untitled

Download Untitled

If you can't read please download the document

Upload: ginchuginangkring

Post on 02-Jul-2015

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PERSENTASI KASUS Hidramnion Pembimbing : Dr. Harry Syarif, Sp.OG Disusun oleh : Wiwik Firliana Oponen: Julia ike H Rinda Amalia Farilsah KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI PERIODE 19 November 2007 26 Januari 2008 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTi JAKARTA BAB I PENDAHULUAN Polihidramnion berasal dari kata Poly (=banyak) Hydra (=air ; cairan ) dan amnion atau ketuban, sehingga bila disatukan akan memiliki arti yaitu cair an amnion yang berjumlah banyak, dari kata polihidramnion tersebut kita dapat m enggambarkan suatu keadaan dimana terdapat keadaan cairan amnion yang berjumlah banyak. Cairan amnion sendiri yang lebih sering dikenal sebagai air ketuban adalah me rupakan suatu cairan pada wanita hamil yang terdapat dalam kantung yang terbungk us dalam suatu selaput / membran amnion yang terdiri dari lapisan amnion dan ch orion, yang sering disebut sebagai amniotic sac .Cairan amnion ini bersifat je rnih berwarna agak putih, sedikit keruh, berbau khas agak amis. Volume cairan am nion pada hamil cukup bulan sekitar 1000 1500 ml. Akan meningkat sampai pada ke hamilan 32 minggu, dan kemudian menurun dan relatif stabil pada volume antara 70 0 800 ml, lalu menurun sampai kehamilan aterm dan mencapai volume sekitar 400 ml pada kehamilan 42 minggu. Amnion dalam keadaan normal akan dipertahankan dalam jumlah stabil melaui suatu mekanisme pembuangan dengan cara proses menelan dari janin yang selanjutnya akan diserap ke dalam sistem peredaran darah fetus. Cair an ini dengan berat jenis 1.008, terdiri atas 98% air. Sisanya terdiri dari gara m anorganik serta bahan organik dan bila diteliti benar terdapat lanugo, sel-sel epitel, dan verniks kaseosa. Protein ditemukan rata-rata 2,6% g/L, sebagian bes ar sebagai albumin. Cairan amnion masih belum diketahui asalnya dengan pasti. Ad a teori yang mengatakan bahwa cairan amnion berasal dari urine, keringat dan eks udasi alveolar janin.. Polihidramnion adalah jumlah volume cairan amnion yang lebih dari 2 000 cc. Polihidramnion menggambarkan kelainan (abnormalitas) pada janin atau sta tus maternal dan tingginya risiko terhadap tingkat kematian dan tingkat keabnorm alan. Secara umum, cairan amnion memberikan beberapa manfaat potensial un tuk kehamilan. Cairan amnion mendukung fetus dalam mengatasi trauma, menjaga tem peratur dan memiliki sifat-sifat antibakteria, membekali janin dengan cairan dan gizi (nutrisi). Cairan amnion juga dibutuhkan untuk pengembangan morfologi kese hatan janin. Volume atau kandungan amnion yang memadai sangat penting bukan hany a untuk evolusi dan kematangan paru-paru janin, tetapi juga untuk pengembangan s istem gastrointestinal dan sistem muskuloskeletal. Perubahan dramatis pada volum e cairan amnion mungkin menggambarkan keabnormalan apakah pada status fetal maup

un status maternal, dan mungkin kematian dan kecacatan

menyebabkan meningkatnya

angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Secara anatomi, hidramnion atau polihidramnion adalah keadaan dimana ban yaknya air ketuban melebihi 2000 cc. Secara klinis, hidramnion atau polihidramnion adalah penimbunan berlebihan dari cairan amnion yang menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu dan saat pemeriksaan i maging dibutuhkan untuk menyokong diagnosa klinis dari letak dan keberadaan jani n . Dengan pemeriksaan USG kebanyakan studi klinis mendefinisikan hidramnion dimana ICA lebih dari 24-25 cm. Studi lain mendefinisikan hidramnion sebagai k antung berukuran vertikal lebih besar dari 8 cm. Hidramnion atau polihidramnion adalah keadaan cairan amnion yang berlebihan, yaitu lebih dari 2000 ml atau ICA lebih dari 24. Jumlah cairan yang berlebihan tersebut dilaporkan dapat mencapai sebanyak 15 L. Penambahan air ketuban ini dapat mendadak dalam beberapa hari yan g disebut hidramnion akut atau secara perlahan-lahan yang disebut hidramnion kro nis. Bila dilihat dari usia kehamilan, hidramnion dikatakan akut bila terjadi se belum usia kehamilan 24 minggu dan dikatakan kronis bila diagnosis dibuat pada t rimester III. Dahulu definisi hidramnion dibuat hanya berdasarkan pemeriksaan klinis, bukan berdasarkan pemeriksaan jumlah cairan amnion yang diproleh dari pemeriksaa n ultrasonografi. Pada tahun 1984 Chamberlain dkk, mendefinisikan batas atas jum lah cairan amnion normal adalah cairan ketuban yang mempunyai ukuran vertikal le bih dari sama dengan 8 cm. Tahun 1987 Phelan dkk, memperkenalkan indeks cairan a mnion (ICA/AFI= Amnion Fluid Indeks) untuk menghitung volume cairan amnion. Deng an metode ICA Carlson mendefinisikan diagnosis pasti hidramnion dengan ICA > 24 cm. Usia kehamilan antara 26 39 minggu, batas atas normal pada ICA melampaui 24 cm, oleh karena itu kriteria hidramnion yang lebih besar daripada 97,5% dihubung kan dengan usia kehamilan. Insiden Dengan adanya banyak kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan hi dramnion, insidens hidramnion bervariasi antara 0,5 1 % dari seluruh kasus. Lebi h sering terjadi pada multipara dibanding primipara. DiIndonesia insiden hidramn ion berkisar antara 1 : 62 sampai 1 : 754 persalinan. Walaupun kebanyakan hidram nion ringan, namun menimbulkan keluhan pada 1 dari 1000 kehamilan. Hydramnion yang diidentifikasi pada semua kehamilan mencapai sekitar 1 persen. Dengan menggunakan indeks 25 cm atau diatasnya, Biggio dan rekan (199 9) pada Universitas Alabama melaporkan 1 persen insiden dari 36.450 pada wanita yang diperiksa.

Pada penelitian sebelumnya oleh Hill dan rekan (1987) dari Klinik Mayo, lebih da ri 9.000 pasien prenatal yang menjalani pengukuran ultrasonik secara rutin hingg a mendekati trimester ketiga. Insiden (kasus) hydramnion menunjukan 0,9%. Hydram nion ringan - ditetapkan sebaga ukuran kantung antara 8 hingga 11 cm menurut dim ensi vertikal yang terdapat 80% dari kasus dengan adanya kelebihan cairan. Hydra mnion sedang - ditetapkan sebagai kantung yang. hanva memuat sebagian kecil yang diukur pada kedalaman 12 cm hingga 15 cm, yang ditemukan 15% dari kasus. Hanya 5% yang termasuk hydramnion berat yang ditetapkan dengan fetus yang mengapung be bas (free-floating fetus) yang ditemukan pada kantung cairan sedalam 16 cm atau lebih. Meskipun dua pertiga dari semua kasus termasuk idiopathic, sepertiga kasu s lainnya berhubungan dengan kelainan (anomali), diabetes maternal, atau masa ke hamilan multifetal (multifetal gestation). Golan dan rekan (1863) melaporkan has il penelitian serupa pada 14.000 wanita. Klasifikasi Berdasarkan onset hidramnion dibagi menjadi : 1. Akut : Onset tiba-tiba, dimana penambahan cairan ketuban terjadi mendadak dan uterus akan mengalami distensi yang nyata dalam beberapa hari. Bias anya terjadi pada trimester II dan kehamilan sering berakhir pada usia 28 minggu . 2. Kronik : Onset perlahan-lahan dan terjadi pada trimester III. Berdasarkan Maksimum Vertical Pocket (MVP), hidramnion dibagi menjadi: 1. Hidramnion ringan : Ukuran vertikal kantong cairan amnion 8 - 11 cm. 2. Hidramnion sedang : Ukuran vertikal kantong cairan amnion 12 - 15 cm. 3. Hidramnion berat : Ukuran vertikal kantong cairan amnion > 16cm. Dan dite mukan fetus yang bebas mengapung Berdasarkan Indeks Cairan Amnion (ICA), hidramnion dibagi menjadi: 1. Meningkat (>24 cm) 2. Normal (10-24cm) 3. Rendah normal (5,1-9,9 cm) 4. Menurun (