upaya mengatasi perubahan iklim

3
MENGATASI PERUBAHAN IKLIM YANG SEMAKIN MEMBURUK Nama : Bayu Ajiputra NPM : 120110130021 Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata. Contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Indonesia merupakan penghasil emisi gas rumah kaca yang besar sekaligus sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah tropis. Oleh karena itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap ancaman dan dampak dari perubahan iklim. Kenaikan permukaan air laut, meluasnya kekeringan dan banjir, menurunnya produksi pertanian, dan meningkatnya prevalensi berbagai penyakit yang terkait iklim merupakan beberapa dampak perubahan iklim yang sudah dan akan terjadi di Indonesia. Contoh dari perubahan iklim yaitu pemanasan global. Pemanasan Global adalah kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan memerangkap panas. Kenaikan suhu ini merubah iklim, menyebabkan berubahnya pola cuaca yang dapat meimbulkan peningkatan curah hujan yang tidak biasa, semakin ganasnya angin dan badai bahkan terjadinya bencana alam yang memakan banyak korban. Gas Rumah Kaca (Green House Gases) adalah gas-gas di atmosfir yang memiliki fungsi seperti panel-panel kaca di rumah kaca yang bertugas menangkap energi panas matahari agar tidak dilepas seluruhnya ke atmosfir kembali. Tanpa gas-gas ini, panas akan hilang ke angkasa dan temperatur rata-rata Bumi dapat menjadi 60ºF (33ºC) lebih dingin. GRK dapat ditemukan di atmosfir mulai dari permukaan bumi sampai ketinggian 15 km. Lapisan gas rumah kaca sendiri terbentuk di ketinggian 6.2 - 15 km. Efek dari gas rumah kaca adalah ketika sinar matahari memasuki atmosfir Bumi, sinar tersebut harus melalui lapisan gas-gas rumah kaca. Setelah mencapai seluruh permukaan bumi, tanah, air, dan ekosistem lainnya menyerap energi dari sinar tersebut. Setelah terserap, energi ini akan dipancarkan kembali ke atmosfir. Sebagian energi dikembalikan ke angkasa,

Upload: bayuajiputra

Post on 28-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Umum

TRANSCRIPT

Page 1: Upaya Mengatasi Perubahan Iklim

MENGATASI PERUBAHAN IKLIM YANG SEMAKIN MEMBURUK

Nama : Bayu Ajiputra

NPM : 120110130021

Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara

statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga

berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata.

Contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan

iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi (Wikipedia

bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Indonesia merupakan penghasil emisi gas rumah kaca yang besar sekaligus sebagai

negara kepulauan yang terletak di daerah tropis. Oleh karena itu, Indonesia merupakan salah

satu negara yang paling rentan terhadap ancaman dan dampak dari perubahan iklim.

Kenaikan permukaan air laut, meluasnya kekeringan dan banjir, menurunnya produksi

pertanian, dan meningkatnya prevalensi berbagai penyakit yang terkait iklim merupakan

beberapa dampak perubahan iklim yang sudah dan akan terjadi di Indonesia. Contoh dari

perubahan iklim yaitu pemanasan global.

Pemanasan Global adalah kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh

peningkatan emisi karbon dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca

yang menyelimuti bumi dan memerangkap panas. Kenaikan suhu ini merubah iklim,

menyebabkan berubahnya pola cuaca yang dapat meimbulkan peningkatan curah hujan yang

tidak biasa, semakin ganasnya angin dan badai bahkan terjadinya bencana alam yang

memakan banyak korban. Gas Rumah Kaca (Green House Gases) adalah gas-gas di atmosfir

yang memiliki fungsi seperti panel-panel kaca di rumah kaca yang bertugas menangkap

energi panas matahari agar tidak dilepas seluruhnya ke atmosfir kembali. Tanpa gas-gas ini,

panas akan hilang ke angkasa dan temperatur rata-rata Bumi dapat menjadi 60ºF (33ºC) lebih

dingin. GRK dapat ditemukan di atmosfir mulai dari permukaan bumi sampai ketinggian 15

km. Lapisan gas rumah kaca sendiri terbentuk di ketinggian 6.2 - 15 km.

Efek dari gas rumah kaca adalah ketika sinar matahari memasuki atmosfir Bumi, sinar

tersebut harus melalui lapisan gas-gas rumah kaca. Setelah mencapai seluruh permukaan

bumi, tanah, air, dan ekosistem lainnya menyerap energi dari sinar tersebut. Setelah terserap,

energi ini akan dipancarkan kembali ke atmosfir. Sebagian energi dikembalikan ke angkasa,

Page 2: Upaya Mengatasi Perubahan Iklim

tetapi sebagian besar ditangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfir dan dikembalikan ke

Bumi sehingga menyebabkan Bumi menjadi lebih panas. Ada beberapa hal yang dapat kita

lakukan sebagai mahasiswa untuk mengurangi gas rumah kaca, diantaranya yaitu:

1. Mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi.

2. Menggunakan kendaraan umum agar polusi gas dapat berkurang.

3. Mengelola tempat pembuangan sampah.

4. Mengurangi penggunaan AC.

Selain yang di atas, hal sederhana yang dapat dilakukan juga adalah 5R (Rethink,

Reduce, Reuse, Recycle, Replace) yaitu :

a) Rethink : yaitu merubah pola perilaku dalam hal produksi dan konsumsi suatu barang

(produk) yang dihasilkan sehingga dapat dianalisis cara melakukan daur ulang

terhadap produk tersebut.

b) Reduce : yaitu sebisa mungkin mengurangi penggunaan barang-barang atau material

yang dipergunakan setiap hari karena semakin banyak barang yang digunakan maka

makin banyak juga sampah yang dihasilkan.

c) Reuse : yaitu sebisa mungkin memilih barang-barang yang dapat digunakan kembali

dan harus menghindari penggunaan barang-barang yang dispossable (sekali pakai).

Hal ini dilakukan untuk memperpanjang waktu penggunaan suatu barang sebelum

menjadi sampah.

d) Recycle : Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi dapat didaur

ulang atau dimanfaatkan kembali misalnya plastik bekas detergen bisa kita gunakan

untuk membuat berbagai hasta karya yang unik dan menarik contohnya tas.Dimana

tas itu bisa kita jual,selain mendapatkan hasilnya kita pun juga telah melindungi alam

kita dari bahaya global warming.

e) Recovery/Replace : Meneliti barang-barang yang dipakai sehari-hari kemudian

mengganti barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama.

Mengurangi gas-gas yang merusak lapisan ozon amatlah penting untuk mencegah

semakin parahnya kerusakan lapisan ozon. Tetapi bukan berarti hanya dengan mengurangi

emisi gas-gas tersebut akan menyelesaikan masalah pemanasan global. Sedangkan di sisi lain,

usaha untuk mengurangi semua jenis emisi gas-gas rumah kaca untuk mengurangi pemanasan

global juga merupakan usaha untuk memperbaiki lapisan ozon.

Page 3: Upaya Mengatasi Perubahan Iklim

Sumber:

1. http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/eu_indonesia/cooperation/sectors_of_coop

eration/environment/index_id.htm

(Diakses pada hari Senin 14-12-2015, pukul 01.40 WIB)

2. https://www.academia.edu/4326060/Indonesia_dan_Perubahan_Iklim

(Diakses pada hari Senin 14-12-2015, pukul 01.53 WIB)

3. http://www.wwf.or.id

(Diakses pada hari Senin 14-12-2015, pukul 01.57 WIB)

4. http://kotamagetan.com

(Diakses pada hari Senin 14-12-2015, pukul 02.00 WIB)