unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

148
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini, teknologi berkembang semakin pesat. Masyarakat di berbagai daerah, baik perkotaan maupun pedesaan sudah dapat menikmati dampak dari kemajuan teknologi. Teknologi mempermudah kehidupan masyarakat pada era globalisasi. Masyarakat dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain dari berbagai daerah, bahkan berbagai negara dan penyebaran informasi dapat dilakukan dengan cepat ke berbagai penjuru dunia. Salah satu teknologi yang digunakan secara luas di seluruh dunia adalah teknologi internet. Melalui internet masyarakat bisa mengakses informasi yang diperlukan dari seluruh pelosok dunia. Selain untuk memenuhi kebutuhan akan informasi, internet juga menjadi media untuk membentuk komunitas-komunitas pertemanan, sehingga orang-orang dari berbagai negara dapat menjalin hubungan pertemanan tanpa harus bertemu secara langsung, tetapi melalui media intenet. Beberapa komunitas yang sangat terkenal di dunia adalah friendster, facebook, twitter, dan termasuk Kaskus The Largest Indonesian Community, yang merupakan salah satu forum yang dibuat oleh orang Indonesia. Kaskus merupakan akronim dari Kasak Kusuk, bermula dari sekadar hobi dari komunitas kecil yang kemudian berkembang hingga saat ini, sehingga menjadi sebuah forum komunitas dunia „maya‟ (sebutan bagi dunia internet) terbesar di Indonesia (VIVAnews.com, 2010) 1

Upload: alvin-lutfianda

Post on 29-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

TRANSCRIPT

Page 1: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun belakangan ini, teknologi berkembang semakin pesat.

Masyarakat di berbagai daerah, baik perkotaan maupun pedesaan sudah dapat

menikmati dampak dari kemajuan teknologi. Teknologi mempermudah kehidupan

masyarakat pada era globalisasi. Masyarakat dapat dengan mudah berkomunikasi

dengan orang lain dari berbagai daerah, bahkan berbagai negara dan penyebaran

informasi dapat dilakukan dengan cepat ke berbagai penjuru dunia.

Salah satu teknologi yang digunakan secara luas di seluruh dunia adalah

teknologi internet. Melalui internet masyarakat bisa mengakses informasi yang

diperlukan dari seluruh pelosok dunia. Selain untuk memenuhi kebutuhan akan

informasi, internet juga menjadi media untuk membentuk komunitas-komunitas

pertemanan, sehingga orang-orang dari berbagai negara dapat menjalin hubungan

pertemanan tanpa harus bertemu secara langsung, tetapi melalui media intenet.

Beberapa komunitas yang sangat terkenal di dunia adalah friendster, facebook,

twitter, dan termasuk Kaskus The Largest Indonesian Community, yang

merupakan salah satu forum yang dibuat oleh orang Indonesia.

Kaskus merupakan akronim dari Kasak Kusuk, bermula dari sekadar hobi

dari komunitas kecil yang kemudian berkembang hingga saat ini, sehingga

menjadi sebuah forum komunitas dunia „maya‟ (sebutan bagi dunia internet)

terbesar di Indonesia (VIVAnews.com, 2010)

1

Page 2: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

2

Gambar 1. Tampilan awal komunitas Kaskus

Kaskus didirikan pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda asal

Indonesia yang sedang melanjutkan pendidikan di Seattle, Amerika Serikat. Situs

ini dikelola oleh PT Darta Media Indonesia. Anggotanya yang berjumlah lebih

dari 2.000.000 orang, tidak hanya berdomisili di Indonesia, namun tersebar juga

di beberapa negara lainnya. Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan

remaja hingga dewasa. Menurut Wikipedia.org Kaskus dikunjungi oleh sedikitnya

600.000 orang, dengan jumlah page view (nilai rata-rata jumlah halaman yang

dilihat oleh pengunjung) melebihi 15.000.000 setiap harinya. Hingga saat ini

Kaskus sudah mempunyai lebih dari 200 juta thread (informasi dalam sebuah

forum di internet mengenai topik tertentu).

Page 3: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

3

Menurut Alexa.com, pada bulan September 2010 Kaskus berada di

peringkat 257 dunia dan menduduki peringkat 6 situs yang paling banyak

dikunjungi di Indonesia. Kaskus juga memiliki Kaskus Radio yang merupakan

sebuah Radio Internet Indonesia. Kaskus Radio yang biasa disingkat KR memliki

lebih dari 20 penyiar. Radio yang memutar lagu selama 24 jam ini juga memutar

lagu dari berbagai bahasa: Inggris, Mandarin, Jepang, Korea, dan masih banyak

lagi.

Setiap hari anggota komunitas Kaskus, yang disebut dengan kaskuser

semakin bertambah. Kaskuser memiliki tingkatan pangkat tertentu sesuai dengan

jumlah post (komentar dalam sebuah thread) yang dibuat, antara lain newbie

(anggota baru dengan jumlah postingan 0-99), kaskuser (100-499), aktivis

kaskus (500-749), kaskus holic (750-999), kaskus addict (1.000-3.999), kaskus

maniak (4.000-9.999), kaskus geek (10.000-24.999), kaskus freak (25.000-

49.999), dan made in kaskus (>50.000).

Dalam berkomunikasi, para kaskuser menggunakan ragam bahasa tertentu

yang berbeda dengan bahasa sehari-hari. Ragam bahasa ini merupakan campuran

dari berbagai bahasa, misalnya bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa-bahasa

daerah, ditambah beberapa istilah baru yang digunakan untuk menyatakan suatu

hal. Misalnya dari sistem sapaan dalam ragam bahasa Kaskus (RBK), para

kaskuser tidak menggunakan sapaan aku dan kamu atau elo dan gue, melainkan

menggunakan ane (untuk menyatakan saya) dan agan (untuk menyatakan kamu).

Sapaan ini merupakan sapaan khas dari bahasa Arab dan Sunda, yang digunakan

oleh semua kaskuser walaupun tidak berasal dari kedua etnis tersebut. Dalam

percakapan sehari-hari, bahasa Indonesia masih menjadi bahasa utama karena

Page 4: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

4

sebagian besar anggota adalah penutur bahasa Indonesia. Namun, bahasa

Indonesia yang digunakan bukanlah bahasa Indonesia baku, melainkan bahasa

percakapan tidak resmi yang digunakan oleh orang Indonesia pada umumnya

dalam pergaulan sehari-hari. Selain itu, terdapat beberapa istilah dari bahasa

Inggris dan beberapa bahasa asing lainnya, serta istilah-istilah baru yang

diciptakan oleh para kaskuser untuk menyatakan ungkapan tertentu, misalnya bagi

orang yang mem-post pertama kali mendapat julukan “TS”, sedangkan yang

membalas posting pertama kali mendapat julukan “Pertamax”. Karena ragam

bahasa ini merupakan gabungan dari beberapa bahasa, maka tak jarang dalam

berkomunikasi sehari-hari para kaskuser mengganti (switching) bahasa dari

bahasa satu ke bahasa lain.

Pada dasarnya, RBK merupakan bagian dari bahasa gaul atau prokem atau

slang yang memiliki kesan santai dan tidak kaku. Hal tersebut tercermin dalam

kosakata dan struktur bahasanya yang tidak resmi. Hermanto (dalam Mastuti, 2008:

70) menyatakan bahwa bahasa gaul termasuk salah satu variasi bahasa yang

digunakan masyarakat, terutama dari kalangan selebritas dan kalangan muda sebagai

bahasa santai dalam komunikasi sehari-hari untuk menambah rasa keakraban dan

keintiman di antara mereka. Penggunaan bahasa gaul atau prokem memiliki banyak

kemenarikan jika dicermati secara mendalam. Secara gramatikal, RBK memiliki

stuktur ujaran yang berbeda dengan bahasa Indonesia baku. Misalnya dalam kalimat

“Ane kagak tahu gan.” Kalimat tersebut tidak menggunakan kata-kata bahasa

Indonesia yang baku (Saya tidak tahu). Kata Sapaan saya diganti dengan ane yang

merupakan sapaan khas antar kaskuser, lalu kata tidak diganti dengan bentuk tidak

baku kagak, serta adanya penambahan kata sapaan gan yang merujuk pada kaskuser

Page 5: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

5

lainnya. Di samping contoh di atas, masih banyak lagi strukrur RBK yang sangat

menarik untuk diteliti.

Selain menggunakan bahasa lisan yang ditulis melalui komentar-komentar

pada tiap thread, kaskuser juga menggunakan beberapa emoticon yang digunakan

untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui gambar-gambar menarik. Misalnya

berupa gambar seseorang yang menaiki bajaj dengan tulisan :ngacir. Emoticon ini

tentunya memiliki makna secara semantis yang perlu dikaji secara mendalam.

Seluruh fenomena kebahasaan di atas menunjukkan bahwa komunitas Kaskus

merupakan ranah pembentukan bahasa baru sehingga RBK sangat menarik untuk

diteliti.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat

dirumuskan sejumlah permasalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah struktur leksikal RBK?

2. Bagaimanakah proses pemaknaan leksikal RBK?

3. Bagaimanakah tipe-tipe emoticon pada RBK?

4. Makna apa sajakah yang terkandung dalam simbol-simbol emoticon yang

digunakan oleh para kaskuser untuk mengekspresikan perasaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memerikan karakteristik RBK

yang mencakup analisis bentuk dan makna. Penelitian ini diarahkan pada

penggambaran secara empiris bahwa karakteristik suatu kelompok tutur dapat

Page 6: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

6

dipahami, dicermati, dan ditelusuri melalui bahasa yang digunakan, dalam hal ini

RBK. Secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan struktur leksikal RBK.

2. Menjelaskan proses pemaknaan leksikal RBK.

3. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan simbol-simbol emoticon dalam

RBK.

4. Mengungkap makna simbol-simbol emoticon yang digunakan oleh para

kaskuser untuk mengekspresikan perasaan secara semantis.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bertujuan untuk memberi kontribusi bagi

bidang linguistik dalam penemuan ranah pembentukan bahasa baru. Penelitian ini

juga diharapkan dapat menjadi media untuk meningkatkan kemampuan

menganalisis masalah atau fenomena sosial dalam bidang kebahasaan dengan

kajian semantik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberi acuan kepada

para kaskuser pemula agar dapat berkomunikasi dengan RBK. Sebagai komunitas

terbesar di Indonesia, sudah barang tentu setiap harinya anggota baru Kaskus

selalu bertambah. Oleh karena itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai acuan dalam mempelajari RBK.

Page 7: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL

PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Pada bagian ini diuraikan beberapa penelitian serta tulisan yang memiliki

relevansi dengan penelitian ini.

Manik (2004) dalam sebuah thesis yang berjudul Kajian Semantik Pada

Bahasa Gaul membahas tentang bahasa yang digunakan oleh kaum remaja dan

anak-anak muda dalam bergaul sehari-hari. Data penelitian itu diambil dari

majalah Aneka Yess dan Gaul edisi Agustus-Oktober 2003 dan juga rekaman

percakapan dengan narasumber waria. Manik menggunakan pemaknaan Geoffrey

Leech dalam mengkaji data bahasa gaul. Data berupa kata dan kalimat dalam

bahasa gaul diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori.

Manik membagi bahasa gaul menjadi dua bagian, yaitu bahasa gaul umum

dan bahasa gaul khusus. Bahasa gaul umum adalah bahasa gaul yang banyak

dipakai di sinetron, iklan, majalah yang masih dapat dimengerti oleh orang-orang

yang bukan pengujarnya. Bahasa gaul khusus, adalah bahasa gaul yang dipakai

oleh kalangan tertentu seperti waria, artis, dan orang tertentu lainya.

Hasil analisis data diperoleh 23,3% pemaknaan stilistika, 20,3%

pemaknaan konotasi, 17,5% pemaknaan tematik, 13,6% pemaknaan afektif,

11,7% pemaknaan konseptual, 10,7% pemaknaan kolokatif, dan 2,9%

pemaknaan refleksi. Dari analisis penciptaan kata dalam bahasa gaul umum

diperoleh 39,2% penciptaan kata metafora, 29,1% penciptaan kata bahasa asing,

7

Page 8: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

8

18,3% penciptaan kata bahasa daerah, 9,2% penciptaan kata singkatan, dan 4,2%

penciptaan kata anomali.

Keunggulan penelitian Manik (2004) adalah hasil penelitian dalam bentuk

persentase, sehingga pembaca dapat benar-benar melihat perbedaan pemaknaan

dan penciptaan kata dalam ragam bahasa gaul yang diteliti. Namun, terdapat

pembahasan dalam penelitian ini yang perlu dikaji lebih lanjut adalah mengenai

pemisahan antara bahasa gaul umum dan khusus. Menurut Manik, bahasa gaul

umum banyak dipakai di sinetron, iklan, majalah yang masih dapat dimengerti

oleh orang-orang yang bukan pengujarnya, sedangkan bahasa gaul khusus, dipakai

oleh kalangan tertentu seperti waria, artis, dan orang tertentu lainya. Pemisahan

ini tidak perlu dilakukan karena pada dasarnya semua bahasa gaul merupakan

bahasa rahasia yang digunakan oleh kalangan tertentu, hanya saja ada beberapa

kata yang sudah dikenal secara luas dan ada yang masih jarang digunakan.

Sudana (2007) dalam tesis berjudul Telaah Struktur dan Makna Ragam

Bahasa Gaul memaparkan tentang struktur kata dan proses pembentukannya

dalam ragam bahasa gaul yang digunakan dalam pergaulan remaja sehari-hari.

Dalam penelitian ini, Sudana menggunakan teori bentuk bahasa untuk

menganalisis struktur kata bahasa gaul dan teori tindak ujaran untuk menganalisis

maksud dan makna ujaran dalam bahasa gaul. Ditemukan bahwa dalam bahasa

gaul terdapat berbagai bentuk kata, mulai dari bentuk yang perubahannya

beraturan hingga bentuk yang tidak beraturan. Penulis mengklasifikasikan bentuk-

bentuk kata menjadi bentuk berpola 1, bentuk berpola 2, bentuk mendekati pola 1,

bentuk mendekati pola dua, dan seterusnya. Pembahasannya juga mencakup

tingkat frasa dan kalimat yang meliputi pola kalimat yang digunakan dalam ragam

Page 9: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

9

bahasa gaul. Pada bagian ini, dianalisis berbagai bentuk kalimat dalam bahasa

gaul, diantaranya bentuk pernyataan, perintah, dan kalimat Tanya.

Dalam menganalisis makna ujaran, peneliti menggunakan teori Speech Act

dari Austin. Dari ketiga jenis speech act yaitu locutionary act, illocutionary act,

dan perlocutionary act, diperoleh hasil bahwa sebagian besar ujaran dalam bahasa

gaul mengandung makna ilokusi, yaitu dalam mengujarkan sesuatu, pembicara

bahasa gaul memiliki maksud tertentu secara tersirat.

Keunggulan penelitian Sudana yang digunakan sebagai acuan dalam

penelitian ini, adalah pengklasifikasian kata bahasa gaul secara mendalam,

sehingga hasilnya pun disajikan dengan lebih terstruktur.

Dalam sebuah penelitian yang berjudul Ragam Bahasa Tidak Resmi

Dalam Lagu Project Pop (2009), Woodrich memaparkan tentang ragam bahasa

yang digunakan dalam lirik-lirik lagu yang dinyanyikan oleh Project Pop, sebuah

kelompok vokal dari Indonesia. Dalam penelitian ini dipaparkan bahwa secara

keseluruhan, ragam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang tidak sesuai

dengan bahasa yang baik dan benar. Beberapa petanda ragam bahasa tidak resmi

berikut:

1. Tidak menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten

2. Tidak menggunakan imbuhan secara lengkap

3. Tidak menggunakan kata ganti resmi

4. Tidak menggunakan kata baku

5. Tidak menggunakan EYD

6. Menggunakan kata dan unsur kedaerahan lain (Praptomo, 2009)

Page 10: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

10

Misalnya, kalimat dalam ragam bahasa resmi berbunyi “Kakak saya

kemarin malam pergi ke pasar untuk menjual singkong,” sedangkan kalimat

dengan arti yang sama dalam ragam bahasa tidak resmi bisa berbunyi “Abang gue

maren malem ke pasar tuk dodolan singkong.”

Berdasarkan analisis tiga buah lagu Project Pop, diperoleh hasil antara

lain bahwa bahasa tidak resmi ini juga terdapat pada lagu-lagu populer, misalnya

lagu Project Pop. Bahasa tidak resmi ini digunakan dalam lagu-lagu tersebut

untuk berbagai alasan. Pertama, bahasa tidak resmi seperti bahasa gaul digunakan

karena target pendengar lagu tersebut adalah golongan remaja yang dipandang

sering menggunakan bahasa gaul. Oleh karena itu, istilah-istilah bahasa gaul

digunakan agar lagu menjadi lebih komersil atau mudah diterima masyarakat.

Alasan kedua merupakan alasan artistik, yaitu untuk menjaga irama dan rima.

Beat suatu lagu sangat penting bagi keberhasilan lagu itu sendiri. Apabila

sekelompok penyanyi menggunakan bahasa yang baik dan benar lagu mereka

cenderung terlalu kaku, dengan demikian digunakanlah bahasa tidak resmi, untuk

keindahan lagu tersebut.

Penelitian ini memaparkan ulasan yang baik mengenai setiap lagu yang

dianalisis, namun tidak begitu mendalam. Penulis hanya memaparkan bentuk-

bentuk tidak resmi pada setiap lagu tanpa menyebutkan pada bagian mana bentuk

tidak resmi tersebut digunakan, apakah pada bait pertama, kedua, atau reff.

Sehingga pembaca yang tidak mengetahui lirik lagu tersebut akan mengalami

kesulitan dalam memahami setiap ulasan yang diberikan.

Penelitian Siregar (2010), merupakan sebuah tesis yang berjudul: Bahasa

Gaul pada Kalangan Waria di Jalan Gadjah Mada Medan: Tinjauan

Page 11: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

11

Sosiolonguistik. Penelitian itu bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa gaul pada

kalangan waria di Jalan Gadjah Mada Medan, yang dikaji berdasarkan teori

sosiolinguistik dan semantik struktural. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik rekam dan cetak.

Objek analisis adalah bahasa waria dari sudut deskripsi semantik, struktur

leksikal, selanjutnya karakteristik bahasa gaul waria.

Temuan penelitian itu menunjukkan bahwa bahasa gaul di kalangan waria

diciptakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi antarkelompok mereka.

Bahasa gaul waria di Jalan Gadjah Mada tidak hanya berpedoman pada kamus

waria, yang berarti bahasa yang digunakannya adalah bahasa yang diciptakan

sendiri. Bahasa waria juga memiliki hubungan makna dengan bahasa Indonesia.

Terdapat pembentukan katakata baru yang dapat menciptakan perubahan makna.

Selanjutnya, penelitian tentang bahasa di kalangan waria, berbeda dengan bahasa

yang digunakan waria di Jalan Gadjah Mada Medan.

Berdasarkan hasil analisis data deskripsi semantik bahasa gaul waria

diperoleh hasil penelitian bahwa bahasa yang digunakan waria dalam

berkomunikasi terdapat kaitan makna sinonim, antonim, dan perubahan makna.

Sedangkan struktur leksikal memiliki pola tertentu, yaitu gejala bahasa seperti

penambahan suku kata, penghilangan suku kata, serta pembentukan kata-kata baru

secara teratur dan tidak teratur. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis

karakteristik bahasa yang digunakan bersifat atbitrer, dan diperoleh ciri yang unik

dan tidak berpedoman pada kamus Debby Sehertian. Bahasa waria hanya

memiliki beberapa ratus kata dan penggunaan bahasa waria ini meliputi bidang-

bidang tertentu.

Page 12: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

12

Keunggulan penelitian Siregar (2010) yang dijadikan acuan dalam

penelitian ini adalah pembahasan tentang deskripsi semantik kata-kata baru yang

terbentuk dalam pergaulan waria. Munculnya makna baru dari tiap bentuk

perubahan yang terjadi dalam ragam bahasa waria, dijadikan dasar dalam

penelitian ini bahwa ada makna baru yang terbentuk dalam setiap bentuk baru

RBK.

2.2 Konsep

2.2.1 Variasi Bahasa

Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan kegiatan interaksi sosial

dalam masyarakat atau kelompok yang sangat beragam. Seluruh interaksi sosial

tersebut menimbulkan adanya variasi bahasa yang disebabkan oleh para

penuturnya yang tidak homogen.

Menurut Pateda (1987: 52) dalam variasi bahasa setidaknya terdapat tiga

hal, yaitu pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa yang dapat dianalis

secara deskriptif, dan pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan

oleh penuturnya untuk berkomunikasi. Di samping itu, variasi bahasa dapat dilihat

dari enam segi, yaitu tempat, waktu, pemakai, situasi, dialek yang dihubungkan

dengan sapaan, status, dan pemakaiannya/ragam.

Kridalaksana (1984: 142) mengemukakan bahwa ragam bahasa adalah

variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topik, hubungan

pelaku, dan medium pembicaraan. Jadi, ragam bahasa adalah variasi bahasa

menurut pemakaianya, yang timbul menurut situasi dan fungsi yang

memungkinkan adanya variasi tersebut. Ragam bahasa menurut topik

Page 13: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

13

pembicaraan mengacu pada pemakaian bahasa dalam bidang tertentu, seperti,

bidang jurnalistik (persuratkabaran), kesusastraan, dan pemerintahan. Ragam

bahasa menurut hubungan pelaku dalam pembicaraan atau gaya penuturan

menunjuk pada situasi formal atau informal. Medium pembicaraan atau cara

pengungkapan dapat berupa sarana atau cara pemakaian bahasa, misalnya bahasa

lisan dan bahasa tulis. Masing-masing ragam bahasa memiliki ciri-ciri tertentu,

sehingga ragam yang satu berbeda dengan ragam yang lain.

2.2.2 Bahasa Prokem

Prokem merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya

digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara

rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka

merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata,

mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi

fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Tiap-tiap komunitas (daerah)

memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa, ini untuk memberikan

kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan).

Namun, belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa

rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Saat ini, bahasa pergaulan

anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang

terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homo

seksual atau waria).

Menurut Sahertian (2003) bahasa ini pada mulanya berasal dari bahasa

percakapan yang biasa digunakan kalangan-kalangan tertentu, seperti

Page 14: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

14

homoseksual, dan waria. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Ragam

Bahasa Gaul merupakan ragam bahasa informal yang senantiasa berkembang di

masyarakat remaja Indonesia. Ragam bahasa ini berperan serta dalam

memberdayakan bahasa-bahasa yang sudah ada, baik bahasa daerah, bahasa

nasional, maupun bahasa internasional, sehingga dapat dijadikan sebuah ragam

bahasa yang unik dan kreatif.

Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang

hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya

sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem

berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan

menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota

kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.

Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan

perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan

perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan

remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar

lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang

berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Jadi,

kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah

tidak perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan

berkembang sendiri sesuai dengan fungsi dan keperluannya masing-masing.

Sebagai bagian dari bahasa gaul atau prokem, bahasa kaskus juga memiliki

karakteristik seperti di atas. Namun, bahasa kaskus juga memiliki berbagai kosakata

baru yang sangat tidak lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari. Dalam artian

Page 15: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

15

hanya digunakan dalam komunitas Kaskus atau antarsesama anggota komunitas

Kaskus (Kaskuser). Oleh karena itu, struktur bahasanya pun tentu saja lebih khas

dibandingkan bahasa gaul lainnya. Pembahasan mengenai karakteristik bahasa kaskus

inilah yang juga akan dikaji secara mendalam dalam studI ini.

2.2.3 Bahasa Plesetan

Bahasa plesetan sudah menjadi bagian dari ragam Bahasa Indonesia meskipun

masih banyak orang yang tidak menyadarinya. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008) disebutkan bahwa pleset atau memeleset berarti „tidak mengenai

sasaran atau tidak mengenai yang dituju‟. Jadi, menurut Sibarani (2004) plesetan

adalah sesuatu yang diplesetkan atau sesuatu yang digelincirkan sehingga tidak sesuai

dengan sasaran yang sebenarnya atau tidak mengenai yang seharusnya dituju. Bahasa

plesetan memperlihatkan pertambahan makna karena sebuah kata yang diplesetkan

diberi makna baru dengan cara memperlakukan kata yang diplesetkan itu sebagai

akronim dan kemudian diberi kepanjangannya. Pada umumnya, bahasa plesetan

bersifat kontekstual sehingga berfungsi untuk mengungkapkan pola pikir dan

perasaan penutur bahasa yang bersangkutan. Berdasarkan tingkat kebahasaannya,

Sibarani (2004) membagi plesetan bahasa menjadi 7 jenis, antara lain:

1) Plesetan Fonologis (bunyi) yaitu plesetan sebuah fonem atau lebih dalam

leksikon. Plesetan semacam ini pada umumnya digunakan untuk memperolok-

olok atau mengejek orang lain. Contoh: Robert diplesetkan menjadi Robek.

2) Plesetan Grafis (huruf) yaitu plesetan gabungan huruf dengan menjadikannya

sebagai singkatan. Contoh: ABCD diplesetkan menjadi ABRI Bukan Cepak

Doang. Hasil akhir plesetan ini hampir sama dengan singkatan atau akronim.

Namun, perbedaannya terletak pada proses pembentukannya. Singkatan pada

Page 16: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

16

umumnya dibentuk setelah ada bentuk yang panjangnya sehingga dibentuk

menjadi singkatan atau akronim, contohnya: Sekolah Menengah Atas disingkat

menjadi SMA. Namun, plesetan pada umumnya gabungan hurufnya telah lebih

dahulu ada atau diciptakan kemudian diberi kepanjangan. Misalnya MBA

menjadi Married By Accident.

3) Plesetan Morfemis (Leksikon) yaitu plesetan sebuah kata dengan cara menjadikan

atau menganggapnya sebagai singkatan berupa akronim. Misalnya, nama Agus

diplesetkan menjadi Agak GUndul Sedikit.

4) Plesetan Frasal (Kelompok Kata) yakni plesetan kelompok kata seperti plesetan

tipe kedua dengan menjadikannya singkatan berupa akronim. Misalnya, frase

Botol Lampu diplesetkan menjadi BOdoh TOLol LAMbat PUla.

5) Plesetan Kalimat (Ekspresi) yaitu plesetan sebuah kalimat dengan cara mengikuti

struktur dan intonasi kalimat, tetapi mengubah kata-katanya sehingga mengubah

makna keseluruhan struktur tersebut. Misalnya, teks lagu “Ayo Maju Maju”

diplesetkan menjadi “Tidak Maju Maju.”

6) Plesetan Ideologis (Semantis) yaitu plesetan sebuah ide menjadi ide lain dengan

bentuk linguistik yang sama. Misalnya, ide masing-masing frase hidup tak hidup,

pandangan hidup, pegangan hidup diplesetkan menjadi dipandang saja sudah

hidup atau dipegang baru hidup.

7) Plesetan Diskursi (Wacana) yaitu plesetan sebuah cerita atau bentuk linguistik

naratif yang sengaja digunakan untuk memutarbalikkan fakta atau kenyataan yang

sebenarnya.

Page 17: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

17

2.2.4 Emoticon

Emoticon (bahasa Indonesia: ikon emosi) adalah sebuah simbol atau

kombinasi dari simbol-simbol yang biasanya digunakan untuk menggambarkan

ekspresi wajah manusia yang mengandung emosi atau perasaan dalam bentuk

pesan atau tulisan. Secara etimologi, kata “emoticon” merupakan gabungan dua

kata dalam bahasa Inggris, yaitu emotion, yang berarti emosi, dan icon, yang

berarti simbol. Menurut Wolf (2009), emoticon menggunakan beberapa karakter

untuk menampilkan perasaan alami seseorang. Emoticon biasa digunakan pada

teks pesan singkat, e-mail, maupun pada forum-forum internet, seperti chat-rooms

maupun blog. Emoticon diciptakan sebagai kompensasi dari ketidakmampuan

penyampaian nada suara, ekspresi muka, maupun gestur badan dalam komunikasi

tertulis. Oleh karena itulah, emoticon menjembatani pemisah antara pesan tulisan

dengan percakapan tatap muka dengan memberikan gambaran kepada pembaca

tentang apa yang dimaksudkan oleh penulis dengan menampilkan gambar ekspresi

wajah. Emoticon menempati peran penting dalam komunikasi online, karena

emoticon dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk menghindari kesalahan

penginterpretasian pesan. Berikut ini adalah beberapa contoh emoticon yang

sering digunakan dalam komunikasi online.

Gambar 2. Contoh emoticon

Page 18: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

18

2.3 Kerangka Teori

2.3.1 Tata Bahasa Peristilahan

Di dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Pusat Bahasa, 2007)

disebutkan bahwa istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau

lambing dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,

keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan

istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya. Pembentukan istilah di dalam

bahasa Indonesia dapat melalui beberapa proses antara lain:

1. Pemantapan

Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit

Indonesia, seperti bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer, gunungan,

dan pamor, telah lama diterima secara luas sehingga dapat dimantapkan

dan hasilnya dikodifikasi.

2. Penerjemahan

Penerjemahan dapat dibagi dua, yakni penerjemahan langsung dan dengan

perekaan. Pada penerjemahan langsung istilah Indonesia dibentuk lewat

penerjemahan berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak

sepadan. Misalnya, Supermarket = pasar swalayan

Adakalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan dengan

menciptakan isti-lah baru. Istilah factoring, misalnya, sulit diterjemahkan

atau diserap secara utuh, sehingga maknanya diperoleh melalui perekaan.

3. Penyerapan

Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah bahasa Indonesia

Page 19: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

19

4. Gabungan antara penerjemahan dan penyerapan

Istilah bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan menerjemahkan dan

menyerap istilah asing sekaligus.

5. Perekaciptaan istilah

Istilah baru untuk mengungkapkan konsep itu dapat direkacipta sesuai

dengan lingkungan dan corak bidang kegiatannya.

Dari kelima proses di atas, terdapat tiga proses yang digunakan untuk

menganalisis struktur dalam proses pembentukan RBK, yakni penerjemahan,

penyerapan, dan perekaciptaan istilah.

Istilah dapat berupa bentuk dasar, bentuk berafiks, bentuk ulang, bentuk

majemuk, bentuk analogi, hasil metanalisis, singkatan, akronim.

1. Istilah bentuk dasar

Istilah bentuk dasar dipilih di antara kelas kata utama, seperti nomina,

verba, adjektiva,dan numeralia.

2. Istilah bentuk berafiks

Istilah bentuk berafiks disusun dari bentuk dasar dengan penambahan

prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks seturut kaidah pementukan kata bahasa

Indonesia.

3. Istilah bentuk ulang

Istilah bentuk ulang dapat berupa ulangan bentuk dasar seutuhnya atau

sebagiannya dengan atau tanpa pengimbuhan dan pengubahan bunyi.

4. Istilah bentuk majemuk

Istilah bentuk majemuk atau kompositum merupakan hasil penggabungan

dua bentuk atau lebih, yang menjadi satuan leksikal baru.

Page 20: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

20

5. Istilah bentuk analogi

Istilah bentuk analogi bertolak dari pola bentuk istilah yang sudah ada,

seperti berdasarkan pola bentuk pegulat, tata bahasa, juru tulis,

pramugari, dengan pola analogi pada istilah tersebut dibentuk berbagai

istilah lain.

6. Istilah hasil metanalisis

Istilah hasil metanalisis terbentuk melalui analisis unsur yang keliru.

7. Istilah bentuk singkatan

Istilah bentuk singkatan ialah bentuk yang penulisannya dipendekkan

menurut tiga cara:

a. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang

dilisankan sesuai dengan bentuk istilah lengkapnya. Misalnya, cm yang

dilisankan sentimeter

b. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang

lazim dilisankan huruf demi huruf. Misalnya, DDT

(diklorodifeniltrikloroetana) yang dilisankan de-de-te

c. Istilah yang sebagian unsurnya ditanggalkan. Misalnya :

Ekspres yang berasal dari kereta api ekpres , info yang berasal dari

informasi.

8. Istilah bentuk akronim

Istilah bentuk akronim ialah istilah pemendekan bentuk majemuk yang

berupa gabungan huruf awal suku kata, gabungan suku kata, ataupun

gabungan huruf awal dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan

sebagai kata.

Page 21: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

21

2.3.2 Semantik Sebagai Kajian Makna

Semantik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang makna, baik

makna leksikal maupun makna gramatikal. Lyons (1995) mendefinisikan

semantik sebagai penyelidikan tentang makna. Lyons menjelaskan makna sebagai

ide atau konsep yang dapat dipindahkan dari pikiran penutur kepada pikiran

pendengar yang bisa menghasilakan satu bahasa atau bahasa lainnya.

Menurut Palmer (1981:1), Semantik dinyatakan sebagai: “the technical

term used to refer to the study of meaning and since meaning is a part of

language, semantics is a part of linguistics” yang berarti bahwa Semantik adalah

terminologi teknis yang mengacu pada studi tentang makna dan karena makna

adalah bagian dari bahasa, maka semantik adalah bagian dari Linguistik.

2.3.2.1 Semantik Leksikal

Semantik leksikal menyangkut makna leksikal. Bidang yang meneliti

semantik leksikal menurut asas-asasnya disebut Leksikologi. Makna leksikal dapat

juga diartikan makna yang sesuai dengan acuannya, makna yang sesuai dengan

hasil observasi panca indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam

kehidupan kita. Menurut Lyons (1977) „The noun „lexeme‟ is of course related to

the words „lexical‟ and „lexicon‟, (we can think of „lexicon‟ as having the same

meaning as vocabulary or dictionary)‟, yang berarti bahwa „leksem‟ berhubungan

dengan kata „leksikal‟ dan „leksikon‟, dimana leksikon itu sendiri mengacu pada

makna yang terdapat di dalam kamus. Dalam semantik leksikal diselidiki makna

yang ada pada leksem-leksem dari suatu bahasa. Oleh karena itu, makna yang ada

pada leksem-leksem itu disebut makna leksikal. Leksem adalah istilah-istilah yang

lazim digunakan dalam studi semantik untuk menyebutkan satuan bahasa

Page 22: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

22

bermakna. Istilah leksem ini kurang lebih dapat dipadankan dengan istilah kata

yang lazim digunakan dalam studi morfologi dan sintaksis dan yang lazim

didefinisikan sebagai satuan gramatikal bebas terkecil.

Secara leksikologis, semantik leksikal mencakup pokok-pokok sebagai

berikut:

1. Makna dan referensi

Makna leksikal lazimnya dipandang sebagai sifat kata sebagai unsur leksikal.

Misalnya kata „roti‟ memiliki makna tertentu, namun selain itu kata „roti‟ juga

memiliki sifat tertentu yaitu referensi (kemampuan „roti‟ mengacu pada

makanan tertentu. Yang diacu disebut dengan „referen‟.

2. Denotasi dan konotasi

Denotasi adalah referensi terhadap sesuatu yang ekstralingual menurut makna

yang bersangkutan. Sedangkan konotasi adalah arti yang muncul pada penutur

akibat penilaian afektif dan emosional. Misalnya denotasi kata penjara adalah

kemampuan kata tersebut untuk bereferensi pada sebuah penjara, sedangkan

makna konotasinya bersifat negatif karena penghuni penjara tidak dapat

bertindak sesuai kehendaknya sendiri.

3. Analisis ekstensiol dan intensiol

Makna ekstensiol adalah makna pragmatis. Menurut makna ekstensiol, kata X

mengacu pada hal-hal yang bersifat ekstralingual, misalnya kata „perabot‟

mengacu pada perabot yang bermacam-macam. Menurut makna intensional

kata X terdiri atas sifat-sifat semantik tertentu, misalnya kata „perabot‟ secara

intensional mengandung unsur semantik sebagai perlengkapan rumah tangga.

Page 23: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

23

4. Analisis Komponensial

Dalam setiap bahasa, banyak kata tidak memiliki maknanya sendiri-sendiri,

lepas dari makna kata lainnya, tetapi memiliki makna yang berperanan hanya

karena memiliki hubungan dengan kata-kata lainnya. Analisis ini

menggunakan asas pembeda yang kita temukan dalam fonologi, yang artinya

identitas fonem adalah identitas pembeda. Namun, asas pembeda ini juga

berlaku dalam menganalisis hubungan kata-kata secara semantis, yaitu di

dalam kelompok unsur-unsur leksikal tertentu.

5. Makna dan Pemakaian

Analisis ini membedakan antara makna (leksikal) atau disebut juga sebagai

makna harfiah atau kanonik, dengan pemakaiannya sebagai makna

nonkanonik. Contoh dari pemakaian nonkanonik adalah metafora dan

metonimi.

6. Sinonim, Antonim, Homonim, Hiponim

(1) Dua istilah atau lebih yang maknanya sama atau mirip, tetapi bentuknya

berlainan, disebut sinonim. Di antara istilah sinonim itu salah satunya

ditentukan sebagai istilah baku atau yang diutamakan.

Misalnya :

gulma sebagai padanan weed lebih baik daripada tumbuhan pengganggu

(2) Antonim adalah dua kata yang maknanya berlawanan, misalnya besar dan

kecil.

(3) Istilah homonim berupa dua istilah, atau lebih, yang sama ejaan dan

lafalnya, tetapi maknanya berbeda, karena asalnya berlainan. Istilah homonim

Page 24: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

24

dapat dibedakan menjadi homograf dan homofon. Istilah homograf ialah

istilah yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafalnya.

Misalnya :

teras „inti‟ dengan teras 'lantai datar di muka rumah'

Istilah homofon ialah istilah yang sama lafalnya, tetapi berbeda ejaannya.

Misalnya :

bank „tempat menyimpan uang‟ dengan bang „sapaan untuk kakak laki-laki‟

(4) Istilah hiponim ialah bentuk yang maknanya terangkum dalam hipernim,

atau superordinatnya yang mempunyai makna yang lebih luas. Kata

mawar,melati, cempaka, misalnya, masing-masing disebut hiponim terhadap

kata bunga yang menjadi hipernim atau superordinatnya.

2.3.2.2 Makna Figuratif

Makna kiasan (figurative meaning, tranfered meaning) adalah pemakaian

leksem dengan makna yang tidak sebenarnya. Sebagai contoh frasa ‟mahkota

wanita‟ tidak dimaknai sebagai sebuah benda yang dipakai seorang wanita di atas

kepalanya yang merupakan lambang kekuasaan seorang pemimpin dan berhiaskan

emas atau permata, namun frasa ini dimaknai sebagai „rambut wanita‟. Abrams

(1981:63) menyatakan bahwa bahasa figuratif atau kiasan merupakan

penyimpangan dari bahasa yang digunakan sehari-hari, penyimpangan dari bahasa

baku atau standar, penyimpangan makna, dan penyimpangan susunan (rangkaian)

kata-kata supaya memperoleh efek tertentu atau makna khusus.

Bahasa figuratif sebenarnya adalah gaya bahasa kiasan. Bahasa kiasan atau figure

of speech atau oleh Kridalaksana disebut sebagai figure of rhetoric atau rhetorical

Page 25: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

25

figure yaitu alat untuk memperluas makna kata atau kelompok kata untuk

memperoleh efek tertentu dengan membandingkan atau membagi serta

mengasosiasikan dua hal.

1) Metafora

Metafora, mengandung unsur-unsur yang kadang-kadang tidak disebutkan

secara eksplisit. Definisi metafora menurut Beekman dan Callow (1974) adalah

suatu perbandingan yang implisit. Gaya metafora melihat sesuatu dengan

perantaraan benda yang lain. Metafora sebagai pembanding langsung tidak

menggunakan kata-kata seperti dan lain-lain, sehingga pokok pertama langsung

dihubungkan dengan pokok kedua. Salah satu unsur yang dibandingkan, yaitu

citra, memiliki sejumlah komponen makna dan biasanya hanya satu dari

komponen makna tersebut yang relevan dan juga dimiliki oleh unsur kedua, yaitu

topik.

Beekman dan Callow menjelaskan bahwa metafora terdiri atas tiga bagian,

yaitu (a) topik, yaitu benda atau hal yang dibicarakan; (b) citra, yaitu bagian

metaforis dari majas tersebut yang digunakan untuk mendeskripsikan topik dalam

rangka perbandingan; (c) titik kemiripan, yaitu bagian yang memperlihatkan

persamaan antara topik dan citra. Ketiga bagian yang menyusun metafora tersebut

tidak selalu disebutkan secara eksplisit. Adakalanya, salah satu dari ketiga bagian

itu, yaitu topik, sebagian dari citra, atau titik kemiripannya implisit, seperti yang

terlihat dalam contoh di bawah ini:

He is also Baldwin‟s legal eagle „

Dia juga elang dalam urusan hukum Baldwin‟

Page 26: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

26

Topik metafora pada contoh di atas adalah he „dia‟, sedangkan citranya adalah

eagle „elang‟. Akan tetapi, titik kemiripan yang menunjukkan dalam hal apa he

„dia‟ dan eagle „elang‟ tidak disebutkan secara eksplisit. Untuk mengetahui titik

kemiripan ini diperlukan pengetahuan tentang konteks tempat metafora tersebut

terdapat, pemahaman terhadap makna simbol „elang‟ dalam masyarakat dan unsur

implisit lainnya.

Senada dengan Beekman dan Callow, Parera (2004:119) mengatakan salah

satu unsur metafora adalah kemiripan dan kesamaan tanggapan pancaindra.

Struktur metafora utama yang utama ialah (1) topik yang dibicarakan; (2) citra

atau topik kedua; (3) titik kemiripan atau kesamaan. Hubungan antara topik atau

citra dapat bersifat objektif dan emotif. Berdasarkan pilihan citra yang dipakai

oleh pemakai bahasa dan para penulis di pelbagai bahasa, pilihan citra oleh Parera

(2004:119) dibedakan atas empat kelompok, yakni (1) metafora bercitra

antropomorfik, (2) metafora bercitra hewan, (3) metafora bercitra abstrak ke

konkret, (4) metafora bercitra sinestesia atau pertukaran tanggapan/persepsi indra.

1. Metafora bercitra antropomorfik merupakan satu gejala semesta. Para pemakai

bahasa ingin membandingkan kemiripan pengalaman dengan apa yang

terdapat pada dirinya atau tubuh mereka sendiri. Metafora antropomorfik

dalam banyak bahasa dapat dicontohkan dengan mulut botol, jantung kota,

bahu jalan, dan lain-lain.

2. Metafora bercitra hewan, biasanya digunakan oleh pemakai bahasa untuk

menggambarkan satu kondisi atau kenyataan di alam sesuai pengalaman

pemakai bahasa. Metafora dengan unsur binatang cenderung dikenakan pada

tanaman, misalnya kumis kucing, lidah buaya, kuping gajah. Metafora dengan

Page 27: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

27

unsur binatang juga dikenakan pada manusia dengan citra humor, ironi,

peyoratif, atau citra konotasi yang luar biasa, misalnya, fable dalam Fabel

MMM yang dikutip oleh Parera terdapat nama-nama seperti Mr. Badak bin

Badak, Profesor Keledai, dan terdapat pula Majelis Pemerintah Rimba (MPR),

dan lain-lain. Dalam metafora bercitra hewan diungkapkan oleh Parera

(2004:120) bahwa manusia disamakan dengan sejumlah takterbatas binatang

misalnya dengan anjing, babi, kerbau, singa, buaya, dst., sehingga dalam

bahasa Indonesia kita mengenal peribahasa “Seperti kerbau dicocok hidung”,

ungkapan “buaya darat”, dan ungkapan makian ”anjing, lu”, dan seterusnya.

3. Metafora bercitra abstrak ke konkret, adalah mengalihkan ungkapan-ungkapan

yang abstrak ke ungkapan yang lebih konkret. Seringkali pengalihan ungkapan

itu masih bersifat transparan tetapi dalam beberapa kasus penelusuran

etimologi perlu dipertimbangkan untuk memenuhi metafora tertentu.

Dicontohkan oleh Parera, secepat kilat „satu kecepatan yang luar biasa‟,

moncong senjata „ujung senjata‟, dan lain-lain.

4. Metafora bercitra sinestesia, merupakan salah satu tipe metafora berdasarkan

pengalihan indra, pengalihan dari satu indra ke indra yang lain. Dalam

ungkapan sehari-hari orang sering mendengar ungkapan “enak didengar”

untuk musik walaupun makna enak selalu dikatkan dengan indra rasa; “sedap

dipandang mata” merupakan pengalihan dari indra rasa ke indra lihat.

2) Metonimi

Kata metonimi berasal dari kata Yunani meta yang berarti „menunjukkan

perubahan‟ dan onoma yang berarti „nama‟. Dengan demikian, metonimi adalah

Page 28: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

28

suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal

lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Hubungan itu dapat berupa

penemu untuk hasil penemuan, pemilik untuk barang yang dimiliki, akibat untuk

sebab, sebab untuk akibat, isi untuk menyatakan kulitnya, dan sebagainya.

Metonimi disebut oleh Keraf (1992:142) sebagai bagian dari sinekdoke.

Sinekdoke dibagi menjadi dua yaitu pars pro toto: pengungkapan sebagian dari

objek untuk menunjukkan keseluruhan objek, dan totum pro parte: Pengungkapan

keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.

Parera (2004:121) menyebut metonimi sebagai hubungan kemaknaan.

Berbeda halnya dengan metafora, metonimi muncul dengan kata-kata yang telah

diketahui dan saling berhubungan. Metonimi merupakan sebutan pengganti untuk

sebuah objek atau perbuatan dengan atribut yang melekat pada objek atau

perbuatan yang bersangkutan. Misalnya, “rokok kretek” dikatakan “belikan saya

kretek”.

Metonimi menurut Parera (2004:121-122) dapat dikelompokkan

bedasarkan atribut yang mendasarinya, misalnya metonimi dengan relasi tempat,

relasi waktu, relasi atribut (pars prototo), metonimi berelasi penemu atau

pencipta, dan metonimi berdasarkan perbuatan.

1. Metonimi berdasarkan atribut tempat, dicontohkan oleh Parera seperti “Pasar

Blok M” disingkat “Blok M”sebagai singkatan nama bioskop yang terkenal di

tempat tersebut pada masa tertentu, yakni “bioskop Majestik”. Di tahun 60-an

di Jakarta Pusat terdapat gedung bioskop megah dengan nama “Metropole”

dan tahun 80-an diganti dengan nama “Megaria”. Tiap-tiap daerah dikenal

Page 29: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

29

dengan ciri atribut yang menonjol dan pada umumnya penduduk akan

menyebutkan daerah tersebut berdasarkan ciri atribut yang terkenal.

2. Metonimi berdasarkan atribut waktu, contohnya “Datanglah setelah magrib”,

“Subuh nanti kita berangkat”. Waktu Shalat bagi umat Islam seperti Magrib

dan Subuh atau Misa bagi orang kristiani biasanya dipakai sebagai ukuran dan

pembagian waktu di Indonesia.

3. Metonimi berdasarkan unsur bagian untuk seluruhnya atau disebut tipe pars

pro toto. Contohnya, Militer atau tentara Nasional Indonesia (TNI) dikenal

dengan sebutan “baju hijau”, kelompok pasukan tentara Angkatan Darat yang

khusus disebut dengan “Baret Merah”.

4. Metonimi berdasarkan penemu dan pencipta, dicontohkan oleh Parera sebagai

bentuk penyebutan penemu sesuatu. Misalnya, jika seorang ahli fisika

mengatakan “satu ampere adalah aliran listrik yang satu volt dapat mengirim

melali satu ohm”, maka ia telah menyebut tiga tokoh utama dalam bidang

ilmunya, yakni Andre Ampere (orang Prancis), Count Alssandro Volta (orang

Italia), dan George Simon Ohm (orang Jerman).

2.3.2.3 Teori Semiotik Charles Sanders Peirce

Peirce (1931-58) mengemukakan sebuah model triadik yang terdiri dari:

(1)representamen; (2)interpretant; (3) object. Representamen merupakan bentuk

yang diambil oleh suatu tanda (beberapa teori juga menyebutnya sebagai

„perantara tanda‟. Interpretant merupakan makna dari tanda. Object adalah

sesuatu yang diwakili oleh representamen yang berkaitan dengan acuan. Object

Page 30: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

30

dapat berupa representasi mental (ada dalam pikiran), dapat juga berupa sesuatu

yang nyata di luar tanda.

Ketiga elemen dalam model triadik Peirce merupakan elemen yang

esensial. Tanda merupakan sebuah kesatuan dari apa yang diwakili (objek),

bagaimana tanda itu diwakili (representamen), dan bagaimana tanda tersebut

diinterpretasikan (interpretant). Model Peirce diilustrasikan seperti pada Gambar

3 berikut ini:

interpretant

representamen objek

Gambar 3. Segitiga Semiotik Peirce

Bentuk segitiga Peirce merupakan bentuk tripod atau kaki tiga dengan

puncak di tengah-tengahnya. Garis putus-putus yang terdapat di dasarnya

mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan langsung secara semantis antara

perantara tanda dan acuan. Disini ditekankan bahwa terdapat perbedaan antara

tanda dan perantara tanda (yang selanjutnya menjadi signifier oleh Saussure dan

representamen oleh Peirce). Tanda lebih dari sekadar perantara tanda. Istilah

tanda seringkali digunakan secara bebas sehingga perbedaan ini tidak selalu

terlihat. Namun secara umum, signifier atau representamen merupakan bentuk

dimana tanda tersebut muncul, sedangkan tanda merupakan perangkat makna

secara keseluruhan. Interaksi antara representamen, objek, dan interpretant ini

disebut oleh Peirce sebagai semiosis.

Page 31: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

31

Pemilihan teori semiotik Peirce dalam penelitian ini adalah karena Peirce

melihat tanda tidak sebagai suatu struktur, tetapi sebagai suatu proses pemaknaan

tanda yang disebutnya semiosis. Semiosis merupakan proses tiga tahap dan dapat

terus berlanjut. Artinya, interpretant, pada gilirannya dapat menjadi

representamen, dan seterusnya. Peirce menyatakan bahwa proses semiosis tidak

terbatas, bergantung pada pengalaman.

Berikut ini uraian proses semiosis.

1. pencerapan representamen (R) yang dilihat oleh manusia (ini yang disebut

dengan “ tanda”).

2. perujukan representamen pada objek (O) yang merupakan konsep yang

dikenal oleh pemakai tanda.

3. penafsiran makna/interpretant (I) oleh pemakai tanda, setelah

representamen dikaitkan dengan objek.

Tanda menurut Peirce terdiri atas Simbol (tanda yang muncul dari

kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda

yang muncul dari hubungan sebab-akibat).

1. Simbol merupakan tanda yang mengacu pada objek yang ditentukan

melalui ketetapan hukum, umumnya berhubungan dengan kesepakatan

umum yang menyebabkan simbol tersebut mengacu pada sebuah objek.

Simbol juga diinterpretasikan berdasarkan aturan maupun hubungan yang

bersumber dari kebiasaan.

2. Ikon mewakili objeknya berdasarkan persamaan. Ikon menyerupai objek

yang diwakilinya. Tidak seperti indeks, ikon tidak memiliki hubungan

dinamis dengan objek yang diwakilinya.

Page 32: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

32

3. Indeks berhubungan dengan objek. Indeks mengarahkan tujuan pada

objeknya dengan dorongan tak kasat mata. Apabila ikon berdasarkan pada

kesamaan, indeks berdasarkan pada hubungan sebab-akibat.

Acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang

menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang

menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna

yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal

yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari

sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.

2.3.2.4 Tindak Ilokusi

Studi mengenai tindak tutur pertama kali dicetuskan oleh Austin (1962),

dalam bukunya How to Do Things with Words yang kemudian dilanjutkan oleh

muridnya J.R Searle. Austin pada dasarnya memandang bahwa manusia, dengan

menggunakan bahasa dapat melakukan tindakan-tindakan yang disebut tindak

tutur (speech Act). Searle (1969) dalam Speech Act: An Essay in The Philosophy

of Language menyatakan bahwa dalam berbicara manusia manampilkan tindak

tutur, antara lain membuat pernyataan, memberi perintah, bertanya, berjanji, dan

lain sebagainya. Tindak tutur merupakan unit terkecil dari sebuah komunikasi.

Unit tersebut bukanlah simbol, kata, maupun kalimat, atau bahkan tanda dari

simbol, kata, dan kalimat itu sendiri, melainkan lebih sebagai penampilan dari

simbol, kata, maupun kalimat tersebut sebagai sebuah tindak tutur.

Page 33: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

33

Austin (1978:101) membedakan adanya tiga macam tindak tutur, yakni

lokusi, ilokusi dan perlokusi.

1. Lokusi mengaitkan suatu topik dengan suatu keterangan dalam suatu

ungkapan (subjek-predikat).

2. Ilokusi yaitu tindakan mengucapkan suatu pernyataan, tawaran,

pertanyaan, dan sebagainya.

3. Perlokusi yaitu hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan itu pada

petutur sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan ungkapan.

Searle (1979:39) memandang bahwa tindak ilokusi merupakan unit terkecil dari

komunikasi linguistik. Oleh karena itu, teori mengenai tindak ilokusi yang

dikemukakan oleh Searle digunakan untuk menganalisis fungsi dari emoticon

RBK. Searle membedakan adanya lima macam tindak ilokusi, yakni tindak ilokusi

asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi.

1. Tindak ilokusi asertif ialah ilokusi yang menyatakan kebenaran, misalnya:

menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan

pendapat, dan melaporkan.

2. Tindak ilokusi direktif ialah ilokusi yang menghasilkan efek berupa

tindakan yang dilakukan oleh petutur, misalnya: memesan, memerintah,

memohon, menuntut, dan memberi nasihat.

3. Tindak ilokusi komisif ialah ilokusi yang membuat penutur terikat pada

suatu tindakan di masa mendatang, misalnya: menjanjikan, menawarkan,

dan berkaul.

4. Tindak ilokusi ekspresif ialah ilokusi yang mengutarakan sikap psikologis

penutur terhadap yang tersirat dalam ilokusi, misalnya: mengucapkan

Page 34: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

34

terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji,

dan mengucapkan belasungkawa.

5. Tindak ilokusi deklarasi ialah ilokusi yang keberhasilan pelaksanannya

mengakibatkan kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya:

memecat, mengundurkan diri, membaptis, menamai, menjatuhkan

hukuman, mengucilkan/membuang, serta mengangkat pegawai.

Page 35: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

35

2.4 Model Penelitian

Gambar 4. Model Penelitian

PENELITIAN

RAGAM BAHASA KASKUS

EMOTICON LEKSIKAL

MAKNA TIPE MAKNA STRUKTUR

Proses

Pembentukan

Istilah (Pusat

Bahasa, 2007)

Semantik Leksikal

(Lyons, 1977),

Metafora

(Beekman &

Callow, 1974),

Metonimi (Parera,

2004)

Komponen

Semiotik

(Peirce, 1931),

Tindak Ilokusi

(Searle, 1979)

Triadik (Peirce,

1931)

TEMUAN

SIMPULAN

Page 36: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

36

Gambar di atas menunjukkan bahwa penelitian tentang RBK berakar dari

leksikal dan emoticon yang dianalisis struktur dan tipe serta makna yang

terkandung di dalamnya. Dalam tataran leksikal, data diidentifikasikan dan

diklasifikasikan terlebih dahulu berdasarkan struktur dalam proses

pembentukannya, kemudian dilanjutkan dengan analisis makna yang meliputi

proses pemaknaan secara leksikal RBK. Selanjutnya, emoticon RBK

diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori kemudian dilanjutkan dengan

pembahasan mengenai makna-makna yang terkandung dalam simbol-simbol

emoticon yang digunakan oleh para kaskuser untuk mengekspresikan perasaan

Page 37: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

37

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penulisan mencakup sumber data, jenis data, metode dan teknik

pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan teknik

penyajian analisis data.

3.1 Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, karena peneliti merupakan alat utama pengumpul data dengan metode

pengumpulan data berdasarkan pengamatan pada media internet. Di samping itu,

pengumpulan data dilakukan secara deskriptif, dan data yang diperoleh berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka, serta penelitian juga dilakukan dengan

pengambilan sampel secara purpusif. Data yang digunakan sebagai sampel

merupakan kata-kata yang hanya ditemukan di dalam komunitas Kaskus dan

tidak ditemukan pada komunitas lainnya.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah ragam bahasa yang

digunakan oleh komunitas kaskus yang diperoleh dari www.kaskus.us dan

m.kaskus.us. Data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata dalam RBK yang

diambil dari thread dan posting-an yang dibuat oleh para Kaskuser, serta berbagai

emotikon yang digunakan dalam komunitas Kaskus. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari beberapa posting-an mengenai Kamus Besar Bahasa Kaskus yang

dibuat oleh beberapa kaskuser sebagai acuan mengenai arti dari kata-kata dalam

37

Page 38: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

38

RBK. Pemilihan data berupa kata dan emoticon ini dikarenakan komunitas

Kaskus menunjukan karakteristik yang khas dalam penggunaan kata-kata serta

emoticon baru yang tidak dikenal secara luas, bahkan sangat berbeda dengan

bahasa prokem pada umumnya. Pengambilan data dilakukan dari bulan Januari

hingga Mei 2011 dari dua forum besar di dalam komunitas Kaskus, yakni The

Lounge dan Forum Jual Beli karena kedua forum tersebut merupakan forum-

forum yang paling banyak dikunjungi oleh Kaskuser setiap harinya. Menurut

poling yang dilakukan pada tanggal 25 Maret 2011 di salah satu thread Kaskus,

diperoleh data bahwa The Lounge merupakan forum dengan Traffic Posting

(jumlah posting-an yang diunggah) paling tinggi, sedangkan Forum Jual Beli

menempati Page View (jumlah halaman yang dibuka) paling tinggi.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah metode simak dengan teknik dasar sadap

dan teknik lanjutan berupa teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat.

Menurut Mahsun (2007), apabila peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa

secara tertulis, dalam penyadapan itu peneliti hanya dapat menggunakan teknik

catat sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap. Sebelum penyimakan,

dilakukan teknik screen capture (pengambilan data dengan memfoto tampilan

yang muncul pada layar komputer). Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan

data adalah sebagai berikut:

1. Sejumlah thread beserta seluruh posting-an dalam www.kaskus.us dan

m.kaskus.us diambil dengan teknik screen capture. Inilah yang merupakan

korpus data dalam penelitian RBK.

Page 39: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

39

2. Dari korpus data tersebut dilakukan penyimakan dengan teknik dasar sadap

dan teknik lanjutan simak bebas libat cakap, maksudnya peneliti hanya

berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para informannya. Data

diidentifikasi untuk menentukan kata-kata dan emoticon yang digunakan

sebagai objek penelitian ini.

3. Setelah proses identifikasi, dilanjutkan dengan prosees klasifikasi data. Data-

data yang telah teridentifikasi dikelompokan berdasarkan kesamaan bentuk

dan ciri-ciri yang dimiliki tiap-tiap kata dengan teknik lanjutan catat.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode padan

dengan teknik pilah dan teknik parafrase (Sudaryanto, 1993). Teknik analisis

datanya melalui tahap-tahap di bawah ini:

1. Data berupa kata RBK yang telah dikumpulkan dan diklasifikasikan ke dalam

beberapa kategori dianalisis bentuk leksikalnya, termasuk struktur

pembentukan katanya yang dianalisis dengan teknik parafrase yaitu

menjelaskan prosesnya sesuai dengan kesepadanan antara kata dengan artinya

yang diperoleh dari kamus besar bahasa kaskus.

2. Setelah itu dilanjutkan dengan analisis makna leksikal. Dalam analisis ini

dibandingkan kosakata bentuk plesetan yang ada dalam RBK dengan artinya

yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Kaskus (KBBK). Setelah itu,

barulah dilakukan analisis mengenai pembentukan makna leksikal kata

tersebut, misalnya kata „sedot‟ dalam Ragam Bahasa Kaskus merupakan kata

Page 40: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

40

lain dari download. Proses pemerolehan makna inilah yang dianalisis dalam

penelitian ini.

3. Dan yang dianalisis selanjutnya adalah data berupa emoticon yang banyak

digunakan dalam komunitas Kaskus. Seluruh data emoticon yang telah

diklasifikasikan dianalisis menggunakan teori Semiotik Charles Sanders

Peirce.

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Analisis Data

Hasil analisis disajikan dengan cara formal (menyajikan hasil dengan

perumusan lambang, tabel, daftar kosakata, dan sebagainya, serta cara informal

(dengan memberikan uraian atau paparan untuk memperjelas hasil analisis).

Page 41: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

41

BAB IV

STRUKTUR DAN PROSES PEMAKNAAN LEKSIKAL RBK

4.1 Struktur Leksikal RBK

Ragam Bahasa Kaskus (RBK) merupakan bagian dari bahasa prokem atau

bahasa slang. Bahasa Slang oleh Kridalaksana (1982:156) dirumuskan sebagai

ragam bahasa yang tidak resmi digunakan oleh kaum remaja, serta waria atau

kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern sebagai usaha agar orang di luar

kelompoknya tidak mengerti, berupa kosa kata yang serba baru dan berubah-ubah.

Sebagai bagian dari bahasa prokem atau slang, RBK berfungsi sebagai ekspresi

rasa kebersamaan para kaskuser. Selain itu, dengan menggunakan RBK, mereka

ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari

kelompok masyarakat yang lain. Bagi para kaskuser pemula, penggunaan RBK

tentunya menjadi tantangan tersendiri saat mulai memasuki komunitas Kaskus.

Pada awalnya, kesulitan memahami istilah-istilah yang digunakan di Kaskus

seringkali dialami oleh anggota baru yang dikenal dengan newbie ini. Beberapa

thread tentang daftar kata RBK yang menyerupai kamus pun dibuat oleh beberapa

orang kaskuser untuk membantu para newbie dalam berkomunikasi. Namun,

kamus ini tidak sama seperti kamus lainnya yang diterbitkan secara resmi

kemudian dipasarkan, karena hanya berupa daftar kata yang dibuat oleh kaskuser

dan diplesetkan sebagai Kamus Besar Bahasa Kaskus (KBBK).

Kosakata dalam RBK diambil dari kosakata bahasa yang hidup di

lingkungan para kaskuser. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan

bergantung pada kreativitas pemakainya dan disesuaikan dengan topik

41

Page 42: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

42

pembicaraan. Terdapat berbagai forum di dalam komunitas Kaskus dengan topik

yang berbeda-beda, namun yang dipilih sebagai sumber data di dalam penelitian

ini adalah The Lounge dan Forum Jual Beli. Kedua forum ini merupakan forum

yang paling banyak dikunjungi setiap harinya sehingga penggunaan berbagai

istilah RBK juga banyak ditemui. Di samping itu, The Lounge merupakan forum

yang membahas tentang gosip serta berbagai jenis informasi mulai dari informasi

mengenai gaya hidup, tren terbaru, hingga berita-berita terkini dari para kaskuser.

Keanekaragaman berita di dalam The Lounge menyebabkan istilah-istilah yang

digunakan juga lebih bervariasi.

RBK memiliki perbendaharaan kata dengan struktur yang beraneka ragam.

Dalam subbab ini dibahas mengenai struktur-struktur leksikal yang terdapat dalam

RBK.

4.1.1 Singkatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) singkatan adalah

hasil menyingkat atau memendekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf

(misalnya, DPR, KKN, yth., dsb., dan hlm.). Fungsi penggunaan singkatan di

dalam komunitas Kaskus adalah untuk meminimalisasi penggunaan kata dalam

berkomunikasi antarsesama kaskuser.

Tabel 4.1 RBK Singkatan

No Singkatan Arti

Kategori S1

1 ASAP As Soon As Possible

2 BB Buka-bukaan

Page 43: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

43

3 BRP Bad Reputation Point

4 COD Cash On Delivery

5 DP Disturbing Picture

6 FJB Forum Jual Beli

7 KBBK Kamus Besar Bahasa Kaskus

8 TBC Turut Berduka Cita

Kategori S2

9 BB+17 Buka-bukaan 17 Tahun Keatas

10 FR2 Forum Roda Dua

11 F2F Face To Face

12 H2H Hearth To Hearth

13 J4F Just For Fun

Kategori S3

14 BnB Bet and Bookies

55 BP Berita dan Politik

16 CCPB Cara Curang dan Program Bajakan

17 KSP Kritik Saran dan Pertanyaan

18 OANC Outdoor Adventure and Nature Club

Kategori S4

19 BNWOT Brand New Without Tag

20 BW Bandwidth

21 BWK Bandwidth Killer

22 DL Download

Page 44: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

44

Tabel 4.1 di atas menunjukkan RBK bentuk singkatan yang sering

digunakan di dalam komunitas Kaskus. Singkatan tersebut diklasifikasikan ke

dalam empat kategori berdasarkan struktur dan proses pembentukannya.

1. Kategori S1

Singkatan-singkatan yang diklasifikasikan ke dalam kategori S1 memiliki

struktur yang sama dengan singkatan pada umumnya, dibentuk dengan

menuliskan huruf awal dari tiap-tiap kata penyusunan. Berikut ini

merupakan contoh penggunaan singkatan kategori S1 di dalam komunitas

Kaskus.

(L1) VicVenz (Kaskus Addict)

Ahirnya jadi HT pertama ane.

„Akhirnya menjadi Hot Tread pertama Saya.‟

HT merupakan singkatan yang sering digunakan di dalam komunitas

Kaskus, dan merupakan kepanjangan dari Hot Thread. Istilah ini diberikan

kepada thread yang berhasil masuk ke dalam halaman utama Kaskus dan

biasanya dipilih oleh para staff Kaskus berdasarkan kepopuleran dari

thread tersebut.

(L2) Sahabat2ku (Kaskus Addict)

Terus TS jawabannya apa?

„Lalu Thread Starter jawabannya apa?‟

TS merupakan singkatan dari Thread Starter dan digunakan untuk

menyebutkan seseorang yang mem-post thread untuk pertama kalinya.

Pada kedua contoh di atas dapat dilihat bahwa singkatan pada

kategori S1 dibentuk dengan menggunakan huruf awal dari seluruh kata

penyusunnya. Contoh lainya,

Page 45: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

45

ASAP = As Soon As Possible

COD = Cash On Delivery

FJB = Forum Jual Beli.

2. Kategori S2

Kategori S2 merupakan kelompok singkatan dengan struktur berbeda

dengan singkatan pada kategori S1. Singkatan jenis ini tidak hanya

melibatkan huruf pertama dari tiap-tiap kata pembentuknya, melainkan

juga menggunakan angka dengan berbagai informasi yang terkandung di

dalamnya.

(L3) Catroch (Kaskus Addict)

Maaf gan, rada BB+17

„Maaf juragan, agak Buka-bukaan 17 tahun ke atas.‟

BB+17 merupakan singkatan dari Buka-bukaan 17 tahun ke atas.

Singkatan ini digunakan untuk menyatakan konten di dalam Kaskus yang

diperuntukkan bagi Kaskuser yang berusia 17 tahun atau lebih.

(L4) Charize (Aktivis Kaskus)

Salah forum gan, harusnya di FR2

„Salah forum juragan, harusnya di Forum Roda Dua.‟

FR2 merupakan singkatan dari Forum Roda Dua. Berbeda dengan angka

pada BB+17 yang menunjukan umur, angka pada singkatan FR2

menunjukan jumlah, roda pada kendaraan bermotor. Forum ini merupakan

tempat bagi Kaskuser yang menyukai otomotif khususnya kendaraan roda

dua untuk saling bertukar informasi tentang motor, dimulai dari

keunggulan dan kekurangan dari motor tertentu, suku cadang, hingga

modifikasi motor.

Page 46: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

46

(L5) Dwisuli (Kaskus Addict)

Mending diomongin F2F aja gan..

„Lebih baik dibicarakan Face to Face saja juragan.‟

(L6) addictlover86 (Kaskuser)

Kalo mo curhat di forum H2H gan…

„Kalau mau curhat di forum Heart to Heart juragan.‟

Angka 2 pada singkatan yang terdapat pada kedua contoh di atas tidak

menunjukkan umur maupun jumlah. Angka ini merupakan bentuk singkat

dari kata „to‟ dalam bahasa Inggris.

F2F = Face to Face

H2H = Heart to Heart

Penggunaaan angka 2 sebagai pengganti dari „to‟ disebabkan persamaan

pelafalan 2 dalam bahasa Inggris [tu:] dengan „to‟ [tu:].

(L6) surya.astina86 (Kaskus Addict)

Hahaha J4F gan..

„Hahaha Just For Fun juragan.‟

Sama seperti kedua singkatan di atas, angka pada 4 pada singkatan ini juga

merupakan bentuk singkat dari kata bahasa Inggris „for‟. J4F berarti Just

For Fun. Pelafalan angka 4 dalam bahasa Inggris [f:(r)] memiliki

kemiripan dengan pelafalan kata „for‟ [fә(r)], sehinggan 4 digunakan

sebagai pengganti dari „for‟.

3. Kategori S3

Singkatan yang termasuk ke dalam kategori S3 merupakan singkatan yang

bentuk panjangnya mengandung kata sambung „dan‟ maupun „and‟ dalam

singkatan yang berbahasa Inggris. Walaupun kelima singkatan tersebut

memiliki ciri yang sama, namun terdapat perbedaan struktur dalam proses

Page 47: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

47

pembentukannya. Sebagian besar singkatan tersebut mengalami pelesapan

huruf awal dari kata sambung „dan‟ maupun „and‟ dari bentuk panjangnya,

misalnya ,

(L7) Maleng (Kaskus Holic)

kekny ni repost dri forum BP gan…

„Sepertinya ini repost dari forum Berita dan Politik gan.‟

(L8) BoanDevlane (Kaskus Addict)

ane sering liat d OANC tuh. lbh lengkap disono..

„Saya sering lihat di Outdoor Adventure and Nature Club

tuh. Lebih lengkap disana‟

BP = Berita dan Politik

OANC = Outdoor Adventure and Nature Club

Apabila mengikuti kaidah singkatan pada umumnya yang menuliskan

huruf awal dari tiap-tiap kata penyusunnya, „Berita dan Politik‟ seharusnya

disingkat BDP, namun dalam hal ini huruf awal dari kata sambung „dan‟

dilesapkan sehingga menjadi BP. Begitu pula dengan kata sambung „and‟

pada singkatan yang berbahasa Inggris.

Pada singkatan yang lain ditemukan pula bahwa kata sambung „and‟ tidak

dilesapkan huruf awalnya, namun digantikan dengan sebuah konsonan

tunggal seperti pada contoh di bawah ini,

(L9) tHe LoSeR (Kaskus Addict)

dlo Forum BnB menjadi salah satu andalan di Kaskus..

„Dulu Forum Bet and Bookies menjadi salah satu andalan di

Kaskus.‟

BnB merupakan singkatan dari Bet and Bookies. Kata sambung „and‟

digantikan dengan fonem /n/. Pemilihan fonem ini karena terdapat

kemiripan pelafalan antara /and/ dan /n/, yakni [әn] dan [en].

Page 48: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

48

4. Kategori S4

Pada kategori S4 terdapat empat singkatan dimana kata maupun salah satu

kata penyusunnya disingkat dengan dua huruf sekaligus. Pada dasarnya

kata-kata tersebut merupakan gabungan dua kata yang menimbulkan

makna baru, sehingga singkatannya diperoleh dengan menulis huruf awal

dari kata-kata penyusun gabungan kata tersebut.

(L10) gadingfly (Aktivis Kaskus)

link DL nya mana gan? ud ga sabar ni…

„Link Download-nya di mana juragan? Sudah tidak sabar nih.‟

DL merupakan singkatan dari kata Download. Down bermakna „ke bawah

atau turun‟ dan load yang bermakna „membawa‟. Gabungan keduanya

membentuk download dan menimbilkan makna baru yakni menyalin data

ke komputer. Singkatan DL debentuk dengan menuliskan huruf awal dari

Down dan Load. Contoh lainnya,

BNWOT = Brand New WithOut Tag

BW = BandWidth

Di samping keempat kategori di atas, beberapa singkatan dalam RBK juga

berhomonim dengan singkatan yang sudah dikenal di masyarakat. Homonim

merupakan dua istilah atau lebih yang ejaan dan lafalnya sama namun maknanya

berbeda. Kata-kata yang berhomonin tersebut disajikan pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Singkatan yang Berhomonim

No Homonim Makna RBK Makna Sehari-hari

1 BB Buka-bukaan Blackberry

Page 49: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

49

2 DP Disturbing Picture Down Payment

3 FBI Fans Bang Ipul Federal Bureau Investigation

4 JK Just Kidding Jusuf Kalla

5 RS Roy Suryo Rumah Sakit

6 SP Surat Pembaca Surat Peringatan

7 TBC Turut Berduka Cita Tuberculosis

8 WTS Want To Sell Wanita Tuna Susila

4.1.2 Akronim

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), akronim adalah

kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang

ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.

Tabel 4.3 Akronim

No Akronim Arti

Kategori A1

1 Alay Anak Layangan

2 Copas Copy Paste

3 Delon Derita Loe Nyet

4 Formil Forum Militer

5 Forsup Forum Supranatural

6 Gajebo Ga Jelas Bo

7 Hode Hoax Detected

Page 50: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

50

8 Japri Jalur Pribadi

9 Kaskus Kasak Kusuk

10 Kopdar Kopi Darat

11 Maho Manusia Homo

12 Nocan Nomor Cantik

13 Ongkir Ongkos Kirim

14 Rekber Rekening Bersama

Kategori A2

15 Fovie Forum Movie

Kategori A3

16 Cacat Calon Cantik

17 Milis Mailing List

18 Perpakin Persatuan Pertamax Indonesia

Kategori A4

19 PertamaX Pertama Kali

Tabel 4.3 memuat tentang akronim-akronim yang digunakan di dalam

komunitas Kaskus. Sama halnya dengan singkatan, akronim RBK juga

diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori.

1. Kategori A1

Akronim yang diklasifikasikan ke dalam kategori A1 dibentuk dengan

menggabungkan huruf, suku kata awal, ataupun bagian awal dari kata-kata

Page 51: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

51

penyusunnya. Berikut ini merupakan beberapa contoh penggunaan

akronim di dalam komunitas Kaskus.

(L11) addictlover86 (kaskuser)

Ongkirnya brapa gan?

„Ongkos kirimnya berapa juragan?‟

Ongkir merupakan akronim dari ‟Ongkos Kirim‟. Dalam hal ini akronim

dibentuk dengan menggabungkan suku kata awal dari setiap kata

penyusunnya. Contoh lainnya,

Copas = Copy Paste

Formil = Forum Militer

Kaskus = Kasak Kusuk

Di samping menggunakan suku kata awal dari kata penyusunnya, beberapa

akronim hanya menggunakan huruf awal dari salah satu kata penyusunnya.

(L12) Frustate (Kaskus Addict)

Hahaha delon… kasian deh lu gan…

„Hahaha Derita lo nyet.. Kasihan deh kamu juragan.‟

Di dalam RBK delon memiliki kepanjangan „derita lo nyet‟. Dalam hal ini

terdapat satu kata yang diambil huruf awalnya saja, bukan suku kata

awalnya. Hal ini berkaitan dengan kecenderungan Kaskuser dalam

membentuk kata-kata baru yang sederhana dan mudah diingat. Delon

merupakan nama salah seorang penyanyi pria yang terkenal di Indonesia,

sehingga kata ini sudah sangat familiar di telinga masyarakat.

(L13) wedocare (Kaskus Donator)

ni anak beda tipis antara alay ama maho..

„Ini anak beda tipis antara Anak Layangan sama maho.‟

Page 52: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

52

Alay merupakan akronim dari Anak Layangan. Berbeda dengan Delon,

akronim ini dibentuk dengan menggabungkan huruf awal dari kata

pertama dan tiga huruf awal kata kedua. Pemilihan Alay dibandingkan

Anla (dengan menggabungkan suku kata awal kata penyusunnya) juga

berkaitan dengan kecenderungan kaskuser dalam membentuk kata baru

yang lebih santai dan mudah diingat.

2. Kategori A2

Akronim pada kategori A2 pada dasarnya merupakan pengecualian dari

kategori A1. Berikut ini merupakan contoh penggunaan akronim jenis ini

di dalam Kaskus.

(L14) DamnBusteR (Kaskus Maniac)

kmaren ane liat link ny di fovie tuh..

„Kemarin saya lihat linknya di Forum Movie tuh.‟

Fovie merupakan akronim dari Forum Movie. Dalam hal ini akronim

dibentuk tidah hanya menggunakan bagian awal, melainkan juga dengan

bagian akhir dari salah satu kata penyusunnya.

3. Kategori A3

Kategori ini merupakan akronim yang dibentuk tidak hanya menggunakan

suku kata dari kata penyusunnya, namun juga bagian dari kata tersebut

yang diambil secara acak.

(L15) Ultima (Kaskus Addict)

Gile ne cew, cacat nie gan

„Gila ini cewek, calon cantik nih juragan.‟

Dalam RBK cacat merupakan akronim yang berarti „calon cantik‟. Dalam

hal ini bagian dari kata kedua diambil secara acak atau tidak berurutan.

Page 53: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

53

Hal ini bertujuan untuk membentuk kata baru yang berhomonim dengan

kata bahasa Indonesia sehingga familiar di telinga orang Indonesia. Dalam

bahasa Indonesia cacat berarti „tidak sempurna‟.

Di samping bertujuan untuk membentuk homonim, pembentukan akronim

kategori A3 ini juga bertujuan untuk menyederhanakan pelafalan agar

lebih mudah diucapkan, yakni:

Perpakin = Persatuan Pertamax Indonesia

Milis = Mailing List

4. Kategori A4

Akronim yang diklasifikasikan ke dalam kategori A4 ini memiliki

keunikan tersendiri, yakni menggunakan sebuah simbol untuk

menggantikan salah satu kata penyusunnya.

(L16) ramozeven (kaskuser)

PertamaX diamankan.

„(Gelar) „Pertama Kali‟ diamankan.‟

PertamaX merupakan akronim dari „Pertama Kali‟. Dalam hal ini kata

„kali‟ digantikan dengan simbol „X‟ yang merupakan salah satu tanda

penghitungan untuk mengalikan sebuah bilangan dengan bilangan lainnya

(dibaca „kali‟). Namun sebagai sebuah akronim, PertamaX dilafalkan

sama seperti pertamax yang dalam bahasa Indonesia berarti salah satu

jenis bahan bakar kendaraan bermotor.

4.1.3 RBK Bentuk Ringkas

Page 54: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

54

Bahasa dalam Ragam Bahasa Kaskus juga didominasi oleh pemakaian

bentuk ringkas. Pemakaian bentuk ringkas ini berkaitan dengan kecenderungan

mengurangi sebanyak-banyaknya aktivitas mental dan fisik dalam berbahasa,

namun tidak mengurangi kejelasan informasi yang disampaikan (Martinet dalam

Hoed, 1977:3).

Tabel 4.4 RBK Bentuk Ringkas

No Bentuk Ringkas Bentuk Asli

Kategori R1

1 Admin Administrator

2 Bro Brother

3 Donat Donator

4 Id Identitas

5 Mov Movie

6 Re Reply

7 Req Request

8 Sis Sister

9 Sob Sobat

Kategori R2

10 Agan Juragan

11 Gan Juragan

Kategori R3

12 Fwd Forward

13 Img Image

Page 55: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

55

Kategori R4

14 Aq Aku

15 Gw Gue

Bentuk-bentuk ringkas ini dibentuk dengan meringkas atau menyingkat

bentuk aslinya. Di samping mengurangi aktivitas berbicara, bentuk ringkas juga

digunakan untuk mengurangi aktivitas menulis, karena pada dasarnya RBK

merupakan salah satu bentuk bahasa lisan yang ditulis atau dalam hal ini secara

spesifik diketik pada layar komputer.

Bentuk ringkas RBK juga dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa

kategori.

1. Kategori R1

Bentuk ringkas dengan kategori R1 dibentuk melalui penggunaan bagian

awal dan pelesapan bagian akhir kata aslinya.

(L17) Fishing (Kaskus Addict)

Coba tanya admin aja gan..

„Coba tanya administrator saja gan.‟

Admin merupakan bentuk ringkas dari administrator. Dalam hal ini dapat

dilihat bahwa kata administrator dibagi menjadi dua bagian, namun yang

digunakan hanya setengah bagian awalnya, sedangkan setengah bagian

akhirnya dilesapkan. Bentuk ringkas jenis ini bertujuan untuk mengurangi

aktivitas berbicara, namun tidak mempengaruhi makna dari suatu

informasi yang disampaikan. Contoh lainnya yakni:

Donat = Donator

Page 56: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

56

Re = Reply.

2. Kategori R2

Bentuk ringkas kategori R2 merupakan kebalikan dari kategori R1. Jika

pada kategori satu bagian yang digunakan adalah bagian awal, pada jenis

ini bagian yang digunakan adalah bagian akhir, sedangkan bagian awalnya

dilesapkan.

(L18) bukhori354 (kaskuser)

Satu lagi gan jangan lupa berdoa.

„Satu lagi juragan, jangan lupa berdoa.‟

Bentuk asli dari gan maupun agan adalah juragan. Fungsi dari bentuk

ringkas kategori ini sama seperti pada kategori R1.

3. Kategori R3

Kategori R3 meliputi bentuk ringkas yang dibentuk melalui penghilangan

seluruh huruf vokal dari bentuk aslinya

(L19) dasaRRR (Kaskus Addict)

Img-nya kagak nongol gan…

„Image-nya tidak kelihatan gan.‟

Img merupakan bentuk ringkas dari kata image. Dalam peringkasan ini

semua huruf vokal dari bentuk aslinya dihilangkan.

Pada contoh lain bahkan tidak hanya seluruh vokal yang dihilangkan,

melainkan juga beberapa konsonan.

(L20) Apaan.donk (Kaskus Holic)

Jangan lupa difwd ya..

„Jangan lupa diforward ya.‟

Page 57: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

57

Fwd merupakan bentuk ringkas dari forward dengan menghilangkan

seluruh vokal serta dua konsonan (r) yang sering tidak dilafalkan dalam

bahasa Ingrgis.

Pembentukan bentuk ringkas kategori 3 ini hanya bertujuan untuk

mengurangi aktivitas menulis karena dalam pelafalannya bentuk ringkas

ini tetap dilafalkan seperti bentuk aslinya.

4. Kategori R4

Bentuk ringkas pada kategori R4 dibentuk dengan mengganti dua fonem

menjadi fonem tunggal.

(L21) videvat (Kaskus Holic)

Gw lihat, ini perkimpoian ga lebih dari "Money Talks"

„Saya lihat, perkawinan ini tidak lebih dari Money Talks.‟

Gw merupakan bentuk ringkas dari gue. Dalam hal ini gabungan dua

fonem /ue/ digantikan dengan fonem tunggal /w/ karena kemiripan

pelafalan (/w/ dilapalkan /we/. Contoh lainnya yakni:

Aq = aku

Fonem /q/ dalam bahasa Inggris dilafalkan [kju:] juga memiliki kemiripan

dengan pelafalan [ku].

4.1.4 RBK Bentuk Plesetan

Plesetan merupakan bentuk dalam situasi tidak resmi yang

pembentukannya menggunakan lambang dan istilah tertentu yang tentu saja ingin

memaknakan sesuatu. Plesetan mengutamakan atau memanfaatkan secara

maksimal pembentukan berbagai pernyataan dan aneka makna secara “sewenang-

wenang” karena memiliki kaitan dengan pertanda-makna-realitas empirik. Secara

Page 58: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

58

garis besar, bentuk Plesetan dalam RBK diklasifikasikan ke dalam dua kelompok,

yakni: (1)Plesetan Sebagian; (2) Plesetan Total.

4.1.4.1 Plesetan Sebagian

Plesetan jenis ini dibentuk dengan memplesetkan sebuah kata menjadi kata

baru dengan tetap menggunakan sebagian dari bentuk aslinya.

Tabel 4.5 Plesetan Sebagian

No Kata Bentuk Asli

Kategori PS1

1 Dobol Double Post

2 Lebay Lebih

3 Maintenis Maintenance

4 Mikocok Microsoft

5 Repsol Repost

6 Sotoy Sok tahu

Kategori PS2

7 Kamsud Maksud

8 Sotosop Photoshop

Kategori PS3

9 Mimin Admin

10 Momod Moderator

Kategori PS4

11 Boneng Bener

12 Prikitiw Preview

Page 59: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

59

Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 12 plesetan sebagian

yang diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan bagian bentuk asli

yang masih dipertahankan.

1. Kategori PS1

Dalam kategori ini, pola pembentukan plesetannya adalah dengan

mempertahankan sebagian bentuk awal kata.

(L22) Couzar (Kaskus Addict)

Server lagi maintenis, jadi terganggu gan..

„Server lagi maintenance, jadi terganggu juragan.‟

(L23) falrylea (Kaskus Addict)

Repsol ni gan.. basi..

„Repost ini juragan, basi.‟

Pada kedua contoh di atas dapat dilihat bahwa plesetan sebagian dibentuk

dengan mempertahankan sebagian bentuk awalnya,

Maintenis = maintenance

Repsol = repost,

sedangkan bagian akhirnya diplesetkan sehingga membentuk kata baru

yang terdengar lucu dan mudah diingat.

2. Kategori PS2

Jika pada kategori PS1 yang dipertahankan adalah sebagian bentuk

awalnya, pada kategori ini yang dipertahankan adalah sebagian bentuk

akhir dari bentuk aslinya.

(L24) cyberheart (Aktivis Kaskus)

Wah2 ini beneran apa sotosop neh?

„Wah, ini benar apa photoshop nih?‟

Page 60: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

60

Satosop merupakan plesetan sebagian dari Photoshop, dengan

mempertahankan sebagian bentuk akhirnya dan disertai penyederhanaan

pelafalan yakni penggantian fonem /sh/ dengan /s/.

3. Kategori PS3

Pada kategori ini, plesetan sebagian dibentuk melalui pengulangan

sebagian dari bentuk asli kata tersebut.

(L25) AlvaClipton.Jr (Kaskus Addict)

Terima Kasih mimin, momod, & kaskuser.

„Terima Kasih administrator, moderator, dan kaskuser.‟

Mimin = Admin

Momod= Moderator

Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa terjadi pengulangan sebagian

bentuk asli katanya, baik bagian awal maupun bagian akhirnya.

4. Kategori PS4

Kategori ini merupakan plesetan sebagian yang pembentukannya tidak

teratur. Bagian yang dipertahankan diambil secara acak dari huruf-huruf

penyusun bentuk aslinya.

(L26) surya.astina (Kaskus Addict)

Ah yang boneng gan?

„Ah yang bener juragan?‟

Boneng merupakan plesetan dari „bener‟. Bagian-bagian yang dicetak

tebal merupakan bagian yang dipertahankan dari bentuk aslinya. Contoh

lainnya yakni:

Prikitiw = Preview

Page 61: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

61

4.1.4.2. Plesetan Total

Plesetan ini merupakan bentuk plesetan yang tidak mengambil bagian

bentuk aslinya. Plesetan merupakan bentuk dalam situasi tidak resmi yang

pembentukannya menggunakan lambang dan istilah tertentu yang tentu saja ingin

memaknakan sesuatu. Dengan kata lain, bentuk yang baru sangat berbeda dengan

bentuk aslinya.

Tabel 4.6. Plesetan Total

No Plesetan Arti

1 Cendol reputasi bagus

2 Bata Merah reputasi buruk

3 Klonengan hasil kopian

4 Kimpoi kawin

5 Sedot download

6 Kulkas control panel

7 Afgan sadis

8 Dejavu thread yang diulang

9 Dodol lambat, lemot, jelek

10 Hansip lapor penyalahgunaan

11 Kolor ijo cendol

12 Ijo-ijo cendol

Plesetan-plesetan pada tabel 4.6 di atas mengutamakan atau memanfaatkan

secara maksimal pembentukan berbagai pernyataan dan aneka makna secara

“sewenang-wenang” karena memiliki kaitan dengan pertanda-makna-realitas

Page 62: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

62

empirik. Misalnya hasil kopian diplesetken menjadi klonengan (berasal dari kata

cloning) yang secara biologis berarti membuat kembaran suatu makhluk hidup

dengan menggunakan DNA-nya. Contoh pemakaiannya dalam RBK:

(L27) HeRosHima (Kaskus Addict)

Yang ngasi cendol sertakan ID ente gan.

„Yang mamberi reputasi bagus sertakan ID kamu juragan.‟

4.1.5 RBK Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan

Tabel 4.7 RBK Yang Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan

No Kata Arti

1 Bukmak Bookmark

2 Donlot-donlod Download

3 Inpo - inpoh Info

4 Mantab Mantap

5 Nais – naiz Nice

6 Nubi Newbie

7 Tengkyu Thank you

Kata-kata pada tabel 4.7 di atas dibentuk dengan menyederhanakan pengucapan

dari kata-kata aslinya, yang pada umumnya berasal dari bahasa Inggris. Tujuan

dari penyederhanaan ini adalah untuk lebih mempermudah dalam pengucapannya,

misalnya:

Kata donlot lebih mudah diucapkan daripada kata download [dan‟lәd]

Kata tengkyu lebih mudah diucapkan daripada thank you [ŋkju:]

Page 63: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

63

Di samping untuk mempermudah pengucapan, penyederhanaan ini juga bertujuan

untuk mengurangi aktivitas menulis, karena RBK merupakan salah satu bentuk

bahasa lisan yang diketik pada layar komputer, contohnya:

nubi = newbie

bukmak = bookmark

Contoh pemakaian bentuk ini dalam RBK:

(L28) nyepultura (Kaskus Addict)

Nais info.

„Nice info.‟

(L29) newbiewell (Auto Banned)

Btw bukmak dulu ah mungkin ada update lagi tah.

„By the way bookmark dulu ah mungkin ada update lagi.‟

4.1.8 RBK Bentuk Campuran

Bentuk campuran merupakan kata-kata RBK yang proses pembentukannya

melalui lebih dari satu tahap.

a. Anak yang norak Anak Layangan Alay plesetan akronim

Kata alay merupakan bentuk campuran yang terbentuk dari bentuk

plesetan dan akronim. Pembentukan kata alay melalui proses pemlesetan

„anak yang norak‟ menjadi anak layangan. Selanjutnya Anak Layangan

dibentuk menjadi akronim, yakni Alay.

b. Mailing List Mailis Milis akronim penyederhanaan pelafalan

Milis terbentuk melalui dua proses, yakni akronim dan penyederhanaan

pelafalan.

Mailing List dibentuk menjadi akronim Mailis yang selanjutnya

mengalami penyederhanaan pelafalan menjadi Milis.

Page 64: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

64

c. Administrator Admin Mimin peringkasan pengulangan bag.akhir

Mimin juga terbentuk melalui dua tahapan proses. Kata administrator diringkas

menjadi admin, selanjutnya diplesetkan (mengalami pengulangan bagian akhir)

sehingga menjadi mimin.

4.2 Proses Pemaknaan Leksikal

Leksikal dalam RBK memiliki makna yang beraneka ragam. Beberapa

makna merupakan makna literal atau makna sesungguhnya, namun tidak sedikit

pula yang mengandung makna nonliteral. Dengan kata lain, terdapat makna kiasan

yang berbeda dengan makna asli kata tersebut.

Menurut Lyons (1977) „leksem‟ berhubungan dengan kata „leksikal‟ dan

„leksikon‟, dimana leksikon itu sendiri mengacu pada makna yang terdapat di

dalam kamus. Jadi, untuk mengetahui makna leksikal sebuah leksem atau kata

dapat dilakukan dengan melihat makna dari kata tersebut di dalam kamus. Begitu

pula dengan RBK, sebagian besar proses pemaknaan leksikalnya melalui proses

pengembalian ke bentuk panjang maupun bentuk asli dari kata tersebut yang

terdapat pada Kamus Besar Bahasa Kaskus, sehingga maknanya dapat terlihat.

BRP = Bad Reputation Point (Poin reputasi buruk)

Alay = Anak Layangan

Admin =Administrator.

Repsol = Repost

Bukmak= Bookmark

Namun, terdapat beberapa kata yang setelah dikembalikan ke bentuk panjang

maupun bentuk aslinya masih harus diamati secara mendalam karena mengandung

Page 65: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

65

makna berkonotasi negatif yang biasanya digunakan untuk mengejek atau

mengolok-olok, di antaranya:

1. Delon seperti pada contoh (L12) merrupakan akronim dari „derita lo nyet‟.

Kata „nyet‟ pada bentuk ini memiliki konotasi negatif karena merupakan

bentuk ringkas dari kata “monyet”, sehingga memiliki kesan kasar dan

tidak sopan karena menyebutkan manusia dengan sapaan binatang.

2. (L30) yamino (Kaskus Maniac)

Nie barang OC gan, tapi mirip bgt aslinya..

„Ini barang original Cina juragan, tapi mirip sekali dengan aslinya.‟

OC berarti Ori Cina, merupakan barang palsu yang hampir sama dengan

bentuk aslinya. Bentuk ini juga mengandung konotasi negatif karena

dalam hal ini Cina dianggap sebagai negara penghasil barang-barang

palsu.

3. (L31) thedmk (Kaskuser)

Mereka kepergok lagi kimpoi ya??

„Mereka kepergok sedang kawin ya?‟

Menurut kamusgaul.com kimpoi berasal dari Bahasa Batak yang artinya

“kawin atau menikah”. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kimpoi dan

kawin adalah dua kata yang bersinonim. Namun, dalam penggunaannya

dalam RBK kata kimpoi mengalami perubahan makna yang disebut

dengan peyorasi yaitu makna kata yang menurun. Kata kimpoi dengan

makna sebenarnya adalah kawin atau menikah, dalam RBK memiliki nilai

rasa yang negatif, yaitu diartikan sebagai melakukan hubungan seksual di

luar pernikahan atau lebih dikenal dengan kawin di luar nikah.

Page 66: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

66

Di samping proses pemaknaan di atas, beberapa kata di dalam RBK yang

sebagian besar merupakan bentuk plesetan mengalami proses pemaknaan yang

tidak sederhana. Dalam RBK makna kata bentuk ini dalam sangat berbeda dengan

makna sebenarnya yang dikenal oleh masyarakat secara luas. Proses

pemaknaannya dapat dibagi menjadi dua, yakni bentuk yang menggunakan gaya

bahasa metafora dan metonimi.

4.2.1 Bahasa Figuratif Pada RBK

Abrams (1981:63) menyatakan bahwa bahasa figuratif atau kiasan

merupakan penyimpangan dari bahasa yang digunakan sehari-hari, penyimpangan

dari bahasa baku atau standar, penyimpangan makna, dan penyimpangan susunan

(rangkaian) kata-kata supaya memperoleh efek tertentu atau makna khusus.

Bahasa figuratif pada RBK dibagi menjadi dua, yakni metafora dan metonimi.

4.2.1.1 Metafora

Beekman dan Callow (1974) menyatakan metafora sebagai suatu

perbandingan yang implisit dan terdiri atas tiga bagian, yaitu (a) topik, yaitu

benda atau hal yang dibicarakan; (b) citra, yaitu bagian metaforis dari majas

tersebut yang digunakan untuk mendeskripsikan topik dalam rangka

perbandingan; (c) titik kemiripan, yaitu bagian yang memperlihatkan persamaan

antara topik dan citra. Berikut ini merupakan kata-kata yang menggunakan gaya

bahasa metafora beserta contoh dan pembahasannya.

(L32) yls22 (Kaskuser)

Wah alay lo gan..

„Wah anak layangan kamu juragan.‟

Page 67: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

67

Dalam RBK alay merupakan akronim dari anak layangan yang berarti orang yang

kampungan. Gaya bahasa ini termasuk ke dalam metafora yang mengandung

unsur-unsur yang kadang-kadang tidak disebutkan secara eksplisit. Sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Beekman dan Callow (1974) bahwa metafora terdiri

atas tiga bagian, yaitu topik, citra, dan titik kemiripan, maka proses

pemaknaannya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Topik: orang yang norak atau kampungan

b. Citra: anak layangan

c. Titik Kemiripan antara topik dan citra terletak pada layangan itu

sendiri. Layangan merupakan permainan yang banyak dimainkan

anak-anak, khususnya di daerah pedesaan maupun pinggiran kota

atau kampung. Oleh karena itu orang yang senang bertingkah laku

norak atau kampungan diidentikan dengan anak layangan.

(L33) Momodlemon (Kaskuser)

Nocan nie gan, makany harganya mahal..

„Nomor cantik nie juragan, makanya harganya mahal.‟

Di dalam RBK, nocan merupakan akronim dari nomor cantik, yakni nomor

telepon dengan kombinasi angka yang bagus. Gaya bahasa ini merupakan

mertafora dengan proses pemaknaan sebagai berikut:

a. Topik: nomor dengan kombinasi angka yang bagus

b. Citra: nomor cantik

c. Titik Kemiripan antara topik dan citra terletak pada kesamaan

keduanya dalam menarik perhatian banyak orang. Nomor yang

Page 68: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

68

memiliki kombinasi angka bagus tentu membuat pembeli tertarik

untuk memilikinya karena dapat mempermudah dalam mengingat

nomor tersebut. Sama halnya dengan kata cantik yang umumnya

mengacu pada perempuan cantik, juga mampu membuat orang-

orang tertarik untuk mendekati, bahkan memilikinya.

(L34) Baracuda212 (Kaskus Addict)

Jangan lupa :cendol donk gan

„Jangan lupa reputasi bagus dong juragan.‟

Dalam RBK Cendol merupakan sebutan bagi kotak kecil berwarna hijau yang

berfungsi untuk memberi reputasi bagus kepada seseorang di Kaskus. Makna ini

merupakan makna figuratif atau makna kiasan yaitu pemakaian leksem dengan

makna yang tidak sebenarnya. Cendol yang dikenal sehari-hari merupakan

minuman khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras yang diberi pewarna

berwarna hijau dan dicetak melalui saringan khusus, sehingga berbentuk buliran,

disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Gaya bahasa ini

termasuk ke dalam metafora yang mengandung unsur-unsur yang kadang-kadang

tidak disebutkan secara eksplisit. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Beekman dan Callow (1974) bahwa metafora terdiri atas tiga bagian, yaitu topik,

citra, dan titik kemiripan, maka proses pemaknaannya dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Topik: kotak kecil berwarna hijau yang biasanya tercantum di

bawah ID Kaskuser untuk memberi reputasi bagus.

Page 69: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

69

b. Citra: Cendol, minuman tradisional Indonesia yang berwarna hijau

dan memiliki rasa yang manis dan gurih

c. Titik Kemiripan antara topik dan citra terletak pada warna hijau

dan sama-sama memiliki kesan bagus. Cendol berupa kotak kecil

berwarna hijau yang dimiliki oleh para kaskuser dan menunjukkan

reputasi bagus. Semakin banyak cendol yang dimiliki, berarti

semakin bagus pula reputasinya di mata kaskuser yang lain. Sama

halnya dengan minuman cendol yang memiliki kesan bagus dalam

hal rasa, yakni manis dan gurih.

(L35) addict.lover86 (Kaskuser)

Jangan di :bata ya gan

„Jangan diberi reputasi buruk ya juragan.‟

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding.

Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan.

Dalam RBK bata memiliki makna yang berbeda, yaitu kotak kecil berwarna

merah seperti bata untuk memberi reputasi jelek kepada seseorang di Kaskus.

Makna ini juga merupakan makna figuratif atau kiasan dengan menggunakan gaya

bahasa metafora. Apabila dianalisis dengan teori Beekman dan Callow (1974)

tentang topik, citra, dan tingkat kemiripan, maka proses pemaknaannya adalah

sebagai berikut:

a. Topik: kotak kecil berwarna merah yang biasanya tercantum di

bawah ID Kaskuser untuk memberi reputasi jelek.

b. Citra: Batu bata, bahan material yang terbuat dari tanah liat yang

dibakar sampai berwarna kemerah-merahan.

Page 70: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

70

c. Titik Kemiripan antara topik dan citra terletak pada warna merah

dan sama-sama menimbulkan kesan jelek dan perasaan sedih. Bata

berupa kotak kecil berwarna merah yang dimiliki oleh para

kaskuser, menunjukkan reputasi jelek. Setiap kaskuser yang

menerima bata berupa kotak merah pasti merasa sedih karena

dianggap memiliki reputasi yang jelek, sama halnya dengan

perasaan sedih yang dialami seseorang apabila dilempari dengan

batu bata.

(L36) Wanx.wanx (Kaskus Holic)

Klonengan nie gan… Parah lo..

„Hasil kopian nie juragan. Parah kamu.‟

Kata klonengan berasal dari kata kloning yang dalam bidang ilmu biologi

merupakan proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi)

yang identik secara genetik. Dalam RBK kloningan (hasil dari proses kloning)

merupakan bentuk plesetan dari hasil kopian (sesuatu yang diperoleh dengan

mengopi bentuk aslinya. Proses pemaknaan gaya bahasa metafora ini dengan

menggunakan teori Beekman dan Callow (1974) adalah sebagai berikut:

a. Topik: Hasil kopian

b. Citra: Klonengan

c. Tingkat Kemiripannya terletak pada proses dan hasil. Dalam

kloning dilakukan aktivitas menyalin berkas DNA atau gen, sel

atau organisme, mirip dengan aktivitas meng-kopi suatu teks atau

sumber. Keduanya juga memiliki kemiripan dalam hasil dimana

Page 71: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

71

keduanya menghasilkan bentuk yang identik atau sama seperti

aslinya.

(L37) pamanusu (Aktivis Kaskus)

Sedot terus gan, nih ane kasih link yang laen..

„Download terus juragan, ini Saya berikan link yang lain.‟

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) sedot atau menyedot artinya

menghisap atau menghirup. Dalam RBK sedot merupakan kata yang digunakan

untuk menyebutkan istilah download yang berarti menyalin data ke komputer.

Gaya bahasa ini termasuk pula dalam metafora dengan proses pemaknaan sebagai

berikut:

a. Topik: download

b. Citra: sedot

c. Titik kemiripannya terletak pada inti dari aktivitas download dan

sedot itu sendiri. Kedua kata itu mengandung makna memindahkan

sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. Download

menyatakan proses pemindahan data dari internet ke komputer,

sedangkan sedot; misalnya dalam frasa “menyedot debu”

menyatakan proses memindahkan debu dari lantai ke vacuum

cleaner.

(L38) dimaspriyono (Kaskuser)

ga nyangka kulkas ane banyak bgt kiriman ijo2ny…

„Tidak sangka control panel Saya banyak sekali kiriman cendolnya (reputasi

bagus).‟

Page 72: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

72

Kulkas atau lemari es adalah sebuah alat rumah tangga listrik yang menggunakan

refrigerasi (proses pendingin) untuk menolong pengawetan makanan. Kata ini

merupakan bentuk plesetan dari control panel, yang merupakan tempat untuk

melihat BRP ataupun GRP yang telah diterima. Proses pemaknaan gaya bahasa

metaforanya adalah:

a. Topik: control panel

b. Citra: kulkas

c. Titik kemiripan antara kedua kata tersebut terletak pada fungsinya.

Dalam komunitas Kaskus control panel berfungsi sebagai tempat

melihat BRP ataupun GRP dari tiap-tiap member. Dengan kata

lain, control panel merupakan tempat untuk “menyimpan” poin-

poin mengenai reputasi baik ataupun buruk dari kaskuser. Dalam

hal ini terdapat kemiripan fungsi antara control panel dengan

kulkas yang juga sebagai tempat penyimpanan, yakni penyimpanan

makanan.

(L39) MomodAsli (Kaskus Addict)

Wahh dejavu nie gan..

„Wah thread yang diulang ini juragan.‟

Déjà vu adalah sebuah frasa Perancis dan artinya secara harafiah adalah „pernah

lihat‟. Maksudnya, mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami

sebelumnya. Dalam RBK kata Dejavu digunakan untuk menyatakan kata repost

atau thread yang diulang. Gaya bahasa ini tergolong metafora dengan proses

pemaknaan sebagai berikut:

Page 73: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

73

a. Topik: repost (thread yang diulang)

b. Citra: Dejavu

c. Titik kemiripan antara keduanya terletak pada maknanya. Apabila

seorang kaskuser mengulang kembali thread yang telah dibuat oleh

kaskuser lainya, maka besar kemungkinan beberapa orang sudah

pernah melihat thread itu sebelumnya dari orang yang berbeda.

Pada umumnya kaskuser akan memberikan komentar bahwa

thread itu merupakan repost. Makna repost ini memiliki kemiripan

dengan makna kata Déjà vu yang dalam bahasa Perancis memilik

arti secara harafiah adalah „pernah lihat‟.

(L40) Charize (Aktivis Kaskus)

Provider nie koneksi dodol bro..

„Provider ini koneksi lambat brother.‟

Dodol adalah sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis makanan manis

yang terbuat dari santan kelapa, tepung beras, gula pasir, gula merah dan garam.

Untuk membuat dodol yang bermutu tinggi cukup sulit karena proses

pembuatannya yang lama dan membutuhkan keahlian. Dalam RBK, dodol

digunakan untuk menyatakan lambat, „lemot‟ (lemah), jelek, misalnya dalam

menyebutkan koneksi internet yang lambat biasa digunakan istilah „koneksi

dodol‟. Proses pemaknaan gaya bahasa metafora ini adalah sebagai berikut:

a. Topik: lambat, „lemot‟ (lemah), jelek

b. Citra: dodol

Page 74: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

74

c. Titik kemiripan kedua kata tersebut dapat dilihat dari pencitraan

berikut; dodol diidentikan dengan lambat karena proses

pembuatannya memakan waktu yang lama jadi tidak dapat

dilakukan dalam tempo yang cepat. Disamping itu tekstur dodol

yang cenderung lembek diidentikan dengan kata „lemot‟ atau

lemah dan memakannya pun memerlukan waktu yang lama karena

seringkali lengket di tangan maupun di gigi, sehingga proses

memakannya menjadi lebih lambat dibandingkan memakan kue-

kue yang lain. Dalam hal bentuk, dodol merupakan makanan

tradisional yang tentu saja bentuknya tidak semenarik kue-kue

modern lainnya. Bagi sebagian orang ini menimbulkan citra jelek

(tidak menarik).

Dari pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa kata dodol juga mengalami

perumahan makna yang menurun. Dodol yang selama ini dikenal sebagi makanan

tradisional Indonesia yang harus dijaga keberadaannya, berubah makna menjadi

lambat, lemot, dan jelek yang memiliki nilai rasa negatif.

(L41) Bata.Super (Kaskuser)

Kalo lo ga terima, hansip aja ke admin..

„Kalau kamu tidak terima, lapor penyalahgunaan saja ke admin.‟

Hansip adalah adalah kependekan dari Pertahanan Sipil. Hansip dibentuk di

setiap desa, anggotanya diangkat dari masyarakat. dan bertanggung jawab atas

hal-hal yang terkait dengan keamanan dan keteraturan dan harus membantu rakyat

di pedesaan dalam kondisi darurat. Dalam RBK, kata Hansip digunakan untuk

Page 75: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

75

menyatakan lapor penyalahgunaan apabila terdapat kaskuser yang melanggar

aturan dalam komunitas Kaskus. Gaya bahasa ini juga termasuk ke dalam

metafora dengan proses pemaknaan sebagi berikut:

a. Topik: lapor penyalahgunaan

b. Citra: Hansip

c. Tititk kemiripannya terletak pada tugas dari Hansip itu sendiri

yaitu menjaga kemanan lingkungan dan juga menerima laporan

masyarakat apabila terjadi peristiwa yang meresahkan masyarkat.

Citra inilah yang melandasi penggunaan kata Hansip untuk

menyatakan lapor penyalahgunaan dalam RBK.

(L42) Weqi (Kaskus Addict)

Jangan lupa dikasi kolor ijo ya gan..

„Jangan lupa diberi cendol (reputasi baik) ya juragan.‟

Kolor ijo merupakan bentuk plesetan dari kata cendol. Dalam dunia nyata,

fenomena kolor ijo terjadi beberapa tahun yang lalu, dimana terdapat isu

mengenai makhluk yang meresahkan masyarakat dengan ciri-ciri menggunakan

kolor ijo dan selalu menyerang para wanita. Proses pemaknaan kedua kata

tersebut yang juga tergolong metafora adalah sebagai berikut:

a. Topik: cendol (kotak kecil berwarna hijau seperti cendol untuk

memberi reputasi bagus kepada seseorang di Kaskus).

b. Citra: kolor ijo

c. Titik kemiripannya terletak pada warna. Kolor ijo adalah sesosok

makhluk yang menggunakan celana kolor berwarna hijau sama

Page 76: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

76

seperti warna pada cendol. Oleh karena itu, saat isu kolor ijo

merebak, kaskuser juga mengidentikan kolor ijo sebagai cendol

karena terdapat persamaan warna antara keduanya.

4.2.1.2 Metonimi

Metonimi adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata

untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.

Hubungan itu dapat berupa penemu untuk hasil penemuan, pemilik untuk barang

yang dimiliki, akibat untuk sebab, sebab untuk akibat, isi untuk menyatakan

kulitnya, dan sebagainya. Parera (2004:121) menyebut metonimi sebagai

hubungan kemaknaan. Metonimi merupakan sebutan pengganti untuk sebuah

objek atau perbuatan dengan atribut yang melekat pada objek atau perbuatan yang

bersangkutan. Dari keseluruhan leksikal RBK, hanya terdapat dua kata yang

menggunakan gaya bahasa metonimi.

(L43) yls22 (Kaskus Donatur)

Afgan bgt cerita ente…

„Sadis sekali cerita kamu.‟

Afgan merupakan seorang penyanyi pria yang terkenal dari Indonesia yang

memiliki nama lengkap Afgansyah Reza. Afgan memiliki tiga buah album dengan

lagu-lagu yang terkenal antara lain Terima Kasih Cinta, Sadis, dan Padamu

Kubersujud. Dalam RBK, kata Afgan merupakan bentuk plesetan dari kata sadis,

yang merupakan judul dari salah satu lagu yang dinyanyikannya. Gaya bahasa ini

termasuk ke dalam metonimi yang mempergunakan sebuah kata untuk

menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian makna yang sangat erat.

Page 77: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

77

Parera (2004:121-122) mengelompokkan metonimi bedasarkan atribut yang

mendasarinya, misalnya metonimi dengan relasi tempat, relasi waktu, relasi

atribut (pars prototo), metonimi berelasi penemu atau pencipta, dan metonimi

berdasarkan perbuatan. Berdasarkan pengelompokan di atas, penggunaan kata

Afgan sebagai bentuk plesetan dari kata sadis termasuk ke dalam metonimi

berdasarkan penemu atau pencipta.

(L44) Fishing (Kaskus Addict)

Ane demen nie yang ijo-ijo..

„Saya suka nih cendol hijau.‟

Dalam RBK kata Ijo-ijo juga digunakan untuk menyatakan cendol. Menurut teori

yang dikemukakan oleh Parera (2004) gaya bahasa ini termasuk ke dalam

metonimi dan berdasarkan pengelompokan Parera tergolong ke dalam pars pro

toto (menyatakan unsur bagian untuk keseluruhannya). Dalam hal ini bagian

warna dari cendol yakni ijo (hijau) digunakan untuk menyatakan cendol secara

keseluruhan.

Page 78: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

78

BAB V

TIPE DAN MAKNA EMOTICON DALAM RBK

Emoticon merupakan ekspresi tekstual yang mewakili suasana hati atau

ekspresi wajah dari penulisnya. Dalam komunitas Kaskus, emoticon menempati

peranan yang sangat penting karena dapat menjadi sarana yang sangat efektif

untuk menghindari kesalahan penginterpretasian pesan. Selain digunakan untuk

mengekspresikan berbagai mimik wajah, emosi, gestur tubuh, maupun pesan

tertentu, emoticon juga digunakan untuk membuat pesan agar lebih menarik

dengan tampilan yang bervariasi, baik dalam hal bentuk maupun warna, seperti

pada contoh di bawah ini:

Gambar 5. Kalimat Dengan Paduan Verbal dan Emoticon

78

Page 79: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

79

5.1 Tipe-Tipe Emoticon RBK

5.1.1 Emoticon Berdasarkan Ukuran

Secara garis besar, emoticon dalam RBK dibagi ke dalam dua tipe, yakni

emoticon berukuran kecil dan emoticon berukuran besar. Perbedaan dari kedua

tipe tersebut terletak pada ukuran serta bagian anggota tubuh yang digunakan

sebagai media ekspresi. Emoticon berukuran kecil hanya menggunakan anggota

badan bagian kepala karena di dalamnya terdapat wajah yang mampu

mengekspresikan berbagai perasaan. Emoticon berukuran besar tidak hanya

menggunakan bagian kepala, tetapi juga terdapat bagian tubuh, baik secara

keseluruhan maupun hanya setengah bagian, dan juga disertai beberapa atribut

yang membuat emoticon ini menjadi lebih menarik.

5.1.1.1 Emoticon Kaskus Berukuran Kecil

Emoticon pada tabel H di bawah ini merupakan emoticon berukuran kecil

yang digunakan dalam komunitas Kaskus.

Tabel 5.1 Emoticon Kaskus Berukuran Kecil

No Emoticon Kecil Kode

1 :love

2 :nolove

3 : )

4 :D

5 : (

6 : malu

Page 80: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

80

7 :mad:

8 :siul:

9

:kissing

10 : genit

11 :cool:

12 :kaget

13 :peace

14 :shutup:

15 : p

16 :bingung

17 :hammer:

Tabel 5.1 di atas menunjukan emoticon berukuran kecil yang digunakan di

dalam komunitas Kaskus beserta kode yang digunakan untuk mengakses emoticon

tersebut. Pemberian kode dilakukan dengan dua cara, yakni:

a. Menggunakan tanda baca atau huruf yang menyerupai tanda yang

terdapat pada emoticon, misalnya „)’ menyerupai tanda pada

emoticon , atau huruf D menyerupai tanda pada emoticon

(mulut yang terbuka).

b. Menggunakan kata yang mewakili emoticon tersebut, misalnya

:nolove (tidak cinta) untuk mewakili .

Page 81: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

81

Berdasarkan teori semiosis yang dikemukakan oleh Peirce (1931), makna

dari emoticon-emoticon di atas dapat dianalisis dengan memperhatikan interaksi

antara representamen, objek, dan interpretannya.

(EK1) edansuro (newbie)

cieee, bau cinta mulu ni kekny..

„Cieh, bau cinta melulu ni sepertinya. :love.‟

Menurut konsep Peirce, Representamen ( R ) pada semiosis di atas membawa

sebuah simbol „hati‟. Tanda tersebut mengacu pada objek (O) „hati‟ sebagai

bagian dari diri manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan

tempat menyimpan berbagai perasaan, terutama perasaan cinta. Oleh karena itu,

emoticon di atas mengandung interpretant (I) perasaan cinta yang ditunjukkan

oleh pengguna tanda.

(EK2) TaMaArthe (Kaskuser)

gara2 ini ane diputusin ma cew ane gan..

„Gara-gara ini saya diputusin sama pacar saya juragan. :nolove.‟

Emoticon di atas berhubungan dengan contoh (EK1). Simbol pada R merupakan

simbol hati dengan garis di tengah-tengah, dan merujuk pada O hati yang retak

atau hati yang terbelah menjadi dua, sehingga ditafsirkan (I) sebagai perasaan

patah hati yang disampaikan oleh pengguna tanda.

(EK3) prabuanom07 (Aktivis Kaskus)

tengkyu inpoh ny gan

„Thank you infonya juragan :)‟

Page 82: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

82

R pada semiosis di atas membawa sebuah simbol bibir yang sudut-sudutnya

ditarik ke atas. Simbol tersebut mengacu pada objek wajah tersenyum, dan

diinterpretasikan menjadi perasaan bahagia pengguna tanda yang diekspresikan

melalui senyuman (I).

(EK4) Alfankaskuser (Kaskus Maniac)

Au ah lap

„Au ah gelap :D‟

Emoticon ini merupakan perkembangan dari emoticon pada contoh (EK3). Pada

R, terdapat simbol setengah lingkaran dengan garis-garis di dalamnya. Simbol ini

mengacu pada O senyuman dengan gigi yang terlihat, dan diinterpretasikan pula

menjadi sebuah kebahagian yang lebih besar yang diekspresikan dengan tertawa

(I).

(EK5) rimbarwks (Kaskus Addict)

Cerita lo sedih amet gan

„Cerita kamu sedih sekali gan :(.‟

R pada emoticon di atas, membawa indeks air mata mengalir yang merujuk pada

O kesedihan. Apabila dikaitkan antara R dan O, maka emoticon di atas

menunjukan pengguna tanda sedang menangis (I).

(EK6) dasa RRR (Kaskus Addict)

Ane juga sebenernya kayak gt gan.. jadi

„Saya juga sebenarnya seperti itu juragan, jadi :malu.‟

R di atas membawa simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke atas, ikon mata

terpejam, dan indeks pipi memerah. Simbol dan ikon tersebut mengacu pada O

Page 83: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

83

senyum yang ditutup-tutupi, sedangkan indeks pipi memerah merupakan akibat

yang muncul dari senyuman yang tidak diekspresikan secara lepas. Jika dikaitkan

R dan O, maka terbentuk I yaitu perasaan malu pengguna tanda dalam

mengekspresikan kebahagiaan.

(EK7) couzar (Kaskus Addict)

Jangan komentar Sara bro

„Jangan komentar Sara brother :mad:‟

R di atas membawa simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke bawah, ikon mata

melotot, dan indeks wajah berwarna merah. Simbol mulut ditekuk ke bawah

mengacu pada objek kesedihan maupun kekecewaan, sedangkan ikon mata

melotot dan wajah merah merujuk pada objek kekecewaan yang memuncak. Oleh

karena itu, I menunjukan pengguna tanda merasa marah karena sesuatu hal.

(EK8) miya (Kaskus Addict)

Lagunya emg keren sih..

„Lagunya memang keren sih.. :siul:‟

R di atas membawa simbol not balok serta ikon mulut yang didorong ke depan.

Simbol dan ikon tersebut merujuk pada O musik yang keluar dari mulut, sehingga

I menunjukkan pengguna tanda sedang bersiul.

(EK9) nanda.oke (Newbie)

Thx ya atas masukannya membantu bgt..

„Thank you ya atas masukannya :kissing: membantu sekali.‟

Page 84: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

84

R di atas mengandung ikon bibir berwarna merah yang merujuk pada O ciuman,

sehingga diinterpretasikan sebagai ciuman yang diberikan pengguna tanda karena

merasa senang akan sesuatu yang diberikan oleh penerima tanda.

(EK10) Trikoo (Kaskus Addict)

Ini baru namanya cew cantik

„Ini baru namanya cewek cantik :genit.‟

R pada emoticon di atas membawa simbol hati pada kedua mata, serta indeks bibir

terbuka hingga meneteskan air liur. Simbol hati merujuk pada O cinta, sedangkan

indeksnya merujuk pada persaaan menginginkan yang teramat sangat, sehingga

mengandung I bahwa pengguna tanda benar-benar menginginkan seseorang yang

dicintai, bahkan sering disebut dengan istilah „genit‟ yang berarti menunjukan

perhatian yang berlebihan kepada seseorang yang dicintai.

(EK11) deya.dlg (kaskuser)

Klo gw sih aja gan

„Kalau Saya sih :cool: saja juragan.‟

R di atas membawa ikon kacamata hitam di atas bibir dan indeks bibir

tersungging miring. Ikon kacamata hitam merujuk pada O menutup mata dan bibir

tersungging miring merujuk pada O senyum yang dibuat-buat. Sehingga,

emoticon tersebut diinterpretasikan sebagai sikap pengguna tanda yang menutup

mata dengan tersenyum palsu seolah-olah tidak memperhatikan situasi di

sekitarnya.

Page 85: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

85

(EK12) yamino (Kaskus Maniac)

yang boneng gan ??

„Yang bener juragan :kaget?‟

Ikon mulut terbuka dan indeks mata melotot pada R merujuk pada O wajah

terguncang, sehingga menunjukan bahwa pengguna tanda kaget karena guncangan

perasaan yang terjadi secara tiba-tiba.

(EK13) bl4ckbox (Kaskus Addict)

Ngelindur kali lo gan

„Ngelindur mungkin kamu juragan :peace:‟

R di atas membawa simbol dua jari serta ikon mata terpejam dan mulut tersenyum

lebar. Simbol dua jari merujuk pada O perdamaian, sedangkan ikon mata terpejam

disertai mulut tersenyum lebar merujuk pada senyuman dengan rasa sungkan.

Oleh karena itu, emoticon di atas diinterpretasikan sebagai rasa sungkan pengguna

tanda karena melakukan suatu kekeliruan sehingga meminta perdamaian melalui

simbol tangan.

(EK14) ramada27 (Kaskuser)

Sebenernya nie msh rahasia gan..

„Sebenarnya ini masih rahasia juragan :shutup:‟

R membawa simbol tanda silang yang menutupi mulut, yang merujuk pada objek

larangan. Apabila R dan O dikaitkan maka terbentuk I yaitu larangan berbicara.

(EK15) Little.Bojan (Kaskus Addict)

Ente ngigo kali gan

„Kamu mengigau mungkin juragan :p‟

Page 86: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

86

R membawa ikon lidah di depan mulut dan salah satu mata tertutup, yang merujuk

pada O tindakan jahil dengan menjulurkan lidah disertai kerlingan mata, sehingga

dapat diinterpretasikan sebagai ejekan jahil dari si pengguna tanda.

(EK16) barapati (Kaskus Addict)

Maksud lo apaan gan?? Ane jadi baca thread nie

„Maksud kamu apa juragan? Saya jadi :bingung membaca thread ini.‟

R pada emoticon di atas membawa simbol „?‟ dan ikon wajah dengan mata

melotot dan mulut dibulatkan, yang mengacu pada O pertanyaan. Oleh karena itu,

emoticon di atas bermakna bahwa pengguna tanda bingung atau bertanya-tanya

mengenai suatu hal.

(EK17) jonny.bng (Kaskus Holic)

Wah parah bgt kebiasaan lo bro

„Wah parah sekali kebiasaan kamu brother :hammer.‟

R pada emoticon di atas membawa simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke

bawah dengan bola mata berputar-putar yang merujuk pada O kesal serta ikon

palu di atas kepala yang merujuk pada O memukul diri. Apabila dikaitkan antara

R dan O maka dapat ditafsirkan maknanya sebagai sindiran dari pengguna tanda

karena kesal kepada seseorang atau suatu hal, dan saking kesalnya sampai-sampai

ingin memukul kepala sendiri dengan menggunakan palu.

Page 87: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

87

5.1.1.2 Emoticon Kaskus Berukuran Besar

Emoticon Kaskus tipe ini juga merupakan emoticon khas yang hanya

digunakan dalam komunitas Kaskus. Beberapa bentuk memiliki kesamaan makna

dengan beberapa emoticon kecil, namun memiliki ukuran lebih besar serta

penampilan lebih menarik.

Tabel 5.2 Emoticon Kaskus Berukuran Besar

No Emoticon Besar Kode

1

:berduka

2

:bingung

3

:capede

4

:hammer

5

:jempol

6

:jempol2

7

:malu

8

:maho

9

:najis

Page 88: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

88

10

:peluk

11

:rate5

12

:cendol

13

:batamerah

14

:ck

15

:ilovekaskus

16

:shakehand2

17

:sorry

18

:marah

19

:iloveindonesia

20

:ngakak

21

:takut

Page 89: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

89

22

:kimpoi

23

:ngacir2

24

:ngacir

25

:travel

Berdasarkan teori semiosis yang dikemukakan oleh Peirce (1931), makna

dari emoticon-emoticon di atas dapat dianalisis dengan memperhatikan interaksi

antara representamen, objek, dan interpretannya.

(EB1) crusher (Kaskuser)

Ane turut ya gan..

„Saya turut :berduka ya juragan.‟

R pada emoticon di atas mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke

bawah yang merujuk pada O kesedihan, juga terdapat ikon warna hitam. Dalam

budaya Indonesia warna hitam merupakan warna yang merujuk pada O kematian,

selain itu terdapat indeks berupa bunga yang telah layu yang merujuk pada O

peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang tumbuh atau hidup menjadi layu

(mati). Jadi, emoticon di atas bermakna bahwa pengguna tanda berduka karena

sesuatu hal (I).

Page 90: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

90

(EB2) barracuda212 (Kaskus Addict)

telpon? siapa yang telpon?

„Telepon? :bingung siapa yang telepon?

Emoticon ini memiliki persamaan dengan yang telah dibahas sebelumnya.

Perbedaannya hanya terletak pada ukuran yang diperbesar, namun makna yang

disampaikan tetap sama.

(EB3) Playboyo (Kaskus Addict)

Lebay bgt sie lo

„(Ber-)lebihan sekali sih kamu :capek deh.‟

R emoticon di atas membawa ikon tangan yang diletakkan di samping kening dan

ikon keringat yang menetes. Kedua ikon tersebut merujuk pada O ungkapan

„capek deh‟ yang sangat terkenal di kalangan anak muda. Apabila dikaitkan antara

R dan O maka I adalah pengguna tanda merasa kesal atau bosan terhadap sesuatu

sehingga menggunakan emoticon di atas untuk menyampaikan „capek deh!!”

(EB4) bat.man (Kaskus Holic)

Parah bgt komentar lo gan

„Parah sekali komentar kamu juragan :hammer.‟

Emoticon jenis ini memiliki persamaan makna dengan , namun dilengkapi

dengan ikon lidah yang keluar dari mulut dan merujuk pada O mencibir dengan

menjulurkan lidah. Hal tersebut semakin mempertegas makna dari emoticon ini,

Page 91: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

91

yakni berupa sindiran karena kesal kepada seseorang ataupun suatu hal, dan

karena kesalnya sampai-sampai ingin memukul kepala sendiri dengan palu.

(EB5) Ultima (Kaskus Addict)

Ane kasi buat lo gan..

„Saya berikan :dua jempol untuk kamu juragan.‟

(EB6) addictlover86 (Kaskuser)

Fotonya keren bgt gan

„Fotonya keren sekali juragan :jempol.‟

Pada R kedua emoticon di atas terdapat simbol jempol yang merujuk pada O baik

atau bagus. Jadi, kedua emoticon di atas diinterpretasikan menjadi reputasi bagus

yang diberikan oleh pengguna tanda kepada kaskuser yang menerimanya.

(EB7) wanx.wanx (Kaskus Holic)

Sorry gan ternyata repost

„Sorry juragan ternyata repost :malu.‟

Emoticon ini memiliki persamaan makna dengan contoh , tetapi disajikan

dalam ukuran yang lebih besar.

(EB8) Bata.Super (Kaskuser)

iiiihhh dasar maho

„Iihh dasar manusia homo :maho.‟

Page 92: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

92

R pada emoticon di atas membawa ikon laki-laki berkepala botak dengan bulu

mata lentik seperti bulu mata palsu dan lipstik yang sering dipakai oleh para

perempuan. Ikon ini merujuk pada O laki-laki yang bergaya seperti perempuan,

sehingga diinterpretasikan seorang laki-laki homoseksual atau penyuka sesama

jenis yang di dalam komunitas Kaskus disebut dengan nama maho .

(EB9) Apaan.donk (Kaskus Holic)

Ueeekkksss gw gan

„Ueekksss :najis Saya juragan.‟

Pada emoticon tersebut terdapat ikon manusia homoseksual yang divusialisasikan

sedang memuntahkan sesuatu. Visualisasi muntah tersebut merupakan sebuah

indeks yang mengacu pada O jijik. Oleh karena itu, I dari emoticon di atas adalah

pengguna tanda merasa jijik ataupun najis (kata yang sering digunakan di dalam

komunitas Kaskus) karena perilaku homoseksual yang cenderung dianggap tidak

normal serta dianggap sesuatu yang kotor atau dosa karena tidak sesuai dengan

ajaran agama.

(EB10) belinda999 (newbie)

Anak Smash emang kerreennn kok

„Anak Smash memang keren kok :peluk.‟

Pada emoticon di atas terdapat simbol „hati‟ yang merujuk pada O cinta serta ikon

seseorang berupa rambut panjang serta warna pink yang merujuk pada O dengan

Page 93: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

93

perempuan. Di samping itu, terdapat visualisasi berupa dua tangan yang

disilangkan di depan dada, yang merupakan indeks pelukan yang muncul dari

adanya perasaan cinta tersebut. Jadi, emoticon ini diinterpretasikan sebagai

„pelukan‟ untuk mengekspresikan perasaan cinta yang ingin disampaikan oleh

pengguna tanda.

(EB11) BasistCupu (Kaskus Addict)

Jangan lupa kasi ya

„Jangan lupa beri :rate bintang lima ya.‟

R pada emoticon di atas mengandung sebuah simbol yang dalam komunitas

Kaskus disepakati sebagai salah satu sarana untuk memberikan reputasi bagus

terhadap sebuah post, yakni simbol bintang. Di dalam RBK simbol bintang

merujuk pada O reputasi bagus terhadap post yang dibuat oleh kaskuser. Semakin

banyak simbol bintang yang diberikan semakin bagus reputasi post tersebut. Oleh

karena itu, emoticon di atas diinterpretasikan menjadi reputasi sangat bangus

karena di dalamnya terdapat simbol lima bintang yang merupakan jumlah

maksimal yang dapat diberikan oleh seorang kaskuser.

(EB12) suya.astina (Kaskus Addict)

Gw kasi buat lo gan..

„Saya beri :cendol untuk kamu juragan.‟

Page 94: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

94

Pada emoticon di atas terdapat sebuah visualisasi seseorang yang memegang

mangkok berisi cendol berwarna hijau. R pada emoticon di atas mengandung

sebuah ikon cendol yang merujuk pada O reputasi bagus kepada seseorang di

Kaskus. Oleh karena itu, emoticon tersebut diinterpretasikan menjadi reputasi

bagus yang diberikan oleh seorang pengguna tanda kepada penerima tanda.

Namun, dalam konteks kalimat tertentu seperti contoh berikut ini,

(EB13) Baracuda212 (Kaskus Addict)

Jangan lupa nya donk….

„Jangan lupa :cendolnya dong.‟

emoticon ini dapat juga diinterpretasikan sebagai sebuah permintaan cendol

(reputasi bagus) yang disampaikan oleh seorang kaskuser kepada seluruh kaskuser

yang membaca dan mengomentari thread yang dibuatnya.

(EB14) pratama.88 (Kaskuser)

Jangan komentar sara gan, ntr lo di

„Jangan komentar sara juragan, nanti kamu dibata.‟

Visualisasi dalam emoticon di atas seseorang yang memegang bata merah. R pada

emoticon di atas membawa ikon sebuah bata merah yang merujuk pada O

reputasi buruk kepada seseorang di Kaskus. Di samping itu, terdapat visualisasi

wajah geram dengan mata melotot dan gigi yang terlihat ingin menggigit.

Visualisasi tersebut merupakan indeks yang merujuk pada O kemarahan. Oleh

karena itu, emoticon tersebut diinterpretasikan menjadi reputasi buruk yang

diberikan sebagai akibat dari kemarahan pengguna tanda atas kesalahan yang

Page 95: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

95

dibuat oleh penerima tanda. Namun sama halnya seperti cendol, dalam konteks

kalimat tertentu seperti contoh di bawah ini,

(EB15) super.band (Kaskuser)

Tolong jangan di ya gan..

„Tolong jangan dibata ya juragan.‟

emoticon ini dapat juga diinterpretasikan sebagai sebuah penolakan terhadap bata

(reputasi buruk) yang disampaikan oleh seorang kaskuser kepada kaskuser

lainnya.

(EB 16) addictlover86 (Kaskuser)

Biarpun bnyak yang niru pokonya tetep …

„Biarpun banyak yang meniru pokoknya tetap :aku cinta Kaskus.‟

(EB17) assistant.101 (Kaskus Addict)

Kaskus emg kerrreennn

„Kaskus memang keren :cinta Kaskus.‟

R pada kedua emoticon di atas membawa simbol „hati‟ yang merujuk pada O cinta

serta ikon „kaskus‟ yang merujuk pada komunitas Kaskus. Oleh karena itu, I dari

kedua emoticon tersebut menunjukan pengguna tanda ingin menunjukan rasa

cintanya kepada komunitas Kaskus.

Page 96: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

96

(EB18) Frustate (Kaskus Addict)

senang berbisnis dg ente bos..

„Senang berbisnis dengan kamu bos :bersalaman.‟

R pada emoticon di atas membawa ikon dua orang manusia yang berhadapan

dengan tangan saling menggenggam yang merujuk pada O bersalaman, dan dapat

diinterpretasikan pengguna tanda bersalaman untuk berkenalan maupun membuat

kesepakatan dengan orang lain di Kaskus.

(EB19) nana.margaret (Newbie)

Sorry gan ane kagak paham..

„Sorry juragan :maaf Saya tidak paham.‟

Selain mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke bawah yang

merujuk pada O kesedihan, R pada emoticon ini juga berisi indeks seseorang yang

menunduk sambil mengusap mata yang merujuk pada O penyesalan atau rasa

bersalah. Jadi, emoticon ini diinterpretasikan sebagai rasa penyesalan dan

permintaan maaf dari pengguna tanda.

(EB20) catroch (Kaskus Addict)

Komentar ente bikin banyak org tuh

„Komentar kamu bikin :marah banyak orang tuh.‟

Page 97: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

97

Emoticon ini memiliki persamaan makna dengan namun disajikan dalam

bentuk yang lebih besar.

(EB21) risma.cute (Newbiw)

Bangga jadi org Indonesia gan

„Bangga jadi orang Indonesia juragan :aku cinta Indonesia.‟

R pada emoticon di atas membawa simbol „hati‟ yang merujuk pada O cinta serta

ikon „bendera Merah Putih yang merujuk pada O Negara Republik Indonesia.

Oleh karena itu, I atas emoticon tersebut adalah bahwa pengguna tanda ingin

menunjukkan rasa cintanya kepada negara Republik Indonesia.

(EB22) Adinata.Bali (Aktivis Kaskus)

Ente ngelindur kali gan

„Kamu ngelindur mungkin juragan :tertawa ngakak.‟

Makna dari emoticon ini sama seperti emoticon namun disajikan dalam

ukuran yang lebih besar

(EB23) Zikry.Z.Ashar (Kaskus Maniac)

Hiii ane gan

„Hii :takut Saya juragan.‟

Page 98: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

98

R di atas membawa ikon seseorang dengan mata melotot, gigi terkatup

rapat, serta tangan memeluk tubuh yang bergetar. Ikon ini merujuk pada O

seseorang yang ketakutan. Jadi, makna dari emoticon tersebut adalah pengguna

tanda sedang ketakutan karena sesuatu hal.

(EB24) tarzan.23 (Kaskus Addict)

Wah akhirnya mreka merit juga.. Congratz aja..

„Wah akhirnya mereka menikah juga.. :kawin. Congratulation saja.‟

Pada emoticon di atas, selain simbol wajah tersenyum, terdapat pula ikon laki-laki

dan perempuan. Ikon laki-laki ditunjukkan melalui struktur tubuh dengan kepala

botak, menggunakan jas berwarna hitam, serta dasi kupu-kupu. Sedangkan ikon

perempuan ditunjukkan melalui rambut panjang serta model pakaian yang

digunakan. Di samping itu, terdapat ikon gaun putih dan kerudung serta indeks

pasangan yang saling berpelukan yang merujuk O pernikahan. Jadi, emoticon di

atas diinterpretasikan sebagai pernikahan sepasang kekasih yang berbahagia.

(EB25) dwisuli (Kaskus Addict)

Mending ane kabur aja ah…

„Lebih baik Saya kabur saja ah.. :ngacir‟

(EB26) saras.cute24 (Newbie)

Happy ending nie ye.. Cuitt cuitttt

„Happy ending nih ye.. Cuit cuit :ngacir.‟

Page 99: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

99

R pada kedua emoticon di atas membawa ikon manusia serta ikon bajaj dan

sepeda motor yang merujuk pada O menggunakan kendaraan bermotor, jadi I

pada kedua emoticon tersebut menunjukkan bahwa pengguna tanda ingin

melarikan diri dari percakapan maupun forum yang sedang diikuti.

(EB28) yurike.pras (Kaskuser)

Wah nie tempat yang assikk bgt.

„Wah ini tempat :berlibur yang asyik sekali.‟

R pada emoticon di atas membawa ikon seorang manusia membawa ransel yang

merujuk pada O bepergian. Jadi, dengan emoticon ini, pengguna tanda ingin

menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan bepergian atau liburan.

5.1.2 Emoticon Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya di dalam contoh-contoh beserta pembahasan yang

telah dipaparkan sebelumnya, emoticon RBK dapat dibedakan menjadi emoticon

yang berfungsi sebagai pangganti unsur verbal dan emoticon yang berfungsi

sebagai penegas. Masing-masing emoticon tersebut kemudian diklasifikasikan lagi

berdasarkan fungsi tindak ilokusi yang ditampilkan.

1. Pengganti Unsur Verbal

Emoticon yang berfungsi sebagai pengganti unsur verbal dapat dilihat pada

contoh-contoh di bawah ini:

Ane juga sebenernya kayak gt gan.. jadi „Saya juga sebenarnya seperti itu juragan, jadi :malu.‟

Page 100: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

100

Contoh di atas berisi emoticon yang berfungsi sebagai pengganti unsur

verbal „malu‟, jadi melalui pemakaian emoticon tersebut pengguna tanda

ingin menyampaikan „malu‟ tanpa menggunakan kata-kata. Jika dilihat

secara lengkap tanpa emoticon, pesan yang ingin disampaikan adalah Ane

juga sebenernya kayak gt gan.. jadi malu. Contoh lainnya yakni:

Ane turut ya gan.. „Saya turut :berduka ya juragan.‟

Pada contoh di atas emoticon yang berfungsi sebagai pengganti unsur verbal

„berduka‟, jadi melalui pemakaian emoticon tersebut pengguna tanda ingin

menyampaikan ungkapan turut „berduka‟. Jika dilihat secara lengkap tanpa

emoticon, pesan yang ingin disampaikan adalah Ane turut berduka ya gan..

Berdasarkan teori tindak ilokusi yang dikemukakan oleh Searle (1979),

emoticon yang berfungsi sebagai pengganti unsur verbal dapat dibagi

menjadi:

a. Tindak ilokusi asertif

Ane juga sebenernya kayak gt gan.. jadi

„Saya juga sebenarnya seperti itu juragan, jadi :malu.‟

Tindak ilokusi asertif yang ditampilkan melalui emoticon di atas

menyatakan kebenaran mengenai rasa malu yang dialaminya.

Ueeekkksss gw gan

„Ueekksss :najis Saya juragan.‟

Page 101: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

101

Melalui penggunaaan emoticon pada contoh di atas, pengguna tanda

menampilkan tindak ilokusi asertif yaitu mengemukakan pendapat

bahwa pengguna tanda merasa jijik terhadap suatu hal.

b. Tindak ilokusi direktif

Ngelindur kali lo gan

„Ngelindur mungkin kamu juragan :peace:‟

Melalui emoticon di atas, pengguna tanda menampilkan tindak

ilokusi direktif yakni memohon perdamaikan kepada penerima tanda.

c. Tindak ilokusi komisif

Biarpun bnyak yang niru pokonya tetep …

„Biarpun banyak yang meniru pokoknya tetap :aku cinta Kaskus.‟

Tindak ilokusi komisif yang ditampilkan melalui emoticon di atas

menyatakan janji pengguna tanda akan selalu cinta terhadap

komunitas Kaskus, sehingga walaupun banyak komunitas baru yang

bermunculan, namun pengguna tanda akan tetap memilih Kaskus.

d. Tindak ilokusi ekspresif

Ane turut ya gan..

„Saya turut :berduka ya juragan.‟

Emoticon pada kalimat di atas menampilkan tindak ilokusi ekspresif

yang mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap yang tersirat

dalam ilokusi, dimana pengguna tanda mengucapkan belasungkawa

kepada penerima tanda.

Tindak ilokusi deklarasi tidak ditemukan pada emoticon pengganti unsur

verbal.

Page 102: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

102

2. Penegas

Selain sebagai pengganti unsur verbal, emoticon RBK juga berfungsi

sebagi penegasan, dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini:

Cerita lo sedih amat gan

„Cerita kamu sedih sekali juragan :(.‟

Emoticon di atas berfungsi menegaskan perasaan sedih yang dirasakan

oleh pengguna tanda.

Sebenernya nie msh rahasia gan..

„Sebenarnya ini masih rahasia juragan :shutup.‟

Unsur „rahasia‟ pada kalimat di atas ditegaskan dengan adanya emoticon

kecil dengan simbol mulut ditutup dengan lakban yang mengandung

makna larangan berbicara karena kerahasiaan suatu hal.

iiiihhh dasar maho

„Iihh dasar manusia homo :maho.‟

Emoticon bermakna laki-laki yang bergaya seperti perempuan atau lebih

dikenal dengan homoseksual dan berfungsi menegaskan ungkapan maho

yang ditulis sebelumnya.

senang berbisnis dg ente bos..

„Senang berbisnis dengan kamu bos :bersalaman.‟

Emoticon di atas berarti bersalaman dan berfungsi sebagai penegas dari

kata deal yang berarti „sepakat‟.

Berdasarkan teori tindak ilokusi yang dikemukakan oleh Searle (1979),

emoticon yang berfungsi sebagai penegas dapat dibagi menjadi:

Page 103: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

103

a. Tindak ilokusi asertif

gara2 ini ane diputusin ma cew ane gan..

„Gara-gara ini saya diputusin sama pacar saya juragan. :nolove.‟

Tindak ilokusi asertif yang ditampilkan melalui emoticon di atas

menyatakan kebenaran bahwa pengguna tanda sedang patah hati.

b. Tindak ilokusi direktif

Sorry gan ane kagak paham..

„Sorry juragan :maaf Saya tidak paham.‟

Melalui emoticon di atas, pengguna tanda menampilkan tindak ilokusi

direktif yakni memohon maaf kepada penerima tanda untuk

menegaskan uangkapan “Sorry” yang diucapkan sebelumnya.

c. Tindak ilokusi komisif

Bangga jadi org Indonesia gan

„Bangga jadi orang Indonesia juragan :aku cinta Indonesia.‟

Emoticon di atas menampilkan tindak ilokusi komisif yakni,

menyatakan janji pengguna tanda akan selalu cinta terhadap Indonesia

dan selalu bangga menjadi orang Indonesia.

d. Tindak ilokusi ekspresif

Jangan komentar Sara bro

„Jangan komentar Sara brother :mad:‟

Emoticon pada kalimat di atas menampilkan tindak ilokusi ekspresif

yang mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap yang tersirat

Page 104: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

104

dalam ilokusi, dimana pengguna tanda mengecam penerima tanda

karena mengeluarkan komentar berbau sara.

Fotonya keren bgt gan

„Fotonya keren sekali juragan :jempol.‟

Emoticon di atas menampilkan tindak ilokusi ekspresif yakni memuji

penerima tanda atas hasil foto yang bagus.

Tindak ilokusi deklarasi juga tidak ditemukan pada emoticon yang

berfungsi sebagai penegas.

5.1.3 Emoticon Berdasarkan Komponen

1. Emoticon Kecil

Berdasarkan komponen yang terdapat pada Representamen, emoticon

berukuran kecil dapat dikelompokkan menjadi:

1. Emoticon dengan Simbol, contohnya:

mengandung simbol hati.

mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke atas.

2. Emoticon dengan Ikon, contohnya:

mengandung ikon bibir berwarna merah.

mengandung ikon lidah yang dijulurkan.

3. Emoticon dengan Indeks

mengandung indeks air mata mengalir.

4. Emoticon dengan Simbol dan Ikon

Page 105: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

105

mengandung simbol not balok dan ikon mulut yang didorong ke

depan.

mengandung simbol dua jari dan ikon mata terpejam dan mulut

tersenyum lebar.

mengandung simbol „?‟ dan ikon wajah dengan mata melotot.

5. Emoticon dengan Simbol dan Indeks

mengandung simbol hati dan indek mulut yang terbuka dan

meneteskan air lur.

6. Emoticon dengan Ikon dan Indeks

mengandung ikon kacamata hitam dan indeks bibir tersungging

miring.

mengandung ikon mulut terbuka dan indeks mata melotot.

7. Emoticon dengan Simbol, Ikon, dan Indeks

mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya tertarik ke atas, ikon

mata terpejam, dan indek pipi memerah.

mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya tertarik ke bawah, ikon

mata melotot, dan indeks wajah berwarna merah.

2. Emoticon Besar

Berdasarkan komponen yang terdapat pada Representamen, emoticon berukuran

besar dapat dikelompokkan menjadi:

1. Emoticon dengan Simbol, contohnya:

mengandung simbol jempol.

Page 106: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

106

mengandung simbol bintang.

2. Emoticon dengan Ikon, contohnya:

mengandung ikon tangan di samping kening dan keringat yang

menetes.

mengandung ikon laki-laki berbulu mata lentik dan bibir dihiasi

lipstick.

3. Emoticon dengan indeks

Tidak ditemukan emoticon besar yang hanya mengandung indeks di dalam

RBK

4. Emoticon dengan Simbol dan Ikon

mengandung simbol hati dan ikon „Kaskus‟.

mengandung simbol hati dan ikon bendera Merah

Putih.

5. Emoticon dengan Simbol dan Indeks

mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke bawah

dan indeks wajah menunduk sambil mengusap-usap mata.

6. Emoticon dengan Ikon dan Indeks

mengandung ikon laki-laki homoseksual dan indeks muntah.

Page 107: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

107

mengandung ikon bata merah dan indeks mata melotot dan

gigi terlihat ingin menggigit.

7. Emoticon dengan Simbol, Ikon, dan Indeks

mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya ditarik ke

bawah, ikon warna hitam, dan indeks bunga yang telah layu.

mengandung simbol bibir yang sudut-sudutnya tertarik ke atas,

ikon mata terpejam, dan indek pipi memerah.

5.4 Makna-Makna yang Terkandung Dalam Emoticon RBK

Beranjak dari keseluruhan analisis mengenai tipe-tipe emoticon di atas

beserta proses pemaknaannya berdasarkan teori triadik Peirce, maka secara garis

besar terdapat beberapa makna yang terkandung dalam emoticon RBK

1. Cinta

Cinta merupakan perasaan suka maupun kasih sayang yang ditunjukkan

kepada orang lain. Cinta dapat diungkapkan melaui berbagai cara, baik lisan

maupun tertulis. Dalam RBK terdapat beberapa emoticon yang menunjukkan

ekspresi cinta ini, dan kesemuanya memiliki ciri khas berupa lambang hati.

Namun „hati‟ yang dimaksud dalam hal ini bukanlah organ tubuh manusia,

melainkan sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai

tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan berbagai perasaan, terutama

perasaan cinta. Oleh karena itu, setiap emoticon yang menggunakan tanda ini

Page 108: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

108

diinterpretasikan sebagai ungkapan yang berhubungan dengan perasaan cinta rasa

cinta, diantaranya:

a. Cinta

Perasaan jatuh cinta diekspresikan melalui emoticon yang mengacu

pada „hati‟ sebagai simbol universal untuk mengungkapkan perasaan cinta.

b. Tidak ada cinta atau patah hati

Patah hati diekspresikan melalui emoticon . Emoticon ini mengandung

makna „hati‟ yang terbelah menjadi dua. Cinta yang dulunya bersemi telah

hancur menjadi kepingan-kepingan kecil, sehingga memerlukan usaha

keras untuk menyatukannya kembali seperti semula.

c. Cinta kepada Indonesia

Rasa cinta kepada Negara Indonesia diekspresikan melalui emoticon

Terdapat simbol hati yang melambangkan rasa cinta

serta bendera Merah Putih yang berkibar melambangkan kejayaan

Indonesia. Emoticon ini digunakan oleh kaskuser sebagai ungkapan rasa

bangga terhadap Negara Indonesia tercinta atas keindahan alamnya

maupun prestasi yang ditorehkan Indonesia di dunia Internasional.

d. Cinta kepada Kaskus

Terdapat dua emoticon yang bermakna cinta kepada Kaskus, yakni

dan dimana di dalamnya terdapat simbol hati sebagai

perlambang rasa cinta dan disertai logo dari Komunitas Kaskus.

Penggunaan emoticon-emoticon tersebut sebagai ungkapan rasa bangga

Page 109: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

109

para kaskuser sebagai anggota komunitas Kaskus yang memberikan

berbagai informasi menarik dan aktual dari berbagai belahan dunia. Di

samping itu komunitas Kaskus juga memberikan berbagai ruang kepada

para anggotanya untuk berinteraksi dengan anggota yang lain sesuai

dengan minat dan kebutuhan masing-masing.

e. „Pelukan‟ dan „ciuman‟ untuk mengekspresikan perasaan cinta

Rasa cinta tidak hanya diungkapkan melaui kata-kata, tetapi juga melaui

tindankan secara fisik, baik berupa pelukan dan ciuman. Pelukan

diekspresikan melalui emoticon yang menggambarkan

dengan jelas gerakan tangan seperti memeluk dan disertai simbol hati yang

menegaskan perasaan cinta yang melandasi pelukan tersebut. Ciuman

diekspresikan melalui emoticon dengan memberi penekanan pada bibir

sebagai bagian tubuh yang digunakan untuk mencium seseorang.

f. Mendambakan seseorang yang dicintai

Perasaan cinta yang sangat dalam membuat seseorang benar-benar ingin

memiliki seseorang yang dicintai. Perasaan ini diekspresikan melalui

emoticon yang digambarkan meneteskan air liur sebagai bentuk

ekspresi sangat menginginkan sesuatu.

2. Kebahagiaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), bahagia merupakan

keadaan atau perasaan tenang dan tenteram, bebas dari segala hal yang

menyusahkan. Kebahagiaan bisa disebabkan oleh banyak faktor dan dapat

Page 110: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

110

diekspresikan melalui berbagai cara. Beberapa emoticon yang menunjukkan

kebahagiann antara lain:

a. Rasa bahagia

Rasa bahagia dapat diekspresikan melalui berbagai cara, salah satunya

adalah dengan tersenyum. Senyuman diespresikan melaui emoticon

merupakan cara paling sederhana untuk mengekspresikan perasaan

bahagia.

b. Tertawa

Selain tersenyum, tertawa juga merupakan salah satu cara

mengekspresikan kebahagiaan. Perbedaan antara keduanya adalah jika

tersenyum hanya menggunakan gerakan bibir dengan sudut-sudut yang

ditarik ke atas, tertawa memperlihatkan bibir terbuka sehingga gigi-gigi

terlihat dan disertai dengan suara tawa. Emoticon-emoticon di dalam RBK

yang mengekspresikan tertawa adalah dan .

c. Rasa bahagia dari sebuah pernikahan

Rasa bahagia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah

pernikahan. Seperti pada emoticon mengekspresikan

perasaan bahagia yang dialami kedua mempelai yang melangsungkan

kebahagiaan.

d. Rasa bahagia yang ditutup-tutupi atau malu-malu

Kadang kala rasa bahagia tidak dapat diekspresikan secara bebas.

Seseorang mungkin menutupi rasa bahagia yang dirasakan sehingga

Page 111: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

111

menimbulkan rona merah di pipi seperti yang tampak pada kedua

emoticon RBK berikut ini, dan .

3. Kesedihan

Sedih merupakan perasaan yang berlawanan dengan bahagia. Sama halnya

dengan perasaan bahagia, kesedihan juga disebabkan oleh berbagai faktor. Di

dalam RBK terdapat beberapa emoticon yang bermakna kesedihan antara lain:

a. Menangis

Salah satu bentuk ekspresi kesedihan adalah tangisan. Menangis seperti

pada emoticon menyebabkan keluarnya air mata dan kadang kala

disertai dengan suara isakan.

b. Berduka

Kesedihan dapat timbul karena berbagai faktor, salah satunya adalah

berduka, yang disebabkan oleh meninggalnya seseorang yang dikenal atau

dicintai. Emoticon yang mengekspresikan „berduka‟ adalah

yang menggambarkan kesedihan dan dipertegas dengan warna hitam dan

bunga layu yang menggambarkan kematian.

c. Kesedihan akibat rasa penyesalan

Kesedihan juga dapat timbul dari adanya rasa penyesalan atau rasa

bersalah kepada seseorang yang pernah disakiti.

Kesedihan ini diekspresikan melalui emoticon .

Page 112: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

112

4. Reputasi Baik

Dalam komunitas Kaskus, para kaskuser seringkali memberikan reputasi

baik bagi setiap post yang dianggap berkualitas. Terdapat beberapa cara yang

diekspresikan melaui emoticon untuk memberikan reputasi baik antarsesama

kaskuser.

a. Satu atau dua jempol

Saat seseorang mengacungkan jempol berarti memberikan apresiasi bagus

terhadap suatu hal. Sama halnya dengan komunitas Kaskus, para kaskuser

memberikan emoticon dan untuk memberikan

reputasi bagus terhadap sebuah post yang dianggap menarik atau

bermanfaat.

b. Bintang lima

Emoticon bermakna reputasi bagus dengan „bintang lima‟ yang

merupakan level tertinggi dalam tingkat kebaikan sebuah thread maupun

post. Pada dasarnya konsep „bintang lima‟ ini juga dikenal dalam

kehidupan sehari-hari, yang biasa digunakan untuk menyatakan hotel

dengan kualitas dan fasilitas terbaik.

Page 113: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

113

c. Cendol

Di dalam komunitas Kaskus cendol merupakan tanda reputasi bagus yang

dimiliki setiap Kaskuser. Emoticon RBK yang bermakna cendol yaitu

5. Reputasi Buruk

Selain reputasi bagus, dalam RBK juga terdapat emoticon yang

menunjukan reputasi buruk, yakni bata merah yang menunjukan poin reputasi

buruk seorang kaskuser

7. Sindiran

Beberapa emoticon dalam RBK juga digunakan untuk menyampaikan

sindiran, antara lain:

a. Manusia homoseksual

Emoticon menggambarkan sosok laki-laki berkepala botak namun

menggunakan bergaya seperti perempuan. Hal ini mengandung makna

sindiran akan keberadaan manusia homoseksual yang dianggap sebagai

perilaku menyimpang di dalam masyarakat Indonesia.

b. Capek deh!

Capek deh! merupakan sebuah ungkapan yang populer di kalangan

masyarakat Indonesia sebagai bentuk sindiran karena merasa kesal

Page 114: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

114

ataupun bosan dengan tingkah laku kaskuser lainnya. Ungkapan ini

diekspresikan melalui emoticon dengan menggambarkan

gerakan tangan yang khas yang biasa dilakukan bersamaan dengan

ungkapan tersebut, yakni gerakan tangan menyentuh kening dengan

ekspresi wajah seperti pada emoticon di atas.

c. Hammer

Emoticon dan mengandung makna memukul kepala sendiri

dengan palu sebagai bentuk kekesalan yang sangat besar kepada kaskuser

lainnya. Hal ini juga mengandung makna sindiran bagi para kaskuser yang

melakukan sesuatu yang sangat tidak masuk akal.

d. Najis

Pada awalnya emoticon bermakna sindiran karena merasa najis

atau jijik akan keberadaan kaum homoseksual di kalangan masyarakat.

Namun pada perkembangan selanjutnya, emoticon ini digunakan untuk

mengekspresikan perasaan „jijik‟ terhadap berbagai hal yang tidak disukai

oleh Kaskuser.

7. Aktivitas Mental

Beberapa emoticon dalam RBK juga digunakan untuk menyatakan

beberapa aktivitas kaskuser secara mental, di antaranya:

Page 115: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

115

a. Marah

Marah merupakan salah satu aktivitas mental yang timbul karena adanya

perubahan emosi secara signifikan akibat rasa tidak senang terhadap suatu

hal. Perasaan marah yang dialami seseorang diekspresikan melalui raut

muka geram dan disertai dengan wajah yang memerah seperti yang

digambarkan melalui emoticon RBK dan .

b. Bingung

Aktivitas mental lainnya yang juga diwakili oleh emoticon RBK yaitu

bingung, yang berarti merasa kurang jelas atau kurang mengerti tentang

sesuatu. Emoticon yang menggambarkannya yakni dan .

c. Takut

Takut merupakan perasaan ngeri dalam menghadapi sesuatu yang

dianggap akan mendatangkan bencana. Seseorang yang ketakutan

biasanya gemetar dengan raut muka seperti pada emoticon RBK berikut

ini:

d. Kaget

Kaget adalah aktivitas perasaan dimana seseorang merasa terperanjat atau

terkejut karena sesuatu hal. Ciri utama aktivitas ini adalah mata melotot

seperti pada emoticon ini.

Page 116: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

116

e. Cuek atau tidak peduli

Cuek merupakan perasaan yang tidak peduli dengan lingkungan

sekitarnya. Seseorang yang cuek seakan-akan menutup mata dari

permasalahan yang terjadi di dekatnya. Aktivitas ini diekspresikan melalui

emoticon .

8. Aktivitas Fisik

Di samping aktivitas mental, beberapa akivitas fisik kaskuser juga

diekspresikan ke dalam emoticon, antara lain.

a. Bersiul

Bersiul berarti menggerak-gerakan mulut dengan menghirup atau

menghembuskan udara sehingga mengeluarkan suara yang berirama.

Dalam RBK bersiul diekspresikan emoticon ini.

b. Meminta perdamaian

Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang untuk meminta perdamaian,

salah satunya adalah dengan memberi tanda dengan telunjuk dan jari

tengah yang dikembangkan, seperti pada emoticon .

c. Tidak berbicara

Emoticon ini mengandung makna tidak berbicara karena

menggambarkan mulut yang ditutup dengan lakban sehingga tidak

mampu mengeluarkan satu patah kata pun.

Page 117: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

117

d. Mengejek

Mengejek berarti mengolok-olok atau mempermainkan seseorang dengan

tingkah laku tertentu, salah satunya dengan menjulurkan lidah dan

mengerlingkan mata seperti pada emoticon .

e. Bersalaman

Bersalaman adalah aktivitas dimana dua orang saling berjabat tangan.

Aktivitas ini biasa dilakukan untuk menandai perkenalan, keramah-

tamahan maupun kesepakat, seperti tampak pada emoticon RBK berikut

ini:

f. Kabur

Kabur berarti melarikan diri tanpa pamit dari pekerjaan, keluarga, dan lain

sebagainya. Emoticon dan bermakna kabur karena

mengandung ikon kendaraan bermotor yang menggambarkan alat

transportasi untuk melarikan diri.

g. Berlibur

Berlibur adalah berkunjung ke suatu tempat untuk melepaskan penat dan

kelelahan. Seseorang yang berlibur biasa membawa berbagai perlatan

yang dikemas dalam sebuah tas besar seperti dieskpresikan melalui

emoticon .

Page 118: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

118

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Ragam Bahasa Kaskus merupakan jenis ragam bahasa prokem dan

memiliki banyak perbendaharaan kata dengan struktur yang beranekaa ragam

serta berbagai emoticon yang digunakan oleh para kaskuser dalam

mengekspresikan perasaan. Kesimpulan dari hasil penelitiian ini terkait dengan

rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.

1. Leksikal-leksikal RBK dapat diklasifikasikan ke dalam lima bentuk yakni

Singkatan, Akronim, RBK Bentuk Ringkas, RBK Bentuk Plesetan

(Plesetan Sebagian dan Plesetan Total), RBK Yang Mengalami

Penyederhanaan Pelafalan, dan RBK Bentuk Campuran. Masing-masing

bentuk diklasifikasikan kembali ke dalam beberapa kategori berdasarkan

struktur dan proses pembentukannya.

2. Proses pemaknaan secara leksikal RBK sebagian besar melalui proses

pengembalian kata-kata RBK ke bentuk panjang maupun bentuk aslinya.

Namun, terdapat beberapa kata yang setelah dikembalikan ke bentuk

panjang maupun bentuk aslinya masih harus diamati secara mendalam

karena mengandung makna berkonotasi negatif yang biasanya digunakan

untuk mengejek atau mengolok-olok. Di samping itu, terdapat beberapa

bentuk yang tidak hanya memiliki makna literal, tetapi juga mengandung

makna figuratif yang berbeda dengan makna aslinya. Bahasa figuratif

118

Page 119: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

119

RBK dibagi menjadi dua, yakni menggunakan gaya bahasa metafora dan

metonimi.

3. Secara garis besar, emoticon RBK dikelompokkan berdasarkan ukuran

menjadi dua, yakni, Emoticon Kaskus Berukuran Kecil dan Emoticon

Kaskus Berukuran Besar. Kemudian berdasarkan fungsinya dalam kalimat,

emoticon-emoticon tersebut dapat diklasifikasikan lagi menjadi emoticon

yang berfungsi sebagai pengganti unsur verbal dan penegas. Berdasarkan

komponen yang dimiliki, emoticon RBK dapat diklasifikasikan menjadi

emoticon yang mengandung (a) Simbol, (b) Ikon, (c) Indeks, (d)Simbol

dan Ikon, (e) Simbol dan Indeks, (f) Ikon dan Indeks (g) Simbol, Ikon, dan

Indeks. Namun, pada emoticon berukuran besar tidak ditemukan emoticon

yang hanya mengandng indeks.

4. Setelah memperhatikan keterkaitan antara Representamen, Objek, dan

Interpretan, maka secara umum makna yang terkandung dalam emoticon RBK

adalah cinta, kebahagiaan, kesedihan, reputasi baik, reputasi buruk,

sindiran, aktivitas mental, serta aktivitas fisik.

6.2 Saran

Penelitian ini mengkaji bentuk dan makna dari leksikal dan emoticon yang

digunakan di dalam komunitas Kaskus. Ditemukan bahwa, pada beberapa bentuk

terjadi penyederhanaan pelafalan yang berkaitan dengan perubahan bunyi. Oleh

karena itu, diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya mampu mengkaji

perubahan bunyi RBK tersebut secara lebih mendalam.

Page 120: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

120

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt Rinehart and

Winston.

Austin, J.L. 1962. How To Do Thing With Words. Oxford : Clarendon.

Beekman, John and John C. Callow. 1974. Translating the Word of God, with

Scripture and topical indexes. Grand Rapids: Zondervan.

Bloomfield, L. 1933. Language. New York: Holt-Rinehardt and Winston.

Chaer, Abdul. 1989. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chandler, Daniel. 2007. Semiotics:The Basics.Second Edition. New York:

Routledge.

de Groot, A.W. 1962. Inleiding tot de Algemene Taalwetenschap. Groningen: J.B

Wolters.

Dixon, R.M.W. 2005. A Language Consists of Words and Grammar. Oxford:

Oxford University Press.

Fromkin, Victorial A. (ed.). 2000. Linguistics. Massachussett: Blackwell.

Heryanto, Ariel. 1995. “Pelecehan dan Kesewenang-Wenangan Berbahasa

Plesetan dalam Kajian Bahasa dan Polotik di Indonesia.” Makalah

PELLBA . Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.

Hockett, Ch.F. 1958. A Course in Modern Linguistics. New York: the Macmillan

and Co.

http://m.kaskus.us/

http://www.e-li.orglmain/pdf/pdf-269.pdf. diunduh tanggal 23 Maret 2010 jam

11.00

http://www.kaskus.us/

Keraf, Gorys.1994. Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta:Gramedia.

Page 121: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

121

Lyons, John. 1977. Semantics. Volume I. Cambridge: Cambridge University

Press.

Mahsun, M.S. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Manik, Sondang. 2004. Pengkajian Semantik Pada Bahasa Gaul. Medan: USU

Press.

Nida, E.A. 1949. Morphology: The Descriptif Analysis of Words. Ann Arbour:

The University of Michigen Press.

Palmer.1981. Semantics. Sydney:Cambridge University Press.

Parera, Djos Daniel. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Peirce, Charles Sanders (1931–58) Collected Papers (8 vols: vol. 1, Principles of

Philosophy, ed. Charles Hartshorne and Paul Weiss, 1931; vol. 2,

Elements of Logic, ed. Charles Hartshorne and Paul Weiss, 1932; vol. 3,

Exact Logic (Published Papers), ed. Charles Hartshorne and Paul Weiss,

1933; vol. 4, The Simplest Mathematics; ed. Charles Hartshorne and Paul

Weiss, 1933; vol. 5, Pragmatism and Pragmaticism, ed. Charles

Hartshorne and Paul Weiss, 1934; vol. 6, Scientific Metaphysics ed.

Charles Hartshorne and Paul Weiss, 1935; vol. 7, Science and

Philosophy, ed. William A. Burks, 1958; vol. 8, 2 8 6 B I B L I O G R A

P H Y Reviews, Correspondence and Bibliography, ed. William A.

Burks, 1958). Cambridge, MA: Harvard University Press.

Pradopo, Rahmat Djoko. 1994. Stilistika dalam Buletin Humaniora No.1 tahun

1994.Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM.

Pusat Bahasa, 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Edisi Ketiga. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Pusat Bahasa, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Ramlan, M. 1980. Ilmu Bahasa Indonesia: Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif.

Yogyakarta: UP Karyono.

Reichling, AJBN. 1935. Het Woord, een Studie Omtrent de Grondslag van Taal

en Talgebruik. Zwolle: W.E.J. Tjenk Willingk.

Riasa. 2001. Ranah Bahasa Remaja; KIPBIPA IV. Denpasar: IALF Bali.

Ridwan, T.A. 2003. Buku Kerja Kebahasaan. Medan: USU Press.

Sahertian, Debby. 1999. Kamus Bahasa Gaul. Jakarta: PT. Sinar Harapan.

Page 122: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

122

Searle, John R. 1977. Speech Acts, An Essay In The Philosophy of Language. New

York : Cambridge University Press.

Searle (Ed.). 1979. The Philosophy of Language. Oxford: Oxford University

Press.

Sibarani, Robert. 2004. Linguistik Antropologi. Medan: Penerbit Poda.

Siregar, Eva Tuti Harja. 2010. Bahasa Gaul pada Kalangan Waria di Jalan

Gadjah Mada Medan: Tinjauan Sosiolonguistik. Medan: USU Press

Sudana, I Wayan. 2007. Telaah Struktur dan Makna Ragam Bahasa Gaul.

Denpasar: Universitas Udayana.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana

University Press.

Ullmann, Stephen. 1977. Semantics, An Introduction to the Science of Meaning.

Diadaptasi oleh Sumarsono menjadi Pengantar Semantik.2007.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Verhaar, J.W.M. 1999. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Wolf, Alecia. 2009. Emotional Expression Online: Gender Differences in

Emoticon Use. Texas: The University of Texas.

Woodrich, Christopher Allen. 2009. Ragam Bahasa Tidak Resmi Dalam Lagu

Project Pop. Yogjakarta: Universitas Sanata Dharma

Page 123: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

123

LAMPIRAN

DAFTAR LEKSIKAL

1. Singkatan

No Singkatan Arti

1 AFAIK As Far As I Know

2 AFK Away From Keyboard

3 AKA As Known As

4 AKTB Akses Kaskus Tanpa Banner

5 ASAP As Soon As Possible

6 ASL Age, Sex, Location

7 BB Buka-bukaan

8 BB+17 Buka-bukaan 17 Tahun Keatas

9 BnB Bet and Bookies

10 BNIB Brand New In Box

11 BNWOT Brand New Without Tag

12 BNWT Brand New With Tag

13 BP Berita dan Politik

14 BRB Be Right Back

15 BRP Bad Reputation Point

16 BSH Barisan Sakit Hati

Page 124: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

124

17 BTW By The Way

18 BW Bandwidth

19 BWK Bandwidth Killer

20 CCPB Cara Curang dan Program Bajakan

21 CFV Call For Votes

22 CMIIW Correct Me If I‟m Wrong

23 COD Cash On Delivery

24 CP Control Panel

25 CYSTG Can You Solve This Game

26 DC Debate Club

27 DL Download

28 DP Disturbing Picture

29 DPMP Digital Photography Manual Photography

30 EF English Forum

31 F2F Face To Face

32 FAQ Frequently Asked Question

33 FBI Fans Bang Ipul

34 FJ Forum Jokes

35 FJB Forum Jual Beli

36 FR Field Report

37 FR2 Forum Roda Dua

Page 125: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

125

38 FU Factory Unlocked

39 FYEO For Your Eyes Only

40 FYI For Your Information

41 GPP Ga Pa Pa

42 GRP Good Reputation Point

43 H2H Hearth To Hearth

44 HT Hot Thread

45 ID Identitas

46 IGO Indonesian Girls Only

47 IMHO In My Humble Opinion

48 IOW In Other Words

49 IRL In Real Life

50 IYKWIM If You Know What I Mean

51 J4F Just For Fun

52 JK Just Kidding

53 KBBK Kamus Besar Bahasa Kaskus

54 KSP Kritik Saran dan Pertanyaan

55 LOL Laughing Out Loud

56 MYOB Mind Your Own Business

57 NP Now Playing

58 OANC Outdoor Adventure and Nature Club

Page 126: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

126

59 OC Ori Cina

60 OL On Line

61 OOT Out Of Topic

62 PARSI Persatuan Anti Repost Seluruh Indonesia

63 PI Personal Insult

64 PM Private Message

65 ROTFL Rolling On The Floor Laughing

66 RP Reputation Point

67 RS Roy Suryo

68 SP Surat Pembaca

69 SPS Speed Posting Society

70 SU Software Unlocked

71 TBC Turut Berduka Cita

72 TFS Thanks For Share

73 TIA Thanks In Advance

74 TKP Tempat Kejadian Perkara

75 TS Thread Starter

76 WTA Want To Ask

77 WTB Want To Buy

78 WTH What The Hell

79 WTK Want To Know

Page 127: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

127

80 WTS Want To Sell

81 WTT Want To Trade

82 YM Yahoo! Messenger

2. Akronim

No Akronim Arti

1 Alay Anak Layangan

2 Copas Copy Paste

3 Delon Derita Loe Nyet

4 Formil Forum Militer

5 Forsup Forum Supranatural

6 Gajebo Ga Jelas Bo

7 Hode Hoax Detected

8 Japri Jalur Pribadi

9 Kaskus Kasak Kusuk

10 Kopdar Kopi Darat

11 Maho Manusia Homo

12 Nocan Nomor Cantik

Page 128: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

128

13 Ongkir Ongkos Kirim

14 Rekber Rekening Bersama

15 Fovie Forum Movie

16 Cacat Calon Cantik

17 Milis Mailing List

18 Perpakin Persatuan Pertamax Indonesia

19 PertamaX Pertama Kali

3. RBK Bentuk Ringkas

No Bentuk Ringkas Bentuk Asli

1 Admin Administrator

2 Bro Brother

3 Donat Donator

4 Id Identitas

5 Mov Movie

6 Re Reply

7 Req Request

8 Sis Sister

Page 129: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

129

9 Sob Sobat

10 Agan Juragan

11 Gan Juragan

12 Fwd Forward

13 Img Image

14 Aq Aku

15 Gw Gue

4. Plesetan Sebagian

No Kata Bentuk Asli

1 Dobol Double Post

2 Lebay Lebih

3 Maintenis Maintenance

4 Mikocok Microsoft

5 Repsol Repost

6 Sotoy Sok tahu

7 Kamsud Maksud

8 Sotosop Photoshop

Page 130: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

130

9 Mimin Admin

10 Momod Moderator

11 Boneng Bener

12 Prikitiw Preview

5. Plesetan Total

No Plesetan Arti

1 Cendol reputasi bagus

2 Bata Merah reputasi buruk

3 Klonengan hasil kopian

4 Kimpoi kawin

5 Sedot download

6 Kulkas control panel

7 Afgan sadis

8 Dejavu thread yang diulang

9 Dodol lambat, lemot, jelek

10 Hansip lapor penyalahgunaan

11 Kolor ijo cendol

Page 131: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

131

12 Ijo-ijo cendol

6. RBK Yang Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan

No Kata Arti

1 Bukmak Bookmark

2 Donlot-donlod Download

3 Inpo - inpoh Info

4 Mantab Mantap

5 Nais – naiz Nice

6 Nubi Newbie

7 Tengkyu Thank you

Page 132: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

132

TESIS

RAGAM BAHASA KASKUS

NI MADE DHIANARI

NIM 0990161008

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI LINGUISTIK MURNI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

Page 133: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

133

TESIS

RAGAM BAHASA KASKUS

OLEH

NI MADE DHIANARI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

Page 134: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

134

RAGAM BAHASA KASKUS

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Linguistik

Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI MADE DHIANARI

NIM 0990161008

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

i

Page 135: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

135

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 4 AGUSTUS 2011

Pembimbing I, Pembimbing II

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S.

NIP 19590917 198403 2 002 NIP 19560806 198303 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Linguistik Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K)

NIP 19620310 198503 1 005 NIP 19590215 198510 2 001

ii

Page 136: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

136

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 3 Agustus 2011

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,

No.: 1367/UN14.4/HK/2011, Tanggal 29 Juli 2011

Ketua : Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A.

Sekretaris : Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S.

Anggota :

1. Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A.

2. Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S.

3. Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum.

iii

Page 137: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

137

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa

karena atas rahmat dan tuntunan-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada Prof. Dr.

Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. selaku Pembimbing I dan Dr. Ni Made Dhanawaty,

M.S. selaku Pembimbing II atas bimbingan, saran, dan masukan yang diberikan

sehingga penyelesaian tesis ini dapat berjalan dengan sangat lancar.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. Made

Bakta, Sp.PD (KHOM), selaku Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A.

Raka Sudewi, Sp.P (K) selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Udayana, dan Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Udayana, atas fasilitas dan dukungan yang diberikan kepada penulis

selama menempuh pendidikan Magister Linguistik di Universitas Udayana.

Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Prof. Dr.

I Nyoman Suparwa, M.Hum., selaku Ketua Program Magister Linguistik

Universitas Udayana, Pembimbing Akademik penulis, serta para dosen pengajar,

atas segala ilmu, pengalaman, bimbingan dan dukungan yang diberikan kepada

penulis selama menempuh pendidikan sebagai karyasiswa Magister Linguistik di

Universitas Udayana. Terima kasih setinggi-tingginya juga penulis sampaikan

kepada Bapak I Ketut Ebuh, S.Sos, Ibu I Gusti Ayu Supadmini, Bapak I Nyoman

Sadra, S.S., dan Ibu Nyoman Adi Triani, S.E. atas segala dukungan dan bantuan

dalam urusan akademik perkuliahan.

iv

Page 138: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

138

Kepada keluarga tercinta, Bapak (I Made Kuasa, S.Pd), Ibu (Nyoman

Suarti), Kakak (I Putu Wiratama), serta I Gede Surya Cahyadi, S.S., penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala perhatian,

dukungan, dan doa tiada henti yang senantiasa diberikan selama proses pengerjaan

tesis ini.

Terakhir, kepada teman-teman Linguistik Murni ‟09, terima kasih karena

telah memberi penulis dua tahun penuh pengalaman menarik, dan terima kasih

karena sudah menjadi kawan seperjuangan penulis selama menjadi karyasiswa di

Magister Linguistik di Universitas Udayana.

Denpasar, 4 Agustus 2011

Ni Made Dhianari

v

Page 139: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

139

ABSTRAK

Ragam Bahasa Kaskus (RBK) merupakan jenis ragam bahasa prokem

yang digunakan di dalam komunitas Kaskus yang dikenal dengan nama The

Largest Indonesian Community. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi

dan mengklasifikasikan struktur leksikal RBK; (2)menjelaskan proses pemaknaan

leksikal RBK; (3)mengidentifikasi dan mengklasifikasikan simbol-simbol

emoticon dalam RBK; (4)mengungkap makna simbol-simbol emoticon yang

digunakan oleh para kaskuser untuk mengekspresikan perasaan secara semantis.

Data-data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teori Tata Bahasa

Peristilahan (Pusat Bahasa, 2007), Tindak Ilokusi (Searle, 1979), teori Semantik

sebagai kajian makna yang meliputi teori semantik leksikal (Lyon 1995 dan

Verhaar, 1999), Teori Makna Figuratif, yakni Metafor dan Metonimi (Beekman

dan Callow, 1974 serta Parera, 2004), Teori Semiotik (Peirce, 1931). Pendekatan

yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan

pengumpulan data dilakukan dengan metode simak.

Leksikal RBK dapat dibagi menjadi (1) singkatan; (2) akronim; (3) RBK

bentuk ringkas; (4) RBK bentuk plesetan, yakni plesetan sebagian dan plesetan

total; (5) RBK yang mengalami penyederhanaan pelafalan; (6)RBK bentuk

campuran. Tiap-tiap bentuk diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori

berdasarkan struktur dan proses pembentukannya. Ditemukan bahwa terdapat

beberapa kata yang mengandung makna berkonotasi negatif dan biasanya

digunakan untuk mengejek atau mengolok-olok serta beberapa bentuk bahasa

figuratif yang dikelompokkan menjadi dua yaitu metafora dan metonimi.

Emoticon RBK dikelompokkan berdasarkan ukuran, yakni (1a) emoticon

Kaskus berukuran kecil; (1b) emoticon Kaskus berukuran besar yang dianalisis

menggunakan teori triadik Peirce; berdasarkan fungsi diklasifikasikan menjadi

(2a) sebagai pengganti unsur verbal dan (2b) sebagai penegas yang kemudian

diklasifikasikan lagi berdasarkan teori tindak ilokusi Searle; berdasarkan

komponen diklasifikasikan menjadi emoticon yang mengandung (3a) Simbol, (3b)

Simbol dan Ikon, (3c) Simbol dan Indeks, (3d) Ikon dan Indeks, serta (3e) Simbol,

Ikon, dan Indeks. Secara umum makna yang terkandung dalam emoticon RBK

adalah (1) cinta; (2) kebahagiaan; (3) kesedihan; (4) reputasi baik; (5) reputasi

buruk; (6) sindiran; (7) aktivitas mental; dan (8) aktivitas fisik.

Kata Kunci: Bahasa Kaskus, Plesetan, Emoticon, Semiotik, Metafora, Metonimi.

vi

Page 140: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

140

ABSTRACT

Kaskus Language Variety is a language used in the community known as

Kaskus, The Largest Indonesian Community. The purpose of this study were (1)

identify and classify RBK lexical structure, (2) describe the process of lexical

meaning of RBK, (3) identify and classify the emoticon symbols in RBK; (4)

uncover the meaning of emoticons used by the kaskuser to express feelings

semantically. The data in this study were analyzed using the theory grammatical

terminology (Pusat Bahasa, 2007), Illocutionary Act (Searle 1979), the theory of

semantics as the study of meaning that includes the theory of lexical semantics

(Lyon, 1977), Figurative theory, namely metaphor and metonymy (Beekman and

Callow, 1974 and Parera, 2004), Theory of Semiotics (Peirce, 1931 ). The

approach used in this study is a qualitative approach and the tapping method was

used in data collection.

RBK lexical items can be divided into (1) abbreviations, (2) acronyms (3)

RBK brief forms, (4) RBK form of a play (Plesetan), Plesetan on a part and

Plesetan on Total, (5) RBK all experiencing simplification pronunciation, (6)

RBK mixture forms. Each of these forms are classified into several categories

based on the structure and process. It was found that there are some words that

once returned to the long or original form had to be observed in detail because it

implies a negative connotation that is usually used to mock or ridicule and there

are some forms which not only has a literal meaning, but also contain a figurative

meaning that is different from its original meaning. They are grouped into two

namely metaphor and metonymy.

Emoticon RBK grouped by size i.e, (1a) small emoticons, (1b) large

emoticons, which are analyzed using the triadic theory of Peirce; classified by

function into (2a) instead of verbal elements and (2b) as confirmation that then

classified again according to Searle‟s illocutionay act theory; classified by the

components into (3a) symbol, (3b) Symbols and Icons, (3c) Symbols and Index,

(3d) Icon and Index, and (3e) Symbols, Icons, and index. In general, the meaning

contained in RBK emoticons are (1) love, (2) happiness, (3) grief (4) good

reputation; (5) bad reputation, (6) innuendo; (7) mental activity; and (8 ) physical

activity.

Keywords: Language Kaskus, Plesetan, Emoticon, Semiotics, Metaphor,

Metonymy.

vii

Page 141: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

141

DAFTAR ISI

Halaman

PRASYARAT GELAR ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS.......................................................... iii

KATA PENGANTAR……. ................................................................................. iv

ABSTRAK.. ...........................................................................................................vi

ABSTRACT ..........................................................................................................vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................viii

DAFTAR TABEL...................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.......................................................xiii

DAFTAR ISTILAH..............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................6

1.4.1 Manfaat Teoritis...........................................................................................6

1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL

PENELITIAN..........................................................................................................7

2.1 Kajian Pustaka....................................................................................................7

viii

Page 142: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

142

2.2 Konsep..............................................................................................................12

2.2.1 Variasi Bahasa............................................................................................12

2.2.2 Bahasa Prokem...........................................................................................13

2.2.3 Bahasa Plesetan..........................................................................................15

2.2.4 Emoticon....................................................................................................17

2.3 Kerangka Teori.................................................................................................18

2.3.1 Tata Peristilahan Bahasa Indonesia............................................................18

2.3.2 Semantik Sebagai Kajian Makna...............................................................21

2.3.2.1 Semantik Leksikal..........................................................................21

2.3.2.2 Makna Figuratif .............................................................................24

2.3.2.3 Teori Semiotik Charles Sanders Peirce..........................................29

2.3.2.4 Tindak Ilokusi................................................................................32

2.4 Model Penelitian..............................................................................................35

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................37

3.1 Pendekatan Penelitian......................................................................................37

3.2 Jenis dan Sumber Data.....................................................................................37

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data...........................................................38

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data....................................................................39

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data..........................................40

BAB IV STRUKTUR DAN PROSES PEMAKNAAN LEKSIAL

RBK.......................................................................................................................41

4.1 Struktur Leksikal RBK………………….………………………..………….41

4.1.1 Singkatan…………………………….……………………………….…42

4.1.2 Akronim………………………………...……………………………….49

ix

Page 143: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

143

4.1.3 RBK Bentuk Ringkas……………………...…………………………...54

4.1.4 RBK Bentuk Plesetan………………………….………………………..57

4.1.4.1 Plesetan Sebagian……………………………...…….…………...58

4.1.4.2 Plesetan Total……………………………...……………………..61

4.1.5 RBK Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan…………….……….62

4.1.6 RBK Bentuk Campuran………………………………………………...63

4.2 Proses Pemaknaan Leksikal RBK…………………………………………...64

4.2.1 Bahasa Figuratif Pada RBK......................................................................66

4.2.1.1 Metafora……………...………………...………………..…...…..66

4.2.1.2 Metonimi………………………………………………………....76

BAB V TIPE DAN MAKNA EMOTICON RBK…………………………..…..78

5.1 Tipe-Tipe Emoticon RBK................................................................................79

5.1.1 Berdasarkan Ukuran.................................................................................79

5.1.1.1 Emoticon Berukuran Kecil…………………………………….....79

5.1.1.2 Emoticon Berukuran Besar…...……………………..…………...87

5.1.2 Berdasarkan Fungsi....................................................………………….99

5.1.3 Klasifikasi Komponen…………...……………….................................104

5.4 Makna-Makna Yang Terkandung Dalam Emoticon RBK…………...…......107

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN…………….…………………………….123

6.1 Simpulan………………………………………………………………........118

6.2 Saran………………………………………..…………………………….…119

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................120

LAMPIRAN……………....................................................................................123

x

Page 144: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

144

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Singkatan………………………………………………………...……42

Tabel 4.2 Singkatan yang Berhomonim.................................................................49

Tabel 4.3 Akronim……………...………………………………………………..49

Tabel 4.4 RBK Bentuk Ringkas…….…………………………………………...54

Tabel 4.5 Plesetan Sebagian……….……….........................................................58

Tabel 4.6 Plesetan Total...............................................…………………………..61

Tabel4.7. RBK Yang Mengalami Penyederhanaan Pelafalan…………………...62

Tabel 5.1 Emoticon Kaskus Berukuran Kecil……………………………………79

Tabel 5.2 Emoticon Kaskus Berukuran Besar……………………………………87

xi

Page 145: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

145

DAFTAR GAMBAR

Gambar1.Tampilan Awal Komunitas Kaskus…………………………….……..2

Gambar 2. Contoh Emoticon…………………………………………………...17

Gambar 3. Bagan Semiotik Pierce………..…………………………….………30

Gambar 4. Model Penelitian……………………………………….……………35

Gambar 5. Kalimat Dengan Paduan Verbal dan Emoticon…………………….78

xii

Page 146: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

146

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

DAFTAR SINGKATAN

A1-A4 : Kategori Akronim 1-4

EB1-EB25 : Contoh emoticon besar di dalam kalimat

EK1-EK17 : Contoh emoticon kecil di dalam kalimat

I : Interpretant

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indoneia

KBBK : Kamus Besar Bahasa Kaskus

L1-L44 : Contoh leksikal di dalam kalimat

O : Objek

PS1-PS4 : Kategori Plesetan Sebagian 1-4

R : Representamen

R1-R4 : Kategori Bentuk Ringkas 1-4

RBK : Ragam Bahasa Kaskus

S1-S4 :Kategori Singkatan 1-4

DAFTAR LAMBANG

// : untuk mengapit tanda bunyi fonemis

[] : untuk mengapit tanda bunyi fonetis

() : untuk mengapit singkatan contoh

xiii

Page 147: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

147

DAFTAR ISTILAH

Ane : aku (Bahasa Arab)

Banned ID : ID yang dilarang masuk karena kesalahan tertentu

Blog : merupakan singkatan dari web blog adalah bentuk aplikasi web

yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting)

pada sebuah halaman web umum.

Bookmark : tanda situs atau halaman yang akan disimpan

Chat-room : ruang atau lokasi tempat berkumpulnya suatu komunitas secara

online untuk berdialog satu dengan lainnya.

Download : menyalin data ke komputer

E-mail : pesan atau surat secara elektronik, baik berupa teks maupun

gabungan dengan gambar, yang dikirimkan ke satu alamat ke

alamat lain di jaringan internet.

Emoticon : ikon emosi

Forward : meneruskan thread

Gathering : kumpul bersama anggota

Hoax : bisa juga berita bohong

Junk : post yang tidak bermutu

Junker : oknum pelaku junk

Juragan (Sunda): panggilan kepada sesama anggota kaskus

xiv

Page 148: unud-276-609322346-tesis ni made dhianari.pdf

148

Kaskuser : anggota komunitas Kaskus

Maintenance : pemeliharaan server kaskus

Offline : tidak terhubung dalam jaringan

Online : sedang terhubung dalam jaringan

Page view : nilai rata-rata jumlah halaman yang dilihat oleh pengunjung

Post : mengirim atau me-reply

Post/Posting : komentar dalam sebuah thread

Reply : menjawab sebuah thread

Repost : thread yang diulang

Slang : istilah lain dari bahasa gaul atau prokem

Thread : halaman berisi suatu topik yang dibuat oleh seorang kaskuser

xv