTEM dapat dilakukan pada suhu pasien yg sebenarnya, membuatnya lebih sensitif untuk mendeteksi koagulopati krn hipotermia .

• TEG/ROTEM telah terbukti mengurangi kebutuhan TM pada pasien yg menjalani operasi transplantasi jantung dan hati.

Page 61: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Komplikasi dari TM

• Pasien anak-anak, pasien dgn gangguan jantung, hati, dan ginjal, pasien yg lebih tua lebih berisiko untuk mengalami komplikasi.

• Potensi risiko lain adalah penggunaan sel darah merah yang disimpan.

• Penelitian meta-analisis baru-baru ini efek dari penggunaa unit RBC yang lebih lama disimpan berhubungan dengan peningkatan mortalitas

Page 62: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Komplikasi dari TMTabel 6. Komplikasi dari TM. Modifikasi dari tabel 1 dalam Diab dkk, dengan izin dari

British Journal of Haemotology,John Wiley dan Sons. Efek Samping Komentar dan pengobatan potensialReaksi transfusiAlergi

Reaksi transfusi hemolitik (akut dan tertunda)

Reaksi demam transfusi non hemolitik

Dari urtikari simpel hingga anafilaksis. Steroid dan dipenhidramin dapat diberikan pada pasien alergi transfusi

Dapat dikurangi dengan memberikan RBC grup O dan plasma AB untuk keadaan darurat pada produk darah.

Diagnosis terpisah

Page 63: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Komplikasi dari TMEfek Samping Komentar dan pengobatan potensial

Reaksi imunologisTransfusi berkaitan dengan penyakit paru akut (TRALI)

Transfusi berhubungan dengan immunomodulasi (TRIM)

Transfusi berkaitan dengan penyakit graft vs host (Ta-GVHD)

Purpura post transfusi (PTP)

Insiden dapat dikurangi dengan transfusi plasma.

Dapat disebabkan oleh peningkatan resiko oleh infeksi bakteri.

Iradiasi dari produk sel darah pada pasien dengan resiko (neonatus dan pasien immunosupresi) untuk mencegah Ta-GVHD.

Dapat diobati dengan infuse IVIg, steroid, atau penggantian plasma.

Page 64: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Komplikasi dari TMEfek Samping Komentar dan pengobatan potensialKomplikasi metabolikHipokalsemia

Hipomagnesemia

Hiperkalemia

Karena kelebihan sitrat dari transfusi produk darah yang berdekatan. Neonatus dan pasien dengan penyakit liver beresiko untuk hipokalsemi. Pengawasan kalsium terionisasi dan dikoreksi jika dibutuhkan.

Karena volume magnesium yang kurang dan kelebihan sitrat. Pengawasan magnesium terionisasi dan dikoreksi jika dibutuhkan.

Karena hemolisis dari penyimpanan RBC, iradiasi atau keduanya. Neonatus dan pasien dengan penyakit jantung dan ginjal beresiko untuk hiperkalemia. Pengawasan level potassium dan dikoreksi jika diperlukan. RBC segar (<5-10 hari), iradiasi < 24 jam sebelum transfusi atau pencucian dapat menurunkan resiko

Page 65: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Komplikasi dari TMEfek Samping Komentar dan pengobatan potensialKomplikasi metabolikHipokalemia

Alkalosis metabolik

Asidosis

Hipotermia

Karena transfusi kembali RBC, melepaskan hormon stress, atau alkalosis metabolik. Pengawasan dan koreksi level potasium jika dibutuhkan

Karena sitrat yang berlebihan. Pengawasan status asam basal.

Karena hipoperfusi, disfungsi hepar dan sitrat yang berlebihan. Pengawasan status asam basal.

Karena infus cairan dan produk darah yang dingin, post operasi, menurunnya produksi panas, dan kontrol suhu rusak. Neonatus dan bayi yang beresiko tinggi. Penghangat darah harus digunakan

Page 66: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Komplikasi dari MTEfek Samping Komentar dan pengobatan potensialEfek Samping lainnyaDefek Hemostatik*

Infeksi

Transfusi- berkaitan dengan overload sirkulasi (TACO)*

Emboli udara

Hasil dari mekanisme kompleks (dibahas pada bagian patofisiologi)

Dapat disebabkan dari produk darah atau prosedur resusitasi lainnya, seperti pembedahan.

Harus dibedakan dari TRALI. Bayi dan pasien dengan penyakit jantung adalah resiko tinggi. Oksigen dan diuresis dpt digunakan

Komplikasi yg jarang terjadi. Instruksi dan protokol bagaimana mentransfusi secara cepat harus diikuti.

*Kejadian buruk terjadi, sehubungan dengan pemasukan jumlah darah yang banyak dalam periode yang singkat

Page 67: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Kesimpulan

• Manajemen optimal untuk pasien perdarahan masif: komunikasi yg efektif antara petugas transfusi dan petugas laboratorium serta tim klinis sangat penting.

• Penting untuk petugas pelayanan transfusi untuk mempersiapkan kebutuhan darah saat mengatur inventaris darah.

Page 68: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Kesimpulan

• PTM adalah pedoman yg berharga untuk institusi, terutama pada institusi yg aktif terjadi trauma, resiko tinggi kehamilan, operasi jantung atau pelayanan transplantasi

• PTM menetapkan alogaritme laboran untuk menggunakan pedoman transfusi & menfasilitasi komunikasi antara petugas transfusi & tim klinis.

Page 69: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Kesimpulan

• Instruksi asuhan perawat dan tugas petugas kesehatan harus sesuai protokol.

• Transfusi awal berupa platelet, plasma dan RBC untuk pasien trauma dengan rasio 1:1:1 bermanfaat dalam mengurangi mortalitas dan memberikan hasil akhir yg bagus pada pasien; meskipun penelitian kedepannya diperlukan untuk menentukan rasio yg optimal.

Page 70: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Kesimpulan

• TXA meningkatkan kelangsungan hidup pada penelitian acak yang dilakukan pada beberapa orang pada pasien dengan TM, dan demikian , harus digunakan selama proses resusitasi.

• Terdapat juga fakta: intervensi medis lainnya atau produk-produk seperti TEG/ROTEM dan PCC, dapat memperbaiki hasil akhir pasien jika dikombinasikan dgn PTM.

Page 71: Update on Massive Transfusion-BJA 2013

Kesimpulan

• Pedoman PTM sudah diubah dalam beberapa tahun terakhir & tampaknya akan dilanjutkan untuk perkembangan penelitian ke depannya selesai.

• Dibutuhkan klasifikasi ke depannya untuk rasio ideal dari produk darah, modifikasi untuk pasien spesifik & pencarian lainnya yg harus dilakukan pada pasien dg perdarahan masif.