upaya meningkatkan pemahaman dan minat belajar … filedi kelas viib smp negeri 2 sukoharjo tahun...

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Maret 2013

Upload: lydung

Post on 25-Jul-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR

MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

DI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh:

ANNISA PRIMA EXACTA

K1308076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Maret 2013

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR

MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

DI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh:

ANNISA PRIMA EXACTA

K1308076

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematikan dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Maret 2013

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 28 Februari 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Budiyono, M.Sc.

NIP. 19530915 197903 1 003

Drs. Suyono, M.Si

NIP. 19500301 197603 1 002

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Annisa Prima Exacta. UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT

BELAJARMATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI KELAS VIIB SMP

NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013.Skripsi, Pendidikan

Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Februari 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan minat belajar

matematikadengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) di kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus.

Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek

penelitian adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013 yang

berjumlah 38 siswa. Sumber data penelitian diperoleh dari guru dan siswa. Teknik

pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes dan dokumen atau arsip. Teknik

analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif. Validasi data dari minat belajar siswa

dan proses pembelajaran dengan menggunakan teknik triangulasi sumber.

Hasil penelitian menyimpulkan dengan pelaksanaan tindakan kelas melalui

penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada sub pokok bahasan

bilangan pecahan dan bentuk aljabar dapat meningkatkan pemahaman dan minat belajar

siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini didasarkan pada hasil tes dan observasi.

Data hasil tes, persentase siswa yang tuntas pada siklus I 65,79%, pada siklus II

persentase siswa yang tuntas mengalami kenaikan sebesar 21,05% menjadi 86,84% dan pada

siklus III persentase siswa yang tuntas mengalami kenaikan sebesar 2,63% menjadi 89,47%.

Sedangkan hasil observasi dua observer terhadap minat belajar siswa, rata-rata persentase

pada siklus I 88,89%, pada siklus II 100% dan pada siklus III 100% dimana tidak mengalami

peningkatan minat belajar siswa.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan pemahaman dan minat

belajar pada siswa kelas VIIBSMP Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013.

Kata kunci: pemahaman, minat belajar, matematika, Numbered Heads Together

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Annisa Prima Exacta. THE EFFORTS TO IMPROVE COMPREHENSION AND

INTEREST OF LEARNING WITHCOOPERATIVE LEARNING TYPE NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) IN CLASS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO AT

THE ACADEMIC YEAR OF 2012/2013. Thesis, Mathematics Education of Sebelas Maret

University Surakarta. February 2013.

This study aims to improve understanding and interest of learning in maths to use

cooperative learning types Numbered Heads Together (NHT) in the class VIIB SMP Negeri 2

Sukoharjo at the academic year of 2012/2013

This study is a classroom action research carried out in 3 cycles. Each cycle consists

of four phases: planning, action, observation, and reflection. Subjects were class VIIB of

SMP Negeri 2 Sukoharjo at thhe academic year of 2012/2013, with 38 students. Sources of

research data obtained from teachers and students. Data collection techniques are observation,

interviews, tests and documents or records. The data analysis technique is descriptive analysis

techniques. Validation data from student interest and learning process by using triangulation

techniques sources.

The research concludes with the implementation of a class action through the use of

learning model Numbered Heads Together (NHT) on the subject of sub-fractions and

algebraic forms can improve student comprehension and interest of learning in mathematics.

It is based on test results and observations.

The result is the percentage of students who completed the first cycle of 65,79%, in

the second cycle the precentage increase 21,05% to 86,84% and the third cycle the precentage

increase 2,63% to 89,47%. While the observation of two observers on student interest, the

average percentage of 88,89% in the first cycle, the second cycle of 100% and 100% in the

third cycle in which no improve student interest because it has reached the maximum score.

Based on these results it can be concluded that the use of the learning model

Numbered Heads Together (NHT) can improve thecomprehension and interest of learning in

class VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo at academic year of 2012/2013 in mathematics lesson.

Keywords: comprehension, interest of learning, maths, Numbered Heads Together

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“ Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah

bagaikan tak seorang pun sedang menonton. “

(Mark Twain)

“ Jangan lihat saya sekarang, lihat saya beberapa tahun lagi .”

(Penulis)

“Never the perfect,but I am a complete package .”

(Penulis)

“sucsess is not based on the mark.”

(penulis)

“nichts ist unmöglich.”

(penulis)

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tulisan Sederhana Ini Ku Persembahkan Kepada:

Allah SWT

Alhamdulillah ucapkan syukur Pada-Mu Ya Allah yang telah melimpahkan rahmat,

taufik dan hidayah-Nya.

Bapak dan Ibuku Tercinta

Terima kasih atas segala doa, kasih sayang, perhatian dan perjuangan yang telah

diberikan kepada penulis.

Adik-adikku tersayang, Annisa Sigma Exacta dan Aziz Lambda Exacta

Doa, kebersamaan, kasih sayang dan semua yang kalian berikan selama ini untukku!

Semoga kita menjadi anak yang sukses!!!

Diky Purwanto, dankeschön für die unterstützung und liebe

Teman-teman P. Matematika 08, special thanks to Heri, Anggit,&Peka

Terima kasih segala bantuan dan kebersamaannya. Semoga kebersamaan ini tidak

hilang begitu saja... Good Luck!

Almamater yang ku banggakan

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih indah untuk diucapkan selain ungkapan rasa syukur kepada

Allah SWT Dzat yang mengatur setiap desah nafas setiap makhluk di bumi ini. Betapa tidak,

atas limpahan nikmat dan kemurahan-Nya skripsi yang berjudul “UPAYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) DI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

PELAJARAN 2012/2013" dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan kripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, saran, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini . Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada segenap pihak

antara lain:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS yang telah memberikan

ijin menyusun skripsi ini.

2. Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D, Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang telah memberikan

ijin menyusun skripsi ini.

3. Dr. Budi Usodo, M.Pd, Ketua Program P. Matematika FKIP UNS yang telah

memberikan ijin menyusun skripsi ini.

4. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan

skripsi ini.

5. Drs. Suyono, M.Si, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan,

dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Drs. Yanto, M.Pd, Kepala SMP Negeri 2 Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian.

7. Dwi Agus Sri K., S.Pd, Guru bidang studi matematika SMP Negeri 2 Sukoharjo yang

telah memberikan kesempatan, kepercayaan, bimbingan, dan tularan ilmu selama

melakukan penelitian .

8. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang dan dukungan yang

tak ternominalkan.

9. Adik-adikku, terima kasih untuk pengertian, dorongan, dan kekompakannya.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

10. Meine liebe, terima kasih atas dorongan semangat yang telah diberikan dan telah

menemaniku sampai saat ini.

11. Siswa-siswi kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo yang telah membantu dalam

terlaksananya penelitian ini.

12. Mahasiswa P. Math ’08, atas kebersamaan dalam setiap langkah menapaki luasnya ilmu

matematika.

13. Semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan skripsi ini, yang tak dapat saya

sebutkan satu per satu, terima kasih semuanya.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya,

bagi dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Februari 2013

Penulis

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI.................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v

HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO.................. ........................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 7

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7

1. Belajar................................................................................................... 7

a. Pengertian Belajar............................................................................ 7

b. Prinsip-Prinsip Belajar.....................................................................

c. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar...............................................

8

9

2. Pembelajaran........................................................................................

a. Pengertian Pembelajaran.................................................................

b. Model Pembelajaran........................................................................

c. Model Pembelajaran Kooperatif......................................................

d. Numbered Heads Together (NHT)..................................................

3. Pemahaman...........................................................................................

11

11

11

12

14

17

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4. Minat Belajar........................................................................................

5. Pembelajaran Matematika....................................................................

a. Pengertian Matematika....................................................................

b. Matematika Sekolah........................................................................

18

20

20

22

6. Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................

B. Kerangka Berpikir.....................................................................................

24

25

C. Hipotesis Tindakan................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 28

A. Setting Penelitian ..................................................................................... 28

B. Subyek Penelitian .................................................................................... 29

C. Data dan Sumber Data.............................................................................. 29

D. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 30

E. Validitas Data........................................................................................... 32

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 33

G. Indikator Kinerja/ Keberhasilan................................................................ 35

H. Prosedur Penelitian................................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 41

A. Deskripsi Pratindakan............................................................................... 41

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus...................................................... 44

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus............................................. 64

D. Pembahasan.............................................................................................. 73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................ 76

A. Simpulan .................................................................................................. 76

B. Implikasi................................................................................................... 76

C. Saran ........................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN ......................................................................................................... 79

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif................................................ 13

2 Kegiatan Penelitian....................................................................................... 29

3 Pedoman Kualifikasi Hasil Observasi........................................................... 34

4 Skor Capaian Nilai PraSiklus........................................................................ 41

5 Skor Capaian Hasil Minat Belajar Siswa Pada Prasiklus.............................. 42

6 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................................... 45

7 Skor Capaian Nilai pada Siklus I................................................................. 48

8 Skor Capaian Hasil Minat Belajar Siswa pada Siklus I................................ 48

9 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II................................................. 52

10 Skor Capaian Nilai pada Siklus II................................................................ 55

11 Skor Capaian Hasil Minat Belajar Siswa pada Siklus II .............................. 56

12 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III................................................ 59

13 Skor Capaian Nilai pada Siklus III................................................................ 61

14

15

16

17

18

19

20

Skor Capaian Hasil Minat Belajar Siswa pada Siklus III.............................

Peningkatan Nilai Tes Siklus I......................................................................

Peningkatan Nilai Tes Siklus II.....................................................................

Peningkatan Nilai Tes Siklus III...................................................................

Peningkatan Minat Belajar Siswa pada Siklus I...........................................

Peningkatan Minat Belajar Siswa pada Siklus II..........................................

Peningkatan Minat Belajar Siswa pada Siklus III.........................................

62

64

67

69

71

72

73

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Alur kerangka berpikir.................................................................................. 27

2

3

Siklus Penelitian Tindakan Kelas..................................................................

Bagan Prosedur Penelitian............................................................................

36

40

4 Diagram Kenaikan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Pada Prasiklus

Dan Siklus I................................................................................................... 66

5 Diagram Kenaikan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Pada Prasiklus,

Siklus I, dan Siklus II................................................................................... 68

6

7

8

9

Diagram Kenaikan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Pada Prasiklus,

Siklus I, Siklus II, dan Siklus III...................................................................

Diagram Capaian Minat Belajar Siswa pada Siklus I..................................

Diagram Capaian Minat Belajar Siswa pada Siklus II.................................

Diagram Capaian Minat Belajar Siswa pada Siklus III................................

70

71

72

73

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I. Instrumen Pembelajaran

1. Silabus..................................................................................................................

2. KKM....................................................................................................................

L-1

L-11

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus..................................................... L-15

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I....................................................... L-21

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II...................................................... L-32

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III.................................................... L-39

7. Ringaksan Materi Siklus I.................................................................................... L-48

8. Ringkasan Materi Siklus III................................................................................. L-50

9. Lembar Kerja Siklus I.......................................................................................... L-51

10. Tes Formatif Siklus I............................................................................................ L-55

11. Lembar Kerja Siklus II......................................................................................... L-56

12. Tes Formatif Siklus II.......................................................................................... L-59

13. Lembar Kerja Siklus III....................................................................................... L-60

14. Tes Formatif Siklus III......................................................................................... L-62

15. Daftar Kelompok Siswa....................................................................................... L-63

Lampiran II. Instrumen Penelitian

16. Pedoman Wawancara Awal................................................................................. L-64

17. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran............................................................ L-65

18. Instrumen Monitoring Observasi Kelas Siklus I.................................................

19. Instrument Observasi Proses Pembelajaran Siklus I............................................

L-66

L-68

20. Instrumen Monitoring Obsevasi Kelas Siklus II..................................................

21. Instrumen Observasi Proses Pembelajaran Siklus II............................................

22. Instrumen Monitoring Observasi Kelas Siklus III...............................................

23. Instrumen Observasi Proses Pembelajaran..........................................................

L-70

L-72

L-74

L-76

24. Prasiklus............................................................................................................... L-78

25. Pedoman Penilaian Tes Prasiklus......................................................................... L-79

26. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I.................................................................................... L-81

27. Lembar Validasi Soal Tes Siklus.. I..................................................................... L-83

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

28. Tes Siklus I........................................................................................................... L-87

29. Pedoman Penilaian Tes Siklus I........................................................................... L-88

30. Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II.................................................................................. L-90

31. Lembar Validasi Soal Tes Siklus II..................................................................... L-91

32. Tes Siklus II........ ................................................................................................ L-101

33. Pedoman Penilaian Tes Siklus II.......................................................................... L-102

34. Kisi-kisi Soal Tes Siklus III................................................................................. L-104

35. Lembar Validasi Soal Tes Siklus III.................................................................... L-105

36. Tes Siklus III........................................................................................................ L-111

37. Pedoman Penilaian Tes Siklus III........................................................................ L-112

38. Pedoman Observasi Minat belajar Siswa............................................................. L-113

39. Validasi Pedoman Observasi Minat belajar Siswa............................................... L-114

40. Lembar Observasi Minat belajar Siswa pada Pra Siklus..................................... L-117

41. Lembar Observasi Minat belajar Siswa pada Siklus I......................................... L-118

42. Lembar Observasi Minat belajar Siswa pada Siklus II........................................

43. Lembar Observasi Minat Belajar Siswa pada Siklus III......................................

Lampiran III. Hasil Penelitian

L-119

L-120

44. Wawancara awal..................................................................................................

45. Catatan lapangan..................................................................................................

46. Daftar Nilai Tes Prasiklus....................................................................................

L-121

L-123

L-125

47. Daftar Nilai Tes Siklus I...................................................................................... L-127

48. Daftar Nilai Tes Siklus II..................................................................................... L-129

49. Daftar Nilai Tes Siklus III.................................................................................... L-131

50. Daftar Hadir Siswa ..............................................................................................

51. Observasi Proses Pembelajaran Siklus I.............................................................

52. Observasi Proses Pembelajaran Siklus II............................................................

53. Observasi Proses Pembelajaran Siklis III............................................................

54. Monitoring Observasi Kelas Siklus I...................................................................

55. Monitoring Observasi Kelas Siklus II..................................................................

56. Monitoring Observasi Kelas Siklus III................................................................

L-133

L-139

L-147

L-155

L-163

L-171

L-179

57. Penskoran Minat belajar Siswa pada Prasiklus.................................................... L-187

58. Penskoran Minat belajar Siswa pada Siklus I...................................................... L-189

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

59. Penskoran Minat belajar Siswa pada Siklus II.....................................................

60. Penskoran Minat belajar Siswa pada Siklus III....................................................

61. Perhitungan Minat Belajar siswa pada siklus I....................................................

62. Perhitungan Minat Belajar siswa pada siklus II...................................................

63. Perhitungan Minat Belajar siswa pada siklus III..................................................

L-193

L-197

L-201

L-205

L-209

64. Dokumentasi Proses Pembelajaran ..................................................................... L-213

Lampiran IV Hasil Pekerjaan Siswa L-216

Lampiran V Perizinan

Surat Ijin Penelitian..............................................................................................

Surat Pengantar Ijin Menyusun Skripsi...............................................................

Surat Ijin Menyusun Skripsi...............................................................................

Surat Keterangan Selesai Penelitian ...................................................................

L-223

L-225

L-226

L-227

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan

manusia yang berkualitas dan berpotensi. Melalui pendidikan akan terjadi proses

pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap

suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang

besar. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan

perilaku belajar.

Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seyogyanya aspek ini

menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya

masyarakat Indonesia yang berkualitas. Untuk meningkatkan sumber daya

manusia dapat dilakukan perbaikan mutu pendidikan yang dimulai dengan

memperbaiki proses pembelajaran. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat

dilihat dari kompetensi belajar yang dicapai oleh siswa setelah proses belajar

mengajar berlangsung. Kompetensi belajar merupakan pencerminan prestasi

belajar yang dicapai siswa setelah melakukan usaha belajar.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup

memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas.

Matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis

dan sistematis. Oleh karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan

matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi

belajar matematika siswa di sekolah.

Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, dalam

proses pembelajaran matematika diperlukan suatu metode mengajar yang

bervariasi. Model pembelajaran yang dipilih sebaiknya model pembelajaran yang

dapat mendorong siswa agar lebih termotivasi dan aktif terlibat dalam proses

pembelajaran, dengan begitu siswa lebih mudah dalam menerima dan memahami

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

materi yang disampaikan guru. Namun pada kenyataannya, pembelajaran

konvensional dewasa ini masih mendominasi dunia pendidikan termasuk dalam

pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Dwi Agus Sri

Kuncoro, S.Pd (guru matematika kelas VII SMP Negeri 2 Sukoharjo), bahwa

pemahaman siswa terhadap materi mata pelajaran matematika tergolong rendah

yang diukur dari rata-rata hasil belajar matematika berdasarkan dari batasan KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan sekolah yaitu ≥ 75. Beliau

menginformasikan bahwa hasil ulangan materi bab I kelas VIIB SMP Negeri 2

Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013 paling rendah diantara kelas VII yang

lainnya yaitu hanya sekitar 45% siswa yang nilainya di atas KKM. Berdasarkan

hasil wawancara dan observasi awal, rendahnya hasil belajar matematika siswa

dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah model pembelajaran yang

digunakan oleh guru. Kasus ini juga dibuktikan dengan hasil ulangan akhir

prasiklus yang dilakukan peneliti pada materi bilangan pecahan sub pokok

bahasan pecahan desimal, persen, dan permil hanya 55,26% siswa yang nilainya

di atas KKM.

Berdasarkan hasil observasi awal dapat disimpulkan bahwa terdapat

kelemahan siswa saat proses pembelajaran konvensional di kelas VIIB SMP N 2

Sukoharjo adalah sebagai berikut.

1. Minat belajar matematika siswa yang masih rendah dalam proses

pembelajaran. Hal ini didasarkan pengamatan peneliti bahwa masih ada

siswa yang mengerjakan tugas lain pada saat pembelajaran matematika

berlangsung, sering ijin ke kamar kecil, cenderung diam dan pasif.

2. Prestasi belajar siswa yang belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari

masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM terbukti

dari hasil ulangan akhir prasiklus pada materi bilangan pecahan sub

pokok bahasan pecahan desimal, persen, dan permil hanya 55,26% siswa

yang mendapatkan nilai di atas KKM.

3. Kesadaran belajar siswa secara kelompok dan berdiskusi masih rendah,

hal ini dikarenakan sering menggunakan pembelajaran dengan metode

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

ceramah.

4. Siswa kurang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Mereka tidak mau

bertanya kepada guru atau menyampaikan pendapat.

Melihat fenomena tersebut, peneliti mempunyai gagasan bahwa perlu

diterapkannya suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara

aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan prestasi belajar

matematika disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang

melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model

pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika

karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya mengetahui dan

menghafal konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman

serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar.

Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling

bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang

mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengkaji

dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT). Dengan model pembelajaran kooperatif,

khususnya pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman dan minat belajar

matematika. Numbered Heads Together (NHT) merupakan pembelajaran yang

cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam proses

pembelajaran tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep

matematika. Model Numbered Heads Together (NHT) ini sebagai variasi dalam

pembelajaran matematika sehingga siswa tidak jenuh dan bersemangat dalam

belajar matematika karena siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses

pembelajaran dan terjadinya kerja sama dalam kelompok dengan ciri utamanya

adanya penomoran sehingga semua siswa berusaha untuk memahami setiap

materi yang diajarkan dan bertanggung jawab atas nomor anggotanya masing-

masing. Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa.

Dengan demikian, model Numbered Heads Together (NHT) merupakan

salah satu upaya meningkatkan pemahaman dan minat belajar matematika pada

siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo, selain itu agar siswa dapat belajar

kelompok dan mengembangkan ketrampilan. Dari pernyataan-pernyataan di atas,

peneliti menjadikan alasan menerapkan pembelajaran kooperatif Numbered Heads

Together (NHT) untuk meningkatkan pemahaman dan minat belajar matematika

siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut :

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) dapat meningkatkan pemahaman dan minat belajar matematika pada siswa

kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah : meningkatkan

pemahaman dan minat belajar matematika dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di kelas VIIB

SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia

pendidikan mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan

Numbered Heads Together (NHT) untuk peningkatan hasil belajar siswa.

b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori

pembelajaran kooperatif.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

c. Menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi

peneliti di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan yang

sejenis atau bersangkutan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

1) Dapat memberikan semangat guru sebagai pembimbing siswa

untuk selalu kritis dalam menemui masalah-masalah dalam proses

belajar mengajar

2) Dapat meningkatkan dan memperbaiki sistem pembelajaran di

kelas

b. Bagi siswa

1) Dengan pembelajaran kooperatif membantu siswa untuk belajar

bekerja sama dengan siswa lain

2) Dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) dapat mendidik siswa untuk bersikap bertanggungjawab

dan mengahargai pendapat orang lain

3) Membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengikuti

pembelajaran matematika

c. Bagi sekolah

Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas ini menjadi inovasi

baru tentang suatu alternatif model pembelajaran yang dapat

memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas,

sehingga permasalahan yang dihadapi baik oleh siswa maupun guru

sedikit demi sedikit dapat teratasi sehingga dapat meningkatkan mutu

dan prestasi belajar siswa.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

d. Bagi peneliti

1) Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan Numbered

Heads Together (NHT)

2) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru

matematika sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan.

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Belajar

a. Pengertian belajar

Dalam aktivitas sehari-hari, manusia hampir tidak pernah terlepas dari

kegiatan belajar, baik ketika seseorang melakukan aktifitas sendiri maupun di

dalam suatu kelompok. Tanpa disadari segala sesuatu yang dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan belajar. Terlebih keseluruhan proses

pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.

Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaiaan tujuan pendidikan banyak

bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai

anak didik.

Beberapa ahli mengemukakan definisi belajar, salah satunya Gagne

dalam Agus Suprijono (2009:2) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan

disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan

disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan secara

alamiah. Burton dalam Aunurrahman (2008:35), dalam sebuah buku “The

Guidance of Learning Activities”, merumuskan pengertian belajar sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu

dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu

berinteraksi dengan lingkungannya.

Selain itu, James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah

berpendapat, “belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan atau pengalaman” (2002:12). Belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (Slameto,2003).

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Dapat disimpulkan dari beberapa pandangan ahli dan definisi tentang

pengertian belajar adalah suatu proses, kegiatan dan usaha sadar yang dilakukan

oleh seseorang sehingga menyebabkan perubahan pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan, sikap sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam

interaksi dengan lingkungannya.

b. Prinsip belajar

Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu

mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk

mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut merupakan

proses panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu. Agar aktivitas

yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah, maka pembelajaran

harus dikembangkan sesuai prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari

kebutuhan internal siswa. Slameto (2003) menjelaskan prinsip-prinsip dalam

belajar yaitu :

1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai

tujuan instruksional.

b) Belajar harus menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat untuk siswa mencapai tujuan instruksional.

c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar

dengan efektif.

d) Belajar perlu adanya interaksi siswa dengan lingkungannya.

2) Sesuai hakikat belajar

a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya.

b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, ekplorasi dan

discovery.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c) Belajar adalah proses kontingitas (hubungan antara

pengertian yang diharapkan dengan pengertian yang lain)

sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus

yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan.

3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki

struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya.

b) Belajar harus dapat megembangkan kemampuan tertentu

sesuai dengan tujuan instruksional yang dicapainya.

4) Syarat keberhasilan belajar

a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat

belajar dengan tenang.

b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa

(hlm.27-28).

c. Faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungan sekitar. Perubahan tingkah laku yang terjadi adalah hasil yang dicapai

dalam proses belajar dimana harus memalui proses yang dipengaruhi oleh faktor

dari dalam diri individu dan di luar individu.

Menurut Aunurrahman (2010), faktor dari dalam diri individu (faktor

internal) dan faktor dari luar individu (faktor internal) sebagai berikut:

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu

saat sedang melakuka kegiatan belajar. Faktor-faktor internal antara

lain :

a) Ciri khas / karakteristik siswa

b) Sikap terhadap belajar

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c) Motivasi belajar

d) Konsentrasi belajar

e) Mengolah bahan ajar

f) Menggali hasil belajar

g) Rasa percaya diri

h) Kebiasaan belajar

2) Faktor Eksternal

Faktor ini dapat mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam

aktivitas belajar, karena individu yang belajar adalah berinteraksi

dengan lingkungan. Faktor-faktor eksternal antara lain :

a) Faktor guru

b) Lingkungan sosial terutama teman sebaya

c) Kurikulum sekolah

d) Sarana dan prasarana (hlm.177).

Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi siswa dalam proses belajar

yaitu gaya belajar. Secara umum gaya belajar adalah cara yang konsisten yang

dilakukan siswa dalam merespon dan menangkap informasi, mengingat, berpikir,

dan memecahkan soal.

Beberapa ahli mengemukakan definisi gaya belajar, salah satunya Aaron

S. Richmond & Rhoda Cummings (2005:45) yang menjelaskan “learning style

was correlated with students perceptions of class enjoyment” yang artinya gaya

belajar berhubungan dengan persepsi siswa tentang kesenangan dalam belajar.

Endang Nugraheni (2006) juga berpendapat bahwa gaya belajar adalah

kecenderungan atau cara mahasiswa menyerap dan mengkomunikasikan informasi

dengan efektif yang direpresentasikan pada pola bicara, cara belajar, cara

mengerjakan tugas, cara merespons orang lain, dan kegiatan lain yang disukai.

Sedangkan De Porter dan Hernacki (1999: 110-112) merumuskan bahwa

“Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi”. Sehingga dapat dikatakan bahwa

gaya belajar siswa merupakan kombinasi cara siswa dalam menangkap informasi,

mengingat, berpikir, dan memecahkan soal.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berdasarkan pendapat dari para ahli mengenai pengertian gaya belajar di

atas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara belajar siswa yang khas

dan konsisten dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi.

2. Pembelajaran

a. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Knirk dan Gustafson dalam

Saiful Sagala (2005) berpendapat, ”pembelajaran merupakan suatu proses yang

sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi” (hal.64). Lebih

lanjut Saiful Sagala (2005: 61) menyatakan bahwa ”pembelajaran mengandung

arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari

sesuatu kemampuan dan atau nilai yang baru”.

Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga

mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar berjalan dengan

baik. Arifin yang dikutip oleh Muhhibbin Syah (2006: 181-182), mendefinisikan

mengajar sebagai ”...suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran

kepada murid agar dapat menerima, menggapai, menguasai, dan mengembangkan

bahan pelajaran itu.”

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran tersebut dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang secara

sistematis oleh guru sebagai fasilitator untuk membantu siswa dalam menemukan

pengalaman baru dan mempelajari bagaimana siswa belajar sesuatu.

b. Model pembelajaran

Pada dasarnya tidak ada satupun model pembelajaran yang dapat

dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam

setiap bidang studi, karena setiap model pembelajaran pasti memiliki

karakteristik serta memiliki keunggulan dan kelemahan yang khas. Huitt dalam

Aunurrahman (2009:141) mengemukakan rasionalitas pengembangan model

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pembelajaran. Model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari

adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa

memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan, modalitas belajar siswa

yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran

guru selayaknya bervariasi dengan tidak terpaku pada satu model pembelajaran

tertentu.

Di samping didasari pertimbangan keragaman siswa, pengembangan

berbagai model pembelajaran juga dimaksudkan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi belajar siswa. Itulah sebabnya di dalam menetukan

model-model pembelajaran yang akan dikembangkan, guru harus memiliki

pemahaman yang baik tentang siswa-siswanya, keragaman kemampuan, motivasi,

minat dan karakteristik pribadi lainnya.

c. Model pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif didasari oleh falsafah bahwa manusia

adalah mahluk sosial. Oleh karena itu, model pembelajaran ini tidak mengenal

kompetisi antar individu. Model ini juga tidak memberikan kesempatan kepada

siswa untuk belajar dengan kecepatan dan iramanya sendiri. Sebaliknya, model

ini menekankan kerjasama atau gotong royong sesama siswa dalam mempelajari

materi pelajaran (Anita Lie:2004)

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang terdiri dari siswa yang

heterogen ditinjau dari jenis kelamin, kemampuan, dan ras/suku. Menurut Eggen

dan Kauchak dalam Trianto (2007:42), pembelajaran kooperatif merupakan

sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara

berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2004:31) mengatakan bahwa

tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai

hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus

diterapkan, yaitu:

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1) Saling ketergantungan positif

Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling

memberi motivasi sehingga keberhasilan kelompok dapat tercapai

2) Tanggung jawab perseorangan

Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawab masing-

masing dalam mengerjakan tugas. Setiap anggota kelompok akan

menuntutnya untuk melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat

yang lain.

3) Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Pada intinya kegiatan ini bertujuan untuk mengahrgai

perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mangisi kekurangan masing-

masing.

4) Komunikasi antar anggota

Keberhasilan kelompok bergantung pada kesediaan anggota untuk

saling mendengarkan dan kemampuan meraka untuk mengutarakan

pendapat mereka.

5) Evaluasi proses kelompok

Guru mengadakan evaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efekif.

Menurut Ibrahim dalam Trianto (2007:49), terdapat enam langkah utama

atau tahapan menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif seperti tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang

ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-2

Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan

jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase-3

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya

membentuk kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase-4

Membimbing

kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan tugas

Fase-5

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Fase-6

Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara menghargai baik upaya

maupun hasil belajar individu dan kelompok

Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, tapi

terdapat beberaapa variasi dari model tersebut. Setidaknya terdapat 4 pendekatan

yang seharusmya merupakan bagian dari strategi guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif yaitu Student Teams Achievement Division (STAD),

Teams-Games-Tournament (TGT), Jigsaw II, dan pendekatan struktural yang

meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT).

d. Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai

alternatif model pembelajaran yang diterapkan di kelas. Numbered Heads

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan

lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran

dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.

Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu,

teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama

mereka. Maheady, Michielli-pendl, Harper dan Mallette (2006) mengemukakan:

“ a clear and consistent finding of educational research has been theimportance of active student responding. During lectures and discussion,active responding most often takes the form of student responses to teacherquestion. This whole group responding to question, however, does notpermit every student to respond and does not assure that all student areactively engaged. Previous research has shown that Numbered HeadsTogether is an efficient and effective instructional technique to increasestudent responding and to improve achievement.” Artinya: temuan yangjelas dan konsisten dari penelitian pendidikan tentang pentingnya siswayang aktif merespon. Saat ceramah dan diskusi, tanggapan aktif palingsering muncul dalam bentuk respon siswa terhadap pertanyaan guru.Seluruh kelompok menanggapi pertanyaan tetapi setiap siswa tidakdiijinkan untuk merespon dan tidak pula dijamin bahwa semua siswa secaraaktif terlibat. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa NumberedHeads Together adalah suatu teknik pembelajaran yang efisien dan efektifuntuk meningkatkan respond an prestasi belajar siswa. Kesamaan denganpenelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Numbered Heads Together ( NHT).

Ibrahim (2000:28) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai

dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :

1) Hasil belajar akademik stuktural

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

2) Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai

berbagai latar belakang.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan

yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai

pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kelompok dan sebagainya.

Menurut Trianto (2007:62), dalam mengajukan pertanyaan kepada

seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks dari NHT

sebagai berikut :

1) Fase 1 : Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri

dari 3-5 siswa dan kepada setiap anggota kelompok diberikan nomor

yang berbeda antara 1 sampai 5.

2) Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dimana pernyataan ini

dapat bervariasi dengan pertanyaan yang amat spesifik maupun dalam

bentuk kalimat tanya. Misal, “ Berapakah jumlah gigi orang dewasa?”

atau berbentuk arahan, misalnya “ Pastikan setiap orang mengetahui 5

buah ibu kota propinsi yang terletak di pulau Sumatra.”

3) Fase 3 : Berfikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan yang

diajaukan guru dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya

mengetahui jawaban tim tersebut.

4) Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil nomor tertentu, kemudian siswa yang memiliki

nomor tersebut mengangkat tangannya dan mencoba menjawab

pertanyaan pada seluruh kelas.

Berdasarkan langkah di atas dapat disimpulkan bahwa ciri khas dari model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah guru

hanya menunjukkan seorang siswa dengan menyebut salah satu nomor yang

mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan kelompoknya itu.

NHT dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan

praktis dari sistem pengajaran individual sebagai berikut:

1) Antar siswa terjadi interaksi dengan saling berdiskusi dan

menyelesaikan suatu permasalahan secara berkelompok.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2) Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk

mengajar kelompok-kelompok kecil.

3) Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan

pengelolaan rutin.

4) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

ketrampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat

kepemimpinan.

5) Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa

jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah

mereka kuasai atau mengahadapi kesulitan serius yang membutuhkan

bantuan guru.

Tim terdiri atas 3-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam

hal akademik dan jenis kelamin. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan

bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah

untuk mempersiapkan anggotanya untuk mengerjakan kuis dengan baik. Kuis

diberikan setelah tahap persentasi dan praktik tim telah selesai. Para siswa tidak

boleh saling membantu selama mengerjakan kuis.

3. Pemahaman

Pemahaman adalah “abilitet” untuk menguasai pengertian. Pemahaman

tampak pada alih bahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran dan

memperkirakan. Contoh : memahami fakta dan prinsip, menafsirkan bahan lisan,

menafsirkan bahan, menerjemahkan bahan verbal ke rumus matematika (Hamalik,

Kurikulum dan Pembelajaran.2001:80).

Proses belajar mengajar siswa memahami sesuatu dari pengalaman yang

di dapat dari mengetahui seperti definisi, peristiwa, fakta yang disusun kembali

dalam struktur kognitif. Sehingga dapat dikatakan bahwa anak memahami

lingkungan berkat struktur kognitif yang ada pada dirinya yang berdasarkan

pengalaman. Struktur yang ada ia tidak dapat memahami sesuatu dalam

lingkungannya maka harus diadakan rekonstruksi kognitif, yaitu mengubah atau

mengakomodasikan struktur itu sehingga lingkungan dapat dikenalnya dan dapat

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

diasimilasinya. Anak yang memiliki pemahaman terhadap sesuatu, dipelajarinya

bila ia mampu menyusun sendiri jawaban secara bebas dengan menggunakan

gagasan, pikiran dan tanggapan yang telah terbentuk pada waktu belajar pertama

kali (Hamalik, 2001:84).

Pemahaman suatu konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkkan

siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat. Adapun indikator yang menunjukkan

pemahaman konsep antara lain adalah :

1.) Menyatakan ulang sebuah konsep

2.) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai

dengan konsepnya)

3.) Memberi contoh dan non-contoh suatu konsep

4.) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representatif matematis

5.) Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep

6.) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi

tertentu

7.) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHO1a

a/9f9eeb17.dir/doc.pdf)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dan menggunakannya pada

penerapan situasi lain yang relevan karena adanya latihan yang dapat dilihat dari

hasil belajar dengan berdasar indikator pencapaian pemahaman konsep.

4. Minat belajar

Minat merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi dalam

proses belajar. Reber dalam Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2007:24)

berpendapat, “minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan

adanya ketergantungannya terhadap faktor lainnya, seperti pemusatan perhatian,

keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.”

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa siswa lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, tetapi dapat juga

diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Seseorang

yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikan aktifitas itu secara

konsisten. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan

pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Syaiful Bahri Djamarah (2008) mengemukakan minat adalah

kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

aktifitas (hlm.123). Minat sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar. Minat

terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan mendukung aktifitas belajar

selanjutnya. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan

mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik.

Untuk menganalisa minat belajar matematika pada siswa terdapat

beberapa indikator seperti yang dikemukakan Sukartini (2001:26) bahwa analisa

terhadap minat dapat dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut:

1) Keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu

2) Objek-objek atau kegiatan yang disenangi

3) Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi

4) Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap

sesuatu.

Selain itu, menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:132) mengemukakan bahwa

minat dapat diekspresikan oleh siswa melalui:

1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain

2) Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan

3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang

diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat

belajar siswa, antara lain :

1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri siswa sehingga

siswa rela belajar anpa adanya paksaan.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari

sehingga siswa mudah menerima materi pelajaran.

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang

kreatif dan kondusif.

4) Menggunakan berbagai bentuk dan teknik mengajar yang bervariasi.

Berdasarkan uraian tentang minat belajar, pada intinya minat belajar

merupakan aspek psikologi seseorang yang didasarkan pada keinginan, rasa suka,

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas yang meliputi mencari pengetahuan dan

pengalaman tanpa ada yang menyuruh. Indikator minat yaitu meliputi keinginan

untuk mengetahui sesuatu, kegiatan yang disenangi, jenis kegiatan dan usaha

untuk merealisasikannya. Dalam penelitian ini indikator pencapaian minat belajar

siswa yaitu:

1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain.

2) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang

diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).

3) Keinginan untuk mengetahui sesuatu.

4) Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.

5. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi merupakan

operasi dasar matematikan. Namun, matematika bukan sekedar segala sesuatu

yang berhubungan dengan angka dan bilangan. Beberapa ahli seprti

Poerwadiminta (2002) mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang

bilangan yaitu hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang

digunakan dalam menyelesaikan masalah tentang bilangan (hlm.723).

Matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara

bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaiam masalah

mengenai bilangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2007). Dari pengertian ini,

matematika hanya dipandang berdasarkan salah satu objeknya, yaitu bilangan.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Menurut Freudenthal dalam Agung Prabowo (2010:508), “matematika

adalah aktifitas manusia”. Seorang ahli lain, Sumarmo dalam Agung Prabowo

(2010:508) mengemukakan bahwa setiap manusia dalam aktifitas hidupnya akan

selalu memiliki keterlibatan dengan matematika, mulai dari bentuk yang

sederhana dan rutin sampai pada bentuk yang kompleks.

Sedangkan Soejadi (2000:11) mengemukakan bahwa ada beberapa

definisi dari matematika, yaitu sebagai berikut:

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir

secara sistematik.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan.

4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Proses belajar mengajar untuk mata pelajaran matematika harus

memperhatikan karakteristik matematika. Ada 6 (enam) karakteristik matematika

menurut Soedjadi (2000), yaitu :

1) Memiliki objek kajian abstrak

Objek dasar yang dipelajari dalam matematika adalah abstrak. Objek

ini meliputi :

a) Fakta berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol

tertentu

b) Konsep merupakan ide abstrak yang dapat digunakan untuk

mengelompokkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek

c) Operasi ataupun relasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan

aljabar dan pengerjaan matematika lain

d) Prinsip adalah objek matematika yang kompleks, dapat terdiri

dari beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu

relasi ataupun operasi.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2) Bertumpu pada kesepakatan

Kesepakatan dalam matematika yang mendasar adalah aksioma dan

konsep primitive (pengertian pangkal yang tidak perlu didefinisikan).

3) Berpola pikir deduktif

Matematika hanya menerima pola pikir deduktif.Secara sederhana,

pola pikir deduktif adalah pemikiran yang berpangkal dari hal yang

bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat

khusus.

4) Memiliki simbol yang kosong dari arti

Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu

model matematika.Makna huruf dan tanda tergantung dari

permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya suatu model.

5) Memperhatikan semesta pembicaraan

Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol menunjukkan bahwa

dalam menggunakan matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup

apa model dipakai. Lingkup pembicaraan inilah yang disebut semesta

pembicaraan.Benar atau salah, ataupun ada tidaknya penyelesaian

suatu model matematika tergantung pada semesta pembicaraannya.

6) Konsisten dalam sistemnya

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berfikir logis dan berhubungan

dengan bilangan, konsep dan simbol serta memiliki aturan yang logik, ketat dan

terorganisir secara sistematik yang berfungsi untuk memudahkan berpikir.

b. Matematika Sekolah

Matematika sekolah tidak sepenuhnya sama dengan matematika sebagai

ilmu. Menurut Soedjadi (2000:37), bahwa Matematika sekolah merupakan unsur-

unsur atau bagian-bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau

berorientasi kepada kepentingan dan perkembangan IPTEK. Penyajian atau

pengungkapan butir-butir matematika yang disampaikan disesuaikan dengan

perkiraan perkembangan intelektual siswa. Hal ini dikarenakan sebagai berikut:

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

1) Dalam proses pembelajaran dapat digunakan pola pikir induktif,

meskipun pada akhirnya siswa diharapkan dapat berfikir deduktif.

Pola pikir induktif yang digunakan dimaksudkan untuk menyesuaikan

dengan tahap perkembangan intelektual siswa.

2) Katerbatasan semesta, dimana pengertian semesta pembicaraan tetap

diperhatikan namun sering kali dipersempit.

3) Sifat abstrak objek matematika tetap ada, tetapi kadarnya lebih rendah.

Lebih lanjut, Noraini Idris (2009) menyatakan “mathematics learning is a

complex and dynamic process”, yaitu pembelajaran matematika merupakan suatu

proses yang kompleks dan dinamis.

Demikian pula yang diungkapkan oleh Suherman dalam Depdiknas

(2007:4) mengungkapkan mengenai karakteristik pembelajaran matematika di

sekolah yaitu :

1) Pembelajaran matematika berjenjang (bertahap)

Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yaitu

dari hal konkrit ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks, atau

konsep mudah ke konsep yang lebih sukar.

2) Pembelajaran matematika mengikuti metoda spiral

Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep atau

bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Pengulangan konsep dalam

bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu

dalam pembelajaran matematika.

3) Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif

Matematika tersusun secara deduktif aksiomatik. Namun demikian

dalam pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan

deduktif, disesuaikan dengan kondisi siswa.

4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Kebenaran-kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran

konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep

dengan yang lainnya.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika sekolah merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis dimana

materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yaitu dari hal

konkrit ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks, atau konsep mudah ke

konsep yang lebih sukar.

6. Hasil Penelitian yang Relevan

Nidia Sahara (2006) dalam skripsinya yang berjudul “Meningkatkan

prestasi belajar matematika siswa kelas VIII1 SMP Negeri 1 Batuatas pada pokok

bahasan sistem persamaan linear dua peubah melalui model pembelajaran

kooperatif tipe NHT”, menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

dapat diketahui bahwa dari hasil tes awal, siswa yang memperoleh nilai minimal

6,0 sebanyak 25,71% meningkat pada siklus I menjadi 42,86%; siswa yang

memperoleh nilai minimal 6,0 pada siklus II meningkat pula menjadi 65,71% dan

siklus III siswa yang memperoleh nilai minimal 6,0 meningkat lagi menjadi

82,86%. Dari data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam mengajarkan pokok bahasan

sistem persamaan linear dua peubah pada siswa kelas VIII1 SMP Negeri 1

Batuatas prestasi belajar matematika siswa dapat ditingkatkan.

Kristiani (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Sebagai Upaya

Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Konsentrasi Belajar pada Mata

Pelajaran Matematika Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Matesih Tahun Pelajaran

2011/2012”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Heads

Together) mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi

himpunan mata pelajaran matematika siswa kelas VII C SMP Negeri 1

Matesih Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 terbukti dari hasil tes

akhir siklus I dan tes akhir siklus II mengalami peningkatan sesuai

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan mencapai kriteria yang

diharapkan.

2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together) mampu meningkatkan konsentrasi belajar siswa pada mata

pelajaran matematika siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Matesih

Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 terbukti dari hasil observasi

siklus I dan hasil observasi siklus II, data konsentrasi belajar mengalami

peningkatan sesuai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

Dian Novi Purnamasari (2011), dalam skripsinya yang berjudul “Upaya

meningkatkan minat belajar matematika pokok bahasan sistem persamaan linear

dua variable melalui pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada siswa kelas

VIIIB SMP Negeri 5 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011”, menyimpulkan dari

hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:

1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat

meningkatkan minat belajar matematika kelas VIIIB SMP Negeri 5

Sukoharjo pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variable

dengan presentase 88%.

2) Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat

meningkatkan aktifitas siswa, semangat belajar siswa, dan dapat

mengembangkan potensi siswa sehingga dapat meningkatkan minat

belajar matematika di kelas VIIIB SMP Negeri 5 Sukoharjo.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir adalah arahan penalaran untuk sampai pada jawaban

sementara atas masalah yang dirumuskan. Selaras dengan judul penelitian yang

diambil oleh peneliti, yaitu “Upaya Meningkatkan Pemahaman Dan Minat Belajar

Matematika Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together (NHT) di Kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran

2012/2013”, maka dapat diidentifikasi bahwa permasalahan yang menjadi fokus

kinerja peneliti adalah bahwa guru belum menemukan model pembelajaran yang

tepat untuk meningkatkan kompetensi belajar siswa terhadap mata pelajaran

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

matematika karena berdasarkan observasi awal minat dan hasil belajar matematika

siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013 masih

rendah. Hal tersebut menjadi indikator pencapaian kompetensi belajar matematika

khususnya pemahaman dan minat belajar matematika siswa belum optimal.

Untuk meningkatkan pemahaman dan minat belajar matematika siswa

peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) dengan tujuan agar para siswa dapat bekerja secara kooperatif

namun tetap bertanggungjawab secara individu. Dalam pembelajaran NHT

terdapat penomoran dalam anggota kelompok, dengan adanya tanggung jawab

secara individu berdasarkan hasil kerja kelompok, diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman dan minat belajar siswa saat mengikuti proses

pembelajaran. Pada pembelajaran tipe NHT ini terdapat diskusi dalam kelompok

sehingga dapat meminimalisir kesalahan pemahaman konsep karena materi

didiskusikan bersama

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa dapat bekerja

secara kooperatif dan lebih bertanggung jawab dalam belajar, saling mendukung

dan melengkapi sehingga permasalahan individu setiap kelompok dapat

terselesaikan. Selain itu terdapat latihan individual dan tes formatif secara

bertahap untuk mengasah kemampuan siswa sehingga prestasi belajar siswa

meningkat.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berperan dalam

meningkatkan pemahaman dan minat belajar matematika siswa. Secara skematis

alur penelitian dari sebelum tindakan sampai pada siklus I , siklus II, siklus III,

dan seterusnya dapat digambarkan pada Gambar 1.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Gambar 1. Alur kerangka berpikir

Pada kondisi awal, guru belum menggunakan model pembelajaran

koopeartif tipe NHT. Hali ini mengakibatkan pemahaman terhadap materi kurang

dan minat belajar matematika rendah sehingga mengakibatkan rata-rata prestasi

belajar siswa di bawah KKM. Selanjutnya, peneliti mengadakan tindakan pada

pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

NHT pada siklus I, siklus II, siklus III, dan selanjutnya. Pada akhirnya dapat

dilihat dari kondisi akhir, penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat

meningkatkan pemahaman dan minat belajar matematika siswa.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan perumusan masalah, kajian teori, dan kerangka berpikir, maka

peneliti merumuskan hipotesis yaitu bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan

pemahaman dan minat belajar matematika siswa kelas VIIB SMP Negeri 2

Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.

Kond i s i akh i r

Pemahaman dan minat belajar siswa meningkat

t i n d a k a n

Pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan diadakan

siklus I, siklus II, siklus III, dan seterusnya.

K o n d i s i a w a l

Pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT, prestasi belajar siswa rata-rata di

bawah KKM

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sukoharjo

tahun ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan tempat tersebut karena peneliti

berasumsi bahwa SMP Negeri 2 Sukoharjo memenuhi persyaratan untuk

dijadikan obyek penelitian terkait dengan permasalahan yang akan diteliti yakni

pemahaman dan minat belajar matematika siswa kelas VIIB SMP Negeri 2

Sukoharjo berdasarkan hasil observasi awal peneliti. Penelitian ini dilaksanakan

pada semester gasal tahun pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2012 sampai Januari 2013.

Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam 3 tahapan kegiatan. Tahap pertama yaitu

persiapan penelitian yang berlangsung pada bulan Juni 2012 hingga September

2012. Tahap kedua yaitu pelaksanaan tindakan yang berlangsung pada bulan

September sampai Oktober 2012. Tahap ketiga yaitu analisis data dan pelaporan

yang dilaksanakan pada bulan September sampai Januari 2013. Adapun jadwal

pelaksanaan penelitian tersebut secara terperinci tersaji dalam Tabel 2.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 2. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian BulanJuni Juli Agt Sept Okt Nov Des Jan

1. Persiapan Penelitian

a. Permohonan pembimbingb. Surveyc. penyusunan proposal penelitiand. pembuatan permohonan ijin

penelitiane. penyiapkan perangkat pembelajaran2. Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus I- perencanaan- pelaksanaan tindakan- observasi- refleksi

b. Siklus II- perencanaan- pelaksanaan tindakan- observasi- refleksi

c. Siklus III- perencanaan- pelaksanaan tindakan- observasi- refleksi

3. Analisis Data dan Pelaporana. Analisis datab. Menyusun laporan / skripsic. Ujian dan revisid. Penggandaan dan pengumpulan

laporan

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo

tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 38 siswa.

C. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian penerapan model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) diperoleh dari nilai ulangan/tes siswa dan hasil

pengamatan/observasi selama proses tindakan. Sedangkan sumber data pada

penelitian ini diperoleh dari informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

berlangsungnya proses pembelajaran, dokumentasi atau arsip berupa silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumber data yang digunakan, ada tiga macam metode yang

digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Metode Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti (orang

yang ditugasi) melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian demikian

hingga si subjek tidak tahu bahwa dia sedang diamati (Budiyono, 2003:53).

Observasi dimaksudkan untuk mengamati proses pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) di kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo serta mengamati

minat belajar matematika siswa pada saat proses pembelajaran matematika

berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh dua observer yaitu guru

matematika kelas VIIB dan salah satu mahasiswa pendidikan matematika.

Observasi ini ditekankan pada minat siswa dan kegiatan guru selama

proses pembelajaran berlangsung. Pada tindakan kelas, kegiatan yang diamati

sebagai penilaian dari minat belajar matematika siswa adalah kegiatan fisik atau

aktifitas siswa selama pembelajaran. Pada pelaksanaan observasi, observer

mengamati tingkah laku siswa selama proses pembelajaran termasuk hal-hal apa

yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan ketrampilan

kegiatan peneliti sebagai guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT.

Instrumen bantu yang digunakan pada saat observasi adalah pedoman

observasi. Pedoman observasi dibuat dengan tujuan mempermudah pengamatan

pada saat observasi. Langkah-langkah menyusun pedoman observasi sebagai

berikut.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

a. Menyusun tujuan observasi

b. Menyusun butir-butir yang perlu diamati bardasar tujuan observasi

c. Melakukan validasi pedoman observasi

d. Melakukan revisi jika memang ada yang perlu direvisi.

Pedoman observasi minat belajar siswa adalah sebagai berikut.

Observer memberi tanda (√) pada kolom “ya” jika minimal ada 75% siswa dari

seluruh siswa dalam satu kelas yang memenuhi kriteria yang diamati. Sedangkan,

observer memberi tanda (√) pada kolom “tidak” jika kurang dari 75% siswa dari

seluruh siswa dalam satu kelas yang tidak memenuhi kriteria yang diamati.

2. Metode Tes

Menurut Budiyono (2003:54), ”metode tes adalah cara pengumpulan data

yang menghadapkan sejumlah pertanyaan–pertanyaan atau suruhan–suruhan

kepada subjek penelitian”.

Pengumpulan instrumen utama penelitian yang digunakan dalam

pengumpulan data peneliti untuk mengetahui tingkat perkembangan atau

keberhasilan pelaksanaan tindakan, mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran

siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, mengukur kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal-soal matematika melalui penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Dengan kata lain

dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan. Butir-butir soal

yang akan diujikan terlebih dahulu diuji validitasnya sebelum diujikan. Suatu

instrument disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur (Budiyono,

2003:55).

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes uraian tertulis.

Tes diberikan pada akhir tindakan setiap siklus yang digunakan untuk mengetahui

pemahaman siswa dari setiap langkah penyelesaian yang dikerjakan oleh siswa.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat tes pada

penelitian ini adalah :

a. Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan

b. Menyusun kisi–kisi tes

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c. Menyusun soal–soal tes

d. Melakukan validasi butir–butir soal oleh validator

e. Melakukan revisi soal–soal tes jika ada yang perlu direvisi

Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan

instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan

pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang

berlainan (tapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada

waktu yang berlainan.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,

dan sebagainya (Supardi dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2007: 130). Dalam

penelitian ini data-data yang dikaji berupa silabus pembelajaran, rencana

pelaksanaan pembelajaran, buku ajar yang digunakan, hasil tes siswa, hasil

observasi selama proses pembelajaran, pengambilan gambar dan dokumen selama

proses pembelajaran.

E. Validasi Data

Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Validitas data

dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. “Triangulasi adalah proses

memastikan sesuatu (getting a ‘fix’) dari berbagai sudut pandang untuk

meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam

pengumpulan data” (Supardi dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2007 : 128 ).

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan (Sarwiji Suwandi,

2009 : 60). Dari hasil tes setiap akhir siklus digunakan untuk mengetahui tingkat

pemahaman konsep matematika siswa. Untuk menguji validitas data dari hasil

pemahaman konsep siswa dilakukan validitas butir soal sebelum digunakan.

Sedangkan dari minat belajar siswa digunakan triangulasi sumber, yaitu

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Lexy J. Moleong, 1999 :178 ).

Triangulasi sumber disini dengan membandingkan hasil observasi dari

dua observer yaitu guru matematika kelas VIIB dan mahasiswa. Data hasil

observasi yang digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa dan

pengumpulan data didapatkan selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

berlangsung. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan membandingkan data

hasil pengamatan antara dua observer. Data yang didapat dikatakan valid apabila

menghasilkan hasil yang sama. Apabila data tidak valid maka dilakukan dengan

membandingkan hasil pengamatan dengan isi dokumentasi yang berkaitan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,

menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data

untuk menjawab pertanyaan pokok: (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada

data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian

(Supardi dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2007:132).

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi proses

pembelajaran, hasil wawancara dengan siswa dan guru serta tes hasil belajar.

Berikut ini teknik analisis yang digunakan :

a.) Analisis Data Hasil Observasi

Data hasil observasi dianalisis dengan mengamati aktivitas siswa dan

guru selama pembelajaran berlangsung. Analisis hasil observasi minat

belajar siswa akan dianalisis yaitu untuk jawaban “ya” akan diberi skor 1

dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Selanjutnya dihitung persentase

keterlaksanaan pembelajaran matematika melalui model Numbered

Heads Together (NHT) dan persentase hasil observasi minat belajar

siswa tiap pertemuan dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Keterangan:

p = presentase minat belajar siswa

skor capaian = jumlah skor amatan jawaban ‘ya’ dalam satu siklus

skor maksimal = jumlah skor maksimal amatan dalam satu siklus

Selanjutnya, persentase tersebut dikategorikan sesuai dengan kualifikasi

hasil persentase observasi seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Pedoman Kualifikasi Hasil Observasi

Presentase Kategori

%33,33%0 p

%67,66%34,33 p

%100%67,66 p

Rendah

Sedang

Tinggi

(Puspitasari, Winda Dewi. 2010: 42-43)

b.) Analisis Data Hasil Tes

Hasil tes siklus I, siklus II, maupun siklus III mencerminkan tingkat

pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Indikator yang menunjukkan

bahwa pemahaman konsep siswa meningkat dapat diketahui dengan cara

membandingkan analisis hasil tes pada tiap-tiap siklus. Dari analisis tes

akhir siklus, dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan

tindakan yang telah ditatapkan. Untuk mengetahui perubahan hasil

tindakan, jenis data yang bersifat kuantitatif dianalisis menggunakan

rumus data kuantitatif dalam penelitian tindakan kelas (Gugus,

1999/2000 :1) yaitu

P = x 100 %

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Keterangan :

P = Persentase peningkatan

Post Rate = nilai rata-rata sesudah tindakan

Base Rate = nilai rata-rata sebelum tindakan

G. Indikator Capaian Penelitian

Indikator kinerja/keberhasilan penelitian adalah indikator ketercapaian

pemahaman dan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran setelah

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

yang dapat dinyatakan dalam bentuk presentase. Presentase indikator target

keberhasilan penelitian menurut E.Mulyasa (2004) adalah 75%. Indikator

keberhasilan penelitian ini sebagai berikut :

1) Ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas telah memenuhi kriteria

ketuntasan minimal (KKM) 75% dari jumlah total siswa dalam kelas telah

mencapai ketuntasan belajar individu yaitu ≥ 75.

2) Sebanyak ≥ 75% dari jumlah total siswa mencapai kategori minat belajar

tinggi terhadap matematika.

H. Prosedur penelitian

Bentuk penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian tindakan

kelas (class action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2007:3) “penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru

yang dilakukan oleh siswa”.

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

pemahaman dan minat belajar matematika siswa melalui penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Setiap tindakan upaya

peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus.

Pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri sementara peran pengamat dilakukan

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

oleh guru matematika kelas VIIB dan salah satu mahasiswa pendidikan

matematika.

Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni: (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,

dan (4) analisis dan refleksi tindakan yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Sapardi. 2007: 74)

Keempat komponen tersebut adalah tahapan-tahapan yang harus ditempuh

setiap peneliti yang akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam

penelitian tindakan sekurang-kurangnya terdapat 2 (dua) siklus, mulai dari

perencanaan sampai dengan refleksi. Tahapan tersebut diulang sampai sekurang-

kurangnya dua kali, dengan catatan bahwa perencanaan pada siklus berikutnya

harus didasarkan atas masukan dari siklus sebelumnya, dengan menunjukkan apa

saja kelemahan siklus tersebut, kemudian penjelasan tentang bagaimana hal

tersebut akan diperbaiki.

Siklus I

Siklus II

Permasalahan

Permasalahan baru

hasil refleksi

Perencanaan

Tindakan I

Perencanaan

Tindakan II

Refleksi I

Pelaksanaan Tindakan

I

Pengamatan/

Pengumpulan Data I

Pelaksanaan Tindakan

II

Refleksi II Pengamatan/

Pengumpulan Data II

Apabila permasalahan

belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak 2 siklus melalui

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT).

Rancangan Siklus I

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi :

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai pelaksanaan

pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT)

c) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS yang akan digunakan

merupakan lembar kegiatan siswa untuk membantu proses pembelajaran

yang dilengkapi dengan latihan soal-soal untuk siswa. LKS disusun oleh

peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang

mengampu pelajaran matematika kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo

d) Dalam siklus I ini siswa akan belajar bersama dalam kelompok yang telah

dipilih oleh guru berdasar kemampuan akademik.

2) Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan, dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah

direncanakan yaitu pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) sebagai berikut :

a) Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok terdiri dari 4-5

siswa. Siswa dikelompokkan menurut prosedur NHT.

b) Penyampaian materi pelajaran, meliputi hal-hal sebagai berikut :

(1) Pendahuluan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan

apersepsi dan memotivasi siswa agar berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran. Selain itu guru bersama siswa membahas PR

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(2) Kegiatan Inti

(a) Menyampaikan Informasi

Pada tahap ini guru menyampaikan materi kepada siswa.

(b) Siswa Belajar dalam kelompok

Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan soal

LKS, dalam diskusi ini siswa diharapkan untuk saling

membantu apabila teman satu kelompoknya ada yang belum

menguasai materi. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai

fasilitator dan akan memberi penjelasan apabila dalam suatu

kelompok tidak ada satupun siswa yang dapat mejelaskan

materi tersebut. Setelah LKS selesai dikerjakan maka salah

satu anggota kelompok dipersilakan untuk menulis hasil

diskusi kelompoknya di papan tulis, siswa dengan jawaban

berbeda akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

di depan kelas. Selanjutnya siswa menarik kesimpulan dari

materi yang telah diperoleh dalam diskusi dan guru

menguatkan hasil kesimpulan yang diperoleh siswa.

(c) Kuis Individu

Siswa mengerjakan tes formatif (kuis), kuis ini dilakukan

selama 15 menit secara mandiri. Dengan adanya kuis ini

menunjukkan pada siswa apa yang telah mereka pelajari

selama bekerja dalam kelompok.

(d) Penugasan

Guru memberikan tugas rumah.

(3) Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil

mendapatkan skor tertinggi. Pemberian penghargaan tiap

kelompok ini dapat ditentukan berdasarkan jumlah soal yang

dapat dijawab.

(4) Tes Siklus

Pada akhir materi pembelajaran, guru mengadakan tes siklus.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3.) Tahap observasi (pengamatan)

Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung bagaimana aktivitas

siswa maupun guru selama proses belajar mengajar. Pada saat observasi

dilakukan peneliti telah mempersiapkan lembar observasi, guna mengetahui

keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), dalam hal ini di dalam

kelas. Setiap aktivitas yang terjadi selama proses belajar mengajar

berlangsung diusahakan untuk dicatat seperti apa adanya agar diperoleh

informasi lapangan yang sebenarnya.

4.) Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini menganalisis hasil observasi sehingga diperoleh kesimpulan

bagian mana yang perlu diperbaiki/disempurnakan dan bagian mana yang

telah memenuhi target. Peneliti bersama-sama dengan guru mata pelajaran

matematika mengadakan pertemuan guna melakukan evaluasi terhadap proses

pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi dilakukan setelah akhir siklus.

Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah

dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang

terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan

yang dilakukan. Setelah itu peneliti merumuskan tindakan berikutnya dan

apabila berdasarkan refleksi perlu dilaksanakan pengulangan siklus maka

dapat diulang lagi sampai dirasa pembelajaran telah optimal.

Rancangan Siklus II

Pada siklus II perencanaan tindakan dengan hasil yang telah dicapai pada

tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi

pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran matematika. Pelaksanaan

siklus kedua tahapannya mengacu pada tahapan siklus pertama, yaitu: tahap

perencanaan, observasi, refleksi.

Dari keempat tahapan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dibuat

contoh skematik kegiatan inti penelitian sebagai berikut

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

?

Identifikasi Masalah

Kegiatan Lapangan 1

1. Perencanaan

a. RPPb. Lembar Observasic. LKSd. Tes Akhir Siklus (Tes Unit)

3. observasi

a. Kesesuaian dengan RPPb. Kendala yang dihadapic. Aktifitas siswa

4. Refleksi

a. Tes unit siklus 1b. Hasil observasi

1. Perencanaan:a. RPPb. LKSc. Tes akhir siklus (Tes Unit)

3. Pengamatan oleh gurua. Kesesuaian dengan

RPPb. Kendala yang dihadapic. Aktifitas siswa

4. Refleksia. Tes unit siklus 2b. Hasil observasi

2. Pelaksanaan

SIKLUS I

2. Pelaksanaan

SIKLUS II

Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Dilihat pada kondisi awal kelas sebelum diadakannya tindakan, peneliti

yang bertindak sebagai guru menggunakan model pembelajaran konvensional.

Kondisi awal tingkat pemahaman siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo

diukur dengan hasil tes prasiklus yaitu pada materi fungsi sub pokok bahasan

pecahan desimal, persen dan permil. Berikut persentase capaian nilai prasiklus

siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo, sebelum digunakan model

pembelajaran NHT. (daftar nilai terlampir)

Tabel 4. Skor Capaian Nilai Prasiklus

Indikator

Nilai

Jumlah

Siswa

Persentase

(%)

≥ KKM 21 55,26

< KKM 17 44,74

Jumlah 38 100

Tabel 4 menunjukkan nilai ulangan matematika siswa sebelum

diterapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Heads Together) pada materi bilangan pecahan subpokok bahasan pecahan

desimal, persen, dan permil. Pada tes prasiklus ini rata-rata nilai ulangan

matematika siswa adalah 73,62. Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa siswa yang

memiliki nilai dibawah KKM mencapai 44,74%. Siswa dikatakan paham jika

perolehan hasil belajarnya ≥ KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Maka,

berdasarkan Tabel 4 dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa yang diukur dari

KKM yang ditetapkan masih rendah, maka perlu dilakukan suatu tindakan untuk

mengatasi kondisi tersebut.

Sedangkan minat belajar siswa terhadap matematika dilihat dari hasil

observasi (terlampir) dengan cara melihat kondisi minat belajar siswa secara

keseluruhan pada Tabel 5.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 5. Skor Capaian Minat belajar siswa pada Prasiklus

Berdasarkan Tabel 5 hasil observasi dari observer 1 didapat skor capaian

adalah 2 dan hasil observasi dari observer 2 adalah 2. Maka didapat kesimpulan

skor capaian adalah 2 dimana skor capaian maksimum adalah 9. Sehingga

persentase hasil observasi minat belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dari

observer 1 dan 2 adalah

ݏ ݎ

ݏ ݎ ݏ ݑ%100ݔ =

2

9%100ݔ

= 22,22%

Berdasarkan Tabel 5 maka persentase hasil observasi minat belajar siswa

termasuk dalam kategori rendah. Sehingga perlu diadakan tindakan agar kategori

minat belajar siswa terhadap matematika meningkat.

Tindakan yang diterapkan pada setiap siklus digunakan untuk

menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di kelas VIIB SMP

Negeri 2 Sukoharjo berdasar hasil observasi awal. Pada pelaksanaan setiap siklus

diterapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Kegiatan

selanjutnya setelah observasi awal adalah merencanakan, melaksanakan,

mengobservasi dan mengevaluasi, menganalisis serta merefleksi kegiatan yang

telah berlangsung. Berikut adalah proses pembelajaran menggunakan model

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) :

1. Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari

3-5 siswa dan kepada setiap anggota kelompok diberikan nomor yang

Hari, Tanggal Observer 1 Observer 2Kesimpulan

skor Capaian

Senin,

17 September 2012

2 2 2

Jumlah skor capaian 2

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

berbeda antara 1 sampai 5. Pembentukan kelompok secara heterogen

berdasarkan kemampuan akademik.

2. Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dimana pernyataan ini dapat

bervariasi dengan pertanyaan yang amat spesifik maupun dalam bentuk

kalimat tanya. Selain pertanyaan yang disampaikan secara lisan, dalam

penelitian ini guru juga menggunakan bantuan LKS dalam kegiatan

mengajukan pertanyaan.

3. Berfikir Bersama

Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan yang diberikan

oleh guru dan meyakinkan setiap anggota dalam kelompoknya mengetahui

jawaban tersebut.

4. Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan.

Pertanyaan yang terdapat di dalam LKS siswa menjawab dengan cara

mempresentasikan jawabannya di depan kelas.

5. Penghargaan Kelompok

Guru melakukan penilaian terhadap kelompok siswa dan mengumumkan

pada siswa. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok mempunyai

skor tertinggi. Penilaian didasarkan pada hasil diskusi lembar kerja siswa.

Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa siklus dan penelitian

diakhiri sampai indikator tingkat pemahaman dan minat belajar siswa mencapai

target yang telah ditentukan. Indikator pencapaian pemahaman siswa yaitu

Ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas telah memenuhi kriteria ketuntasan

minimal (KKM) 75% dari jumlah total siswa dalam kelas telah mencapai

ketuntasan belajar individu yaitu ≥ 75 dan indikator pencapaian minat belajar

siswa adalah minat belajar siswa terhadap matematika mencapai kategori tinggi.

Pembahasan masing-masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Proses penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) terdiri dari 3 siklus. Pada masing-masing siklus terdiri atas

4 tindakan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berikut

adalah paparan hasil penelitian untuk masing-masing siklus.

1. Siklus I

a) Perencanaan Tindakan I

Siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Perencanaan tindakan untuk

siklus I meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan

1, 2, dan 3 dengan indikator belajar yang meliputi siswa dapat menentukan

operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian

bilangan pecahan. (RPP terlampir)

2) Penyusunan bahan ajar berupa lembar kerja siswa, tes formatif dan tes

unit sebagai tes akhir siklus.

3) Penyusunan lembar observasi proses pembelajaran.

4) Penyusunan lembar observasi minat belajar siswa.

b) Pelaksanaan Tindakan I

Pelaksanaan tindakan pertama terdiri dari 3 kali pertemuan, yaitu hari

Jumat 21 September 2012, Senin 24 September 2012, dan Jumat 28 September

2012 di ruang kelas VIIB. Pertemuan dilaksanakan 3x selama 6 x 40 menit sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir). Pada pertemuan

sebelumnya yaitu pada saat prasiklus, guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok

berdasarkan kemampuan akademik. Pada pertemuan siklus I ini materi

pembelajaran mengenai bilangan pecahan.

Berikut adalah Tabel tentang jadwal pelaksanaan pembelajaran

matematika selama kegiatan penelitian pada siklus I di kelas VIIB SMP Negeri 2

Sukoharjo.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I

Pertemuan

ke -

Ruang

kelasHari/ tanggal Pukul Indikator

1 VIIB

Jumat,

21 September

2012

09.15 -

10.35

-Menentukan hasil operasi

hitung penjumlahan pada

bilangan pecahan

-Menentukan hasil operasi

hitung pengurangan pada

bilangan pecahan.

2 VIIB

Senin,

24 September

2012

10.50 –

12.10

-Menentukan hasil operasi

hitung perkalian pada

bilangan pecahan

-Menentukan hasil operasi

hitung pembagian pada

bilangan pecahan

3 VIIB

Jumat,

28 September

2012

09.15 -

10.35-Ujian tes siklus I

Pada pertemuan pertama guru menjelaskan materi tentang operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, kemudian guru memberikan

lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan secara kelompok sesuai dengan

pembagian kelompok yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya. Setelah

semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja beserta soal latihan yang ada

di lembar kerja tersebut, kelompok yang ditunjuk mempresentasikan hasil diskusi

dan mengerjakan soal latihan di depan kelas. Pemilihan kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusi kelompok yaitu guru menyebutkan sebarang

nomor dan warna kelompok. Siswa yang bernomor sama pada kelompok lain

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

memperhatikan pada saat siswa yang ditunjuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok. Setelah siswa mempresentasikan hasil diskusi dan mengerjakan soal

latihan yang ada pada lembar kerja selanjutnya siswa mengerjakan tes formatif

(kuis 1) secara individu dalam kelompok mereka masing- masing dengan materi

yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut. Tes formatif merupakan tes yang

dikerjakan setelah siswa menerima informasi materi pelajaran. Tes formatif ini

bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kelebihan dan kelemahan siswa

setelah menerima informasi materi pelajaran dalam satu pertemuan tersebut.

Diakhir pelajaran guru membahas soal pada tes formatif setelah seluruh siswa

menyelesaikan tes formatif. Selain itu, guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang mempunyai skor tertinggi dalam mengerjakan lembar kerja

dengan memberikan sticker dimana pada akhir pertemuan siklus terakhir, sticker

tersebut dijumlahkan dan kelompok yang mempunyai sticker terbanyak

mendapatkan hadiah dari guru.

Selanjutnya pada pertemuan kedua, guru menjelaskan materi tentang

operasi hitung perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan. Pada pertemuan

kedua kali ini, proses pembelajaran sama seperti pada pertemuan pertama yaitu

membagi siswa menjadi ke dalam kelompok-kelompok yang selanjutnya

mengerjakan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. Tes formatif (kuis 2)

juga diadakan setelah beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompok. Diakhir pelajaran guru membahas soal pada tes formatif setelah

seluruh siswa menyelesaikan tes formatif. Diadakannya pembahasan pada tes

formatif bertujuan agar siswa mengetahui kesalahan saat mengerjakan dan

mengetahui jawaban dan cara mengerjakan yang benar. Diharapkan siswa dapat

mengerjakan dengan benar tes unit 1 (tes siklus 1) yang akan dilaksanakan pada

pertemuan berikutnya. Pada saat tes unit 1, siswa mengerjakan secara individu

dengan waktu pelaksanaan 40 menit.

c) Observasi dan Evaluasi Tindakan I

Pada proses pembelajaran yang berlangsung dilakukan penilaian dan

observasi terhadap tingkat pemahaman siswa dan minat belajar siswa oleh 2

obsever. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung menggunakan

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

lembar observasi yang diisi oleh observer untuk memantau kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) dan hasil tes siklus siswa sebagai tes akhir siklus I untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa. Berdasarkan hasil laporan pengamatan dari

observer, penerapan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada

pembelajaran matematika di kelas VIIB berjalan dengan baik, hanya saja pada

awal pembelajaran di pertemuan pertama siswa kelas VIIB baru saja selesai

melakukan pemotretan untuk kartu pelajar sehingga banyak waktu yang terbuang

karena siswa melakukan pemotretan pada saat jam pelajaran sebelum pelajaran

matematika. Selain itu, pada saat penerapan pembelajaran NHT masih ada

beberapa kelompok yang bekerja sendiri-sendiri dalam artian mereka tidak saling

berdiskusi ketika menyelesaikan pekerjaan kelompok. Hal ini dikarenakan mereka

belum terbiasa belajar secara berkelompok. (Hasil observasi terlampir)

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat

diketahui nilai sebagai berikut.

Hasil Tes Siklus I

Hasil tes siklus I dalam persentase hasil capaian skor tes siklus I siswa

setelah penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada

sub materi pokok operasi hitung penjumlahan pengurangan, perkalian dan

pembagian bilangan pecahan pada siklus I seperti pada Tabel 7. (daftar nilai

terlampir)

Tabel 7. Skor Capaian Nilai Pada Siklus I

Indikator NilaiJumlah

siswa

Persentase

(%)

≥ KKM 25 65,79

< KKM 13 34,21

Jumlah 38 100

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Kompetensi dasar dari tes akhir siklus 1 (tes unit) adalah melakukan

operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan KKM dari kompetensi dasar ini

adalah 75. Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai

tes siklus dibawah KKM mencapai 34,21%. Siswa yang memiliki nilai dibawah

KKM setelah adanya tindakan siklus I mengalami penurunan sebesar 10,53%

menjadi 34,21% dari sebelum ada tindakan yaitu sebesar 44,74%. Sedangkan dari

nilai prasiklus dapat dilihat juga bahwa siswa yang memiliki nilai diatas KKM

meningkat 10,53% setelah adanya tindakan pembelajaran dengan model

pembelajaran NHT. Siswa yang memiliki nilai di atas KKM sebelum adanya

tindakan mencapai 55,26%, setelah adanya tindakan siswa yang memiliki nilai

diatas KKM mencapai 65,79%.

Hasil Observasi Minat belajar Siswa pada Siklus I

Observasi juga dilakukan untuk mengamati minat belajar siswa yang

dilakukan oleh observer. Berikut penskoran hasil minat belajar siswa setelah

adanya tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT). (Perhitungan skor capian terlampir)

Tabel 8. Skor Capaian Hasil Minat belajar siswa pada Siklus I

Pertemuan

ke-Hari, Tanggal Observer 1 Observer 2

Kesimpulan

Skor Capaian

1

Jumat,

21 September

2012

8 8 8

2

Senin,

24 September

2012

8 8 8

Jumlah skor capaian 16

Berdasarkan Tabel 8 hasil observasi dari observer 1 didapat skor capaian

adalah 8 dan hasil observasi dari observer 2 adalah 8. Maka didapat kesimpulan

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

skor capaian adalah 8 dimana skor capaian maksimal adalah 18. Sehingga

persentase hasil observasi minat belajar siswa setelah dilakukan tindakan pada

siklus I dari observer 1 dan 2 adalah

ݏ ݎ

ݏ ݎ ݏ ݑ%100ݔ =

16

18%100ݔ

= 88,89%

Berdasarkan data pada Tabel 8 maka persentase hasil observasi minat belajar

siswa termasuk dalam kualifikasi kategori tinggi.

d) Analisis dan Refleksi Tindakan I

Berdasarkan data hasil ujian tes unit 1 pada siklus I dapat dilihat nilai

ulangan siswa berkisar antara 35-100, rata-rata kelas 81,09. Nilai tersebut

menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas

pada prasiklus yaitu 73,62.

Berdasarkan data pada Tabel 8 dapat dilihat persentase minat belajar

siswa yang menunjukkan kenaikan kategori minat belajar siswa selama siklus I.

Setelah dilakukan tindakan yaitu pembelajaran menggunakan model NHT

kategori minat belajar siswa mencapai kategori tinggi. Dalam hal ini kategori

minat belajar siswa yang dicapai siswa telah mencapai target yang telah

ditentukan yaitu kategori tinggi.

Tingkat pemahaman siswa pada siklus I belum mencapai target yang

telah ditentukan yaitu ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas memenuhi

kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75% dari jumlah total siswa dalam kelas telah

mencapai ketuntasan belajar individu yaitu ≥ 75 pada materi operasi hitung

penjumlahan pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan pecahan. meskipun

terdapat kenaikan sebanyak 10,53% dari prasiklus. Dengan belum tercapainya

target, maka dilakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus II. Dilaksanakannya

siklus II dengan tujuan meningkatkan nilai sehingga target yang ditentukan yaitu

sebesar 75% nilai siswa dalam satu kelas ≥ KKM.

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Setelah dilakukan analisis dapat disimpulkan bahwa saat proses

pembelajaran siklus I, masih terjadi hambatan – hambatan antara lain :

1) Dari hasil tes unit I (tes siklus I), ada 13 siswa yang nilainya masih rendah

dan berada dibawah nilai KKM yaitu < 75.

2) Berdasarkan hasil observasi, minat belajar siswa sudah termasuk kategori

tinggi.

3) Berdasarkan hasil pengamatan, masih ada siswa dalam kelompok yang tidak

saling berdiskusi satu sama lain dalam mengerjakan lembar kerja siswa.

Beberapa kekurangan yang terdapat pada tindakan siklus I akan

diperbaiki dalam tindakan selanjutnya yaitu siklus II.

2. Siklus II

a) Perencanaan Tindakan II

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari tindakan I, maka perencanaan

tindakan untuk siklus II berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Memberikan motivasi dengan cara pengulangan materi maupun

memberikan dorongan kepada siswa agar lebih aktif.

2) Memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan

menjawab, menyampaikan pendapatnya, dan guru hanya bertindak sebagai

fasilitator.

3) Pada siklus I keheterogenannya dalam pembentukan kelompok kurang

merata, sehingga pada tindakan silus II dibentuk kelompok baru

berdasarkan nilai tes unit siklus I. Daftar kelompok baru pada siklus II

terlampir.

4) Memantau lebih intensif kepada setiap kelompok agar masing-masing

anggota kelompok saling berdiskusi dan bekerja sama.

Kegiatan pada siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Perencanaan

tindakan untuk siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut:

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan

1, 2, dan 3 dengan indikator belajar yang meliputi siswa dapat menentukan

operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian

bilangan pecahan dalam penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

(RPP terlampir)

2) Penyusunan bahan ajar berupa lembar kerja siswa, tes formatif dan tes

unit sebagai tes akhir siklus.

3) Penyusunan lembar observasi proses pembelajaran.

4) Penyusunan lembar observasi minat belajar siswa.

b) Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama seperti dengan pelaksanaan

tindakan siklus I, yaitu dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) dalam proses pembelajaran, akan tetapi ada

sedikit perbedaan dengan tindakan pertama yaitu guru merubah kelompok

berdasarkan nilai dari tes unit I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan

hasil refleksi dari siklus I.

Pelaksanaan tindakan kedua terdiri dari 3 kali pertemuan, yaitu hari

Jumat 12 September 2012, Senin 15 September 2012, dan Jumat 19 September

2012 di ruang kelas VIIB. Pertemuan dilaksanakan 3x selama 6 x 40 menit sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir). Pada pertemuan

sebelumnya yaitu pada saat siklus I, guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok

berdasarkan kemampuan akademik. Pada pertemuan siklus II ini, guru merubah

kelompok sesuai dengan hasil nilai tes unit I.

Berikut adalah Tabel tentang jadwal pelaksanaan pembelajaran

matematika selama kegiatan penelitian pada siklus II di kelas VIIB SMP Negeri 2

Sukoharjo.

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 9. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II

Pertemuan

ke -Ruang Hari, Tanggal Pukul Indikator

1 VIIB

Jumat,

12 Oktober

2012

09.15 -

10.35

-Menentukan hasil operasi

hitung penjumlahan pada

bilangan pecahan dalam

penggunaannya pada

kehidupan sehari-hari

-Menentukan hasil operasi

hitung pengurangan pada

bilangan pecahan dalam

penggunaannya pada

kehidupan sehari-hari

2 VIIB

Senin,

15 Oktober

2012

10.50 –

12.10

-Menentukan hasil operasi

hitung perkalian pada bilangan

pecahan dalam penggunaannya

pada kehidupan sehari-hari

-Menentukan hasil operasi

hitung pembagian pada

bilangan pecahan dalam

penggunaannya pada

kehidupan sehari-hari

3 VIIB

Jumat,

19 oktober

2012

09.15 -

10.35-Ujian tes siklus II

Pada awal pertemuan siklus II guru mengulas kembali materi sebelumnya

secara singkat tentang operasi hitung bilangan pecahan dan memberikan beberapa

pertanyaan serta membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Saat

menjawab, guru meminta siswa untuk memberikan alasan dari setiap jawaban

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yang mereka berikan. Kemudian guru memberikan beberapa kasus tentang operasi

hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dalam penggunaannya

pada kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guuru membagi siswa ke dalam

kelompok-kelompok yang baru dengan jumlah kelompok 8 dengan masing-

masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Guru memberikan lembar kerja siswa

untuk dikerjakan dengan berdiskusi. Dalam kegiatan diskusi guru berperan

menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk berdiskusi, memantau diskusi

setiap kelompok agar diskusi berjalan dengan baik, serta membantu siswa dalam

menarik kesimpulan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja

beserta soal latihan yang ada di lembar kerja tersebut, kelompok yang ditunjuk

mempresentasikan hasil diskusi dan mengerjakan soal latihan di depan kelas.

Pemilihan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok yaitu guru

menyebutkan sebarang nomor dan warna kelompok. Siswa yang bernomor sama

pada kelompok lain memperhatikan pada saat siswa yang ditunjuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Setelah siswa mempresentasikan hasil

diskusi dan mengerjakan soal latihan yang ada pada lembar kerja selanjutnya

siswa mengerjakan tes formatif (kuis 3) secara individu dalam kelompok mereka

masing- masing dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut.

Sama seperti pada siklus I, diakhir pelajaran guru membahas soal pada tes

formatif setelah seluruh siswa menyelesaikan tes formatif. Selain itu, guru

memberikan penghargaan kepada kelompok yang mempunyai skor tertinggi

dalam mengerjakan lembar kerja dengan memberikan sticker dimana pada akhir

pertemuan siklus terakhir, sticker tersebut dijumlahkan dan kelompok yang

mempunyai sticker terbanyak mendapatkan hadiah dari guru.

Selanjutnya pada pertemuan kedua untuk siklus II ini, guru menjelaskan

materi tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan

dalam penggunaannya pada kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan kedua kali ini,

proses pembelajran sama seperti pada pertemuan pertama yaitu membagi siswa

menjadi ke dalam kelompok-kelompok yang selanjutnya mengerjakan lembar

kerja siswa yang diberikan oleh guru. Tes formatif (kuis 4) juga diadakan setelah

beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Diakhir pelajaran

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

guru membahas soal pada tes formatif setelah seluruh siswa menyelesaikan tes

formatif. Tes unit 2 (tes siklus 2) dilaksanakan pada pertemuan berikutnya dimana

siswa mengerjakan secara individu dengan waktu pelaksanaan 40 menit.

c.) Observasi dan Evaluasi Tindakan II

Pada proses pembelajaran yang berlangsung dilakukan penilaian dan

observasi terhadap tingkat pemahaman siswa dan minat belajar siswa oleh 2

obsever. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung menggunakan

lembar observasi yang diisi oleh observer untuk memantau kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) dan hasil tes siklus siswa sebagai tes akhir siklus II untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa. Berdasarkan hasil laporan pengamatan dari

observer, penerapan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada

pembelajaran matematika di kelas VIIB berjalan dengan lancar karena materi ini

merupakan pengembangan dari materi pada siklus I. Hal ini berdampak pula saat

mengerjakan lembar kerja siswa, siswa mengerjakannya dengan cepat dan

mengerjakan dengan saling berdiskusi.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat

diketahui nilai sebagai berikut.

Hasil Tes Siklus II

Hasil tes siklus II dalam persentase skor capaian siklus II siswa setelah

penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada

subpokok operasi hitung bilangan pecahan dalam penggunaannya pada

kehidupan sehari-hari pada Tabel 10.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 10. Skor Capaian Nilai Pada Siklus II

Indikator NilaiJumlah

siswa

Persentase

(%)

≥ KKM 33 86,84

< KKM 5 13,16

Jumlah 38 100

Kompetensi dasar dari tes akhir siklus II (tes unit) adalah melakukan

operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan KKM dari kompetensi dasar ini

adalah 75. Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai

tes siklus dibawah KKM mencapai 13,16%. Siswa yang memiliki nilai dibawah

KKM setelah adanya tindakan siklus II mengalami penurunan sebesar 21,05%

menjadi 13,16% dari siklus I yaitu sebesar 34,21%. Sedangkan dari nilai tes siklus

I dapat dilihat juga bahwa siswa yang memiliki nilai diatas KKM meningkat

21,05% setelah adanya tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran NHT.

Siswa yang memiliki nilai diatas KKM pada silus I mencapai 65,79%, setelah

dilakukan tindakan pada siklus II siswa yang memiliki nilai diatas KKM

mencapai 86,84%.

Hasil Observasi Minat belajar Siswa pada Siklus II

Observasi juga dilakukan untuk mengamati minat belajar siswa yang

dilakukan oleh observer. Berikut penskoran hasil minat belajar siswa setelah

adanya tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran NHT. (perhitungan

skor capaian terlampir)

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 11. Skor Capaian Hasil Minat belajar Siswa di Siklus II

Pertemuan

ke-Hari, Tanggal Observer 1 Observer 2

Kesimpulan

Skor Capaian

1

Jumat,

12 september

2012

9 9 9

2

Senin,

15 september

2012

9 9 9

Jumlah skor capaian 18

Berdasarkan Tabel 11 hasil observasi dari observer 1 didapat skor

capaian adalah 9 dan hasil observasi dari observer 2 adalah 9. Maka didapat

kesimpulan skor capaian adalah 9 dimana skor capaian maksimal adalah 18.

Sehingga persentase hasil observasi minat belajar siswa setelah dilakukan

tindakan pada siklus I dari observer 1 dan 2 adalah

ݏ ݎ

ݏ ݎ ݏ %100ݔ =

18

18%100ݔ

= 100%

Berdasarkan data pada Tabel 11 maka persentase hasil observasi minat belajar

siswa termasuk dalam kualifikasi kategori tinggi.

d) Analisis dan Refleksi Tindakan II

Berdasarkan nilai tes siklus II siswa dalam proses pembelajaran pada

siklus II berkisar antara 42-100, dengan nilai rata-rata kelas 83,98. Nilai tersebut

menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas

pada pada siklus I.

Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat dilihat persentase minat belajar

siswa yang menunjukkan kategori minat belajar siswa selama siklus II. Persentase

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

minat belajar siswa meningkat dibandingkan pada prasiklus maupun siklus I.

Dalam hal ini kategori minat belajar siswa yang dicapai siswa telah mencapai

target yang telah ditentukan yaitu kategori tinggi.

Setelah adanya tindakan siklus II dengan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT (Numbered Head Together) dengan beberapa perbaikan, tingkat

pemahaman siswa pada siklus II sudah mencapai target yang telah ditentukan

yaitu sebesar 75% diatas nilai KKM yakni 75 dimana terdapat kenaikan sebanyak

21,05% dari siklus I. Dengan tercapainya target, maka penggunaan model

pembelajaran NHT berhasil. Meskipun, tingkat pemahaman siswa pada siklus II

telah mencapai target yang telah ditentukan yaitu sebesar 75% diatas nilai KKM

yakni 75, tindakan selanjutnya yaitu siklus III tetap dilaksanakan.

Dilaksanakannya siklus III dengan alasan karena antara siklus I dan II berbeda

dalam pembentukan kelompok, sehingga peneliti tidak bisa menyimpulkan secara

langsung bahwa siklus II berhasil mencapai target yang ditentukan karena adanya

perubahan dalam pembentukan kelompok yang benar-benar heterogen. Oleh

karena itu, pada siklus III akan dilaksanakan kembali model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dengan kondisi kelompok yang sama seperti pada siklus II.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah komposisi kelompok pada

siklus II merupakan komposisi kelompok yang baik sehingga target yang

ditentukan dapat tercapai dan lebih baik dari sebelumnya.

Setelah dilakukan analisis dapat disimpulkan bahwa saat proses

pembelajaran siklus II, masih terjadi hambatan – hambatan antara lain :

1) Dari hasil tes unit 2 (tes siklus II), ada 5 siswa yang nilainya masih rendah

dan berada dibawah nilai KKM yaitu < 75.

2) Berdasarkan hasil observasi, masih ada kelompok yang tidak saling

berdiskusi satu sama lain dalam kegiatan kelompok

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3. Siklus III

a) Perencanaan Tindakan III

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari tindakan II, maka

perencanaan tindakan untuk siklus III berdasarkan refleksi yang dilakukan pada

siklus I meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Memberikan motivasi yang lebih dengan cara pengulangan materi maupun

memberi lebih banyak pertanyaan ke pada siswa.

2) Memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan

menjawab, menyampaikan pendapatnya, dan guru hanya bertindak sebagai

fasilitator.

3) Guru lebih mendalam membahas PR.

Kegiatan pada siklus III dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Perencanaan

tindakan untuk siklus III meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan 1,

2, dan 3 dengan indikator belajar yang meliputi siswa dapat menentukan

hasil operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian

pada bentuk aljabar (RPP terlampir).

2) Penyusunan bahan ajar berupa lembar kerja siswa, tes formatif dan tes unit

sebagai tes akhir siklus.

3) Penyusunan lembar observasi proses pembelajaran.

4) Penyusunan lembar observasi minat belajar siswa.

b) Pelaksanaan Tindakan III

Pelaksanaan tindakan pada siklus III sama seperti dengan pelaksanaan

tindakan siklus I dan II, yaitu dengan menerapkan penggunaan model

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam proses pembelajaran

dengan pembagian kelompok yang sama seperti pada siklus II akan tetapi, di sini

ada sedikit perbedaan dengan tindakan pada siklus I dan II yaitu guru membahas

PR bersama-sama dengan siswa dimana guru memberikan kesempatan lebih

banyak kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, menyampaikan

pendapatnya, dan menanggapi pendapat teman,.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Pelaksanaan tindakan kedua terdiri dari 3 kali pertemuan, yaitu hari

Senin 22 Oktober 2012, Kamis 25 Oktober 2012, dan Senin 29 Oktober 2012 di

ruang kelas VIIB. Pertemuan dilaksanakan 3x selama 6 x 40 menit sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir)..

Berikut adalah Tabel tentang jadwal pelaksanaan pembelajaran

matematika selama kegiatan penelitian pada siklus III di kelas VIIB SMP Negeri

2 Sukoharjo.

Tabel 12. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus III

Pertemuan

ke -Ruang Hari, Tanggal Pukul Indikator

1 VIIBSenin 22

Oktober 2012

10.50 –

12.10

- Menentukan hasil operasi

hitung penjumlahan pada

bentuk aljabar

- Menentukan hasil operasi

hitung pengurangan pada

bentuk aljabar

2 VIIB

Kamis 25

Oktober

20122012

10.50 –

12.10

- Menentukan hasil operasi

hitung perkalian pada

bentuk aljabar

- Menentukan hasil operasi

hitung pembagian pada

bentuk aljabar

3 VIIBSenin 29

Oktober 2012

10.50 –

12.10-Ujian tes siklus III

Pada awal pertemuan siklus III guru menjelaskan materi baru tentang

bentuk aljabar serta membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Guru lebih menekankan materi dan menyampaikannya dengan berulang-ulang

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

serta memberikan latihan soal. Hal ini dikarenakan materi tentang bentuk aljabar

merupakan materi baru bagi siswa. Kemudian guru memberikan beberapa kasus

tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bentuk pecahan.

Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang sama

seperti pada siklus II. Selanjutnya, guru memberikan lembar kerja siswa untuk

dikerjakan dengan berdiskusi. Dalam kegiatan diskusi guru berperan menciptakan

suasana kelas yang kondusif untuk berdiskusi, memantau diskusi setiap kelompok

agar diskusi berjalan dengan baik, serta membantu siswa dalam menarik

kesimpulan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja beserta

soal latihan yang ada di lembar kerja tersebut, kelompok yang ditunjuk. Setelah

siswa mempresentasikan hasil diskusi dan mengerjakan soal latihan yang ada pada

lembar kerja selanjutnya siswa mengerjakan tes formatif (kuis 5) secara individu

dalam kelompok mereka masing- masing dengan materi yang telah dipelajari pada

pertemuan tersebut. Selain itu, guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang mempunyai skor tertinggi dalam mengerjakan lembar kerja dengan

memberikan sticker dimana pada akhir pertemuan siklus terakhir, sticker tersebut

dijumlahkan dan kelompok yang mempunyai sticker terbanyak mendapatkan

hadiah dari guru.

Selanjutnya pada pertemuan kedua untuk siklus III ini, guru menjelaskan

materi tentang operasi hitung perkalian, pembagian, dan pangkat bentuk pecahan.

Pada pertemuan kedua kali ini, proses pembelajran sama seperti pada pertemuan

pertama yaitu membagi siswa menjadi ke dalam kelompok-kelompok yang

selanjutnya mengerjakan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. Tes

formatif (kuis 6) juga diadakan setelah beberapa kelompok mempresentasikan

hasil diskusi kelompok. Diakhir pelajaran guru membahas soal pada tes formatif

setelah seluruh siswa menyelesaikan tes formatif. Guru meminta setiap kelompok

menghitung perolehan sticker selama proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran NHT berlangsung. Kelompok yang mempunyai jumlah

sticker terbanyak adalah kelompok yang mendapatkan hadiah dari guru. Tes unit 3

(tes siklus 3) dilaksanakan pada pertemuan berikutnya dimana siswa mengerjakan

secara individu dengan waktu pelaksanaan 40 menit.

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

c.) Observasi dan Evaluasi Tindakan III

Pada proses pembelajaran yang berlangsung dilakukan penilaian dan

observasi terhadap tingkat pemahaman siswa dan minat belajar siswa oleh 2

obsever. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung menggunakan

lembar observasi yang diisi oleh observer untuk memantau kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) dan hasil tes siklus siswa sebagai tes akhir siklus III untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa. Berdasarkan hasil laporan pengamatan dari

observer, penerapan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada

pembelajaran matematika di kelas VIIB berjalan dengan baik meskipun materi

yang diajarkan merupakan materi baru. Namun, siswa dapat menerima materi

dengan baik dan dapat berdiskusi dalam kelompok dengan lancar.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat

diketahui nilai sebagai berikut.

Hasil Tes Siklus III

Hasil tes siklus III dalam persentase capaian skor siklus III siswa pada

Tabel 13 setelah penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) pada subpokok operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian, dan pangkat pada bentuk pecahan. (daftar nilai terlampir)

Tabel 13. Skor Capaian Tes Unit 3 Pada Siklus III

Indikator NilaiJumlah

siswa

Persentase

(%)

≥ KKM 34 89,47

< KKM 4 10,53

Jumlah 38 100

Kompetensi dasar dari tes akhir siklus III (tes unit 3) adalah melakukan

operasi pada bentuk aljabar dengan KKM dari kompetensi dasar ini adalah 75.

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai tes siklus

dibawah KKM mencapai 10,53%. Siswa yang memiliki nilai dibawah KKM

setelah adanya tindakan siklus III mengalami penurunan sebesar 2,63% menjadi

10,53% dari siklus II yaitu sebesar 13,16%. Sedangkan dari nilai tes siklus III

dapat dilihat juga bahwa siswa yang memiliki nilai diatas KKM meningkat 2,63%

dengan siswa yang memiliki nilai diatas KKM pada silus II mencapai 86,84%,

setelah dilakukan tindakan pada siklus III siswa yang memiliki nilai diatas KKM

mencapai 89,47%.

Hasil Observasi Minat belajar Siswa pada Siklus III

Observasi juga dilakukan untuk mengamati minat belajar siswa yang

dilakukan oleh observer. Berikut penskoran hasil minat belajar siswa setelah

adanya tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran NHT. (Perhitungan

skor capaian terlampir)

Tabel 14. Skor Capaian Hasil Minat belajar Siswa di Siklus III

Pertemuan

ke-Hari, Tanggal Observer 1 Observer 2

Kesimpulan

Skor Capaian

1

Senin,

22 Oktober

20129 9 9

2

Kamis,

25 Oktober

20129 9 9

Jumlah skor capaian 18

Berdasarkan Tabel 14 hasil observasi dari observer 1 didapat skor

capaian adalah 9 dan hasil observasi dari observer 2 adalah 9. Maka didapat

kesimpulan skor capaian adalah 9 dimana skor capaian maksimal adalah 18.

Sehingga persentase hasil observasi minat belajar siswa setelah dilakukan

tindakan pada siklus I dari observer 1 dan 2 adalah

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

ݏ ݎ

ݏ ݎ ݏ %100ݔ =

18

18%100ݔ

= 100%

Berdasarkan Tabel 14 maka persentase hasil observasi minat belajar siswa

termasuk dalam kualifikasi kategori tinggi.

d) Analisis dan Refleksi Tindakan III

Berdasarkan nilai tes siklus III siswa dalam proses pembelajaran pada

siklus III berkisar antara 67-98 dengan nilai rata-rata kelas 84,01. Nilai tersebut

menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas

pada pada siklus I maupun pada siklus II.

Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat dilihat persentase minat belajar

siswa yang menunjukkan kategori minat belajar siswa selama siklus III.

Persentase minat belajar siswa tidak mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus II. Namun, masih mencapai katagori tinggi setelah dilakukan tindakan pada

siklus III. Dalam hal ini kategori minat belajar siswa yang dicapai siswa telah

mencapai target yang telah ditentukan yaitu kategori tinggi.

Meningkatnya nilai semua indikator kegiatan yang diamati pada siklus III

ini karena penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

dalam proses pembelajaran matematika lebih optimal dibandingkan pada silus I

dan II. Penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam satu kelompok

sekaligus bekerja secara individual, lebih menghargai keberadaan orang lain,

berani mengemukakan jawaban dan mengajukan pertanyaan, berperan serta secara

aktif dalam kegiatan pembelajaran, membangun kerjasama dengan siswa lain,

serta berusaha menjawab soal yang diberikan guru. Seperti halnya pada siklus II,

adanya kegiatan diskusi dan kerjasama pada kelompok kecil yang baik dalam

menyelesaikan latihan soal secara rutin dan kemauan setiap siswa untuk tanya

jawab dalam kelompok ternyata mampu meringankan permasalahan individual

yang dialami siswa dalam memahami materi dan memecahkan soal latihan. Pada

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

siklus III, siswa dengan nilai ≥ KKM terdapat kenaikan persentase sebesar 2,63%

dibandingkan pada siklus II.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Setiap siklus dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT), tindakan ini dilakukan agar pemahaman dan

minat belajar siswa terhadap matematika meningkat dan mencapai target.

Tindakan setiap siklus telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, untuk melihat

perbandingan hasil tindakan antar siklus dapat dilihat pada paparan di bawah ini.

1. Pemahaman

Pemahaman siswa pada materi bilangan pecahan dan bentuk aljabar

diukur melalui tes uraian di setiap akhir siklus. Siwa yang nilai tes akhir siklusnya

mencapai KKM dikatakan memahami materi pada siklus tersebut. Peningkatan

nilai siswa pada tes akhir siklus I dapat diperoleh dengan cara membandingkan

nilai akhir siklus I dengan nilai siswa sebelum dilakukan tindakan (prasiklus).

Berikut peningkatan nilai siswa pada siklus I.

Tabel 15. Peningkatan Nilai Tes Siklus I

Indikator

nilai

Prasiklus Siklus I

Selisih (%)Jumlah

siswa

Persentase

(%)

Jumlah

siswa

Persentase

(%)

≥ KKM 21 55,26 25 65,79 10,53

< KKM 17 44,74 13 34,21 -10,53

Jumlah 38 100 38 100

Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai tes

siklus I dibawah KKM mencapai 34,21%. Siswa yang memiliki nilai dibawah

KKM setelah adanya tindakan siklus I mengalami penurunan sebesar 10,53%

menjadi 34,21% dari sebelum ada tindakan yaitu sebesar 44,74%. Sedangkan dari

nilai prasiklus dapat dilihat juga bahwa siswa yang memiliki nilai diatas KKM

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

meningkat 10,53% setelah adanya tindakan pembelajaran dengan model

pembelajaran NHT. Siswa yang memiliki nilai diatas KKM sebelum adanya

tindakan mencapai 55,26%, setelah adanya tindakan siswa yang memiliki nilai

diatas KKM mencapai 65,79%.

Berdasarkan nilai tes siklus siswa dalam proses pembelajaran pada

siklus I berkisar antara 35-100, dengan nilai rata-rata kelas 81,09 (terlampir). Nilai

tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan nilai rata-

rata kelas pada prasiklus. Peningkatan nilai rata-rata dari nilai tes awal (prasiklus)

dan nilai hasil tes akhir siklus I, dapat dianalisis menggunakan rumus data

kuantitatif dalam penelitian tindakan kelas) yaitu:

=ݐݐݏ − ݏܤ ݐ

ݏܤ ݐ%100ݔ

%21,9%10009,81

62,7309,81

xP

Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 9,21% setelah dilaksanakan

siklus I.

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat tingkat kenaikan nilai tes siswa yang

menunjukkan tingkat pemahaman siswa dapat disajikan dalam bentuk diagram

pada Gambar 4.

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Gambar 4: Diagram Kenaikan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada

Prasiklus dan Siklus I

Berdasarkan diagram pada gambar 4 dapat dilihat bahwa persentase nilai

tes siswa pada siklus I mengalami kenaikan. Sebesar 65,79% dari jumlah yang

mengikuti tes memperoleh nilai di atas KKM yang ditentukan. Namun demikian

persentase ketuntasan yang dicapai siswa belum mencapai target yang telah

ditentukan yaitu sebesar 75% nilai siswa diatas KKM.

Setelah dilakukan tindakan siklus I selanjutnya dilanjutkan tindakan pada

siklus II. Terdapat beberapa kekurangan yang terjadi pada siklus I, maka

berdasarkan hasil refleksi dilakukan diperbaiki pada tindakan siklus II. Sehingga

permasalahan yang muncul saat pembelajaran pada siklus I mampu diperbaiki saat

tindakan pada siklus II. Hasil pembelajaran pada siklus II pun diharapkan lebih

baik dari pada hasil pembelajaran pada siklus I dalam hal ini pemahaman.

Pemahaman siswa pada siklus II juga diukur melalui tes uraian yang

diadakan di akhir siklus. Peningkatan nilai siswa pada tes akhir siklus II dapat

diperoleh dengan cara membandingkan antara nilai akhir siklus II dengan nilai

siswa pada siklus I. Berikut peningkatan nilai siswa pada siklus II.

0

10

20

30

40

50

60

70

Nilai di bawahKKM

Nilai di atasKKM

Nila

i

Siswa

Capaian Persentase (%)

Pra Siklus

Siklus I

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 16. Peningkatan Nilai Tes Siklus II

Indikator

nilai

Siklus I Siklus II

Selisih (%)Jumlah

siswa

Persentase

(%)

Jumlah

siswa

Persentase

(%)

≥ KKM 25 65,79 33 86,84 21,05

< KKM 13 34,21 5 13,16 -21,05

Jumlah 38 100 38 100

Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai tes

siklus II dibawah KKM sebesar 13,16%. Siswa yang memiliki nilai dibawah

KKM setelah adanya tindakan siklus II mengalami penurunan sebesar 21,05%

menjadi 13,16% dari siklus I yaitu sebesar 34,21%. Sedangkan dari nilai siklus II

dapat dilihat juga bahwa siswa yang memiliki nilai diatas KKM sebesar 86,84%

meningkat 21,05% setelah adanya tindakan pada siklus II.

Peningkatan nilai rata-rata dari nilai hasil tes akhir siklus II dan nilai

hasil tes siklus II, dapat dianalisis menggunakan rumus data kuantitatif dalam

penelitian tindakan kelas yaitu:

=ݐݐݏ − ݏܤ ݐ

ݏܤ ݐ%100ݔ

=83,98 − 81,09

83,98%100ݔ = 3,44%

Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 3,44% setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus II.

Berdasarkan Tabel 15 dan 16 dapat dilihat tingkat kenaikan nilai tes

siswa yang menunjukkan tingkat pemahaman siswa pada kegiatan prasiklus,

siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 5.

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 5: Diagram Kenaikan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Prasiklus,

Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan diagram pada gambar 5 dapat dilihat bahwa persentase nilai

tes siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengalami kenaikan dari

kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II. Persentase tingkat pemahaman siswa

siklus I sebesar 86,84%, setelah adanya tindakan siklus II tingkat pemahaman

siswa meningkat 21,05% menjadi 86,84%. Pada siklus II ini, tingkat pemahaman

siswa telah mencapai target yang telah ditentukan yaitu sebesar 75% diatas nilai

KKM yakni 75. Namun, untuk lebih memastikan keberhasilan penggunaan model

pembelajaran NHT pada siklus II maka dilaksanakannya siklus III.

Pemahaman siswa pada siklus III juga diukur melalui tes uraian yang

diadakan di akhir siklus. Peningkatan nilai siswa pada tes akhir siklus III dapat

diperoleh dengan cara membandingkan antara nilai akhir siklus III dengan nilai

siswa pada siklus II. Berikut peningkatan nilai siswa pada siklus III yang tersaji

dalam Tabel 17.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai di bawah KKM Nilai di atas KKM

Pe

rse

nta

se

Siswa

Capaian Persentase (%)

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 17. Peningkatan Nilai Tes Siklus III

Indikator

nilai

Siklus II Siklus III

Selisih (%)Jumlah

siswa

Persentase

(%)

Jumlah

siswa

Persentase

(%)

≥ KKM 33 86,84 34 89,47 2,63

< KKM 5 13,16 4 10,53 -2,63

Jumlah 38 100 38 100

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai tes

siklus III dibawah KKM sebesar 10,53%. Siswa yang memiliki nilai dibawah

KKM setelah adanya tindakan siklus III mengalami penurunan sebesar 2,63%

menjadi 10,53% dari siklus II yaitu sebesar 13,16%. Sedangkan dari nilai siklus

III dapat dilihat juga bahwa siswa yang memiliki nilai diatas KKM sebesar

89,47% meningkat 2,63% setelah adanya tindakan pada siklus III.

Peningkatan nilai rata-rata dari nilai hasil tes akhir siklus III dan nilai

hasil tes siklus II, dapat dianalisis menggunakan rumus data kuantitatif dalam

penelitian tindakan kelas yaitu:

=ݐݐݏ − ݏܤ ݐ

ݏܤ ݐ%100ݔ

=84,01 − 83,98

84,01%100ݔ = 0,04%

Nilai rata-rata kelas mengalami kenaikan sebesar 0,04% setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus III.

Berdasarkan Tabel 15, 16, dan 17 dapat dilihat tingkat kenaikan nilai tes

siswa yang menunjukkan tingkat pemahaman siswa pada kegiatan prasiklus,

siklus I, siklus II, dan siklus III dapat disajikan dalam bentuk diagram pada

Gambar 6.

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Gambar 6: Diagram Kenaikan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Prasiklus,

Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Berdasarkan diagram pada gambar 6 dapat dilihat bahwa persentase nilai

tes siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengalami kenaikan dari

kegiatan prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III. Persentase tingkat pemahaman

siswa siklus III sebesar 89,47%, setelah adanya tindakan siklus III tingkat

pemahaman siswa meningkat 2,63% menjadi 89,47%. Pada siklus III ini, tingkat

pemahaman siswa telah mencapai target yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%

diatas nilai KKM yakni 75.

2. Minat belajar Siswa Terhadap Matematika

Minat belajar siswa terhadap matematika diukur melalui observasi minat

belajar siswa selama pembelajaran matematika berlangsung. Observasi ini

dilakukan oleh dua orang observer. Observasi dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung jika 75% siswa dalam kelas memenuhi kriteria yang

tertulis dalam lembar observasi maka observer akan memberi tanda (√) pada

kolom “ya”. Sedangkan jika hanya 25% siswa yang memenuhi kriteria yang

tertulis dalam lembar observasi maka observer akan memberi tanda (√) pada

kolom “tidak”.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai di bawah KKM Nilai di atas KKM

Pe

rse

nta

se

Siswa

Capaian Persentase (%)

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Peningkatan minat belajar siswa terhadap matematika pada siklus 1 dapat

dilihat dengan cara membandingkan rata-rata persentase skor capaian prasiklus

dengan rata-rata persentase skor capaian pada siklus I. Berikut tabel peningkatan

minat belajar siswa terhadap matematika pada siklus 1.

Tabel 18. Peningkatan Minat belajar siswa pada Siklus I

Prasiklus Siklus I Peningkatan

Rata-rata Persentase

skor capaian22,22% 88,89% 66,67%

Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat kenaikan rata-rata persentase skor

capaian minat belajar siswa pada pembelajaran siklus I dimana rata-rata

persentase skor capaian minat belajar siswa selama prasiklus termasuk kualifikasi

kategori rendah dan rata-rata persentase skor capaian minat belajar siswa selama

siklus I termasuk kualifikasi kategori tinggi. Capaian minat belajar siswa dapat

disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 7.

Gambar 7: Diagram Capaian Minat belajar Siswa pada Siklus I

0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%90,00%

100,00%

Pe

rse

nta

se

Kegiatan Pembelajaran

Capaian Minat Belajar Siswa pada Siklus I

prasiklus

siklus I

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Peningkatan minat belajar siswa terhadap matematika pada siklus II

dapat dilihat dengan cara membandingkan rata-rata persentase skor capaian siklus

I dengan rata-rata persentase skor capaian pada siklus II. Berikut Tabel

peningkatan minat belajar siswa terhadap matematika pada siklus II.

Tabel 19. Peningkatan Minat belajar siswa pada Siklus II

Siklus I Siklus II Peningkatan

Rata-rata Persentase

skor capaian88,89% 100% 11,11%

Berdasarkan Tabel 19 maka rata-rata persentase skor capaian minat

belajar siswa selama siklus I termasuk kualifikasi kategori tinggi dan rata-rata

persentase persentase skor capaian minat belajar siswa selama siklus II juga

termasuk kualifikasi kategori tinggi. Capaian minat belajar siswa dapat disajikan

dalam bentuk diagram pada Gambar 8.

Gambar 8: Diagram Capaian Minat belajar Siswa pada Siklus II

Peningkatan minat belajar siswa terhadap matematika pada siklus III

dapat dilihat dengan cara membandingkan rata-rata persentase skor capaian siklus

80,00%

85,00%

90,00%

95,00%

100,00%

105,00%

Pe

rse

nta

se

Kegiatan Pembelajaran

Capaian Minat Belajar Siswa pada Siklus II

Siklus I

Siklus II

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

II dengan rata-rata persentase skor capaian pada siklus III. Berikut Tabel

peningkatan minat belajar siswa terhadap matematika pada siklus III.

Tabel 20. Peningkatan Minat belajar siswa pada Siklus III

Siklus II Siklus III Peningkatan

Rata-rata Persentase

skor capaian100% 100% 0%

Berdasarkan Tabel 20 maka rata-rata persentase skor capaian minat

belajar siswa selama siklus II termasuk kualifikasi kategori tinggi dan rata-rata

persentase persentase skor capaian minat belajar siswa selama siklus III juga

termasuk kualifikasi kategori tinggi. Namun, tidak ada peningkatan minat belajar

siswa karena pada siklus II dan siklus III telah mencapai skor capaian maksimal.

Capaian minat belajar siswa dapat disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar

9.

Gambar 9: Diagram Capaian Minat belajar Siswa pada Siklus III

D. Pembahasan

Pada kegiatan prasiklus, rata-rata nilai ulangan siswa adalah 73,62

dimana siswa yang memiliki nilai di atas KKM sebanyak 21 siswa dengan

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Pe

rse

nta

se

Kegiatan Pembelajaran

Capaian Minat Belajar Siswa pada Siklus III

Siklus II

Siklus III

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

persentase 55,26% dan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 17 siswa

atau persentase 44,74%, sedangkan minat belajar siswa masih termasuk dalam

kategori rendah. Dari hasil observasi kegiatan prasiklus, maka dilaksanakan

tindakan siklus I dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT) dan didapatkan hasil tes siklus I yakni rata-rata nilai ulangan

siswa adalah 81,09 dimana 25 siswa memiliki nilai di atas KKM dengan

persentase 65,79%, sedangkan minat belajar siswa mencapai kategori tinggi. Jika

dibandingkan dengan hasil kegiatan prasiklus, nilai rata-rata siswa dan banyaknya

siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat Akan tetapi peningkatan

nilai siswa belum menunjukkan persentase keberhasilan dari setiap indikator

yakni setidaknya 75% siswa lulus dengan nilai diatas KKM serta minat belajar

siswa telah mencapai kategori tinggi sehingga perlu dilakukan tindakan lanjutan

yakni siklus II dengan melihat refleksi dari beberapa hambatan dari siklus I dan

menindaklanjuti hasil refleksi dengan perbaikan dari tindakan siklus I.

Tindakan siklus II dilakukan dengan melihat refleksi dari hambatan-

hambatan pada siklus I. Oleh karena itu, pada siklus II akan dilaksanakan kembali

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) tetapi dilakukan

perubahan pada susunan keanggotaan kelompok. Setelah adanya tindakan siklus II

dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), didapatkan hasil

siklus II yakni rata-rata nilai ulangan siswa adalah 83,98 dengan siswa yang

memiliki nilai di atas KKM sebanyak 33 orang atau persentase mencapai 86,84%

dan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 5 orang atau persentase

mencapai 13,16% dan minat belajar siswa tetap berada dalam kategori tinggi. Jika

dibandingkan dengan hasil kegiatan siklus II, nilai rata-rata siswa dan banyaknya

siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat. Demikian juga dengan

persentase capaian nilai siswa yang mempunyai nilai diatas KKM meningkat

sebaesar 21,05%.

Tindakan siklus III ini dilakukan karena antara siklus I dan II berbeda

perlakuan pada saat penerapan NHT yaitu dalam pembentukan kelompok,

sehingga peneliti tidak bisa menyimpulkan secara langsung bahwa tindakan siklus

II berhasil mencapai target yang ditentukan karena adanya perubahan dalam

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pembentukan kelompok yang benar-benar heterogen. Oleh karena itu, pada siklus

III akan dilaksanakan kembali model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

kondisi kelompok yang sama seperti pada siklus II dan perlakuan terhadap

pembahasan PR yang lebih mendalam. Setelah adanya tindakan siklus III dengan

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan refleksi siklus II,

didapatkan hasil siklus III yakni rata-rata nilai ulangan siswa adalah 84,01

dengan siswa yang memiliki nilai di atas KKM sebanyak 34 orang atau persentase

mencapai 89,47% dan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 4 orang atau

persentase mencapai 10,53% dan minat belajar siswa tetap berada dalam kategori

tinggi. Jika dibandingkan dengan hasil kegiatan siklus II, nilai rata-rata siswa dan

banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat. Demikian juga

dengan persentase capaian nilai siswa yang mempunyai nilai diatas KKM

meningkat sebaesar 2,63%.

Berdasarkan perubahan ketuntasan hasil belajar siswa belajar siswa dari

setiap tindakan dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) yang diterapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa

dan minat belajar siswa.

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian

pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together) dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi bilangan

pecahan dan bentuk aljabar siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo

tahun pelajaran 2011/2012 terbukti dari hasil tes akhir siklus I tes akhir

siklus II, dan tes akhir siklus III mengalami peningkatan dan mencapai

target sesuai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran

matematika siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012 terbukti hasil observasi siklus I, hasil observasi siklus II, dan

hasil observasi siklus III dari data minat belajar mengalami peningkatan

dan mencapai target sesuai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

yaitu kategori minat belajar tinggi.

B. IMPLIKASI

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru mempunyai yang peran penting

dalam keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dapat

memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa selama proses pembelajaran dan

menjadi fasilitator dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Oleh karena itu, guru harus berusaha memperbaiki tindakan dalam mengajar,

menguasai materi pembelajaran, dan tepat dalam memilih dan menentukan

metode dan model pembelajaran agar materi yang disampaikan oleh guru dapat

diterima dan dipahami siswa dengan baik,

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together) memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung

dalam proses pembelajaran seperti tanya jawab, menyampaikan pendapat, dan

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR … fileDI KELAS VIIB SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANNISA PRIMA EXACTA K1308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

berdiskusi dalam kelompok. Karena model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Heads Together) menuntut siswa untuk menguasai materi secara

berkelompok untuk bekerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok dan saling

membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, guru lebih mudah dalam

memantau perkembangan setiap siswa pada setiap kelompok. Selain itu,

memberikan implikasi antara guru dan siswa melalui kegiatan diskusi sehingga

guru menjadi fasilitator bagi setiap kelompok dan individu.

C. SARAN

1. Kepada Siswa

a. Siswa sebaiknya meningkatkan kreativitas dalam belajar dengan

melakukan banyak latihan soal sehingga dapat memperkaya pengalaman

belajar siswa serta dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Siswa lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dalam kelompok

sehingga dapat menumbuhkan sikap berani dalam menyampaikan

pendapat, berdiskusi, atau bertanya.

2. Kepada pihak sekolah

Diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together) ini dapat digunakan sebagai metode alternatif yang digunakan di SMP

Negeri 2 Sukoharjo dan dapat digunakan secara bergantian dengan tipe

pembelajaran kooperatif lainnnya. Karena pembelajaran dengan model

kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan

pemahaman dan minat belajar belajar.

3. Kepada peneliti lain

Kepada peneliti lain yang tertarik dengan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat menggunakan model ini pada

tingkat dan materi yang berbeda dengan sudut pandang peninjauan yang sama

atau sudut pandang peninjauan yang lain. Model ini juga dapat digunakan pada

mata pelajaran yang berbeda atau di luar matematika.