upaya peningkatan hasil belajar ips melalui...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pembelajaran IPS SD
“IPS merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia baik tingkah laku perorangan maupun tingkah laku kelompok” (Taneo, S.P,
dkk: 2009). Sedangkan menurut Kurikulum 2006, “Ilmu Pengetahuan sosial sekolah
dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan”. Menurut
Trianto (2007:24) “Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,
hukum budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-
cabang ilmu-ilmu sosial”. Lain halnya dengan Sumantri (2001:89) “IPS merupakan
suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan
ditemukan baik dalam nomeklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social
sience), maupun ilmu pendidikan”.
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah ilmu pengetahuan yang merupakan program pendidikan dari integrasi berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial yang mempelajari tingkah laku manusia baik selaku individu
maupun kelompok yang mengkaji tentang peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat.
Menurut Sardiyo dkk (2009:129) pada ”ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3. Sistem Sosial dan Budaya
7
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan”.
Dalam membina konsep dan pengembangankan generalisasi diperlukan
keterampilan-keterampilan khusus. Dalam pengajaran IPS keterampilan yang akan
dikembangkan meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektual dan
keterampilan sosial (Taneo,S.P, dkk: 2009). Strategi dalam menanamkan konsep pada
peserta didik hendaknya didasarkan pada keperluan, ketepatan, kegunaan, dan
kemudahan. Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai metode dan media
pembelajaran.
Strategi pengajaran diri dalam IPS bertujuan untuk membina dan
mengembangkan sikap dan mental yang baik. Materi dan pokok bahasan dalam
pembelajaran IPS dengan berbagai metode digunakan untuk membina penghayatan,
kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik bagi diri siswa. Pengajaran IPS
dilaksanakan dalam waktu terbatas, sehingga sangat susah untuk dapat
memperkenalkan nilai-nilai kehidupan manusia terhadap siswa. Oleh karena itu nilai-
nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan
mendasar bagi kehidupan manusia.
Hakekat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai
mahluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya dan mengadakan perubahan-
perubahan sesuai perkembangan zaman yang digunakan untuk membina kehidupan
masyarakat yang lebih baik.
Tujuan IPS yang harus dicapai menurut Massofa (2010:1) “sekurang-kurang
nya meliputi 5 hal berikut:
1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang bergunadalam kehidupan masyarakat;
2. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,menganalisa, menyusun alternatifpemecahan masalah sosial yangterjadi dalam kehidupan bermasyarakat;
3. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasidengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidangkeilmuan serta berbagai keahlian;
8
4. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yangpositif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadibagian kehidupannya yang tidak terpisahkan; dan
5. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkanpengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangankehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmudan teknologi”.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, tujuan dari pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di sekolah dasar adalah IPS sebagai suatu program pendidikan
tidak hanya memberikan pengetahuan semata, namun harus pula membina peserta
didik dalam menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang baik, yang tahu akan
hak dan kewajibannya. Oleh karena itu peserta didik tidak hanya memiliki
kemampuan berpikir tinggi, namun peserta didik diharapkan pula memiliki kesadaran
dan tanggung jawab yang tinggi terhadap diri dan lingkungannya.
Carey (1986:7) dalam Utami (2009:5) menyatakan bahwa “pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus/dihasilkan respon terhadap situasi tertentu.” Sedangkan Komalasari, K
(2013:3) mengartikan “pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau
proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik pembelajar dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien”.
Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan, pembelajaran IPS di
SD merupakan suatu proses aktivitas dimana lingkungan diatur dan dikelola agar
terjadi interaksi antara siswa dan media belajar yang dapat membentuk dan
memancing respon siswa terhadap suatu kegiatan pembelajaran, sehingga siswa dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelajaran IPS di
sekolah dasar tidak hanya berorientasi kepada pengembangan pendidikan sosial saja
tetapi juga berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan
9
kecakapan dasar siswa yang mengarah pada kenyataan hidup sosial masyarakat
sehari-hari dan memenuhi kebutuhan sosial siswa di masyarakat.
Pembelajaan di satuan pendidikan harus mengacu pada SK dan KD yang
diterbitkan oleh BSNP. Secara rinci SK dan KD untuk mata pelajaran IPS kelas IV
Semester II disajikan melalui tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran IPS Kelas IV Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar2. Mengenal sumber daya
alam, kegiatan ekonomi,dan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten/kotadan provinsi
2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yangberkaitan dengan sumber daya alamdan potensi lain di daerahnya
2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalammeningkatkan kesejahteraanmasyarakat
2.3 Mengenal perkembangan teknologiproduksi, komunikasi, dantransportasi serta pengalamanmenggunakannya
2.4 Mengenal permasalahan sosial didaerahnya
(Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi)
2.1.2 Model Pembelajaran Picture and Picture
Dalam melakukan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai,
banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh guru. Salah satunya adalah menggunakan
berbagai jenis-jenis model dalam pembelajaran. Akan tetapi guru harus memilah-
milah model yang cocok dengan materi pelajaran karena banyaknya jenis-jenis model
pembelajaran. Jenis-jenis model pembelajaran antara lain pembelajaran inkuiri,
ekspositori, discovery, quantum learning, pembelajaran PAKEM, kooperatif,
pembelajaran berbasis masalah, kontekstual dan kooperatif. Masing-masing
pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri akan tetapi jika cocok
10
dan dilakukan dalam mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan, maka tujuan
dalam pembelajaran dapat tercapai.
Seperti yang diketahui picture dalam bahasa Indonesia adalah gambar dan
Picture and Picture adalah gambar dan gambar. Namun gambar dan gambar ini
berbeda dengan media gambar yang seperti kita ketahui adalah gambar secara utuh
yang lengkap dan dengan keterangan-keterangan tentang gambar. Picture and Picture
ini berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang menggunakannya
adalah siswa. Dalam hal yang dimaksud disini adalah menggunakan gambar dalam
proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi sehingga siswa menemukan
sendiri konsep materi yang telah mereka pelajari.
Model pembelajaran picture and picture adalah salah satu model dari
pembelajaran kooperatif. Hamdani (2010:89) menjelaskan “Picture and picture
adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan logis”. Suprijono (2009:26) mengemukakan pembelajaran
model picture and picture adalah “salah satu metode pembelajaran aktif yang
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang
sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan atau menunjukkan gambar.”
Berdasarkan pengertian menurut beberapa para ahli, model pembelajaran
picture and picture merupakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar
untuk memfasilitasi peserta didik untuk aktif belajar. Dengan menggunakan media
gambar, diharapkan peserta didik mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang
baik dan kondisi menyenangkan.
Prinsip dasar dalam model pembelajaran picture and picture oleh Johnson &
Johnson dalam Sunenti, T (2013:1) meliputi:
1. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan sama.
11
3. Setiap anggota kelompok membagi tugas dan bertanggung jawab yang
sama di antara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Model pembelajaran picture and picture adalah media yang menggunakan
media gambar. Gambar yang baik digunakan dalam pembelajaran adalah gambar
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat tiga syarat yang
harus dipenuhi menurut Sunenti, T (2013:1) yaitu:
1. Harus OtentikGambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti
melihat benda sebenarnya.2. Sederhana
Komposisi hendaknya cukup jelas dalam menunjukkan poin-poinpokok yang terdapat pada gambar.
3. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni.
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan pembelajaran model picture and
picture oleh Istarani (2011:7) terdapat 6 langkah yaitu:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingindicapai.
Dilangkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yangmenjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengandemikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harusdikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampaidimana KKM yang telahditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari
sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesandalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapatmemberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belumsiap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan
12
menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yangdipelajari.
3. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitandengan materi).
Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibataktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yangditunjukkan oleh guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambarkita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahamimateri yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai gurudapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video ataudemonstrasi tertentu.
4. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan ataumemasangkan gambar yang ada.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karenapenunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasaterhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasamemang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambaryang sudah diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi.
5. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukanurutan gambar.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita atautuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehinggaproses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkankonsep materi yang sesuai dengan kompetesi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harusmemberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan memintasiswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuansiswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD danindikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasaiindikator yang telah ditetapkan.
7. Kesimpulan atau Rangkuman.Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru
membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabilasiswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalampengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentanggambar tersebut.
Sependapat dengan Istarani pelaksanaan model pembelajaran Picture and
Picture menurut Asmani, J.M (2011:39) langkah-langkahnya adalah:
13
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru menyampaikan apa yang menjadi kompetensi dasar mata pelajaran yang
bersangkutan sehingga siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus
dikuasainya.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
Guru memberikan awal permulaan pembelajaran, dapat memberikan motivasi
yang menarik perhatian siswa.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi.
Guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan
mengamati setiap gambar yang ditunjukkan guru atau oleh temannya.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Dalam melakukan penunjukan kita harus melakukan inovasi karena penunjukan
siswa secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum.
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut.
Siswa dilatih untuk mengemukakan alasan pemikiran atau pendapat tentang
urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah penting sebagai
fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan pendapatnya.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi,
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru harus memberikan penekanan pada hal yang ingin dicapai dengan meminta
siswa lain untuk mengulangi, menuliskan dengan tujuan siswa mengetahui
bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah
ditetapkan.
14
7. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja
diterimanya.
Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa dan apabila siswa
belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan
gambar guru memberikan penguatan kembali.
Ditegaskan oleh Suprijono, A. (2009:125) bahwa langkah-langkah model
pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut ini:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
2. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.
3. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan
materi)
4. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan
gambar-gambar yang ada.
5. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan
gambar.
6. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep
materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan atau rangkuman.
Jadi dapat disimpulkan langkah-langkah model pembelajaran picture and
picture adalah:
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan
dicapai.
2. Memberi materi pengantar
Guru menyajikan materi pengantar kegiatan dengan memberikan motivasi yang
menarik perhatian siswa.
3. Menunjukkan gambar-gambar
15
Guru mengajak siswa mengamati setiap gambar yang ditunjukkan oleh guru atau
temannya.
4. Menyusun atau mengurutkan gambar
Siswa menyusun atau mengurutkan gambar-gambar sesuai dengan urutan yang
logis.
5. Mengemukakan alasan
Siswa diajak untuk mengemukakan alasan pemikiran atau pendapatnya tentang
urutan gambar yang telah dibuat.
6. Menanamkan konsep
Guru menanamkan konsep dengan memberikan penekanan-penekanan pada
kompetensi yang ingin dicapai.
7. Menarik kesimpulan
Guru membimbing siswa untuk. membuat kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari
Dalam setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan kekurangannya,
kelebihan dan kekurangan model pembelajaran model pembelajaran picture and
picture menurut Istarani (2011:8) yaitu:
Kelebihan model pembelajaran picture and picture
1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat
terlebih dahulu.
2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
3. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada.
4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurutkan gambar.
5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
16
Kelemahan model pembelajaran picture and picture
1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.
2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahanutama dalam membahas suatu materi pelajaran.
4. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan.
2.1.3 Hasil Belajar
Hasil diartikan sebagai sesuatu yang diperoleh atas apa yang telah dilakukan.
Menurut Dimyati dkk. (2006:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, belajar merupakan berakhirnya pengajaran
dari puncak proses belajar. Sedangkan menurut Wardani, N. S. (2012:24) “hasil
belajar adalah kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru”. Artinya hasil belajar siswa itu
mencakup aktifitas yang dilakukan oleh siswa dengan fasilitasi guru dan aktifitas
siswa setelah belajar.
Sudjana (2008:22) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kuliner maupun tujuan intruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris. Sejalan dengan Arikunto (2003:117) mengemukakan bahwa ”ada 3
ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang selanjutnya disebut
taksonomi yaitu: ranah kognitif (cognitif domain), ranah afektif (affektive domain),
17
dan ranah psikomotor (psycomotor domain)”. Penjabaran tiga ranah operasional
dalam hasil belajar menurut Arikunto (2003:137) sebagai berikut:
a. Cognitive domain1) Pengetahuan (knowledge)
- Mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mendaftarkan,menjodohkan, menyebutkan, menyatakan (states), mereproduksi.
2) Pemahaman (comprehension)- Mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan,
memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikancontoh, menuliskan kembali, memperkirakan.
3) Aplikasi- Mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, memanipulasikan,
memodifikasikan, mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan,menghasilkan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan,menggunakan.
4) Analisis- Memerinci, menyusun diagram, membedakan, mengidentifikasikan,
mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan,memilih, memisahkan, membagi (subdives).
5) Sintesis- Mengategorikan, mengombinasikan, mengarang, menciptakan,
membuat desain, menjelaskan, memodifikasikan, mengorganisasian,menyusun, membuat rencana, mengatur kembali, merekonstruksikan,menghubungkan, mereorganisasikan, merevisi, menuliskan kembali,menuliskan, menceritakan.
6) Evaluasi- Menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan,
mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan,memutuskan, menafsirkan, menghubungkan, membantu (supports)
b. Affective domain1) Receiving
- Menanyakan, memilih, mendeskripsikan, mengikuti, memberikan,mengidentifikasikan, menyebutkan, menunjukkan, memilih,menjawab.
2) Responding- Menjawab, membantu, mendiskusikan, menghormat, berbuat,
melakukan, membaca, memberikan, menghafal, melaporkan,memilih, menceritakan, menulis
3) Valuing- Melengkapi, menggambarkan, membedakan, menerangkan,
mengikuti, membentuk, mengundang, menggabungkan,mengusulkan, membaca, melaporkan, memilih, bekerjasama,
18
mengambil bagian (share), mempelajari.4) Organization
- Mengubah, mengatur menggabungkan, membandingkan,melengkapi, mempertahankan, menerangkan, menggeneralisasikan,mengiidentifikasikan, mengintegrasikan, memodifikasikan,mengorganisir, menyiapkan, menghubungkan, mensintesiskan.
5) Characterization by value or value complex- Membedakan, menerapkan, mengusulkan, memperagakan,
mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasikan, mempertunjukkan,menanyakan, merevisi, melayani, memecahkan, menggunakan.
c. Psycomotor domain1) Muscular or motor skills
- Mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil (pekerjaan tangan),melompat, menggerakkan. Menampilkan.
2) Manipulations of material or objects- Mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan,
membentuk.3) Neuromuscular coordination
- Mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng,memadukan, memasang, memotong, menarik, menggunakan.
Hasil belajar digunakan guru sebagai tolok ukur atau kriteria dalam mencapai
suatu tujuan pendidikan. Hasil belajar dapat diketahui melalui pengukuran. Hopkins
dan Antes dalam Purwanto (2010:2) mendefinisikan pengukuran sebagai pemberian
angka pada atribut dari obyek, orang atau kejadian yang dilakukan untuk
menunjukkan perbedaan dalam jumlah. Perolehan angka dalam pengukuran perlu
menggunakan sebuah alat ukur yang disebut dengan instrumen.
Berdasarkan pengertian pengukuran yang telah dipaparkan, untuk mengukur
hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik penilaian yaitu:
1. Teknik Tes
Teknik tes menurut Indrakusuma dalam Arikunto (2002:32) adalah “suatu alat
atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara yang boleh dikatakan
cepat dan tepat”. Sedangkan menurut Suryanto dalam Wardani, N. S. dkk (2012:70)
teknik tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap butir
19
pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dilihat
dari tujuannya dalam bidang pendidikan, Wardani N.S. dkk (2012:71-72) tes dibagi
menjadi:
a. Tes Kecepatan (Speed Test)
Tes ini bertujuan untuk mengakses peserta tes dalam dalam hal kecepatan
berfikir atau keterampilan, baik yang bersifat spotanitas (logik) maupun hafalan
dan pemahaman dalam mata pelajaran yang telah dipelajarinya.
b. Tes Kemampuan (Powes Test)
Tes ini bertujuan untuk mengakses peserta tes dalam mengungkapkan
kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh
waktu yang telah disediakan. Kemampuan yang diakses berupa kognitif atau
psikomotorik.
c. Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes ini dimaksudkan untuk mengakses hal yang telah diperoleh dalam
suatu kegiatan seperti tes hasil belajar, tes harian (formatif) dan tes akhir
semester (sumatif). Tes ini bertujuan untuk mengakses hasil belajar setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu.
d. Tes Kemampuan Belajar (Gains/Achievement Test)
Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan. Tes ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal testi sebelum pembelajaran dan
kondisi akhir testi setelah pembelajaran.
e. Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik sengaja dirancang sebagai alat untuk menemukan kesulitan
belajar yang sedang dihadapi siswa. Hasil tes diagnostik dapat digunakan sebagai
dasar penyelenggaraan pengajaran yang lebih sesuai dengan kemampuan siswa
sebenarnya, termasuk kesulitan-kesulitan belajarnya.
f. Tes Formatif
Tes formatif dilakukan pada saat program pengajaran sedang berlangsung
(progress), tujuannya untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar yang telah
20
dicapai oleh peserta didik dalam suatu program pembelajaran. Tes ini dilakukan
secara periodik sepanjang rentang proses pembelajaran, materi tes dipilih
berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok materi.
Seperti tes harian, ulangan harian.
g. Tes Sumatif
Kata dari “sumatif” adalah “sum” yang berarti jumlah. Tes sumatif berarti
tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap
sekumpulan materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari. Seperti
UAN (Ujian Akhir Nasional) dan THB (Tes Hasil Belajar).
2. Teknik Non Tes
Teknik non tes digunakan mengukur kemampuan siswa pada ranah afektif dan
psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif.
Teknik nontes dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung ataupun tak
langsung, angket maupun wawancara. Teknik non tes digunakan sebagai pelengkap
dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan
penentuan kualitas hasil belajar.
Wardani, N.S. dkk (2012:73-75) membagi teknik non tes menjadi 7 macam,
berikut penjelasannya:
a. Unjuk Kerja
Suatu penilaian atau pengukuran yang dilakukan melalui aktivitas peserta
didik dalam melakukan sesuatu yang berupa tingkah laku atau interaksinya
seperti berbicara, berpidato, membaca puisi, dan berdiskusi; kemampuan peserta
didik dalam memecahkan masalah dalam kelompok; pertisipasi peserta didik
dalam diskusi; keterampilan menari; dan lain sebagainya.
b. Penugasan
Penugasan merupakan penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang
mengandung penyelidikan (investigasi) yang harus selesai dalam waktu tertentu.
21
Penyelidikan tersebut dilaksanakan secara bertahap yakni, perencanaan,
pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data.
c. Tugas Individu
Tugas individu adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas kepada
peserta didik yang dilakukan secara individu. Tugas ini dapat diberikan pada
waktu-waktu tertentu dalam bentuk seperti pembuatan kliping, pembuatan
makalah dan yang sejenisnya.
d. Tugas Kelompok
Tugas kelompok hampir sama dengan tugas individu, namun dikerjakan
secara kelompok. Tugas ini deberikan untuk menilai kompetensi kerja kelompok.
e. Laporan
Laporan adalah penilaian yang berbentuk laporan atau tugas atau pekerjaan
yang diberikan seperti laporan diskusi, laporan kerja praktik, laporan praktikum
dan laporan Pemantapan Praktik Lapangan (PPL)
f. Responsi atau Ujian Praktik
Merupakan suatu penilaian yang dipakai untuk mata pelajaran yang ada
kegiatan praktikumnya. Ujian praktik dapat dilakukan pada awal praktik atau
setelah melakukan praktik.
g. Portofolio
Merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpuan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam
satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap baik oleh peserta didik, pekerjaan-pekerjaan
yang sedang dilakukan, beberapa contoh tes yang telah selasai dilakukan,
berbagai keterangan yang diperoleh peserta didik, keselarasan antara
pembelajaran dan tujuan spesifik yang telah dirumuskan, contoh-contoh hasil
peerjaan sehari-hari, evaluasi diri terhadap perkembangan pembelajaran dan hasil
observasi guru.
22
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, yang dimaksud hasil
belajar di dalam penelitian ini adalah besarnya skor yang diperoleh melalui
pengukuran pada saat proses belajar (nontes) dan pengukuran pada hasil belajar (tes),
sebagai akhir dari kegiatan pembelajaran.
2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Ridwan
Mahmud (2011) dengan judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui
Metode Picture and Picture pada Siswa Kelas VA SD Negeri Tambakaji 05
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan penggunakan model picture and picture dalam meningkatkan hasil
belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kesimpulan penelitian yang
didapat adalah rata-rata hasil belajar pada siklus I adalah 68,44 dan ketuntasan
belajar klasikal 65,6% dengan kualifikasi tinggi, pada siklus II rata-rata hasil belajar
menjadi 74,06 dan ketuntasan belajar klasikal 71,9% dengan kualifikasi tinggi, dan
pada siklus III rata-rata hasil belajar menjadi 78,75 dan ketuntasan belajar klasikal
81,26% dengan klasifikasi sangat tinggi. Kelebihan dalam penelitian ini adalah dalam
pembelajaran siswa menjadi lebih aktif, sedangkan kekurangannya adalah penilaian
hasil belajar hanya menggunakan hasil tes saja. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture perlu
pengembangan penelitian yang tidak hanya melakukan penelitian dengan
menggunakan hasil tes saja namun diukur juga dengan penilaian proses.
Penelitian kedua yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang telah
dilakukan oleh Ida Nurdiana (2013) dengan judul “Penerapan model pembelajaran
Picture and Picture untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS kelas 3 di
SDN Tumpang 02 Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah
23
prosentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sudah cukup baik dengan prosentase
sebesar 75%. Pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas sebesar 7%, yaitu menjadi
82%. Sedangkan peningkatan hasil belajar pada siklus I terdapat 30 (79%) siswa
tuntas belajar. Kemudian menjadi 35 (92%) siswa tuntas belajar. Dari data siklus I
dan II dapat terlihat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 13%. Kelebihan dari
penelitian ini adalah selain hasil belajar ada fokus peningkatan aktifitas dalam
pembelajaran agar siswa menjadi lebih aktif. Kekurangan penelitian ini adalah
pembelajaran memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu dalam pembelajaran
perlu lebih memperhatikan waktu dalam pembelajaran.
Berdasarkan kedua penelitian yang ada, keduanya menghasilkan kesimpulan
yang sama, yaitu penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
2.3 Kerangka Berpikir
Hasil belajar adalah besarnya total skor yang diperoleh melalui pengukuran
pada saat proses belajar (non tes) dan skor yang diperoleh dari skor tes formatif
sebagai akhir atau puncak dari suatu kegiatan pembelajaran. Sementara pembelajaran
yang dilakukan tidak selalu melibatkan siswa dalam pengalaman belajar. Hal ini
membuat siswa bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Akibatnya hasil belajar siswa kurang dari KKM > 70. Untuk menanggapi hal itu
dibutuhkan penanganan guna mengantisipasi rendahnya hasil belajar siswa yang
dapat dilakukan dengan model pembelajaran picture and picture. Model
pembelajaran picture and picture merupakan pembelajaran dengan menggunakan
media gambar untuk memfasilitasi peserta didik untuk aktif belajar. Dengan
menggunakan media gambar, diharapkan peserta didik mampu mengikuti pelajaran
dengan fokus yang baik dan kondisi menyenangkan.
24
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture
melalui beberapa langkah yaitu:
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Memberi materi pengantar
3. Menunjukkan gambar-gambar
4. Menyusun atau mengurutkan gambar
5. Mengemukakan alasan
6. Menanamkan konsep .
7. Menarik kesimpulan
Kerangka berpikir dalam penelitian dapat dilihat pada skema di bawah:
25
Pendekatan pembelajarankonvensional/ceramah
Model PembelajaranPicture and Picture
Hasil belajarsiswa < KKM
LembarObservasi
Skor tes
Skor LO (NonTes)
Hasil belajar siswa> KKM 70
Menunjukkan/tidak
Ada susunangambar/tidak
Memberi alasan/tidak
Adakesimpulan/tidak
Dapatmemantapkan/tidak
Menyimak/tidakMenyimak tujuan pembelajaran
Menyusun atau mengurutkan gambar“perkembangan teknologi”
Memantapkan konsep dari urutan gambar“perkembangan teknologi”
Menunjukkan gambar “perkembanganteknologi”
Memberi alasan dari urutan gambar“perkembangan teknologi”
Tes formatif
Menarik kesimpulan darigambar
Gambar 2.1 Skema Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture
26
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Peningkatan hasil
belajar IPS dapat diupayakan melalui model pembelajaran picture and picture siswa
kelas IV SDN Gedong 02 Banyubiru Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran
2013/2014”.