upaya perbaikan gizi dan media massa (februari 2015)
DESCRIPTION
Upaya Perbaikan Gizi dan Media Massa (Februari 2015)TRANSCRIPT
Atika Walujani Moedjiono Harian Kompas
Global Nutrition Report’s Roundtable Discussion
Bappenas
9 Februari 2015
Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan, prevalensi gizi buruk 5,7 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2007 dan 2010 yang 5,4 persen dan 4,9 persen. Adapun prevalensi gizi kurang naik dari 13 persen pada tahun 2007 dan 2010, menjadi 13,9 persen pada 2013. Prevalensi anak bertubuh pendek pada tahun 2007, 2010, dan 2013 masing-masing adalah 36,8 persen, 35,6 persen, dan 37,2 persen.
Contoh kasus gizi di lapangan
20.000 dari 61.000 anak balita Sikka, NTT, tumbuh pendek karena kekurangan gizi (30/10/2014)
Anak-anak di Desa Tunguwatu, Kepulauan Aru, menderita campak dan gizi buruk (8/10/2014): ketersediaan pangan dan air bersih
Aceh AKB meningkat. 25 persen karena berat badan lahir rendah, 30 persen akibat asfiksia, 10 persen ada kelainan congenital yang semua itu berakar pada kurang gizi dalam kandungan (29/1/2014)
Bahkan, di Jakarta ditemukan anak dengan gizi buruk (kasus Andri balita 2,5 tahun yang gagal mendapat PICU) (27/9/2014)
Media Massa Membawa misi bagi kehidupan yang menghargai kemanusiaan Bertanggung jawab, menghindari/mengurangi petaka bagi
masyarakat maupun individu Mengabarkan kebenaran, memiliki hati nurani, mandiri,
berpihak pada masyarakat, mampu memantau kekuasaan, melakukan verifikasi, membuat berita komprehensif dan proporsional, membuat suatu masalah menjadi menarik dan relevan, menyediakan tempat bagi masyarakat untuk saling mengkritik dan berkompromi (Kovach & Rosenstiel, 2001)
INTINYA: Melakukan diseminasi informasi bagi masyarakat Melakukan advokasi bagi pembuat kebijakan
Keunggulan media massa
Daya jangkau luas dibanding penyuluh tatap muka dalam upaya peningkatan pemahaman dan perubahan perilaku masyarakat
Menjangkau masyarakat yang sulit dijangkau penyuluh karena kesibukan warga, status ekonomi dsb
Bisa disimpan (cetak)
Mampu mempengaruhi opini masyarakat, meningkatkan kesadaran
Latar belakang wartawan menentukan bagaimana berita disajikan
Latar belakang pendidikan
Pengetahuan/tingkat pemahaman terhadap masalah yang dibahas
Minat
Agar bisa menjadi mitra
Perlu pelatihan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap suatu masalah
Asupan informasi oleh pelaksana program mengenai data, masalah yang dihadapi, kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana program
Kecukupan Gizi Berbagai pihak berperan:
Individu:
Gaya hidup
Pengetahuan masyarakat mengenai gizi dan pola makan yang baik dan benar (jenis makanan bergizi, gizi seimbang dsb)
Budaya (makanan tradisional daerah-daerah tertentu yang tinggi lemak, gula, dan kurang serat, jumlah makanan pokok setiap kali makan)
Pergeseran ke pola makan barat, dan junk food yang tidak sesuai dengan profil genetik penduduk di daerah tropis (meningkatkan PTM termasuk diabetes).
Kemampuan ekonomi
Pemerintah:
Pemahaman tentang kesehatan, manusia sebagai modal pembangunan, IPM
Komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat
Subsidi untuk pangan yang penting bagi kesehatan
Program makanan tambahan bagi anak rentan kurang gizi
Ketersediaan aneka ragam bahan pangan
Meningkatkan daya beli masyarakat
Dunia usaha:
Membantu penyediaan makanan bergizi dan terjangkau
Komposisi makanan olahan yang rendah kandungan lemak, gula dan garam
Bebas bakteri patogen, jamur, zat kimia berbahaya dsb
LSM:
Meningkatkan pemahaman masyarakat
Membantu masyarakat (bidang pertanian, koperasi , kesehatan, dsb)
Advokasi Bicara soal gizi tidak terlepas dari status kesehatan yang merupakan
salah satu tolok ukur IPM/HDI bersama pendidikan dan tingkat ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia selama bertahun-tahun belum beranjak dari medium human development
Tahun 2011 IPM Indonesia di peringkat 124 dari 174 negara disurvei. Tahun 2014 naik ke peringkat 108 dari 187 negara yang disurvei.
IPM perlu menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan di pusat dan daerah.
Gizi terkait erat dengan kesehatan manusia yang menjadi modal pembangunan
Malnutrisi : Gizi kurang menimbulkan stunting (pendek, kerdil), kapabilitas dan kecerdasan
rendah, mudah terserang penyakit menular.
Gizi lebih berpotensi meningkatkan obesitas dan penyakit tidak menular
Pada gilirannya akan meningkatkan kesakitan dan membebani sistem jaminan kesehatan (JKN)
Kebutuhan APBN dan APBD meningkat untuk penerima bantuan iuran.
Terima Kasih