untitled

Download Untitled

If you can't read please download the document

Upload: anna-andany-lestari

Post on 07-Aug-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Transient Tachypnea of the Newborn Definisi Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) adalah suatu penyakit ringan pada neona tus yang mendekati cukup bulan atau cukup bulan yang mengalami gawat napas seger a setelah lahir dan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari. Bayi yang sering mengalami TTN adalah bayi yang dilahirkan secara operasi sesar sebab mereka kehilangan kesempatan untuk mengeluarkan cairan paru mereka. Bayi y ang dilahirkan lewat persalinan per vaginam mengalami kompresi dada saat menurun i jalan lahir. Hal inilah yang menyebabkan sebagian cairan paru keluar. Kesempat an ini tidak didapatkan bagi bayi yang dilahirkan operasi sesar. Gejala klinis yang sering ditemukan pada bayi dengan TTN antara lain: -takipnea (>60 kali/menit). -retraksi pada dada. -sianosis. -merintih. -terlihat nafas cuping hidung. Patofisiologi Penyakit pernapasan akut tidak infeksius berkembang pada sekitar 1% dari semua b ayi baru lahir dan menyebabkan masuk ke unit perawatan kritis. Takipnea transien t pada bayi baru lahir adalah akibat dari sebuah keterlambatan dalam pembersihan cairan paru janin. Dahulu, masalah pernapasan dianggap masalah kekurangan surfa ktan relatif tetapi sekarang dicirikan oleh beban udara-cairan sekunder terhadap ketidakmampuan untuk menyerap cairan paru janin. Percobaan in vivo telah menunjukkan bahwa epitel paru-paru mengeluarkan Cl- dan cairan selama kehamilan tetapi mengembangkan kemampuan untuk menyerap kembali se cara aktif Na+ hanya selama akhir kehamilan. Saat lahir, paru-paru matur menyeba bkan pengaktifan sekresi dari Cl- (cairan) menjadi penyerapan aktif Na + (cairan ) dalam respon terhadap beredarnya katekolamin, baru-baru ini, bukti menunjuk kan glukokortikoid berperan dalam pengaktifan ini. Perubahan dalam tegangan oksi gen menambah kapasitas traspor epitel terhadap Na + dan meningkatkan ekspresi g en untuk epitel Na + channel (ENaC). Ketidakmampuan paru-paru janin imatur untu k beralih dari sekresi cairan hasil penyerapan cairan, sebagian besar, dari imma turitas dalam ekspresi ENaC, yang dapat diatur oleh glukokortikoid. Glukokortiko id mempengaruhi reabsorpsi Na + paru-paru kemungkinan besar melalui saluran EnaC pada akhir usia kehamilan janin. Bayi matur yang memiliki transisi normal dari janin ke kehidupan postnatal memil iki surfaktan yang dan sistem epitel yang matur. Takipnea transient pada bayi ba ru lahir terjadi pada bayi baru lahir matur dengan jalur surfaktan matur dan kur ang berkembangnya epitel pernapasan transportasi Na +, sedangkan Sindrom Gawat N afas neonatus terjadi pada bayi dengan kedua jalur surfaktan dini dan Na + trans portasi immatur. Bayi lahir dengan kelahiran sesar berisiko memiliki cairan paru yang berlebihan sebagai akibat tidak mengalami semua tahapan persalinan normal dan kurangnya lon jakan katekolamin yang tepat, yang menyebabkan pelepasan yang rendah dari counte r-regulatory hormones pada saat persalinan. Hal ini membuat cairan tertahan di a lveoli yang akan menghambat terjadinya pertukaran gas. Faktor Risiko Lahir Seksio cesarean. Makrosomia. Partus lama. Bayi laki-laki. Maternal asma dan merokok. Excessive maternal sedation. Negative amniotic fluid phosphatidylglycerol. Birth asphyxia. Cairan overload terhadap ibu, terutama pemberian infuse oksitosin. Delayed clamping terhadap umbilikus. Waktu optimal adalah 45 detik. Fetal polycythemia.

Ibu dengan diabetes. Prematur (dapat terjadi, tapi sangat jarang).

Manifestasi Klinik Tanda dari TTN adalah dengan melihat adanya tanda distress pernafasan, yaitu tak ipnu, nafas cuping hidung, mendengkur, retraksi dinding dada, dan sianosis pada kasus ekstrim. Takipnu ini bersifat sementara dimana penyembuhan biasa terjadi dalam 48-72 jam setelah kelahiran. Diagnosis Pemeriksaan Laboratorium o Analisis Gas Darah biasanya akan memperlihatkan hipoksia ringan. Hipokar bia biasanya didapatkan. Jika ada, hipokarbia biasanya ringan (PCO2 >55 mm Hg). Extreme hypercarbia sangat jarang, namun jika terjadi, merupakan indikasi untuk mencari penyebab lain. o Differensial Count adalah normal pada TTN, tapi sebaiknya dilakukan untu k menentukan apakah terdapat proses infeksi. Nilai hematokrit akan menyingkirkan polisitemia. o Urine and serum antigen test dapat membantu menyingkirkan infeksi bakter i. o Pemeriksaan Radiologi Rontgen thoraks. Berikut adalah gambaran khas pada TTN: Hiperexpansi paru, khas pada TTN. Garis prominen di perihiler. Pembesaran jantung ringan hingga sedang. Diafragma datar, dapat dilihat dari lateral. Cairan di fisura minor dan perlahan akan terdapat di ruang pleura. Prominent pulmonary vascular markings.

Diagnosis Banding 1 Pneumonia/sepsis. Jika neonatus mengalami pneumonia atau sepsis, akan di dapat pada riwayat kehamilan ibu tanda-tanda infeksi, seperti korioamnionitis, k etuban pecah dini, dan demam. Differensial count menunjukkan tanda neutropenia a tau leukositosis dengan jumlah abnormal dari sel immature. Tes antigen urin dapa t positif bila neonates mengalami group B streptococcal. Jika terdapat tanda-tan da infeksi seperti di atas, dianjurkan untuk memberikan antibiotic berspektrum l uas. Pemberian antibiotic dapat dihentikan jika didapatkan hasil kultur yang neg ative dalam 3 hari. 2 HMD. Biasanya terjadi pada neonates yang premature atau dengan alasan la in akan tertundanya maturasi paru. Pada rontgen thoraks dapat diketahui dengan j elas pola retikulogranular dengan gambaran atelektasis paru. 3 Aspirasi Mekonium. Biasanya dapat diketahui dari riwayat kehamilan dan p ersalinan berupa cairan ketuban berwarna hijau tua, mekonium pada cairan ketuban , noda kehijauan pada kulit bayi, kulit bayi tampak kebiruan (sianosis), pernafa san cepat (takipnea) , sesak nafas (apnea), frekuensi denyut jantung janin renda h sebelum kelahiran , skor APGAR yang rendah , bayi tampak lemas , auskultasi: s uara nafas abnormal. Penatalaksanaan Transient Tachypnea of the Newborn ini bersifat self limiting disease, sehingga pengobatan yang ditujukan biasanya hanya berupa pengobatan suportif. Prinsip pen gobatannya adalah: Oksigenasi. Antibiotik. Kebanyakan bayi baru lahir diberi antibiotic berspektrum luas hingga diagnosis sepsis atau pneumonia disingkirkan. Pemberian makanan. Jika pernafasan di atas 60 kali per menit, neonatus sebaiknya tidak diperi makan per oral untuk menghindari risiko aspirasi. Jika frekuensi p ernafasan kurang dari 60 kali per menit, pemberian makanan per oral dapat ditole

rir. Jika 60-80 kali per menit, pemberian makanan harus melalui NGT. Jika lebih dari 80 kali per menit, pemberian nutrisi intra vena diindikasikan. Cairan dan elektrolit. Status cairan tubuh dan elektrolit harus dimonitor dan di pertahankan normal. Prognosis Penyakit ini bersifat sembuh sendiri dan tidak ada risiko kekambuhan atau disfun gsi paru lebih lanjut. Gejala respirasi membaik sejalan dengan mobilisasi cairan dan ini biasanya dikaitkan dengan diuresis. Referensi: http://emedicine.medscape.com/article/976914-overview Waldo E Nelson, MD et al. 2000. Ilmu Kesehatan Anak edisi 15. Jakarta: EGC. Abdul L et al. 2003. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi ke-2. Jakarta : CV Sagung Seto. Tricia Lacy Gomella, MD et al. 2004. Neonatology: Management, Procedures, On-cal l Problems, Disease, and Drugs. 5th Edition. USA: Lange Medical Books/McGraw-Hil l