untuk tugas sik
DESCRIPTION
gyhfgTRANSCRIPT
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
1. Komponen biaya rawat jalan meliputi:
a. Jasa Rumah Sakit
b. Jasa Pelayanan
2. Tarif Rawat Jalan diwujudkan dalam bentuk karcis harian poliklinik yang bersifat paket
pembayaran dan berlaku unutk satu rangkaian kunjungan poliklinik dalam satua hari
3. Karcis poliklinikmencakup pembayaran atas jasa pelayanan dan Jasa Rumah Sakit
4. Besarnya tarif rawat jalan sebagaiman dalam lampiran I
5. tarif rawat jalan untuk anak dibawah usia 5 (lima) tahun sebesar 0.75 x tarif rawat jalan
biasa
6. Tarif pasien di Instalasi Gawat Darurat:
a. Non Bedah : 2 x tarif rawat jalan dewasa
b. Bedah : 3 x tarif rawat jalan dewasa
7. Biaya pemeriksaan penunjang, diagnostik, pemeriksaan diagnostik elektromedik serta
pemeriksaan adn tindakan diagnostik khusus apabla ada dibayar secara terpisah sesuai
tarif pemeriksaan sejenis yang berlaku bagi pasien rawat inap kelas III
8. Tarif pemeriksaan dan tindakan bagia pasien yang berasal dari rujukan swasta
disamakan dengan tarif pemeriksaan sejenis yang berlaku bagi pasien rawat inap kelas II
9. Biaya bahan farmasi bila ada dibayar secara terpisah sesuai tarif berlaku
10.Tarif rawat jalan bagi peserta asuransi kesehatan dan anggota keluarganya sesuai
dengan kesepakatan antara penyelenggara asuransi kesehatan dengan RSUD Selong
atas persetujuan Bupati.
11.Besarnya tarif rawat inap sebagaimana diatur dalam lampiran I
12.Tarif pelauanan rawat inap bagi peserta asuranasi kesehatan dan anggota keluarganya
sesuai dengan kesepakatan antara penyelenggara asuranasi kesehatan tersebut dengan
RSUD Selong atas persetujuan Bupati.
Perbandingan komponen biaya Rawat Jalan sebagai berikut:
a. Bahan dan alat kesehatan habis pakai = 50%
b. Jasa Rumah Sakit = 20%
c. Jasa Pelayanan = 30%
Komponen biaya Rawat Inap meliputi:
a. Akomodasi = 75%
b. Jasa Pelayanan = 25%
Besarnya tarif rawat inap (akomodasi) ditetapkan sebagai berikut:
Tarif rawat inap kelas III dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk penetapan tarif kelas
perawatan lainnya dengan peraturan sebagai berikut:
a. Kelas III = 1,5 x indeks biaya makan perhari (pola konsumsi)
b. Kelas II = 2 - 3 tarif kelas III
c. Kelas I = 4 – 5 tarif kelas III
d. Kelas Utama (VIP) = 6 – 8 tarif kelas III
Bayi baru lahir yang noral dan sehat dikenakan biaya 50% dari biaya ibunya.
1. Jasa pelayanan rawat inap dikenakan bagi perawatan kelas II, I, kelas utama (VIP),
Perawatan Instalasi Gawat Darurat dan perawatan bayinya.
2. Besarnya jasa pelayana tersebut adalah 30% dari tarif akomodasi rawat inap dimana
pasien dirawat.
Besarnya tarif biaya pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan medik dan terapi, tindakan
medik dan radioterapy, rehabilitasi medik, perawatan jenazah dan pelayanan kesehatann
lain-lain untuk setiap kelas diatur dengan ketetapan Direktur yang dapat ditinjau tiga bulan
sekali sesuai dengan perkembangan komponen biaya pelayanan tersebut.
Besarnya tarif rawat inap di ruang Perawatan Bayi dan diruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)
sama dengan tarif biaya rawat inap kelas I.
1. Komponen biaya tindakan medik dan terapi meliputi:
a. Bahan dan alat
b. Jasa Rumah Sakit
c. Jasa Pelayanan
2. Besarnya biaya bahan dan alat untuk tindakan medik dan terencana kecil, sedang, besar
dan khusus ditetapkan dengan perbandingan 1 : 10 : 10 : 80 dan ditetapkan sama untuk
semua kelas perawatan.
3. Besarnay jasa pelayanan untuk pelayanan tindakan medik dan terapi terencana kecil,
sedang, besar dan khusus ditetapkan masing-masing sebesar 4 x 4 x 3 x 3 x biaya bahan
dan alat untuk kelas perawatan III tidak dikenakan biaya jasa pelayanan.
4. Besarnya jasa pelayanan anestesi untuk setiap kelompok tindakan ditetapkan sebaesar
1/3 dari biaya jasa pelayanan.
5. Besarnya biaya jasa Rumah Sakit ditetapkan sebesar 75% dari biaya bahan dan alat.
6. Besarnya tarif tindakan medik dan terapi tidak terencana (akut) ditetapkan sebesar tarif
tindakan medik dan terapi terencana ditambah 25% (dua puluh lima persen) dari tarif
masing-masing jenis dan kelompok.
1. Komponen biaya pelayanan rehabilitasi medik meliputi:
a. Bahan dan alat
b. Jasa Rumah Sakit
c. Jasa Pelayanan
2. Perbandingan komponen biaya pelayanan rehabilitasi medik sebagai berikut:
a. Bahan dan alat : 30%
b. Jasa Rumah Sakit : 30%
c. Jasa Pelayanan : 40%
1. Komponen biaya pelayanan jenazah meliputi:
a. Bahan dan alat
b. Jasa Rumah Sakit
c. Jasa Pelayanan
2. Perbandingan komponen biaya pelayanan jenazah sebagai berikut:
a. Bahan dan alat : 30%
b. Jasa Rumah Sakit : 30%
c. Jasa Pelayanan : 40%
Biaya administrasi dan rekam medik rawat inap hanya dipungut satu kali selama rawat inap
dengan perbandingan komponen biaya sebagai berikut:
a. Bahan dan alat : 40%
b. Jasa Rumah Sakit : 20%
c. Jasa Pelayanan : 40%
1. Konsultasi gizi tidak mengandung biaya bahan dan alat
2. Besarnya tarif pelayanan konsultasi gizi sama dengan tarif rawat jalan
1. Tarif penggunaan mobil ambulance dibagi dalam kelompok:
a. Penggunaan mobil ambulance dalam wilayah Kabupaten Lombok Timur
b. Penggunaan mobil ambulance dalam wilayah Pulau Lombok
c. Penggunaan mobil ambulance diluar Pulau Lombok
2. Komponen biaya pelayanan jenazah meliputi:
a. Bahan dan alat
b. Jasa Rumah Sakit
c. Jasa Pelayanan
1. Perbandingan komponen biaya pelayanan pengujian kesehatan umu dan pembuatan
visum et repertum ditetapkan sebagai berikut:
a. Bahan dan alat : 40%
b. Jasa Rumah Sakit : 30%
c. Jasa Pelayanan : 30%
2. Besarnya tarif biaya pemberian surat keterangan kesehatan/pengujian kesehatan umum
dan pembuatan visum et repertum ditetapkan oleh Direktur tergantung dari jenis
pemeriksaan yang dilakukan dan dapat ditunjau tiga bulan sekali
3. Apbila dalam pemberian surat keterangan kesehatan/pengujian kesehatan umum
sebagaimana dimaksud ditas diperlukan pemeriksaan penunjang diagnostik maka
biayanya dibayarkan tersendiri dan besarnya sesuai debngan tarif pemeriksaan
penunjang diagnostik untuk masing-masing jenis pelayanan kelas II.
1. Komponen biaya pelayanan kesehatn farmasi/obat-obatan meliputi:
a. Bahan dan alat
b. Jasa Rumah Sakit
c. Jasa Pelayanan
2. Jenis –jenis pelayanan kesehatan farmasi/obat-obatan ditetapkan sebagai berikut:
a. Pelayanan farmasi/obat-obatan penderita rawat jalan
b. Pelauyanan farmasi/obat-obatan penderita rawat inap
Besarnya tarif biaya pelayanan kesehatan farmasi/obat-obatan ditetapkan sebagai berikut:
a. Bahan dan alat untuk semua jenis pelayanan kesehatan farmasi sebesar harga faktur
pembeliannya
b. Jasa Rumah Sakit sebesar 5% (lima persen) dari biaya bahan dan alat
c. Jasa Pelayanan sebesar 10 % (sepuluh persen) dati biaya bahan dan alat
1. Besarnya retribusi pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan dasar adalah
sebagai berikut:
a. Rawat jalan untuk setiap kunjungan
- Puskesmas dan Puskesmas Keliling: Rp. 3.000,-
- Puskesmas Pembantu : Rp. 2.000,-
- Polindes : Rp. 2.000,-
b. Pengujian pemeriksaan kesehatan
- Untuk anak sekolah : Rp. 2.000,-
- Untuk umum : Rp. 5.000,-
- Untuk calon pengantin/orang : Rp. 5.000,-
c. Tindakan medik dan terapi
- Persalinan normal : Rp. 12.500,-
- Persalinan tidak normal : Rp. 17.500,-
- Curetase : Rp. 17.500,-
- Perawatan/penambalan gigi/cabut
Gigi per gigi : Rp. 5.000,-
- Tindakan medik keci : Rp. 6.000,-
- Visum et reperum tanpa bedah mayat : Rp. 20.000,-
- Visum et reperum dengan bedah mayat: Rp. 50.000,-
- Pemasangan implan : Rp. 15.000,-
- Circumsisi/khitan : Rp. 15.000,-
2. Besarnya retribusi untuk pemeriksaan penunjang diagnostik adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan darah rutin : Rp. 5.000,-
b. Pemeriksaan urine rutin : Rp. 5.000,-
c. Pemeriksaan golongan darah : Rp. 3.000,-
d. Pemeriksaan kotoran (faeses) : Rp. 3.000,-
e. Pemeriksaan parasit dalam darah
(malaria, filariasis dll) : Rp. 3.000,-
f. Pemeriksaan dahak : Rp. 3.000,-
g. Pemeriksaan radiologi : Rp. 20.000,-
3. Untuk mendapatkan fasilitas kendaraan pengangkutan pasien, diatur sebagai berikut:
a. Biaya sopir : Rp. 5.000,-
b. Pemeliharaan kendaraan : Rp. 5.000,-
c. Bahan Bakar :
1. Jarak kurang atau sama dengan 5 km sebanyak 5 liter bensin PP
2. Jarak 6-10 km sebanyak 10 liter bensin PP
3. Jarak 11-30 km sebanyak 20 liter bensin PP
4. Jarak lebih dari 30 km (dalam wilayan pulau Lombok) sebanyak 30 liter.
4. Untuk pasien rawat inap, akomodasi sarana pelayanan kesehatan dasar disesuaikan
dengan tarif kelas III Rumah Sakit Umum dr. R. Soedjono Selong
.
Hasil DL yang normal adalah (hasil ini bervariasi, tergantung di laboratorium mana kita periksa) :
1. Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl2. Jumlah leukosit : 5000 – 10.000 /µl3. Jumlah trombosit : 150.000 – 400.000 /µl4. Hematokrit : 35 – 45 %5. LED : 0 – 10 mm/jam (pria), 0 – 20 mm/jam (wanita)
Hasil normal laboratorium lengkap bisa dilihat di tulisan saya sebelumnya Hasil Lab Normal
Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila kadar Hb turun menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi normal mungkin menandakan terjadinya infeksi, trombositnya turun mungkin saja menandakan terjadi infeksi virus, dan lain sebagainya.
Yang perlu diingat adalah pemeriksaan ini adalah penunjang dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter. Jadi diagnosis tidak semata-mata dari hasil laboratorium, tapi yang paling utama adalah dari keadaan klinis dari si sakit.
Membaca hasil lab darah rutin
Posted by hnz11 under Medical, My Writing | Tags: darah, hasil lab, hitung jenis, laboratorium | [22] Comments
Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan; yaitu
1. Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)2. Hematokrit (Ht)3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)4. Hitung trombosit / platelet count5. Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)6. Hitung eritrosit (di beberapa instansi)
Hemoglobin (Hb)
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15 gram/dL
Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.
Hematokrit
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%
Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.
Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
Leukosit (Hitung total)
Nilai normal 4500-10000 sel/mm3
Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10 tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3, postpartum 9700-25700 sel/mm3
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
Anemia hemolitik Sirosis hati dengan nekrosis Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga) Keracunan berbagai macam zat Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Leukosit (hitung jenis)
Nilai normal hitung jenis
Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3) Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3) Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3) Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3) Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3) Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.
Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the right biasanya merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.
Trombosit
Nilai normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3, anak 150.000-450.000 sel/mm3.
Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah dengue, anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.
Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan, sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya, kecuali jika >1.000.000 sel/mm3.
Laju endap darah
Nilai normal dewasa pria <15 mm/jam pertama, wanita <20 mm/jam pertama
Nilai normal lansia pria <20 mm/jam pertama, wanita <30-40 mm/jam pertama
Nilai normal wanita hamil 18-70 mm/jam pertama
Nilai normal anak <10 mm/jam pertama
LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan.
LED yang sangat rendah menandakan gagal jantung dan poikilositosis.
Hitung eritrosit
Nilai normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.
Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.
Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar, perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemia sickle cell.
Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan, penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat (kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)
Pemeriksaan SGPT dan SGOT
Posted: 28/09/2011 in kimia klinik 0
Tujuan:
Memperlihatkan dan memahami konsep aktivitas spesifik enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) dan Glutamate-Oksaloasetat Transaminase (GOT)
Teori singkat
SGOT singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase, Sebuah enzim yangbiasanya hadir dalam dan jantung sel-sel hati. SGOT dilepaskan ke dalam darah ketika hati ataujantung rusak. Tingkat darah SGOT ini adalah demikian tinggi dengan kerusakan hati (misalnya,dari hepatitis virus ) atau dengan penghinaan terhadap jantung (misalnya, dari serangan jantung).Beberapa obat juga dapat meningkatkan kadar SGOT. SGOT juga disebut aspartateaminotransferase (AST).
Sedangkan SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamic Piruvic Transaminase, SGPTatau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukanpada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlahyang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tesSGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkanpada proses kronis didapat sebaliknya.
SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secarasemi otomatis atau otomatis. Nilai rujukan untuk SGPT/ALT adalah :
Laki-laki : 0 – 50 U/L
Perempuan : 0 – 35 U/L
Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat dikatakan rusak bila jumlah enzim tersebutdalam plasma lebih besar dari kadar normalnya.Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :
Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitasobat atau kimia)
Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatanempedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)
Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosisbiliaris
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena
dapatmeningkatkan kadar Hemolisis sampel Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin,eritromisin,
gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparatdigitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.
Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar
Alat:
Spekrtrofotometer Tabung reasi + rak Jarum suntik Alcohol pads Mikropipet Tipp
Bahan:
Plasma darah (hindarkan hemolisis) Reagen 1 (R1/reagen enzim):-.
o Tris Buffer pH7,5 100 mmol/Lo L-Alanin 500 mmol/L-. LDH 1200 U/Lo Reagen 2 (R2/reagen pemulai): -.
2-oxoketoglutarat 15 mmol/L-. NADH0,18 mmol/L
1. SGPT
- Metode : Kinetik – IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)
- Prinsip
Alanine aminotransferase ( ALT ) mengkatalis transiminasi dari L – alanine dan a – kataglutarate membentuk l – glutamate dan pyruvate, pyruvate yang terbentuk di reduksi menjadi laktat oleh enzym laktat dehidrogenase ( LDH ) dan nicotinamide adenine dinucleotide ( NADH ) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi hasil penurunan serapan ( absobance ) berbanding langsung dengan aktivitas ALT dan diukur secara fotometrik dengan panjang gelombang 340 nm.
- Peralatan
Kuvet Mikropipet 100µl , 1000 µl Tip kuning dan tip biru Spektrofotometer
- Bahan : Serum atau plasma heparin
- Reagensia
Reagen 1 : THS pH 7,15 140 mmol/L
L-alanine 700 mmol/L
LDH (Lactate dehydrogenase) ≥ 2300 U/L
Reagen 2 : NADH 1 mmol
2-oxoglutarat 85 mmol
Dari ragen 1 dan 2 dibuat monoreagen dengan perbandingan 4 bagian reagen 1 ditambah 1 bagian reagen 2. Misalnya 20 mL R1 ditambah 5 mL R2. Homogenkan dan stabilkan pada suhu 2-8 oC.
- Cara kerja
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi
Blanko Pemeriksaan
Reagen - 1000µl
Serum -
1. Homogenkan, dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm dengan faktor 1745.
2. Pembacaan dilakukan pada menit 1, 2 , dan 33. Catat hasil pemeriksaan dan hitung kadar SGPT dengan rumus
∆A/min x faktor = aktivitas ALAT (U/L)
D. Nilai normal
1. SGOT
ü Perempuan : < 31 U/L
ü Laki-laki : < 35 U/L
1. SGPT
ü Perempuan : < 31 U/L
ü Laki-laki : < 41 U/L
E. Tinjauan Klinis
Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi yang disebabkan oleh virus.
Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat atau kimia)
Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)
Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.
F. Hal-hal yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium
Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat
meningkatkan kadar Hemolisis sampel Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin, eritromisin,
gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika (meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead dan heparin.
Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.
G. Kesimpulan
1. Pemeriksaan SGOT dan SGPT dilakukan dengan metode kinetik untuk penentuan aktifitas SGOT dan SGPT sesuai dengan rekomendasi dari IFCC ( Internasional Federation of Clinical Chemistry )
2. Nilai normal kadar SGOT dalam serum untuk perempuan adalah < 31 U/L dan laki-laki adalah < 35 U/L, sedangkan untuk SGPT pada perempuan adalah < 31 U/L dan laki-laki adalah < 41 U/L.
3. Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi yang disebabkan oleh virus.
4. Pemeriksaan SGPT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati dibanding SGOT. Hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya di hati, sedangkan enzim GOT banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal dan otak.