upaya masyarakat lampung saibatin dalam …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. skripsi full tanpa bab...

84
UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM MELESTARIKAN TRADISI NGARAK MAJU (TRADISI KEGIATAN ARAK-ARAKAN MENGIRINGI PENGANTIN) (Studi di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung) Skripsi Oleh: MUHAMMAD AMR ALFARIZI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 08-Sep-2019

31 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAMMELESTARIKAN TRADISI NGARAK MAJU (TRADISI KEGIATAN

ARAK-ARAKAN MENGIRINGI PENGANTIN)(Studi di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat

Kota Bandar Lampung)

Skripsi

Oleh:

MUHAMMAD AMR ALFARIZI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 2: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

ABSTRAK

UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM

MELESTARIKAN TRADISI NGARAK MAJU (TRADISI KEGIATAN

ARAK-ARAKAN MENGIRINGI PENGANTIN)

(Studi di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat

Kota Bandar Lampung)

Oleh

Muhammad Amr Alfarizi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya masyarakat Lampung Saibatin

dalam melestarikan tradisi ngarak maju. Tipe penelitian ini menggunakan tipe

penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5

orang informan, Penentuan informan menggunakan metode purposive sampling.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan data

sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara

dan dokumentasi penelitian. Dalam pengolahan data penulis menganalisis dengan

deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

masyarakat Lampung Saibatin dalam melestarikan tradisi ngarak maju adalah

suatu bentuk usaha yang dilakukan melalui ide dan gagasan pokok yang

dikembangkan oleh individu maupun kelompok untuk terus berupaya menjaga

dan melestarikan tradisi ngarak maju agar tradisi yang telah diwariskan dari

leluhur adat yang menjadi suatu kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat

Lampung tidak hilang tergerus oleh zaman dan dapat diwariskan kepada generasi-

generasi selanjutnya sehingga tradisi ngarak maju ini tidak hilang dan dilupakan

oleh masyarakat Lampung Saibatin khususnya di kelurahan Negeri Olok Gading.

Kata kunci: upaya, pelestarian, tradisi ngarak maju

Page 3: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

ABSTRACT

UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM

MELESTARIKAN TRADISI NGARAK MAJU (TRADISI KEGIATAN

ARAK-ARAKAN MENGIRINGI PENGANTIN)

(Studi di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat

Kota Bandar Lampung)

Oleh

Muhammad Amr Alfarizi

This study aims to find out the efforts of the Saibatin Lampung community in

preserving the advanced tradition. This type of research uses a descriptive type of

qualitative research. Informants in this study consisted of 5 informants,

Determination of informants using purposive sampling method. The data source

in this study consists of primary data sources and secondary data. Data collection

techniques are carried out by observation, interviews and research documentation.

In processing data the author analyzes with qualitative descriptive. Based on the

results of the study it can be concluded that the efforts of the Saibatin Lampung

community in preserving the advanced tradition of tradition are a form of effort

carried out through key ideas and ideas developed by individuals and groups to

continuously strive to preserve and preserve the advanced tradition so that

traditions inherited from indigenous ancestors being a cultural property owned by

Lampung people is not lost eroded by the times and can be passed on to

subsequent generations so that the tradition of advanced marriages is not lost and

forgotten by the Saibatin Lampung community, especially in the District of Olok

Gading.

Key words: efforts, preservation, tradition of advancing

Page 4: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAMMELESTARIKAN TRADISI NGARAK MAJU (TRADISI KEGIATAN

ARAK-ARAKAN MENGIRINGI PENGANTIN)(Studi di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat

Kota Bandar Lampung))

Oleh

MUHAMMAD AMR ALFARIZI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 5: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi
Page 6: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi
Page 7: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi
Page 8: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Muhammad Amr Alfarizi,

dilahirkan pada tanggal 15 Agustus 1996 di Kota

Bandar Lampung. Penulis merupakan anak tunggal

dari pasangan Bapak Khairuddin, S.E. dan Ibu

Erniah. Alamat penulis di Kelurahan Kuripan,

Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar

Lampung.

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis:

1. SD Negeri 1 Talang Kota Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun

2008.

2. SMP Negeri 6 Bandar Lampung Kota Bandar Lampung yang diselesaikan

pada tahun 2011

3. SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2014. Penulis pernah mengkuti

Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertempat di Desa Air Kubang Kecamatan Air

Naningan Kabupaten Tanggamus dan melalui skripsi ini peneliti akan segera

menamatkan pendidikan jenjang S1.

Page 9: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

MOTTO

“Melestarikan Warisan Budaya, Merupakan Upaya Menjaga IdentitasBangsa.

(Kihajar Dewantara)

“Usaha yang dilandasi keyakinan, maka itulah versi terbaik dari suatuproses”

(Muhammad Amr Alfarizi)

“Kesuksesan ada karena adanya suatu alasan, maka teruslah berjuang demialasan itu”

(Muhammad Amr Alfarizi)

Page 10: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

PERSEMBAHAN

Allah SWT, Rabb semesta alam dengan harapan menjadi nilai ibadah di sisiNya.

Ayah dan Ibuku Tercinta

Khairuddin, S.E.Erniah

Seluruh Dosen Jurusan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi

Kawan-kawan seperjuanganku

Sosiologi 2014

Almamaterku

Keluarga Besar SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

Dan semua orang-orang baik dan terkasih yang sudah membantu penulis hingga

sampai tahap sekarang ini.

Terima kasih atas dukungan, doa, saran, kritik yang telah diberikan kepadaku,semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik kepada kita semua. Aamiin.

Page 11: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang mana dengan tanpa

henti melimpahkan nikmat dan karunia kepada makhluk-Nya. Dengan nikmat

yang terkadang Penulis sendiri tidak menyadarinya, penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN

DALAM MELESTARIKAN TRADISI NGARAK MAJU (TRADISI

KEGIATAN ARAK-ARAKAN MENGIRINGI PENGANTIN)” yang diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Banyak bantuan, petunjuk, dan motivasi dari berbagai pihak untuk menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

kepada :

1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Ikram, M.Si Selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi dan

Page 12: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

semangat kepada penulis agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi

yang merupakan salah satu proses dalam penyelasaian gelar S1.

4. Bapak Damar Wibisono, S. Sos., M.A. Selaku sekretaris jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang sudah

sangat membantu penulis berproses dalam upaya penyelesaian gelar S1.

5. Ibu Yuni Ratnasari, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik saya yang

selalu memberikan saya arahan, saran, dan motivasi kepada saya agar saya

dapat dengan segera menyelesaikan pencapaian gelar S1.

6. Bapak Drs. Abdul Syani, M.IP selaku Pembimbing Dosen yang telah memberi

petunjuk, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Pairul Syah, MH selaku Pembahas Dosen yang telah memberikan

saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi.

8. Seluruh DOSEN FISIP Unila yang telah membekali ilmu pengetahuan selama

masa perkuliahan.

9. Seluruh Staf Administrasi FISIP Unila yang telah membantu dan melayani

segala administrasi perkuliahan.

10. Seluruh informan yang telah meluangkan waktu dan memberikan informasi

untuk melengkapi materi skripsi ini.

11. Ayah dan Ibunda tercinta, tiada kata yang dapat kutulis untuk semua

pengorbanan, cucuran keringat, dan curahan kasih sayang yang selama ini

kurasakan serta doa yang selalu menyertai langkahku.

12. Sahabat-sahabat yang telah menemani masa-masa studiku di Sosiologi,

wahyu, Faris, Ferdi, Riko, Ferdinan, Faisal, Putri, Fika,dan bunga makasih ya

atas semangat dan kebersamaannya selama ini dalam suka maupun duka,

semoga persahabatan kita tetap abadi selamanya.

Page 13: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

13. Teman-teman seperjuangan Sosiologi 2014, yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, terima kasih untuk kerjasamana sejak awal perkuliahan dan

seterusnya.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang telah

membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

15. Almamater Tercinta.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, 02 April 2019Tertanda,

Muhammad Amr AlfariziNPM. 1416011056

Page 14: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRACT

ABSTRAK

HALAMAN JUDUL DALAM

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PEGESAHAN

PERNYATAAN

RIWAYAT HIDUP

MOTTO

PERSEMBAHAN

SANWACANA

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................9

C. Tujuan Penelitian..................................................................................10

D. Manfaat Penelitian................................................................................10

II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................11

A. Masyarakat Lampung Saibatin.............................................................11

B. Tinjauan Tentang Budaya....................................................................12

C. Tinjauan Tentang Tradisi.....................................................................19

D. Tinjauan Tentang Upaya Pelestarian Tradisi Ngarak Maju.................21

Page 15: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

xv

III. METODE PENELITIAN..................................................................30

A. Jenis Penelitian.....................................................................................30

B. Lokasi Penelitian..................................................................................31

C. Fokus Penelitian...................................................................................31

D. Urgensi Penelitian................................................................................32

E. Teknik Penentuan Informan.................................................................33

F. Sumber Data.........................................................................................34

G. Teknik Pengumpulan Data...................................................................35

H. Pengolahan dan Analisis Data..............................................................38

I. Keabsahan Data atau Informasi............................................................43

J. Kerangka Berpikir................................................................................45

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN...........................49

A. Sejarah Kelurahan Negeri Olok Gading...............................................49

B. Keadaan Geografis...............................................................................52

C. Keadaan Demografis............................................................................54

D. Hirarhi Penyimbang Marga Balak Negeri Olok Gading......................59

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................61

A. Deskripsi Hasil Penelitian....................................................................61

B. Tabel Deskripsi Hasil Penelitian..........................................................82

C. Pembahasan..........................................................................................86

VI. KESIMPULAN DAN DARAN........................................................93

A. Kesimpulan..........................................................................................93

B. Saran....................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................96

LAMPIRAN........................................................................................................99

Page 16: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Kependudukan Kelurahan Negeri Olok Gading.............................54

2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur..........................................55

3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan.....................................56

4. Jumlah Penduduk Menurut Agama.........................................................56

5. Jumlah Penduduk Menurut Etnis............................................................57

6. Deskripsi Hasil Penelitian.......................................................................82

Page 17: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Fikir...................................................................................................48

2. Rumah Adat Kebandaran Marga Balak Lampung Saibatin..............................52

3. Peta Wilayah Administratif Kelurahan Negeri Olok Gading...........................53

Page 18: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lampung merupakan salah satu nama provinsi di negara Indonesia yang terletak

di pulau Sumatera. Letak provinsi Lampung berada di bagian paling selatan pulau

Sumatera dengan ibukota Bandar Lampung. Lampung memiliki potensi alam

yang sangat beragam. Selain sumber daya alam yang begitu melimpah, letaknya

yang berbatasan langsung dengan lautan membuat Lampung memiliki potensi

kekayaan laut yang sangat melimpah. Selain kekayaan alam yang melimpah,

Lampung juga memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah tersohor bila

dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di pulau Sumatera.

Suku Lampung terbagi atas dua golongan besar yaitu Lampung Jurai Saibatin dan

Lampung Jurai Pepadun. Dapat dikatakan Jurai Saibatin dikarenakan orang yang

tetap menjaga kemurnian darah dalam kedudukan adat (kepunyimbangan).

Sedangkan ciri orang Lampung Jurai Pepadun yaitu masyarakatnya menggunakan

dialek bahasa “Nyo” atau berlogat “O” dan sebagian masyarakatnya

menggunakan dialek bahasa “Api” atau berlogat “A” dan juga orang Lampung

Pepadun merupakan suatu kelompok masyarakat yang ditandai dengan upacara

adat naik tahta dengan menggunakan adat upacara yang disebut “Pepadun”.

Page 19: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

2

Ditinjau dari seni dan budayanya, Lampung memiliki kebudayaan dan adat

istiadat yang unik di negara Indonesia. Sebagaimana masyarakat lainnya,

Lampung juga memiliki kebudayaan yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan

semata, tetapi juga menjadi jati dirinya sebagai suku bangsa. Etnis Lampung yang

biasa disebut Lampung-Ulun (Ulun Lampung/Orang Lampung) secara tradisional

geografis adalah suku yang menempati seluruh provinsi Lampung dan sebagian

provinsi Sumatera Selatan bagian selatan dan tengah.

Orang Lampung yang dimaksud adalah penduduk asli yang sudah mendiami

daerah Provinsi Lampung jauh sebelum kedatangan kaum transmigran dan

berbagai pendatang dari suku bangsa lain. Jumlah populasi mereka sekarang

sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk pendatang yang

kebanyakan berasal dari Jawa. Karena jumlah penduduk yang berasal dari Jawa

jauh lebih banyak maka pengaruh kebudayaan Jawa pada pergaulan antar suku

bangsa di Lampung masa sekarang cukup besar.

Begitu beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki adat

istiadat sendiri yang khas. Ada banyak budaya daerah yang juga masih lestari

hingga kini. Salah satunya seperti yang ada di Lampung, yakni Ngarak Maju.

Ngarak maju merupakan suatu tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat

Lampung dalam acara perkawinan pada masyarakat Lampung khususnya pada

masyarakat Lampung Saibatin.

Pada masyarakat adat yang masih kuat memegang prinsip kekerabatannya,

perkawinan merupakan nilai untuk meneruskan keturunan mempertahankan

silsilah dan kedudukan sosial. Menurut Hilman Hadikusuma, (1990) pada

Page 20: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

3

dasarnya menurut konsepsi hukum adat, perkawinan disamping bertujuan untuk

membangun dan memelihara serta membina hubungan kekerabatan yang rukun

dan damai yang juga menyangkut harga diri dan martabat dari keluarga/kerabat

yang mengatur proses pemilhan jodoh dan tata cara perkawinan .

Menurut Undang-Undang Perkawinan, yang dikenal dengan Undang-Undang

No.1 Tahun 1974, yang dimaksud dengan perkawinan adalah ikatan lahir batin

antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Menurut Bachtiar (2004), perkawinan adalah pintu bagi bertemunya dua hati

dalam naungan pergaulan hidup yang berlangsung dalam jangka waktu yang

lama, yang didalamnya terdapat berbagai hak dan kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk mendapatkan hak yang layak,

bahagia, harmonis serta mendapatkan keturunan. Perkawinan itu merupakan

ikatan yang kuat yang didasari oleh perasaan cinta yang sangat mendalam dari

masing-masing untuk hidup bergaul guna memelihara kelangsungan di bumi.

Di dalam perkawinan terdapat berbagai macam adat perkawinan seperti suku

Lampung. Perkawinan adat Lampung dibagi menjadi dua yaitu Lampung Saibatin

dan Lampung Pepadun.

Sistem perkawinan dalam masyarakat lampung Saibatin menurut ketentuan-

ketentuan adat sistem perkawian masyarakat Lampung Saibatin yang menganut

garis keturunan Bapak (Patrachaat) menganut 2 sistem pokok yaitu :

Page 21: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

4

1. Sistem Perkawinan Nyakak Atau Matudau.

Sistem ini disebut juga sistem perkawinan Jujur karena lelaki mengeluarkan

uang untuk membayar jujur/Jojokh (Bandi Lunik) kepada pihak keluarga gadis

(calon istri). Sistem nyakak atau mantudau dapat di laksanakan dua cara yaitu

dengan cara sebambangan dan cara tekahang (sakicik-betik) yang dilakukan

dengan cara terang-terangan.

2. Sistem perkawinan Cambokh Sumbay atau Semanda

Sistem perkawinan Cambokh Sumbay disebut juga Perkawianan semanda,

yang sebenarnya adalah bentuk perkawinan yang calon suami tidak

mengeluarkan jujur (Bandi lunik) kepada pihak isteri, sang pria setelah

melaksanakan akad nikah melepaskan hak dan tanggung jawabnya terhadap

keluarganya sendiri dia bertanggung jawab dan berkewajiban mengurus dan

melaksankan tugas-tugas di pihak isteri.

Proses perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun dapat didahului degan

dua cara yaitu dengan didahului lamaran dan tanpa didahului lamaran. Perkawinan

yang didahului dengan lamaran yaitu perkawinan jujogh (jujur), sedangkan

perkawinan yang tanpa didahului lamaran yaitu Setinjuk’an. Perkawinan jujogh

(jujur) adalah perkawinan yang dilakukan dengan pembayaran jujur dari pihak

pria kepada pihak wanita dengan tujuan memasukan wanita kedalam kerabat

suaminya. Sedangkan perkawinan secara Setinjuk’an (kawin lari) adalah

perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan di nikahi oleh bujang dengan

persetujuan si gadis, untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang dianggap dapat

menghambat pernikahannya seperti tata cara atau persyaratan adat serta sikap

orang tua yg belum merestui anaknya untuk berkeluarga, maka sebelum

Page 22: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

5

melakukan setinjuk’an tersebut bujang dan gadis sudah sepakat melakukan kawin

lari tanpa diketahui kedua orang tua mereka.

Kebudayaan Lampung meliputi rumah adat, berbagai tarian tradisional, pakaian

adat, tradisi pernikahan, juga berbagai kuliner khas. Lampung memiliki banyak

kebudayaan atau tradisi antara lain Tradisi Budaya Ngarak Maju, Adat Manjau

Pedom, Cempala Khua Belas dan masih banyak lagi. Namun yang paling menarik

dari semua tradisi atau kebudayaan Lampung Saibatin ini adalah tradisi Ngarak

Maju.

Masyarakat Lampung Saibatin masih terus melestarikan budaya mereka dalam

setiap perhelatan pesta adat digelar. Budaya itu diwariskan secara turun temurun

dari generasi ke generasi berikutnya. Mereka berusaha menerjang arus globalisasi

yang kian merongrong warisan budaya leluhur. Nyatanya masyarakat Kelurahan

Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat bisa terus melestarikan

budaya daerahnya.

Sujarwo (2015) mengatakan bahwa Ngarak Maju sendiri adalah prosesi yang

harus dilakukan pengantin dalam upacara pernikahan. Ngarak Maju diikuti oleh

“Maju” dan “Bunnting”. Maju adalah sebutan untuk pengantin perempuan,

sementara Bunnting ialah sebutan untuk pengantin laki-laki. Untuk prosesinya

sendiri, diawali dengan mengarak dua pengantin dari rumah mempelai pria atau

yang disebut gedong dalom dalam istilah bahasa daerah, lalu menuju ke rumah

sesepuh adat yang ada di sana. Di rumah sesepuh adat mereka akan berganti

pakaian dan diarak menuju ke gedung dalom.

Page 23: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

6

Tradisi Budaya Ngarak adalah tradisi dalam adat perkawinan pada masyarakat

Lampung dikenal dengan istilah Ngarak Maju. Ngarak menurut istilah arak -

arakan dan Maju adalah Pengantin. Maka dapat diartikan Ngarak Maju adalah

Adat arak - arakan pengantin Lampung yang dilakukan di tempat pihak pengantin

pria, guna memberi tanda bahwa si pria telah resmi menikahi pengantin wanita.

Dalam tradisi ngarak maju tersebut unsur Budaya Islam yang masuk kedalamnya

adalah penggunaan alat musik Rabana sebagai alat musik pengiring arak - arakan

dan dilantunkan solawatan serta Syair Arab yang dikenal oleh masyarakat dengan

istilah Dzikir Lama dan Dzikir Baru.

Begitu juga dengan pengantin yang telah tiba di rumah pihak pengantin pria maka

keluarga pengantin pria tersebut wajib menyambut rombongan arak-arakan

tersebut dengan melantunkan syair arab. Acara ini dilakukan sebelum proses

ngarak maju dikediaman pengantin pria.

Selama prosesi ngarak, dimana pengantin wanita diarak menggunakan Juli, Juli

ini merupakan semacam tandu khas Lampung yang ditutup menggunakan kebung

(kelambu) berwarna putih dan transparan. Juli ini tidak sembarangan bisa dipakai

oleh mempelai pengantin. Hanya keluarga keturunan saibatin lah yang bisa

menggunakan juli ini. Mempelai pria berjalan bersama panakauan di belakang

mempelai wanita. Panakauan merupakan muli (ramaja perempuan) yang masih

meliliki garis keturunan saibatin. Berbagai dendang dan syair-syair khas Lampung

pun didendangkan. Persis berada di depan pengantin wanita yang diarak ada

rombongan penabuh rebana dan pelantun lagu. Mereka bernyanyi penuh riang

gembira mengiringi maju dan bunnting (Sujarwo, 2015)

Page 24: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

7

Sementara didepan penabuh rebana ada muli mekhanai (Remaja pria dan remaja

wanita) yang menarikan khudat. Khudat ini harus ditampilkan dalam perhelatan

adat keturunan Saibatin. Para mekhanai memakai sapu tangan yang mereka

gerakan sesuai irama tabuh rebana. Sedangkan para muli dilengkapi dengan

selendang yang juga digerakan sesuai irama. Mereka menari sangat kompak dan

penuh dengan suka cita. Gerakan mereka sangat sederhana namun begitu lincah

dan energik sehingga enak dilihat. Mereka terus menari sambil berjalan di depan

maju yang sedang diarak. Mereka berbaris rapih memanjang mengikuti alur jalan

yang mereka lalui.

Pengiring lain adalah Pitcak Khakot (penari pencak silat khas Lampung) berada di

barisan paling depan. Mereka memperagakan gerakan pitcak khakot yang begitu

khas menggunakan sebilah pedang. Pakaian yang dikenakan oleh para pesilat

Lampung ini yakni hinjang bulipat (kain sarung yang dilipat) dan iket pujuk

(Penutup kepala khas Lampung). Hinjang bulipat ini merupakan kain sarung yang

dilipat dan dikenakan hingga sebatas lutut. Mereka pun sangat sigap dan cekatan

mengikuti tabuh rebana yang terus ditabuh dengan penuh semangat. Para pesilat

Lampung ini baru akan berhenti saat mereka sampai di Gedung dalom (Sujarwo,

2015)

Sesampainya di depan gedong dalom, maju kemudian diturunkan dan mulai

berjalan diatas talam. Talam ini merupakan kuningan yang dibuat pipih dan lebar

dengan sedikit ornamen khas Lampung di bagian pinggirnya. Sebelum maju

berjalan diatas talam, tanah dilapisi menggunakan appai (tikar), kemudian

dipasangkan kain putih diatasnya dan talam diletakkan pada kain putih yang

dibentangkan hingga menuju depan pintu. Maju dan bunnting tidak diperkenankan

Page 25: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

8

menginjak tanah selama prosesi ini berlangsung. Talam itu terus dipindahkan dari

satu langkah menuju langkah berikutnya hingga kedua mempelai sampai di depan

pintu. Prosesi ini merupakan bentuk kehormatan untuk kedua mempelai.

Ada tetua adat setempat yang menggunakan salam pembukaan sebelum kedua

mempelai memasuki gedong dalom. Nantinya akan ada yang membalas salam

pembuka yang dilantunkan oleh tetua adat setempat. Saat sudah dibalas, maka

keduanya langsung mengikuti proses selanjutnya. Itulah gambaran prosesi ngarak

maju (Sujarwo, 2015).

Tradisi Ngarak Maju merupakan warisan dari leluhur yang harus dilestarikan dan

dijaga keutuhanya agar kebudayaan tersebut tidak hilang dan bisa menjadi

warisan kedepan. Hal ini tentu menjadi tanggungjawab para generasi muda dan

juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakan

salah satu Identitas kearifan lokal. Pentingnya melestarikan tradisi ngarak maju

adalah karena tradisi ini merupakan salah satu wujud dari kekayaan budaya yang

dimiliki di Indonesia yang harus dijaga kemurnian dan keutuhannya agar generasi

kedepan dapat mengetahui dan mengambil peran dalam tradisi ngarak maju yang

merupakan warisan dari leluhur mereka khususnya masyarakat Lampung Saibatin.

Kebanggaan bangsa Indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligus

mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal

agar tidak hilang ataupun dicuri oleh bangsa lain.

Dari tata cara atau prosedur Ngarak Maju itu sudah banyak kasus bahwa budaya

lokal banyak yang dicuri karena ketidak pedulian paragenerasi penerus, dan ini

merupakan pelajaran berharga karena Kebudayaan Bangsa Indonesia adalah harta

Page 26: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

9

yang mempunyai nilai yang cukup tinggi di mata masyarakat dunia. Dengan

melestarikan budaya lokal maka akan menjaga budaya bangsa dari pengaruh

budaya asing, dan menjaga agar budaya kita tidak diakui oleh Negara lain.

(khoiratun, 2015).

Seiring berkembangnya zaman menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat

yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang

mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Begitu banyak

faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya

masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing adalah hal yang wajar

dikarenakan suatu negara tentu akan membutuhkan input-input berupa budaya

asing dengan syarat budaya itu sejalan dengan budaya kita ini (khoiratun, 2015).

Oleh karena itu, masyarakatLampung khususnya masyarakat kelurahan Negeri

Olok Gading harus berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal.

Hal ini bertujuan agar budaya tersebut tidak hilang tergerus zaman. Berdasarkan

kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang upaya masyarakat

Lampung Saibatin dalam melestarikan tradisi Ngarak Maju.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat di indentifikasi

beberapa permasalahan dalam penelitian ini:

1. Mengapa perlu dilakukan upaya pelestarian tradisi ngarak maju?

2. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk melestarikan tradisi ngarak maju?

Page 27: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

10

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari perlunya dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pentingnya dilakukan upaya pelestarian tradisi ngarak maju.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam melestarikan tradisi ngarak maju.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis: Menambah wacana baru tentang studi masalah fenomenologi

khususnya tentang bagaimana upaya masyarakat Lampung Saibatin dalam

melestarikan tradisi ngarak maju, sehingga dapat digunakan untuk

mengembangkan kemampuan peneliti dalam melaksanakan peneliti dibidang

berikutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis; Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana

upaya masyarakat Lampung Saibatin dalam melestarikan tradisi ngarak maju.

b. Bagi Masyarakat; Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang upaya

masyarakat Lampung Saibatin dalam melestarikan tradisi ngarak maju.

c. Bagi Pemerintah; Penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan

dan acuan kepada pemerintah dalam merespon upaya masyarakat Lampung

Saibatin dalam melestarikan tradisi ngarak maju.

Page 28: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Masyarakat Lampung Saibatin

Suku Saibatin merupakan salah satu suku asli dari provinsi Lampung. Suku ini

mendiami daerah pesisir Lampung yang membentang timur, selatan, sampai ke

barat. Wilayah persebaran suku Saibatin ini mencakup kabupaten Lampung

Timur, Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung, Kabupaten

Pesawaran, Kabupaten Tanggamus, dan kabupaten Lampung Barat. Seperti juga

Suku Pepadun, Suku Saibatin atau Peminggir menganut sistem kekerabatan

patrilineal atau mengikuti garis keturunan ayah. Meski demikian, Suku Saibatin

memiliki “Saibatin” bermakna satu batin atau memiliki satu junjungan. Hal ini

sesuai dengan kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisi. Tatanan

sosial dalam Suku Saibatin, hanya ada satu raja adat dalam setiap generasi

kepemimpinan. Budaya Suku Saibatin cenderung bersifat aristokratis karena

kedudukan adat hanya dapat diwariskan melalui garis keturunan. Tidak seperti

Suku Pepadun, tidak ada upacara tertentu yang dapat mengubah status sosial

seseorang dalam masyarakat. Ciri lain dari suku saibatin bisa dilihat dari

perangkat yang dipakai dalam ritual adat. Salah satunya adalah bentuk dari siger

(sigekh), siger ini merupakan mahkota pengantin suku saibatin yang mempunyai

tujuh lekuk atau pucuk (sigokh lekuk pitu). Tujuh lekuk pucuk itu melambangkan

Page 29: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

12

tujuh adok (gelar) yaitu; suttan, raja jukuan atau depati, batin, radin, minak,

kimas, dan mas. (Arifki, 2017)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat Lampung

Saibatin adalah masyarakat provinsi Lampung yang mendiami daerah pesisir

Lampung. Masyarakat Lampung Saibtain menganut sistem patrilinear yaitu garis

keturunan melalui orang tua laki-laki. Suku Saibatin memiliki “Saibatin”

bermakna satu batin atau memiliki satu junjungan. Tatanan sosial dalam Suku

Saibatin, hanya ada satu raja adat dalam setiap generasi kepemimpinan. Budaya

Suku Saibatin cenderung bersifat aristokratis karena kedudukan adat hanya

dapat diwariskan melalui garis keturunan.

B. Tinjauan tentang budaya

1. Pengertian Budaya

Kata “Budaya” berasal dari Bahasa Sansekerta “Buddhayah”, yakni bentuk jamak

dari “Budhi” (akal). Jadi, budaya adalah segala hal yang bersangkutan dengan

akal. Selain itu kata budaya juga berarti “budi dan daya” atau daya dari budi. Jadi

budaya adalah segala daya dari budi, yakni cipta, rasa dan karsa.

Menurut Bungaran Antonius Simanjuntak dalam bukunya yang berjudul “Korelasi

Kebudayaan dan Pendidikan :Membangun Pendidikan Berbasis Budaya Lokal”

mengemukakan pendapatnya mengenai konsep kebudayaan sebagai berikut:

Secara umum sudah biasa disebutkan bahwa kebudayaan dipandang berasal dari

bahasa Sansekerta “buddhayah” yang diartikan sebagai bentuk jamak dari konsep

Page 30: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

13

budhi dan dhaya (akal). Kebudayaan memiliki tiga unsur utama yang sama yang

kemudian dinamakan cipta, rasa, dan karsa.” (Antonius, 2014).

Pengertian kebudayaan diatas, dapat dikatakan bahwa kebudayaan yaitu adalah

suatu karya yang diciptakan melalui akal dan pikiran manusia yang kemudian

berlangsung secara terus-menerus sebagai suatu ciri khas dari akal yang telah

diimplementasikan dalam kehidupan sehingga menimbulkan cipta, rasa, dan

karsa.

Menurut Koentjaraningrat didalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu

Antropologi (1979) mengemukakan bahwa menurutnya muncul teori kebudayaan

yang wujudnya terbagi menjadi tiga. Koentjaraningrat merumuskan ketiga gejala

kebudayaan itu menjadi demikian :

a) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,

norma-norma, peraturan-peraturan, dan sebagainya.

b) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola

dari manusia dalam masyarakat.

c) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Dari konsep kebudayaan yang dikemukaan Koentjaraningrat diatas, dapat

dikatakan bahwa kebudayaan diciptakan dari hasil pemikiran, ide, gagasan,

peraturan, dan lain sebagainya. Kebudayaan merupakan suatu aktivitas dan telah

tertata dan terpola dari manusia kedalam kehidupan masyarakat dimana dari hasil

tersebut akan menciptakan suatu kebiasaan-kebiasaan dan hasil karya.

Page 31: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

14

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala

sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang

dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-

Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu

generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma,

ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, Taman religius, dan

lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi

ciri khas suatu masyarakat.

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,

rasa, dan cipta masyarakat.

Kebudayaan menurut Ellwood (dikutip: Abu Ahmadi, 2007) ini, dinyatakan

bahwa “kebudayaan ini mencakup benda-benda material dan spiritual, yang pada

kedua-duanya diperoleh dalam interaksi kelompok atau dipelajari dalam

kelompok. Juga kebudayaan itu menurut Ellwood mencakup kekuatan untuk

menguasi alam dan dirinya sendiri”.

Edward B Taylor (dikutip: Samuel Gunawan, 1999), budaya adalah “suatu

kebutuhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan,

hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari

oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”

Page 32: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

15

Menurut Linton (1999) budaya adalah “keseluruhan dari pengetahuan, sikap, dan

pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh

anggota suatu masyarakat tertentu”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya adalah suatu

karya yang diciptakan oleh manusia melalui akal dan pikiran yang berlangsung

terus menerus sehingga menjadi suatu ciri khas didalam kehidupan manusia yang

dapat menimbulkan cipta, rasa, dan karsa. dapat dikatakan bahwa kebudayaan

diciptakan dari hasil pemikiran, ide, gagasan, peraturan, dan lain sebagainya.

budaya merupakan kebiasaan yang terdapat pada suatu masyarakat tertentu.

Budaya juga merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,

abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.

Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial.

2. Unsur-unsur kebudayaan

Pendapat yang dikemukakan oleh Melville J. Herskovits bahwa unsur pokok

kebudayaan terbagi menjadi empat bagian yaitu: Alat-alat teknologi, Sistem

ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik.

Sedangkan Bronislaw Malinowski, menyebut unsur-unsur kebudayaan antara lain:

a) Sistem normal yang memungkinkan kerja sama antara para anggota

masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.

b) Organisasi ekonomi.

c) Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga

merupakan lembaga pendidikan yang utama.

Page 33: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

16

d) Organisasi kekuatan.

Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai culture universal, yaitu:

a) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat

rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya.

b) Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan,

sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).

c) Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,

sistem perkawinan).

d) Bahasa (lisan maupun tertulis).

e) Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya). f. Sistem

pengetahuan.

f) Religi (sistem kepercayaan).

Selain itu, beberapa unsur-unsur budaya atau kebudayaan, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Kebudayaan Material (Kebendaan), adalah wujud kebudayaan yang berupa

benda-benda konkret sebagai hasil karya manusia, seperti rumah, mobil,

candi, jam, benda-benda hasil teknologi dan sebagainya.

2. Kebudayaan nonmaterial (rohaniah) ialah wujud kebudayaan yang tidak

berupa benda-benda konkret, yang merupakan hasil cipta dan rasa manusia,

seperti:

Page 34: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

17

a) Hasil cipta manusia, seperti filsafat serta ilmu pengetahuan, baik yang

berwujud teori murni maupun yang telah disusun untuk diamalkan dalam

kehidupan masyarakat (pure sciences dan applied sciences).

b) Hasil rasa manusia, berwujud nilai-nilai dan macam-macam norma

kemasyarakatan yang perlu diciptakan untuk mengatur masalah-masalah

sosial dalam arti luas, mencakup agama (religi, bukan wahyu), ideologi,

kebatinan, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia

sebagai anggota masyarakat.

3. Ciri-ciri Kebudayaan

Ada beberapa macam ciri-ciri budaya atau kebudayaan, diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Budaya bukan bawaan tapi dipelajari.

b. Budaya dapat disampaikan dari orang ke orang, dari kelompok ke kelompok

dan dari generasi ke generasi.

c. Budaya berdasarkan simbol.

d. Budaya bersifat dinamis, suatu sistem yang terus berubah sepanjang waktu.

e. Budaya bersifat selektif, merepresentasikan pola-pola perilaku pengalaman

manusia yang jumlahnya terbatas.

f. Berbagai unsur budaya saling berkaitan.

g. Etnosentrik (menganggap budaya sendiri sebagai yang terbaik atau standar

untuk menilai budaya lain).

Selain penjelasan ciri-ciri budaya atau kebudayaan di atas, kebudayaan yang

dimiliki oleh masyarakat Indonesia mempunyai ciri atau sifat yang sama. Dimana

Page 35: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

18

sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri yang sama bagi semua kebudayaan

manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu

sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun. Sifat hakiki dari

kebudayaan tersebut antara lain :

1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.

2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan

tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.

3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.

Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-

tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan

tindakan-tindakan yang diizinkan.

4. Fungsi Budaya

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.

Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota- anggotanya

seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat

itu sendiri tidak selalu baik baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat

memerlukan pula kepuasan, baik di bidang spiritual maupun materiil. Kebutuhan-

kebutuhan masyarakat tersebut di atas untuk sebagian besar dipenuhi oleh

kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian

besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan

yang merupaka hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala

kebutuhan.

Page 36: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

19

C. Tinjauan Tentang Tradisi

Tradisi (Bahasa Latin: traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian

yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan

menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu

negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar

dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi kegenerasi baik

tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu teradisi dapat

punah.

Tradisi merupakan warisan atau norma adat istiadat, kaidah-kaidah, harta-harta.

Tetapi tradisi bukan suatu yang tidak dapat diubah. Tradisi justru diperpadukan

dengan aneka ragam perbuatan manusia dan diangkat dalam keseluruhnnya.

Manusia yang membuatkan ia yang menerima, ia pula yang menolaknya atau

mengubahnya. Itulah sebabnya mengapa kebudayaan merupakan cerita

perubahan-perubahan manusia yang selalu memberi wujud baru kepada pola-pola

kebudayaan yang sudah ada (Van Reusen, 1992).

Tradisi adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa

lalu namun benar-benar masih ada kini, belum dihancurkan, dirusak atau

dilupakan. Disini tradisi hanya berarti warisan, apa yang benar-benar tersisa dari

masa lalu. Seperti yang dikatakan Shils (1981:12), tradisi berarti segala sesuatu

yang disalurkan atau diwariskan dari masa lalu ke masa kini. Kriteria tradisi dapat

lebih dibatasi dengan mempersempit cakupannya. Dalam pengertian yang lebih

sempit ini tradisi hanya berarti bagian-bagian warisan sosial khusus yang

Page 37: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

20

memenuhi syarat saja yakni yang tetap bertahan hidup di masa kini (Piotr

Sztompka, 2011).

Pengertian tradisi menurut Bastomi adalah roh dari sebuah kebudayaan, dengan

tradisi sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Jika tradisi dihilangkan maka ada

harapan suatu kebudayaan akan berakhir saat itu juga. Setiap sesuatu menjadi

tradisi seringkali sudah teruji tingkat efektifitasnya dan tingkat efisiensinya.

Efektifitas dan efisiensinya selalu mengikuti perjalanan perkembangan unsur

kebudayaan. Berbagai bentuk sikap dan tindakan dalam mengatasi persoalan jika

tingkat efektifitas dan efisiennya rendah akan segera ditinggalkan oleh pelakunya

dan tidak akan menjadi sebuah tradisi. Tentu saja suatu tradisi akan pas dan cocok

sesuai situasi dan kondisi masyarakat yang mewarisinya. (Bastomi, 1984).

menurut Coomans, M. Tradisi adalah suatu gambaran sikap dan perilaku manusia

yang sudah berproses dalam waktu lama dan dilakukan secara turun temurun

dimulai dari nenek moyang. Tradisi yang sudah membudaya akan menjadi sumber

dalam berakhlak dan berbudi pekerti seseorang. (Coomans, M. 1987).

Pengertian tradisi menurut Soerjono Soekamto adalah kegiatan yang dilakukan

oleh sekelompok masyarakat dengan secara berulang-ulang. (Soerjono Soekamto,

1990).

Pengertian tradisi menurut WJS Poerwadaminto adalah segala sesuatu yang

menyangkut kehidupan dalam masyarakat yang dilakukan secara terus menerus,

seperti adat, budaya, kebiasaan dan juga kepercayaan. (Poerwadaminto, 1976)

Page 38: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

21

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tradisi merupakan suatu

kebiasaan yang dilahirkan oleh masyarakat yang telah disepakati bersama dan

dilakukan secara terus-menerus yang menggambarkan sikap dan prilaku

masyarakat serta menjadi warisan bagi masyarakat sehingga perlu dilestarikan

sebagai bentuk dari kebudayaan.

D. Tinjauan Tentang Upaya Pelestarian Tradisi Ngarak Maju

1. Pengertian Upaya

Menurut Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional (2008), “upaya adalah

usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan,

mencari jalan keluar, dan sebagainya”. Selanjutnya menurut Tim Penyusun

Departemen Pendidikan Nasional (2008), “mengupayakan adalah mengusahakan,

mengikhtiarkan, melakukan sesuatu untuk mencari akal (jalan keluar) dan

sebagainya”.

Upaya adalah suatu usaha untuk menyampaikan maksud, akal, dan ikhtisar.

Upaya merupakan segala sesuatu yang bersifat mengusahakan terhadap sesuatu

hal supaya dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan maksud,

tujuan, dan fungsi serta mandaat suatu hal tersebut dilaksanakan.

(Poerwadarminta, 1991).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa upaya adalah suatu usaha

yang dilakukan dengan maksud tertentu agar semua permasalahan yang ada dapat

terselesaikan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. upaya

Page 39: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

22

merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi suatu

permasalahan yang ada yang ditunjang dengan sarana dan prasarana serta ide dan

gagasan seseorang atau kelompok yang bertujan agar dapat menemukan

pemecahan permasalahan yang ada sehingga dapat diminimalisir dan diatasi.

2. Pengertian Pelestarian

Pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata lestari, yang artinya

adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian dalam penggunaan bahasa

Indonesia, penggunaan awalan pe- dan akhiran –an artinya digunakan untuk

menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja). (Endarmoko, 2006).

A.W. Widjaja (1986) mengartikan pelestarian sebagai kegiatan atau yang

dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan

tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat

dinamis, luwes, dan selektif (Ranjabar, 2006).

Lebih rinci J.M Dureau dan D.W.G. Clements, menyatakan bahwa istilah

pelestarian meliputi 3 ragam kegiatan, yaitu:

a) kegiatan-kegiatan yang ditunjukan untuk mengontrol lingkungan perpustakaan

agar dapat memenuhi syarat-syarat pelestarian bahan-bahan pustaka yang

tersimpan didalamnya;

b) berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperpanjang

umur bahan pustaka, misalnya dengan cara deasidifikasi, restorasi, atau

penjilidan ulang; dan

Page 40: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

23

c) seluruh kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk mengalihkan isi

informasi dari satu bentuk format atau materi ke bentuk lain. Setiap kegiatan

menurut kategori-kategori tersebut itu tentu saja masih dapat dikembangkan

lagi ke dalam berbagai aktivitas lain yang lebih khusus dan rinci. (Gardjito,

1991).

Berdasarkan tiga ragam istilah di atas dapat disimpulkan bahwa, definisi

pelestarian adalah sebuah upaya yang berdasar dan dasar ini disebut juga faktor-

faktor yang mendukung, baik dari dalam maupun dari luar hal yang dilestarikan.

Oleh karena itu, sebuah proses atau tindakan pelestarian mengenal strategi

maupun teknik yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisinya masing-masing

(Alwasilah, 2006).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pelestarian dan

kelestarian adalah upaya untuk membuat sesuatu tetap selama-lamanya tidak

berubah yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu, guna

mewujudkan tujuan tertentu di aspek stabilisasi manusia, serta kegiatan

pencerminan dinamika seseorang.

3. Pelestarian Budaya

Mengenai pelestarian budaya lokal, Jacobus Ranjabar (2006) mengemukakan

bahwa pelestarian norma lama bangsa (budaya lokal) adalah mempertahankan

nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang

bersifat dinamis, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu

berubah dan berkembang.

Page 41: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

24

Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah juga untuk melakukan

revitalisasi budaya (penguatan). Mengenai revitalisasi budaya Prof. A.Chaedar

Alwasilah adanya tiga langkah mengatakan, yaitu :

1. pemahaman untuk menimbulkan kesadaran,

2. perencanaan secara kolektif, dan

3. pembangkitan kreatifitas kebudayaan.

Pelestarian adalah sebuah upaya yang berdasar, dan dasar ini disebut juga faktor-

faktor yang mendukungnya baik itu dari dalam maupun dari luar dari hal yang

dilestarikan.

Maka dari itu, sebuah proses atau tindakan pelestarian mengenal strategi atapun

teknik yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisinya masing-masing ( Chaedar,

2006)

Menjadi sebuah ketentuan dalam pelestarian budaya akan adanya wujud budaya,

dimana artinya bahwa budaya yang dilestarikan memang masih ada dan diketahui,

walaupun pada perkembangannya semakin terkisis atau dilupakan. Pelestarian itu

hanya bisa dilakukan secara efektif manakala benda yang dilestarikan itu tetap

digunakan dan tetap ada dijalankan. Kapan budaya itu tak lagi digunakan maka

budaya itu akan hilang. Kapan alat-alat itu tak lagi digunakan oleh masyarakat,

alat-alat itu dengan sendirinya akan hilang (Prof. Dr. I Gede Pitana, Bali Post,

2003)

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelestarian budaya merupakan

suatu upaya yang berlandasan pada kebudayaan yang dilakukan oleh seseorang

Page 42: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

25

atau kelompok dalam mempertahankan nilai-nilai seni budaya dan nilai

tradisional yang ada pada masyarakat agar tidak hilang dan berlangsung terus-

menerus dengan strategi ataupun teknik yang didasarkan pada kebutuhan dan

kondisi.

4. Upaya-upaya Pelestarian Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia

Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 52 tahun 2007 tentang

pedoman Pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya

masyarakat pasal 3 yang berbunyi :

Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat

dilakukan dengan :

a. konsep dasar

b. program dasar; dan

c. strategi pelaksanaan.

Dan dalam pasal 4 yang berbunyi tentang :

Konsep dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi :

a. pengakomodasian keanekaragaman lokal untuk memperkokoh kebudayaan

nasional.

b. penciptaan stabilitas nasional, di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya, agama maupun pertahanan dan keamanan nasional.

Page 43: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

26

c. menjaga, melindungi dan membina adat istiadat dan nilai sosial budaya

masyarakat.

d. penumbuhkembangan semangat kebersamaan dan kegotongroyongan

e. partisipasi, kreatifitas, dan kemandirian masyarakat

f. media menumbuhkembangkan modal sosial; dan

g. terbentuknya komitmen dan kepedulian masyarakat yang menjunjung tinggi

nilai sosial dan budaya.

5. Pengertian Tradisi Ngarak Maju

Menurut tokoh adat yang bernama Muhsinin Rapi, ngarak maju adalah suatu

kegiatan iring-iringan yang dilakukan oleh masyarakat pada acara perkawinan

orang Lampung yang bertujuan untuk memeriahkan acara yang menyimbolkan

bahwa pengantin pria telah sah menikahi pengantin wanita.

Ngarak menurut istilah adalah Arak-arakan, sedangkan Maju adalah Pengantin.

Maka “Ngarak Maju” adalah Adat arak-arakan pengantin Lampung yang

dilakukan di tempat pihak pengantin pria, sebagai pertanda bahwa si pria telah

resmi menikahi dengan si wanita (pengantin perempuan). (Andriansyah, 2012)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ngarak maju merupakan suatu

kegiatan mengiringi pengantin pria dan wanita, berjalan dan bergerak bersama-

sama yang dilakukan oleh masyarakat pada acara perkawinan suku Lampung

sebagai pertanda bahwa kedua pengantin telah resmi menikah.

Page 44: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

27

Prosesi ngarak maju diawali dengan mengarak kedua pengantin dari gedong

dalom menuju rumah sesepuh adat setempat. Gedong dalom merupakan rumah

mempelai pria yang akan melaksanakan nayuh. Sesampainya di rumah sesepuh

adat setempat maju dan bunnting langsung berganti pakaian adat Lampung

Saibatin. Begitu pun para panakauan akan berganti pakaian juga. Panakauan

merupakan muli (remaja perempuan) yang masih memiliki garis keturunan

saibatin. Merekalah yang turut dalam prosesi ngarak maju. Selepas berganti

pakaian mereka langsung diarak menuju gedung dalom. Ciri yang paling

menonjol yakni maju dan panakauan mengenakan sigoh dan bunnting

mengenakan iket pujuk. Sigoh merupakan mahkota khas Lampung yang dipakai

oleh mempelai wanita sedangkan iket pujuk merupakan kain penutup kepala

untuk bunnting dengan bagian yang lancip pada bagian atasnya.

Mempelai wanita diarak menggunakan juli. Juli ini merupakan semacam tandu

khas Lampung yang ditutup menggunakan kebung (kelambu) berwarna putih dan

transparan. Juli ini tidak sembarangan bisa dipakai oleh mempelai pengantin.

Hanya keluarga keturunan saibatin-lah yang bisa menggunakan juli ini. Pemilihan

warna putih juga bukan sembarangan. warna putih dalam setiap perhelatan adat

menunjukkan bahwa itu milik saibatin. Hanya keturunan saibatin yang bisa

menggunakan warna putih saat acara adat berlangsung. Masyarakat Lampung

pesisir memang memiliki simbol-simbol yang kuat dengan penggunaan warna-

warna tertentu dalm perhelatan adat. Selama prosesi ngarak, dimana pengantin

wanita diarak menggunakan juli, mempelai pria berjalan bersama panakauan di

belakang mempelai wanita. Berbagai dendang dan syair-syair khas Lampung pun

didendangkan. Persis berada di depan pengantin wanita yang diarak ada

Page 45: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

28

rombongan penabuh rebana dan pelantun lagu. Mereka bernyanyi penuh riang

gembira mengiring maju dan bunnting. (Sujarwo, 2015)

Sementara didepan penabuh rebana ada muli mekhanai yang menarikan khudat.

Khudat ini harus ditampilkan dalam perhelatan adat keturunan saibatin. Para

mekhanai memakai sapu tangan yang mereka gerakan sesuai irama tabuh rebana.

Sementara para muli dilengkapi dengan selendang yang juga digerakan sesuai

irama. Mereka menari sangat kompak dan penuh dengan suka cita. Gerakan

mereka sangat sederhana namun begitu lincah dan energik sehingga enak dilihat.

Mereka terus menari sambil berjalan di kedua sisi maju yang sedang diarak.

Mereka berbaris rapih memanjang mengikuti alur jalan yang mereka lalui.

(Sujarwo, 2015)

Pincak Khakot berada di barisan paling depan. Mereka memperagakan gerakan

pincak khakot yang begitu khas menggunakan sebilah pedang. Pakaian yang

dikenakan oleh para pesilat Lampung ini yakni hinjang bulipat dan iket pujuk.

Hinjang bulipat ini merupakan kain sarung yang dilipat dan dikenakan hingga

sebatas lutut. Mereka pun sangat sigap dan cekatan mengikuti tabuh rebana yang

terus ditabuh dengan penuh semangat. Para pesilat Lampung ini baru akan

berhenti saat mereka sampai di Gedung dalom. Sesampainya di depan gedong

dalom, maju kemudian diturunkan dan mulai berjalan diatas talam. Talam ini

merupakan kuningan yang dibuat pipih dan lebar dengan sedikit ornamen khas

Lampung di bagian pinggirnya. Sebelum maju berjalan diatas talam, tanah dilapisi

menggunakan appai (tikar), kemudian dipasangkan kain putih diatasnya dan talam

diletakkan pada kain putih yang dibentangkan hingga menuju depan pintu.

Page 46: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

29

Maju dan bunnting tidak diperkenankan menginjak tanah selama prosesi ini

berlangsung. Talam itu terus dipindahkan dari satu langkah menuju langkah

berikutnya hingga kedua mempelai sampai di depan pintu. Prosesi ini merupakan

bentuk kehormatan untuk kedua mempelai. Inilah saatnya pattun setimbalan

dilaksanakan. Ada tetua adat setempat yang menggunakan salam pembukaan

sebelum kedua mempelai memasuki gedong dalom. Nantinya akan ada yang

membalas salam pembuka yang dilantunkan oleh tetua adat setempat. Saat sudah

dibalas, maka keduanya langsung mengikuti proses selanjutnya. (Sujarwo, 2015)

Berdasarakan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ngarak maju

merupakan suatu tradisi yang ada pada masyarakat Lampung khususnya pada

acara perkawinan. Tradisi ngarak maju merupakan proses arak-arakan atau iring-

iringan yang dilakukan masyarakat Lampung kepada pengantin yang dilakukan di

pihak pengantin pria. Tradisi ngarak maju merupakan suatu simbol pertanda

bahwa pengantin pria telah sah menikahi pengantin wanita sehingga menjadi

pasangan yang sah.

Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa upaya melestarikan tradisi ngarak maju

adalah usaha atau tindakan yang dilakukan dalam menjaga dan mempertahankan

tradisi suatu kebudayaan terutama pada tradisi ngarak maju agar terus terjaga dan

tidak hilang tergerus zaman dan dapat menjadi suatu warisan budaya yang

dimiliki sebagai kearifan lokal dari suatu daerah.

Page 47: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang

memfokuskan pada upaya masyarakat Lampung Saibatin dalam melestarikan

tradisi ngarak maju sangat tidak mungkin diukur dengan angka-angka. Sehingga

data kualitatiflah yang selalu mewarnai dalam penelitian ini. Pendekatan kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan lain

sebagainya (Moleong, 2007). Oleh karenanya, data yang akan didapatkan adalah

berupa makna dibalik berbagai fenomena yang muncul di lapangan. Selain itu

desain penelitian dari pendekatan kualitatif cenderung umum dan fleksibel

mengikuti perkembangan dari proses penelitian.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui upaya masyarakat Lampung

Saibatin dalam melestarikan tradisi ngarak maju. Pemilihan pendekatan kualitatif

dilakukan atas dasar spesifikasi objek penelitian dan untuk mendapat informasi

yang mendalam tentang sebuah fenomena sosial. semua itu dilakukan agar dapat

menjawab permasalahan yang dikaji. Selain itu pemilihan pendekatan kualitatif

digunakan karena melihat tujuan dari penelitian sendiri yang tidak membutuhkan

Page 48: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

31

sampel minimal yang sangat banyak didalam masyarakat sehingga pendekatan

kualitatif dirasa penulis sangat tepat dalam penelitian ini.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk

Betung Barat Kota Bandar Lampung. Adapun alasan penulis mengambil lokasi ini

karena penulis menemukan objek penelitian yaitu para tokoh adat dan masyarakat

yang memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian berfungsi untuk memberikan arahan selama proses penelitian,

khususnya pada proses pengumpulan data yang bertujuan untuk mendapatkan data

yang relevan dengan penelitian. Fokus penelitian dilakukan pada awal penelitian

karena memberikan batasan-batasan terhadap hal yang diteliti.

Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada :

1) Pentingnya dilakukan pelestarian tradisi ngarak maju. Yaitu masyarakat

kelurahan Negeri Olok Gading kota Bandar Lampung.

2) Upaya dalam melestarikan tradisi ngarak maju. Yang dalam hal ini

masyarakat yang bertempat di kelurahan Negeri Olok Gading kota Bandar

Lampung.

Page 49: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

32

D. Urgensi Penelitian

Penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah merupakan aspek penting bagi kehidupan

manusia. Dalam penelitian ini urgensi penelitian dilakukan untuk mengetahui

pentingnya tradisi ngarak maju dilestarikan khususnya pada masyarakat kelurahan

Negeri Olok gading. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan sebagai

berikut;

1. Secara sosiologis tradisi garak maju merupakan simbol pertanda bahwa kedua

pasangan telah sah menikah sehingga dapat mempermudah kehidupan

khususnya pada kehidupan mempelai wanita.

2. Tradisi ngarak maju merupkan salah satu budaya yang dimiliki oleh negara

sebagai suatu identitas kearifan lokal.

3. Agar generasi-generasi selanjutnya dapat mengetahui tradisi ngarak maju dan

ikut berperan dalam menjaga dan melestarikan tradisi ngarak maju sehingga

tidak tergerus oleh zaman.

4. Tradisi ngarak maju merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat Lampung sehingga perlu dilestarikan agar tradisi ini tidak hilang,

dapat berlangsung secara terus-menerus dan menjadi warisan budaya untuk

generasi kedepan.

Page 50: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

33

E. Teknik Penentuan Informan

Sugiono (2008) mengatakan bahwa penentuan informan sebaiknya memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1) Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,

sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati

2) Mereka yang tergolong masih sedang bekecimpung atau terlibat pada kegiatan

yang diteliti

3) Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk menjadi informan

4) Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasanya”

sendiri.

5) Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga

lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Berdasarkan kriteria tersebut maka informan penelitian ini adalah;

1) Tokoh adat

2) Tokoh masyarakat

3) Kepala keluarga yang pernah melaksanakan upacara adat tradisi ngarak maju

4) Penggiat pelestarian budaya

Penentuan informan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan

informan secara sengaja, tentunya dengan melihat berbagai pertimbangan sesuai

dengan kriteria yang telah dibuat sebelum melakukan wawancara. Penetapan

informan didasarkan pada kebijakan peneliti (non probability).

Page 51: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

34

F. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data diperoleh

(Arikunto, 2006 : 123). Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah

yang akan penulis teliti. Perlunya sumber data yang akan memeberikan informasi

diantaranya yaitu:

1) Sumber data primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh

peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data primer dapat

berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun kelompok,

hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil

pengujian.

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari objek yang

diteliti, yaitu tokoh adat, tokoh masyarakat, keluarga yang pernah mengadakan

acara tradisi ngarak maju, dan penggiat pelestarian budaya. Data yang

diharapkan disini adalah upaya masyarakat Lampung Saibatin dalam

melestarikan tradisi ngarak maju.. Peneliti akan mengumpulkan informasi

sebanyak mungkin dan seakurat mungkin dalam rangka mencapai tujuan

penelitian.

2) Sumber data Skunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti,

catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang

Page 52: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

35

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Sugiyono, 2012). Data yang

dapat diperoleh peneliti pada penelitian ini adalah yang menyangkut dengan

upaya-upaya masyarakat Lampung Saibatin dalam melestarikan tradisi ngarak

maju.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis

untuk mengumpulkan data. Untuk memperoleh data dilapangan yang sesuai

dengan masalah yang akan diteliti maka penulis menggunakan teknik sebagai

berikut:

1) Wawancara

Pada saat pengumpulan data selain menggunakan teknik observasi, penulis

juga menggunakan teknik wawancara. Wawancara dilakukan untuk

mendapatkan informasi dari objek penelitian secara langsung, sehingga data

yang didapat akan lebih akurat. Beberapa informasi yang bisa didapat dari

wawancara adalah:

a) Informasi mengenai identitas informan, seperti nama, usia, dll.

b) Informasi mengenai argumen informan tentang mengapa perlu dilakukan

pelestarian tradisi ngarak maju dan bagaimana upaya dalam melestarikan

tradisi ngarak maju.

Peneliti akan menyiapkan panduan wawancara yang berisikan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Selain itu data yang

didapatkan dari wawancara dapat digunakan untuk menguji hasil data yang

Page 53: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

36

sebelumnya sudah terkumpul. Dengan demikian, data yang diperoleh benar-benar

sesuai dengan tujuan penelitian.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil menatap muka antara pewawancara dengan informasi

orang yang diwawancarai (Bungin, 2008).

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilakukan di tempat yang sudah

disepakati antara peneliti dan informan. Pada saat wawancara, percakapan antara

informan dan peneliti direkam menggunakan alat perekam suara yang telah

disepakati oleh peneliti dan informan.

Nantinya peneliti akan melakukan interaksi sosial informal dengan para informan

dengan tujuan untuk mendalami informasi dari informan dengan cara berulang

kali menanyakan hal-hal yang berbeda kepada informan yang sama untuk tujuan

klarifikasi informasi yang sudah didapat dalam wawancara sebelumnya atau

mendalami hal-hal yang muncul dalam wawancara yang telah dilakuan

sebelumnya dengan seorang informan.

2) Observasi

Peneliti akan menggunakan metode observasi dalam mengumpulkan data.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang nyata dalam pengumpulan data

tentang upaya masyarakat Lampung Saibatin dalam melestarikan tradisi ngarak

maju. Observasi dapat memberikan gambaran yang lebih realistik tentang suatu

peristiwa atau perilaku yang berhubungan dengan objek penelitian. Hasil

observasi yang dibuat dapat dikomfirmasikan dengan hasil penelitian. Adapun

beberapa informasi yang akan diperoleh peneliti dari observasi adalah:

Page 54: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

37

a) Pelaku, untuk menjelaskan siapa saja yang terlibat sebagai objek penelitian

ini. Dalam hal ini peneliti akan mengamati semua objek.

b) Kejadian atau peristiwa, menggambarkan peristiwa yang benar-benar real

karena peneliti sedang mengamati secara langsung peristiwa yang sedang

terjadi.

c) Ruang/Tempat, yang dapat memberikan gambaran dimana saja tempat yang

biasa dikunjungi atau dijadikan sebagai kediaman dan berkumpul.

d) Kegiatan dan perbuatan, dalam hal ini peneliti akan mengamati secara

langsung kegiatan apa saja yang dilakukan informan sebagai objek penelitian.

Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin,

2008). Nantinya peneliti akan mengamati secara langsung objek penelitian.

Dengan demikian data yang diperoleh benar-benar real dan sesuai dengan apa

yang diharapkan peneliti.

3) Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan memperoleh gambar temuan penelitian juga

mencatat hasil temuan lapangan. Tujuan dilakukan kegiatan dokumentasi yaitu

untuk mendapatkan keterangan dan pengetahuan serta bukti. Dengan demikian

dapat memperkuat argumen peneliti dan memperkuat bukti-bukti penelitian.

Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip nilai, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dalam hal ini

dokumentasi pada penelitian ini dikhususkan pada upaya masyarakat Lampung

Page 55: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

38

Saibatin dalam melestarikan tradisi ngarak maju yang berada di Kelurahan Negeri

Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pengolahan data penulis akan memahami dan menganalisis dengan

deskriptif kualitatif yang memberikan prediket pada variabel yang diteliti sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya, hasil ini akan diperoleh dari pelaksanaan

observasi dan wawancara dianalisis dengan uraian dan penjelasan narasi

(Anggoro, 2007). Adapun tahap-tahap analisis data yang penulis gunakan terdiri

dari:

1. Reduksi Data

Menurut Miles & Huberman (dalam Afrizal 2014) reduksi data diartikan sebagai

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi

penelitian kualitatif berlangsung.

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi

data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga

kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi

data. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin

lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin

Page 56: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

39

banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data

melalui reduksi data.

Peneliti akan mereduksi data dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya apabila diperlukan. Dalam mereduksi data peneliti dapat dibantu

dengan peralatan, seperti komputer, notebook, dan lain sebagainya.

Dalam mereduksi data, peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai yaitu

bagaimana upaya masyarakat Lampung Saibatin dalam melestarikan tradisi

ngarak maju. Oleh karena itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian

menemukan segala sesuatu yang tidak dikenal dan belum memiliki pola, justru

itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Mengutip pendapat Miles dan Huberman (dalam Afrizal 2014), berikut dijelaskan

beberapa langkah analisis selama pengumpulan data.

a) Meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di

lokasi penelitian. Pada langkah pertama ini termasuk pula memilih dan

meringkas dokumen yang relevan.

b) Pengkodean. Pengkodean hendaknya memperhatikan setidak-tidaknya empat

hal yaitu digunakan simbul atau ringkasan, kode dibangun dalam suatu

struktur tertentu, kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu, dan

keseluruhannya dibangun dalam suatu sistem yang integratif.

Page 57: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

40

c) Dalam analisis selama pengumpulan data adalah pembuatan catatan obyektif.

Peneliti akan mencatat sekaligus mengklasifikasikan dan mengedit jawaban

atau situasi sebagaimana adanya, faktual atau obyektif-deskriptif.

d) Membuat catatan reflektif. Menuliskan apa yang terangan dan terfikir oleh

peneliti dalam sangkut paut dengan catatan obyektif tersebut diatas. Harus

dipisahkan antara catatan obyektif dan catatan reflektif.

e) Membuat catatan marginal. Peneliti akan memisahkan komentar mengenai

subtansi dan metodologinya. Komentar subtansial merupakan catatan

marginal.

f) Penyimpanan data. Untuk menyimpan data setidak-tidaknya ada tiga hal yang

akan peneliti perhatikan, yaitu pemberian label, mempunyai format yang

uniform dan normalisasi tertentu, dan menggunakan angka indeks dengan

sistem terorganisasi baik.

g) Analisis data selama pengumpulan data merupakan pembuatan memo. Memo

yang dimaksud adalah teoritisasi ide atau konseptualisasi ide, dimulai dengan

pengembangan pendapat atau porposisi.

h) Analisis antarlokasi. Ada kemungkinan bahwa studi dilakukan pada lebih dari

satu lokasi atau dilakukan oleh lebih satu staf peneliti. Pertemuan antar

peneliti untuk menuliskan kembali catatan deskriptif, catatan reflektif, catatan

marginal dan memo masing-masing lokasi atau masing-masing peneliti

menjadi yang konform satu dengan lainnya, perlu dilakukan.

i) Pembuatan ringkasan sementara antar lokasi. Isinya lebih bersifat matriks

tentang ada tidaknya data yang dicari pada setiap lokasi.

Page 58: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

41

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan,

keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti dalam melakukan

reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang dipandang

cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu, wawasan

peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki

nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. Dalam hal ini reduksi data

dilakukan pada keterangan informasi yang telah dijelaskan oleh para informan

mengenai upaya-upaya apa saja yang dilakukan masyarakat Lampung Saibatin

dalam melestarikan tradisi ngarak maju.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga

memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data

kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik,

jaringan dan bagan (Miles dan Huberman dalam Afrizal 2014)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antarkategori, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan

adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan agar dalam melakukan

display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik,

network (jaringan kerja), dan chart. Dalam hal ini, data atau informasi yang akan

disajikan adalah mengenai upaya-upaya masyarakat Lampung Saibatin dalam

melesratikan tradisi ngarak maju.

Page 59: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

42

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian ini adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat

digunakan untuk mengambil tindakan. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian ini dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Seperti

telah dikemukakan di atas bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di

lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau bahkan gelap, sehingga

setelah diteliti menjadi jelas.

Penarikan kesimpulan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesimpulan

tentang data atau informasi mengenai upaya-upaya masyarakat Lampung Saibatin

dalam melestarikan tradisi ngarak maju.

Page 60: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

43

I. Keabsahan Data atau Informasi

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penilitian dengan daya yang dapat diperoleh oleh peneliti. Data yang valid adalah

data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Untuk itu penting adanya

keabsahan data. Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan

teknik pemeriksaan pelaksanaan. Teknik pemeriksaaan didasarkan atas sejumlah

kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu:

1) Triangulasi. Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode

yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide

dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik

sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut

pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda

akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu,

triangulasi digunakan sebagai usaha memeriksa kebenaran data atau informasi

yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara

mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan

analisis data.

2) Derajat kepercayaan (credibility). Pada dasarnya menggantikan konsep

validitas internal dari nonkualitatif. Hal ini berfungsi melaksanakan inkuiri

sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai

dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Page 61: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

44

3) Keteralihan (Transferability). Sebagai persoalan yanag empiris bergantung

pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan

pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan

kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti

bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia

ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk keperluan itu

peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha

memverifikasi tersebut.

4) Kebergantungan (dependability). Konsep kebergantungan lebih luas dari pada

realibilitas. hal tersebut disebabkan peninjauan yang dari segi bahwa konsep

itu diperthitungkan segala-galanya yaitu yang ada pada realibilitas itu sendiri

ditambah faktor-faktor lainya yang tersangkut.

5) Kriteria Kepastian (confirmability). Pada penelitian kualitatif kriteria

kepastian atau objektivitas hendaknya harus menekankan pada datanya bukan

pada orang atau banyak orang. Objektivitas-subjektivitasnya sesuatu hal

bergantung pada orang. Selain itu masih ada unsur kualitas yang melekat pada

konsep objektivitas itu. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu

objek, berarti dapat dipercaya, factual, dan dapat dipastikan, subjektif berarti

tidak dapat dipercaya, atau ada kekeliruan. Pengertian terakhir inilah yang

dijadikan tumpuan pengalihan pengertian objektivitas-subjektivitas menjadi

kepastian.

Page 62: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

45

J. Kerangka Berpikir

Ngarak menurut istilah adalah Arak-arakan, sedangkan Maju adalah Pengantin.

Maka “Ngarak Maju” adalah Adat arak-arakan pengantin Lampung yang

dilakukan di tempat pihak pengantin pria, sebagai pertanda bahwa si pria telah

resmi menikahi dengan si wanita (pengantin perempuan). (Andriansyah, 2012)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ngarak maju merupakan suatu

kegiatan mengiringi pengantin pria dan wanita, berjalan dan bergerak bersama-

sama yang dilakukan oleh masyarakat pada acara perkawinan suku Lampung

sebagai pertanda bahwa kedua pengantin telah resmi menikah.

Prosesi ngarak maju diawali dengan mengarak kedua pengantin dari gedong

dalom menuju rumah sesepuh adat setempat. Gedong dalom merupakan rumah

mempelai pria yang akan melaksanakan nayuh. Sesampainya di rumah sesepuh

adat setempat maju dan bunnting langsung berganti pakaian adat Lampung

Saibatin. Begitu pun para panakauan akan berganti pakaian juga. Panakauan

merupakan muli (remaja perempuan) yang masih memiliki garis keturunan

saibatin. Merekalah yang turut dalam prosesi ngarak maju. Selepas berganti

pakaian mereka langsung diarak menuju gedung dalom. Ciri yang paling

menonjol yakni maju dan panakauan mengenakan sigoh dan bunnting

mengenakan iket pujuk. Sigoh merupakan mahkota khas Lampung yang dipakai

oleh mempelai wanita sedangkan iket pujuk merupakan kain penutup kepala

untuk bunnting dengan bagian yang lancip pada bagian atasnya.

Page 63: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

46

Mempelai wanita diarak menggunakan juli. Juli ini merupakan semacam tandu

khas Lampung yang ditutup menggunakan kebung (kelambu) berwarna putih dan

transparan. Juli ini tidak sembarangan bisa dipakai oleh mempelai pengantin.

Hanya keluarga keturunan saibatin-lah yang bisa menggunakan juli ini. Pemilihan

warna putih juga bukan sembarangan. warna putih dalam setiap perhelatan adat

menunjukkan bahwa itu milik saibatin. Hanya keturunan saibatin yang bisa

menggunakan warna putih saat acara adat berlangsung. Masyarakat Lampung

pesisir memang memiliki simbol-simbol yang kuat dengan penggunaan warna-

warna tertentu dalm perhelatan adat. Selama prosesi ngarak, dimana pengantin

wanita diarak menggunakan juli, mempelai pria berjalan bersama panakauan di

belakang mempelai wanita. Berbagai dendang dan syair-syair khas Lampung pun

didendangkan. Persis berada di depan pengantin wanita yang diarak ada

rombongan penabuh rebana dan pelantun lagu. Mereka bernyanyi penuh riang

gembira mengiring maju dan bunnting. (Sujarwo, 2015)

Sementara didepan penabuh rebana ada muli mekhanai yang menarikan khudat.

Khudat ini harus ditampilkan dalam perhelatan adat keturunan saibatin. Para

mekhanai memakai sapu tangan yang mereka gerakan sesuai irama tabuh rebana.

Sementara para muli dilengkapi dengan selendang yang juga digerakan sesuai

irama. Mereka menari sangat kompak dan penuh dengan suka cita. Gerakan

mereka sangat sederhana namun begitu lincah dan energik sehingga enak dilihat.

Mereka terus menari sambil berjalan di kedua sisi maju yang sedang diarak.

Mereka berbaris rapih memanjang mengikuti alur jalan yang mereka lalui.

(Sujarwo, 2015)

Page 64: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

47

Pincak Khakot berada di barisan paling depan. Mereka memperagakan gerakan

pincak khakot yang begitu khas menggunakan sebilah pedang. Pakaian yang

dikenakan oleh para pesilat Lampung ini yakni hinjang bulipat dan iket pujuk.

Hinjang bulipat ini merupakan kain sarung yang dilipat dan dikenakan hingga

sebatas lutut. Mereka pun sangat sigap dan cekatan mengikuti tabuh rebana yang

terus ditabuh dengan penuh semangat. Para pesilat Lampung ini baru akan

berhenti saat mereka sampai di Gedung dalom. Sesampainya di depan gedong

dalom, maju kemudian diturunkan dan mulai berjalan diatas talam. Talam ini

merupakan kuningan yang dibuat pipih dan lebar dengan sedikit ornamen khas

Lampung di bagian pinggirnya. Sebelum maju berjalan diatas talam, tanah dilapisi

menggunakan appai (tikar), kemudian dipasangkan kain putih diatasnya dan talam

diletakkan pada kain putih yang dibentangkan hingga menuju depan pintu. Maju

dan bunnting tidak diperkenankan menginjak tanah selama prosesi ini

berlangsung. Talam itu terus dipindahkan dari satu langkah menuju langkah

berikutnya hingga kedua mempelai sampai di depan pintu. Prosesi ini merupakan

bentuk kehormatan untuk kedua mempelai. Inilah saatnya pattun setimbalan

dilaksanakan. Ada tetua adat setempat yang menggunakan salam pembukaan

sebelum kedua mempelai memasuki gedong dalom. Nantinya akan ada yang

membalas salam pembuka yang dilantunkan oleh tetua adat setempat. Saat sudah

dibalas, maka keduanya langsung mengikuti proses selanjutnya. (Sujarwo, 2015)

Berdasarakan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ngarak maju

merupakan suatu tradisi yang ada pada masyarakat Lampung khususnya pada

acara perkawinan. Tradisi ngarak maju merupakan proses arak-arakan atau iring-

iringan yang dilakukan masyarakat Lampung kepada pengantin yang dilakukan di

Page 65: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

48

pihak pengantin pria. Tradisi ngarak maju merupakan suatu simbol pertanda

bahwa pengantin pria telah sah menikahi pengantin wanita sehingga menjadi

pasangan yang sah.

Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa upaya melestarikan tradisi ngarak maju

adalah usaha atau tindakan yang dilakukan dalam menjaga dan mempertahankan

tradisi suatu kebudayaan terutama pada tradisi ngarak maju agar terus terjaga dan

tidak hilang tergerus zaman dan dapat menjadi suatu warisan budaya yang

dimiliki sebagai kearifan lokal dari suatu daerah.

Skema kerangka Fikir :

Tradisi Ngarak Maju

Upaya Masyarakat LampungSaibatin Dalam Pelestarian

Tradisi Ngarak Maju

Page 66: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Sejarah Kelurahan Negeri Olok Gading

Negeri Olok Gading merupakan kebandaran pertama yang ada di Bandar

Lampung. Mulanya daerah yang didirikan oleh Ibrahim Gelar Pangeran Pemuka

sekitar tahun 1618 Masehi ini bernama Kampung Negeri dengan lamban dalom

sebagai pusatnya. Adapun tujuan pendiriannya menurut naskah Tambo

Kebandaran Marga Balak adalah untuk memperluas wilayah kedudukan adat

Marga Balak di daerah Teluk Betung. Namun pada sekitar tahun 1883 Kampung

Negeri terpaksa ditinggalkan oleh penduduknya setelah porak-poranda diterjang

gelombang pasang sebagai dampak meletusnya Gunung Krakatau. Kondisi

Kampung Negeri berangsur pulih setelah setelah banyak orang datang dan

menetap, terutama di sekitar pelabuhan Teluk Lampung yang aktivitas

perekonomiannya cukup ramai. Di antara mereka ada sekolompok orang yang

berasal dari Olok Gading. Agar “statusnya” diakui, mereka mendatangi kepala

Marga Balak untuk meminta izin. Dan, mungkin karena komposisi orang Olok

Gading lumayan banyak, maka Kampung Negeri pun berubah nama menjadi

Kampung Negeri Olok Gading.

Page 67: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

50

Oleh karena komposisi marga yang tinggal di Kampung Negeri Olok Gading

semakin beragam, pada tahun 1929 Pemerintah Belanda melalui Keresidenan

Teloek Betoeng mengeluarkan Staatsbald Nomor 362 yang menetapkan

penyatuan tiga marga (Lunik, Bumiwaras, dan Balak) menjadi Marga Teluk

Betung sebagai bagian terpadu dari struktur pemerintahan kolonial sekaligus

menjadi lembaga pemerintahan terendah Belanda. Agar tidak terjadi perebutan

kekuasaan, sebagai perwakilan dari Keresidenan Teloek Betong Mr Gele Harun

kemudian mengumpulkan para penyimbang paksi dan tiyuh untuk berembuk

membahas pemimpin serta batas teritorial Marga Teluk Betung. Dalam pertemuan

tersebut mereka bersepakat mengangkat Pangeran Pokok Ratu sebagai pemimpin

konfederasi penyimbang di daerah Teluk Betung dan Tanjung Karang yang terdiri

atas 4 Penyimbang Paksi dan 9 Penyimbang Tiuh. Sebagai pemimpin konfederasi

penyimbang, Pangeran Pokok Ratu memiliki hak dan wewenang dalam

menyelenggarakan pemerintahan adat. Oleh karena itu, dia diharapkan dapat

berpegang pada aturan adat, tidak memihak saat bertindak menjadi penengah

dalam suatu perkara, dan tidak berat sebelah dalam memuat suatu keputusan.

Selain itu, kepala adat juga harus mempu menjadi panutan bagi masyarakat dan

berperan aktif mengurusi masalah-masalah yang berkaitan dengan adat sehingga

mampu menjaga kelestarian adat Marga Teluk Betung. Bentuk kepemimpinan ini

terus bertahan walaupun Negeri Olok Gading sekarang telah menjadi sebuah

kelurahan dengan luas sekitar 109 ha. Konsekuensinya, peran-peran kepala

pemerintahan adat pun harus mengikuti aturan dari pemerintah setempat.

Page 68: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

51

Aturan tersebut ditentukan oleh Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL)

sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 5 Tahun 2013 yaitu (a)

menggali dan mengembangkan serta mempromosikan adat istiadat Lampung; (b)

mengurus dan mengelola hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan adat

istiadat Lampung; (c) menyelesaikan perselisihan atau perkara yang menyangkut

atau berkaitan dengan adat istiadat Lampung; (d) menginventarisasi,

mengamankan, memelihara, dan mengurus serta memanfaatkan sumber kekayaan

yang dimiliki oleh Lembaga Adat; dan (e) memberikan usulan atau saran kepada

pemerintah daerah dalam pembangunan di segala bidang, terutama pada bidang

sosial kemasyarakatan dan budaya. Adapun pusat pemerintahan adatnya sendiri

tetap di Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak, sebuah bangunan tradisional

yang dibuat oleh Ibrahim Gelar Pemuka ketika dia mendirikan Kampung Negeri.

Bangunan ini terbuat dari kayu dengan siger besar berada di atasnya. Pada

halaman lamban dalom difungsikan sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat

(begawi, deduaian, perkawinan). Bagian terasnya berfungsi sebagai tempat

pertemuan para tokoh penyimbang adat. Sedangkan bagian bawah bangunan

(dahulu berbentuk panggung) saat ini difungsikan sebagai ruang serba guna

tempat penyelenggaraan kesenian tradisional (Tari Bedana, Tari Siger Penguten)

dan penyimpanan benda-benda budaya, di antaranya adalah: siger berusia ratusan

tahun, keris, payan (tombak), kain sarat khas Lampung Saibatin, terbangan, tala

(alat musik sejenis kulintang), busana adat pengantin Saibatin, pedang Ngusikh

Bajau, dan lain sebagainya.

Page 69: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

52

B. Keadaan Geografis

Kelurahan Negeri Olok Gading yang terletak pada garis bujur : -5026’52.08” dan

garis lintang : 105014’51.4”, merupakan bagian wilayah administratif dari

Kecamatan Teluk Betung Barat. Kelurahan Negeri Olok Gading juga merupakan

salah satu Kelurahan Tua yang ada di Provinsi Lampung hal ini dibuktikan

dengan masih adanya Rumah Adat kebandaran Marga Balak seperti terlihat dalam

Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Rumah Adat Kebandaran Marga Balak Lampung SaibatinSumber : www.duniaindra.com

Kelurahan Negeri Olok Gading sudah diakui keistimewaannya dalam hal Sosial

Budaya oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung, hal ini dibuktikan dengan telah

ditetapkannya Kelurahan Negeri Olok Gading sebagai salah satu kawasan cagar

budaya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun

2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2011-

2030. Sebagai kawasan cagar budaya Kelurahan Negeri Olok Gading dapat

Page 70: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

53

dimanfaatkan dan dikelola serta dapat ditingkatkan fungsinya untuk dapat

menunjang kegiatan pariwisata, yang nantinya dapat memberikan kontribusi

pendapatan dari sektor pariwisata (Perda Kota Balam No. 10 2011).

Negeri Olok Gading berbatasan langsung dengan beberapa Kelurahan lain yang

ada di wilayah Kota Bandar Lampung dengan rincian sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kelurahan Sumur Putri Teluk Betung Utara

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Bakung Teluk Betung Barat

3. Sebelah Timur : Kelurahan Kuripan Teluk Betung Barat

4. Sebelah Barat : Kelurahan Sukarame II Teluk Betung Barat

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 2 berikut ini :

Sumber : Proposal Minat PLPBK Tahun 2013 Kelurahan Negeri Olok Gading

Gambar 2. Peta Wilayah Administratif Kelurahan Negeri Olok Gading

Negeri Olok Gading memiliki keunikan tersendiri dibanding wilayah lain di Kota

Bandar Lampung seperti kondisi geografis dan topografis yang berbukit-bukit,

dibatasi oleh sungai besar Way Kuripan namun juga memiliki hamparan tanah

Page 71: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

54

datar untuk pertanian, hingga perikanan. Potensi Sosial Budaya yang relatif

homogen, Potensi Ekonomi dan Lingkungan banyak yang belum dapat

dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan

kualitas hidup.

Berdasarkan Data Kependudukan pada Tabel 1 dibawah ini, Kelurahan Negeri

Olok Gading memiliki jumlah penduduk 6.905 Jiwa, 1.637 Kepala Keluarga yang

terdiri dari 3.726 jiwa laki-laki dan 3.179 jiwa perempuan.

Tabel 1. Data Kependudukan Kelurahan Negeri Olok Gading

No. Data Jumlah1. Jumlah Penduduk 6.905

2. Jumlah Kepala Keluarga 1.637

3. Laki-laki 3.726

4. Perempuan 3.179

Sumber : Monografi Kelurahan Negeri Olok Gading tahun 2015

C. Keadaan Demografis

1. Keadaan Penduduk

Kelurahan Negeri Olok Gading saat ini ditempati warga sebanyak 6.905 jiwa.

Masyarakat yang ada dikelurahan Negeri Olok Gading rata-rata hampir semua

bersuku Lampung Saibatin.

Untuk mengetahui keadaan penduduk di Kelurahan Negeri Olok Gading berikut

akan diuraikan keadaan penduduk berdasarkan komposisinya dengan demikian

akan memberikan gambaran-gambaran yang lebih jelas dan terperinci tentang

Page 72: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

55

keadaan penduduk yang mendiami Kelurahan Negeri Olok Gading. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini :

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan

Jumlah

(orang)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

0-45-910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5460 Tahun Keatas

347462444476391332310163157185115175

393404355450366282299163157175144160

740866799926757614609326314360259335

Jumlah 3.557 3.348 6.905Sumber : Monografi Kelurahan Negeri Olok Gading Tahun 2015

Tabel di atas menunjukkan bahwa keadaan penduduk di kelurahan Negeri Olok

Gading sudah banyak penduduknya, baik yang usia muda maupun usia tua.

Walaupun mereka berbeda-beda usia tetapi mereka selalu saling hormat-

menghormati dan saling tolong-menolong, yang muda menghormati yang tua dan

yang tua menghargai yang muda dan mereka juga saling tolong-menolong tanpa

pamrih, dan mewujudkan suatu masyarakat yang harmonis.

Page 73: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

56

2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Laki-laki PerempuanJumlah(orang)

1.2.3.4.5.6.

TKSD/MISMP/MTSSMA/MAPerguruan TinggiTidak bersekolah

1557361.2621.02685512

1556361.04681775400

3101.3722.3081.843160912

Jumlah 3.764 3.129 6.905Sumber : Monografi Kelurahan Negeri Olok Gading Tahun 2015.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa daerah Kelurahan Negeri Olok Gading

rata-rata sudah banyak yang menempuh pendidikan yang lebih tinggi baik

Pendidikan umum maupun pendidikan khusus. Dapat disimpulkan bahwa wilayah

ini sudah begitu maju dalam pendidikannya.

3. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah(orang)1.2.3.4.5.

IslamKristenKatholikHinduBudha

3.714444-

3.165734-

6.8791178-

Jumlah 3.726 3.179 6.905Sumber : Monografi Kelurahan Negeri Olok Gading Tahun 2015.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Kelurahan Negeri Olok

Gading hampir semuanya rata-rata memeluk agama Islam. Hanya terdapat

Page 74: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

57

beberapa orang yang memiliki keyakinan diluar agama islam. Agama Islam

menjadi agama mayoritas penduduk di kelurahan Negeri Olok Gading.

Untuk kepentingan pelaksanaan kegiatan tersebut di Kelurahan Negeri Olok

Gading tersedia rumah ibadah yaitu masjid. Tempat ibadah tersebut merupakan

pusat kegiatan bagi pemeluk agama Islam. Dalam pelaksanaan kegiatan

keagamaan Kelurahan Negeri Olok Gading semakin ditingkatkan, dengan

memperhatikan kerukunan antar umat beragama, masyarakatnya saling tolong-

menolong dan saling menghormati.

4. Jumlah Penduduk menurut Etnis

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Etnis

No. Etnis Jiwa

1. Lampung 4.833

2. Batak 13

3. Sunda 50

4. Madura 15

5. Bali 8

6. Padang 35

7. Arab 10

8. Jawa 1941Jumlah 6.905

Sumber : Monografi Kelurahan Negeri Olok Gading Tahun 2015.

Komposisi penduduk Kelurahan Negeri Olok Gading sangatlah beragam

kelompok suku bangsa, terbanyak kedua adalah Sukubangsa Jawa sebesar 1.941

jiwa, ketiga Suku Bangsa Sunda dengan 50 jiwa sementara Suku Bangsa Bali

menempati urutan terakhir sebesar 8 jiwa. Keunggulan dari sisi komposisi

penduduk yang relatif homogen menjadikan keunggulan tersendiri bagi Kelurahan

Negeri Olok Gading. Struktur marga yang masih berlaku, adat budaya juga masih

Page 75: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

58

dilaksanakan pada even-even tertentu menjadi bukti bahwa masyarakat Negeri

Olok Gading dengan segala keterbatasan yang ada berupaya melestarikan

budayanya ditengah arus modernisasi. Berikut dijelaskan beberapa permasalahan

pelestarian adat budaya Lampung terkendala berbagai masalah diantaranya

sebagai berikut :

1. Terbatasnya sarana & prasarana untuk menunjang pelestarian adat budaya

Lampung. Seperti dikarenakan desakan faktor ekonomi banyak rumah-rumah

yang memiliki ornamen asli Lampung berpindah status kepemilikan dan

diubah menjadi rumah biasa dikarenakan mahalnya biaya perawatan dan

pemeliharaan rumah tradisional, sehingga dari beberapa rumah adat hanya

tersisa 1 rumah adat yang menjadi ikon dari Negeri Olok Gading.

2. Rendahnya minat generasi penerus untuk mempelajari seni budaya Lampung

asli. Hal ini dapat diakibatkan bersumber dari derasnya arus globalisasi dan

westernisasi dimana terdapat mindset pada para generasi muda tersebut bahwa

hal-hal yang berbau tradisional dianggap ketinggalan jaman dan kurang keren.

3. Belum adanya wadah/organisasi untuk mengkoordinir secara profesional seni

budaya tersebut, karena bukan tidak mungkin apabila dikelola dengan baik

akan memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi kemakmuran para

penggiat seni budaya yang notabene adalah masyarakat Kelurahan Negeri Olok

Gading itu sendiri.

Page 76: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

59

D. Hirarhi Penyimbang Marga Balak Negeri Olok Gading

1. Susunan Hirarhi Penyimbang atau struktur adat

Adapun susunan hirarhi penyimbang atau struktur adat yang ada dikelurahan

Negeri Olok Gading adalah sebagai berikut;

1. Pengikhan (Pangeran)

2. Dalom

3. Keghia

4. Batin

5. Khaja (Raja)

6. Khadin (Raden)

7. Kemas

8. Layang

Susunan diatas merupakan susunan pemerintahan adat yang ada di Kelurahan

Negeri Olok Gading yang masih ada dan diwariskan secara turun temurun dari

generasi ke generasi hingga saat ini.

2. Perangkat Adat Dalam Tradisi Ngarak Maju

Adapun perangkat yang digunakan dalam melaksanakan tradisi ngarak maju di

Kelurahan Negeri Olok Gading adalah sebagai berikut;

1. Tabuhan (alat musik rebana).

2. Payung tiga warna: kuning, putih, dan merah.

Payung berwarna kuning dan putih merupakan payung yang dipakai oleh

Pengikhan (Pengeran), Dalom, dan Batin sedangkan payung yang merah

dipakai oleh Khaja (raja), Khadin (raden), Kemas, Keghiang, dan Layang.

Page 77: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

60

3. Keghis (keris), tombak, dan perisai.

4. Gelang Cucuk Rebung dan Garuda Kalimaya.

5. Picung (penutup kepala laki-laki) dan Siger (penutup kepala perempuan).

6. Kalung Panjajah dan Kalung Tali Bukuk.

7. Sembika (kain tapis adat).

8. Umbul-umbul (bendera adat).

9. Seragam adat ngarak maju berwana putih dan merah.

Page 78: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

92

individu maupun kelompok untuk terus berupaya menjaga dan melestarikan

tradisi ngarak maju agar tradisi yang telah diwariskan dari leluhur adat yang

menjadi suatu kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Lampung tidak hilang

tergerus oleh zaman dan dapat diwariskan kepada generasi-generasi selanjutnya

sehingga tradisi ngarak maju ini tidak hilang dan dilupakan oleh masyarakat

Lampung Saibatin khususnya di kelurahan Negeri Olok Gading.

Page 79: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tradisi ngarak maju merupakan suatu kebiasaan yang telah lama dilakukan

oleh masyarakat Lampung Saibatin khususnya di kelurahan Negeri Olok

Gading dari zaman leluhur adat Lampung yang telah lama ada sampai saat ini

masih terus dilakukan sehingga menjadi sebuah tradisi yang melekat pada

kebudayaan masyarakat Lampung terutama di keadatan Saibatin. Tradisi

ngarak maju ini dilakukan bukanlah tanpa sebab, karena tradisi ngarak maju

merupakan rangkaian kegiatan yang harus ada karena sudah menjadi ketentuan

yang telah ditetapkan oleh adat dalam prosesi pernikahan adat Lampung

Saibatin. Tradisi ini merupakan suatu kegiatan arak-arakan dengan berbagai

macam posisi yang dilakukan oleh masyarakat Lampung Saibatin terhadap

pengantin yang dilakukan dengan riang gembira. Kegiatan tradisi ngarak maju

merupakan suatu simbol yang bertujuan untuk memperkenalkan pengantin

kepada masyarakat dan ungkapan kegembiraan agar dikemudian hari dapat

mempermudah kehidupan pengantin dalam menjalani kehidupan

bermasyarakat. Tradisi ngarak maju merupakan suatu tradisi rakyat Lampung

Page 80: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

94

yang telah ada dari zaman dahulu yang telah diwariskan oleh leluhur

Lampung-Ulun (orang Lampung). Tradisi ngarak maju ini sangat penting untuk

dijaga dan dilestarikan karena tradisi ini merupakan simbol atau aturan yang

harus dilaksanakan dalam sebuah pernikahan pada masyarakat Lampung

Saibatin sebagai suatu ketetapan adat Lampung serta tradisi ngarak maju

merupakan tradisi turun temurun dalam adat Lampung yang wajib dilestarikan

karena tradisi ngarak maju ini merupakan salah satu bagian dari kekayaan adat

istiadat Lampung Saibatin khususnya dikeadatan Saibatin terutama di

kelurahan Negeri Olok Gading.

2. Upaya pelestarian tradisi ngarak maju merupakan suatu usaha atau kegiatan

yang dilakukan untuk mengatasi suatu permasalahan yang ada yang ditunjang

dengan sarana dan prasarana serta ide dan gagasan seseorang atau kelompok

yang bertujan agar tradisi ngarak maju yang merupakan warisan dari leluhur

adat tetap terjaga dan tidak hilang tergerus oleh zaman sehingga tradisi ngarak

maju ini dapat diketahui dan tidak dilupakan oleh generasi penerus sebagai

wujud dari kekayaan budaya Lampung khususnya di keadatan Saibatin di

kelurahan Negeri Olok Gading.

B. Saran

1. Kepada tokoh adat agar dapat terus melakukan upaya dan mensosialisasikan

kepada masyarakatnya untuk dapat terus mempertahankan tradisi ngarak maju

ini supaya tidak hilang tergerus oleh zaman dan dapat diketahui oleh generasi

penerus sehingga generasi muda dapat mengetahui kebudayaan yang mereka

miliki dari warisan yang telah diturunkan oleh leluhur adat sebagai wujud dari

Page 81: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

95

kekayaan budaya Lampung sebagai kearifan lokal terutama di provinsi

Lampung.

2. Kepada masyarakat khususnya dikelurahan Negeri Olok Gading untuk tetap

terus semangat dalam upaya melestarikan tradisi ngarak maju ini, karena tradisi

ini merupakan suatu kebudayaan yang memiliki tingkat kesenian yang tinggi

didalamnya sehingga dapat menarik perhatian suku bangsa lain yang dapat

menjadi kebanggaan tersendiri dan tradisi ini merupakan warisan dari leluhur

yang harus dilestarikan dan dijaga keutuhannya agar kebudayaan tersebut tidak

hilang dan bisa menjadi warisan kedepannya.

Page 82: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdulsyani. SOSIOLOGI Perubahan Masyarakat, Jakarta 1997: Penerbit,PT.Pustaka Jaya.

Ahmadi, Abu, 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Ardiwidjaja, Roby. 2018. Mengembangkan Daya Tarik Pelestarian WarisanBudaya. Yogyakarta : CV. BUDI UTAMA.

Koentjaraningrat, 1979. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Soebadio, Haryati. 1981. Sejarah Daerah Lampung. Lampung: PN Balai Pustaka.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Hadikusuma, Hilman. 1996. Adat Istiadat Daerah Lampung. Lampung: KANWILDEPDIKBUD PROVINSI LAMPUNG.

Makalah

Friscilia, fikha. (2015). Adat di Masyarakat Lampung Saibatin. Lampung:Universitas Malahayati Bandar Lampung.

Hasan, Zainudin. (2017). Prosesi Ngantak daw (Nguperadu Daw). Lampung:Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung.

Hasan, Zainudin. (2017). Sebambangan, Perkawinan Masyarakat Adat Lampung.Lampung: Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung.

............................ (2017). Kearifan Lokal yang Tergerus Zaman. Lampung:Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung.

Page 83: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

97

.............................(2017). Nemui Nyimah, Nilai Sosial Pergaulan. Lampung:Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung.

Novia. 2016. Tradisi dan Upacara Adat Suku Lampung. Makalah Tentang Tradisidan Upcara Adat Suku Lampung. Lampung, 10 Januari 2016.

Syahra, Rusydi. (2017). Masyarakat dan Budaya. Jakarta: Pusat PenelitianKemasyarakatan dan Kedudayaan Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 52 Tahun 2007 Tentang PedomanPelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 Tentang RencanaTata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030.

Online

Abdulsyani. (2017). Profil Masyarakat Adat Saibatin dan Proses PembentukanPekon. Onlinehttp://staff.unila.ac.id/abdulsyani/2013/04/17/profil-masyarakat-adat-saibatin-dan-proses-pembentukan-pekon/ Diakses April 2018.

Andriansyah. (2012). Perbedaan Lampung Saibatin dan Pepadun. Onlinehttp://lampungzone.blogspot.co.id/2012/04/perbedaan-lampung-sai-batin-dan-pepadun.html Diakses April 2018.

Djola. (2017). Kelompok Masyarakat Adat Lampung Saibatin. Onlinehttp://belajarpendidikanpkn.blogspot.co.id/2017/07/kelompok-masyarakat-adat-lampung.html Diakses April 2018.

Hidayati. (2016). Tradisi dan Dakwah Iskam. Onlinehttp://eprints.walisongo.ac.id/6415/3/BAB%20II.pdf Diakses April 2018.

Komari, Siti. (2017). 13 Pengertian Budaya Menurut Para Ahli, Ciri Budaya danUnsurnya. Online

Page 84: UPAYA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DALAM …digilib.unila.ac.id/56719/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang sudah memberikan motivasi

98

https://www.fatinia.com/pengertian-budaya/ Diakses April 2017.

Kristianto. (2010). Teori Budaya dan Kebudayaan. Onlinehttp://e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdf Diakses April 2018.

Pratama, R Bara. (2016). Ngarak Maju; Budaya Adat Saibatin Tetap Bertahan TakTermakan Zaman. Lampung: Universitas Malahayati Bandar Lampung.

Suheri. (2015). Pengaruh Budaya Islam Terhadap Adat Istiadat dan Tradisi PadaMasyarakat Lampung. Onlinehttp://suheri19.blogspot.co.id/2015/12/pengaruh-budaya-islam-terhadap-adat.html Diakses April 2018.

Sujarwo, Tri. (2014). Wisata Budaya: Ngarak Maju. Onlinehttp://lampungtraveller.blogspot.co.id/2014/06/budaya-ngarak-maju.htmlDiakses April 2018.

Suardi, Ismail. (2013). Islam dan Adat: Tinjauan Akulturasi Budaya dan AgamaDalam Masyarakat Bugis. Onlinehttps://www.researchgate.net/publication/273521430_Islam_dan_Adat_Tinjauan_Akulturasi_Budaya_dan_Agama_Dalam_Masyarakat_BugisDiakses April 2018.

Wati. (2014). upaya pelestarian buadaya adat istiadat. Onlinehttp://repository.uin-suska.ac.id/3991/3/BAB%20II.pdf Diakses April2018.