untitled

Download Untitled

If you can't read please download the document

Upload: tiwi-sitompul

Post on 31-Jul-2015

50 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Pemeriksaan Laju Endapan Darah judul : Pemeriksaan Laju Endapan Darah

metode : Westergreen. Tujuan Penetapan :Untuk menetapkan nilai koagulan dan untuk mengetahui kecepatan laju endap darah. Prinsip : Kecepatan endap darah atau laju endap darah adalah mengukur ke cepatan sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma . Satuannya mm/jam. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diuk ur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin ba nyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya . Landasan teori : Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata d i seluruh plasma sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempa tkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam , sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma ( nm/jam ). Tiga fase LED meliputi : 1. Fase pengendapan lambat I Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan mela yang, sulit mengendap 1-30 menit 0 2. Fase pengendapan cepat Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit ) 3. Fase pengendapan lambat II Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit ) Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan den gan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada ke adaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) d an pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization i n Hematology ) adalah cara westergren. Alat dan Bahan Pemeriksaan LED : Bahan : Cara Kerja NaCl 0.85 % 4 : 1 Natrium sitrat 3,2 % EDTA Darah 2 ml : Rak LED Tabung Westergreen Pipet Westergreen Alat :

Cara kerja : Metode Westergreen Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,8 % ) atau darah EDTA ya

ng diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85 %). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0. Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maup un sinar matahari langsung. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit. Nilai normal : Metode Westergreen : Pria : 0 15 mm/jam Wanita : 0 20 mm/jam

Laju Endap Darah (LED) Nama : La Ode Muhamat Irlan Kameri Nim/kelompok : 09 3145 453 026/II Tanggal mulai : 26 April 2010 Tanggal selesai : 28 April 2010 Nama Penetapan : pemeriksaan Laju Endapan Darah (metode Wintrobe) Tujuan Penetapan :Untuk menetapkan nilai koagulan dan untuk mengetahui kecep atan laju endap d arah Dasar Prinsip : Kecepatan endap darah atau laju endap darah adalah me ngukur kecepatan sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah in i diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Ma kin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LE D)-nya. Landasan teori : Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit ad alah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satu an mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), p enyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Sebagian ahli hematologi, LED tidak andal karena tidak spesifik, da n dipengaruhi oleh faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat. Alat dan Bahan : Alat v Rak LED v Tabung Westergreen v Spoit v Mikropipet (klini pate) Bahan v NaCl 0.85 % 4 : 1 v Natrium sitrat 3,2 % v EDTA v Darah 2 ml Cara Kerja : 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mengambil darah vena dengan spoit 3. Mengisi darah sebanyak 1,6 ml kedalam tabung yang telah ditetesi dengan EDTA sebanyak 10 l 4. Mendiamkan darah selama beberapa menit sampai membentuk warna coklat 5. Meneteskan natrium sitrat sebanyak 0,4 ml kedalam tabung yang telah beri si darah 6. Menghisap darah dengan tabung Westergreen ssampai pada garis tanda 0 mm 7. Meletakan tabung pada rak LED dalam posisi tegak lurus dan didiamkan sel

ama 60 menit 8. Membaca tinggi lapisan plasma dengan millimeter dan menyimpulakan angka tersebut sebagai angka laju endapan darah. Nilai Rujukan : 1. Metode Westergreen : Pria : 0 15 mm/jam Wanita : 0 20 mm/jam Kesimpulan : hasil pemeriksaan laju endap darah memakai cara westergreen dan cara wintrobe tid ak seberapa selisinya jika laju endap darah itu dalam batas normal akan tetapi n ilai itu berselisi jauh pada keadaan mencepatnya laju endap darah. Dengan cara westergeen didapat nilai yang lebih tinggi hal itu karena pipet westergreen yang hamper dua kali panjang pipet wintrob.pada upaya menghisap darah dengan mulut kedalam pipet westergreen ada bahaya terjadi infeksi.oleh karena itu dianjurkan memakai pipet yang dapat di isi tanpa mengisap pipet berisi darah dengan mulut. MENGHITUNG LEUKOSIT Nama : La Ode Muhamat Irlan Kameri Nim/kelompok : 09 3145 453 026/II Tanggal mulai : 01April 2010 Tanggal selesai : 03 April 2010 Nama Penetapan : menghitung leukosit dengan menggunakan kamar hitung Tujuan Penetapan :Untuk mengetahui jumlah leukosit dalam darah Landasan teori arah diencerkan dalam pipet leukosit,kemudian dimasukan kedalam kamar hitung.jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu dengan menge nakan factor konversi jumlah leukosit permikro liter darah dapat diperhitungkan. larutan pengencer ialah larutan turk yang mempunyai susunan ssb.:lar.gentianviol et 1 % dalam air 1 ml,asam asetat glesial1 ml;aquadest 100ml saringlah sebelum d ipakai. Alat dan bahan : Alat v Spoit v Pipet tetes v Kamar hitung v Pipet leukosit v Tabung v Mikroskop Bahan v Darah vena v Larutan turk Cara kerja : 1. Mengisi pipet leukosit 1. Menghisap darah ssebanyak 0,5 ml 2. Menghapus kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet 3. Memasukan ujung pipet kedalam larutan turk diisap perlahan lahan sampai pada garis tanda 11. 4. Mengangkat pipet dari cairan,tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu m elepaskan karet penghisap. 5. Mengocok pipet selama 15-30 detik 2. Mengisi kamar hitung 1. Meletaka kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya 2. Mengocok pipet yang beridsi darah terus menerus 3. Membuang ssemua cairan yang ada di dalam batang kapiler p[ipet ( 3-4 tet es) dan menyentuhkan ujung pipet padampermukaan kamar hitung dengan menyingung pinggir kaca penutup. 4. Membiarkan kamar hitung selama dua atau tiga menit supaya leukosit dapat mengendap 3. Menghitung jumlah sel 1. Memakai lensa objektif dengan pembesaran 10 x menurukan kondesor dan men gecilkan diafragma 2. Focus mikroskop diarahkan kepada garis-garis bagi itu

3. Menghitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar pada sudut-sudut seluruh permukaan yang dibagi 1. Menghitung dari sudut kiri atas terus kekanan kemudian kebawah dan dari kanan kekiri,lau turun lagi kebawah dan dimulai dari kiri kakanan.cara ini untuk bidang besar 2. Sel-sel yang mnyingging garis batas sebelah kiri atau garis atas harusla h dihitung sebalikna sel yang menyinggung garis batas sebelah kanan atau bawah t idak boleh dihitung. LAJU ENDAP DARAH (LED) LAJU ENDAP DARAH (LED)

Dasar teori Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebag ai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khus us yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan menge ndap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) b erfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma ( mm/j am ). Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi ole h keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang an emia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah yang t inggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah tinggi, dan sebalikn ya bila Laju Endap Darah normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksa an Laju Endap Darah masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemerik saan fisik dan anamnesis dari sang dokter. Namun biasanya dokter langsung akan melakukan pemeriksaan tambahan lain, bila ni lai Laju Endap Darah di atas normal. Sehinggai mereka tahu apa yang mengakibatka n nilai Laju Endap Darahnya tinggi. Selain untuk pemeriksaan rutin, Laju Endap D arah pun bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. Bila Laju Endap Darah makin menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik. Standar Laju Endap Darah / LED Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux sel darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan . Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipaka i adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan unt uk wanita 0 20 mm/jam dan untuk pria 0 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren ni lai rujukan untuk wanita 0 15 mm/jam dan untuk pria 0 10 mm/jam. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai L ED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergren bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabka n panjang pipet Westergren yang dua kali panjang pipet Wintrobe. Kenyataan inila h yang menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Westergren daribada metode Wintrobe. Selain itu, International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen. Laju Endap Darah / Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan mengend apnya eritrosit dari suatu monter atau sampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm/ jam. LED sering juga diistilahkan dala m bahasa asingnya : BBS (Blood Bezenking Snelheid) BSR (Blood Sedimentation Rate) BSE (Blood Sedimentation Erythrocyte) Dalam klinik LED bermanfaat antar lain : 1. Untuk menunjang diagnosis. - Infeksi akut.

- Inflamasi menahun pada fase aktif. - Kerusakan jaringan. 2. Memantau perjalanan penyakit. 3. Respon terhadap pengobatan. Ada dua metode manual yang bisa digunakan untuk pemeriksaan LED, yaitu : metode Wintrobe dan Westergreen. Metode yang direkomendasikan oleh International Commit ee for Standardization in Hematology (ICSH) adalah metode Westergreen. Hasil p emeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberap a selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meni ngkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panj ang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe. Untuk itulah kenapa para klinisi lebih menyukai metode Westergreen daripada metode Wintrobe. Dalam L ED ada 3 tahap yang berlangsung selama 1 jam. Pemeriksaan LED dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : faktor eritrosit, plasma, teknik, mekanik serta dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiolo gis seseorang. Di bawah ini beberapa sumber kesalahan yang dapat terjadi pada pe meriksaan LED : 1. Tahap Pra Analitik. 1. Bendungan terlalu lama. 2. Antikoagulan tidak tepat (heparin). 3. Darah EDTA ditunda > 4 jam pada suhu kamar atau > 6 jam pada suhu 4C. 4. Darah Citrat ditunda > 24 jam pada suhu 4C. 5. Pengenceran tidak tepat. 6. Darah tidak diencerkan. 7. Pipet westergreen kotor, pencucian tidak benar. 2. Tahap Analitik. 1. Tidak menggunakan pipet Westergreen standar. 2. Letak pipet tidak vertical. 3. Ada getaran, sinar matahari, suhu tidak 18 25C. 4. Waktu pembacaan hasil tidak tepat 1 jam 5. Darah EDTA tidak tercampur dengan baik sebelum pengerjaan. 3. Tahap Pasca Analitik. 1. Salah membaca hasil pemeriksaan. 2. Salah melaporkan hasil pemeriksaan. 3. Salah menulis hasil pemeriksaan. LED meninggi pada : 1. Kenaikan non spesifik dari globulin dan fibrinogen bila tubuh memberikan respons terhadap : cedera, peradangan, kehamilan. 2. Penyakit peradangan akut : local atau sistemik. 3. Penyakit kronis bila peradangan kambuh (arthritis rheumatoid). 4. Penyakit-penyakit disproteinemia, umumnya memberikan LED yang sangat tin ggi, antara lain Multiple Mieloma. 5. Tumor (solid) terutama di mana nekrosis atau reaksi tubuh tersebar luas. Umumnya tinggi tapi tidak setinggi multiple myeloma, carcinoma, limfoma, neopla sma. 6. Semua penyakit kolagen, antara lain SLE. 7. Keracunan logam berat yang akut. 8. Makroglobulinemia, antara lain penyakit Waldenstrom. 9. Nefritis, Nefrosis. 10. Pada TBC. LED menurun (atau 0 mm/1 jam) 1. Poliglobuli, misal pada polisitemia Vera Masalah Klinik Penurunan kadar : polisitemia vera, CHF, an emia sel sabit, mononukleus infeksiosa, defisiensi faktor V, artritis degenerati f, angina pektoris. Pengaruh obat : Etambutol (myambutol), kinin, salisilat (asp irin), kortison, prednison. Peningkatan kadar : artirit

s reumatoid, demam rematik, MCI akut, kanker (lambung, kolon, payudara, hati, gi njal), penyakit Hodgkin, mieloma multipel, limfosarkoma, endokarditis bakterial, gout, hepatitis, sirosis hati, inflamasi panggul akut, sifilis, tuberkulosis, g lomerulonefritis, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (eritroblastosis fetal is), SLE, kehamilan (trimester kedua dan ketiga). Pengaruh obat : Dextran, metil dopa (Aldomet), metilsergid (Sansert), penisilamin (Cuprimine), prokainamid (Pro nestyl), teofilin, kontrasepsi oral, vitamin A. Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium : Faktor yang mengurangi LED : bayi baru lahir (penurunan fibrinogen), obat (lihat pengaruh obat), gula darah tinggi, albumin serum, fosfolipid serum, kelebihan a ntikoagulan, penurunan suhu. Faktor yang meningkatkan LED : kehamilan (trimester kedua dan ketiga), menstruas i, obat (lihat pengaruh obat), keberadan kolesterol, fibrinogen, globulin, penin gkatan suhu, kemiringan tabung. 1. Variasi hasil Laju endap Darah / LED/ CSR Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi. Dewasa (Metode Westergren): Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam Anak-anak (Metode Westergren): Baru lahir = 0 2 mm/jam Baru lahir sampai masa puber = 3 13 mm/jam Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Endap Darah / LED Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) adalah faktor eritr osit, faktor plasma dan faktor teknik. LED dapat meningkat karena : Faktor Eritrosit Jumlah eritrosit kurang dari normal Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih mudah/ce pat membentuk rouleaux LED . Faktor Plasma Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat pembentukan rouleau x LED . Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) biasanya terjadi pada proses in feksi akut maupun kronis Faktor Teknik Pemeriksaan Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat pengendapan LED . Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>20 C) akan mempercepat pe ngendapan LED . LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi , dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perj alanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laj u Endap Darah (LED) dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, seda ngkan Laju Endap Darah (LED) yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan su atu perbaikan. Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga dapat diju mpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang tua. http://infosehat09hartonoprasetyo.wordpress.com/2011/12/09/laju-endap-darah-leddarah-kental/ http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/laju-endap -darah-led.html LAPORAN BIOKIMIA LAJU ENDAP DARAH LAPORAN PEMERIKSAAN LED

( LAJU ENDAP DARAH ) A.Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksa an laju endap darah. 2. Mahasiswa mampu mengukur laju endap darah dengan cara mengam bil darah vena yang telah diberi Na sitrat 3,8 % dan didiamkan dalam rak westerg en dalam posisi tegak lurus pada suhu kamar selama 1 jam. 3. Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil pemeriksaan laju endap da rah setelah membandingkannya dengan nilai normal. B. Dasar Teori 1. Definisi Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Ra te (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat te rjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi orang normal pun bis a memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah ( LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter. Bila memang Fe-nya yang turun tentunya harus cukup mengkonsumsi tablet besi (Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet berbagai ra gam. Ada yang disatukan dengan Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagain ya. Sedangkan bila kadar proteinnya yang turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi protein. Ini pun bentuknya sudah beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman bertenaga dan yang paling banyak mungkin berbentuk maka nan lauk-pauk sehari-hari. 2. Tahap LED Berlangsung a. Fase pengendapan lambat I Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang , sulit mengendap ( 1-30 menit 0 b. Fase pengendapan cepat Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kec il , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit ) c. Fase pengendapan lambat II Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit ) 3. Standar Laju Endap Darah Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux sel darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan . Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipaka i adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan unt uk wanita 0 20 mm/jam dan untuk pria 0 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren ni lai rujukan untuk wanita 0 15 mm/jam dan untuk pria 0 10 mm/jam. 4. Faktor yang Mempengaruhi LED a. Faktor eritrosit 1) Jumlah eritrosit untuk darah yang kurang dari normal 2) Ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang raglutinasi akan menyebabkan laju endap darah cepat.

mudah be

b. Faktor Plasma LED mencerminkan protein plasma yang akan meningkat ketika seseorang mengalami i nfeksi akut atau kronis c. Faktor Teknik Tabung tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan terjadi kesalahan 30% dan tidak boleh banyak getaran d. Faktor suhu Suhu terbaik adalah 20Oc

e.

Faktor fiskositas 5. Variasi Laju Endap Darah Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi. Dewasa (Metode Westergren): Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam Anak-anak (Metode Westergren): Baru lahir = 0 2 mm/jam Baru lahir sampai masa puber = 3 13 mm/jam Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan den gan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada ke adaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) d an pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in Hema tology ) adalah cara westergren. C.Prinsip Kerja ( Darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % . Homogenisasi sampel sebelum diper iksa. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0. Tabung diletakkan pada rak dengan posis i tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung. Biarkan tep at 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit. Nilai Rujukan Metode Wester green : Pria : 0 - 15 mm/jam Wanita : 0 - 20 mm/jam D. Alat dan Bahan Alat : tabung dan rak, tusuk tabung westergen. Bahan : darah vena diambil 1,6 ml dan dicampur dengan Na Sitrat 3,8% se banyak 0,4 ml. E. Cara Kerja 1. Isi tabung westergren dengan darah yang telah diberi Na sitrat 3,8% sam pai garis tanda 0 pipet harus kering dan bersih. 2. Letakkan tabung pada rak westergren dan perhatikan supaya posisinya bet ul-betul tegak lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari & getaran. 3. Setelah satu jam, baca hasilnya dengan satuan mm/jam F. Hasil dan Pembahasan a. Nama : Agus Junaidi b. Umur : 19 tahun Dari pemeriksaan Laju Endap Darah, didapatkan hasil 25 mm/jam (normal). Laju end ap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritro sit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi ak ut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, mali gnansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Sebagian ahli hemato logi, LED tidak andal karena tidak spesifik, dan dipengaruhi oleh faktor fisiolo gis yang menyebabkan temuan tidak akurat. Hasil normal : a. Pria : 0 - 15 mm/jam b. Wanita : 0 - 20 mm/jam G. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa laju endap da rah yang dianalisis menggunakan westergen memiliki kadar 25 mm/jam dan pemeriksa an LED yang dilakukan menunjukan bahwa laju endap darah tersebut normal.