upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

181
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 2 MADIUN TAHUN AJARAN 2011/2012 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh : KASMINI NIM S841008014 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: duongtuong

Post on 12-Jan-2017

235 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA

PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 2 MADIUN

TAHUN AJARAN 2011/2012

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh :

KASMINI

NIM S841008014

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN

QUANTUM LEARNING

Pada Siswa Kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun Tahun Ajaran 2011/2012

Disusun oleh

Kasmini

S841008014

Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof.Dr.H.Sarwiji Suwandi, M.Pd. ......................... ........ 2011 NIP 19620407 198703 1 001

Pembimbing II Prof.Dr.Retno Winarni, M.Pd. ........................... ........ 2011 NIP 19560121 198203 2 003

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. NIP 19440315 197804 1 001

ii

Page 3: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN

QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 2 MADIUN TAHUN AJARAN 2011/2012

TESIS

Oleh

Kasmini S841008014

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Herman Waluyo,M.Pd. ......................... 9-12- 2011 NIP 19440315 197804 1 001

Sekretaris Prof.Dr.St.Y. Slamet,M.Pd. . ................................ 9-12- 2011 NIP 19461208 198203 1 001

Anggota Prof.Dr.H.Sarwiji Suwandi,M.Pd……. ………… 9-12- 2011

Penguji NIP 19620407 198703 1 001 Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd ………………. 9-12-2011 NIP 19560121 198203 2 003

Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat

Pada tanggal 9 Desember 2011

Mengetahui, Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Prof.Dr. Ir.Ahmad Yunus ,M.S. Prof. Dr. Herman J.Waluyo,M.Pd. NIP 19610717 198601 1 001 NIP. 19440315 197804 1 001

iii

Page 4: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Motto

Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti.

Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton.

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan

ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.

Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja, hatinya

dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang

bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan perutnya dengan makanan.

Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat

mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk

dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan.

Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan,

tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia

marah.

iv

Page 5: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada:

1. Ibu Tumirah dan Bapak Hardjo Kliwon, orang tuaku yang telah

menghantarkan kesuksesanku hingga sekarang.

2. Ibu Paniyah dan Bapak Hardjo Kamidjan (Almarhum) sebagai mertuaku

3. Drs.Mudoyo,M.Pd. suamiku tercinta yang selalu mendukung dan

memotivasiku.

4. Buah hatiku tersayang : Nadia Permata Yoni, Satria Bagaskara, dan Winda

Jeni Maharani.

5. Adik-adikku tercinta Kustini, Kusyanto, Sugeng Setyono, Fredi Cahyono, dan

Prasetyno.

6. Teman-Temanku terkasih yang selalu bersama menemaniku

v

Page 6: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pernyataan

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Kasmini

NIM : S841008014

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Upaya

Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Pendekatan Quantum

Learning pada Siswa Kelas XI IPS MAN 2 Madiun Tahun Ajaran 2011/2012. Adalah

betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi

citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, saya bersedia

menerima sanksi akademik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Madiun, 9 Desember 2011

Kasmini

vi

Page 7: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat

yang dianugerahkan sehingga penelitian ini dapat selesai dengan lancar.

Dengan terselesaikannya penelitian Tindakan Kelas ini, saya mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ravik Karsidi,M.S. Selaku Rektor UNS yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

2. Bapaka Prof. Drs.Suranto,M.Sc.Ph.D. selaku Direktur PPs. UNS yang telah

memberikan izin penyusunan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Herman J. Waluyo selaku ketua Program Pendidikan Bahasa

Indonesia, yang telah memberikan dorongan semangat demi terselesaikannnya

tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. Sarwiji Suwandi,M.Pd. selaku Pembimbing I yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan demi terselesaikannya tesis

ini.

5. Ibu Prof.Dr. Retno Winarni, M.Pd. selaku Pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan demi terselesaikannya tesis

ini.

vii

Page 8: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Bapak Drs. Basuki Rachmad,M.Pd. selaku kepala MAN 2 Madiun yang telah

memberikan izin, dukungan, fasilitas dalam melakukan penelitian tindakan

kelas.

7. Rekan Guru Bahasa Indonesia MAN 2 Madiun yang telah bersedia menjadi

pengamat dan membantu mengadakan observasi, interpretasi, dan refleksi

selama pelaksanaan penelitian.

8. Siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun yang aktif mengikuti pelajaran,

memiliki motivasi untuk maju dan dengan penuh kesadaran meningkatkan

minatnya untuk selalu aktif membaca.

Saya menyadari bahwa dalam tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu, demi lebih sempurnanya, kritik dan saran sangat saya harapkan. Akhirnya,

dengan segala keterbatasan yang ada, semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Madiun, 9 Desember 2011

Penulis

viii

Page 9: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL……………………………………………………………… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….. ii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS…………………………………. iii

MOTTO……………………………………………………………… iv

PERSEMBAHAN ………………………………………………….. v

PERNYATAAN……………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR……………………………………………… vii

DAFTAR ISI……………………………………………………….. ix

DAFTAR TABEL…………………………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xv

ABSTRAK…………………………………………………………… xvii

ABSTRACT………………………………………………………….. xviii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 1

A. Latar Belakang …………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………... 7

C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 7

D. Manfaat penelitian…………………………………………. 7

ix

Page 10: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA

BERPIKIR, HIPOTESIS TINDAKAN………………………………… 10

A. Kajian Teori……………………………………………………. 10

1. Hakikat Keterampilan Memabaca Pemahaman…………….. 10

a. Pengertian Keterampilan………………………………... 10

b. Pengertian membaca……………………………………… 11

c. Jenis Membaca Pemahaman…………………………….. 22

d. Pengertian Membaca Pemahaman……………………… 29

e. Tujuan Membaca Pemahaman…………………………….. 35

f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman……………………. 39

g. Manfaat Membaca Pemahaman……………………… 40

h. Aspek-aspek Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman.. 42

2. Hakikat Pendekatan Quantum Learning………………… 49

a. Pengertian Pendekatan…………………………........... 49

b. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran………………... 50

c. Pengertian Quantum Learning...................................... 52

d. Pendekatan Quantum Learning dalam Keterampilan Membaca

Pemahaman di Kelas XI……………… 58

e. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Quantum Learning…… 60

f. Langkah-Langkah Pembelajaran Quantum Learning… 65

x

Page 11: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Penelitian yang Relevan……………………………………… 72

C. Kerangka Berpikir…………………………………………… 73

D. Hipotesis Tindakan…………………………………………… 76

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………… 77

A. Setting Penelitian……………………………………………… 77

B. Subjek Penelitian……………………………………………… 79

C. Sumber Data…………………………………………………… 79

D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 80

E. Validitas Data……………………………………………. 82

F. Teknik Analisis Data………………………………………… 83

G. Indikator Kinerja……………………………………………. 83

H. Prosedur Penelitian…………………………………………… 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….... 89

A. Pendahuluan……………………………………………….. 89

B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………… 93

1. Deskripsi Siklus I……………………………………….. 93

2. Deskripsi Siklus II………………………………………. 111

3. Deskripsi Siklus III…………………………………….. 132

C. Pembahasan………………………………………………… 149

ix

Page 12: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN……………… 158

A. Simpulan…………………………………………………….. 158

B. Implikasi…………………………………………………….. 159

C. Saran………………………………………………………… 161

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 163

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………… 167

xii

Page 13: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Jadwal Kegiatan Penelitian…………………………………………. 78

2. Indikator Keberhasilan Kinerja……………………………………… 84

3. Nilai Keterampilan Membaca pemahaman siklus I…………………. 108

4. Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II……………….. 128

5. Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus III……………… 147

6. Nilai Rerata Keterampilan Membaca Pemahaman Antarsiklus……. 155

xiii

Page 14: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Berpikir……………………………… 75

2. Alur Siklus PTK…………………………………………….. 85

3. Grafik Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I…. 108

4. Grafik Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II…. 129

5. Grafik Nilai Keterampilan Membaca pemahaman Siklus III… 147

6. Diagram Nilai Rerata Keterampilan Membaca Pemahaman

Antarsiklus………………………………………………….. 156

xiv

Page 15: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Wawancara dengan Guru…………………………… 168

2. Hasil Wawancara dengan Siswa………………………….. 172

3. Observasi Pra- Tindakan…………………………………. 174

4. Angket (Observasi Awal)………………………………. 177

5. Instrumen Minat Siswa terhadap Minat Membaca………. 180

6. Lembar Pengamatan Siswa………… ……………………. 184

7. Wawancara Terstuktur (Observasi Awal)……………….. 188

8. Hasil Wawancara dengan Siswa…………………………. 190

9. Hasil Wawancara dengan Siswa…………………………. 192

10. Observasi Mendalam (Tahap Perencanaan Tindakan siklus I) 194

11. RPP Siklus I………………………………………………... 197

12. Jurnal Refleksi Guru………………………………………. 207

13. Jurnal Refleksi Siswa………………………………………. 208

14. Observasi Mendalam (Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I )

Pertemuan Pertama………………………………………………. 209

15. Observasi Mendalam (Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I)

Pertemuan Kedua……………………………………………….. 212

16. Lembar Penilaian Perencanaan Pembelajara Siklus I……………… 215

17. lembar Pengamatan Guru……………………………………… 217

18. Soal Kompetensi Siklus I……………………………………… 220

19. Perolehan Nilai Membaca Pemahaman pada Siklus I.............. 222

20. Observasi Mendalam (Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II)…. 225

Page 16: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21. Observasi Mendalam (Tahap Pelaksanan Tindakan Siklus II)

Pertemuan Pertama……………………………………………… 227

22. Observasi Mendalam (Tahap Pelaksanaan Siklus II)

pertemuan Kedua ……………………………………………….. 231

23. RPP Siklus II……………………………………………………….. 232

24. Lembar Penilaian Perencanaan Pembelajaran Siklus II…………… 244

25. Lembar Pengamatan Guru Siklus II……………………………… 246

26. Soal Kompetensi siklus II…………………………………………. 249

27. Perolehan Nilai Membaca Pemahaman pada Siklus II.............. ..... 251

28. Observasi Mendalam (Tahap Perencanaan Tindakan Siklus III) .. 254

29. Observasi Mendalam (Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus III)

Pertemuan Pertama..................................................................... 256

30. Observasi Mendalam (Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus III)

Pertemuan Kedua...................................................................... 259

31. RPP Siklus III………………………………………………. 262

32. Lembar Penilaian Perencanaan Pembelajaran Siklus III……. 271

33. Lembar Pengamatan Guru Siklus III………………………… 273

34. Soal Kompetensi Siklus III………………………………….. 276

35. Perolehan Nilai Membaca Pemahaman Siklus III…………… 279

36. Deskripsi hasil Penelitian…………………………………….. 282

37. Rekapitulasi Nilai Membaca Pemahaman Siklus I,II,III……… 286

38. Lembar Penilaian Mengajar guru…………………………....... 288

39. Rekapitulasi Persentase Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa 290

40. Foto-Foto Kegiatan…………………………………………….. 291

xvi

Page 17: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK Kasmini. S8841008014, Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Pendekatan Quantum Learning pada Siswa Kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun Tahun ajaran 2011/2012. Komisi Pembimbing Pertama Prof. Dr. H. Sarwiji Suwandi,M.Pd. Pembimbing Dua Prof. Dr. Retno Winarni,M.Pd. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana, Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. 2011. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan: 1) kualitas proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dan 2) kualitas hasil keterampilan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini bertempat di MAN 2 Madiun, dengan subjek para siswa kelas XI IPS 2.Waktu pelaksanaan penelitian dari bulan Juni sampai dengan November 2011. Kualitas hasil didapat dari tes keterampilan membaca pemahaman. Sebagai sumber data adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XI IPS 2 , siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara, tes, dan dokumen. Teknik yang digunakan untuk validitas data ini adalah triangulasi . Data-data ini dikelompokkan menurut waktu penelitian/tindakan, sehingga seluruh data terbagi atas data survei awal, data siklus I, II, dan III. Teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan data yang diperoleh, kemudian dibandingkan antara data awal, siklus I, siklus II, dan Siklus III. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat peningkatan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil membaca pemahaman bagi siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut ditandai dengan meningkatnya: 1) jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan apersepsi maupun dalam kegiatan pembelajaran; 2) jumlah siswa yang sudah memiliki kemampuan dalam pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan pendekatan quantum learning ; 3) jumlah siswa yang aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning . Adapun peningkatan kualitas hasil pembelajaran ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan, yaitu pada siklus I adalah 17 siswa dari 31 siswa (54,84%). Pada siklus II menjadi 21 siswa (67,74%) dan meningkat lagi pada siklus III, yaitu 26 siswa (83,87%).

Kata Kunci: Keterampilan Membaca Pemahaman dan Quantum Learning xvii

Page 18: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTACT

Kasmini. S8841008014, Improving the Reading Comprehension Ability by Employing Quantum Learning Strategy to ward the XI Graders of 2nd Social program in MAN 2 Madiun 2011/2012 Academic year. The first commission of supervision Prof Dr. H Sarwiji Suwandi,M.Pd. The second supervision Prof Dr. Retno Winarni,M.Pd.Thesis. Surakarta: Graduate School. Indonesia Education Program. Sebelas Maret University of Surakarta 2011. This classroom Action reseaved is aimed to improve: 1) the quality of reading comprehension learning process; and 2) the quality of reading comprehension skill at XI IPS 2 of MAN 2 Madiun 2011/2011. This classroom action research was conducted to XI IPS 2 at MAN 2 Madiun in June to November 2011. The quality of research was taken from test reading comprehension. The subjects of the data is the collaborative Indonesian teacher and the students of XI IPS 2 at the students at MAN 2 Madiun. The technique of data collection was conducted by observation, interview, test, and documentation . The validity of the data was triangulation and the review of the informance key. The data was collected by the research time so that all of the data can be divided by the preliminary, cycle I II, and III. The technique of the data analysis was designed to describe by the data which was taken and then the cycle data was compared by the preliminary, cycle I, II, and III. The research process was implemented in three cycles which consist of four steps name by, planning, implementation observation, analysis and reflection. Based on the research result could be concluded by improving the quality of the learning process and the result of reading comprehentsion of the students of XI IPS 2 at MAN 2 Madiun. Improving the quality of learning process could be signed by the improvement: 1) the quantity of the active students in apperception and learning activities; 2) the quantity of the students had had the competences in the interesting, fun learning through quantum learning approach 3) the quantity of the active and motivated students in reading comprehension learning process through quantum learning. It was also signed by the improvement of the quantity of the students which achieved the minimal score in cycle I :17 of 31 students (54,84%). Cycle II: 21 students (67,74%) and increased in cycle III: 26 students (83,87%)

Key Words: Ability Reading Comprehension and Quantum Learning

xviii

Page 19: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran membaca di Madrasah (MA) merupakan bagian yang integral

dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran membaca sebagai bagian dari

empat keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan membaca, menulis,

menyimak, dan berbicara. Pembelajaran membaca di Madrasah Aliyah dapat

digolongkan dalam pembelajaran membaca tingkat Mahir/ Lanjut (Iskandar Wasid:

2009:29). Pembelajaran tingkat mahir lebih ditekankan pada penemuan ide pokok dan

ide penunjang, menafsirkan isi bacaan, membuat intisari bacaan, menceritakan

kembali berbagai jenis isi bacaan (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan

persuasi).

Membaca pemahaman adalah suatu kombinasi dari pengetahuan huruf,

intellect, emosi yang dihubungkan dengan pengetahuan si pembaca (background

knowledge) untuk memahami suatu pesan yang tertulis (Gillet, 1994:35). Tujuan

membaca yang utama adalah memahami isi atau pesan yang terkandung dalam suatu

bacaan secara efisien. Anderson, Durston, Poole (190:106-107) mengidentifikasi ada

tiga tingkatan penting dalam membaca pemahaman, yaitu 1) mampu memahami arti

harfiah (reading the lines), 2) mampu menginterpretasikan maksud penulis (reading

between the lines), dan 3) menarik simpulan atau generalisasi (reading beyond the

lines).

Page 21: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Keterampilan membaca berperan penting bagi siswa dalam kegiatan belajar

juga dalam kehidupan pada umumnya. Menurut Sri Hastuti (dalam Sarwiji Suwandi

dan Raheni Suhita, 2000:35) bahwa dalam membaca setiap orang akan memperoleh

sejumlah pengetahuan yang heterogen dan majemuk, pengalaman yang luas, perilaku

bahasa yang baik, dan akhirnya mampu bersikap dewasa dan rasional.

Pada kenyataannya, keterampilan membaca pemahaman siswa Madrasah

aliyah/ Sekolah Menengah Atas di Indonesia masih rendah. Dari 31 negara yang

diteliti, Indonesia berada pada peringkat ke-30. Peringkat tertinggi diduduki oleh

Finlandia, (Khaerudin Kurniawan, 2000:237). Hal yang sama dibuktikan dalam

sebuah penelitian tentang kemampuan membaca yang dilakukan oleh IEA

(International Association for the Evaluation of Education Achievement). Penelitian

terhadap kemampuan siswa SMA itu dilakukan di sejumlah negara (termasuk

Indonesia), hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kemampuan para siswa SMA

Indonesia masih di bawah rata-rata dari 33 negara yang diteliti para siswa SMA,

Indonesia berada di urutan dua terbawah di atas Venezuela ( Sarwiji Suwandi dan

Raheni Suhita, 2000:34).

Selain hal tersebut di atas, kenyataan menunjukkan soal-soal ujian sekolah dan

ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia sebagian besar menuntut pemahaman

siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat utama, membaca grafik,

alur/plot, amanat, setting, dan sebagainya. Tanpa kemampuan membaca pemahaman

yang tinggi mustahil siswa dapat menjawab soal-soal tersebut. Dalam hal ini peran

penting membaca pemahaman untuk menentukan jawaban yang benar. Belum lagi

Page 22: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dengan adanya standar nilai kelulusan, hal ini memicu guru bahasa Indonesia

khususnya untuk dapat mencapai target nilai tersebut.

Rendahnya keterampilan membaca pemahaman menurut pengataman peneliti

juga terjadi di Madrasah Aliyah Negeri 2 Madiun. Hal ini dapat diketahui dari nilai

ulangan bahasa Indonesia khususnya Kompetensi Dasar Membaca. Siswa yang

mencapai batas ketuntasan pada KD membaca ini hanya 40% sedangkan selebihnya

belum mencapai batas ketuntasan. Selain itu, siswa sulit memahami isi bacaan. Hal

ini dapat diketahui dari kegiatan membaca yang dilakukan siswa. Setelah membaca,

siswa diberi pertanyaan berkaitan dengan isinya, jawaban mereka masih banyak

(60%) yang di bawah nilai ketuntasan. Hal ini disebabkan mereka belum mampu

menentukan atau menemukan gagasan utama dari isi bacaan tersebut.

Penyebab rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa di atas dapat

diindikasikan dari beberapa faktor. Salah satunya adalah metode pembelajaran yang

diterapkan oleh guru. Pembelajaran membaca pemahaman di MAN 2 Madiun pada

umumnya menggunakan sistem klasikal yang menempatkan kecepatan rata-rata siswa

(Ahmad Ridhani Ar. 2004:72).

Faktor siswa, guru dan persiapan pembelajaran dalam proses pembelajaran

merupakan komponen yang tidak boleh ditinggalkan. Sebagus apapun persiapan guru

dalam merencanakan pembelajaran, harus mempertimbangkan kemampuan siswa

sebagai subjek yang akan dibimbing. Ketepatan perencanaan dalam pembelajaran

harus dilengkapi adanya sebuah model yang tepat pula sebagai pengiring di

dalamnya.

Page 23: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Rendahnya keterampilan membaca pemahaman juga disebabkan oleh beberapa

hal, yaitu. : (1) Siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut

terlihat saat mengikuti pelajaran membaca, siswa menunjukkan sikap acuh tak acuh

dan tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, (2) Siswa kesulitan dalam

memahami materi pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan siswa menganggap

pelajaran membaca itu sulit dan membosankan, (3) Siswa merasa jenuh pada mata

pelajaran bahasa Indonesia yang bersifat monoton dan kurang menarik, (4) Guru

merasa kesulitan dalam membangkitkan minat siswa selama pembelajaran membaca

dilaksanakan, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias,

(5) Guru merasa kesulitan menemukan model yang tepat dalam mengajarkan materi

membaca pemahaman. Selama ini dalam mengajarkan materi membaca pemahaman

pada siswa guru menggunakan metode ceramah dan tugas sehingga sifatnya masih

konvensional.

Adapun penyebab permasalahan yang telah dikemukakan di depan dari segi

siswa antara lain: (1) siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia,

(2) keterampilan membaca belum dapat menjadi budaya/ kebiasaan sehingga tidak

bisa memaknai isi bacaan, (3) motivasi siswa masih sangat kurang (4) merasa

kesulitan memahami bacaan, (5) merasa ragu-ragu saat menjawab pertanyaan pada

wacana. Dengan demikian pembelajaran membaca pemahaman di MAN 2 Madiun

perlu dibenahi.

Ketetampilan membaca merupakan salah satu aspek keterampilan yang harus

sudah dikuasai siswa SMA/MA. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta

Page 24: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

didik mengenal diri, budayanya, dan budaya orang lain. Mengemukakan gagasan

perasaan, dan berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut,

dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis, imajinatif yang ada dalam

dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil

kesastraan manusia Indonesia. Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh

siswa, maka perlu diadakan penelitian terhadap dampak pembelajaran yang

digunakan oleh guru dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran membaca

pemahaman.

Pembelajaran berbahasa salah satunya adalah membaca. Membaca memiliki

fungsi yang berbeda-beda dan perlu disajikan secara kontekstual dalam situasi

pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan menantang bagi siswa untuk lebih

banyak mengeksplorasikan pemahaman dan pengetahuan awalnya, maka diperlukan

suatu pendekatan pembelajaran yang tepat, salah satunya pendekatan pembelajaran

yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan

pendekatan quantum learning. Penggunaan quantum learning dalam pembelajaran ini

siswa diharapkan akan memberikan suasana belajar yang menarik, terjadi interaksi

proses belajar yang dapat menggerakkan potensi siswa sebagai pelajar sehingga

mereka mampu belajar merangsang kreativitas siswa dalam pembelajaran.

Pelaksanaan quantum learning ditekankan pada ciri-ciri yang pertama adalah

penciptaan lingkungan belajar yang penataannya bisa diibaratkan dengan tugas kru

Page 25: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

panggung (De Porter dan Henacki, 2005:13). Demikian pula dengan penataan

lingkungan belajar perlu diciptakan suasana seperti yang dilakukan kru panggung.

Penataan lingkungan belajar dalam quantum learning adalah penciptaan lingkungan

menyenangkan yang dilakukan mulai dari perabotan, bantuan visual (alat peraga)

baik yang dipergunakan selama pembelajaran ataupun yang digantung pada dinding

kelas. Ciri pelaksanaan yang kedua adalah menerapkan falsafah belajar sugestologi

atau sugestopedia. Sugesti dapat mempengaruhi situasi belajar. Wujud sugesti dalam

interaksi belajar yang disarankan De Porter dan Henacki (2005: 14) adalah komentar

positif. Komentar positif akan membentuk kepercayaan diri siswa tegang dan

terbebani dalam belajar. Di dalam pembelajaran, kedua karakteristik quantum

learning yaitu penciptaan lingkungan yang menyenangkan serta penerapan sugesti

diperlukan untuk memotivasi siswa agar mampu belajar seoptimal mungkin.

Pengembangan quantum learning dalam pembelajaran bahasa Indonesia

yang diterapkan di MAN 2 Madiun dengan mempertimbangkan kondisi yang ada,

siswa kelas XI IPS2 mengalami kesulitan untuk membaca pemahaman bacaan, maka

TANDUR (Tumbuhkankan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan)

dalam quantum learning diharapkan merupakan metode yang tepat untuk

mengatasinya. Melalui metode TANDUR, siswa dibantu untuk memahami apa yang

ingin dibaca dalam bacaan, tidak hanya dengan cara menugaskan siswa sekadar

membaca. Cara ini diharapkan cara yang sesuai untuk diterapkan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, pembelajaran membaca

pemahaman di MAN 2 Madiun yang telah dikemukakan tersebut , perlu diadakan

Page 26: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pembenahan atau penyelesaian masalah tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan

mengimplementasikan pendekatan quantum learning dalam pembelajaran membaca

pemahaman di MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah penerapan pendekatan Quantum Learning dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman pada siswa

kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011/2012?

2. Apakah penerapan pendekatan Quantum Learning dapat meningkatkan

kualitas hasil keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas XI IPS 2

MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan membaca

pemahaman melalui pendekatan Quantum Learning pada siswa kelas XI IPS2

MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011/2012.

2. Meningkatkan kualitas hasil keterampilan membaca pemahaman melalui

pendekatan Quantum Learning pada siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun

tahun ajaran 2011/2012.

Page 27: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat baik

secara teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca

pemahaman siswa SMA/MA.

2. Manfaat praktis

Bagi Siswa :

a) Keterampilan membaca pemahaman siswa meningkat melalui pendekatan

quantum learning.

b) Pembelajaran akan lebih menarik karena berlangsung dalam situasi yang nyaman

dan menyenangkan.

c) Menumbuhkan motivasi siswa untuk berperan aktif sebagai pelaku utama

pembelajaran dengan dasar suka rela, riang, dan gembira.

Bagi Guru:

a) Kemampuan guru dalam menerapkan quantum learning dalam pembelajaran

keterampilan membaca pemahaman meningkat.

b) Sebagai upaya untuk menawarkan inovasi baru cara pembelajaran melalui metode

quantum learning dalam keterampilan membaca pemahaman.

Page 28: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Bagi Sekolah :

a) Sebagai masukan untuk memberikan dorongan kepada guru dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar agar menerapkan cara mengajar yang menarik.

b) Dapat menumbuhkan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga tercipta kualitas

pembelajaran yang baik, aktif, efektif, dan inovatif.

c) Menciptakan situasi dan kondisi sekolah yang mendukung pembelajaran

membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning.

Page 29: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

KAJIAN TEORI ,PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR,

DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Hakikat Keterampilan Membaca Pemahaman

a. Pengertian Keterampilan

Pada hakikatnya setiap manusia pasti memiliki kemampuan, potensi atau

keterampilan yang dibawa sejak lahir. Keterampilan terus berproses sesuai dengan

bertambahnya usia seseorang. Keterampilan diartikan sebagai pengetahuan,

kemampuan, dan nilai-nilai dasar yang direfkeksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak (Depdiknas :2007) . Keterampilan yang dimaksud di sini adalah suatu

kemampuan untuk mengeluarkan sumber daya internal atau bakat dalam diri

seseorang yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Keterampilan digunakan untuk menyebutkan kemampuan individu yang

berfungsi dalam lingkungan yang membutuhkan suatu usaha yang besifat kognitif.

Keterampilan yaitu kemampuan untuk mengeluarkan semua sumber daya internal,

keunggulan, dan bakat agar dapat mendatangkan manfaat bagi diri sendiri maupun

orang lain.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ubaidilah (2002) keterampilan diartikan

sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan tepat dan mahir.

Page 30: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berdasarkaan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu

kekuatan yang memerlukan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan tepat dan

dapat diukur. Keterampilan yang dimaksud yaitu kemampuan untuk mengeluarkan

semua sumber daya internal, keunggulan, dan bakat agar dapat mendatangkan

manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain

b. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti

atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Di samping itu, membaca juga

merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis (Samsu Somadayo,2011:5).

Gilet dan Temple (dalam Syafi’i,1999:6) menyatakan bahwa membaca adalah

kegiatan fisual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris baris tulisan,

pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata-kata dan

kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan. Membaca juga

merupakan proses pengembangan keterampilan, dari keterampilan memahami kata-

kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami

secara kritis dan evaluatif keseluruhan bacaan.

Menurut Nurhadi (1991:13) membaca adalah suatu proses yang kompleks dan

rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan

faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa faktor intelegensi, minat, sikap bakat,

motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana

Page 31: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial ekonomi,

kebiasaan, dan tradisi membaca.

Harjasujana (2003:36) menyatakan bahwa membaca adalah suatu kegiatan

komunikasi interaktif yang memberikan kesempatan kepada pembaca dan penulis

untuk membawa latar belakang dan hasrat masing-masing. Lebih lanjut, Bonomo

(1973:119) menyatakan bahwa membaca merupakan sutu proses memetik serta

memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing).

Senada dengan pendapat di atas, Godman (1988:127) menyatakan bahwa

membaca adalah suatu kegiatan memetik makna atau pengertian yang bukan hanya

dari deretan kata yang tersurat (reading the lines) , melainkan makna di balik deretan

yang terdapat di antara baris (reading between the lines), bahkan juga makna yang

terdapat di balik deretan baris tersebut (reading beyond the lines). Menurutnya,

kegiatan membaca ini merupakan suatu proses yang aktif dan tidak lagi merupakan

proses yang pasif, membaca merupakan proses yang aktif dan bukan proses yang pasif

artinya seorang pembaca harus dengan aktif berusaha menangkap isi bacaan yang

dibacanya, tidak boleh hanya menerima saja.

Menurut Crawley dan Mountain (1995:22) membaca pada hakikatnya adalah

suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan,

tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, dan metakognitif sebab proses visual

membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata

lisan.

Hal tersebut juga dinyatakan oleh Imam Syafi’ie (1999: 8) bahwa membaca

Page 32: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

sebagai proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman

literal, interpretasi, kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa

aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus. Selanjutnya di samping

pandangan tentang hakikat membaca tersebut, salah satu konsep yang sangat penting

yang telah dihasilkan dari berbagai penelitian tentang membaca adalah konsep reading

readines atau emergent literacy (kesiapan membaca).

Beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca semakin

penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Setiap aspek

melibatkan kegiatan membaca. Tanda-tanda jalan mengarahkan orang yang bepergian

pada tujuannya, menginformasikan pengemudi mengenai bahaya di jalan dan

mengingatkan aturan-aturan. Disamping itu, kemampuan membaca merupakan

tuntutan realitas kehidupan sehari-hari.

Membaca sebagai aktivitas umum bagi orang kebanyakan dan sebagai aspek

yang digunakan dalam pembelajaran bahasa . Menurut Smith ( 1978) dalam Endang

Fauzi (2002:139) “It defines reading more pragmatically as understanding a massage

conveyed by the writter through visual and non visual information.”

Pernyataan Smith di atas, menerangkan bahwa membaca merupakan suatu

proses yang bersifat transformatif karena adanya pemindahan informasi dari penulis

kepada pembaca menjelaskan bahwa membaca secara pragmatik adalah suatu

pengiriman pesan oleh penulis melalui informasi visual atau nonvisual. Dalam hal ini,

Smith menekankan bahwa membaca merupakan kegiatan pemahamn terhadap pesan

yang disampaikan oleh pengirim kepada si penerima pesan.

Page 33: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Merujuk dari pendapat Smith, Gusti Ngurah Oka (1983:12) mengemukakan

definisi para pakar dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Para penganut teori itu

memandang membaca sesuai dengan dimensi keilmuannya masing-masing, sehingga

menghasilkan pengertian yang bervariasi , mereka ada yang memandang bahwa

membaca sebagai suatu keterampilan, membaca sebagai suatu persepsi, dan membaca

sebagai suatu proses merekonstruksi. Secara eksplisit pandangan tersebut sebagai

berikut.

Penganut teori keterampilan, memandang membaca sebagai suatu proses atau

kegiatan menerapkan seperangkat keterampilan dalam mengolah tuturan tertulis yang

dibacanya untuk menangkap maknanya. Perangkat keterampilan ini antara lain

dimaksudkan keterampilan mengenal atau merekognisi kata, keterampilan menangkap

makna kalimat, keterampilan menangkap isi pokok bacaan, isi bagian, dan isi penjelas.

Penganut persepsi memandang membaca adalah kegiatan mempersepsi, yaitu

memberikan respon bermakna kepada symbol-simbol grafis yang telah dikenal.

Dengan demikian dapat dikatakan membaca adalah suatu proses kegiatan secara aktif

kreatif untuk mengenal, mengolah, dan memahami symbol-simbol bunyi yang

terdapat di dalam bahan bacaan.

Penganut teori psikolinguistik memandang membaca adalah proses

merekonstruksi pesan yang telah dituangkan pengarang ke dalam tuturan tertulis

(Ngurah Oka, 1983:12)

Selanjutnya, dikatakan bahwa membaca adalah proses pengolahan bacaan

secara kritis kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang

Page 34: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai,

fungsi, dan dampak bacaan itu.

Membaca merupakan suatu proses untuk memahami suatu bahan tertulis,

sebagamana Ram dan Moorman (dalam Soenjono Dardjowidjojo,2003:303)

menyatakan bahwa membaca sebagai proses untuk menganalisis input yang

berupa bahan tertulis dan menghasilkan output yang berupa pemahaman atas

bahan tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh Hodgson (1960:43) membaca adalah

suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa

tulis.

Pendapat dari beberapa ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa membaca

adalah suatu proses yang dilakukan untuk memahami suatu bahan tertulis untuk

menangkap pesan yang dimaksudkan.

Davies (1995: xi-1) menyatakan, “Reading is a complex which, since the turne

of the century, has been extensively studied across a wide range of different

diciplines. Lebih jauh dikatakan, “Reading is private. It is mental, or cognitive,

process whicen involves a reader in trying to follow and respond to a massage from a

writer who is dstant in space and time”.

Hal tersebut dapat dipahami bahwa membaca pada dasarnya adalah suatu

proses yang kompleks, yang sejak permulaan abad ini telah banyak dilakukan studi

dan penelitian dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Membaca merupakan proses

Page 35: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

mental atau kognitif yang membawa seorang pembaca untuk mencoba mengikuti dan

merespons pesan dari penulis yang berada jauh dan waktu yang berbeda.

Membaca merupakan suatu proses yang rumit, sebagaimana De Boer Dallman

(dalam Sujoko,1999) menyatakan bahwa membaca yang efektif melibatkan proses

mental yang lebih tinggi. Membaca melibatkan pengingatan kembali, penalaran,

penilaian, pembayangan, pengorganisasian, penerapan dan pemecahan masalah.

Hornby (1995: 699) mengemukakan, “Reading is a look at and understanding

written or printed”. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Harris (1971: 13),

“Reading is a meaningfull interpretation of printed or written verbal symbol”.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa membaca

adalah melihat kemudian memahami sesuatu yang berupa tulisan atau cetakan.

Membaca adalah suatu penafsiran arti yang bermakna dari suatu simbol-simbol

verbal yang berupa cetakan atau tulisan. Membaca adalah memetik serta memahami

arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis atau bacaan. Hal ini

dikuatkan pula dengan pendapat Wallace (1996: 4) yang menyatakan, “Reading as

interpreting means reacting to a written text as a piece of communication: in other

words, we assume some purpose in attempting to understanding”. Membaca

merupakan aktivitas untuk menafsirkan. Maksudnya memberi reaksi terhadap sebuah

teks tertulis sebagai bagian dari komunikasi. Dengan kata lain, pembaca

mengasumsikan beberapa maksud komunikatif dari penulis, dalam hal ini pembaca

mempunyai beberapa tujuan dalam memahami teks tersebut.

Page 36: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Lebih lanjut, Wallace (1965:5) mengatakan, “Effective reading means a flexible

and appropriate response to the material in hand, and this is always guide by the

reader’s purpose”. Membaca efektif berarti pembaca secara fleksibel dapat

memberikan tanggapan atau reaksi terhadap materi dan hal ini selalu didasarkan pada

tujuan si pembaca itu sendiri.

Berkaitan dengan tujuan membaca, Wallace (1996:6-7) membagi tujuan

membaca menjadi tiga, yaitu: (1) Reading for Survival;(2) Reading for learning; (3)

Reading for pleasure“. Tujuan seseorang dalam membaca didasarkan pada tiga

tujuan, yaitu: (1) membaca untuk keselamatan diri; (2) membaca menambah

pengetahuan; dan (3) membaca untuk kesenangan.

Membaca bagi pembaca bertujuan untuk menambah pengetahuan. Dijelaskannya

bahwa membaca untuk menambah pengetahuan adalah membaca untuk belajar.

Tujuan untuk memperluas pengetahuan. Hasil yang penting dari belajar untuk

kesenangan adalah untuk kelancaran.. Jika membaca tidak memiliki kelancaran, yaitu

kecepatan dan kesenangan membaca, membaca materi apapun untuk tujuan apapun

mungkin dapat membosankan. Hal ini dapat disikapi bahwa untuk mencapai tujuan

yang diinginkan, seorang membaca harus mempunyai rasa seang terhadap bacaan

atau teks yang dibaca.

As Alderson and Urquhart (dalam Wallace, 1996:39) berpandangan bahwa

membaca sebagai produk berhubungan hanya dengan apa yang sudah didapatkan oleh

pembaca melalui teks, sedangkan pandangan membaca sebagai proses adalah

meneliti teks, sedangkan pandangan membaca sebagai proses adalah meneliti

Page 37: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

bagaimana pembaca dapat sampai pada sebuah penafsiran atau pemahaman tertentu.

Hal itu sesuai dengan pernyataannya,”Point out. A product view relates only to what

the reader has got out of the text while a process view investigates how the reader

may arrive at a particular interpretation’.

Harjasudjana dan Tulalessy (dalam Fathur rohman, 2005:1) menjelaskan bahwa

prinsip-prinsip dasar membaca: (1) membaca adalah satu peristiwa psikologis dan

fisiologis yang bersifat individual, (2) pendidikan dibangun di atas keterampilan

membaca, dan (3) diagnose kemampuan dan daya baca seseorang sejak dini akan

menolong perkembangan membaca orang itu.

Terdapat beberapa aspek mendasar dalam membaca sebagaimana pendapat

Heilman (dalam Budhi Setiawan, 2004) yaitu: (1) membaca adalah berinteraksi

dengan bahasa yang telah dituangkan dalam bahasa tulisan; (2) hasil interaksi dengan

bahasa tulis berupa pemahaman (comprehention); (3) kemampuan membaca erat

berkaitan dengan kemampuan berbahasa lisan; (4) membaca merupakan proses yang

aktif dan berkelanjutan secara langsung dipengaruhi interaksi antara individu dengan

lingkungannya.

Lebih lanjut, Fathur Rohman (2005: 1-2) menjelaskan bahwa membaca

merupakan proses psikologis. Proses psikologi tentang peristiwa membaca, yaitu

dengan cahaya, bacaan masuk ke mata dan oleh saraf sensorik sebagai reseptor

diteruskan ke pusat bahasa yaitu pusat pembentukan kalimat dan langsung ke pusat

organisasi berpikir. Setelah diolah melalui proses transtendensi dikembalikan

melalui reseptor di mulut dan alat-alat ucap maka terjadilah perist iwa

Page 38: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

membaca. Dalam proses ini tidak hanya terjadi proses psikologis, yaitu berpikir,

tetapi sekaligus peristiwa psikologis, yaitu pekerjaannya alat-alat ucap sewaktu

mernbaca Selain alat-alat produksi suara, hal-hal grafis juga berperan, yaitu besar,

bentuk, dan jenis huruf, gambar atau kertas. Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah membaca merupakan peristiwa individual. Apabila perkembangan

berpikir atau mata seseorang dalam hal ini adalah siswa, terganggu, maka

perkembangan mernbaca siswa itu juga terganggu

Menyikapi pemahaman terhadap bacaan. Brown (2001:306) mengatakan,

"Strategies for reading comprehension: (1 ) Identify the purpose in reading; (2)

Use grophemic rules and patterns to aid in bottom-up decoding (especially for

beginning level learners); (3) Use efficient silent reading techniques for relatifelly

rapid comprehension (for intermediate to advanced levels); (4) Skim the text for

main ideas; (5) Scan the text for specific information; (6) Use Semantic mapping or

cluster; (7) Guess when you aren't certain, (8) Afailyze vocabulary; (9) distinguish

between literal and implied meanings; (!0) Capitalize on discourse markers to

process relationships".

Bertolak dari pernyataan tersebut d i atas, dapat dipaha mi bahwa

strategi untuk me mahami bacaan adalah: (1) mengidentifikasi tu juan

me mbaca; (2) menggunakan aturan dan pola-pola bentuk tertulis untuk

me mbantu pengkodean (bagi pela jar pe mula); (3) menggunakan teknik

me mbaca dalam hati untuk pemahaman bacaan yang cepat dan efisien (bagi

pelajar menengah dan lanjutan); (4) membaca cepat (skimming) untuk

Page 39: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menemukan ide utama; (5) menyecan (scanning) teks untuk informasi-

informasi khusus; (6) menggunakan Pemetaan semantik; (7) menebak saat anda

tidak yakin; (8) menganalis is kosa kata;(9) me mbedaka n makna; tersurat

(literal) dengan makna tersirat (implied) ; (10 mengkapasitasikan penanda wacanana

Untuk pemrosesan hubungan.

Selain itu, membaca juga sebagai salah satu alat untuk belajar berbagai ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni. Membaca itu sendiri adalah satu dari empat

kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari

komunikasi tulisan (Tampubolon, 2008: 5).

Seorang pembaca dapat dikatakan berhasil dalam membaca, apabila memiliki

kemampuan. Yang dimaksudkan kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan untuk;

(1) menggunakan kata-kata sesuai dengan arti leksiklalnya; (2) menggunakan

pengetahuan gramatikalnya untuk menangkap makna, misalnya menafsirkan anak

kalimat yang tak terbatas ;(3) menggunakan teknik-teknik; berbeda untuk tujuan yang

berbeda pula, misalnya membaca melompat dan sekilas untuk kata atau sebuah

informasi; (4) menghubungkan isi teks dengan latar belakang pengetahuannya

terhadap objek yang dibacanya;dan (5) mengidentikasi makna retorika atau fungsi

dari kalimat atau segmen teks misalnya dengan memahami kapan penulis memberikan

suatu definisi atau ringkasan walaupun tidak diberi frasa-frasa penanda (David

Nunan 1999: 32).

Ahmad Slamet Harja Sujana (2003:2) mengungkapkan bahwa membaca

adalah sebagai kegiatan yang meliputi pengenalan lambang-lambang tertulis

Page 40: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

atau lambang tercetak yang berperan sebagai stimuli untuk mengingat makna

yang dibangun berdasar pada pengalaman yang lalu dan penyusunan

makna-makna baru dengan jalan memanipulasi konsep-konsep yang telah

dimiliki oleh pembaca.

Berdasarkan beberapa konsep membaca seperti yang telah dipaparkan di atas,

disimpulkan bahwa membaca bukan sekadar mengenal simbol bunyi yang tercetak

tetapi membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis - kreatif yang

dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang

bacaan itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses

kegiatan secara aktif kreatif untuk mengenal, mengolah, dan mernaharni simbol-simbol

bunyi (grafis) yang terdapat di dalam bahan bacaan..

Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif yang

dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang

bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi dan dampak bacaan itu

(I Gusti Ngurah Oka, 1983:17).

Menurut Tinker Mils dan Me Cullough Caonstance (dalam Prana Dwija

Iswara dan Ahmat Slamet Harja Sujana,1996:2) membaca adalah sebagai

kegiatan yang meliputi pengenalan lambang-lambang tertulis atau lambang

tercetak yang berperan sebagai stimuli untuk mengingat makna yang dibangun

berdasar pada pengala man yang lalu dan penyusunan makna-makna baru

dengan jalan memanipulasi konsep-konsep yang telah dimiliki oleh pembaca.

Mansoer Pateda (1989:92) membaca a da lah suat u interprestasi

Page 41: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

simbol-simbol tertulis atau membaca adalah menangkap makna dari rangkaian

huruf tertentu.

Para ahli memberikan definisi yang berbeda tentang kegiatan membaca,

tetapi pada dasarnya mereka mempunya persamaan persepsi berkembang (a

Developmen process). Pada tahap awal membaca sebagai suatu pengenalan simbol-

simbol huruf cetak (word recognition) yang terdapat sebuah wacana. Dari rnembaca

per huruf, per kata, per kalimat , kemudian ber lan jut de nga n me mbaca per

paragraf da n esai pendek. 2) rnenyimpulkan pengertian membaca adalah suatu

kombinasi dari pengenalan huruf intellect, emosi yang dihubungkan dengan

pengetahuan si pembaca (background knowledge) untuk memahami suatu pesan

yang tertulis. 3) untuk seorang pemula membaca berarti mengenal simbol (printed

symbol) dari sebuah bahasa. Pemahaman bahasa secara bertahap akan dikuasai

setelah word recognition ini dikuasai, tentunya setelah mengadopsi strategi-

strategi membaca yang sesuai dengan tujuannya.

Berpijak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah

proses pengolahan bacaan secara kritis - kreatif yang dilakukan dengan tujuan

memperoleh pernahama n ya ng ber s ifat menye luruh tent ang bacaa n itu .

Ja d i, me mbaca adalah suatu proses kegiatan secara aktif kreatif untuk

mengenal, mengolah, dan memahami simbol-simbol bunyi (gratis) yang terdapat

di dalam bahan bacaan.

c. Jenis Membaca Pemahaman

Jenis-jenis membaca dan karakteristik membaca ditinjau dari segi terdengar

Page 42: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

atau tidaknya suara pembaca suara, maka membaca pemahaman adalah membaca

dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya dikuasai (David

Haryokusumo, 2009:7). Membaca pemahaman terbagi menjadi dua yaitu membaca

telaah isi (content study reading) dan membaca telaah bahasa ( linguistic reading

study). Membaca telaah isi dibagi lagi menjadi membaca teliti (close reading),

membaca pemahaman (reading for understanding), membaca kritis (critical

reading) dan membaca ide (reading for ideas). Adapun membaca telaah bahasa

dibagi lagi menjadi membaca bahasa asing (foreign language reading) dan

membaca sastra (literary reading).

Menurut Farr, 1969 dalam Soenardi Djiwandono (2008: 117) ada berbagai

tingkatan dalam kemampuan membaca pemahaman:

1) Tingkat kemampuan dasar meliputi (1) memahami arti kata-kata sesuai

penggunaan dalam wacana, (2) mengenali susunan organisasi wacana dan antar

hubungan bagian-bagiannya, (3) mengenali pokok-pokok pikiran yang

terungkap dalam wacana, (4) mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana.

2) Tingkat kemampuan menengah meliputi (1) memahami arti kata-kata sesuai

penggunaan dalam wacana, (2) mengenali susunan organisasi wacana dan antar

hubungan bagian-bagiannya, (3) mengenali pokok-pokok pikiran yang

terungkap dalam wacana, (4) mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana, (5) mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam wacana meskipun

Page 43: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda, (6) mampu menarik inferensi

tentang isi wacana.

3) Tingkat kemampuan membaca lanjut (1) memahami arti kata-kata sesuai

penggunaan dalam wacana, (2) mengenali susunan organisasi wacana dan antar

hubungan bagian-bagiannya, (3) mengenali pokok-pokok pikiran yang

terungkap dalam wacana, (4) mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana, (5) mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam wacana meskipun

diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda, (6) mampu menarik inferensi

tentang isi wacana, (7) mampu mengenali dan memahami kata dan ungkapan-

ungkapan untuk memahami nuansa sastra, (8) mampu mengenali dan

memahami maksud dan pesan penulis sebagai bagian dari pemahaman tentang

penulis.

Membaca pemahaman pada hakikatnya adalah suatu proses membangun

pemahaman terhadap wacana tulis. Proses ini terjadi dengan menjodohkan atau

menghubungkan skemata pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki

sebelumnya dengan isi informasi dalam wacana sehingga terbentuk pemahaman

terhadap wacana yang dibaca.

Dalam proses membaca seperti ini, pembaca menggunakan beberapa jenis

pemahaman, yaitu pemahaman literal, pemahaman interpretatif, pemahaman kritis,

dan pemahaman kreatif (Samsu Somadoya 2011:19).

Page 44: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a) Pemahaman Literal

Menurut Syafi’ie (1994:34) pemahaman literal adalah pemahaman terhadap

apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini

diperoleh dengan memahami arti kata, kalimat, paragraf dalam konteks bacaan ini

seperti apa adanya.

b) Pemahaman Interpretasi

Menurut Syafi’ie (1994:34), pemahaman interpretasi adalah pemahaman

terhadap apa yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini

lebih mendalam dibandingkan dengan pemahaman literal. Apabila dalam

pemahaman literal pembaca hanya mengenal, dan mengingat apa yang tertulis

dalam bacaan, dalam pemahaman interpretasi ini pembaca berusaha mengetahui

apa yang dimaksudkan oleh penulis yang tidak secara langsung dinyatakan dalam

teks bacaan.

c) Pemahaman Kritis

Menurut Syafi’ie (1994:36) pemahaman kritis adalah pemahaman bacaan

yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pemahaman interpretative.

Proses pemahaman kritis melampaui pemahaman interpretatif. Artinya, dalam

pemahaman interpretatif, penalaran yang dilakukan pembaca masih berada pada

lingkup memahami apa yang dikemukakan oleh penulis, sedangkan dalam

pemahaman kritis, disamping pemahaman apa yang dikatakan oleh penulis,

pembaca juga memberikan reaksi secara personal.

Page 45: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

d) Pemahaman Kreatif

Menurut Syafi’ie (1994:36), pemahaman kreatif adalah pemahaman yang

paling tinggi tingkatannya dalam proses membaca. Dalam proses pemahaman

kreatif ini, pertama membaca memahami bacaaan secara literal apa yang dikatakan

oleh penulis. Kemudian ia mencoba menginterpretasikannya dan memberikan

reaksinya berupa penilaian terhadap apa yang dikatakan penulis. Selanjutnya, ia

mengembangkan pemikiran-pemikirannya sendiri untuk membentuk gagasan baru,

mengembangkan wawasan baru, pendekatan baru, serta pola-pola pikirnya sendiri.

Henry Guntur Tarigan(2008:58) berpendapat bawa membaca pemahaman

(reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk

memahami :

1) Standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standards);

2) Resensi kritis ( critical review);

3) Drama tulis (printed drama);

4) Pola-pola fiksi ( patterns of fiction).

Menurut I Gusti Ngurah Oka (1983:71-73) macam-macam pengajaran

membaca mencakup :

1) Pengajaran membaca permulaan

Pengajaran rnembaca ini disajikan kepada siswa tingkat-tingkat permulaan

Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar-dasar mekanisme membaca,

sepert i misalnya kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa

yang diwakilinya, membina gerak mata memhaca dari kiri ke kanan, membaca kata-

Page 46: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kata, dan kalimat-kalimat sederhana dan lainnya.

2) Pengajaran membaca nyaring

Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau

lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang.juga sebagai

pengajaran membaca tersendiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, misalnya

membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring.

3) Pengajaran membaca dalam hati

Pengajaran me mbaca ini membina siswa agar mereka mampu

membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya,

baik isi pokoknya maupun isi bagiannya. Termasuk pula isi yang tersurat dan

tersirat.

4) Pengajaran membaca pemahaman

Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tak berbeda dari

pengajaran membaca dalam hati.

5) Pengajaran membaca bahasa

Pengajara n membaca in i pada dasarnya me rupaka n alat dar i

pengajaran bahasa. Guru-guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa

siswa.

6) Pengajaran Membaca Teknik

Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan-

pembinaan siswa menguasai teknik--teknik membaca yang dipandang patut

pelaksanaannya, pengajaran me mbaca te kn ik ser ing ka li ber impit dengan

Page 47: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pe nga jara n me mbaca nyaring, dan dengan pengajaran membaca permulaan. Di

pihak lain, pengajaran membaca banyak pula terlibat dengan cara-cara membaca

atau tuturan tertulis yang tergolong rumit. Lebih lanjut, dikatakan bahwa selain dari

keenam macam membaca di atas, secara sistematis ada pula lembaga pendidikan

yang dilaksanakan pengajaran membaca cepat yang membina kecepatan

membaca.

Menurut Imam Syaf i’ie (1993: 49-52) strategi dan teknik pengajaran

keterampilan membaca adalah keterampilan membaca akan dapat dikuasai

oleh siswa dengan baik apabila mereka banyak berlat ih membaca. Untuk itu,

perlu dipikirkan strategi yang tepat. Salah satunya ialah memastikan kegiatan

siswa dalam belajar membaca tidak hanya dilakukan di dalam kelas dan jam

pelajaran membaca saja, melainkan juga dilakukan dalam berbagai

kesempatan, baik di sekolah maupun di rumah. Guru Bahasa Indonesia dapat

menyusun perencanaan kegiatan membaca untuk para siswa, bekerjasama dengan

guru-guru bidang studi yang lain. Untuk menunjang pelaksanaan pengajaran

membaca tentunya diperlukan perpustakaan sekolah yang memadai, tersedianya

buku-buku bacaan, baik buku sastra ataupun pengetahuan umum sangat

diperlukan.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa membaca itu memerlukan

beberapa strategi adan teknik berlatih sehingga proses membaca dapat berjalan dengan

baik.

Page 48: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

d. Pengertian Membaca Pemahaman

Ditinjau dari pelaksanaannya, membaca pemahaman lebih cenderung tidak

disuarakan, sehingga semua alat ucap tidak dipakai agar dapat memahami informasi

atau pesan yang disampaikan dalam bacaan bisa lebih cermat tentunya dengan kecepatan

yang wajar. Sebagaimana yang diungkapkan Henry Guntur Tarigan (2008: 30) menyatakan

bahwa kegiatan membaca dalam hati hanya mempergunakan pengaktifan mata dan

ingatan. Dari segi keintensifannya, kegiatan membaca dalam hati lebih cepat daripada

membaca yang disuarakan, karena membaca dalam hati lebih cepat daripada membaca

yang disuarakan, sehingga proses penangkapan idea atau gagasan lebih cepat daripada

membaca yang disuarakan.

Kualitas pemahaman juga dipengaruhi oleh skemata pembaca masing-

masing. Aminudin (1997: 104) menyatakan bahwa membaca pemahaman

merupakan proses memahami paparan dalam bacaan dan menghubungkan gambaran

dalam bacaan dengan skemata pembaca untuk memperoleh informasi secara

menyeluruh. Pendapat serupa dikemukakan oleh Gillet (1994: 35) bahwa

pemahaman merupakan perpaduan informasi baru dengan pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya. Pemahaman sesuatu yang baru dengan melibatkan

pengetahuan yang tersimpan dalam memori yang disebut skemata.

Membaca pemahaman berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal penting

dari apa yang dibacanya. Yang dimaksud membaca pemahaman atau Reading

Comprehention adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail,

penting, dan seluruh pengertian (Agustinus Suyoto, 2009). Pemahaman ini berkaitan

Page 49: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Usaha efektif untuk

memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan: a) mengorganisasikan

bahan yang dibacanya dalam kaitan yang mudah dipahami; dan b) mengaitkan fakta

yang satu dengan fakta yang lain atau menghubungkannya dengan fakta dan konteks.

Menurut Rubin (1982:106), membaca pemahaman adalah proses intelektual

yang kompleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu penguasaan makna kata

dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal

Senada dengan itu, Syafii (1999:35) menyatakan bahwa membaca pada

hakikatnya adalah suatu proses membangun pemahaman wacana tulis. Proses ini

terjadi dengan cara menjodohkan atau menghubungkan skemata pengetahuan dan

pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan isi informasi dalam wacana

sehingga membentuk pemahaman terhadap wacana yang dibaca.

Smith (1982:45) menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah suatu

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pembaca untuk menghubungkan

informasi baru dengan informasi lama dengan maksud untuk mendapat pengetahuan

baru.

Menurut Gillet (1994:34) membaca pemahaman melibatkan pengetahuan latar,

pengetahuan tentang struktur teks, dan suatu pencarian informasi dalam teks secara aktif.

Agak berbeda dengan Henry Guntur Tarigan (2008: 58) memberikan batasan

membaca pemahaman sebagai kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami

standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standars), resensi kritis

(critical review), drama tulis (printed drama), dan pola-pola fiksi (pattern of fiction).

Page 50: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Membaca kritis menurut Albert sebagaimana yang dikutip H.G. Tarigan (2008:89)

membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana,

penuh tenggang hati, mendalam evaluatif, serta analitis dan bukan hanya mencari

kesalahan. Membaca ide masih menurut H.G. Tarigan (2008: 11) membaca yang

bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam

bacaan.

Kemudian menurut Anderson (1972) dalam H.G. Tarigan (2008: 117)

menyatakan bahwa membaca ide merupakan kegiatan membaca ide merupakan

kegiatan membaca yang bertujuan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari

suatu bacaan; mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik; masalah apa yang

dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut ; hal - hal apa yang dipelajari dan

dilakukan oleh si tokoh.

Kegiatan membaca ini menuntut pembaca untuk membaca dengan kritis.

Membaca kritis dapat dilakukan dengan membaca sekilas isi bacaan, kemudian

mengajukan pertanyaan seputar isi bacaan tentang informasi yang terkandung dalam

bacaan. Setelah itu dilanjutkan membaca kembali secara teliti setelah mengetahui

informasi penting yang terdapat dalam wacana. Tahap berikutnya meringkas isi bacaan

dan diakhiri dengan menguji diri sendiri tentang apa-apa yang sudah dibaca.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah proses

memahami bacaan pada hal-hal yang penting dengan cermat dan teliti tanpa disuarakan

sesuai dengan apa yang dibacanya.

Page 51: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Berkaitan dengan aspek mekanis membaca pemahaman, Burmeister (1978:

45), seorang pakar pendidikan bahasa Universitas Texas di El Paso, dalam

Improving Speed of Comprehension in Reading mengawali uraiannya dengan

melontarkan beberapa pertanyaan. Bagaimana mata seseorang bergerak ketika

mereka membaca? Apakah mata tersebut bergerak dengan lembut, seperti ketika

mengawasi seekor burung yang sedang terbang atau menyaksikan pesawat terbang

yang sedang mendarat? Atau apakah mata bergerak, berhenti, bercorak, berhenti lagi,

bergerak lagi dan berhenti lagi?

Penelitian dalam ranah ini jelas menarik bagi para ilmuwan pendidikan yang

banyak berhubungan dengan masalah penelitian akademis, sedangkan hasilnya

diperkirakan banyak menarik minat para instruktur pengajaran bahasa yang

lebih banyak berkiprah dalam ranah yang jauh lebih bersifat praktikal.

Salah satu metodologi yang, digunakan untuk meneliti pergerakan mata. yang

menurut penggagasnya dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja dalam kelas

pengajaran bahasa, adalah dengan meminta salah seorang memperhatikan mata

seseorang ketika dia sedang membaca. Apakah mata si pembaca bergerak dengan

lembut? Jika mata tersebut bergerak dengan lembut, maka dapat dipastikan bahwa

dia tidak sedang membaca.

Lebih jauh pakar pendidikan ini mengatakan bahwa dalam kenyataannya,

tentu saja berdasarkan hasil penelitiannya selama bertahun-tahun, kata (atau kata-

kata) hanya dapat dibaca apabila mata tidak bergerak. Hanya apabila mata

berhenti bergerak, atau terpusat pada satu bagian dari kata, pada satu kata,

Page 52: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

atau pada satu frasa, maka barulah si pembaca mendapatkan apa yang

dinamakan citra visual. Berikutnya, jika memang dikehendaki mata akan bergerak

untuk kemudian berhenti lagi jika si pembaca ingin mendapatkan citra visual yang

lain. Atau dengan kata lain, dalam ,membaca, mata sesorang pembaca haruslah berhenti,

bergerak, berhenti lagi, bergerak lagi, dan seterusnya, jika dia menginginkan

memahami apa yang dibacanya.

Dalam keadaan sebenarnya, khususnya lanjutan dan bukannya hanya satu kata

saja, proses berhenti ketika seseorang membaca secara berkelanjutan dan bukannya

hanya satu kata saja, proses berhenti dan bergerak ini mungkin memerlukan waktu

tidak lebih dari seperenam detik. Spache (1962: 23) dalam l s This A Breakthrough

in R e a d i n g ? menyatakan bahwa lebar rentang jarak yang diperlukan sepasang

mata dalam membaca tidak dapat melebihi tiga kata, atau dengan kata lain

seorang pembaca yang paling cepat sekali pun, berdasarkan hasil penelitian ini,

tidak akan mampu membaca lebih banyak dan tiga kata dalam satu periode tertentu

sebelum dia menggerakkan kembali matanya menuju ke kelompok kata yang

lain.

Mata pembaca harus bergerak pada kumpulan tiga kata berikutnya, setelah

membaca tiga kata, pergerakan inilah yang oleh para pakar pendidikan bahasa

dinamakan saccadic sweep, sebuah pergerakan yang membutuhkan waktu paling

cepat sekitar 1/30 detik. Waktu ini hanya dapat dilakukan oleh seorang pembaca

yang baik dan tentunya waktu ini akan bertambah jika dilakukan oleh pembaca

yang kurang baik.

Page 53: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Jadi, jika hasil kedua penelitian ini digabungkan akan didapatkan bahwa

jumlah waktu total yang dibutuhkan oleh seorang pembaca yang baik untuk

membaca tiga buah kata dan kemudian berpindah pada kelompok tiga kata

berikutnya adalah seperenam detik ditambah sepertiga puluh detik atau sama

dengan seperlima detik. Atau dengan kata lain, dalam satu detik, seorang pembaca

yang baik diperkirakan mampu membaca sekitar 15 kata, atau sekitar 900 kata

dalam satu menitnya. Tentunya dengan pemahaman yang baik pula.

Dari uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman

adalah suatu kombinasi dari pengetahuan huruf, intellect, emosi yang dihubungkan

dengan pengetahuan si pembaca (background knowledge) untuk memahami suatu

pesan yang tertulis.

Turner (1988: 159) mengungkapkan bahwa seorang pembaca dikatakan

memahami bahan bacaan secara baik apabila pembaca dapat:

(1) Mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui

maknanya,

(2) Menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna

yang ada dalam bacaan,

(3) Memahami seluruh makna secara kontekstual, dan

(4) Membuat pert imbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman

membaca.

Pearson dan Jhonson dalam Burns, Roe da Ross,(1996:207)

menyatakan bahwa aktivitas membaca pemahaman merupakan suatu kesatuan

Page 54: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

proses dan serangkaian proses yang mempunyai ciri tersendiri . Membaca

pemahaman juga merupakan rekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks

yang dibaca sehingga dalam proses membaca terjadi interaksi bahasa dan

pikiran.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa membaca

pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif

melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca

serta dihubungkan dengan isi bacaan. Dengan demikian, terdapat t iga hal

pokok dalam membaca pemahaman, yaitu (1) pengetahuan dan pengalaman

yang telah dimiliki tentang topik, (2) menghubungkan pengetahuan dan

pengalaman dengan teks yang akan dibaca, dan (3) proses memperoleh makna

secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki.

e. Tujuan Membaca Pemahaman

Menurut Rivers dan Temperly (1978) dalam Samsu Somadayo (2011:11)

tujuan utama dalam membaca pemahaman adalah memperoleh pemahaman.

Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami isi

bacaan/teks secara menyeluruh. Seorang dikatakan memahami bacaan secara baik

apabila memiliki kemampuan sebagai berikut.

(1) Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis,

(2) Kemampuan menangkap makna tersurat dan makna tersirat, dan

(3) Kemampuan membuat simpulan. Semua aspek-aspek kemampuan membaca

Page 55: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

tersebut dapat dimiliki oleh seorang pembaca yang telah memiliki tingkat

kemampuan membaca tinggi. Namun, tingkat pemahamannya tentu saja terbatas.

Artinya, mereka belum dapat menangkap maksud persis sama dengan yang

dimaksud oleh penulis.

Senada dengan itu, Nutall (1982:167) menyatakan bahwa tujuan membaca

merupakan bagian dari proses membaca pemahaman, pembaca memperoleh pesan

atau makna dari teks yang dibaca, pesan atau makna tersebut dapat berupa informasi,

pengetahuan, dan bahkan ungkapan pesan senang atau sedih.

Selain itu, Anderson (1972:208) menyatakan bahwa membaca pemahaman

memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks. Tujuan tersebut antara lain:

(1) Membaca untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta-fakta

(2) Membaca untuk mendapatkan ide pokok,

(3) Membaca untuk mendekatkan urutan organisasi teks,

(4) Membaca untuk mendapatkan kesimpulan,

(5) Membaca untuk mendapatkan klasifikasi, dan

(6) Membaca untuk membuat perbandingan atau pertentangan.

Keterampilan membaca bukanlah sekadar kemampuan mengartikan sintaksis

dan leksikal sebuah teks melainkan juga kemampum menyadari kebermaknaan

dan tujuan informasi. Berbicara tentang tujuan informasi, Morrow (dalam Sri Utari

Subyakto-Nabahan, 1993: 164-165) menyatakan bahwa tujuan membaca adalah

mencari informasi yang: 1) kognitif dan intelektual, yaitu yang digunakan seseorang

untuk menambah keilmuannya sendiri, (2) referensi dan faktual, yaitu yang digunakan

Page 56: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata di dunia ini, (3) afektif

dan emosional, yaitu yang digunakan seseorang untuk mencari kenikmatan dalam

membaca.

Berbicara tentang tujuan membaca Burn, 1996 (dalam Farida Rahim 2008:11)

mengungkapkan bahwa tujuan membaca mencakup 1) kesenangan; 2)

menyempurnakan membaca nyaring; 3) menggunakan strategi tertentu; 4)

memperbaharui pengetahuannnya tentang suatu topik; 5) mengaitkan informasi baru

dengan informasi yang telah diketahuinya; 6) memperoleh informasi untuk laporan

lisan atau tertulis; 7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; 8) menampilkan

suatu eksperimen; dan 9) menjawab pertanyaan yang spesifik.

Suyatno (2004: 107) mengungkapkan bahwa tujuan membaca pemahaman

yaitu siswa dapat memahami bacaan secara intensif, tanpa bersuara, dan tuntas. Siswa

memahami bacaan tertentu tanpa harus berkomat-kamit, sangat rukun, sangat tekun,

dan analitis. Kemudian siswa dapat menjawab pertanyaan bacaan sesulit apapun.

Secara terperinci Anderson yang dikutip oleh Henry Guntur, (2008:9-10)

mengemukakan tujuan utama dalam membaca yaitu untuk mencari serta

memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Maka, arti

(meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kata

dalam membaca. Berikut ini beberapa tujuan yang penting dalam kegiatan

membaca pemahaman.

a ) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah

dilakukan oleh si tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang

Page 57: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk me mecahkan masalah-

masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik

dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari

atau yang dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh

sang tokoh untuk mencapai tujuan

c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap

bagian cerita. apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan

ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu

masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian buat dramatis.

d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh

merasakan sepert i cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh

sang pengarang kepada para pembaca mengapa para tokoh berubah, kualitas

yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.

e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak

wajar, mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita atau apakah

cerita itu benar atau tidak benar.

f) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan

ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh

sang tokoh. atau bekerja sepert i cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.

g) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,

bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagairnana dua

Page 58: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

cerita mempunyai perasaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.

Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca

pemahaman adalah menemukan, memperoleh informasi, mencakup isi, memahami

makna bacaan, dan mengetahui topik yang baik dan menarik yang ada dalam

cerita.

f. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman

Mc Laughlin dan Allen (2002) dalam Samsu Somadayo (2011: 16), prinsip-

prinsip membaca pemahaman yang didadasarkan pada penelitian yang paling

mempengaruhi pemahaman membaca yakni:

(1) Pemahaman merupakan proses konstruksi sosial,

(2) Keseimbangan kemahiraksaraan,

(3) Guru membaca yang profesional (unggul) memengaruhi belajar siswa,

(4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif

dalam proses membaca,

(5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna,

(6) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai bahan bacaan

pada berbagai tingkat kelas,

(7) Perkembangan kosa kata dan pembelajaran memengaruhi pemahaman

pembaca,

(8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman,

(9) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan, dan

Page 59: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

(10)Asesmen yang dinamis yang menginformasikan pembelajaran membaca

pemahaman.

Brown (1984: 54) menyatakan bahwa prinsip utama pembaca yang baik

ialah pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses membaca. Mereka

mempunyai tujuan yang jelas serta memonitor tujuan membaca mereka dari teks

bacaan yang mereka baca. Pembaca yang baik menggunakan strategi pemahaman

untuk mempermudah membangun makna. Strategi ini mencakup tinjauan,

membuat pertanyaan sendiri, membuat hubungan, memvisualisasikan, mengetahui

bagaimana membentuk makna, memonitor, meringkas, dan mengevaluasi.

Anderson dalam Burns,dkk (1996: 43), pembaca yang baik bisa

mengintergrasikan informasi dengan terampil dalam teks dengan pengetahuan

sebelumnya tentang topik. Sebaliknya, pembaca yang tidak baik mungkin

terlampau menekankan simbol-simbol dalam teks atau terlampau menekankan

pengetahuan sebelumnya tentang topik.

Bertolak dari beberapa ahli tersebut di atas, dari beberapa ahli dapat

disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah berpartisipasi aktif dalam proses

memahami sebuah topik dalam konteks. Prinsip-prinsip yakni pemahaman

terhadap proses kontruktivitis sosial, keseimbangan kemahiraksaraan, serta

strategi dan keterampilan yang bisa diajarkan guru dalam pembelajaran membaca

pemahaman.

g. Manfaat Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman memiliki banyak manfaat. DeBoer dan Dallmann

Page 60: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

(1966: 7) menjelaskan bahwa “Reading is an important means of introducing the

child to the surrounding; world. In this fact, we find opportunity as well as our

Challenge. Through reading the child can view ever-widening horizons and explore

ever-new areas in the world of things, people, and events". Dengan kata lain,

membaca sebagai alat untuk memperkenalkan anak kepada dunia. Melalui

kegiatan membaca, siswa akan memperoleh manfaat tentang pengetahuan dan

perkembangan yang ada di dunia (membuka cakrawala dunia).

Secara lebih lengkap, DR. Aidh bin Abdullah al-Qarni (dalam Dwi Putri (2006 )

menambahkan bahwa manfaat membaca yaitu:

1) Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.

2) Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam

kebodohan.

3) Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa

berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.

4) Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan

kefasihan dalam bertutur kata.

5) Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara

berpikir.

6) Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan

memori dan pemahaman.

7) Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain,

kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.

Page 61: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

8) Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik

untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk

mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.

9) Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari

keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.

10) Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan

mempelajari berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa

meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk

memahami apa yang tertulis "diantara baris demi baris" (memahami apa yang

tersirat).

Berpijak dari hal di atas di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat

membaca adalah dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat

dan memproses ilmu pengetahuan maupun mempelajari berbagai disiplin ilmu

dan aplikasinya dalam hidup.

h. Aspek-aspek Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman

Keterampilan seseorang dapat diukur mela lui tes. baik tes yang

bersifat sub jektif maupun objektif. Soenardi Djiwandono (1996: 64-65)

menyatakan bahwa tujuan pokok penyelenggaraan tes membaca adalah

mengetahui dan mengukur tingkat keterampilan memahami makna tersurat, tersirat

maupun implikasi dari isi suatu bacaan. oleh karenanya dapat dipilih tes bentuk

subjektif maupun objektif`. Tes bentuk subjektif dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan

yang dijawab melalui jawaban panjang dan lengkap atau sekadar jawaban pendek.

Page 62: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Berbeda dengan tes objektif dapat disusun dalam bentuk tes melengkapi, menjodohkan,

pilihan ganda, atau bentuk-bentuk gabungan.

Burhan Nurgiyantoro (2001: 253) mengungkapkan bahwa pengukuran kegiatan

membaca dapat mencakup dua segi yaitu keterampilan dan kemauan. Keterampilan

membaca lebih berkaitan dengan aspek kognit if yang mencakup enam

tingkatan, yaitu (1) tes keterampilan membaca tingkat ringan, (2) tes keterampilan

membaca tingkat pemahaman, (3) tes keterampilan membaca t ingkat penerapan,

(4) tes keterampilan membaca tingkat analisis, (5) tes keterampilan membaca

tingkat sintesis, (6) tes keterampilan membaca tingkat evaluasi, Faktor kemauan

berkaitan dengan aspek afektif. Jadi, membaca pemahaman pada siswa SMA/MA ada

pada tes membaca tingkat ketiga yaitu tes keterampilan membaca tingkat pemahaman

lanjut.

Sebagaimana halnya tes untuk keterampilan berbahasa, tes untuk mengetahui

tingkat keterampilan memahami isi bacaan dapat diselenggarakan dengan

menggunakan berbagai format tes yang tersedia. Tes membaca dapat disajikan dalam

bentuk tes subjektif dengan pertanyaan-pertanyaan yang wajib melalui jawaban

panjang dan lengkap, atau sekadar jawaban-jawaban pendek. Tes membaca juga

dapat disajikan dalam bentuk objektif, setelah melengkapi, menjodohkan, pilihan

ganda, atau bentuk-bentuk gabungan.

Menurut Rockhan dan Martutik (1991: 42-43) tes membaca dimaksudkan

untuk mengukur keterampilan tes dalam memahami suatu bacaan. Untuk mengukur

keterampilan memahami bacaan diperlukan bahan tes yang berupa bacaan. Tes

Page 63: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

membaca merupakan tes bahasa untuk mengukur keterampilan seseorang dalarn

memahami suatu bacaan yang di dalamnya melibatkan aspek: pemahaman bahasa

dan lambang tertulis, gagaasan, serta nada dan gaya bahasa.

Sikap dan kemauan membaca yang bagian afektif itu akan sangat

mempengaruhi dua aspek yang lain, kognitif dan psikomotorik. Dalam

kaitannya dengan penngajaran membaca di sekolah, kita juga perlu "mengukur" sikap

dan kemauan membaca siswa. Penilaian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

masalah sikap tidak mempergunakan teknik tes, melainkan teknik nontes.

Pelaksanakan tes membaca pemahaman di atas, diperlukan indikator

keterampilan membaca pemahaman. Berkaitan dengan indikator tersebut, David Russel

dalam Ahmad Slamet Harja Sujana, (1985: 65-66) menyatakan bahwa kompetensi

membaca adalah kemampuan memberi respons yang tepat dan akurat terhadap

tuturan tertulis yang dibaca, termasuk di dalamnya adalah: (1) keterampilan memberi

respons komunikatif terhadap kata-kata urutan kalimat yang diamati pada

permukaan bacaan atau yang sering disebut kemampuan membaca yang tersurat,

(2) keterampilan memberikan interpretatif terhadap hal-hal yang tersimpan di

sela-sela atau dibalik permukaan bacaan atau yang sering disebut dengan kemampuan

membaca tersorot, dan (3) keterampilan memberikan respons evaluatif imajinatif

terhadap keseluruhan bacaan.

Sementara itu, Smith (2006) dalam massofa (2008) mengelompokkan

tingkat keterampilan membaca pemahaman menjadi 4 kategori, yaitu 1)

pemahaman literal, 2) interpretasi, 3) membaca krit is. dan 4) membaca

Page 64: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

kreatif.

Berbeda dengan Smith, Anderson (1972: 106) membedakan t ingkat

pemahaman atas t iga t ingkatan yaitu: (1) membaca barisan, (2) membaca

antarbarisan, dan (3) membaca di luar barisan. Membaca barisan diart ikan

sebagai memahami arti harfiah, membaca antarbarisan diartikan

menginterpretasikan maksud tulisan, dan membaca di luar barisan diartikan

menarik kesimpulan dari generalisasi. Selanjutnya, Anderson menyatakan bahwa

ada tujuh kemampuan yang terkandung di dalamnya, yaitu: (1) kemampuan

mengetahui makna kata, (2) kemampuan mengetahui fakta, (3) kemampuan

menentukan tema pokok, (4) kemampuan memahami hubungan timbal-balik, (5)

kemampuan menganalisis (6) kemampuan menyimpulkan, dan (7) kemampuan

melihat tujuan pengarang.

Sehubungan dengan kompetensi yang dituntut dalam membaca, Munby

dalam Grellet, (1986:4-5) menyatakan bahwa ada sembilan belas kompetensi yang

dituntut agar seseorang dapat membaca dengan baik. Selanjutnya, dia menjelaskan

bahwa indikator keterampilan membaca tersebut dapat dilihat dari kemampuan

siswa dalam (1) menetapkan ide pokok, (2) memilih butir-butir penting, (3)

mengikuti petunjuk-petunjuk, (4) menentukan organisasi bahan bacaan, (5)

menentukan citra visual dan citra lainnya dalam bacaan, (6) menarik kesimpulan-

kesimpulan, (7) menduga dan meramalkan dampak dari kesimpulan, (8)

merangkum bacaan, (9) membaca fakta dari pendapat, (10) memperoleh informasi

dari aneka sarana khusus, seperti ensiklopedia.

Page 65: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Berbeda dengan pendapat di atas, Davies dan Widdowson (1974: 167)

menyatakan bahwa indikator-indikator untuk mengukur kemampuan membaca

pemahaman terdiri atas: (1) acuan langsung yang dirinci dalam kemampuan

memahami makna kata, istilah, ungkapan, kemampuan menangkap informasi

dalam kalirnat dan kemampuan menjelaskan ist ilah; (2) penyimpulan yang

dirinci dala m ke ma mpuan menemukan sifat hubungan suatu ide dan kemampuan

menangkap isi bacaan baik tersurat maupun tersirat; (3) dugaan yang dirinci dalam

kemampuan menduga pesan yang terkandung dalam bacaan clan kemampuan

menghubungkan teks dengan situasi komunikasi, (4) penilaian, yang dirinci dalam

kemampuan menilai isi teks, kemampuan menilai ketepatan organisasi bacaan, dan

kemampuan menilai ketepatan pengungkapan informal.

Aktivitas membaca melibatkan proses mental (berpikir) sepert i

penilaian, penalaran, pertimbangan, pengkhayalan, dan pemecahan masalah. Dalam

kegiatan membaca, pembaca akan melibatkan dirinya secara aktif dalam bacaan,

mengolah inf'ormasi visual clan nonvisual, serta merekonstruksikan isi tersurat dan

tersirat apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Pembaca melibatkan beberapa

kemampuan sepert i kemampuan linguistik, psikologis, dan perseptual. Dalam

kaitannya dengan kajian penelitian ini, pemahaman yang dinilai mencakup : (1)

pemahaman literal ; (2) pemahaman interpretatif; (3) pemahaman kritis, dan (4)

pemahaman kreatif. Sementara itu, aspek yang diukur dari masing-masing

pemahaman di atas dikembangkan peneliti dengan bersumber pada teori atau

konsep-konsep yang telah dipaparkan.

Page 66: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Bertolak dari paparan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa kompetensi

membaca siswa dikatakan baik atau tidak, dapat ditentukan melalui kecekatan

mereka dalam: (a) mengingat dan mengenali kembali apa yang tertulis dalam teks

bacaan, (b) memahami informasi yang dinyatakan secara tersurat (eksplisit)

dalam bacaan, (c) memahami informasi yang dinyatakan secara tersirat (implisit).

(d) membuat kesimpulan berdasarkan bahan bacaan, (e) menganalisis beberapa

informasi yang diperoleh dari bahan bacaan. (f) mengorganisasi informasi yang

diperoleh dari bacaan, (g) menilai bahan bacaan yang telah dibaca (h) mengapresiasi

bahan bacaan yang telah dibaca.

Berpijak pemaparan konsep teoretik di atas, dapat disimpulkan bahwa

sebagai suatu kecekatan pembaca (dalam hal ini siswa) dalam

mendayagunakan seluruh fungsi kognitif mentahnya untuk mernahami

lambang/simbol bahasa tertulis seperti kata, frasa, kalimat yang terdapat dalam

bacaan, baik secara tersirat (pemahaman literal) maupun tersirat (pemahaman

interpretasi, kritis, kreatif) dengan tepat. Jadi, kompetensi membaca pemahaman

merupakan aktivitas dari seluruh potensi fisik maupun psikologis.

Tes subjektif digunakan untuk mengetes kompetensi membaca dalam

penelitian ini, yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaiatan dengan teks

bacaan. Responden diminta membaca teks bacaan yang berbeda-beda (teks

bacaan tidak harus utuh ada yang berupa penggalan dari sebuah wacana) yang

telah ditetapkan penulis. Setiap teks bacaan yang berbeda diikuti beberapa

nomor pernyataan.

Page 67: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tingkatan kognitif dari hasil belajar membaca ini ditentukan dengan

berdasarkan pada acuan t ingkatan hasil belajar kognitif menurut Taksonomi

Bloom, yaitu: (1) ingatan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5)

sintesis, dan (6) evaluasi. Sementara itu indikator yang diukur menurut tingkatan

hasil belajar tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

Indikator untuk mengukur aspek ingatan responden pada teks bacaan yang

telah dibaca adalah mereka harus mampu menyebutkan kembali fakta, definisi,

atau konsep yang terdapat dalam teks bacaan; sedangkan, untuk mengukur aspek

pemahaman terhadap teks bacaan yang telah dibaca adalah mereka harus mampu

memahami bacaan, mencari hubungan antarhal, sebab akibat, dan persamaan

antarhal.

Aspek penerapan diukur a ta u d iindikat o r me la lui ke ma mpuan

pembaca dalam menerapkan atau memberi contoh. Sementara itu, untuk mengukur

aspek analisis teks bacaan, responden harus mampu menganalisis, atau

mengidentifikasi informasi.

Kemampuan pembaca dalam menghubungkan konsep atau masalah yang

terdapat dalam teks bacaan merupakan indikator untuk mengukur aspek sintesis, dan

aspek evaluasi diukur melalui kemampuan pembaca dalam memberikan penilaian

terhadap isi wacana.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

aspek-aspek penilaian keterampilan membaca pemahaman adalah keterampilan

memberi respons yang tepat dan akurat terhadap tuturan tertulis yang dibaca, yang

Page 68: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kedalamannya termasuk: (1) keterampilan memberi respons komunikatif terhadap

kata-kata urutan kalimat yang diamati pada permukaan bacaan, (2) keterampilan

memberikan interpretatif terhadap hal-hal yang tersimpan di sela-sela atau dibalik

permukaan bacaan, (3) keterampilan memberikan respons evaluatif-imajinatif

terhadap keseluruhan bacaan.

2. Hakikat Pendekatan Quantum Learning

a. Pengertian Pendekatan

Pendekatan adalah seperangkat asumsi korelasi yang menangani hakikat

pengajaran dan pembelajaran bahasa. Pendekatan memerikan hakikat pokok

bahasan yang diajarkan (Depdiknas, 2007:70).

Iskandar Wasid dan Dadang Sunendar (2009:40) mengungkapkan bahwa

pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya

berupa asumsi yang saling berkaitan.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis

pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada

siswa (student centered approach), dan (2) pendekatan pembelajaran yang

Page 69: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) (Abin Syamsuddin

Makmun, 2003: 26)

Imam Syafi’i (1993:16) menjelaskan bahwa istilah pendekatan dalam pengajaran

bahasa mengacu pada teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran yang

berfungsi sebagai landasan dan prinsip pengajaran bahasa. Setiap pendekatan dalam

pengajaran bahasa mempunyai karakteristik tertentu.

Pendekatan berada pada tingkat yang tertinggi, yang kemudian diturunkan atau

dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya metode dituangkan atau diwujudkan

dalam sebuah teknik.

Metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasa secara rapi

dan tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang dikontradiksi, dan kesemuanya itu

didasarkan pada pendekatan yang dipilih. Pendekatan bersifat aksiomatis sedangkan

metode bersifat prosedural. Di dalam satu pendekatan mungkin terdapat banyak

metode.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendekatan adalah sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di

dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran

dengan cakupan teoretis tertentu.

b. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas ada

bermacam-macam (Andayani, 2009: 2) antara lain:

Page 70: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1) Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah sebuah konsep pembelajaran yang

membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya

dengan situasi nyata. Situasi nyata yang disajikan dalam pembelajaran adalah

situasi nyata yang benar-benar dialami dalam kehidupan siswa. Penerapan

pendekatan ini dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan

dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga dan

bahkan sebagai anggota masyarakat.

2) Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran koopertif adalah adalah pembelajaran yang secara sadar dan

sengaja mengembangkan interaksi yang saling silih asuh untuk menghindari

ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan,

sebagai latihan hidup di masyarakat.

3) Pendekatan Pembelajaran Quantum Learning

Dalam pembelajaran, Quantum Learning merupakan interaksi yang

mengubah energi menjadi "cahaya". Sebagai pelajar tujuannya adalah meraih

sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi

cahaya.

4) Pendekatan Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia

siswa, dan ada kaitannya dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan

Page 71: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari

berbagai materi pelajaran.

Berdasarkan jenis pendekatan tersebut di atas, maka dapat ditarik simpulan

bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan

belajar mengajar mempunyai beberapa cara yaitu: pendekatan kontekstual,

pembelajaran kooperatif, pembelajaran quantum learning, dan pembelajaran

tepadu

c. Pengertian Quantum Learning

Istilah quantum berasal dari ilmu fisika yang berarti energi cahaya. Dalam

quantum learning merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi "cahaya".

Sebagai pelajar tujuannya adalah meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi,

hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (Bobbi De Porter dan

Henacki,2005:16).

Selanjutnya, Hernowo (2005:29) mengartikan quantum learning sebagai

interaksi yang terjadi dalam prosess belajar sehingga mampu mengubah potensi

yang ada pada diri manusia menjadi pancaran dalam memperoleh hal-hal baru

untuk ditularkan kepada orang lain.

Quantum Learning merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses

belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta. membuat belajar

sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat (Akhmad Sudrajad :

2008).

Page 72: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Berdasarkan pengertian quantum learning, maka quantum learning untuk

menggerakkan energi potensial pelajar agar berfungsi dalam interaksi proses

pembelajaran sehingga pembelajar menjadi mampu melakukan hal-hal seperti

menulis laporan IPA (sains) dan khususnya membaca pemahaman.

Berkaitan dengan pendekatan quantum learning, Suyatno (2004:31)

mengungkapkan bahwa pendekatan quantum learning mencakup petunjuk

spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang

kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Pendekatan

quantum learning adalah pengubahan bermacam-macam, interaksi yang ada di

dalam dan di sekitar momen belajar dengan menyingkirkan hambatan yang

menghalangi proses belajar alamiah denmagn secara sengaja menggunakan

musik, mewarnai lingkungan sekeliling, dan keterlibatan aktif siswa dan guru.

Asas yang digunakan adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan

dunia kita ke dunia mereka.

Kelahiran quantum learning sebagai pendekatan pembelajaran di

Indonesia, diawali dengan adanya praanggapan bahwa manusia Indonesia

terjangkit virus keseraga man. Keseragaman in i meliputi sentralist ik dan

uniformistik yang mewarnai pengemasan dunia pembelajaran (Nyoman S.

Degeng, 2005:2-4). Keseragaman yang menjangkiti dunia pembelajaran ini

mengakibatkan kegagalan dalam pembelajaran itu sendiri, karena berlawanan

dengan hakikat murid yang sebenarnya me milik i

keberanekaragaman.Terlebih lagi, pemaksaan melalu i t indakan

Page 73: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

keseragaman dalam pe mbelajaran terhadap murid akan menjauhkan dari

keberhasilan belajar.

Berkenaan dengan hal itu Nyoman S. Degeng (2005:4) menjelaskan bahwa

quantum learning ini sebagai "orkestra pembelajaran yang penuh dengan

suasana bebas, santai, menakjubkan, menyenangkan, dan menggairahkan”.

Penciptaan suasana seperti itu, dapat: (1) dibangun motivasi; (2) ditumbuhkan

simpati dan saling pengertian; (3) dibangun sikap takjub kepada

pembelajaran; dibangun perasaan saling memiliki; dan (5) dapat memberikan

keteladanan.

Quantum learning dalam pembelajaran antara guru dan siswa “ Show teacher

how to orchestrate their student’s success by taking into account “everything” in the

classroom along whit the environment, the design of thecurriculum, and how

it’spresented. The result; a highly-effective way to teach anything to anybody”

(Akhmad Sudrajad, 2006)

Pembelajaran dengan menggunakan quantum learning, guru harus

membawa pikiran siswa ke dalam pikiran guru dan sebaliknya pemikiran guru

menjadi pemikiran siswa. Dengan demikian. ada kedekatan secara psikologis

antara guru dengan siswa. Guru juga harus mengenali gaya belajar siswa,

apakah gaya belajarnya visual (mementingkan segala sesuatu yang dilihat),

apakah audit if (mementingkan pendengaran), apakah kinestetik (memerlukan

gerakan).

Page 74: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Hal-ha l yang perlu d ilat ih dala m quantum learning ini menurut

Bobbi de Potter dan Mike Hernacki (2005:24) adalah (1) cara siswa

memusatkan perhatian (konsentrasi), (2) cara mencatat yang benar, (3) cara

belajar menyiapkan ujian, (4) cara membaca cepat, dan (5) cara menumbuhkan

ingatan jangka panjang (long time memory).

Dalam pelaksanaannya quantum learning memiliki petunjuk yang bersifat

spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang bahan ajar,

menyampaikan isi pembelajaran, dan memudahkan proses belajar (De

Porter,2005:4-5). Dalam hal tersebut diuraikan cara-cara efektif pelasanaaan

quantum learning sebagai berikut: (1) partisipasi dengan cara mengubah kelas dari

kelas yang biasa menjadi kelas yang menarik;(2) memotivasi dan menumbuhkan

minat dengan menerangkan kerangka rancangan yang dikenal dengan singkatan

TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan);

(3) membangun rasa kebersamaan: (4) menumbuhkan dan mempertahankan daya

ingat; dan (5) merangsang daya dengar anak didik. Semua itu pada hakikatnya akan

menempatkan guru dan murid pada jalur cepat menuju kesuksesan belajar.

“Quantum learning sesungguhnya merupakan ramuan atau rakitan dari

berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi/

neurolinguistik yang jauh sebelumnya sudah ada. Quantum Learning

menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan NPL dengan teori,

keyakinan, dan metode” (Massofa,2006).

Page 75: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kegiatan pelaksanaan quantum lerning mempunyai dua ciri. Ciri quantum

learning yang pertama adalah penciptaan lingkungan belajar yang perantaranya

bisa diibaratkan dengan tugas kru panggung (Bobbi De Potter, 2005:66). Kru

panggung untuk pementasan mempersiapkan dengan cara menata ruang pentas

mulai dari pencahayaan, tata suara, setiap nuansa warna, dan bentuk yang akan

menentukan dan membantu penyampaian pesan kepada penonton. Demikian pula

terkait dengan penataan lingkungan belajar, dimulai dengan penataan lingkungan

belajarjar. Quantum Learning menekankan pada penciptaan ruangan belajar yang

sama dengan kru panggung, yaitu penciptaan lingkungan menyenangkan mulai dari

penataan perabotan, bantuan visual (alat peraga) baik yang digunakan selama

pembelajaran maupun yang tergantung di dinding kelas, tampilan guru "pleasant

to look it", bila perlu didengarkan musik, semuanya merupakan kunci yang dapat

mcnciptakan lingkungan belajar yang optimal. Oleh sebab itu, dalam proses

pembelajaran guru haruslah "pleasant to look at" (sedap dipandang) karena

berpengaruh positif terhadap siswa untuk betah di kelas.

Ciri quantum learning yang kedua adalah menerapkan falsafah belajar

sugestologi atau sugestopedia, yaitu pada dasarnya sugesti dapat dan pasti

mempengaruhi hasil belajar siswa (Bobbi De Potter dan Henacki,2005:14). Wujud

sugesti dalam interaksi belajar disarankan oleh (Bobbi De Potter dan Henacki,

2005:24) adalah komentar positif. Komentar positif akan membentuk kepercayaan

pada diri siswa ketika belajar. Hal ini berarti bahwa quantum learning menghindari

komentar negatif: misalnya guru mengatakan “Tidak jawaban itu salah, saya heran

Page 76: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

melihatmu.” Komentar posit if akan membentuk kepercayaan pada diri siswa

ketika belajar. Hal ini berarti bahwa quantum learning menghindari komentar

negatif; misalnya guru mengatakan "Tidak jawaban itu salah,saya heran melihatmu".

Komentar negatif ini akan menyebabkan (1) siswa terguncang, sehingga benih-benih

keraguan akan tertanam pada diri siswa, (2) dapat menjadikan siswa berhenti belajar dan

secara tidak sadar akan menutupi atau menghalangi pengalaman siswa dalam belajar,

dan (3) akan membuat perasaan siswa dalam belajar menjadi.terasa tegang dan

terbebani. Istilah lain yang dapat dipertukarkan dalam sugestologi adalah percepatan

belajar (accelerant learning). Percepatan belajar didefinisikan sebagai

memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan

upaya yang normal.

Sehubungan dengan pembelajaran yang dipercepat, Aqib, (2002: 177)

mengartikan istilah quantum learning menjadi quick and quality (cepat dan

berkualitas), bahwasanya proses pembalajaran itu berlangsung cepat sesuai alokasi

waktu yang ditetapkan, namun tetap menjadi sasaran dan tujuan.

Berdasarkan kedua ciri dari quantum learning di atas, maka pelaksanaan

quantum learning dalam kegiatan pembelajaran diarahkan pada (1) suasana

belajar yang menenangkan (peralatan, perabotan, bantuan visual/alat peraga yang

digunakan selama pembelajaran ataupun yang tergantung di dinding kelas,

tampilan guru yang pleasant to look at, dan (2) menekankan sugasti (pemberian

komentar positif) dan pembelajaran yang dipercepat, maksudnya siswa cepat dapat

belajar dalam memperoleh kemampuan tertentu misalnya membaca pemahaman.

Page 77: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Bertolak dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

quantum learning merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi "cahaya"

sehingga dapat meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi

agar menghasilkan energi cahaya dalam pembelajaran.

d. Pendekatan Quantum Learning dalam Meningkatkan Kualitas Hasil

Keterampilan Membaca Pemahaman di Kelas XI

Pembelajaran membaca pemahaman di SMA/MA termuat dalam standar

kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI. Secara tersurat siswa

diharapkan mampu menemukan gagasan utama tiap paragraf, perbedan, ciri-ciri,

identifikasi paragraf induktif dan deduktif pada teks bacaan. Membaca

pemahaman merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Keberhasilan dari

keterampilan membaca ini sangat bergantung pada sikap, tingkat keseriusan, dan

kesiapan dalam menerapkan model pembelajaran. Maksud pembelajaran yang

dimaksud di sini adalah pendekatan quantum learning dengan metode TANDUR.

Pendekatan Quantum Learning sangat cocok diterapkan untuk siswa kelas XI

SMA/MA, hal ini dikarenakan ada kecenderungan bahwa anak seusia kelas XI

SMA/MA sangat menyenangkan dengan pembelajaran quantum learning yang

diterapkan secara ekstensif atas dasar hal-hal tersebut akan membantu siswa

mencapai tujuan belajarnya dalam proses KBM .

Dengan menerapkan pendekatan quantum learning dengan metode

TANDUR, siswa (khususnya kelas XI) akan dilatih pemahamannya dan dipupuk

rasa senangnya serta sikap positif dalam pekerjaannya maupun terhadap dirinya

Page 78: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

sendiri (Nurhadi dan Agus G.S.,2003:60). Agar semua siswa dapat mengambil

manfaat dari aktivitas kerja siswa, mereka hendaknya diberi kesempatan untuk

mengembangkan berbagai keterampilan. Misalnya, siswa perempuan diberi

pengalaman sebagai presenter dan siswa laki-laki diberi pengalaman sebagai

notulis. Semua siswa hendaknya mengembangkan keterampilan berbicara dan

mendengar di hadapan orang lain.

Penerapan pendekatan quantum learning agar mampu meningkatan kualitas

pembelajaran, De Porter, Reardon, dan Singer-Nourie (2001:335) menyatakan

bahwa para pelajar quantum dapat belajar secara menyenangkan dengan

mengikuti petunjuk sebagai berikut. (1) sebelum membaca, lihat materi bacaan

secara sekilas sebelumnya; (2) manfaatkanlah setiap waktu; (3) belajarlah di

tempat dan waktu yang teratur; (4) gunakan musik untuk mengendorkan pikiran;

(5) setiap setengah jam lakukan istirahat selama lima menit; (6) umpan balik

adalah diperlukan untuk mendapatkan keberhasilan dan memberikan arah.

Kelebihan quantum learning adalah (1) siswa dapat lebih aktif dalam

kegiatan belajar mengajar; (2) belajar siswa lebih efektif; (3) latar belakang dalam

proses pembelajaran berupa musik. Kelemahan dari pendekatan quantum learning

adalah diperlukan biaya yang tinggi karena diperlukan media pembelajaran seperti

tape recorder atau laptop. (Aqib,2002:190)

Badan standar Nasional Pendidikan (2006:260) menyatakan bahwa

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dilaksanakan untuk membantu peserta

didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan

Page 79: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut. Agar tujuan pembelajaran

tersebut dapat tercapai diperlukan strategi pembelajaran membaca pemahaman.

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru harus dinamis, demokratis,

berorientasi pada siswa, dan tidak membosankan juga mampu merangsang siswa

kreatif dan inovatif sehingga siswa merasa memiliki kemampuan dan timbul

ketertarikannya pada pelajaran membaca pemahaman.

Proses pembelajaran memerlukan keterampilan guru dalam mengelola kelas,

menyampaikan bahan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

tertentu yang melibatkan sebanyak mungkin kemampuan peserta didik selama

berlangsungnya proses pembelajaran (student centered) dan pembelajaran tuntas

(mastery learning). Jadi, pendekatan quantum learning dengan metode TANDUR

merupakan pendekatan yang tersusun dari berbagai latar belakang, yang sangat cocok

dan menyenangkan untuk pembelajaran membaca pemahaman untuk siswa kelas XI

SMA/MA.

Bertolak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan

quantum learning adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru

harus dinamis, demokratis, berorientasi pada siswa, dan tidak membosankan juga

mampu merangsang siswa kreatif dan inovatif sehingga siswa merasa memiliki

kemampuan dan timbul ketertarikannya pada pelajaran membaca pemahaman.

e. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum Learning

Prinsip dapat berarti (1) aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau dikenal

dan (2) sebuah hukum, aksioma, atau doktrin fundamental. Quantum leraning juga

Page 80: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dibangun di atas aturan aksi, hukum, aksioma, dan atau doktrin fundamental

mengenai dengan pembelajaran dan pembelajar. Setidak-tidaknya ada tiga macam

prinsip utama yang membangun sosok quantum learning (Sugiyanto,2011:78).

Ketiga prinsip utama yang dimaksud sebagai berikut.

1. Prinsip utama quantum learning berbunyi: Bawalah Dunia Mereka (Pembelajar)

ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ke dalam

Dunia Mereka (Pembelajar). Setiap bentuk interaksi dengan pembelajar, setiap

rancangan kurikulum, dan setiap metode pembelajaran harus dibangun di atas

prinsip utama tersebut. Prinsip tersebut menuntut pengajar untuk memasuki dunia

pembelajar sebagai langkah pertama pembelajaran selain juga mengharuskan

pengajar untuk membangun jembatan otentik memasuki kehidupan pembelajar.

Untuk itu, pengajar dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang dimiliki

pembelajar sebagai titik tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah

membelajarkan pembelajar baik dalam bentuk memimpin, mendampingi, dan

memudahkan pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas. Jika hal

tersebut dapat dilaksanakan, maka baik pembelajar maupun pengajar akan

memperoleh pemahaman baru. Di samping itu berarti dunia pembelajar dan dunia

pengajar diperluas. Di sinilah Dunia Kita menjadi dunia bersama pengajar dan

pembelajar. Inilah dinamika pembelajaran manusia selaku pembelajar.

2. Dalam quantum learning juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran

merupakan permainan orkestra simfoni. Selain memiliki lagu atau partitur,

Page 81: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

permainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar chord ini

dapat disebut prinsip-prinsip dasar quantum learning.

3. Dalam quantum learning juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus

berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan ini

bahkan telah dipandang sebagai jantung fondasi quantum learning.

Ada Tujuh prinsip keunggulan yang juga disebut delapan kunci keunggulan

yang diyakini dalam pembelajaran kuantum. Tujuh kunci keunggulan itu sebagai

berikut.

(1) Terapkanlah Hidup dalam Integritas

Dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir

ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi

belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan belajar. Dengan kata lain, integritas

dapat membuka pintu jalan menuju prestasi puncak.

(2) Akuilah Kegagalan dapat Membawa Kesuksesan

Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan atau

kegagalan dapat memberikan informasi kepada kita yang diperlukan untuk belajar

lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat cemas terus

menerus dan diberi hukuman karena kegagalan merupakan tanda bahwa seseorang

telah belajar.

(3) Berbicaralah dengan Niat Baik

Page 82: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti

positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Niat baik

berbicara dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar pembelajar.

(4) Tegaskanlah Komitmen

Dalam pembelajaran, baik pengajar maupun pembelajar harus mengikuti

visi-misi tanpa ragu-ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan. Untuk itu, mereka

perlu melakukan apa saja untuk menyelesaikan pekerjaan. Di sinilah perlu

dikembangkan slogan: Saya harus menyelesaikan pekerjaan yang memang harus saya

selesaikan, bukan yang hanya saya senangi.

(5) Jadilah Pemilik

Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak

mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena itu, pengajar dan

pembelajar harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas mereka. Mereka

hendaklah menjadi manusia yang dapat diandalkan, seseorang yang bertanggung

jawab.

(6) Tetaplah Lentur

Dalam pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang

sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pembelajar, lebih-lebih

pengajar, harus pandai-pandai membaca lingkungan dan suasana, dan harus pandai-

pandai mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan. Misalnya, di kelas

guru dapat saja mengubah rencana pembelajaran bilamana diperlukan demi

Page 83: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

keberhasilan siswa-siswanya; jangan mati-matian mempertahankan rencana

pembelajaran yang telah dibuat.

(7) Pertahankanlah Keseimbangan

Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam

satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.

Tetap dalam keseimbangan merupakan proses berjalan yang membutuhkan

penyesuaian terus-menerus sehingga diperlukan sikap dan tindakan cermat dari

pembelajar dan pengajar

Bobbi De Potter dan Henacki (2005:14), menyatakan beberapa prinsip yang

harus diterapkan dalam pembelajaran quantum learning, yaitu.

(1) Segalanya Bicara

Maksudnya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas

yang dibagikan guru hingga rancangan pengajaran guru, keseluruhannya mengirim

pesan tentang belajar.

(2) Memiliki Tujuan

Semua yang terjadi karena guru mempunyai tujuan seperti seorang guru

yang harus secara hati-hati menyusun pelajaran.

(3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama

Otak kiri berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang

akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik

terjadi ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk

Page 84: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

apa yang mereka pelajari. Pembelajaran berjalan sukses ketika murid mengalami

informasi pada awal pembelajaran.

(4) Mengakui Setiap Usaha

Dalam belajar mengandung risiko, keluar dan rasa nyaman. Pada langkah

ini, mur id berhak atas pengukuran dari kecakapan dan rasa percaya dir i

me reka.

(5) Layak Dipelajari maka Layak Dirayakan (diberi reward)

Perayaan atau memberikan sesuatu reward adalah suatu umpan balik

mengenal kemajuan murid dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan

belajar.

Berdasarkan prinsip-prinsip quantum learning di atas dapat disimpulkan

bahwa dalam pembelajaran, segalanya bicara, memiliki tujuan, pengalaman

sebelum pemberian nama, mengakui setiap usaha, dan layak dirayakan.

f. Langkah-langkah Pendekatan Quantum Learning dalam Pembelajaran

Membaca Pemahaman

Pendekatan pembelajaran adalah cara untuk melaksanakan pembelajaran

dengan pendekatan dan metode yang tepat sehingga diperoleh hasil belajar yang

akurat dan dipercaya. Dengan demikian, dapat dipilih pendekatan yang tepat demi

tercapainya hasil melalui proses membaca pemahaman yang sesuai dengan tujuan

atau standar kompetensi. De Porter (2005:45) menyatakan bahwa salah satu

pendekatan yang digunakan adalah Quantum Learning dan metode yang tepat

Page 85: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

digunakan adalah TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi,

dan Rayakan). Unsur-unsur ini membentuk basis struktural keseluruhan yang

melandasi quantum learning.

Jika metode TANDUR ini digunakan dengan baik maka akan diperoleh

pembelajaran yang membuat siswa aktif (dan guru) aktif, dengan begitu

berkembanglah inovatif, dengan inovatif siswa termotivasi bertindak ke hal-hal yang

belum dilakukan oleh temannya. Kreativitas siswa maupun guru berjalan dengan

efektif dan akhirnya menyenangkan bagi semua.

Quantum learning menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses

belajar guru lewat pemaduan seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun

mata pelajaran yang diajarkan. Dengan menggunakan pendekatan quantum learning,

guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan

pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa.

Quantum Learning adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala

nuansanya. Quantum Learning menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan

yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Learning berfokus pada hubungan

dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka

belajar. Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dan agar membuat siswa

menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran di kelas, siswa mendengarkan musik

instrumentalia dalam pembelajaran membaca pemahaman.

Langkah-langkah pembelajaran quantum learning dengan metode TANDUR

yang disebutkan oleh De Porter dan Henacki (2005 : 54) adalah sebagai berikut.

Page 86: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

a) Tumbuhkan

Tumbuhkan minat belajar siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu dalam

bentuk; apakah manfaatnya bagiku (AMBAK) jika aku mengikuti topik pelajaran ini

dengan guruku? Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, dalam

suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa, masuklah ke dalam pikiran

mereka dan bawalah alam pikiran mereka ke dalam pikiran anda, yakinkan siswa

mengapa harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan

suatu keharusan. Tumbuhkan niat yang kuat pada diri Anda bahwa anda akan menjadi

guru dan pendidik yang hebat.

b) Alami

Unsur ini mendorong hasrat alami otak untuk “menjelajah”. Cara apa yang

terbaik agar siswa memahami informasi? Kegiatan apa yang dapat diberikan agar

pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa bertambah.

c) Namai

Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada topik tertentu, ajak mereka

untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu

informasi, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Ajak mereka untuk

menempelkan nama-nama tersebut di dinding kelas dan dinding kamar tidurnya.

d) Demonstrasikan

Melalui pengalaman belajar siswa mengerti dan mengetahui bahwa dia

memiliki kemampuan (kompetensi) dan infomasi (nama) yang cukup, sudah saatnya

dia mendemonstrasikan dihadapan guru, teman, maupun saudara.

Page 87: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

e) Ulangi

Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu

bahwa aku tahu ini”

f) Rayakan

Perayaan adalah ekspresi kelompok atau seseorang yang telah berhasil

mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik. Jadi, jika siswa sudah

mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik, layak untuk dirayakan lewat:

bertepuk tangan, bernyanyi bersama-sama, atau secara bersama-sama mengucapkan:

“Aku berhasil”.

Langkah-langkah Pokok pembelajaran membaca pemahaman dengan

pendekatan quantum learning sebagai berikut.

a) Pendahuluan

Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam. Setelah itu, guru

memeriksa kehadiran siswa, kebersihan kelas dan kerapian siswa sebagai wujud

kepedulian terhadap lingkungan.

b) Kegiatan Inti

Materi : Paragraf yang berpola deduktif dan induktif

Metode yang digunakan : TANDUR

Pendekatan yang digunakan : Quantum Learning

Langkah-langkah pembelajaran:

1. Tumbuhkan

Page 88: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Guru mengingatkan siswa tentang macam-macam paragraf dengan memutarkan

sebuah gambar-gambar lewat media yang diiringi musik dan berkaitan dengan

paragraf yang disuguhkan serta memberikan soal yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari,. bacaannya sebagai berikut.

Pagi itu langit cerah. Angin bertiup lembut. Matahari dengan malu-malu

menampakkan dirinya dari timur. Sinarnya yang hangat dan menyegarkan mencuci

kaki langit, membias ke awan-awan. Kicauan burung-burung menambah pesona

alam. . . . . alangkah indahnya.

Musim kemarau yang panjang menyebabkan halaman MAN 2 Madiun penuh

dengan debu ketika murid-murid bermain dihalaman. Mereka bermain dengan riang

gembira, masing-masing sibuk dengan permainannya sendiri. Anak-anak cowok ada

yang bermain sepak bola,basket, dan ada juga yang bermain bola voli. Sementara

anak-anak cewek banyak yang duduk diteras sekolah dan ada juga anak yang lagi

mempelajari pelajaran yang akan disampaikan. Mereka sama-sama bermain dengan

ceria penuh canda dan tawa.

Tiba-tiba sedang asyiknya mereka bermain terdengar suara bel berbunyi

tanda masuk. Mereka segera menghentikan permainannya.

“ Masuk….masuk….,” teriak anak-anak sambil menuju ke kelasnya masing-

masing.

Suasana didepan kelas menjadigaduh, karena itu sudah kebiasaan bila masuk

ke kelas. Sesaat kemudian Bapak dan Ibu Guru masuk ke kelas, siap untuk

Page 89: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

memberikan materi yang akan dipelajari. Mereka diam tak bersuara, lebih-lebh

murid kelas X. Disalah satu kelas dikelas X ada seorang anak yang rajin dan pandai

tetapi dia termasuk anak orang miskin, dia bernama Arman dia menjadiketua kelas

dikelas tersebut, kemudian Arman menyiapkan untuk berdoa.

“Teman-teman sekalian, marilah kita bersama-sama membaca surat Al-

Fatihah sebagai doa pembukaan pelajaran kita hari ini, berdoa dimulai!”....

Dari paragraf tersebut, sebutkan jenis paragraf berdasarkan kalimat utamanya

dan kalimat penjelasnya. Kemungkinan jawaban yang dilontarkan siswa yaitu:

paragraf deduktif, induktif, ineratif, dan campuran.

Selain itu, guru juga mengingatkan siswa tentang penentuan gagasan utama

masing-masing paragraf,perbedaan paragraf induktifdan deduktif dan lain-lain.

Dalam hal ini, siswa diminta untuk menyatakan idenya ke dalam bahasa Indonesia.

Dengan pemberian soal tersebut, siswa diharapkan mengembangkan kemampuan

komunikasi berbahasa Indonesia, khususnya dalam menyatakan peristiwa sehari-hari

ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat termotivasi dan

lebih siap untuk mengikuti pembelajaran.

2. Alami

Guru menayangkan gambar-gambar yang berkaitan dengan tema pembelajaran

hari itu di media LCD. Masing-masing memberikan tanggapan terhadap gambar

seperti yang dialami dalam kehidupan sehari-hari . Setelah guru memberikan bacaan,

siswa dapat menentukan jenis paragraf induktif dan deduktif, gagasan utama, ciri-ciri,

perbedaan, dan identifikasi paragraf induktif dan deduktif. Guru membimbing siswa

Page 90: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dalam berdiskusi. Dengan pemberian bacaan tersebut, siswa diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan komunikasi bahasa Indonesia mereka, khususnya

dalam menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa Indonesia, serta

menjelaskan pengertian paragraf, jenis/pola paragraf secara lisan atau tulisan. Setelah

diskusi, beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, sedangkan

kelompok lain menyimak dan boleh bertanya jika ada yang kurang dimengerti.

3. Namai

Guru menayangkan contoh paragraf, siswa menyebutkan paragraf yang

ditayangkan guru tersebut

4. Demonstrasikan dan Ulangi

Guru memberikan latihan soal untuk menguatkan pemahaman siswa mengenai

jenis paragraf. Setelah itu, siswa diminta untuk mengerjakan dan menjelaskannya di

depan kelas.

5. Rayakan

Guru bersama siswa mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung,

kemudian merayakannya (misalnya dengan tos lima jari, tepuk tangan yel-yel, atau

berteriak kemenangan, baik sesama siswa maupun siswa dengan guru).

c) Penutup

Guru memberikan tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah (PR) untuk

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Page 91: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dan dipandang sebagai penelitian mengenai

pembelajaran membaca pemahaman pada sekolah/ Madrasah yang dilakukan di

MAN 2 Madiun. Adapun yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

Bambang Subiyanto (2002) yang menyimpulkan bahwa (1) kemampuan membaca

pemahaman dan sikap terhadap sastra berkoleratif positif dengan kemampuan

apresiasi cerpen dan (2) kemampuan membaca pemahaman memiliki sumbangan

yang paling besar terhadap kemampuan apresiasi cerpen dibanding variabel yang lain.

Persamaan dengan penelitian ini pada penekanan kemampuan membaca pemahaman

yang menjadi variabel. Perbedaan dengan penelitian ini pada sumbangan yang

diberikan lebih menekankan pada kemampuan apresiasi cerpen kalau penelitian ini

pada metode yang digunakan yaitu quantum learning. Selain itu jenis penelitian ini

cenderung ke Penelitian Tindakan Kelas ( penelitian kualitatif) sedangkan Bambang

Subiyanto pada penelitian kuantitatif.

Penelitian yang lain dilakukan oleh Andang Muhammad Indro Birowo

(2002;116) yang berjudul “Hubungan Antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan

Sikap Bahasa dengan kemampuan Berbicara Siswa SLTP Negeri 3 Jatipura”. Hasil

penelitiannya membuktikan adanya hubungan positif antara kemampuan membaca

pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan kemampuan berbicara.

Persamaannya pada penelitian membaca pemahaman, perbedaannya pada variabel

kedua membaca pemahaman dikaitkan dengan sikap berbahasa dengan kemampuan

Page 92: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

berbicara. Pada penelitian ini variabel kedua pada metode yang digunakan yang

berbeda yaitu metode quantum learning dan subjek serta setting penelitiannnya.

Michel Pressley Handbook of Reading Research: Volume III ( Pressley 2000)

mengungkapkan bahwa ada berbagai cara divalidasi dengan baik untuk meningkatkan

membaca pemahaman pada siswa melalui interuksi yang dirangkum dalam sebuah

artikel. Selain itu, hipotesis baru tentang intruksi membaca pemahaman yang efektif

muncul dan ini juga diringkas. Kalau dalam penelitian ini persamaannya

menggambarkan tentang membaca pemahaman yang diterapkan di sebuah sekolah.

Perbedaanya pada pendekatan yang digunakan peneliti menggunakan pendekatan

quantum learning.

Berdasarkan berbagai penelitian yang diuraikan di atas, relevansinya dengan

penelitian ini mengenai pembahasan membaca pemahaman dan Quantum Learning.

C. Kerangka Berpikir

Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang

dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman terhadap isi bacaan. Membaca

mengarah kepada pemahaman yang memerlukan otak. Otak diperlukan dalam proses

penalaran. Dengan proses penalaran, pembaca berusaha menemukan dan memahami

informasi yang dikomunikasikan oleh pengarang melalui karangan yang

bersangkutan. Di samping melibatkan kemampuan otak kegiatan membaca juga

melibatkan faktor-faktor psikologis, khususnya berkaitan dengan motivasi. Oleh

karena itu pembaca perlu mengoptimalkan potensi otak dan meningkatkan motivasi.

Page 93: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Keterampilan membaca pemahaman di MAN 2 Madiun masih rendah. Hal ini

dapat diketahui dari nilai ulangan bahasa Indonesia khususnya kompetensi dasar

membaca. Siswa yang mencapai batas ketuntasan pada KD membaca ini hanya 40%

sedangkan selebihnya mencapai batas ketuntasan yaitu 60%.

Penyebab rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa di atas dapat

diindikasikan dari beberapa faktor antara lain: 1) Motivasi baca siswa yang masih

rendah; 2) Guru kurang tepat dalam menerapkan pendekatan pembelajaran. Oleh

karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca pemahaman yang

diharapkan dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan

keterampilan membaca pemahamn. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga

dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan

pendekatan quantum learning.

Setelah diterapkan pendekatan pembelajaran tersebut, diharapkan motivasi

baca siswa meningkat yang pada akhirnya sasaran utama meningkatnya proses dan

hasil pembelajaran keterampilan membaca pemahaman siswa akan terwujud.

Bertolak pada uraian di atas dapat disusun kerangka berpikir dalam penelitian

ini sebagai berikut.

Page 94: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Guru belum menerapkan pendekatan pembelajaran yang

tepat

Penerapan Pendekatan Quantum Learning (Pengajaran yang menyenangkan siswa)

Prestasi keterampilan membaca pemahaman tinggi

Motivasi membaca siswa meningkat

Kondisi awal, pembelajaran membaca pemahaman di MAN 2 Madiun

Keterampilan membaca pemahaman rendah

Motivasi membaca siswa rendah

Penggunaan Pendekatan Pembelajaran menyenangkan

terasa tepat

Kondisi akhir, keterampilan membaca pemahaman meningkat

Page 95: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

D. Hipotesis Tindakan

Pendekatan Quantum Learning akan membantu mengembangkan keterampilan

membaca pemahaman siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun

ajaran 2011/2012. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut.

1. Pendekatan Quantum Learning dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran keterampilan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS 2 MAN

2 Madiun tahun ajaran 2011/2012.

2. Pendekatan Quantum Learning dapat meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran keterampilan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS 2 MAN

2 Madiun tahun ajaran 2011/2012.

Page 96: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil

pembelajaran membaca pemahaman yang kurang berhasil. Berdasarkan hal tersebut,

penelit ian ini berusaha untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran

membaca pemaharnan siswa kelas XI IPS2 MAN 2 Madiun. Untuk itu bab ini akan

dibahas: (A) setting penelitian, (B) subjek penelitian, (C) sumber data, (D) teknik

pengumpulan data, (E) validitas data , (F) teknik analisis data, (G) indikator

keberhasilan kinerja. (H) prosedur penelitian.

A. Setting Penelitian

1 . Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS2 MAN 2 Madiun, Kelurahan

Mojorejo, Kecamatan Taman Kota Madiun, dengan alasan sebagai berikut.

1) Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain:

keterampilan siswa dalam memahami isi bacaan masih rendah. hal tersebut

dikarenakan belum mendapatkan pendekatan pembelajaran membaca

pemahaman yang tepat.

2) Sebagian besar guru masih mengandalkan ceramah sebagai metode dalam

pembelajaran.

3) Sekolah ini belum pernah digunakan sebagai objek penelitian sejenis, sehingga

terhindar dari kemungkinan penelitian.

Page 97: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

4) Peneliti adalah salah satu guru di MAN 2 Madiun.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama kurang lebih enam bulan,

pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/ 2012. Penelitian ini dimulai bulan

Juni sampai dengan November 2011. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan

dalam rangka penelitian tersebut meliputi: pengenalan lapangan (sekolah yang akan

diteliti), penyusunan usulan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan

laporan kegiatan dengan jadwal sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

NO

Kegiatan

Bulan

Juni Juli Agustus Sept Okt Nov

1. Survei awal sampai

penyusunan proposal

xx

3. Pelaksanaan Siklus I xx

4. Pelaksanaan Siklus II xx

5. Pelaksanaan Siklus III xx

6. Penyelesaian dan

penyusunan laporan

xx

xx

7. Ujian xx

8. Revisi xx

Page 98: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun

pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 31 anak, dan guru yang mengajar di kelas XI

IPS 2 , yaitu Ibu Rita Purbawanti,S.Pd. Penelitian ini bersifat kolaboratif. Selain

peneliti juga melibatkan guru dan siswa dengan pertimbangan mereka mewakili ciri

umum kelas yang diteliti .

C. Sumber Data

a. Sumber data dalam penelitian ini adalah :

1. Peristiwa atau kegiatan, yaitu proses pembelajaran membaca pemahaman

menggunakan pendekatan quantum learning.

2. Pelaku peristiwa, yaitu informan atau nara sumber dari guru kelas XI IPS 2 yang

berinisial RP (Rita Purbawanti), dan siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun

ajaran 2011/2012.

3. Tempat berlangsungnya pembelajaran, tepatnya di kelas XI IPS 2, ruang

multimedia, dan lingkungan sekolah.

4. Dokumen berupa kurikulum, silabus pembelajaran yang dibuat guru, dan hasil

kerja siswa.

b. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa:

1) Hasil keterampilan membaca pemahaman terdiri dari dua unsur, yaitu (1)

paragraf deduktif dan induktif; (2) pemahaman isi bacaan. Adapun pemahaman isi

dihitung dari jumlah skor jawaban benar dibagi ideal dibagi 100%.

Page 99: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

2) Proses pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan pembelajaran

quantum learning untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran membaca

pemahaman.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data di atas meliputi:

pengamatan, wawancara, tes, dan analisis dokumen. Masing- masing teknik akan

diuraikan secara singkat sebagai berikut.

1. Pengamatan

Pengamatan dalam penelit ian ini dilakukan dengan berperan serta

secara pasif. Dalam kegiatan pcngamatan tersebut peneliti tidak terlibat dalam

kegiatan pembelajaran (peneliti t idak berinteraksi dengan guru maupun siswa),

tetapi peneliti hanya membuat catatan untuk memperoleh informasi. Sementara

guru mengajar dengan memberi pelatihan membaca pemahaman sesuai RPP yang

telah disusun bersama antara peneliti dan guru, peneliti mengamati proses pelatihan

membaca pemahaman dengan mengambil tempat duduk di bagian belakang seraya

melaksanakan pengamatan terhadap proses dan kondisi pelatihan quantum learning

serta praktik membaca pemahaman suatu wacana. Dengan demikian peneliti akan

leluasa melakukan pengamatan.

Pengamatan ditujukan pula kepada pelaku proses, yakni guru kelas XI IPS 2

MAN 2 Madiun. Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan awal, kegiatan

Page 100: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

inti, dan kegiatan penutup (akhir) dalam proses pembelajaran membaca pemahaman

dengan pendekatan quantum learning . Hasil pengamatan tersebut kemudian dibuat

menjadi catatan lapangan dan perlu didiskusikan dengan guru maupun teman sejawat.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru kelas XI IPS 2 dan para siswa. Kegiatan

wawancara terhadap guru kelas XI IPS2 dan siswa dilakukan secara mendalam di

luar kelas setelah setiap proses pembelajaran selesai dan untuk menambah data yang

mendukung lainnya. Pertanyaan yang diajukan meliputi ha1-hal yang berkaitan

dengan pembelajaran membaca serta pelaksanaan pelatihan-pelatihan pendekatan

quantum learning seperti, 1) pelatihan persepsi 2) pelatihan identifikasi kata-kata

sukar 3) pelatihan konsentrasi, dan 4) pembelajaran praktik membaca pemahaman.

Wawancara pada dasarnya ada dua yaitu wawancara terstruktur dan tidak

terstruktur . Wawancara dalam penelitian ini dilakukan tidak terstruktur yaitu dengan

pertanyaan yang bersifat terbuka "open ended" dan bersifat lentur untuk menggali

pandangan subjek penelitian tentang hal-hal yang bermanfaat bagi penelitian.

Kelenturan wawancara ini diharapkan akan mampu menggali kejujuran informan,

sehingga informasi yang diberikan itu benar sepert i yang diungkapan oleh

(Sutopo, 2002: 59).

3. Tes

Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes awal (praktik membaca

wacana) untuk mengetahui kondisi awal keterampilan membaca pemahaman dan

Page 101: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

tes pada akhir siklus (praktik membaca wacana) untuk mengetahui perkembangan

keterampilan membaca pemahaman.

4. Dokumen

Dokumen yang dapat dikaji berupa rencana pembelajaran yang disusun guru,

jurnal mengajar, kurikulum, hasil belajar atau buku penilaian. Dengan tujuan untuk

melengkapi kombinasi yang telah ditemukan melalui wawancara dan pengamatan.

E. Validitas Data

Informasi yang dijadikan data penelitian perlu diuji validitasnya sehingga data

tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sebagai dasar yang kuat

dalam menarik simpulan. Teknik yang digunakan untuk validitas data ini adalah

triangulasi dan review informan kunci. Triangulasi digunakan sumber data dan

triangulasi metode pengumpulan data. Penerapan triangulasi ini misalnya untuk

mengetahui kesulitan-kesulitan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran quantum

learning dan mengadakan pengamatan saat pembelajaran berlangsung.

Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi

temuan kepada informan pokok, sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti

dan informan tentang data atau interpretasi teman tersebut. Hal ini dilakukan

rnelalui diskusi antara peneliti dan guru setelah kegiatan atau kajian dokumen.

Transkrip hasil pengamatan dan wawancara perlu dicek kembali keabsahanya. Oleh

karena itu semua catatan lapangan hasil pengamatan dan wawancara ditandatangani

oleh informan. Data yang diperoleh diuji validitasnya melalui praktik di lapangan.

Page 102: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

diskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Teknik deskriptif komparatif

digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan nilai tes antar

siklus. Data yang berupa nilai tes antar siklus tersebut dibandingkan sehingga

dapat mencapai batas ketercapaian yang telah ditetapkan dalam indikator

kinerja. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, mencakup kegiatan

untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan siswa dan guru dalam proses beiajar,

mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis Maupun

dari ketentuan yang ada (Sarwiji Suwandi, 2010: 61). Hasil analisis dijadikan dasar

dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus

yang ada. Berkaitan dengan keterampilan membaca analisis deskriptif komparatif

mencakup hasil membaca siswa yang dilakukan pada saat survei. Hal itu untuk

mengetahui kondisi awal siswa mengenai keterampilan membaca

Setelah kondisi awal siswa diketahui, selanjutnya direncanakan siklus

diadakan untuk menangani masalah. Setiap siklus berakhir dianalisis kekurangan dan

kelebihannya sehingga diketahui peningkatan keterampilan membaca analisis

deskriptif komparatif terhadap keterampilan membaca mencakup indikator yang

telah ditentukan dalam setiap rencana pembelajaran.

G. Indikator Keberhasilan Kinerja

Untuk mengetahui ketercapain tujuan penelitian di atas, dapat dilihat dari

indikator keberhasilan penelitian berikut ini.

Page 103: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Kinerja

Aspek yang Diukur

Persentase Target Capaian

Cara Mengukur

Siklus III Keaktifan siswa selama apersepsi

75%

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan kesungguhan

Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

75%

Diamati saat pembelajaran dengan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan kesungguhan

Mekanisme kerja masing-masing siswa

75%

Diamati saat pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan lembar observasi dan angket yang diberikan kepada siswa.

Ketuntasan hasil belajar (keterampilan membaca pemahaman)

75%

Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas berdasarkan tes yang dilakukan oleh guru.

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini diawali dengan persiapan dan pengenalan awal

keterampilan membaca pemahaman dengan pendekatan, yang kemudian

dilaksanakan melalui beberapa langkah, sebagai berikut (1) perencanaan tindakan,

(2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) analisis dan refleksi. Keempat langkah

tersebut dapat divisualisasikan dalam siklus sebagai berikut.

Page 104: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 03. Alur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan Tindakan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan Tindakan

Refleksi Pengamatan

Terselesaikan

Terselesaikan

Perencanaan Tindakan

Pengamatan Refleksi

Terselesaikan

Page 105: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Keempat langkah tersebut membentuk siklus yang dilakukan berulang-ulang

sesuai dengan tingkat kebutuhan dalarn penelitian. Siklus akan berakhir jika

penelitian telah berhasil memecahkan masalah penelitian sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Uraian masing-masing kegiatan secara garis besarnya sebagai berikut.

a. Awal Kegiatan

1. Persiapan

Pember itahuan dan permohonan kepada kepala seko lah

untuk : mela kukan ke giatan penelit ia n, di sekolah yang menjad i

we we nangnya. Se lanjutnya, pe nelit i mene mui dan meminta guru

kelas XI IP S 2 M AN 2 Madiun untuk menjad i kolaborator dalam

penelitian ini. Pada tahap ini antara peneliti dan guru perlu adanya

persamaan persepsi mengenai tujuan penelit ian, karakterist ik penelit ian,

langkah penelit ian, dan pelaksanaan penelit ian

2. Pengenalan Awal Keterampilan Membaca Pemahaman dengan

Pendekatan Quantum Learning

Peneliti memberikan pretes pada siswa pada siswa sebelum mendapat

tindakan apapun. Selain itu, mengamati pelaksanaan pembelajaran membaca

pemahaman dalam beberapa pertemuan. Melalui kegiatan ini diusahakan dapat

mengukur tingkat keterampilan membaca pemahaman serta kesulitan yang dialami

siswa.

Page 106: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

b. Langkah-langkah Tindakan

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan pre-tes

dengan guru kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun. Rencana tindakan meliputi perbaikan

dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Perencanaan tindakan juga

mempertimbangkan teori yang relevan dan hasil pengumpulan data yang diperoleh

dari instrumen lain. Rencana tindakan ini da1am bentuk siklus-siklus. Dalam

penelit ian ini terdapat tiga siklus dan pelaksanaan setiap siklusnya kurang

lebih selama dua minggu. Setiap siklus memuat beberapa langkah dengan

memberikan pelatihan membaca pemahaman dengan pendekatan quantum

learning tiga siklus mampu menyelesaikan masalah dan keterampilan membaca

pemahaman dengan pendekatan quantum learning.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang telah disusun. Saat

pelaksanaan pembelajaran melalui pelatihan membaca pemahaman guru harus

benar-benar melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun. Dalam rencana

pembelajaran tersebut telah tersusun pendekatan quantum learning tersebut antara

lain : (1) latihan identifikasi paragraf induktif dan deduktif. (2)latihan

menentukan gagasan utama (3) latihan menemukan kalimat utama dan kalimat

penjelas (4) latihan membedakan paragraf induktif dan deduktif (5)latihan

menentukan ciri-ciri paragraf induktif dan deduktif (6) latihan konsentrasi.

Page 107: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan memfokuskan pada kegiatan siswa dalam

membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning. Peneliti dalam hal

ini harus dengan cermat mengamati agar dapat menemukan kekurangan dalam setiap

langkah untuk dapat diperbaiki pada setiap siklusnya dengan lembar pengamatan

yang tersedia. Selain penerapan pelatihan dalam membaca pemahaman, peneliti

juga mengukur perkembangan kecepatan membaca siswa sesuai rumusan

indikator dalarn rencana pembelajaran .

4. Analisis dan Refleksi

Analisis adalah kegiatan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dan hasil belajar siswa yang

ditunjukan dengan meningkatnya proses dan hasil pembelajaran siswa sesuai

dengan rumusan indikator. Hasil evaluasi itu selanjutnya dijadikan masukan untuk

merefleksi atas kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalarn tahap ini peneliti

merenungkan perbaikan yang akan direncanakan guna mengatasi kekurangan yang

dijumpai pada siklus terdahulu, selanjutnya bersama guru kelas XI IPS 2 MAN 2

Madiun menyusun rencana pembelajaran pada siklus berikutnya untuk

mengatasi masalah yang ada. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam tiga siklus.

Page 108: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini mengenai hasil penelitian yang terdiri atas pendahuluan, deskripsi hasil

penelitian, dan pembahasan.

A. Pendahuluan

Siswa mengalami kesulitan apabila harus membaca dengan memahami wacana

secara mendetail. Hal ini hanya ada beberapa saja yang mampu membaca

pemahaman dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa

kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011/2012, Desa Mojorejo Kecamatan

Taman Kota Madiun masih belum memadai. Keterampilan membaca yang belum

memadai tersebut disebabkan oleh pelaksanaan pembelajaran membaca yang selama

ini masih kurang kreatif dan variatif. Maka dari itu, dalam menyampaikan

pembelajaran keterampilan membaca menumbuhkan minat dan semangat belajar

siswa terhadap pembelajaran membaca sehingga prestasi atau hasil belajar siswa juga

dapat meningkat.

Sebagai salah satu alternatif pembelajaran inovatif yang dapat mengembangkan

keterampilan membaca yang dapat digunakan sebagai sarana interaksi sosial dan

sekaligus menjawab masalah yang ada di sekolah. Adapun yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini apakah penggunaan pendekatan quantum learning

dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan membaca

Page 109: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

pemahaman siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011/2012

Kecamatan Taman Kota Madiun.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru yang

bersangkutan, kurang optimalnya kualitas pembelajaran keterampilan membaca

pemahaman pada siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011/2012,

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) Siswa kurang antusias dalam mengikuti

pelajaran. Hal tersebut terlihat saat mengikuti pelajaran membaca, siswa

menunjukkan sikap acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran dengan

sepenuhnya, (2) Siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran bahasa

Indonesia. Hal ini disebabkan karena menganggap pelajaran membaca itu sulit dan

membosankan, (3) Siswa merasa jenuh pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang

bersifat monoton dan kurang menarik, (4) Guru merasa kesulitan dalam

membangkitkan minat siswa selama pembelajaran membaca dilaksanakan, siswa

menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias, (5) Guru merasa

kesulitan menemukan model yang tepat dalam mengajarkan materi membaca

pemahaman. Selama ini dalam mengajarkan materi membaca pemahaman pada siswa

guru menggunakan metode ceramah dan tugas sehingga sifatnya masih konvensional.

Adapun penyebab permasalahan yang telah dikemukakan di depan dari segi

siswa antara lain: (1) siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia,

(2) keterampilan membaca belum dapat menjadi budaya/ kebiasaan sehingga tidak

bisa memaknai isi bacaan, (3) motivasi siswa masih sangat kurang (4) merasa

Page 110: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

kesulitan memahami bacaan, (5) merasa ragu-ragu saat menjawab pertanyaan pada

wacana.

Kelebihan dari pendekatan quantum learning adalah: (1) menciptakan

lingkungan belajar yang efektif; (2) memotivasi dan minat menumbuhkan minat

dengan menerangkan kerangka yang dikenal dengan singkatan TANDUR

(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan); (3) menerapkan

falsafah belajar sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar; (4) membangun

rasa kebersamaan; (5) menumbuhkan dan mempertahankan daya ingat; (6)

merangsang daya dengar anak didik; (7) tujuan pendekatan quantum learning adalah:

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan bantuan visual/alat peraga

yang digunakan selama pembelajaran; (8) tampilan guru yang pleasant to look at.

Adapun target yang diharapkan oleh peneliti adalah keaktifan siswa selama

apersepsi yang dilakukan oleh guru semakin meningkat jika pada siklus 1

diprediksikan sekitar 45% siswa yang aktif, diharapkan pada siklus 2 dapat

meningkat menjadi 60% dan pada siklus 3 lebih meningkat lagi menjadi 75% atau

bahkan lebih siswa yang aktif. Selanjutnya diikuti dengan keaktifan siswa selama

mengikuti pembelajaran membaca dapat semakin meningkat pula . Jika pada siklus I

hanya 60% siswa yang aktif, diharapkan pada siklus 2 meningkat menjadi 75% siswa

yang aktif, dan pada siklus 3 menjadi 80% siswa yang aktif.

Pada penelitian ini lebih memfokuskan pada keaktifan siswa untuk dapat

membaca dengan baik, percaya diri, tidak ragu-ragu, kreatif dalam mengembangkan

gagasannya. Sebelum siswa membaca terlebih dahulu dipertunjukkan objek/gambar

Page 111: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

yang dipersiapkan. Berdasarkan hasil tes membaca tersebut, guru dapat mengetahui

kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Oleh sebab itu, dalam hal ini guru

mengadakan penetapan target bersama dengan peneliti untuk dapat mengetahui

sejauh mana siswa dapat menangkap penjelsan yang diberikan oleh guru. Adapun

target yang diterapkan oleh guru dan peneliti adalah pada siklus I diprediksikan hanya

60% siswa yang dapat menangkap penjelasan yang diberikan oleh guru, sebab

pembelajaran yang diberikan oleh guru adalah pembelajaran yang inovatif yang

kemungkinan besar sebelumnya siswa belum pernah mendapatkan pola mengajar

seperti yang dilakukan oleh guru bersama dengan peneliti. Pada siklus 2

diprediksikan sekitar 65% siswa sudah dapat menangkap keterangan yang diberikan

oleh guru. Harapan guru pada sikus 3 terdapat 75% siswa yang dapat aktif dalam

menerima penjelasan yang diberikan oleh guru dan melaksanakan tugas yang telah

diberikan oleh guru.

Salah satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini mampu

menjadikan siswa lebih paham dan terampil membaca pemahaman seta dapat

memahami bacaan dengan baik. Maka dari itu guru, guru bersama dengan peneliti

menetapkan target terhadap pemahaman dalam membaca. Pada siklus I ini

diprediksikan target masih berada pada kondisi yang belum maksimal. Kemudian

pada siklus 2 guru bersama dengan peneliti menargetkan sudah 60% siswa yang

bersedia aktif dan paham dalam membaca dengan baik, selanjutnya pada siklus 3

diharapkan ada 75% siswa yang aktif dan lebih paham, serta tidak ragu-ragu dalam

menjawab tes.

Page 112: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus

terdiri dari 4 tahapan, yakni : 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi

dan, 4) analisis dan refleksi.

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan pada survei awal yang dilakukan dari kegiatan pratindakan,

diketahui bahwa ada dua permasalahan utama yang menyebabkan siswa tidak

mencapai batas minimal ketuntasan belajar. Permasalahan pertama adalah proses

pembelajaran yang konvensional, sehingga menyebabkan siswa tidak aktif dalam

pembelajaran. Permasalahan kedua adalah keterampilan membaca yang masih

rendah.

Bertolak dari analisis itulah, peneliti berasumsi bahwa tindakan perlu dilakukan

untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tahap I dari siklus I adalah perencanaan

tindakan. Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 10

September 2011 di ruang guru MAN 2 Madiun. Peneliti dan guru kelas XI IPS2

mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini.

Kemudian, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan

dalam waktu dua kali pertemuan. Adapun pelaksanaannya dilakukan pada hari Senin,

Page 113: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

19 September 2011 dan Rabu, 21 September 2011 sesuai dengan jadwal pelajaran

bahasa Indonesia.

Pada kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan guru sebagai kolaborator.

Hal-hal yang didiskusikan antara lain: (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru

mengenai penelitian yang dilakukan, (2) peneliti mengusulkan penerapan pendekatan

quantum learning dengan penerapan metode TANDUR yaitu, tumbuhkan (T), alami

(A), namai (N), demonstrasikan (D), ulangi (U), dan rayakan (R) dalam pembelajaran

membaca pemahaman serta menjelaskan cara penerapannya, (3) peneliti dan guru

bersama-sama menyusun RPP untuk siklus I, (4) peneliti dan guru bersama-sama

merumuskan indikator pencapaian tujuan, dan (5) guru dan peneliti bersama-sama

membuat lembar penilaian siswa yaitu instrument penelitian berupa tes dan nontes.

Instrumen nontes digunakan untuk menilai membaca pemahaman yang dilaksanakan

siswa. Instrumen nontes digunakan untuk menilai sikap siswa dalam pembelajaran

membaca. Instrumen nontes ini berbentuk observasi, dan (6) menentukan jadwal

pelaksanaan tindakan.

Tahap perencanaan tindakan I peneliti bersama guru merancang skenario

pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning, yakni

dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut.

1) Peneliti dan guru menyusun perangkat pembelajaran, berupa penentuan

kompetensi dasar yang akan dicapai, perangkat pembelajaran, penentuan tema

pembelajaran, menyiapkan artikel pendek, dan menyiapkan tes penilaian

keterampilan membaca pemahaman.

Page 114: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi membaca pemahaman berdasarkan silabus dari sekolah.

3) Peneliti dan guru menyusun pengembangan materi, hal ini dilakukan karena

materi dalam buku pelajaran belum sesuai dengan kebutuhan anak.

4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penilaian kinerja guru dan siswa .

5) Peneliti dan guru menyusun instrumen observasi untuk mengamati keaktifan dan

sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

6) Peneliti dan guru menentukan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran.

7) Peneliti dan guru mengadakan diskusi bersama untuk mengatasi permasalahan

yang ada.

8) Peneliti bersama guru merencanakan skenario pembelajaran keterampilan

membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning dengan metode

TANDUR ( Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) yang

akan digunakan dalam pembelajaran.

9) Peneliti dan guru menyusun instrumen penilaian, yakni berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam membaca pemahaman

dan beberapa soal pendukung. Sedangakan instrumen nontes dinilai

berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengamati sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.

10) Peneliti memberi pelatihan langkah-langkah pembelajaran quantum learning di

kelas.

Page 115: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Dari kegiatan diskusi disepakati pula bahwa tindakan dalam siklus I

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Senin, 19 September 2011

dan Rabu 21 September 2011.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tindakan pertemuan pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin 19 September

(pukul 07.45 -09.15 WIB) selama dua jam pelajaran (2X45 menit) di ruang kelas XI

IPS 2 MAN 2 Madiun. Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama ini, guru

bertindak sebagai sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan

peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan melakukan

wawancara kepada beberapa siswa setelah pembelajaran berakhir. Peneliti bertindak

sebagai partisipan pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati

jalannya pembelajaran.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah berikut ini.

a. Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam “Assalamu’alaikum

warohmatullahi wabarokatuh” Siswa menjawab dengan serempak “Wa’alaikum

Salam Warohmatullahi wabarokatuh”. Sebelum kita memulai pelajaran hari ini,

ibu absen dulu. Hari ini siapa yang tidak masuk sekolah? Siswa menjawab Afian

Ismail sama Cita Mukti sakit, Bu.”Selain itu guru melihat kebersihan kelas,

kerapian dan kedisiplinan siswa pada hari itu sebagai wujud dari kepedulian guru

terhadap lingkungan.

Page 116: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

b. Selanjutnya guru memulai pembelajaran dengan kegiatan tanya jawab atau

apersepsi, guru menanyakan tentang materi pembelajaran paragraf induktif dan

deduktif . Berikut petikan tanya jawab yang dilakukan oleh guru dan siswa. Guru

bertanya, “Siapa yang suka membaca artikel di rumah?” Guru melanjutkan

pertanyaan dengan menanyakan “Siapa yang bisa menyebutkan pengertian dan

ciri- ciri paragraf induktif dan deduktif ?”. Kemudian siswa diminta untuk

berpendapat, dari sini guru sudah dapat mengetahui kemampuan awal siswa

tentang paragraf induktif dan deduktif. Pada awalnya siswa masih malu-malu

berpendapat, tapi guru terus melemparkan pertanyaan kepada siswa. Akhirnya ada

Ada dua siswa yang mengangkat tangan dan bersedia berpendapat, siswa tersebut

bernama Mutohar “Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya di

akhir sedangkan paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya di

awal.” Kemudian Meyta Aryanti berpendapat “paragraf induktif adalah dari

khusus ke umum dan paragraf deduktif adalah dari umum ke khusus”

c. Guru memberikan penjelasan sekilas mengenai pengertian dan ciri-ciri paragraf

induktif dan deduktif. Kemudian guru mengajak bernyanyi lagu wajib Halo-Halo

Bandung.

d. Guru kemudian guru mengajak siswa untuk melihat gambar video yang

bertemakan tentang pasar pasar yang ada di Indonesia dan contoh sebuah artikel

pendek dari media massa. Setelah selesai penayangan, siswa disuruh menemukan

dan mengungkapkan hal hal yang berkaitan dengan pasar tersebut dan jenis

Page 117: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

paragraf pada bacaan tersebut. Guru menanyakan sesuatu tentang suasana yang

ada di pasar dan yang pernah mereka alami dengan pasar tersebut.

e. Guru menyuruh siswa untuk menyebutkan jenis paragraf induktif dan deduktif

dari artikel bacaan yang ditayangkan tadi. Banyak siswa yang menyeletuk

mengenai jenis paragraf induktif dan deduktif. Kemudian guru membagikan

lembaran soal dan menyuruh siswa untuk mengerjakannya. Soal-soal tersebut

tentang mengidentifikasi paragraf induktif dan deduktif dalam bacaan.

f. Setelah selesai mengerjakan soal, guru menunjuk beberapa siswa untuk

membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. “Siapa yang berani membacakan

hasil pekerjaannya di depan kelas? Beberapa siswa tunjuk jari sambil

mengatakan. Saya Bu, sahut Ika Ayu. “Ya silakan! kamu ke depan!” Jawab Bu

Guru.

g. Guru menyuruh siswa untuk memberikan tanggapan hasil pekerjaan yangtelah

dibaca di depan tadi. Petikan ucapan guru. Siapa yang akan memberi masukkan

dari hasil pekerjaan temanmu tadi. Ada satu orang yang mengangkat tangan dan

bersedia berpendapat, Siswa tersebut bernama Maulida. Ya silakan! Jawab Bu

Guru. Masukan Maulida diantaranya jawaban Ika Ayu tentang penemuan gagasan

utama kurang, Bu. Gagasan utama itu bisa juga ditemukan pada kalimat utama,

Bu. Kemudian Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang baru saja

disampaikan dengan beberapa pertanyaan. “Baik, setelah memahami materi

paragraf induktif dan deduktif serta mengidentifikasi ciri- ciri paragraf induktif

Page 118: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

dan deduktif dalam bacaan, coba temukan dan berikan contoh!” Beberapa siswa

megacungkan jari dan guru menunjuk siswa tersebut untuk berpendapat.

h. Guru memberikan simpulan dari hasil pembelajaran hari itu. Berikut petikan kata-

kata guru. Diantaranya adalah: “Hasil pekerjaan kalian sudah bagus, tetapi kalian

kurang cepatdan tepat dalam memahami sebuah bacaan, maka kalian harus

banyak berlatih membaca pemahaman sehingga kalian terlatih untuk memahami

sebuah bacaan dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan benar! “Untuk

itu kalian harus belajar di rumah!” Siswa menjawab dengan serentak, “Ya, Bu!”

i. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa memberikan applause kepada siswa

yang mampu berpendapat dengan baik dan benar melalui yel-yel kelas secara

serentak.

j. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan salam.

Petikan kata-kata Guru, “Terima kasih atas perhatian kalian dan sampai bertemu

pada pertemuan berikutnya, Insya Allah. “Wassalamu’alaikum Wr.Wb” Siswa

menjawab dengan serentak “Wa’alaikum salam Wr.Wb”.

Tindakan pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 21

September 2011 (Pukul 07.45-08.30) selama satu jam pelajaran (1X45 menit) di

ruang kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun. Di ruangan tersebut telah dipersiapkan

instrumen yang akan digunakan sebagai pembelajaran membaca pemahaman yang

akan dilaksanakan pada siswa kelas XI. Media tersebut berupa laptop, speaker, LCD.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut.

Page 119: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

a. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa. Petikan kata-kata

guru sebagai berikut, “Assalamualaikum Wr. Wb. Siswa serentak menjawab

Waalaikum salam. Guru menanyakan keadaan siswa pada hari itu. Petikan Guru

sebagai berikut, Bagaimana keadaan kalian hari ini sehat dan baik –baik saja?

Siswa serentak menjawab “Alhamdulillah sehat dan baik-baik saja, Bu. Bu, kita

melanjutkan pelajaran membaca pemahamn lagi, Bu?” Tanya siswa spontan,

“Ya” jawab guru.

b. Selanjutnya guru memulai pelajaran dengan kegiatan tanya jawab atau apersepsi,

guru menanyakan tentang materi pelajaran pada pertemuan kemarin. Petikan

pertanyaan guru, Siapa yang bisa menyebutkan hal hal yang menarik dari gambar

yang ibu tunjukkan tersebut? Ada dua orang siswa yang mengangkat tangan,

siswa itu bernama Eka Erbhaena dan Aulia Mu’tashim. Eka menjawab, itu

gambar suasana Ibu Kota Jakarta. Sedangkan Aulia menjawab itu gambaran

kehidupan kesibukan orang-orang Jakarta, Bu.”

c. “Mari anak-anak, kalian masih ingat lagu yang ada kaitannya dengan gambar ibu

kota Jakarta?” Siswa menjawab dengan serentak, Masih Bu! Lagu apa, coba

sebutkan judulnya!” Lagu “ Abang Jakarta “ jawab salah seorang siswa yang

bernama Ella Resika Putri. “Ya, mari kita bernyanyi bersama-sama.” Siswa

dengan riang gembira menyanyikan lagu “Abang Jakarta.” Setelah selesai

menyanyikan lagu lagu, guru bertanya. Petikan pertanyaan guru,”Sebutkan hal-

hal yang menarik dari gambar tersebut!”

Page 120: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

d. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa. Petikan pertanyaan guru “Bagaimana

tugas kalian tentang membaca pemahaman bacaan artikel pertemuan kemarin,

apakah sudah selesai? Siswa menjawab dengan serentak belum?” Petikan kata-

kata siswa”Belum,Bu!” “ Baiklah, pertemuan hari ini nanti akan kita gunakan

untuk melanjutkan memabaca pemahaman.” Guru menyuruh siswa untuk

menyebutkan kembali ciri-ciri paragraf, kalimat utama dan kalimat penjelas,

gagasan utama dalam paragraf, serta perbedaan paragraf induktif dan deduktif

dari bacaan artikel.

e. Setelah selesai, menyuruh siswa untuk membacakan hasil pekerjaan di depan

kelas “Nah silakan yang belum tampil segera mempersiapkan diri untuk tampil,

dan seperti pelajaran kemarin siswa yang lainnya ikut menilai bagaimana hasil

pekerjaan dari temanmu”, kata Bu Guru. Apabila ada yang memberi masukan bisa

disampaikan nanti setelah temanmu selesai membacakan di depan kelas, “Paham,

anak-anak?: “Paham Bu,” jawab anak-anak dengan serentak.

f. “Baik, sekarang silakan kita memulai kegiatan membacakan hasil pekerjaan ke

depan” Siapa yang ingin lebih dahulu?” “Saya Bu,” jawab Elsinta Meina. Setelah

Elsinta, siapa lagi?” Sambil mengacungkan jari, Binti Nur menjawab, “Saya Bu!”

g. Guru mengamati kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa sambil memberikan

pengarahan apabila ada yang kurang tepat, siswa diminta untuk memberi

masukan. Pada kegiatan menumbuhkan kembali rasa kepercayaan diri siswa,

tetapi juga untuk menumbuhkan keberanian siswa dalam berbicara, supaya

Page 121: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

perasaan takut, malu, ragu-ragu yang dulunya sering menjadi alasan bagi siswa

menjadi hilang dan siswa menjadi lebih berani.

h. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward kepada siswa berupa pujian

dengan kata-kata:”Bagus kamu Eka Erbhaena “ Kalian sudah bisa membaca

pemahaman dengan baik, bisa menemukan gagasan utama, kalimat utama dan

kalimat penjelas serta membedakan paragraf induktif dan deduktif dalam bacaan

artikel.” Siswa dengan serentak memberikan applause kepada Elsinta Meina.

i. Pada akhir pelajaran guru bersama siswa memberikan applause kepada siswa

yangmemperoleh nilai paling baik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengingatkan kepada siswa bahwa membaca bukanlah hal yang sulit dan

membosankan tetapi diperlukan keinginan untuk mau berlatih. Kemudian diakhiri

dengan ucapan salam “Wassalamualaikum Wr. Wb.” Siswa menjawab dengan

serentak “Waalaikum salam Wr. Wb.”

a. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran membaca pemahaman dengan

pendekatan quantum learning di kelas XI IPS2 MAN 2 Madiun. Pada pelaksanaan

proses pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning

penerapan metode TANDUR, guru mengajarkan materi membaca pemahaman

dengan tema “Ekonomi Kuat Rakyat Sejahtera.” Pada awal pembelajaran, guru

melakukan apersepsi dengan menerangkan mengenai tema pembelajaran. Kemudian,

guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang akan dicapai

Page 122: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

dan memberi motivasi kepada siswa agar rajin belajar. Setelah itu, siswa mulai

mengerjakan sesuai dengan tugasnya.

Setelah siswa tertata dengan baik guru menerangkan mekanisme kerja dan

menjelaskan materi membaca pemahaman secara garis besar. Guru meminta siswa

membuka teks bacaan dengan judul Barang Impor Menjelajah Negeri Ini yang ada di

buku paket. Guru menugasi masing-masing siswa untuk mengidentifikasi paragraf

induktif dan deduktif, kalimat utama dan penjelas, gagasan utama, selanjutnya berani

mengungkapkan secara ringkas isi bacaan tersebut. (Guru memandu siswa untuk

menemukan paragraf induktif dan deduktif, beberapa kalimat utama dan penjelas

yang merupakan gagasan utama bacaan tersebut dan membuat ringkasannya).

Setelah menugasi siswa untuk berdiskusi, guru menunjuk siswa tersebut untuk

mempresentasikan hasil diskusinya tersebut di depan teman-temannya. Mereka dapat

membaca pemahaman secara bergantian dan saling melengkapi isinya. Setelah siswa

tampil, guru memberikan tugas mengerjakan soal yang sudah disiapkan oleh guru

(tugas ini sebagai proses membaca pemahaman). Setelah semua siswa mengerjakan

tes membaca pemahaman, guru dan siswa menyimpulkan terhadap hasil

pembelajaran dan guru memberi tahu tiga siswa yang memperoleh nilai terbaik. Dan

memberikan tepuk tangan sebagai ungkapan penghargaan.

Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses belajar

mengajar membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning penerapan

metode TANDUR. Sebagai berikut.

Page 123: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

1) Sebelum mengajar guru telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku

di sekolah tersebut yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Untuk meningkatkan motivasi dan minat, guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning

dengan benar, yakni dengan cara mengajar secara konseptual. Artinya, guru

mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Pada awal

pembelajaran, guru dengan jelas menggunakan apa yang akan diajarkan pada hari

itu kepada siswa, yaitu membaca pemahaman. Sebelum menugasi siswa

membaca, guru terlebih dahulu menjelaskan mengenai pengertian paragraf

induktif dan deduktif. Sebelum menutup pelajaran untuk pertemuan berikutnya

siswa disuruh membawa gambar mengenai kehidupan pasar pasar di Indonesia.

3) Setelah menyampaikan materi pelajaran, pada pertemuan selanjutnya guru

mengajak siswa untuk mengamati gambar yang telah dipersiapkan yakni gambar

macam- macam jenis pasar di Indonesia. Siswa diminta untuk mencermati dan

mengingat kembali hal-hal yang penting sesuai dengan gambar tersebut. Usai

mengamati dan mengumpulkan ingatan, kembali guru menugasi siswa untuk

menjawab pertanyaan terkait dengan gambar dan contoh paragraf yang mereka

amati.

4) Guru memotivasi beberapa siswa agar mau membaca bahan bacaan dengan

pendekatan quantum learning. Namun, tidak ada siswa yang mau, kemudian guru

Page 124: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

menunjuk beberapa siswa dan meminta siswa yang lain untuk mencermati dan

memberikan komentar serta masukan. Guru menjelaskan mengenai penilaian

yang dilakukan.

5) Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru terlibat dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu:

a) Posisi guru lebih banyak di depan kelas dan duduk di kursi pada waktu mengajar

menyebabkan ia kurang berinteraksi dengan siswa, sehingga ia tidak dapat

memonitor siswa yang duduk di bagian belakang saat mengerjakan tugas.

b) Guru kurang memahami dalam menerapkan pendekatan quantum learning

dengan metode TANDUR dalam KBM.

c) Guru tidak memberikan umpan balik kepadasiswa, tentang seberapa jauh tingkat

pemulihan siswa setelah materi tersebut disampaikan

d) Guru masih belum bisa membangkitkan semangat siswa untuk membaca

pemahaman.

Selanjutnya, kelemahan dari sisi siswa dapat diidentifikasi beberapa kelemahan,

yaitu:

a) Pada awal pembelajaran membaca pemahaman, keaktifan proses pembelajaran

yang menyenangkan belum tampak dan masih rendah, siswa terlihat belum

sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Mereka lebih banyak bercanda dengan

guru dan teman sebangkunya.

b) Siswa belum mampu membaca pemahaman dengan baik;

Page 125: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

c) Siswa lain yang sedang tidak tampil presentasi mengganggu temannya yang

sedang tampil, bahkan ada yang berbicara dengan temanya yang lain dan

membuat gaduh;

d) Siswa yang belum mencapai batas ketuntasan sebesar 45,16%;

e) Mayoritas siswa presentasi dengan suara pelan sehingga siswa bagian belakang

tidak bisa mendengarnya.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan proses belajar mengajar

membaca pemahaman, diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa

selama kegiatan belajar Sedangkan dari penerapan pendekatan quantum learning

dengan metode TANDUR ditemukan kelemahan yang berupa;

a) Pendekatan quantum learning belum sama sekali diterapkan di MAN 2 Madiun,

sehingga guru belum siap dalam menjalankannya.

b) Dalam penerapan metode TANDUR siswa masih terlihat pasif, belum banyak

yang aktif.

6) Berdasarkan hasil; observasi terhadap proses pembelajaran tersebut diperoleh

gambaran tentang keaktifan dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung , yaitu sebagai berikut ini.

(1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak (17 siswa) 54,84% dan

keaktifan selama proses pembelajaran sebesar (16 siswa) 51,61%, sedangkan (15

siswa) 48,39% lainnya tampak berbicara dengan temannya, melamun, dan

menelungkupkan kepalanya di atas meja, memainkan benda-benda tertentu

Page 126: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

pulpen, penggaris, buku, dan sebagainya), melihat gambar milik teman. Dari hasil

wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa diantara mereka ada yang tidak

berminat dengan kegiatan membaca, mengantuk, dan malas.

(2) Siswa yang melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan menyenangkan

sebanyak 16 (51,61%) anak, sedangkan yang lain belum melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik dan menyenangkan sebanyak 15 (48,39%) anak

lainya kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa tersebut kebanyakan

berada pada posisi tengah hingga belakang, sedangkan posisi guru lebih banyak

berada di depan.

(3) Siswa yang antusias dan tuntas menjawab soal-soal (lisan maupun tulis)

sebanyak 17 (54,84%) anak, sedangkan 14 (45,16%) anak lainya diam saja saat

diberi pertanyaaan lisan dan mengerjakan tidak sungguh-sungguh saat diminta

mengerjakan pertanyaan tertulis.

(4) Hasil pembelajaran membaca pemahaman pada siklus I disajikan dalam tabel

berikut.

Page 127: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Tabel 4.1. Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I

No. Nilai Membaca Pemahaman

Frekuensi Frekuensi (%) Keterangan

1. 65-69 6 19,35% Kurang sekali

2. 70-74 8 25,80% kurang

3. 75-79 10 32,25% Cukup baik

4. 80-84 7 22,59% Baik

5. 85-89 0 0% Baik sekali

Jumlah 31 100%

.Dari data tabel di atas dapat disajikan berupa grafik sebagai berikut.

Gambar 4.1. Grafik Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman

Siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun

0

5

10

15

20

25

30

35

0-64 65-69 70-74 75-79 80-85 85-89

Frekuensi

Frekuensi (%)

Page 128: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Hasil tes membaca pemahaman yang disajikan pada tabel dan grafik di atas

menunjukkan siswa yang sudah mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan 75 didapat 17 siswa (54,84%) sudah mampu membaca pemahaman

dengan cukup baik, sedangkan 14 siswa (45,16%) masih perlu perbaikan.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada silkus

berjalan dengan baik.

c. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dilakukan analisis dan refleksi sebagai

berikut.

(1) Guru belum mampu menerapkan pendekatan quantum learning dengan sempurna,

masih banyak kekurangan yang dilakukan oleh guru terkait kesiapan media dan

topik pembelajaran dalam pelaksanaan metode TANDUR.

(2) Guru tidak hanya berada di depan kelas dan duduk di kursi saat memberikan

penjelasan kepada siswa. Guru juga harus berkeliling memonitor siswa yang

berada di kursi bagian belakang dan memberi pertanyaan kepada siswa yang

ramai agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan merasa

diperhatikan guru.

(3) Untuk mendorong siswa agar secara sukarela mau mengemukakan pendapat,

menjawab pertanyaan, dan mau membaca pemahaman dengan tepat sebaiknya

guru memberikan reward dan feedback kepada siswa, misalnya berupa pujian

seperti; bagus sekali, baik sekali, bagus, dan sebagainya atau pun dengan

memberi nilai tambahan kepada siswa yang tampil bagus.

Page 129: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

(4) Masalah keberhasilan proses pembelajaran yang menyenangkan, dapat diatasi

guru dengan memberikan penjelasan kepada siswa tentang kualitas proses dan

keberhasilan tujuan belajar. Penjelasan ini dapat dilakukan dengan cara meminta

siswa berdiskusi dan presentasi secara serius tapi menyenangkan untuk

mencapai tujuan belajar.

(5) Untuk masalah kurang cermat dalam menemukan paragraf induktif dan deduktif,

gagasan utama, kalimat utama dan kalimat penjelas pada bacaan, dapat diatasi

dengan guru memberi penjelasan kepada siswa bahwa gagasan utama dapat

diambil dari kalimat utamanya serta tentang pengertian paragraf induktif dan

deduktif. Untuk itu, siswa harus memahami dengan baik teks bacaan yang ada

agar mampu meringkas isi bacaan tersebut.

(6) Untuk mengatasi siswa yang mengganggu siswa lain yang sedang tampil atau

membuat gaduh kelas, siswa diberi motivasi yang lebih untuk memperhatikan

siswa lain yang sedang tampil. Setelah itu, siswa akan diajak guru untuk

mengevaluasi penampilan siswa yang baru saja tampil.

(7) Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, tindakan padasiklus I dikatakan berhasil

akan tetapi belum mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan memang terjadi

pada beberapa indikator yang telah ditentukan pada survei awal. Akan tetapi, nilai

rata-rata membaca pemahaman siswa masih jauh dari batas Kriteria Ketuntasan

Minimal hasil belajar (KKM=75) dibandingkan dengan nilai pre-tes membaca

pemahaman, nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 8,6 point dari 74,5 menjadi

Page 130: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

65,50. Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 83. Adapun nilai terendah siswa

adalah 66.

(8) Guru memotivasi siswa untuk bersuara jelas dan memberitahu siswa bahwa suara

mereka direkam agar mereka lebih termotivasi untuk memperjelas suaranya.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencaaan Tindakan II

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Oktober 2011 di ruang guru,

peneliti dan guru kelas XI mengadakan diskusi. Peneliti dan guru sepakat bahwa

pelaksanaan tindakan selanjutnya, pada siklus II akan dilaksanakan pada hari Senin, 3

Oktober 2011 (pertemuan I) dan Rabu, 5 Oktober 2011 (pertemuan II). Kemudian

peneliti dan guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam

proses penelitian selanjutnya. Dalam kesempatan kali ini, penelitian disampaikan

dengan analisis hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan pada

siklus I. Penelitian ini disampaikan dengan segala kelebihan dan kelemahan selama

berlangsungnya proses pembelajaran membaca pemahaman pada siklus I.

Kelebihan yang sudah mulai tampak selama berlangsungnya proses

pembelajaran keterampilan membaca pemahaman:

(1) Siswa sudah mulai diberi tindakan (treatment) guru memberi stimulan berupa

gambar. Guru mengajak siswa berpikir dan menemukan hal-hal yang menarik dari

Page 131: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

gambar tersebut dikaitkan dengan tema membaca paragraf induktif dan deduktif.

Kemudian siswa baru diarahkan untuk membaca wacana yang disediakan.

(2) Siswa mulai tertarik dengan teknik mengajar guru melalui pendekatan quantum

learning yang dikemas secara aktif, kreatif, dan menyenangkan diiringi

instrumentalia.

(3) Siswa yang sudah membaca bacaan dan menemukan paragraf induktif dan

deduktif secara individu untuk menyampaikan hasilnya di depan kelas.

(4) Setidaknya pada tahap ini sudah dapat mencairkan ketegangan, kecanggungan,

dan ketidakbiasaan yang selama ini menjadi alasan bagi siswa ketika harus tampil

di depan teman-teman maupun gurunya.

(5) Pada tahap ini siswa sudah bersedia tampil bercerita tanpa diminta oleh guru,

mereka sudah mempunyai kesadaran untuk bersedia unjuk kemampuan tanpa

disuruh oleh guru, bahkan siswa yang tadinya masih malu-malu bisa lebih berani

untuk tampil tanpa disuruh oleh guru.

(6) Ekspresi siswa ketika melihat penampilan temannya saat membacakan hasil

karyanya di depan, ada hal-hal yang lucu yang membuat siswa yang lainnya

tertawa, ada pula yang beberapa kata yang membuat siswa yang lainya tidak

mempercayai (berlebih-lebihan) dan ada pula siswa yang terlalu polos dan lugu

dalam menyampaikan hasilnya.

Untuk mengatasi masalah berbagai kekurangan yang ada, akhirnya peneliti dan

guru mengambil keputusan sebagai berikut.

Page 132: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

(1) Guru tidak hanya berada di depan kelas dan duduk di kursi saat memberikan

penjelasan kepada siswa. Guru juga harus memonitor siswa yang berada di kursi

bagian belakang dan memberi pertanyaan kepada siswa yang ramai agar mereka

juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan merasa diperhatikan guru.

(2) Untuk mendorong siswa agar secara sukarela mau mengemukakan pendapat,

menjawab pertanyaan, dan mau membaca pemahaman, sebaiknya guru

memberikan reward dan feedback kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti :

bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bagus, dan sebagainya atau pun dengan

memberikan nilai tambahan siswa yang tampil bagus.

(3) Masalah proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dapat diatasi

dengan guru memberikan penjelasan kepada siswa tujuan pembelajaran

pendekatan quantum learning metode TANDUR dan keharusan bersemangat

dalam pembelajaran di kelas. Penjelasan ini dapat dilakukan dengan cara

meminta kepada siswa dalam berdiskusi dan presentasi secara tepat dan sesuai

untuk mencapai tujuan belajar yang menyenangkan.

(4) Untuk masalah kurang terampil dalam mengidentifikasi gagasan utama, kalimat

utama dan kalimat penjelas , paragraf deduktif dan induktif serta meringkas

bacaaan, dapat diatasi dengan guru memberi penjelasan kepada siswa bahwa

gagasan utama dapat diambil dari kalimat utamanya, penjelasan perbedaan

paragraf induktif dan deduktif, dan siswa diharapkan lebih memperhatikan teks

bacaan yang ada agar mampu meringkas dan menyimpulkan isi bacaan tersebut.

Page 133: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

(5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat lebih aktif dari

sebelumnya, dengan cara memupuk keberanian siswa untuk mengemukakan

pendapat di depan kelas.

(6) Untuk mengatasi siswa yang mengganggu siswa lain yang sedang tampil atau

membuat gaduh kelas, siswa diberi motivasi yang lebih mengena untuk

memperhatikan siswa lain yang sedang tampil. Setelah itu, siswa akan diajak guru

untuk mengevaluasi penampilan temannya yang baru saja tampil.

(7) Guru memotivasi siswa untuk bersuara jelas dan memberitahu siswa lain bahwa

suara mereka direkam agar mereka lebih termotivasi untuk memperjelas suaranya.

Selain itu, yang sangat ditekankan dalan siklus II ini peneliti juga akan

menambah pengetahuan siswa tentang langkah-langkah membaca pemahaman, teknik

dan strategi membaca pemahaman. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan setelah

dianalisis hasil tes membaca pemahaman siswa masih belum bisa membedakan

paragraf induktif dan deduktif dalam bacaan, menemukan kalimat utama dan kalimat

penjelas dengan tepat, mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam

wacana, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit dalam

wacana, mampu menarik inferensi tentang isi wacana, mampu mengenali dan

memahami maksud dan pesan penulis sebagai bagian dari pemahaman tentang

penulis. Kemudian hasil tes membaca mereka pada siklus sebelumnya akan

dibacakan dan bersama guru akan menganalisis salah satu pekerjaan siswa untuk

diperbaiki dan dijadikan contoh.

Page 134: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Sebagai upaya mengatasi kelemahan dan teratasinya satu masalah pendekatan

quantum learning tersebut diharapkan mampu menutupi kekurangan dari masalah

yang lainya. peneliti dan guru kemudian menyusun rencana pembelajaran membaca

pemahaman dengan pendekatan quantum learning. Berdasarkan pertimbangan

bersama, peneliti dan guru kembali memberikan pembelajaran membaca pemahaman

sesuai dengan silabus KTSP kelas IX. Pada siklus pertama guru menerapkan

pendekatan quantum learning dengan media gambar jenis- jenis pasar-pasar di

Indonesia untuk mengingat kembali memori ingatanya. Pada kesempatan ini guru

juga akan kembali menggunakan media pembelajaran untuk membantu kelengkapan

komponen quantum learning, diantaranya media gambar dan tayangan melalui LCD

dengan menerapakan metode TANDUR bermediakan gambar Tanaman Obat-obatan

dan menyanyikan lagu “Indonesia Tanah Airku”

Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut.

(1) Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran membaca pemahaman,

penentuan tema pembelajaran, menyiapkan artikel pendek, dan menyiapkan tes

penilaian keterampilan membaca pemahaman untuk pertemuan pertama (Senin,3

Oktober 2011).

(2) Peneliti menyusun pedoman observasi untuk mengamati keaktifan, dan sikap

siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

(3) Peneliti bersama guru merencanakan skenario pembelajaran keterampilan

membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning, yakni dengan

langkah –langkah sebagai berikut.

Page 135: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

a) Guru memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa, kebersihan kelas dan

kerapian siswa sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan dan kedisiplinan.

b) Guru memberikan apersepsi, yakni menggali pengetahuan awal siswa berkenaan

dengan perbedaan paragraf induktif dan deduktif secara komunikatif, serta

menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap membaca quantum learning

padapertemuan yang lalu, misalnya anak-anak perhatikan gambar berikut ini!

Cermati apa saja yang tampak pada gambar tersebut! Kemudian sebutkan ciri-ciri

gambar yang kalian amati.

c) Guru menjelaskan siswa tentang mengidentifikasi kalimat utama, gagasan

utama, perbedaan , ciri-ciri paragraf induktif dan deduktif pada tiap-tiap paragraf

pada bacaan artikel berdasarkan hasil paparan siswa.

d) Guru memberi kepada kesempatan siswa untuk membacakan hasil pekerjaannya

di depan kelas..

e) Dari hasil pekerjaan siswa ternyata mereka masih kurang tepat dalam menentukan

gagasan utama pada masing –masing paragraf dalam bacaan artikel tersebut.

f) Siswa kemudian diajak untuk mengidentifikasi salah satu hasil pekerjaan mereka,

ternyata hasil yang diperoleh kurang memuaskan.

g) Guru menerangkan kepada siswa materi membaca pemahaman paragraf induktif

dan deduktif dengan metode TANDUR dalam pendekatan quantum learning.

h) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar mengajar yang telah

dilakukan.

Page 136: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

(4) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

membaca Pemahaman.

(5) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar tampilan

LCD terkait dengan topik “ Tanaman Obat-obatan.”

(6) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian, yaitu berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam membaca pemahamandan

beberapasoal pendukung. Sedangkan instrument nontes dinilai berdasarkan

pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati sikap siswa

selama pembelajaran berlangsung.

(7) Dalam pembuatan rencana persiapan pengajaran penilaian proses untuk siswa

berdasarkan lembar penilaian proses.

Dari kegiatan diskusi disepakati pula bahwa tindakan dalam siklus II

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Senin, 3 Oktober 2011 dan

Rabu 5 Oktober 2011.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanaksanan pada hari Senin, 3 Oktober

2011 selama 2 jam pelajaran, akan dilaksanakan tindakan II. Satu kali pertemuan

dilaksanakan selama 2X 45. Sesuai dengan RPP pada Siklus II ini, pembelajaran

dilakukan oleh guru kelas, sedang pembelajaran dan melakukan wawancara kepada

beberapa siswa setelah pembelajaran berakhir sedangkan peneliti melakukan

observasi terhadap proses tindakan tersebut sebagai berikut.

Page 137: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

(a) Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam “Assalamu’alaikum

warohmatullahi wabarokatuh” Siswa menjawab dengan serempak “Wa’alaikum

Salam Warohmatullahi wabarokatuh”. Sebelum kita memulai pelajaran, hari ini

siapa yang tidak masuk?” Siswa menjawab “Nihil Bu”

(b) Selanjutnya guru memulai pembelajaran dengan mengajak bernyanyi bersama-

sama lagu “Indonesia Tanah Airku” Siswa dengan penuh riang menyanyikan lagu

tersebut. Dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab atau apersepsi, guru

menanyakan tentang materi pembelajaran menyimak puisi pada pertemuan

sebelumnya. Berikut petikan tanya jawab yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Guru bertanya, “Anak-anak, masih ingat paragraf induktif dan induktif, yang pada

petemuan lalu sudah kita pelajari. Kemudian siswa diminta untuk berpendapat,

dari sini guru sudah dapat mengetahui kemampuan awal siswa tentang paragraf

induktif dan deduktif. Hampir semua siswa serempak menjawab “masih, Bu”

Kemudian guru menyuruh siswa menyebutkannya, dengan serempak mereka

menjawab. “

(c) Guru membahas salah satu hasil pekerjaan siswa.

(d) Guru menjelaskan materi perbedaan paragraf induktif dan deduktif.

(e) Guru menayangkan gambar dan video mengenai tanaman obat-obatan di

Indonesia. Guru menyuruh siswa mengamati gambar tersebut dengan seksama.

Guru bertanya, gambar apakah ini anak-anak?” Siswa menjawab: “Kunir, jahe,

daun sere.”” Siapa yang di rumah mempunyai tanaman obata-obatan seperti ini?”

“Saya Bu” Jawab beberapa siswa dengan serentak.

Page 138: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

(f) Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Aku Cinta Indonesia” siswa

menyanyikan lagu dengan penuh riang gembira.

(g) Guru membagikan lembaran soal dan menyuruh siswa untuk mengerjakannya.

Soal-soal tersebut tentang perbedaan, ciri-ciri paragraf induktif dan

deduktif,gagasan utama, kalimat utama dan kalimat penjelas pada masing-masing

paragraf pada bacaan artikel.

(h) Setelah selesai mengerjakan siswa diminta untuk mengumpulkan hasil

pekerjaannya.Kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk diminta

membacakan hasil tulisan di depan kelas.” Siapa yang berani membacakan hasil

pekerjaan kalian di depan kelas?” Beberapa anak tunjuk jari sambil mengatakan.

“Saya Bu” Sahut Anang Yulianto. “Ya silakan, kamu ke depan!” Jawab Bu Guru.

(i) Guru menyuruh siswa lain untuk memberikan tanggapan hasil pekerjaan yang

telah dibacakan temannya. “Siapa yang akan memberi masukan dari hasil

pekerjaan temanmu?”. “Saya Bu” Sahut Binti Nur. “Ya, silahkan” jawab Bu

Guru. Masukan dari Binti Nur diataranya adalah pada paragraf kedua harusnya

termasuk jenis paragraf induktif bukan deduktif. Gagasan utamanya adalah itulah

sekelumit sejarah pemakaian minyak jarak. Bukan kebijakan yang diterapkan

Jepang.”

(j) Guru memberikan simpulan dari hasil pembelajaran hari itu, diantaranya kata-

kata guru sebagai berikut. “Anak-anak hasil pekerjaan kalian sudah bagus, tetapi

menentukan paraf induktif dan deduktif ,gagasan utama dalam tiap-tiap paragraf

Page 139: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

kurang tepat, maka perlu ditingkatkan belajarnya!” Untuk itu kalian kalian harus

belajar di rumah ya!” siswa menjawab dengan serentak ,”Ya,Bu.!”

(k) Guru memberi penjelasan kepadasiswa mengenai hal-hal yangmasih belum

dipahami oleh siswa, dari kegiatan itu sedikit banyak siswa sudah tergerak untuk

mau bertanya, tanpa merasa malu lagi atau takut salah.

(l) Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa memberikan applause kepada siswa

yang mampu berpendapat dengan baik dan benar serta hasil pekerjaannnya baik,

melalui yel-yel kelas secara serentak.

(m) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan salam.

Terima kasih atas perhatian kalian dan sampai bertemu pada pertemuan

berikutnya , Insya Allah “Wassalamu’alaikum Wr.Wb” Siswa menjawab dengan

serentak “Wa’alaikum salam Wr.Wb”.

Pada pertemuan kedua siklus II ini masih dengan tindakan yang sama yaitu

melanjutkan jegiatan pada pertemuan pertama yang belum selesai. Pada pertemuan

kedua ini dilaksanakan hari Rabu, 5 Oktober 2011. Adapun urutan pelaksanaan kedua

adalah sebagai berikut.

(a) Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa. Petikan kata-kata

guru sebagai berikut, “Assalamualaikum Wr. Wb. Siswa serentak menjawab

Waalaikum salam. Guru menanyakan keadaan siswa pada hari itu. Petikan Guru

sebagai berikut, Bagaimana keadaan kalian hari ini sehat dan baik –baik saja?

Siswa serentak menjawab “Alhamdulillah sehat dan baik-baik saja, Bu. Bu, kita

melanjutkan pelajaran membaca pemahaman lagi, Bu?” Tanya siswa spontan,

Page 140: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

“ya” jawab guru. Dengan riang siswa menjawab yes yes yes. Guru membuka

pelajaran denagn memotivasi siswa sambil membawa gambar- gambar yang akan

diamati siswa. Kemudian mengajak siswa untuk menyanyikan lagu sesuai dengan

gambar tersebut. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan minat belajar siswa serta

belajar untuk dapat mencatat hal- hal yang penting berkaitan dengan gambar

tersebut.

(b) Mari anak-anak, kalian masih ingat lagu yang ada kaitannnya dengan gambar

tersebut?” Siswa menjawab dengan serentak, “Masih Bu!” Lagu apa, coba

sebutkan judulnya” Indonesia Tanah Airku” Jawab salah seorang siswa. “Ya,

mari kita bernyanyi bersama-sama.” Siswa dengan penuh riang gembira

menyanyikan lagu Indonesia Tanah Airku.”

(c) Guru memulai pelajaran dengan kegiatan tanya jawab atau apersepsi, guru

menanyakan tentang materi pelajaran pada pertemuan kemarin. Petikan

pertanyaan guru, Siapa yang bisa menyebutkan hal hal yang menarik dari gambar

yang ibu tunjukkan tersebut? Ada dua orang siswa yang mengangkat tangan,

siswa itu bernama Eka Erbhaena dan Aulia Mu’tashim. Eka menjawab, itu

gambar macam-macam bumbu dapur yang bias dipakai obat Bu. Sedangkan Aulia

menjawab itu tanaman apotek hidup, Bu.”

(d) Selanjutnya guru bertanya kepada siswa. Petikan pertanyaan guru “Bagaimana

tugas kalian tentang membaca pemahaman bacaan artikel pertemuan kemarin,

apakah sudah selesai? Siswa menjawab dengan serentak belum?” Petikan kata-

kata siswa”Belum,Bu!” “ baiklah, pertemuan hari ini nanti akan kita gunakan

Page 141: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

untuk melanjutkan memabaca pemahaman.” Guru menyuruh siswa untuk

menyebutkan kembali ciri-ciri paragraf, kalimat utama dan kalimat penjelas,

gagasan utama dalam paragraf, serta perbedaan paragraf induktif dan deduktif

dari bacaan artikel .Siswa melaksanakan tugas guru denghan penuh antusias.

(e) Setelah selesai, menyuruh siswa untuk membacakan hasil pekerjaan di depan

kelas “Nah silakan yang belum tampil segera mempersiapkan diri untuk tampil,

dan seperti pelajaran kemarin siswa yang lainnya ikut menilai bagaimana hasil

pekerjaan dari temanmu”, kata Bu Guru. Apabila ada yang memberi masukan bisa

disampaikan nanti setelah temanmu selesai membacakan di depan kelas, “Paham,

anak-anak?: “Paham Bu:, jawab anak-anak dengan serentak.

(f) “Baik, sekarang silakan kita memulai kegiatan membacakan hasil tulisan

kedepan” Siapa yang ingin lebih dahulu?” “Saya Bu,” jawab Moh Fahmi Fatchur.

Setelah Elsinta, siapa lagi?” Sambil Mengacungkan jari, Maulida menjawab,

“Saya Bu!”

(g) Guru mengamati kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa sambil memberikan

pengarahan apabila ada yang kurang tepat, siswa diminta untuk memberi

masukan.

(h) Pada kegiatan menumbuhkan kembali rasa kepercayaan diri siswa, tetapi juga

untuk menumbuhkan keberanian siswa dalam berbicara, supaya perasaan takut,

malu, ragu-ragu yang dulunya sering menjadi alasan bagi siswa menjadi hilang

dan siswa menjadi lebih berani.

Page 142: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

(i) Perubahan sudah cukup banyak terjadi pada siklus II ini, siswa sudah mulai dapat

membaca pemahaman dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada. Siswa

sudah bisa menentukan gagasan utama, kalimat utama dan kalimat penjelas,

perbedaan paragraf induktif dan deduktif dengan tepat.

(j) Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward kepada siswa berupa pujian

dengan kata-kata:”Bagus kamu Fahmi “ kalian sudah bisa membaca pemahaman

dengan baik, bisa menemukan gagasan utama, kalimat utama dan kalimat penjelas

serta membedakan paragraf induktif dan deduktif dalam bacaan artikel.

Siswadengan serentak memberikan applause kepada Fahmi.

(k) Pada akhir pelajaran guru bersama siswa memberikan applause kepada siswa

yang memperoleh nilai paling baik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengingatkan kepada siswa bahwa membaca bukanlah hal yang sulit dan

membosankan tetapi diperlukan keinginan untuk mau berlatih. Kemudian diakhiri

dengan ucapan salam “Wassalamualaikum Wr. Wb.” Siswa menjawab dengan

serentak “Waalaikum salam Wr. Wb.”

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran membaca pemahaman dengan

pendekatan quantum learning di kelas XI MAN 2 Madiun tahu ajaran 2011/2012.

Peneliti mengambil posisi di ruang kelas bagian belakang agar keberadaannya tidak

mengganggu jalannya proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini dimaksudkan

untuk mendeskripsikan apakah kekurangan-kekurangan teknik pengajaran pada siklus

Page 143: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

I. Pada pelaksanaan proses pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan

quantum learning, guru mengajarkan materi dengan tema “Manfaat Tanaman Obat-

Obatan.”

Seperti pada pelaksanaan sebelumnya pada petemuan pertama dalam siklus II

di ruang kelas XI, guru akan mengajarkan keterampilan membaca pemahaman pada

materi paragraf induktif dan deduktif dengan pendekatan quantum learning. Hal ini

dilakukan dengan mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

Pada pertemuan berikutnya dilanjutkan dengan menggunakan ruang

multimedia yang berupa tayangan LCD yang telah dipersiapkan sebelumnya. Guru

menampilkan gambar macam-macam jenis tanaman obat-obatan. Selesai melihat

tampilan tersebut siswa diminta berkomentar bahkan banyak diantara mereka

memiliki tanaman obat-obatan seperti itu di rumah. Setelah itu, siswa siap menerima

perintah dari guru untuk mengerjakan tugas seperti pada siklus sebelumnya. Guru

menerangkan mekanisme kerja dan menjelaskan materi membaca pemahaman secara

garis besar. Guru meminta siswa membaca teks bacaan dengan judul “Tanaman

Suruh Berfungsi Ganda” yang dibagikan oleh guru. Hal ini dilakukan karena semua

siswa tidak memiliki buku tersebut.

Guru menugasi masing-masing siswa untuk menganalisis bahan bacaan tersebut.

Guru memandu siswa untuk menemukan beberapa kalimat utama yang merupakan

gagasan utama bacaan tersebut, menemukan perbedaaan paragraf induktif dan

deduktif pada bacaan serta membuat ringkasannya. Setelah menugasi mereka untuk

berdiskusi, guru menunjuk tiap-tiap siswa tersebut untuk mempresentasikan hasil

Page 144: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

diskusinya tersebut di depan teman-temannya. Mereka dapat membaca pemahaman

secara bergantian dan saling melengkapi isinya. Guru memberikan pujian terhadap

siswa yang tampil bagus dan merayakan dengan tepuk tangan dan yel-yel.

Setelah siswa tampil, guru memberikan tugas mengerjakan soal yang sudah

disiapkan oleh guru. Tugas ini sebagai postes membaca pemahaman. Setelah semua

siswa mengerjakan tes membaca pemahaman, guru dan siswa menyimpulkan

terhadap hasil pembelajaran dan guru memberi tahu siswa yang memperoleh nilai

terbaik.

Dari kegiatan tersebut terlihat bahwa guru sudah berupaya untuk lebih

mengaktifkan siswa melalui pemberian stimulus dan waktu yang memadai untuk

memahami bagaimana membaca pemahaman dengan tepat. Hasilnya, lebih banyak

siswa aktif merespon secara tepat terhadap stimulus-stimulus dari guru. Selain itu

guru sudah tidak terlihat lagi mendominasi kelas.

Pada pertemuan selanjutnya, Rabu 5 Oktober 2011 dilaksanakan 1 jam

(1X45menit). Guru mengajak siswa untuk mengamati LCD dengan mengambil

gambar macam-macam tanaman obat-obatan dengan diiringi musik instrumental.

Siswa diminta untuk mengamati dan mencermati tayangan melalui LCD tersebut

dengan seksama. Setelah selesai mengamati siswa banyak yang komentar mengenai

gambar tersebut.

Setelah mengamati tampilan tersebut, guru meminta siswa untuk

mengungkapkan komentar, pendapat, dan hal-hal yang menarik dari tayangan melalui

Page 145: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

LCD. Usai mendiskusikan tampilan tersebut, guru menugasi siswa untuk membaca

pemahaman.

Guru memotivasi beberapa siswa untuk membacakan hasil analisis membaca

pemahaman materi paragraf induktif dan deduktif di depan kelas setelah siswa selesai

mengerjakan. Berbeda dengan siklus terdahulu, siswa mulai berani membacakan hasil

analisisnya. Guru meminta siswa yang lain untuk mencermati dan memberikan

komentar serta masukan.

Usaha pemberian reward, baik berwujud nilai tambahan maupun pujian bagi

siswa yang dapat membaca pemahaman serta menganalisis dengan tepat, ternyata

terbukti mampu membangkitkan minat siswa untuk mengungkapkan komentar

mereka, serta merespon pertanyaan dari guru secara sukarela.

Suasana kelas mulai terlihat hidup ketika siswa mampu melihat guru

memberikan reward berupa pujian dan nilai tambah pada siswa yang mampu

memberi respon terhadap pertanyaan guru. Selanjutnya, tampak beberapa orang siswa

yang mengangkat tangan untuk mengajukan diri menjawab pertanyaan dari guru.

Terlihat jelas adanya interaksi dari guru dan siswa. Sedangkan, siswa yang belum

mampu menjawab pertanyaan dari guru, terlihat berdiskusi dengan teman

sebangkunya tentang jawaban pertanyaan yang diajukan guru.

Berdasarkan pengamatan peneliti, guru mampu menerapkan pendekatan

quatum learning dalam kegiatan membaca pemahaman dengan baik. Siswa sangat

tertarik dengan gaya mengajar yang dilakukan guru. Hal ini terlihat dengan raut

wajah mereka yang sangat antusias melihat tampilan yang diberikan.

Page 146: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Sedangkan dari siswa berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar

mengajar tersebut dapat dinyatakan kemampuan membaca pemahaman sudah lebih

baik dibandingkan siklus sebelumnya, terkait dari segi pemahaman paragraf induktif

dan deduktif, kalimat utama dan kalimat penjelas pada bacaan sudah hampir tepat.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar membaca

pemahaman, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar

berlangsung, yakni sebagai berikut.

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 20 (64,52%) siswa,

sedangkan 11 (35,48%) lainnya tampak berbicara dengan temannya, melamun,

menelungkupkan kepalanya di atas meja, dan memainkan benda-benda tertentu

(pulpen, penggaris, buku, dan sebagainya).. Dari hasil wawancara dengan siswa

yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh

penjelasan bahwa diantara mereka ada yang tidak berminat dengan kegiatan

membaca, mengantuk, dan malas.

2) Pelaksanaan siklus kedua siswa yang antusias menjawab soal-soal ( lisan maupun

tulisan) sebanyak 19 (61,29%) siswa, sedangkan 12 (38,71%) lainya diam saja

saat diberi pertanyaan lisan. Hal ini merupakan bentuk usaha guru memberikan

reward kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus sekali, baik sekali,

tepat sekali, bisa juga berupa nilai tambahan kepada siswa, ataupun perlengkapan

alat tulis sehingga terlihat antusias.

Page 147: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

3) Siswa yang mengerjakan dengan bagus dan mencapai ketuntasan mencapai

20(64,52%) siswa, sedangkan yang lain belum bekerja dengan baik sehingga

belum mencapai ketuntasan mencapai 11 (35,48%) siswa.

Hasil keterampilan membaca pemahaman pada siklus II disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut.

Tabel 4.2. Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II

No. Nilai Membaca Pemahaman

Frekuensi Frekuensi (%) Keterangan

1. 65-69 4 12,90% Kurang sekali

2. 70-74 7 22,58% Kurang

3. 75-79 11 35,48% Cukup baik

4. 80-84 9 29,09% Baik

5. 85-89 0 0 Sangat Baik

Jumlah 31 100%

.

Page 148: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Gambar 4.2. Grafik Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II Siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun

Hasil tes yang disajikan pada tabel dan grafik di atas menunjukkan yang telah

mencapai batas Kriteria Ketuntatasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 75 di dapat 20

siswa (64,52%) siswa, sedangkan siswa yang lain belum mencapai batas ketuntasan

sebanyak 11 (35,48%) siswa dan masih memerlukan perbaikan. Berdasarkan hasil

tersebut dapat diketahui bahwa nilai ketuntatasan yang dicapai belum memenuhi

indikator kinerja.

Kelemahan yang dimiliki oleh guru pada tindakan pertama sudah mampu

teratasi dengan baik pada tindakan kedua. Kemudian, pada pelaksanaan tindakan

kedua, guru sudah mampu mengelola kelas dengan baik sehingga relatif tidak

ditemukan kelemahan guru pada pelaksanaannya.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0-64 65-69 70-74 75-79 80-85 85-89

Frekuensi

Frekuensi (%)

Page 149: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Selanjutnya, kelemahan dari sisi siswa dapat diidentifikasi beberapa kelemahan

yaitu:

1) Kemampuan dan kecepatan membaca pemahaman siswa masih rendah;

2) Siswa yang belum mencapai batas ketuntasan sebesar 35,48%;

3) Masih banyak siswa presentasi dengan suara pelan sehingga siswa bagian

belakang tidak bisa mendengarnya.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan

Proses pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan quantum

learning siklus kedua dilaksanakan di ruang kelas (pertemuan pertama) dan di ruang

multimedia ( pertemuan kedua) MAN 2 Madiun yang dilaksanakan pada Senin, 3

Oktober 2011 dan Rabu 5 Oktober 2011 (pertemuan kedua) berjalan dengan lancar.

Siswa merespon dengan semangat dan antusias.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dilakukan analisis dan refleksi sebagai

berikut.

1) Guru sudah mampu menerapkan pendekatan quantum learning dalam

pembelajaran membaca pemahaman. Terlihat dari penerapan media alternatif dan

topik yang berbeda yang dapat digunakan untuk menunjang pengajaran membaca

pemahaman paragraf induktif dan deduktif kepada siswa terutama dalam

menerapkan pendekatan quantum learning dengan metode TANDUR.

Page 150: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

2) Posisi guru tidak lagi berada di depan kelas dalam memberikan penjelasan. Guru

sudah mau berotasi untuk memonitor siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Jadi

siswa yang duduk di posisi belakang bisa terkontrol dan aktif dalam mengikuti

pembelajaran.

3) Guru Memberi penjelasan ulang berkenaan paragraf induktif dan deduktif serta

kalimat utama dan kalimat penjelas. Mereka juga diberi motivasi untuk tetap rajin

berlatih membaca pemahaman dan kecepatan membacanya. Selain itu, guru

menjelaskan perlunya pemahaman dalam membaca dan konsentrasi untuk

menemukan gagasan utamanya dan mengidentifikasi paragraf induktif dan

deduktif . Mereka dapat belajar bersama.

4) Guru menayangkan gambar/video pada tindakan kedua sebelum mereka tampil

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan memberi feedback

terhadap isinya. Selain itu, guru juga selalu memotivasi siswa untuk bersuara

keras dan memberitahu siswa bahwa suara mereka direkam. Dengan demikian,

diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk mengeraskan suaranya.

5) Pelaksanaan siklus kedua siswa yang antusias menjawab soal-soal ( lisan maupun

tulisan) sebanyak 19 (61,29%) siswa, sedangkan 12 (38,71%) lainya diam saja

saat diberi pertanyaan lisan. Hal ini merupakan bentuk usaha guru memberikan

reward kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus sekali, baik sekali,

tepat sekali, bisa juga berupa nilai tambahan kepada siswa, ataupun perlengkapan

alat tulis sehingga terlihat antusias.

Page 151: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

6) Tindakan II masih mempunyai beberapa kelemahan terutama dari segi pendekatan

quantum learning dengan menerapkan multimedia.

(a) Guru masih kesulitan dalam menerapkan metode TANDUR dalam pendekatan

quantum learning.

(b) Pada saat disampaikan tayangan gambar/objek yang harus dilihat siswa, banyak

yang berbicara sendiri karena diantara mereka ada yang mempunyai benda sesuai

dengan gambar yang ditayangkan.

(c) Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II dikatakan

berhasil akan tetapi belum mencapai hasil yang maksimal secara keseluruhan.

Peningkatan memang terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan pada

survei awal. Nilai rata-rata sudah mencapai Kriteria Ketuntatasan Minimal

(KKM=75). Dibandingkan dengan nilai siklus I membaca pemahaman siklus II,

nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 0,8 dari 74,5 menjadi 75,3. Nilai tertinggi

yang diraih siswa adalah 83 . Adapun nilai terendah diperoleh yang diperoleh

siswa adalah 66.

(d) Respon siswa terhadap pembelajaran cukup memuaskan. Kekurangan yang terjadi

pada siklus sebelumnya telah dapat diatasi.

3. Deskripsi Siklus III

a. Perencanaan Tindakan III

Bertolak dari hasil refleksi tindakan siklus II, peneliti bersama guru yang

bersangkutan kembali mengadakan diskusi untuk mengatasi kekurangan yang ada

Page 152: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

pada siklus sebelumnya untuk diterapkan pada siklus III. Pada pelaksanaan siklus II

pembelajaran dengan pendekatan quantum learning sudah mulai menampakkan

keberhasilannnya dalam memberikan solusi dalam permasalahan kesulitan membaca

pemahaman pada siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011-2012.

Pada hari Sabtu, 8 Oktober 2011 di ruang guru, peneliti dan guru kelas XI IPS

2 MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011-2012 mengadakan diskusi. Dalam kesempatan

kali ini, peneliti perlu menyampaikan analisis hasil observasi terhadap pembelajaran

membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning yang dilakukan pada

sikluas II. Peneliti menyampaikan segala kelebihan dan kelemahan selama proses

pembelajaran membaca pemahaman pada siklus II. Peneliti dan guru akhirnya

menyepakati bahwa untuk siklus selanjutnya guru akan menerapkan teknik self

correction sebagai upaya perbaikan hasil pekerjaan siswa. Peneliti dan guru juga

menerapkan jadwal penelitian selanjutnya yaitu Senin, 10 Oktober 2011 dan Rabu, 12

Oktober 2011.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus III meliputi kegiatan sebagai berikut.

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran membaca pemahaman

dengan pendekatan quantum learning dan menyiapkan tes penilaian keterampilan

pemahaman, yakni dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa sebagai upaya

menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap pembelajaran membaca

pemahaman pada pertemuan yang lalu.

Page 153: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

b) Guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada siklus I dan Siklus II, pekerjaan

siswa pada siklus I telah diteliti oleh guru dan peneliti dengan cara memberikan

tanda koreksi pada hal-hal yang salah, sedangkan pekerjaan siswa dalam siklus II

telah dikoreksi guru dan peneliti tetapi tidak diberi tanda koreksi secara detail.

c) Guru menjelaskan tentang perbedaan paragraf induktif dan deduktif dalam

wacana, kalimat utama dan kalimat penjelas, ciri-ciri paragraf induktif dan

deduktif berdasarkan hasil pekerjaan siswa.

d) Siswa menganalisis pekerjaan mereka dengan membandingkan hasil pekerjaan

mereka pada siklus I dan siklus II.

e) Siswa memperbaiki hasil pekerjaan paragraf induktif dan deduktif mereka.

f) Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan

g) Guru mengadakan refleksi pembelajaran dan menutup pelajaran dengan tepuk

tangan dan siswa membacakan yel-yel.

Tahap perencanaan tindakan III pertemuan kedua (Rabu, 12 Oktober 2011)

meliputi kegiatan sebagai berikut.

a) Guru mengadakan apersepsi untuk menggali ingatan siswa mengenai

pembelajaran siswa lalu terkait pendekatan quantum learning.

b) Guru menampilkan gambar “ Pentingnya Kesehatan” melalui LCD diiringi musik

instrumental.

c) Siswa mengamati gambar melalui tayangan LCD.

d) Guru menyuruh siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan kejadian yang mereka amati.

Page 154: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

e) Guru menyuruh siswa membaca bacaan yang berkaitan dengan tema tayangan

gambar yang sudah disediakan.

f) Guru menyuruh beberapa siswa untuk membacakan hasil pekerjaan di depan

kelas.

g) Guru mengadakan refleksi pembelajaran hari ini.

2) Guru menyusun rencana pembelajaran untuk materi membaca pemahaman

paragarf induktif dan deduktif.

3) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran LCD dengan mengambil

tema “Kebiasaan Hidup Menentukan Tingkat Kesehatan.” Pemilihan tema ini

untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap diri dan lingkungan.

4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes dan nontes.

Instrumen tes ini dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam membaca pemahaman

dan beberapa soal pendukung. Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan

pedoman observasi yang dilakukan peneliti denga mengamati keaktifan siswa

selama pembelajaran berlangsung.

Dalam pembuatan Rencana Persiapan Pengajaran penilaian proses untuk siswa

berdasarkan lembar penilaian proses yang disediakan. Dari kegiatan diskusi

disepakati pula bahwa tindakan dalam siklus III dilaksanakan dalam dua kali

petemuan yaitu pada hari Senin, 10 Oktober 2011 dan Rabu, 12 Oktober 2011.

Page 155: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama pada tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Senin , 10

Oktober 2011 (pukul 07.45-09.15 WIB) selama dua jam pelajaran (2X45 menit) di

ruang multimedia MAN 2 Madiun. Dalam pelaksanaan tindakan siklus III ini guru

mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk mengatasi

kekurangan pada proses pembelajaran membaca pemahaman pada siklus II,

sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.

Materi pada pelaksanaan siklus III ini adalah membaca bacaan yang telah

disiapkan dengan tema “Kebiasaan Hidup Menentukan Tingkat Kesehatan”, sesuai

dengan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut.

(a) Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam “Assalamu’alaikum

warohmatullahi wabarokatuh” Siswa menjawab dengan serempak “Wa’alaikum

Salam Warohmatullahi wabarokatuh”. Sebelum kita memulai pelajaran, hari ini

siapa yang tidak masuk?” Siswa menjawab “Nihil Bu”

(b) Selanjutnya guru memulai pembelajaran dengan mengajak bernyanyi bersama-

sama lagu “Anak Sehat” Siswa dengan penuh riang menyanyikan lagu tersebut.

Dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab atau apersepsi, guru menanyakan

tentang materi pembelajaran menyimak puisi pada pertemuan sebelumnya.

Berikut petikan tanya jawab yang dilakukan oleh guru dan siswa. Guru bertanya,

“Anak-anak, masih ingat paragraf induktif dan induktif, yang pada petemuan lalu

Page 156: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

sudah kita pelajari. Kemudian siswa diminta untuk berpendapat, dari sini guru

sudah dapat mengetahui kemampuan awal siswa tentang paragraf induktif dan

deduktif. Hampir semua siswa serempak menjawab “masih, Bu.” Kemudian guru

menyuruh siswa menyebutkannya, Widodo Wicaksono menjawab, “Saya masih

ingat Bu”Kemudian Widodo Wicaksono menjawab dengan lancar mengenai ciri-

ciri paragraf induktif dan deduktif.

(c) Kemudian guru menjelaskan tentang rencana untuk pertemuan hari ini.”Hari ini

Ibu akan membagi hasil pekerjaan kalian padapertemuan kemarin, bahwa hasil

pekerjaan nanti akan kamu koreksi lagi hal-hal yang salah.” Bagaimana sudah

siap apa belum?” jawab siswa dengan serentak, “Siap , Bu!”

(d) Siswa melaksanakan tugas guru untuk mengoreksi hasil pekerjaan pada

pertemuan terdahulu, dengan cara memberi tanda koreksi pada-hal yang salah

terutama dalam menentukan gagasan utama pada tiap-tiap paragraf.

(e) Setelah siswa selesai mongoreksi hasil pekerjaannya,guru menunjuk beberapa

siswa untuk membacakan hasil pekerjaan di depan kelas. “Siapa yang berani

membacakan hasil pekerjaan kalian di depan kelas?” Beberapa anak tunjuk jari

sambil mengatakan. “Saya Bu” Sahut Yuvita. “Ya silakan, kamu ke depan!”

Jawab Bu Guru.

(f) Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Aku Anak Sehat” siswa

menyanyikan lagu dengan penuh riang gembira.

(g) Guru menyuruh siswa lain untuk memberikan tanggapan hasil pekerjaan yang

telah dibacakan temannya. “Siapa yang akan memberi masukan dari hasil

Page 157: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

pekerjaan temanmu?”. “Saya Bu” Sahut Binti Nur. “Ya, silahkan” jawab Bu

Guru.

(h) Guru memberikan simpulan dari hasil pembelajaran hari itu, diantaranya kata-

kata guru sebagai berikut. “Anak-anak hasil pekerjaan kalian sudah bagus, tetapi

menentukan paraf induktifdan deduktif ,gagasan utama dalam tiap-tiap paragraf

kurang tepat, maka perlu ditingkatkan belajarnya!” Untuk itu kalian kalian harus

belajar di rumah ya!” siswa menjawab dengan serentak ,”Ya,Bu.!”

(i) Guru memberi penjelasan kepada siswa mengenai hal-hal yang masih belum

dipahami oleh siswa, dari kegiatan itu sedikit banyak siswa sudah tergerak untuk

mau bertanya, tanpa merasa malu lagi atau takut salah.

(j) Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa memberikan applause kepada siswa

yang mampu berpendapat dengan baik dan benar serta hasil pekerjaannnya baik,

melalui yel-yel kelas secara serentak.

(k) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan salam.

Terima kasih atas perhatian kalian dan sampai bertemu pada pertemuan

berikutnya, Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengingatkan kepada siswa

bahwa membaca bukanlah pemahaman bukanlah hal yang sulit dan membosankan

tetapi diperlukan keinginan untuk berlatih. “Wassalamu’alaikum Wr.Wb”. Siswa

menjawab dengan serentak “Wa’alaikum salam Wr.Wb”.

Pada pertemuan kedua siklus III dilaksanakan pada hari Rabu,12 Oktober 2011

selama 1 jam pelajaran (1X45 menit). Seperti tindakan-tindakan sebelumnya di ruang

multimedia telah dipersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan sebagai

Page 158: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

pelengkap pembelajaran dalam pendekatan quantum learning sebagai bentuk upaya

mengajak anak untuk dapat dengan tepat memahami isi sebuah bacaan yang akan

dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun tahun ajaran 2011/2012.

Dalam tahap ini guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan

pembelajaran di kelas, sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif.

Adapun urutan pada pelaksanaan tindakan siklus III pada pertemuan kedua adalah

sebagai berikut.

(a) Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa. Petikan kata-kata

guru sebagai berikut, “Assalamualaikum Wr. Wb. Siswa serentak menjawab

Waalaikum salam. Guru menanyakan keadaan siswa pada hari itu. Petikan Guru

sebagai berikut, Bagaimana keadaan kalian hari ini sehat dan baik –baik saja?

Siswa serentak menjawab “Alhamdulillah sehat dan baik-baik saja, Bu. Bu, kita

melanjutkan pelajaran membaca pemahaman lagi, Bu?” Tanya siswa spontan,

“Ya” jawab guru. Dengan riang siswa menjawab yes yes yes. Guru membuka

pelajaran dengan memotivasi siswa sambil membawa gambar- gambar yang akan

diamati siswa. Kemudian mengajak siswa untuk menyanyikan lagu sesuai dengan

gambar tersebut. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan minat belajar siswa serta

belajar untuk dapat mencatat hal- hal yang penting berkaitan dengan gambar

tersebut.

(b) Mari anak-anak, kalian masih ingat lagu yang ada kaitannnya dengan gambar

tersebut?” Siswa menjawab dengan serentak, “Masih Bu!” Lagu apa, coba

Page 159: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

sebutkan judulnya “Aku Anak Sehat” Jawab salah seorang siswa. “Ya, mari kita

bernyanyi bersama-sama.” Siswa dengan penuh riang gembira menyanyikan lagu

“Indonesia Tanah Airku”.

(c) Guru memulai pelajaran dengan kegiatan tanya jawab atau apersepsi, guru

menanyakan tentang materi pelajaran pada pertemuan kemarin. Petikan

pertanyaan guru, Siapa yang bisa menyebutkan hal hal yang menarik dari gambar

yang ibu tunjukkan tersebut? Ada dua orang siswa yang mengangkat tangan,

siswa itu bernama Eka Erbhaena dan Aulia Mu’tashim. Eka menjawab, itu

gambar orang berolah raga di lapangan, Bu. Sedangkan Aulia menjawab itu

gambar orang sakit di rumah sakit, Bu.”

(d) Selanjutnya guru bertanya kepada siswa. Petikan pertanyaan guru “Bagaimana

tugas kalian tentang membaca pemahaman bacaan artikel pertemuan kemarin,

apakah sudah selesai? Siswa menjawab dengan serentak belum?” Petikan kata-

kata siswa”Belum,Bu!” “ baiklah, pertemuan hari ini nanti akan kita gunakan

untuk melanjutkan memabaca pemahaman.” Guru menyuruh siswa untuk

menyebutkan kembali ciri-ciri paragraf, kalimat utama dan kalimat penjelas,

gagasan utama dalam paragraf, serta perbedaan paragraf induktif dan deduktif

dari bacaan artikel .Siswa melaksanakan tugas guru dengan penuh antusias.

(e) Setelah selesai, menyuruh siswa untuk membacakan hasil pekerjaan di depan

kelas “Nah, silakan yang belum tampil segera mempersiapkan diri untuk tampil,

dan seperti pelajaran kemarin siswa yang lainnya ikut menilai bagaimana hasil

pekerjaan dari temanmu”, kata Bu Guru. Apabila ada yang memberi masukan bisa

Page 160: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

disampaikan nanti setelah temanmu selesai membacakan di depan kelas, “Paham,

anak-anak?: “Paham Bu “ jawab anak-anak dengan serentak.

(f) “Baik, sekarang silakan kita memulai kegiatan membacakan hasil pekerjaan

kalian ke depan” Siapa yang ingin lebih dahulu?” “Saya Bu,” jawab Moh Rizal.

Setelah Rizal, siapa lagi?” Sambil Mengacungkan jari, Maulida menjawab, “Saya

Bu!”

(g) Guru mengamati kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa sambil memberikan

pengarahan apabila ada yang kurang tepat, siswa diminta untuk memberi

masukan.

(h) Pada kegiatan menumbuhkan kembali rasa kepercayaan diri siswa, tetapi juga

untuk menumbuhkan keberanian siswa dalam berbicara, supaya perasaan takut,

malu, ragu-ragu yang dulunya sering menjadi alasan bagi siswa menjadi hilang

dan siswa menjadi lebih berani.

(i) Perubahan sudah cukup banyak terjadi pada siklus III ini, siswa sudah mulai

dapat membaca pemahaman dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada.

Siswa sudah bisa menentukan gagasan utama, kalimat utama dan kalimat

penjelas, perbedaan paragraf induktif dan deduktif dengan tepat.

(j) Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward kepada siswa berupa pujian

dengan kata-kata:”Bagus kamu Mohamaad Rizal “ Kalian sudah bisa membaca

pemahaman dengan baik, bisa menemukan gagasan utama, kalimat utama dan

kalimat penjelas serta membedakan paragraf induktif dan deduktif dalam bacaan

artikel.” Siswa dengan serentak memberikan applause kepada Rizal.

Page 161: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

(k) Guru mengadakan refleksi pembelajaran hari ini. Selanjutnya guru memberikan

reward berupa buku dan bupen yang memperoleh nilai tertinggi di atas 80

yangtelah menyelesaikan tugas siklus II dengan baik. Siswa terlihat antusias

menantikan penerima reward kali ini. Di sela-sela acara pemberian reward

tersebut guru menyisipkan bahwa membaca bukanlah hal yang sulit dan

membosankan tetapi diperlukan keinginan untuk mau berlatih agar sukses nanti

kedepannnya dan dapat berprestasi serta mendapat penghargaan dari instansi lain.

(l) Pada akhir pelajaran guru bersama siswa memberikan applause kepada siswa

yang memperoleh nilai paling baik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

ucapan salam “Wassalamualaikum Wr. Wb.” Siswa menjawab dengan serentak

“Waalaikum salam Wr. Wb.”

Guru tadi mengawali pembelajaran hari ini dengan menyapa siswa dan

mengadakan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya guru memberikan reward berupa

alat tulis yang memperoleh nilai tertinggi 85 kepada 3 orang siswa yang telah

menyelesaikan tugas siklus III dengan baik. Siswa terlihat antusias menantikan

penerimaan reward kali ini. Di sela-sela acara pemberian reward tersebut guru

menyisipkan pesan agar siswa dapat membaca pemahaman dengan baik dan tepat

serta cepat agar mendapatkan penghargaan dari guru maupun penghargaan instansi

lain. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih

dan salam dan sampai bertemua untuk pertemuan berikutnya.

Page 162: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

c. Observasi dan Interpretasi

Pembelajaran berlangsung selama tiga jam pelajaran (dua kali pertemuan).

Peneliti mengamati proses pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan

quantum learning di kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun. Pada pelaksanaan proses

pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning, berjalan

dengan baik, terbukti guru sudah terampil dalam memimpin jalannya proses belajar

mengajar secara jelas dan terencana. Siswa terlihat tertib dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar. Dari kegiatan observasi tersebut, diperoleh deskripsi mengenai

jalanya kegiatan pembelajaran membaca pemahaman sebagai berikut.

Pada awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya

jawab kepada siswa seputar materi keterampilan membaca pemahaman paragraf

induktif dan deduktif. Selanjutkan di ruang multimedia tersebut guru menayangkan

gambar-gambar yang bertema tentang kesehatan. Setelah menampilkan gambar-

gambar tersebut, siswa diminta berkomentar mengenai gambar itu dan

mengungkapkan ide mereka dengan bahasa sendiri dengan tepat dan benar.

Tujuannya untuk menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap materi yang akan

dibahas pada hari itu. Kemudian, guru mengulangi materi sebelumnya dan

menjelaskan indikator pembelajaran yang akan dicapai dan memberi motivasi kepada

siswa agar rajin belajar. Setelah itu siswa diminta guru untuk mengingat kembali

materi-materi membaca paragraf induktif dan deduktif secara garis besar.

Guru memberi tugas kepada siswa membuka teks bacaan dengan judul “Pola

Hidup Menentukan Tingkat Kesehatan,” yang ada di buku paket. Guru menugasi

Page 163: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

masing-masing siswa untuk menganalisis bahan bacaan tersebut. Guru memandu

siswa untuk menemukan beberapa paragraf induktif dan deduktif, kalimat utama dan

kalimat penjelas yang ada dalam bacaan tersebut dan membuat ringkasannnya dengan

pendekatan quantum learning. Selain itu, guru juga memandu siswa untuk

menghitung kecepatan membacanya. Setelah menugasi mereka untuk berdiskusi,

guru menunjuk beberapa siswa tersebut untuk mempresentasikan hasil diskusinya

tersebut di depan teman-temannya.

Setelah siswa tampil, guru memberikan tugas mengerjakan soal postes yang

sudah disiapkan oleh guru. Setelah semua siswa mengerjakan tes membaca

pemahaman, guru dan siswa menyimpulkan terhadap hasil pembelajaran dan guru

mengumumkan tiga siswa yang memperoleh nilai terbaik.

Dari deskripsi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di atas, dapat

disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun. Dari kegiatan tersebut terlihat bahwa guru sudah

berupaya untuk lebih mengaktifkan siswa melalui pemberian stimulus dan waktu

yang memadai untuk mencoba memahami bagaimana membaca pemahaman dengan

tepat dan benar. Hasilnya banyak siswa yang aktif merespon secara tepat terhadap

stimulus-stimulus dari guru. Selain itu guru sudah tidak terlihat lagi mendominasi

kelas.

Pada pertemuan selanjutnya, Rabu 12 Oktober 2011 selama 1 jam pelajaran

(1X45 menit). Guru mengajak siswa untuk mengamati tampilan LCD dengan

gambar-gambar baru dengan diiringi lagu. Siswa diminta untuk mengamati dan

Page 164: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

mencermati tayangan melalui LCD tersebut dengan seksama. Setelah selesai

mengamati siswa banyak yang komentar mengenai gambar tersebut.

Setelah mengamati tampilan tersebut, guru meminta siswa untuk

mengungkapkan komentar, pendapat, dan hal-hal yang menarik dari tayangan melalui

LCD. Setelah mendiskusikan tampilan tersebut, guru menugasi siswa untuk membaca

bacaan yang sudah disediakan guru, sesuai tema pembelajaran pada hari itu.

Guru memotivasi beberapa siswa untuk membacakan hasil pekerjaaannya di

depan kelas setelah siswa selesai mengerjakan. Berbeda dengan siklus terdahulu,

siswa sudah mulai berani membacakan hasil pekerjaaanya. Guru meminta siswa yang

lain untuk mencermati dan memberikan komentar serta masukan.

Usaha pemberian reward, baik berwujud nilai tambahan maupun pujian bagi

siswa yang dapat membaca pemahaman dengan baik, ternyata terbukti mampu

membangkitkan minat siswa untuk mengungkapkan komentar mereka, serta

merespon pertanyaan dari guru secara sukarela.

Suasana kelas mulai terlihat hidup ketika siswa melihat guru memberikan

reward berupa pujian dan nilai tambah pada siswa yang mampu memberi respon

terhadap pertanyaan guru. Selanjutnya, tampak beberapa orang siswa yang

mengangkat tangan untuk mengajukan diri menjawab pertanyaan dari guru. Terlihat

jelas adanya interaksi dari guru dan siswa. Sedangkan, siswa yang belum mampu

menjawab pertanyaan dari guru, terlihat berdiskusi dengan teman sebangkunya

tentang jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Page 165: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Berdasarkan pengamatan peneliti, guru mampu menerapkan pendekatan

quantum learning dalam kegiatan membaca pemahaman dengan baik. Siswa sangat

tertarik dengan gaya mengajar yang dilakukan guru. Hal itu terlihat dengan raut

wajah mereka yang sangat antusias melihat tampilan yang diberikan

Sedangkan dari sisi siswa berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar

mengajar tersebut dapat dinyatakan keterampilan membaca pemahaman sudah lebih

baik dibandingkan siklus sebelumnya.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar membaca

pemahaman, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut.

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi dan proses pembelajaran sebesar 23

(74,19%,) siswa sedangkan 8 (25,81%) siswa lainya tampak berbicara dengan

temannya, melamun ,dan menelungkupkan kepalanya di atas meja. Dari hasil

wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang tidak

berminat dengan kegiatan membaca, mengantuk, dan malas.

2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung sebanyak

22 ( 70,96%) siswa, sedangkan 9 (29,04%) siswa yang lainnya kurang

memperhatikan penjelasan guru.

3) Siswa yang tuntas dan antusias menjawab soal-soal (lisan maupun tulis sebanyak

26 (83,87,%) siswa, sedangkan 5 ( 16,13%) siswa lainya diam saja 9

saat diberi pertanyaan lisan maupun tulis dan tidak sungguh-sungguh saat

diminta mengerjakan soal postes.

Page 166: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Adapun hasil tes keterampilan membaca pemahaman sebagai berikut.

Tabel 4.3. Hasil Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus III

No. Nilai Membaca Pemahaman

Frekuensi Frekuensi (%) Keterangan

1. 65-69 0 0 Kurang Sekali

2. 70-74 5 16,13% Kurang

3. 75-79 8 25,81% Cukup baik

4. 80-84 14 45,16% Baik

5. 85-89 0 12,90% Sangat Baik

Jumlah 31 100%

Dari tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Gambar 4.3. Grafik Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus III

Siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

0-64 65-69 70-74 75-79 80-85 85-89

Frekuensi

Frekuensi (%)

Page 167: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Hasil tes yang disajikan pada tabel atau grafik di atas menunjukkan siswa yang

sudah mencapai batas Kriteria Ketuntatasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 75 di

dapat 26 siswa (83,87%) sudah mampu membaca pemahaman dengan baik.

Sedangkan 5 siswa (16,13%) belum mencapai batas ketuntasan.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan

Proses pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan quantum

learning di kelas XI MAN 2 Madiun tahun pelajaran 2011/2012 pada siklus III yang

dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni pada Senin 10 Oktober 2011 dan

Rabu, 12 Oktober 2011 berjalan dengan lancar. Siswa merespons dengan semangat

dan penuh perhatian. Guru berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti

kegiatan belajar mengajar dengan tertib.

Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan siklus II telah dapat

diatasi. Siswa yang pada awalnya kurang mampu memahami bacaan dengan baik dan

kurang antusias dalam KBM, akhirnya terampil membaca pemahaman . Secara

keseluruhan, proses belajar mengajar berjalan mengajar dengan lancar. Peningkatan

indikator-indikator ini dapat dilihat dari nilai siswa pada lampiran yang dilakukan

pada siklus I, siklus II, dan siklus III.

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dengan

pendekatan quantum learning, ternyata mampu meningkatkan keterampilan membaca

pemahaman siswa. Terbukti pendekatan quantum learning dapat memancarkan

cahaya positif yang menggerakkan daya kreatif dan sangat membantu untuk

meningkatkan keterampilan membacanya.

Page 168: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Peningkatan Kualitas hasil Pembelajaran Keterampilan Membaca

Pemahaman dengan Penerapan Pendekatan Quantum Learning.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan padasiklus I, II, dan III dapat

dinyatakan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan membaca

pemahaman dengan menggunakan quantum learning dari siklus I ke siklus

berikutnya. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk

mengetahui kondisi yang ada di lapangan. Dari kegiatan survei ini, peneliti

menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman di

kelas XI IPS2 MAN 2 Madiun tahun pelajaran 2011/2012 masih tergolong rendah

serta guru masih mengunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Kemudian,

peneliti berkolaborasi dengan guru kelas XI IPS 2 untuk mengatasi masalah tersebut

dengan menerapkan model pembelajaran pendekatan quantum learning dalam proses

pembelajaran membaca pemahaman.

Peneliti dan guru kelas XI IPS 2 menyusun rencana guna melaksanakan

siklus I. Siklus pertama ini merupakan tindakan awal untuk memperbaiki

pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning. Dalam

siklus ini guru menerapkan pendekatan quantum learning dengan metode TANDUR

dan menggunakan media gambar sebagai media. Berdasrkan siklus pertama ini, dapat

dideskripsikan hasil pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dengan

pendekatan quantum learning masih rendah. Dari deskripsi tersebut ternyata masih

Page 169: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaannya. Siklus II

dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan yang ada pada siklus I.

Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang dilaksanakan untuk

mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran

keterampilan membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning dengan

metode TANDUR pada siklus I. Berdasarkan pelaksanaan siklus II dapat dilihat

peningkatan proses dan hasil jika dibandingkan siklus I. Namun, pada siklus II masih

terdapat sedikit kekurangan atau kelemahan. Kemudian, kelemahan pada siklus II ini

diatasi dengan melaksanakan pembelajaran keterampilan membaca pemahaman yang

menerapkan pendekatan quantum learning metode TANDUR pada siklus III.

Siklus III untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada

siklus II. Selain itu siklus III merupakan siklus terakhir dalam tindakan penelitian

ini. Dalam siklus ini guru dan peneliti berusaha memperkecil segala kelemahan yang

terjadi selama pembelajaran keterampilan membaca pemahaman berlangsung dengan

mengenalkan teknik self correction. Siklus III dilaksanakan dengan menggunakan

penerapan pendekatan quantum learning dengan metode TANDUR yang menguatkan

siklus I dan siklus II bahwa pendekatan quantum learning dapat meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas XI IPS 2

MAN 2 Madiun tahun pelajaran 2011/2012.

Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan

pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning yang

mampu mengefektifkan waktu pembelajaran keterampilan membaca pemahaman

Page 170: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

sehingga kemampuan membaca pemahaman siswa dapat terkembangkan dengan

optimal dan meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca

pemahaman. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja

guru karena dengan pendekatan quantum learning dapat mengefektifkan waktu

pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dan menarik memancarkan energi

positif siswa di kelas. Pendekatan quantum learning juga sebagai sarana bagi guru

untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran keterampilan

membaca pemahaman. Keberhasilan pendekatan quantum learning dalam

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman dapat

dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut.

a. Siswa terlihat antusias mengikuti pelajaran keterampilan membaca

pemahaman

Sebelum tindakan penelitian ini dilaksanakan, siswa terlihat kurang antusias

mengikuti pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Hal tersebut disebabkan

siswa tidak tertarik dengan cara mengajar yang digunakan oleh guru. Cara mengajar

yang biasa digunakan oleh guru dalam mengajarkan pelajaran membaca adalah

dengan cara ceramah dan dengan menyuruh siswa mengerjakan tugas membaca

bacaan begitu saja. Kelemahan dari pendekatan konvensional ini adalah munculnya

suatu kebosanan dan keengganan pada siswa, sehingga siswa tidak tertarik untuk

mengikuti pelajaran membaca pemahaman, dan rendahnya minat siswa untuk

mengikuti pembelajaran membaca. Hal itu terlihat dari suasana kelas pada saat

Page 171: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

kegiatan belajar mengajar membaca pemahaman yang sedang berlangsung, siswa

tidak begitu aktif menanggapi stimulus dari guru, ada yang tidak menaruh perhatian

sepenuhnya pada proses pembelajaran, dan terlihat ada beberapa siswa yang tidak

memperhatikan pelajaran, diam dan tidak merespon serta berbicara dengan teman.

Setelah dilakukan tindakan, yaitu menerapkan pendekatan quantum learning

dengan metode TANDUR dalam pembelajaran, siswa tertarik untuk mengikuti

pembelajaran membaca. Siswa terlihat memperhatikan penjelasan dari guru, serta

banyak yang bertanya terhadap hal yang belum mereka pahami dalam pembelajaran.

Selain itu, siswa mulai mau aktif ambil bagian dalam proses pembelajaran yang

sedang terjadi, seperti mau menyanyi bersama dalam upaya meningkatkan motivasi,

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada mereka.

Dalam memberikan tugas pada siswa untuk membaca pemahaman teks

bacaan, pada siklus I siswa yang sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran KBM

16 (51,61%) siswa, namun pada siklus II terjadi peningkatan, yakni sebesar 19

(61,29%) siswa dan meningkat lagi pada siklus III yang sebesar 22 ( 70,96%).

Dengan demikian, tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan

membaca pemahaman dan kecepatan membaca pemahaman cukup berhasil.Tindakan

tersebut berupa menugasi siswa menemukan gagasan utama dan mengidentifikasi

perbedaan paragraf induktif dan deduktif . Karena mereka berdiskusi, mereka saling

belajar menemukan, mengidentifikasi dan menyebutkan ciri-ciri paragraf induktif

dan deduktif, menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas. Tindakan yang

dilakukan guru ini sebagai upaya mengatasi permasalahan individu yang dialami

Page 172: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

setiap siswa. Jadi dengan metode pembelajaran yang menyenangkan dapat

ditingkatkan taraf perkembangan kepribadian seseorang, seperti rasa minder menjadi

berani, sifat malas dan kurang bersemangat dapat dihilangkan karena adanya metode

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Perlu menjadi perhatian penting bagi

guru bahwa siswa belajar dalam keadaan santai tapi serius dan menyenangkan

tersebut akan sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan tugasnya dari guru .

b. Siswa mengalami peningkatan nilai keterampilan membaca pemahaman

Sebelum diadakan tindakan siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti

pelajaran membaca pemahaman. Siswa juga merasa malas untuk mengawali

kegiatannya dalam pelajaran membaca, apalagi masih sulit untuk memahami bacaan

untuk menemukan perbedaan, ciri-ciri paragraf induktif dan deduktif, kalimat utama

dan kalimat penjelas, dan menemukan gagasan utama dalam bacaan. Kebanyakan

siswa masih kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan.

Setelah diadakan tindakan keterampilan membaca pemahaman meningkat. Hal ini

dapat dilihat dari hasil pekerjaannya. Mereka sudah mampu membaca pemahaman

dengan metode TANDUR. Hasil pekerjaan mereka sudah baik. Hal ini tidak lepas

dari peran guru yang selalu mengingatkan siswa mengerjakan tugas dengan tepat.

Tingkat keberhasilan penelitian ini cukup signifikan. Nilai yang diperoleh siswa dari

tiap siklusnya naik dengan memuaskan

Tingkat keberhasilan penelitian ini cukup signifikan. Nilai yang diperoleh siswa

dari tiap siklusnya naik dengan memuaskan. Penilaian yang dilakukan peneliti dan

Page 173: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

guru meliputi ketepatan menentukan letak gagasan utama pada paragraf, menentukan

kalimat utama dan kalimat penjelas, ketepatan menentukan paragraf induktif dan

deduktif dalam bacaan, mengidentifikasi paragraf induktif dan deduktif, menjelaskan

perbedaan paragraf induktif dan deduktif. Berikut nilai yang diperoleh siswa selama

penelitian.

Pada pelaksanaan siklus I, nilai rerata kelas, tes keterampilan membaca

pemahaman pada kondisi awal adalah 65,9. Setelah diberi tindakan perbaikan pada

siklus I, meningkat menjadi 74,5. Peningkatan dari rerata 65,9 menjadi 74,5 belum

mencapai nilai bataas ketuntasan sesuai dengan indicator kinerja. Dari segi ketuntasan

belajar secara individu belum mencapai tujuan yangdiharapkan. Dari 31 jumlah

siswa, tercatat 14 siswa belum mencapai batas tuntas, sedangkan 17 siswa telah

mencapai batas tuntas. Penelitian tindakan kelasdilanjutkan padasiklus II.

Pada siklus II hasil rerata tes keterampilan membaca sebesar 75,3. Dilihat dari

nilai rerata siswa sudah memenuhi kriteria. Namun secara individual dari hasil tes

pada siklus II tersebut masih terdapat 11 siswa mendapat nilai kurang dari 75.

Sedangkan yang mendapat lebih besar atau sama dengan 75 sebanyak 20 siswa.

Ketuntasan secara kalasikal 64,52%. Jadi hasil tes keterampilan membaca

pemahaman siswa pada siklus II, jika dilihat dari batas minimal sesuai dengan

indikator belum memenuhi kriteria. Penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus

III.

Nilai rerata tes keterampilan membaca pemahaman membaca pada siklus III

mencapai 79,4. Dilihat dari minimal nilai rerata siswa sudah memenuhi kriteria.

Page 174: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

Namun, secara individual dari hasil tes padasiklus III tersebut masih terdapat 5 siswa

mendapat nilai kurang dari 75. Sedangkan yang mendapat nilai lebih besar atau sama

dengan 75 sebanyak 26 siswa. Ketuntatasan secara klasikal sebesar 83,87%. Jadi,

nilai rerata keterampilan membaca pemahaman siswa padasiklus III belum semua

mencapai batas tuntas yang telah ditetapkan dengan tingkat ketuntatasan secara

klasikal sebesar 100% .Berikut tabel dan grafik hasil rerata tes membaca

pemahaman dari siklus I, II, dan III.

Tabel 4.4 Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Antarsiklus

Siswa Kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun

Tindakan Nilai Rerata kelas <75,00 ≥75,00

Survei Awal 65,9 93,54% 6,46%

Siklus I 74,5 45,16% 54,84%

Siklus II 75,3 35,48% 64,52%

Siklus III 79,4 16,13% 83,87%

Page 175: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Gambar 4.4. Diagram Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Antarsiklus

Siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun

c. Guru berhasil membangkitkan minat siswa dengan pendekatan quantum

learning

Minat siswa terhadap pembelajaran membaca pemahaman dapat dikatakan

mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihatdari sikap siswa saat mengikuti

kegiatan belajar mengajar. Siswa terlihat antusias dan semangat. Dengan penerapan

pendekatan quantum learning melalui metode TANDUR yaitu, tumbuhkan, alami,

namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan sehingga mampu memancarkan energi

positif pada diri siswa. Misalnya banyak siswa yang mengacungkan tangan menjawab

pertanyaan dari guru dan berani mengemukakan pendapat, bertanya kepada guru

apabila menemukan hal-hal yang belum mereka pahami. Hal ini terjadi karena guru

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Survei Awal Siklus I Siklus II Siklus III

<75

>75

Rerata

Page 176: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

berusaha membangkitkan minat dengan mengajak mereka menyanyikan lirik lagu

bersama-sama yang berbeda dari kegiatan belajar mengajar yang biasanya yaitu

metode ceramah saja dan pemberian reward berupa pujian, penambahan nilai dan

benda-benda yang bermanfaat bagi siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar di kelas.

Siswa juga selalu menunggu-nunggu untuk mengikuti pelajaran membaca

pemahaman dengan pendekatan quantum learning. Mereka merasa kegiatan

belajarnya menjadi semakin menyenangkan karena tidak harus berhadapan dengan

buku teks dan papan tulis melulu di dalam ruang kelas tetapi juga diajak guru di

ruang multimedia. Siswa merasa sangat terhibur karena adanya suasana baru dalam

pembelajaran.

Page 177: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus

dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Penerapan pendekatan quantum learning dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun

tahun ajaran 2011/2012 ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang aktif

dalam kegiatan apersepsi pada siklus I adalah 17 siswa dari 31 siswa (54,84%),

pada siklus II sebanyak 20 siswa (64,52%),dan pada siklus III sebanyak 23 siswa

(74,19%) maupun meningkatnya jumlah siswa yang antusias bertanya dan aktif

dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan pada siklus I sebanyak 16

siswa (51,61%), pada siklus II sebanyak 19 siswa (61,29%), dan pada siklus III

sebanyak 22 siswa (70,96%) .

2) Penerapan pendekatan quantum learning dapat meningkatkan kualitas hasil

keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas XI IPS 2 MAN 2 Madiun,

ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan,

yaitu pada siklus I adalah 17 siswa dari 31 siswa (54,84%). Pada siklus II

menjadi 20 siswa (64,52%) dan meningkat lagi pada siklus III, yaitu 26 siswa

(83,87%).

Page 178: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

proses dan hasil pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor

tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan

dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi,

kemampuan guru dalam mengelola kelas, memilih model pembelajaran yang

digunakan dalam pembelajaran, serta teknik yang digunakan sebagai sarana untuk

menyampaikan materi. Kemudian faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung sehingga harus diupayakan agar

semua faktor tersebut dapat terpenuhi. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik

dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik

dan sarana yang memadai, pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Selain faktor

tersebut, pemilihan pendekatan quantum learning yang tepat akan sangat

mengefektifkan pembelajaran. Penyampaian materi dan penggunaan pendekatan

quantum learning dengan metode TANDUR yang tepat akan dapat diterima siswa

apabila siswa juga memilki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar,

kondusif, efektif, dan efisien.

Penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan pendekatan quantum

learning dengan metode TANDUR sebagai model pembelajaran membaca

Page 179: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

pemahaman dapat berhasil . Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam melaksanakan pembelajaran

membaca pemahaman siswa. Dengan pendekatan quantum learning ini, siswa dapat

saling membantu menemukan gagasan utama,kalimat utama dan kalimat penjelas,

dan perbedaan paragraf induktif dan deduktif dalam bacaan dan mampu memahami

dan mendalami seluruh isi bacaan.

Penerapan pendekatan quantum learning dalam pembelajaran membaca

pemahaman, keterampilan membaca pemahaman siswa dapat dikembangkan. Siswa

dipilih secara heterogen yaitu dengan mempertimbangkan prestasi keterampilan

membacanya. Siswa yang mampu membaca pemahaman dengan baik. Selanjutnya,

guru memberi kesempatan kepada tiap siswa untuk mendiskusikan materi bacaan

dengan teman yang lain. Mereka berdiskusi untuk membuat ringkasan bacaan dan

mempresentasikannya di depan kelas. Setelah itu siswa tersebut tampil presentasi,

guru mengajak siswa yang tidak tampil presentasi memberi respon terhadap

penampilan mereka.

Pemberian tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III memberikan

deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses

pembelajaran membaca pemahaman berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan

tersebut dapat teratasi pada pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi

terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas

pembelajaran membaca pemahaman baik proses maupun hasilnya. Dari segi proses,

pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dengan memupuk rasa senang

Page 180: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

siswa dan memotivasi siswa untuk meningkatkan keterampilan membaca

pemahamannnya. Adapun dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai tes keterampilan

membaca pemahaman siswa dari siklus I sampai siklus III.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, dapat diajukan saran sebagai

berikut.

1. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan dapat aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Siswa diharapkan mulai gemar membaca setelah diterapkan pembelajaran

membaca pemahaman dengan pendekatan quantum learning.

c. Siswa diharapkan mempresentasikan hasil ringkasannya dengan suara yang

jelas sehingga dapat di dengar oleh siswa yang lainnya.

d. Siswa yang tidak tampil presentasi, hendaknya memperhatikan dan menyimak

siswa lain yang sedang tampil presentasi.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya memonitor dan membimbing siswa yang mengalami

kesulitan sewaktu pembelajaran.

b. Guru hendaknya memotivasi siswa agar aktif selama proses pembelajaran.

c. Guru hendaknya mengarahkan siswa agar aktif selama kegiatan pembelajaran

dan sewaktu mereka tampil presentasi.

Page 181: upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

d. Guru hendaknya mengubah pembelajaran keterampilan membaca pemahaman

yang teacher-centered menjadi student-centered dengan menerapkan

pendekatan quantum learning.

3. Bagi Sekolah

a. Hendaknya pihak sekolah selalu memberi motivasi kepada guru dengan jalan

antara lain membeir penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerjanya

dengan baik.

b. Hendaknya sekolah berupaya untuk selalu menciptakan iklim kerja yang

kondusif melalui suasana yang harmonis dan komunikasi yang terbuka.

4. Bagi Peneliti

a. Pendekatan quantum learning dapat diterapkan di kelas lain maupun di

sekolah lain dengan penyesuaian kondisi siswa dan sekolahnya.

b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan pendekatan quantum learning dapat

bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan

pembelajaran membaca pemahaman.