upaya orang tua dalam menanamkan pendidikan …repository.uinjambi.ac.id/120/1/angga...

86
UPAYA ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DESA PONDOK MEJA KABUPATEN MUARO JAMBI KECAMATAN MESTONG SKRIPSI Disusun oleh : ANGGA SUPRIADI TP.140791 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • UPAYA ORANG TUA DALAM MENANAMKAN

    PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI

    DESA PONDOK MEJA KABUPATEN

    MUARO JAMBI KECAMATAN MESTONG

    SKRIPSI

    Disusun oleh :

    ANGGA SUPRIADI

    TP.140791

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • Vi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini dipersembahkan untukmu Ayahanda dan Ibunda tercinta (Alm

    Yunadi dan Halimah), untuk Abang-Abang saya (Doni Yuliansyah dan Alm Arbie

    Mardiansyah) dan semua keluarga. Mudah-mudahan Allah meridhoi semua

    perjalanan hidup kita, amin ya rabbal’alamin.

  • Vii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    MOTTO

    Artinya :Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah dirimu dan

    keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

    manusia dan batu : penjaganya malaikat-malaikat yang kasar

    dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang

    Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa

    yang diperintahkan. (Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahan, 1993 :

    951)

  • Viii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    KATA PENGANTAR Tiada kata yang paling indah diucapkan selain memanjatkan puji dan syukur kehadirat Illahi rabbi penguasa alam semesta, berkat keagungan Allah SWT,

    sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “upaya orang tua dalam menanamkan pendidikan agama islam anak di desa pondok meja

    kabupaten muaro jambi kecamatan mestong ”. Sholawat beriring salam tak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi

    Muhammad SAW, sebagai revolusioner dunia dan pembawa risalah keagungan,

    serta kepada keluarga, para sahabat-sahabatnya, mudah-mudahan kita semua

    mendapatkan syafa’atul ‘udzma di yaumil akhir nanti amin yaa rabbal ‘alamin.

    Penulisan skripsi ini bermaksud untuk memenuhi salah satu syarat

    akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah

    dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari

    sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak yang

    telah memberikan motivasi kepada penulis baik secara moril maupun materil,

    untuk itu pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis

    mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    2. Bapak dan Ibu Pembantu Rektor I, II, III UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Dr.Hj.Armida,M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Ibu Dra.HJ.Nur Azmi Aziz, M.Pd.I, sebagai pembimbing I yang telah

    banyak membantu dan memberikan arahan serta masukan dalam

    perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

    5. Bapak Dr.H.M.Fadhil,S.Ag,M.Ag sebagai pembimbing II yang telah

    banyak membantu dan memberikan arahan serta masukkan dalam

    perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

    6. Bapak Ridwan,S.Psi,M.Psi.Psi selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

  • Viii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    7. Bapak Mukhlis,M.Pd.I selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Agama

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    8. Bapak H.Izzat.M.Daud,Lc.MA. selaku Ketua Lab Bahasa Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah banyak

    membantu dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

    9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya

    Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam atas ilmu dan pendidikan yang

    telah Bapak dan Ibu berikan.

    10. Para Karyawan dan Karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

    kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran ilmiah yang sangat dapat

    membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

    Atas semua bantuan yang telah di berikan, penulis hanya dapat

    mengucapkan terima kasih dan do’a semoga mendapat balasan dari Allah SWT.

    Akhirnya penulis berharap dan memohon Ridho-Nya semoga skripsi ini dapat di

    terima dan bermanfaat bagi semua pihak.

    Jambi, Mei 2018

    Muchlis

    TP.140849

  • IX Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    ABSTRAK Nama : Angga Supriadi

    Program Studi : PAI

    Judul :Upaya Orang Tua Dalam Menanamkan Pendidikan Agama

    Anak Di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi

    Kecamatan Mestong

    Skripsi ini mengkaji tentang upaya orang tua dalam menanamkan

    pendidikan agam anak. Pembahasan skripsi ini di maksudkan untuk mengetahui

    adakah pengaruhnya antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap anak di

    masyarakat.

    Belakangan ini kita seriing melihat orang tua yang karena terlalu sibuk

    bekerja sehingga melupakan pendidikan anak dan menyerahkan pendidikan anak

    sepenuhnya kepada sekolah. Padahal sejatinya keluarga adalah pendidik utama

    bagi anak, karena dilingkungan keluarga, anak banyak mendapatkan pendidikan

    dari kedua orang tuanya.

    Penelitian ini berlokasi di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi

    Kecamatan Mestong. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2018.

    Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Jenis data yang di kumpulkan dalam

    penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Metode pengempulan

    data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara,

    observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik

    reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.

    Bentuk-bentuk pendidikan agama dalam keluarga bagi anak diwujudkan

    dalam bentuk mendidik anak agar memiliki akhlak terpuji, mengajarkan anak Al-

    Qur’an, mengajarkan anak mengenai keimanan dan ibadah. Kendalanya adalah

    kesibukkan orang tua dalam bekerja, pengaruh berbagai media yang merusak,

    pendidikan orang tua rendah dan pengaruh lingkungan. Upayanya yaitu dengan

    memberikan keteladanan dalam mengamalkan ajaran agama, membiasakan anak

    mengamalkan ajaran agama, memberi nasehat kepada anak agar mentaati perintah

    agama dan memasukkan anak ke pengajian Al-Qur’an.

    Kata Kunci : Pendidikan, Agama, Keluarga, Anak

  • IX Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    ABSTRACT

    Name : Angga Supriadi

    Study Program : PAI

    Title :The Efforts of Parents to Embed Children's Religious Education in Pondok Meja Village, Muaro Jambi Regency, Mestong District

    This thesis examines the efforts of parents in instilling children's religious education. The discussion of this thesis is intended to find out whether there is any influence between religious education in the family on children in the community.

    Lately we are seeing parents who, because they are too busy working, forget about children's education and submit full children's education to the school. Even though the family is actually the main educator for children, because in the family environment, many children get education from their parents.

    This research is located in Pondok Meja Village, Muaro Jambi Regency, Mestong District. This research was conducted in August 2018. This research is a qualitative descriptive. The type of data collected in this study consisted of primary data and secondary data. The data submission method that the writer uses in this study is the method of interviewing, observation, and documentation. While data analysis techniques use data reduction techniques, data presentation, and verification or drawing conclusions.

    The forms of religious education in the family for children are realized in the form of educating children to have good character, teaching children Al-Qur'an, teaching children about faith and worship. The obstacle is the busyness of parents in work, the influence of various destructive media, low parental education and environmental influences. The effort is to provide exemplary in practicing religious teachings, familiarizing children to practice religious teachings, advising children to obey religious orders and including children in the Qur'an.

    Keywords: Education, Religion, Family, Children

  • Xi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii NOTA DINAS ....................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................. v PERSEMBAHAN .................................................................................. vi MOTTO ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ........................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................. ix ABSTRAC .............................................................................................. x DAFTAR ISI ......................................................................................... xi DAFTAR TABEL.................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................... 8 C. Rumusan Masalah ...................................................................... 8 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 9

    BAB II KAJIAN TEORITIK

    A. Pengertian Pendidikan ............................................................... 10 B. Pengertian Agama ...................................................................... 15 C. Pengertian Keluarga ................................................................... 22 D. Pengertian Akhlak ...................................................................... 25 E. Studi Relevan ............................................................................. 29

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................................. 31 B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................... 32 C. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 33 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 34 E. Teknik Analisis Data .................................................................. 36 F. Uji Keterpercayaan Data ............................................................ 37 G. Jadwal Penelitian ....................................................................... 38

    BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum .......................................................................... 40 B. Temuan Khusus dan Pembahasan .............................................. 52

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................ 71 B. Saran .......................................................................................... 71 C. Penutup ...................................................................................... 72

  • Xi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  • Xii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jadwal Penelitian................................................................ 39

    Tabel 2.1 Kependudukan ................................................................... 40

    Tabel 2.2 Keadaan Agama ................................................................. 45

    Tabel 2.3 Pra Sarana Ibadah............................................................... 45

    Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan ........................................................... 47

  • Xiii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing I

    Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing II

    Lampiran 3 : Instrumen Pengumpulan Data

    Lampiran 4 : Daftar Informan

    Lampiran 5 : Riwayat Hidup

  • 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia

    saat di lahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, manusia memerlukan

    pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komuinitas tersebut

    akan di tentukan aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab pendidkan secara alami

    sudah merupakan kebutuhan hidup manusia(ramyulis,2013;28)

    Islam adalah agama yang sagat peduli terhadap pendidikan. Islam

    menerapkan sistem pendidikan sepajang hayat,sebagai mana sabda Rasulullah

    SAW;

    Artinya:”Dari Anas bin Malik Radhaiyallahu’anhu, ia berkata:”Rasulullah

    Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Menuntut ilmu itu adalah

    kewajiban bagi stiap Muslim”

    Bila di cermati di dalam hadits di atas si tegaskan bahwa tongak awal

    pendidikan terjadi di dalam lingkup keluarga, terutama orang tua. Sebelum

    mengenal lingkungan, masyarakat, sekolah dan dunia luar lainnya, anak terlebih

    dahulu di pengaruhi oleh lingkungan keluarga terutama orang tuanya.

    Pendidkan dalam keluarga merupakan tahap awal dalam upaya

    pembentukan kepribadian tersebut, karena lingkungan pertama bagi anak adalah

    keluarga dan di keluarga lah anak mendapat bimbingan dan pembinaan dari segala

    macam fungsi jiwanya, sehingga orang tua sebagai pondasi bagi anak-anaknya

    dalam menejalakan hidup dan kehidupannya sehari-hari, sehingga di harapkan

    terbentuk sikap mental anak yang sesuai dengan tutunan syariat Islam.

  • 2

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan

    merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak.

    Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan

    ketaattan kepada Allah SWT, sunnah-sunnah Rasulullah SAW dan terjaga dari

    kemungkaran, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani.

    Oleh karena itu setiap orang tua muslim harus memperhatiakan kondisi

    rumahnya. Ciptakan suasana yang islami, tegakkan sunnah, dan hidarkan dari

    kemungkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar anak-anak kita menjadi

    anak-anak yang bertauhid, berakhalak dan beramal sesuai dengan sunnah

    rasuluallah SAW serta mengikuti jejak para salafus-solihin. Dari penjelasan

    tersebut terdapat anjuran untuk memperbaiki rumah supaya tidak seperti kuburan

    dan menjadi sarang, sehingga anak-anak yang tumbuh di dalamnya jauh dari

    islam, bahkan kemungkaran setiap saat terjadi di rumahnya dan percecokan orang

    tuanya mewarnai kehidupannya, maka tidak di sangsikan anak akan tumbuh

    menjadi anak yang keras dan kasar.

    Dapat kita pahami bahwa perkara tadi seorang anak mendapat pendidikan

    dari keluarga nya. Hal pertama yang sangat penting di tanamkan dalam diri anak

    yaitu penanaman nilai-nilai agama. Ini sangat penting karena sedini mingkin di

    dalam diri anak harus di bangun dasar agama yang kuat sebagai bekal baginya

    untuk menjalani kehdupan nya.

    Allah SWT berfirman

  • 3

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Dari surat luqman di atas, orang tua baik ayah ataupun ibu keduanya di

    wajibkan mendidik anaknya, seperti ketika nabi Muhammad SAW. Sedang di

    sebukan dengan urusan menghadap Allah SWT. (shalat), tidak pernah menyuruh

    orang lain. Hal ini menujukan bahwah setiap waktu yang di lalui rasulullah SAW

    bersama kedua orang cucunya merupakan kesempatan untuk mentarbiyah

    (mendidik), termasuk saat beliau sedang shalat. (Ayu Agus Riyanti,2013;hal3)

    Penanaman dan pembinaan pendidkikan agama pada diri anak menurut

    peran aktif keluarganya yang tidak bisa di abaikan begitu saja, adalah kesalahan

    yang sangat fatal bila menyerahkan sepenuhnya pembinaan pendidikan agama

    anak pada lingkungan, masyarakat maupun sekolah.

    Bedasarkan pengamatan awal penululis Lingkungan Desa pondok meja

    Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong dimana pertama, penulis melihat

    bahwa

    Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Islam Bagi Anaknya di

    Lingkungan RT 20 Pondok Meja cukup baik hal ini dapat terlihat dengan adanya

    Pembinaan pribadi pada anak sekitar 40%, namun demikian masih ada orang tua

    yang tidak melakukan pembinaan pribadi pada anak sekitar 60%, hal ini dapat

    terlihat dengan kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya dalam hal

    pendidikan agama islam. Tidak di minatinya Pendidikan Agama Islam dan banyak

    yang mengejar pendidikan Umum untuk mencari perkerjaan. Upaya Orang Tua

    Untuk Menanamkan Pendidikan Agama Islam Anak di RT 20 Pondok Meja

    cukup baik, hal ini dapat terlihat dengan adanya orang tua yang mengajak anaknya

    mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan, akan tetapi masih ada orang tua yang

    kurang baik dalam menanamkan pendidikan agama islam bagi anaknya hal ini

    dapat terlihat dengan kesibukan orang tua dalam bekerja sehingga anaknya merasa

    kurang diperhatikan dalam hal pendidikan agama islam.

    Dengan permasalahan tersebut orang tua harus lebih berperan penting

    untuk merubah pola pikir anak pada zaman modern ini untuk lebih peduli

    terhadap kegiatan yang menilai ibadah Agama Islam, karena pelajaran.Agama di

  • 4

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    sekolah belum cukup membentuk akhalak yang baik pada anak di Desa Pondok

    Meja Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong RT 20

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut. Maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Orang Tua Dalam Menanamkan

    Pendidikan Agama Anak Di Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi

    Kecamatan Mestong

    B. Fokus penelitian

    Mengingat begitu luasnya permasalahan yang ada. Maka di sisni penulis

    memfokuskan penelitian ini pada anak di fokuskan pada usia (6-12 tahun). Dan

    proses Upaya orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Islam pada anak

    Di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong RT 20.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, peniliti mendapatkan permasalahan

    yang akan di teliti dan di bahas serta di rumuskan, permasalahan tersebut adalah

    sebagai berikut;

    1. Peran orang tua terhadap pendidikan Agama anak di RT20 Desa Pondok

    Meja

    2. Apa kendala yang di hadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan

    agama pada anak di RT20 Desa Pondok Meja

    3. Apa upaya orang tua dalam mengatasi kendala-kendala dalam

    menanamkan pendidikan agama Islam di RT 20 Desa Pondok Meja

  • 5

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    D . Tujuan kegunaan penelitian

    1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui peran serta orang tua dalam menamkan pendidikan

    Agama islam pada anak di RT 20

    b. Untuk mengetahui kendala yang di hadapi orang tua dalam

    menanamkan pendidikan Agama islam pada anak di RT 20

    c. Untuk mengetahui cara orang tua mengatasi kendala dalam

    menanamkan pendidikan Agama islam pada anak di RT 20

    2. Kegunaan penelitian a. Kegunaan Teoritis

    Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan hasilnya dapat menjadi

    bagian langkah dalam pengembangan keilmuan bidang pendidikan

    pada umumnya, dan secara khusus upaya orang tua dalam

    menanamkan pendidikan Agama anak di desa Pondok Meja.

    b. Kegunaan Praktis

    setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan temuan-temuan dan

    pembahasan hasil penelitian dapat menjadi kontribusi dalam upaya

    orang tua dalam menanamkan pendidikan agama anak, kendala, dan

    faktor tertentu dalam pendidikan Agama anak. Oleh karena itu, hasil

    penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi salah satu landasan ilmiah

    dalam memecahkan persoalan serupa berkanaan pendidikan agama

    anak.

    c. Untuk melengkapi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar

    sarjana strata satu (S-1) dalam ilmu Pendidikan Agama Islam.

  • 6

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian upaya orang tua Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) istilah upaya di artikan

    dengan usaha akal ikhtiar (atau untuk mencapai suatu maksud memecahkan

    persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya).

    Selanjutnya pengertian orang tua menurut Zakiah Daradjat, yaitu “orang

    tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak, kepribadan orangtua,

    sikap, dan cara hidup mereka merupakan unsur pendidikan yang tidak langsung

    dengan sendirinya akan masuk dalam pribadi anak”. (Zakiah Daradjat, 2014, hal.

    21) seedangkan menurut M. Ngalim purwanto orang tua adalah “pendidik yang

    terutama yang sudah semestinya merekala pendidik asli yang menerima tugas

    kodrat dari tuhan untuk mendidik anaknya”(Ngalim Purwanto, 2006, hal. 4)

    Pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa yang di maksud

    dengan orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap

    sedia untuk bertanggung jawab dalam keluarga atau rumah tangga untuk

    menerima tugas sebagai pendidik, dalam kehidupan sehari-hari di sebut ayah dan

    ibu. Dalam keluarga pendidikan bersifat informal, orangtua lah yang bertugas

    sebagai pendidik. Tidak hanya terbatas pada materi. Melaikan tanggung jawab

    dalam perkembangan pisik ,moral, dan spritual juga menjadi tugas orangtua

    kepada anaknya.

    Bedasarkan keterangan di atas, dapat di artikan bahwa upaya orang tua

    merupakan usaha, atau cara orangtua untuk merealisasikan apa yang di inginkan.

    Dalam hal ini tentunya berkaitan dengan usaha atau cara yang di lakukan orangtua

    dalam membimbing anak untuk menjalankan apa yang diperintahkan tertutam

    dalam penanaman nilai agama islam.

  • 7

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,

    karena merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian

    bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.

    Pada umunya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak

    dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan

    secara kodrati suasana dan struturnya memberikan kemungkinan alami

    membangun situasi pendidik itu terwujud berkad adanya pergaulan dan hubungan

    pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua anak.

    Orang tua atau ibu dan ayah memengang peranan yang penting amat

    berpengaruh atas pendidik anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir, ibunya lah

    yang selalu di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan

    biasanya, seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan

    tugasnya dengan baik. Ibu merupakan orang yang mula-mula di percayainya,

    apapun yang di lakukan ibunya dapat di manfaaatnya, kecuali apabila ia di

    tinggalkan. Dengan memahami segala sesuatu yang terkadung di dalam hati anak-

    anaknya, juga jika anak telah mulai agak besar, di sertai kasih sayang, dapatlah

    ibu mengambil hati anaknya untuk selama-lamanya.

    Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Dimata anaknya ia seorang

    yang tertinggi gengsinya dan terpandai di atantara orang-orang yang di kenalnya.

    Cara ayah itu melakukan perkerjaannya sehari-hari berpengaruh pada cara

    perkerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong terutama, lebih-lebih bagi anak

    yang lebih besar, baik laki-laki maupun perempuan, bila ia mau mendekati dan

    memahami hati anaknya.

    Pada dasarnya kenyantaan-kenyantaan yang di kemukakan di atas itu

    berlaku dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga dengan yang bagaimana

    juga keadaanya. Hal itu menunjukan ciri-ciri dari watak rasa tanggung jawab

    setiap orangtua atas kehidupan anak-anak mereka untuk masa kini dan

    mendatang. Bahkan para orang tua umumya merasa bertnaggung jawab atas

    segala dari kelangsungan hidup anak-anak mereka. karena tidak di ragukan bahwa

  • 8

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    tanggung jawab pendidikan secara sadar atau tidak , di terima dengan sepenuhnya

    hatinya atau tidak, hal itu adalah merupakan “fitrah” yang tlah di kodratkan Allah

    SWT kepada setiap orang tua. Mereka tidak bisa mengelakan tanggung jawab itu

    karena telah merupakan amanah Allah SWT yang di bebankan kepada mereka.

    Di samping itu pangkal ketentraman dan kedamaian hidup terletak dalam

    keluarga . mengingat pentingnya hidup kelurga yang demikian., maka islam

    memandang keluarga bukan sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melaikan

    lebih dari itu, yakni sebagai lembanga hidup manusia yang memberi peluang

    kepada anggotanya untuk hidup celaka atau bahagia dunia dan akhirat. Karena

    keselamatan masyarakat pada hakikatnya bertumpu pada keselamatan keluarga.

    (Zakiah Daradjat 2014, hal;35)

    Upaya orang tua tidak terlepas dari peranan seorang ibu. Pendidikan

    seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat di

    abaikan sema sekali. Maka dari itu seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana

    dan pandai mendidik anak-anaknya. Sebagaian orang menggatakan kaum ibu

    adalah pendidik bangsa. Dapat di simpulkan bahwa perana ibu dalam pendidikan

    anak-anaknya adalah sebagai berikut;

    a. Sumber dan pemberian kasih sayang

    b. Pengasuh dan pemelihara

    c. Tempat mencurah isi hati

    d. Menggatur kehidupan dalam rumah tangga

    e. Pendidik dalam segi emosional.

    Peranan orang tua dalam keluarga sangat penting dalam menjalankan

    fungsi sosialisasi pada anak. Kesatuan orangtua yang kuat dapat memberikan

    pengajaran yang besar bagi anak-anaknya. Orangtua dituntut harus berkerja sama

    secara baik agar anak dapat mencontohnya, karena anak merupakan mesin

    perekam yang cukup baik kerena masih tahap perkembangan.(Zakiah

    daradjat2004, hal;35)

  • 9

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Menurut (Ahira,2002) mengkemukakan perana orang tua adalah:

    1. Sebagaian orangtua; mereka membesarkan, merawat, memelihara, dan

    memeberikan anak kesempatan untuk berkembang.

    2. Seabagain guru pertama mengajar ketangkasan motorik, keterampilan

    melalui latihan-latihan. Kedua adalah mengajarkan peraturan-peraturan

    tata cara keluarga, dan tatanan lingkungan masyarakat. Ketiga adalah

    menanamkan pedoman hidup masyarakat.

    3. Sebagai taladan. Orangtua sangat memperhatikan, mengamati kelakuan,

    tingkah laku anak. Mereka mengawasi anak agar tidak melanggar

    peraturan di rumah maupun di luar linglungan kelurga(tidak-jangan-

    stop).(Ahira anne, 2014, hal. 6)

    Salah satu usaha yang di lakukan orangtua dalam mensosialisasikan nilai-

    nilai Agama kepada anak mereka adalah sering orantua memeberikan nasihat

    kepada anak-anaknya. Nasihat merupakan ungakapan kata-kata hikmah yang

    memberikan kesan bahwa ia adalah terpuji dan mulia, selain berupa anjuran agar

    anak melakukan perbuatan yang baik dan bener, nasihat juga di berikan dalam

    bentuk melarang.

    Peran orangtua sangat penting demi terciptanya suatu kepribadian

    individu yang di harapkan oleh masyarakat. Oleh karena itu orangtua perlu

    menyadari akan peran dan tanggung jawab mereka terhadap anak-anaknya yang

    sangat penting. Orangtua sebagai teladan pertama bagi anak-anaknya dan sebagai

    insitusi yang paling berpengaruh terhadap proses sosialisasi anak, kususnya

    mengenai nilai-nilai Agama.

    Setiap orangtua tentunya mengiginkan agar anak-anaknya dapat

    melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar. Untuk itu perlunya orangtua

    memberikan contoh pada anak-anaknya agar sikap anak akan lebih tearah ke hal

    yang positif.

  • 10

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Selanjutnya nilai keagamaan yang disosialisasikan orangtua terhadap

    anaknya yaitu sopan santun, atau menghargai orangtua dari pada kita. Khususnya

    orangtua kita sendiri.

    Beberapa peran orangtua dalam mendidik anak yaitu;

    1. Tanggung jawab Pendidikan iman

    Pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman setiap

    hakikat keimanan dan persoalan gaib yang secara mantap datang melalui berita

    yang benar, seperti iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat,iman kepada

    kitab-kitab samawi, iman kepada Rasul, iamn kepada pertanyaan munkar-nakir,

    iman kepada siksa kubur, hari kebangkitan, hari hisab, surga, neraka dan semua

    hal-hal yang gaib lainnya.

    2. Tanggung jawab pendidikan moral

    Pendidikan moral adalah serangkaian sendi moral, keutamaan tingkah laku

    dan naluri yang wajib di lakukan anak, diusahkan dan biasakan sejak anak masih

    mumayyiz, dan mampu berfikir hingga menjadi mukallaf, berangsur memasuki

    usia pemuda dan siap menyonsong kehidupan. Satu hal yang tidak di ragukan

    bahwa keutamaan akhlak, keutamaan tingkah laku, dan naluri merupakan salah

    satu buah iman yang meresap dalam pertumbuhan keberagamaan yang

    sehat.(Ahira anne, Hal;8).

    3. Tanggung jawab pendidikan fisik

    Pendidikan fisik adalah pendidikan yang mendukung dalam

    perkembangan anak. Seorang anak yang harus memiliki fisik yang kuat dan tegar,

    apalagi di era globalisasi yang semangkin keras salah satu yang perlu di

    perhatikan oleh orangtua adalah mengajarkan kepada anak sejak dini usia tentang

    pentingnya menjaga kesehatan, seperti olahraga teratur dan dari hal-hal yang

    dapat memberikan efek negatif seperti rokok, minuman keras dan narkoba.

  • 11

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    4. Tanggung jawab pendidikan intelektual

    Hadits Rasulullah SAW

    Artinya ; “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat”.(H.R. Muslim)

    Dari hadits Nabi ini bahwa sesungguhnya menuntut ilmu adalah

    pendekatan diri kepada Allah SWT, dan mengajarkan kepada orang yang tidak

    mengetahui adalah sedekah. Seseungguh ilmu penggetahuan menempatkan

    orangnya dalam kehidupan bagi ahlinya didunia dan akhirat. Dari hadits Nabi di

    atas jelas sekali bahwa manenuntut ilmu itu yang sangat penting.

    5. Tanggung jawab pendidikan psikologis

    Secara etimologis, psikologis berasal dari kata ipsychei yang berati jiwa

    atau nafas hidup, dan ilogosi atau ilmu. Dilihat dari artib kata tersebut seolah-olah

    psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa jika kita

    mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya objek yang di pelajari, maka

    tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang

    mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak

    dan tidak bisa diamati secara langsung.

    Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk

    di amati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk

    perilaku individu dalam berikteraksi dengan lingkungan nya. Dengan demikian,

    psikologi kiranya dapat di artikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang

    prilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

    Keberhasilan pendidikan yang di jalani seorang anak, menurut psikologi,

    bibiana Dyah Cahyani, tidak terlepas dari peran orangtua, orangtua memiliki

    peranan yang penting dalam menentukan dan mengarahkan sekolah yang tepat

    buah anaknya, tapi bukan suatu hal yang bijak jika pendidikan sepenuhnya di

  • 12

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    serahkan hanya pada pihak sekolah saja sebagus apapun kualitas tempat anak

    menurut ilmu secara forma, orangtua tetap memeliki andil yang besar apakah

    pendidikan yang di jalaninya behasil atau tidak.

    6. Tanggung jawab pendidikan sosial

    Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbiacara dengan baik,

    mendegarkan pembicaraan dengan tekun, bila bila berjumpa orang dia

    menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji dia menepati, orangtua

    bertanggung jawab untuk mendidik anak agar terbentuk akhlak seperti layaknya

    seorang mukmi yang berakhakul kariamah. (Ahira Anne, hal;10).

    Dititik dari hubungan dan tanggung jawab orangtua terhadap anak, maka

    tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa di pikulkan kepada orang

    lain, sebab guru dan pemimpin umat umpanya, dalam memikulkan tanggung

    jawab pendidik hanyalah merupakan keikutsertaan. Dengan kata lain tanggung

    jawab pendidikan yang di pikul oleh para pendidik selain orangtua adalah

    memrupakan pelimpahan dari tanggung jawab orangtua karena satu dam lain hal

    tidak mungkin melaksanakan pendidikan anaknya secara sempurna.

    Tanggung jawab pendidikan islam yang menjadikan bebab orang tua sekurang –

    kurangnya harus di laksanakan dalam rangka;

    a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling

    sederhana dari tanggung jawab setiap orangtua dan merupakan dorongan

    alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia

    b. Melindungin dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun rohaniah,

    dari berbagai gangguan penyakit dan penyelewangan kehidupan dari

    tujuan hidup yang sesuai dengan filsafat hidup dan agama yang di anutnya.

    c. Memberi penggajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh

    peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seliuas dan setinggi

    mungkin yang dapat di capainya.

  • 13

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    d. Membahagiankan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

    pandangan dan tujuan hidup muslim. (zakiah daradjat2004, hal;38)

    B. Pengertian Pendidikan Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan

    sejak manusia di muka bumi ini. Dengan perkembangan peradaban manusia,

    berkembang pula isi dan bentuk termasuk perkembangan penyelenggaraan

    pendidikan. Hal ini sejalan dengan kemajuan manusia dalam pemikiran

    tentang pendidikan. Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses memajukan

    masyarakat, melalui lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi

    atau lembaga-lembaga lain), dengan sengaja mentransformasikan warisan

    budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari

    generasi ke generasi berikutnya.

    Berikut beberapa definisi pendidikan yang dikemukakan para ahli,

    yaitu ;

    1. Definisi Pendidikan Prof.Lodge Menurut Prof. Lodge dalam Rulam Ahmadi (2016 : 31)

    perkataan Pendidikan dipakai dalam arti luas dan sempit. Dalam

    pengertian yang luas, semua pengalaman itu adalah pendidikan. Seorang

    anak mendidik orangtuanya, seperti pula halnya seorang murid mendidik

    gurunya. Segala sesuatu yang kita katakan, pikirkan, atau kerjakan tidak

    berbeda dengan apa yang dikatakan atau dilakukan sesuatu kepada kita,

    baik dari benda-benda hidup maupun mati. Dalam pengertian yang lebih

    luas ini, pendidikan adalah kehidupan.

    Pendidikan dalam arti luas, mengandung makna bahwa

    pendidikan tidak hanya berlangsung dalam satu lembaga pendidikan yang

    disebut sekolah. Akan tetapi, berlangsung dalam setiap ruang kehidupan

    manusia dan dalam seluruh sector pembangunan.

    Dalam pengertian yang lebih sempit, pendidikan dibatasi pada

    fungsi tertentu. Dalam arti sempit, pendidikan tidaklah berlangsung

    seumur hidup, tetapi berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas.

  • 14

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Menurut Mudyahardjo dalam Rulam Ahmadi (2016 : 32) dalam arti

    sempit, pendidikan tidak berlangsung dimana pun dalam lingkungan

    hidup, tetapi ditempat tertentu yang telah ditentukan dan direkayasa untuk

    berlangsungnya pendidikan

    2. Definisi Pendidikan Carter V.Good Menurut Carter V.Good dalam Rulam Ahmadi (2016 : 32)

    pendidikan adalah (a) seni, praktik, atau profesi sebagai pengajar

    (pengajaran), (b) ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan

    dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan, dan

    bimbingan murid ; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.

    Selanjutnya, Carter mengatakan bahwa pendidikan adalah (a) proses

    perkembangan pribadi, (b) social process, (c) professional courses, dan

    (d) seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun

    dan diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

    3. Friedrich Froebel (1782-1852) Menurut Froebel dalam Saidah (2016 : 6) pendidikan harus

    membimbing dan membina manusia untuk menemukan kejelasan yang

    berhubungan dengan dirinya dan yang ada pada dirinya. Hal tersebut bisa

    dijelaskan sebagai berikut.

    “Froebel menganggap anak didik ibarat biji yang ditanam di kebun. Biji itu akan tumbuh dan berkembang secara perlahan sesuai dengan sifat bawaan dan kodrat alami yang dimilikinya. Di dalam dunia pendidikan, Froebel percaya bahwa anak terlahir dengan potensi bawaan masing-masing yang bersifat laten, perkara yang sejatinya ada, akan tetapi butuh kondisi tertentu atau pemicu untuk memunculkannya. Tugas pendidikan adalah menyiapkan dan memfasilitasi kondisi tersebut agar memunculkan potensi laten yang dimiliki masing-masing anak didik”.

    4. Jhon Dewey (1859-1952)

    Dijelaskan oleh Dewey dalam Saidah (2016 : 7) bahwa

    pendidikan adalah sebuah kebutuhan hidup dan fungsi sosial, yang

    bertumpu pada masing-masing individu juga golongan/masyarakat, dengan

    kemungkinan mengalami kemunduran atau kemajuan yang bisa diukur

  • 15

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    dengan kriteria-kriteria tertentu. Secara demokratis bisa dinilai dari

    kualitas masyarakat yang ada.

    5. Ki Hajar Dewantara (1889-1959) “Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi

    pekerti (kekuatan batin, dan karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak,

    dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya”

    (Saidah, 2016 : 9)

    6. Redja Mudyahardjo

    Mudyahardjo mendefinisikan dalam Saidah (2016 : 12)

    pendidikan berdasarkan jangkauannya, yang dibaginya ke dalam tiga

    macam, yaitu definisi pendidikan secara luas, definisi pendidikan secara

    sempit, dan definisi pendidikan secara luas terbatas.

    Secara luas, pendidikan berarti hidup.Ini berarti pendidikan

    berlangsung seumur hidup, terjadi dalam segala lingkungan hidup baik

    yang dikondisikan maupun yang tidak, berbentuk pengalaman yang

    sengaja diprogram atau tidak, untuk pertumbuhan individu secara optimal.

    Secara sempit, pendidikan berarti sekolah. Pendidikan adalah

    segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang

    diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan

    kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial

    mereka.

    Secara luas terbatas, pendidikan berarti usaha sadar yang

    dilakukan keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan

    bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan

    diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar

    dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat

    di masa yang akan datang

    7. Dictionary Of Psychology (1972)

    Dalam Dictionary of Psychology (1972) Pendidikan berarti

    tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan

    madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan

  • 16

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.

    Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping

    secara formal seperti sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya.

    Bahkan, menurut definisi diatas, pendidikan juga dapat berlangsung

    dengan cara mengajar diri sendiri (Mustofa, 2015 : 7)

    8. Poerbakawatja dan Harahap (1981)

    Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk

    dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu

    diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala

    perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua

    yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk

    mendidik misalnya guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan

    keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya. (Mustofa, 2015 : 8)

    9. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya

    Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai

    kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain

    (Tirtarahardja, Sula, 2000 : 33)

    10. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi

    Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan

    sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada

    terbentuknya kepribadian peserta didik (Tirtarahardja, Sula, 2000 : 34)

    11. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara

    Pendidikan sebagai penyiapan warga Negara diartikan sebagai

    suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi

    warga Negara yang baik (Tirtarahardja, Sula, 2000 : 35)

    12. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

    Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai

    kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk

    bekerja (Tirtarahardja, Sula, 2000 : 35)

  • 17

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    13. Definisi Pendidikan Menurut GBHN

    Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1988 (BP 7 Pusat, 1990 :

    105) memberikan batasan tentang pendidikan Nasional sebagai berikut :

    Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

    berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk

    meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan

    manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap

    Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu

    membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi

    kebutuhan pembangunan Nasional dan bertanggung jawab atas

    pembangunan bangsa (Tirtarahardja, Sula, 2000 : 36)

    14. Ahmad D.Marimba

    Pendidikan adalah bimbingan atau pemimpin secara sadar oleh si

    pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju

    terbentuknya kepribadian yang utama (Hasbullah, 2006 : 3).

    15. Ki Hajar Dewantara

    Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,

    adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat

    yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai

    anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

    setinggi-tingginya (Hasbullah, 2006 : 4)

    16. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989

    Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

    melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya

    di masa yang akan datang (Hasbullah, 2006 : 4).

    17. Menurut UU No.20 th 2003

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

  • 18

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

    Negara (Hasbullah, 2006 :4)

    Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat dirumuskan apa yang

    dimaksud dengan pendidikan adalah suatu usaha sadar, terencana dan sistematis

    untuk mentransfer pengetahuan (knowledge), budaya, sekaligus nilai nilai yang

    berkembang pada suatu generasi agar dapat di transformasikan kepada generasi

    berikutnya untuk menjadi pribadi yang siap terjun ke masyarakat, serta menjadi

    orang yang bisa bermanfaat bagi orang sekitarnya

    C. Pengertian Agama Menurut Deden Makbuloh (2013 : 1) istilah agama digunakan dalam

    bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah religion. Dalam

    bahasa Arab digunakan istilah al-din (baca : addin). Istilah al-din

    sebagaimana dijelaskan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an. Terdapat tiga

    istilah yang akan dijelaskan yaitu ;

    1. Al-Din al-Haqq Dalam Al-Qur’an, pengertian agama yaitu al-din al-haqq (baca

    :addinul haq) artinya agama yang benar (Makbuloh, 2013 : 2). Allah Swt

    berfirman dalam QS At-Taubah [9] : 33 :

    Artinya :Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membaca) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (QS. At-Taubah [9] : 33) Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt menjamin

    penyempurnaan cahaya ini dengan mengutus Rasul-Nya yang dilengkapi

    dengan petunjuk dan agama yang tidak akan bisa di gantikan oleh agama

    lain, tidak pula akan bisa dibatalkan oleh sesuatu pun. Allah menerangkan

    tujuan mengutus Muhammad sebagai penutup para Nabi yang membawa

  • 19

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Ad-Dinul-Haq (agama yang benar). Agar agama ini mengungguli seluruh

    agama dengan hujjah, keterangan, hidayah, pengetahuan, kepemimpinan

    dan kekuasaan. Agama-agama lain tidak memiliki seperti apa yang

    dimiliki oleh Islam, berupa pengaruh spiritual, intelektual, material, sosial

    dan politik. Meskipun orang-orang musyrik tidak menyukai jika Islam

    mengungguli agama-agama lain. Allah telah menyifati mereka dengan

    syirik setelah menyifati dengan kufur. Hal ini menunjukkan, bahwa

    mereka memadukan kedua sifat itu : kafir dan mendustakan Rasul, serta

    syirik kepada Allah. Kedua kalimat ini memberitahukan, bahwa

    penyempurnaan agama dan mengunggulkannya atas seluruh agama itu

    pasti terjadi, meski seluruh orang kafir yang musyrik dan non-musyrik

    tidak menyukainya. (Al-Maragi, 1992 : 177-179)

    2. Al-Din al-Qayyim

    Dalam Al-Qur’an terdapat istilah al-din al-qayyim (baca :addinul

    qayyin) yaitu agama yang tegak lurus (Makbuloh, 2013 : 4). Allah

    berfirman dalam QS.Yusuf [12] : 40 ;

    Artinya :Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya

    (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya.Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(QS.Yusuf [12] : 40)

    Nabi Yusuf As menerangkan kepada kedua sahabatnya itu, bahwa

    apa yang mereka sembah dan katakana sebagai tuhan itu, sebenarnya

    bikinan mereka sendiri. Pemberian nama itu pun dari pihak mereka sendiri,

    yang diterima secara turun-temurun dari satu generasi, yang tidak

    berlandaskan pada akal maupun wahyu dari langit. Bahwa semua itu

  • 20

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    adalah penamaan yang tidak ada dalihnya, baik dari berita samawi

    sehingga patut menjadi salah satu prinsip keimanan, juga tidak ada dalil

    akal hingga patut dikatakan sebagai hasil hujjah dan pembuktian. Hukum

    yang hak mengenai ketuhanan, dan ibadah hanyalah kepunyaan Allah

    semata. Dia mewahyukan kepada siapa saja yang Dia pilih di antara Rasul-

    rasul-Nya, dan tidak memberi kemungkinan kepada seorang manusia

    untuk menghukumi hal itu dengan hawa nafsu atau pendapatnya. Juga

    tidak dengan akal atau kesimpulan, juga dengan tidak ijtihad atau istihsan

    (anggapan tentang sesuatu yang baik) dan hal ini merupakan kaidah yang

    telah disepakati oleh seluruh agama tanpa ada perbedaan pendapat di mana

    pun dan kapan pun. (Al-Maragi, 1992 : 293)

    3. Al-Din al-Hanif

    Dalam Al-Qur’an, terdapat Istilah al-dinul hanif yaitu agama

    yang sejalan dengan fitrah manusia (Makbuloh, 2013 : 6). Perhatikan

    firman Allah Ta’ala dalam QS.Ar-Ruum [30] : 30 ;

    Artinya :Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah)

    (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(QS.Ar-Ruum [30] : 30) Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt berfirman :

    “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah yang telah

    disyari’atkannya untukmu dari agama Ibrahim yang ditunjukkannya

    kepadamu dan telah disempurnakannya sesempurna-sempurnanya, sedang

    engkau tetap di atas fitrah yang Allah telah ciptakannya bagi manusia dan

    sekali-kali tidak ada perubahan pada fitrah itu, ialah yang mendasari dan

    menjiwai agama Islam yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak

    mengetahui, maka kembalilah kepada Tuhan, bertaubat, bertaqwa kepada-

  • 21

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Nya, dirikanlah shalat berkali-kali janganlah termasuk orang-orang yang

    mempersekutukan Allah dan dari mereka yang memecah belah agama

    mereka, merubahnya, merusaknya dan beriman kepada sebagian isinya,

    mengingkari sebagian yang lain, masing-masing golongan merasa bangga

    dengan pendapatnya dan pendiriannya sendiri. (Salim dan Said, 1990 :

    237)

    Agama bukan hanya sebagai satu kepercayaan dan pengakuan

    terhadap Tuhan melalui upacara-upacara ritual yang lebih menitikberatkan

    terhadap hubungan manusia sebagai individu terhadap Tuhannya, akan

    tetapi meliputi seluruh tata kehidupan manusia

    Kata “Agama” menurut istilah Al-Qur’an disebut Al-Din

    .Sedangkan secara bahasa, kata “Agama” ini diambil dari bahasa Sanskrit

    (Sansekerta), sebagai pecahan dari kata-kata “A” artinya “tidak” dan

    “gama” artinya “Kacau”. “Agama” berarti “tidak kacau”(Mahfud, 2011 :

    2).

    Pengertian diatas mengandung makna bahwa agama sebagai

    pedoman aturan hidup akan memberikan petunjuk kepada manusia

    sehingga dapat menjalani kehidupan ini dengan baik, teratur, aman, dan

    tidak terjadi kekacauan yang berujung pada tindakan anarkis.

    Agama merupakan peraturan yang dijadikan sebagai pedoman

    hidup sehingga dalam menjalani kehidupan ini manusia tidak

    mendasarkannya pada selera masing-masing. Dengan adanya peraturan

    (agama), manusia akan terhindar dari kehidupan yang memberlakukan

    hukum rimba, yaitu manusia yang kuat akan menindas manusia yang

    lemah.

    Istilah agama identik dengan Al-din. Pengertian ini berlaku untuk

    semua agama, baik agama Islam maupun agama selain Islam sebagaimana

    dijelaskan Endang Saifuddin Anshori dalam bukunya Pokok-Pokok

    Pikiran Tentang Islam dalam Rois Mahfud (2011 : 2) .Ia menulis :

    “yangdisebut din bukan hanya Islam, tetapi juga selain Islam. Orang berpendapat bahwa din itu lebih luas dari pada agama, atau bahkan din itu tidak sama dengan agama, tidak dapat dibenarkan

  • 22

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    ditinjau dari segi ilmiah maupun ditilik dari segi diniyah. Yang benar ialah agama (din) Islam itu jauh lebih luas dari pada agama (din) lainnya.” (Anshori, 15 : 1969). Dalam Al-Qur’an, Al-Din memiliki konotasi makna yang sepadan

    dengan (1) Al-Jaza, pembalasa; (2) Al-Ibadah, Ibadah atau pengabdian; (3)

    At-thaat, ketaatan atau kesetiaan; (4) Al-Qanun al-Samawi, undang-

    undang langit/peraturan Allah; (5) Al-Qanun ad-Dunya, undang-undang

    bumi/peraturan bagi manusia; (6) Al-Tauhid wal Istislam, tauhid atau

    berserah diri; (7) An-Nashihah, nasihat; (8) Al-Muhasabah,

    memperhitungkan, cermat atau mawas diri, dan (9) Al-Akhlaq al-Fadhilah,

    budi pekerti yang utama (Mahfud, 2011 : 3)

    Beberapa makna diatas menunjukkan bahwa Al-Din (agama)

    memiliki makna dan cakupan atau lingkup yang luas. Al-Din mengandung

    lingkup yang tidak terbatas hanya pada sekedar kepercayaan, melainkan

    mencakup seluruh sikap dan tingkah laku serta tata pergaulan hidup dan

    seluruh aspek kehidupan manusia, diantaranya :

    a. Mengajarkan adanya pembalasan terhadap setiap amal perbuatan

    manusia yang dilakukan dalam dan selama hidupnya di dunia ini.

    b. Menetapkan kewajiban untuk mengabdikan diri kepada Allah Swt

    c. Menjadi tata aturan dalam pergaulan hidup sebagai tugas kekhalifahan

    manusia dengan sesamanya.

    d. Mengajarkan agar manusia selalu mengoreksi dirinya sendiri.

    e. Menjadi dasar untuk membentuk akhlak mulia manusia (Mahfud, 2011

    3).

    Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan “diri”

    dalam bahasa Arab dan Semit, atau dalam bahasa Inggris “religion”. Dari

    arti bahasa (etimologi agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti

    tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun-temurun. Sedangkan kata “diri”

    menyandang arti antara lain menguasai, memudahkan, patuh, utang,

    balasan atau kebiasaan. (Supadie, 2012 : 35)

    Secara istilah (terminology) agama, seperti ditulis oleh Anshari

    bahwa walaupun agama, din, religion, masing-masing mempunyai arti

  • 23

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    etimologi sendiri-sendiri, namun dalam pengertian teknis terminologis

    ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu ;

    a. Agama, din, religion adalah satu sistem credo (tata keimanan atau tata

    keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak di luar diri manusia;

    b. Agama juga adalah satu sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada

    yang dianggapnya Maha Mutlak tersebut;

    c. Di samping merupakan satu sistem credo dan satu sistem ritus, agama

    juga adalah satu sistem norma (tata kaidah atau tata aturan) yang

    mengatur hubungan manusia sesama manusia dan hubungan manusia

    dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata

    peribadatan termaktub di atas (Supadie, 2012 : 36)

    Menurut Durkheim dalam Didiek Ahmad Supadie (2012 : 36) ,

    agama adalah sistem kepercayaan dan praktik yang telah dipersatukan

    yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus. Bagi Spencer, agama adalah

    kepercayaan terhadap sesuatu yang Maha Mutlak. Sementara Dewey,

    mengatakan bahwa agama adalah pencarian manusia terhadap cita-cita

    umum dan abadi meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat

    mengancam jiwanya; agama adalah pengenalan manusia terhadap

    kekuatan gaib yang hebat.

    Agama adalah kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhan.

    Sebuah agama biasanya menyangkut beberapa hal pokok yang menjadi

    ruang lingkup ajarannya, yakni sebagai berikut.

    a. Keyakinan adanya suatu kekuatan supranatural yang mengatur dan

    menciptakan alam dan seisinya.

    b. Peribadatan yang merupakan tingkah laku manusia dalam berhubungan

    dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atas

    pengakuannya.

    c. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan

    alam semesta berkaitan dengan keyakinannya (Aminuddin dkk, 2002 :

    13)

  • 24

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Ditinjau dari sumbernya, agama-agama yang dikenal manusia

    terdiri atas dua jenis agama, yakni sebagai berikut.

    a. Agama wahyu: yaitu agama yang diterima oleh manusia dari Allah

    melalui malaikat Jibril dan disebarkan oleh Rasul-Nya kepada manusia.

    Agama wahyu disebut pula sebagai agama samawi atau agama langit.

    Agama Islam termasuk agama wahyu, agama samawi, atau agama

    langit.

    b. Agama budaya : yaitu agama yang bersumber dari ajaran seorang

    manusia yang dipandang mempunyai pengetahuan yang mendalam

    tentang kehidupan. Agama budaya disebut pula sebagai agama ardhi

    atau agama bumi. Contoh agama budaya dalam agama Budha yang

    merupakan ajaran Budha Gautama. (Aminuddin dkk, 2002 : 13)

    Nama agama Islam disebut langsung oleh Allah sebagaimana

    tertuang dalam firman Allah di bawah ini (artinya) :

    a. “Sesungguhnya agama (yang hak) disisi Allah adalah Islam”. (QS.Ali-

    Imran : 19)

    b. “Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima

    ajaran tersebut dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi”.(QS.

    Ali-Imran :85)

    c.“Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah

    Kucukupkan kepadmu, nikatKu dan telah Kuridhoi Islam menjadi

    agamamu”. (QS.Al-Maidah : 3) (Aminuddin, 2002 : 13).

    Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang

    dimaksud dengan agama ialah peraturan yang bersumber dari Allah SWT,

    yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia, baik hubungan manusia

    dengan Sang Pencipta maupun hubungan antar sesamanya yang dilandasi

    dengan mengharap ridha Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan hidup di

    dunia dan akhirat.

  • 25

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    D. Pengertian Anak Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari

    perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak

    menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak

    pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak

    Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

    merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia

    bagi pembangunan Nasional.Anak adalah asset bangsa.Masa depan bangsa

    dan Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin

    baik keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa

    depan bangsa.Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut

    buruk maka akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.

    Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak

    merupakan masa yang panjang dalam rentang kehidupan.Bagi kehidupan

    anak, masa kanak-kanak seringkali dianggap tidak ada akhirnya, sehingga

    mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan yaitu pengakuan dari

    masyarakat bahwa mreka bukan lagi anak-ank tapi orang dewasa

    Menurut Hurlock (1980), manusia berkembang melalui beberapa tahapan

    yang berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo

    perkembangan y6ang tertentu, terus menerus dan dalam tempo perkembangan

    yang tertentu dan bias berlaku umum. Untuk lebih jelasnya tahapan

    perkembangan tersebut dapat dilihat pada uraian tersebut: – Masa pra-lahir :

    Dimulahi sejak terjadinya konsepsi lahir – Masa jabang bayi : satu hari-dua

    minggu. – Masa Bayi : dua minggu-satu tahun. – Masa anak : – masa anak-

    anak awal : 1 tahun-6 bulan, Anak-anak lahir : 6 tahun-12/13 tahun. – Masa

    remaja : 12/13 tahun-21 tahun – Masa dewasa : 21 tahun-40 tahun. – Masa

    tengah baya : 40 tahun-60 tahun. – Masa tua : 60 tahun-meninggal .

    Dalam pemaknaan yang umum mendapat perhatian tidak saja dalam

    bidang ilmu pengetahuan (the body of knowledge) tetapi dapat di tela’ah dari

  • 26

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    sisi pandang sentralistis kehidupan.Misalnya agama, hukum dan sosiologi

    menjadikan pengertian anak semakin rasional dan aktual dalam lingkungan

    social. Untuk meletakan anak kedalam pengertian subjek hukum maka

    diperlukan unsur-unsur internal maupun eksternal di dalam ruang lingkup

    untuk menggolongkan status anak tersebut.Unsure-unsur tersebut adalah

    sebagai berikut: – Unsur internal pada diri anak. Subjek Hukum: sebagai

    manusia anak juga digolongkan sebagai human right yang terkait dalam

    ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan dimaksud diletakkan

    pada anak dalam golongan orang yang belum dewasa, seseorang yang berada

    dalam perwalian, orang yang tidak mampu melakukan perbuatan huku.

    Persamaan hak dan kewajiban anak : anak juga mempunyai hak dan

    kewajiban yang sama dengan dengan orang dewasa yang diberikan oleh

    ketentuan perturan perundang-undangan dalam melakukan perbuatan hukum.

    Hukum akan meletakan anak dalam posisi sebagai perantara hukum untuk

    dapat disejajarkan dengan kedudukan orang dewasa atau untuk disebut

    sebagai subjek hukum Unsur eksternal pada diri anak. – Ketentuan hukum

    atau persamaan kedudukan dalam hukum (equality before the low) dapat

    memberikan legalitas formal terhadap anak sebagai seorang yang tidak

    mampu untuk berbuat peristiwa hukum yang ditentukan oleh ketentuan

    peraturan-peraturan hukum itu sendiri, atau meletakan ketentuan hukum yang

    memuat perincian tentang klasifikasi kemampuan dan kewenangan berbuat

    peristiwa hukum dari anak yang bersangkutan. – Hak-hak privilegeyang

    diberikan Negara atau pemerintah yang timbul dari UUD dan peraturan

    perundang-undangan .

    Untuk dapat memahami pengertian tentang anak itu sendiri sehingga

    mendekati makna yang benar, diperlukan suatu pengelompokan yang dapat

    dilihat dari berbagai aspek kehidupan, yaitu aspek agam, ekonomi, sosiologis

    dan hukum.

    Pengertian Anak Dari Aspek Agama. Dalam sudut pandang yang

    dibangun oleh agama khususnya dalam hal ini adalah agama islam, anak

  • 27

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    merupakan makhluk yang dhaif dan mulia, yang keberadaannya adalah

    kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan melalui proses penciptaan.

    Oleh karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam pandangan agama

    islam, maka anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti diberi nafkah

    baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak

    yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab dalam

    mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa

    mendatang. Dalam pengertian Islam,anak adalah titipan Allah SWT kepada

    kedua orang tua, masyarakat bangsa dan negara yang kelak akan

    memakmurkan dunia sebagai rahmatan lila’lamin dan sebagai pewaris ajaran

    islam pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anak yang dilahirkan

    harus diakui, diyakini, dan diamankan sebagai implementasi amalan yang

    diterima oleh akan dari orang tua, masyarakat , bangsa dan negara.

    Pengertian Dari aspek Ekonomi. Dalam pengertian ekonom, anak

    dikelompokan pada golongan non produktif.Apabila terdapat kemampuan

    yang persuasive pada kelompok anak, hal itu disebabkan karena anak

    mengalami transpormasi financial sebagai akibat terjadinya interaksi dalam

    lingkungan keluarga yang didasarkan nilai kemanusiaan. Fakta-fakta yang

    timbul dimasyarakat anak sering diproses untuk melakukan kegiatan ekonomi

    atau produktivitas yang dapat menghasilkan nilai-nilai ekonomi. Kelompok

    pengertian anak dalam bidang ekonomi mengarah pada konsepsi

    kesejahteraan anak sebagaimana yang ditetapkan oleh UU no.4 tahun 1979

    tentang kesejahteraan anak yaitu anak berhak atas kepeliharaan dan

    perlingdungan, baik semasa dalam kendungan , dalam lingkungan masyarakat

    yang dapat menghambat atau membahayakan perkembanganya, sehingga

    anak tidak lagui menjadi korban dari ketidakmampuan ekonomi keluarga dan

    masyarakat.

    Pengerian Dari Apek Sosiologis Dalam aspek sosiologis anak

    diartikan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang senan tiasa berinteraksi

    dalam lingkungan masyarakat bangsa dan negara.Dalam hal ini anak

  • 28

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    diposisikan sebagai kelompok social yang mempunyai setatus social yang

    lebih rendah dari masyarakat dilingkungan tempat berinteraksi. Makna anak

    dalam aspek sosial ini lebih mengarah pada perlindungan kodrati anak itu

    sendiri. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki

    oleh sang anak sebagai wujud untuk berekspresi sebagaimana orang dewasa,

    misalnya terbatasnya kemajuan anak karena anak tersebut berada pada proses

    pertumbuhan, proses belajar dan proses sosialisasi dari akibat usia yang

    belum dewasa.

    Pengertian Anak dari Aspek Hukum. Dalam hukum kita terdapat

    pluralisme mengenai pengertian anak.Hal ini adalah sebagai akibat tiap-tiap

    peraturan perundang-undangan yang mengatur secara tersendiri mengenai

    peraturan anak itu sendiri.Pengertian anak dalam kedudukan hukum meliputi

    pengertian anak dari pandangan system hukum atau disebut kedudukan dalam

    arti khusus sebagai objek hukum.Kedudukan anak dalam artian dimaksud

    meliputi pengelompokan kedalam subsistem sebagai berikut:

    Pengertian anak berdasarkan UUD 1945. Pengertian anak dalam UUD

    1945 terdapat di dalam pasal 34 yang berbunyi: “Fakir miskin dan anak-anak

    terlantar dipelihara oleh negara” Hal ini mengandung makna bahwa anak

    adalah subjek hukum dari hukum nasional yang harus dilindungi, dipelihara

    dan dibina untuk mencapai kesejahteraan anak. Dengan kata lain anak

    tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat Terhadap

    pengertian anak menurut UUD 1945 ini, Irma Setyowati Soemitri, SH

    menjabarkan sebagai berikut. “ketentuan UUD 1945, ditegaskan

    pengaturanya dengan dikeluarkanya UU No. 4 tahun 1979 tentang

    kesejahteraan anak, yang berarti makna anak (pengertian tentang anak) yaitu

    seseorang yang harus memproleh hak-hak yang kemudian hak-hak tersebut

    dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar baik secara

    rahasia, jasmaniah, maupun sosial. Atau anak juga berahak atas pelayanan

    untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosial.Anak juga berhak

  • 29

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    atas pemelihraan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun

    sesuadah ia dilahirkan “.

    Pengertian anak berdasarkan UU Peradilan Anak. Anak dalam UU

    No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: “ Anak

    adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan)

    tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun (deklapan belas) tahun dan

    belum pernah menikah .” Jadi dalam hal ini pengertian anak dibatsi dengan

    syarat sebagai berikut: pertama, anak dibatsi dengan umur antara 8 (delapan)

    sampai dengan 18 (delapan belas) tahun.Sedangkan syarat kediua si anak

    belum pernah kawin.Maksudnya tidak sedang terikat dalam perkawinan

    ataupun pernah kawin dan kemudian cerai. Apabila si anak sedang terikat

    dalam perkawinan atau perkawinanya putus karena perceraian, maka sianak

    dianggap sudah dewasa walaupun umurnya belum genap 18 (delapan belas)

    tahun.

    Pengertian Anak Menurut UU Perkawinan No.1 Tahun 1974. UU

    No.1 1974 tidak mengatur secara langsung tolak ukur kapan seseorang

    digolongkan sebagai anak, akan tetapi hal tersebut tersirat dalam pasal 6 ayat

    (2) yang memuat ketentuan syaratperkawinan bagi orang yang belum

    mencapai umur 21 tahun mendapati izin kedua orang tua.

    Pasal 7 ayat (1) UU memuat batasan minimum usia untuk dapat kawin bagui

    pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16 (enambelas) tahun.

    Menurut Prof.H Hilman Hadikusuma.SH, menarik batas antara belum

    dewasa dan sudah dewasa sebenarnya tidak perlu dipermaslahkan. Hal ini

    dikarenakan pada kenyataanya walaupun orang belum dewasa namun ia telah

    melakukan perbuatan hukum, misalnya anak yang belum dewasa telah

    melakukan jual beli, berdagang dan sebagainya walaupun ia belum kawin.

    Dalam pasal 47 ayat (1) dikatan bahwa anak yang belumn mencapai

    umur 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada

    dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan

  • 30

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    orang tuanya. Pasal 50 ayat (1) menyatakan bahwa anak yang belum

    mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernak kawin, tidak

    berada di bawah kekuasaan orang tua, berada dibawah

    kekuasaan wali.nDari pasal-pasal tersebut di atas maka dapatlah disimpulkan

    bahwa anak dalam UU No1 tahun 1974 adalah mereka yang belum dewasa

    dan sudah dewasa yaitu 16 (enam belas) tahun untuk perempuan dan 19

    (sembilan belas) tahun untuk laki-laki.

    Pengertian Anak Menurut Hukum Adat/Kebiasaan. Hukum adat tidak

    ada menentukan siapa yang dikatakan anak-anak dan siapa yang dikatakan

    orang dewasa. Akan tetapi dalam hukum adat ukuran anak dapat dikatakan

    dewasa tidak berdasarkan usia tetapi pada ciri tertentu yang nyata.

    Mr.R.Soepomo berdasarkan hasil penelitian tentang hukum perdata jawa

    Barat menyatakan bahwa kedewasaan seseorang dapat dilihat dari cirri-ciri

    sebagi berikut:

    1. Dapat bekerja sendiri.

    2. Cakap untuk melakukan apa yang disyaratkan dalam kehidupan

    bermasyarakat dan bertanggung jawab.

    3. Dapat mengurus harta kekayaan sendiri.

    Pengertian Anak Menurut Hukum Perdata. Pengertian anak menurut

    hukum perdata dibangun dari beberapa aspek keperdataan yang ada pada

    anak sebagai seseorang subjek hukum yang tidak mampu. Aspek-aspek

    tersebut adalah: – Status belum dewasa (batas usia) sebagai subjek hukum. –

    Hak-hak anak di dalam hukum perdata.

    Pasal 330 KUHPerdata me3mberikan pengertian anak adalah orang

    yang belum dewasa dan seseorang yang belum mencapai usia batas legitimasi

    hukum sebagai subjek hukum atau layaknya subjek hukum nasional yang

    ditentukan oleh perundang-undangan perdata. Dalam ketentuan hukum

    perdata anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan

  • 31

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    yang amat penting, terutama dalam hal memberikan perlindungan terhadap

    hak-hak keperdataan anak, misalnya dalam masalah dala masalah pembagian

    harta warisan, sehingga anak yang berada dalam kandungan seseorang

    dianggap telah dilahirkan bilamana kepentingan si anak menghendaki

    sebagaimana yang dimaksud oleh pasal 2 KUHPerdata.

    E. Studi Relevan 1. Hanif Balikwan (UMS, 2000), dalam skripsinya yang berjudul

    “Kepemimpinan Orang Tua dalam Pembentukan Pribadi Muslim

    pada Anak di Kelurahan Sukoharjo”. Dari skripsi tersebut dapat

    disimpulkan bahwa pengaruh pada kepemimpinan orang tua terhadap

    pembentukan pribadi muslim pada anak. Pendidikan bagi anak berawal

    dari dalam keluarga terlebih lagi pendidikan agama, dimana salah satu

    faktor yang mempengaruhi adalah pola kepemimpinan yang digunakan

    mempunyai dampak positif maupun negatif yang berbeda-beda bagi

    perkembangan kepribadian anak.

    2. Dian Eka Priyantoro (UMS, 2002), dalam skripsinya yang berjudul

    “Strategi Pendidikan Islam dalam Keluarga di Kelurahan Karang

    Asem, Kecamatan Laweyan Kodya Surakarta”, menyimpulkan bahwa

    dari 30 sampel hanya 7 orang, 6 orang dan 7 orang yang berusaha

    menerapkan strategi nasehal, strategi pembiasaan dan strategi hukuman

    dalam pendidikan Islam dikeluarga. Keluarga lainnya belum menerapkan

    strategi nasehal, strategi pembiasaan dan strategi hukuman dalam

    pendidikan Islam. Hal ini dilatar belakangi oleh pengetahuan orang tua

    yang belum memadai tentang pentingnya pendidikan melalui strategi

    nasehal, pembiasaan dan hukuman.

    3. Heni Marlinawati (UMS, 2001), dalam skripsinya yang berjudul “Konsep

    Pendidikan Keluarga (Studi atas pemikiran Hasan Langgulung)”

    menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga sangatlah

    penting sebagai pondasi bagi pembentukan dan pembiasaan anak-anak

    agar menjadi manusia yang berkepribadian Islam. Dengan demikian anak-

  • 32

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    anak memasuki kehidupan yang berhasil dan mulia serta dapat

    mengamalkan ajaran-ajaran atau syari’ah Islam. Fungsi pendidikan yang

    menjadi tugas keluarga secara umum adalah menyiapkan cinta mencintai

    dan keserasian diantar anggota-anggotanya, spiritual, akhlak, jasmani,

    intelektual, emosional, sosial dan menolong mereka menumbuhkan

    pengetahuan, keterampilan sikap, dan kebiasaan yang diingini oleh anak.

    4. Dwi Purwaningsih (IAIN Jambi 2011) dalam skripsinya yang

    berjudul”Upaya keluarga dalam membentuk prilaku anak di desa

    purwadadi kecamatan tebing tinggi kabupaten tanjung jabung barat”

    menyimpulkan bahwa factor orang tua dalam memberikan perhatian penuh

    terhadap pendidikan akhlak anak dan factor mempengaruhi rusak akhlak

    anak.

    Berdasarkan karya tulis skripsi di atas memang telah ada penelitian

    yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan, akan tetapi

    ada perbedaan yang mendasar, yaitu penelitian yang terdahulu hanya

    mengaitkan hubungan antara keluarga dengan pendidikan agama saja namun

    belum kepada dampak pengaruhnya terhadap akhlak anak. Pendidikan agama

    anak itu penting dalam membentuk kepribadian anak, dan peran orang tua

    sangatlah berpengaruh dalam membimbing, mengarahkan serta memberikan

    contoh yang baik terhadap anak. Untuk itu penulis akan mengangkat

    penelitian tentang Upaya Orang Tua Dalam Menanamkan Pendidikan Agama

    Anak Di Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi

  • 33 FakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain dan Metode Penelitian Pada penulisan proposal ini penulisan menggunakan suatu pendekatan

    deskriptif dengan menggunakan metode Penelitian Kualitatif deskriptif, dalam

    penelitian deskriptif tidak menguji hipotesis tertntu, tapi lebih menggambarkan

    adanya tentang sesuatu sobjek dalam sosial setting.

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    1.Setting Penelitian

    Penelitian ini bertempat Di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi

    Kecamatan Mestong, lebih tepatnya lagi beberapa rumah warga yang akan diteliti

    di Rt 20 tersebut.

    2.Subjek Penelitian

    Subjek yang diteliti adalah Orangtua, Anak dan tokoh Agama yang terkait

    di Rt 20 Desa Pondok Meja. Penelitian ini menggunakan cara “Purposive

    sampling” yaitu teknik yang berdasarkan pada ciri-ciri tertentu yang di perkirakan

    mempunyai sangkut paud erat degan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada di dalam

    populasi yang sudah di ketahui sebelumnya. Maka dengan ini di tetapkan bahwa

    kunci informasinya adalah Orang Tua,

    C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

    a. Data primer

    Data prime adalah dataa yang di peroleh langsung dari sumbernya,

    diamati dan di catat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data

    sekunder kalau di pergunakan oleh orang yang tidak berhubungan langsung

    penelitian yang bersangkutan. Data primer yang di maksud penulisan disini

    adalah data tentang” Upaya Orangtua dalam Menanamkan Pendidikan Agama

  • 34

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Anak di Desa Pondok Meja Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong”.

    Meliputi ;

    a) Bagaimana Peran serta Pengamatan Orangtua dalam menanamkan

    Pendidkan Agama Anak di Dessa Pondok Meja Rt20

    b) Apa kendala yang di hadapi Orangtua dalam menanamkan pendidikan

    Agama Anak di Desa Pondok Meja Rt20

    c) Bagaimana cara Orangtua mengatasi kendala dalam menanamkan

    Pendidikan Agama Anak di Desa Pondok Meja Rt20

    b. Data Sekunder

    Data sekunder ialah berupa data-data yang sudah bersedia dan dapat di

    peroleh oleh peneliti dengan acara membaca, melihat, atau mendengarkan. Data

    sekunder merupakan data yang diperoleh atau di kumpulkan oleh seorang yang

    melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada, seperti melalui

    dokumen atau manfaatkan informasi dari orang lain. Penelitian disini adalah data-

    data di ambil mengenai gambaran umum rukun tetangga Rt20 desa pondok meja,

    data meliputi:

    a. Historis dan Geografis

    b. Struktur organisasi

    c. Keadaan pendidikan penduduk

    d. Keadaan Agama penduduk

    2. Sumber Data

    Sember data dalam penelitian adalah sumber-sumber yang di

    mungkinkan seorang peneliti mendapatkan sejumblah informasi atau data-

    data yang di butuhkan dalam sebuah penelitian, baik data primer maupun

    data sosial, subjek/informasi. Sementara sumber data yang penulisan

    maksud dalam penelitian ini yaitu meliputi:

    a. Orang tua

    b. Anak remaja

    c. Tokoh Agama

  • 35

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    D. Teknik Pengumpulan data

    Pengumpulan data yang di lakukan oleh peneliti guna untuk mendapatkan

    informasi mengenai data-data peneliti inginkn dalam hal ini penelitian

    menggunakan 3 metode teknik pengumpulan data, yaitu dengan cara:

    a. Observasi

    Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

    terhadap gejala-gejala yang di teliti lakukan disini adalah observasi

    partisipan yang di mana di jalankan peneliti ini terjun dan berkecimpung

    bersama objek peneliti(responden) yang akan diteliti. Teknik observasi

    penggumpualan data dengan tujuan tertentu misalnya dalam pengumpulan

    data bahan mengenai aspek tingkah laku manusia, keadaan alam, atau

    mengenai perubahan sesuatau hal yang nampak.

    Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung kenyataan

    yang terjadi di lapangan, pengamatan langsung adalah cara pengambilan

    data menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

    keperluan tersebut.(Amirul Hadi, Haryono,2008, hal.94).

    b. Wawancara

    Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk

    mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui

    pernyataan dan tanya jawab. Wawancara di lakukan oleh peneliti

    merupakan wawancara tidak tersruktur yang di harapkan dapat memenuhi

    kebutuhan informasi yang di peroleh di lapangan mengenai Upaya Orang

    Tua Dalam Menanamkan Pendidikan Agama Anak di Desa Pondok

    Meja Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Mestong. data yang di

    harapkan dapat memenuhi mengenai sub permasalahan yang di teliti

    meliputi:

  • 36

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    1. Bagaimana Peran serta pengamalan Orangtua dalam menanamkan

    pendidikan Agama Islam Anak di Desa Pondok Meja Kabupaten

    Muaro Jambi Kecamatan Mestong.

    2. Apa kendala yang di hadapi Orangtua dalam menanamkan

    Pendidikan Agama Islam Anak di Desa Pondok Meja Kabupaten

    Muaro Jambi Kecamatan Mestong.

    3. Bagaimana Orangtua mengatasi kendala dalam menanamkan

    Pendidikan Agama Islam Anaka di Desa Pondok Meja Kabupaten

    Muaro Jambi Kecamatan Mestong.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu yang

    terbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seorang.

    Dokumentasi di lakukan oleh peneliti guna mendapatkan data-data yang

    berasal dari file, yang berarti data tersebut sudah ada sebelumnya

    penelitian terjun kelapangan, data tersebut berupa data dalam bentuk file

    bukanlah data atau informasi yang berupa manusia. Data yang di dapatkan

    adalah data dokumen, catatan, atauran, laporan, pengumuman, keputusan,

    arsip –arsip dan lain sebagianya yang berkaitan dengan fokus penelitian.

    Data yang di kumpulkan merupakan data yang sudah dalam bentuk kata-

    kata, catatan, tindakan, dan dokumen tertulis yang telah tercatat

    sebelumnya. Data yang dimaksud guna memenuhi kebutuhan penelitian

    yang berhubngan dengan gambaran umum di Desa Pondok Meja Rt20,

    data tersebut antara lain:

    1. Historis dan geografisn

    2. Struktur Oranisasi

    3. Keadaan Pendidik Penduduk

    4. Keadaan Agama Penduduk.(Imam Gunawan, Hal;175)

  • 37

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    E. Teknik Analisis Data

    Analisis adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematis hasil

    wawancara , catatan-catatan, dan menyajikan apa yang di temukan. Setelah data

    telah terkumpulkan , tindakan selanjutnya dari penelitian adalah, menyeleksi data-

    data menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan analisis melalui kualitatif.

    F. Teknik pemeriksaan keabsahan Data 1. Tringulasi data

    Triangulasi data merupakan membadingkan data yang di peroleh dari

    satu sumber atau motode tertentu, dengan data yang di dapat dari sumber atau

    metode lain, maleong membagi teknik pemeriksaan keabsahan data ini kepada

    triangulasi sumber, triangulasi metode/teknik, dan triangulasi teori.

    Triangulasi sumber sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan

    data dilakukan dengan cara membadingkan data yang di peroleh dari sumber

    A, B, begitupun sumber C, dan D.

    Triangulasi teknik/metode dapat di lakukan dengan jalan:

    a. Membadingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

    b. Membadingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan apa

    yang di katakan secara pribadi.

    c. Membadingkan apa yang di katakan orang dalam waktu

    tertentu(waktu pelenilitian) dengan apa yang di katakan sepanjang

    waktu.

    d. Membadingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

    berkaitan.

    Sedangkan triangulasi teori di lakukan dengan cara membadingkan

    beberapa teori yang terkait secara langsung dengan data penelitian. Menurut

    Maleong, dengan triangulasi teori ini seorang peneliti berasumsi bahwa jika

    analisis telah menguraikan pola,hubungan, dan menyertakan penjelasan yang

  • 38

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    muncul dari analisis, maka penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan

    perbandingan atau penyaring. (Ibrahim2015, hal 124-126).

    G. Jadwal Penelitian

    Penelitian ini dilakukan mulai dari pembuatan proposal kemudian

    dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi. Setalah pengesahan

    judul dan riset, maka penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan

    analisis dalam waktu yang berurutan, setelah itu penulis melakukan konsultasi

    dengan pembimbing II, dan pembimbing I, penulis langsung memperbaiki skripsi

    sesuai dengan arahan dan bimbingan dari pembimbing. Setelah itu skripsi

    diagendakan dan siap munaqasahkan. Untuk jadwal kegiatannya dapat di liahat

    pada tabel 1 berikut ini:

  • 39

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi

    Tabel 1 Jadwal Penelitian

    *Sewaktu-waktu dapat berubah*

    No Kegiatan

    Bulan Juni - November 2018

    Juli Agustus Septemb

    er November

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Persiapan penelitian X

    2. Menyusun atau menulis

    konsep proposal

    X

    3. Mengajukan judul ke Fakultas

    untuk persetujuan judul

    X

    4. Konsultasi dengan dosen

    pembimbing

    X

    5. Seminar proposal X

    6. Izin atau perintah riset X

    7. Pelaksana riset X

    8. Penulisan konsep skripsi X

    9. Konsultasi kepada dosen

    pembimbing

    X

    10. Penggadaan skripsi X

    11. Munaqasah dan perbaikan X

    12.

    Penggadaan skripsi dan

    penyanpaian skripsi kepada

    tim penguji dan fakultas

    X

  • 40 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB IV

    TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum

    1. Historis dan Letak Geografis Desa Desa Pondok Meja terletak disebelah selatan Kabupaten Muaro

    Jambi dengan jarak 40 km dari pusat Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi yang

    mempunyai peranan penting dalam perkembangan Kabupaten Muaro Jambi..

    Desa Desa Pondok Meja membentang dari selatan ke utara, menghampar

    dari barat ke timur yang ditumbuhi dengan aneka ragam pepohonan yang hijau,

    menghampar menghiasi bumi Desa Pondok Meja yang asri dibelah oleh Jalan

    Lintas Timur Sumatera .

    Letak Desa Desa Pondok Meja sangat strategis karena berada diwilayah

    jalan propinsi dan kabupaten. Strategis dari sudut perekonomian, strategis bagi

    sosial culture, strategis bagi pengembangan pembangunan.

    Desa Desa Pondok Meja terbagi kedalam 6 dusun yakni Dusun Catur

    Karya, Trijaya, Suka Damai, Mukti Sari, Purwodadi dan Karya Maju, 26 Rukun

    Tetangga (RT), yang berpenduduk terdiri atas berbagai suku, meliputi suku jawa,

    melayu, sunda, batak, minang,dll .

    2. DASAR HUKUM

    Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) adalah suatu proses

    pembelajaran kinerja yang harus dilaksanakan oleh Kepala Desa berkaitan dengan

    hak, wewenang dan kewajiban yang telah dilaksanakan serta

    mengimplementasikan segala perundang-undangan dan peratuturan; baik

    Peraturan Daerah, Peraturan Desa maupun pembantuan Pemerintah lebih tinggi

    dalam kurun waktu satu tahun.

    Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang

    merupakan suatu kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat

    hukum yang mempunyai organisasi pemerintah terendah dan berhak

    menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan

    Republik Indonesia.

  • 41

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi