upaya orang tua dalam menanamkan pendidikan …repository.uinjambi.ac.id/120/1/angga...
TRANSCRIPT
-
UPAYA ORANG TUA DALAM MENANAMKAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI
DESA PONDOK MEJA KABUPATEN
MUARO JAMBI KECAMATAN MESTONG
SKRIPSI
Disusun oleh :
ANGGA SUPRIADI
TP.140791
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
-
Vi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untukmu Ayahanda dan Ibunda tercinta (Alm
Yunadi dan Halimah), untuk Abang-Abang saya (Doni Yuliansyah dan Alm Arbie
Mardiansyah) dan semua keluarga. Mudah-mudahan Allah meridhoi semua
perjalanan hidup kita, amin ya rabbal’alamin.
-
Vii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
MOTTO
Artinya :Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu : penjaganya malaikat-malaikat yang kasar
dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang
Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan. (Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahan, 1993 :
951)
-
Viii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KATA PENGANTAR Tiada kata yang paling indah diucapkan selain memanjatkan puji dan syukur kehadirat Illahi rabbi penguasa alam semesta, berkat keagungan Allah SWT,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “upaya orang tua dalam menanamkan pendidikan agama islam anak di desa pondok meja
kabupaten muaro jambi kecamatan mestong ”. Sholawat beriring salam tak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai revolusioner dunia dan pembawa risalah keagungan,
serta kepada keluarga, para sahabat-sahabatnya, mudah-mudahan kita semua
mendapatkan syafa’atul ‘udzma di yaumil akhir nanti amin yaa rabbal ‘alamin.
Penulisan skripsi ini bermaksud untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak yang
telah memberikan motivasi kepada penulis baik secara moril maupun materil,
untuk itu pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Bapak dan Ibu Pembantu Rektor I, II, III UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr.Hj.Armida,M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dra.HJ.Nur Azmi Aziz, M.Pd.I, sebagai pembimbing I yang telah
banyak membantu dan memberikan arahan serta masukan dalam
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dr.H.M.Fadhil,S.Ag,M.Ag sebagai pembimbing II yang telah
banyak membantu dan memberikan arahan serta masukkan dalam
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Ridwan,S.Psi,M.Psi.Psi selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
-
Viii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7. Bapak Mukhlis,M.Pd.I selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Agama
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak H.Izzat.M.Daud,Lc.MA. selaku Ketua Lab Bahasa Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya
Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam atas ilmu dan pendidikan yang
telah Bapak dan Ibu berikan.
10. Para Karyawan dan Karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran ilmiah yang sangat dapat
membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Atas semua bantuan yang telah di berikan, penulis hanya dapat
mengucapkan terima kasih dan do’a semoga mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap dan memohon Ridho-Nya semoga skripsi ini dapat di
terima dan bermanfaat bagi semua pihak.
Jambi, Mei 2018
Muchlis
TP.140849
-
IX Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK Nama : Angga Supriadi
Program Studi : PAI
Judul :Upaya Orang Tua Dalam Menanamkan Pendidikan Agama
Anak Di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi
Kecamatan Mestong
Skripsi ini mengkaji tentang upaya orang tua dalam menanamkan
pendidikan agam anak. Pembahasan skripsi ini di maksudkan untuk mengetahui
adakah pengaruhnya antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap anak di
masyarakat.
Belakangan ini kita seriing melihat orang tua yang karena terlalu sibuk
bekerja sehingga melupakan pendidikan anak dan menyerahkan pendidikan anak
sepenuhnya kepada sekolah. Padahal sejatinya keluarga adalah pendidik utama
bagi anak, karena dilingkungan keluarga, anak banyak mendapatkan pendidikan
dari kedua orang tuanya.
Penelitian ini berlokasi di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi
Kecamatan Mestong. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2018.
Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Jenis data yang di kumpulkan dalam
penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Metode pengempulan
data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Bentuk-bentuk pendidikan agama dalam keluarga bagi anak diwujudkan
dalam bentuk mendidik anak agar memiliki akhlak terpuji, mengajarkan anak Al-
Qur’an, mengajarkan anak mengenai keimanan dan ibadah. Kendalanya adalah
kesibukkan orang tua dalam bekerja, pengaruh berbagai media yang merusak,
pendidikan orang tua rendah dan pengaruh lingkungan. Upayanya yaitu dengan
memberikan keteladanan dalam mengamalkan ajaran agama, membiasakan anak
mengamalkan ajaran agama, memberi nasehat kepada anak agar mentaati perintah
agama dan memasukkan anak ke pengajian Al-Qur’an.
Kata Kunci : Pendidikan, Agama, Keluarga, Anak
-
IX Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRACT
Name : Angga Supriadi
Study Program : PAI
Title :The Efforts of Parents to Embed Children's Religious Education in Pondok Meja Village, Muaro Jambi Regency, Mestong District
This thesis examines the efforts of parents in instilling children's religious education. The discussion of this thesis is intended to find out whether there is any influence between religious education in the family on children in the community.
Lately we are seeing parents who, because they are too busy working, forget about children's education and submit full children's education to the school. Even though the family is actually the main educator for children, because in the family environment, many children get education from their parents.
This research is located in Pondok Meja Village, Muaro Jambi Regency, Mestong District. This research was conducted in August 2018. This research is a qualitative descriptive. The type of data collected in this study consisted of primary data and secondary data. The data submission method that the writer uses in this study is the method of interviewing, observation, and documentation. While data analysis techniques use data reduction techniques, data presentation, and verification or drawing conclusions.
The forms of religious education in the family for children are realized in the form of educating children to have good character, teaching children Al-Qur'an, teaching children about faith and worship. The obstacle is the busyness of parents in work, the influence of various destructive media, low parental education and environmental influences. The effort is to provide exemplary in practicing religious teachings, familiarizing children to practice religious teachings, advising children to obey religious orders and including children in the Qur'an.
Keywords: Education, Religion, Family, Children
-
Xi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii NOTA DINAS ....................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................. v PERSEMBAHAN .................................................................................. vi MOTTO ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ........................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................. ix ABSTRAC .............................................................................................. x DAFTAR ISI ......................................................................................... xi DAFTAR TABEL.................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................... 8 C. Rumusan Masalah ...................................................................... 8 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 9
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Pengertian Pendidikan ............................................................... 10 B. Pengertian Agama ...................................................................... 15 C. Pengertian Keluarga ................................................................... 22 D. Pengertian Akhlak ...................................................................... 25 E. Studi Relevan ............................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................................. 31 B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................... 32 C. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 33 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 34 E. Teknik Analisis Data .................................................................. 36 F. Uji Keterpercayaan Data ............................................................ 37 G. Jadwal Penelitian ....................................................................... 38
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum .......................................................................... 40 B. Temuan Khusus dan Pembahasan .............................................. 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 71 B. Saran .......................................................................................... 71 C. Penutup ...................................................................................... 72
-
Xi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
-
Xii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jadwal Penelitian................................................................ 39
Tabel 2.1 Kependudukan ................................................................... 40
Tabel 2.2 Keadaan Agama ................................................................. 45
Tabel 2.3 Pra Sarana Ibadah............................................................... 45
Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan ........................................................... 47
-
Xiii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing I
Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing II
Lampiran 3 : Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 4 : Daftar Informan
Lampiran 5 : Riwayat Hidup
-
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia
saat di lahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, manusia memerlukan
pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komuinitas tersebut
akan di tentukan aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab pendidkan secara alami
sudah merupakan kebutuhan hidup manusia(ramyulis,2013;28)
Islam adalah agama yang sagat peduli terhadap pendidikan. Islam
menerapkan sistem pendidikan sepajang hayat,sebagai mana sabda Rasulullah
SAW;
Artinya:”Dari Anas bin Malik Radhaiyallahu’anhu, ia berkata:”Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Menuntut ilmu itu adalah
kewajiban bagi stiap Muslim”
Bila di cermati di dalam hadits di atas si tegaskan bahwa tongak awal
pendidikan terjadi di dalam lingkup keluarga, terutama orang tua. Sebelum
mengenal lingkungan, masyarakat, sekolah dan dunia luar lainnya, anak terlebih
dahulu di pengaruhi oleh lingkungan keluarga terutama orang tuanya.
Pendidkan dalam keluarga merupakan tahap awal dalam upaya
pembentukan kepribadian tersebut, karena lingkungan pertama bagi anak adalah
keluarga dan di keluarga lah anak mendapat bimbingan dan pembinaan dari segala
macam fungsi jiwanya, sehingga orang tua sebagai pondasi bagi anak-anaknya
dalam menejalakan hidup dan kehidupannya sehari-hari, sehingga di harapkan
terbentuk sikap mental anak yang sesuai dengan tutunan syariat Islam.
-
2
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan
merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak.
Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan
ketaattan kepada Allah SWT, sunnah-sunnah Rasulullah SAW dan terjaga dari
kemungkaran, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani.
Oleh karena itu setiap orang tua muslim harus memperhatiakan kondisi
rumahnya. Ciptakan suasana yang islami, tegakkan sunnah, dan hidarkan dari
kemungkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar anak-anak kita menjadi
anak-anak yang bertauhid, berakhalak dan beramal sesuai dengan sunnah
rasuluallah SAW serta mengikuti jejak para salafus-solihin. Dari penjelasan
tersebut terdapat anjuran untuk memperbaiki rumah supaya tidak seperti kuburan
dan menjadi sarang, sehingga anak-anak yang tumbuh di dalamnya jauh dari
islam, bahkan kemungkaran setiap saat terjadi di rumahnya dan percecokan orang
tuanya mewarnai kehidupannya, maka tidak di sangsikan anak akan tumbuh
menjadi anak yang keras dan kasar.
Dapat kita pahami bahwa perkara tadi seorang anak mendapat pendidikan
dari keluarga nya. Hal pertama yang sangat penting di tanamkan dalam diri anak
yaitu penanaman nilai-nilai agama. Ini sangat penting karena sedini mingkin di
dalam diri anak harus di bangun dasar agama yang kuat sebagai bekal baginya
untuk menjalani kehdupan nya.
Allah SWT berfirman
-
3
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari surat luqman di atas, orang tua baik ayah ataupun ibu keduanya di
wajibkan mendidik anaknya, seperti ketika nabi Muhammad SAW. Sedang di
sebukan dengan urusan menghadap Allah SWT. (shalat), tidak pernah menyuruh
orang lain. Hal ini menujukan bahwah setiap waktu yang di lalui rasulullah SAW
bersama kedua orang cucunya merupakan kesempatan untuk mentarbiyah
(mendidik), termasuk saat beliau sedang shalat. (Ayu Agus Riyanti,2013;hal3)
Penanaman dan pembinaan pendidkikan agama pada diri anak menurut
peran aktif keluarganya yang tidak bisa di abaikan begitu saja, adalah kesalahan
yang sangat fatal bila menyerahkan sepenuhnya pembinaan pendidikan agama
anak pada lingkungan, masyarakat maupun sekolah.
Bedasarkan pengamatan awal penululis Lingkungan Desa pondok meja
Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong dimana pertama, penulis melihat
bahwa
Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Islam Bagi Anaknya di
Lingkungan RT 20 Pondok Meja cukup baik hal ini dapat terlihat dengan adanya
Pembinaan pribadi pada anak sekitar 40%, namun demikian masih ada orang tua
yang tidak melakukan pembinaan pribadi pada anak sekitar 60%, hal ini dapat
terlihat dengan kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya dalam hal
pendidikan agama islam. Tidak di minatinya Pendidikan Agama Islam dan banyak
yang mengejar pendidikan Umum untuk mencari perkerjaan. Upaya Orang Tua
Untuk Menanamkan Pendidikan Agama Islam Anak di RT 20 Pondok Meja
cukup baik, hal ini dapat terlihat dengan adanya orang tua yang mengajak anaknya
mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan, akan tetapi masih ada orang tua yang
kurang baik dalam menanamkan pendidikan agama islam bagi anaknya hal ini
dapat terlihat dengan kesibukan orang tua dalam bekerja sehingga anaknya merasa
kurang diperhatikan dalam hal pendidikan agama islam.
Dengan permasalahan tersebut orang tua harus lebih berperan penting
untuk merubah pola pikir anak pada zaman modern ini untuk lebih peduli
terhadap kegiatan yang menilai ibadah Agama Islam, karena pelajaran.Agama di
-
4
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
sekolah belum cukup membentuk akhalak yang baik pada anak di Desa Pondok
Meja Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong RT 20
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut. Maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Orang Tua Dalam Menanamkan
Pendidikan Agama Anak Di Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi
Kecamatan Mestong
B. Fokus penelitian
Mengingat begitu luasnya permasalahan yang ada. Maka di sisni penulis
memfokuskan penelitian ini pada anak di fokuskan pada usia (6-12 tahun). Dan
proses Upaya orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Islam pada anak
Di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong RT 20.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peniliti mendapatkan permasalahan
yang akan di teliti dan di bahas serta di rumuskan, permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut;
1. Peran orang tua terhadap pendidikan Agama anak di RT20 Desa Pondok
Meja
2. Apa kendala yang di hadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan
agama pada anak di RT20 Desa Pondok Meja
3. Apa upaya orang tua dalam mengatasi kendala-kendala dalam
menanamkan pendidikan agama Islam di RT 20 Desa Pondok Meja
-
5
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
D . Tujuan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui peran serta orang tua dalam menamkan pendidikan
Agama islam pada anak di RT 20
b. Untuk mengetahui kendala yang di hadapi orang tua dalam
menanamkan pendidikan Agama islam pada anak di RT 20
c. Untuk mengetahui cara orang tua mengatasi kendala dalam
menanamkan pendidikan Agama islam pada anak di RT 20
2. Kegunaan penelitian a. Kegunaan Teoritis
Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan hasilnya dapat menjadi
bagian langkah dalam pengembangan keilmuan bidang pendidikan
pada umumnya, dan secara khusus upaya orang tua dalam
menanamkan pendidikan Agama anak di desa Pondok Meja.
b. Kegunaan Praktis
setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan temuan-temuan dan
pembahasan hasil penelitian dapat menjadi kontribusi dalam upaya
orang tua dalam menanamkan pendidikan agama anak, kendala, dan
faktor tertentu dalam pendidikan Agama anak. Oleh karena itu, hasil
penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi salah satu landasan ilmiah
dalam memecahkan persoalan serupa berkanaan pendidikan agama
anak.
c. Untuk melengkapi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar
sarjana strata satu (S-1) dalam ilmu Pendidikan Agama Islam.
-
6
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian upaya orang tua Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) istilah upaya di artikan
dengan usaha akal ikhtiar (atau untuk mencapai suatu maksud memecahkan
persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya).
Selanjutnya pengertian orang tua menurut Zakiah Daradjat, yaitu “orang
tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak, kepribadan orangtua,
sikap, dan cara hidup mereka merupakan unsur pendidikan yang tidak langsung
dengan sendirinya akan masuk dalam pribadi anak”. (Zakiah Daradjat, 2014, hal.
21) seedangkan menurut M. Ngalim purwanto orang tua adalah “pendidik yang
terutama yang sudah semestinya merekala pendidik asli yang menerima tugas
kodrat dari tuhan untuk mendidik anaknya”(Ngalim Purwanto, 2006, hal. 4)
Pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa yang di maksud
dengan orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap
sedia untuk bertanggung jawab dalam keluarga atau rumah tangga untuk
menerima tugas sebagai pendidik, dalam kehidupan sehari-hari di sebut ayah dan
ibu. Dalam keluarga pendidikan bersifat informal, orangtua lah yang bertugas
sebagai pendidik. Tidak hanya terbatas pada materi. Melaikan tanggung jawab
dalam perkembangan pisik ,moral, dan spritual juga menjadi tugas orangtua
kepada anaknya.
Bedasarkan keterangan di atas, dapat di artikan bahwa upaya orang tua
merupakan usaha, atau cara orangtua untuk merealisasikan apa yang di inginkan.
Dalam hal ini tentunya berkaitan dengan usaha atau cara yang di lakukan orangtua
dalam membimbing anak untuk menjalankan apa yang diperintahkan tertutam
dalam penanaman nilai agama islam.
-
7
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian
bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Pada umunya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak
dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan
secara kodrati suasana dan struturnya memberikan kemungkinan alami
membangun situasi pendidik itu terwujud berkad adanya pergaulan dan hubungan
pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua anak.
Orang tua atau ibu dan ayah memengang peranan yang penting amat
berpengaruh atas pendidik anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir, ibunya lah
yang selalu di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan
biasanya, seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan
tugasnya dengan baik. Ibu merupakan orang yang mula-mula di percayainya,
apapun yang di lakukan ibunya dapat di manfaaatnya, kecuali apabila ia di
tinggalkan. Dengan memahami segala sesuatu yang terkadung di dalam hati anak-
anaknya, juga jika anak telah mulai agak besar, di sertai kasih sayang, dapatlah
ibu mengambil hati anaknya untuk selama-lamanya.
Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Dimata anaknya ia seorang
yang tertinggi gengsinya dan terpandai di atantara orang-orang yang di kenalnya.
Cara ayah itu melakukan perkerjaannya sehari-hari berpengaruh pada cara
perkerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong terutama, lebih-lebih bagi anak
yang lebih besar, baik laki-laki maupun perempuan, bila ia mau mendekati dan
memahami hati anaknya.
Pada dasarnya kenyantaan-kenyantaan yang di kemukakan di atas itu
berlaku dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga dengan yang bagaimana
juga keadaanya. Hal itu menunjukan ciri-ciri dari watak rasa tanggung jawab
setiap orangtua atas kehidupan anak-anak mereka untuk masa kini dan
mendatang. Bahkan para orang tua umumya merasa bertnaggung jawab atas
segala dari kelangsungan hidup anak-anak mereka. karena tidak di ragukan bahwa
-
8
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
tanggung jawab pendidikan secara sadar atau tidak , di terima dengan sepenuhnya
hatinya atau tidak, hal itu adalah merupakan “fitrah” yang tlah di kodratkan Allah
SWT kepada setiap orang tua. Mereka tidak bisa mengelakan tanggung jawab itu
karena telah merupakan amanah Allah SWT yang di bebankan kepada mereka.
Di samping itu pangkal ketentraman dan kedamaian hidup terletak dalam
keluarga . mengingat pentingnya hidup kelurga yang demikian., maka islam
memandang keluarga bukan sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melaikan
lebih dari itu, yakni sebagai lembanga hidup manusia yang memberi peluang
kepada anggotanya untuk hidup celaka atau bahagia dunia dan akhirat. Karena
keselamatan masyarakat pada hakikatnya bertumpu pada keselamatan keluarga.
(Zakiah Daradjat 2014, hal;35)
Upaya orang tua tidak terlepas dari peranan seorang ibu. Pendidikan
seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat di
abaikan sema sekali. Maka dari itu seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana
dan pandai mendidik anak-anaknya. Sebagaian orang menggatakan kaum ibu
adalah pendidik bangsa. Dapat di simpulkan bahwa perana ibu dalam pendidikan
anak-anaknya adalah sebagai berikut;
a. Sumber dan pemberian kasih sayang
b. Pengasuh dan pemelihara
c. Tempat mencurah isi hati
d. Menggatur kehidupan dalam rumah tangga
e. Pendidik dalam segi emosional.
Peranan orang tua dalam keluarga sangat penting dalam menjalankan
fungsi sosialisasi pada anak. Kesatuan orangtua yang kuat dapat memberikan
pengajaran yang besar bagi anak-anaknya. Orangtua dituntut harus berkerja sama
secara baik agar anak dapat mencontohnya, karena anak merupakan mesin
perekam yang cukup baik kerena masih tahap perkembangan.(Zakiah
daradjat2004, hal;35)
-
9
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut (Ahira,2002) mengkemukakan perana orang tua adalah:
1. Sebagaian orangtua; mereka membesarkan, merawat, memelihara, dan
memeberikan anak kesempatan untuk berkembang.
2. Seabagain guru pertama mengajar ketangkasan motorik, keterampilan
melalui latihan-latihan. Kedua adalah mengajarkan peraturan-peraturan
tata cara keluarga, dan tatanan lingkungan masyarakat. Ketiga adalah
menanamkan pedoman hidup masyarakat.
3. Sebagai taladan. Orangtua sangat memperhatikan, mengamati kelakuan,
tingkah laku anak. Mereka mengawasi anak agar tidak melanggar
peraturan di rumah maupun di luar linglungan kelurga(tidak-jangan-
stop).(Ahira anne, 2014, hal. 6)
Salah satu usaha yang di lakukan orangtua dalam mensosialisasikan nilai-
nilai Agama kepada anak mereka adalah sering orantua memeberikan nasihat
kepada anak-anaknya. Nasihat merupakan ungakapan kata-kata hikmah yang
memberikan kesan bahwa ia adalah terpuji dan mulia, selain berupa anjuran agar
anak melakukan perbuatan yang baik dan bener, nasihat juga di berikan dalam
bentuk melarang.
Peran orangtua sangat penting demi terciptanya suatu kepribadian
individu yang di harapkan oleh masyarakat. Oleh karena itu orangtua perlu
menyadari akan peran dan tanggung jawab mereka terhadap anak-anaknya yang
sangat penting. Orangtua sebagai teladan pertama bagi anak-anaknya dan sebagai
insitusi yang paling berpengaruh terhadap proses sosialisasi anak, kususnya
mengenai nilai-nilai Agama.
Setiap orangtua tentunya mengiginkan agar anak-anaknya dapat
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar. Untuk itu perlunya orangtua
memberikan contoh pada anak-anaknya agar sikap anak akan lebih tearah ke hal
yang positif.
-
10
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Selanjutnya nilai keagamaan yang disosialisasikan orangtua terhadap
anaknya yaitu sopan santun, atau menghargai orangtua dari pada kita. Khususnya
orangtua kita sendiri.
Beberapa peran orangtua dalam mendidik anak yaitu;
1. Tanggung jawab Pendidikan iman
Pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman setiap
hakikat keimanan dan persoalan gaib yang secara mantap datang melalui berita
yang benar, seperti iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat,iman kepada
kitab-kitab samawi, iman kepada Rasul, iamn kepada pertanyaan munkar-nakir,
iman kepada siksa kubur, hari kebangkitan, hari hisab, surga, neraka dan semua
hal-hal yang gaib lainnya.
2. Tanggung jawab pendidikan moral
Pendidikan moral adalah serangkaian sendi moral, keutamaan tingkah laku
dan naluri yang wajib di lakukan anak, diusahkan dan biasakan sejak anak masih
mumayyiz, dan mampu berfikir hingga menjadi mukallaf, berangsur memasuki
usia pemuda dan siap menyonsong kehidupan. Satu hal yang tidak di ragukan
bahwa keutamaan akhlak, keutamaan tingkah laku, dan naluri merupakan salah
satu buah iman yang meresap dalam pertumbuhan keberagamaan yang
sehat.(Ahira anne, Hal;8).
3. Tanggung jawab pendidikan fisik
Pendidikan fisik adalah pendidikan yang mendukung dalam
perkembangan anak. Seorang anak yang harus memiliki fisik yang kuat dan tegar,
apalagi di era globalisasi yang semangkin keras salah satu yang perlu di
perhatikan oleh orangtua adalah mengajarkan kepada anak sejak dini usia tentang
pentingnya menjaga kesehatan, seperti olahraga teratur dan dari hal-hal yang
dapat memberikan efek negatif seperti rokok, minuman keras dan narkoba.
-
11
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Tanggung jawab pendidikan intelektual
Hadits Rasulullah SAW
Artinya ; “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat”.(H.R. Muslim)
Dari hadits Nabi ini bahwa sesungguhnya menuntut ilmu adalah
pendekatan diri kepada Allah SWT, dan mengajarkan kepada orang yang tidak
mengetahui adalah sedekah. Seseungguh ilmu penggetahuan menempatkan
orangnya dalam kehidupan bagi ahlinya didunia dan akhirat. Dari hadits Nabi di
atas jelas sekali bahwa manenuntut ilmu itu yang sangat penting.
5. Tanggung jawab pendidikan psikologis
Secara etimologis, psikologis berasal dari kata ipsychei yang berati jiwa
atau nafas hidup, dan ilogosi atau ilmu. Dilihat dari artib kata tersebut seolah-olah
psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa jika kita
mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya objek yang di pelajari, maka
tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak
dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk
di amati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk
perilaku individu dalam berikteraksi dengan lingkungan nya. Dengan demikian,
psikologi kiranya dapat di artikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang
prilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Keberhasilan pendidikan yang di jalani seorang anak, menurut psikologi,
bibiana Dyah Cahyani, tidak terlepas dari peran orangtua, orangtua memiliki
peranan yang penting dalam menentukan dan mengarahkan sekolah yang tepat
buah anaknya, tapi bukan suatu hal yang bijak jika pendidikan sepenuhnya di
-
12
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
serahkan hanya pada pihak sekolah saja sebagus apapun kualitas tempat anak
menurut ilmu secara forma, orangtua tetap memeliki andil yang besar apakah
pendidikan yang di jalaninya behasil atau tidak.
6. Tanggung jawab pendidikan sosial
Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbiacara dengan baik,
mendegarkan pembicaraan dengan tekun, bila bila berjumpa orang dia
menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji dia menepati, orangtua
bertanggung jawab untuk mendidik anak agar terbentuk akhlak seperti layaknya
seorang mukmi yang berakhakul kariamah. (Ahira Anne, hal;10).
Dititik dari hubungan dan tanggung jawab orangtua terhadap anak, maka
tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa di pikulkan kepada orang
lain, sebab guru dan pemimpin umat umpanya, dalam memikulkan tanggung
jawab pendidik hanyalah merupakan keikutsertaan. Dengan kata lain tanggung
jawab pendidikan yang di pikul oleh para pendidik selain orangtua adalah
memrupakan pelimpahan dari tanggung jawab orangtua karena satu dam lain hal
tidak mungkin melaksanakan pendidikan anaknya secara sempurna.
Tanggung jawab pendidikan islam yang menjadikan bebab orang tua sekurang –
kurangnya harus di laksanakan dalam rangka;
a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling
sederhana dari tanggung jawab setiap orangtua dan merupakan dorongan
alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia
b. Melindungin dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun rohaniah,
dari berbagai gangguan penyakit dan penyelewangan kehidupan dari
tujuan hidup yang sesuai dengan filsafat hidup dan agama yang di anutnya.
c. Memberi penggajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seliuas dan setinggi
mungkin yang dapat di capainya.
-
13
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Membahagiankan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan
pandangan dan tujuan hidup muslim. (zakiah daradjat2004, hal;38)
B. Pengertian Pendidikan Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan
sejak manusia di muka bumi ini. Dengan perkembangan peradaban manusia,
berkembang pula isi dan bentuk termasuk perkembangan penyelenggaraan
pendidikan. Hal ini sejalan dengan kemajuan manusia dalam pemikiran
tentang pendidikan. Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses memajukan
masyarakat, melalui lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi
atau lembaga-lembaga lain), dengan sengaja mentransformasikan warisan
budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari
generasi ke generasi berikutnya.
Berikut beberapa definisi pendidikan yang dikemukakan para ahli,
yaitu ;
1. Definisi Pendidikan Prof.Lodge Menurut Prof. Lodge dalam Rulam Ahmadi (2016 : 31)
perkataan Pendidikan dipakai dalam arti luas dan sempit. Dalam
pengertian yang luas, semua pengalaman itu adalah pendidikan. Seorang
anak mendidik orangtuanya, seperti pula halnya seorang murid mendidik
gurunya. Segala sesuatu yang kita katakan, pikirkan, atau kerjakan tidak
berbeda dengan apa yang dikatakan atau dilakukan sesuatu kepada kita,
baik dari benda-benda hidup maupun mati. Dalam pengertian yang lebih
luas ini, pendidikan adalah kehidupan.
Pendidikan dalam arti luas, mengandung makna bahwa
pendidikan tidak hanya berlangsung dalam satu lembaga pendidikan yang
disebut sekolah. Akan tetapi, berlangsung dalam setiap ruang kehidupan
manusia dan dalam seluruh sector pembangunan.
Dalam pengertian yang lebih sempit, pendidikan dibatasi pada
fungsi tertentu. Dalam arti sempit, pendidikan tidaklah berlangsung
seumur hidup, tetapi berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas.
-
14
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut Mudyahardjo dalam Rulam Ahmadi (2016 : 32) dalam arti
sempit, pendidikan tidak berlangsung dimana pun dalam lingkungan
hidup, tetapi ditempat tertentu yang telah ditentukan dan direkayasa untuk
berlangsungnya pendidikan
2. Definisi Pendidikan Carter V.Good Menurut Carter V.Good dalam Rulam Ahmadi (2016 : 32)
pendidikan adalah (a) seni, praktik, atau profesi sebagai pengajar
(pengajaran), (b) ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan
dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan, dan
bimbingan murid ; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.
Selanjutnya, Carter mengatakan bahwa pendidikan adalah (a) proses
perkembangan pribadi, (b) social process, (c) professional courses, dan
(d) seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun
dan diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.
3. Friedrich Froebel (1782-1852) Menurut Froebel dalam Saidah (2016 : 6) pendidikan harus
membimbing dan membina manusia untuk menemukan kejelasan yang
berhubungan dengan dirinya dan yang ada pada dirinya. Hal tersebut bisa
dijelaskan sebagai berikut.
“Froebel menganggap anak didik ibarat biji yang ditanam di kebun. Biji itu akan tumbuh dan berkembang secara perlahan sesuai dengan sifat bawaan dan kodrat alami yang dimilikinya. Di dalam dunia pendidikan, Froebel percaya bahwa anak terlahir dengan potensi bawaan masing-masing yang bersifat laten, perkara yang sejatinya ada, akan tetapi butuh kondisi tertentu atau pemicu untuk memunculkannya. Tugas pendidikan adalah menyiapkan dan memfasilitasi kondisi tersebut agar memunculkan potensi laten yang dimiliki masing-masing anak didik”.
4. Jhon Dewey (1859-1952)
Dijelaskan oleh Dewey dalam Saidah (2016 : 7) bahwa
pendidikan adalah sebuah kebutuhan hidup dan fungsi sosial, yang
bertumpu pada masing-masing individu juga golongan/masyarakat, dengan
kemungkinan mengalami kemunduran atau kemajuan yang bisa diukur
-
15
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
dengan kriteria-kriteria tertentu. Secara demokratis bisa dinilai dari
kualitas masyarakat yang ada.
5. Ki Hajar Dewantara (1889-1959) “Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, dan karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak,
dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya”
(Saidah, 2016 : 9)
6. Redja Mudyahardjo
Mudyahardjo mendefinisikan dalam Saidah (2016 : 12)
pendidikan berdasarkan jangkauannya, yang dibaginya ke dalam tiga
macam, yaitu definisi pendidikan secara luas, definisi pendidikan secara
sempit, dan definisi pendidikan secara luas terbatas.
Secara luas, pendidikan berarti hidup.Ini berarti pendidikan
berlangsung seumur hidup, terjadi dalam segala lingkungan hidup baik
yang dikondisikan maupun yang tidak, berbentuk pengalaman yang
sengaja diprogram atau tidak, untuk pertumbuhan individu secara optimal.
Secara sempit, pendidikan berarti sekolah. Pendidikan adalah
segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial
mereka.
Secara luas terbatas, pendidikan berarti usaha sadar yang
dilakukan keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan
diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat
di masa yang akan datang
7. Dictionary Of Psychology (1972)
Dalam Dictionary of Psychology (1972) Pendidikan berarti
tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan
madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan
-
16
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.
Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping
secara formal seperti sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya.
Bahkan, menurut definisi diatas, pendidikan juga dapat berlangsung
dengan cara mengajar diri sendiri (Mustofa, 2015 : 7)
8. Poerbakawatja dan Harahap (1981)
Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk
dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu
diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala
perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua
yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk
mendidik misalnya guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan
keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya. (Mustofa, 2015 : 8)
9. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai
kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain
(Tirtarahardja, Sula, 2000 : 33)
10. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan
sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada
terbentuknya kepribadian peserta didik (Tirtarahardja, Sula, 2000 : 34)
11. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
Pendidikan sebagai penyiapan warga Negara diartikan sebagai
suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi
warga Negara yang baik (Tirtarahardja, Sula, 2000 : 35)
12. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai
kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk
bekerja (Tirtarahardja, Sula, 2000 : 35)
-
17
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
13. Definisi Pendidikan Menurut GBHN
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1988 (BP 7 Pusat, 1990 :
105) memberikan batasan tentang pendidikan Nasional sebagai berikut :
Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan
manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu
membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan Nasional dan bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa (Tirtarahardja, Sula, 2000 : 36)
14. Ahmad D.Marimba
Pendidikan adalah bimbingan atau pemimpin secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama (Hasbullah, 2006 : 3).
15. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya (Hasbullah, 2006 : 4)
16. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang (Hasbullah, 2006 : 4).
17. Menurut UU No.20 th 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
-
18
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara (Hasbullah, 2006 :4)
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat dirumuskan apa yang
dimaksud dengan pendidikan adalah suatu usaha sadar, terencana dan sistematis
untuk mentransfer pengetahuan (knowledge), budaya, sekaligus nilai nilai yang
berkembang pada suatu generasi agar dapat di transformasikan kepada generasi
berikutnya untuk menjadi pribadi yang siap terjun ke masyarakat, serta menjadi
orang yang bisa bermanfaat bagi orang sekitarnya
C. Pengertian Agama Menurut Deden Makbuloh (2013 : 1) istilah agama digunakan dalam
bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah religion. Dalam
bahasa Arab digunakan istilah al-din (baca : addin). Istilah al-din
sebagaimana dijelaskan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an. Terdapat tiga
istilah yang akan dijelaskan yaitu ;
1. Al-Din al-Haqq Dalam Al-Qur’an, pengertian agama yaitu al-din al-haqq (baca
:addinul haq) artinya agama yang benar (Makbuloh, 2013 : 2). Allah Swt
berfirman dalam QS At-Taubah [9] : 33 :
Artinya :Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membaca) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (QS. At-Taubah [9] : 33) Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt menjamin
penyempurnaan cahaya ini dengan mengutus Rasul-Nya yang dilengkapi
dengan petunjuk dan agama yang tidak akan bisa di gantikan oleh agama
lain, tidak pula akan bisa dibatalkan oleh sesuatu pun. Allah menerangkan
tujuan mengutus Muhammad sebagai penutup para Nabi yang membawa
-
19
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Ad-Dinul-Haq (agama yang benar). Agar agama ini mengungguli seluruh
agama dengan hujjah, keterangan, hidayah, pengetahuan, kepemimpinan
dan kekuasaan. Agama-agama lain tidak memiliki seperti apa yang
dimiliki oleh Islam, berupa pengaruh spiritual, intelektual, material, sosial
dan politik. Meskipun orang-orang musyrik tidak menyukai jika Islam
mengungguli agama-agama lain. Allah telah menyifati mereka dengan
syirik setelah menyifati dengan kufur. Hal ini menunjukkan, bahwa
mereka memadukan kedua sifat itu : kafir dan mendustakan Rasul, serta
syirik kepada Allah. Kedua kalimat ini memberitahukan, bahwa
penyempurnaan agama dan mengunggulkannya atas seluruh agama itu
pasti terjadi, meski seluruh orang kafir yang musyrik dan non-musyrik
tidak menyukainya. (Al-Maragi, 1992 : 177-179)
2. Al-Din al-Qayyim
Dalam Al-Qur’an terdapat istilah al-din al-qayyim (baca :addinul
qayyin) yaitu agama yang tegak lurus (Makbuloh, 2013 : 4). Allah
berfirman dalam QS.Yusuf [12] : 40 ;
Artinya :Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya
(menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya.Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(QS.Yusuf [12] : 40)
Nabi Yusuf As menerangkan kepada kedua sahabatnya itu, bahwa
apa yang mereka sembah dan katakana sebagai tuhan itu, sebenarnya
bikinan mereka sendiri. Pemberian nama itu pun dari pihak mereka sendiri,
yang diterima secara turun-temurun dari satu generasi, yang tidak
berlandaskan pada akal maupun wahyu dari langit. Bahwa semua itu
-
20
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
adalah penamaan yang tidak ada dalihnya, baik dari berita samawi
sehingga patut menjadi salah satu prinsip keimanan, juga tidak ada dalil
akal hingga patut dikatakan sebagai hasil hujjah dan pembuktian. Hukum
yang hak mengenai ketuhanan, dan ibadah hanyalah kepunyaan Allah
semata. Dia mewahyukan kepada siapa saja yang Dia pilih di antara Rasul-
rasul-Nya, dan tidak memberi kemungkinan kepada seorang manusia
untuk menghukumi hal itu dengan hawa nafsu atau pendapatnya. Juga
tidak dengan akal atau kesimpulan, juga dengan tidak ijtihad atau istihsan
(anggapan tentang sesuatu yang baik) dan hal ini merupakan kaidah yang
telah disepakati oleh seluruh agama tanpa ada perbedaan pendapat di mana
pun dan kapan pun. (Al-Maragi, 1992 : 293)
3. Al-Din al-Hanif
Dalam Al-Qur’an, terdapat Istilah al-dinul hanif yaitu agama
yang sejalan dengan fitrah manusia (Makbuloh, 2013 : 6). Perhatikan
firman Allah Ta’ala dalam QS.Ar-Ruum [30] : 30 ;
Artinya :Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah)
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(QS.Ar-Ruum [30] : 30) Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt berfirman :
“Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah yang telah
disyari’atkannya untukmu dari agama Ibrahim yang ditunjukkannya
kepadamu dan telah disempurnakannya sesempurna-sempurnanya, sedang
engkau tetap di atas fitrah yang Allah telah ciptakannya bagi manusia dan
sekali-kali tidak ada perubahan pada fitrah itu, ialah yang mendasari dan
menjiwai agama Islam yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui, maka kembalilah kepada Tuhan, bertaubat, bertaqwa kepada-
-
21
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Nya, dirikanlah shalat berkali-kali janganlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah dan dari mereka yang memecah belah agama
mereka, merubahnya, merusaknya dan beriman kepada sebagian isinya,
mengingkari sebagian yang lain, masing-masing golongan merasa bangga
dengan pendapatnya dan pendiriannya sendiri. (Salim dan Said, 1990 :
237)
Agama bukan hanya sebagai satu kepercayaan dan pengakuan
terhadap Tuhan melalui upacara-upacara ritual yang lebih menitikberatkan
terhadap hubungan manusia sebagai individu terhadap Tuhannya, akan
tetapi meliputi seluruh tata kehidupan manusia
Kata “Agama” menurut istilah Al-Qur’an disebut Al-Din
.Sedangkan secara bahasa, kata “Agama” ini diambil dari bahasa Sanskrit
(Sansekerta), sebagai pecahan dari kata-kata “A” artinya “tidak” dan
“gama” artinya “Kacau”. “Agama” berarti “tidak kacau”(Mahfud, 2011 :
2).
Pengertian diatas mengandung makna bahwa agama sebagai
pedoman aturan hidup akan memberikan petunjuk kepada manusia
sehingga dapat menjalani kehidupan ini dengan baik, teratur, aman, dan
tidak terjadi kekacauan yang berujung pada tindakan anarkis.
Agama merupakan peraturan yang dijadikan sebagai pedoman
hidup sehingga dalam menjalani kehidupan ini manusia tidak
mendasarkannya pada selera masing-masing. Dengan adanya peraturan
(agama), manusia akan terhindar dari kehidupan yang memberlakukan
hukum rimba, yaitu manusia yang kuat akan menindas manusia yang
lemah.
Istilah agama identik dengan Al-din. Pengertian ini berlaku untuk
semua agama, baik agama Islam maupun agama selain Islam sebagaimana
dijelaskan Endang Saifuddin Anshori dalam bukunya Pokok-Pokok
Pikiran Tentang Islam dalam Rois Mahfud (2011 : 2) .Ia menulis :
“yangdisebut din bukan hanya Islam, tetapi juga selain Islam. Orang berpendapat bahwa din itu lebih luas dari pada agama, atau bahkan din itu tidak sama dengan agama, tidak dapat dibenarkan
-
22
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
ditinjau dari segi ilmiah maupun ditilik dari segi diniyah. Yang benar ialah agama (din) Islam itu jauh lebih luas dari pada agama (din) lainnya.” (Anshori, 15 : 1969). Dalam Al-Qur’an, Al-Din memiliki konotasi makna yang sepadan
dengan (1) Al-Jaza, pembalasa; (2) Al-Ibadah, Ibadah atau pengabdian; (3)
At-thaat, ketaatan atau kesetiaan; (4) Al-Qanun al-Samawi, undang-
undang langit/peraturan Allah; (5) Al-Qanun ad-Dunya, undang-undang
bumi/peraturan bagi manusia; (6) Al-Tauhid wal Istislam, tauhid atau
berserah diri; (7) An-Nashihah, nasihat; (8) Al-Muhasabah,
memperhitungkan, cermat atau mawas diri, dan (9) Al-Akhlaq al-Fadhilah,
budi pekerti yang utama (Mahfud, 2011 : 3)
Beberapa makna diatas menunjukkan bahwa Al-Din (agama)
memiliki makna dan cakupan atau lingkup yang luas. Al-Din mengandung
lingkup yang tidak terbatas hanya pada sekedar kepercayaan, melainkan
mencakup seluruh sikap dan tingkah laku serta tata pergaulan hidup dan
seluruh aspek kehidupan manusia, diantaranya :
a. Mengajarkan adanya pembalasan terhadap setiap amal perbuatan
manusia yang dilakukan dalam dan selama hidupnya di dunia ini.
b. Menetapkan kewajiban untuk mengabdikan diri kepada Allah Swt
c. Menjadi tata aturan dalam pergaulan hidup sebagai tugas kekhalifahan
manusia dengan sesamanya.
d. Mengajarkan agar manusia selalu mengoreksi dirinya sendiri.
e. Menjadi dasar untuk membentuk akhlak mulia manusia (Mahfud, 2011
3).
Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan “diri”
dalam bahasa Arab dan Semit, atau dalam bahasa Inggris “religion”. Dari
arti bahasa (etimologi agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun-temurun. Sedangkan kata “diri”
menyandang arti antara lain menguasai, memudahkan, patuh, utang,
balasan atau kebiasaan. (Supadie, 2012 : 35)
Secara istilah (terminology) agama, seperti ditulis oleh Anshari
bahwa walaupun agama, din, religion, masing-masing mempunyai arti
-
23
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
etimologi sendiri-sendiri, namun dalam pengertian teknis terminologis
ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu ;
a. Agama, din, religion adalah satu sistem credo (tata keimanan atau tata
keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak di luar diri manusia;
b. Agama juga adalah satu sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada
yang dianggapnya Maha Mutlak tersebut;
c. Di samping merupakan satu sistem credo dan satu sistem ritus, agama
juga adalah satu sistem norma (tata kaidah atau tata aturan) yang
mengatur hubungan manusia sesama manusia dan hubungan manusia
dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata
peribadatan termaktub di atas (Supadie, 2012 : 36)
Menurut Durkheim dalam Didiek Ahmad Supadie (2012 : 36) ,
agama adalah sistem kepercayaan dan praktik yang telah dipersatukan
yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus. Bagi Spencer, agama adalah
kepercayaan terhadap sesuatu yang Maha Mutlak. Sementara Dewey,
mengatakan bahwa agama adalah pencarian manusia terhadap cita-cita
umum dan abadi meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat
mengancam jiwanya; agama adalah pengenalan manusia terhadap
kekuatan gaib yang hebat.
Agama adalah kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhan.
Sebuah agama biasanya menyangkut beberapa hal pokok yang menjadi
ruang lingkup ajarannya, yakni sebagai berikut.
a. Keyakinan adanya suatu kekuatan supranatural yang mengatur dan
menciptakan alam dan seisinya.
b. Peribadatan yang merupakan tingkah laku manusia dalam berhubungan
dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atas
pengakuannya.
c. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan
alam semesta berkaitan dengan keyakinannya (Aminuddin dkk, 2002 :
13)
-
24
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Ditinjau dari sumbernya, agama-agama yang dikenal manusia
terdiri atas dua jenis agama, yakni sebagai berikut.
a. Agama wahyu: yaitu agama yang diterima oleh manusia dari Allah
melalui malaikat Jibril dan disebarkan oleh Rasul-Nya kepada manusia.
Agama wahyu disebut pula sebagai agama samawi atau agama langit.
Agama Islam termasuk agama wahyu, agama samawi, atau agama
langit.
b. Agama budaya : yaitu agama yang bersumber dari ajaran seorang
manusia yang dipandang mempunyai pengetahuan yang mendalam
tentang kehidupan. Agama budaya disebut pula sebagai agama ardhi
atau agama bumi. Contoh agama budaya dalam agama Budha yang
merupakan ajaran Budha Gautama. (Aminuddin dkk, 2002 : 13)
Nama agama Islam disebut langsung oleh Allah sebagaimana
tertuang dalam firman Allah di bawah ini (artinya) :
a. “Sesungguhnya agama (yang hak) disisi Allah adalah Islam”. (QS.Ali-
Imran : 19)
b. “Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima
ajaran tersebut dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi”.(QS.
Ali-Imran :85)
c.“Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah
Kucukupkan kepadmu, nikatKu dan telah Kuridhoi Islam menjadi
agamamu”. (QS.Al-Maidah : 3) (Aminuddin, 2002 : 13).
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan agama ialah peraturan yang bersumber dari Allah SWT,
yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia, baik hubungan manusia
dengan Sang Pencipta maupun hubungan antar sesamanya yang dilandasi
dengan mengharap ridha Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
-
25
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Pengertian Anak Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari
perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak
menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak
pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak
Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
bagi pembangunan Nasional.Anak adalah asset bangsa.Masa depan bangsa
dan Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin
baik keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa
depan bangsa.Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut
buruk maka akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.
Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak
merupakan masa yang panjang dalam rentang kehidupan.Bagi kehidupan
anak, masa kanak-kanak seringkali dianggap tidak ada akhirnya, sehingga
mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan yaitu pengakuan dari
masyarakat bahwa mreka bukan lagi anak-ank tapi orang dewasa
Menurut Hurlock (1980), manusia berkembang melalui beberapa tahapan
yang berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo
perkembangan y6ang tertentu, terus menerus dan dalam tempo perkembangan
yang tertentu dan bias berlaku umum. Untuk lebih jelasnya tahapan
perkembangan tersebut dapat dilihat pada uraian tersebut: – Masa pra-lahir :
Dimulahi sejak terjadinya konsepsi lahir – Masa jabang bayi : satu hari-dua
minggu. – Masa Bayi : dua minggu-satu tahun. – Masa anak : – masa anak-
anak awal : 1 tahun-6 bulan, Anak-anak lahir : 6 tahun-12/13 tahun. – Masa
remaja : 12/13 tahun-21 tahun – Masa dewasa : 21 tahun-40 tahun. – Masa
tengah baya : 40 tahun-60 tahun. – Masa tua : 60 tahun-meninggal .
Dalam pemaknaan yang umum mendapat perhatian tidak saja dalam
bidang ilmu pengetahuan (the body of knowledge) tetapi dapat di tela’ah dari
-
26
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
sisi pandang sentralistis kehidupan.Misalnya agama, hukum dan sosiologi
menjadikan pengertian anak semakin rasional dan aktual dalam lingkungan
social. Untuk meletakan anak kedalam pengertian subjek hukum maka
diperlukan unsur-unsur internal maupun eksternal di dalam ruang lingkup
untuk menggolongkan status anak tersebut.Unsure-unsur tersebut adalah
sebagai berikut: – Unsur internal pada diri anak. Subjek Hukum: sebagai
manusia anak juga digolongkan sebagai human right yang terkait dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan dimaksud diletakkan
pada anak dalam golongan orang yang belum dewasa, seseorang yang berada
dalam perwalian, orang yang tidak mampu melakukan perbuatan huku.
Persamaan hak dan kewajiban anak : anak juga mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dengan dengan orang dewasa yang diberikan oleh
ketentuan perturan perundang-undangan dalam melakukan perbuatan hukum.
Hukum akan meletakan anak dalam posisi sebagai perantara hukum untuk
dapat disejajarkan dengan kedudukan orang dewasa atau untuk disebut
sebagai subjek hukum Unsur eksternal pada diri anak. – Ketentuan hukum
atau persamaan kedudukan dalam hukum (equality before the low) dapat
memberikan legalitas formal terhadap anak sebagai seorang yang tidak
mampu untuk berbuat peristiwa hukum yang ditentukan oleh ketentuan
peraturan-peraturan hukum itu sendiri, atau meletakan ketentuan hukum yang
memuat perincian tentang klasifikasi kemampuan dan kewenangan berbuat
peristiwa hukum dari anak yang bersangkutan. – Hak-hak privilegeyang
diberikan Negara atau pemerintah yang timbul dari UUD dan peraturan
perundang-undangan .
Untuk dapat memahami pengertian tentang anak itu sendiri sehingga
mendekati makna yang benar, diperlukan suatu pengelompokan yang dapat
dilihat dari berbagai aspek kehidupan, yaitu aspek agam, ekonomi, sosiologis
dan hukum.
Pengertian Anak Dari Aspek Agama. Dalam sudut pandang yang
dibangun oleh agama khususnya dalam hal ini adalah agama islam, anak
-
27
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
merupakan makhluk yang dhaif dan mulia, yang keberadaannya adalah
kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan melalui proses penciptaan.
Oleh karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam pandangan agama
islam, maka anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti diberi nafkah
baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak
yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab dalam
mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa
mendatang. Dalam pengertian Islam,anak adalah titipan Allah SWT kepada
kedua orang tua, masyarakat bangsa dan negara yang kelak akan
memakmurkan dunia sebagai rahmatan lila’lamin dan sebagai pewaris ajaran
islam pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anak yang dilahirkan
harus diakui, diyakini, dan diamankan sebagai implementasi amalan yang
diterima oleh akan dari orang tua, masyarakat , bangsa dan negara.
Pengertian Dari aspek Ekonomi. Dalam pengertian ekonom, anak
dikelompokan pada golongan non produktif.Apabila terdapat kemampuan
yang persuasive pada kelompok anak, hal itu disebabkan karena anak
mengalami transpormasi financial sebagai akibat terjadinya interaksi dalam
lingkungan keluarga yang didasarkan nilai kemanusiaan. Fakta-fakta yang
timbul dimasyarakat anak sering diproses untuk melakukan kegiatan ekonomi
atau produktivitas yang dapat menghasilkan nilai-nilai ekonomi. Kelompok
pengertian anak dalam bidang ekonomi mengarah pada konsepsi
kesejahteraan anak sebagaimana yang ditetapkan oleh UU no.4 tahun 1979
tentang kesejahteraan anak yaitu anak berhak atas kepeliharaan dan
perlingdungan, baik semasa dalam kendungan , dalam lingkungan masyarakat
yang dapat menghambat atau membahayakan perkembanganya, sehingga
anak tidak lagui menjadi korban dari ketidakmampuan ekonomi keluarga dan
masyarakat.
Pengerian Dari Apek Sosiologis Dalam aspek sosiologis anak
diartikan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang senan tiasa berinteraksi
dalam lingkungan masyarakat bangsa dan negara.Dalam hal ini anak
-
28
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
diposisikan sebagai kelompok social yang mempunyai setatus social yang
lebih rendah dari masyarakat dilingkungan tempat berinteraksi. Makna anak
dalam aspek sosial ini lebih mengarah pada perlindungan kodrati anak itu
sendiri. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
oleh sang anak sebagai wujud untuk berekspresi sebagaimana orang dewasa,
misalnya terbatasnya kemajuan anak karena anak tersebut berada pada proses
pertumbuhan, proses belajar dan proses sosialisasi dari akibat usia yang
belum dewasa.
Pengertian Anak dari Aspek Hukum. Dalam hukum kita terdapat
pluralisme mengenai pengertian anak.Hal ini adalah sebagai akibat tiap-tiap
peraturan perundang-undangan yang mengatur secara tersendiri mengenai
peraturan anak itu sendiri.Pengertian anak dalam kedudukan hukum meliputi
pengertian anak dari pandangan system hukum atau disebut kedudukan dalam
arti khusus sebagai objek hukum.Kedudukan anak dalam artian dimaksud
meliputi pengelompokan kedalam subsistem sebagai berikut:
Pengertian anak berdasarkan UUD 1945. Pengertian anak dalam UUD
1945 terdapat di dalam pasal 34 yang berbunyi: “Fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara” Hal ini mengandung makna bahwa anak
adalah subjek hukum dari hukum nasional yang harus dilindungi, dipelihara
dan dibina untuk mencapai kesejahteraan anak. Dengan kata lain anak
tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat Terhadap
pengertian anak menurut UUD 1945 ini, Irma Setyowati Soemitri, SH
menjabarkan sebagai berikut. “ketentuan UUD 1945, ditegaskan
pengaturanya dengan dikeluarkanya UU No. 4 tahun 1979 tentang
kesejahteraan anak, yang berarti makna anak (pengertian tentang anak) yaitu
seseorang yang harus memproleh hak-hak yang kemudian hak-hak tersebut
dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar baik secara
rahasia, jasmaniah, maupun sosial. Atau anak juga berahak atas pelayanan
untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosial.Anak juga berhak
-
29
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
atas pemelihraan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun
sesuadah ia dilahirkan “.
Pengertian anak berdasarkan UU Peradilan Anak. Anak dalam UU
No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: “ Anak
adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan)
tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun (deklapan belas) tahun dan
belum pernah menikah .” Jadi dalam hal ini pengertian anak dibatsi dengan
syarat sebagai berikut: pertama, anak dibatsi dengan umur antara 8 (delapan)
sampai dengan 18 (delapan belas) tahun.Sedangkan syarat kediua si anak
belum pernah kawin.Maksudnya tidak sedang terikat dalam perkawinan
ataupun pernah kawin dan kemudian cerai. Apabila si anak sedang terikat
dalam perkawinan atau perkawinanya putus karena perceraian, maka sianak
dianggap sudah dewasa walaupun umurnya belum genap 18 (delapan belas)
tahun.
Pengertian Anak Menurut UU Perkawinan No.1 Tahun 1974. UU
No.1 1974 tidak mengatur secara langsung tolak ukur kapan seseorang
digolongkan sebagai anak, akan tetapi hal tersebut tersirat dalam pasal 6 ayat
(2) yang memuat ketentuan syaratperkawinan bagi orang yang belum
mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua.
Pasal 7 ayat (1) UU memuat batasan minimum usia untuk dapat kawin bagui
pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enambelas) tahun.
Menurut Prof.H Hilman Hadikusuma.SH, menarik batas antara belum
dewasa dan sudah dewasa sebenarnya tidak perlu dipermaslahkan. Hal ini
dikarenakan pada kenyataanya walaupun orang belum dewasa namun ia telah
melakukan perbuatan hukum, misalnya anak yang belum dewasa telah
melakukan jual beli, berdagang dan sebagainya walaupun ia belum kawin.
Dalam pasal 47 ayat (1) dikatan bahwa anak yang belumn mencapai
umur 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan
-
30
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
orang tuanya. Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum
mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernak kawin, tidak
berada di bawah kekuasaan orang tua, berada dibawah
kekuasaan wali.nDari pasal-pasal tersebut di atas maka dapatlah disimpulkan
bahwa anak dalam UU No1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa
dan sudah dewasa yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19
(sembilan belas) tahun untuk laki-laki.
Pengertian Anak Menurut Hukum Adat/Kebiasaan. Hukum adat tidak
ada menentukan siapa yang dikatakan anak-anak dan siapa yang dikatakan
orang dewasa. Akan tetapi dalam hukum adat ukuran anak dapat dikatakan
dewasa tidak berdasarkan usia tetapi pada ciri tertentu yang nyata.
Mr.R.Soepomo berdasarkan hasil penelitian tentang hukum perdata jawa
Barat menyatakan bahwa kedewasaan seseorang dapat dilihat dari cirri-ciri
sebagi berikut:
1. Dapat bekerja sendiri.
2. Cakap untuk melakukan apa yang disyaratkan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bertanggung jawab.
3. Dapat mengurus harta kekayaan sendiri.
Pengertian Anak Menurut Hukum Perdata. Pengertian anak menurut
hukum perdata dibangun dari beberapa aspek keperdataan yang ada pada
anak sebagai seseorang subjek hukum yang tidak mampu. Aspek-aspek
tersebut adalah: – Status belum dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum. –
Hak-hak anak di dalam hukum perdata.
Pasal 330 KUHPerdata me3mberikan pengertian anak adalah orang
yang belum dewasa dan seseorang yang belum mencapai usia batas legitimasi
hukum sebagai subjek hukum atau layaknya subjek hukum nasional yang
ditentukan oleh perundang-undangan perdata. Dalam ketentuan hukum
perdata anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan
-
31
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
yang amat penting, terutama dalam hal memberikan perlindungan terhadap
hak-hak keperdataan anak, misalnya dalam masalah dala masalah pembagian
harta warisan, sehingga anak yang berada dalam kandungan seseorang
dianggap telah dilahirkan bilamana kepentingan si anak menghendaki
sebagaimana yang dimaksud oleh pasal 2 KUHPerdata.
E. Studi Relevan 1. Hanif Balikwan (UMS, 2000), dalam skripsinya yang berjudul
“Kepemimpinan Orang Tua dalam Pembentukan Pribadi Muslim
pada Anak di Kelurahan Sukoharjo”. Dari skripsi tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengaruh pada kepemimpinan orang tua terhadap
pembentukan pribadi muslim pada anak. Pendidikan bagi anak berawal
dari dalam keluarga terlebih lagi pendidikan agama, dimana salah satu
faktor yang mempengaruhi adalah pola kepemimpinan yang digunakan
mempunyai dampak positif maupun negatif yang berbeda-beda bagi
perkembangan kepribadian anak.
2. Dian Eka Priyantoro (UMS, 2002), dalam skripsinya yang berjudul
“Strategi Pendidikan Islam dalam Keluarga di Kelurahan Karang
Asem, Kecamatan Laweyan Kodya Surakarta”, menyimpulkan bahwa
dari 30 sampel hanya 7 orang, 6 orang dan 7 orang yang berusaha
menerapkan strategi nasehal, strategi pembiasaan dan strategi hukuman
dalam pendidikan Islam dikeluarga. Keluarga lainnya belum menerapkan
strategi nasehal, strategi pembiasaan dan strategi hukuman dalam
pendidikan Islam. Hal ini dilatar belakangi oleh pengetahuan orang tua
yang belum memadai tentang pentingnya pendidikan melalui strategi
nasehal, pembiasaan dan hukuman.
3. Heni Marlinawati (UMS, 2001), dalam skripsinya yang berjudul “Konsep
Pendidikan Keluarga (Studi atas pemikiran Hasan Langgulung)”
menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga sangatlah
penting sebagai pondasi bagi pembentukan dan pembiasaan anak-anak
agar menjadi manusia yang berkepribadian Islam. Dengan demikian anak-
-
32
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
anak memasuki kehidupan yang berhasil dan mulia serta dapat
mengamalkan ajaran-ajaran atau syari’ah Islam. Fungsi pendidikan yang
menjadi tugas keluarga secara umum adalah menyiapkan cinta mencintai
dan keserasian diantar anggota-anggotanya, spiritual, akhlak, jasmani,
intelektual, emosional, sosial dan menolong mereka menumbuhkan
pengetahuan, keterampilan sikap, dan kebiasaan yang diingini oleh anak.
4. Dwi Purwaningsih (IAIN Jambi 2011) dalam skripsinya yang
berjudul”Upaya keluarga dalam membentuk prilaku anak di desa
purwadadi kecamatan tebing tinggi kabupaten tanjung jabung barat”
menyimpulkan bahwa factor orang tua dalam memberikan perhatian penuh
terhadap pendidikan akhlak anak dan factor mempengaruhi rusak akhlak
anak.
Berdasarkan karya tulis skripsi di atas memang telah ada penelitian
yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan, akan tetapi
ada perbedaan yang mendasar, yaitu penelitian yang terdahulu hanya
mengaitkan hubungan antara keluarga dengan pendidikan agama saja namun
belum kepada dampak pengaruhnya terhadap akhlak anak. Pendidikan agama
anak itu penting dalam membentuk kepribadian anak, dan peran orang tua
sangatlah berpengaruh dalam membimbing, mengarahkan serta memberikan
contoh yang baik terhadap anak. Untuk itu penulis akan mengangkat
penelitian tentang Upaya Orang Tua Dalam Menanamkan Pendidikan Agama
Anak Di Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi
-
33 FakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Metode Penelitian Pada penulisan proposal ini penulisan menggunakan suatu pendekatan
deskriptif dengan menggunakan metode Penelitian Kualitatif deskriptif, dalam
penelitian deskriptif tidak menguji hipotesis tertntu, tapi lebih menggambarkan
adanya tentang sesuatu sobjek dalam sosial setting.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1.Setting Penelitian
Penelitian ini bertempat Di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi
Kecamatan Mestong, lebih tepatnya lagi beberapa rumah warga yang akan diteliti
di Rt 20 tersebut.
2.Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah Orangtua, Anak dan tokoh Agama yang terkait
di Rt 20 Desa Pondok Meja. Penelitian ini menggunakan cara “Purposive
sampling” yaitu teknik yang berdasarkan pada ciri-ciri tertentu yang di perkirakan
mempunyai sangkut paud erat degan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada di dalam
populasi yang sudah di ketahui sebelumnya. Maka dengan ini di tetapkan bahwa
kunci informasinya adalah Orang Tua,
C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
a. Data primer
Data prime adalah dataa yang di peroleh langsung dari sumbernya,
diamati dan di catat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data
sekunder kalau di pergunakan oleh orang yang tidak berhubungan langsung
penelitian yang bersangkutan. Data primer yang di maksud penulisan disini
adalah data tentang” Upaya Orangtua dalam Menanamkan Pendidikan Agama
-
34
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Anak di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong”.
Meliputi ;
a) Bagaimana Peran serta Pengamatan Orangtua dalam menanamkan
Pendidkan Agama Anak di Dessa Pondok Meja Rt20
b) Apa kendala yang di hadapi Orangtua dalam menanamkan pendidikan
Agama Anak di Desa Pondok Meja Rt20
c) Bagaimana cara Orangtua mengatasi kendala dalam menanamkan
Pendidikan Agama Anak di Desa Pondok Meja Rt20
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah berupa data-data yang sudah bersedia dan dapat di
peroleh oleh peneliti dengan acara membaca, melihat, atau mendengarkan. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh atau di kumpulkan oleh seorang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada, seperti melalui
dokumen atau manfaatkan informasi dari orang lain. Penelitian disini adalah data-
data di ambil mengenai gambaran umum rukun tetangga Rt20 desa pondok meja,
data meliputi:
a. Historis dan Geografis
b. Struktur organisasi
c. Keadaan pendidikan penduduk
d. Keadaan Agama penduduk
2. Sumber Data
Sember data dalam penelitian adalah sumber-sumber yang di
mungkinkan seorang peneliti mendapatkan sejumblah informasi atau data-
data yang di butuhkan dalam sebuah penelitian, baik data primer maupun
data sosial, subjek/informasi. Sementara sumber data yang penulisan
maksud dalam penelitian ini yaitu meliputi:
a. Orang tua
b. Anak remaja
c. Tokoh Agama
-
35
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data yang di lakukan oleh peneliti guna untuk mendapatkan
informasi mengenai data-data peneliti inginkn dalam hal ini penelitian
menggunakan 3 metode teknik pengumpulan data, yaitu dengan cara:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang di teliti lakukan disini adalah observasi
partisipan yang di mana di jalankan peneliti ini terjun dan berkecimpung
bersama objek peneliti(responden) yang akan diteliti. Teknik observasi
penggumpualan data dengan tujuan tertentu misalnya dalam pengumpulan
data bahan mengenai aspek tingkah laku manusia, keadaan alam, atau
mengenai perubahan sesuatau hal yang nampak.
Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung kenyataan
yang terjadi di lapangan, pengamatan langsung adalah cara pengambilan
data menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut.(Amirul Hadi, Haryono,2008, hal.94).
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
pernyataan dan tanya jawab. Wawancara di lakukan oleh peneliti
merupakan wawancara tidak tersruktur yang di harapkan dapat memenuhi
kebutuhan informasi yang di peroleh di lapangan mengenai Upaya Orang
Tua Dalam Menanamkan Pendidikan Agama Anak di Desa Pondok
Meja Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong. data yang di
harapkan dapat memenuhi mengenai sub permasalahan yang di teliti
meliputi:
-
36
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Bagaimana Peran serta pengamalan Orangtua dalam menanamkan
pendidikan Agama Islam Anak di Desa Pondok Meja Kabupaten
Muaro Jambi Kecamatan Mestong.
2. Apa kendala yang di hadapi Orangtua dalam menanamkan
Pendidikan Agama Islam Anak di Desa Pondok Meja Kabupaten
Muaro Jambi Kecamatan Mestong.
3. Bagaimana Orangtua mengatasi kendala dalam menanamkan
Pendidikan Agama Islam Anaka di Desa Pondok Meja Kabupaten
Muaro Jambi Kecamatan Mestong.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu yang
terbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seorang.
Dokumentasi di lakukan oleh peneliti guna mendapatkan data-data yang
berasal dari file, yang berarti data tersebut sudah ada sebelumnya
penelitian terjun kelapangan, data tersebut berupa data dalam bentuk file
bukanlah data atau informasi yang berupa manusia. Data yang di dapatkan
adalah data dokumen, catatan, atauran, laporan, pengumuman, keputusan,
arsip –arsip dan lain sebagianya yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Data yang di kumpulkan merupakan data yang sudah dalam bentuk kata-
kata, catatan, tindakan, dan dokumen tertulis yang telah tercatat
sebelumnya. Data yang dimaksud guna memenuhi kebutuhan penelitian
yang berhubngan dengan gambaran umum di Desa Pondok Meja Rt20,
data tersebut antara lain:
1. Historis dan geografisn
2. Struktur Oranisasi
3. Keadaan Pendidik Penduduk
4. Keadaan Agama Penduduk.(Imam Gunawan, Hal;175)
-
37
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
E. Teknik Analisis Data
Analisis adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematis hasil
wawancara , catatan-catatan, dan menyajikan apa yang di temukan. Setelah data
telah terkumpulkan , tindakan selanjutnya dari penelitian adalah, menyeleksi data-
data menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan analisis melalui kualitatif.
F. Teknik pemeriksaan keabsahan Data 1. Tringulasi data
Triangulasi data merupakan membadingkan data yang di peroleh dari
satu sumber atau motode tertentu, dengan data yang di dapat dari sumber atau
metode lain, maleong membagi teknik pemeriksaan keabsahan data ini kepada
triangulasi sumber, triangulasi metode/teknik, dan triangulasi teori.
Triangulasi sumber sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan
data dilakukan dengan cara membadingkan data yang di peroleh dari sumber
A, B, begitupun sumber C, dan D.
Triangulasi teknik/metode dapat di lakukan dengan jalan:
a. Membadingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
b. Membadingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan apa
yang di katakan secara pribadi.
c. Membadingkan apa yang di katakan orang dalam waktu
tertentu(waktu pelenilitian) dengan apa yang di katakan sepanjang
waktu.
d. Membadingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Sedangkan triangulasi teori di lakukan dengan cara membadingkan
beberapa teori yang terkait secara langsung dengan data penelitian. Menurut
Maleong, dengan triangulasi teori ini seorang peneliti berasumsi bahwa jika
analisis telah menguraikan pola,hubungan, dan menyertakan penjelasan yang
-
38
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
muncul dari analisis, maka penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan
perbandingan atau penyaring. (Ibrahim2015, hal 124-126).
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari pembuatan proposal kemudian
dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi. Setalah pengesahan
judul dan riset, maka penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan
analisis dalam waktu yang berurutan, setelah itu penulis melakukan konsultasi
dengan pembimbing II, dan pembimbing I, penulis langsung memperbaiki skripsi
sesuai dengan arahan dan bimbingan dari pembimbing. Setelah itu skripsi
diagendakan dan siap munaqasahkan. Untuk jadwal kegiatannya dapat di liahat
pada tabel 1 berikut ini:
-
39
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 1 Jadwal Penelitian
*Sewaktu-waktu dapat berubah*
No Kegiatan
Bulan Juni - November 2018
Juli Agustus Septemb
er November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan penelitian X
2. Menyusun atau menulis
konsep proposal
X
3. Mengajukan judul ke Fakultas
untuk persetujuan judul
X
4. Konsultasi dengan dosen
pembimbing
X
5. Seminar proposal X
6. Izin atau perintah riset X
7. Pelaksana riset X
8. Penulisan konsep skripsi X
9. Konsultasi kepada dosen
pembimbing
X
10. Penggadaan skripsi X
11. Munaqasah dan perbaikan X
12.
Penggadaan skripsi dan
penyanpaian skripsi kepada
tim penguji dan fakultas
X
-
40 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis dan Letak Geografis Desa Desa Pondok Meja terletak disebelah selatan Kabupaten Muaro
Jambi dengan jarak 40 km dari pusat Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi yang
mempunyai peranan penting dalam perkembangan Kabupaten Muaro Jambi..
Desa Desa Pondok Meja membentang dari selatan ke utara, menghampar
dari barat ke timur yang ditumbuhi dengan aneka ragam pepohonan yang hijau,
menghampar menghiasi bumi Desa Pondok Meja yang asri dibelah oleh Jalan
Lintas Timur Sumatera .
Letak Desa Desa Pondok Meja sangat strategis karena berada diwilayah
jalan propinsi dan kabupaten. Strategis dari sudut perekonomian, strategis bagi
sosial culture, strategis bagi pengembangan pembangunan.
Desa Desa Pondok Meja terbagi kedalam 6 dusun yakni Dusun Catur
Karya, Trijaya, Suka Damai, Mukti Sari, Purwodadi dan Karya Maju, 26 Rukun
Tetangga (RT), yang berpenduduk terdiri atas berbagai suku, meliputi suku jawa,
melayu, sunda, batak, minang,dll .
2. DASAR HUKUM
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) adalah suatu proses
pembelajaran kinerja yang harus dilaksanakan oleh Kepala Desa berkaitan dengan
hak, wewenang dan kewajiban yang telah dilaksanakan serta
mengimplementasikan segala perundang-undangan dan peratuturan; baik
Peraturan Daerah, Peraturan Desa maupun pembantuan Pemerintah lebih tinggi
dalam kurun waktu satu tahun.
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang
merupakan suatu kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai organisasi pemerintah terendah dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
-
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi