universitas prof.dr.moestopo (beragama) fakultas …
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
ANALISIS SEMIOTIKA PEMAKNAAN
LOGO PT. PLN (PERSERO)
Diajukan Oleh :
NAMA : DWI NURJAYA ARLINGGA PUTRA
NIM : 2011 - 41 - 418
KONSENTRASI : PERIKLANAN
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi
Jakarta 2016
i
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan puji syukur kepada
Tuhan karena hanya dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, yang merupakan syarat guna mencapai gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama).
Skripsi ini berjudul “Analisis Semiotika Pemaknaan Logo PT. PLN
(Persero)”. Penulis membahas mengenai makna yang terkandung di dalam
logo PT. PLN (Persero).
PLN (Persero) merupakan sebuah perusahaan pertama yang
mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Keberadaan PT
PLN (Persero) memberikan jasa yang sangat besar bagi industri di
Indonesia. PLN (Persero) dalam memberikan pelayanan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dan masyarakat luas. Logo perusahaan PLN (Persero)
memilki sebuah makna tersendiri yang ditujukan untuk masyarakat luas
khususnya para konsumen.
Penelitian ini membahas mengenai pemaknaan logo PT. PLN
(Persero). Ketertarikan peneliti menganalisis logo PLN dikarenakan, peneliti
ingin mengetahui makna profesionalisme kerja karyawan PLN dan ingin
mengetahui makna-makna yang terkandung dalam logo PT. PLN (Persero)
Penulis menyadari bahwa di dalam penyelesaian skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan data dan
ilmu penulis yang masih dalam proses meningkatkan kemampuan. Oleh
ii
karena itu, penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan penulisan skripsi.
Akhir kata penulis sangat berharap semoga skripsi ini akan bisa
berguna bagi mahasiswa-i Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama). Semoga dapat bermanfaat pula untuk perkembangan
Ilmu Komunikasi dan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan bidang
studi Periklanan.
Jakarta, Agustus 2016
Penulis
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah hirobbil‟ alamin, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT
atas segala nikmat, karunia dan kemudahan yang teramat besar, yang telah
diberikan kepada penulis selama ini. Selama proses penelitian serta
penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan dorongan, petunjuk, saran,
dukungan, serta bantuan, dari beberapa banyak pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Keluarga tersayang, ayah (Gungde Ariwangsa) dan ibu (Linawati) yang
telah memberikan doa dan kasih sayang serta dukungan selama ini baik
moril maupun materil. Kakak (Ika Rahayu Arlinggawati) serta adikku (Tri
Ayu Ditaya) yang selalu memberikan keceriaan dan semangat ketika
peneliti sedang mengalami kesulitan dalam menulis skrispsi ini.
2. Prof. Dr. Rudy Harjanto, MM. Plt. Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
3. Dr. Hendri Prasetyo, S.Sos, M.Si, Ketua Jurusan Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
4. Dr. H. Usman Yatim, M.Pd, M.Sc. Dosen Pembimbing I dan Drs. YS.
Gunadi, MM. Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas waktu yang
diberikan, tenaga, dan pikirannya serta selalu sabar dalam membimbing
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Prof. Dr. Moestopo (Beragama) yang telah mendidik dan membekali
penulis dengan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat.
iv
6. Semua sahabat seperjuangan : Kevin Rahman, Dimas Adji, Rendy
Hermawan, Budiman Wahyu, Ahmad Fauzan, Bayu Prasetyo, Riandika,
Arfan Zaky, Mahesa Nur, Fauzan Febriyan, Reza Gautama, Arga
Anindito, Brama Danar, Azmi Afif, Egy Hartono, Dandi Anka, Jevina
Avianti, Angela Shirley, Dwitya Ayu, Dhania, Putri Febriyani, Mida Sari,
Sheilla Esti, Fara Febriana, Nadia Ariyani, Sheilla Esti, Zya, Pandu
Ashari, Arthur Caesar dan semua teman-teman yang memberikan
semangat juga kebersamaan dalam mengerjakan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jakarta, Agustus 2016
Dwi Nurjaya Arlingga Putra
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix
ABSTRAK ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................. 1
1.2 Fokus Penelitian ............................................................. 6
1.3 Pertanyaan Penelitian ..................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................... 8
1.5 Signifikansi Penelitian ..................................................... 8
1.5.1 Signifikansi Teoritis .............................................. 8
1.5.2 Signifikansi Praktis ............................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ................. 10
2.1 Kajian Pustaka ................................................................. 10
2.2 Komunikasi Sebagai Proses Penyampaian Tanda dan
Makna ............................................................................. 14
2.3 Hakikat Periklanan ........................................................... 21
2.3.1 Sejarah Periklanan .................................................. 21
2.3.2 Definisi Iklan ............................................................ 23
2.3.2.1 Fungsi Iklan ................................................. 25
2.4 Iklan Sebagai Konstruksi Realitas .................................... 26
2.5 Logo .................................................................................. 28
2.6 Layout ............................................................................... 34
vi
2.7 Tipografi dalam Logo ........................................................ 36
2.8 Psikologi Warna ............................................................... 37
2.9 Visualisasi ........................................................................ 39
2.10 Bagan Alur Pikir ............................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 42
3.1 Paradigma Penelitian ...................................................... 42
3.2 Pendekatan Penelitian .................................................... 46
3.3 Metode Penelitian ........................................................... 48
3.4 Kajian Semiotika Peirce ................................................. 49
3.5 Obyek Penelitian ............................................................ 52
3.6 Subyek Penelitian .......................................................... 53
3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................. 53
3.8 Teknik Keabsahan Data ................................................. 54
3.9 Teknik Analisis Data ...................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 58
4.1 Deskripsi Obyek ............................................................. 58
4.1.1 Sejarah dan Profil PLN (Persero)........................... 58
4.1.2 Visi dan Misi PLN (Persero) .................................. 60
4.2 Deskripsi Subyek Penelitian .......................................... 62
4.2.1 Logo PLN (Persero) ............................................... 62
4.2.2. Identifikasi Tanda ................................................. 63
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................... 63
4.3.1 Bentuk Persegipanjang Vertikal ............................. 63
4.3.2 Bentuk Lambang Petir .......................................... 64
4.3.3 Bentuk Tiga Gelombang ....................................... 64
4.3.4 Warna Kuning pada Logo ...................................... 68
4.3.5 Penggunaan Font Arial .......................................... 70
4.3.6 Tulisan PT. PLN (Persero) ..................................... 72
4.4 Pembahasan Penelitian .................................................. 73
vii
BAB V PENUTUP ................................................................................ 78
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 78
5.2 Saran ................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.1 : Perbandingan karya tulis Ilmiah………………. 12
Tabel 3.1 : Tiga Perspektif /Paradigma Ilmu Sosial……… 45
Tabel 4.1 : Unit Analisis Data………………………………. 62
Tabel 4.2 : Identifikasi Tanda……………………………… 63
Tabel 4.3 : Interpretasi Bentuk Persegipanjang………….. 65
Tabel 4.4 : Interpretasi Bentuk Lambang Petir…………… 66
Tabel 4.5 : Interpretasi Bentuk Tiga Gelombang……….. 67
Tabel 4.6 : Interpretasi Bentuk Warna Kuning…………… 69
Tabel 4.7 : Interpretasi Font Arial pada Logo PT. PLN
(Persero)………………………………………..
71
Tabel 4.8 : Interpretasi Tulisan PT. PLN (Persero)…….. 72
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 : Logo PT. PLN (Persero)……………………… 62
Gambar 4.2 : Bentuk Persegipanjang Vertikal ……………… 63
Gambar 4.3 : Bentuk Lambang Petir…………………………. 64
Gambar 4.4 : Bentuk Tiga Gelombang Air…………………… 64
Gambar 4.5 : Warna Kuning pada Logo…………………….. 68
x
UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI : PERIKLANAN
ABSTRAK
Nama : Dwi Nurjaya Arlingga Putra NIM : 2011 - 41 - 418 Judul Skirpsi : Pemaknaan Logo PT PLN (Persero) (Analisis Semiotika) Bab dan Halaman : V Bab + 80 halaman Bibliografi : 25 Buku dan 4 Website Dosen Pembimbing I : Dr. H. Usman Yatim, M.Pd, M.Sc Dosen Pembimbing 2 : Drs. YS. Gunadi, MM
Penelitian ini membahas mengenai Pemaknaan Logo PT PLN
(Persero) (Analisis Semiotika). PT PLN (Persero) adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang ketenagalistrikan di Indonesia. PT PLN (Persero) sudah berdiri sejak tahun 1972. Di dalam pemilihan judul ini penulis tahu benar bahwa logo merupakan bagian terpenting bagi suatu perusahaan, karena melalui logo, khalayak dapat melihat citra dan identitas suatu perusahaan. Tampilan sebuah logo mengandung kata-kata komunikatif. Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Disamping itu gabungan antara tanda dan pesan yang ada pada logo diharapkan mampu mempersuasi khalayak sasaran yang dituju. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal dan visual. Berdasarkan ketertarikan penulis terhadap sebuah logo yaitu dengan fokus penelitian sebagai berikut : Makna apa saja yang terkandung di dalam logo PT PLN (Persero) yang ada pada saat ini.
Untuk mengetahui makna verbal dan non verbal yang terdapat dalam logo PLN (Persero) tersebut peneliti akan menggunakan metode analisis Semiotika. Semiotika merupakan suatu ilmu atau metode untuk mengkaji sebuah tanda, berupa perangkat atau simbol yang kita gunakan dalam hubungan manusia. Dengan pendekatan teori Semiotika diharapkan dapat diketahui dasar keselarasan antara tanda verbal dan non verbal untuk mendukung kesatuan didalam sebuah logo, serta mengetahui hubungan antara jumlah muatan isi pesan (verbal dan non verbal) dengan tingkat kreativitas pembuat desain logo PT PLN (Persero). Pada penelitian ini Pemaknaan Logo PT PLN (Persero) dianalisis dengan menggunakan teori segitiga makna Peirce. Dalam teorinya Peirce membagi tanda menjadi tiga bagian yakni, Sign, Object, dan Interpretant yang dikupas dalam teori segitiga makna dan triangulasi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan mengacu pada paradigma Konstruktivis. Unit analisis yang dipakai adalah setiap gambar/lambang, warna, serta tipografi yang ada pada keseluruhan
xi
gambar logo PT PLN (Persero). Setiap unit analisis tersebut memiliki makna tersendiri
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa dalam Logo PT PLN (Persero) terdapat makna dari tanda-tanda yang ada di dalam logo tersebut. Makna yang ada dalam logo tersebut secara tidak langsung mengisyaratkan dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang “Profesionalisme Kerja” yang telah diberikan oleh seluruh insan karyawan perusahaan PLN (Persero) dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat khususnya para konsumen diseluruh Indonesia.
Kata Kunci : Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce
xii
ABSTRACT
PT PLN (Persero) is a companies are engaged in the field of electrical energy in Indonesia. PT PLN (Persero) has been standing since 1972. In the selection of this title the author and know that the logo is the most important part for a company, because through the logo audiences can view the image and identity of a company. "The Professionalism of the work is a positive image of the company PLN (Persero). The problem of this study is how that is done by the company to redefining "Professionalism Work" which has been given by the company through the Logo PT PLN (Persero). A display of the logo contains the words communicative. Through forms of communication that is the message to mean. In addition to the joint venture between signs and messages that are on the logo is expected to be able to persuade the target group intended. This research is to examine the sign of verbal and visual that there is in the logo. Based on the interest of the author of a logo which is with the purpose of research as follows : The meaning of what is contained in the logo of PT PLN (Persero) which exists today. To know the meaning of verbal and non-verbal located in a logo PLN (Persero) researchers will use Semiotics analysis methods. Semiotics is a knowledge or methods to examine a sign, a device or a symbol that we use in the relationship of people. With the approach of the theory Semiotics expected can be known the basis of the harmony between the sign of verbal and non-verbal communication to support the unity in a logo and know the relationship between the amount of the load the contents of a message (verbal and non-verbal) with the level of creativity logo design maker PT PLN (Persero). This research on the true meaning of the Logo PT PLN (Persero) analyzed using the theory of the meaning of the Peirce triangle. In his theory Peirce share the sign into three parts, Sign, Object and Interpretant that in the theory of the triangle meaning and triangulation. This research is qualitative research by referring to paradigm Constructivis. The Unit analysis that is used is every image or symbol, color, and typhography that is on the whole image of the logo of PT PLN (Persero). Each unit analysis of the separate meanings. From the results of this research can be conclusion that in the logo of PT PLN (Persero) there is the meaning of the signs in the logo. The meaning is in the logo is not immediately suggests and provides information to the public about "the professionalism of the work which has been given by the entire staff employees company PLN (Persero) in providing services to the whole community especially the consumers across in Indonesia.
Key Words : Analysis of Charles Sanders Peirce Semiotics.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan bahasa tulisan turut mengisi dinamika
perkembangan zaman. Berawal dari bentuk-bentuk visual gambar pada
dinding-dinding gua hingga lahirnya simbol dari huruf dan kata telah
mampu mempermudah dalam menyampaikan sesuatu kepada orang
lain. Penerapan huruf dalam sebuah merk pun sudah berkembang
dengan sangat pesat, hal ini dapat terlihat dengan penggunaan jenis
huruf yang dipakai oleh sebuah produk atau merk. Merk dapat dibuat
dengan menggunakan logotype atau pun symbol. Logotype adalah huruf
atau kata yang menjadi image sedangkan simbol adalah gambar yang
mewakili ide. Seiring dengan perkembangan tipografi maka saat ini
huruf yang disusun dalam suatu karya desain atau logo bukan hanya
merupakan susunan huruf yang disusun, tetapi huruf yang digunakan
pun sudah menjadi karakter atau brand image dari produk tersebut.
Di tengah persaingan bisnis yang ketat, berbagai macam strategi-
strategi yang efektif dan efisien dilakukan perusahaan untuk merebut hati
dan kepercayaan konsumen dalam usaha meraih konsumen yang
sebanyak-banyaknya, demi kelancaran jalannya perusahaan agar bisa
tetap eksis dan berkembang. Mulai dari perencanaan, pengemasan,
penetapan harga, menetapkan saluran distribusi dan berakhir dengan
2
usaha meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan atas dasar
kebutuhan dan keinginan yang aktual dari konsumen.
Logo merupakan identitas yang dipergunakan untuk meng-
gambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun
organisasi. Logotype atau tanda kata (word mark) merupakan nama
lembaga, perusahaan, atau produk, yang tampil dalam bentuk tulisan
yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial. Pada
prinsipnya, logo merupakan simbol yang mewakili sosok, wajah, atau
eksistensi suatu perusahaan atau produk dari sebuah perusahaan.
Selain membangun citra perusahaan, logo juga sering kali dipergunakan
untuk membangun spirit secara internal diantara komponen yang ada
dalam perusahaan tersebut.
Identitas perusahaan merupakan sekumpulan karakteristik suatu
perusahaan yang menggambarkan jati diri perusahaan tersebut (Afdhal,
2004). Identitas perusahaan diakui sebagai faktor penting bagi
perusahaan itu sendiri. Identitas perusahaan meliputi semua aspek fisik
dari perusahaan yang dapat memperlihatkan citra perusahaan tersebut.
Pembentukan identitas perusahaan agar dapat dikenal oleh masyarakat
luas tidak bisa dilepaskan dari logo.
Sebuah logo yang baik dan berhasil akan dapat menimbulkan
sugesti yang kuat, membangun kepercayaan, rasa memiliki, dan
menjaga image perusahaan pemilik logo itu. Selanjutnya, logo bahkan
dapat menjalin kesatuan dan solidaritas diantara anggota keluarga besar
3
perusahaan itu yang akhirnya mampu meningkatkan prestasi dan meraih
sukses demi kemajuan perusahaan. Secara visualisasi, logo adalah
suatu gambar. Gambar itu bisa berupa berbagai unsur bentuk dan
warna. Oleh karena sifat dari apa yang diwakili oleh logo berbeda satu
sama lain, maka sewajarnya logo itu memiliki bentuk yang berbeda pula.
Penggunaan logo yang dikenal saat ini awalnya hanyalah sekedar
berupa lambang, simbol, yang merupakan identitas suatu kelompok,
suku, bangsa, atau negara. Suku-suku bangsa di masa lalu sering
menggunakan maskot binatang seperti beruang, burung, rajawali, dan
kuda sebagai simbolik mereka. Maskot maskot tadi diambil dari apa saja
yang dikagumi di sekeliling mereka. Pengertian logo secara bahasa
adalah suatu huruf atau lambang (gambar) yang mengandung makna,
terdiri atas satu kata atau lebih sebagai lambang atau nama perusahaan
dan lain sebagainya. Suatu perusahaan, organisasi-organisasi, lembaga
pendidikan, pemerintahan dan lain-lain termasuk klub sepakbola pun,
pasti membutuhkan sebuah simbol sebagai pengenal yang dapat dengan
mudah dikenal masyarakat. Logo merupakan elemen yang sangat
penting untuk sebuah perusahaan atau badan-badan lainnya. Didalam
logo-pun terdapat arti dan tujuan dari yang memakainya, baik dari
warnanya, gambarnya, tulisannya maupun pembuatannya.
Logo bisa diibaratkan dengan wajah. Setiap orang bisa dengan
mudah dikenali antara satu dengan yang lain hanya dengan melihat
wajah. Begitu juga halnya dengan logo. Logo merupakan sebuah visi
4
penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam
bentuk simbol. Identitas (termasuk logo) perusahaan merupakan salah
satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembentukan citra
perusahaan. Identitas perusahaan yang baik dan kuat merupakan pra-
syarat membangun citra positif perusahaan di kelak kemudian hari.
Identitas perusahaan begitu penting, sehingga perusahaan rela untuk
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengubah identitasnya. Hal
ini disebabkan banyak orang melakukan kontak pertama kali dengan
suatu perusahaan melalui identitas perusahaan yang mereka miliki, yaitu
melalui iklan, kemasan, dan sebagainya. Sebagai bagian dari penerapan
identitas perusahaan, logo perusahaan menjadi peletak dasar yang vital
fungsinya. Logo sebagai bagian dari identitas perusahaan, dirancang
terutama sebagai simbol pembeda untuk memberikan ciri khas suatu
perusahaan atau merek tertentu. Bentuknya dapat berupa lambang,
gambar, bentuk, huruf khusus, atau untaian kata, yang membentuk nama
yang ditulis dengan cara khusus. Citra merek atau brand image
merupakan seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap suatu merek.Perusahaan memerlukan identitas
yang dapat membedakannya dengan perusahaan lain untuk membentuk
citra merek perusahaan tersebut. Identitas perusahaan mewakili karakter
perusahaan yang dapat menciptakan citra di benak masyarakat yang
melihatnya.
5
Logo sebagai bagian dari identitas perusahaan, yang
mencerminkan kekuatan tunggal perusahaan paling kuat. Untuk dapat
melangkah ke depan perusahaan harus mampu mengenali dan
menggapai identitas sebagai suatu kekuatan yang sangat berpengaruh
dalam membentuk masa depan tiap organisasi yang hidupnya disentuh
oleh kekuatan identitas itu.
Begitu juga sama halnya dengan PT PLN (Persero). PLN
(Persero) merupakan sebuah perusahaan pertama yang mengurusi
semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Keberadaan PT PLN
(Persero) memberikan jasa yang sangat besar bagi industri di Indonesia.
PLN (Persero) dalam memberikan pelayanan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dan masyarakat luas. Logo perusahaan PLN
(Persero) memilki sebuah makna tersendiri yang ditujukan untuk
masyarakat luas khususnya para konsumen. Logo PT PLN (Persero)
tentu saja dibuat sesuai dengan tujuan perusahaan. Setiap elemen-
elemen yang ada pada logo perusahaan pasti memiliki makna yang
berhubungan dengan tujuan perusahaan. Berdasarkan pemaparan di
atas, penelitian ini dibuat untuk mengetahui makna apa saja yang
terkandung pada elemen-elemen logo PT PLN (Persero).
Setiap perusahaan besar yang anda ketahui pasti memiliki logo
atau lambang perusahaan. Bahkan kini tidak hanya perusahaan besar
yang memiliki logo, usaha kecil maupun usaha yang baru dibangunpun
sudah banyak yang memiliki logo dikarenakan sudah banyak desainer-
6
desainer logo di negeri ini yang menyediakan jasa membuat logo yang
profesional dengan harga yang bersaing. Inti dari sebuah logo adalah
sebagai identitas, logo yang berbentuk gambar lebih memudahkan orang
untuk mengingatnya karena produk yang bagus tapi tidak ada orang
yang mengenalnya maka tidak akan ada yang mau menggunakannya.
Selain sebagai identitas, masih banyak fungsi logo.
Alasan mengapa harus ada logo perusahaan :
1. Sebagai Identitas
Logo sebagai identitas artinya inti dari fungsi logo adalah sebagai
identitas. Dengan logo orang-orang akan lebih mudah mengigat atau
mengenal produk, perusahaan, lembaga maupun komunitas.
2. Menjelaskan Tanpa Harus Berbicara
Logo sendiri bermakna kita dapat menggambarkan atau menjelaskan
apa isi serta visi dan misi suatu perusahaan tanpa harus berbicara
karena melalui penggambaran logo tersebut sudah jelas.
3. Logo adalah Branding
Brand yang bagus hendaknya dimulai dengan sebuah logo yang
bagus, logo yang buruk apalagi yang mengundang kontroversi dapat
menjelekkan citra perusahaan.
1.2 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan judul Analisis
Semiotika Pemaknaan Logo PT. PLN (Persero) berdasarkan Analisis
7
Semiotika Charles Sanders Peirce. Semiotika adalah suatu ilmu atau
metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda – tanda adalah perangkat
yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di
tengah–tengah manusia dan bersama–sama manusia. Semiotika
digunakan sebagai upaya untuk mengkaji tanda – tanda yang terdapat
pada iklan tersebut serta mencari makna dari tanda – tanda tersebut.
Iklan adalah hasil dari kegiatan periklanan yang dilakukan untuk
menginformasikan kepada khalayak mengenai suatu produk atau
perusahaan untuk melihat makna logo dari perusahaan tersebut.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dari masalah yang telah diuraikan.
Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
analisis semiotika C.S. Peirce yang menekankan pada pembahasan
mengenai Sign, Object, dan Interpretant yang berupa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana makna yang terkandung dibalik tipografi pada tampilan
sebuah logo PT PLN Persero.
2. Apa saja yang terkandung pada elemen-elemen dalam desain dan
layout di logo PT PLN Persero.
3. Bagaimana makna yang terkandung pada pengunaan warna di dalam
logo PT PLN Persero.
8
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui makna yang terkandung pada tipografi dalam tampilan
sebuah logo PT PLN Persero.
2. Mengetahui makna yang terkandung pada elemen-elemen dalam
layout di logo PT PLN Persero.
3. Mengetahui makna yang terkandung pada penggunaan warna di
dalam logo PT PLN Persero.
1.5 Signifikansi Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan teoritis dan praktis.
1.5.1 Signifikansi Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk
memaparkaan hasil penelitian sehingga diharapkan dapat
mengembangkan ilmu komunikasi pada umumnya dan bidang
periklanan dalam memberikan kontribusi bagi pegembang teori-teori
mengenal tanda dan makna, khususnya yang terkait dengan konteks
simbol. Penelitian ini memberikan gambaran tentang representasi
simbol pada sebuah logo PT. PLN (Persero). Selain itu, diharapkan
dapat bermanfaat untuk menambah wacana penelitian kualitatif
semiotika yang ada.
9
1.5.2 Signifikansi Praktis
Penelitian ini secara praktis bermanfaat untuk mengetahui
strategi kreatif dibalik suatu iklan ataupun kegiatan promosi pada
suatu perusahaan. Sehingga sebuah iklan bisa menjadi bahan
pertimbangan dalam membuat ataupun merancang suatu logo yang
sarat akan makna dan tujuan promosi ataupun untuk membangun
brand image dimata konsumen.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
Pada penelitian ini penulis menemukan beberapa penelitian
terdahulu yang sejenis dan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
melakukan penelitian selanjutnya yang bersifat pengembangan atau
pengujian ulang terhadap hasil yang telah diperoleh, diantaranya sebagai
berikut :
Penelitian terdahulu berjudul Karakteristik Tipografi Dalam
Pembentukan Makna Terhadap Logo “Enjoy Jakarta” yang dibuat oleh
Nur Alif Fadillah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi makna logo
serta bagaimana karakteristik tipografi mampu membentuk makna.
Dalam hal ini tipografi berperan sangat luas serta perlu dijabarkan
dengan nyata dan mendalam.
Penelitian sebelumnya mengenai simbolisasi budaya perusahaan
melalui logo terhadap logo PT.Telkom Indonesia oleh Albertus Andre,
Universitas Moestopo, menampilkan logo perusahaan yang disertai
dengan simbol perusahaan. Namun, perusahaan tidak mensosialisasikan
makna dari logo secara jelas serta makna simbolisasi dari perubahan
logo Telkom.
Hal ini menimbulkan keambiguan terhadap makna logo Telkom
tersebut. Sementara perubahan logo membawa dampak juga terhadap
11
perubahan visi dan misi yang baru. Dengan adanya fenomena ini maka
melatarbelakangi penelitian yang berjudul Simbolisasi Budaya
Perusahaan Melalui Logo (Analisis Semiotika Terhadap Logo PT.
Telkom Indonesia). Penelitian yang dilakukan dengan metode penelitian
kualitatif deskriptif ini, memperoleh hasil bahwa melalui pemaknaan
secara keseluruhan terhadap logo dan visi misi yang melekat dari logo
Telkom.
Literatur digunakan untuk mengungkap teori – teori komunikasi
terdahulu yaitu yang relevan, sedangkan teori untuk menjelaskan
variabel yang diteliti. Pemaknaan Logo PT PLN (Persero) merupakan
kajian dari ilmu komunikasi yang ditujukan pada khalayak dan
perusahaan itu sendiri dengan tujuan menunjukkan identitas. Sehingga
diharapkan adanya pemahaman persepsi logo perusahaan kepada
khalayak masyarakat.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan matrik penelitian terdahulu
sebagai berikut :
12
Tabel 2.1.1
Perbandingan Karya Tulis Ilmiah
Nama
Peneliti
Nur Alif Fadillah
(2003 – 41 –081)
Albertus Andre
(2005 – 41 – 743)
Dwi Arlinga
Putra (2011 –
41 -418)
Judul Karakteristik
Tipografi Dalam
Pembentukan
Makna Terhadap
Logo “Enjoy
Jakarta”.
Simbolisasi
Budaya
Perusahaan
Melalui Logo
(Analisis Semiotika
Terhadap Logo
PT. Telkom
Indonesia)
Analisi
Semiotika
Pemaknaan
Logo PT PLN
(Persero)
Penelitian Teori yang
digunakan adalah
konstruktivis
realitas dengan
teknik analisis
semiotika milik
Charles S.Pierce.
Teori yang digunakan
adalah konstruktivis
realitas dengan
teknik analisis
semiotika milik
Charles S.Pierce.
Teori yang
digunakan
adalah
konstruktivis
realitas dengan
teknik analisis
semiotika
Charles
S.Pierce.
Unit Analisis Makna pada logo
“Enjoy Jakarta”
serta bagaimana
karakteristik
tipografi mampu
membentuk
makna.
Identifikasi pesan
dalam tampilan
iklan serta makna
dibalik tanda.
Makna pada
logo PT PLN
Persero serta
bagaimana
karakteristik
tipografi dan
simbol mampu
membentuk
makna.
Pendekatan Paradigma
Konstruktivis
Paradigma
Konstruktivis
Paradigma
Konstruktivis
13
Analisis Makna dibalik
tanda – tanda
yang terdapat
pada sebuah
iklan.
Makna dibalik
tanda – tanda
yang terdapat
pada sebuah iklan.
Makna dibalik
tanda – tanda
yang terdapat
pada sebuah
logo.
Kesimpulan 1. Tipografi
memiliki
karakteristik
dimana
karakteristik
huruf berfungsi
sebagai
pembeda
dengan huruf
lain.
2. Tipografi
dengan
karakteristik
membentuk
representasi.
3. Logo
menggunakan
tipografi
dengan
perpaduan dua
jenis
karakteristik
tipografi yaitu
jenis script dan
dekoratif.
1. Logo PT Telkom
berusaha
berbicara
mengenai
informasi dari
PT Telkom yakni
visi dan misi
yang baru yang
dapat terlihat
dari logo
terbarunya.
2. Warna dari logo
yang ada
merepresentasik
an arti dari apa
saja yang
diusung untuk
mencerminkan
informasi
mengenai
perusahaan.
Perbedaaan yang terdapat pada penelitian yang saya tulis
dengan penelitan sebelumnya terletak pada unit analisis yang menjadi
14
fokus penelitian. Penelitian yang ada sebelumnya mencoba
mengungkap makna dari suatu pesan yang ditampilkan melalui
sebuah iklan sedangkan penelitian yang saya tulis bertujuan untuk
mengungkap bagaimana suatu logo bisa membentuk suatu makna.
2.2 Komunikasi Sebagai Proses Penyampaian Tanda dan Makna
Dilihat dari sisi etimologi, komunikasi yang dalam bahasa
inggrisnya, “communication”, yang berasal dari bahasa latin
“communication” yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama.
Sama dalam artian, sama makna sehingga pengertian komunikasi
minimal harus mengandung kesamaan makna diantara dua pihak yang
terlibat (Effendy,1997 : 9).
Teknik berkomunikasi merupakan cara atau seni menyampaikan
suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sehingga
menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang
disampaikan komunikator merupakan pernyataan atas paduan pikiran
dan perasaan dalam bentuk ide, informasi, keluhan, keyakinan, dan
anjuran. Pernyataan tersebut dibawakan, umumnya bahasa yang
digunakan dalam menyalurkan suatu pernyataan yang dilambangkan
melalui gerakan anggota tubuh, gambar, dan warna.
Dalam hal berkomunikasi, kesamaan kata yang dipergunakan
dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan persamaan makna.
Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu dapat mengerti
15
makna yang dibawakan, oleh karena itu kegiatan komunikasi tidak hanya
informatif, yakni agar orang lain mengerti dan memahami, akan tetapi
juga bersifat persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima sesuatu
paham atau keyakinan melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan-
kegiatan yang lainnya.
Komunikasi adalah sebagai proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan non verbal. Segala perilaku bisa disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik dalam bentuk verbal dan non verbal, tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi memiliki sistem simbol yang sama (Mulyana,2005 : 3).
Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk
menjalani hubungan dengan manusia lainnya dan mengenali dunianya.
Komunikasi dapat dilihat dari sudut pandang atau aliran yang
memandang komunikasi sebagai proses produksi dan pertukaran makna
(Fiske,1990 : 1).
Aliran komunikasi yang memandang komunikasi sebagai suatu
proses pada komunikan. Pengertian komunikasi yang mendefinisikan
sebagai suatu proses tampak pada pada komunikator yang
menyampaikan pesan dan diakhiri dengan komunikan yang menerima
pesan (Wiryanto 2000 : 19).
Aliran komunikasi yang memandang komunikasi sebagai produksi
dan pertukaran makna melihat bahwa tanda-tanda dalam pesan adalah
unsur penting untuk memahami pesan karena tanda-tanda dalam pesan
16
tersebut mengandung makna-makna tertentu yang mempengaruhi dan
juga di pengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang lebih luas dalam
interaksinya kepada manusia.
Pada intinya, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-
lambang atau tanda-tanda yang memiliki arti, baik secara lisan maupun
tertulis dari seorang komunikator kepada komunikan dengan maksud
dan tujuan agar komunikan tersebut merubah perilaku dan opininya
sesuai dengan yang diharapkan komunikator tersebut. Tujuan dari
komunikasi itu sendiri adalah:
a. Informasi yang disampaikan dapat dipahami orang lain. Komunikator yang baik dapat menjelaskan pada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti hal-hal yang dimaksudkan.
b. Memahami orang lain. Komunikator harus mengerti aspirasi masyarakat tentang hal-hal yang diinginkan, tidak menginginkan kemauannya.
c. Agar gagasan dapat diterima orang lain, komunikator harus berusaha menerima gagasan orang lain dengan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.
d. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu, dengan kegiatan yang mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu yang dilakukan dengan cara yang baik.
Secara singkat dapat ditegaskan bahwa komunikasi bertujuan
untuk mengaharapkan pengertian, dukungan gagasan, dan tindakan.
Setiap akan mengadakan komunikasi, komunikator perlu
mempertanyakan tujuannya. Mudjito (dalam Riyono, Praktiko, 1998)
menyimpulkan bahwa komunikasi dalam organisasi bertujuan
memberikan pengaruh kepada seluruh anggota organisasi agar secara
bersama-sama berusaha mencapai tujuan organisasi.
17
Komunikasi tidak hanya berkutat pada persoalan pertukaran berita
dan pesan, tetapi juga melingkupi kegiatan individu dan kelompok
berkaitan tukar-menukar data, fakta, dan ide. Apabila dilihat dari makna
ini, ada beberapa fungsi yang melekat dalam proses komunikasi (Effendy
1996), yaitu sebagai berikut:
a. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain sehingga mengambil keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkin orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif dalam masyarakat.
c. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek ataupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
d. Debat dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
e. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta pembentukan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan dalam semua bidang kehidupan..
f. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan, kelompok, dan individu.
g. Integrasi menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar saling mengenal, mengerti, serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.
Komunikasi yang berjalan dapat terjadi melalui media maupun
tanpa media, komunikasi tanpa media biasanya komunikasi yang terjadi
18
dengan orang lain dalam jumlah terbatas, sedangkan komunikasi dengan
media baik (cetak dan elektronik) ditunjukkan untuk bisa menjangkau
khalayak yang lebih luas dan tersebar. Sedangkan komunikasi tanpa
media biasanya komunikasi yang dilakukan secara tatap muka dengan
seseorang atau dengan orang lain dalam jumlah yang terbatas di suatu
tempat, manusia menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi,
melalui simbol-simbol baik verbal maupun non verbal yaitu berupa
tulisan-tulisan, gambar-gambar, warna-warna, patung-patung, isyarat
suara, dan isyarat gerak tubuh (gesture).
Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan
manusia dibidang informasi visual melalui lambing-lambang kasat mata,
dewasa ini mengalami perkembangan sangat pesat. Hampir disegala
sektor kegiatan, lambang-lambang, atau simbol-simbol visual hadir
dalam bentuk gambar, sistem tanda, corporate identity, sampai berbagai
display produk di pusat pertokoan dengan aneka daya tarik.
Gambar merupakan suatu wujud simbol atau bahasa visual yang
didalamnya terkandung struktur rupa seperti garis, bentuk, warna, dan
komposisi. Di dalam rancangan grafis, yang kemudian berkembang
menjadi desain komunikasi visual, banyak memanfaatkan daya dukung
gambar sebagai simbol visual pesan guna mengefektifkan komunikasi.
Upaya mendayagunakan simbol-simbol visual berangkat dari kenyataan
bahwa bahasa visual memiliki karakteristik yang bersifat khas, bahkan
istimewa, untuk menimbulkan efek tertentu pada pengamatnya. Berikut
19
adalah pemaparan teori dari tokoh yang dijadikan acuan dari penulis
yaitu teori semiotika Charles Sanders Peirce.
Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda.
Konsep tanda ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan
yang bersifat asosiasi atau in absentia antara yang ditandai (signified)
dan yang menandai (signifier). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk
penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan
kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang
bermakna”
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign),
fungsi tanda dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi
seseorang berarti sesuatu yang lain. Semiotika mengkaji tanda,
pengunaan tanda dan segala sesuatu yang bertalian dengan tanda.
Dengan kata lain, perangkat pengertian semiotik (tanda, pemaknaan,
denotatum, interpretan) dapat diterapkan pada semua bidang kehidupan
asalkan ada prasyaratnya dipenuhi, yaitu ada arti yang diberikan, ada
pemaknaan dan ada interpretasi.
Dasar segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati
dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada benda.
Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur yang ditemukan
adalah sesuatu, suatu kebiasaan, semua ini dapat disebut benda.
Sebuah bendera kecil, sebuah isyarat tangan, sebuah kata, suatu
keheningan, suatu kebiasaan makan, sebuah gejala mode, suatu gerak
20
syaraf, peristiwa memerahnya wajah, suatu kesukaan tertentu, letak
bintang tertentu, suatu sikap, setangkai bunga, rambut uban, sikap diam
membisu, gagap.
Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa – apa. Ini berarti
suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari
penanda. Petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda sendiri dan
dengan demikian merupakan tanda adalah suatu faktor linguistik.
Cabang ilmu ini semula berkembang dalam bidang bahasa yang
kemudian berkembang pula dalam bidang seni rupa. Iklan merupakan
salah satu dari produk seni rupa yang membutuhkan ide – ide keatif
dalam pembuatannya.
Semiotika berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti “tanda”
atau sign dalam bahasa Inggris ini adalah ilmu yang mempelajari sistem
tanda yang menjadi segala bentuk komunikasi yang mempunyai makna
antara lain: kata (bahasa), ekspresi wajah, isyarat tubuh, film, sign, serta
karya sastra yang mencakup musik ataupun hasil kebudayaan dari
manusia itu sendiri. Tanpa adanya sistem tanda seorang tidak akan
dapat berkomunikasi satu sama lain. Sekurang – kurangnya terdapat
enam macam semiotik yang kita kenal sekarang (Sobur, 2004) sebagai
berikut :
a. Semiotik Analisis, adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda. Pierce menyatakan bahwa semiotik berobjekan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu.
21
b. Semiotik Deskriptif, adalah semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetapi seperti yang disaksikan sekarang.
c. Semiotik Faunal, adalah semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda untuk berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering menghasilkan tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia.
d. Semiotik Kultural, adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. Telah diketahui bahwa masyarakat sebagai makhluk sosial memiliki sistem budaya tertentu yang telah turun temurun di pertahankan dan dihormati. Budaya yang terdapat dalam masyarakat yang juga merupakan sistem itu, menggunakan tanda-tanda tertentu yang membedakan dengan masyarakat yang lain.
e. Semiotika Sosial, adalah semiotika yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata maupun lambang yang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat.
f. Semiotika Struktural, adalah semiotika yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
Berdasarkan enam macam jenis semiotik yang ada, semiotik
analis yang tepat menjelaskan dasar penelitian ini. Semiotik analisis
membahas semua yang berhubungan dengan tanda serta menganalisis
sebuah tanda menjadi objek, ide, dan makna.
2.3 Hakikat Periklanan
2.3.1 Sejarah Periklanan
Pada awal tahun 1950, DuMont Television Network mulai
meluncurkan program modern yang menjual iklan dalam hitungan
waktu kepada beberapa sponsor. Sebelumnya, DuMont telah
kesulitan mencari sponsor bagi banyak tentang program dan
22
dikompensasi dengan menjual blok kecil waktu iklan untuk beberapa
bisnis. Hal ini akhirnya menjadi standar untuk industri televisi
komersial di Amerika Serikat.Namun, itu masih praktek umum untuk
memiliki menunjukkan sponsor tunggal, seperti Amerika Serikat Steel
Jam. Dalam beberapa kasus sponsor dilaksanakan kontrol yang besar
atas isi dari pertunjukan-sampai dengan dan termasuk memiliki
agency periklanan seseorang benar-benar menulis pertunjukan.
Akhir 1980-an dan awal 1990-an melihat pengenalan televisi
kabel dan khususnya MTV . Merintis konsep video musik , MTV
diantar dalam jenis baru iklan: tunes konsumen dalam untuk pesan
iklan, daripada ia menjadi oleh-produk atau ketinggalan zaman.
Sebagai kabel dan televisi satelit menjadi semakin umum, saluran
khusus muncul, termasuk saluran seluruhnya dikhususkan untuk iklan
, seperti QVC , Home Shopping Network , dan ShopTV Kanada.
Pemasaran melalui internet membuka batas baru bagi
pengiklan dan memberikan kontribusi kepada " dot-com boom "tahun
1990-an. Seluruh perusahaan semata-mata dioperasikan pada
pendapatan iklan, yang menawarkan segala sesuatu dari kupon untuk
mengakses internet gratis. Pada pergantian abad ke-21, sejumlah
situs termasuk mesin pencari Google , memulai perubahan dalam
iklan online dengan menekankan kontekstual yang relevan, iklan tidak
mengganggu dimaksudkan untuk membantu, daripada membanjiri,
pengguna. Hal ini mengakibatkan sejumlah besar upaya sejenis dan
kecenderungan peningkatan iklan interaktif.
23
Bagian dari belanja iklan relatif terhadap PDB telah berubah
sedikit di seluruh perubahan besar dalam media . Sebagai contoh, di
Amerika Serikat pada 1925, media iklan utamanya adalah koran,
majalah, tanda-tanda pada trem , dan outdoor poster . Pada tahun
1998, televisi dan radio sudah menjadi media periklanan besar.
Meskipun demikian, belanja iklan sebagai bagian dari PDB sedikit
lebih rendah sekitar 2,4 persen.
Sebuah inovasi iklan terbaru adalah " gerilya marketing ", yang
melibatkan pendekatan yang tidak biasa seperti menggelar pertemuan
di tempat umum, hadiah produk seperti mobil yang ditutupi dengan
pesan merek, dan iklan interaktif dimana penonton dapat merespon
menjadi bagian dari pesan iklan . periklanan gerilya meningkat
menjadi lebih populer dengan banyak perusahaan. Jenis iklan ini tidak
terduga dan inovatif, yang menyebabkan konsumen untuk
membeli produk atau ide. Hal ini mencerminkan kecenderungan
meningkatnya interaktif dan "tertanam" iklan, seperti melalui
penempatan produk , memiliki suara konsumen melalui pesan teks ,
dan berbagai inovasi memanfaatkan layanan jaringan sosial seperti
Facebook dan Twitter.
2.3.2 Definisi Iklan
Menurut Sigit Santoso, “Advertising atau iklan dengan bahasa
latin ditulis dengan Advertere, artinya mengalihkan perhatian,
sehingga iklan dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat
mengalihkan perhatian audiens terhadap sesuatu” (Santoso, 2002 : 3).
24
Dengan adanya iklan, penjualan ataupun pemberitahuan
secara massal tentang suatu produk atau jasa yang ditawarkan dapat
diterima oleh khalayak luas. Iklan dapat disalurkan melalui beberapa
media, antara lain media elektronik dan media cetak.
Pakar periklanan Amerika, Pattis mengemukakan bahwa
“Sesungguhnya iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksud
untuk memotivasi dan mempromosikan produk atau jasa kepada
sesorang atau pembeli potensial. Mempengaruhi dan memenangkan
pendapat publik untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginan
si pemasang iklan”.
Namun berbeda dengan pendapat Konig, yang dikutip oleh
Noviani bahwa “Iklan adalah salah satu bentuk informasi yang
memberikan berita-berita Up To Date kepada konsumen mengenai
komoditi-komoditi dan dorongan-dorongan kebutuhan tertentu yang
bertujuan untuk menjaga tingkat produksi” (Noviani, 2002 : 1).
Wells, Burnet, dan Moriarty mengatakan bahwa, “Iklan adalah
suatu bentuk komunikasi yang dibayar oleh nonpersonal dan sponsor
yang dikenal dengan menggunakan media massa untuk mengajak
dan mempengaruhi khalayak” (Wells, Burnet, dan Moriarty, 2002 : 6).
Berdasarkan kutipan diatas, iklan merupakan wadah untuk
menyampaikan suatu pesan sekaligus mengajak serta mempengaruhi
khalayak untuk bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan.
25
2.3.2.1 Fungsi Iklan
Periklanan adalah pesan – pesan penjualan yang paling
persuasif yang diarahkan calon pembeli yang paling potensial atas
produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah –
murahnya. Adapun tujuan periklanan, yaitu menciptakan
pengenalan merek,produk,perusahaan, memposisikan, mendorong
prospek untuk mencoba, mendorong terjadinya penjualan,
membina loyalitas konsumen, mengumumkan cara baru
memanfaatkan, dan meningkatkan citra.
Pada hakikatnya, iklan adalah salah satu bentuk
komunikasi, hal ini bisa di cermati dari definisi iklan menurut Arens,
yang dikutip oleh Noviani, bahwa “Iklan adalah stuktur informasi
dan susunan komunikasi non personal yang biasanya di biayai dan
bersifat persuasif, tentang produk-produk (barang, jasa, dan
gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi, melalui berbagai
macam media”.
Dari definisi diatas jelas bahwa iklan mempunyai fungsi
utama, yaitu menyampaikan informasi tentang produk.
Penyampaian pesan dilakukan secara terstruktur dan
menggunakan elemen – elemen verbal maupun non verbal. Dan
dalam menjalankan fungsi komunikasinya ini, iklan memiliki
berbagai gaya, baik penyajian penyampaian iklan itu sendiri. Gaya
dan isi iklan selalu memiliki perubahan, selaras dengan perubahan
– perubahan yang terjadi pada organisasi produksi.
26
Menurut Pallay yang di kutip Ratna Noviani dalam
bukunnya jalan tengah memahami iklan, fungsi komunikasi iklan
adalah :
a. Fungsi informarsional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakter-karakter produk.
b. Fungsi transformasional. Iklan berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola pola belanja gaya hidup, teknik-teknik mencapai sukses, dsb.
Tindakan mengkonsumsi secara berulang (repeat buying)
adalah salah satu tujuan dari periklanan. Periklanan yang efektif
juga akan mengubah pengetahuan publik mengenai ketersediaan
dan karakteristik sebuah produk. Seharusnya elastisitas permintaan
produk akan sangat dipengaruhi oleh aktivitas periklanan dan
dampaknyapun bervariasi tergantung efektivitasnya.
2.4 Iklan Sebagai Konstruksi Realitas
Iklan telah menjadi bagian dari masyarakat industri kapitalis yang
begitu powerful dan sulit dihindarkan. Iklan menyediakan gambaran
tentang realitas, dan sekaligus mendefinisikan keinginan dan kemauan
individu. Iklan mendefinisikan apa itu gaya dan apa itu selera bagus,
bukan sebagai sebuah keinginan atau saran, melainkan sebagai sebuah
tujuan yang diinginkan dan tidak bisa untuk dipertanyakan.
Konstruksi sosial atau realitas (The Social Construction Of Reality)
merupakan sebuah teori sosiologi kontemporer yang dicetuskan oleh
27
Peter L.Berger dan Thomas Luckmann. Teori ini berpendirian untuk lebih
menghadirkan konsepsi dasar tentang sosiologi pengetahuan yang
memperoleh realitas “sui geners” (istilah kunci Durkheim). Terlalu
banyak konsep yang ditawarkan dalam sebuah hubungan sosial yang
berlaku di masyarakat. Realitas timbul dan tercipta (atau diciptakan)
karena keinginan manusia terhadap suatu bentuk pemikiran yang
dianggap sesuai dan memberi perasaan lebih baik yang di dapat melalui
interaksi kehidupan yang dijalani.
Menurut Peter L.Berger dan Thomas Luckmann dikatakan, bahwa
realitas sosial terdiri dari tiga macam. Realitas objektif yang terbentuk
dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar diri individu dan
realitas itu dianggap sebagai suatu kenyataan. Iklan merupakan model
simulasi yang mampu membentuk pola pikir manusia agar menjadi
konsumtif. Penciptaan pola pikir manusia oleh iklan juga menjadikan
suatu barang dikonsumsi oleh manusia tidak hanya sekedar kebutuhan
saja, tetapi bisa menjadi gaya hidup atau atribut seseorang.
Realitas dibangun melalui sebuah proses yang terus menerus,
perkembangan media massa yang sedemikian cepat pada masa
globalisasi seperti sekarang ini, menjadi salah satu faktor kunci yang
memegang peranan dalam menciptakan suatu model yang tampak nyata
dengan berbagai atribut yang menyertai. Umumnya hadir dengan
sebuah konsep bentuk yang dibuat sempurna untuk kemudian dijadikan
sebuah patokan yang ideal yang tidak dapat dibantah keberadaanya,
terutama di dalam sebuah konsep berpikir manusia.
28
Iklan menjadi pembentuk realitas yang ada di masyarakat.
Peranan iklan sangat mempengaruhi sikap hidup manusia yang
menerimanya. Persoalan hidup yang tercipta dari sebuah iklan
membuktikan betapa iklan bisa membentuk perilaku mayarakat. Industri
periklanan sejak awal diduga telah menumbuhkan perilaku hidup
konsumtif berlebihan terhadap suatu produk hingga sampai pada tahap
penyimpangan perilaku dan kondisi mental yang keliru. Masalah tersebut
timbul, karena sepertinya iklan terus menciptakan suatu pemikiran
mengenai apa yang dianggap baik dan harus dibutuhkan oleh seseorang
agar dapat diterima di masyarakat. Iklan seperti telah menghadirkan
sebuah mimpi buruk bagi para manusia yang telah tertarik ke dalam
bayangan iklan dan menganggap nyata apa yang di dalamnya, padahal
ituhanya sebuah bentuk yang semu.
2.5. Logo
Logo telah ada sejak zaman prasejarah. Dimulai dengan perannya
sebagai simbol dari kepercayaan kelompok yang dikembangkan
berdasarkan keinginan untuk komunikasi sosial dan pengenalan dari
“kebenaran” tertentu.
Sebagai contoh misalnya bentuk dasar, sebuah lingkaran
digunakan untuk menandakan sifat alam semesta yang tidak bertepi,
mewakili sifat keabadian. Lingkaran juga menjadi simbol ideografi kuno,
ditemukan di gua – gua prasejarah di Kolumbia, ada lukisan lingkaran
29
yang di gambarkan kosong, dan ada lingkaran yang diberi titik di
tengahnya. Lingkaran yang kosong memberi makna mata atau mulut
yang terbuka, lingkaran yang diberi titik di tengahnya yang
menggambarkan matahari atau “mata” dari penguasa alam. Ideografi
lingkaran ini sudah digunakan oleh hampir setiap kebudayaan yang ada
dimuka bumi ini. Menurut Cooper (Cooper 1998 : 36) “Dalam agama
Buddha lingkaran merupakan “Round of existence” melingkupi semua
hal luar biasa yang ada di dunia ini, dalam zona lingkaran kosong adalah
pencerahan. Sedangkan lingkaran yang bertitik di tengahnya
menggambarkan kesempurnaan siklus. Dalam astrologi bentuk lingkaran
menggambarkan matahari, serta merupakan simbol dari dewa-dewa
matahari”.
Bentuk lain adalah segitiga, yang digunakan untuk menegaskan
konsep tri-tunggal, seperti kelahiran, kehidupan dan kematian, filsuf
Yunani, Pitagoras pada abad ke 6 sebelum masehi menggunakan
segitiga ini sebagai simbol dari ke arifan. Menurut Cooper (Cooper 1998 :
179) “Segitiga adalah surga, bumi, dan manusia atau ayah, ibu, dan
anak”. Masih banyak lagi kepercayaan-kepercayaan dimuka bumi ini
yang menggunakan bentuk segitiga sebagai simbol yang memiliki arti
religius.
Bentuk segi-empat, memiliki arti simbolis yang berlawanan
dengan bentuk lingkaran. Jika lingkaran mewakili keabadian dan
30
penguasa alam semesta, maka segiempat menandakan pembatasan,
kebendaan dan tanah. Menurut Cooper (1998 : 157) “Bila lingkaran
menandakan dinamis dan kehidupan, maka segi-empat menggambarkan
hal yang berlawanan, yaitu statis dan kematian”.
Simbol berkembang dan bahkan mulai dapat merepresentasikan
perkembangan peradaban, contohnya ketika zaman Romawi, mereka
menggembangkan logo pertama yang bersifat kebangsaan, SPQR,
singkatan dari, “Senatus Populusque Romanus” yang artinya senat dan
rakyat Roma (Thomas 2000 : 10).
Simbol diartikan dalam karya seni, Grafikus Jerman, Albrecht
Durer, memberikan logo berupa inisial namanya pada semua karyanya,
merupakan Hallmark untuk kualitas terbaik dalam bidang seni-rupa.
Logo atau simbol adalah cara mengkomunikasikan brand kita
kepada publik. Seperti halnya segala bentuk komunikasi dan bentuk
periklanan, logo justru termasuk yang paling penting. Logo akan
merepresentasikan bagaimana citra perusahaan dan terutama brand di
mata publik dan pasar.
Pemilihan logo ini penting karena secara visual konsumen akan
terbantu membedakan satu brand dengan lainnya, apalagi bila bidang
usaha atau produk yang dijual sejenis. Karena itulah kemudian logo ini
dilindungi ketat secara hukum dengan hak cipta.
31
Seperti halnya brand, apabila memang logo dimaksud akan
digunakan secara luas dan massif sebagai representasi produk di pasar
yang segmentasinya luas, maka dianjurkan agar menggunakan jasa
konsultan. Karena untuk memilih logo tidak bisa hanya dengan
memodifikasi logo yang sudah ada, namun harus disesuaikan dengan
visi, misi, filosofi dan aneka jenis pertimbangan lain.
Logo bisa berupa huruf (baik itu nama lengkap brand atau
singkatan), simbol yang dianggap mewakili atau gambar lain yang
dianggap cocok. Gabungan dari unsur ilustrasi, foto dan tulisan juga
seringkali diperlukan.
Di kalangan periklanan, ahli merek dan pemasaran, logo ini
sangat penting. Biasanya, konsultan dari tiga bidang tersebut berembuk
bersama untuk mencari solusi terbaik bagi klien. Namun bisa juga klien
langsung menyewa jasa konsultan periklanan atau desainer grafis bila
hal-hal lain seperti nama brand dan filosofi pemasarannya sudah jelas.
Logo ini akan menjadi penting karena kelak akan dipergunakan dalam
segala bentuk komunikasi perusahaan dan brand kepada publik.
Aplikasinya bisa di stationery, merchandise, packaging hingga
ke advertising.
Tak heran, kerapkali pembuatan logo sekaligus dengan
paket corporate identity. Namun, tentu saja itu bila logonya adalah logo
perusahaan (corporate). Tapi bila logonya untuk brand, tentu agak
32
berbeda aplikasinya. Kalau logo perusahaan bisa sarat filosofi dan
simbol, logo brand harus sederhana dan terbaca. Karena itu, umumnya
jarang yang menggunakan simbolisasi rumit. Kebanyakan berupa
permainan tipografi. Jika terlalu rumit, citra brand akan sulit dipersepsi
pasar dan akibatnya gagal masuk ke benak konsumen. Korelasi logo
dengan iklan adalah bahwa logo sendiri adalah cara mengkomunikasikan
suatu brand kepada publik dan dengan cara tersebut adalah merupakan
bentuk komunikasi dan bentuk periklanan yang mana akan
merepresentasikan citra perusahaan di mata publik dan pasar.
Pada awal abad ke 19, penggunaan logo menjadi semakin kuat,
produsen melihat suatu peluang yang sangat baik untuk mempromosikan
berbagai produknya melalui iklan, dengan pencantuman logo sebagai
identitas produsen. Procter dan Gamble adalah perusahaan pertama
yang menggunakan logo untuk tujuan komersial. Bermula dari mereka
mulai mengapalkan lilin-lilin produk mereka ke kota-kota di pinggiran
sungai Mississippi, sesampainya di pelabuhan mereka akan memberi
stempel pada peti-peti pembungkusan produk, stempel yang
menggambarkan tanda bintang. Perusahaan ini kemudian menyadari
bahwa konsumen akan mengenali tanda bintang ini sebagai produk
Procter dan Gamble. Setelah itu mereka mengolah tanda bintang ini dan
menambahkan tanda bulan sabit, maka simbol ini makin menjadi simbol
dari kualitas, sehingga para pedagang hanya mau menerima peti-peti
yang bergambar bintang.
33
Logo semakin menjadi bentuk seni yang baru, dan desainer mulai
mencari inspirasi ke tempat yang lain. Dengan berkembangnya gaya
Bauhaus sebelum perang dunia II, banyak brmunculan simbol-simbol
abstrak, bahkan sampai ke Amerika. Simbol dari perusahaan-
perusahaan abad ke 19 kemudian disegarkan dengan bentuk-bentuk
yang baru, kontemporer dan bergaya internasional. Menurut (Meggs,
1983 : 424) “Banyak orang percaya bahwa pandangan struktur ekonomi
kapitalis adalah ekspansi ekonomi yang berkesinambungan dengan
kemakmuran.” “Good design is good business” menjadi semboyan
diantara komunitas desain grafis tahun 1950an.
Produk baru yang dikembangkan untuk kepentingan gaya hidup
untuk memerlukan payung logo. Nike dan Calvin Klein memilih simbol
dan lettering yang akan menyatakan bahwa produk-produk dengan tanda
ini di rancang atas nama mereka.
Kemudian Donna Karan (DKNY), Ralph Lauren dengan “Polo
player” nya yang terkenal, mencantumkan logonya pada T-shirt, bahkan
pada pakaian dalam. Para pemakai merasa menjadi lebih bernilai dan
“sporty” bila memakai produk ini, maka tak lama kemudian diikuti oleh
Gucci dan Levi‟s.
Logo didesain bukan untuk dipakai oleh pendesain logo,
melainkan dipakai untuk klien. Untuk pembuatan logo yang ideal
diperlukan data mengenai klien, bukan hanya dengan penelitian
menggunakan daftar pertanyaan, tetapi juga pengamatan suasana,
34
aspirasi dari setiap orang yang nantinya akan menggunakan logo
sebagai “pakaiannya”.
2.6 Layout
Salah satu unsur dalam sebuah desain adalah layout. Layout
adalah pengaturan elemen-elemen desain seperti teks, gambar, warna,
garis, format. Dikatakan suatu layout adalah rencana kerja yang dapat
menunjukan kepada kita secara terperinci bagaimana pekerjaan
sebenarnya yang nantinya akan berwujud setelah dikerjakan, menurut
rencana kerjanya. Layout tidak lagi bersifat teoritis hanya berlandaskan
petunjuk-petunjuk semata, tetapi sudah dngan pola yang sesungguhnya
diatas kertas (Murani : 49).
Layout adalah mengatur proses hal-hal dengan rencana, atau
pengaturan, elemen visual. Jika semua bagian halaman iklan
ditempatkan secara acak, akan sangat sulit untuk memahami pesan.
Akan sulit unutk membaca memahami apa arti dari pesan dan dimana
untuk memulai dan mengakhiri membaca struktur tata letak pengaturan
sehingga buah visual dibaca.
Dalam membuat layout iklan haruslah memperlihatkan teknik
movement and direction dalam sebuah desain. Movement and direction
adalah gerakan arah mata pada saat konsumen melihat iklan. Layout
adalah seperti peta jalan, memberitahu pembaca dimana untuk memulai,
kemana harus pergi dan bagaimana akhir yang harus dilihat. Sebuah
35
layout harus dinamis karena mata tidak bisa diam ketika melihat
(membaca) visual, layout berhasil mengendalikan tatapan. Tanda-tanda
visual yang digunakan untuk mengarahkan mata melalui control, jika tata
letak berhasil, maka arah gerakan mata melalui pengaturan menjadi
mudah dimengerti.
Apabila peserta artistik telah memilih gambar dan elemen
tipografi, mereka memanipulasi semua elemen visual diatas kertas guna
menghasilkan sebuah layout. Layout adalah rencana yang memiliki
aturan dan secara bersamaan menciptakan suatu penataan yang bernilai
seni. Istilah layout bermakna proses penataan elemen. Berikut beberapa
jenis layout iklan yang umum yang dapat digunakan (Surianto:2008) :
a. Picture window salah satu format layout yang paling umum dengan elemen visual yang mendominasi antara 60 hingga 70 persen ruang iklan. Dibawahnya merupakan headline dan copy block. Logo atau tanda terdapat dibawah pada akhir pesan.
b. All art hiasan atau gambar memenuhi frame beserta tulisannya terdapat dalam gambar tersebut. Iklan “lost innocence” untuk kampanye handgub control.
c. Panel atau grid adalah layout yang menggunakan sejumlah gambar dengan ukuran dan proposi yang sama. Apabila terdapat beberapa panel berukuran sama, maka layout ini tanpak seperti bingkai jendela atau panel komik strip.
d. Tipe dominan atau all copy adalah layout circus A menggambungkan banyak elemen, hiasan, tulisan, warna, untuk menegaskan gambaran yang padat dan acak.
e. Nonlinear adalah gaya layout kontemporer yang dapat dibaca dari bagian manapun. Dengan kata lain, arah pandangan tidak teratur.
f. Grunge adalah gaya layout yang menunjukan apa yang disebut terinspirasi oleh Generation X, tanpa memberhatikan formalitas seni, rancangan, gaya, tulisan, dan pandangan hukum.
36
2.7 Tipografi Dalam Logo
Bila dikatakan huruf merupakan unsur paling penting dalam
membentuk sebuah logo, karena huruf saja sudah dapat dikategorikan
sebagai logotype (logo yang terbentuk dari rangkaian huruf). Selain itu
logo jenis ini juga sangat efektif karena dapat memberi pesan secara
langsung kepada khalayak. Contoh untuk yang termasuk logotype
diantaranya adalah : Sony, Nikon, Sharp.
Beberapa jenis huruf yang sering di jumpai dalam dunia
periklanan pada saat ini :
a. Roman Adalah huruf yang memiliki kaki berbentuk lancip pada ujungnya. Menimbulkan kesan klasik, menarik, dan indah. Sehingga banyak digunakan pada bahan bacaan seperti koran dan majalah karena memberi kesan yang nyaman pada mata khalayak. Contoh : Times New Roman
b. Egyptian Adalah huruf yang memiliki kaki berbentuk persegi. Menimbulkan kesan kokoh, kuat dan stabil sehingga banyak dipakai pada produk dengan segmen pasar lelaki.
Contoh : Courier Std
c. Sans Serif Adalah huruf yang tidak memiliki kaki. Menimbulkan kesan modern, tegas, langsung dan efisien sehingga banyak digunakan pada judul halaman. Contoh : Microsoft Sans Serif
d. Script Adalah huruf yang menyerupai tulisan tangan seseorang, biasanya dalam bentuk sambung dan miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan adalah anggun, gemulai, dan akrab, sehingga banyak dipakai pada produk dengan segmen pasar wanita.
Contoh : Santa Script e. Calibri
Adalah huruf yang tak memiliki kaki-kaki pada ujung setiap hurufnya, menimbulkan kesan modern, friendly, tidak kaku, elegan dan efisien sehingga cocok digunakan disemua lapisan umur.
Contoh : Calibri
37
2.8 Psikologi Warna
Dalam bahasa Indonesia, warna merupakan fenomena yang
terjadi karena adanya tiga unsur yaitu: Cahaya, Objek, dan Observer
(dapat berupa mata kita ataupun alat ukur). Didalam ruang yang glap
dimana tidak adanya cahaya, kita tidak bisa mengenali warna. Demikian
juga kita menutup mata, maka kita tidak dapat melihat warna suatu
objek, sekalipun ada cahaya. Begitu juga halnya bila tidak ada suatu
objek yang kita lihat maka kitapun tidak bisa mengenali warna (Dameria
2007 :10).
Menurut Dameria (2007:15-16), warna juga memiliki psikologinya
tersendiri, beberapa arti psikologi dari warna adalah seperti berikut:
a. Biru, selalu dihubungkan dengan langit dan air sebagai kehidupan dan kekuatan. Banyak orang berangkapan bahwa biru adalah warna yang dapat memberikan inspirasi, dan biasanya warna tersebut cocok untuk situs web, kemasan produk atau kartu identitas perusahaan DNA untuk hal-hal penting lainnya. Biru juga memberikan ketenangan dan pilihan tepat untuk area yang membutuhkan konsentrasi atau suasana meditasi. Karena itulah biru adalah warna yang paling sering digunakan untuk hal-hal yang memerlukan ketenangan dan waktu-waktu dimana kita menginginkan untuk berhenti dan beristirahat. Secara pasitif warna biru melambangkan kebenaran, kontemplatif, damai, intelegensi tinggi dan meditatif. Secara negatif warna biru melambangkan emosional, egosentris dan racun.
b. Hijau, warna hijau adalah warna yang langsung mengasosiasikan kita akan pemandangan alam. Sedangkan hijau tua identik dengan keberuntungan dan kesejatraan. Secara positif warna hijau berarti sensitif, formal, toleran, harmonis dan keberuntungan. Sedangkan secara negatif artinya pahit.
c. Kuning, kuning warna yang identik dengan kemegahan dan teriknya matahari. Kuning merupakan sebuah warna yang cocok dipakai untuk penjualan atau dalam pameran karena lebih menarik mata dibandingkan dengan warna lain. Sebagai
38
salah satu primer, kuning adalah warna dengan efek yang kuat, sehingga secara psikologis warna ini sangat efektif diterapkan pada hal-hal yang membutuhkan motivasi dan menaikan mood. Dalam psikologis warna, kuning dikaitkan dengan kecerdasaan, ide baru serta kepercayaan terhadap potensi diri. Warna ini adalah warna yang sangat positif sehingga dapat dipakai untuk menghilangkan keraguan-keraguan, melambangkan kejujuran, mengeliminasikan pemikiran negatif dan memberi semangat. Arti positif dari warna kuning adalah segar, cepat, jujur, adil, tajam, dan cerdas. Arti negatif dari warna ini adalah sinis, kritis, dan murah.
d. Hitam, hitam sebagai simbol kekuatan, kecanggihan, keanggunan dan mengandung unsur magis. Hitam dapat menggambarkan keheningan, kematangan berfikir dan kedamaian akal yang menghasilkan karya. Warna hitam adalah warna yang abadi, selalu terlihat modern dan gaya. Hitam juga sangat dikemari sekaligus menampilkan kesan elegan dan mewah. Arti positif dari warna hitam adalah kuat, kreativitas, magis, idealis, fokus. Arti negatif hitam adalah terlalu kuat, superior, merusak dan menekan.
e. Merah, merah banyak digunakan sebagai lambang keberanian, kekuatan, sensualitas dan bahaya, merah sangat ekspresif dan dalam mempresentasikan cinta dan kehidupan. Dalam lingkaran warna, merah adalah warna paling panas dan memiliki gelombang warna paling panjang sehingga warna inilah yang paling cepat tertangkap mata. Itu sebabnya merah biasanya merupakan warna pertama yang dikenali anak-anak sekaligus menjadi warna yang paling menarik bagi mereka. Arti warna merah secara positif adalah hidup, cerah, pemimpin, gairah, dan kuat. Sedangkan arti negatifnya adalah panas, bahaya, emosi yang meledak, agresif dan brutal.
f. Coklat, coklat adalah warna tanah sebagai simbol warna dari sifat positif dan stabilitas. Warna coklat dihubungkan dengan keserhanaan yang abadi. Coklat identik dengan warna tanah dan warna kayu, sehingga pengguna warna coklat memberikaan perasaan dekat dengan lingkungan alam seperti halnya hijau. Namun berbeda dengan hijau yang sejuk, coklat lebih memiliki karakter yang hangat. Coklat juga warna yang mencerminkan tradisi dan segala sesuatu yang berbau dengan kebudayaan.
g. Putih, warna yang memberikan kemurnian dan kesederhanaan. Putih adalah warna yang melambangkan kesucian. Karena itulah warna putih sering digunakan untuk acara-acara yang bersifat seperti prnikahan atau ibadah keagamaan. Secara psikologis, putih melambangkan
39
kejujuran, ketulusan dan keiklasa. Warna ini juga mengasosiasikan kita terhadap rasa bersih atau higenis dan klinis.
Warna kuning merupakan warna dasar yang dipilih oleh pihak
perusahaan PLN (Persero), karena kuning merupakan warna yang
identik dengan kemegahan dan dalam psikologis warna, kuning
merupakan warna yang memiliki arti kecerdasan.
2.9 Visualisasi
Definisi visualisasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan
bentuk, gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik dan sebaliknya.
Pengertian lain dari visualisasi adalah suatu proses pengubahan konsep
menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi oleh pemekarsa iklan.
Peran visualisasi dalam sebuah logo terhadap pesan yang ingin
disampaikan merupakan hal yang utama dalam sebuah logo, karena
merupakan kunci dari suatu strategi komunikasi kreatif yang
memungkinkan adanya komunikasi yang baik antara pengiklan dengan
sasaran iklan tersebut. Visualisasi mempunyai kedalaman ekspresi,
gagasan atau ide dan merupakan hasil proses berfikir yang mempunyai
hubungan dengan suatu konsep. Oleh sebab itu visualisasi iklan bukan
hanya indah tetapi juga harus memiliki nilai atau pesan yang ingin
disampaikan dalam iklan. Dalam beberapa hal, memang televisi memiliki
kelebihan visualisasi dalam proses komunikasinya jika dibandingan
40
dengan media komunikasi yang lain. Jelas lewat televisi, pemirsa dapat
melihat visualisasi yang realitas. Dalam hal ini visualisasi tanda-tanda
ikonis mampu mempresentasikan sistem tanda (topologis) dalam situasi
komunikasi yang bersifat konkrit dan menghadirkan visualisasi seperti
apa adanya.
41
2.10. Bagan Alur Pikir
Analisis Semiotika C.S. Peirce Pemaknaan Logo PT. PLN (Persero)
Elemen Logo Tanda Tipografis Logo
Logo PT. PLN (Persero)
PT. PLN (Persero)
1. Bagaimana makna yang terkandung dibalik tipografi pada tampilan sebuah logo PT PLN (Persero)?
2. Apa saja makna yang terkandung pada elemen-elemen dalam desain dan layout di logo PT PLN (Persero)?
3. Bagaimana makna yang terkandung pada penggunaan warna di dalam logo PT PLN (Persero)?
Teori Semiotika C.S. Peirce
1. Untuk mengetahui makna yang terkandung di balik simbol, warna dan tipografi pada tampilan sebuah logo PT PLN (Persero).
2. Untuk mengetahui dan mengkonstruksi pemaknaan elemen yang terdapat di logo PT PLN (Persero).
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Banyak definisi yang mengartikan paradigma, namun secara
umum paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat kepercayaan atau
keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak dalam
kehidupan sehari – hari. Dalam paradigma, ilmuwan berupaya
mengembangkan sejumlah perangkat keyakinan dasar yang mereka
gunakan dalam mengungkapkan hakikat ilmu yang sebenarnya dan
bagaimana cara untuk mendapatkannya (Salim, 2001 : 34). Ilmuwan
mencari sebuah model untuk menjelaskan suatu bagian–bagian
berhubungan atau bagaimana bagian-bagian berfungsi.
Menurut Agus Salim, “Paradigma adalah basis kepercayaan
utama atau metafisika dari sistem berpikir: basis dari ontologi,
epistemologi, dan metodologi. Dengan demikian, paradigma membawa
konsekuensi praktis berperilaku, cara berpikir, interpretasi dan kebijakan
dalam pemilihan terhadap masalah”. Atas dasar filosofi ini, menyatakan
bahwa hubungan epistemologis antara pengamat dan objek merupakan
satu kesatuan, subjektif dan merupakan hasil perpaduan interaksi
diantara keduanya. Paradigma penelitian yang dipakai penulis dalam
penelitian ini adalah paradigma konstruktivis.
Paradigma konstruktivis adalah sebuah jawaban atau bisa
dikatakan sebagai sebuah pertentangan dari paradigma positivisme.
43
Agus Salim (2001 : 41) mengatakan bahwa “Paham ini berpendapat
bahwa realitas itu ada dalam bentuk bermacam-macam konstruksi
mental, berdasarkan pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik
tergantung pada orang yang melakukannya.” Karena itu salah satu
alasan penulis memilih untuk menggunakan paradigma konstruktivis
karena penulis setuju dengan paham ini, bahwa sebuah realitas yang
ada di masyarakat tidak bisa digeneralisasikan ke setiap orang seperti
yang dilakukan oleh penganut paham paradigma positivis.
Paradigma konstruktivis bisa dijelaskan melalui empat dimensi
seperti yang diutarakan oleh Deddy N Hidayat dalam Indiwan (2003:201)
sebagai berikut:
a. Ontologis: Relativism, realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relative, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.
b. Epistemologis: Subjectivist, pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti.
c. Axioligis: Nilai estetika dan bagian moral merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian. Peneliti sebagai passionate, participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku sosial. Tujuan penelitian rekonstruksi sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti.
d. Metodelogis: Menekankan empati, interaksi dialektis antara peneliti responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode–metode kualitatif seperti participant observation.
Dari empat dimensi, dalam penelitian pada Pemaknaan Logo PT
PLN (Persero) menggunakan dimensi epistemologis. Alasan penulis
menggunakan dimensi epistemologis karena penulis akan
44
mengungkapkan suatu realitas. Pemaknaan Logo PT PLN (Persero) ini
akan diteliti sesuai dengan teori semiotika Charles Sanders Peirce.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Paradigma
Konstruktivis dengan alasan paradigma ini dianggap mampu melihat
bagaimana realitas sosial dari logo PT PLN (Persero) dapat dipahami
sebagai suatu realitas yang telah dikonstruksikan dan bagaimana
konstruksi tersebut terbentuk. Paradigma ini lebih bertujuan untuk
mengadakan pemahaman dan rekonstruksi sosial. Aliran ini menyatakan
bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk sosial, bersifat lokal dan
spesifik, serta tergantung pada pihak yang melakukannya. (Agus Salim,
Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Tiara Wacana Yogyakarta,2006).
Pemaknaan Logo PT PLN (Persero) akan dikupas berdasarkan
teori semiotika Charles Sanders Peirce dimana teori semiotika ini akan
menganalisa sebuah tanda atau gambar. Bukan hanya dengan teori
semiotika tetapi juga akan dilihat apakah tanda yang ada di Perusahaan
PT PLN (Persero) sesuai dengan teori -teori ilmu desain. Apakah sebuah
iklan di Indonesia sudah mampu mengikuti teori-teori mengenai tanda
atau gambar. Ada tiga paradigma ilmu pengetahuan yang
dikembangkan para ilmuwan dalam mengembangkan suatu ilmu. Yaitu
Positivisme dan postpositivisme, Konstruktivisme (interpreatif) dan
Critical Theory atau teori-teori kritis (Salim, 2001 : 102). Berikut contoh
tabel:
45
Tabel 3.1
Tiga Perspektif atau Paradigma Ilmu Sosial
Positivisme dan
Postpositivisme
Konstruktivisme
(Interpreatif)
Critical Theory
(Teori-teori Kritis)
Menempatkan ilmu –
ilmu sosial seperti ilmu
alam dan ilmu fisika,
dan sebagai metode
yang terorganisir untuk
menyatukan deductive
logic dengan
pengamatan empiris
guna secara probalistic
menemukan atau
mencari informasi
hukum kausal biasa
digunakan
memprediksi pola –
pola umum gejala
sosial tertentu.
Memandang ilmu sosial
sebagai analisis
sistematis terhadap
socially meaningful
action, melalui
pengamatan langsung
terhadap perilaku sosial
dalam setting yang
alamiah, agar mampu
memahami dan
menafsirkan bagaimana
perilaku sosial yang
bersangkutan
menciptakan dan
memelihara dunia sosial
mereka.
Mendefinisikan ilmu
sosial sebagai proses
yang secara kritis
berusaha mengungkap
“the real structure”
dibalik ilusi. False
needs, yang
dinampakkan dunia
materi dengan tujuan
membantu membentuk
suatu kesadaran sosial
dan merubah kondisi
kehidupan mereka.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Paradigma
Konstruktivis dengan alasan paradigma ini dianggap mampu melihat
bagaimana realitas sosial dari logo PT PLN Persero dapat dipahami
sebagai suatu realitas yang telah dikonstruksikan dan bagaimana
konstruksi tersebut terbentuk. Paradigma ini lebih bertujuan untuk
mengadakan pemahaman dan rekonstruksi sosial. Aliran ini menyatakan
46
bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk sosial, bersifat lokal dan
spesifik, serta tergantung pada pihak yang melakukannya. (Agus Salim,
Teori dan Paradigma Penelitian Sosial,Tiara Wacana Yogyakarta,2006).
Penciptaan realitas dilakukan dengan menggunakan bahasa
(verbal maupun visual) atau tanda bahasa (simbol). Ketika akan
menciptakan realitas perusahaan, maka logo dapat digunakan untuk
penggambaran realitas itu, namun di saat akan menciptakan citra realitas
terhadap suatu barang, maka bahasa saja tidak cukup untuk tujuan
tersebut, sehingga digunakan tanda bahasa sebagai alat penggambaran
citra tersebut. Di dalam iklan, bahasa digunakan dengan dua tujuan,
pertama sebagai media komunikasi dan kedua bahasa digunakan untuk
menciptakan sebuah realitas. Sebagai media komunikasi, penggunaan
bahasa iklan dilihat sebagai yang bermakna informatif sedangkan
sebagai wacana penciptaan realitas.
Teori Konstruktivisme mengakui konstruk–konstruk mempunyai
kondisi sosial yang alami dan dipelajari melalui hubungan dengan orang
lain. Budaya sangat penting dalam memahami suatu peristiwa. Penulis
memahami bahwa tanda dan gambar dalam logo merupakan suatu
konstruksi proses interaksi dalam kelompok, masyarakat dan budaya.
3.2 Pendekatan Penelitian
Karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif . Hal ini disebabkan penelitian yang
dilakukan oleh penulis yang sifatnya non-hitung dengan mengambil
wawasan seluas-luasnya.
47
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena secara
mendalam. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau
sampling. Data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan
fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya
(Kriyantono,2007 : 58).
Jadi, yang lebih penting adalah kedalaman kualitas data dan
bukan kuantitas data. Penulis akan meneliti secara mendalam agar
penelitian dimengerti, bukan berdasarkan perhitungan angka – angka
statistik.
Dengan penelitian ini penulis berusaha mendeskripsikan atau
menjelaskan makna yang terkandung dari logo Perusahaan PLN
Persero. Sebagaimana diketahui setiap gambar atau logo dari suatu
perusahaan memiliki arti dan pesan yang berbeda dalam sebuah desain,
yang menjadi objek penelitian dan bagaimana karakteristik dari
Perusahaan PLN Persero.
Jenis penelitian kualitatif karena penelitian ini berhubungan
dengan proses interpretasi tanda – tanda, simbol dan makna yang
terdapat pada karakteristik suatu logo.
Pada setiap proses penafsiran tanda – tanda yang dilakukan
seseorang pasti akan berbeda penafsirannya dengan orang lain.
Dikarenakan sebagai seorang manusia memiliki latar belakang yang
berbeda – beda satu sama lain, baik itu dari segi pemikiran maupun
pengalaman yang tentunya dapat mempengaruhi cara berpikir akan
48
sesuatu. Proses penafsiran menjadi sangat subyektif dan bisa ditarik
kesimpulan bahwa penelitian ini sifatnya subyektif.
Menurut Moleong (2006:6) : “Penelitian deskriptif bermaksud
memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada informasi
mengenai gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatu
permasalahan penelitian namun belum memadai”.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis deskriptif
kualitatif, karena dalam karya tulis ini penulis akan mengumpulkan
informasi yang sesuai dengan tujuan penulis melakukan penelitian.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha melihat kebenaran –
kebenaran atau membenarkan kebenaran, namun melihat kebenaran
tersebut tidak selalu dapat dan cukup didapat dengan melihat sesuatu
yang nyata, akan tetapi kadangkala perlu melihat sesuatu yang bersifat
tersembunyi dan harus mengungkapkan lebih jauh dibalik sesuatu yang
nyata tersebut.
3.3 Metode Penelitian
Tampilan sebuah logo mengandung tanda-tanda komunikatif.
Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan tersebut menjadi
bermakna. Disamping itu gabungan antara tanda dan pesan yang ada
pada logo diharapkan mampu mempersuasi khalayak sasaran yang
dituju. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal dan tanda
visual. Dengan demikian metode yang digunakan adalah metode analisis
49
semiotika diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk memperoleh
makna yang terkandung dibalik tanda verbal dan non verbal pada
tampilan logo.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda, berupa perangkat atau simbol yang kita gunakan dalam hubungan manusia. Karena itu Semiotika komunikasi adalah suatu pendekatan dan metode analisis yang digunakan untuk memahami tanda-tanda dalam proses komunikasi, yang meliputi enam unsur komunikasi yang meliputi pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran, dan acuan/hal yang dibicarakan (Jakobson, 1963 dalam Sobur, 2004: 15). Dengan pendekatan teori semiotika diharapkan dapat diketahui
dasar keselarasan antara tanda verbal dan non verbal untuk mendukung
kesatuan di dalam sebuah logo serta mengetahui hubungan antara
jumlah muatan isi pesan (verbal dan non verbal) dengan tingkat
kreativitas pembuat desain logo PT PLN (Persero).
.
3.4. Kajian Semiotika Peirce
Analisis semiotika yang saya gunakan ialah analisis semiotika
Charles Sanders Peirce. Pierce adalah seorang berkebangsaan Amerika
Serikat yang menghabiskan hidupnya untuk meneliti tentang tanda dan
makna. Pierce menuturkan bahwa sebuah tanda atau representamen
adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam
beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan
interpretan dari tanda yang pertama yang pada gilirannya mengacu
kepada objek.
50
Peirce terkenal dengan teori tandanya. Oleh Karena itu, dalam
kaitan dengan karyanya tentang tanda, pemikiran Peirce harus dianggap
selalu berada dalam proses dan terus mengalami modifikasi dan
penajaman lebih lanjut.
Berbeda dengan Saussure yang menganalisis tanda melalui dua
sisi, yaitu signified dan signifier. Yang cukup penting dalam upaya
menangkap hal pokok pada teori Saussure adalah prinsip yang
mengatakan bahwa bahasa itu adalah suatu sistem tanda, dan setiap
tanda itu tersusun dari dua bagian, yakni signifier (penanda) dan signified
(petanda). Menurut Saussure, bahasa itu merupakan suatu sistem tanda
(sign). Suara-suara, baik suara manusia, binatang, atau bunyi-bunyian,
hanya bisa dikatakan sebagai bahasa atau berfungsi sebagai bahasa
bilamana suara atau bunyi tersebut mengekspresikan, menyatakan, atau
menyampaikan ide-ide dan pengertian-pengertian tertentu.
Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau „coretan yang bermakna”. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa: apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa (Bartens, 2001:180). Yang harus diperhatikan adalah bahwa tanda dalam bahasa yang
konkret, kedua unsur tadi tidak bisa dilepaskan. Suatu penanda tanpa
petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda.
Sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau ditangkap
lepas dari penanda: petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda
51
sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistik.
“Penanda atau petanda merupakan kesatuan, seperti dua sisi dari
sehelai kertas,” kata Saussure.
Saussure menganalisis tanda melalui dua sisi yaitu signified dan
signifier. Tetapi, Roland Barthes menyempurnakan semiologi Saussure
yang berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif. Dalam kerangka
Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya
sebagai “mitos”, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan
pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode
tertentu. (Budiman, 2001:28). Di dalam mitos juga terdapat pola tiga
dimensi penanda, petanda, tanda. Apa yang menjadi alasan atau
pertambangan Barthes menempatkan ideology dengan mitos? Ia
menempatkan ideology dengan mitos karena, baik di dalam mitos
maupun ideologi, hubungan antara penanda, konotatif dan petanda
konotatif terjadi secara termotivasi. (Budiman, 2001:28).
Menyambungkan pembahasan mengenai Peirce, Peirce sendiri
menggunakan trikotomi tanda untuk menganalisis makna. Trikotomi
tanda yang dimaksud oleh Pierce yaitu object, sign, dan interpretant.
Object ialah sesuatu hal yang secara visual dapat terlihat, object dapat
dibagi menjadi dua, yaitu objek verbal yang berupa kata – kata serta
objek non verbal yang berupa gambar, warna dan sebagainya.
Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon (ikon),
index (indeks), dan symbol (simbol). Sign adalah keseluruhan tanda dari
52
objek. Sedangkan interpretant merupakan berupa interpretasi atau
tafsiran atas sign dan object. Berikut penjelasannya (Indiwan:14) :
a. Ikon, adalah tanda yang antara tanda dengan acuannya ada hubungan kemiripan dan biasa disebut metafora. Contoh ikon adalah potret.
b. Indeks, bila ada hubungan kedekatan eksistensi, tanda demikian disebut indeks. Tanda seperti ini disebut metonimi. Contoh indeks adalah tanda panah petunjuk arah bahwa disekitar tempat itu ada bangunan tertentu. Langit berawan tanda hari akan hujan.
c. Simbol, adalah tanda yang diakui keberadaanya berdasarkan hukum konvensi. Contoh simbol adalah bahasa tulisan.”
Trikotomi tanda tersebut disebut dengan segitiga makna yang
digambarkan sebagai berikut:
Segitiga Makna Pierce
Interpretan
Sign Object
3.5. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan hal yang menjadi titik perhatian dari
suatu penelitian. Titik perhatian tersebut berupa substansi atau materi
yang diteliti atau dipecahkan permasalahannya menggunakan teori-teori
yang bersangkutan. Dalam hal ini objek utama yang diteliti adalah makna
serta informasi dari logo PT PLN (Persero).
53
3.6. Subjek Penelitian
Moleong (2010: 132) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai
informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Dalam penelitian ini subjeknya adalah pihak dari PT PLN (Persero) baik
dari divisi marketing komunikasi atau direksi dari PT PLN (Persero)
tersebut.
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan oleh peneliti
sendiri. Peneliti pada penelitian kualitatif bekerja sebagai perencana,
pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya
menjadi pelopor hasil penelitian (Moleoeng, 2000 : 168)
Pada tahap awal penelitian menentukan lebih dahulu logo dari
sebuah produk, tentunya logo tersebut dipilih, lalu menentukan dan
mewawancarai narasumbernya kemudian dianalisa menggunakan teknik
semiotika. Setelah itu ditarik kesimpulan-kesimpulan bagaimana logo
tersebut menampilkan makna-makna simbol dan tanda-tanda.
Pengumpulan data pada penelitian ini, dilakukan dengan teknik
pengamatan non partisipan yang tidak berstruktur, yakni pengamatan
yang hanya melakukan fungsi mengamati, dan tidak melakukan hal lain
yang dapat mengganggu struktur unit analisa dalam hal ini yakni tipografi
dan gambar, dimana pengamat juga tidak melakukan manipulasi pada
54
latar penelitian atau sama sekali tidak terlihat dalam membuat latar,
semua secara alamiah.
Di dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan oleh si
peneliti sendiri. Disini peneliti merupakan perencana, pelaksana
pengumpulan data , analisis, penafsir data dan pada akhirnya peneliti
menjadi pelopor hasil penelitian. Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
dalam penelitian ini, peneliti sendiri merupakan instrument dan menjadi
bagian dari penelitiannya.
Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan wawancara,
yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada
responden. Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari
setiap penelitian. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada
responden.
3.8. Teknik Keabsahan Data
Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas
terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji kredibilitas
data dalam penelitian kualitatif.
Menurut Afrizal (167-168) bahwa triangulasi terdiri dari :
Triangulasi merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik
tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan
pembanding terhadap data yang telah ada. Dibawah ini adalah jenis-
jenis triangulasi yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian.
55
a. Triangulasi Sumber, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilahan data yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut.
b. Triangulasi Teknik, Pengujian ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya dengan melakukan observasi, wawancara, atau dokumentasi. Apabila terdapat hasil yang berbeda maka peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data guna memperoleh data yang dianggap benar.
c. Triangulasi Waktu, narasumber yang ditemui pada pertemuan awal dapat memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan berulang-ulang agar ditemukan kepastian data yang lebih kredibel.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dipakai penulis adalah semiotika Charles
Sanders Pierce (teori semiotika Pierce). Teori semiotik Pierce terdiri dari
tiga elemen utama yaitu tanda (sign), object dan interpretant. Langkah –
langkah dalam karya tulis ilmiah adalah penulis akan mencari ikon,
indeks dan simbol dari tiga elemen utama yang berada pada produk.
Pada saat penulis meneliti ikon, indeks dan simbol , penulis menemukan
jenis huruf yang digunakan dan warna yang digunakan oleh Perusahaan
PLN Persero.
Setelah penulis mencari dan menjelaskan mengenai ikon, indeks,
dan simbol yang berada pada Perusahaan PT PLN Persero penulis
dapat menentukan tanda disini akan terungkap pola layout yang
digunakan oleh Perusahaan PLN Persero, objek dan interpretan. Setelah
56
selesai menentukan tanda, objek dan interpretant maka penulis akan
menemukan makna yang terdapat dalam Logo Perusahaan PLN
Persero.
Analisis dari teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana
makna muncul dari suatu tanda itu digunakan orang pada waktu
berkomunikasi. Pierce membagi tanda menjadi sepuluh jenis (Pateda,
2001:45-47)
1. Qualisign, yakni sejauh mana kualitas yang dimiliki tanda. Kata keras memiliki kualitas tanda. Penanda yang bertalian dengan kualitas berdasarkan suatu sifat. Contohnya, warna biru yang berarti dingin, basah, sejuk atau warna biru yang menandakan untuk laki – laki, sedangkan merah jambu untuk perempuan. Namun warna itu harus memperoleh bentuk, misalnya pada pakaian. Merah berarti cinta (memberi mawar merah pada seseorang), bahaya/larangan (rambu lalu lintas).
2. Iconic Sinsigh , yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. 3. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda yang berdasarkan
pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh sesuatu.
4. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Penanda yang bertalian dengan kenyataan/peristiwa. Contohnya, sebuah jeritan bisa berarti kesakitan, keheranan, tertawa. Suara ambulance yang menandakan bahwa ada orang yang sakit.
5. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma obyek tertentu. Penanda yang bertalian dengan kaidah norma. Berdasarkan suatu peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode. Contohnya, mengangguk „ya‟ , mengerutkan alis, berjabat tangan, kening yang berkerut menandakan orang tersebut tidak setuju atau sedang berfikir. Suara pluit yang ditiup wasit dalam pertandingan sepak bola.
6. Rhematic Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu pada obyek tertentu.
7. Direct Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subyek informasi.
8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan obyeknya melalui asosiasi ide umum.
9. Direct Symbol atau proposition (proposisi) adalah tanda yang langsung menghubungkan obyek melalui asosiasi dalam otak.
57
!0. Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. (Sobur, 2004 : 42-43).
Unit analisis dalam peneiltian ini adalah setiap gambar, tulisan dan
warna yang akan dilihat secara keseluruhan pada sebuah logo tersebut,
yaitu :
1. Logo Perusahaan PLN (Persero).
2. Warna yang terdapat pada Logo Perusahaan PLN (Persero).
3. Tulisan PLN (Persero).
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah dan Profil PLN (Persero)
Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan sebuah BUMN
yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia.
Ketenagalistirikan di Indonesia dimulai pada abad ke 19, ketika
beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga
listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk
kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda
N.V.NIGM memperluas usahanya dibidang tenaga listrik, yang semula
hanya bergerak dibidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya
perusahaan swasta lainnya.
Menyerahnya Pemerintahan Belanda kepada Jepang dalam
Perang Dunia II maka Indonesia dikuasai oleh Jepang, yang kemudian
jatuhnya Jepang ke tangan Sekutu dan diproklamasikannya
kemerdekaan RI maka diambil alih perusahaan – perusahaan listrik
yang dikuasai Jepang. Pengambil alihan tersebut diserahkan kepada
Presiden Soekarno dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah
tahun 1945 No. 1 tertanggal 27 Oktober 1945 maka dibentuklah
Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga.
59
Sejarah ketenaga listrikan di Indonesia mengalami pasang
surut sejalan dengan perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945
kemudian dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas. Penetapan secara
resmi sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan keputusan Mentri
Pekerjaan Umum dan Tenaga No.20 tahun 1960, namun kemudian
berdasarkan keputusan Mentri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
No.235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik
dan Gas yang digabung dengan Hari Kebangkitan Pekerjaan Umum
dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat
pentingnya semangat dan nilai –nilai hari listrik, maka berdasarkan
Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi No.1134.K/43/MPE/1992
tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari
Listrik Nasional.
Pada tahun 1994 terjadi perubahan mendasar dalam tubuh
perusahaan yang tadinya berstatus sebagai Perusahaan Umum ini,
yaitu setelah keluarnya Perpu no.3 dan sesuai dengan akte notaris
Soetjipto, SH No 169 yang menyatakan bahwa Perum PLN statusnya
diubah menjadi Perseroan dengan nama PT.PLN (Persero).
Perubahan status perusahaan tersebut ternyata membawa dampak
sangat kuat bagi perkembangan perusahaan listrik Indonesia dalam
menggapai orientasi dan obsesinya. Selain itu dalam rangka
memaksimalkan peran perusahaan itu berbagai upaya telah dilakukan
perusahaan ini, baik secara internal maupun secara eksternal.
60
Perubahan internal misalnya dapat dilihat dari perubahan struktur
organisasinya baik yang dikantor pusat maupun didaerah. Begitu juga
secara eksternal kini PLN telah melakukan ekspansi dengan
membentuk unit–unit bisnis dan anak perusahaan sebagai unit
pelaksanaannya.
Unit wilayah yang dimiliki PLN terdiri dari 11 wilayah kerja
ditambah dengan kawasan Batam sebagai wilayah khusus. Wilayah
tersebut anatara lain: Wilayah I Aceh, Wilayah II Sumatra Utara,
Wilayah III Sumbar-Riau, Wilayah IV Sumsel-Bengkulu-Jambi dan
Bangka Belitung, Wilayah V Kalimantan Barat, Wilayah VI Kalimantan
Selatan, Timur dan Tengah, Wilayah VII Sulut Sulteng, Wilayah VIII
Sulawesi Selatan dan Tenggara, Wilayah IX Maluku, Wilayah X Irian
jaya dan Wilayah XI Bali NTT – NTB.
Selain wilayah PLN memiliki unit distribusi Jakarta raya dan
Tangerang, distribusi Jawa Barat, distribusi Jawa Tengah dan Timur.
Begitu juga membentuk anak perusahaan diantaranya PT.Indonesia
Power, PT. Icon Plus dan PLN Batam yang sebelumnya menjadi
daerah khusus.
4.1.2 VISI dan Misi PLN (Persero)
1. Visi dari perusahaan PLN (Persero)
Yaitu diakui sebagai perusahaan yang bertumbuh kembang,
unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi Insani.
61
2. Misi :
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan
dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
3. Motto perusahaan PLN (Persero) :
a. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik.
b. Maksud dan tujuan dari perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai
serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan
pemerintah dibidang ketenagalistrikan dalam rangka
menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-
prinsip perseroan terbatas.
62
4.2 Deskripsi Subyek Penelitian
4.2.1 Logo PLN (Persero)
PT PLN (Persero) 4.1 Gambar Logo PLN (Persero)
Dibawah ini adalah tabel unit analisis pada visualisasi logo
PT PLN (Persero) (Tabel 4.1) yang terdiri dari Sign, Object,
Interpretant.
Tabel 4.1
Unit Analisis Tanda
Non Verbal Verbal
1. Bidang Persegi Panjang
2. Bentuk Petir/Kilat
3. Bentuk 3 Gelombang
4. Warna Kuning
5. Font
1. Tulisan PT PLN (Persero)
63
4.2.2 Identifikasi Tanda
Tabel 4.2
Identifikasi Tanda
No Jenis Tanda Penjelasan Unit Analisis
1 Ikon Hubungan antara subyek
dan objek yang bersifat
kemiripan.
Contoh : Potret, Foto
Bentuk bidang
persegi
panjang
Bentuk Petir
Bentuk
gelombang
2 Indeks Tanda yang memiliki keteraitan fenomenal atau eksistensi diantara representamen dan objeknya. Hubungan antara tanda dan objeknya bersifat konkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara kausal.
Warna kuning
pada logo
PLN (Persero)
Font yang
digunakan
pada logo.
3 Simbol Tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petanda.
Tulisan “PLN
(Persero)
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1 Bentuk Persegi Panjang Vertikal
Gambar 4.2 Bentuk Persegi Panjang Vertikal
64
4.3.2 Bentuk Lambang Petir
Gambar 4.3 Bentuk Lambang Petir
4.3.3 Bentuk 3 Gelombang
Gambar 4.4 Bentuk 3 Gelombang
Makna Tanda-tanda Tipe Ikon
Dari identifikasi pada tabel dibawah ditemukan beberapa tanda
tipe ikon pada logo PLN (Persero). Tanda-tanda beserta maknanya
dijelaskan melalui tabel berikut. Tabel ini diadaptasi dari Teori Charles
Sanders Pierce.
65
Tabel 4.3
Interpretasi Bentuk Persegi Panjang
No Sign Object Interpretant
1
Bentuk
Persegi
Panjang
Vertikal
Bentuk persegi
panjang merupakan
media dasar bagi
elemen-elemen
lambang lainnya.
Bentuk persegi panjang
merupakan bentuk yang
umum. Persegi panjang
menunjukan bahwa
PLN (Persero)
merupakan perusahaan
yang kuat dan
terorganisir dengan
baik. Bentuk ini juga
memberikan kesan
stabil.
Bentuk persegi panjang merupakan sebuah bidang dasar yang
menjadi pilihan dalam membuat sebuah logo perusahaan. Tanpa adanya
bidang dasar mungkin sebuah logo akan terlihat kurang menarik. Oleh
karena itu, PT PLN (Persero) memilih sebuah bidang dasar yang
berbentuk persegi panjang vertikal guna menyempurnakan logo
perusahaan. Secara psikologis persegi panjang mengartikan sesuatu
66
yang kuat dan terorganisir. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan
Sdr. Aminullah Isa (Marketing Communication PT PLN (Persero)), beliau
mengatakan bahwa
“Logo PT PLN (Persero) didesain secara dinamis dengan bentuk persegi panjang vertikal. Alasannya kenapa berbentuk persegi panjang adalah awalnya persegi panjang merupakan bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, selain itu persegi panjang melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan sebuah organisasi yang terorganisir dengan sempurna dan persegi panjang juga mempunyai arti kejujuran serta stabilitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa bentuk persegi panjang sebagai
awalan dari sebuah logo PLN (Persero), yang memiliki arti
mengedepankan nilai kejujuran, terorganisir dengan baik, dan secara
tidak langsung perusahaan PLN (Persero) ingin membentuk (image) citra
positif sebagai perusahaan yang mengedepankan nilai kejujuran.
Tabel 4.4
Interpretasi Bentuk Lambang Petir
No Sign Object Interpretant
1 Lambang
Petir
Bentuk Petir yang
terdapat pada logo
PLN merupakan
rangkaian yang
tergabung dan
kemudian menjadi
bagian dari logo
tersebut.
Bentuk petir pada logo
PLN itu sendiri
mengartikan kerja cepat
dan tegas dalam
memberikan pelayanan
secara profesional
kepada konsumen dan
seluruh masyarakat
Indonesia.
67
Sedangkan bentuk lambang petir yang terdapat di dalam logo PLN
(Persero) menurut Sdr. Aminullah Isa (Marketing Communication PT
PLN (Persero)) yaitu sebuah rangkaian yang tergabung dan kemudian
menjadi bagian dari logo PLN (Persero).
“Tujuan Lambang petir yang terdapat dalam logo PLN fungsinya untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa PLN adalah perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan. Selain itu petir/kilat memiliki arti kerja cepat dan tepat para insan perusahaan dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.
Jadi dapat dikatakan bahwa bentuk Lambang petir yang terdapat
dalam logo PLN (Persero) untuk memperkuat makna “Profesionalisme
Kerja” yang telah diberikan kepada seluruh staf karyawan perusahaan
dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk seluruh masyarakat
Indonesia khususnya para konsumen.
Tabel 4.5
Interpretasi Bentuk 3 Gelombang
No Sign Object Interpretant
1
Bentuk 3
Gelombang
Air.
Bentuk 3
Gelombang
merupakan
rangkaian yang
telah tersusun
pada logo PLN
Bentuk 3 Gelombang yang
tersusun mengartikan
bahwa PLN memberikan
pelayanan 3 sektor utama
perusahaan yaitu
pembangkitan, penyaluran,
dan pendistribusian yang
telah dilakukan secara
maksimal oleh seluruh
karyawan PLN guna
mengoptimalkan ketiga
sektor tersebut.
68
Sama halnya dengan lambang petir yang ada didalam logo PT
PLN (Persero). Bahwa gambar gelombang air merupakan sebuah
rangkaian yang tergabung dan kemudian menjadi bagian dari logo PT
PLN (Persero). Menurut pendapat yang disampaikan Sdr. Aminullah Isa,
gelombang air memiliki arti sebagai berikut :
“3 gelombang air yang terdapat didalam logo PLN mengartikan bahwa perusahaan PLN memiliki 3 bidang usaha utama yang diberikan kepada masyarakat yaitu, pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang beriringan dengan kerja keras setiap karyawan perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen”.
Dengan demikian, pihak perusahaan PLN (Persero) mencoba
menyampaikan dan mengisyaratkan kepada seluruh masyarakat
Indonesia bahwa perusahaan PLN (Persero) memiliki 3 bidang usaha
utama yang harus diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia, yaitu
pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian.
4.3.4 Warna Kuning Pada Logo
4.5 Gambar Warna Kuning Pada Logo
69
Makna Tanda-Tanda Tipe Indeks
Dari identifikasi pada tabel dibawah ditemukan beberapa tanda
tipe indeks pada logo PLN (Persero). Tanda-tanda beserta maknanya
dijelaskan melalui tabel berikut. Tabel ini diadaptasi oleh Teori Charles
Sanders Pierce
Tabel 4.6
Interpretasi Bentuk Warna Kuning
No Sign Object Interpretant
1 Warna Kuning Warna Kuning
merupakan warna
yang mendominasi
diddalam Logo
PLN (Persero)
Warna Kuning merupakan
warna yang bersifat positif
dan melambangkan
kejujuran. Secara psikologis
kuning bisa memberikan
motivasi dan menaikkan
mood seseorang. Kuning
merupakan warna yang
melambangkan kejujuran.
Selain itu warna kuning bisa
menghilangkan pemikiran
negatif sekaligus
memberikan semangat bagi
yang melihatnya.
70
Warna merupakan sebuah hal yang tidak boleh dilupakan dalam
membuat sebuah logo. Karena tanpa adanya warna di dalam sebuah
logo, maka akan terlihat tidak menarik dan bisa berdampak pada citra
perusahaan itu sendiri. Warna kuning merupakan warna yang dipilih oleh
perusahaan PLN (Persero) untuk menghiasi logo perusahaan. Warna
kuning memiliki makna yang khusus untuk PLN (Persero). Berikut adalah
pernyataan dari pihak Internal PT PLN (Persero) Sdr. Aminullah Isa
(Marketing Communication PT. PLN (Persero)) :
Alasan mengapa warna kuning yang menjadi pilihan sebagai warna dasar pada logo PLN (Persero) adalah warna kuning merupakan sebuah warna yang cerah yang bisa memberikan nilai yang berbeda dimata masyarakat Indonesia khususnya. Selain itu kuning melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki oleh seluruh insan perusahaan dalam melayani konsumennya
Jadi pemilihan warna kuning merupakan pilihan yang sangat
tepat, karena warna kuning secara psikologis bisa memberikan dampak
yang bagus untuk seseorang. Misalnya bisa menaikkan mood seseorang
serta memberikan motivasi bagi yang melihatnya.
4.3.5 Penggunaan Font Arial
PT PLN (Persero)
Gambar 4.6 Logo PT PLN (Persero)
71
Makna Tanda-tanda Indeks
Dari identifikasi pada tabel dibawah ini ditemukan beberapa
tanda tipe indeks pada logo PT PLN (Persero). Tanda beserta
maknanya dijelaskan melalui tabel berikut. Tabel ini diadaptasi
oleh Teori Charles Sanders Pierce.
Tabel 4.7
Interpretasi Font Arial pada logo PT PLN (Persero)
No Sign Object Interpretant
1 Font Arial Font Arial merupakan
jenis huruf yang
dipilih oleh
perusahaan dalam
logo PT PLN
(Persero).
Font Arial yang dipilih
oleh PT PLN (Persero)
adalah Font yang
memberikan kesan yang
nyaman dimata
masyarakat serta tidak
terlihat kaku dan lebih
efisien.
Jenis Font/Huruf seringkali menjadi penentu untuk mendesain
sebuah logo. Karena, penggunaan jenis huruf bisa juga memberikan
suatu kesan yang berbeda dimata masyarakat.
Alasan perusahaan memilih jenis huruf Arial dikarenakan pada era 60an jenis Font Arial merupakan yang paling banyak orang gunakan dalam setiap tulisan disurat kabar maupun dalam penulisan logo perusahaan. Selain itu jenis Font Arial terkesan lebih efisien dan tidak memberikan kesan yang aneh dimata masyarakat luas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan jenis font juga sangat
menentukan kesan yang ditimbulkan dari makna dalam logo tersebut.
72
4.3.6 Tulisan PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero)
Gambar 4.7 Tulisan PT PLN (Persero)
Makna Tanda-tanda Tipe Simbol
Dari identifikasi dan klarifikasi pada tabel dibawah ditemukan
beberapa tanda tipe simbol pada logo Astra Life. Tanda -tanda
beserta maknanya dijelaskan melalui tabel berikut. Tabel ini
diadaptasi dari Teori Charles Sanders Pierce.
Tabel 4.8
Interpretasi Tulisan PT PLN (Persero)
No Sign Object Interpretant
1
PT PLN
(Persero)
PT PLN (Persero)
adalah sebuah nama
perusahaan yang
mempunyai arti Pusat
Listrik Negara.
Tulisan PT PLN (Persero)
merupakan suatu pesan
verbal sebagai nama
perusahaan yang diusung
yang berbentuk huruf
pada setiap kata dan
menggunakan warna
hitam tebal agar
memberikan kesan tegas..
PT PLN (Persero) merupakan sebuah sebuah nama perusahaan
yang bergerak dibidang ketenagalistrikan dan sebagai salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga di dalam penulisan nama
73
perusahaan dicantumkan kata (Persero) di dalamnya. Tulisan PT PLN
(Persero) merupakan sebuah pesan verbal yang berbentuk huruf dan
diberikan sedikit sentuhan warna hitam tebal agar terlihat lebih tegas.
Pesan verbal ditujukan kepada masyarakat untuk memberikan
informasi tentang makna dibalik kata (Persero) dan huruf besar yang
terdiri dari huruf P,L,N merupakan sebuah singkatan dari asal kata Pusat
Listrik Negara. Berikut adalah pernyataan dari pihak Internal PT PLN
(Persero):
Tulisan PT PLN (Persero) tersebut merupakan sebuah singkatan dari Pusat Listrik Negara. Kata Persero itu sendiri merupakan sebuah penjelasan bahwa perusahaan PLN (Persero) adalah salag satu badan usaha yang dikelola oleh Negara. Tujuan diberikan warna hitam tebal agar memberikan kesan yang independen sekaligus tegas.
4.4 Pembahasan Penelitian
Logo merupakan suatu simbol yang dibuat dengan suatu proses
karya seni rupa yang bersifat dua dimensi maupun tiga dimensi yang
mewakili arti dari perusahaan yang disebut juga sebagai Corporate
Identity. Logo diibaratkan sebagai bagian tubuh yang mampu
mengutarakan isi hati dari produk atau perusahaan maka dalam aspek
pemasaran logo dapat berfungsi sebagai identitas dari perusahaan yang
dapet membedakan sebuah produk dengan produk lainnya.
Corporate Identity adalah “persona” dari suatu korporasi yang
disesuaikan dengan pencapaian terhadap sasaran bisnis secara objektif,
pada umumnya sering kali di manifestasikan melalui branding atau
74
digunakan sebagai merek dagang. Corporate Identity dihadirkan ketika
suatu perusahaan/organisasi atau kelompok kepemilikan suatu
perusahaan/organisasi berusaha secara bersama membangun filosofi
perusahaan/organisasi tersebut. Secara rill corporate identity dapat
diwujudkan berupa kultur perusahaan/organisasi atau kepribadian dari
perusahaan/organisasi tersebut. Pada intinya, bertujuan agar
masyarakat, mengetahui, mengenal, merasakan, dan memahami filosofi”
perusahaan/organisasi tersebut.
Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu
perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang,
atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo
diciptakan sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan
perusahaan pesaing.Logo bisa diibaratkan dengan wajah. Setiap orang
bisa dapat dengan mudah dikenali antara satu dengan yang lain hanya
dengan melihat wajah. Begitu juga halnya dengan logo. Logo merupakan
visi penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam
bentuk simbol. Karena fungsi dasarnya sebagai identitas, logo haruslah
unik dan mudah diingat. Selain itu, logo juga harus divisualisasikan
seimbang dan enak dipandang, serta relevan sehingga mampu
memberikan penjelasan mengenai apa yang ditawarkan perusahaan
pemilik logo.
75
Dalam penelitian ini penulis menganalisis sebuah simbol
merupakan salah satu bentuk teks dan citra yang berada dalam suatu
konteks media tertentu. Menurut Guy Cook dalam Sobur (2004 : 56),
“semua bentuk bahasa dan semua jenis ekspresi komunikasi seperti
kata-kata yang tercetak, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan
sebagainya.”
Dengan terjadinya suatu pemahaman akan pesan yang di dapat
dari pemberian makna atas simbol dan lambang berupa gambar, warna,
bentuk, huruf dan teks, maka simbol tersebut dapat dengan mudah
mempengaruhi khalayak dalam berperilaku sesuai dengan tujuan dari
tampilan logo tersebut, berarti tampilan logo tersebut dapat dikatakan
berhasil dan efektif, sesuai dengan yang dikatakan Little Kohn bahwa
tanda adalah “basis dari seluruh komunikasi” (Indiwan, 2006 : 175).
Pernyataan posisi seseorang dalam masyarakat kemudian dapat
dikonstruksikan melalui logo, antara lain melalui logo yang menunjukan
penggunaan produk-produk komersial tertentu ada di masyarakat.
Eksternalisasi adalah dimana sebuah perusahaan membuat logo
bagi perusahaan itu sendiri, dalam membentuk kesadaran di dalam
masyarakat. Objektivitas merupakan bentuk dari logo itu sendiri yang
mewakilkan suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa
nama, lambang, atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual,
sedangkan internalisasi adalah sejumlah khalayak yang langsung
76
mengaruhi pilihan-pilihan individu secara simultan menentukan
pembuatan keputusan konsumen dalam membentuk perilaku yang
terkonstruksi yang terjadi pada tahap internalisasi.
PT PLN (Persero) merupakan sebuah perusaan milik Negara yang
bergerak dibidang ketenagalistrikan guna memenuhi kebutuhan para
konsumen. Logo PT PLN (Persero) merupakan hasil karya seni rupa
yang dimaksud untuk mewakili arti dari produk, asal perusahaan dan
filosofi yang berhubungan dengan perusahaan tersebut yang terdapat
dibalik elemen desain yang berada didalam logo tersebut. Di dalam
dunia periklanan logo dibuat secara menarik dan dapat
mempresentasikan pesan yang ingin disampaikan dari perusahaan
kepada konsumen. Logo PT PLN (Persero) menggambarkan lambang
petir/kilat yang melambang kerja cepat dan tepat para insan karyawan ,
sedangkan tanda 3 gelombang air melambangkan 3 jenis pelayanan
utama yang diberikan oleh perusahaan yaitu, pembangkitan, penyaluran,
dan pendistribusian.
Dalam logo PT PLN (Persero) warna kuning merupakan warna
yang memiliki banyak makna namun dari keseluruhan konsep inti warna
ini didefinisikan sebagai warna yang memiliki kejujuran, semangat hidup
serta kestabilan. Selain itu, warna kuning juga bisa memberikan motivasi
serta menaikkan mood seseorang. Maka yang diinterpretasikan oleh
penulis mengenai visualisasi objek tersebut adalah bahwa logo ini
77
mencoba menarik konsumen sebanyak-banyaknya dengan pesan
sebuah cerita pada makna dibalik sebuah logo. Hal ini merupakan
sebuah bentuk pergeseran makna yang dibangun hanya untuk mencari
daya tarik semata.
Menurut Aquarini dalam bukunya: “Banyak produk yang sama
sekali tidak ada hubungannya dengan simbol logo tersebut, semata-mata
karena selling point bagi produk tersebut”. Hal tersebut menjadi tema
dalam sebuah logo yang merupakan brand identity atau menjadi sebuah
karakter yang dibangun oleh pihak produsen.
78
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Makna bentuk persegi panjang vertikal yang terdapat pada logo PT
PLN (Persero) merupakan sebuah bidang dasar logo PT PLN
(Persero) yang memiliki arti bahwa PT PLN (Persero) adalah
perusahaan yang terorganisir dengan baik dan mengedepankan nilai
kejujuran yang secara tidak langsung ingin membentuk image
perusahaan.
2. Makna lambang petir yang terdapat pada logo PT PLN (Persero)
fungsinya untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas
bahwa PT PLN (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang kelistrikan. Petir memiliki makna tersendiri untuk
perusahaan yaitu kerja cepat dan tepat yang telah diberikan oleh
seluruh insan karyawan perusahaan dalam memberikan pelayanan
terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya para
konsumen.
3. Elemen 3 gelombang air yang terdapat pada logo PT PLN (Persero)
memiliki suatu makna. Makna 3 gelombang air tersebut mengartikan
bahwa PT PLN (Persero) memiliki 3 bidang usaha utama yang
79
diberikan kepada masyarakat yaitu, penyaluran, pembangkitan, dan
pendistribusian yang beriringan dengan kerja keras seluruh insan
karyawan perusahaan PLN (Persero).
4. Penggunaan warna kuning pada logo PT PLN (Persero) mempunyai
makna yaitu warna kuning merupakan warna yang cerah dan bisa
menaikkan mood seserorang yang melihatnya. Secara psikologis
warna kuning bersifat positif sekaligus melambangkan kejujuran.
5. Jenis huruf/font yang digunakan oleh PT PLN (Persero) adalah jenis
huruf Arial. Jenis huruf ini yang dipilih oleh pihak perusahaan karena
jenis huruf ini dianggap tidak memberikan kesan yang aneh dimata
masyarakat dan juga jenis huruf ini terlihat lebih efisien.
6. Tulisan PT PLN (Persero) merupakan sebuah nama perusahaan
yang diusung oleh pihak perusahaan. Huruf P,L,N adalah sebuah
singkatan dari Pusat Listrik Negara. Kata persero yang terdapat
dalam nama perusahaan bertujuan untuk menyampaikan informasi
kepada masyarakat bahwa PT PLN (Persero) merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah ada
diatas, saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai
berikut :
80
1. Pihak perusahaan khususnya yang bergerak dibidang iklan harus bisa
lebih kreatif lagi dalam mengiklankan perusahaan melalui media
massa cetak maupun elektronik sehingga seluruh lapisan masyarakat
bisa dengan mudah mencerna maksud dan tujuan dari logo
perusahaan tersebut.
2. Untuk menunjukkan sikap “Profesinalisme Kerja” yang telah diberikan
oleh seluruh karyawan perusahaan PLN (Persero), maka harus ada
langkah-langkah nyata yang ditunjukkan kepada masyarakat seperti
halnya mengadakan acara gotong royong di daerah tertentu yang
langsung disponsori oleh perusahaan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Astrid S Susanto, 1974, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung: BinaCipta
Ardianto Elvinaro , 2007, Filsafat Ilmu Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Budiman, Kris, 2004, Semiotika Visual, PT Buku Baik, Yogyakarta
Effendy, Onong U, 1997, Ilmu Komunikasi dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Fiske, John, 1990, Cultural & Communication Studies. Bandung, Jalasutra
Jalaludin Rakhmat 2003, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung
Jefkins, Frank, 1997, Periklanan, Erlangga, Jakarta
Kusrianto, Adi. Tipografi Komputer Untuk Desain Grafis, Yogyakarta, 2006
Kriyantono, Rahmat, 2006, Tehnik Praktik Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Lee, Monlee, dkk, 2007, Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global, Prenada Media Group, Jakarta
Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi Sebagai Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT Remaja Rosdakarya
Morrisan, 2007. Periklanan-Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ramdina Prakarsa, Tangerang
Narboko, Cholij, dkk, 2002 Metode Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta
Noviani, Ratna, 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan : Antara Realitas, Representasi dan Simulasi, Pustaka Relajar, Yogyakarta
Riswandi, 2009, Ilmu Komunikasi, GRAHA Ilmu, Univ. Mercubuana
Salim, Agus, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta, 2001
82
Santoso, Sigit, 2009, Creative Advertising. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Sugiyono, 2008. Teori dan Paradigma Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan, R&D, PT Bumi Aksara, Bandung
Sumadiria, A.S. Harris. Menulis Berita dan Feature, PT. Simbiosa Rekatama Media, Jakarta, 2010,
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing. Bandung, Remadja Karya
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya
Tinarbuko, Sumbo, 2008, Semiotika Komunikasi Visual, Jalasutra, Yogyakarta
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu, 2006, Semiotika, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (B), Jakarta
Widyatama, Rendra. 2005, Pengantar Periklanan, Buana Pustaka Indonesia
Winarno, Bondan, 2008. Rumah Iklan, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta
Website :
http://www.pln.co.id
https://simplestudio.wordpress.com/2012/12/26/arti-bentuk-dalam-desain
https://id.wikipedia.org
http://desainlogodesign.com/arti-warna-pada-logo-perusahaan-dan
pengaruh-emosionalnya-pada-konsumen
https://www.scribd.com/doc/91772859/Pengertian-Profesi-Profesional
Profesionalisme-Profesionlitas-Dan-Profesionalisasi
83
LAMPIRAN
Wawancara dengan bapak Asep Herna seorang praktisi iklan. Beliau bekerja
di sebuah agensi iklan yaitu MACS909 sebagai Copy Writer.
Keterangan :
I : Peneliti
A : Narasumber
I : Menurut bapak, apakah pihak perusahaan PLN (Persero) sudah berhasil
menunjukkan kepada masyarakat di Indonesia khususnya para
konsumen mengenai “Profesionalisme Kerja” yang telah diberikan oleh
seluruh insan karyawan perusahaan melalui logo PLN (Persero) yang
ada saat ini ?
A : Menurut pandangan saya, secara keseluruhan sudah bisa dibilang
berhasil. Karena hampir seluruh lapisan masyarakat telah merasakan
dampak positif yang telah diberikan oleh seluruh staf karyawan
perusahaan. Misalnya, saya ambil contoh ketika terjadi pemadaman
listrik yang disebabkan oleh kerusakan listrik maupun adanya kebakaran
didaerah tertentu, pihak perusahaan akan langsung mengambil tindakan
cepat dengan segera memadamkan listrik dikawasan yang sedang
mengalami kecelakaan tersebut sehingga dampak buruk akibat
kerusakan listrik tersebut bisa diminimalisir agar tidak meluas kedaerah
lain. Tindakan ini sesuai seperti yang digambarkan melalui lambang
petir/kilat yang terdapat dalam logo perusahaan tersebut. Karna lambang
petir/kilat tersebut melambangkan sesuatu yang sifatnya cepat. Pihak
perusahaan hanya kurang memberikan perhatian yang lebih mengenai
makna logo perusahaan terhadap masyarakat. Sebenarnya pihak
perusahaan bisa memanfaatkan media massa baik cetak maupun
elektronik untuk menyampaikan makna “Profesionalisme Kerja” yang
telah mereka berikan selama ini melalui logo perusahaan. Logo
perusahaan merupakan sebuah identitas. Jadi, makna logo perusahaan
harus bisa disampaikan dan diterima dengan baik oleh seluruh kalangan
masyarakat khusunya para konsumen.
84
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Dwi Nurjaya Arlingga Putra
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 2 Oktober 1993
Alamat : Jln. Tanah Baru 1 No 31C RT 008/011
Jakarta Selatan 12210
Telp/HP : 081318488683/081299199318
Email : [email protected]
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
PENDIDIKAN FORMAL
1999-2005 : SDN 03 Pagi Grogol Utara
2005-2008 : SMPN 66 Jakarta Selatan
2008-2011 : SMAN 16 Jakarta Barat
2011-Sekarang : Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama)