untitled

Download Untitled

If you can't read please download the document

Upload: desmalita-asmuni

Post on 02-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Evaluasi Perbandingan Alat Iris iQ200 Modul Cairan Tubuh Dengan Hitung Manual Hemasitometer Abstrak Hitung sel manual cairan serebrospinal (CSS) dan cairan tubuh menggunaka n hemasitometer merupakan labour intensive dan membutuhkan waktu. Alat otomatis Iris iQ200 dengan modul cairan tubuh (Iris Diagnostics, Chatsworth, CA) menghitu ng eritrosit dan sel berinti pada CSS dan cairan tubuh lainnya menggunakan gamba r digital aliran sel. Peneliti membandingkan hitung sel dari alat iQ200 dengan h emasitometer. Sampel CSS dan cairan tubuh lain pertama kali dianalisis dua kali menggunakan hemasitometer Neubauer. Kemudian sampel dihitung dengan alat iQ200. Hitung eritrosit pada sampel CSS dari 0 sampai 6,7 105/L dan sel berinti dari 0 sampai 1.707/L dengan nilai r = 0,996 dan r = 0,998 secara berturut turut. Hitu ng eritrosit untuk sampel cairan tubuh dari 0 sampai 2,7 105/L dan hitung sel ber inti dari 0 sampai 1,1 104/L dengan nilai r = 0,988 dan r = 0,987. Presisi hari k e hari dengan hasil koefisien variasi kontrol kualitas sebesar 12,5% dan13,3% un tuk hitung eritrosit serta 9,4% dan 12,3% untuk hitung sel berinti. Penelitian linearitas menghasilkan slove sebesar 0,99 dan 1,010 untuk hitung eritrosit dan sel berinti. Hasil pemeriksaan alat iQ200 berkorelasi baik dengan metode manual hemasitometer Analisis cairan serebrospinal (CSS) dan cairan tubuh lain memberikan inf ormasi diagnostik yang sangat berguna bagi klinisi. Pemeriksaan CSS dan cairan t ubuh lainnya secara umum dilakukan dengan manual menggunakan kamar hitung improv ed Neubauer. Hitung sel manual merupakan pekerjaan yang memerlukan ketelitian pe tugas, membutuhkan waktu, teknik yang tepat, cenderung mempunyai variabilitas da n presisi rendah. Walaupun tersedia penghitung sel elektronik, biasanya alat in i tidak bisa digunakan untuk CSS dan cairan tubuh lain dengan jumlah sel yang se dikit, alat elektronik ini mempunyai keterandalan yang rendah dan pengaruh back ground yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kesalahan dalam hitung sel. Hitun g leukosit pada cairan tubuh normal dari nol sampai lima sel/L dan lebih dari 30 sel/L pada neonatus. Cairan tubuh diambil dari pleura, perikardial, dan ruang p eritoneum yang biasanya dibagi menjadi transudat dan eksudat. Hitung leukosit ya ng kurang dari 1.000 sel/L berhubungan dengan transudat dan hitung leukos it lebih dari 1.000 sel/L berhubungan dengan eksudat, walaupun hal yang ber samaan dapat terjadi. Alat terbaru, seperti Iris iQ200 dengan modul cairan tubu h (Iris Diagnostics, Chatsworth, CA), menggunakan sistem pencitraan aliran sel, telah mengurangi masalah gangguan lainnya dan linear terhadap nol. Sebelum diana lisis oleh alat iQ200, dibuat dua pengenceran dari sampel CSS atau cairan tubuh. Satu pengenceran dibuat dengan menggunakan reagen pelisis yang merusak membran eritrosit dan hanya meninggalkan sel berinti yang utuh. Pengenceran yang lain me nggunakan larutan isotonik. Setiap bagian yang diencerkan dihisap dan diselipka n diantara lapisan pembungkus dari suspensi cairan. Cairan ini, atau lamina, dil etakkan secara tepat pada fokus dan lapangan pandang pada lensa obyektif mikrosk op lalu dihubungkan dengan kamera digital CCD sebesar 1,3-megapixel. Alat Lamina iQ (Iris Diagnostics) digunakan untuk meletakkan sel pada posisi orthoscopic y ang nampak sebagai partikel yang asimetris dengan tepat mengarah ke permukaan ya ng paling luas melewati aliran sel. Aliran sel secara hidrodinamik menyesuaikan dengan partikel didalam bidang fokus mikroskop. Kamera digital menangkap 500 ker angka gambar pada tiap sampel dan pada tiap lapangan pandang dengan disinari ole h cahaya dari lampu strobe lalu diperbesar oleh mikroskop. Gambar partikel secar a khusus diukur dan dikirim ke prosesor alat. Prosesor alat mengklasifikasi partikel secara otomatis. Partikel diklas ifikasikan sebagai sel total dan sel berinti berdasarkan ukurannya. Gambar parti kel diperoleh dari sampel yang dilisiskan dengan reagen pelisis dikelompokkan se bagai sel berinti, dan gambar yang didapat dari sampel yang diencerkan dengan re agen pengencer diklasifikasikan sebagai sel total. Jumlah eritrosit dihitung sebagai perbedaan antara jumlah total sel sebe lum sampel dilisiskan dengan jumlah sel berinti pada sampel yang telah dilisiska

n. Sel berinti dihitung berdasarkan jumlah sel berinti pada layar yang telah die dit oleh pemeriksa. Bakteri dan kristal tidak dihitung; cukup dilaporkan sebagai hal yang diamati oleh pemeriksa. Tujuan utama penelitian ini untuk mengevaluasi alat iQ200 dengan modul c airan tubuh dibandingkan dengan metode hemasitometer. Penelitian termasuk analis is perbandingan, presisi, linearitas, dan carryover.

Material Dan Metode Sampel Pasien Uji korelasi digunakan 66 sampel CSS dan 36 sampel cairan tubuh yang dit erima di laboratorium untuk jumlah sel dan hitung jenis sel. Sampel cairan tubuh meliputi cairan pleura, perikardial, peritoneal dan cairan drainasi. Cairan sin ovial dan cairan bilasan bronchoalveolar dieksklusi dari penelitian ini. Penelit i menggunakan tabung steril untuk sampel CSS dan cairan tubuh dengan antikoagul an EDTA atau heparin. Bekuan, cairan yang sangat kental dan cairan mukoid tida k ikut diuji. Sampel dianalisis dan hasilnya secara lengkap digambarkan oleh pemeriksa dengan mengikuti standar operasional prosedur. Setelah semua permintaan tes dil akukan, sampel digunakan untuk uji korelasi, jika sisa mencukupi. Untuk spesimen dengan jumlah sel yang sedikit, jumlah sampel minimum untuk CSS adalah 500 L da n 200 L untuk cairan tubuh yang lain dianalisis dengan menggunakan alat iQ200. Sampel dianalisis dengan alat iQ200 dan metode manual dalam waktu satu sampai 1 2 jam. Hasil yang tidak cocok dianalisis ulang dengan metode hemasitometer lalu dengan menggunakan alat iQ200, jika perlu, untuk memperhitungkan variasi metode atau sel yang rusak karena keterlambatan antara kedua tes. Jika spesimen tidak cukup untuk dilakukan tes dua kali, spesimen tersebut dieksklusi dari penelitian ini. Metode Manual Kamar hitung Neubauer biasanya digunakan untuk menghitung eritrosit dan sel berinti dua kali. Sampel yang jernih dan tidak berwarna tidak diencerkan, ak an menghasikan penyebaran sel yang jelas apabila diperiksa di bawah mikroskop. P engenceran menggunakan NaCl 0,9% untuk hitung eritrosit dan larutan Turk yang t erdiri dari asam asetat dan bahan pewarna untuk hitung sel berinti. Kedua kamar hitung Neubauer diisi. Untuk sampel yang tidak dilisiskan, h itung eritrosit dan sel berinti dilakukan pada 9 kotak besar pada tiap kamar hit ung. Untuk sampel yang memerlukan pengenceran, pengenceran dibuat dua kali, satu pengenceran untuk setiap kamar hitung. Hitung eritrosit pada spesimen tersebut ditetapkan dengan menghitung sel yang berada pada lima kotak kecil pada bagian t engah kamar hitung, dan sel berinti dihitung pada empat kotak yang lebih besar p ada tiap sudut kamar hitung. Hasil penghitungan adalah rerata yang disajikan ber dasarkan kesepakatan didalam 10% tiap orang. Rumus standar penghitungan Neubauer digunakan untuk menetapkan jumlah sel permilimeter kubik. Iris iQ200 Dengan Modul Cairan Tubuh Sebelum menganalisis spesimen dengan alat iQ200, pemeliharaan, kalibrasi , kontrol kualitas dan pemeriksaan background dikonfirmasikan sesuai dengan petu njuk pabrik. Setiap sampel yang diperiksa dengan alat iQ200 memerlukan dua kali pengenceran. Sepasang tabung iQ Body Fluids Conical Bottom (Iris Diagnostics) disiapkan setiap hari untuk melanjutkan uji korelasi dengan menggunakan reagen p elisis cairan tubuh iQ (Iris Diagnostics) dalam tabung pertama dan pengencer Iri s (Iris Diagnostics) pada tabung yang lain. Pengenceran yang tepat pada setiap s ampel ditetapkan berdasarkan pada jenis sampel dan kekeruhan yang nampak sesuai dengan petunjuk pabrik.

Alat analisis menghisap kira-kira 1,0 ml pada tiap pengenceran. Cairan y ang dihisap lalu diselubungi oleh Lamina iQ, yang menstabilkan sampel melewati a liran sel. Aliran sel secara hidrodinamik mengarahkan partikel yang ada di dalam sampel ke dalam fokus miksroskop dengan pembesaran obyektif 20 kali. Partikel d iperbesar dengan cara menyinarinya menggunakan lampu strobe, dan sebanyak 500 ga mbar ditangkap oleh kamera digital CCD 1,3-megapixel begitu sampel melewati alir an sel. Gambar digital partikel dikirim ke prosesor lalu akan dikelompokkan seba gai sel total, sel berinti atau artefak berdasarkan ukurannya. Terjadi pelisisan yang selektif pada tabung yang diencerkan dengan reage n pelisis cairan tubuh iQ. Pelisisan yang selektif ini merupakan proses kimia ya ng merusak dinding eritrosit, meninggalkan hanya sel berinti utuh. Aliquot yang diencerkan dengan reagen pelisis cairan tubuh iQ (dilisiskan) dilaporkan sebagai sel berinti dan aliquot yang diencerkan dengan pengencer Iris (tidak dilisiskan ) dihitung sebagai sel total. Jumlah eritrosit dihitung sebagai perbedaan antara sel total yang dihitung pada sampel yang tidak dilisiskan dengan jumlah sel ber inti yang dihitung pada sampel yang dilisiskan. Hasilnya dihitung secara otomati s dan dikoreksi untuk faktor pengenceran. Berdasarkan pengenceran yang ditetapkan, jumlah sampel yang sesuai ditam bahkan ke dalam dua tabung penampung yang berisi jumlah pelisis dan pengencer ya ng sesuai. Label identifikasi pasien ditambahkan pada tiap tabung, dan label cai ran tubuh/pengenceran khusus sebelum dicetak ulang juga ditambahkan pada bagian dasar tabung. Label yang kedua, yang disajikan oleh pabrik, identifikasi jenis spesimen, faktor pengenceran dan pengencer. Kedua tabung dicampurkan dengan penc abangan pada dasar tabung dan diuji dengan alat analisis. Petugas memeriksa setiap gambar partikel yang dikelompokkan dengan alat analisis dan mengelompokkan kembali beberapa gambar yang diperkirakan salah dala m mengelompokkan. Gambar partikel secara keseluruhan yang diyakini petugas bukan total sel (eritrosit dan atau sel berinti) atau sel berinti yang dikelompokkan ulang sebagai artefak dan tidak dimasukkan pada penghitungan akhir. Setelah selu ruh gambar partikel diperiksa ulang dan dikelompokkan, bila diperlukan hasil dih itung kembali dengan alat analisis otomatis yang disesuaikan dan secara umum mer upakan laporan akhir untuk eritrosit dan sel berinti. Presisi Presisi dari hari ke hari dilakukan dengan menganalisis kedua tingkat ba han kontrol kualitas untuk beberapa hari; dikumpulkan sebanyak 25 data. Bahan ko ntrol kualitas yang diproduksi oleh Iris Diagnostics terdiri dari stabilized huma n red blood cells dan simulated white blood cells dalam bahan pengawet. Presisi w ithin-run dilakukan dengan menggunakan dua sampel CSS dan dua sampel cairan peri toneum. Setiap sampel CSS dianalisis berurutan sebanyak 10 kali, dan setiap samp el cairan peritoneum dianalisis sebanyak 12 kali secara berturut-turut dengan al at iQ200. Digunakan EP Evaluator Software (David Rhodes Associates, Kennett Squa re, PA) untuk menganalisis data. Linearitas Alat iQ200 ditetapkan linear dari nol oleh analisis yang dilakukan selam a validasi linearitas pada protokol validasi alat urinalisis iQ200. Validitas li nearitas urinalisis dari nol sampai 1000 sel/L. Penelitian linearitas yang ditamp ilkan untuk validitas linearitas dengan rentang yang lebih tinggi. Linearitas yang lebih luas diperkirakan dengan mengikuti protokol valida si bidang alat iQ200 modul cairan tubuh. Beberapa pengenceran dibuat dengan meng gunakan kontrol cairan tubuh Iris Level II dan pengencer Iris. Setiap wadah peng enceran diperiksa dua kali. Batas usulan yang sesuai adalah pada slove 0,9 samp ai 1,1 dan nilai r2 0,9 atau lebih. Carryover Carryover diukur dengan menganalisis cairan serosa dengan hitung eritros it dan hitung sel berinti yang tinggi (H1, H2, dan H3) tiga kali berturut-turut langsung diikuti oleh sampel CSS dengan hitung eritrosit dan sel berinti yang re ndah (L1, L2, dan L3) dianalisis tiga kali berturut-turut. Carryover dihitung be rdasarkan rumus sebagai berikut : Carryover % = (L1 L3)/(H3 L3) 100. Hasil

Data Metode Korelasi Sebanyak total 66 CSS dan 36 cairan tubuh dihitung dengan hemasitometer dan hasilnya dibandingkan dengan hitung eritrosit dan sel berinti dengan menggu nakan alat iQ200. Hitung eritrosit sampel CSS dari 0 sampai 6,7 X 105/L dan sel b erinti dari 0 sampai 1.707/L menghasilkan nilai koefisien korelasi secara berturu t-turut sebesar 0,996 dan 0,998. Hitung eritrosit untuk sampel cairan tubuh 0 sampai 2,7 105/L dan hitung sel berinti dari 0 sampai 1,1 104/L menghasilkan ni lai koefisien korelasi secara berturut-turut adalah 0,988 dan 0,987. Tabel 1 men unjukkan ringkasan data analisis regresi. Dua sampel cairan tubuh menunjukkan adanya penggumpalan sel berinti pada kamar hitung hemasitometer dan gambar pada alat iQ200. Hasil yang berhubungan d engan spesimen ini dihitung dengan memakai hemasitometer dan dengan yang dihasi lkan oleh alat iQ200. Alat iQ200 menghasilkan nilai yang secara signifikan lebih rendah dari hemasitometer pada kedua spesimen. Alat analisis iQ200 tidak dapat memisahkan sel berinti tersebut karena berada didalam bekuan, hitung sel berinti dari spesimen tersebut menurun secara palsu. Hasil penghitungan kedua sampel in i dieksklusi dari analisis regresi tetapi dicatat pada data hasil penelitian. Tabel 1. Ringkasan Analisis Regresi Untuk Metode Y (iQ200) Dan Metode X (Hemasitometer) Jumlah Sampel Analit (Metode Y/Metode X ) Slove Intersep Korela si(R) Rentang (/L) Eritrosit pada CSS 65/65 0,811 104,8 0,9956 0-6,7 105 Eritrosit pada cairan tubuh* 29/31 1,030 1.217,6 0,9883 0-2,7 105 Sel berinti pada CSS 66/66 1,101 1,0 0,9982 0-1.707 Sel berinti pada cairan tubuh* 34/36 0,882 3,1 0,9871 0-1,1 104 CSF, cerebrospinal fluid. * Jenis cairan tubuh termasuk cairan pleura, caoran peritoneum, cairan perikardi al dan cairan drainasi. Cairan tubuh yang menunjukkan adanya penggumpalan pada gambar digital alat iQ200 dieksklusi dari penghitungan. Presisi Peneliti menggunakan dua level bahan kontrol kualitas untuk mengumpulkan 25 data untuk memperkirakan presisi hari ke hari. Kontrol cairan tubuh iQ leve l I menghasilkan koefisien variasi (KV) secara berturut-turut 12,5% dan 9,4% un tuk hitung eritrosit dan sel berinti. Rerata hitung eritrosit adalah 22.492/L den gan SD sebesar 2.805,7. Rerata hitung sel berinti adalah 1.444/L dengan SD sebes ar 135,9. Kontrol kualitas cairan tubuh iQ level II menghasilkan KV secara berturu t-turut 13,3% dan 12,3% untuk hitung eritrosit dan sel berinti. Rerata hitung er itrosit adalah 39.269/L dengan nilai SD 5.217,8. Rerata hitung sel berinti adala h 2.539/L dengan nilai SD 311,4. Tabel 2 memperlihatkan secara statistik data pr esisi hari ke hari.

Tabel 2. Ringkasan Presisi Hari ke Hari Untuk Alat iQ200

Jumlah Analit SD sampel Rerata (/L) KV (%) 2SD(/L) Eritrosit Level I QC 25 22.492 2 .805,7 12,5 21.334-23.650 Eritrosit Level II QC 25 39.269 5.217,8 13,3 38.833-41.423 Sel berinti Level I QC 25 1.444 135,9 9,4 1.172-1.716 Sel berinti Level II QC 25 2.539 311,4 12,3 1.916-3.162 KV, koevisien variasi, QC, quality control. Presisi within-run diperkirakan dengan menggunakan dua sampel CSS dan sa tu sampel cairan tubuh dengan pemeriksaan 10 kali berturut turut. Sampel CSS mem punyai rerata hitung eritrosit 342/L dan 4/L dengan KV sebesar 18,0% dan 55,3%, s ecara berturut-turut, dan rerata hitung sel berinti 44/L dan 0,2/L dengan KV sebes ar 21,7% dan 300,0%. Sampel cairan peritoneum mempunyai rerata hitung eritrosit 188/L dengan KV sebesar 16,6% dan rerata hitung sel beinti 63/L dengan KV sebesar 30,4% (Table 3). Tabel 3. Ringkasan Presisi Within-Run Untuk Alat iQ200 Jumlah Interval Kepercayaa n 95% Analit Sampel sampel Rerata(/L) SD (/L) KV(%) Eritrosit CSS 10 342 61,4 297,6-385,4 18 Sel berinti CSS 10 44 9,5 36,8 - 50,4 21,7 Eritrosit CSS 9 4 2,3 2,4 - 6,0 55,3 Sel berinti CSS 9 0,2 0,7 0,3 sampai 0,7 300,0 Eritrosit Peritoneal 12 188 31,3 168 -208 16,6 Sel berinti Peritoneal 12 63 19,3 51-76 30,4 KV, koefisien variasi. Linearitas Cairan tubuh mempunyai linearitas yang lebih luas menunjukkan bahwa alat iQ200 akurat untuk hitung eritrosit diatas 43.829/L dengan slove 0,99 dan rerat a kesesuaian sebesar 97,9% (Gambar 1). Hitung sel berinti akurat pada nilai diat as 2.558/L dengan slove 1,010 dan rerata kesesuaian sebesar 98,9% (Gambar 2). Lin earitas diperoleh pada pengenceran 1:5 pada beberapa wadah; karena itu untuk hit ung sel yang lebih tinggi dibuat pengenceran yang lebih besar (contoh, 1:10, 1:2 0, 1:50, dan 1:100) pada sampel yang asli. Alat iQ200 dapat menyesuaikan hitung sel sampai lebih dari 4,4 106/L dan 2,6 105/L untuk hitung ertrosit dan sel berin ti. Gambar 1. Analisis Peningkatan Linearitas Alat iQ200 Dengan Modul Cairan Tubuh Untuk Hitung Eritrosit. Lima pengenceran yang dianalisis dibuat menggunakan kontrol kualitas cairan tubuh Iris level II dan pengencer Iris. Setiap pengenceran di periksa dua kali pada alat iQ200, dan rerata dibuat gra fik sebagai hitung actual cells per mikroliter vs nilai target yang diharapkan. Sampel Rentang

Gambar 2. Analisis Peningkatan Linearitas Pada Alat iQ200 Dengan Modul Cairan Tubuh Untuk Hitung Sel Berinti. Lima pengenceran dibuat dengan menggunakan Kontrol cairan tubuh iQ leve l II dan pengencer Iris. Setiap pengenceran yan g dibuat dianalisis dua kali dengan alat iQ200, dan rerata diga mbarkan pada grafik sebagai hitung actual cells permikroliter vs nilai target sel yang diperkirakan.

Carryover Sampel CSS dengan hitung eritrosit dan sel berinti yang rendah dianalisi s setelah sampel cairan serossa dengan hitung eritrosit sebesar 3,6 104/L dan h itung sel berinti sebesar 665/L diperlihatkan tidak memenuhi carryov er (Tabel 4) Table 4. Analisis Carryover Pemeriksaan Hitung Eritrosit(/L) Hitung sel berinti (/L) H1 38,513 645 H2 35,276 572 H3 33,261 778 L1 0 3 L2 3 6 L3 0 3 Carryover %* 0 0 * Carryover % = (L1 L3)/(H3 L3) 100. Diskusi Hitung sel CSS dan cairan tubuh dianalisis secara khusus dengan mengguna kan hemasitometer merupakan pekerjaan yang sering dilakukan, memerlukan waktu da n menunjukkan reproduksibilitas yang rendah. Alat penghitung sel elektronik bias anya tidak efektif untuk CSS dan cairan tubuh lain yang mempunyai jumlah sel yan g rendah yang dapat menyebabkan penghitungan palsu. Alat iQ200 dengan teknologi gambar digital dapat mengurangi masalah yang biasanya dijumpai pada penghitungan secara manual dan dengan memakai alat penghitung sel elektronik. Walaupun alat iQ200 memerlukan dua pengenceran untuk setiap sampel, peng enceran dapat disiapkan sebelum dilakukan pemeriksaan. Sewaktu sampel tiba, juml ah sampel yang tepat dipipetkan kedalam tabung pengencer. Setelah sampel dianali sis lengkap, petugas laboratorium hanya perlu melakukan pemeriksaan ulang pada g ambar untuk melihat apakah pengelompokkan yang dilakukan alat sudah tepat dan me ngklasifikasi kembali apabila ada gambar yang salah. Alat secara otomatis menghi tung jumlah eritrosit dan sel berinti, dapat mengurangi waktu, petugas, dan kemu ngkinan kesalahan pada waktu menghitung sel secara manual. Masalah lain yang dijumpai pada analisis CSS adalah volume sampel yang t erbatas. Untuk itu harus dilakukan pengenceran sampel yang sesuai untuk dianalis is dengan alat iQ200. CSS yang jernih dan tidak berwarna memerlukan sampel yang minimal 500 L. Analisis cairan tubuh yang lain memerlukan sampel minimal 200 L ter gantung pada kekeruhan sampel yang akan diperiksa (Tabel 1). Sampel CSS dan cair an tubuh diperlukan lebih sedikit pada sampel berdarah atau keruh, yang mempunya i hitung eritrosit dan/atau sel berinti lebih tinggi serta memerlukan pengencer an yang lebih tinggi untuk dianalisis dengan alat iQ200. Sampel yang tidak mempu nyai volume cukup tidak dianalisis dengan alat iQ200. Penelitian ini tidak menga

nalisis spesimen yang sudah rusak. Metode analisis manual memerlukan satu mikrol iter sampel. Analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa alat iQ200 mempunyai korelasi yang sangat baik dengan hitung sel manual hemasitometer. Nilai r yang dihasilkan lebih besar dari 0,980 untuk hitung eritrosit dan sel berinti pada CS S dan cairan tubuh. Alat iQ200 tetap menunjukkan korelasi yang baik pada sampel dengan hitung sel berinti yang sedikit, kurang dari 10/L. Apabila pada sampel ter dapat bekuan hal ini tidak berkorelasi baik dengan metode manual. Hitung sel ber inti dengan alat iQ200 menurun secara palsu pada sampel tersebut. Hasil peneli tian ini menunjukkan bahwa gambar yang ditampilkan oleh alat iQ200 dengan gumpal an sel berinti, metode manual merupakan metode pilihan untuk menghasilkan penghi tungan sel yang akurat. Mata manusia lebih bisa melihat dan menghitung masing ma sing sel apabila terjadi penggumpalan. Analisis presisi menunjukkan bahwa alat iQ200 memperlihatkan presisi har i ke hari yang baik untuk hitung eritrosit dan sel berinti. Kontrol cairan tubuh iQ level I dan II digunakan untuk menilai presisi hari ke hari. Kedua level kon trol untuk eritrosit dan sel berinti menghasilkan KV kurang dari14,0%. Karena kontrol kualitas hitung leukosit bukan berasal dari manusia, gamb ar pada alat tidak terlihat sama seperti sel berinti pada pasien. Bagaimanapun simulasi leukosit pada fungsi bahan kontrol sama seperti pada sel berinti pasien yang tahan terhadap lisis apabila diencerkan dengan reagen pengencer Iris. Wala upun gambar pada alat iQ200 untuk kontrol kualitas sel berinti tidak sama terlih at seperti sel berinti pada pasien, bahan ini memperlihatkan penampilan yang jel as dan spesifik dapat memungkinkan petugas laboratorium membedakannya dengan er itrosit atau artefak. Presisi within-run menghasilkan KV yang lebih tinggi khususnya pada sel yang berjumlah sedikit. Koefisien variasi tertinggi adalah 300,0% untuk sampel CSS dengan rerata hitung sel berinti 0,2/L. Sampel ini diperiksa sembilan kali be rturut-turut dan menghasilkan hitung sel berinti 0/L delapan kali dan 2/L satu ka li. Hitung sel yang rendah dan sampel yang sedikit akan membuat KV yang tinggi t etapi bukan merupakan indikasi analisis impresisi. Sampel yang sama menghasilkan 55,3% untuk hitung eritrosit dengan nilai rerata 4/L. Penelitian ini tidak memba ndingkan presisi alat iQ200 dengan hemasitometer. Bagaimanapun, penelitian lain menunjukkan bahwa pada sampel CSS dengan hitung sel berinti menggunakan hemasito meter dalam rentang 0 sampai 5/L menghasilkan KV antara 18% dan 56%. Sampel CSS yang lain dengan hitung eritrosit yang lebih tinggi (rerata 342/L) dan hitung sel berinti (rerata, 44/L) manghasilkan KV yang lebih rendah yaitu sebesar 18,0% dan 21,7%. Hal yang sama terjadi pada sampel cairan tubuh yang diukur sebanyak 12 k ali dengan rerata hitung eritrosit 188/L dan hitung sel berinti 63/L dan KV sebesa r 16,6% dan 30,4%. Analisis data ini menunjukkan perbedaan between run pada hitu ng sel yang secara klinis tidak signifikan dan tidak menunjukkan bahwa alat iQ20 0 tidak teliti. Analisis peningkatan linearitas menyatakan bahwa linearitas alat iQ200 diatas 43.829/L untuk hitung eritrosit dan 2.558/L untuk hitung sel berinti pada p engenceran sampel 1:5. Lineritas dapat ditingkatkan dengan pengenceran yang lebi h besar (contohnya,1:10, 1:20, 1:50, dan 1:100) sampai 4,4 106/L dan 2,6 105 unt uk hitung eritrosit dan sel berinti secara berturut-turut. Karena alat linear sa mpai nol seperti yang ditetapkan pada validasi linearitas urine, jenis sampel CS S yang jernih dan tidak berwarna tidak dapat dianalisis pada kebanyakan alat dan dapat dilakukan oleh alat iQ200, seperti yang diperiksa dengan hemasitometer. P emeriksaan hitung sel yang banyak memerlukan petugas laboratorium dan waktu lebi h apabila menghitung dengan hemasitometer dan dapat dengan mudah diperiksa denga n alat iQ200. Penelitian ini menghasilkan korelasi yang baik antara pengitungan alat i Q200 dengan penghitungan metode manual. Alat iQ200 mampu menganalisis sampel yan g mempunyai hitung eritrosit dan sel berinti yang rendah, sepanjang sampel denga n hitung sel sebesar kadar yang ada pada darah lengkap. Alat iQ200 memerlukan vo lume yang secara signifikan lebih banyak dari pada metode manual. Hitung sel den gan hemasitometer merupakan metode pilihan jika gambar yang ditampilkan oleh ala t iQ200 menunjukkan adanya penggumpalan sel berinti. Dibandingkan dengan metode

manual, alat iQ200 mengurangi jumlah petugas dan mempersingkat waktu. Biaya peme liharaan dalam laboratorium dapat dihubungkan dengan penghematan waktu. Hal ini dapat bervarisi pada masing-masing institusi dan tergantung pada jumlah tes yan g dilakukan. Faktor tersebut tergantung keuangan dan harga alat. Bagimanapun has il penelitian ini menunjukkan bahwa alat iQ200 dapat dijadikan sebagai alat alte rnatif dari hitung sel dengan hemasitometer.