untitled-1 [fennisupriadi.com]fennisupriadi.com/jmmtemplate2017rev3.doc · web viewpenelitian...
TRANSCRIPT
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurnal Manajemen MOTIVASI I 1P-ISSN: 2085-1596 E-ISSN: 2407-5310
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
Djoko Setyo WidodoFakultas Ekonomi, Universitas Krisnadwipayana, Bekasi, Indonesia
e-mail: D JOKOWIDODO321@ G MAIL. C OM
Fenni SupriadiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompensasi, kepemimpinan dan budaya organisasi melalui motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner terhadap pegawai di lingkungan pemerintahan Depok. Penelitian ini menunjukkan hasil yang positif dan siginifikan secara parsial dari pengaruh variabel kompensasi, kepemimpinan, budaya organisasi dan motivasi pada kinerja pegawai. Disisi lain, penelitian ini juga menemukan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh pada motivasi kerja. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa semua hipotesis terdukung kecuali satu hipotesis yang menguji pengaruh budaya organisasi tidak berpengaruh pada motivasi kerja.
Kata Kunci: kompensasi, kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi kerja, kinerja pegawai
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of compensation, leadership and organizational culture through work motivation on employee performance. This study uses a quantitative method by distributing questionnaires to employees in the Depok Government. This study shows a positive and significant results partially from the effect of variable compensation, leadership, organizational culture and motivation on employee performance. On the other hand, the study also found that organizational culture had no effect on work motivation. Based on the results of this study concluded that all hypothesis are supported but one hypotheses that examine the influence of organizational culture had no effect on work motivation.Keywords: compensation, leadership, organizational culture, work motivation, employee performance
PENDAHULUAN
Keberhasilan keseluruhan dari
lembaga dalam mencapai tujuan strategis
sangat bergantung pada tingkat kinerja
pegawai pegawai. Kinerja itu sendiri adalah
hasi kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapi oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya, sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2011). Sedangkan menurut
Rivai dan Sagala (2013) kinerja adalah
fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan
seseorang yang sepatutnya memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
Sehingga dapat dinyatakan salah satu
cara untuk membuat orang suka bekerja
keras dan meningkatkan kinerja pegawainya
adalah dengan memotivasi mereka.
Organisasi di dunia global yang dinamis ini
terus berusaha mengembangkan dan
memotivasi pegawai mereka untuk
membantu mencapai kinerja pegawai yang
ditingkatkan dengan berbagai aplikasi dan
praktek Sumber Daya Manusia. Motivasi
diperlukan sebagai salah satu indikator
kinerja pegawai pegawai. Pegawai dengan
motivasi yang tinggi dapat diharapkan akan
memperlihatkan kinerja pegawai yang
optimal. Seseorang yang bergabung dalam
organisasi pada sebuah perusahaan dituntut
motivasi dalam dirinya. Terdapat berbagai
definisi dari motivasi kerja, salah satunya
Robbins (2012) yang mendefinisikan bahwa
motivasi sebagai proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya.
Motivasi dapat juga dinyatakan sebagai
proses psikologis yang membangkitkan dan
mengarahkan perilaku pada pencapaian
tujuan atau goal-directed behaviour.
Sedangkan Hasibuan (2013) menyatakan
bahwa motivasi kerja adalah Pemberian
daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif, dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya
untuk mencapai kepuasan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pinar Gungor (2011) yang menyatakan
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurnal Manajemen MOTIVASI I 3P-ISSN: 2085-1596 E-ISSN: 2407-5310
bahwa motivasi sebagai variable mediasi
mempengaruhi kinerja pegawai pegawai.
Hasil penelitian ini juga mendukung
beberapa penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa motivasi menentukan
hasil kerja pegawai atas tuntutan kinerja
pegawai dan produktivitas (Grant, 2008).
Selain itu juga pegawai yang termotivasi
juga lebih terlibat dengan pekerjaan mereka
bila dibandingkan dengan pegawai dengan
motivasi rendah (Kuvaas & Dysvik, 2009).
Berdasarkan review penelitian
terdahulu, dapat disimpulkan motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai
pegawai. Oleh karena itu hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
H1: Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara motivasi kerja pada kinerja
pegawai pegawai.
Untuk mewujudkan pegawai yang
memiliki motivasi dan kinerja pegawai yang
tinggi diperlukan pula peran yang besar dari
pimpinan organisasi, karena Pemimpin
sebagai panutan dalam organisasi, sehingga
perubahan harus dimulai dari tingkat yang
paling atas (pemimpin). Kepemimpinan
merupakan tulang punggung pengembangan
organisasi karena tanpa kepemimpinan yang
baik akan sulit untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Gibson (2008) keberhasilan
perusahaan sangat ditentukan oleh
efektivitas keberhasilan pemimpin dan
pegawai dari semua divisi dalam
perusahaan. Pendapat Gibson ini
mempunyai konsekuensi adanya suatu
tuntutan kepada perusahaan untuk lebih
memperhatikan aspek-aspek kritis yang
merupakan faktor penentu keberhasilan
kinerja pegawai seorang pemimpin,
sehingga pegawai dapat meraih Kinerja
pegawai Pegawai.
Selain itu juga budaya organisasi juga
menjadi penentu dalam suatu organisasi
terhadap pemimpin menentukan sikap dan
arah dalam memimpin. Karena seperti
diketahui budaya organisasi budaya
organisasi adalah filosofi dasar organisasi
yang memuat keyakinan, norma-norma, dan
nilai-nilai tersebut menjadi pegangan semua
sumber daya manusia dalam organisasi
dalam melaksanakan kinerjanya (Wibowo,
2010). Budaya organisasi dapat juga
dinyatakan sebagai suatu sistem dari
makna/arti bersama yang dianut oleh para
anggotanya yang membedakan organisasi
dengan organisasi lainnya (Robbins, 2012).
Penelitian mengenai pengaruh gaya
kepemimpinan, budaya organisasi, dan
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
telah dilakukan oleh Widodo (2011). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi
kerja terhadap kinerja pegawai dan
penelitian Cahyono (2012) menunjukkan
bahwa gaya kepemimpinan, motivasi, dan
budaya organisasi memiliki pengaruh
signifikan terhadap kinerja. Begitu juga
penelitian yang dilakukan oleh Prasastono
(2012) yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kerja
Berdasarkan review penelitian
terdahulu, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H2: Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara kepemimpinan pada
motivasi kerja.
H3: Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara kepemimpinan pada
kinerja pegawai pegawai.
H4: Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara budaya organiasi pada
motivasi kerja.
H5: Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara organisasi pada kinerja
pegawai pegawai.
Selain kepemimpinan dan budaya
organisasi, faktor lain yang mempengaruhi
motivasi dan kinerja pegawai pegawai
adalah kompensasi. Kompensasi sangat
penting bagi pegawai, hal ini karena
kompensasi merupakan sumber penghasilan
bagi mereka dan keluarganya. Selain itu
kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang, barang lngsung ataupun
tidak langsung yang diterima oleh karyawan
sebagai imbalan atas yang diberikan kepada
perusahaan (Hasibuan, 2013). Kompensasi
juga menjadi suatu gambaran status sosial
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurnal Manajemen MOTIVASI I 5P-ISSN: 2085-1596 E-ISSN: 2407-5310
seorang pegawai. Kompensasi yang sesuai
juga akan menentukan apakah pegawai akan
tetap bertahan bekerja atau keluar dari
tempatnya bekerja. Pemberian kompensasi
dimaksudkan agar pegawai dapat bekerja
secara maksimal sehingga menghasilkan
kinerja pegawai yang optimal
Pemberian kompensasi sangat
penting bagi perusahaan, karena
mencerminkan upaya organisasi untuk
mempertahankan sumber daya manusia.
Kerugian yang didapat apabila kompensasi
diberikan secara tidak tepat adalah
perusahaan bisa kehilangan pegawai yang
memiliki kinerja pegawai yang baik, dan
perusahaan harus mengeluarkan biaya lagi
untuk penarikan pegawai baru yang
berkualitas (Yahyo, et al. 2013).
Selain itu juga seperti diketahui,
kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang, barang langsung atau tidak
langsung yang diterima pegawai sebagai
imbalan atas jasa yang telah diberikan.
Dengan adanya pemberian kompensasi yang
pantas dan memadai dapat meningkatkan
motivasi kerjanya. Hal ini sesuai penelitian
yang dilakukan oleh Prasastono (2012) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara kompensasi terhadap
motivasi kerja.
Begitu juga penelitian tentang
pengaruh kompensasi terhadap kinerja
pegawai pegawai telah banyak dilakukan
sebelumnya, antara lain penelitian yang
dilakukan oleh Nurtjahjani (2008), yang
menyatakan bahwa pemberian kompensasi
yang dilakukan oleh perusahaan
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai pegawai.
Widyatmini dan Hakim (2008)
mengemukakan pendapat yang sama di
dalam penelitiannya, yaitu bahwa hubungan
antara kompensasi dan kinerja pegawai
adalah positif, artinya semakin baik
kompensasi yang diterima oleh pegawai,
maka kinerja pegawai pegawai juga semakin
baik. Pernyataan ini juga didukung oleh
Wardani (2009), dengan hasil yang sama
dalam penelitiannya yang menyatakan
bahwa pemberian kompensasi memliki
pengaruh terhadap kinerja pegawai pegawai.
Berdasarkan review penelitian
terdahulu, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H6: Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara kompensasi pada motivasi
kerja
H7: Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara kompensasi pada kinerja
pegawai pegawai.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif
(digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum dan
generalisasi. Data yang diperoleh akan
dianalisis dan diinterprestasikan sesuai
dengan tujuan penelitian) dan penelitian
verifikatif (yang digunakan untuk menguji
hipotesis sesuai dengan tujuan penelitian,
penelitian verifikatif pada dasarnya ingin
menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data di
lapangan.
Sementara itu untuk sumber data yang
digunakan adalah data primer dan data
skunder dengan teknik pengumpulan data
menggunakan dokumentasi, observasi dan
kuesioner yang disebarkan pada pegawai di
lingkungan Pemerintahan Depok. Adapun
penentuan sample penelitian ditentukan
dengan acak (random), dengan alasan untuk
memberi kesempatan yang sama kepada
setiap pegawai untuk dijadikan informan.
Probability sampling adalah teknik
sampling untuk memberikan peluang yang
sama pada setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel dan simple
random sampling merupakan cara
pengambilan sampel dari anggota populasi
dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam
anggota populasi tersebut (Ridwan dan
Kuncoro, 2008). Sedangkan analisa yang
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurnal Manajemen MOTIVASI I 7P-ISSN: 2085-1596 E-ISSN: 2407-5310
digunakan adalah analisa data SEM dengan
AMOS.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisa data dengan menggunakan
analisa SEM dapat dilihat pada Gambar
1 berikut:
Gambar 1. Persamaan Model Struktural
Tabel 1. Hasil Uji Statistik
Pengaruht
hitungSig Keterangan Kesimpulan
X1 ---> Y11,152
0,249 Ho DiterimaTidak
Signifikan
X2 ---> Y1 7,301 *** Ho Ditolak Signifikan
X3 ---> Y1 3,962 *** Ho Ditolak Signifikan
X1 ---> Y2 3,105 0,002 Ho Ditolak Signifikan
X2 ---> Y2 9,122 *** Ho Ditolak Signifikan
X3 ---> Y2 1,961 0,05 Ho Ditolak Signifikan
Y1 ---> Y2 6,683 *** Ho Ditolak Signifikan
Sumber: data yang diolah (2017)
Pada analisis model pengukuran dalam
penelitian ini menunjukan bahwa seluruh
variabel telah memenuhi kriteria validitas
dan reliabilitas, sedangkan pada analisis
model struktural diperoleh bahwa hipotesis
1-4 mendukung hipotesis yang diajukan.
Sementara untuk pengujian hipotesis kedua
(H2) tepatnya pada H2.1 dikarenakan tidak
siginifikan maka tidak mendukung
pernyataan hipotesis yang diajukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh secara baik secara
simultan maupun parsial dari Budaya
organisasi, Kepemimpinan dan Kompensasi
Terhadap Kinerja pegawai di Pemerintah
Depok, dengan Nilai t hitung Budaya
organisasi(X1) terhadap Kinerja pegawai (Y2)
adalah 3,105 dan nilai Sig. Sebesar 0,002.
Karena nilai Sig lebih kecil dari α (0,05),
maka Ho4 ditolak, artinya Budaya organisasi
(X1) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Kinerja pegawai (Y2). Nilai t hitung
Kepemimpinan(X2) terhadap Kinerja pegawai
(Y2) adalah 9,122 dan nilai Sig. Sebesar
0,000. Karena nilai Sig lebih kecil dari α
(0,05), maka Ho5 ditolak, artinya
Kepemimpinan(X2) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Kinerja pegawai (Y2).
Nilai t hitung Kompensasi (X3) terhadap
Kinerja pegawai (Y2) adalah 1,961 dan nilai
Sig. Sebesar 0,050. Karena nilai Sig sama
dengan α (0,05), maka Ho6 ditolak, artinya
Kompensasi (X3) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Kinerja pegawai (Y2).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Widodo (2011). Yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gaya
kepemimpinan, motivasi kerja terhadap
kinerja pegawai dan penelitian Cahyono
(2012) menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan, motivasi, dan budaya
organisasi memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja. Begitu juga Wardani
(2009), dengan hasil yang sama dalam
penelitiannya yang menyatakan bahwa
pemberian kompensasi memliki pengaruh
terhadap kinerja pegawai pegawai
Beberapa temuan dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan konstribusi
terhadap upaya pengembangan teori gaya
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurnal Manajemen MOTIVASI I 9P-ISSN: 2085-1596 E-ISSN: 2407-5310
kepemimpinan dan implementasinya, baik
bagi para pimpinan maupun di level
bawahnya di Pemerintah Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh dari Kepemimpinan dan
Kompensasi Terhadap Motivasi kerja di
Pemerintah Depok, dengan Nilai t hitung
Kepemimpinan(X2) terhadap motivasi kerja
(Y1) adalah 7,301 dan nilai Sig. Sebesar
0,000. Karena nilai Sig lebih kecil dari α
(0,05), maka Ho2 ditolak, artinya
Kepemimpinan (X2) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Motivasi kerja(Y1). Nilai
t hitung Kompensasi (X3) terhadap Motivasi
kerja(Y1) adalah 3,962 dan nilai Sig. Sebesar
0,000. Karena nilai Sig lebih kecil dari α
(0,05), maka Ho3 ditolak, artinya kompensasi
(X3) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Motivasi kerja(Y1). Akan tetapi
untuk budaya organisasi ditemukan bahwa
tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja di
Pemerintah Depok. Hal ini terlihat dari Nilai
t hitung Budaya organisasi(X1) terhadap
Motivasi kerja (Y1) adalah 1,152 dan nilai
Sig. Sebesar 0,249. Karena nilai Sig lebih
besar dari α (0,05), maka Ho1 diterima,
artinya budaya organisasi (X1) tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
motivasi kerja (Y1).
Motivasi kerja akan efektif di
Pemerintah Depok apabila terdapat
keyakinan dalam diri bawahan yang
digerakkan bahwa dengan tercapainya tujuan
organisasi maka tujuan pribadi juga akan ikut
pula tercapai. Motivasi kerja adalah proses
keterkaitan antara usaha dan pemuasan
kebutuhan tertentu. Keadaan internal adalah
merupakan kebutuhan seseorang yang
menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi
menarik, artinya suatu kebutuhan yang belum
terpuaskan akan menciptakan ketegangan
yang pada gilirannya menimbulkan motivasi
kerja pada diri seseorang, (Hasibuan, 2013),
dimana motivasi kerja tersebut dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja perlu dianalisis
lebih mendalam, sehingga akan diperoleh
gambaran tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya.
Hasil analisis menunjukkan terdapat
pengaruh Kepemimpinan dan Kompensasi
terhadap motivasi kerja di Pemerintah
Depok. Meskipun Budaya organisasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap motivasi
kerja di Pemerintah Depok, namun
sumbangan tiga faktor ini terhadap motivasi
kerja sebesar 17,9% menunjukan bahwa
masih ada faktor-faktor dominan lainnya
yang mempengaruhi motivasi kerja. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Prasastono (2012) yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan dan
kompensasi terhadap motivasi kerja.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai di Pemerintah Depok dengan Nilai t
hitung Motivasi kerja(Y1) terhadap Kinerja
pegawai (Y2) adalah 6,683 dan nilai Sig.
Sebesar 0,000. Karena nilai Sig lebih kecil
dari α (0,05), maka Ho7 ditolak, artinya
Motivasi kerja(Y1) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Kinerja pegawai (Y2).
Penelitian yang dilakukan oleh Pinar
Gungor (2011) yang menyatakan bahwa
motivasi sebagai variable mediasi
mempengaruhi kinerja pegawai pegawai.
Hasil penelitian ini juga mendukung
beberapa penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa motivasi menentukan
hasil kerja pegawai atas tuntutan kinerja
pegawai dan produktivitas (Grant, 2008).
Selain itu juga pegawai yang termotivasi juga
lebih terlibat dengan pekerjaan mereka bila
dibandingkan dengan pegawai dengan
motivasi rendah (Kuvaas & Dysvik, 2009).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan, bahwa untuk
meningkatkan kinerja pegawai pegawai dapat
dilakukan dengan meningkatkan motivasi
kerja, memberikan kompensasi yang sesuai
dan memainkan peran kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan tulang punggung
pengembangan organisasi karena tanpa
kepemimpinan yang baik akan sulit untuk
mencapai tujuan organisasi. Disisi lain, untuk
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurnal Manajemen MOTIVASI I 11P-ISSN: 2085-1596 E-ISSN: 2407-5310
mewujudkan motivasi kerja diperlukan
kompensasi yang sesuai. Hal tersebut bisa
diwujudkan melalui upaya berdasarkan
kebijaksanaan perusahaan terhadap semua
pegawai dan usaha meningkatkan
kesejahteraan mereka seperti tunjangan hari
raya dan uang pensiun.
Akan tetapi, untuk mewujudkan kinerja
pegawai pegawai ternyata tidak hanya
melalui upaya memainkan peran
kepemimpinan, karena keteladanan seorang
pimpinan saja belum cukup untuk
menstimulus kinerja pegawai pegawai. Dari
hasil pengujian hubungan tidak langsung
ditemukan bahwa kinerja pegawai pegawai
akan terwujud jika pegawai dalam organisasi
tersebut memiliki motivasi kerja yang kuat
pada organisasi tempatnya bekerja.
Peran kepemimpinan seorang
pemimpin bisa mempengaruhi motivasi
kerja, yang pada akhirnya mampu
mempengaruhi kinerja pegawai pegawai.
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan jika
kompensasi dan kepemimpinan tidak mampu
mewujudkan motivasi kerja pegawai, maka
tidak akan bisa mempengaruhi peningkatan
kinerja pegawai.
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat
direkomendasikan beberapa saran, yaitu:
1. Pemberian kompensasi yang sesuai untuk
meningkatkan motivasi kerja dalam
menyelesaikan tugas masing-masing
terkait dengan orientasi masyarakat.
2. Sering mengadakan rapat atau briefing
dalam rangka melakukan evaluasi
pegawai untuk bekerja memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada
masyarakat sebagai salah satu bentuk
kinerja pegawai yang baik, dan
pemantauan kendala-kendala selama
melakukan pekerjaan, kesalahan-
kesalahan yang ada ditekankan untuk
tidak diulangi lagi diwaktu yang akan
datang.
3. Tim manajemen selaku pimpinan perlu
melakukan berbagai pendekatan kepada
bawahan untuk ikut meningkatkan
motivasi kerja dan menerapkan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan
budaya organisasi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Ari. 2012. Analisa Pengaruh
Kepemimpinan, Motivasi dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Dosen
dan Karyawan di Universitas
Pawyatan Daha Kediri. Jurnal Ilmu
Manajemen REVITALISASI, Vol.1.
Gibson. 2008. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Grant, A. M. 2008. Does intrinsic motivation
fuel the prosocial fire? Motivational
synergy in predicting persistence,
performance, and productivity. Journal
of Applied Psychology, 93, 48-58.
Gunor, P. 2011. The Relationship between
Reward Management System and
Employee Performance with the
Mediating Role of Motivation: A
Quantitative Study on Global Banks.
Procedia Social and Behavioral
Sciences 24 (2011) 1510–1520
Hasibuan, Malayu S.P. 2013. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kuvaas, B. and Dysvik, A. 2009. Perceived
Investment in Employee Development,
Intrinsic Motivation and Work
Performance. Human Resource
Management Journal, 19(3), pp. 217–
236.
Mangkunegara, A.A. Anwar P. 2011.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nurtjahjani, Fullchis 2008. Pengaruh
kompensasi terhadap kinerja karyawan
di PT PLN (persero) APJ malang.
Jurnal administrasi dan bisnis, volume
2, nomor 1, juni 2008, ISSN 1987-
726X
Prasastono, Ndaru. 2012. Pengaruh gaya
kepemimpinan dan kompensasi
terhadap motivasi kerja karyawan
hotel muria semarang. Jurnal
Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No.
2, Oktober.
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurnal Manajemen MOTIVASI I 13P-ISSN: 2085-1596 E-ISSN: 2407-5310
Ridwan dan Kuncoro. 2008. Análisis jalur
(Path Análisis),. Edisi kedua. Penerbit
Alfabeta: Bandung
Robbins, S.P. 2012. Perilaku Organisasi.
Jakarta : Indeks
Wardani, Eka. 2009. Pengaruh kompensasi,
keahlian dan motivasi Kerja terhadap
prestasi kerja karyawan Pada PT.
Pembangkitan jawa bali Unit
pembangkitan Muara Tawar. Jurnal
Manajemen 2009. Fakultas Ekonomi,
Jurusan Manajemen Universitas
Gunadarma
Wibowo. 2010. Budaya Organisasi. Rajawali
Pers: Jakarta
Widodo. 2011. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Budaya
Organisasi,dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru. Jurnal
Pendidikan Penabur
Widyatmini, Luqman Hakim. 2008.
Hubungan Kepemimpinan, Kompensasi
dan Kompetensi Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok.
Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 13, No. 2.
Yahyo, et al. 2013. Pengaruh Motivasi,
Lingkungan Kerja, dan Kompensasi
Terhadap Kinerja Karyawan Melalui
semangat Kerja Karyawan (Studi
Kasus Pada Karyawan Bagiam
Produksi CV. Putra Jaya Sahitaguna,
Semarang). Diponegoro Journal of
Social and Politic. Hal: 1-12