unsur

4
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu: 1. Suku bangsa:Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa. 2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan. 3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. 4. Bahasa: merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai sistem perlambangan yang dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Identitas fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, dasar, dan ideologi negara. Identitas instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Identitas alamiah, yang meliputi negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan. Faktor genetis (keturunan) : suku bangsa, keluarga, rumpun. Geografis : iklim, keadaan tanah, kekayaan alam setempat, fauna, flora. Historis : kejadian-kejadian/peristiwa-peristiwa penting, bencana alam, pergolakan, nasib bersama. Psikologis : sikap, cara khas bertindak dan bereaksi sehingga menjadi kebiasaan dan watak khas. Faktor Pembentukan Identitas Bersama A. Primordial Meliputi; ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku bangsa, daerah asal (homeland), bahasa, dan adat istiadat. mrp identitas yg menyatukan masyarakat sehingga mereka dapat membentuk

Upload: birgitta-fajarai

Post on 17-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

unsur

TRANSCRIPT

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:1. Suku bangsa:Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara.Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.4. Bahasa: merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai sistem perlambangan yang dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Identitas fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, dasar, dan ideologi negara. Identitas instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya. Identitas alamiah, yang meliputi negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.Faktor genetis (keturunan) : suku bangsa, keluarga, rumpun.

Geografis : iklim, keadaan tanah, kekayaan alam setempat, fauna, flora.

Historis : kejadian-kejadian/peristiwa-peristiwa penting, bencana alam, pergolakan, nasib bersama.

Psikologis : sikap, cara khas bertindak dan bereaksi sehingga menjadi kebiasaan dan watak khas.

Faktor Pembentukan Identitas Bersama

A. PrimordialMeliputi; ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku bangsa, daerah asal (homeland), bahasa, dan adat istiadat. mrp identitas yg menyatukan masyarakat sehingga mereka dapat membentuk bangsa-negara.B. Sakralikatan kesamaan idiologi (agama)

Berupa kesamaan agama yg dipeluk oleh masyarakat, ideologi merupakan faktor sakral yg membentuk nasionalitas baru diikat oleh kesamaan ideologi, contoh Uni Sovyet, Kuba ideologi komunis.C. Tokohdipersatukan oleh Sosok pemimpin (Mahatma Gandi, Nelson Mandela, Sukarno) Pemimpin di beberapa negara bisa disebut penyambung lidah rakyat,pemersatu rakyat,dan simbol persatuan bangsa yg bersangkutan. Bbrp contoh, misalnya mahatma gandhdi india, tito di Yugoslavia, Nelson Mandela, di Afrika Selatan dan Soekarno di Indonesia.D. Bhineka Tunggal IkaPrinsip bersatu dalam perbedaan (Unity in Diversity), kesetiaan pada nasionalisme tanpa rasKesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan (unity in diversity), maksud dari Bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahannya tanpa menghilangkan suku bangsa, adat, ras,dan agamanya.E. SejarahPersepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota masyarakatF. Perkembangan Ekonomi negara maju, negara berkembang, negara industri, negara minyak bumi dl Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai aneka kebutuhan masyarakat, dmn adanya ketergantungan anggota masyarakat krn perkembangan ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang terjadi karena perkembangan ekonomi oleh Emile Dirkhiem disebut solidaritas organis. Berlaku di masyarakat maju seperti : Amerika Utara, dan Eropa Barat.G. LembagaLembaga-lembaga dalam pemerintahan dan politik, lembaga-lembaga2 seperti Birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik, melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal-usul dan golongan. Kerja dan prilaku politik dapat mempersatukan orang sebagai satu bangsa.Kenapa sebuah bangsa memerlukan Identitas?

Identitas diperlukan dalam interaksi antar bangsa (baik individu maupun kelompok/negara)

Identitas nasional sebuah bangsa menentukan status dan peranan bangsa tersebut di dunia internasional

Pola interaksi antar identitas dalam suatu masyarakat bangsa menunjukkan struktur sosial masyarakat tersebut.

Apa yang harus dilakukan? Membangun konsensus nasional (common platform) Membangun dialog antar kelompok agama, etnis, dan kelas sosial

Meneguhkan dan mengaktualisasikan kembali nilai-nilai budaya bangsa

Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan internasional. Tanpa national identity, maka bangsa tersebut akan terombang-ambing mengikuti ke mana angin membawa. Dalam ulang tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan operatif.Identitas nasional kita terdiri dari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus nasional. Konsensus dimaksud adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Karena ideologi adalah belief system, pedoman hidup dan rumusan cita-cita atau nilai-nilai (Sergent, 1981), Pancasila tidak perlu direduksi menjadi slogan sehingga seolah tampak nyata dan personalistik. Slogan seperti Membela Pancasila Sampai Mati atau Dengan Pancasila Kita Tegakkan Keadilan menjadikan Pancasila seolah dikepung ancaman dramatis atau lebih buruk lagi, hanya dianggap sebatas instrumen tujuan. Akibatnya, kekecewaan bisa mudah mencuat jika slogan-slogan itu tidak menjadi pantulan realitas kehidupan masyarakat.Revitalisasi sebagai manifestasi Identitas Nasional mengandung makna bahwa Pancasila harus diposisikan sebagai satu keutuhan yang sejalan dengan dimensi-dimensi yang melekat padanya, seperti realitas, Idealitas, dan Fleksibilitas. Dimensi realitas yang bermakna bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan cerminan kondisi obyektif yang sedang terjadi di masyarakat, dimana seharusnya dimaknai dengan semakin sejalannya jalan hidup kita sesuai dengan Pancasila itu sendiri, yang memiliki persatuan, penyelesaian dengan bermusyawarah, serta rasa keadilan yang mempunyai nilai kemanusiaan. Kemudian dimensi Idalitas kita posisikan sebagai salah satu cara untuk membangkitkan gairah optimisme warga masyarakat yang melihat masa depan secara prospektif. Selain itu Pancasila bukanlah sesuatu yang kaku dan sakral, namun bersifat fleksibel dan terbuka dengan hal-hal baru. Dengan demikian tanpa menghilangkan nilai hakikatnya, Pancasila menjadi tetap aktual, relevan, dan fungsional sebagai tiang-tiang penyangga semangat ber-Bhinneka Tunggal Ika.