unm digilib unm muhammadiy 155 1 analisis n(1)

14
Ikhtiyar, Volume 11 No. 2. April – Juni 2013 ANALISIS KEBUTUHAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LUARAN DALAM MEMENUHI PASAR KERJA DI SULAWESI SELATAN Oleh: Muhammadiyah Fakultas Teknik UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi di Sulawesi Selatan agar dapat meningkatkan kualitas luaran dan relevan dengan pasar kerja. Aspek yang dianalisis adalah pengetahuan guru, keterampilan guru, kurikulum, laboratorium dan studio, dan bengkel kerja dan peralatan. Penelitian ini dilakukan di Propinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi sekolah adalah seluruh SMK Negeri bidang teknologi (Teknik Bangunan, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro) di Sulawesi Selatan. Populasi Industri adalah industri berskala sedang dan besar yang relevan dengan luaran SMK bidang teknologi (Teknik Bangunan, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro) di Sulawesi Selatan. Sampel sekolah, sampel industri, dan sampel BUMN, dipilih secara sengaja. Sampel sekolah adalah SMK bidang teknologi yang dianggap maju. Sampel industri dipilih industri yang menyerap dan membutuhkan tenaga kerja luaran SMK bidang teknologi. Data diperoleh melalui wawancara dan kajian dokumen. Analisis yang digaunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) pengetahuan yang harus dimiliki guru adalah pengetahuan bahasa asing, komputer dan manajemen, 2) keterampilan yang harus dimiliki guru adalah keterampilan dasar keteknikan, keterampilan berkomunikasi dalam bahasa asing khususnya bahasa Inggris, dan keterampilan mengoperasikan komputer, 3) kurikulum yang harus diterapkan adalah kurikulum yang berbasis pada dunia usaha, kewirausahaan, dan kompetensi dengan standard ISO, 4) laboratorium dan studio yang lengkap dan berstandar, dan 5) bengkel kerja dan peralatan yang cukup sesuai tuntutan pasar kerja global atau dunia usaha. Kata kunci: Kebutuhan SMK Teknologi, kualitas lulusan, pasar kerja global UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar 105

Upload: aeska

Post on 30-Sep-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fffffffffffff

TRANSCRIPT

Karena kebanyakan studi hanya didasarkan atas satu jenis zat, yaitu Alkohol

Ikhtiyar, Volume 11 No. 2. April Juni 2013

ANALISIS KEBUTUHAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LUARAN DALAM MEMENUHI PASAR KERJA DI SULAWESI SELATANOleh:Muhammadiyah Fakultas Teknik UNMABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi di Sulawesi Selatan agar dapat meningkatkan kualitas luaran dan relevan dengan pasar kerja. Aspek yang dianalisis adalah pengetahuan guru, keterampilan guru, kurikulum, laboratorium dan studio, dan bengkel kerja dan peralatan. Penelitian ini dilakukan di Propinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi sekolah adalah seluruh SMK Negeri bidang teknologi (Teknik Bangunan, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro) di Sulawesi Selatan. Populasi Industri adalah industri berskala sedang dan besar yang relevan dengan luaran SMK bidang teknologi (Teknik Bangunan, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro) di Sulawesi Selatan. Sampel sekolah, sampel industri, dan sampel BUMN, dipilih secara sengaja. Sampel sekolah adalah SMK bidang teknologi yang dianggap maju. Sampel industri dipilih industri yang menyerap dan membutuhkan tenaga kerja luaran SMK bidang teknologi. Data diperoleh melalui wawancara dan kajian dokumen. Analisis yang digaunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) pengetahuan yang harus dimiliki guru adalah pengetahuan bahasa asing, komputer dan manajemen, 2) keterampilan yang harus dimiliki guru adalah keterampilan dasar keteknikan, keterampilan berkomunikasi dalam bahasa asing khususnya bahasa Inggris, dan keterampilan mengoperasikan komputer, 3) kurikulum yang harus diterapkan adalah kurikulum yang berbasis pada dunia usaha, kewirausahaan, dan kompetensi dengan standard ISO, 4) laboratorium dan studio yang lengkap dan berstandar, dan 5) bengkel kerja dan peralatan yang cukup sesuai tuntutan pasar kerja global atau dunia usaha.Kata kunci: Kebutuhan SMK Teknologi, kualitas lulusan, pasar kerja globalPENDAHULUANEra milenium ke tiga atau era globalisasi di mana diberlakukan pasar bebas Asia Tenggara atau Asean Free Trade Area (AFTA) tahun 2003 dan pasar bebas Asia Fasifik atau Asia Pasifw Economic Community (APEC) tahun 2020. Era globalisasi ditandai dengan situasi ber-kembang secara pesat terutama dalam bidang teknologi konstruksi, teknologi komunikasi, teknologi mesin, dan tekno-logi transportasi. Akibat perkembangan tersebut luaran sekolah menengah ke-juruan teknologi perlu dipersiapkan sebagai tenaga kerja menengah yang dapat ter-tampung pada pasar kerja.

Agar luaran sekolah menengah ke-juruan teknologi tertampung pada pasar kerja global, maka kurikulum, kompetensi tenaga kependidikan, laboratorium, ruang bengkel, ruang kelas, studio, tempat praktek lapang siswa, dan elemen penun-jang lainnya harus relevan dengan kon-disi pasar kerja kerja. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang orientasi-nya untuk melihat kebutuhan sekolah menengah kejuruan teknologi untuk meningkatkan kualitas luaran yang relevan pasar kerja.

Survei pada beberapa perusahaan swasta yang berskala sedang dan besar di Sulawesi Selatan tentang penerimaan tenaga kerja lulusan sekolah menengah kejuruan teknologi menunjukkan bahwa pada umumnya mereka tidak diterima karena kemampuan bahasa Inggris, dan keterampilannya rendah.Survei pada beberapa Sekolah Menegah Kejuruan negeri (SMK) teknologi bulan Mei 2012 tentang kompentensi guru di Sulawesi Selatan. Hasil survei menunjukkan bahwa dari sisi kemampuan profesionalisme, guru mempunyai keter-batasan mengajar pada bidang keahliannya. Selain itu guru juga mempunyai keter-batasan pada mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Inggris, dan Komputer. Oleh karena itu, mendatang guru SMK bidang teknologi perlu memiliki kompetensi yang relevan dengan pasar kerja.

Identifikasi pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan sarana praktek pada beberapa SMK bidang teknologi di Sulawesi Selatan. Hasil survei menunjukkan bahwa dalam pe-laksanaan kurikulum tersebut belum optimal, karena belum terdukung oleh manajemen sekolah, tenaga kependidik-an, dan sarana prasarana pendidikan. Temuan penelitian ini bertentangan dengan kaidah peningkatan kualitas pen-didikan. Oleh karena itu perlu lahir suatu kurikulum pada Sekolah Menengah Ke-juruan Teknologi yang dapat meningkat-kan kualitas luaran sehingga relevan dengan pasar kerja kerja.

Laboratorium, peralatan, ruang bengkel, ruang kelas, studio, dan tempat praktek lapangan siswa, juga masih sangat terbatas (informasi beberapa kepala sekolah dan guru SMK di Sulawesi Selatan). Sarana tersebut merupakan hal yang paling esensial dalam menciptakan pengetahuan dan keterampilan siswa.Masalah yang akan diteliti pada rencana penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana deskripsi pengetahuan guru, keterampilan guru, kurikum, labo-ratorium dan studio, bengkel kerja dan peralatan yang dibutuhkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi di Sulawesi Selatan yang dapat mening-katkan kualitas luaran sehingga relevan dengan pasar kerja ?Kajian teori yang menudukung penelitian ini adalah sebagai berikut:Kaufman dan English (1987) menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah proses formal yang menentukan jarak antara produksi dengan kebutuhan produksi. Selanjutnya Rossett dan Arwady (1987) menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah alat untuk membangun dalam menuju perubahan positif yang dilakukan secara cermat dan cepat dalam situasi krisis, tetapi rasional.

Menurut Nadler (dalam Mandra 2000) untuk mengetahui kebutuhan ini tidaklah mudah, terlebih dahulu harus mengidentifikasi kebutuhan pada institusi yang dianalisis. Misalnya saja kita akan menganalisis kebutuhan SMK Teknologi di Sulawesi Selatan. Setelah kita men-dapatkan daftar kebutuhan pada institusi ini, maka selanjutnya mensinkronkan daftar kebutuhan tersebut pada tingkat pasar kerja (Dunia Usaha dan Dunia Industri).

Selanjutnya Susriasumantri (1994) mendefenisikan pengetahuan sebagai segenap apa yang kita ketahui tentang se-suatu objek tertentu, termasuk didalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia, disamping berbagai pengetahu-an lainnya seperti seni dan agama. De Block seperti dikutip Winkel (1989) menyatakan bahwa pengetahuan men-cakup pengetahuan fakta dan data yang merupakan kenyataan dan menjadi bahan baku untuk berpikir. Bloom (1981) menyatakan bahwa pengetahuan terdiri dari tiga rana, yakni ran kognetif, rana afektif dan rana psikomotor. Rana kognetif yaitu ingatan dan kepercayaan, rana afektif yaitu perasaan, emosi, tingkat penerimaan atau penolakan dan rana psikomotor yaitu hal-hal yang menyangkut keterampilan fisik.

Menurut Rober (1988) bahwa ke-terampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapih secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerak-an motorik melainkan juga pengejawan-tahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Konotasinya pun luas sehingga sampai pada mempengaruhi atau mendaya-gunakan orang lain. Artinya orang yang mampu mendayagunakan orang lain secara tepat juga dianggap sebagai orang terampil.

Keterampilan seseorang sangat berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Yuki (1998) menyatakan bahwa keterampilan adalah kemampuan dari seseorang untuk melaku-kan berbagai jenis kegiatan kognitif atau keprilakukan dengan suatu cara yang afektif. Rae (1996) mengemukakan bahwa keterampilan manusia terdiri atas empat bagian yaitu: keterampilan teknik, kete-rampilan manajerial, keterampilan berperi-laku, dan keterampilan konseptual.Menurut Eisner dalam Hamalik (2004), kurikulum dipandang sebagai: (a) pengembangan konsep kognitif; (b) teknologi; (c) humanist's atau aktualisasi diri; (d) rekontruksi sosial; dan (e) akademik. Kurikulum adalah seperangkat susunan program pengajaran yang terdiri atas berbagai mata pelajaran, yang dilengkapi dengan materi, metode, bahasa pengantar, dan penilaian (Departemen Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, 2003).Penyelenggaraan pendidikan pada SMK bidang teknologi dimaksud-kan untuk memberikan kemampuan bagi siswa untuk bekerja sesuai dengan keahlian tertentu. Dalam perjalanan untuk men-capai tujuan, kurikulum SMK bidang teknologi mengalami perkembangan yaitu sudah empat kali mengalami perubahan. Perubahan kurikulum tersebut yakni dari kurikulum tahun 1976, berubah menjadi kurikulum tahun 1984, lalu berubah men-jadi kurikulum edisi 94, di mana secara prinsip perubahan kurikulum tersebut tidak memisahkan antara teori dan praktek. Selanjutnya kurkulum 94 berubah men-jadi kurikulum 2004, yakni kurikulum berbasis komptensi KBK). Dalam KBK sekolah diberi kesempatan untuk me-rancang sendiri pengelolaan pembelajar-annya dengan tetap mengacu pada petunjuk yang yang digariskan oleh pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, 2003).Sarana peralatan dan sarana praktek, seperti halnya laboratorium, worshop, studio, dan tempat praktek siswa merupakan elemen pendidikan yang sangat penting bagi SMK bidang teknologi. Sarana peralatan dan sarana praktek adalah wadah yang tersedia berupa alat praktek dan tempat praktek yang berfungsi untuk meningkatkan penge-tahuan dan keterampilan siswa (Depar-temen Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, 2003). Sarana peralat-an praktek ini memiliki standar minimal yang harus dipunyai oleh sekolah. Sarana peralatan praktek memberikan efek positif terhadap keterampilan siswa.

Tujuan penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah meningkatkan pengetahuan dan keteram-pilan siswa untuk menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik dan profesional, serta mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, 2003). Atas dasar ini, maka tujuan dari pada sarana peralatan praktek adalah mening-katkan kemampuan dan keterampilan siswa.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi di Sulawesi Selatan agar dapat meningkatkan kualitas luar-an dan relevan dengan pasar kerja. Aspek yang dianalisis adalah pengetahuan guru, keterampilan guru, kurikulum, labora-torium dan studio, dan bengkel kerja dan peralatan.

METODE PENELITIANCakupan rencana penelitian ini adalah SMK Negeri bidang teknologi di Sulawesi Selatan, industri yang berskala sedang dan besar di Sulawesi Selatan yang relevan dengan luaran SMK, dan per-usahaan BUMN di Sulawesi Selatan yang relevan dengan luaran SMK. Dilihat dari cakupan penelitian, tujuan, dan analisis yang digunakan, maka desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Populasi sekolah adalah seluruh SMK Negeri bidang teknologi (Teknik Bangunan, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro) di Sulawesi Selatan. Populasi Industri dan BUMN adalah industri dan BUMN berskala sedang dan besar yang relevan dengan luaran SMK bidang tek-nologi (Teknik Bangunan, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro) di Sulawesi Selatan.

Sampel sekolah, sampel industri, dan sampel BUMN, dipilih secara sengaja. Sampel sekolah adalah SMK bidang tekno-logi (Teknik Bangunan, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro) yang dianggap maju. Sampel penelitian adalah kepala sekolah dan guru SMK bidang teknologi sekolah yang terpilih, direktur dan kepala bagian teknik perusahaan atau industri industri yang terpilih, direktur dan kepala bagian teknik BUMN yang terpilih.

Variabel yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah: 1) Pengetahuan yang dibutuhkan guru SMK Teknologi 2) Keterampilan yang dibutuhkan guru SMK Teknologi, 3) Kurikum yang di-butuhkan SMK Teknologi, 4) Labora-torium dan studio yang dibutuhkan SMK Teknologi, dan 5) Bengkel kerja dan peralatan yang dibutuhkan SMK Teknologi. Data tentang variabel yang di-perhatikan dalam penelitian ini dikumpul dengan cara melakukan wawancara ter-hadap responden dan mengkaji doku-men. Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian adalah analisis deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASANDeskripsi pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru SMK Teknologi di Sulawesi Selatan agar lulusannya terserap pada pasar kerja global diper-oleh melalui wawancara dari nara sumber sebagai berikut:

Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 2 Makassar Drs. BP, M.Pd, menyatakan bahwa: Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 sebagai SMK Induk {feeder school) melaksanakan tugas mem-berikan bekal pengetahuan teori dasar kejuruan dan pembentukan watak manusia Indonesia seutuhnya berdasar-kan kurikulum yang berlaku. Untuk pembekalan keterampilan dasar kejuru-an, membentuk sikap profesionalisme dan etos kerja dilakukan di BLPT sebagai pelaksana teknis di lingkungan Depdiknas Propinsi Sulawesi Selatan.

Terkait daya serap perusahaan terhadap lulusan SMK yang masih rendah, disebabkan kompetensi yang dimiliki lulusan SMK masih dibawah standar yang dibutuhkan. Seperti ke-mampuan berkomunikasi dalam bahasa asing, kemampuan dalam praktek, dan kemampuan komputer.

Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 3 Makassar Drs. Is, menyatakan bahwa: Dalam menuju kemandirian, SMK Negeri 3 atau STM Negeri 2 telah berupaya meningkatkan kemampuan guru dengan memberikan izin belajar untuk S1 bagi D3 dan S2 bagi SI serta mengikutkan pada berbagai pelatihan yang relevan dengan bidang tugasnya. Selanjutnya dalam proses pembelajaran.

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah Pengetahuan teknik ditambah dengan pengetahuan komputer dan bahasa Inggris agar lulusannya dapat terserap pada pasar kerja global ini sangat penting sekali sebab literatur teknik banyak yang menggunakan bahasa Inggris.

Selain itu perusahaan atau in-dustri umumnya menggunakan standar TOEIC {Test Of English For International Comunication) dalam menerima tenaga kerja yang berkualitas. Untuk itu lulus-an SMK Teknologi harus mempunyai pengetahuan komunikasi dalam bahasa inggris dengan standar TOEIC.

Dari hasil wawancara selain pengetahuan bahasa Inggris, pengetahuan lain yang perlu dimiliki guru adalah pengetahuan, analisis kurikulum, penge-nalan bentuk dan jenis alat dan fungsi alat praktek, menyusun program pengajaran praktek setiap semester.

Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 5 Makassar Drs. CM mengatakan bahwa: Dalam rangka pengembangannya SMK Negeri 5 Makassar yang dikenal dengan STM Pembangunan telah meng-alami perkembangan yang pesat dalam rangka menciptakan lulusan yang ber-kualitas di pasar kerja global. Salah satu yang dilakukan dengan melakukan kerja-sama dengan pihak industri seperti ASTRA Motor, Suzuki MotorPT. Panasonic, PT Trakindo, PT Hexindo, ASTRA Motor, Suzuki motor.

Wawancara Ir. RF.R (Karo Peme-liharaan Listrik 4 dan Instrumen I pada PT. Semen Tonasa mengatakan bahwa: Untuk calon karyawan job pelak-sana/operator dengan tingkat pendidikan SMK, sebelum ditetapkan sebagai karya-wan dan menempati job, terlebih dahulu diberikan pembekalan berupa pendidikan dan pe-latihan di kelas dengan pengetahuan proses pembuatan semen dan peraturan per-usahaan, dan kemudian di lanjutkan magang di unit kerja yang sesuai dengan disiplin dasar pendidikan selama satu tahun.

Hal sama diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak industri, seperti Pimpinan PT. Trakindo, Pimpinari Perum Perumnas, PT. Bosowa Semen, dan PT. Arius Bersinar Lestarijaya yang menge-mukakan penting magang sebelum me-masuki dunia kerja.

Wawancara UC ST pada PT. PLN (Persero) menyatakan bahwa: Pada tataran SMK kelompok Teknologi Industri yang sangat perlu adalah pengetahuan dasar tentang kelistrikan, pemanfaatan rumus-rumus, Hukum-hukum tentang kelistrikan ini selalu dimanfaatkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari khususnya jaringan distribusi dan jaringan transmisi.Berdasarkan beberapa hasil wawancara tentang pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru, diper-oleh bahwa pengetahuan dasar ke-teknikan, pengetahuan komputer, dan pengetahuan bahasa Inggris. Penge-tahuan keteknikan ini disesuaikan dengan bidang keahlian sesuai program studi, pengetahuan kewirausahaan, pengelolaan kelas, pengelolaan beng-kel, menganalisis dan memvalidasi kuri-kulum, membuat kurikulum implementatif, membuat program pendidikan dan pe-latihan, job sheet, handout.Deskripsi Keterampilan yang harus dimiliki oleh guru SMK Teknologi di Sulawesi Selatan agar lulusannya terserap pada pasar kerja global diperoleh melalui wawancara.

Wawancara Kepala SMK Negeri 2 Makassar Drs. BP,M.Pd, bahwa: kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi standar Nasional dan Standar Internasional. Lanjut kepala SMK Negeri 2 Makassar menjelaskan bahwa ke-terampilan yang harus dimiliki oleh se-orang guru ialah keterampilan meng-operasikan peralatan yang umum di-gunakan pada industri.Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 3 Makassar Drs.Is mengatakan bahwa: Dalam rangka kemandirian SMK Kelompok Teknologi Industri Negeri 3 Makassar ini tidak tergantung pada UPTD-BLPT Propinsi Sulawesi Selatan menganut sistem pembelajaran konseptual artinya pembelajaran yang tidak memisah-kan antara teori dan praktek, tetapi meng-integrasikan kegiatan praktek untuk ke-terampilan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan dasar bagi keteram-pilam adalah Fisika, Kimia, Matematika.

Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 5 Makassar Drs. CM mengatakan bahwa: SMK Teknologi Industri Negeri 5 Makassar ini yang dikenal dengan sebutan STM Pembangunan sejak awal berdirinya telah banyak melahirkan teknisi tingkat menengah. Lanjut Kepala SMK Negeri 5 Makassar menjelaskan bahwa SMK Teknologi Industri Negeri 5 Makassar mempunyai beban belajar 3 tahun pem-belajaran di sekolah 1 tahun di industri.

Wawancara dengan Kepala Tehnisi PT Panasonic Kh, mengatakan bahwa: Keterampilan yang harus dimiliki oleh guru agar lulusan SMK kelompok Teknologi Industri dapat terserap pada pasar kerja global adalah Membaca dan menggambarkan rangkaian Blok pesawat televise dan vidio, Mengukur daerah kerja band, Menginstalasi system oscillscope sebagai alat ukur.Wawancara dengan Ir.RF R (Karo Pemeliharahaan Listrik 4 dan Instrument I pada PT Semen Tonasa) mengatakan bahwa: Keterampilan yang harus dimiliki oleh guru agar lulusannya dibutuhkan pada perusahaan PT Semen Tonasa adalah: pada bidang pemeliharaan terdiri atas 3, yaitu : Pemeliharaan Mesin, Peme-liharaan Listrik, dan Pemeliharaan Instrumen.

Dari hasil wawancara dengan Beliau dapat dipahami bahwa Keteram-pilan yang harus dimiliki oleh guru agar siswa dapat terserap pada pasar kerja global adalah Teknisi Audio, Produk elektronik, Air Condition, Pemeliharaan Mesin Listrik, Instrumen, dan Computer, serta Aplikasi program computer.Wawancara UC. ST pada PT. PLN (Persero) mengatakan bahwa: Kete-rampilan yang perlu adalah keteram-pilan dasar pemasangan Instalasi yang disesuaikan dengan PUIL 2000. pema-sangan KWH Meter pada pelanggan, Keterampilan mengoperasikan komputer, maintenance and revair, keterampilan pembuatan program. Lanjut UC men-jelaskan bahwa: Keterampilan adalah bagian dari pada kompetensi sedangkan Kompetensi diartikan sebagai kecakapan, keterampilan, kemampuan dan sikap kerja yang terpadu menjadi satu kesatu-an. Di samping keterampilan teknik yang dimiliki oleh guru sesuai dengan bidangnya perlu pula keterampilan tambahan yang harus dimiliki yaitu: Dapat mengoperasikan aplikasi komputer, manajemen pangelolaan bengkel seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Selanjutnya wawancara dengan Ir. H I, MM (Wakil Manager Perum Perumnas Reg. VII Makassar, mengata-kan bahwa: Lulusan SMK Teknologi khususnya bidang konstruksi dalam hal ini Teknik Bangunan perlu menguasai paling tidak komputer (Autocad), meng-gambar, mempunyai kehalian dalam bidang ukur tanah, menghitung anggaran biaya bangunan, serta keterampilan lain yang erat kaitannya dengan bidang kons-truksi. Senada dengan pimpinan Perum Perumnas Bapak Drs. H. A. J, MM Direktur PT. Arius Bersinar Lestarijaya mengatakan bahwa: Lulusan SMK Kejuruan selain menguasai teknik dasar kejuruan, juga harus mampu dalam meng-operasikan computer, baik dalam meng-gambar autocad maupun dalam meng-hitung anggaran biaya bangunan.

Berdasarkan beberapa uraian dan pendapat seperti yang dijelaskan terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa guru SMK Teknologi Industri di Propinsi Sulawesi Selatan seharusnya memiliki keterampilan teknik yang me-madai sesuai bidang keahliannya agar dapat memberikan yang terbaik pada lulus-annya, sehingga dapat terserap pada pasar kerja global.

Komponen pendidikan yang menyita banyak perhatian dari pelak-sanaan sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Kurikulum di Indonesia yang pernah ada adalah Kurikulum Tahun 1968, Kurikulum Tahun 1975. Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994 dan sekarang ini adalah kurikulum 2004.Perbedaan esensialnya kurikulum ini adalah pada kurikulum Tahun 1968, Kurikulum Tahun 1975, dan. Kurikulum 1984 ini berbasis materi (Content-based Curicullum), pada Kurikulum Tahun 1994 berbasis pencapaian tujuan (Objective based Curiculum), sedangkan kurikulum Tahun 2004 ini berbasis kompetensi (Competency based Curiculum).Lahirnya kurikulum tahun 2004 ini didasarkan pada pemikiran bahwa bakat dan kemampuan peserta didik pada jenjang dalam satuan pendidikan berbeda-beda sehingga diperlukan suatu kurikulum yang memungkinkan setiap anak didik memiliki kompetensi dasar sesuai dengan bakat dan mencapai tujuan pendidikan modern.

Perlu ditelaah bahwa Kurikulum berbasis Kompetensi menuntut adanya perubahan paradigma dari guru. Guru tidak lagi bertumpu pada paradigma lainnya dimana dirinya sebagai pusat kegiatan dan tujuan perubahan.

Kurikulum berbasis kompetensi ini menuntut guru untuk familiar dengan teknologi informasi, dapat mengakses internet, akrab dengan ilmu penetahuan, teknologi dan seni. Memahami hubungan antara bidang studinya dengan bidang studi lainnya dan terutama adalah penerapannya dalam kehidupan nyata. Untuk SMK Kelompok Teknologi Industri memakai kurikulum 1998.Kurikulum yang harus dimiliki oleh SMK Kelompok Teknologi Industri agar lulusannya dapat tertampung pada dunia kerja global maka diperlukan wawancara dari nara sumber sebagai berikut.

Wawancara Kepala UPTD-BLPT Propinsi Sulawesi Selatan Drs. AF, M. Pd. Tanggal 30 Juni 2006 mengatakan bahwa: Perubahan dan tuntutan tenaga kerja tingkat menengah antara lain di pengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut berdampak pula pada tuntutan perubahan kurikulum di berbagai jenis dan jenjang pendidikan.

Secara umum, keberhasilan dalam melaksanakan program pendidik-an kejuruan tidak hanya tergantung pada kurikulum, namun faktor lain yang terkait seperti kualitas, dan jumlah tenaga kependidikan, sarana dan prasarana praktek yang memadai serta efektivitas penggunaan jam mengajar di bengkel dan laboratorium.Wawancara Kepala SMK Negeri 2 Makassar Drs. BP, M. Pd. mengatakan bahwa: Pada dasarnya kurikulum ini hanya dilihat sebagai acuan yang harus di terjemahkan lebih jauh oleh guru dengan melihat potensi masing-masing anak. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan siswa sebagai subjek, siswa harus aktif mem-persentasekan ide-idenya.

Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 3 Makassar Drs. Is mengatakan bahwa: Kurikulum kita harus fleksibel artinya dapat mengikuti kebutuhan dunia usaha dan dunia industri sebagai pasar kerja global. Sehingga nantinya siswa akan terserap ke dunia usaha/-industri.

Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 5 Makassar Drs. CM mengatakan bahwa: Pada dasarnya kurikulum ini hanyalah dilihat sebagai acuan dasar yang harus diterjemahkan lebih jauh oleh guru dengan melihat potensi masing-masing peserta diklat.

Visi pengembangan Dikmenjur pada Tahun 2005 terwujud 100 lembaga diklat berstandar Internasional dan 500 lembaga diklat berstandar Nasional. Pertanyan besar buat kita apakah kita telah masuk pada skala standar Internasional atau Nasional. Dari wawancara kami dengan beliau dapatlah dipahami bahwa:Wawancara dengan Kepala Tehnisi PT Panasonic Kh, mengatakan bahwa: "Materi pelajaran yang perlu bagi industri PT Panasonic adalah Mata pel-ajaran Audio-Vidio".

Kurikulum yang harus diberlaku-kan pada SMK Kelompok Teknologi Industri adalah kurikulum yang berbasis pada kebutuhan Industri secara umum. Ini mengacu pada kebutuhan tiap industri masing-masing jadi bukan industri yang harus mengikuti kurikulum tetapi SMK Teknologi Industri yang harus mengikuti perkembangan dalam dunia industri.

Guru harus mempunyai peng-alaman industri yang cukup. Dari wawan-cara kami dengan beliau dapatlah dipahami bahwa: Perusahaan PT Panasonic yang menghasilkan produk elektronika maka secara otomatis memerlukan pengetahuan dan keterampilan teknik Elektronika.

Wawancara Ir. RF. R (Karo pemeliharaan Listrik 4 dan Instrumen I pada PT Semen Tonasa) mengatakan bahwa: "Guru harus mampu merele-vansikan kurikulum dengan faktor ke-butuhan industri".

Berdasarkan dari uraian diatas, maka dapatlah dipahami bahwa kuri-kulum yang harus digunakan oleh guru SMK Teknologi Industri Propinsi Sulawesi Selatan agar lulusannya dapat terserap pada pasar kerja global se-harusnya kurikulum CBT {Competency Based Training) tetapi kurikulum ini belum disosialisasikan ke sekolah-sekolah sehingga masih memakai kuri-kulum edisi 1999.

Faktor pendukung yang sangat penting dalam penyelenggaraan pen-didikan dan pelatihan pada SMK Teknologi di Sulawesi Selatan adalah sarana laboratorium dan studio. Proses belajar mengajar tidak dapat dilakukan dengan baik manakala tidak didukung oleh tersedianya sarana belajar yang memadai. Seperti tersedianya labora-torium dan studio dengan kelengkapan peralatan yang memadai sebagai tun-tutan dalam menghadapi kebutuhan industri global.

Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 2 Makassar Drs. BP, M.Pd. mengatakan bahwa: Untuk menuju ke-mandirian SMK Negeri 2 maka untuk mendapatkan lulusan dengan kompe-tensi yang memadai sangat dibutuhkan laboratorium sebagai tempat melakukan pendalaman materi dan percobaan-percobaan. Laboratorium yang dibutuh-kan adalah Laboratorium Fisika, Kimia, Bahasa dan Laboratorium uji bahan. Sedangkan studio diperlukan adalah studio gambar yang juga banyak di-butuhkan oleh bidang keahlian lain selain Teknik Bangunan.

Wawancara dengan Kepala SMK Negeri 3 Makassar Drs. Is mengatakan bahwa: Sarana laboratorium yang di-perlukan adalah laboratorium kom-puter, laboratorium bahasa, labora-toriun uji bahan, laboratorium Kimia dan Fisika dan Studio Gambar. Selain itu kebutuhan peralatan laboratorium harus mengacu pada standar industri yang banyak membutuhkan lulusan SMK Kejuruan.

Wawancara UC ST pada PT PLN (Persero) mengatakan bahwa: Mengenai sarana ruang bengkel, laboratorium dan studio gambar dalam peningkatan perannya dalam pengajaran SMK harus mampu membuat program dengan dunia usaha dan dunia industri se-hingga mau memperbantukan tenaga ahlinya untuk pengajaran praktek di SMK tersebut

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa nara sumber di atas, dapat di-simpulkan bahwa SMK Teknologi Industri di Sulawesi Selatan seharusnya memiliki laboratorium dan studio gambar dengan peralatan yang cukup memadai dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan, sebagai tuntutan dunia industri atau pasar kerja global. Laboratorium dan studio yang dibutuhkan SMK Teknologi adalah Laboratorium Uji Bahan, Labo-ratorium Kimia, Laboratorium Fisika, Laboratorium Bahasa, dan Laboratorium Komputer, sedangkan studio adalah Studio Gambar

P E N U T U P

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru SMK Teknologi di Sulawesi Selatan aagar lulusannya dapat terserap pada pasar kerja global adalah (1) pengetahuan umum meliputi: teori dan konsep pengajaran matematika teknik, Fisika, Bahasa Asing khususnya Bahasa Inggris, (2) pengatahuan manajemen (3) pengetahuan keteknikan meliputi: peng-operasian komputer, dan pengetahuan berbagai macam peralatan teknik.

Keterampilan yang harus dimiliki oleh guru SMK Teknologi di Sulawesi Selatan agar lulusannya dapat terserap pada pasar kerja global adalah (l) Keterampilan umum meliputi: ber-bahasa Inggris dan bahasa asing lain-nya, keterampilan mengajar yang tepat, keterampilan menulis dan menyusun bahan ajar, (2) keterampilan manajemen, (3) keterampilan keteknikan meliputi keterampilan mengoperasikan computer, keterampilan menggunakan peralatan laboratorium, studio, dan peralatan mesin-mesin sesuai standar yang juga banyak digunakan pada industri.

Kurikulum yang dilaksanakan pada SMK Teknologi adalah kurikulum yang berbasis pada kebutuhan Industri secara umum. Guru harus mempunyai pengalaman industri yang cukup. Meng-uasai dasar ilmu teknik, akrab dengan teknologi informasi, mampu berlogika dan bernalar dengan baik, berhasrat mengembangkan diri secara terus menerus, mampu mempraktekkan ilmunya secara aktual, mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dalam bahasa Inggris, dan memiliki dasar kepribadian profesional.

Laboratorium dan studio yang dibutuhkan SMK Teknologi di Sulawesi Selatan agar lulusannya dapat terserap pada pasar kerja global adalah laboratorium Kimia, Laboratorium Fisika, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Uji Bahan, Labo-ratorium elektronika, mesin, dan untuk studio dibutuhkan studio gambar. Laboratorium dan studio harus dilengkapi dengan peralatan yang cukup memadai untuk sesuai tuntutan pasar kerja global. Demikian pula dengan ruang yang disediakan untuk laboratorium dan studio harus memperhatikan kondisi kenyamanan dan keamanan.

Bengkel kerja dan peralatan yang dibutukan SMK Teknologi adalah bengkel kayu, plumbing, perancah, otomotif, mesin dan bengkel elektronik. Sedangkan per-alatan yang dibutuhkan adalah peralatan yang umum digunakan pada industri, sehingga lulusan SMK Teknologi tidak merasa asing jika memasuki dunia kerja.DAFTAR PUSTAKABloom, B.S. 1981. Taxonomi Of Educati-onal Objectives, Book 1 Cognitive Domain, New York: Longman Inc.

Hamalik. 2004. Pendidikan guru Ber-dasarkan Kompetensi, Cetakan Ketiga, Jakarta: Bumi Aksara.

Kaufman, R., dan English, F.W.1987. Needs Assessment, New York: Educational Technology Public-ations Englewood Cliffs, New Jersey 07632,Mandra, S. 2000. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan, Makassar: Pro-gram Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar.

Pusat Penelitian Pendidikan dan Ke-budayaan. 1987. Studi Penge-lolaan BLPT dan STM Induk, Jakarta: Pusat Penelitian dan Kebudayaan Bekerja sama Dikmenjur Ditjen Dikdasmen.

Rober, A.S.1988. The Penguin Dictionary of Psychology Ringwood Vivtoria: Penguin Books, Australia Ltd.

Rae. 1996. Mengukur efektifitas Pelatihan, Jakarta: Terjemahan.

Rosset, A., dan Arwady, J.W. 1987. Training Needs assessment, New York: Educational Technology Publications Englewood Cliffs, New Jersey 07632.Samani,M. 1998. Pendidikan Menengah Kejuruan Menyongsong Milinium III, Pidato Pengukuhan Se-bagai Guru Besar dalam bidang Kejuruan di Univer-sitas Negeri Surabaya.

Suhartono, S. 1994. Filsafat Ilmu Penge-tahuan, Ujung Pandang: Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

Suriasumantri, J. 1994. Ilmu dalam Per-spektif Jakarta: Yayasan Pener-bit Obor.

Wardiman, D. 1994. Pendidikan dan Pe-latihan Bagi dunia Usaha dan Dunia Industri. Laporan Kom-prensi Australia dan Indonesia - Lingking and Matching. Jakarta: Depdikbud RI.

Wingkel, W.S.1989. Psikolgi Pengajaran, Yogyakarta: PT. Gramedia.Yuki, G. 1998. Kepemimpinan dalam Organ-isasi, Jakarta: Prenhalindo.

PAGE 105 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar