upaya hukum biasa

12
Upaya Hukum Biasa dan Luar Biasa Makalah Disusun guna memenuhi tugas Matakuliah: Peradilan Tata Usaha Negara Dosen pengampu: Supriyadi. S.H, M.Hum Disusun Oleh: Ahmad Syaihu : 2050 41 1 | Page

Upload: xahrial-anthony-stark

Post on 11-Jun-2015

8.728 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Upaya Hukum Biasa

Upaya Hukum Biasa dan Luar Biasa

MakalahDisusun guna memenuhi tugas

Matakuliah: Peradilan Tata Usaha Negara

Dosen pengampu:

Supriyadi. S.H, M.Hum

Disusun Oleh:

Ahmad Syaihu : 2050 41

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUSJURUSAN Syari’ah/AS

2008

1 | P a g e

Page 2: Upaya Hukum Biasa

A. Pendahuluan

Hukum nasional suatu negara merupakan gambaran dasar mengenai tatanan

hukum nasional yang dianggap sesuai dengan kondisi masyarakat yang bersangkutan.

Adanya Politik Hukum menunjukkan eksistensi hukum negara tertentu , bergitu pula

sebaliknya, eksistensi hukum menunjukkan eksistensi Politik Hukum dari negara

tertentu.

Tidak mempelajari suatu tertib hukum tertentu , tetapi melihat hukum itu sebagai

suatu hal sendiri, lepas dari kekhususan yang berkaitan dengan waktu dan tempat. Ilmu

Hukum umum berusaha untuk menentukan dasar- dasar pengertian perihal hukum ,

kewajiban hukum , person atau orang yang mampu bertindak dalam hukum, objek hukum

dan hubungan hukum. Tanpa pengertian dasar ini tidak mungkin ada hukum dan ilmu

hukum.

Upaya hukum merupakan upaya yang diberikan oleh undang-undang kepada

seseorang atau badan hukum untuk hal tertentu untuk melawan putusan hakim sebagai

tempat bagi pihak-pihak yang tidak puas dengan putusan hakim yang dianggap tidak

sesuai dengan apa yang diinginkan, tidak memenuhi rasa keadilan, karena hakim juga

seorang manusia yang dapat melakukan kesalaha/kekhilafan sehingga salah memutuskan

atau memihak salah satu pihak

B. Permasalahan

1. Apakah upaya hukum biasa dan luar biasa?

2. Apa sajakah macam upaya hukum?

C. Pembahasan

1. Upaya hukum biasa dan luar biasa

KUHP membedakan upaya hukum menjadi upaya hukum biasa dan luar biasa.

Uapay hukum biasa merupakan bab XVII sedangkan upaya hukum luar biasa bab XVIII.

2 | P a g e

Page 3: Upaya Hukum Biasa

A. Upaya Hukum Biasa

Upaya hukum biasa terdiri dari tiga bagian (akan tetapi didalam KUHP hanya diatur

mengenai banding dan kasasi), yaitu :

a. Verzet

Verzet adalah perlawanan terhadap putusan diluar hadirnya terdakwa (putusan

verstek) yang hanya menyangkut perampasan kemerdekaan terdakwa. Verzet diajukan ke

pengadilan yang menjatuhkan putusan dalam waktu dan hari sesudah putusan

diberitahukan secara sah kepada terdakwa. Akibat diajukannya verzet maka putusan

verstek dianggap gugur.

Pengadilan yang menerima verzet harus menentukan hari sidang. Apabila verzet telah

diajukan dan putusannya tetap berupa perampasan kemerdekaan terdakwa, maka terhadap

putusan tersebut dapat diajukan banding.

b. Pemeriksaan Tingkat Banding

Pada pasal 233 ayat (1) KUHAP di telah dan dihubungkan dengan pasal 67

KUHAP, maka dapat disimpulkan bahwa semua putusan pengadilan tingkat pertama

(pengadilan negeri) dapat dimintakan banding ke pengadilan tinggi oleh terdakwa atau

yang khusus dikuasakan untuk itu atau penuntut umum dengan beberapa kekecualian.

Putusan pengadilan yang bisa diajukan banding adalah :

• Putusan yang bersifat pemidanaan.

• Putusan yang menyatakan dakwaan batal demi hukum.

• Putusan dalam perkara cepat yang menyangkut perampasan kemerdekaan terdakwa.

• Putusan pengadilan tentang sah atau tidaknya penghentian penyidik atau penuntutan.

Upaya hukum luar biasa diajukan terhadap putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dimana upaya hukum biasa tidak dimungkinkan

lagi dilakukan. Upaya hukum luar biasa terdiri dari: a. Kasasi Demi Kepentingan Hukum.

Hanya dapat diajukan oleh Jaksa Agung, dapat diajukan atas semua keputusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, kecuali terhadap putusan MA (dalam

tingkat kasasi). Kasasi demi kepentingan hukum didasarkan pada pasal 259 KUHAP; b.

Peninjauan Kembali. Peninjauan kembali hanya dapat dilakukan satu kali. Alasan

mengajukan peninjauan kembali berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat (2) KUHAP,

3 | P a g e

Page 4: Upaya Hukum Biasa

yaitu: a. terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu

sudah diketahui pada waktu sidang berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas,

atau lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima

atau diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan; b. apabila dalam berbagai putusan

terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai

dasar dan alasan putusan yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah bertentangan

satu dengan yang lain; c. apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu

kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

2. Macam Upaya Hukum

Upaya hukum dibedakan antara upaya hukum terhadap upaya hukum biasa

dengan upaya hukum luar biasa.

1. Upaya hukum biasa

Merupakan upaya hukum yang digunakan untuk putusan yang belum berkekuatan hukum

tetap. Upaya ini mencakup:

a. Perlawanan/verzet

b. Banding

c. Kasasi

Pada dasarnya menangguhkan eksekusi. Dengan pengecualian yaitu apabila putusan

tersebut telah dijatuhkan dengan ketentuan dapat dilaksanakan terlebih dahulu atau

uitboverbaar bij voorraad dalam pasal 180 ayat (1) HIR jadi meskipun dilakukan upaya

hukum, tetap saja eksekusi berjalan terus.

2. Upaya hukum luar biasa

Dilakukan terhadap putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan

pada asasnya upaya hukum ini tidak menangguhkan eksekusi. Mencakup:

a. Peninjauan kembali (request civil)

b. Perlawanan pihak ketiga (denderverzet) terhadap sita eksekutorial

4 | P a g e

Page 5: Upaya Hukum Biasa

Ad.1.a. Upaya Hukum Biasa: Perlawanan/Verzet

Suatu upaya hukum terhadap putusan di luar hadirnya tergugat (putusan verstek).

Dasar hukum verzet dapat dilihat di dalam pasal 129 HIR. Verzet dapat dilakukan dalam

tempo/tenggang waktu 14 hari (termasuk hari libur) setelah putusan putusan verstek

diberitahukan atau disampaikan kepada tergugat karena tergugat tidak hadir. 

Syarat verzet adalah (pasal 129 ayat (1) HIR):

1. keluarnya putusan verstek

2. jangka waktu untuk mengajukan perlawanan adalah tidak boleh lewat dari 14 hari dan

jika ada eksekusi tidak boleh lebih dari 8 hari; dan

3. verzet dimasukan dan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri di wilayah hukum

dimana penggugat mengajukan gugatannya.

Ad.1.b. Upaya Hukum Biasa: Banding

Adalah upaya hukum yang dilakukan apabila salah satu pihak tidak puas terhadap

putusan Pengadilan Negeri. Dasar hukumnya adalah UU No 4/2004 tentang Perubahan

Atas Undang-undang Pokok Kekuasaan dan UU No 20/1947 tentang Peradilan Ulangan.

Permohonan banding harus diajukan kepada panitera Pengadilan Negeri yang

menjatuhkan putusan (pasal 7 UU No 20/1947).

Urutan banding menurut pasal 21 UU No 4/2004 jo. pasal 9 UU No 20/1947 mencabut

ketentuan pasal 188-194 HIR, yaitu:

1. ada pernyataan ingin banding

2. panitera membuat akta banding

3. dicatat dalam register induk perkara

4. pernyataan banding harus sudah diterima oleh terbanding paling lama 14 hari sesudah

pernyataan banding tersebut dibuat.

5. pembanding dapat membuat memori banding, terbanding dapat mengajukan kontra

memori banding.

Ad.1.c. Upaya Hukum Biasa: Kasasi

Menurut pasal 29 dan 30 UU No 14/1985 jo. UU No 5/2004 kasasi adalah pembatalan

putusan atas penetapan pengadilan dari semua lingkungan peradilan dalam tingkat

peradilan akhir.

5 | P a g e

Page 6: Upaya Hukum Biasa

Putusan yang diajukan dalam putusan kasasi adalah putusan banding. Alasan yang

dipergunakan dalam permohonan kasasi yang ditentukan dalam pasal 30 UU No 14/1985

jo. UU No 5/2004 adalah:

1. tidak berwenang (baik kewenangan absolut maupun relatif) untuk melampaui batas

wewenang;

2. salah menerapkan/melanggar hukum yang berlaku;

3. lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan

yang mengancam kelalaian dengan batalnya putusan yang bersangkutan.

Ad.2.a. Upaya Hukum Luar Biasa: Peninjauan Kembali

Apabila terdapat hal-hal atau keadaan-keadaan yang ditentukan dengan undang-

undang, terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan huikum tetap dapat

dimintakan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung dalam perkara perdata dan

pidana oleh pihak-pihak yang berkempentingan. [pasal 66-77 UU no 14/1985 jo. UU no

5/2004]

Alasan-alasan peninjauan kembali menurut pasal 67 UU no 14/1985 jo. UU no 5/2004,

yaitu:

a. Ada novum atau bukti baru yang diketahui setelah perkaranya diputus yang

didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana yang dinyatakan palsu;

b. apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan

yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemuksn;

c. apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut/lebih daripada yang dituntut;

d. apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan

sebab-sebabnya;

e. apabila dalam satu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim/suatu kekeliruan yang

nyata.

Tenggang waktu pengajuan 180 hari setelah putusan berkekuatan hukum tetap. (pasal 69

UU 14/1985). Mahkamah Agung memutus permohonan peninjauan kembali pada tingkat

pertama dan terakhir (pasal 70 UU no 14/1985).

6 | P a g e

Page 7: Upaya Hukum Biasa

Ad.2.b Upaya Hukum Luar Biasa: Denderverzet

Terjadi apabila dalam suatu putusan pengadilan merugikan kepentingan dari pihak

ketiga, maka pihak ketiga tersebut dapat mengajukan perlawanan terhadap putusan

tersebut. Dasar hukumnya adalah 378-384 Rv dan pasal 195 (6) HIR.

Dikatakan sebagai upaya hukum luar biasa karena pada dasarnya suatu putusan hanya

mengikat pihak yang berperkara saja (pihak penggugat dan tergugat) dan tidak mnegikat

pihak ketiga (tapi dalam hal ini, hasil putusan akan mengikat orang lain/pihak ketiga, oleh

sebab itu dikatakan luar biasa). Denderverzet diajukan ke Pengadilan Negeri yang

memutus perkara tersebut pada tingkat pertama.

D. Kesimpulan

KUHP membedakan upaya hukum menjadi upaya hukum biasa dan luar biasa.

Uapay hukum biasa merupakan bab XVII sedangkan upaya hukum luar biasa bab XVIII.

Upaya hukum biasa terdiri dari tiga bagian (akan tetapi didalam KUHP hanya diatur

mengenai banding dan kasasi).

Upaya hukum biasa merupakan upaya hukum yang digunakan untuk putusan

yang belum berkekuatan hukum tetap. Upaya ini mencakup:

a. Perlawanan/verzet

Suatu upaya hukum terhadap putusan di luar hadirnya tergugat (putusan

verstek). Dasar hukum verzet dapat dilihat di dalam pasal 129 HIR

b. Banding

Adalah upaya hukum yang dilakukan apabila salah satu pihak tidak puas

terhadap putusan Pengadilan Negeri. Dasar hukumnya adalah UU No 4/2004

tentang Perubahan Atas Undang-undang Pokok Kekuasaan dan UU No 20/1947

tentang Peradilan Ulangan

c. Kasasi

Menurut pasal 29 dan 30 UU No 14/1985 jo. UU No 5/2004 kasasi adalah

pembatalan putusan atas penetapan pengadilan dari semua lingkungan peradilan

dalam tingkat peradilan akhir. Putusan yang diajukan dalam putusan kasasi

7 | P a g e

Page 8: Upaya Hukum Biasa

adalah putusan banding

Upaya Hukum Luar Biasa: Denderverzet

Terjadi apabila dalam suatu putusan pengadilan merugikan kepentingan dari

pihak ketiga, maka pihak ketiga tersebut dapat mengajukan perlawanan terhadap putusan

tersebut. Dasar hukumnya adalah 378-384 Rv dan pasal 195 (6) HIR.

E. Penutup

Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan kurang lebihnya mohon di

maafkan, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, jika ada kesalahan

mohon di ingatkan dan dibenarkan, sebagai perbaikan penulis ke depan. Semoga apa

yang tertera disini bisa membawa manfaat untuk kita semua dan bisa menambah

wawasan kita semua dalam kompeterensi terkait.

F. Daftar Pustaka

Upaya-Hukum-Dalam-Hukum-Acara-Perdata.html

Prof.Subekti,SH, "Pokok-pokok Hukum Perdata" PT. Intermasa,Jakarta,2003

INDOSKRIPSI 3778.htm

Makalah-politik-Hukum-kss-korupsi.html

8 | P a g e