upaya perusahaan minyak dalam mengurangi pemanasan global
TRANSCRIPT
![Page 1: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/1.jpg)
UPAYA PERUSAHAAN MINYAK DALAM
MENGURANGI PEMANASAN GLOBAL
Charles Turnip (07.03.3520)
Teknik Mesin - FTI – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Jl. Kalisahak 28, Yogyakarta 55222
18 Januari 2011
ABSTRAK
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena
peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca
(greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi
matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara,
berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas
CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Secara alamiah gas CO dapat juga terbentuk walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas
hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.
Emisi CO2 dapat berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti: batubara,
minyak bumi dan gas bumi, emisi dari industri semen dan konversi lahan. Berdasarkan data
dari Carbon Dioxide Information Analysis Center (2000) penggunaan bahan bakar fosil
merupakan sumber utama emisi CO2 didunia dan mencapai 74% dari total emisi. Konversi
lahan mempunyaikontribusi sebesar 24% dan industri semen sebesar 3%. Emisi CO2
merupakan bagian terbesar dari emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia dengan pangsa
sebesar hampir 70 % sedangkan gas lainnya sebesar 30 %.
Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan minyak dalam mengurangi dampak
pemanasan global adalah dengan cara reboisasi, pengembangan energi terbarukan dan
penguburan gas sisa pembakaran.
![Page 2: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/2.jpg)
I. Pendahuluan
Pemanasan global adalah suatu keadaan dimana suhu di permukaan bumi
menjadi lebih panas dibanding suhu normal. Pemanasan global hanya sebuah wacana
sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang pemanasan global adalah suatu
kenyataan yang harus dihadapi oleh seluruh umat manusia.
Gambar 1. Efek Rumah Kaca
Sumber : http://science.nationalgeographic.com/science/environment/global-
warming/gw-overview-interactive.html?nav=FEATURES
![Page 3: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/3.jpg)
Sumber : Mirza Satriawan, Ph.D ( Pemanasan Global Sebab dan
Solusi Fundamental )
Sudah banyak fakta-fakta yang menunjukkan bahwa pemanasan global telah
terjadi. Diantaranya banyaknya beruang kutub yang mati kelaparan di kutub utara, hal
ini terjadi dikarenakan menipisnya lapisan es sehingga mengakibatkan mereka
kesulitan mencari makanan. Penelitian menunjukkan bahwa banyak beruang kutub
yang tidak memiliki cukup banyak lapisan lemak tubuh untuk bertahan hidup. Selain
itu, Suku Inuit juga telah melihat banyaknya bongkahan-bongkahan es besar bahkan
gunung es menghilang secara tiba-tiba. Akan tetapi, hal yang tak kalah mengerikan
adalah terjadinya berbagai bencana alam di seluruh bagian bumi.
![Page 4: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/4.jpg)
Sumber : national snown and ice data center, Boulder CO
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena
peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca
(greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi
matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan
kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40
Celcius pada akhir abad 21.
Emisi CO2 dapat berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti: batubara,
minyak bumi dan gas bumi, emisi dari industri semen dan konversi lahan.
Berdasarkan data dari Carbon Dioxide Information Analysis Center (2000)
penggunaan bahan bakar fosil merupakan sumber utama emisi CO2 didunia dan
mencapai 74% dari total emisi. Konversi lahan mempunyaikontribusi sebesar 24%
![Page 5: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/5.jpg)
dan industri semen sebesar 3%. Emisi CO2 merupakan bagian terbesar dari emisi Gas
Rumah Kaca (GRK) di Indonesia dengan pangsa sebesar hampir 70 % sedangkan gas
lainnya sebesar 30 %. Berdasarkan laporan Komunikasi Nasional Pertama, sumber
utama emisi GRK adalah sektor energi dan sektor kehutanan. Sektor energi
mempunyai pangsa sebesar 46 % dari total emisi GRK yang berasal dari penggunaan
bahan bakar fosil pada bermacam-macam aktivitas seperti: produksi energi,
pengolahan energi dan juga pembakaran energi yang digunakan baik untuk
pembangkit listrik maupun untuk keperluan industri lainnya.
II. Landasan teori
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan juga tidak berasa. Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk dari salah
satu proses sebagai berikut:
a. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung
karbon.
b. Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu
tinggi.
c. Pada suhu tinggi, karbon dioksida terurai menjadi CO dan O
Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan
udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak
menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan
dengan daerah pedesaan. Secara alamiah gas CO dapat juga terbentuk walaupun
jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan
lain-lain.
Secara sederhana pembakaran karbon dalam minyak bakar terjadi melalui
beberapa tahap sebagai berikut :
![Page 6: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/6.jpg)
2C + O2 ——–> 2CO
2CO + O2 ——–> 2CO2
Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali lebih cepat daripada reaksi kedua,
oleh karena itu CO merupakan intermediat pada reaksi pembakaran tersebut dan
dapat merupakan produk akhir jika jumlah O2 tidak cukup untuk melangsungkan
reaksi kedua. CO juga dapat merupakan produk akhir meskipun jumlah oksigen di
dalam campuran pembakaran cukup, tetapi antara minyak bakar dan udara tidak
tercampur rata. Pencampuran yang tidak rata antara minyak bakar dengan udara
menghasilkan beberapa tempat yang kekurangan oksigen. Semakin rendah
perbandingan antara udara dengan minyak bakar, semakin tinggi jumlah karbon
monoksida yang dihasilkan.
Penyebaran gas CO di udara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk
daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya
sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pinggiran kota atau desa,
cemaran CO di udara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka di mana
belum ada bangunan di atasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal ini
disebabkan mikroorganisme yang ada di dalam tanah mampu menyerap gas CO yang
terdapat di udara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat
karena dipindahkan ke tempat lain.
Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan CO yang utama (sekitar
59,2%), maka daerah-daerah yang berpenduduk padat dengan lalu lintas ramai
memperlihatkan tingkat polusi CO yang tinggi. Konsentrasi CO di udara per waktu
dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan atau aktivitas kendaraan bermotor yang
ada. Semakin ramai kendaraan bermotor yang ada, semakin tinggi tingkat polusi CO
di udara.
![Page 7: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/7.jpg)
Konsentrasi CO di udara pada tempat tertentu dipengaruhi oleh kecepatan
emisi (pelepasan) CO di udara dan kecepatan dispersi dan pembersihan CO dari
udara. Pada daerah perkotaan kecepatan pembersihan CO dari udara sangat lambat,
oleh karena itu kecepatan dipersi dan pembersihan CO dari udara sangat menentukan
konsentrasi CO di udara.
Kecepatan dispersi dipengaruhi langsung oleh faktor-faktor meteorologi
seperti kecepatan dan arah angin, turbulensi udara, dan stabilitas atmosfer. Di kota-
kota besar, meskipun turbulensi ditimbulkan karena adanya kendaraan yang bergerak
dan aliran udara di atas dan di sekeliling bangunan, tetapi karena keterbatasan
ruangan maka gerakan udara sangat terbatas sehingga konsentrasi CO di udara dapat
meningkat.
III. Pembahasan
Perusahaan minyak merupakan salah satu produsen terbesar yang
mengakibatkan pemanasan global, Adapun sumbangan karbon inii lebih banyak
dilakukan olehnegara-negara industri, seperti Amerika Serikat, Cina dan negara-
negara Eropa, secara rinci sebagaimana tabel 1 berikut ;
![Page 8: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/8.jpg)
Oleh sebab itu sebagai tanggung jawab moral perusahaan-perusahaan minyak
melakukan beberapa upaya yang dilakukan guna mengurangi efek dari pemanasan
global. Diantaranya :
1. PetroChina Internasional Jabung Ltd
Perusahaan minyak dan gas (migas) di Kabupaten Tanjab Barat, Jambi,
PetroChina Internasional Jabung Ltd begitu peduli terhadap lingkungan di sekitar
lokasi pertambangannya. Terbukti, perusahaan itu ikut melakukan penanaman
hutan kembali (reboisasi) di wilayah Tanjab Barat. kepedulian Petrochina ikut
melakukan penanaman satu miliar pohon karena ingin ikut menurunkan emisi gas
rumah kaca sebesar 26 persen
2. Pertamina
Pertamina telah melakukan langkah nyata, yaitu memperbesar produksi minyak
dan gas buminya, baik di dalam maupun di luar negeri. Mencari cadangan baru
untuk menggantikan setiap barel yang diambil dari perut bumi. Termasuk
Pertamina mengembangkan panasbumi lewat PT Pertamina Geothermal Energy
(PGE). Semua diarahkan untuk mengamankan pasokan energi nasional sekarang
dan ke depan. Bahkan target produksi migas 1 juta boepd tahun 2015 adalah
antisipasi kebutuhan migas seiring ledakan jumlah penduduk yang mungkin
sudah lebih dari 300 juta orang pada tahun itu.
3. Norwegia, Denmark, prancis, dan amerika serikat
Teknologi dengan cara menguburkan sisa-sisa gas pembakaran ini telah dilakukan
oleh Eropa dan Amerika. Di laut Utara, Norwegia, perusahaan minak Norwegia
Statoil telah mengalirkan dan memompakan CO2 kebawah laut di kedalaman
1000 m dibawah dasar laut. Di Polandia, pabrik Recopol membuang gas CO2
kedalam tambang batu barat, dan di Denmark , proyek Castor bersama Badan
Perminyakan Perancis telah mengembangkan teknologi mengemas CO2.
![Page 9: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/9.jpg)
Sementara Amerika Serikat telah mengembangkan caranya sendiri untuk dapat
mengumpulkan gas CO2 dan menyimpannya disatu tempat penampungan,
demikian dikatakan Tom Shope , wakil menteri dari Departemen Energi AS.
4. Greenpeace
Untuk mengatasi kendala-kendala dalam meningkatkan energi terbarukan dan
membuat revolusi energi menjadi nyata di Indonesia, Greenpeace memberikan
saran atau rekomendasi sebagai berikut:
1. Terapkan suatu target sasaran hukum yang mengikat untuk energy
terbarukan.
2. Pinjaman jangka panjang untuk investasi sebagai suatu insentif untuk para
investor karena teknologi energi terbarukan memerlukan investasi yang
lebih tinggi dan keuntungan tidak akan bisa didapatkan secepatnya.
3. Peraturan-peraturan yang tegas dan terperinci mengenai bagaimana
caranya menerapkan proyek-proyek energi terbarukan untuk memperkecil
birokrasi dan menghindari penafsiran rancu untuk peraturan yang sudah
ada.
4. Perbaiki koordinasi di antara departemen-departemen pemerintah untuk
mengefektifkan proses implementasi dan membuat hal ini lebih mudah
untuk para investor asing untuk membantu membangun suatu industry
energi terbarukan
5. Perbaiki data base untuk sumber energi terbarukan (Greenpeace dan
EREC, 2007: 5).
IV. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang diperoleh ternyata banyak sekali penyebab pemanasan
global diantaranya :
1. Efek rumah kaca
2. Meningkatnya kadar CO2
![Page 10: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/10.jpg)
3. Bertambahnya emisi CO2
4. Berkurangnya absorber CO2
Baik perusahaan-perusahaan minyak maupun Negara berkembang yang
merupakan salah satu bagian dari penyebab pemanasan global ternyata melakukan
beberapa upaya dalam rangka mengurangi pemanasan global. Diantaranya :
1. PetroChina Internasional Jabung Ltd ( penanaman satu miliar pohon )
2. Pertamina ( pengembangan energy geothermal )
3. Norwegia, Denmark, prancis, dan amerika serikat (dengan cara menguburkan
sisa-sisa gas pembakaran )
4. Greenpeace ( kembangkan energy terbarukan )
![Page 11: Upaya Perusahaan Minyak Dalam Mengurangi Pemanasan Global](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/5571f95b49795991698f6434/html5/thumbnails/11.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Geografi, 2007, Pemanasan Global termuat di :
http://geo.ugm.ac.id/archives/category/artikel/pemanasan global/, diakses 02
oktober 2007.
Irawan, Dodi, 2010, ― Petrochina Peduli Hutan, Dukung Penanaman Satu Miliar
Pohon‖ termuat di : http://infojambi.com/v.1/headlines/12532-petrochina-
peduli-penanaman-satu-miliar-pohon/.html , diakses 03 desember 2010.
Satriawan, Mirza , ― Pemanasan Global Sebab dan Solusi Fundamental ―.
http://science.nationalgeographic.com/science/environment/global-warming/gw-
verview-interactive.html?nav=FEATURES