upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di kabupaten katingan provinsi kalimantan tengah

20
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103 ISSN : 2085-4757 84 LATAR BELAKANG MASALAH Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering terjadi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global, dan asapnya mengganggu kesehatan masyarakat serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Gangguan asap karena kebakaran hutan Indonesia akhir-akhir ini telah melintasi batas negara. Kebakaran hutan merupakan ancaman tersendiri bagi kabupaten Katingan dan masyarakat secara khusus. Hutan memegang peranan yang penting bagi keseimbangan hidup di bumi. Keberlangsungan dan keberlanjutan akan hutan bukanlah sebuah pilihan tapi merupakan keharusan. Namun, pada kenyataannya beberapa tahun belakangan UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Oleh: Louise Theresia Dosen Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya e-mail: [email protected] Abstrak: Kebakaran hutan dan lahan merupakan permasalahan yang rutin terjadi di Indonesia setiap musim kemarau. Di masyarakat masih timbul persepsi bahwa timbulnya asap di berbagai wilayah di Indonesia seluruhnya disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan. Bencana yang diakibatkan oleh praktik pembakaran hutan dan lahan adalah timbulnya polusi asap yang mengganggu berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat, baik nasional maupun global, serta menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. Gambut dan hutan di satu sisi merupakan anugerah bagi Kabupaten Katingan, dan oleh karenanya keberadaannya perlu untuk dijaga melalui komitmen bersama dan memanfaatkannya dengan bijak utamanya menghindarkan kerusakan yang lebih parah dari bencana kebakaran hutan dan lahan. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Katingan hampir setiap tahunnya adalah terjadinya kebakaran hutan yang pada umumnya perubahan kualitas udara mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kesehatan masyarakat. Kebakaran hutan yang cukup besar menimbulkan dampak yang sangat luas disamping kerugian material kayu, non kayu dan hewan. Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Katingan terjadi hampir tiap tahun pada musim kemarau dan telah mengakibatkan bencana kabut asap yang menimbulkan kerugiaan ekonomi, kerusakan ekosistem maupun pencemaran lingkungan. Dalam rangka pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan perlu dibentuk Tim Koordinasi Terpadu Lintas Instansi di Kabupaten Katingan. Kata Kunci: Penanggulangan, Kebakaran, Hutan dan Lahan, Kabupaten Katingan.

Upload: jurnal-ilmu-hukum-fakultas-hukum-universitas-palangka-raya

Post on 05-Sep-2015

88 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

LOUISE THERESIA

TRANSCRIPT

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 84

    LATAR BELAKANG MASALAH

    Kebakaran hutan merupakan salah

    satu bentuk gangguan yang makin sering

    terjadi. Dampak negatif yang ditimbulkan

    oleh kebakaran hutan cukup besar

    mencakup kerusakan ekologis,

    menurunnya keanekaragaman hayati,

    merosotnya nilai ekonomi hutan dan

    produktivitas tanah, perubahan iklim

    mikro maupun global, dan asapnya

    mengganggu kesehatan masyarakat serta

    mengganggu transportasi baik darat,

    sungai, danau, laut dan udara. Gangguan

    asap karena kebakaran hutan Indonesia

    akhir-akhir ini telah melintasi batas

    negara. Kebakaran hutan merupakan

    ancaman tersendiri bagi kabupaten

    Katingan dan masyarakat secara khusus.

    Hutan memegang peranan yang penting

    bagi keseimbangan hidup di bumi.

    Keberlangsungan dan keberlanjutan akan

    hutan bukanlah sebuah pilihan tapi

    merupakan keharusan. Namun, pada

    kenyataannya beberapa tahun belakangan

    UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

    DI KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

    Oleh: Louise Theresia

    Dosen Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya

    e-mail: [email protected]

    Abstrak: Kebakaran hutan dan lahan merupakan permasalahan yang rutin terjadi di

    Indonesia setiap musim kemarau. Di masyarakat masih timbul persepsi bahwa timbulnya

    asap di berbagai wilayah di Indonesia seluruhnya disebabkan oleh kebakaran hutan dan

    lahan. Bencana yang diakibatkan oleh praktik pembakaran hutan dan lahan adalah

    timbulnya polusi asap yang mengganggu berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat,

    baik nasional maupun global, serta menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan

    hidup. Gambut dan hutan di satu sisi merupakan anugerah bagi Kabupaten Katingan,

    dan oleh karenanya keberadaannya perlu untuk dijaga melalui komitmen bersama dan

    memanfaatkannya dengan bijak utamanya menghindarkan kerusakan yang lebih parah

    dari bencana kebakaran hutan dan lahan. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh

    Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Katingan hampir setiap tahunnya adalah

    terjadinya kebakaran hutan yang pada umumnya perubahan kualitas udara mempunyai

    pengaruh yang berarti terhadap kesehatan masyarakat. Kebakaran hutan yang cukup

    besar menimbulkan dampak yang sangat luas disamping kerugian material kayu, non

    kayu dan hewan. Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Katingan terjadi hampir tiap

    tahun pada musim kemarau dan telah mengakibatkan bencana kabut asap yang

    menimbulkan kerugiaan ekonomi, kerusakan ekosistem maupun pencemaran lingkungan.

    Dalam rangka pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan kebakaran hutan dan

    lahan perlu dibentuk Tim Koordinasi Terpadu Lintas Instansi di Kabupaten Katingan.

    Kata Kunci: Penanggulangan, Kebakaran, Hutan dan Lahan, Kabupaten Katingan.

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 85

    ini kerusakan dan pencemaran akibat dari

    kebakaran hutan di Kabupaten Katingan

    semakin meningkat. Angka statistik

    menunjukkan fakta semakin berkurangnya

    areal hutan hari demi hari. Salah satu

    penyebabnya adalah kebakaran, baik itu

    terjadi secara alamiah maupun karena

    campur tangan manusia. Kabupaten

    Katingan sebagai salah satu Kabupaten

    yang memiliki kawasan gambut terluas

    536.312,844 Hektar dan 1.315.241,367

    Hektar hutan yang merupakan suatu

    anugerah sekaligus juga menuntut

    komitmen untuk menjaga dan

    memanfaatkan hutan serta sumber

    dayanya dengan bijak. Utamanya

    menghindarkan kerusakan yang lebih

    parah dari bencana kebakaran hutan dan

    lahan.1

    Di dalam alinea ke-IV Pembukaan

    Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945 menyebutkan,

    Negara Republik Indonesia berkewajiban

    melindungi segenap bangsa dan seluruh

    tumpah darah Indonesia, memajukan

    kesejahteraan umum, mencerdaskan

    kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

    ketertiban dunia yang berdasarkan

    kemerdekaan, perdamaian abadi dan

    keadilan sosial. Amanat pembukaan

    Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945 khususnya dalam

    hal melindungi segenap bangsa dan

    seluruh tumpah darah Indonesia, dalam

    hal perlindungan terhadap kehidupan dan

    penghidupan termasuk perlindungan atas

    bencana. Pernyataan ini menguatkan

    bahwa rasa aman dan terlindungi dari

    bencana adalah hak warga negara.

    Kebakaran Hutan merupakan salah satu

    1 Sambutan Bupati Katingan, 2014, Pada Workshop

    Inter-Stakeholder Pencegahan dan Penanganan

    Kebakaran Hutan serta Lahan, Menuju Zero Fires.

    bentuk gangguan yang makin sering

    terjadi di Kabupaten Katingan. Dampak

    negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran

    hutan cukup besar mencakup kerusakan

    ekologis, menurunnya keanekaragaman

    hayati, merosotnya nilai ekonomi Hutan

    dan produktivitas tanah, perubahan iklim

    mikro maupun global dan asapnya

    mengganggu kesehatan masyarakat serta

    mengganggu transportasi baik darat,

    sungai, danau, laut dan udara.

    Menurut Pasal 33 ayat (3) Undang-

    Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa :

    Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

    dikuasai oleh negara dan

    dipergunakan untuk sebesar-

    besarnya kemakmuran rakyat .

    Penjelasan Pasal 33 ayat (3) Undang-

    Undang Dasar 1945 tersebut di atas bahwa

    yang termasuk kekayaan alam mempunyai

    arti yang sangat penting di dalam

    kehidupan makhluk hidup sehinga hutan

    merupakan sumber daya alam yang harus

    dilindungi dan mempunyai manfaat yang

    besar bagi seluruh kehidupan makhluk

    hidup di bumi khususnya bagi manusia,

    karena manusia pun tidak dapat hidup

    tanpa hutan mempunyai fungsi dan

    manfaat untuk kehidupan manusia.

    Pembangunan yang memadukan

    lingkungan hidup, termasuk sumber daya

    alam, menjadi sarana untuk mencapai

    keberlanjutan pembangunan dan menjadi

    jaminan bagi kesejahteraan dan mutu

    hidup generasi masa kini dan generasi

    masa depan. Pembangunan yang bijaksana

    harus dilandasi wawasan lingkungan,

    sebagai sarana mencapai kesinambungan

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 86

    dan menjadi jaminan bagi kesejahteraan

    generasi sekarang dan mendatang.2

    Pada prinsipnya pengelolaan hutan

    melalui Undang-Undang Nomor 41 Tahun

    1999 tentang Kehutanan ini bersifat

    sentralistik, walaupun terdapat penyerahan

    kewenangan operasional kepada Daerah.

    Disamping bersifat sentralistik,

    implementasi pengelolaan kehutanan

    dalam Undang-Undang ini juga dilakukan

    secara sektoral oleh Departemen

    Kehutanan. Berdasarkan Undang-Undang

    Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

    dalam Pasal 4 ayat (2) menyebutkan bahwa

    penguasaan hutan oleh negara itu

    dilaksanakan oleh Pemerintah, dalam hal

    ini Menteri Kehutanan (sektoral).

    Pengurusan hutan mulai dari perencanaan

    kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian

    dan pengembangan, pendidikan dan

    latihan, serta penyuluhan kehutanan,

    sampai kepada pengawasan, semuanya

    dilaksanakan oleh Menteri Kehutanan.3

    Pada dasarnya penanggulangan

    kebakaran hutan telah diatur dengan jelas

    di dalam Peraturan Menteri Kehutanan

    Nomor : P.12/Menhut-II/2009 tentang

    Pengendalian Kebakaran Hutan dan

    Kabupaten Katingan Melalui Surat

    Keputusan Bupati Nomor

    660/87/KPTS/III/2012 juga telah

    menunjuk Sususnan Keanggotaan Pos

    Simpul Komando Terpadu Pencegahan dan

    Pengendalian Kebakaran Hutan, Lahan dan

    Pekarangan di Kabupaten Katingan.

    2 Otto Soemarwoto. Atur Diri Paradigma Baru

    Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Gadjah Mada

    University Press, Yogyakarta), hlm. 85. 3 Maria SW Sumardjono. April 2009. Makalah

    Pengaturan Sumberdaya Alam di Indonesia: Sistem

    atau Subsistem, Disampaikan Di Depan Dosen dan

    Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah

    Mada, Yogyakarta, Hal. 14-16.

    Mengingat pencemaran udara akibat

    kebakaran hutan di wilayah Kabupaten

    Katingan cukup meningkat, maka

    Pemerintah Daerah Kabupaten Katingan

    mengeluarkan pernyataan Bupati Katingan

    Nomor : 050/383/EKSDA Tahun 2014

    tentang Siaga Tanggap Darurat Api dan

    Asap di Wilayah Kabupaten Katingan.

    Dimana sebaran titik api berdasarkan

    pantauan satelit NOAA18 pada tanggal 17

    September 2014 terdapat titik Hot Spot di

    wilayah Kabupaten Katingan sebanyak 342

    titik, Data kasus ISPA semakin meningkat

    setiap bulannya, terakhir untuk bulan

    Agustus 2014 berjumlah 1.205 kasus dan

    untuk bulan September 2014 sampai

    dengan tanggal 17 September 2014

    berjumlah 690 kasus yang terdata.4

    Berbagai upaya penanggulangan

    kebakaran hutan dan lahan yang telah

    dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

    Katingan yaitu salah satunya

    mengefektifkan perangkat hukum dengan

    dikeluarkannya Keputusan Bupati

    Katingan Nomor 660/105/KPTS/III/2014

    tentang Pembentukan Tim Koordinasi

    terpadu Pencegahan, Pengendalian dan

    Penanggulangan Kebakaran Hutan, Lahan

    dan Pekarangan Kabupaten Katingan,

    Surat Pernyataan Bupati Katingan Nomor

    050/383/EKSDA tentang Siaga Tanggap

    Darurat Api dan Asap Bencana Kebakaran

    Lahan dan Hutan di wilayah Kabupaten

    Katingan, dan Instruksi Bupati Katingan

    Nomor 050/397/EKSDA tentang

    Pembentukan Satuan Tugas Pemadam

    Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten

    Katingan Tahun 2014 yang bertugas untuk

    4 Tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan,

    Lahan, dan Pekarangan Kabupaten Katingan, 2014,

    Laporan Evaluasi Tim Satuan Tugas

    Penanggulangan Kebakatan Hutan, Lahan dan

    Pekarangan di Wilayah Kabupaten Katingan

    Tahun 2014.

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 87

    melakukan upaya penanggulangan

    kebakaran hutan, lahan dan pekarangan di

    wilayah Kabupaten Katingan dimana

    melibatkan dari Unsur TNI, POLRI dan

    Instansi yang terkait. untuk membantu

    pelaksanaan serta menginventarisasi

    keadaan dan kondisi bisa teratasi secara

    baik. Dengan diefektifkannya beberapa

    perangkat peraturan yang dikeluarkan

    dalam upaya pengendalian kebakaran

    hutan di Kabupaten Katingan Provinsi

    Kalimantan Tengah akibat dari kebakaran

    hutan dan lahan yang terjadi tersebut dapat

    dilakukan secara responsif dan

    termanajemen sehingga kebakaran hutan

    dan lahan tidak meluas ke daerah-daerah

    yang rawan kebakaran dan dapat ditangani

    oleh pihak-pihak yang terkait dengan baik

    dan cepat.

    Berdasarkan latar belakang tersebut

    diatas, maka penulis ingin mengangkat

    permasalahan ini dengan judul Upaya

    Penanggulangan Kebakaran Hutan dan

    Lahan di Kabupaten Katingan Provinsi

    Kalimantan Tengah

    RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Katingan

    Provinsi Kalimantan Tengah ?

    2. Bagaimana kendala-kendala penanggulangan kebakaran hutan dan

    lahan di Kabupaten Katingan Provinsi

    Kalimantan Tengah ?

    PEMBAHASAN

    Penanggulangan Kebakaran Hutan dan

    Lahan di Kabupaten Katingan Provinsi

    Kalimantan Tengah.

    Kabupaten Katingan sebagai salah

    satu Kabupaten yang memiliki kawasan

    konservasi gambut terluas di Indonesia di

    dalamnya terdapat lahan gambut yang

    menjadi Taman Nasional, yaitu Taman

    Nasional Sebangau yang ditunjuk sebagai

    taman nasional berdasarkan Keputusan

    Menteri Kehutanan Nomor : SK. 423/Kpts-

    II/2004 tanggal 19 Oktober 2004 dengan

    luasan 568.700 Hektar dan hampir seluruh

    kawasannya adalah kawasan ekosistem

    gambut yang terletak di antara Sungai

    Sebangau dan Sungai Katingan. 5 Didalam

    kawasan Taman Nasional Sebagau terdapat

    ribuan kanal yang bisa mengganggu

    keseimbangan air di dalam gambut pada

    saat musim kemarau karena sebagian

    gambut akan mudah terbakar bila

    kandungan air di dalamnya terus menurun.

    Kebakaran hutan dan lahan gambut selama

    musim kering dapat disebabkan atau dipicu

    oleh kejadian alamiah dan kegiatan atau

    kecerobohan manusia. Kejadian alamiah

    seperti terbakarnya ranting dan daun

    kering secara serta-merta (spontan) akibat

    panas yang ditimbulkan oleh batu dan

    benda lainnya yang dapat menyimpan dan

    menghantar panas, dan pelepasan gas

    metana (CH4) telah diketahui dapat

    memicu terjadinya kebakaran.6

    Perubahan tata guna lahan kehutanan

    di Provinsi Kalimantan Tengah, walaupun

    telah tercatat dalam hutan konversi yang

    telah menjadi kegunaan lain seperti Hutan

    Tanaman Industri (HTI) dan perkebunan

    besar telah menghasilkan suatu sistem

    vegetasi homogen yang sangat rawan

    5 WWF, Prosiding Workshop Inter-Stakeholder

    Pencegahan dan Penanganan Kebakaran Hutan

    serta Lahan, Menuju Zero Fires. Kasongan 2

    Desember 2013. 6 Abdullah, M.J.,M.R. Ibrahim dan A.R. Abdul

    Rahim. 2002. The Influenceof Forest Fire in

    Peninsular Malaysia: History, Root Causes,

    Prevention, and Control. Makalah disajikan pada

    Workshop on Prevention and Control of Fire in

    Peatlands, Tanggal 19-21 Maret 2002, Kuala

    Lumpur, Malaysia.

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 88

    terhadap kebakaran. Hal ini diperparah lagi

    karena metode pembersihan lahan hutan

    (land clearing), dalam rangka konversi

    tersebut, dilakukan dengan cara

    pembakaran secara sengaja yang seakan

    memperoleh legitimasi secara ekonomis

    dan formal. Faktor-faktor ketidakjelasan

    hak dan kepemilikan (property rights)

    serta jaminan kepastian (tenurial security)

    atas sumber daya alam juga menjadi salah

    satu pemicu pembukaan lahan dengan cara

    pembakaran sengaja dalam skala besar.7

    Kebakaran hutan di Kabupaten Katingan

    Provinsi Kalimantan Tengah merupakan

    permasalahan yang rutin terjadi pada setiap

    musim kemarau yang pada umumnya

    disebabkan oleh faktor manusia, baik

    disengaja maupun karena kelalaian.

    Dimana dampak dari kebakaran hutan

    tersebut akan menimbulkan asap yang

    merupakan kerugian bagi masyarakat

    Kalimantan Tengah. Hal ini salah satu

    penyebab pencemaran udara, degradasi

    hutan dan terganggunya fungsi hutan di

    Provinsi Kalimantan Tengah. Kerugian

    yang ditimbulkan dari kebakaran hutan,

    lahan dan pekarangan di wilayah

    Kabupaten Katingan pada musim kering

    cukup besar yang mengakibatkan

    degradasi hutan dan mengakibat

    perekonomian masyarakat terganggu oleh

    kabut asap yang pekat. Dampak Kebakaran

    Hutan, Lahan dan Pekarangan di wilayah

    Kabupaten Katingan menimbulkan

    dampak yang sangat luas disamping

    kerugian material kayu, non kayu dan

    hewan. Dampak negatif yang sampai saat

    ini dirasakan adalah kabut asap dari sisa

    pembakaran selain menimbulkan kabut

    juga mencemari udara dan meningkatkan

    gas rumah kaca. Dampak lain dari

    7 Bustanul Arifin. 2001. Pengelolaan Sumber Daya

    Alam Indonesia: Perspektif Ekonomi, Etika, dan

    Praksis Kebijakan, Erlangga, Jakarta, Hal. 92.

    kerusakan hutan setelah terjadi kebakaran

    dan hilangnya margasatwa, hutan yang

    terbakar berat akan sulit dipulihkan karena

    struktur tanahnya mengalami kerusakan,

    hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan

    lahan terbuka, sehingga mudah tererosi dan

    tidak dapat menahan banjir.8

    Kebakaran hutan dan lahan gambut

    dapat berakibat langsung dan tidak

    langsung atas lingkungan di dalam tapak

    kejadian (on site effect) atau di luar tapak

    kejadian (off site effect). Akibat kebakaran

    hutan dan lahan gambut antara lain adalah

    kehilangan lapisan serasah dan lapisan

    gambut, stabilitas lingkungan, gangguan

    atas dinamika flora dan fauna, gangguan

    atas kualitas udara dan kesehatan manusia,

    kehilangan potensi ekonomi, dan gangguan

    atas sistem transportasi dan komunikasi.

    Dampak utama kebakaran hutan dan lahan

    gambut adalah asap yang mempengaruhi

    jarak pandang dan kualitas udara.

    Upaya yang Dilakukan Oleh Pemerintah

    Daerah Kabupaten Katingan terhadap

    Penanggulangan Kebakaran Hutan dan

    Lahan.

    Dalam rangka menjalankan amanat

    Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

    tentang Kehutanan seperti yang diatur di

    dalam Pasal 51, 77 dan Pasal 80 yang

    selanjutnya diatur di dalam Peraturan

    Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 dan

    dalam rangka pelaksanaan atas Peraturan

    Pemerintah tersebut khususnya Pasal 22

    s/d Pasal 25, maka telah diterbitkan

    Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

    P.12/Menhut-II/2009 tentang Pengendalian

    8 Tim Satgas Penanggulangan Hutan, Lahan dan

    Pekarangan Kabupaten Katingan, 2014, Laporan

    Evaluasi Tim Satuan Tugas Penanggulangan

    Kebakaran Hutan, Lahan dan Pekarangan di

    Wilayah Kabupaten Katingan Tahun 2014.

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 89

    Kebakaran Hutan. Pada hakekatnya

    penanggulangan kebakan hutan telah diatur

    dengan jelas di dalam Peraturan Menteri

    Kehutanan Nomor : P.12/Menhut-II/2009

    tentang Pengendalian Kebakaran Hutan.

    Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:

    P.12/Menhut-II/2009 tentang Pengendalian

    Kebakaran Hutan ini dimaksudkan untuk

    memberikan pedoman dan arahan dalam

    kegiatan pengendalian kebakaran hutan,

    sehingga dapat berjalan secara efektif dan

    efisien. Ruang lingkup kebijakan ini

    meliputi (1) Pencegahan; (2) Pemadaman;

    (3) Penanganan Pasca yang dilakukan di :

    (1) Tingkat Nasional; (2) Provinsi; (3)

    Kabupaten/Kota; (4) Unit/KPH; dan (5)

    Tingkat Pemegang Izin. Dalam hal

    penanggulangan kebakaran hutan dan

    lahan dalam Pasal 15 dan Pasal 16

    Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :

    P.12/Menhut-II/2009 tentang Pengendalian

    Kebakaran Hutan yaitu dengan melakukan

    Pemadaman yang terdiri dari (1)

    Pemadaman Awal; (2) Pemadaman

    Lanjutan; (3) Pemadaman Mandiri; (4)

    Pemadaman Gabungan; (5) Pemadaman

    dari Udara. Upaya penanggulangan

    kebakaran hutan ini tentunya harus sinkron

    dengan upaya pencegahan. Sebab walau

    bagaimanapun, pencegahan jauh lebih baik

    dari menanggulangi. Ada beberapa cara

    yang bisa dilakukan dalam rangka

    mencegah kebakaran hutan khususnya

    yang disebabkan oleh perbuatan manusia,

    yaitu :

    a. Memberdayakan sejumlah posko yang bertugas menanggulangi kebakaran

    hutan di semua tingkatan.

    Pemberdayaan ini juga harus disertai

    dengan langkah pembinaan terkait

    tindakan apa saja yang harus dilakukan

    jika kawasan hutan telah memasuki

    status siaga I dan siaga II;

    Mengoptimalkan segala macam

    sumber daya baik itu manusia,

    perlengkapan serta dana pada semua

    tingkatan mulai dari jajaran

    Kementerian Kehutanan hingga

    instansi lain bahkan juga pihak swasta;

    b. Memantapkan koordinasi antara sesame instansi yang saling terkait.9

    Melalui Instruksi Bupati Katingan

    Pemerintah Nomor 050/397/EKSDA

    tentang Pembentukan Satuan Tugas

    Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan di

    Kabupaten Katingan Tahun 2014, dengan

    instruksi Bupati Katingan tersebut

    merupakan dasar pembentukan Tim Siaga

    Darurat Penanggulangan Kebakaran

    Hutan, Lahan dan Pekarangan di wilayah

    Kabupaten Katingan. Ada beberapa hal

    yang dipersyaratkan menjadi pertimbangan

    untuk menentukan prinsip pencegahan

    dini, antara lain:10

    a. Ancaman kerusakan lingkungan yang sangat serius dan bersifat tidak dapat

    dipulihkan;

    b. Ketidakpastian pembuktian ilmiah; c. Upaya pencegahan kerusakan

    lingkungan;

    Upaya pencegahan dan

    penanggulangan yang telah dilakukan

    selama ini ternyata belum memberikan

    hasil yang optimal dan kebakaran hutan

    masih terus terjadi pada setiap musim

    kemarau. Kondisi ini menurut penulis

    disebabkan oleh berbagai faktor antara

    lain:

    9 Sambutan Bupati Katingan Pada Pembukaan

    Workshop Inter-Stakeholders Pencegahan dan

    Penanggulangan Kebakaran Hutan Serta Lahan,

    Menuju Zero Fires, Kasongan 2 Desember 2013. 10 Mas Ahmad Santosa, 1996, Aktualisasi Prinsip-

    prinsip Pembangunan Berkelanjutan Dalam Sistem

    dan Praktik Hukum Nasional, Artikel Jurnal

    Hukum Lingkungan, ICEL , Jakarta, Hal. 11.

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 90

    (a) Kemiskinan dan ketidakadilan bagi masyarakat pinggiran atau dalam

    kawasan hutan;

    (b) Kesadaran semua lapisan masyarakat terhadap bahaya kebakaran masih

    rendah;

    (c) Kemampuan aparatur pemerintah khususnya untuk koordinasi,

    memberikan penyuluhan untuk

    kesadaran masyarakat, dan melakukan

    upaya pemadaman kebakaran semak

    belukar dan hutan masih rendah;

    (d) Upaya pendidikan baik formal maupun informal untuk penanggulangan

    kebakaran hutan belum memadai.

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun

    2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup,

    diperlukan upaya diperlukan diantaranya

    dengan cara pelestarian fungsi atmosfir

    melalu upaya mitigasi dan adaptasi

    perubahan iklim. Untuk efektifitas upaya

    pencegahan pencemaran dan/atau

    kerusakan lingkungan hidup yang

    berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau

    lahan, telah ditetapkan Peraturan Menteri

    Negara Lingkungan Hidup Nomor 10

    Tahun 2010 tentang Mekanisme

    Pencegahan Pencemaran dan/atau

    Kerusakan Lingkungan Hidup yang

    berkaitan dengan Kebakaran Hutan

    dan/atau lahan. Sejak tahun 1980-an

    agenda politik lingkungan mulai

    dipusatkan pada paradigma pembangunan

    berkelanjutan (Sustainable Development).

    Mulai pertama, istilah ini muncul dalam

    World Conservation Strategy dari the

    International Union for the Conservatioan

    of Nature, lalu dipakai oleh Lester R.

    Brown dalam buku Building a Sustainable

    Society (1981). Istilah tersebut kemudian

    menjadi sangat populer melalui Laporan

    Brundtland, Our Common Future.11 Dengan diberlakukannya Peraturan

    Menteri Kehutanan Nomor P.12/Menhut-

    II/2009 tentang Pengendalian Kebakaran

    Hutan, peraturan Menteri Kehutanan ini

    terbilang peraturan yang terbilang lengkap

    secara vertikal termasuk menyangkut

    masalah kelembagaan yang khas/spesifik

    dalam mengendalikan kebakaran hutan dan

    lahan.

    Pemerintah Provinsi Kalimantan

    Tengah diantaranya telah mengundangkan

    Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003

    tentang Pengendalian Kebakaran Hutan

    dan Lahan, pada Tanggal 20 Desember

    2006 semua pimpinan daerah juga telah

    menandatangani Deklasi Palangka Raya tentang Pencegahan, Penanggulangan dan

    Penindakan terhadap Pelaku Pembakaran

    Hutan, Lahan dan Pekarangan. Di dalam

    Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007

    tentang Penanggulangan Bencana Pasal 5

    menyebutkan, bahwa :

    Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalam

    penyelenggaraan penanggulangan

    bencana, baik sebelum pada saat

    maupun sesudah terjadinya kebakaran

    hutan dan lahan . Berdasarkan pasal tersebut, maka terbitnya

    Surat Keputusan Bupati Katingan Nomor :

    660/105/Kpts/III/2014 tentang

    Pembentukan Tim Koordinasi Terpadu

    Pencegahan Pengendalian dan

    Penanggulangan Kebakaran Hutan, Lahan

    dan Pekarangan Kabupaten Katingan yang

    merupakan bentuk dan langkah dari

    pemerintah daerah dalam memberikan

    11 A.Sonny Keraf. Etika Lingkungan:

    Teori-Teori Etika, Etika Lingkungan, Politik

    Lingkungan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Kembali ke Kearifan Lokal, (Kompas, Jakarta,

    2006), hlm. 166.

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 91

    perlindungan kehidupan dan penghidupan

    bagi segenap masyarakat yang ada di

    dalamnya termasuk perlindungan atas

    dampak-dampak dari kebakaran hutan dan

    lahan sebagaimana yang diharapkan di

    dalam konstitusional yaitu Undang-

    Undang Dasar Negara Republik Indonesia

    Tahun 1945. Mengingat pencemaran udara

    akibat kebakaran hutan, lahan dan

    pekarangan di wilayah Kabupaten

    Katingan cukup meningkat, maka

    Pemerintah Daerah Kabupaten Katingan

    mengeluarkan pernyataan Bupati Katingan

    Nomor : 050/383/EKSDA tentang siaga

    tanggap Darurat Api dan Asap di Wilayah

    Kabupaten Katingan. Dimana sebaran titik

    api berdasarkan pantauan satelit NOAA18

    pada tanggal 17 September 2014 terdapat

    titik Hot Spot di wilayah Kabupaten

    Katingan sebanyak 342 titik, Data kasus

    ISPA semakin meningkat setiap bulannya,

    terakhir untuk bulan Agustus 2014

    berjumlah 1.205 kasus dan untuk bulan

    September 2014 sampai dengan tanggal 17

    September 2014 berjumlah 690 kasus yang

    terdata. Surat Keputusan Bupati

    Katingan Nomor : 360/454/KPTS/X/2014

    Tanggal, 08 Oktober 2014 tentang

    Pembentukan tim dan sekretariat satuan

    tugas penanggulangan kebakaran hutan,

    lahan dan pekarangan di Kabupaten

    Katingan Tahun 2014 agar Tim Satuan

    Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan,

    Lahan dan Pekarangan di Wilayah

    Kabupaten Katingan di perpanjang

    terhitung dari tanggal 08 Oktober 2014 s/d

    20 Oktober 2014. Dengan melibatkan dari

    Unsur TNI, POLRI dan Dinas, Badan yang

    terkait. untuk membantu Pelaksanaan serta

    menginfentarisasi keadaan dan kondisi bisa

    teratasi secara baik dan efektif.

    Personil Gabungan dan Penempatan

    Pasukan untuk Tim Penanggulangan

    Kebakaran Hutan dan Lahan di

    Kabupaten Katingan.

    Mengerahkan pasukan Gabungan

    yang berjumlah 210 orang dari unsur TNI,

    POLRI, Satuan Polisi Pamong Praja,

    Anggota Pemadam Kebakaran, Polisi

    Kehutanan dan TAGANA untuk

    membantu Kecamatan yang intensitas

    kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi.

    Melakukan patroli 1 x 24 jam bersama

    memantau ke lokasi rawan kebakaran,

    melaksanakan penyuluhan kepada

    masyarakat dan menindak pelaku yang

    dengan sengaja membakar lahan. Adapun

    Personil gabungan untuk Tim Satuan

    Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan,

    Lahan dan Pekarangan untuk wilayah

    Kabupaten Katingan yang berjumlah 210

    orang terdiri dari TNI, POLRI, Badan

    Kesbang, Pol dan Linmas kabupaten

    Katingan, Dinas Kehutanan, Badan

    Lingkungan Hidup Kabupaten Katingan,

    Dinsoskestran Kabupaten Katingan dan

    dibantu Satgas Kecamatan yang terdiri

    dari :

    Tabel 1. Personil gabungan untuk Tim

    Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran

    Hutan, Lahan dan Pekarangan untuk

    wilayah Kabupaten Katingan.

    NO UNSUR JUMLAH

    1. POLRI

    - Kecamatan Katingan

    Hilir

    - Polres

    - Polsek

    - Kecamatan Tewang

    Sangalang

    5 orang

    6 orang

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 92

    Garing

    - Polres

    - Polsek

    - Kecamatan Pulau Malan

    - Polres

    - Polsek

    - Kecamatan Katingan

    tengah

    - Polres

    - Polsek

    - Kecamatan Kamipang

    - Polres

    - Pospol

    - Kecamatan Tasik

    Payawan

    - Polres

    - Polsek

    4 orang

    2 orang

    5 orang

    3 orang

    5 orang

    6 orang

    2 orang

    1 orang

    4 orang

    2 orang

    Jumlah

    Personil 45 Personil

    2. TNI

    - Kecamatan Katingan

    Hilir

    - Antang

    - Anggota Pa Bung

    1015/Sam

    pit

    - Koramil

    1 orang

    4 orang

    4 orang

    - Kecamatan Tewang

    Sangalang

    Garing

    - Antang

    - Koramil

    - Kecamatan Pulau Malan

    - Antang

    - Koramil dibantu

    dari Kec.

    Twg. S.

    Garing

    - Kecamatan Katingan

    Tengah

    - Antang

    - Koramil

    - Kecamatan Kamipang

    - Antang

    - Koramil

    - Kecamatan Tasik

    Payawan

    - Antang

    5 orang

    2 orang

    5 orang

    1 orang

    5 orang

    2 orang

    2 orang

    1 orang

    2 orang

    Jumlah

    Personil 34 Personil

    3. Badan

    Kesbang, Pol

    Dan Linmas

    Kab.

    Katingan

    - Kecamatan Katingan

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 93

    Hilir

    - Anggota Satpol PP

    Kab.

    Katingan

    - Anggota Damkar

    Kasongan

    - Anggota Pemadam

    Kereng

    Pangi

    - Kecamatan Tewang

    Sangalang

    Garing

    - Anggota Satpol PP

    Kab.

    Katingan

    - Anggota Damkar

    Pendahara

    - Kecamatan Pulau Malan

    - Anggota Satpol PP

    Kab.

    Katingan

    - Kecamatan Katingan

    Tengah

    - Anggota Satpol PP

    Kab.

    Katingan

    - Anggota Damkar

    Tumbang

    33 orang

    29 orang

    3 orang

    5 orang

    5 orang

    4 orang

    3 orang

    10 orang

    Samba

    - Kecamatan Kamipang

    - Anggota Satpol PP

    Kab.

    Katingan

    - Kecamatan Tasik

    Payawan

    - Anggota Satpol PP

    Kab.

    Katingan

    5 orang

    4 orang

    Jumlah

    personil

    101 Personil

    4. Tim Tagana

    - Kecamatan Katingan

    Hilir

    - Kecamatan Tewang

    Sangalang

    Garing

    - Kecamatan Pulau Malan

    - Kecamatan Katingan

    Tengah

    - Kecamatan Kamipang

    - Kecamatan Tasik

    Payawan

    6 orang

    2 orang

    2 orang

    2 orang

    Nihil

    1 orang

    Jumlah

    personil

    13 Personil

    5. Dinas

    Kehutanan

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 94

    Kab.

    Katingan

    - Kecamatan Katingan

    Hilir

    18 Orang

    Jumlah

    personil

    18 Personil

    6 Dinas

    Kesehatan

    Kab.

    Katingan

    - Kecamatan Katingan

    Hilir

    4 orang

    Jumlah

    personil

    4 orang

    7. Satgas

    Kecamatan

    - Kecamatan Katingan

    Hilir

    - Kecamatan Tewang

    Sangalang

    Garing

    - Kecamatan Pulau Malan

    - Kecamatan Katingan

    Tengah

    - Kecamatan Kamipang

    - Kecamatan Tasik

    Payawan

    31 orang

    4 orang

    2 orang

    4 orang

    4 orangl

    4 orang

    Jumlah 49 orang

    personil

    Jumlah

    Personil

    keseluruhan

    264 personil

    Sumber Laporan Evaluasi Tim Satuan

    Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan,

    Lahan, dan Pekarangan di Wilayah

    Kabupaten Katingan Tahun 2014.

    Dengan penempatan pasukan

    disetiap Posko Tim Satuan Tugas

    Penanggulangan Kebakaran Hutan dan

    lahan sebagai Berikut :

    1. Kecamatan Katingan Hilir dengan jumlah pasukan 144 orang yang

    ditempatkan di Pos Pemadam

    Kebakaran Kasongan, terdiri dari :

    a. Polres (6 orang).

    b. Polsek (5 orang).

    c. Antang (1 orang).

    d. Anggota Perwira Penghubung

    Katingan (4 orang).

    e. Koramil (4 orang)

    f. Satuan Polisi Pamong Praja (33

    orang).

    g. Anggota Pemadam Kabakaran (29

    orang).

    h. Anggota Pemadam Kebakaran

    Kereng Pangi (3 orang).

    i. Polisi Kehutanan (18 orang).

    j. Taganan (6 orang).

    k. Kesehatan (4 orang).

    l. Satgas Kecamatan (31 orang).

    2. Kecamatan Tewang Sangalang Garing jumlah Pasukan 29 orang yang

    ditempatkan di Rumah Jabatan Camat,

    terdiri dari :

    a. Polres, 4 orang.

    b. Polsek, 2 orang.

    c. Antang, 5 orang.

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 95

    d. Koramil, 2 orang.

    e. Satuan Polisi Pamong Praja,

    5 orang.

    f. Anggota Pemadam

    Kabakaran, 5 orang.

    g. Taganan, 2 orang.

    h. Satgas Kecamatan, 4 orang.

    3. Kecamatan Pulau Malan Jumlah Pasukan 24 orang yang

    ditempatkan di Rumah Jabatan

    Camat Pulau Malan, terdiri dari ;

    a. Polres, 5 orang.

    b. Polsek, 3 orang.

    c. Antang, 5 orang.

    d. Koramil Pendahara, 1

    orang.

    e. Satuan Polisi Pamong Praja,

    4 orang.

    f. Taganan, 2 orang.

    g. Satgas Kecamatan, 2 orang.

    4. Kecamatan Katingan Tengah jumlah Pasukan 37 orang yang

    ditempatkan di Pos pemadam

    Tumbang Samba dan Rumah

    Dinas UPTD Kehutanan, terdiri

    dari :

    a. Polres, 5 orang.

    b. Polsek, 6 orang.

    c. Antang, 5 orang.

    d. Koramil, 2 orang.

    e. Satuan Polisi Pamong Praja,

    3 orang.

    f. Anggota Pemadam

    Kebakaran, 10 orang.

    g. Taganan, 2 orang.

    h. Satgas Kecamatan, 4 orang.

    5. Kecamatan Kamipang jumlah Pasukan 15 orang yang ditempatkan di

    Penginapan CIKIA Baun Bango, terdiri dari :

    a. Polres, 2 orang. b. Pospol, 1 orang. c. Antang, 2 orang. d. Koramil, 1 orang. e. Satuan Polisi Pamong Praja, 5

    orang.

    f. Taganan, Nihil. g. Satgas Kecamatan, 4 orang.

    Untuk Pasukan dari Kecematan Tasik

    Payawan Pasukan yang berjumlah 11

    orang telah ditarik ke Kabupaten untuk

    membantu Pasukan yang ada di Kasongan,

    dikarenakan intensitas kebakaran hutan

    dan lahan di Kecamatan Tasik Payawan

    sudah berkurang.

    6. Kecamatan Tasik Payawan jumlah Pasukan 17 orang yang ditempatkan di

    Aula Kecamatan Tasik payawan,

    terdiri dari :

    a. Polres , 4 orang. b. Pospol, 2 orang. c. Antang, 2 orang. d. Satuan Polisi Pamong Praja, 4

    orang.

    e. Taganan, 1 orang. f. Satgas Kecamatan, 4 orang.

    Jumlah titik api yang ada di Kabupaten

    Katingan dari bulan Juli sampai dengan

    September 2014.

    Adapun titik api berdasarkan

    pantauan Hot Spot di Kabupaten Katingan

    berjumlah 378 titik api yang terdiri dari :

    1. Untuk Bulan Juli 2014 jumlah titik Api terpantau di Kabupaten Katingan ada

    12 titik api yang terpantau yang

    diantaranya ;

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 96

    a. Kec. Sanaman Mantikei ada 4 titik api

    b. Kec. Katingan Tengah ada 3 titik api

    c. Kec. Pulau Malan ada 2 titi api d. Kec. Tasik Payawan ada 3 titik api

    2. Untuk Bulan Agustus 2014 dengan jumlah titik api yang terpantau di

    Kabupaten Katingan ada 61 titik api

    yang terdiri dari :

    a. Kec. Katingan Hulu ada 3 titik api b. Kec. Marikit ada 3 titik api c. Kec. Sanaman Mantikei 3 titik api d. Kec. Katingan Tengah 5 titik api e. Kec. Pulau Malan ada 7 titik api f. Kec.Tewang Sangalang Garing ada

    3 titik api

    g. Kec. Katingan Hilir ada 7 titik api h. Kec. Tasik Payawan ada 13 titik

    api

    i. Kec. Kamipang ada 10 titik api j. Kec. Mendawai ada 1 titik api k. Kec. Katingan Kuala 6 titik api

    3. Untuk Bulan September 2014 dengan jumlah titik api yang terpantau di

    Kabupaten Katingan ada 305 titi api

    yang terdiri dari :

    a. Kec. Katingan Hulu ada 3 titik api b. Kec. Marikit ada 7 titik api c. Kec. Sanaman Mantikei 6 titik api d. Kec. Katingan Tengah 30 titik api e. Kec. Pulau Malan ada 66 titik api f. Kec.Tewang Sangalang Garing ada

    15 titik api

    g. Kec. Katingan Hilir ada 31 titik api h. Kec. Tasik Payawan ada 49 titik

    api

    i. Kec. Kamipang ada 63 titik api j. Kec. Mendawai ada 10 titik api k. Kec. Katingan Kuala 25 titik api

    Hasil pantauan di lapangan luasan

    Hutan dan lahan yang terbakar di wilayah

    Kabupaten Katingan dengan intensitas

    kebakaran hutan dan lahan paling tinggi di

    beberapa Kecamatan mencakup Kec.

    Katingan Hilir, Kec. Tewang Sangalang

    Garing, Kecamatan Pulau Malan,

    Kecamatan Katingan Tengah, Kecamatan

    Kamipang dan Kecamatan Tasik Payawan

    950 Hektar.

    Sarana dan Prasarana yang digunakan

    oleh Tim Satuan Tugas Penanggulangan

    Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah

    Kabupaten Katingan.

    Adapun sarana dan Prasarana yang

    digunakan oleh Tim Penanggulangan

    Kebakaran Hutan dan Lahan diwilayah

    Kabupaten Katingan yang tersebar di

    beberapa Kecamatan, terdiri dari :

    1. Untuk Kecamatan Katingan Hilir peralatan yang digunakan, sebagai

    berikut :

    a. 1 Unit Mobil Pemadam Kebakaran Tipe HINO PS 190 dengan

    Kapasitas 5000 Liter

    b. 1 Unit Mobil Pemadam Kebakaran Tipe Izusu Ps 120 dengan

    Kapasitas 3000 Liter

    c. 1 Unit Mobil Pemadam Kebakaran Tipe Mitsubishi Ps 120 dengan

    Kapasitas 4000 Liter

    d. 1 unit Mobil Ranger e. 2 unit Mesin Fortibel Penyuplai air f. 2 unit mesin Sedot tipe ROBIN g. 28 Rol selang tembak h. 3 buah Cabang penyambung selang

    kondisi tidak dapat melekat

    dengan baik (bocor)

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 97

    i. 3 buah stik/Nozzle kondisi tidak dapat melekat dengan baik

    (bocor)

    j. 3 buah mesin apung kerusakan di bagian mesin

    2. Untuk Kecamatan Tewang Sangalang Garing peralatan yang digunakan,

    sebagai berikut :

    a. 1 unit mobil Pemadam Kebakaran Tipe HINO dengan 120 dengan

    kapasitas 3000 Liter

    b. 2 buah Mesin Sedot jenis Robin 1 Unit mesin Robin tidak berfungsi

    dengan baik diakibatkan klip

    bocor

    c. 3 rol selang tembak jenis gabang d. Selang spiral 2 in, panjang

    20 m

    e. 1 lembar terpal sebagai penampung air

    f. 1 buah slang penghisap 3. Untuk Kecamatan Pulau Malan

    peralatan yang digunakan,

    sebagai berikut :

    a. 1 unit mobil truk Box milik Dinas Sosial tenaga Kerja

    dan Transmigrasi

    b. 2. Unit mesin Robin kondisi 1 unit mesin tidak berfungsi

    dengan baik dikarenakan tali

    stater putus

    c. 1 buah tong dengan kapasitas 1200 liter

    d. 2 rol Slang pompa air 3 in e. 2 rol slang pompa air 1 in f. 3 unit stik pompa air g. 2 buah slang spiral ukuran 3

    in

    h. 1 buah saringan spiral i. 1 buah terpal

    4. Untuk Kecamatan Katingan Tengah peralatan yang digunakan, sebagai

    berikut :

    a. 2 unit mobil Pemadam Kebakaran merk Hino Ps. 120 dengan

    kapasitas masing-masing 3000

    liter

    b. 2 Unit mesin sedot Robin c. 6 rol slang tembak jenis Gambang d. 2 rol selang plastic ukuran 50 meter

    5. Untuk Kecamatan Kamipang peralatan yang digunakan, sebagai

    berikut :

    a. 2. Unit mesin Robin b. 2 rol Slang pompa air 3 in c. 2 rol slang pompa air 1 in d. 3 unit stik pompa air e. 2 buah slang spiral ukuran 3 in f. 1 buah saringan spiral g. 1 buah terpal

    6. Untuk Kecamatan Tasik Payawan peralatan yang digunakan, sebagai

    berikut ;

    a. 2. Unit mesin Robin b. 2 rol Slang pompa air 3 in c. 2 rol slang pompa air 1 in d. 3 unit stik pompa air e. 2 buah slang spiral ukuran 3 in f. 1 buah saringan spiral g. 1 buah terpal

    Jumlah titik api yang ada di Kabupaten

    Katingan dari tanggal 01 Oktober 2014

    s/d 20 Oktober 2014.

    Tabel 2. Titik api berdasarkan pantauan

    Hot Spot di Kabupaten Katingan

    berjumlah 500 (lima ratus) titik api.

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 98

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

    1 Kec. Katingan Hulu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0

    2 Kec. Marikit - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0

    3 Kec. Sanaman Mantikei 1 6 - - - - - - - - - - - - - - - - 7

    4 Kec. Katingan Tengah 3 6 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 10

    5 Kec. Pulau Malan - 6 2 - - - - - - - - - - - - - - - 8

    6 Kec. Twg. S Garing 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - 3

    7 Kec. Katingan Hilir 3 5 - - - - 4 - - - - - - - - - - - - 12

    8 Kec. Tasik Payawan 6 6 4 - - - 5 - - - - - - - - - - - - 21

    9 Kec. Kamipang 9 9 12 1 - - 13 2 - - - 3 - - - 2 51

    10 Kec. Mendawai 2 2 - - - - - - - - - 1 - - - - - - - 5

    11 Kec. Katingan Kuala 9 11 5 - - - 1 2 7 7 1 2 - - - - - - - 45

    12 Kec. Petak Malai - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0

    13 Kec. Bukit Raya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0

    34 53 24 1 0 0 23 4 7 7 1 6 0 0 0 2 0 0 0

    162Jumlah Titik Hot Spot

    No KecamatanTanggal

    Jumlah

    Jumlah Titik Hot Spot Perhari

    Sumber : Laporan Evaluasi tim satuan

    tugas penanggulangan kebakaran hutan,

    lahan dan pekarangan di wilayah

    Kabupaten Katingan tahun 2014.

    Hasil data dan pantauan di lapangan

    luasan hutan, lahan dan pekarangan yang

    terbakar di wilayah Kabupaten Katingan

    kususnya di wilayah Kecamatan Katingan

    Hilir 500 (lima ratus) Hektar.

    Pendanaan Tim Satuan Tugas

    Penanggulangan Kebakaran Hutan,

    lahan dan Pekarangan di Kabupaten

    Katingan.

    Harus disadari bahwa ongkos sosial

    kerusakan lingkungan menjadi bagian

    penting dalam proses pengambilan

    keputusan untuk mewujudkan memperoleh

    keuntungan ekonominya, baik jangka

    pendek maupun jangka panjang.12

    Berkaitan dengan Penganggaran

    atau pendanaan, dalam Peraturan Menteri

    Kehutanan Nomor : P.12/Menhut-II/2009

    tentang Pengendalian Kebakaran Hutan

    diatur sebagai berikut :

    1. Biaya untuk melaksanakan kegiatan pengendalian kebakaran hutan

    dibebankan pada APBN, APBD dan

    12 Ibid.

    sumber dana lain yang tidak mengikat

    sesuai dengan peraturan perundangan;

    2. Kementerian Kehutanan wajib mengalokasikan dana dari APBN dan

    sumber dana lain sesuai dengan

    peraturan perundangan untuk

    pengendalian kebakaran hutan yang

    dilakukan oleh Brigdalkarhut

    Manggala Agni;

    3. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang wilayah

    administrasinya rawan kebakaran hutan

    wajib mengalokasikan dana dari APBD

    dan sumber dana lain sesuai dengan

    peraturan perundangan untuk

    pengendalian kebakaran yang

    dilakukan oleh aparat Pemerintah

    Daerah, pihak terkait dan masyarakat

    di wilayahnya.

    Pendanaan untuk Tim Satuan Tugas

    penanggulangan Kebakaran Hutan, Lahan

    dan Pekarangan di Kabupaten Katingan

    bersumber dari Anggaran Pendapatan

    Belanja daerah (APBD) Kabupaten

    Katingan Tanggap Darurat Siaga Bencana

    Kebakaran Hutan, Lahan dan pekarangan

    Kabupaten Katingan Tahun 2014.

    Kendala-kendala yang Dihadapi dalam

    Upaya Penanggulangan Kebakaran

    Hutan dan Lahan di Kabupaten

    Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.

    Berdasarkan Surat Keputusan Bupati

    Katingan Nomor : 660/105/Kpts/III/2014

    tentang Pembentukan Tim Koordinasi

    Terpadu Pencegahan Pengendalian dan

    Penanggulangan Kebakaran Hutan, Lahan

    dan Pekarangan Kabupaten Katingan

    Koordinator Penanggulangan dan

    Pemadaman Kebakaran Hutan, Lahan dan

    Pekarangan mempunyai tugas :

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 99

    a. Menyusun rencana dan strategi penanggulangan kebakaran hutan,

    lahan dan pekarangan berdasarkan

    permintaan Ketua Tim Koordinasi;

    b. Mempersiapkan dan mengecek seluruh sarana dan prasarana

    penanggulangan kebakaran hutan,

    lahan dan pekarangan melalui

    koordinasi dengan Camat dan

    Kepala Desa;

    c. Melaksanakan Pemadaman kebakaran di lapangan;

    d. Membuat laporan hasil pelaksanaan penanggulangan kebakaran hutan,

    lahan dan pekarangan;

    e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Ketua Tim Koordinasi.

    Kendala yang dihadapi oleh Tim

    Penanggulangan Kabakaran Hutan dan

    lahan dilapangan jarak dari lahan terbakar

    ke sumber air tidak terjangkau mengingat

    sekarang musim kemarau, sehingga Tim

    harus bekerja lebih extra. Adapun kendala

    yang dihadapi dibeberapa Kecamatan

    sebagai berikut :

    1. Untuk Kecamatan Katingan Hilir kendala yang dihadapi keterbatasan

    peralatan Pemadam Kebakaran serta

    jauhnya lokasi hutan dan lahan yang

    terbakar sehingga menyulitkan tim

    bekerja untuk memadamkan secara

    efektif;

    2. Untuk Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di

    Kecamatan Tewang Sangalang Garing

    sulitnya mendapatkan sumber air,

    mengingat sekarang musim kemarau

    membuat sumber air yang terdekat

    mengering dan melalui Dinas PU

    Kabupaten Katingan membantu

    menurunkan 1 unit mobil tangki

    penyuplai air dengan kapasitas 8000

    liter untuk memudahkan dalam

    pemadaman dan jauhnya jarak yang

    ditempuh mengingat keterbatasan

    peralatan yang di gunakan saat ini;

    3. Untuk Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan

    Kecamatan Pulau Malan yang dihadapi

    sama halnya dengan Kecamatan

    Tewang Sangalang Garing sulitnya

    menjangkau sumber air dari lokasi

    lahan yang terbakar cukup jauh dan

    dari Tim mendapatkan bantuan dari

    Dinas Sosial Kabupaten Katingan 1

    unit mobi truck box untuk mengangkut

    tong air dengan kapasitas 1200 liter

    yang dibantu dari salah Perusahaan

    yang berada diwilayah Kecamatan

    Pulau Malan untuk memudahkan Tim

    melakukan Pemadaman;

    4. Untuk Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di

    Kecamatan Katingan Tengah kendala

    yang dihadapi cukup jauhnya lokasi

    titik api sehingga tidak terjangkau

    dengan peralatan pemadam Kebakaran;

    5. Untuk Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di

    Kecamatan Kamipang kendala yang

    dihadapi cukup jauhnya lokasi titik api,

    sehingga tidak terjangkau dengan

    peralatan pemadam kebakaran yang

    digunakan;

    6. Untuk Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di

    Kecamatan Tasik Payawan kendala

    yang dihadapi adalah jauhnya lokasi

    titik api mengingat keterbatasan

    peralatan pemadam serta jauhnya

    lokasi titk api dengan sumber air cukup

    jauh.

    Di dalam alenia ke-IV Pembukaan

    UUD 1945 diamanatkan bahwa Negara

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 100

    Republik Indonesia berkewajiban

    melindungi segenap bangsa dan seluruh

    tumpah darah Indonesia, memajukan

    kesejahteraan umum, mencerdaskan

    kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

    ketertiban dunia yang berdasarkan

    kemerdekaan, perdamaian abadi dan

    keadilan sosial. Bahwa amanat Undang-

    Undang Dasar 1945 sebagaimana tersebut

    diatas, khususnya untuk melindungi

    segenap dan seluruh tumpah darah

    Indonesia, dala hal perlindungan terhadap

    kehidupan dan penghidupan termasuk

    perlindungan atas bencana. Ini menguatkan

    bahwa rasa aman dan terlindungi dari

    bencana adalah hak warga negara. Pada

    Tahun 2007 telah diundangkan Undang-

    Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

    Penanggulangan Bencana yang cenderung

    mengatur tentang bencana yang sifatnya

    mendadak (bencana geologi). Beberapa

    pertimbangan diundangkannya kebijakan

    ini antara lain :

    1. Kewajiban Negara melindungi bangsa Indonesian dengan tujuan untuk

    memberikan perlindungan terhadap

    kehidupan dan penghidupan termasuk

    perlindungan atas bencana, dalam

    rangka mewujudkan kesejahteraan

    umum, dan

    2. Wilayah Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan

    demografis serta klimatologi yang

    memungkinkan terjadinya bencana,

    baik yang disebabkan oleh faktor alam,

    faktor non-alam maupun faktor

    manusia yang menyebabkan timbulnya

    korban jiwa manusia, kerusakan

    lingkungan, kerugian harta benda, dan

    dampak psikologis yang dalam

    keadaan tertentu dapat menghambat

    pembangunan nasional.

    Strategi yang dapat dilakukan oleh

    Pemerintah Daerah Kabupaten Katingan

    untuk mengatasi kendala-kendala yang

    dihadapi dalam melakukan

    penanggulangan kebakaran hutan dan

    lahan di Kabupaten Katingan Provinsi

    Kalimantan Tengah yaitu dengan

    melaksanakan semangat Undang-Undang

    Nomor 24 Tahun 2007 tentang

    Penanggulangan Bencana diantaranya

    adalah :

    1. Dengan mencegah kejadiannya, yaitu

    dengan sama sekali menghilangkan

    atau secara signifikan mengurangi

    kemungkinan dan peluang terjadinya

    fenomena yang berpotensi merugikan

    tersebut;

    2. Kalau tidak dapat dicapai, maka

    strategi kedua adalah dengan

    melakukan berbagai cara untuk

    mengurangi besarnya dan keganasan

    kejadian tersebut dengan merubah

    berbagai karakteristik ancamannya,

    meramalkan atau mendeteksi potensi

    kejadian, atau mengubah sesuai unsur-

    unsur structural dan non-struktural dari

    masyarakat;

    3. Kalau keniscayaan kejadian memang

    tidak dapat dihindarkan atau dikurangi,

    maka strategi ketiga adalah dengan

    mempersiapkan pemerintah dan

    masyarakat untuk menghindari atau

    merespon kejadian tersebut secara

    efektif sehingga kerugian dapat

    dikurangi;

    4. Strategi yang terakhir adalah dengan

    secepatnya memulihkan masyarakat

    korban bencana dan membangun

    kembali sembari menguatkan mereka

    untuk menghadapi kemungkinan

    bencana masa depan. Jadi strategi

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 101

    penanggulangan bencana bukan dan

    tidak terbatas pada respon kedaruratan

    saja.

    Untuk menyelenggarakan

    penanggulangan bencana di daerah dan

    dalam rangka melaksanakan ketentuan

    Pasal 18 dan Pasal 19 Undang-Undang

    Nomor 24 Tahun 2007 tentang

    Penanggulangan Bencana Pemerintah juga

    telah menerbitkan Peraturan Kepala BNPB

    Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman

    Pembentukan Badan Penanggulangan

    Bencana Daerah. Berdasarkan Pasal 2 ayat

    (1) Permendagri Nomor 48 Tahun 2008

    tentang Pedoman Organisasi dan Tata

    Kerja Badan Penanggulangan Bencana

    Daerah yang dinyatakan bahwa setiap

    Provinsi dibentuk BPBD Provinsi dan

    disetiap Kabupaten/Kota dapat dibentuk

    BPBD. Artinya pembentukan BPBD di

    Provinsi adalah wajib sementera di

    Kabupaten/Kota merupakan pilihan (tidak

    wajib). Dan pada ayat (2) dinyatakan

    bahwa pembentukan BPBD Provinsi dan

    BPBD Kabupaten/Kota ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah. Pemerintah Provinsi

    Kalimantan tengah telah membentuk

    BPBD dengan mengundangkan Peraturan

    Daerah Nomor 10 Tahun 2009 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Badan

    Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi

    Kalimantan Tengah dan untuk

    operasionalisasi lebih lanjut telah

    diterbitkan Peraturan Gubernur

    Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun 2011

    tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan

    Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi

    Kalimantan Tengah. Dalam Peraturan

    Kepala BPBD disebutkan, bahwa dalam

    hal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

    tidak membentuk BPBD Kabupaten/Kota,

    maka tugas fungsi penanggulangan

    bencana diwadahi dengan organisasi yang

    mempunyai fungsi yang bersesuaian

    dengan fungsi penaggulangan bencana.

    Untuk mengatasi kendala-kendala yang

    dihadapi dalam rangka penanggulangan

    kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten

    Katingan maka perlu menyandingkan Surat

    Keputusan Bupati Nomor

    660/105/KPTS/III/2014 dengan Peraturan

    Menteri Kehutanan Nomor : P. 12/Menhut-

    II/2009 dan Peraturan Gubernur

    Kalimantan Tengah Nomor 52 Tahun 2008

    agar mandat dari UUD 1945 dalam

    perlindungan warga dari bencana yang

    menjadi kewajiban pemerintah tidak ada

    yang terlewatkan.

    Kesimpulan

    a. Kebakaran hutan, lahan dan pekarangan di Indonesia terutama di

    pulau Kalimantan dan Sumatra sering

    terjadi sehingga menimbulkan dampak

    negatif berupa Kerusakan hutan yang

    menimbulkan kerugian tidak ternilai,

    menimbulkan awan asap, kerusakan

    keaneka-ragaman hayati (flora,fauna),

    musnahnya sejumlah species, hutan

    gundul, banjir, kekeringan, mengubah

    ekosistem, mempengaruh panas global.

    Dengan diterbitkannya Surat

    Keputusan Bupati Katingan Nomor :

    660/105/Kpts/III/2014 tentang

    Pembentukan Tim Koordinasi Terpadu

    Pencegahan Pengendalian dan

    Penanggulangan Kebakaran Hutan,

    Lahan dan Pekarangan Kabupaten

    Katingan, yang merupakan bentuk dan

    langkah dari pemerintah daerah dalam

    memberikan perlindungan kehidupan

    dan penghidupan bagi segenap

    masyarakat yang ada di dalamnya

    termasuk perlindungan atas dampak-

    dampak dari kebakaran hutan dan

    lahan sebagaimana yang diharapkan di

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 102

    dalam konstitusional yaitu Undang-

    Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945. Mengingat

    pencemaran udara akibat kebakaran

    hutan, lahan dan pekarangan di wilayah

    Kabupaten Katingan cukup meningkat,

    maka Pemerintah Daerah Kabupaten

    Katingan mengeluarkan pernyataan

    Bupati Katingan Nomor :

    050/383/EKSDA tentang siaga tanggap

    Darurat Api dan Asap di Wilayah

    Kabupaten Katingan. Dimana sebaran

    titik api berdasarkan pantauan satelit

    NOAA18 pada tanggal 17 September

    2014 terdapat titik Hot Spot di wilayah

    Kabupaten Katingan sebanyak 342

    titik, Data kasus ISPA semakin

    meningkat setiap bulannya, terakhir

    untuk bulan Agustus 2014 berjumlah

    1.205 kasus dan untuk bulan

    September 2014 sampai dengan

    tanggal 17 September 2014 berjumlah

    690 kasus yang terdata. Surat

    Keputusan Bupati Katingan Nomor :

    360/454/KPTS/X/2014 Tanggal, 08

    Oktober 2014 tentang Pembentukan

    tim dan sekretariat satuan tugas

    penanggulangan kebakaran hutan,

    lahan dan pekarangan di Kabupaten

    Katingan Tahun 2014 agar Tim Satuan

    Tugas Penanggulangan Kebakaran

    Hutan, Lahan dan Pekarangan di

    Wilayah Kabupaten Katingan di

    perpanjang terhitung dari tanggal 08

    Oktober 2014 s/d 20 Oktober 2014.

    Dengan melibatkan dari Unsur TNI,

    POLRI dan Dinas, Badan yang terkait.

    untuk membantu Pelaksanaan serta

    menginfentarisasi keadaan dan kondisi

    bisa teratasi secara baik dan efektif.

    b. Kendala yang dihadapi oleh Tim Penanggulangan Kabakaran Hutan dan

    lahan dilapangan, Sulitnya sumber air

    dan jauhnya lahan yang terbakar.

    Sehingga Tim harus bekerja

    lebih extra. Adapun kendala lain yang

    dihadapi Tim Penggulangan Kebakaran

    Hutan dan Lahan dilapangan

    disamping keterbatasan peralatan

    pemadam kebakaran

    sehingga menyulitkan tim bekerja

    untuk memadamkan secara efektif.

    Tim Penanggulangan Kebakaran

    Hutan, Lahan dan pekarangan di

    Wilayah Kabupaten Katingan sejak di

    perpanjang dari tanggal 06 Oktober

    2014 s/d 20 Oktober 2014 sudah

    bekerja dengan semaksimal mungkin

    untuk pemadaman api, akan tetapi

    karena lahan yang terbakar cukup luas

    dan bergambut disamping keterbatasan

    peralatan pemadam kebakaran serta

    jauhnya lokasi hutan dan lahan yang

    terbakar sehingga menyulitkan tim

    untuk memadamkan api.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah, M.J.,M.R. Ibrahim dan A.R. Abdul Rahim. 2002. The Influenceof Forest

    Fire in Peninsular Malaysia: History,

    Root Causes, Prevention, and Control.

    Makalah disajikan pada Workshop on

    Prevention and Control of Fire in

    Peatlands, Tanggal 19-21 Maret 2002,

    Kuala Lumpur, Malaysia.

    Arifin Bustanul. 2001. Pengelolaan Sumber Daya

    Alam Indonesia: Perspektif Ekonomi,

    Etika, dan Praksis Kebijakan, Erlangga,

    Jakarta.

    Santosa Ahmad Mas, 1996, Aktualisasi Prinsip-

    prinsip Pembangunan Berkelanjutan

    Dalam Sistem dan Praktik Hukum

    Nasional, Artikel Jurnal Hukum

    Lingkungan, ICEL , Jakarta.

    Sumardjono. SW Maria. April 2009. Makalah

    Pengaturan Sumberdaya Alam di

    Indonesia: Sistem atau Subsistem,

    Disampaikan Di Depan Dosen dan

  • Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 9, No 2, September 2014 Upaya Penanggulangan ...(Louise Theresia) 84-103

    ISSN : 2085-4757 103

    Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

    Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Keraf Sonny. A. Etika Lingkungan: Teori-Teori

    Etika, Etika Lingkungan, Politik

    Lingkungan dari Ilmu Pengetahuan dan

    Teknologi Kembali ke Kearifan Lokal,

    (Kompas, Jakarta, 2006),

    Sambutan Bupati Katingan Pada Pembukaan

    Workshop Inter-Stakeholders

    Pencegahan dan Penanggulangan

    Kebakaran Hutan Serta Lahan, Menuju

    Zero Fires, Kasongan 2 Desember 2013.

    Tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan,

    Lahan, dan Pekarangan Kabupaten

    Katingan, 2014, Laporan Evaluasi Tim

    Satuan Tugas Penanggulangan

    Kebakatan Hutan, Lahan dan

    Pekarangan di Wilayah Kabupaten

    Katingan Tahun 2014.

    Soemarwoto Otto. Atur Diri Paradigma Baru

    Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Gadjah

    Mada University Press, Yogyakarta).

    WWF, Prosiding Workshop Inter-Stakeholder

    Pencegahan dan Penanganan

    Kebakaran Hutan serta Lahan, Menuju

    Zero Fires. Kasongan 2 Desember 2013.

    Peraturan Perundang-Undangan :

    Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-IV;

    Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

    Kehutanan;

    Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

    Pengelolaan dan Perlindungan

    Lingkungan Hidup:

    Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

    Penanggulangan;

    Permendagri Nomor 48 Tahun 2008 tentang

    Pedoman Organisasi dan Tata Kerja

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

    Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :

    P.12/Menhut-II/2009 tentang

    Pengendalian Kebakaran Hutan;

    Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2008

    tentang Pedoman Pembentukan Badan

    Penanggulangan Bencana Daerah.

    Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

    Nomor 5 Tahun 2003 tentang

    Pengendalian Kebakaran Hutan dan

    Lahan;

    Surat Keputusan Bupati Katingan Nomor :

    660/105/Kpts/III/2014 tentang

    Pembentukan Tim Koordinasi Terpadu

    Pencegahan Pengendalian dan

    Penanggulangan Kebakaran Hutan,

    Lahan dan Pekarangan Kabupaten

    Katingan;

    Pemerintah Daerah Kabupaten Katingan

    mengeluarkan pernyataan Bupati

    Katingan Nomor : 050/383/EKSDA

    Tahun 2014 tentang tentang Siaga

    Tanggap Darurat Api dan Asap Bencana

    Kebakaran Lahan dan Hutan di wilayah

    Kabupaten Katingan;

    Instruksi Bupati Katingan Nomor 050/397/EKSDA

    tentang Pembentukan Satuan Tugas

    Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan

    di Kabupaten Katingan;

    Surat Keputusan Bupati Katingan Nomor :

    360/454/KPTS/X/2014 Tanggal, 08

    Oktober 2014 tentang Pembentukan tim

    dan sekretariat satuan tugas

    penanggulangan kebakaran hutan, lahan

    dan pekarangan di Kabupaten Katingan

    Tahun 2014.