upaya meningkatkan hasil belajar matematika menggunaan...

20
5 BAB BAB BAB BAB II II II II KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA 2.1. 2.1. 2.1. 2.1. KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN TEORI TEORI TEORI TEORI 2.2. 2.2. 2.2. 2.2. Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran koooperatif koooperatif koooperatif koooperatif Belajar kooperatif (cooperatif learning) mengandung pengertian sebagai suatu pembelajaran yang menggunakan grup kecil dimana siswa bekerjasama belajar satu sama lain, berdiskusi dan saling berbagi ilmu pengetahuan, saling berkomunikasi, saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Belajar kooperatif mempunyai pengertian lebih luas dari hanya sekedar kerja kelompok.Di dalam belajar kooperatif setiap anggota kelompok bertanggungiawab terhadap keberhasilan anggota-anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran (Chairani, 2003:10). Ibrahim, dkk(2007:7)mengemukakan:″Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial″. Slavin mendefinisikan belajar kooperatif (Cooperatif Learning) sebagai suatu teknik pembelajaran dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok yang heterogen yang beranggotakan 4-6 orang.Heterogenitas anggota kelompok dapat ditinjau dari jenis kelamin, etnis, prestasi akademik maupun status sosial (Chairani, 2003:3). MenurutIsjoni (2009:8),“Pembelajaran kooperatif dapat diartikan belajar bersama- sama,saling membantu antara satu dengan yang lain dalamb elajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.“ Selanjutnya, Isjoni (2009:9) menambahkan: “Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama temantemannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Hal ini menunjukkan pembelajaran kooperatif dapat membangun siswa ke arah yang positif.” Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah membangun siswa melalui kegiatan belajar dan bekerja sama dalam kerja

Upload: vuduong

Post on 01-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

5

BABBABBABBAB IIIIIIII

KAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA

2.1.2.1.2.1.2.1. KAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN TEORITEORITEORITEORI

2.2.2.2.2.2.2.2. PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran koooperatifkoooperatifkoooperatifkoooperatif

Belajar kooperatif (cooperatif learning) mengandung pengertian sebagai suatu

pembelajaran yang menggunakan grup kecil dimana siswa bekerjasama belajar satu sama

lain, berdiskusi dan saling berbagi ilmu pengetahuan, saling berkomunikasi, saling

membantu untuk memahami materi pelajaran. Belajar kooperatif mempunyai pengertian

lebih luas dari hanya sekedar kerja kelompok.Di dalam belajar kooperatif setiap anggota

kelompok bertanggungiawab terhadap keberhasilan anggota-anggota kelompoknya dalam

mencapai tujuan pembelajaran (Chairani, 2003:10).

Ibrahim, dkk(2007:7)mengemukakan:″Pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial″.

Slavin mendefinisikan belajar kooperatif (Cooperatif Learning) sebagai suatu

teknik pembelajaran dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok yang heterogen yang

beranggotakan 4-6 orang.Heterogenitas anggota kelompok dapat ditinjau dari jenis

kelamin, etnis, prestasi akademik maupun status sosial (Chairani, 2003:3).

MenurutIsjoni (2009:8),“Pembelajaran kooperatif dapat diartikan belajar bersama-

sama,saling membantu antara satu dengan yang lain dalamb elajar dan memastikan

bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan

sebelumnya.“

Selanjutnya, Isjoni (2009:9) menambahkan: “Tujuan utama dalam penerapan

model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara

berkelompok bersama temantemannya dengan cara saling menghargai pendapat dan

memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan

menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Hal ini menunjukkan pembelajaran

kooperatif dapat membangun siswa ke arah yang positif.”

Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif

adalah membangun siswa melalui kegiatan belajar dan bekerja sama dalam kerja

Page 2: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

6

kelompok. Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase (Agus Suprijono

2009:65).

Tabel 2.1Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURUFase 1: Present goals and setMenyampaikan tujuan dan mempersiapkanpeserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran danmempersiapkan peserta didik siap belajar

Fase 2: Present informationMenyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada pesertadidik secara verbal

Fase 3: Organize students into learningteams. Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada pesertadidik tentang cara pembentukan tim belajardan membantu kelompok melakukan transisiyang efisien

Fase 4: Assist team work and studyMembantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama pesertadidik mengerjakan tugasnya

Fase 5: Test on the materialsMengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didikmengenai berbagai materi pembelajaranatau kelompok-kelompok mempresentasikanhasil kerjanya

Fase 6: Provide recognitionMemberikan pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usahadan prestasi ind4idu maupun kelompok

(Sumber: Agus Suprijono 2009:65)

Dari tabel 2.1, dapat kita lihat bahwa fase-fase yang harus dilakukan guru dalam

pembelajaran kooperatif adalah mempersiapkan siswa dan menyampaikan tujuan

pembelajaran, memberikan informasi tentang materi pelajaran, membagi siswa dalam

beberapa kelompok, membimbing kelompok dalam mengerjakan tugas kelompok, menguji

kemampuan dan daya serap siswa, dan memberikan penghargaan terhadap prestasi

belajar yang telah dicapai.

Selanjutnya, ada beberapa variasi model dalam pembelajaran kooperatif yang

dapat diterapkan, antara lain: 1) Student Team Achievement D4ision (STAD), 2) Jigsaw, 3)

Team-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange,

dan 6) Group Resume. Sedangkan model pembelajaran kooperatif yang paling banyak

dikembangkan adalah model Student Team Achievement D4ision (STAD) dan Jigsaw

(Isjoni, 2009:73-74).

Page 3: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

7

2.2.2.2.2222....1111.... PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran KooperatifKooperatifKooperatifKooperatif TipeTipeTipeTipe STADSTADSTADSTAD

Gagasan utama Student Team Achievement D4ision (STAD) menurut Slavin

(2005:12) adalah untuk memot4asi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu

satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.Dari hal tersebut,

dapat kita ketahui bahwa dalam pembelajaran Student Team Achievement D4ision (STAD),

siswa diharapkan untuk bekerja sama agar seluruh siswa dapat menguasai materi yang

diajarkan oleh guru.

`Secara garis besar langkah-langkah dalam Student Team Achievement D4ision

(STAD) tertuang dalam 5 komponennya. Komponen-ko mponen tersebut menurut Slavin

(2005:143) yaitu:

a. Presentasi Kelas

Materi yang akan dilaksanakan dalam model pembelajaran STAD terlebih dahulu

diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas yang dilakukan oleh guru. Presentasi guru

di dalam kelas harus fokus pada materi pembelajaran agar siswatidak terlalu bingung

dalam memahami materi yang akan diterapkan dalam model pembelajaran STAD. Siswa

diupayakan memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian

akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis ind4idual yang akan menentukan skor

tim mereka.

b. Tim

Tim yang dimaksud adalah tim heterogen dimana berisi sejumlah siswa yang

berbeda-beda baik itu dari segi prestasi, jenis kelamin, agama, dan sebagainya. Dalam tim

ini, tiap siswa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas kelompok. Fungsi utama dari

tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan

mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan tugas dengan baik. Setelah guru

menyampaikan materinya tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan yang telah

dibagikan kepada tiap-tiap kelompok. Pembelajaran melibatkan pembahasan masalah

bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman jika

salah satu dari anggota tim ada yang membuat kesalahan.

c. Kuis Ind4idual

Sesuai dengan namanya, kuis yang dilaksanakan ini bersifat ind4idual. Para siswa

tidak diperbolehkan saling bantu dalam mengerjakan kuis. Kuis ind4idual diberikan setelah

Page 4: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

8

siswa bekerja di dalam tim. Nilai yang diperoleh dari kuis digunakan untuk skor kemajuan

siswa.d. Skor Kemajuan Ind4idual Skor kemajuan ind4idual diberikan berdasarkan nilai

awal siswa. Skor ini nantinya akan dikontribusikan ke poin kelompok. Tujuan skor

kemajuan ini adalah untuk memungkinkan siswa memberikan poin maksimum untuk

kelompok mereka. Skor kemajuan ini akan dianggap adil karena yang dinilai adalah

kemajuan yang dicapai siswa mengingat kemampuan tiap siswa berbeda. Sedangkan

dalam memberikan skor kemajuan ind4idual ini Slavin (2005:159) memberikan contoh:

skor 5 bila nilai siswa turun lebih dari 10 poin dari skor awal; skor 10 bila nilai siswa turun

1-10 poin dari skor awal; skor 20 bila nilai siswa sama atau naik sampai 10 poin dari skor

awal; dan skor 30 bila nilai siswa sempurna atau naik lebih dari 10 poin dari nilai awal.

e. Rekognisi Tim

Rekognisi tim adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada tim-tim yang

mencapai kriteria tertentu. Penghargaan ini didasarkan pada skor yang telah diperoleh.

Slavin memberikan contoh kriteria penghargaan yaitu jika rata-rata tim 15, maka

penghargaan yang diberikan adalah Tim Baik, jika rata-rata 16 maka menjadi Tim Sangat

Baik, sedangkan jika rata-rata 17 akan mendapatkan penghargaan sebagai Tim Super.

Namun Slavin juga menambahkan “Anda boleh saja mengubah kriteria ini jika Anda mau”

(Slavin, 2005:160).Tentu saja ini menunjukkan bahwa adanya kebebasan dalam

menentukan kriteria penghargaan.Sementara itu, penghargaan yang diberikanpun juga

diberikan kebebasan sehingga bisa berupa sertifikat, kancing khusus untuk dikenakan,

ataupun bentuk penghargaan lainnya.

2.2.2.2.2.2.2.2.2.2.2.2. PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran STADSTADSTADSTAD dalamdalamdalamdalam PelajaranPelajaranPelajaranPelajaran MatematikaMatematikaMatematikaMatematika didididi SDSDSDSD

Kegiatan pembelajaran yang baik tentunya adalah pembelajaran yang pemilihan

model pembelajarannya sesuai dengan mata pelajaran dan karakteristik siswa.Oleh

karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal diperlukan model pembelajaran yang

tepat.

Menurut Slavin (2005:12) model pembelajaran STAD telah digunakan dalam

berbagai mata pelajaran mulai dari Matematika, seni, bahasa, ilmu sosial, dan ilmu

pengetahuan ilmiah lain, mulai dari kelas dua sampai perguruan tinggi. Lebih lanjut lagi,

Slavin menambahkan STAD paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah

Page 5: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

9

terdefinisikan dengan jelas, seperti Matematika, berhitung, dan studi terapan, penggunaan

dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu

pengetahuan ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran STAD sesuai dan dapat

dilakukan dalam pelajaran Matematika di SD.

Sementara itu, Isjoni (2009:21) menyebutkan “Teknik pembelajaran kooperatif

sangat sesuai di dalam kelas yang berisi siswa-siswa yang mempunyai berbagai tingkat

kecerdasan”.Pernyataan ini semakin menguatkan penelitian yang peneliti lakukan

mengingat SD yang peneliti gunakan pun juga memiliki tingkat kecerdasan yang

beragam.Hal ini pun juga menunjukkan bahwa pembelajaranSTAD sesuai dan dapat

dilakukan dalam pembelajaran Matematika di SD khususnya di SD Wonomerto 03

Kecamatan Bandar Kabupaten Batang dimana peneliti menggunakannya sebagai tempat

penelitian dengan alasan peneliti sebagai wali kelas yang bertugas di tempat tersebut.

Rachmadiarti (2001) mengemukakan:″Pembelajarankooperatif tipe STAD (Student

Teams Achievment D4ision) merupakan pendekatan yangdikembangkan untuk melibatkan

siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran″.

Pada STAD siswa dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan 4-

5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen yang terdirilaki-laki dan perempuan,

berasal dan berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan anggota tim

menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan

materi pelajarannya, dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami

bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan melakukan diskusi (Rachmadiarti,

2001).

Metode diskusi yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan sebagainya, yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan siswa (Permana, 2004).

Slavin 1998 (Permana, 2005) mengemukakan: ada lima langkah utama di dalam

pembelajaran yang menggunakan model STAD, yaitu:

1) Penyajian Kelas

Tujuannya adalah menyajikan materi berdasarkan pembelajaran yang telah

disusun. Setiap pembelajaran dengan model STAD, selalu dimulai dengan penyajian kelas.

Sebelum menyajikan materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan

Page 6: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

10

pembelajaran, memberikan mot4asi untuk berkooperatif dan bentuk kegiatan yang akan

ditempuh dalam pembelajaran.

2) Tahapan Kegiatan Belajar Kelompok

Dalam kegiatan belajar kelompok, materi yang digunakan adalah LKS (Lembar

Kerja Siswa) untuk setiap kelompok.

3) Tahapan Menguji Kinerja Ind4idu

Untuk menguji kinerja ind4idu pada umumnya digunakan tes atau kuis.Setiap

siswa wajib mengerjakan tes atau kuis.Setiap siswa berusaha untuk bertanggung jawab

secara ind4idual, melakukan yang terbaik sebagai kontribusinya kepada kelompok.

4) Penskoran Peningkatan Ind4idu

Tujuan memberikan skor peningkatan ind4idu adalah memberikan kesempatan

bagi setiap siswa untuk menunjukkan gambaran kinerja pecapaian tujuan dan hasil kerja

maksimal yang telah dilakukan setiap ind4idu untuk kelompoknya.

5) Tahapan Mengukur Kinerja Kelompok

Setelah kegiatan penskoran peningkatan ind4idu selesai, langkah selanjutnya

adalah pemberian penghargaan kepada kelompok.Penghargaan kelompok diberikan

berdasarkan skor peningkatan kelompok yang diperoleh.

Alasan dipilih penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD karena

pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana, disamping itu dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi

yang sulit kepada siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan melalui LKS atau

perangkat pembelajaran yang lain.

2.2.32.2.32.2.32.2.3.... Langkah-langkahLangkah-langkahLangkah-langkahLangkah-langkah pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaran kooperatifkooperatifkooperatifkooperatif tipetipetipetipe STADSTADSTADSTAD

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (dalam

Kamdi, 2009: 5) adalah sebagai berikut:

1) Langkah 1 Menyampaikan tujuan dan memot4asi murid. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dan mengomunikasikan kompetrensi dasar yang akan

dicapai serta memot4asi murid.

2) Langkah 2 Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada murid.

Page 7: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

11

3) Langkah 3 Mengorganisasikan murid ke dalam kelompok-kelompok belajar.

Guru menginformasikan pengelompokan murid.

1) Langkah 4 Membimbing kelompok belajar. Guru memot4asi serta

memfasilitasi kerja murid untuk materi pembelajaran dalam kelompok-

kelompok belajar.

2) Langkah 5 Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3) Langkah 6 Memberikan penghargaan. Guru memberi penghargaan hasil

belajar ind4idu dan kelompok.

Menurut Slavin (1995) guru memberikan penghargaan pada kelompok

berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai

kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok.Cara-cara penentuan nilai penghargaan

kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut. Langkah-langkah memberi penghargaan

kelompok:

a. Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa

nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.

b. Menentukan nilai tes/kuis setelah siswa bekerja dalam kelompok, misalnya nilai kuis I,

nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut

nilai kuis terkini.

c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan

selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan

menggunakan kriteria berikut:

Kriteria Nilaipeningkatan

Nilai kuis terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal 5

Nilai kuis terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah nilai awal 10

Nilai kuis terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas nilai awal 20

Nilai kuis terkini lebih dari 10 di atas nilai awal 30

Page 8: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

12

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang

diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik,

dan sempurna.

Kriteria untuk status kelompok (Muslimin dkk,2000):

1) Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 (rata-rata nilai

peningkatan kelompok < 20.

2) Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 dan 20 (15 ≤ rata-

rata nilai peningkatan kelompok < 20.

3) Sangat baik bila, rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25 (20 ≤

rata-rata nilai peningkatan kelompok < 25).

4) Sempurna, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama dengan

25 (rata-rata nilai peningkatan kelompok ≥ 25).

Menurut Rachmadiarti (2001), terdapat 6 langkah utama atau tahapan di dalam

pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memot4asi siswa: Guru menyampaikan

semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memot4asi siswa belajar.

2. Fase 2 Menyajikan informasi: Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.

3. Fase 3 Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar: Guru

menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar

dan membantu setiap kelompok.

4. Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar: Guru membimbing

kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

5. Fase 5 Evaluasi: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah

dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Fase 6 Memberikan penghargaan: Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar ind4idu dan kelompok.

Berdasarkan sintak yang dikemukan para alhi tersebut, maka dapat ditarik

kesimpulan sintak pembelajaran kooperatif tie STAD pada dasarnya meliputi tahapan,

yaitu:

Page 9: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

13

1. Mengajar, artinya guru menyampaikan materi pembelajaran

2. Belajar dalam kelompok

3. Tes

4. Penghargaan kelompok

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 6 fase, adapun fase-fase kegiatansebagai

berikut:

Fase 1.

Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memot4asi siswa. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan dicapaidalam kegiatan pembelajaran dan memot4asi

siswa untuk belajar.

Fase 2

Menyajikan materi, guru menyampaikan dan menyajikan materi pelajaran secara

klasikal.

Fase 3:

Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Kegiatan-kegiatan

dalam fase ini diantaranya adalah sebagai berikut:

Membentuk 5 kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 4 siswasecara heterogen

yang telah ditentukan oleh guru.Menginformasikan pada siswa untuk mengerjakan tugas

secara berkelompok dan setiap anggota kelompok bertanggungjawab pada kelompok

masing-masing dan terhadap diri sendiri.

Menyuruh siswa mengerjakan soal dalam LKS secara berkelompok. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya siswa mengerjakan secara mandiri dan selanjutnya

dicocokkan dan didiskusikan ketepatan jawabannya dengan teman sekelompok. Jika ada

anggota kelompok yang belum memahami, maka teman sekelompoknya yang sudah

faham menjelaskan, sebelum meminta bantuan kepada guru.

Fase 4:

Membimbing siswa dalam belajar dan bekerja dalam kelompok. Guru bertindak

sebagai fasilitator mengawasi, mengamati, dan membimbing siswa yang mengalami

kesulitan.

Page 10: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

14

Fase 5:

Evaluasi.Evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam menyerap

materi pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar.

Fase 6:

Penghargaan kelompok, penghargaan kelompok dilakukan dalam dua tahap

perhitungan, yaitu:

1). Menghitung skor ind4idu dan skor kelompok

Cara pemberian skor pada pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat berperan

untuk memot4asi siswa bekerja sama dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran yang diberikan. Setelah siswa mempelajari materi secara berkelompok, setiap

siswa mengerjakan kuis secara ind4idual dan memperoleh skor kuis serta nilai

perkembangan.Nilai perkembangan bergantung pada kemajuan yang dicapai siswa

dengan memperhatikan skor kuis atau skor dasar siswa.Skor dasar siswa adalah rata-rata

skor siswa yang bersangkutan untuk kuis-kuis terdahulu, dengan syarat materi yang

diujikan pada kuis-kuis tersebut masih berada dalam satu topik.Jika belum pernah

diadakan kuis untuk topik tersebut, maka skor dasar siswa adalah skor tes awal.

2) Menghargai prestasi kelompok

Kemudian berkaitan dengan banyaknya tingkat penghargaan kelompok,menurut

(Muslimin dkk, 2002 ) tingkat penghargaan yang disediakan didasarkan pada skor rata-rata

kelompok dengan kualifikasi cukup, baik, sangat baik dan sempurna.

Berdasarkan fase-fase model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut, maka

skenario model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a. Guru mengomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan

dicapai oleh setiap siswa.

b. Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh (pembelajaran

kooperatif tipe STAD).

c. Tanya jawab mengecek kesiapan siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Siswa memperhatikan penyampaian informasi materi pembelajaran mengenai

pengertian data, penyajian data, pengolahan data serta cara membuat tabel,

Page 11: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

15

diagram garis, diagram batang,serta cara mencari rata-rata hitung, mean dan

modus dengan memberikan contoh-contoh.

b. Pengelompokan siswa dalam 5 kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4 siswa

yang kemampuannya heterogen (kemampuan akademik tinggi, sedang, rendah,

laki-laki dan perempuan)

c. Siswa mengerjakan bahan-bahan LKS dalam kelompoknya dengan berdiskusi,

bekerjasama dan saling membantu. Siswa yang sudah faham menjelaskan

temannya yang belum faham.

d. Siswa dalam kelompok mendapat bimbingan belajar dari guru jika ada yang

mengalami kesulitan.

3. Penutup

a. Secara acak guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan

hasil pekerjaan kelompoknya, sedangkan kelompok lain menanggapi.

b. Siswa dengan arahan guru menyimpulkan materi pembelajaran mengenai cara

menyajikan data dalam bentuk tabel, diagram garis, batang, lingkaran serta

menentukan rata-rata, median dan modus sekumpulan data.

c. Evaluasi berupa kuis, tes akhir siklus 1 dan siklus 2.

d. Guru memberikan penghargaan kelompok.

e. Guru memberikanpenugasan/pekerjaan rumah.

2.2.4.2.2.4.2.2.4.2.2.4. KeuntunganKeuntunganKeuntunganKeuntungan modelmodelmodelmodel pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaran kooperatifkooperatifkooperatifkooperatif tipetipetipetipe STAD,STAD,STAD,STAD, yaitu:yaitu:yaitu:yaitu:

1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif

mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.

3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinandan mengajarkan keterampilan

berdiskusi.

4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai indvidu

dan kebutuhan belajarnya.

5. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih

aktif dalam diskusi.

Page 12: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

16

6. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa

menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang

lain.

2.2.5.2.2.5.2.2.5.2.2.5. KelemahanKelemahanKelemahanKelemahan modelmodelmodelmodel pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaran kooperatifkooperatifkooperatifkooperatif tipetipetipetipe STAD,STAD,STAD,STAD, yaitu:yaitu:yaitu:yaitu:

Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan

mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang

berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda.

2.3.2.3.2.3.2.3. HakekatHakekatHakekatHakekat MatematikaMatematikaMatematikaMatematika

Kata "matematika" berasal dari bahasa Yunani Kunoμάθημα (máthēma), yang berarti

pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya

menjadi "pengkajian matematika", bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata sifatnya

adalah μαθηματικός (mathēmatikós), berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar,

yang lebih jauhnya berarti matematis.Secara khusus, μαθηματικὴτέχνη (mathēmatikḗ

tékhnē), di dalam bahasa Latinars mathematica, berarti seni matematika. Istilah

mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali),

matematiceski (Rusia), atau mathematick (Belanda) berasal dari perkataan latin

mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti

“relating to learning”. Perkataan mathematika berhubungan sangat erat dengan sebuah

kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).

Berdasarkan etimologis (Elea Tinggih dalam Erman Suherman, 2003:16)

mengemukakan:″perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan

bernalar″.

Hudoyo (1990) mengemukakan:″Matematika berkenaan dengan ide gagasan-

gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga

matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak″.

Sujono (1988:5) mengemukakan:″Matematika diartikan sebagai cabang ilmu

pengetahuan yang abstrak dan terorganisir secara sistematik″.

Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo ( 1997:1) mengemukakan:"Matematika

merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan guru

Page 13: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

17

untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan

mental siswa. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu

siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran".

Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengemukakan ″matematika adalah

pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa

yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat,

representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari

pada mengenai bunyi″.

Reys, dkk. (1984) mengemukakan:″matematika adalah telaah tentang pola dan

hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat″.

Dari berbagai pandangan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa matematika

adalah ilmu yang mempelajari benda abstrak yang berkaitan berkaitan logika simbolik, dan

bilangan serta menggunakan penalaran yang sistematis, deduktif dalam memecahakan

masalah.

2.3.1.2.3.1.2.3.1.2.3.1. PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran MatematikaMatematikaMatematikaMatematika

Pembelajaran merupakan padanan kata dari istilah instruction yang artinya lebih

luas dari pengajaran (Sadirman, 1988). Istilah pembelajaran dapat didefinisikan sebagai

suatu sistem atau proses pembelajaran subjek didik yang direncanakan atau didisain,

dilaksanakan dan dievaluasi sacara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien.

Gagne dan Briggs melukiskan pembelajaran sebagai upaya orang yang tujuannya

adalah membantu orang belajar(Gredler,1991:205).

Corey mengemukakan:″pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seseoarang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-

kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu″. Salah satu

komponen pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode

pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi,siswa dan konteks

pembelajaran (Depdiknas, 2003 : 1), sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat

memilih model pembelajaran dan media yang cocok dengan materi/bahan ajar. Dalam

pembelajaran, potensi siswa harus dapat dikembangkan secara optimal, didalam proses

belajar matematika sesuai dituntut untuk mampu:

Page 14: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

18

1.Melakukan kegiatan penelusuran pola dan hubungan.

2.Mengembangkan kreatifitas dengan imajinasi, intuisi dan penemuan.

3.Melakukan kegiatan pemecahan masalah.

4.Mengkomunikasikan pemikiran matematikanya kepada orang lain.

Untuk itu dalam pembelajaran matematika perlu diciptakan situasi proses belajar

yang menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, membangun pengetahuan siswa,

memberikan kegiatan yang menantang, memberiharapan keberhasilan dan menghargai

setiap pencapaian siswa (Depdiknas, 2003 : 5). Dari berbagai pengertian pembelajaran

tersebut, hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan

tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang melaksanakan

kegiatan belajar matematika.

2.2.2.2.3.23.23.23.2.... TujuanTujuanTujuanTujuan PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran MatematikaMatematikaMatematikaMatematika didididi SDSDSDSD

Tujuan pembelajaran matematika di SD dapat dilihat di dalam kurikulum tingkat

satuan pendidikan 2006 SD. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut, (1) memahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algortima, secara luwes,

akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada

pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah

yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,

menyelesaikan model dan menafsirikan solusi yang diperoleh, (4) mengkomunikasikan

gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet

dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar dan pembentukan sikap

siswa serta memberikan tekanan pada ketrampilan dalam penerapan matematika juga

memuat tujuan khusus matematika SD yaitu: (1) menumbuhkan dan mengembangkan

ketrampilan berhitung sebagai latihan dalam kehidupan sehari-hari, (2) menumbuhkan

kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, (3)

Page 15: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

19

mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, (4)

membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

2.4.2.4.2.4.2.4. HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar

Anni (2005: 4) mengemukakan: hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami akt4itas belajar. Perolehan aspek-aspek

perubahan tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila

pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang

diperoleh adalah berupa penguasaan. Hasil belajar ini sangat dibutuhkan sebagai petunjuk

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan murid dalam kegiatan belajar yang sudah

dilaksanakan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilaii

apakah murid sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Haling (2006:79) mengemukakan

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mot4asi belajar murid, yaitu:

1. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal faktor), yaitu :

a. Faktor jasmani baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

b. Faktor psikologis, yakni terdiri atas kecerdasan dan bakat, sikap, kebiasaan,

minat, mot4asi, emosi dan penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik dan psikis.

2. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal faktor), yaitu :

a. Faktor sosial yang terdiri atas; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat.

b. Faktor adat istiadat yaitu adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

pengetahuan.

c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada mata pelajaran

sangat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor dari dalam diri murid dan faktor yang

datangnya dari luar diri murid.

2.4.1.2.4.1.2.4.1.2.4.1. PenilaianPenilaianPenilaianPenilaian HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar

Penilaian hasil belajar matematika harus dilakukan untuk mengukur

perkembangan hasil belajar siswa berupa pencapaian kecakapan atau kemahiran

Page 16: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

20

matematika yang meliputi pemahaman konsep, prosedur, penalaran dan komunikasi,

pemecahan masalah den menghargai kegunaan matematika.

Astuti (2006: 5)mengemukakan:hasil belajar murid selanjutnya dilaporkan kepada

orang tua dalam bentuk rapor yang memuat 3 aspek yaitu:

1. Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan murid dalam

memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat,

efisien dan tepat. Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep adalah:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai konsepnya).

c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

f. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

2. Penalaran dan komunikasi merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam

melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan matematika. Indikator yang

menunjukkan penalaran dan komunikasi adalah :

a. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar atau diagram.

b. Mengajukan dugaan.

c. Melakukan manipulasi matematika.

d. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap

kebenaran solusi.

e. Menarik kesimpulan dari pernyataan.

f. Memeriksa kesahihan suatu argumen.

g. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

3. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik yang ditunjukkan siswa

dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan, dan

menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Indikator yang menunjukkan

penalaran dan komunikasi adalah:

a. Menunjukkan pemahaman masalah.

Page 17: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

21

b. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan

masalah.

c. Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk.

d. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.

e. Mengembangkan strategi pemecahan masalah.

f. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.

g. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.

Djamarah (2000: 45) mengemukakan:Hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, diciptakan, baik secara ind4idu maupun kelompok. Hasil tidak akan

pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah

prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan

keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang

mampu untuk mancapainya.

Arikunto ( 1990:133) mengatakan:″hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami

proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat

diukur″.

Nasution ( 1995 : 25) mengemukakan:″hasil adalah suatu perubahan pada diri

ind4idu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga

meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada ind4idu

tersebut″.

Gagne menyimpulkan ada lima macam hasil belajar, yaitu:

1. Ketrampilan intelektual, atau pengetahuan prosedur yang mencakup belajar

konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian

materi di sekolah.

2. Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru

dengan jalan mengatur proses internal masing-masing ind4idu dalam

memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir.

3. Informasi verbal, yaitu kemampauan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan

kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.

Page 18: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

22

4. Ketrampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan

mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.

5. Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku

seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor

intelektual.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal

cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut:

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan mot4asi pada diri

siswa.

2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya

3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama

diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain,

dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan

yang lainya.

4) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya

terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan

mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Ind4idu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa

yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Jadi hasil belajar dalam penelitian ini

adalahhasil dari proses pembelajaran yang berupa kemampuan-kemampuan yang akan

diukur dengan tes dalam ranah kognitif, yaitu nilai tes kondisi awal, nilai tes akhir siklus 1,

dan nilai tes akhir siklus 2.

2.4,2.2.4,2.2.4,2.2.4,2. HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar MatematikaMatematikaMatematikaMatematika

Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah ia menerima pembelajaram matematika yang berupa nilai matematika (aspek

kuantitatif) dalam ranah kognitif yang diukur dengan tes hasil belajar.

Page 19: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

23

2.2.2.2.5555.... PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian YangYangYangYang RelevanRelevanRelevanRelevan

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Wahyu Nugraha (2011) dengan judul ”Peningkatkan Hasil Belajar Matematika

dengan Pokok Bahasan Bangun Ruang melalui Model Student Team Achievement D4ision

(STAD) bagi Siswa Kelas 4 SDN 1 Bowongso Kalikajar Wonosobo Semester II Tahun

Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model STAD

terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar pada

kondisi awal yaitu 40% kemudian pada penelitian siklus pertama menjadi 80%.

Selanjutnya pada siklus kedua tingkat ketuntasan belajar menjadi 100%. Sedangkan

untuk nilai rata-rata kelas meningkat dari pra siklus 53,9 menjadi 66,6 pada siklus I lalu

menjadi 82,6 pada siklus II.

Sumari (2010) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Matematika Pokok Bahasan KPK dan FPB dengan Menggunakan Pembelajaran

Cooperat4e Learning Model STAD untuk Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngablak I Kecamatan

Ngablak Kabupaten Magelang Tahun 2009/2010”. Hasil penelitian ini menunjukkan

dengan menggunakan model STAD terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah

anak yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (65) hanya 3 dari 17 siswa pada

kegiatan pra siklus menjadi 11 dari 17 siswa pada siklus I, kemudian pada siklus II

prestasi belajar siswa lebih meningkat yaitu jumlah siswa yang memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal mencapai 17 siswa.

Timur Purboyo (2010) dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Pokok Bahasan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan `3467890-

Terbesar (FPB) melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD pada Siswa Kelas 4 SD

Negeri Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang 2009”.

Dalam penelitian ini terdapat peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu dari pra siklus

I8% menjadi 59% pada siklus I dan 100% pada siklus II.

Dalam ketiga hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil belajar yang diraih siswa dalam pelajaran

Matematika dapat meningkat.

Page 20: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunaan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3755/3/T1_262012032_BAB II.pdfTeam-Games-Tournaments (TGT), 4) Group Investigation

24

2.6.2.6.2.6.2.6. KerangkaKerangkaKerangkaKerangka PikirPikirPikirPikir

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan pada pembelajaran

Matematika pokok bahasan Sifat-sifat operasi hitung cacah karena siswa kelas 4 SDN

Wonomero 03 kurang menguasai pokok bahasan pecahan. Hal ini terbukti dari 20 jumlah

siswa yang ada, masih terdapat 15 siswa yang mendapatkan nilai di bawah 60 sesuai

dengan KKM yang telah ditentukan guru. Selain itu, siswa juga takut ketika berinteraksi

langsung dengan guru selama pembelajaran.Hal ini terlihat ketika guru menunjuk siswa

untuk menjawab pertanyaan, sebagian besar siswa tertunduk dan hanya diam. Dengan

melihat kondisi siswa seperti ini, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat

tepat dilakukan.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang

tepat untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan pecahan karena

dengan model pembelajaran ini siswa bisa saling menjelaskan materi dan bekerja sama

dalam belajar namun tetap mandiri ketika mengerjakan soal tes. Selain itu, siswa juga

tidak mempunyai beban untuk berkompetisi dengan siswa lain melainkan lebih kepada

upaya untuk meningkatkan kemajuan diri sendiri. Bahkan, siswa juga bisa mendapatkan

penghargaan tanpa harus berkompetisi dengan siswa lain yang memiliki tingkat

kecerdasan yang berbeda. Hal ini tentu saja akan membuat siswa lebih termotivasi untuk

meningkatkan hasil belajar matematika yang diraih.

Dari situlah hasil belajar matematika pada Kompetensi Dasar: memahami dan

menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah akan semakin

meningkat.

2.2.2.2.7777.... HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis TindakanTindakanTindakanTindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah dipaparkan, maka dapat

dirumuskan: “Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran

Matematika dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4 Semerter I di

SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.”