upaya peningkatan hasil pembelajaran lempar

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 /2010 SKRIPSI Oleh : PURWO ADI SANYOTO K5606046 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: lykhue

Post on 13-Jan-2017

234 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING

GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN

BERMAIN PADA SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 3 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009 /2010

SKRIPSI

Oleh :

PURWO ADI SANYOTO

K5606046

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 3 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009 /2010

Oleh : PURWO ADI SANYOTO

K5606046

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A 2010

Page 3: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 30 Juli 2010

Pembimbing I

Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes. NIP. 19620518 198702 1 001

Pembimbing II

Slamet Widodo, S.Pd,M.Or NIP.19711228 200312 1 001

Page 4: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 2 Agustus 2010

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Agustyanto, M.Pd __________________

Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or __________________

Anggota I : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes __________________

Anggota II : Slamet Widodo, S.Pd, M.Or __________________

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001

Page 5: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Purwo Adi Sanyoto. UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

lempar lembing gaya hop melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X 9 SMA

Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X.9 SMA Negeri 3 Surakarta, tahun

ajaran 2009 / 2010 berjumlah 34 orang yang terdiri atas 20 siswa putri dan 14

siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaian hasil

belajar lempar lembing gaya hop. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif

dengan prosentase.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa: pembelajaran

dengan pendekatan bermain, dapat meningkatkan hasil belajar lempar lembing

gaya hop pada siswa kelas X.9 SMA Negeri 3 Surakarta. Dari hasil analisis yang

diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. hasil belajar

lempar lembing gaya hop pada siklus I dalam kategori tuntas adalah 47,04%

jumlah siswa yang tuntas adalah 16 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan

prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 92,73%, sedangkan

siswa yang tuntas 33 siswa.

Page 6: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Purwo Adi Sanyoto. THE STRATEGY TO IMPROVE LEARNING ACHIEVEMENT ON HOP STYLE OF JAVELIN THROWING APPROACHED BY GAME LEARNING AT THE X 9 GRADE IN SMA NEGERI 3 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR 2009 / 2010. Skripsi, Surakarta: Education Faculty, Sebelas Maret University Surakarta, July. 2010.

The objective of this research is to know the improvement of learning

achievement of hop style javelin throwing by game learning at the X 9 grade in

SMA Negeri 3 Surakarta in the academic year 2009/2010.

This research used the Class Action Research (CAR) method. The data

source for this research is the students of X 9 grade in SMA Negeri 3 Surakarta,

academic year 2009/2010, amount 34 students which consists of 20 girls and 14

boys. The data collection technique is by observation and hop style javelin

throwing learning achievement valuation. The data analysis technique used in this

research is descriptive based on quantitative analysis by percentage.

Based on the research results, it is concluded that: study by game approach

can improve learning achievement on hop style javelin throwing at the X 9 grade

students of SMA Negeri 3 Surakarta. From the analysis results, a significant

improvement from cycle I and cycle II, hop style javelin throwing learning

achievement on cycle I in pass category is 47,04 %, total students are 16 students.

On cycle II the improvement on student learning achievement percentage in pass

category is 92,73 %, total students are 33 students.

Page 7: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

� Jangan berpikiran kamu harus menang tapi berpikirlah kamu tidak boleh

kalah.

(Penulis)

� Orang dikatakan hebat ababila mampu melawan kebiasaan buruk yang ada

pada dirinya.

(penulis)

� Bagaimana kamu ingkar kepada Allah,padahal kamu ( tadinnya ) mati,lalu Dia

menghidupkan kamu,kemidian Dia mematikan kamu lalu Dia mengidupkan

kamu kembali.Kemudian kepada –Nyalah kamu dikembalikan.

(Al Baqarah : 28 )

Page 8: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan Ibu Tersayang atas sumua perhatian dan bimbinganya

Mbak mul,Mas Aziz, Irsyad, dan Adnan

Ika artinda lustiani

Teman – teman Atletik UNS dan Garuda Atletik Surakarta

Teman –teman JPOK UNS angkatan 2006

Almamater

Page 9: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes, Ketua Program Pendidikan Kepelatihan

Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, sekaligus sebagai pembimbing I

4. Bapak Slamet Widodo, S.Pd, M.Or selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Kepala SMA Negeri 3 Surakarta, beserta staf dan jajarannya.

6. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, Juli 2010

PAS

Page 10: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................... i

PENGAJUAN SKRIPSI ................................................................................ ii

PERSETUJUAN............................................................................................ iii

PENGESAHAN............................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN.......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ..................... 7

A. Kajian Pustaka ............................................................................... 7

1. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan ......................... 7

2. Lempar Lembing..................................................................... 9

3. Pembelajaran........................................................................... 13

4. Bermain .................................................................................. 20

5. Modifikasi sarana pembelajaran lempar lembing..................... 23

B. Kerangka Pikir............................................................................... 28

C. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 30

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 31

A. Tempat Dan Waktu Penelitian........................................................ 31

B. Subjek Penelitian ........................................................................... 31

Page 11: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

C. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data ................................. 32

D. Teknik Analisis data ...................................................................... 33

E. Prosedur Penelitian ........................................................................ 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 39

A. Deskripsi Tiap Siklus..................................................................... 39

1. Pra Siklus .................................................................................. 39

Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Sebelum Diberikan

Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain ............................... 40

2. Siklus I...................................................................................... 41

a. Rencana Tindakan I .............................................................. 42

b. Pelaksanaan Tindakan I ........................................................ 43

c. Observasi dan Interpelasi Tindakan I .................................... 52

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I........................................... 55

e. Deskripsi Data Tindakan I .................................................... 57

3. Siklus II..................................................................................... 58

a. Rencana Tindakan II ............................................................. 58

b. Pelaksanaan Tindakan II ....................................................... 60

c. Observasi dan Interpelasi Tindakan II ................................... 64

d. Analisis dan Refleksi Tindakan II ......................................... 66

e. Deskripsi Data Tindakan II ................................................... 67

B. Pembahasan Hasil Penelitiam......................................................... 69

BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 71

A. Simpulan........................................................................................ 71

B. Implikasi........................................................................................ 71

C. Saran ............................................................................................. 73

Daftar Pustaka ............................................................................................... 75

Lampiran ....................................................................................................... 76

Page 12: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan............................... 31

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian .......................................... 32

Tabel 3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar .............................................. 38

Tabel 4. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop

Sebelum Diberi Tindakan Melalui Pendekatan Bermain .............. 40

Tabel 5. Diskripsi Data Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop

Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan

Bermain Tindakan I ..................................................................... 58

Tabel 6. Diskripsi Data Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop

Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan

Bermain Tindakan II.................................................................... 68

Tabel 7. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop

Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan

Bermain Siklus I Dan Siklus II .................................................... 69

Page 13: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lembing.................................................................................... 10

Gambar 2. Sektor Lempar Lembing............................................................ 10

Gambar 3. Pegangan Cara Amerika ............................................................ 11

Gambar 4. Pegangan Cara Finlandia ........................................................... 11

Gambar 5. Pegangan Cara Menjepit............................................................ 12

Gambar 6. Cara Membawa Lembing .......................................................... 12

Gambar 7. Lempar Lembing Gaya Hop ...................................................... 13

Gambar 8. Alur Kerangka Pikir .................................................................. 30

Gambar 9. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas ........................ 36

Page 14: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .......................... 76

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 84

Lampiran 3. Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Pada

Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran

2009/2010.............................................................................. 93

Lampiran 4. Data Siklus I Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Pada

Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran

2009/2010.............................................................................. 94

Lampiran 5. Data Siklus II Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Pada

Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran

2009/2010.............................................................................. 95

Lampiran 6. Rekapitulasi Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya

Hop Pada Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010................................................................... 96

Lampiran 7. Rekapitulasi Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya

Hop Pada Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010................................................................... 98

Lampiran 8. Rekapitulasi Siklus II Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya

Hop Pada Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010................................................................... 100

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian.......................................................... 102

Page 15: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan olahraga di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan

yang cukup signifikan, hal itu ditandai dengan prestasi olahraga Indonesia yang

semakin meningkat serta semakin banyaknya aktifitas olahraga dalam semua

golongan masyarakat. Olahraga sebagai bagian dari upaya kehidupan berperan

mengingatkan bahwa tubuh manusia adalah alat yang utama bagi kehidupan. Hal

itu telah disadari bersama, sehingga pada masa kini terlihat banyak manusia

melakukan aktifitas olahraga. Setelah merasakan manfaatdari oktifitas olahraga

yang dilakukan, olahraga menjadi kebutuhan hidup bagi setiap individu.

Pentingnya olahraga sebagai suatu media bagi perkembangan fisik, motorik,

mental, sosial, dan emosional. Begitu pula pentingnya olahraga dalam dunia

pendidikan atau sering dikenal dengan pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui

aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan

aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai melalui

pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh.

Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi

juga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor selain itu pendidikan jasmani juga

mencakup aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.

Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki

peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,

olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.

Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik

Page 16: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat

dan bugar sepanjang hayat.

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani didalamnya diajarkan

beberapa macam cabang olahraga yang terangkum kurikulum pendidikan jasmani.

Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu atletik.

Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang diajarkan dari sekolah

tingkat paling rendah (SD) bahkan Perguruan Tinggi (PT). Seperti dikemukakan

Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman (2000: 1) bahwa, “atletik

merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani kepada siswa dari

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) dan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)”.

Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai tujuan

pembelajaran atletik, harus memperhatikan perkembangan anak, karakteristik

anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus di capai.

Cabang olahraga atletik didalamnya terdiri dari empat nomor utama yaitu jalan,

lari dan lempar atau tolak. Dari setiap nomor tersebut didalamnya terdapat

beberapa nomor yang diperlombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak

pendek, jarak menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung, dan

lari cross county. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat

jangkit, lompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar

lembing, tolak peluru dan lontar martil.

Berkaitan dengan nomor-nomor atletik, penelitian ini akan mengkaji dan

meneliti tentang pembelajaran nomor lempar khususnya lempar lembing gaya

hop. Lempar lembing gaya hop merupakan suatu rangkaian gerakan yang diawali

dengan awalan , lemparan dan gerak lanjut. Upaya membelajarkan lempar

lembing gaya hop pada siswa sekolah perlu diterapkan cara mengajar yang baik

dan tepat. Hal ini karena, para siswa pada umumnya belum menguasai teknik

lempar lembing gaya hop, bahkan para siswa kurang senang dengan pembelajaran

atletik.

Anak tidak pada tempatnya bila mereka dilatih untuk mencapai prestasi

tinggi dalam olahraga tetapi sebaliknya mereka harus dibimbing sesuai dengan

Page 17: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kemampuannya. Dalam pengajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah atas

harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa baik ditinjau dari segi fisik

maupun ditinjau dari segi mental.

Sering kita ketahui dan kita temui diketahui bahwa masih banyak guru

pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi di dalam pembelajaran atletik

cenderung pada penguasaan teknik dan prestasi, sehingga banyak siswa yang tidak

berminat atau tidak tertarik pada cabang olahraga atletik tersebut. Akibat tidak

berminat dan kurang tertarik banyak siswa enggan untuk mengikuti tambahan atau

ekstrakurikuler pada cabang ini.

Dunia anak lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang serius,

di dalam pembelajaran disajikan banyak variasi-variasi agar tidak mudah jenuh

sebab siswa kerap kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya (Djumidar,

2007: 11)

Model pendekatan bermain, dimaksudkan untuk mengembangkan aspek-

aspek kemampuan motorik melalui aktivitas bermain yang variatif, berjenjang

tingkat kesulitannya. Permainan atletik merupakan kombinasi antara kegembiraan

gerak dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman nyata. Dengan

demikian guru dapat memanfaatkan pendekatan bermain ini untuk memotivasi

siswa melakukan lempar lembing dengan memberikan materi yang merangsang

untuk bermain, yaitu menggunakan pemanasan dengan permainan agar siswa

senang dalam mengikuti pembelajaran lebih lanjut. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh Djumidar (2007: 103) merangsang minat siswa khususnya

atletik dapat dilakukan dengan cara:

1. Memberikan bentuk permainan anak yang dapat meningkatkan keterampilan

2. Bermain dengan aktifitas yang behubungan dengan rasa sosial, untuk mempertinggi rasa kesadaran individu-individu

3. Memberikan penghargaan dan menambah pengetahuan dalam kerjasama kelompok atau gotong royong

4. Mengadakan suatu permainan yang berisikan rasa jujur, sportivitas, kebersamaan untuk meningkatkan nilai-nilai spiritual Pembelajaran lempar lembing menggunakan alat bantu bola berekor

sebagai rangsangan terhadap lembing yang sesunguhnya merupakan bentuk

Page 18: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pembelajaran lempar lembing yang bertujuan untuk merangsang siswa tehadap

peningkatan penguasaan lempar lembing. Namun dari model pembelajaran

tersebut belum diketahui efektivitasnya, karena pembelajaran tersebut memiliki

kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui apakah pembelajaran tersebut

mempengaruhi hasil belajar lempar lembing gaya hop. Untuk itu perlu adanya

penelitian yang menggunakan model tersebut.

Kenyataan di lapangan kita temukan siswa merasa kurang senang dan

kurang suka ketika guru menyampaikan materi atletik khususnya lempar lembing,

terlebih lagi setelah melihat alat yang akan di pakai untuk pembelajaran berupa

lembing yang sesungguhnya anak akan merasa bosan dan enggan untuk mengikuti

dengan berbagai alasan misalnya: alat terlalu berat, sulit memegangnya sulit

melakukan tekniknya dan lain sebagainya. Selain itu materi lempar lembing

merupakan materi yang sulit dan membosankan bagi siswa.

Pembelajaran lempar lembing menggunakan alat bantu bola tenis berekor

dan simpai sebagai rangsangan siswa terhadap penguasaan lempar lembing

dengan baik. Di sisi lain juga bertujuan untuk mengembangkan penguasaan teknik

lempar lembing gaya hop. Namun demikian, lemparan dapat dicapai dengan baik

tidak hanya dipengaruhi pembelajaran yang baik dan terprogram tetapi juga tenik

merupakan unsur penting dalam lempar lembing.

Dari berbagai penyebab di atas masalah yang muncul sesungguhnya

adalah kualitas proses belajar mengajar yang kurang baik, sehingga

mengakibatkan penguasaan peserta didik terhadap materi atletik nomor lempar

lembing gaya hop mengalami kesulitan.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis

bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

pada siswa kelas X 9 di SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010,

dengan judul ”Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran Lempar Lembing Gaya

Hop Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas X 9

SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Page 19: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapat

perumusan masalah sebagai berikut:

Apakah pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil

pembelajaran lempar lembing gaya hop pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3

Surakarta tahun pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran lempar

lembing gaya hop melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X 9 SMA Negeri

3 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Melalui model pembelajaran dengan pendekatan bermain, penguasaan

teknik dasar dalam pembelajaran lempar lembing meningkat diharapkan

siswa lebih bersemangat dan terpacu dalam mengikuti pelajaran di

sekolah dan lebih berprestasi lagi.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru Penjaskes di SMA

Negeri 3 Surakarta yaitu bahwa model pembelajaran dengan pendekatan

bermain dapat meningkatkan penguasaan teknik siswa, sehingga dapat

mendukung pencapaian prestasi belajar secara maksimal.

Page 20: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui model pembelajaran dengan

pendekatan bermain dapat meningkatkan penguasaan teknik atau materi

dalam pembelajaran.

d. Bagi Peneliti Lainnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain

dengan objek penelitian yang sama.

2. Manfaat Teoritis

a. Mendapatkan pengetahuan baru tentang cara meningkatkan penguasaan

teknik pada pembelajaran lempar lembing melalui model pembelajaran

dengan pendekatan bermain.

b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.

c. Dapat dipergunakan sebagai media alternatif bagi guru Penjas di sekolah

lain dalam meningkatkan penguasaan teknik atau materi yang lebih

efektif dan menyenangkan bagi siswa yaitu melalui model pembelajaran

dengan pendekatan bermain sehingga siswa dapat meningkat kesegaran

jasmaninya.

Page 21: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan

yang bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada

siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru penjasorkes.

Pada dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan terjemahan dari physical

education yang digunakan di Amerika. Sedangkan makna dari

penjasorkesnsendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang.Jadi

arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang

atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan

pelatihan. Dengan demikian penjasorkes adalah suatu proses aktivitas jasmani,

yang dirancang dan disusn secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangan,meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan

dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga

negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjasorkes sendiri yang telah

dikemukakan oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan yang

sama. Meskipun demikian, dari rumusan – rumusan mengenai penjasorkes

terdapat beberapa kesamaan komponen yang terlibat, dan menjadi dasar serta

tujuan pelaksanaan penjasorkes.Berikut pengertian penjas menurut Adang

Suherman (2000 : 22).Bahwa ;

”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat di pilah–pilah yaitu jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani

Page 22: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik).Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”.

Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan muhadi

(1992 : 04).Bahwa :

”Tujuan umum penjasorkes di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat,memacu aktivitas sistem peredaran darah, pencernanaan, pernapasan, dan persyarafan. Penjasorkes dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjasorkes, menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”.

Oleh karena itu apabila pembelajaran penjasorkes yang dilaksanakan di

sekolah dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang

sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang

harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang

mengarah kepada usaha – usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan

jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan

kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam

lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran

penjasorkes harus menunjang tujuan dalam pengajaran penjasorkes itu sendiri.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjasorkes adalah

suatu proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha

pendewasaan sikap seseorang , melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

dalam hal ini proses atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tujuan penjasorkesharus berorientasi pada setiap siswa .pendekatn

pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam

pengajaran atau plajaran pendidikan jasmani. Karena pendekatan ini dapat

Page 23: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

meningkatkan partisipasi maksimum, memberikan keleluasasn gerak yang

memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman

(2000 : 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu :

1) Perkembangan fisik, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

2) Perkembangan gerak. tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).

3) Perkembangan mental, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

4) Perkembangan sosial, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pad suatu kelompok atau masyarakat.

Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani berkaitan dengan

pengembangan aktivitas fisik maupun jiwa, sehingga nantinya mempersiapkan

siswa untuk dapat terjun dalam masyarakat secara maksimal.

2. Lempar Lembing

b. Pengertian Lempar Lembing

Melempar merupakan proses gerak seseorang melakukan gerakan

terhadap suatu benda agar suatu benda tersebut dapat dipindahkan sejauh

mungkin. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 67) pengertian lempar lembing

adalah “merupakan salah satu kemampuan dalam melemparkan benda berbentuk

lembing, sejauh mungkin”. Sedangkan menurut Soenarjo Basoeki (2003:89)

lempar lembing adalah “salah satu nomor perlombaan dalam kelompok lempar di

dalam cabang olahraga atletik”. Dari pengertian yang telah diberikan para ahli

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian lempar lembing adalah salah

satu nomor dalam perlombaan atletik yang melemparkanbenda berbentuk

lembing, sejauh mungkin.

Page 24: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sedangkan lembing merupakan suatu benda yang terdiri dari mata

lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing. Mata lembing terbuat dari

metal, badan lembing terbuat dari kayu atau metal atau bambu. Badan lembing

yang terbuat dari metal dipergunakan dalm perlombaan resmi nasional ataupun

internasional, dalam pendidikan biasa menggunakan bambu. Tali lembing terletak

melilit pada titk pusat lembing.

Gambar 1. Lembing (Soenarjo Basoeki, 2003: 92)

Unsur gerak dan tujuan dari proses gerakan menjadi bagian dari kegitan

melempar. Kedua hal tersebut merupakan satuan yang utuh dan berupa gerakan

yang sering disebut teknik melempar lembing,yang selanjutnya diungkapkan

dalam teknik lempar lembing.

Kemampuan seorang atlet dalam melempar lembing dipengaruhi faktor

eksternal yang berupa lapangan dan alat lembing.Suatu cara mengatasi tahanan

eksternal ini,dapat diatasi dengan berlatih secara intensif.Adapun lapangan atau

sektor lembing adalah sebagai berikut,

Page 25: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Gambar 2. Sektor lempar lembing (Soenarjo Basoeki, 2003: 93)

Sesuai dengan gambar panjang lintasan awalan sepanjang 8 m lebar

lintasan awalan sepanjang 4 m, garis perpanjangan sektor sepanjang 1,5 m disisi

kanan dan kiri sektor.

c. Teknik lempar lembing.

Teknik merupakan pelaksanaan gerakan secara efektif dan rasional yang

memungkinkan pencapaian hasil yang maksimal di dalam preoimbaan ataupun

pembelajaran. Suatu teknik selalu berkembang sesuai dengan tujuan dan peraturan

olahraga dimana makin lama makin tinggi persaratannya. Kegunaan teknik dalam

olahraga disamping untuk mencapai prestasi maksimal, juga biasa untuk

mencegah terjadinya cidera.

Adapun teknik teknik dalam lembing diantaranya terdiri dari:

1) Cara memegang lembing

Tujuan dari memegang lembing ini adalah agar atlet dapat melakukan

lemparan dengan benar dan efisien,sehingga lembing stabil saat melayang diudara

Berbagai cara memegang lembing berdasarkan cara menempatkan jari–

jari tangan menurut Soenarjo Basoeki (2003: 96) dibedakan menjadi tiga cara,

yaitu:

Page 26: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Cara Amerika Letak ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu dibelakang balutan

(tempat pegangan) dan semua jari-jari pada lembing.

Gambar 3. Pegangan cara Amerika (Soenarjo Basoeki, 2003: 97)

b) Cara Finlandia Ibu jari ruas jari tengah saling bertemu di belakang pada tem pat

pegangan sedangkan telunjuk lurus kebelakang di bawah lembing.

Gambar 4. Pegangan cara Finlandia (Soenarjo Basoeki, 2003: 97)

c) Cara menjepit (tang) Jari telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat di belakang

tempat pegangan (balutan).

Gambar 5. Pegangan cara menjepit (Soenarjo Basoeki, 2003:97)

2) Cara membawa lembing

Yang dimaksud cara membawa lembing adalah cara membawa lembing

pada saat melakukan lari mengambil awalan saat akan melempar lembing,

menurut Soenarjo Basoeki, (2003: 97 ) dibedakan menjadi tiga yaitu:

a) Cara membawa lembing di bawah Tangan yang membawa lembing lurus ke belakang serong ke

bawah.Lembing dipegang di samping badan segaris dan menempel pada lengan,ujung lembing di samping dada.

b) Cara membawa lembing di atas bahu Tangan yang membawa lembing dilipat ± 90°.Lembing dipegang

setinggi telinga tepat di atas bahu .Posisi lembing dapat menuju sorong atas atau sorong bawah dan dapat pula lurus mendatar.

c) Cara memegang lembing di atas kepala Seperti cara b (yang kedua), tetapi sikap tangan yang membawa

lembing diangkat lebih tinggi lagi. Posisi lembing di atas kepala.

Page 27: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 6. Cara membawa lembing (Soenarjo Basoeki, 2003: 97)

3) Lempar lembing dengan awalan.

Engkos Kosasih (1984: 97) mengemukakan bahwa “pada nomor lempar

lembing diperlukan suatu awalan, pada nomor lompat ,jadi pada lempar itu

dipergunakan kecepatan dan perpaduan tenaga pada saat melempar“.Tujuan dari

awalan adalah untuk mencapai kontak maksimal terhadap kecepatan gerak dan

untuk untuk menentukan posisi lempar yang efisien sebelum lemparan

dilakukan.Awalan yang dimaksud adalah lari cepat dalam percepatan dalam garis

lurus.Pada waktu lari lengan lemparnya hanya sedikit digerakkan,lengan yang

bebas membantu irama lari.

Soeigito dan A. Hamidsyah Noer (1992: 68) mengatakan bahwa dalam

lempar lembing dikenal dua macam gaya yang sangat efisien,yaitu: Gaya finlandia

atau gaya langkah silang dan Gaya Amerika atau gaya langkah jengket.

Selanjutnya akan dijelaskan salah satu teknik lempar lembing dengan

awlan yaitu gaya Amerika sebagai berikut:

Gaya Amerika merupakan salah satu gaya yang paling sederhana dalam

pelaksanaan lempar lembing,karena hanya dengan satu kali berjangkit dari kaki

kanan lembing sudah dapat dilemparkan. Namun dalam kenyataan masih banyak

kesulitan untuk melakukan gaya paling sederhana ini kebanyakan masih kesulitan

untuk melakukan jengket.

Page 28: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gambar 7. Lempar lembing gaya hop (Soenarjo Basoeki, 2003: 109)

3. Pembelajaran

a. Definisi pembelajaran

Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada

kegiatan, yaitu bagaimana peserta didik belajar dan peserta didik mengajar atau

dapat dikatakan proses belajar mengajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia

(1984: 108) pembelajaran adalah ”proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar”. Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono

(2006: 297) adalah sebagai berikut: ”pembelajaran adalah kegiatan secara

terprogam dalam disain intruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,

yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Selanjutnya pengetian

pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007: 136) yaitu ”suatu sistem

yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian isi/materi ajar, strategi pemelajaran

(metode, media, waktu, sistem penyampaian), serta asesmen belajar”.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk

memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga berguna untuk

mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan

pembelajaran merupakan apek yang sangat penting dan mempunyai hubungan

fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu seorang guru atau

pelatih harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang

Page 29: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sesuai untuk pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk

terjadinya proses pembelajaran secara efektif dalam kegiatan iteraksional.

Pembelajaran yang tepat ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal-hal tertentu.

Dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan sendirinyaharus memperhatikan

fektor-faktor internal dan eksternal yang merupakan faktor yang penting dalam

menentukan pembelajaran.

b. Ciri-Ciri Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi

atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan

pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka

dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu.

Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru

mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan

siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan

belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk, (1998: 36) menyatakan, “Ciri-ciri

pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar

siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4)

suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri

pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar,

suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus

diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran

dijelaskan sebagai berikut:

1) Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat

melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan

sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas

ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar

tumbuh motivasi pada dirinya.

Page 30: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu

dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka

tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu

tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah

pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.

2) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi

belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan

karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.

Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip

dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan

yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang

daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri

siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran.

3) Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat

membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran

adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar

materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.

Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka

siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

4) Suasana Belajar

Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik,

apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping

itu juga, adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar

Page 31: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

akan berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik

siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

5) Kondisi Siswa yang Belajar

Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi

juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan

memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan

kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam

proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan

dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan

sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa

suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.

Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai

jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,

pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala

aspek organisme atau pribadi seseorang”.

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk

mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses

pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut

Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi

perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,

tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran

meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau

berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan

individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip

pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan

benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara

singkat sebagai berikut:

Page 32: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Perhatian dan Motivasi Belajar

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran

sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan,

“Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar

dengan penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih

terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada ingatan”.

Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang

optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan,

maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan

yang dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah,

“Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan

motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.

Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar

yang optimal.

2) Keaktifan Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan

belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan

emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.

Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur

belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar

sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang

belajar”.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam

bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa.

Menurut S. Nasution yang dikutip dari H.J. Gino. (1998: 52) macam-macam

keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral activities, listening

activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional

activities”.

Page 33: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak

terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung

keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat

dilakukan bermacam-macam keaktifan.

3) Keterlibatan Langsung Siswa

Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses

belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-

organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang

diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab

pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas

perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi

perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar

adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang

didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara

siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan

kondisi serta kemampuan setiap siswa.

4) Pengulangan Belajar

Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan

melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan

akan dikuasai dengan baik. Menurut Davies yang dikutip dari Dimyati dan

Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah

memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah

pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan

Suharno H.P. (1993: 22) berpendapat bahwa, “Untuk mengotomatisasikan

penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet

harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya

secara kontinyu”.

Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat

penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka

Page 34: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan

yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

5) Tantangan

Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam

pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk

memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat

H.J. Gino (1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai

sifat merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung banyak

masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat

mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”.

Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat

penting. Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa

dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk

memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang

dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar

yang optimal.

6) Balikan dan Penguatan

Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri

siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan

meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan

siswa yang baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian

yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.

Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang

dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu

tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan

ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

7) Perbedaan Individu

Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu

dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau

kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa

Page 35: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi

dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran

yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan

kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka

guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam

membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

individu.

4. Bermain

a. Pengertian Bermain

Bermain sangat di sukai oleh anak karena sifat dari bermain sendiri

menyenangkan. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) menyatakan bahwa

”bermain adalah kegiatan yang menyenangkan”. Sedangkan menurut Aip

Syarifudin (2004: 17) ” bermain adalah bentuk kegiatan yang

bermanfaat/produktif untuk menyenangkan diri”. Sedangkan menurut M Furqon

Hidayatullah (2008;4) mendeskripsikan bermain, sebagai :

Aktivitas yang menyenangkan serius dan sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang tidak nyataatau sesungguhnya. Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain bersifat serius karena bermain memberikan sifat kesempatan untuk meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan untuk memunculkan rasa untuk menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di luar kenyataan, denganmemasuki suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu arena di mana anak masuk dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan asas anak kadang-kadang menemukan dirinya dari bermain.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

aktifitas jasmani siswa yang dilakukan dengan rasa senang dan mempunyai tujuan

pegembangan pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga melalui bermain

dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk siswa.

Page 36: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Siswa dan bermain merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Bermain bagi siswa merupakan kebutuhan hidup seperti halnya

kebutuhan akan makan,minum, tidur, dan lain-lain. Melalui bermain anak dapat

mengaktualisasikan diri dan mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa. Seperti

halnya atletik adalah nuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang

kaya yang membangkitkan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi. Menurut

Yudha M. Saputra (2001:9) kegiatan atletik bernuansa permainan mengandung

beberapa ciri sebagai berikut:

1) siswa terlibat dalam tugas gerak yang berfariasi dengan irama tertentu. 2) mengakibatkan kegemaran berlomba/bersaing secar sehat. 3) menyalurkan hasrat siswa untuk mencoba menggunakan alat-alat berlatih 4) tugas gerak yang mengandung resiko yang sepadan dengan kemampuan

siswa dan menjadi tantangan. 5) Menguji ketangkasan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang baru.

Hibanna S. Rahman (2002: 85) mengartikan ”bermain adalah segala

kegatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak”. Sedangkan menurut

Agus Mahendra (2004: 4) yaitu ”bermain adalah dunia anak, sambil bermain

mereka belajar, dalam belajar, anak-anak adalah ahlinya”.

Dari pengertian di atas di tarik kesimpulan yang di maksud bermain

adalah dunia anak yang menjadi aktifitas jasmani dengan cara melakukan sesuatu

untuk bersenang-senang.

b. Fungsi Bermain

Anak yang bermain akan melakukan aktifitas bermain dengan sukarela

dan akan melakukan aktifitas bermain tersebut dengan kesungguhan, demi untuk

memperoleh kesenangan dari aktifitas tersebut. Menurut Sukintana (1992: 7)

”bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, kadang

memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui

kemampuan teman, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan dirinya”.

Sedangkan menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) kegiatan bermain dapat

meningkatkan siswa dengan sasaran aspek yang dapat di kembangkan menurut

lima aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:

Page 37: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

1) manfaat bermain untuk perkembangan fisik. 2) manfaat bermain untuk perkembangan motorik. 3) manfaat bermain untuk perkembangan sosial. 4) manfaat bermain untuk perkembangan emosional. 5) manfaat bermain untuk perkembangan keterampilan olahraga.

c. Dorongan Dasar Anak dalam Bermain

Dorongan dasar bagi anak sangat penting terutama dalam masa

pertumbuhan maupun perkembangan anak. Anak yang aktif biasanya mempunyai

dorongan yang cukup besar dalam perkembangannya. Menurut Agus Mahendra

(2002:8) pengertian dorongan dasar ialah:

Suatu keinginan untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu. Semua anak memiliki perasaan seperti ini yang kemungkinan besar merupakan sifat turunan atau pengaruh lingkungan. Dorongan dasar dikaitkan dengan pengaruh masyarakat, guru, orang tua, dan teman-teman sendiri. Biasanya dorongan besar akan berpola sama pada setiap anak dan tidak dipengaruhi oleh sifat kematangan. Dorongan tersebut niscaya mengarahkan pengembangan kurikulum pendidikan jasnmani dan untuk menciptakan program yang sesuai dengan sifat-sifat anak.

Sedangkan dorongan-dorongan tersebut menurut Agus Mahendra (2004:

9) sebagai berikut:

1) Dorongan untuk bergerak. 2) Dorongan untuk berhasil dan mendapatkan pengakuan 3) Dorongan untuk mendapatkan pengakuan teman dan masyarakat 4) Dorongan untuk bekerja sama dam bersaing 5) Dorongan untuk kebugaran fisik dan daya tarik 6) Dorongan untuk bertualang 7) Dorongan untuk kepuasan kreatif 8) Dorongan untuk menikmati irama 9) Dorongan untuk mengetahui

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada berbagai

macam dorongan diantaranya: untuk bergerak, mendapatkan pengakuan, bekerja

sama, bertualang dan lain-lain.

Page 38: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

5. Modifikasi Sarana Pembelajaran Lempar Lembing

a. Pengertian modifikasi

Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi

pembelajaran dengan cara merununkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang

potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan

untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya bisa

menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memilki tingkat yang

lebih tinggi (Yoyo Bahagia, 2000: 41)

b. Prinsip Pengembangan Modifikasi

Modifikasi adalah salah satu usaha para guru agar pembelajaran

menceerminkan kreatifitas, termasuk didalamnya ”body scaling” atau

penyesuaian dengan ukuran bentuk tubuh siswa yangsedang belajar. Aspek inilah

yang harus dijadikan prinsip utama dalam modifikasi pembelajaran penjas,

termasuk pembelajaran atletik.

Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran agar tercermin dari aktifitas

pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pelajaran.

Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru

tentang: (a) Tujuan, (b) Karasteristik materi,(c) Kondisi lingkungan, dan (d)

Evaluasi.

c. Tujuan Modifikasi

Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran

dari mulai tujuan yang paling rendah sampai tujuan yang paling tinggi. Modifikasi

tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi ke dalam

tiga komponen, yakni:

1) Tujuan Perluasan

Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih

menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau

wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan

Page 39: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

eefektifitas. Misalnya: siswa mengetahui dan dapat memberikan contoh lempar

dalam nomor lempar lembing. Dalam contohini, tujuan pembelajaran lebih

menekankan agar siswa dapat mengetahui esensi tolak dalam bentuk peragaan ,

dalam kasus ini peragaan tidak terlalu dipermasalahkan apakah lempar itu sudah

dilakukan secara efektif dan efisien atau belum, yang penting siswa dapat

mengetahui esensi wujud lempar dalam nomor lempar lembing pada cabang

olahraga atletik.

2) Tujuan Penghalusan

Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih

menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak

secara efisien. Misalnya, siswa mengetahui dan melakukan gerak melempar

dengan sudut tolakan 45°. Dalam contoh ini, tujuan tidak lagi pada level agar

siswa dapat mengetahui esensi gerak melempar (misalnya, menggunakan sudut

yang tepat untuk medapatkan hasil yang baik dan maksimal) melalui peragaan.

3) Tujuan Penerapan

Tujuan penerapan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih

menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif

tidaknya gerakan yang dilkakuan melalui pengenalan kriteria-kriteria tertentu

sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

d. Sarana Pembelajaran Lempar Lembing

Istilah sarana adalah terjemahan dari ” facylities” yaitu sesuatu yang

dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan. Sedangkan yang

dimaksud dengan sarana olahraga yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan dan

dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan

jasmani. sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

1) Peralatan (apparatus), adalah sesuatu yang digunakan, contoh: peti lompat,

palang tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, kuda-kuda dan lain-lain.

2) Perlengkapan (device), yaitu:

a) sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net, bendera

untuk tanda, garis batas dan lain-lain.

Page 40: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b) Sesuatu yang dapat dimainkan dan dapat dimanipulasi dengan tangan atau

kaki, misalnya: bola raket, pemukul dan lain-lain.

Salah satu faktor yang mendorong berlangsungnya proses belajar

mengajar agar sempurna adalah penyediaan sarana pendidikan yang menunjang.

Menurut Tim Penyusunnan Pedoman Pembakuan Media Pendidikan dan

Kebudayaan, yang dikutip dari Suharsimi Arikunto (1989: 82) menerangkan

bahwa ”Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam

prosesbelajar, mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, agar

pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien”.

Media pendidikan merupakan sarana pengajaran yang dapat

dipergunakan untuk membantu tercapainya suatu ujuan. Di dalam dunia

pendidikan, media sebagai suatu alat yang dapat di jangkau oleh panca indra

(terutama penglihatan/pendengaran).

Alat peraga merupakan suatu alat yang dapat dipergunakan untuk

membantu, mempermudah, menjelaskan, bagi guru guna menrangkan suatu

peristiwa, globe, peta dan sebagainya. Alat peraga ini akan memberikan

realisme(sesuai dengan kenyataan) kepada yang dijelaskan, diterangkan, yaitu

siswa. Sehingga siswa akan lebih menaruh perhatian atau lebih berminat terhadap

sesuatu yang disampaikan.

Sarana pendidikan jasmani adalah sarana sederhana untuk pelaksanaan

materi pembelajaran pendidikan jasmani tertentu dalam bentuk permainan.

Seringkali di sekolah terdapat alat-alat sederhana yang tidak pernah keluar dari

gudang karena guru tidak dapat memanfaatkannya, misalnya bila plastik, bola

kasti, bola tenis bekas, simpai, gada senam dan lain-lain. Dengan kreasi guru

dapat memanfaatkan alat-alat tersebut dalam pendidikan jasmani.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan jasmani

adalah benda-benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang berfungsi

sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.

Sarana dalam pembelajaran lempar lembing yaitu segala sesuatu yang

dapat dipergunakan dan dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembelajaran

Page 41: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

lempar lembing. Sarana itu berupa lembing yang memiliki berat yang berbeda-

beda. Berat lembing yang di gunakan untuk perlombaan atletik adalah: untuk putri

600 gram, untuk putra 800 gram. Sedangkan untuk siswa sekolah beratnya adalah:

untuk putra 700 gram, dan untuk putri 500 gram.

e. Modifikasi Sarana Lempar Lembing

Modifikasi sarana dalam mata pembelajaran penjas dilakukan dengan

tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran,

meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, siswa dapat

melakukan pola gerak dengan benar.

Pendekatan modifikasi ini di maksudkan agar materi yang ada dalam

kurikulum dapat disajikan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif,

dan psikomotor siswa, sehinnga pembelajaran penjas di tingkat sekolah dapat

dilakukan secara intensif.

Tugas gerak dalam pengembangan ketrampilan lempar lembing

prinsipnya sama, modifikasi dilakukan pada proses pendekatan bermain dengan

alat yang dapat digunakan seperti:

1) Gerak melempar bola tangan atau bola tenis dengan satu tangan

2) Gerak melempar bila tangan atau bola tenis dengan sasaran simpai yang di

gantung

3) Gerakan melempar bila tangan atau bola tenis dengan sasaran kaleng yang

disusun.

4) Gerak melempar dengan alat lembing yang di sesuaikan.

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendekatan bermain dengan alat modifikasi dapat digunakan sebagai suatu

alternatif dalam pembelajaran penjas di SMA, karena pendekatan ini

mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristih siswa, sehingga

siswa akan mengikuti pelajaran penjas dengan senang dan gembira. Dengan

melakukan permainan dengan alat modifikasi guru penjas akan lebih mudah

menyajikan materi pelajaran. Materi pelajaran yang sulit akan menjadi lebih

mudah dan disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna dari apa yang ia

Page 42: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

berikan. Siswa akan lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi

bermain dengan alat modifikasi.

Dari pengertian modifikasi dan sarana pembelajaran lempar lembing di

atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan modifikasi saran

pembelajaran lempar lembing yaitu: ”suatu cara yang dilakukan untuk

mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk

aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar

dengan memanfaatkan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran lempar lembing”.

B. Kerangka Pikir

Penelitian ini bertitik tolak pada jenuhnya siswa terhadap pembelajaran

PENJASORKES khususnya pembelajaran atletik nomor lempar lembing. Model

pembelajaran yang konvensional dirasa membosankan bagi semua siswa sehingga

kurang maksimalnya hasil pembelajaran lempar lembing.

Dalam memberikan pelajaran pendidikan jasmani harus dilakukan

dengan baik dan tepat. Pendidikan jasmani merupakan program pendidikan

melalui gerak atau permainan dan olahraga yang di dalamnya terkandung bahwa

gerakan, permainan atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk

mendidik. Dalam hal ini mendidik keterampilan fisik, motorik, keterampilan

berfikir dan keterampilan memecahkan masalah dan juga keterampilan emosional

dan sosial.

Dalam membelajarkan pendidikan jasmani harus diterapkan model

pembelajaran yang baik dan tepat. Banyaknya model pembelajaran menuntut

seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahami model-model

pembelajaran pendidikan jasmani. Model pendekatan bermain dengan alat-alat

modifikasi merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Model pendekatan bermain dengan alat-

alat modifikasi merupakan pembelajaran yang menuntut guru untuk aktif dan

Page 43: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kretif menciptakan suasana pembelajaran, sehingga memicu siswa untuk aktif

terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Inovatif menuntut seorang guru untuk

menemukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kreatif

menuntut seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

beragam atau bervariasi, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

Efektif yaitu menghendaki tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan

menyenangkan menuntut seorang guru mencitptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan, siswa tidak memiliki rasa takut, sehingga perhatian siswa lebih

terarah terhadap pelajaran yang diterimanya.

Berdasarkan kajian teori di atas, maka di kemukakan kerangka berfikir

bahwa keberhasilan pembelajaran lempar lembing gaya hop ditentukan oleh

model pendekatan bermain dan alat modifikasi alat pembelajaran yang

dugunakan.

Ditinjau dari ragam alat atau sarana yang sudah dimodifikasi dengan

bermain dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop, maka diharapkan

dapat memperbaiki dan meningkatkan penguasaan lempar lembing gaya hop

sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai secara optimal

Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitiani ini, alur kerangka

pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut

Page 44: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 8. Alur Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan:

melalui model pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan

hasil pembelajaran lempar lembing gaya hop SMA 3 Negeri kelas X 9 tahun

pelajaran 2009/2010 dapat meningkat.

Kondisi awal

Guru: kurang kreatif & inovatif dalam

mengajar pelajaran lempar lembing gaya

hop

Siswa: - siswa kurang tertarik &

cepat bosan dengan model pembelajaran lempar lembing

- hasil belajar lempar lembing gaya hop rendah

Tindakan Meningkatkan penguasaan lempar lembing menggunakan metode bermain dengan alat

modifikasi

Kondisi akhir

Siklus I: guru & peneliti menyusun bentuk gerakan & permainan melalui pembelajaran lempar lembing dengan melempar bola tenis berekor menggunakan sasaran dengan tujuan meningkatkan kemampuan siswa.

Siklus II: upaya perbaikan dari tindakan dari siklus I sehingga melalui pendekatan bermain dengan alat modifikasi dapat berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran lempar lembing.

Melalui pendekatan bermain dengan alat modifikasi belajar siswa terhadap pembelajaran lempar lembing gaya hop meningkat

Page 45: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2010 sampai 8 Mei

2010. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian sebagai

berikut:

Tabel 1: Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

Bulan No

Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei

1 Persiapan survei awal sampai penyusunan proposal

X X

2 Seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat

X

3 Pengumpulan data dan treatment

X X X

4 Analisis data X 5 Penyusunan laporan X

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Surakarta.

B. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa

kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 34

siswa,yang terdiri dari 14 siswa laki laki dan 20 siswa perempuan.

Page 46: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini diantaranya melalui

tes praktek, observasi lapangan, dan penyebaran angket atau kuisioner. Secara

terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat dideskripsikan dalam

tabel berikut :

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

No Sumber Data

Jenis Data Teknik Pengumpulan

Instrumen

Afektif Skala sikap melalui observasi lapangan (sesuai dengan rubrik penilaian aspek afektif pada RPP)

Kognitif Soal tes (sesuai dengan rubrik penilaian aspek kognitif pada RPP)

1 Siswa Hasil belajar siswa

Psikomotor Ujuk kerja praktik yang meliputi kemampuan teknik melempar gaya hop (sesuai dengan rubrik penilaan aspek psikomotorik pada RPP)

2 Observer (kolaboran)

Hasil Observasi Afektif Daftar ceklist sesuai pada RPP

Menurut H.E. Mulyasa (2009: 183) data penelitian dikumpulkan dan

disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data, teknik

pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang

keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni

hasil pengukuran kemampuan penguasaaan lempar lembing pada siswa kelas X 9

SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Sedangkan aspek kualitatif

Page 47: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama penelitian

berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya :

a) Informasi mitra kolaboratif (guru pendidikan jasmani yang bersangkutan) dan

siswa

b) Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran

c) Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario

pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku refrensi mengajar.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah desfriptif kuantitatif. Menurut Sugianto (1994: 52), “penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian

berlangsung”. Penelitian dengan data kuantitatif memperoleh hasil perhitungan

berupa angka-angka. Suharsimi Arikunto (1989: 244), pengukuran data kuantitatif

dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase

2. Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut data (arrai), untuk selanjutnya dibuat tabel, baik yang hanya berhenti sampai tabel saja, maupun yang diproses lebih lanjut menjadi perhitungan pengambilan kesimpulan ataupun untuk kepentingan visualiasi datanya.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh

peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian.

Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan

dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan

tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian.

Page 48: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Langkah–langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara

partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai

dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama,

diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi – evaluatif

atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian

mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan

penyempurnaan pada siklus berikutnya.

Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,

prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Survey Awal

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi

sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan

Kelas. Meninjau sejauhmana pelaksanaan pembelajaran lempar lembing gaya

hop diterapkan dalam sekolah tersebut.

2. Tahap Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen, dan Alat

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :

a. Menentukan subjek penelitian

b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi

3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian

yang terdiri atas :

a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran

b. Pelaksanaan pembelajaran

c. Semangat dan keaktifan siswa

4. Tahap Analisis Data

Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul

berupa uraian diskrptif tentang perkembangan belajar serta hasil test

keterampilan lempar lembing gaya hop. Serta hasil test ketangkasan lempar

lembing gaya hop siswa yang dideskriptifkan memalui hasil kuantitatif

Page 49: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

5. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan

Kelas dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam

penelitian

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Supadi (2008:

104) yakni penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan (planning),

penerapan tidakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi tindakan

(observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya

sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria

keberhasilan). Penjelasan mengenai prosedur penelitian tindakan tersebut

dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planing) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan.

2. Penerapan Tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan

rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.

3. Observasi dan Evaluasi Tindakan (Observation and Evaluation) adalah tahap

pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian

berlangsung.

4. Refleksi (Reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan

evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan

untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya

Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas merupakan rancangan

tindakan dalam satu siklus penelitian. Pada siklus berikutnya rancangan program

penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada

siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian tercapai. Adapun

tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diterangkan melalui

gambar sebagai berikut:

Page 50: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Gambar 9. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario

pembelajaran yang terdiri dari :

1. Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) lempar lembing gaya

hop.

2. Menyusun instrument tes lempar lembing gaya hop

3. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran

4. Menyusun lembar observasi

5. Menyiapkan lembar tes dan angket

6. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran

7. Penyipakan tempat penelitian

8. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan

9. Sosialisaisi kepada subjek

Tahap I Perencanaan

Tahap II Pelaksanaan

Tahap III Pengamatan

Tahap IV Refleksi

Siklus I

Tahap I Perencanaan

Tahap II Pelaksanaan

Tahap III Pengamatan

Tahap IV Refleksi

Siklus II

Page 51: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario

pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan

tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan

yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan

dengan langakah - langkah kegiatan adalah :

- Guru bersama peneliti menyusun bentuk gerakan dan permainan dengan

alat modifikasi untuk meningkatkan kemampuan siswa

- Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam

pembelajaran lompat khususnya pada cabang lempar lembing gaya hop

yaitu meliputi pembelajaran melempar bola tenis berekor beroperan

kepada teman,mmelempar kearah dinding dengan diberi rangsangan

berupa garis jarak pantulan.Media yang digunakan yaitu bola tenis

berekor,bilah

c. Tahap Observasi

Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan

tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model

pembelajaran langsung pendidikan jasmani model pendekatan bermain dengan

alat modifikasi yang diterapkan terhadap proses pembelajaran lempar lembing

gaya hop.

d. Tahap Evaluasi (Refleksi)

Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi

sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja

yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari

pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut:

Page 52: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 3. Idikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa

Prosentase target capaian

Aspek yang diukur Siklus

I Siklus

II

Cara Mengukur

Sikap siswa dalam mengikuti pelaksanaan materi lempar lembing gaya hop

45% 70% Melalui skala sikap sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP

Pemahaman siswa terhadap materi lempar lebing gaya hop

45% 70% Melalui tes kemampuan kognitif siswa sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP

Kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa

45% 65% Diamati melalui proses pembelajaran dan unjuk kerja praktik sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP

Ketuntasan hasil belajar siswa

45% 70% Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi lempar lembing gaya hop melalui hasil penjumlahan (aspek afektif, kognitif dan psikomotorik) sesuai dengan KKM sekolah : 65

2. Rancangan Siklus II

Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan

materi pembelajaran lempar lembing gaya hop sesuai dengan silabus mata

pelajaran pendidikan jasmani yang dibuat guru kemudian setelah pembelajaran

berlangsung siswa disuruh mengerjakan angket model pendekatan bermain

dengan alat modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop. Dari itu bisa

dilihat apakah mengalami peningkatan atau tidak.

Page 53: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tiap Siklus

1. Pra Siklus

Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu

peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada

di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.

a. Siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010, yang

mengikuti materi pelajaran penjas khususnya atletik adalah 34 Siswa, yang terdiri

atas 20 siswa putri dan 14 siswa putra. Dilihat dari proses pembelajaran atletik

khususnya materi lempar lembing, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam

kategori kurang berhasil.

b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran atletik, sebab

guru kurang memiliki motode mengajar yang tepat dalam materi lempar lembing

gaya hop dalam jumlah siswa yang terlampau banyak. Selain itu keterbatasan

sarana seperti; lapangan, lembing, dsb, menjadi kendala lain dalam memperoleh

hasil yang maksimal dalam materi atletik tersebut.

c. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung

sulit diatur saat materi atletik berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti

saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi

atletik, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan

penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang

berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.

d. Guru kurang bisa menghandel keadaan kelas, sebab jumlah siswa yang terlampau

banyak dengan situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi

Page 54: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan

siswa dalam lempar lembing gaya hop tidak dapat maksimal

e. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat. Model

pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar

siswa menurun, sehingga akan berdapak pada rendahnya kemampuan lempar

lembing gaya hop pada siswa.

Sebelum melakukan pelaksanaan tidakan maka peneliti dan guru melakukan

pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal

keadaan kelas pada materi lempar lembing gaya hop pada kelas X 9 SMA Negeri 3

Surakarta. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; kemampuan melakukan

lempar lembing gaya hop; afektif siswa dan hasil belajar lempar lembing gaya hop

siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 /2010.

a. Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Sebelum Diberikan Model

Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.

Kondisi hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA Negeri

3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 sebelum diberikan tidakan model pembelajaran

langsung disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Sebelum Diberikan Tidakan Melalui Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 0 0%

75 – 79 Baik Tuntas 0 0% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 0 0% 65 – 69 Cukup Tuntas 0 0%

< 64 Kurang Tidak Tuntas 34 100% Jumlah 34 100%

Page 55: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan

tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menujukan hasil yang

baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 0% siswa.

Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tesebut masing masing

aspek menujukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang Kurang. Maka disusun

sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi lempar lembing

gaya hop pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010,

dengan model pembelajaran langsung. Pelaksanaan tidakan akan dilakukan sebanyak

2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2)

Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.

2. Siklus I

Pembelajaran lempar lembing dengan mengunakan pembelajaran dengan

pendekatan bermain pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar pada lempar

lembing gaya hop, yang meliputi; (1) Mempraktekan teknik melempar tanpa awalan

dengan menggunakan bola tangan, (2) Mempraktekan teknik melempar menggunakan

bola tangan di ikuti gerakan lari setelah melempar, (3) Mempraktikan teknik

melempar dengan menggunakan bola tenis berekor diikuti gerakan lari setelah

melempar, (4) Mempraktekan teknik melempar menggunakan bola tenis berekor

dengan sasaran simpai, (5) Mempraktekan teknik melempar dengan menggunakan

bola tangan dengan awalan berlari, (6) mempraktekan teknik melempar menggunakan

bola tenis berekor pada dinding denagan rangsanngan jarak pantulan.

Pembelajaran teknik dasar lempar lembing gaya hop pada Siklus I tersebut dilakukan

selama dua kali pertemuan.

Page 56: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

a. Rencana Tindakan I

Kegiatan perencanaan tidakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Pebruari

2010, di SMA Negeri 3 Surakarta. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra

kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP siklus I tersebut maka

disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama dua kali

pertemuan. Guru bersama peneliti melakukan pengukuran kemampuan lempar

lembing gaya hop dada pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta, tahun ajaran

2009 / 2010, dengan melakukan tes ketangkasan lempar lembing gaya hop. Dari hasil

pengukuran ketangkasan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas X 9 SMA Negeri

3 Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010 diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari

keseluruhan siswa yang meingkuti tes keseluruhannya sama sekali belum mengetahui

teknik melakukan lempar lembing gaya hop.

Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang

rencana pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran melalui

pendekatan bermain dengan sarana pembelajaran yang di mpdifikasi, untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam lempar lembing gaya hop.

2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lempar

lembing gaya hop dengan model bermain menggunakan sarana yang di

modifikasi

3) Peneliti dan guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksaan

proses pembelajaran lempar lembing seperti; bola tangan, bola berekor, dsb.

4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.

Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan lempar lembing gaya hop

dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran dengan pendekatan

bermain . Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi

Page 57: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktivan dan sikap siswa

selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian /

rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.

5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik lempar

lembing gaya hop.

6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan I, yakni di lapangan olah

raga SMA N 3 Surakarta dan di lapangan alun alun utara kraton Surakarta.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tidakan I dilaksanakan tiga kali pertemuan, selama tiga minggu yakni pada

setiap hari sabtu tanggal 6 Maret 2010, 13 Maret 2010,dan sabtu tangal 20 Maret di

lapangan olah raga SMA N 3 Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan

selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan

oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran.

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Sabtu, 6 Maret

2010) adalah praktik teknik melempar dengan menggunakan bola tangan tangan

awalan, materi kedua adalah praktik melempar dengan menggunakan bola tangan

diikuti gerakan lari setelah melempar,materi ketiga adalah praktik melempar

menggunakan bola tennis berekor diikuti gerakan lari setelah melempar,materi

keempat adalah praktik melempar dengdn menggunakan bola tenes berekor dengan

sasaran simpai,materi kelima adalah praktik melempar menggunakan bola tangan

dengan awalan berlari,materi keenam adalah praktik melempar dengan menngunakan

bola tennis berekor pada dinding dengan rangsangan jarak pantulan. Urutan pelaksaan

tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran

dengan berdoa kemudian mempresensi.

Page 58: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi

lempar lembing dan permainan-permainan yang dimodifikasi yaitu dengan

lempar memasukkan bola kegawangnya sendiri untuk memasukkan sebanyak

mungkin.

5) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni

teknik dasar melempar dengan melempar bola tangan tanpa awalan. Siswa

diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh peneliti.

6) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar melempar, yakni melempar

dengan menggunakan dua tangan lemparan dari atas kepala, sesuai dengan

contoh yang demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

7) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melempar,dengan formasi siswa saling

berhadapan agar lemparannya bisa di tangkap dan dapat dilempar lagi atau saling

ber operan, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.

8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang

gerakan yang dilakukannya.

9) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada

siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

materi pertama

10) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan teknik melempar

menggunakan bola tangan dengan diikuti gerakan lari setelah melempar. Siswa

memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan yang dilakukan oleh guru dan

peneliti.

Page 59: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

11) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar melempar menggunakan bola

tangan diikuti gerakan lari setelah melempar, sesuai dengan contoh yang

dilakukan oleh peneliti dan guru.

12) Sebelum melakukan gerakan melempar siswa dibagi menjadi 4 kelompok,

sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 8 dan 9 orang siswa.

13) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melempar dengan melakukan lemparan

dengan diikuti gerakan lari menuju kelompok di depannya sehingga terjadi

pertukaran tempat setelah setiap kelompok melakukan lemparan, sesuai dengan

instruksi dari peneliti dan guru.

14) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang

gerakan melempar yang akan dilakukannya serta memberikan kesempatan

bertanya apabila terjadi kesulitan.

15) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada

siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

materi kedua.

16) Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga yakni gerakan teknik melempar

menggunakan bola tenis berekor dengan gerakan lari setelah melempar. Siswa

diminta memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan melempar dengan

menggunakan bola tenis berekor diikuti gerakan lari setelah melempar yang

dilakukan oleh guru dan peneliti.

17) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar melempar menggunakan bola

tenis berekor dengan diikuti gerakan lari setelah melempar, sesuai dengan contoh

yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

18) Sebelum melakukan instruksi siswa dibagi menjadi 4 kelompok berpasangan.

19) Siswa secara bergantian sesuai dengan pasangan kelompok masing - masing

melakukan gerakan teknik melempar menggunakan bola tenis berekor diikuti

gerakan lari setelah melempar, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan

guru,pelaksanaan lemparan ini sama dengan materi kedua yaitu melakukan

Page 60: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

lemparan kemudian diikuti gerakan lari secara bergantian dengan pasangan yang

telah di bagi sehingga dapat berganti posisi setelah keseluruhan siswa melakukan

lemparan.

20) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang

gerakan teknik melempar yang akan dilakukannya,serta kesempatan untuk

bertanya tentang materi praktik yang dilakukan.

21) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada

siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

materi ketiga.

22) Peneliti dan guru menyampaikan materi keempat yakni gerakan teknik melempar

menggunakan bola tenis berekor dengan sasaran simpai. Siswa diminta

memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan melempar dengan menggunakan

bola tenis berekor dengan sasaran simpai yang dilakukan oleh guru dan peneliti

23) Siswa di bagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan lemparan ke arah sasaran

simpai.

24) Siswa melakukan lemparan dengan menggunakan bola tenis berekor kearah

simpai yang telah di gantung pada dinding,dalam pelaksanaan kegiatan ini

dijadikan sebagai kompetisi dalam tiap kelompok untuk memasukkan lemparan

dengan bola tenis berekor pada simpai kelompok yang paling banyak

memasukkan menjadi pemenang.

25) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan lemparan

dengan benar dan masuk ke sasaran simpai agar kelompoknya menjadi

pemenang.

26) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada

siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

materi keempat.

27) Peneliti dan guru menyampaikan materi kelima yakni gerakan teknik melempar

menggunakan bola tangan dengan awalan berlari. Siswa diminta memperhatikan

Page 61: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pelaksanaan contoh gerakan melempar dengan menggunakan bola tangan dengan

awalan berlari yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

28) Siswa di bagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan lemparan dengan bola

tangan dengan awalan berlari.

29) Siswa melakukan lemparan diawali awalan lari antara 4 sampai 6 langkah

sebelum melempar.Arah lemparan menuju kelompok yang berada di depannya

sehingga siswa yang berada di kelompok depannya menangkap lemparan yang

selanjutnya secara bergantian melakukan lemparan dengan awalan berlari.

30) Peneliti dan guru memberikan motivasi dan bimbingan kepada para siswa agar

melakukan gerakan melempar dengan benar.

31) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada

siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

materi kelima.

32) Peneliti dan guru menyampaikan materi keenam yakni gerakan teknik melempar

menggunakan bola tenis berekor pada dinding dengan rangsangan jarak pantulan.

Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan melempar yang

dilakukan oleh guru dan peneliti.

33) Pada materi keenam ini penelliti dan guru mempunyai maksud agar para siswa

melakukan gerakan melempar secara maksimal agar nantinya siswa dapat

melempar dengan mencapai jarak maksimal.namun pada materi ini siswa

melakukan lemparan pada dinding dan pada lantai di depan dinding tersebut di

beri tanda jarak dengan menggunakan bilah bambu yang berjarak 3 meter sampai

6 meter agar nantinya siswa dapat melempar dengan jarak pantulan sejauh

mungkin.

34) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melempar

secara maksimal agar mendapatkan jarak pantulan sejauh mungkin bahkan

melebihi batas jarak pantulan yang telah dipersiapkan oleh peneliti dan guru.

Page 62: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

35) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

yang akan disampaikan minggu depan.

36) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya

mengikuti pelajaran selanjutnya.

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (sabtu, 13 maret 2010)

adalah praktik teknik dasar lempar lembing gaya hop, serta pengulangan materi yang

telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan mempresensi

siswa.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi

lempar lembing dan permainan-permainan yang dimodifikasi yaitu dengan .

5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah

disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik melempar

menggunakan bola tangan tanpa awalan, teknik gerakan melempar dengan

menggunakan bola tangan diikuti gerakan lari setelah melempar,teknik melempar

dengan menggunakan bola tenis berekor diikuti gerakan lari setelah melakukan

lemparan,teknik melempar dengan menggunakan bola tenis berekor dengan

sasaran simpai,teknik melempar dengan menggunakan bola tangan diawali

dengan gerakan lari.pengulangan dilakukan secara singkat,serta tambahan materi

pembelajaran teknik gaya hop pada lempar lembing bagi para siswa.

6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan kedua yakni

pengulangan materi yang dilakukan pada pertemuan minggu sebelumnya . Siswa

Page 63: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

tidak perlu di berikan contoh karena kebanyakan dari siswa masih mengingat

gerakan teknik dasar melempar yang telah di ajarkan.

7) Siswa diminta melakukan teknik gerakan teknik melempar dengan benar adapun

pengulangan gerakan teknik melempar yang pertama yaitu melempar

menggunakan bola tangan tanpa awalan,lemparan dilakukan dengan kedua

tangan.

8) Untuk formasi siswa di bagi menjadi 8 kelompok agar dapat melakukan

lemparan secara bergantian dan benar sesuai dengan intruksi dari peneliti dan

guru.

9) Setelah dirasa cukup melakukan pengulangan materi pertama dilanjutkan dengan

pengulangan materi kedua yakni melakukan lemparan menggunakan bola tangan

dengan diikuti gerakan lari setelah melempar.

10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan tentang gerakan teknik yang kedua

agar siswa mau melakukan gerakan lari setelah melempar,dengan formasi siswa

seperti pada materi pertama tetapi terjadi pergantian tempat karena melakukan

gerakan lari setelah melempar.

11) Setelah melakun lemparan menggunakan bola tangan dengan diikuti gerakan lari

di lanjutkan dengan melakukan lemparan pada sasaran simpai menggunakan bola

tenis berekor.sasaran berupa simpai di gantung menempel pada dinding.

12) Peneliti dan guru mengamati gerakan lemparan siswa untuk masuk pada sasaran

simpai yang di maksud untuk melatih sudut lempar saat melempar dengan

menggunakan lembing yang sesungguhnya..

13) Setelah siswa melakukan lemparan dengan sasaran simpai dilanjutkan

pengulangan materi melempar menggunakan bola tangan dengan awalan berlari.

14) Untuk formasi siswa sama saat melakukan lemparan dengan menggunakan

lemparan dengan bola tangan tanpa awalan namun untuk materi ini diawali

dengan awalan lari,lemparan dilakukan dengan kedua tangan.

Page 64: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

15) Setelah siswa melakukan pengulangan materi yang diberikan siswa di bariskan

untuk sejenak istirahat dan diberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

16) Peneliti dan guru mempersipkan materi ke dua yaitu melakukan gaya hop pada

lempar lembing dengan mengajarkan langkah-langkah hop.

17) Peneliti dan guru memberikan penjelasan tentang gaya hop dan memberikan

contoh gerakan gaya hop tanpa menggunakan lembing,siswa di minta untuk

memperhatikan contoh yang diberikan dan bertanya apabila kurang jelas tentang

penjelasan dan contoh yang di berikan oleh peneliti dan guru.

18) Siswa di bagi menjadi 4 baris dan di atur jaraknya agar saat belajar langklah hop

tidak menginjak atau bersentuhan dengan siswa yang lain.

19) Peneliti dan guru membimbing dengan melakukan gerakan langkah hop bersama

dengan diikuti oleh para siswa.Gerakan yang di ajarkan yaitu di mulai dengan

awalam 3 langkah,langkah pertama dengan kaki kanan langkah kedua dengan

kaki kiri langkah ketiga dengan kaki kanan bersamaan melakukan jengket (hop).

20) Peneliti dan guru membimbing siswa melakukan gerakan langkah hop dengan

awalan 3 langkah seperti yang telah di contohkan dan dilakukan bersama,jika ada

kesulitan dilakukan pendekatan dan pencontohan ulang.Setiap melakukan teknik

langkah hop peneliti dan guru memberikan aba – aba agar gerakan dilakukan

secara bersamaan dan dapat diketahui siswa yang masih kesulitan melakukan

praktik langkah gaya hop.

21) Setelah para siswa diberikan materi langkah hop dengan awalan 3 langkah

selanjutnya ditambahkan awlan dengan berlari kecil antara 5 sampai 7 langkah

sebelum melakukan hop ( jengket ).

22) Para siswa mengulang – ulang garakan tersebut sampai waktu yang telah

ditentukan peneliti dan guru.

23) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

Page 65: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

yang akan disampaikan minggu depan dan memberikan kesempatan apabila para

siswa mengalami kesulitan.

24) Peneliti dan guru mengakhiri pelajaran dengan ber doa dan siswa di bubarkan

untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan ketiga (Sabtu, 20 Maret 2010)

adalah rangkaian lempar lembing gaya hop, pengulangan materi langkah gaya hop,

dan posttest untuk siklus I. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses

pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah

disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik langkah melakukan

gaya hop mulai dengan awalan langkah hingga dengan awalan lari pelan.

5) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang

dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa

yang melakukan praktik gaya hop, serta menyiapkan materi selanjutnya.

6) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I

dengan memanggil satu persatu untuk melakukan lempar lembing dengan gaya

hop yang telah diajarkan.

7) Peneliti dan guru melakukan posttest untuk siklus I, dengan mencatat dan menilai

kualitas gerakan lempar lembing gaya hop pada blangko penilaian yang telah

disiapkan.

Page 66: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

8) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

yang akan disampaikan minggu depan.

c. Observasi Dan Interpelasi Tindakan I

Observasi dan interpelasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I

berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti

berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun

pelaksanaan tindakan I, yakni :

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lempar lembing gaya hop melalui

pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3

Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan pertama (sabtu, 6 Maret

2010 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan materi teknik dasar lempar

lembing gaya hop, yakni teknik dasar melempar tanpa awalan dengan

mengunakan bola tangan, teknik dasar melempar dengan diikuti gerakan lari

setelah melempar menggunakan bola tangan, dan teknik dasar melempar

menggunakan bola tenis berekor diikuti gerakan lari setelah melempar. Pada

pertemuan kedua (sabtu,13 Maret 2010, selama 2 x 45 menit) peneliti

memberikan materi kelanjutan dari teknik dasar lempar lembing gaya hop, yakni

teknik dasar gerakan melempar menggunakan bola tenis berekor dengan sasaran

simpai,teknik melempar menggunakan bola tangan dengan sasaran dinding

dengan rangsangan jarak pantulan.serta rangkaian teknik langkah melakukan

gaya hop. Pada pertemuan ketiga (Sabtu, 20 Maret 2010),Di pertemuan ketiga

peneliti melakukan tes akhir siklus I, untuk mengetahi hasil perkembangan

proses pembelajaran selama siklus I.

2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam

proses pelaksanaan pembelajaran.

Page 67: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan pretest sebagai

bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus I

4) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi

langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada

model pemebelajaran langsung, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi /

unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa.

5) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh

permainan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah

oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar

diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:

a) Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik dasar lempar lembing gaya

hop sebesar 30%, sedangkan 70% lainnya tampak berbicara dengan

temannya, melamun, dan bermain sendiri bersama teman yang lain. Dari hasil

wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang

menyukai materi, dan tidak bisa melakukan ujuk kerja praktik lempar

lembing gaya hop.

b) Siswa yang antusias selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar

20%, sedangkan 80% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari peneliti.

Siswa tersebut bermain sendiri dengan temannya. Karena peneliti berada

pada satu tempat yang kurang dapat menjangkau siswa yang lain, sebab

kondisi tempat yang cukup luas dan ramai, sehingga siswa yang tidak

terjangkau merasa diabaikan, sehingga mereka cenderung bermain sendiri.

6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima

Page 68: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pembelajaran materi lempar lembing gaya hop melalui model pembelajaran

bermain.

Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan I

berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:

1) Hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop setelah Tidakan I

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali adalah

8,82%, sedangkan sisanya ( Baik 17,64%; Cukup Baik 8,82%; Cukup 11,76%;

Kurang 52,94%). Dalam hal ini sejumlah 16 siswa telah masuk dalam kriteria

Tuntas, dan sedangkan 18 siswa Tidak Tuntas.

Dalam pelaksanaan Tidakan I terdapat kelebihan yang dapat diguanakan

sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan

pelaksanaan Tindakan I diantaranya :

1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni

dengan penyampaian materi model inovatif dengan permainan, sebab siswa

merasa senang dengan kegiatan belajar dengan metode bermain, melalui

penjelasan guru dan peneliti, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini

dianggap langka dan jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes.

2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi langsung,

sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik, dan

siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang

diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti.

3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang

diberikan terarah.

Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan

sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan

dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah:

Page 69: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

1) Sistuasi lapangan olah raga yang ramai/ crowded membuat pelaksanaan

pembelajaran kurang maksimal, serta menggangu konsentrasi siswa dalam

melaksanakan instruksi materi dari peneliti dan guru.

2) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekan beberapa gerakan teknik dasar

lempar lembing yang didemonstrasikan oleh peneliti secara benar.

3) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian

siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan

guru.

4) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan

sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi

pada minggu lalu.

5) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan maupun

teknik dasar yang dilakukan siswa kurang dapat dipantau oleh guru dan peneliti.

6) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan teknik dasar karena

malu.

7) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan lengan dan

memutar pinggang pada lempar lembing gaya hop sehingga sebagian siswa belum

dapat menunjukan kualitas gerakan yang maksimal

d. Analisis dan Reflesi Tindakan I

Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan I tersebut, peneliti melakukan

analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukan hasil yang sesuai,

mengingat jumlah materi yang disampaiakan banyak dan berfariasi serta alokasi

waktu dalam mengajar yang sedikit.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.

Page 70: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3) Tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum diberikan

tidakan cukup mengambarkan kondisi awal kelas sebelum mendapatkan tindakan.

4) Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur

kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat

berlangsung lebih maksimal.

5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukan hasil yang

maksimal walaupun telah menujukan peningkatan akan tetapi belum sesuai

dengan target capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama

Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut :

a) Hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop setelah Tidakan I

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik sekali 8,82

%;Baik 17,64%; Cukup Baik 8,82%; Cukup 11,76%; Kurang 52,94%. Dalam

hal ini sejumlah 11 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 22

siswa Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses Siklus I,

hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop dalam kaegori

Cukup. Namun apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil

belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop menujukan hasil yang

meningkat dari data awal yakni dengan rata - rata peningkatan sebesar 18.18%

6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I, akan

dipertahankan dan ditingkatkan.

7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama

pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :

a) Untuk mengantisipasi situasi lapangan yang ramai maka siswa diminta untuk

sesegera mungkin menuju lapangan.

b) Siswa diminta mengingat gerakan melempar sesuai yang telah diajarkan.

c) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan

teknik gerakan melempar secara benar.

Page 71: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

d) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada

siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang,

agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

e) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat memabntu

mengatur jalannya proses pembelajaran.

Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir sebagian

materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik diantaranya;

Teknik dasar melempar tanpa awalan,teknik melempar diikuti gerakan lari setelah

melempar, serta menguatkan materi materi yang dianggap kurang seperti; Teknik

gerakan melempar maksimal dengan materi melempar dengan sasaran diding untuk

mencapai jarak pantulan sejauh mungkin,gerakan teknik melakukan lempar lembing

gaya hop.

e. Data Diskripsi Tindakan I

Selama pelaksanaa Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan

pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari;

ketangkasan lempar lembing gaya hop; kemampuan melakukan lempar lembing gaya

hop; aktifitas siswa dan hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA

Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.

1) Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan Model

Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.

Kondisi hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA Negeri

3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I model pembelajaran

dengan penekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 72: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan pendekatan Bermain Tindakan I

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 3 8,82%

75 – 79 Baik Tuntas 6 17,64% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 3 8,82% 65 – 69 Cukup Tuntas 4 11,76%

< 64 Kurang Tidak Tuntas 18 52,94% Jumlah 34 100%

Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lempar lembing gaya hop

siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan

Tidakan I adalah Cukup dengan prosentase 11,76%, Kurang dengan prosentase

52,94%, dan sisanya (Baik 17,64%; Cukup Baik 8,82%). Sejumlah 16 siswa telah

mencapai kriteria Tuntas sedangkan 18 siswa Tidak Tuntas.

1. Siklus II

Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang

dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata –

rata siswa menunjukan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena

merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakuan pada Siklus II ini

diantarannya;

a. Rencana Tindakan II

Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Senin, 15 Maret

2010, di SMA Negeri 3 Surakarta. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra

kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis

Page 73: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

siklus II.

Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang

rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran dengan

pendekatan bermain, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa dalam

lempar lembing gaya hop. Dengan sintaks pembelajaran sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,

pentingnya pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar

b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan

informasi tahap demi tahap

c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi

umpan balik

e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan

perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan

kehidupan sehari-hari.

2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

lempar lembing gaya hop melalui pembelajaean dengan pendekatan bermain

3) Peneliti dan guru menyiapkan media,serta menyiapkan sarana yang akan

digunakan seperti; bola tangan, bola berekor, lembing, dsb.

4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.

Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan lempar lembing gaya hop

dengan model pembelajaran melalui pendekatan bermain. Sedangkan instrumen

non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti

dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang

tercantum dalam RPP.

Page 74: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik dasar

lempar lembing gaya hop.

6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan II, yakni pada lapangan

olah raga SMA Negeri 3 Surakarta serta lapangan Alun alun utara Keraton

Surakarta.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Tidakan II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan kali pertemuan, selama

tiga minggu yakni pada setiap hari sabtu tanggal 27 Maret 2010, 3 April 2010,dan 10

April 2010 di lapangan olah raga SMA Negeri 3 Surakarta dan di pertemuan ke tga di

lapangan Alun alun utara keraton Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan

selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan

oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan II ini

adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tidakan

sebelumnya.

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Sabtu, 27 Maret

2010) yaitu melakukan lemparan dengan menggunakan bola tangan dengan gerakan

lari setelah melempar lemparan menggunakan satu tangan dan melempar dengan

menggunakan bola tenis berekor dengan sasaran dinding dengan rangsangan jarak

pantulan, dan materi . Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa, serta memulai proses pembelajaran dengan

berdoa dan mempresensi siswa.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

Page 75: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan

kegiatan melempar dengan permainan meriam bola.Kelas dibagi menjadi dua

regu kemudian berada di tepi luar samping lapangan tenis,bola tangan diletakkan

ditengah lapangan kemudian para siswa berusaha melempar dengan bola tenis

berekor supaya bola tangan yang berada ditengah lapangan masuk kedaerah

lawan/teman yang berada di seberang lapangan.

5) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni gerakan melempar

menggunakan bola tangan diikutigerakan lari setelah melempar. Siswa diminta

menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan

peneliti.

6) Sebelum melakukan gerakan menlempar siswa dibagi menjadi 4

kelompok,kemudian di jadikan dua baris berhadapan dengan jarak kurang lebih

20 m.

7) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melempar dengan menggunakan satu

tangan, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.

8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang gerakan

melempar yang akan dilakukannya.

9) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat

melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi

selanjutnya.

10) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada

siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

materi kedua.

11) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan melempar dengan

bola tenis berekor pada dinding dengan rangsangan jarak pantulan tujuannya

lemparan maksimal dari siswa. Siswa diminta menyimak secara detail

pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

Page 76: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

12) Siswa diminta melakukan lemparan, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh

peneliti dan guru.

13) Siswa secara bergantian sesuai dengan urutan melakukan gerakan melempar,

sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.

14) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang lemparan yang

akan dilakukannya.

15) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat

melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal.

16) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

yang akan disampaikan minggu depan.

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Sabtu, 3 April 2010)

adalah rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop. Urutan pelaksaan tindakan

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan berdoa, serta memulai proses

pembelajaran dengan mempresensi.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemua kedua yakni

teknik rangkaian lempar lembing gaya hop. Siswa diminta menyimak secara

detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

5) Pada sesi ini siswa diminta untuk melakukan koordinasi rangkaian gerakan

lemparlembing gaya hop dengan porsi sebenarnya yakni mulai dari

awalan,gaya,saat melempar,dan gerak lanjut setelah melempar.

6) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop

dengan benar, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

Page 77: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

7) Sebelum melakukan rangkaiangerakan lempar lembing gaya hop siswa dibagi

menjadi 4 kelompok.

8) Siswa melakukan rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop, sesuai dengan

instruksi dari peneliti dan guru.

9) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa

tentang gerakan lempar lembing gaya hop yang akan dilakukannya.

10) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang

dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa

yang melakukan tugas.

11) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

yang akan disampaikan minggu depan.

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ketiga (Sabtu, 10 April

2010) adalah lempar lembing gaya hop, serta pengambilan data akhir tindakan II.

Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan bardoa, serta memulai proses

pembelajaran dengan mempresensi.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh gerakan lempar

lembing gaya hop yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

5) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan lempar lembing gaya hop

secara bergantian.

6) Siswa melakukan lempar lembing gaya hop, sesuai dengan instruksi dari peneliti

dan guru.

Page 78: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

7) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Peneliti dan Guru mengadakan

observasi, serta memberikan penguatan kepada siswa dalam pelaksanaan lempar

lembing gaya hop.

8) Pengambilan data akhir siklus II

9) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Observasi Dan Interpelasi Tindakan II

Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II

berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti

berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun

pelaksanaan Tindakan II, yakni :

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lempar lembing gaya hop melalui

pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3

Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 9 April 2010

selama 2 x 45 menit), (Sabtu, 16 April 2010, selama 2 x 45 menit) . Pada

pertemuan ketiga (Sabtu, 24 April 2010, selama 2 x 45 menit)

2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai pedoman atau acuan

dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi

langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada

model pemebelajaran dengan pendekatan bermain, yakni adanya penjelasan

materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara

langsung oleh siswa.

4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh

permainan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah

Page 79: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar

diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, yaitu Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik

dasar lempar lembin meningkg gaya hop sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya

masih memberikan respon yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil

wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang

menyukai materi, dan tidak bisa melakukan ujuk kerja praktik lempar lembing

gaya hop.

5) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan

siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus

sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup

dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi.

6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima

pembelajaran materi lempar lembing melalui model pembelajaran dengan

pendekatan bermain.

Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan II\

berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:

1) Hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop setelah Tidakan II

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 16,27%

sedangkan sisanya ( Baik 11,76%; Cukup Baik 29,41%; Cukup 35,29%; Kurang

2,94%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas sedangkan 1 siswa Tidak

Tuntas. Telah memenui target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian

yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat diguanakan

sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan

pelaksanaan Tindakan II diantaranya :

Page 80: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

1) Sebagian siswa telah mampu menunjukan gerakan lempar lembing gaya hop

dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang sama sekali belum dapat

menunjukan gerakan lempar lembing gaya hop.

2) Melalui proses pengelompokan siswa dalam permainan sebagian besar siswa

dapat perpartisipasi dalam permainan yang dibuat oleh guru dan peneliti

Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan dalam

proses transfer materi kepada siswa.

Melalui penguatan kegiatan permainan siswa lebih berani dan beradaptasi dengan

kegiatan melempar.

Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan

sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan

dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah:

1) Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran

kurang maksimal diterima.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan II

Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan II tersebut, peneliti melakukan

analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai

yakni 2 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan untuk pengambilan data akhir

siklus II, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian

siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.

3) Model pembelajaran dengan pendekatan bermain yang diterapkan oleh peneliti

dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta

transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang

dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik.

Page 81: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II,

cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses

belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi

karena peneliti dan guru meminta bantuan teman dalam membantu memberikan

pengawasan dan control terhadap siswa dalam belajar.

5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukan hasil yang

meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih

detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut :

a) Hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop setelah Tidakan II

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali

16,27% sedangkan sisanya ( Baik 11,76%; Cukup Baik 29,41%; Cukup

35,29%; Kurang 2,94%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas

sedangkan 1 siswa Tidak Tuntas. Telah memenui target dengan capaian

berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan.

Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas telah

memenuhi target dari, rencana target yang diharapkan

e. Diskripsi Data Tindakan II

Selama pelaksanaa Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan

pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari;

ketangkasan lempar lembing gaya hop; kemampuan melakukan lempar lembing gaya

hop, dan hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA Negeri 3

Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.

1) Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan Model

Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.

Kondisi hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA Negeri

3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II model

Page 82: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pembelajaran dengan pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan

Model Pembelajaran Denngan Pendekatan Bermain Tindakan II. Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase

>80 Baik Sekali Tuntas 7 16,27% 75 – 79 Baik Tuntas 4 11,76% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 10 29,41% 65 – 69 Cukup Tidak Tuntas 12 35,29%

< 64 Kurang Tidak Tuntas 1 2,94% Jumlah 34 100%

Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lempar lembing gaya hop

siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan

Tidakan II adalah Baik Sekali 16,27% sedangkan sisanya ( Baik 11,76%; Cukup Baik

29,41%; Cukup 35,29%; Kurang 2,94%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas

sedangkan 1 siswa Tidak Tuntas.

Page 83: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat

disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pembelajaran lembing gaya hop siswa kelas

X.9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.

Tabel 7. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan Model Pembelajaran Denngan Pendekatan Bermain Siklus I dan Siklus II

Prosentasi Rentang Nilai

Keterangan Data Awal Siklus I Siklus II

>80 Baik Sekali 0% 8,82% 16,27% 75 – 79 Baik 0% 17,64% 11,76% 70 – 74 Cukup Baik 0% 8,82% 29,41% 65 – 69 Cukup 0% 11,76% 35,29%

< 64 Kurang 100% 52,94% 2,94%

Melalui tabel perbandingan hasil belajar diatas apabila didistribusikan dalam

grafik perbandingan, disajikan sebagai berikut:

Page 84: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Melalui grafik perbandingan hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa

kelas X.9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010, terjadi peningkatan

hasil belajar siswa mulai dari data awal, Siklus I dan Siklus II.

Page 85: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X.9 Negeri 3 Surakarta

dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis

dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang

telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa:

Pembelajaran dengan pendekatan bermain, dapat meningkatkan hasil

pembelajaran lempar lembing gaya hop pada siswa kelas X.9 SMA Negeri 3

Surakarta. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I

dan siklus II. hasil belajar lempar lembing gaya hop pada siklus I dalam kategori

tuntas adalah 47,04% jumlah siswa yang tuntas adalah 16 siswa. Pada siklus II terjadi

peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 92,73%,

sedangkan siswa yang tuntas 33 siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses

pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari

pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari

pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru

dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang

digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai

Page 86: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan

motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media

pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa

sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus

diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan

siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan.

Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan

dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang

sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut

akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang

tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.

Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan

pendekatan bermain dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop dapat

meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini

dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan

media pengajaran dengan pendekatan bermain. Bagi guru bidang studi Pendidikan

Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif

dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan

peningkatan hasil belajar lempar lembing gaya hop yang efektif dan menarik yang

membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran

Penjas yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat

model-model pembelajaran yang lebih banyak. Ia dapat menyalurkan kemampuannya

tersebut dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya

meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif.

Page 87: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan pendekatan bermain

untuk peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran lempar lembing gaya

hop, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses

pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi

siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa

terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan

tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian

dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya

peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan

peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan

model pembelajaran melalui pendekatan bermain ini dapat merangsang aspek motorik

siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang

nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani,

mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap

kompetitif yang kesemuanya ini santa penting dalam pendidikan jasmani.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,

khususnya pada guru SMA Negeri 3 Surakarta, sebagai berikut:

1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam

mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,

sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring

dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya

mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan

agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.

Page 88: UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan

materi pembelajaran.

3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung

kelancaran kegiatan belajar mengajar.

4. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan

bermain hendaknya mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran Penjas sehingga

nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak didiknya.

5. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun tentu

saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi

seperlunya sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masing-masing. Hal ini

disebabkan meskipun sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini pada dasarnya

hampir sama satu dengan yang lainnya, namun tetap memiliki suatu karakteristik

khusus yang hanya dimiliki oleh masing-masing kelas atau sekolah sebagai akibat

dari keanekaragaman yang dimiliki oleh masing-masing individu yang ada di

kelas atau sekolah tersebut.