universitas indonesia perencanaan strategis …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20330358-ta-r. hudan...
TRANSCRIPT
i
UNIVERSITAS INDONESIA
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI
DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
PADA PEMERINTAH KOTA SERANG
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
R. HUDAN MUCHTADI
1106121995
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JANUARI 2013
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
ii
ii
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : R. Hudan Muchtadi
NPM : 1106121995
Tanda tangan :
Tanggal : 9 Januari 2013
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
iii
iii
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Akhir ini diajukan oleh :
Nama : R. Hudan Muchtadi
NPM : 1106121995
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul Karya Akhir : Perencanaan Strategis Sistem Informasi
dalam Mendukung Pengembangan e-Government
pada Pemerintah Kota Serang
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi
Informasi pada Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Yudho Giri Sucahyo, Ph.D. ( .....................................)
Penguji : Dana Indra Sensuse, Ph.D. ( .....................................)
Penguji : Dr. Achmad Nizar Hidayanto ( .....................................)
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 16 Januari 2013
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
iv
iv
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Robbul ‘Izzati, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan karya
akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi
Informasi, Fakultas Ilmu Komputer - Universitas Indonesia. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan karya akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Bapak Yudho Giri Sucahyo, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan karya akhir ini;
(2) Bapak Dana Indra Sensuse, Ph.D, dan Bapak Dr. Achmad Nizar
Hidayanto, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan
demi kemajuan karya akhir ini;
(3) Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program beasiswa
Government Chief Information Officer (GCIO);
(4) Para Dosen MTI-UI yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang
telah memberikan ilmunya;
(5) Tim Sekretariat MTI-UI yang telah banyak membantu dalam
pengadministrasian dan keberlangsungan KBM selama perkuliahan;
(6) Bapak H. Sulhi, SH.,M.Si, selaku Sekretaris Daerah Kota Serang yang
telah membantu dan mendukung penelitian karya akhir ini;
(7) Para Pejabat Pemerintah Kota Serang yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data yang saya perlukan;
(8) Orang tua, istri dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral; dan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
v
v
Universitas Indonesia
(9) Rekan-rekan yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu dalam kesempatan
terbatas ini yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan karya
akhir ini.
Akhir kata, saya berharap Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya akhir ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Salemba, 9 Januari 2013
Penulis
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
vi
vi
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : R. Hudan Muchtadi
NPM : 1106121995
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Fakultas : Ilmu Komputer
Jenis Karya : Tesis / Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-ekslusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Perencanaan Strategis Sistem Informasi dalam Mendukung
Pengembangan e-Government pada Pemerintah Kota Serang.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
ekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Salemba
Pada tanggal : 16 Januari 2013
Yang menyatakan
R. Hudan Muchtadi
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
vii
vii
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : R. Hudan Muchtadi
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul : Perencanaan Strategis Sistem Informasi Dalam Mendukung
Pengembangan e-Government pada Pemerintah Kota Serang
Penggunaan Teknologi Informasi Komputer (TIK) dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan atau yang biasa disebut dengan e-government telah menjadi
kebutuhan pemerintah untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan terbentuknya
tata pemerintahan yang baik (good governance). Pengembangan e-government
memerlukan perencanaan dan arahan strategis agar manfaatnya efektif
mendukung kinerja organisasi pemerintah. Rencana dan arahan strategis tersebut
dapat dituangkan dalam sebuah rencana strategis sistem informasi dalam jangka
waktu tiga hingga lima tahun kedepan. Perencanaan strategis sistem informasi
(PSSI) ini menggunakan metodologi Anita Cassidy dengan mengkombinasikan
beberapa alat analisis seperti Critical Success Factor, Value Chain, SWOT agar
dapat memberikan arahan pengembangan e-government. Penyusunan dokumen
hasil perencanaan disesuaikan dengan pola umum penyusunan strategis sistem
informasi agar didapat keluaran strategi SI bisnis, Strategi TI, Strategi Manajemen
SI/TI dan portofolio aplikasi. Hasil dari PSSI ini menjadi cetak biru dalam
pengembangan e-government pada Pemerintah Kota Serang sehingga dapat
mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi serta tata pemerintah yang lebih
baik.
Kata Kunci : PSSI, metodologi Anita Cassidy, e-government, Pemerintah Kota
Serang.
xvii + 175 halaman; 48 Gambar; 37 Tabel; 24 Lampiran
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
viii
viii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : R. Hudan Muchtadi
Study Program : Magister Teknologi Informasi
Title : Perencanaan Strategis Sistem Informasi Dalam Mendukung
Pengembangan e-Government pada Pemerintah Kota Serang
The use of Information Computer Technology (ICT) in the governance process or
commonly referred to as e-Government has been the government's need to meet
the people's demands for the establishment of good governance. The development
of e-Government requires planning and strategic direction in order to effectively
support the performance benefits of government organizations. Plans and strategic
direction can be contained in an information systems strategic plan within three to
five years. Strategic planning of information systems (SPIS) is using the Anita
Cassidy methodology by combining several analysis tools such as Critical
Successs Factor, Value Chain Analysis, SWOT Analysis, etc. in order to provide
guidance e-government development. The development of planning documents
tailored to the results of the general pattern of the preparation of strategic
information systems in order to obtain the output SI business strategy, IT strategy,
Strategy Management SI/TI and application portfolio. The results of the SPIS is as
the blue print in the development of e-Government of Pemerintah Kota Serang
that are built to support the vision and mission of the organization better
governance.
Keyword : SPIS, Anita Cassidy Methodology, e-Government, Pemerintah
Kota Serang.
xvii + 175 halaman; 48 Gambar; 37 Tabel; 24 Lampiran
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
ix
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR ISTILAH .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.2.1 Analisis Fishbone Diagram ............................................................. 4
1.2.2 Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 5
1.3. Ruang Lingkup ............................................................................................. 6
1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1.6. Sistematika Penulisan................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
2.1 Organisasi dan Sistem Informasi ................................................................. 9
2.2 Perencanaan Strategis .................................................................................. 10
2.3 Perencanaan Strategis Sistem Informasi (PSSI)...... .................................... 10
2.4 Kajian Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi ...................... 12
2.4.1 Metodologi Perencanaan Strategis SI Versi Anita Cassidy ............. 12
2.4.2 Metodologi Perencanaan Strategis SI Versi Price Waterhouse ....... 17
2.4.3 Metodologi Perencanaan Strategis SI Versi Ward dan Peppard ...... 19
2.4.4 Metodologi Perencanaan Strategis SI Versi B-Vissta Planning ...... 21
2.5 Perbandingan Metodologi Perencanaan Strategis SI/TI .............................. 23
2.6 Kajian Teknik dan Metode Analisis Perencanaan Strategis SI/TI ............... 26
2.6.1 Critical Success Factor (CSF) ......................................................... 26
2.6.2 Value Chain ..................................................................................... 27
2.6.3 Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) ................ 29
2.6.4 Political, Economic, Social, Technology (PEST) ............................ 30
2.6.5 McFarlan’s Strategic Grid ............................................................... 31
2.6.6 Model Investasi TI Pemerintahan .................................................... 33
2.6.7 Perbandingan Teknis Analisis ......................................................... 35
2.7 Tinjauan Perencanaan Strategis SI/TI Pemerintah Daerah .......................... 36
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
x
x
Universitas Indonesia
2.7.1 Pemerintah Kabupaten Jembrana .................................................... 36
2.7.2 Pemerintah Kabupaten Sragen ......................................................... 39
2.7.3 State of Tennessee, USA .................................................................. 41
2.7.4 Perbandingan Perencanaan SI/TI Pemerintah Daerah ..................... 43
2.8 Tinjauan Penelitian Sebelumnya ................................................................. 43
2.8.1 Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pemerintah Daerah: Studi
Kasus Pemerintah Kota Medan ....................................................... 44
2.8.2 Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pemerintah Daerah: Studi
Kasus Pemerintah Kabupaten Purwakarta ....................................... 45
2.8.3 Perencanaan Strategis e-Government pada KPDAP Kabupaten
Flores Timur .................................................................................... 46
2.8.4 Perbandingan Penelitian .................................................................. 47
2.9 Manajemen Risiko Instansi Pemerintahan .................................................. 47
2.10 Blue Print Sistem Aplikasi e-Government ................................................... 51
2.10.1 Menuju e-Government ..................................................................... 52
2.10.2 Kerangka Arsitektur e-Government ................................................. 54
2.10.3 Tingkatan e-Government ................................................................. 55
2.10.4 Government Function Framework ................................................... 55
2.10.5 Peta Solusi Aplikasi e-Government ................................................. 57
2.10.6 Penyusunan Peta Alur (Road Map) ................................................. 59
2.11 Kerangka Pemikiran Perencanaan Strategis SI/TI Pemda Kota Serang ...... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................... . 64
3.1 Kerangka Penelitian ..................................................................................... 64
3.2 Alur Penelitian ........................................................................................... 65
3.2.1 Studi Literatur .................................................................................. 66
3.2.2 Pengumpulan Data dan Informasi .................................................... 67
3.2.3 Tahap Analisis Data ......................................................................... 67
3.2.4 Tahap Pemahaman Bisnis dan Situasi SI Saat Ini ........................... 67
3.2.5 Tahap Gap Analisis .......................................................................... 67
3.2.6 Tahap Solusi dan Rekomendasi ....................................................... 67
3.2.7 Tahap Pembuatan Formulasi Rencana Strategis .............................. 68
3.2.8 Tahap Finalisasi ............................................................................... 68
BAB IV PROFIL PEMERINTAH KOTA SERANG ........................................ 69
4.1 Selayang Pandang Kota Serang ................................................................... 69
4.1.1 Sejarah Kota Serang ......................................................................... 69
4.1.2 Arti Lambang Daerah ...................................................................... 70
4.1.3 Kondisi Umum / Geografis .............................................................. 70
4.1.4 Kondisi Sosial Demografis .............................................................. 73
4.1.5 Kondisi Sosial Budaya ..................................................................... 74
4.1.6 Kondisi Perekonomian ..................................................................... 76
4.1.7 Produk Unggulan Daerah ................................................................. 77
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
xi
xi
Universitas Indonesia
4.2 Organisasi dan Tata Kelola Pemerintahan ................................................... 78
4.3 Visi dan Misi ............................................................................................... 81
4.4 Strategi Pembangunan ................................................................................. 82
4.4.1 Permasalahan Pembangunan ............................................................ 82
4.4.2 Strategi dan Prioritas Pembangunan ................................................ 83
4.5 Program Strategis......................................................................................... 93
BAB V ANALISIS DAN PERUMUSAN STRATEGI .................................... 94
5.1 Fase Visioning ............................................................................................. 94
5.1.1 Memahami Visi dan Situasi Bisnis .................................................. 94
5.1.2 Dokumentasi dan Korfirmasi Analisis Bisnis .................................. 96
5.1.2.1 Analisis Value Chain ......................................................... 97
5.1.2.2 Analisis CSF ...................................................................... 99
5.1.2.3 Analisis SWOT .................................................................. 106
5.1.2.4 Analisis PEST .................................................................... 109
5.2 Fase Analysis ........................................................................................... 122
5.2.1 Memahami Situasi Sistem Informasi Saat Ini ................................. 122
5.2.1.1 Lingkungan Aplikasi / Sistem Informasi ........................... 122
5.2.1.2 Infrastruktur Teknologi Informasi ..................................... 125
5.2.1.3 Organisasi Sistem Informasi .............................................. 126
5.2.1.4 Proses SI/TI ....................................................................... 128
5.2.1.5 Penganggaran SI/TI ........................................................... 129
5.2.2 Menganalisis Situasi Sistem Informasi Saat Ini .............................. 131
5.2.2.1 Tren TIK Nasional ............................................................. 131
5.2.2.2 Tren Sistem Informasi ....................................................... 130
5.2.2.3 Analisis SWOT Sistem Informasi ..................................... 135
5.2.2.4 Analisis Kebutuhan Sistem Informasi .............................. 136
5.2.3 Mengembangkan Solusi Alternatif .................................................. 138
5.2.3.1 Solusi Alternatif Sistem Informasi .................................... 139
5.2.3.2 Solusi Pilihan Pengembangan Infrastruktur ...................... 142
5.2.3.3 Solusi Pilihan Pengembangan Organisasi ......................... 144
5.2.3.4 Solusi Pengembangan Proses Sistem Informasi ................ 146
5.3 Fase Direction ............................................................................................. 148
5.3.1 Mengembangkan Arahan dan Visi Sistem Informasi ...................... 148
5.3.2 Mengembangkan Rencana Sistem Informasi ................................. 150
5.3.2.1 Arahan Aplikasi Bisnis ..................................................... 150
5.3.2.2 Arahan Infrastruktur TI...................................................... 152
5.3.2.3 Arahan Organisasi ............................................................. 157
5.3.2.4 Arahan Proses .................................................................... 159
5.3.3 Menentukan Prioritas Sistem Informasi .......................................... 161
5.4 Fase Recommendation ............................................................................... 162
5.4.1 Manajemen Risiko ........................................................................... 163
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
xii
xii
Universitas Indonesia
5.4.1.1 Identifikasi Risiko .............................................................. 163
5.4.1.2 Penilaian Risiko ................................................................. 165
5.4.1.3 Tindakan Terhadap Risiko ................................................. 165
5.4.1.4 Pemantauan dan Pelaporan Risiko .................................... 168
5.4.2 Membangun Peta Alur (roadmap) ................................................... 168
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 172
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 172
6.2 Saran ............................................................................................................ 173
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 174
LAMPIRAN
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
xiii
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Analisis Fishbone ......................................................... 4
Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI ..... 11
Gambar 2.2 Information System Strategic Planning Methodology ................ 13
Gambar 2.3 Tahapan Metodologi Anita Cassidy ............................................ 13
Gambar 2.4 Tahapan Metodologi PSSI versi Price Waterhouse .................... 17
Gambar 2.5 Model Strategis SI/TI versi Ward dan Peppard .......................... 19
Gambar 2.6 B- Vissta Planning Methodology ................................................ 23
Gambar 2.7 Tujuan dan hubungan CSF .......................................................... 27
Gambar 2.8 Porter’s Value Chain Analysis .................................................... 28
Gambar 2.9 SWOT Analysis .......................................................................... 30
Gambar 2.10 Pendekatan Mc Farlan’s Strategic Grid ...................................... 32
Gambar 2.11 Kerangka berpikir pengembangan e-gov kab. Jembrana ............ 36
Gambar 2.12 Pengembangan e-government Kab. Sragen ................................ 39
Gambar 2.13 Transformasi menuju e-government ........................................... 53
Gambar 2.14 Kerangka Arsitektur e-government ............................................. 54
Gambar 2.15 Kerangka Fungsi Sistem Kepemerintahan .................................. 56
Gambar 2.16 Contoh Kerangka Fungsi Sistem Kepemerintahan ..................... 56
Gambar 2.17 Peta Solusi Aplikasi e-Government ............................................ 57
Gambar 2.18 Contoh Peta Solusi Aplikasi e-Government ............................... 58
Gambar 2.19 Strategi Matriks ........................................................................... 60
Gambar 2.20 Strategi Spiral .............................................................................. 61
Gambar 2.21 Strategi Neraca F&I .................................................................... 61
Gambar 2.22 Pentahapan pengembangan e-government .................................. 62
Gambar 2.23 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................... 63
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Perencanaan SI/TI...................................... 65
Gambar 3.2 Alur Penelitian ............................................................................ 66
Gambar 4.1 Lambang Daerah Kota Serang .................................................... 70
Gambar 4.2 Produk Unggulan dan Obyek Wisata Kota Serang ..................... 78
Gambar 4.3 Jumlah PNS Pemerintah Kota Serang ......................................... 79
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Serang ............................. 80
Gambar 5.1 Value Chain Pemerintah Kota Serang......................................... 97
Gambar 5.2 Langkah-langkah pendalaman prioritas pembangunan ............... 102
Gambar 5.3 Infrastruktur TI Pemerintah Kota Serang .................................... 125
Gambar 5.4 Struktur Organisasi Dishubkominfo Kota Serang....................... 126
Gambar 5.5 Komposisi Belanja SI/TI ............................................................. 128
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
xiv
xiv
Universitas Indonesia
Gambar 5.6 Komposisi Belanja Perangkat Keras ........................................... 128
Gambar 5.7 Elemen Utama Model Organisasi SI/TI ...................................... 143
Gambar 5.8 Struktur Utama Organisasi SI/TI ................................................ 144
Gambar 5.9 Langkah Pengembangan Kebijakan ............................................ 145
Gambar 5.10 Arsitektur Aplikasi ...................................................................... 148
Gambar 5.11 Infrastruktur TI Pemerintah Kota Serang .................................... 150
Gambar 5.12 Konfigurasi Jaringan Pemerintah Kota Serang ........................... 152
Gambar 5.13 Skema Jaringan ........................................................................... 153
Gambar 5.14 Jaringan LAN SKPD ................................................................... 154
Gambar 5.15 Arahan Organisasi SI/TI ............................................................. 155
Gambar 5.16 Model Tata Kelola TIK ............................................................... 157
Gambar 5.17 Pilar-pilar Penyusunan Perencanaan SI/TI.................................. 160
Gambar 5.18 Roadmap Pengembangan SI/TI Pemerintah Kota Serang .......... 166
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
xv
xv
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Metodologi Perencanaan SI/TI ............................ 24
Tabel 2.2 Faktor Kemungkinan PEST ....................................................... 31
Tabel 2.3 Contoh Kuesioner MITIP Bidang Bisnis .................................... 34
Tabel 2.4 Contoh Kuesioner MITIP Bidang Teknologi .............................. 34
Tabel 2.5 Prioritas Proyek SI/TI dengan Teknik MITIP ............................. 35
Tabel 2.6 Fungsi Model / Tools Analisis .................................................... 35
Tabel 4.1 Kecmatan dan Luas Wilayah ...................................................... 71
Tabel 4.2 Rekomendasi Pengembangan Kapasitas Ruang Wilayah .......... 72
Tabel 4.3 Sebaran dan Kepadatan Penduduk Tahun 2010 .......................... 73
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010 ....... 73
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk yang Memiliki KTP ....................................... 74
Tabel 4.6 Banyaknya Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan ............. 74
Tabel 4.7 Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Serang Tahun 2010 ............. 75
Tabel 4.8 Unit Pelayanan Kesehatan Tahun 2010 ...................................... 76
Tabel 4.9 Tenaga Kesehatan Tahun 2010 ................................................... 76
Tabel 4.10 Pertumbuhan PDRB dan Konstan Kota Serang .......................... 77
Tabel 5.1 Analisis SWOT ........................................................................... 101
Tabel 5.2 Tujuan dan Sasaran Kebijakan Pembangunan Daerah................ 102
Tabel 5.3 Identifikasi Kebutuhan Informasi Organisasi ............................. 109
Tabel 5.4 Aplikasi / Sistem Informasi Pemkot Serang ............................... 122
Tabel 5.5 Mc Farlan Grid Sistem Informasi Saat Ini .................................. 124
Tabel 5.6 Analisis SWOT SI/TI .................................................................. 133
Tabel 5.7 Kebutuhan Aplikasi Berdasarkan Kebutuhan Informasi............. 134
Tabel 5.8 Aplikasi Berdasarkan Value Chain ............................................. 136
Tabel 5.9 Solusi Sistem Informasi .............................................................. 137
Tabel 5.10 Mc Farlan Grid Rekomendasi Sistem Informasi ......................... 139
Tabel 5.11 Analisis Kesenjangan SI/TI......................................................... 140
Tabel 5.12 Pemetaan Aplikasi Terhadap Pengguna ...................................... 148
Tabel 5.13 Peran dan Tanggung Jawab Organisasi SI/TI ............................. 156
Tabel 5.14 Prioritas Proyek SI/TI berdasarkan Metode MITIP .................... 160
Tabel 5.15 Daftar Aset .................................................................................. 161
Tabel 5.16 Daftar Risiko ............................................................................... 162
Tabel 5.17 Penilaian Risiko .......................................................................... 162
Tabel 5.18 Strategi Mitigasi Risiko .............................................................. 163
Tabel 5.19 Matriks Penggolongan Tingkat Risiko........................................ 163
Tabel 5.20 Kontrol Terhadap Risiko ............................................................. 164
Tabel 5.21 Tahapan Program Kerja Pengembangan SI/TI ........................... 167
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
xvi
xvi
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
xvii
xvii
Universitas Indonesia
DAFTAR ISTILAH
Enabler Pemungkin
SI Sistem Informasi
TI Teknologi Informasi
PSSI Perencanaan Strategis Sistem Informasi
CSF Critical Success Factor
SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat
PEST Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi
Value Chain Proses rantai nilai untuk menghasilkan nilai tambah
MITIP Manajemen Investasi TI Pemerintahan
Ad-hoc Khusus untuk suatu maksud
Roadmap Peta Alur
e-Government Pemerintahan digital yang menjadikan TIK sebagai enabler
Renstra Rencana Strategis
RPJP Rencana Pembangunan Jangka Panjang
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Renja Rencana Kerja
Pemkot Pemerintah Kota
Stakeholder Pemangku kepentingan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
xviii
xviii
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Hasil Wawancara
Lampiran B Hasil Kuesioner Prioritas Proyek SI/TI
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi semakin cepat dan terus bergerak
eksponensial sehingga telah mengubah cara pandang organisasi dalam berbisnis.
Peranan Sistem Informasi / Teknologi Informasi (SI / TI) bukan lagi sebatas
unsur pendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan / organisasi namun mulai
beralih berfungsi sebagai enabler atau pemungkin untuk mewujudkan tujuan
perusahaan / organisasi. Teknologi Informasi mengubah proses bisnis menjadi
lebih efektif dalam menjalankan misi dan efesien dalam mengelola dan
menggunakan sumber daya.
1.1 Latar Belakang
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi
nasional pengembangan e-government merupakan pintu utama yang telah
dipersiapkan pemerintah sekaligus momentum bagi penerapan teknologi
komunikasi dan informasi di bidang pemerintahan. Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan &
RB) Nomor 11 Tahun 2011 juga mempersyaratkan peningkatan kualitas
pelayanan publik yang tentunya membutuhkan teknologi informasi sebagai
pendukung sarana pelayanan publik yang berkualitas.
Saat ini, hampir satu dasawarsa sejak lahirnya Inpres tersebut, telah
banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang
berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi
dan informasi dalam bentuk situs web dan berbagai aplikasi sistem
informasi manajemen. Namun pemanfaatan TI belum didayagunakan secara
optimal. Masih banyak proses bisnis dilakukan secara manual yang
mengakibatkan biaya operasional menjadi lebih tinggi, kualitas layanan
yang rendah serta waktu pelayanan yang lama yang pada ujungnya
mengakibatkan rendahnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
2
Universitas Indonesia
Pemerintah Kota Serang memiliki 30 Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Terdiri dari 2 Sekretariat, 12 Dinas, 6 Kecamatan dan 3 Kantor
serta 7 Badan / Lembaga Teknis Lainnya. Kesemuanya diharuskan
menjunjung tinggi nilai-nilai good governance untuk meningkatkan kualitas
fungsi pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Namun, tak jauh berbeda dengan keadaaan pemerintahan di Indonesia
pada umumnya, pemanfaatan TI pada Pemerintah Kota Serang belum
dilakukan secara maksimal. Hal inilah yang mendorong penulis untuk
membuat sebuah perencanaan strategis sistem informasi dalam mendukung
pengembangan e-government pada Pemerintah Kota Serang.
1.2 Perumusan Masalah
Berpijak pada kondisi saat ini, tantangan yang dihadapi sampai
dengan tahun 2014 serta mempertimbangkan potensi dan harapan
masyarakat Kota Serang maka visi pembangunan Kota Serang tahun 2008 -
2013 adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Landasan Kota Serang yang
Global dan Berwawasan Lingkungan”.
Secara lebih rinci makna dari visi Kota Serang 2008 - 2013 adalah
sebagai berikut:
Landasan: Kondisi suprastruktur (peraturan perundang-undangan /
regulasi daerah), insfrastruktur dan struktur pemerintahan, dan
pembangunan daerah Kota Serang dalam berbagai aspek kehidupan
(sosial budaya, ekonomi, fisik dan lingkungan).
Global: Kondisi Kota Serang yang mampu tumbuh, berkembang,
dan maju secara dinamis mengikuti perkembangan jaman dan sejajar
dengan kota-kota maju di Provinsi Banten.
Berwawasan: Kondisi Kota Serang yang memiliki lingkungan asri,
serasi, lestari, tentram, dan tertib.
Misi pembangunan Kota Serang tahun 2008 - 2013 adalah sebagai
berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
3
Universitas Indonesia
1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
pelayanan publik yang prima;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keberdayaan
masyarakat yang produktif, berbudaya dan agamis;
3. Meningkatkan dan mendorong pertumbuhan dan kualitas
perekonomian daerah dan masyarakat;
4. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana wilayah
yang memadai dan berkualitas;
5. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang
yang menunjang pembangunan berkelanjutan.
Dalam kerangka keterpaduan pembangunan nasional dan provinsi,
misi pembangunan Kota Serang tahun 2008-2013 merupakan wujud
komitmen seluruh masyarakat Kota Serang untuk mendukung pencapaian
misi pembangunan Provinsi Banten dan misi pembangunan nasional.
Kerangka keterpaduan inilah yang diamanatkan Inpres Nomor 3 Tahun
2003 dalam pengembangan e-government. Tentunya tanpa dukungan SI / TI
yang terintegrasi, misi Pemerintah Kota Serang tersebut akan sulit sekali
tercapai. Pada kenyataannya, realisasi e-government di Kota Serang belum
menggembirakan. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Serang yang memuat visi, misi, dan rencana
strategis tidak memasukkan e-government sebagai prioritas.
Berdasarkan sambutan Sekretaris Daerah Kota Serang, H. Sulhi, S.H.,
M.Si., saat membuka Sosialisasi Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang keterbukaan informasi publik menunjukkan adanya keinginan serius
untuk mengoptimalkan penggunaan TIK dan prosesnya dalam mendukung
pekerjaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Beliau
mengatakan terkait permohonan informasi dari seseorang bernama MHS
terkait dana hibah dan bansos yang sampai memasuki tahap mediasi di
Komisi Informasi Banten hanya dikarenakan luputnya permohonan
informasi yang MHS sampaikan melalui e-mail pada website Kota Serang.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
4
Universitas Indonesia
Belum lagi kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Serang
adalah tidak adanya standar prosedur pelayanan serta interoperabilitas
aplikasi antar SKPD yang rendah dikarenakan masih berupa pulau-pulau
aplikasi sehingga sulit untuk diintegrasikan yang pada akhirnya semakin
memperumit permasalahan yang ada. SI / TI yang ada pun masih dilakukan
secara ad-hoc. Semua permasalahan tersebut mengindikasikan adanya
fenomena ketidak-optimalan pemakaian teknologi informasi (TI) dalam
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pemerintahan di segala lini termasuk
infrastruktur, sistem aplikasi komputer dan proses-proses birokrasi dan
ketidakselarasan antara strategi pembangunan daerah dengan strategi TI
organisasi.
Penyebabnya adalah tidak adanya prosedur standar hasil sebuah
perencanaan SI / TI yang baik sehingga kendala-kendala yang tersebut pada
paragraf sebelumnya masih menjadi permasalahan dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Pemerintah Kota Serang. SKPD pada Pemerintah Kota
Serang tidak akan maksimal memberikan pelayanan prima kepada publik
apabila tidak didukung oleh perencanaan strategis sistem informasi.
1.2.1 Analisis Fishbone Diagram
Untuk membantu mengidentifikasi, menganalisis dan
memecahkan masalah maka digunakanlah diagram Ishikawa atau
fishbone diagram. Sebuah masalah yang menjadi sorotan utama
diletakkan disebelah kanan diagram (fish’s head) dan kemungkinan-
kemungkinan penyebab dari masalah tersebut diletakkan sebagai
bones yang masing-masing telah dikategorikan.
Berikut merupakan analisis fishbone terhadap permasalahan
yang ada pada Pemerintah Kota Serang:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
5
Universitas Indonesia
STAF / SDM MATERIAL
Pulau-pulau aplikasi
Aplikasi SI SKPD tidak
saling interoperable
Kurang
menguasai
SI/TI
Investasi TI tidak
memberikan outcome
Kurangnya
perencanaan
SDM TI
Belum memiliki
perencanaan SI/TI
Belum memiliki
perencanaan SI/TI
Indikasi ketidak-
optimalan
pemakaian teknologi
informasi dalam
kegiatan-kegiatan
pemerintahan
Pengadaan SI
tidak memerhatikan
kebutuhan bisnis
Infrastruktur TI
belum tersedia
Belum memiliki
perencanaan SI/TI
Belum memiliki
perencanaan SI/TI
Pengelolaan data dan
informasi tidak efektif
Pembagian tugas terkait
SI/TI yang kurang jelas
Aplikasi SI
tidak saling
interoperable
METHOD MESIN
Gambar 1.1 Diagram Analisis Fishbone
Analisis permasalahan :
Permasalahan yang muncul di permukaan adalah adanya
indikasi ketidakselarasan antara strategi bisnis organisasi
dengan strategi TI organisasi. Hal ini bertentangan dengan
prinsip tata kelola yang baik (good governance) akibatnya
muncul masalah-masalah berikutnya seperti proses yang
lambat dan tidak menentu, pengolahan data bersifat ad hoc dan
tidak terencana dengan baik.
Aplikasi SI yang tidak memerhatikan aspek interoperabilitas
sehingga data tidak terintegrasi akibat pulau-pulau aplikasi dan
belum tersedianya jaringan LAN yang menghubungkan
seluruh SKPD di pemerintah Kota Serang. Hal ini
menyebabkan layanan seringkali lambat akibat pengulangani
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
6
Universitas Indonesia
proses yang seharusnya bisa dihindari dengan aplikasi SI yang
terintegrasi dan saling interoperable.
Sumber daya manusia yang kurang di bidang SI / TI ikut
mengambil bagian dari penyebab permasalahan. Hal ini terjadi
karena kurangnya perencanaan terhadap sumber daya SI / TI
pada Pemerintah Kota Serang.
Pengadaan SI / TI tidak memerhatikan kebutuhan bisnis
organisasi. Hal ini terjadi karena tidak adanya rencana strategis
SI / TI yang dapat menentukan prioritas portfolio aplikasi yang
menjadi key operational, strategic, high potential dan support.
Investasi teknologi informasi yang telah dikeluarkan belum
menghasilkan outcome yang diinginkan. Hal ini karena
pengadaan SI / TI tidak melalui perencanaan SI / TI yang baik.
1.2.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada serta analisis terhadap akar
permasalahan yang menjadi penyebabnya, maka didapatkan
pertanyaan penelitian berupa:
Bagaimana perencanaan strategis sistem informasi pada
Pemerintah Kota Serang dalam mendukung pengembangan e-
government ?
1.3 Ruang Lingkup
Pembatasan masalah diperlukan agar ruang lingkup penelitian menjadi
lebih fokus dan spesifik terhadap permasalahan yang dijadikan topik.
Jangka waktu penelitian yang terbatas juga menjadi pertimbangan sehingga
penulis membatasi permasalahan pada:
Penelitian dan perencanaan strategis SI / TI hanya melibatkan
perangkat yang ada pada Pemerintah Kota Serang;
Penyusunan perencanaan strategis berdasarkan kerangka kerja Anita
Cassidy (2006) dan kerangka kerja kebijakan dan strategi nasional
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
7
Universitas Indonesia
pengembangan e-government Kementerian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia (2003).
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian maka tujuan penelitian dapat
dirumuskan menjadi dua butir spesifik sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan strategis sistem informasi yang dapat
digunakan dalam mengembangkan e-government di Pemerintah
Kota Serang sehingga seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang berada didalamnya dapat melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya secara efektif dan efisien.
2. Membuat peta alur (roadmap) dan rencana implementasi. Agar
perencanaan strategis sistem informasi membuahkan hasil sesuai
keinginan, strategi perlu dituangkan dalam suatu peta alur prioritas
dan rencana kerja implementasi bertahap. Hal ini menyesuaikan
kondisi Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) serta
kesiapan sumber daya pengelola teknologi informasi.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi berbagai pemangku
kepentingan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat akademis: Penelitian ini diharapkan menjadi referensi
yang dapat memperkaya pengetahuan di bidang perencanaan
strategis sistem informasi.
2. Manfaat praktis: Perencanan strategis sistem informasi yang
dihasilkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan cetak biru bagi
Pemerintah Kota Serang dalam mengembangkan layanan e-
government sebagai tuntutan dari Inpres No.3 Tahun 2003 yang
mengamanatkan agar setiap pemerintah daerah ikut berpartisipasi
dalam pengembangan e-government.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
8
Universitas Indonesia
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan ilmiah ini menggunakan sistematika penulisan sebagai
berikut:
1. Bab I: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang
lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
2. Bab II: Studi Literatur
Bab ini menjelaskan berbagai teori yang relevan dengan penelitian,
penelitian/ jurnal / tesis sebelumnya serta teori tentang metodologi
penelitian beserta perbandingannya yang berkaitan dengan penelitian
yang dibuat yang kemudian ditutup dengan theoretical framework
penelitian ini.
3. Bab III: Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan alur/ metodologi penelitian yang akan penulis
lakukan dalam penelitiannya.
4. Bab IV: Profil Organisasi
Bab ini menjelaskan profil organisasi yang dijadikan sebagai objek
penelitian, dalam hal ini Pemerintah Kota Serang yang menjadi contoh
kasus dalam pembuatan perencanaan strategis sistem informasi.
5. Bab V: Analisis dan Pembahasan
Bab ini membahas analisis faktor internal dan faktor eksternal sebuah
organisasi dengan teknik dan metode yang digunakan sebagaimana
tercantum pada Bab II, kemudian dibahas sampai menjawab pertanyaan
penelitian yang terdapat pada Bab I.
6. Bab VI: Kesimpulan dan Saran
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan hasil dari pembahasan
pada Bab V, serta memuat evaluasi dari seluruh kegiatan penelitian
beserta saran untuk pengembangan lebih lanjut.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka memuat teori serta konsep dasar yang bersumber dari
buku-buku acuan yang berkaitan dengan tema penelitian sebagai panduan dan
pemecahan masalah penelitian. Pada bab ini akan dijelaskan teori yang
berhubungan dengan penelitian ini.
2.1 Organisasi dan Sistem Informasi
Istilah sistem informasi didefinisikan sebagai suatu keterkaitan antar
manusia, prosedur, dan penggunaan teknologi untuk mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, menyebarkan dan menyajikan informasi yang
digunakan oleh sebuah atau lebih proses bisnis dalam organisasi (Laudon
and Laudon, 2004).
Ada tiga tujuan utama dari penerapan sistem informasi dalam suatu
organisasi, yaitu:
1. Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai
proses yang mengelola informasi;
2. Meningkatkan efektivitas memenuhi kebutuhan informasi guna
mendukung pengambilan keputusan;
3. Memperbaiki daya tawar organisasi dan meningkatkan keunggulan
kompetitif dengan gaya dan cara berbisnis. (Ward and Peppard,
2002)
Namun seringkali penerapan SI / TI tersebut tidak dapat memenuhi
tujuan yang hendak dicapai. Hal ini dapat saja terjadi jika penerapan SI / TI
hanya berpusat pada aspek teknologinya saja tanpa menyelaraskannya
dengan kebutuhan bisnis. Oleh karena itu, cara efektif untuk mendapatkan
manfaat strategis dari penerapan SI / TI adalah dengan berkonsentrasi pada
kaji ulang bisnis (re-thinking business) melalui analisis masalah bisnis saat
ini dan perubahan leingkungannya serta mempertimbangkan TI sebagai
bagian solusi (Earl, 1992).
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
10
Universitas Indonesia
2.2 Perencanaan Strategis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Balai Pustaka,
salah satu arti kata strategi berkaitan dengan rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan dalam ilmu
manajemen, strategi berkaitan dengan lingkungan yang dinamis dan
seringkali mengancam proses pencapaian misi dalam pelayanan publik.
Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan sebuah instrumen
manajemen. Sebagaimana instrumen manajemen lainnya, perencanaan
strategis digunakan untuk satu tujuan saja yaitu untuk membantu organisasi
dalam menjalankan tugasnya dengan baik, dengan memusatkan perhatian
pada sumber daya organisasi, menjamin unsur organisasi bekerja secara
sinergis menuju sasaran yang sama, menilai dan menyesuaikan arah
organisasi dalam merespon sebuah perubahan lingkungan (Wilopo, 2006).
Untuk kepentingan jangka pendek, perencanaan strategis merupakan
sebuah usaha yang disiplin untuk menghasilkan keputusan dan aksi
mendasar yang akan mempertajam dan memberikan panduan sebuah
organisasi terhadap apa yang akan dilakukan untuk dan bagaimana hal
tersebut dilakukan dengan berfokus pada masa depan.
2.3 Perencanaan Strategis Sistem Informasi (PSSI)
John Ward (2003) mendefinisikan strategi sistem informasi sebagai
sebuah proses mengidentifikasi portofolio aplikasi berbasis komputer untuk
menerapkan strategi perusahaan yang baik dan selaras serta memiliki
kemampuan untuk menciptakan keuntungan (keunggulan kompetitif) lebih
dari pesaing.
Keterkaitan antara strategi SI, strategi bisnis, dan strategi TI adalah
strategi bisnis merumuskan sasaran, arah, dan kebijakan bisnis organisasi.
Karenanya strategi bisnis menjadi acuan bagi arah bisnis yang sedang
berjalan. Strategi TI digunakan untuk mendefinisikan pemenuhan kebutuhan
organisasi akan sistem dan informasi. Sedangkan strategi SI menentukan
aplikasi-aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan organisasi.
Hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
11
Universitas Indonesia
Gambar 2.1. Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
[Ward and Peppard, 2003]
Berbicara organisasi pemerintahan, strategi bisnis dapat dipetakan
kedalam strategi pembangunan pemerintahan. Permenpan dan RB Nomor
12 Tahun 2011 Tentang pedoman penataan tata laksana menerjemahkan
istilah proses bisnis secara umum sebagai tata laksana kepemerintahan.
Beberapa kemungkinan dampak buruk yang terjadi bila sebuah
organisasi tidak memiliki perencanaan strategi SI / TI adalah:
1. Sistem aplikasi tidak terintegrasi, masih berupa pulau-pulau aplikasi
yang masing-masing tidak memiliki hubungan secara sistem;
2. Kurangnya informasi bagi pengambil keputusan (manajemen);
3. Ketidaksepahaman antara pengguna dengan tenaga ahli TI;
4. Strategi teknologi tidak seragam, sehingga menyulitkan integrasi
sistem;
5. Investasi TI yang sektoral menyebabkan tidak efisiennya proses
bisnis secara keseluruhan;
6. Penggunaan sistem informasi lebih pendek dari yang diharapkan
(Ward and Peppard, 2002)
Hal terpenting dalam proses perencanaan strategis SI / TI adalah
penggunaan metodologi. Metodologi merupakan kumpulan dari beberapa
Industri
SI/TI ,
Bisnis dan
Organisasi
Dampak
Potensial
Strategi Bisnis
Keputusan Bisnis
Arahan dan Tujuan
Perubahan
Strategi SI
Berdasarkan bisnis
Orientasi kebutuhan
Fokus aplikasi
Strategi TI
Berdasarkan aktivitas
Orientasi supply
Fokus teknologi
Mendukung bisnis Arahan bagi binis
Layanan & Infrastruktur Kebutuhan & prioritas binis
Kemana arah bisnis
dan mengapa?
Apa yang
dibutuhkan ?
Bagaimana
melakukannya ?
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
12
Universitas Indonesia
metode, teknik, dan tools yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu.
Tujuan dari penggunaan metodologi dalam perencanaan strategis SI / TI
adalah untuk mengurangi risiko kegagalan, memastikan keterlibatan semua
pihak yang berkepentingan (stakeholder) serta meminimalkan
ketergantungan individu, dan lebih menekankan kepada proses dan sasaran
yang ditentukan.
Dalam melakukan perencanaan strategis SI / TI, banyak sekali
metodologi yang bisa dan biasa dipakai (best practice). Kita harus
menyesuaikan metodologi yang dipakai dengan kebutuhan bisnis organisasi.
Organisasi nirlaba tentu berbeda proses bisnisnya dengan organisasi yang
berorientasi pada keuntungan begitupun dengan instansi pemerintahan yang
lebih mengutamakan kepentingan publik. Pada bagian selanjutnya akan
dibahas beberapa metodologi yang biasa dipakai dalam perencanaan
strategis SI.
2.4 Kajian Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Pada sub bab ini akan dibahas beberapa kajian teori dan metodologi
tentang perencanaan strategis sistem informasi berikut masing-masing
tahapannya yang dapat dipergunakan untuk merencanakan sebuah strategi
sistem informasi untuk pemerintah daerah. Beberapa kajian teori dan
metodologi tersebut adalah sebagai berikut:
2.4.1 Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi Versi Anita
Cassidy
Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang dikembangkan
oleh Anita Cassidy (2006) menjelaskan secara rinci tahapan/ fase
yang harus dilalui dalam melakukan perencanaan strategis sistem
informasi. Langkah tersebut terbagi dalam empat fase yaitu: Fase
Visioning, Fase Analysis, Fase Direction dan Fase Recommendation.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
13
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Information Systems Strategic Planning Methodology
(Anita Cassidy, 2006)
Penjelasan dari masing-masing fase yang harus dilalui dalam
pembuatan perencanaan strategis sistem informasi sebagaimana
digambarkan pada Gambar 2.3 sebagai berikut:
Gambar 2.3 Tahapan Metodologi Anita Cassidy
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
14
Universitas Indonesia
1. Tahap Penentuan Visi (Visioning)
Tahap ini bertujuan untuk menentukan visi dari kegiatan serta
menyusun rencana proyek berikut proses-proses yang ada
didalamnya. Secara detil hal-hal yang dilakukan mencakup
pembuatan jadwal pelaksanaan, aktivitas serta bentuk keluaran yang
akan dihasilkan. Pada fase ini perlu dilakukan pendalaman
pemahaman terhadap kondisi bisnis saat ini serta memahami
berbagai dokumen dan alur informasi yang mengalir dalam
organisasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan
serangkaian wawancara, survey atau berinteraksi langsung dengan
komponen organisasi. Tahapan turunan dari visioning yaitu:
Memulai dan mengelola proyek
Tahap awal dimulai dengan kegiatan persiapan dalam
membangun sebuah proyek yang mencakup sisi
perencanaan, sumber daya dan jadwal. Membuat jadwal
dengan hasil yang hendak dicapai.
Memahami visi dan situasi bisnis
Memahami strategi bisnis berikut proses dan tujuannya.
Tahap ini memerlukan inputan berupa dokumen visi bisnis,
hasil wawancara mendalam dengan pihak manajemen,
sehingga didapat pemahaman mendalam terhadap bisnis
organisasi tersebut.
Mendokumentasikan dan mengkonfirmasi hasil analisis
bisnis
Dari hasil analisis bisnis didapat bagaimana strategi bisnis
menentukan strategi sistem informasi yang pada akhirnya
mendukung keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
2. Tahap Analisis (Analysis)
Setelah memahami kondisi bisnis organisasi dan berbagai
dokumen yang ada, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
15
Universitas Indonesia
tentang kondisi SI. Hal ini bertujuan untuk memperjelas posisi SI
dan peranannya selama ini. Juga sepagai upaya unuk
mengkomunikasikan tujuan organisasi dengan kondisi SI sehingga
muncul berbagai potensi untuk melakukan transformasi sesuai
dengan tujuan bisnis organisasi. Dalam fase ini akan dilakukan gap
analysis untuk membandingkan kondisi saat ini dengan kondisi yang
diharapkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
kesenjangan antara kedua kondisi tersebut sehingga dapat diprediksi
besarnya usaha yang diperlukan untuk mewujudkan kondisi yang
diharapkan organisasi. Tahapan turunan dari analysis adalah:
Memahami situasi sistem informasi saat ini
Tahapan ini dimulai dengan me-review dokumen SI
kemudian melakukan wawancara sehingga menghasilkan
dokumen situasi SI saat ini.
Menganalisis situasi sistem informasi saat ini
Melakukan perbandingan dengan institusi lain,
mengidentifikasi tren industri SI, profil kompetitor
kemudian melakukan pengujian / analisis kesenjangan.
Membangun rekomendasi dan solusi alternatif
Membangun pilihan pengembangan aplikasi bisnis dan
rekomendasinya. Membangun pilihan pengembangan
infrastruktur dan rekomendasinya. Membangun pilihan
pengembangan organisasi dan rekomendasinya.
Membangun pilihan pengembangan proses SI dan
rekomendasinya.
3. Tahap Arah Pengembangan (Direction)
Tahap ini membahas sebuah pernyataan tentang visi misi SI
berdasarkan kondisi yang telah dipahami serta tujuan bisnis yang
diharapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami tujuan
bisnis organisasi yang diinterpretasikan kedalam tujuan SI
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
16
Universitas Indonesia
sehingga pada akhirnya tujuan bisnis dan tujuan SI dapat
diselaraskan. Fase ini juga disusun sebuah rencana pengembangan
SI serta mengidentifikasi berbagai proyek potensial. Sub tahapan
arah pengembangan ini adalah:
Mengembangkan arahan dan visi sistem informasi
Mengembangkan visi dan misi SI termasuk tujuan SI dan
strategi SI.
Mengembangkan rencana sistem informasi
Mengembangkan arahan pengembangan aplikasi bisnis.
Mengembangkan arahan pengembangan infrastruktur.
Mengembangkan arahan pengembangan organisasi.
Mengembangkan arahan pengembangan proses SI dan
mengembangkan prioritas proyek SI / TI yang harus
didahulukan.
Menentukan project sistem informasi
Menentukan proyek SI / TI (aplikasi bisnis, infrastuktur,
organisasi dan proses), membuat prioritas proyek SI / TI
dan dan mengidentifikasi keuntungan bisnis setelah
penggunaan proyek SI / TI.
4. Tahap Rekomendasi (Recommendation)
Pada fase ini dihasilkan sebuah roadmap secara detail tentang
pelaksanaan pengembangan SI untuk beberapa tahun kedepan
mencakup ringkasan biaya, waktu pelaksanaan serta sumber daya
yang dibutuhkan. Sub fase rekomendasi adalah:
Mengembangkan peta alur (roadmap)
Membuat pentahapan dalam melakukan prioritas proyek SI
/ TI dengan menggunakan strategi Mc Farlan Grid atau
teknik lain yang memungkinkan. Mengidentifikasi risiko,
dan mitigasi risiko (manajemen risiko).
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
17
Universitas Indonesia
Mengembangkan Business Case
Merangkum keuntungan bisnis untuk aksi, Return on
Investment (ROI) dan analisis bisnis sebuah proyek.
Mengkomunikasikan rencana
Membuat dokumen perencanaan untuk presentasi hasil
perencanaan SI / TI kepada dewan pimpinan organisasi.
2.4.2 Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi Versi Price
Waterhouse
Price Waterhouse sebuah lembaga layanan konsultasi
manajemen kelas dunia memperkenalkan sebuah metodologi yang
menjelaskan secara rinci tahapan yang harus dilalui dalam
melakukan perencanaan strategis sistem informasi (PWC, 1996).
Langkah tersebut terbagi dalam empat tahapan seperti digambarkan
pada Gambar 2.4 berikut:
Gambar 2.4 Tahapan Metodologi PSSI versi Price Waterhouse
1. Menetapkan bisnis dan kebutuhan informasi
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi untuk
mendapatkan proses bisnis dan keadaan SI / TI terkini dari
Tahap I : Menentukan Kebutuhan Bisnis dan Informasi
Stage II : Menentukan Target SI
Stage III : Menentukan dan Memilih Strategi SI
Stage IV : Mengembangkan Rencana Implementasi
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
18
Universitas Indonesia
organisasi, kebutuhan bisnis akan datang serta peluang
pemanfaatan SI / TI bagi kelangsungan bisnis organisasi.
Masukan pada tahap ini adalah rencana bisnis, rencana SI / TI,
keadaan persaingan dan perkembangan SI / TI dalam industri.
Tahapan ini terbagi dalam sub tahapan seperti: pra-
perencanaan strategis; identifikasi informasi organisasi;
analisis lingkungan internal bisnis; analisis lingkungan internal
SI / TI; analisis lingkungan eksternal bisnis; dan analisis
lingkungan eksternal SI / TI.
2. Menentukan target sistem informasi
Tahap ini ditentukan peluang dari pemanfaatan SI / TI untuk
memenuhi tujuan bisnis organisasi serta kebutuhan aplikasi SI
/ TI secara mendetil. Rincian kebutuhan itu berupa arsitektur
aplikasi, infrastruktur teknologi, manajemen dan kebijakan SI /
TI organisasi. Masukan pada tahapan ini adalah indentifikasi
kebutuhan bisnis, identifikasi peluang pemanfaatan SI / TI,
serta pemenuhan kebutuhan SI / TI saat ini. Tahapan ini
terbagi dalam beberapa sub tahapan sebagai berikut :
Identifikasi masalah dan solusi internal bisnis; identifikasi
peluang bisnis dari eksternal organisasi; membuat landasan
kebijakan SI / TI; membuat strategi SI / TI; dan membuat
prinsip dasar operasional SI / TI.
3. Menentukan dan memilih strategi sistem informasi
Pada tahapan ini, dibuat pilihan prioritas strategi SI / TI.
Masukan pada tahapan ini adalah strategis SI / TI dan
manajemen SI / TI. Adapun proses yang dilakukan pada
tahapan ini adalah : menggali value bisnis; prioritas dan
pemilihan strategi SI / TI dan pendetilan strategi SI / TI.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
19
Universitas Indonesia
4. Mengembangkan rencana implementasi
Tahap ini dilakukan pembuatan rencana dan jadwal
implementasi strategi SI / TI dengan masukan berupa dokumen
strategi SI / TI yang telah dihasilkan pada tahapan ketiga.
Dalam hal ini perlu dilakukan sub tahapan berupa : membuat
rencana pendukung strategi SI / TI; pembuatan jadwal waktu
kerja; serfta pembuatan rencana pelaksanaan.
2.4.3 Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi Versi Ward
dan Peppard
John Ward dan Joe Peppard memperkenalkan metode atau
teori analisis yang digunakan dalam perencanaan strategi SI / TI
dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut:
Gambar 2.5. Model Strategis SI / TI [Ward and Peppard, 2002]
Pendekatan metodologi versi Ward dan Peppard ini menurut
Wedhasmara dimulai dari kondisi investasi SI / TI dimasa lalu yang
kurang bermanfaat bagi tujuan bisnis organisasi. Hal lainnya adalah
untuk menangkap peluang bisnis, serta fenomena meningkatkan
keunggulan kompetitif suatu organisasi karena mampu
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
20
Universitas Indonesia
memanfaatkan SI / TI dengan maksimal. Sebab utama kurang
bermanfaatnya investasi SI / TI bagi organisasi disebabkan karena
perencanaan strategis SI / TI yang lebih fokus ke teknologi, bukan
berdasarkan kebutuhan bisnis.
Metodologi versi ini terdiri dari tahapan masukan dan tahapan
keluaran (Ward & Peppard, 2002). Tahapan masukan terdiri dari:
1. Analisis lingkungan bisnis internal, yang mencakup aspek-
aspek strategi bisnis saat ini, sasaran, sumber daya, proses,
serta budaya nilai-nilai bisnis organisasi. (metode Strength-
Weakness dan Value Chain)
2. Analisis lingkungan bisnis eksternal, yang mencakup
aspek-aspek politik, ekonomi, sosial, teknologi / industri
(metode PEST) dan iklim bersaing perusahaan (five Forces
competitive model) serta dapat menggunakan Opportunity-
Treat teknik (model OT).
3. Analisis lingkungan SI / TI internal, yang mencakup kondisi
SI / TI organisasi dari perspektif bisnis saat ini, bagaimana
kematangannya (maturity), bagaimana kontribusi terhadap
bisnis, keterampilan sumber daya manusia, sumber daya dan
infrastruktur teknologi, termasuk juga bagaimana portofolio
dari SI / TI yang ada saat ini.
4. Analisis lingkungan SI / TI eksternal, yang mencakup tren
teknologi dan peluang pemanfaatannya, serta penggunaan SI
/ TI oleh kompetitor, pelanggan dan pemasok.
Sedangkan tahapan keluaran merupakan bagian yang dilakukan
untuk menghasilkan suatu dokumen perencanaan strategis SI / TI
yang isinya terdiri dari:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
21
Universitas Indonesia
1. Strategi SI Bisnis, yang mencakup bagaimana setiap
unit/fungsi bisnis akan memanfaatkan SI / TI untuk mencapai
sasaran bisnisnya, portofolio aplikasi dan gambaran arsitektur
informasi.
2. Strategi TI, yang mencakup kebijakan dan strategi bagi
pengelolaan teknologi dan sumber daya manusia SI / TI.
3. Strategi Manajemen SI / TI, yang mencakup elemen-elemen
umum yang diterapkan melalui organisasi, untuk memastikan
konsistensi penerapan kebijakan SI / TI yang dibutuhkan.
Beberapa teknik/ metode analisis yang digunakan dalam
perencanaan strategis SI / TI pada metodologi ini, mencakup analisis
SWOT, analisis Five Forces Competitive, analisis Value Chain,
metode Critical Success Factors, dan McFarlan’s Strategic Grid.
Hasil dari Perencanaan Strategis SI / TI ini menjawab
permasalahan pemanfaatan SI / TI suatu organisasi, adapun hasil
identifikasi dari perencanaan strategis sistem informasi adalah
terbentuknya portofolio aplikasi SI / TI. Kemudian dilakukan gap
analisis antara portfolio aplikasi SI / TI mendatang dengan portfolio
aplikasi SI / TI saat ini dan dilanjutkan dengan pembuatan Roadmap
implementasi.
2.4.4 Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi Versi B-
Vissta Planning
Metodologi B-Vissta Planning (BVP) merupakan gabungan
dari beberapa metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi
versi John Ward, Wetherbe, James Martin, Tozer yang diadopsi
tanpa meninggalkan kelebihan dan urutan dasar logisnya serta
tambahan modul yang memiliki value sebagai nilai lebihnya.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
22
Universitas Indonesia
Metodologi BVP mendasarkan kegiatan renstra SI pada
beberapa hal:
1. Menggunakan arah dan tujuan perusahaan yang telah
dituangkan dalam rencana bisnis. Segala sesuatu yang
menjadi hasil dalam rencana bisnis tersebut diinterpretasikan
sebagai kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh divisi
SI / TI. Divisi SI / TI tersebut lalu melakukan konsolidasi
internal guna mengetahui kemampuan sumber dayanya dan
pemenuhan kebutuhan akan informasi bisnis tersebut. Hasil
konsolidasi internal tersebut berupa strategi sistem,
manajemen, dan teknologi informasi kemudian dibuatkan
prioritas pelaksanaan proyek dan jadwal implementasinya.
2. Menggunakan CSF sebagai salah satu tolok ukur dalam
membuat prioritas strategi SI / TI yang dihasilkan.
Penggunaan CSF tersebut disebabkan karena CSF mampu
merepresentasikan faktor-faktor penting dalam proses bisnis
organisasi.
3. Menggunakan analisis value dan risiko yang tidak hanya
memperhitungkan tangible value tetapi juga intangible value.
Parameter tangible dan intangible tersebut akan semakin
mengungkapkan manfaat proyek SI / TI sebenarnya.
4. Memanfaatkan pengalaman praktis yang mendukung teori
yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan
riset/pengalaman praktis seperti TCO dari Gartner Group dan
REJ dari Microsoft dengan teori berupa Information
Economics dari Parker dan metode renstra SI.
(Atmaja, UI 2002)
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
23
Universitas Indonesia
Tahapan yang dilalui dalam perencanaan strategis sistem
informasi versi B-Vissta Planning seperti pada Gambar 2.6 berikut:
Gambar 2.6. B-Vissta Planning Methodology [Atmaja, 2002]
2.5 Perbandingan Metodologi Perencanaan Strategis SI / TI
Berdasarkan kajian beberapa metodologi perencanaan strategis sistem
informasi sebagaimana dijelaskan pada sub bab 2.3, maka dapat
diidentifikasikan beberapa aktivitas yang sebagai hasil perbandingan setiap
metodologi yang telah dibahas tersebut. Perbandingan setiap metodologi
seperti tercantum pada Tabel 2.1 berikut:
Pre Renstra, Identifikasi informasi organisasi, analisis internal/ eksternal
bisnis organisasi, analisis internal/ eksternal SI/TI Organisasi
DETERMINE BUSINESS AND INFORMATIONS NEEDS
Identifikasi masalah dan solusi bisnis internal, peluang bisnis dari
eksternal organisasi, pemanfaatan SI/TI dari lingkungan eksternal
organisasi, Analisis Gap kebutuhan informasi, membuat landasan
kebijakan SI/TI, Strategi SI/TI, Prinsip dasar landasan bagi operasional
strategi SI/TI, strategi manajemen SI/TI
DEFINE IS TARGETS
Menggali value bisnis, Prioritas dan pemilihan strategi SI/TI, pendetilan
strategi SI/TI
DEFINE AND SELECT IS STRATEGY
Membuat rencana pendukung strategi SI/TI, Pembuatan jadwal waktu
kerja, Pembuatan rencana pelaksanaan
DEVELOP IMPLEMENTATION PLAN
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
24
Universitas Indonesia
Tabel 2.1 Perbandingan metodologi Perencanaan Strategis SI / TI
No. Aktivitas Anita PWH Ward BVP
1 Analisis dokumen bisnis untuk mengetahui
visi, misi dan tujuan bisnis
2 Analisis lingkungan internal bisnis untuk
mengetahui proses bisnis organisasi
3
Analisis lingkungan eksternal bisnis untuk
mengetahui tekanan/persaingan dari luar
organisasi
4 Analisis lingkungan internal SI / TI untuk
mengetahui kapabilitas dan sumber daya TI
5 Analisis lingkungan eksternal SI / TI dan
peluang pemanfaatannya bagi organisasi
6 Pemanfaatan Value Chain sebagai tools
dalam perencanaan strategis SI / TI
7 Analisis untuk menghasilkan CSF
organisasi N/A
8 Identifikasi portofolio aplikasi SI beserta
analisis pemanfaatannya N/A
9 Analisis kesenjangan antara as-is dan to-be
condition
10 Identifikasi masukan dan keluaran SI yang
tepat dalam penyusunan strategi SI
11 Identifikasi struktur organisasi dan
kebutuhan struktur manajemen SI
12 Identifikasi strategi SI untuk mendukung
bisnis organisasi N/A
13 Analisis manajemen risiko dan
penanggulangan terhadap bencana/ insiden N/A N/A
14 Menentukan arsitektur Teknologi Informasi
15 Memprioritaskan strategi SI / TI yang
hendak dijalankan
16 Analisis business case untuk mengetahui
ROI, TCO. N/A N/A N/A
17 Penentuan roadmap implementasi
18
Menentukan program awareness untuk
mempublikasikan cetak biru perencanaan
strategis SI / TI N/A N/A N/A
(Diolah kembali dari Sumber: Rizal Batubara, 2010)
Keterangan :
Anita : Anita Cassidy PWH : Price Waterhouse
Ward : Ward and Peppard BVP : B-Vissta Planning
N/A : Not Apparent / tidak tercantum : Tercantum
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
25
Universitas Indonesia
Dari Tabel 2.1 dapat ditarik kesimpulan terhadap metodologi perencanaan
SI / TI sebagai berikut:
(1) Metodologi Anita Cassidy membahas seluruh aspek perencanaan dari
sebelum, ketika dan sesudah perencanaan dilakukan. Misalnya dimulai
dengan menganalisis dokumen dilanjutkan proses analisis lingkungan
bisnis dan lingkungan SI / TI internal maupun eksternal, menganalisis
biaya, pengelolaan risiko / mitigasi bencana dan dampak bisnis, terakhir
ditutup dengan program awareness/ sosialisasi cetak biru. Melihat dari
kelengkapan dan aspek keamanannya, framework ini dapat pula
diterapkan pada organisasi pemerintahan, tentunya dengan
menyesuaikan tujuan bisnis lembaga pemerintahan.
(2) Metodologi Price Waterhouse menitikberatkan perencanaan pada aspek
pemenuhan berbagai kebutuhan informasi yang dibutuhkan untuk
mendukung rencana bisnis organisasi. Meskipun metodologi ini
termasuk yang memilki struktur perencanaan yang komprehensif,
namun dibutuhkan orang yang berpengalaman dengan metodologi Price
Waterhouse ini untuk menjalankan setiap langkah dan tahapannya. Hal
ini dikarenakan metodologi ini merupakan framework internal yang
dipakai oleh perusahaan internasional Price Waterhouse Cooper.
(3) Metodologi Ward and Peppard merupakan metodologi yang banyak
dipelajari dikalangan dunia pendidikan serta dunia industri/ bisnis
dikarenakan sifatnya yang aplikatif bagi setiap jenis organisasi. Serupa
dengan metodologi Anita Cassidy, walaupun berangkat dari sisi bisnis
namun tidak lantas menjadikannya tidak sesuai bagi organisasi nirlaba.
Bahkan organisasi pemerintahan pun dapat menggunakannya sebagai
framework dalam menyusun perencanaan strategis SI / TI.
Kelemahannya dibandingkan dengan metodologi Anita Cassidy adalah
tidak membahas aspek penanganan keamanan (risk management).
(4) Metodologi Be-Vissta Planning merupakan kompilasi dari berbagai
metodologi seperti Ward, James Martin, Wheterbee dan Tozer.
Kelebihan dari framework ini adalah membahas keuntungan tangible
dan intangible dari aspek pemanfaatan SI / TI bagi organisasi.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
26
Universitas Indonesia
Walaupun struktur perencanaannya termasuk yang lengkap namun
belum banyak organisasi yang memanfaatkannya sebagai framework
dalam menyusun perencanaan strategis SI / TI.
2.6 Kajian Teknik dan Metode Analisis Perencanaan Strategis SI / TI
Pada sub bab ini dibahas beberapa metode/ teknik/ tools yang biasa
dipakai dalam perencanaan strategis sistem informasi. Masing-masing
teknik memiliki kegunaannya masing-masing. Kajian teknik dan metode
analisis perencanaan strategis SI / TI selanjutnya akan dibahas sebagai
berikut:
2.6.1 Critical Success Factor (CSF)
Critical Success Factor (CSF) diperkenalkan pertama kali oleh
John R. Rockart dan MIT Sloan School of Management pada tahun
1979. Teknik ini banyak membantu senior executives dalam
menentukan kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan
serta pengelolaan sebuah organisasi. Faktor kunci dalam CSF yang
jika terpenuhi/ terpuaskan maka akan mengantarkan pada
keunggulan kompetitif dari organisasi (Rockart 1979).
Dalam melakukan analisis CSF, langkah-langkah yang harus
dipersiapkan adalah:
Mendefinisikan ruang lingkup (scope)
Mengumpulkan data
Menganalisis data
Membuat/menentukan CSF
Menganalisis CSF (Caralli, 2004).
Penentuan CSF berasal dari document review dan analisis dari
tujuan dan strategi yang telah ditetapkan manajemen. Dapat pula
dilakukan dengan wawancara sejumlah personil yang kompeten pada
bidangnya untuk mengetahui hambatan dalam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi. Dari informasi yang terkumpul kemudian dibuat
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
27
Universitas Indonesia
sebuah dokumen hirarki CSF semua level organisasi (industri,
organisasi, unit bisnis dan manajer).
Gambar 2.7. Tujuan dan hubungan CSF [Ward and Peppard, 2002]
Dokumen CSF haruslah jelas dan terukur sehingga digunakan
untuk menentukan prioritas dan penentuan aplikasi sistem informasi
tiap area.
2.6.2 Value Chain
Konsep Value Chain Analysis diperkenalkan oleh Michael
Porter (1985) yang menggambarkan seluruh aktivitas value
organisasi (perencanaan, produksi, pemasaran, penyampaian) untuk
mendukung produk baik didalam lingkungan maupun eksternal
organisasi dan hubungannya dengan posisi kompetitif sebuah
organisasi. Karenanya, teknik ini mengevaluasi setiap bagian dari
aktivitas lebih dari hanya sebatas masalah mesin, peralatan, orang
ataupun uang.
Teknik Value Chain digunakan untuk mengarahkan fokus
utama unit organisasi terhadap fungsi dari setiap bagian/ aktivitas
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
28
Universitas Indonesia
dalam pencapaian tujuan dan strategi organisasi untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Oleh karenanya, teknik ini akan memudahkan
pemetaan kebutuhan sistem informasi yang dapat diberikan guna
mendukung fokus organisasi.
Porter membagi dua aktivitas utama menjadi yaitu aktivitas
utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama berhubungan
langsung dengan proses menghasilkan sebuah produk atau layanan.
Aktivitas utama ini terbagi menjadi lima area : inbound logistics,
operations, outbound logistics, marketing, dan penjualan serta
service. Setiap aktivitas utama ini terhubung dengan aktivitas
pendukung/ support yang berfungsi untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dari proses utama. Ada empat area aktivitas pendukung
/ support yaitu: procurement, technology development human
resource management, dan infrastruktur.
Gambar 2.8 menggambarkan model Porter’s Value Chain
sebagai berikut:
Gambar 2.8 Porter’s Value Chain Analysis
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
29
Universitas Indonesia
Value Chain Analysis dibedakan menjadi dua sudut pandang,
yaitu: Internal Value Chain Analysis dan Eksternal Value Chain
Analysis
Analisis value chain dapat digunakan untuk menjawab berbagai
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:
a. Pada kegiatan-kegiatan mana saja sistem informasi sudah
memberikan nilai tambah pada organisasi?
b. Apakah peran sistem informasi pada kegiatan-kegiatan
organisasi sudah optimal atau masih perlu ditingkatkan?
c. Pada kegiatan-kegiatan mana saja sistem informasi belum
memberikan nilai tambah pada organisasi?
d. Apakah sistem informasi dapat diterapkan pada kegiatan-
kegiatan yang belum memanfaatkannya? (Hartono, 2006).
2.6.3 Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT)
Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities,
Threats) adalah metode perencanaan terstruktur yang digunakan
untuk mengevaluasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan
Ancaman yang berhubungan dalam sebuah proses bisnis sebuah
organisasi. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Albert
Humphrey, yang memimpin konvensi di Stanford Research Institute
(sekarang SRI International) pada tahun 1960.
Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan
dan faktor-faktor positif yang berasal dari internal organisasi,
kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal organisasi, peluang
atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal serta ancaman
atau risiko yang dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi.
Kekuatan: karakteristik bisnis atau tim proyek yang
memberikan keuntungan lebih bagi organisasi
Kelemahan: adalah karakteristik yang relatif
merugikan orang lain atau organisasi
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
30
Universitas Indonesia
Peluang: peluang eksternal untuk meningkatkan
kinerja (misalnya membuat keuntungan yang lebih besar) di
lingkungan
Ancaman: unsur eksternal dalam lingkungan yang
dapat menyebabkan masalah untuk usaha atau proyek
Identifikasi SWOT sangat penting karena langkah-langkah
berikutnya dalam proses perencanaan untuk pencapaian tujuan yang
dipilih mungkin diturunkan dari analisis SWOT.
Gambar 2.9 Analisis SWOT [Bahan Ajar MTI-UI, 2012]
Dari gambar di atas kita dapat memadukan antara faktor
internal (SW) dengan faktor eksternal (OT) sehingga akan
didapatkan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T.
2.6.4 Analisis Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi (PEST)
Teknik analisis Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi
(PEST) merupakan salah satu alat analisis untuk mengetahui faktor
eksternal organisasi yang dapat mempengaruhi perkembangan
strategis bisnis. Hasil analisis harus diikuti oleh pertimbangan
bagaimana bisnis merespon pengaruh-pengaruh tersebut.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
31
Universitas Indonesia
Riley (2012) menggambarkan kemungkinan faktor eksternal
PEST yang dapat memengaruhi bisnis dari suatu organisasi seperti
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 PEST possible factors (Riley, 2012)
Politik/
Hukum Ekonomi Sosial Teknologi
Regulasi dan
proteksi
lingkungan
Pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan dari
sektor industri
Pendistribusian
pendapatan
Belanja Negara
dibidang
penelitian
Perpajakan
(perusahaan;
konsumen)
Kebijakan moneter (suku
bunga)
Demografi
(Populasi, gender,
keluarga,
pekerjaan)
Pemerintah dan
Swasta dalam
pengembangan
teknologi
Regulasi
persaingan
usaha
Tingkatan dari siklus
bisnis (efek jangka
pendek dari kinerja
bisnis)
Kesehatan dan
kesejahteraan
Dampak
perubahan dari
Teknologi
informasi
Sumber: http://www.tutor2u.net/business/strategy/PEST_analysis.htm
2.6.5 McFarlan’s Strategic Grid
Mc Farlan membuat sebuah model pemetaan yang bertujuan
untuk menganalisis suatu aplikasi atau sistem informasi pada suatu
organisasi berdasarkan keadaan kondisi saat ini, kondisi yang
direncanakan serta aplikasi-aplikasi yang dianggap berpotensi dalam
menunjang operasional organisasi. Pemetaan tersebut dibagi atas
empat kategori sebagai berikut:
Kuadran 1 merupakan kuadran Support.
Kuadran 2 merupakan kuadran Key Operational.
Kuadran 3 merupakan kuadran High Potential.
Kuadran 4 merupakan kuadran Strategic.
Pemetaan ini mempermudah manajemen dalam mengambil
keputusan untuk menentukan penempatan sebuah sistem informasi di
dalam kuadran operasional organisasi serta penentuan ke arah mana
sistem informasi akan dipenuhi. Penempatan ini tentunya
disesuaikan dengan kapabilitas serta visi dan misi Organisasi.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
32
Universitas Indonesia
Pemetaan posisi aplikasi SI / TI kedalam Mc Farlan’s
Strategic Grid dijelaskan pada Gambar 2.10 sebagai berikut:
Gambar 2.10 Pendekatan Mc Farlan’s Strategic Grid
Kuadran Support, kuadran ini merupakan kuadran yang
ditempati oleh sistem informasi yang mendukung aktivitas transaksi
bisnis operasional organisasi. Meskipun sistem informasi yang
terdapat pada kuadran ini bersifat penting bagi organisasi namun
ketergantungan bisnis organisasi terhadap aplikasi sangat kecil.
Keberadaan sistem informasi pada kuadran ini tidak memberikan
pengaruh yang besar apabila terjadi kegagalan dan kerusakan pada
sistemnya.
Pada kuadran Key Operational, sistem informasi yang berada
didalamnya sangat memberikan kemudahan atau operasional suatu
organisasi. Penggunaan aplikasi/ sistem informasi pada kuadran Key
Operational ini hanya untuk memenuhi kebutuhan proses bisnis
internal saja.
Pada kuadran High Potential, kebutuhan terhadap SI / TI
dianggap mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi
kelangsungan bisnis organisasi, dengan demikian sistem informasi
Akan
Datang
Saat
Ini
Penting
Kurang
Kritikal
STRATEGIC
Aplikasi yang kritikal
untuk
keberlangsungan strategi bisnis yang
akan datang
HIGH
POTENTIAL
Aplikasi yang
mungkin penting dalam mencapai
kesuksesan di masa
akan datang
KEY
OPERATIONAL
Aplikasi yang
sekarang digunakan
untuk mencapai
kesuksesan
SUPPORT
Aplikasi yang
penting tetapi tidak
kritikal untuk
mencapai kesuksesan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
33
Universitas Indonesia
ini berpotensi terhadap kesuksesan pada kelangsungan bisnis di
masa yang akan datang. Integrasi pada kuadran ini tidak hanya
dipertimbangkan namun sudah menjadi kebutuhan dalam
mendukung kesuksesan bisnis yang sedang dijalankan.
Kuadran Strategic, semua sistem informasi yang berada pada
kuadran ini merupakan sistem informasi yang dianggap berpengaruh
signifikan terhadap kelangsungan bisnis di masa yang akan datang.
Sistem informasi pada kuadran ini sangat menentukan kesuksesan
pencapaian sasaran dan tujuan bisnis suatu organisasi serta
digunakan untuk menentukan strategi yang diambil dalam
menentukan langkah bisnis dalam mempertahankan kesuksesan di
masa yang akan datang.
2.6.6 Model Investasi TI Pemerintahan
Analisis dalam menentukan prioritas proyek salah satunya
adalah teknik Cost Benefit Analysis (CBA), yaitu dengan
membandingkan antara biaya dan dampak bagi organisasi. Namun,
dalam institusi pemerintahan tidak mengenal adanya ROI dalam
investasi proyek. Proyek dikerjakan karena pada dasarnya sesuai
dengan arahan strategis institusi itu. Aspek keuangan pada analisis
CBA dihilangkan dari model karena dalam institusi pemerintahan
yang diperhatikan adalah masalah ketersediaan anggaran.
Selanjutnya model CBA Non-Finansial ini akan dirujuk dengan
nama Model Investasi TI Pemerintahan (MITIP).
MITIP digunakan untuk memilih proyek-proyek yang akan
diprioritaskan untuk dijalankan. Sebelum menggunakan harus sudah
ada daftar kandidat proyek-proyek SI / TI misalnya daftar kandidat
proyek yang didapat dari tabel analisis kesenjangan (AM. Wibowo,
2010).
AM Wibowo membagi komponen MITIP ke dalam dua bagian:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
34
Universitas Indonesia
• Bidang bisnis: Strategic Alignment (SA), Management
Information (MI), Organizational Risk (OR), Customer
Response (CuR), Compliance Response (CoR).
• Bidang Teknologi: IS Architecture (ISA), IT Infrastucture
Architecture (ITA), Technical Availability (TA), Definitional
Certainity (DC)
Contoh kuesioner MITIP bidang bisnis sebagaimana terdapat
pada Tabel 2.3:
Tabel 2.3 Contoh Kuesioner MITIP Bidang Bisnis
Kode Pertanyaan Skala Sikap Skor
SS S N TS STS
SA Proyek ini selaras dengan sasaran strategis
Kementerian XYZ
MI Proyek ini dapat membantu pengambilan
keputusan dengan baik
OR
Proyek ini diperkirakan tidak memiliki
masalah/ risiko dalam pengorganisasian
proyek
CuR Proyek dapat merespon kebutuhan pelayanan
masyarakat
CoR Proyek dapat merespon kebutuhan peraturan
perundang-undangan
SS= Sangat Setuju (5); S=Setuju(4); N=Netral(3); TS=Tidak Setuju(2);
STS=Sangat Tidak Setuju(1)
Contoh kuesioner MITIP bidang teknologi sebagaimana terdapat
pada Tabel 2.4:
Tabel 2.4 Contoh Kuesioner MITIP Bidang Teknologi
Kode Pertanyaan Skala Sikap Skor
SS S N TS STS
ISA Proyek ini selaras dengan cetak biru arsitektur
sistem informasi Kementrian/ Lembaga
ITA
Proyek ini selaras dengan cetak biru arsitektur
infrastruktur teknologi informasi Kementrian
/ Lembaga
TA
Proyek ini cukup memanfaatkan
infrastruktur (hw, sw dan skill) yang sudah
tersedia di Kementrian / Lembaga
DC Kebutuhan (requirement) proyek ini sudah
terdefinisi dengan jelas dan disepakati
SS= Sangat Setuju (5); S=Setuju(4); N=Netral(3); TS=Tidak Setuju(2);
STS=Sangat Tidak Setuju(1)
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
35
Universitas Indonesia
Sedangkan contoh hasil kalkulasinya untuk mendapatkan
prioritas proyek SI / TI seperti pada Tabel 2.5
Tabel 2.5 Prioritas Proyek SI / TI dengan Teknik MITIP
Prioritas Kandidat Proyek SI / TI Skor
1 Proyek perencanaan aplikasi XYZ tahap 1 4,8
2 Proyek pengadaan WAN dan VPN bersama antar eselon 1 4,1
3 Proyek Pengadaan dan componentware tahap 1 3,5
4 Proyek pembuat aplikasi kebersihan fasilitas gedung 2,2
(Sumber: Bahan Ajar MTI-UI, 2012)
Prioritas proyek yang dihasilkan MITIP tidak bersifat mutlak,
tetapi bisa menjadi salah satu dasar utama dalam pemrioritasan
proyek. Sekedar untuk catatan, MITIP dibuat dengan tujuan
kemudahan penggunaan, jadi memang terjadi simplifikasi yang
signifikan dari model asalnya.
2.6.7 Perbandingan Teknik Analisis
Dari hasil kajian beberapa analisis teknik / metode yang
dipakai di atas, maka dapat disimpulkan kegunaan masing-masing
metode sebagaimana dijelaskan pada Tabel 2.6 berikut:
Tabel 2.6 Fungsi Metode/ Tools Analisis
Metode Analisis Fungsi Analisis
Keterangan Internal Eksternal Prioritas
Critical Success
Factor (CSF) *
Kebutuhan
Informasi
Value Chain *
Aktivitas
Bisnis
SWOT Analysis * * SW: Internal;
OT: Eksternal
PEST
*
Mc Farlan’s Grid
*
MITIP
*
(Diolah kembali dari sumber: Bahan Ajar MTI-UI, 2012)
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
36
Universitas Indonesia
2.7 Tinjauan Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pemerintah Daerah
Dari beberapa perencanaan strategis sistem informasi dari beberapa
pemerintah daerah di Negara Republik Indonesia dan negara bagian di
beberapa negara luar negeri akan didapatkan perbandingan latar belakang
dan permasalahan mengapa perencanaan strategis sistem informasi ini perlu
disusun. Berikut ringkasan dari beberapa PSSI pemerintah daerah:
2.7.1 Pemerintah Kabupaten Jembrana
Proses transformasi pada Pemerintah Kabupaten Jembrana
mengacu pada tiga hal, yaitu perundang-undangan di bidang
teknologi informasi dan komunikasi, kondisi saat ini dan pengaruh
lingkungan yang bersumber pada tuntutan layanan publik dan
kemajuan teknlogi informasi dan komunikasi. Kerangka berpikir
tersebut dapat dilihat seperti Gambar 2.11 berikut:
Gambar 2.11 Kerangka Berpikir Pengembangan e-Government
Kabupaten Jembrana
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
37
Universitas Indonesia
Pengembangan e-Government
1. Blueprint sumber daya manusia
Dokumen cetak biru (blueprint) sumber daya manusia
(SDM) e-Government bagi lembaga Pemerintah Kabupaten
Jembrana. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan panduan
baku pengembangan e-Government hanya pada bidang sumber
daya manusia e-government, dengan ruang lingkup
pemerintahan Kabupaten Jembrana melalui tugas pokok dan
fungsi kepemerintahan.
Tujuan pembuatan dokumen cetak biru sistem ini adalah:
e. Panduan dalam perecanaan pengembangan sumber daya
manusia yang mengelola e-Government
f. Pedoman mengenai ukuran atau patokan tentang
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki sumber daya
manusia yang mengelola e-Government
g. Pedomana dalam pengelolaan jabatan fungsional Pranata
Komputer
2. Blueprint infrastruktur jaringan
Dokumen Blueprint infrastruktur jaringan e-Government
bagi lembaga Pemerintah Kabupaten Jembrana ini dimaksudkan
untuk memberikan panduan baku pengembangan e-Government
pada bidang jaringan komputer, dengan ruang lingkup
pemerintahan Kabupaten Jembrana.
Tujuan pembuatan dokumen blueprint sistem ini adalah:
a. Sebagai pedoman dalam perencanaan pengembangan
infrastruktur jaringan komputer masing-masing instansi
b. Sebagai pedoman dalam pengelolaan sistem jaringan
komputer khususnya keamanan jaringan komputer
c. Memberikan landasan berpikir bagi pengembangan
infrastruktur jaringan e-Government yang komprehensif,
efisien dan efektif
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
38
Universitas Indonesia
3. Blueprint sistem aplikasi
Dokumen cetak biru sistem aplikasi e-Government bagi
lembaga Pemerintah Kabupaten Jembrana ini dimaksudkan
untuk memberikan panduan baku pengembangan e-Government
hanya pada bidang sistem aplikasi e-Government, dengan ruang
lingkup pemerintahan Kabupaten Jembrana.
Tujuan pembuatan dokumen cetak biru sistem ini adalah:
a. Penyeragaman perencanaan pengembangan aplikasi yang
bersifat mandatory
b. Standarisasi fungsi sistem aplikasi e-Government
c. Memberikan landasan berpikir bagi pengembangan sistem
aplikasi e-Government yang komprehensif, efisien dan
efektif
Solusi Pentahapan
1. Strategi Pengembangan
Prioritas pembangunan Kabupaten Jembrana diletakkan
pada sektor pendidikan, kesehatan dan daya beli sebagai sektor
unggulan (Core Competency) dan mendorong sektor pelayanan
dasar, pengembangan dan pemberdayaan ekonomi lokal dengan
pembenahan kelembagaan secara menyeluruh melalui sistem
ekonomi kerakyatan.
2. Tahap Pengembangan
a. Tahap Pengembangan Sumber Daya Manusia
b. Tahap Pengembangan Infrastruktur Aplikasi
c. Tahap Pengembangan Infrastruktur Data dan Informasi
d. Tahap Pengembangan Infrastruktur Jaringan Komputer
e. Tahap Pengembangan Kebijakan.
Rencana Implementasi
Rencana implementasi e-Government mengacu pada tahapan-
tahapan pengembangan e-Governmet yang telah disusun selama 5
tahun ke depan. Implementasi e-Government merupakan inisiatif-
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
39
Universitas Indonesia
inisiatif yang diharapkan dapat mencapai kondisi ideal yang sesuai
dengan visi dan misi pengembangan e-Government Kabupaten
Jembrana.
Dalam setiap inisiatif e-Government ditentukan tujuan,
strategi, waktu, dan tolak ukur dari keberhasilan inisiatif tersebut.
Selain itu perlu ditekankan juga obyek layanan dari masing-masing
inisiatif, apakah termasuk layanan Government to Government
(G2G), Government to Business (G2B) atau Government to Citizen
(G2C) sehingga dari seluruh inisiatif yang dilakukan dalam 5 tahun
ke depan terjadi proposional layanan, baik untuk internal
pemerintahan, kalangan bisnis maupun untuk masyarakat.
2.7.2 Pemerintah Kabupaten Sragen
Serupa dengan pemerintah kabupaten Jembrana, Pemerintah
Kabupaten Sragen fokus pula pada mekanisme pengembangan e-
government.
Gambar 2.12 Pengembangan e-Government Kabupaten Sragen
(Budi Sulihanto, 2010)
Strategi Pengembangan
Agenda Pembangunan Pemkab Sragen difokuskan pada lima
Grand Strategi:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
40
Universitas Indonesia
1. Menciptakan inovasi kepemerintahan entrepreuneur dengan
pelayanan publik yang prima;
2. Membangun SDM yang unggul dan berdaya saing;
3. Menumbuhkembangkan ekonomi rakyat yang berbasis desa;
4. Memandirikan masyarakat untuk sehat jasmani, rohani dan
peduli kelestarian lingkungan;
5. Mendayagunakan inovasi Iptek untuk meningkatkan kualitas,
produktivitas dan efisiensi pembangunan yang berkelanjutan.
Tahap Pengembangan
1. e-Government dikembangkan sebagai sarana koordinasi dan
kolaborasi antar SKPD untuk efisiensi dan efektivitas proses
kerja.
2. e-Government dikembangkan sebagai sarana pelayanan
informasi yang cepat, akurat dan up to date kepada masyarakat
umum, pemerintah dan bisnis.
3. e-government untuk pengembangan ekonomi rakyat berbasis
desa.
4. e-Government sebagai salah satu media penyebarluasan
informasi yang selalu mendorong masyarakat untuk peduli
akan kesehatan dan lingkungan
5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kolaborasi dan koordinasi dengan seluruh
stakeholder pada lingkup Kabupaten Sragen.
Tahapan pengembangan e-government dijabarkan dalam
beberapa komponen yaitu sumber daya manusia, infrastruktur
jaringan, infrastruktur aplikasi, infrastruktur data dan informasi, serta
komponen kebijakan. Penyusunan tahapan ini tetap mengacu pada
Visi, hasil analisis SWOT, strategi pengembangan e-government
Pemkab Sragen dan juga rencana pengembangan e-Government
nasional.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
41
Universitas Indonesia
Perencanaan akan datang haruslah komprehensif dan terpadu
mulai dari rencana induk pengembangan e-Government Pemkab
Sragen dengan rencana strategis setiap unit kerja dan bupati sebagai
integrator wilayah, khususnya dalam rangka menuju visi Pemkab
Sragen yaitu “Terwujudnya Sragen Sejahtera didukung Sistem
Informasi yang Terintegrasi dengan Hasil Kajian Kegiatan dan
Penelitian yang Akurat”. Dengan demikian, rakyat secara langsung
merasakan manfaat pembaruan dan perubahan yang senantiasa
dilakukan Pemkab Sragen dari berbagai sudut pandang.
2.7.3 State of Tennessee Information Technology Strategic Planning
Prinsip panduan dalam perencanaan strategis SI / TI pada
Negara Bagian Tennessee adalah menjadikan Teknologi Informasi
(TI) bagian integral dari operasi sehari-hari Pemerintah. Upaya
mengamankan sumber daya TI, ketersediaan selama 24 jam sehari
tujuh hari seminggu merupakan keharusan untuk memberikan
pelayanan kepada warga, komunitas bisnis dan badan-badan
pemerintah. Dalam pengakuan ketergantungan negara pada TI dan
harapan masyarakat untuk pengiriman tepat waktu, layanan
pemerintah dengan biaya yang efektif dan efisien, Arah
pengembangan IT negara telah didefinisikan untuk membimbing
inisiatif perencanaan berbagai pemerintahan negara bagian.
Rencana TI didorong oleh strategi bisnis lembaga negara,
inisiatif administrasi, anggaran pertimbangan serta inovasi dalam
industri teknologi. Lembaga negara mengembangkan rencana tiga
tahunan Sistem Informasi Rencana (ISP) yang menyediakan
informasi penting mengenai kebutuhan bisnis, wawasan dan harapan
dari TI.
Visi TI State of Tennessee mendefinisikan tanggung jawab
organisasi berdasarkan kompetensi keterampilan dalam lembaga dan
Kantor Sumber Daya Informasi (Office for Information resources/
OIR) dalam rangka untuk meningkatkan keterampilan secara efektif
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
42
Universitas Indonesia
dan efisien cara untuk memberikan layanan TI. Adapun tujuan dari
perencanaan strategis SI / TI adalah :
1. Menyediakan infrastruktur bersama yang efektif dan efisien.
Strategi untuk mencapai tujuan ini adalah dengan memperkuat
program manjemen anggaran, salah satu inisiatifnya adalah
mengkonsolidasi kesesuaian file server pada pusat data.
Strategi selanjutnya adalah memastikan sumber daya informasi
telah diamankan dan strategi selanjutnya adalah memperbaiki
layanan untuk mendukung kebutuhan pemerintahan negara
bagian.
2. Mempromosikan Pemerintahan yang terintegrasi.
Tujuan ini akan dicapai dengan strategi interoperablitas data
yang dipakai bersama serta strategi memperbaiki informasi
online dan layanan bagi warganya.
3. Menyediakan Pelayanan Prima bagi pelanggan/ masyarakat.
Strategi untuk mencapai tujuan ini adalah dengan melakukan
proses perbaikan terus-menerus dan membangun komunikasi
dua arah antar unit kerja.
4. Daya kerja Teknologi Informasi yang kuat dan efisien
Strategi yang dilakukan meliputi: memperkuat kesempatan
pembelajaran dan pendidikan dan program kerjasama dengan
institusi pendidikan.
5. Meningkatkan Arsitektur Kepemerintahan yang luas
Pencapaian tujuan ini dengan melakukan strategi yaitu
meyakinkan bahwa solusi TI selaras dengan kebutuhan bisnis.
2.7.4 Perbandingan Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Pemerintah Daerah
Perencanaan strategis sistem informasi pada kabupaten
Jembrana dan kabupaten Sragen sama-sama fokus pada
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
43
Universitas Indonesia
pengembangan e-government skala pemerintah daerah. Hal ini
sesuai dengan amanat Inpres Nomor 3 tahun 2003 yang
mempersiapkan perencanaan e-government untuk lembaga dan
pemerintah daerah. Namun yang membedakan antara kedua
pemerintah daerah ini adalah penggunaan teknologi jaringan
komunikasi di lingkungan masing-masing pemerintah daerah.
Pemerintah Kabupaten Jembrana dan pemerintah Kabupaten
Sragen sama-sama menggunakan teknologi Wireless LAN
(WLAN) dengan penambahan menara repeater untuk penempatan
backbone (perangkat wireless pada kisaran 5,8 Ghz) dan subscriber
link (diluar lingkungan setda dengan kisaran frekeunsi 2,4 Ghz).
Perencanaan strategis sistem informasi pada negara bagian
Tennessee, Amerika Serikat menggunakan SI / TI untuk
memberikan pelayanan publik yang prima. Salah satunya adalah
pelayanan publik yang beroperasi 24x7 jam dalam seminggu
sehingga memiliki aspek ketersediaan yang sangat tinggi.
Perbedaan dari dokumen cetak biru pemerintah daerah antara
Negara Bagian Tennessee dengan Pemkab Jembrana dan Pemkab
Sragen adalah Tennesse menggunakan teknologi WAN dalam
infrastruktur jaringan komunikasinya.
Semua pemerintah daerah menggunakan redundansi dari data
center berupa disaster recovery center serta melakukan pelayanan
yang maksimal untuk semua pemangku kepentingan.
2.8 Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Pada sub bab ini akan dibahas beberapa kajian terhadap penelitian
perencanaan strategis SI / TI yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Beberapa kajian mewakili kesamaan metodologi yang dipakai yaitu
metodologi Anita Cassidy, kesamaan obyek penelitian dalam hal ini
pemerintah daerah, dan kesamaan kerangka menuju e-Government. Adapun
kajian tersebut beserta perbandingannya dijelaskan lebih rinci pada sub bab
berikutnya.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
44
Universitas Indonesia
2.8.1 Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi : Studi Kasus PT. Bayumas Jaya Mandiri
Masyhur (2010) membuat Karya Akhir berjudul “Perencanaan
Strategis Sistem dan Teknologi Informasi : Studi Kasus PT.
Bayumas Jaya Mandiri” menggunakan metodologi perencanaan
strategis SI / TI versi Anita Cassidy. Langkah perencanaannya
dimulai dari tahap visioning, dilanjutkan pada tahap analysis, tahap
direction kemudian ditutup dengan memberikan rekomendasi
berupa roadmap dan rencana implementasinya.
Fase Visioning, tahap ini bertujuan untuk menentukan visi dari
kegiatan serta menyusun rencana proyek berikut proses-proses
yang ada didalamnya. Secara detil hal-hal yang dilakukan
mencakup pembuatan jadwal pelaksanaan, aktivitas serta bentuk
keluaran yang akan dihasilkan. Pada fase ini dilakukan pendalaman
pemahaman terhadap kondisi bisnis PT. Bayumas Jaya Mandiri
serta memahami berbagai dokumen dan alur informasi yang
mengalir dalam organisasi. Hal tersebut dilakukan dengan
melakukan serangkaian wawancara, survey atau berinteraksi
langsung dengan komponen organisasi.
Setelah memahami kondisi bisnis organisasi dan berbagai
dokumen yang ada, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
tentang kondisi SI. Hal ini bertujuan untuk memperjelas posisi SI
dan peranannya selama ini. Juga sepagai upaya unuk
mengkomunikasikan tujuan organisasi dengan kondisi SI sehingga
muncul berbagai potensi untuk melakukan transformasi sesuai
dengan tujuan bisnis organisasi. Dalam fase ini akan dilakukan gap
analysis untuk membandingkan kondisi saat ini dengan kondisi
yang diharapkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
kesenjangan antara kedua kondisi tersebut sehingga dapat
diprediksi besarnya usaha yang diperlukan untuk mewujudkan
kondisi yang diharapkan organisasi.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
45
Universitas Indonesia
Fase direction membahas sebuah pernyataan tentang visi misi
SI berdasarkan kondisi yang telah dipahami serta tujuan bisnis
yang diharapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami
tujuan bisnis organisasi yang diinterpretasikan kedalam tujuan SI
sehingga pada akhirnya tujuan bisnis dan tujuan SI dapat
diselaraskan. Fase ini juga disusun sebuah rencana pengembangan
SI serta mengidentifikasi berbagai proyek potensial.
Pada fase rekomendasi dihasilkan sebuah roadmap secara
detail tentang pelaksanaan pengembangan SI pada PT. Bayumas
Jaya Mandiri untuk beberapa tahun kedepan mencakup ringkasan
biaya, waktu pelaksanaan serta sumber daya yang dibutuhkan.
2.8.2 Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pemerintah Daerah:
Studi Kasus Pemerintah Kabupaten Purwakarta
Wedhasmara (2008) dalam tesisnya “Perencanaan strategis
sistem informasi bagi Pemda Kabupaten Purwakarta” dimulai
terlebih dahulu dengan menganalisis lingkungan organisasi yang
memuat visi, misi, dan tujuan organisasi, dilanjutkan dengan
identifikasi terhadap lingkungan internal dan eksternal organisasi
yang didapatkan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner
terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Purwakarta, serta
identifikasi internal dan eksternal SI / TI di lingkungan SKPD
Kabupaten Purwakarta yang didapatkan melalui kuesioner dan
peninjauan langsung terhadap keberadaan SI / TI yang memiliki
oleh SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Purwakarta.
Hasil atau deliverables dari penyusunan perencanaan strategis
sistem informasi dengan menggunakan metodologi Price
Waterhouse adalah pada tahap pertama yaitu teridentifikasinya
kebutuhan informasi organisasi, tahap kedua yaitu
teridentifikasinya portofolio aplikasi dan sistem informasi, tahap
ketiga teridentifikasinya strategi sistem informasi, dan tahap
keempat menuangkan ke dalam rencana implementasi.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
46
Universitas Indonesia
Proses menentukan peluang SI / TI dapat dilaksanakan ketika
kebutuhan informasi didorong dari tujuan organisasi telah
semuanya teridentifikasi. Kebutuhan informasi yang terdientifikasi
yaitu: informasi sumber pajak darah, informasi APBN, informasi
pendapatan daerah, informasi keamanan daerah, informasi
keberhasilan pendidikan, informasi kependudukan, dan infomasi
pariwisata.
Hasil dari penelitian tesis menjawab permasalahan
pemanfaatan SI / TI di lingkungan Pemda Kabupaten Purwakarta.
Adapun hasil identifikasi dari perencanaan strategis SI / TI adalah
terbentuknya portofolio aplikasi SI / TI (SI Pendidikan, SI
Pariwisata, SI Kependudukan, SI Keamanan Daerah, SI
Pendapatan Daerah, Website Pariwisata, Website Pendidikan,
Website Kependudukan, Website Keamanan Daerah) dan
manajemen pengelolaan SI / TI di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Purwakarta. Keseluruhan tujuan penelitian untuk
menyusun perencanaan strategis SI / TI di Pemerintah Daerah
Kabupaten Purwakarta yang mencakup penentuan target atau
portofolio aplikasi harus dibangun dan penentuan strategi atau
bentuk pengelolaan SI / TI yang tepat untuk diterapkan di
Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta telah terpenuhi.
2.8.3 Perencanaan Strategis e-Government pada Kantor Pusat Data,
Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Flores Timur
Natalis (2012) melakukan penelitian tesis pada Kantor
Pengelolaan Data, Arsip dan Perpustakaan (KPDAP) Kabupaten
Flores Timur. Kerangka penelitian yang dipakai pada penelitian ini
adalah kerangka pengembangan e-government berdasarkan Inpres
No.3 Tahun 2003. Penelitian ini menghasilkan arsitektur aplikasi
pada Kantor PDAP Kabupaten Flores Timur dari 33 Potensi Sistem
Informasi. Keseluruhan sistem informasi dikelompokkan menjadi:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
47
Universitas Indonesia
3. Portofolio Sistem Informasi yang termasuk dalam Aplikasi
Key Operational (KO) : 13 Sistem Informasi.
4. Portofolio Sistem Informasi yang termasuk dalam Aplikasi
Support (SP) : 13 Sistem Informasi.
5. Portofolio Sistem Informasi yang termasuk dalam Aplikasi
High Potensial (HP) : 3 Sistem Informasi.
6. Portofolio Sistem Informasi yang termasuk dalam Aplikasi
Strategic (ST): 4 Sistem Informasi.
Analisis model portofolio McFarlan di atas hasilnya
menunjukkan bahwa aplikasi yang akan dibangun akan sangat
potensial dalam menunjang kinerja organisasi, hal tersebut
ditunjukkan dengan sebagian besar aplikasi terletak pada kuadran
key operational dan support.
Pengembangan Sistem Informasi tersebut dilakukan bertahap
selama jangka waktu 5 tahun, dengan prioritas tahap
pengembangan adalah aplikasi yang bersifat Key Operational,
kemudian aplikasi Support, aplikasi High Potential dan tahap
terakhir adalah aplikasi yang bersifat Strategic.
Dalam penelitian penyusunan prioritas aplikasi sistem
informasi e-Government ini, penulis belum menentukan faktor
pemilihan prioritas aplikasi sistem informasi e-Government yang
akan dibangun, seperti kemampuan anggaran dan kesiapan
aparatur.
Penelitian Tesis ini dimulai dengan menganalisis lingkungan
internal bisnis menggunakan teknik Strength dan Weakness
organisasi mulai lingkup SDM, budaya kerja, dan visi misi.
Lingkungan eksternal bisnis dianalisis menggunakan metode PEST
(Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi) dan teknik Opportunity
dan Treat. Kemudian menganalisis lingkungan internal SI / TI
menggunakan portofolio aplikasi model Mc Farlan’s Grid untuk
mendapatkan existing application, Lingkungan eksternal SI / TI
dianalisis menurut tren TIK nasional, Tren Jaringan Komputer,
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
48
Universitas Indonesia
Tren Aplikasi SI dan Tren Pengamanan SI. Keempat proses ini
akan menghasilkan sebuah strategi kebutuhan potensial pemerintahan
dan aplikasi SI / TI kedepan.
Selanjutnya dengan menggunakan metode gap analysis
dilakukan pemetaan kembali aplikasi-aplikasi yang menjadi key
operational, strategic, high potential dan support untuk
pengembangan e-government.
2.8.4 Perbandingan Penelitian
Masyhur dalam penelitian karya akhirnya menggunakan
metodologi Anita Cassidy untuk perusahaan swasta. Wedhasmara
menggunakan metodologi Price Waterhouse dalam penyusunan
perencanaan strategis SI / TI untuk instansi pemerintah. Sesuai
dengan Wedhasmara, Natalis pun mengambil obyek penelitian
instansi pemerintah, namun perencanaan strategis yang dipakai
menggunakan kerangka pengembangan e-Government.
2.9 Manajemen Risiko Instansi Pemerintahan
Nurharyanto (2009) dalam makalahnya yang berjudul “Penciptaan
budaya peduli risiko (risk awareness) untuk mendukung implementasi
manajemen risiko sektor publik” mendefinisikan manajemen risiko instansi
pemerintahan sebagai suatu proses yang sistematik dan berkelanjutan yang
dirancang dan dijalankan manajemen di seluruh level dan seluruh personil
pemerintahan, guna memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua
risiko yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan telah diidentifikasi
dan dikelola sedemikian rupa sehingga risiko dimaksud berada dalam batas-
batas yang dapat diterima.
Tujuan pokok manajemen risiko antara lain sebagai berikut:
Memastikan risiko-risiko yang ada di pemerintah telah diidentifikasi/
dikenali dan dinilai tingkat kepentingannya, serta telah dibuatkan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
49
Universitas Indonesia
rencana tindakan untuk meminimalisasi dampak dan kemungkinan
terjadinya risiko tersebut.
Memastikan bahwa jika rencana tindakan dilaksanakan secara
efektif, maka tindakan dimaksud dapat meminimalisasi dampak dan
kemungkinan terjadinya risiko.
Memberikan rekomendasi kepada manajemen mengenai risiko-risiko
yang mungkin terjadi serta usulan penanganannya (Nurharyanto,
2009).
Selanjutnya Nurharyanto menggunakan COSO framework yang telah
disesuaikan dengan kondisi pemerintahan untuk melakukan pengelolaan
risikonya. Proses manajemen risiko instansi pemerintah terdiri dari beberapa
tahapan antara lain:
a. Identifikasi Risiko (Risk Identification);
b. Penilaian Risiko (Risk Assessment);
c. Penentuan Risk Response;
d. Pemantauan dan Pelaporan Risiko.
Tahapan identifikasi risiko bertujuan untuk mengenali faktor-faktor
risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan pemerintah, menyebabkan
kerugian atau bahkan merusak reputasi pemerintah. Identifikasi risiko secara
menyeluruh yang ada di dalam pemerintah akan menghasilkan suatu daftar
risiko (risk register). Seluruh risiko yang telah teridentifikasi kemudian
dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu seperti risiko strategis,
risiko gangguan operasional, risiko finansial, risiko reputasi, risiko
kepegawaian dan lain-lain. Aktivitas identifikasi risiko merupakan tanggung
jawab masing-masing pemilik risiko untuk proses dan unit terkait.
Tahapan penilaian risiko, merupakan aktivitas yang dilaksanakan
untuk menilai besarnya pengaruh dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi
terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran
risiko akan dilihat dari dua perspektif yaitu kemungkinan keterjadian
(likelihood) dan besarnya pengaruh risiko bagi pemerintah (impact).
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Tahapan penentuan risk response, rencana tindakan/aktivitas yang
akan dilakukan oleh manajemen dengan tujuan untuk mengurangi,
membagi, menghindar dan/atau menerima risiko-risiko tersebut. Setiap risk
response terhadap risiko-risiko yang ditetapkan harus mampu membuat
tingkat pengaruh (impact) dan tingkat keterjadian (likelihood) dari risiko-
risiko yang teridentifikasi masuk dalam rentang tingkat risiko yang dapat
diterima pemerintah (risk tolerance).
Tahapan pemantauan dan pelaporan risiko adalah aktivitas untuk
mendapatkan informasi up-to-date dan akurat mengenai risiko pemerintah
guna memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Manfaat dari
melakukan pemantauan dan pelaporan risiko adalah untuk mendapatkan
pemahaman dari sifat dan cakupan risiko-risiko yang ada, untuk mencegah
risiko muncul dan untuk menganalisa kerugian historis.
Dalam membangun budaya peduli risiko, terdapat beberapa hambatan
dalam menerapkan budya risk management, diantaranya:
• Risiko pada sektor publik seringkali masih dipandang sebagai
sesuatu yang negatif, jadi jika ditampilkan dikhawatirkan akan
memberi kesan buruk. Padahal, jika risiko tersebut benar terjadi,
maka dampaknya bisa jadi lebih buruk.
• Risiko dipandang sebagai sumber pemborosan biaya. Meskipun pada
umumnya pimpinan instansi menyadari bahwa biaya/kerugian yang
timbul akibat kegagalan dalam mengatasi/memitigasi risiko yang
harus ditanggung mungkin lebih besar.
• Daya tarik terhadap potensi untuk melakukan penyimpangan yang
menjurus kepada perbuatan fraud dianggap lebih memberikan
keuntungan yang besar, sehingga mereka cenderung mengabaikan
peringatan terhadap dampak risiko. Contohnya adalah risiko
penunjukkan langsung dalam pemilihan penyedia barang dan jasa
mempunyai risiko terjadinya kecurangan yang tinggi, namun justru
cara penunjukkan langsung banyak dipilih oleh pembuat keputusan.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
51
Universitas Indonesia
• Tata Kelola Pemerintahan yang lemah, karena kontrol dari unit
pengawasan baik internal maupun eksternal masih sangat lemah dan
mudah dikompromikan.
2.10 Blue Print Sistem Aplikasi e-Government
Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government, telah mengamanatkan, diantaranya kepada
setiap Gubernur dan Bupati / Walikota untuk mengambil langkah-langkah
konkret yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya
masing-masing guna terlaksananya pengembangan e-Government secara
nasional.
Menurut Inpres No. 3/2003:
“Pengembangan e-government merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis
(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-
government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di
lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan
teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut
mencakup dua aktivitas yang berkaitan yaitu:
(1) Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan
proses kerja secara elektronis;
(2) Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan
publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat
di seluruh wilayah negara”.
Mengingat lingkup e-Government bukan saja Pemerintahan Daerah,
tetapi juga nasional, maka diperlukan panduan baku pengembangan sistem
e-Government untuk menjamin bahwa sistem tersebut dapat memenuhi
harapan yang diinginkan dan juga dapat saling bersinergi antara satu dengan
yang lainnya (interoperabilitas).
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
52
Universitas Indonesia
Selanjutnya, membangun e-Government bukan saja membangun
infrastruktur komunikasi data dan informasi, tetapi juga berarti membangun
infrastruktur sistem aplikasi, standarisasi meta-data, pengembangan sumber
daya manusia, pengembangan prosedur, kebijakan dan peraturan.
2.10.1 Menuju e-Government
Tujuan implementasi e-government adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu layanan publik melalui pemanfaatan
teknologi IT dalam proses penyelenggaraan pemerintahan,
2. Terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan
mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif,
3. Perbaikan organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja
kepemerintahan.
Sasaran pembangunan e-government sebagai berikut:
1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik
yang berkualitas dan terjangkau,
2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk
meningkatkan dan memperkuat kemampuan perekonomian
menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan
internasional,
3. Pembentukan mekanisme komunikasi antar lembaga pemerintah
serta penyediaan fasilitas bagi partisipasi masyarakat dalam
proses kepemerintahan,
4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang
transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan
antar lembaga pemerintah.
Gambar 2.13 menjelaskan pola transformasi dari
pemerintah manual menuju pemerintahan berbasis TIK.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
53
Universitas Indonesia
Gambar 2.13. Transformasi Menuju e-government
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
Melaksanakan e-Government artinya menyelenggarakan roda
pemerintahan dengan bantuan (memanfaatkan) teknologi informasi.
Dalam arti kata lain adalah melakukan transformasi sistem proses
kerja ke sistem yang berbasis elektronik. Beberapa organisasi yang
pada awalnya disusun untuk keperluan proses kerja secara manual
pada akhirnya bisa jadi perlu dirubah dan disesuaikan untuk
memungkinkan berjalannya sistem elektronik lebih optimal.
Tentu saja tidak semua proses kerja dapat ditransformsi ke
dalam sistem elektronik. Ada beberapa yang masih harus
mengunakan sistem manual, tetapi ada sebagian besar lainnya yang
dapat dikerjakan dengan lebih cepat, efektif dan efisien melalui
bantuan sistem elektronik.
Beberapa contoh fungsi kepemerintahan yang
penyelenggaraannya dapat dibantu melalui sistem elektronik adalah:
1. Pelayanan Masyarakat
2. Kepegawaian
3. Keuangan Daerah
4. Pengelolaan Aset, dan sebagainya.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
54
Universitas Indonesia
2.10.2 Kerangka Arsitektur e-Government
Salah satu kata kuci e-Government adalah pemanfaatan TI. Ini
artinya bahwa akan ada unsur-unsur TI seperti sistem aplikasi,
sistem infrastruktur, jaringan telematika dan lain-lain yang dipakai
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Beberapa hal
mendasar tentang pemanfaatan TI ini berkaitan dengan:
Penggunaan Internet; Penggunaan Infrastruktur Telematika;
Penggunaan Sistem Aplikasi; Standarisasi Metadata; Transaksi dan
Pertukaran Data Elektronik; Sistem Dokumentasi Elektronik.
Gambar 2.14. Kerangka Arsitektur e-Government
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
Kerangka arsitektur e-government, seperti diilustrasikan dalam
Gambar 2.14 menjamin keterpaduan serta interoperabilitas antar
komponen dalam sistem e-Government dan juga antar sistem e-
Government itu sendiri, maka perencanaan dan pengembangan e-
Government perlu dirumuskan dalam kerangka tersebut.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
55
Universitas Indonesia
2.10.3 Tingkatan e-Government
Untuk membangun e-Government, Inpres No. 3/2003 juga
menjelaskan beberapa strategi yang bisa diimplementasikan, salah
satu diantaranya adalah membangan e-government secara
sistematik melalui tahapan yang realistik dan sasaran yang terukur,
sehingga mudah difahami dan diikuti oleh semua pihak.
Pengembangan e-government dapat dilaksanakan melalui
empat tingkatan. Semakin tinggi tingkatannya, diperlukan
dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi informasi
antar instansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk
menaikkan tingkatan tanpa dukungan yang memadai, berpotensi
untuk mengalami kegagalan.
Tingkat 1 - Persiapan, yang meliputi pembuatan situs
informasi disetiap lembaga, penyiapan SDM, penyiapan sarana
akses yang mudah misalnya Warnet, dll.
Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi pembuatan situs
informasi publik interaktif, dan pembuatan antar muka
keterhubungan dengan lembaga lain
Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi pembuatan situs
transaksi pelayanan publik, dan pembuatan interoperabilitas
aplikasi dan data dengan lembaga lain.
Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi pembuatan aplikasi
untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang
terintegrasi.
2.10.4 Kerangka Fungsional Sistem Kepemerintahan
Kelompok Blok Fungsi dan bagian-bagiannya (komponen
modul) disusun dalam sebuah bagan fungsi yang selanjutnya dalam
dokumen blueprint ini disebut sebagai Kerangka Fungsional
Sistem Kepemerintahan.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
56
Universitas Indonesia
Gambar 2.15 Kerangka Fungsi Sistem Kepemerintahan
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
Kerangka fungsi sistem kepemerintahan yang digambarkan pada
Gambar 2.16 berikut:
Gambar 2.16 Contoh Kerangka Fungsi Sistem Kepemerintahan
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
57
Universitas Indonesia
2.10.5 Peta Solusi Aplikasi E-Government
Di sisi lain, sistem aplikasi-sistem aplikasi dikembangkan
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan fungsi
kepemerintahanseperti yang telah didefinisikan dan dikelompokkan
dalam Kerangka Fungsional Sistem Kepemerintahan tersebut di
atas. Dengan mempertimbangkan fungsi sistem aplikasi dan
layanannya, sistem aplikasi-sistem aplikasi tersebut kemudian
disusun dan dikelompokkan dalam sebuah sistem kerangka
arsitektur, yang dalam dokumen blueprint ini selanjutnya disebut
sebagai Peta Solusi Aplikasi e-Government.
Gambar 2.17 Peta Solusi Aplikasi e-government
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
Contoh peta solusi aplikasi untuk mendukung e-Government
adalah seperti pada gambar berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
58
Universitas Indonesia
Gambar 2.18 Contoh Peta Solusi Aplikasi e-government
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
Dalam peta solusi aplikasi e-Government, sistem aplikasi
dikelompokkan melalui pendekatan matrik antara orientasi fungsi
layanan dan sifat fungsi sistem aplikasi tersebut. Melalui
pendekatan ini, sistem aplikasi dikelompokkan dalam tiga
kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya
langsung memberikan pelayanan kepada penggunanya
(aplikasi front office)
2. Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya lebih
banyak ditujukan untuk memberikan bantuan pekerjaan
yang bersifat administrasi kepemerintahan, serta fungsi-
fungsi kedinasan dan kelembagaan (aplikasi back office).
3. Kelompok sistem aplikasi yang fungsi layanannya bersifat
mendasar dan umum, diperlukan oleh setiap pengguna, atau
setiap sistem aplikasi lain yang lebih spesifik. Sifat layanan
aplikasi dasar biasanya back-office.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
59
Universitas Indonesia
Untuk setiap kelompok sistem tersebut, masing-masing dibagi
lagi kedalam tiga sub-grup berdasarkan orientasi pengguna yang
dilayaninya, sebagai berikut:
1. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi
fungsinya melayani kebutuhan dan kepentingan masyarakat
(G2C: Government To Citizen)
2. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi
fungsinya melayani kebutuhan dan kepentingan kalangan
bisnis (G2B: Government To Business)
3. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi
fungsinya melayani kebutuhan internal lembaga
kepemerintahan, atau kebutuhan dari pemerintah daerah
lainnya (G2G: Government To Government)
Terakhir adalah kelompok fungsi umum yang memberikan
layanan integrasi dan komunikasi antar sistem aplikasi, juga
masalah sekuriti, dan lain-lain.
2.10.6 Penyusunan Peta Alur (Road Map)
Pemerintah daerah perlu menyusun rencana pembangunan e-
Government dalam beberapa tahapan pembangunan yang
komprehensif, realistik dan terukur. Selanjutnya pemerintah daerah
perlu menyusun strategi pentahapan dan menentukan prioritas
pembangunan di setiap tahapan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Secara garis besar ada tiga strategi yang patut dipertimbangkan
dalam menentukan prioritas pembangunan aplikasi sebagai berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
60
Universitas Indonesia
1. Strategi Matriks
Gambar 2.19 Strategi Matriks
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
Membangun sistem aplikasi e-Government dengan strategi
matrik, artinya membangun dari semua kategori sistem aplikasi pada
satu tahapan (G2G, G2C, G2B, Front Office, Back Office dan
aplikasi umum), tetapi dengan memilah dan memilih jenisnya
berdasarkan skala prioritas pembangunan daerah, sesuai kebijakan,
visi dan misi pemerintah daerah masing-masing.
2. Strategi Spiral
Strategi ini memprioritaskan pembangunan sistem aplikasi e-
Government secara lengkap terlebih dahulu untuk ruang lingkup
internal pemerintah daerah dan legislatif, baru secara bertahap
pengembangan diperluas ke lingkup yang lebih besar seperti
kecamatan, kelurahan, instansi vertikal dan bidang lainnya. Strategi
ini juga memprioritaskan untuk membuat (dalam skala kecil)
prototipe jaringan Sistem Informasi Kepemerintahan lengkap dari
kelurahan sampai dengan pemda.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
61
Universitas Indonesia
Gambar 2.20 Strategi Spiral
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
3. Strategi Neraca F&I
Strategi ini dilakukan melalui analisis Feasibility vs Impact.
Feasible artinya memprioritaskan pembangunan pada aplikasi yang
tergolong mudah dan sederhana untuk diimplementasikan.
Sedangkan Impact artinya memprioritaskan pembangunan pada
aplikasi yang manfaatnya dapat dirasakan sebesar-besarnya (seluas-
luasnya) oleh masyarakat umum.
Gambar 2.21 Strategi Neraca F&I
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
62
Universitas Indonesia
Contoh beberapa kebijakan umum yang disarankan,
khususnya untuk pemerintah daerah yang belum atau baru akan
mengimplementasikan e-Government adalah:
Pembangunan e-Government disusun dalam lima tahapan, tiap
tahapan direncanakan selama satu tahun, disesuaikan dengan
perencanaan pembangunan yang lazim berlaku di Pemerintah
Daerah, seperti RKPD, RENSTRADA, dan lain-lain.
Disetiap tahapan dilaksanakan pengembangan aplikasi dari
semua kategori. Untuk kategori pemerintahan (G2G),
ditekankan pada pembangunan aplikasi untuk lingkup internal
Pemda dan Legislatif, baru diperluas ke kecamatan dan
kelurahan. Meskipun begitu, di tahap awal sebaiknya juga
dibangun satu prototipe jaringan sistem informasi yang utuh
dari kelurahan sampai ke pusat.
Untuk kategori bisnis (G2B), diprioritaskan pada sistem
aplikasi untuk pelayanan UKM dan BUMN/BUMD, termasuk
RSUD.
Sedangkan untuk kategori umum diprioritaskan pada aplikasi
e-Gov Portal dan aplikasi-aplikasi pendukung seperti
kolaborasi dan koordinasi, dan sistem pendukung keputusan.
Gambar 2.22 Pentahapan pengembangan e-government
(Sumber: Blue Print Sistem Aplikasi e-Government, Depkominfo, 2005)
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
63
Universitas Indonesia
2.11 Kerangka Pemikiran Perencanaan Strategis SI / TI Pemerintah Kota
Serang
Setelah menganalisis beberapa teori, penelitian sebelumnya serta
metodologi yang bersesuaian dengan topik, didapat kerangka pemikiran
perencanaan strategis SI / TI untuk Pemerintah Kota Serang. Adapun
kerangka pemikiran (theoretical framework) sebagai berikut:
Gambar 2.23 Kerangka Pemikiran
. Kerangka pengembangan e-government pemerintah daerah (Inpres
No.3/2003) dan kesadaran peningkatan kualitas pelayanan publik
(Permenpan&RB NO. 11/2011) menjadi dasar dalam proses pengambangan
rencana SI / TI. Metodologi Anita cassidy dipilih sebagai metodologi dalam
pengembangan perencanaan SI / TI dengan menggunakan beberapa
teknik/tools yang cukup dikenal oleh penulis dan masukan berupa visi
bisnis, proses bisnis (tata laksana) dan kondisi SI / TI pemerintahan.
Perencanaan Strategis SI / TI yang dihasilkan nantinya merupakan bagian
transformasi dari perubahan pemerintahan manual menuju pemerintahan
berbasis TIK (e-Government).
Penyelenggaraan
Pemerintahan Secara
Manual (Government)
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Berbasis TIK
(e-Government)
TRANSFORMASI
Perencanaan
Strategis SI/TI
Pemda Kota Serang
Peningkatan kualitas
pelayanan publik Kebijakan dan strategi
nasional pengembangan
e-government
Proses /
Metodologi
- Anita Cassidy,
2006
Visi Bisnis & Proses
- Permenpan&RB, No.11/2011 - Inpres No. 3/2003
Teknik / Analisis /
Metode Kondisi SI/TI
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
64
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2012), “metode penelitian sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut
Bakker (2010), “metodologi penelitian adalah cara-cara yang mengatur prosedur
penelitian ilmiah pada umumnya, sekaligus pelaksanaannya terhadap masing-
masing ilmu secara khusus”. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
metodologi penelitian adalah prosedur secara ilmiah untuk mendapatkan data
sehingga memenuhi tujuan penelitian.
Bab ini membahas tentang kerangka penelitian dan alur penelitian yang akan
dilakukan dalam membuat perencanaan strategis SI / TI pada pemerintah Kota
Serang. Metodologi penelitian yang digunakan mengacu pada metodologi yang
diperkenalkan oleh Anita Cassidy yang dimulai dari fase visioning, fase analysis,
fase direction, kemudian dilanjutkan sampai fase recommendation. Penjelasan
dari kerangka dan alur penelitian lebih lanjut pada sub bab berikut ini.
3.1 Kerangka Penelitian
Metodologi yang dipakai telah disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi pemerintah daerah. Sub tahapan menginisiasi dan mengelola
proyek pada fase visioning dihilangkan, karena tujuan utama dari sub
tahapan ini mengelola perencanaan strategis SI / TI sebagai sebuah project.
Sub tahapan mengembangkan business case dan mengkomunikasikan
rencana pada fase recommendation pun dihilangkan, karena tidak
diperlukan pada penelitian karya akhir ini. Business case membahas lebih
dalam analisis ekonomis salah satu project SI / TI prioritas untuk dijadikan
project pertama yang segera dilakukan dengan menganalisis return on
investment (ROI) dan analisis dampak dan manfaatnya bagi organisasi.
Kerangka penelitian yang digunakan dalam penelitian karya akhir ini
seperti pada Gambar 3.1 berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
65
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Perencanaan SI / TI
3.2 Alur Penelitian
Alur penelitian dalam penelitian karya akhir ini memiliki tahapan
yang harus dilalui dan tidak bisa lompat pada langkah lain sebelum langkah
selanjutnya telah dilakukan. Alur penelitian dijelaskan pada Gambar 3.2
sebagai berikut:
INPUT :
Dokumen Visi,
Misi, Renstra,
Wawancara
Tools :
SW-OT, PEST,
CSF, Value Chain,
Studi literatur
RECOMMENDATION PHASE
VISIONING PHASE
Memahami Visi
dan Situasi Bisnis
Dokumentasi dan
Konfirmasi Analisis
bisnis
Output :
Dokumen
Proses Bisnis,
ANALYSIS PHASE
Memahami
Situasi SI Menganalisis
Situasi SI
INPUT :
Proses Bisnis,
Dokumen SI
Tools :
Gap Analisis,
Mc Farlan
Grid, SWOT
SI/TI
Output :
Solusi Alternatif
SI (Portofolio
Aplikasi), TI,
Organisasi/
Manajemen SI,
Kebutuhan
Informasi
DIRECTION PHASE
Membangun Solusi Alternatif SI/TI
Visi dan
Arah SI/TI
Rencana
SI/TI
Proyek
SI/TI
Road
map
Risk
Management
INPUT :
Solusi Alternatif
SI/ TI,
Tools :
CSF, Kerangka
Nasional e-Gov,
Output :
Aplikasi,
Infrastruktur,
Organisasi/
SDM, Proses
SI,
Prioritasi SI/TI
Gap
Analisis
Tahapan
pengembangan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
66
Universitas Indonesia
Gambar 3.2 Alur Penelitian Perencanaan SI / TI
3.2.1 Studi Literatur
Tinjauan literatur dilakukan untuk mempelajari berbagai teori
yang sesuai dengan kerangka pikir metodologi penelitian dalam
memecahkan masalah. Studi literatur yang digunakan berhubungan
dengan studi kasus perencanaan infrastruktur teknologi informasi di
Tahap Pendahuluan,
Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan
Studi Literatur Kondisi Pemkot Serang
Tahap Pengumpulan Data dan Informasi,
Mengumpulkan data yang akan digunakan dalam pembuatan rencana strategis e-
government. Primer : Depth Interview, Sekunder : Observasi (RPJMD)
Tahap Solusi dan Rekomendasi,
Visi, Misi SI/TI, Solusi SI, TI, Organisasi, Proses dan Prioritasi
Tahap Pemahaman Bisnis dan SI Saat Ini,
Menganalisis dan memahami kondisi yang ada saat ini dan menginterpretasikan kebutuhan
mendatang dengan analisis PEST, CSF, Value Chain
Memahami Visi Bisnis dan
Konfirmasi analisis
Memahami Situasi SI dan
analisis SI/TI
Tahap Analisis Data
Analisis SWOT
Tahap Formulasi Rencana Strategis e-Governmnet
Roadmap Tahapan
pengembangan
Manajemen risiko
Tahap Finalisasi,
Cetak Biru
Tahap Gap Analisis,
Strategic Grid
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
67
Universitas Indonesia
lingkungan pemerintah daerah tempat penulis bekerja. Teori-teori
perencanaan infrastruktur teknologi informasi diambil dari bahan
pustaka, bahan ajar kuliah, internet, jurnal ilmiah dan peraturan,
prosedur, dokumen/referensi terkait organisasi pemerintahan daerah.
3.2.2 Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
menggunakan beberapa cara yaitu:
Metode Wawancara yang dilakukan kepada beberapa pihak
yang terkait dengan penelitian;
Observasi dengan mengamati proses bisnis dalam lingkungan
Pemerintah Kota Serang dan review dokumen RPJMD, Renstra
SKPD.
3.2.3 Tahap Analisis Data
Hasil wawancara dianalisis untuk mencari maksud utama dari
sebuah ide. Kemudian dibandingkan untuk mendapatkan keterkaitan
dengan ide utama.
3.2.4 Tahap Pemahaman Bisnis dan Situasi SI Saat Ini
Menganalisis Lingkungan internal bisnis, Lingkungan eksternal
bisnis, lingkungan internal SI / TI, lingkungan eksternal SI / TI
menggunakan teknik SW-OT, Value Chain, CSF, PEST, Tren SI, Tren
TIK nasional.
3.2.5 Tahap Gap Analisis
Gap analisis antara portofolio aplikasi saat ini dan portofolio
aplikasi ke depan menggunakan Mc Farlan’s Grid.
3.2.6 Tahap Solusi dan Rekomendasi
Dari SWOT SI / TI didapat visi, misi SI / TI, dari analisis CSF,
Value chain, SWOT Organisasi dan hasil analisis kesenjangan didapat
solusi kebutuhan mendatang.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
68
Universitas Indonesia
3.2.7 Tahap Pembuatan Formulasi Rencana Strategis
Menggunakan model matriks dari kerangka pengembangan e-
government. Kemudian dilakukan pentahapan dalam implementasinya
(road map) sekaligus melakukan mitigasi risiko aset pemerintahan.
3.2.8 Tahap Finalisasi
Cetak biru perencanaan strategis SI / TI dapat dipergunakan
sebagai acuan dalam perencanaan SI / TI pemerintah Kota Serang.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
69
BAB IV
PROFIL PEMERINTAH KOTA SERANG
Pada bab ini akan dibahas profil pemerintah Kota Serang untuk dijadikan
sebagai referensi dalam melakukan analisis proses pada bab selanjutnya. Profil ini
merupakan gambaran secara menyeluruh mengenai kondisi Kota Serang mulai
dari tata pemerintahan, keadaan geografis, keadaan kultur masyarakat, budaya,
pendidikan, kesehatan, potensi ekonomi, dan produk unggulan daerah.
4.1 Selayang Pandang Kota Serang
Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2007 Tanggal 10 Agustus 2007,
Kota Serang terbentuk dengan luas wilayah 266,74 Km2 yang terdiri dari
enam kecamatan yaitu: Serang, Kasemen, Taktakan, Walantaka, Cipocok
Jaya dan Curug.
4.1.1 Sejarah Kota Serang
Peresmian Kota Serang ini ditandai dengan pelantikan penjabat
Walikota Serang Asmudji HW, yang dilakukan oleh Menteri Dalam
Negeri di Gedung Departemen Dalam Negeri di Jakarta pada tanggal
2 November 2007. Pada tanggal 22 November 2007, Mendagri
menyetujui pembentukan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK)
Kota Serang berdasarkan SK Mendagri Nomor 060/2840/SJ
tertanggal 22 November 2007.
Pada tanggal 5 Desember 2008 melalui pemilihan kepala daerah
langsung dilantiklah walikota dan wakil walikota serang definitif.
Sejak saat itu hingga lima tahun kedepan Kota Serang dipimpin oleh
H. Bunyamin, MBA sebagai walikota dan H. Tb. Haerul Jaman,
B.Sc. sebagai wakil walikotanya. Namun pada tanggal 1 Maret 2011,
Walikota Serang menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kemudian
posisi walikota diganti oleh wakilnya yaitu H. Tb. Haerul Jaman, SE
yang dilantik oleh Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah pada
tanggal 25 Maret 2011. dan H. Nana Suryana, M.Si sebagai wakil
walikota Serang sampai sekarang.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
70
Universitas Indonesia
4.1.2 Arti Lambang Daerah
Lambang Kota Serang berbentuk persegi enam pentagonal
dengan gambar utama gerbang Istana Kaibon dan satu bintang.
Sedangkan pada pitanya tertulis motto atau semboyan ‘Kota Serang
Madani’.
Gambar 4.1 Lambang Daerah Kota Serang
Secara filosofis madani merupakan bentuk kemandirian suatu
daerah. Madani memberikan arti luas untuk pengayoman
masyarakat, civil society yang mengedepankan musyawarah untuk
mufakat, serta berbudaya.
4.1.3 Kondisi Umum / Geografis
Kota Serang merupakan salah satu dari tujuh kabupaten/kota
yang ada di Propinsi Banten yang mempunyai kedudukan sebagai
pusat pemerintahan. Sedangkan batas-batas wilayah Kota Serang
adalah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Banten
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang,
Kecamatan Ciruas, Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikuesal,
Kecamatan Petir, Kecamatan Baros Kabupaten Serang
Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran,
Kecamatan Waringin Kurung, Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
71
Universitas Indonesia
Sesuai dengan Undang-undang No. 32 tahun 2007, tanggal 2
November 2007 tentang Pembentukan Kota Serang, Kota Serang
memiliki wilayah seluas 266,74 km2 yang terdiri dari enam
kecamatan, 46 desa dan 20 kelurahan. Luas masing-masing
kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Kecamatan dan Luas Wilayah
Sumber: Bappeda Kota Serang
Menurut analisis kesesuaian lahan kawasan Kota Serang terbagi
menjadi tiga karakteristik kawasan, yaitu:
• Dataran dengan kemiringan 0 – 5 %
• Perbukitan landai dengan kemiringan 5–15 %
• Perbukitan terjal dengan kemiringan >15%
Tabel 4.2 Rekomendasi Pengembangan
Kapasitas RuangWilayah Kota Serang
Sumber: Materi Teknis RTRW Kota Serang 2010-2030
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
72
Universitas Indonesia
Ditinjau dari penggunaan tanahnya, sebagian besar lahan Kota
Serang direkomendasikan untuk kawasan hutan lindung dan
permukiman.
Wilayah kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang
memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis
dengan suhu rata-rata tiap bulan 27,07 ºC, suhu terendah 23,3 ºC dan
tertinggi 33,2 ºC. Kelembaban udara 84%, rata-rata curah hujan 9,4
mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Januari dan Desember.
Akses langsung menuju Kota Serang dapat melalui darat dan
laut. Akses darat dapat dicapai dengan melintasi jalan tol lintas
Jakarta-Merak keluar di Serang Timur dan Serang Barat, akses laut
dapat dicapai secara langsung melalui Pelabuhan Karangantu.
4.1.4 Kondisi Sosial Demografis
a. Penduduk
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk
Kota Serang berjumlah 577.785 jiwa dengan tingkat kepadatan
penduduk sebesar 2.166 jiwa/km2.
Tabel 4.3 Sebaran dan Kepadatan Penduduk Tahun 2010
Sumber: BPS Kota Serang
Diantara enam kecamatan yang ada di Kota Serang, Kecamatan
Serang merupakan kecamatan yang terpadat yaitu 8.038 jiwa/km2
sedangkan yang terjarang penduduknya adalah kecamatan Curug
dengan kepadatan penduduk sebesar 954 jiwa/km2.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
73
Universitas Indonesia
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010
Sumber: BPS Kota Serang
Kalau dilihat dari komposisinya, penduduk Kota Serang lebih
banyak laki-laki daripada perempuan, yaitu terdiri dari 297.187
orang laki-laki dan 280.598 orang perempuan.
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Yang Memiliki KTP
per Oktober 2011
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Serang
Jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Serang
sebesar 208.017 orang dan yang terendah terdapat di Kecamatan
Kasemen yaitu sebesar 87.674 orang.
b. Tenaga Kerja
Jumlah Pencari kerja pada akhir tahun 2010 sebanyak 28 orang.
Tingkat pendidikan pencari kerja di Kota Serang terbanyak adalah
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
74
Universitas Indonesia
lulusan SMA yaitu sebesar 60,71 persen. Yang ditempatkan tahun ini
sebanyak 766 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel
berikut:
Tabel 4.6 Banyaknya Pencari Kerja Menurut Tingkat
Pendidikan di Kota Serang Tahun 2010
Sumber: Disnaker Kota Serang
4.1.5 Kondisi Sosial Budaya
a. Pendidikan
Pada tahun 2010 di Kota Serang terdapat sekolah dasar
sebanyak 238 unit, dengan jumlah guru sebanyak 3.067 orang dan
siswanya berjumlah 79.009 orang.
Tabel 4.7 Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Serang Tahun 2010
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Serang
Jumlah sekolah menengah pertama sebanyak 64 unit dengan
jumlah guru 1.376 orang dan 23.974 orang siswanya.Sedangkan
jumlah sekolah setingkat SLTA berjumlah 53 unit dengan jumlah
guru 1.712 orang dan murid 26.409 orang.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
75
Universitas Indonesia
b. Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan
faktor utama dalam meningkatkan kualitas hidup.Pada tahun 2010 di
Kota Serang terdapat 6 rumah sakit yang terdiri dari 1 rumah sakit
pemerintah, 1 rumah sakit tentara dan 4 rumah sakit swasta.
Sedangkan puskes-mas berjumlah 11 puskesmas umum, 14
puskesmas pembantu dan 11 puskesmas keliling.
Tabel 4.8 Unit Pelayanan Kesehatan Tahun 2010
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Serang (2010)
Tenaga kerja kesehatan yang terdaftar pada Dinas Kesehatan
Kota Serang yang terdiri dari dokter umum, dokter ahli, dokter gigi
dan paramedis dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Tenaga Kesehatan Tahun 2010
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Serang (2010)
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
76
Universitas Indonesia
4.1.6 Kondisi Perekonomian
Ditinjau dari penghitungan atas dasar harga berlaku, Produk
Domestik regional Bruto (PDRB) Kota Serang meningkat 12,77
persen yaitu dari 4.806,52 miliar rupiah pada tahun 2009 menjadi
5.420,25 miliar rupiah pada tahun 2010. Sedangkan menurut
penghitungan atas dasar harga konstan 2000, PDRB Kota Serang
meningkat dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,63 persen.
PDRB perkapita Kota Serang juga mengalami peningkatan, pada
tahun 2009 sebesar 8.514.055 rupiah dan pada tahun 2010 sebesar
9.381.081 rupiah. Sementara PDRB per kapita Provinsi Banten pada
tahun 2009 sebesar 12.826.000 rupiah dan tahun 2010 juga
mengalami peningkatan menjadi 14.012.000 rupiah. Berikut adalah
tabel yang menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi Kota Serang.
Tabel 4.10 Pertumbuhan PDRB Berlaku dan Konstan Kota
Serang dan Provinsi Banten, Tahun 2009-2010 (%)
Sumber: BPS Kota Serang
Kontribusi terbesar terhadap PDRB Atas dasar harga berlaku
Kota Serang menurut lapangan usaha pada tahun 2010 diberikan
oleh lapangan usaha Jasa-Jasa sebesar 24,38% dari total PDRB,
kemudian diikuti lapangan usaha Perdagangan, Hotel dan Restoran
sebesar 24,00%, selanjutnya lapangan usaha Bangunan sebesar
20,26%, kemudian lapangan usaha Keuangan, Persewaan, & Jasa
Perusahaansebesar 10,03%, lapangan usaha Pertanian sebesar
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
77
Universitas Indonesia
8,68%, lapangan usaha Pengangkutan dan Komunikasi sebesar
6,62%, lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 4,48%, lapangan
usaha Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 1,53% dan terakhir
lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,02% dari
total PDRB. Salah satu ukuran yang digunakan untuk melihat
keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah dengan melihat laju
pertumbuhan ekonominya.
4.1.7 Produk Unggulan Daerah
Kota Serang memiliki beberapa produk unggulan asli daerah
yang patut dibanggakan dari sektor industri Pengolahan, Lima
produk unggulan tersebut yaitu: Kue Satu, Sate Bandeng, Emping,
Baso Ikan Kering, dan Batik Banten (Sumber : Disperindagkop,
Agustus 2011).
Beberapa produk daerah lainnya yang memiliki potensi untuk
dikembangkan meliputi sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan
berupa: Dendeng daging, Jambu Citra, Melon, Jagung, Padi, Kacang
Tanah. Sektor Industri Pengolahan berupa: Baso Ikan Kering. Obyek
Wisata seperti: Mesjid Agung Banten, Kraton Surosowan, Kraton
Kaibon, Benteng Spelwijk, Museum Banten Lama, Pulau Burung,
Padepokan Debus Surosowan, Permata Agro Curug Manis, Rumah
Hutan Cidampit, Wisata Agro, Water Boom Tembong Jaya,
Agrowisata Tanaman.
Gambar 4.2 Produk unggulan dan obyek wisata Kota Serang
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
78
Universitas Indonesia
4.2 Organisasi dan Tata Kelola Pemerintahan
Secara organisatoris kepemerintahan, Pemerintah Kota Serang terdiri
atas seorang Sekretaris Daerah, tiga orang Asisten Daerah, satu orang
Sekretarias DPRD, dan terdiri dari enam Badan, satu Inspektorat daerah,
dua belas Dinas, dan tiga Kantor.
Pendanaan pembangunan daerah berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Alokasi APBN untuk Kota Serang melalui dana
perimbangan pada tahun 2010 mencapai 410.703 trilyun rupiah. Alokasi
APBD Provinsi Banten untuk Kota Serang melalui lain-lain pendapatan
daerah yang sah sebesar 89,134 trilyun rupiah.
Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan
daerah Kota Serang mengalami penurunan. Pada tahun 2010, kontribusi
PAD terhadap pendapatan daerah memperlihatkan angka sebesar 3,90
persen saja.Walaupun secara nominal menunjukan kenaikan.
Hingga akhir 2010, ada 5.221 pegawai negeri sipil (PNS) bekerja di
pemerintahan Kota Serang, dibagi menurut golongan yaitu 63 pegawai
golongan I; 1.286 pegawai golongan II; 2.325 golongan III dan sebanyak
1.547 pegawai golongan IV.
Gambar 4.3 Jumlah PNS Pemerintah Kota Serang menurut Golongan
Tahun 2010 (Sumber: BKDl Kota Serang)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang
beranggotakan sebanyak 45 orang, yang terbagi menjadi 4 badan yaitu
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
79
Universitas Indonesia
Badan Musyawarah, Badan Anggaran, Badan Legislasi Daerah dan badan
kehormatan. Selain badan DPRD Kota Serang juga dibagi menjadi 4 komisi,
yaitu Komisi I (hukum dan pemerintahan), Komisi II (Ekonomi dan Kesra),
Komisi III (Keuangan dan Aset Daerah) serta Komisi IV (Pembangunan).
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
80
Universitas Indonesia
Susunan Organisasi dan Tata Kerja lingkup Pemerintah Kota Serang adalah sebagai berikut :
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Serang
DPRD
Sekretaris Dewan
(Sekwan) Asisten Bid.
Adm. Umum
Asisten Bid.
Pemerintahan Staf Ahli
Walikota
Sekretaris
Kepala Bidang
Kepala SubBidang
Walikota / Wakil Walikota
Sekretaris
Daerah (Sekda)
Asisten Bid.
Ekbang & Kesra
Sekretaris
Kepala Seksi
Sekretaris
Kepala Bidang
Kepala Seksi/UPT
6 Camat 6 Kepala
Badan
12 Kepala
Dinas
Kasubag TU
Kepala Seksi
3 Kepala Kantor
3 Kabag 3 Kabag 3 Kabag 3 Kabag
Sekretaris
Inspektur
Pembantu
Kepala Seksi
1 Inspektorat
Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi
Kepala Kelurahan
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
81
Universitas Indonesia
4.3 Visi dan Misi
Berpijak pada kondisi saat ini, dan tantangan yang dihadapi sampai
dengan tahun 2014 serta mempertimbangkan potensi dan harapan
masyarakat Kota Serang maka visi pembangunan Kota Serang tahun 2008 -
2013 adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Landasan Kota Serang Yang
Global dan Berwawasan Lingkungan”.
Visi pembangunan Kota Serang tahun 2008-2013 tersebut diharapkan
menjadi landasan pencapaian visi pembangunan Kota Serang tahun 2008-
2025, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Serang Tahun 2008-2025 yaitu: “Terdepan Sebagai
Pusat Pendidikan, Jasa dan Perdagangan Menuju Kota Serang SMART
2025”.
Makna dan harapan yang terkandung dalam visi pembangunan Kota
Serang tahun 2008-2013 adalah terwujudnya perangkat dasar berupa
suprastruktur (peraturan perundang-undangan/ regulasi daerah),
infrastruktur (prasarana) dan struktur (sarana) pemerintahan dan
pembangunan daerah dalam berbagai aspek kehidupan menuju Kota Serang
yang dinamis dan maju serta berwawasan lingkungan.
Secara lebih rinci makna dari visi Kota Serang 2008-2013 adalah
sebagai berikut:
Landasan: Kondisi suprastruktur (peraturan perundang-undangan /
regulasi daerah), insfrastruktur dan struktur pemerintahan dan
pembangunan daerah Kota Serang dalam berbagai aspek kehidupan
(sosial budaya, ekonomi, fisik dan lingkungan).
Global: Kondisi Kota Serang yang mampu tumbuh, berkembang dan
maju secara dinamis mengikuti perkembangan jaman dan sejajar
dengan kota-kota maju di Provinsi Banten.
Berwawasan: Kondisi Kota Serang yang memiliki lingkungan asri,
serasi, lestari, tentram dan tertib.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
82
Universitas Indonesia
Sedangkan Misi pembangunan Kota Serang tahun 2008 - 2013
dirumuskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
pelayanan publik yang prima;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keberdayaan
masyarakat yang produktif, berbudaya dan agamis;
3. Meningkatkan dan mendorong pertumbuhan dan kualitas
perekonomian daerah dan masyarakat;
4. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana wilayah
yang memadai dan berkualitas;
5. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang
yang menunjang pembangunan berkelanjutan.
Dalam kerangka keterpaduan pembangunan nasional dan provinsi,
misi pembangunan Kota Serang tahun 2008 - 2013 merupakan wujud
komitmen seluruh masyarakat Kota Serang untuk mendukung pencapaian
misi pembangunan Provinsi Banten dan misi pembangunan nasional.
4.4 Strategi Pembangunan
4.4.1 Permasalahan Pembangunan
Identifikasi permasalahan pembangunan bersumber dari
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2011 dan dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Serang Tahun 2008 - 2013. Penentuan tiap permasalahan kemudian
dikaitkan ke dalam kerangka logis dengan menganalisis sasaran
dalam tiap permasalahan tersebut. Permasalahan dengan sasaran
jangka panjang maka dapat direlasikan dengan Goals. Sementara itu
permasalahan dengan sasaran pada dampak yang ingin dicapai maka
dapat direlasikan ke dalam outcome, Permasalahan dengan sasaran
pada apa (produk/jasa) yang ingin dicapai maka dapat direlasikan ke
dalam output. Dan permasalahan yang memiliki sasaran teknis untuk
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
83
Universitas Indonesia
pencapaian outcome dan mendukung pelaksanaan output maka dapat
direlasikan ke dalam komponen aktivitas. Setiap poin permasalahan
cendrung direlasikan kepada outcome dan output. Outcome
merupakan dampak yang ingin dicapai dari sebuah sasaran,
sedangkan output merupakan komponen yang lebih teknis.
Berdasarkan sumber LKPJ Kota Serang tahun 2011, terdapat
dua permasalahan pembangunan, yaitu:
1. Pada tahun 2009, LPE Kota Serang berada pada angka 5,44
%, laju ini pada tahun 2010 berdasarkan hasil data yang
diolah Bappeda diprediksi tidak mengalami kenaikan secara
signifikan (5,44% - 5,50 %)
2. Sektor perdagangan dan jasa masih banyak yang harus
ditumbuhkan dan dikembangkan
Untuk poin pertama, permasalahan angka laju pertumbuhan
ekonomi Kota Serang yang tidak mengalami peningkatan, dianalisis
bahwa permasalahan ini terkait pada outcome atau hasil. Identifikasi
atas permasalahan ini dikaitkan pada outcome atau hasil terkait
dengan sasaran pada dampak yang ingin dicapai.
Jika dilihat berdasarkan sumber RPJMD, ditemukan 49
permasalahan pembangunan, dimana terbagi menjadi lima aspek,
yaitu aspek pemerintahan, aspek sosial budaya, aspek perekonomian,
aspek prasarana dan sarana, serta aspek tata ruang, sumber daya
alam dan lingkungan hidup.
4.4.2 Strategi dan Prioritas Pembangunan
Dalam menentukan program pembangunan daerah, dibutuhkan
strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah yang akan
dijadikan dasar bagi para SKPD untuk dapat memperoleh rumusan
pembangunan yang lebih teknis. Oleh karenanya maka perlu disusun
strategi dan kebijakan berdasarkan prioritas daerah Kota Serang
sebagai berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
84
Universitas Indonesia
Prioritas 1: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Dalam rangka melaksanakan prioritas daerah, yaitu
mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, Pemerintah Kota
Serang melihat pencapaiannya dari beberapa bidang yaitu tata kelola,
SDM aparatur pemerintah, hukum dan politik. Terkait tata kelola itu
sendiri, terdapat empat strategi terkait prioritas pertama ini, yaitu:
1. Pemenuhan Daya Dukung Administrasi, Sarana dan
Prasarana Kelembagaan Pemerintahan Daerah
2. Optimalisasi Pendapatan dan Penataan Administrasi
Pengelolaan Keuangan Daerah yang Transparan dan
AkunTabel
3. Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah yang akunTabel
berdasarkan peraturan terkait
4. Penataan dan Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan
dan Otonomi Daerah
Berdasarkan ketiga strategi tersebut, maka arah kebijakan yang
disusun adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan Pelayanan Administrasi Perkantoran, Sarana
dan Prasarana Kelembagaan Pemerintahan Daerah
2. Meningkatkan Pendapatan dan Penataan Administrasi
Pengelolaan Keuangan Daerah yang Transparan dan
AkunTabel
3. Meningkatkan kinerja pengelolaan aset daerah sehingga
kesalahan-kesalahan yang ditemukan dapat diminimalisir
4. Menata dan Memantapkan Kapasitas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dan Otonomi Daerah
Sedangkan, jika dikaitkan dengan SDM aparatur, Pemerintah
Kota Serang memiliki beberapa poin yang dijadikan strategi untuk
mencapai visi misi Kota Serang, yaitu:
1. Pembinaan dan Peningkatan Kualitas SDM dan Disiplin
Aparatur
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
85
Universitas Indonesia
2. Penataan dan Pemantapan Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanan Program, Kegiatan dan Anggaran SKPD
3. Penataan dan Peningkatan Kualitas Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Daerah
4. Penataan dan Pemantapan Pengawasan dan Pengendalian
Kebijakan
5. Penataan dan Pengembangan Sistem Kearsipan Daerah
6. Penataan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi
Kependudukan dan Catatan Sipil
7. Penataan, Pemutakhiran dan Pemasyarakatan Informasi
8. Penataan Sistem dan Kapasitas Pelayanan Pertanahan dan
Perizinan
Kedelapan strategi tersebut dipertajam lagi dengan arah
kebijakan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas SDM dan Disipiln Kerja Aparatur
2. Menata dan Memantapkan Kualitas Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanan Program, Kegiatan
dan Anggaran SKPD
3. Menata dan Meningkatkan Kualitas Data/Informasi, Rencana
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
4. Menata dan Memantapkan Sistem, Kapasitas Kelembagaan
dan SDM Pengawasan dan Pengendalian Kebijakan
5. Meningkatkan Kapasitas Sistem, SDM Aparatur dan Sarana
Kearsipan Daerah
6. Meningkatkan Kapasitas Sistem, SDM Aparatur dan Sarana
Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
7. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Informasi dan
Kerjasama Pelayanan Informasi dengan Media Massa
8. Meningkatkan Kapasitas Pelayanan Pertanahan dan Perizinan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
86
Universitas Indonesia
Sementara itu, untuk bidang hukum, Pemerintah Kota Serang
melakukan strategi dengan pembinaan kerukunan hidup beragama
dan kualitas penyelenggaraan demokrasi dan hukum. Strategi ini
dipertajam dengan arah kebijakan yaitu meningkatkan toleransi
kehidupan beragama, kesadaran demokrasi dan hukum yang
bertanggungjawab.
Prioritas 2: Pemantapan Kualitas Kehidupan yang Religius dan
Berbudaya Luhur
Pemerintah Kota Serang melakukan strategi pembangunan
daerahnya dalam rangka pemantapan kualitas kehidupan yang
religius dan berbudi luhur adalah dengan dua langkah berikut:
1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Partisipasi
Masyarakat dalam Pengembangan dan Pengelolaan
Keragaman dan Kebudayaan
2. Peningkatan Kesadaran Pencegahan dan Partisipasi Aktif
Masyarakat dalam Penanggulangan Korban Bencana Alam.
Kedua langkah strategi tersebut memiliki arah kebijakan yaitu
dengan:
1. Meningkatkan Pengembangan dan Pengelolaan Keragaman
dan Kebudayaan
2. Meningkatkan Kesiapan, Pencegahan dan Partisipasi Aktif
Masyarakat dalam Penanggulangan Korban Bencana Alam
Prioritas 3: Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pencapaian visi misi Kota Serang dalam koridor prioritas
daerah ketiga, yaitu peningkatan kualitas pendidikan, dapat disusun
strategi yaitu dengan adanya peningkatan akses masyarakat terhadap
pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau. Agar strategi
tersebut dapat terimplementasi dengan baik maka dibutuhkan arah
kebijakan sebagai berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
87
Universitas Indonesia
1. Meningkatkan Perluasan dan Pemerataan Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun dan Menengah yang Bermutu dan
Terjangkau
2. Meningkatkan Perluasan Pendidikan Non Formal dan Minat
Baca Masyarakat
3. Meningkatkan Kualitas SDM Pendidik dan Tenaga
Kependidikan serta Manajemen Pelayanan Pendidikan
Prioritas 4: Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat dan
Lingkungan
Kesehatan juga menjadi salah satu prioritas daerah Kota
Serang dalam rangka terselenggaranya pembangunan daerah.
Dengan demikian, strategi yang dibutuhkan untuk dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatatan Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan
Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau serta Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan
2. Pembinaan dan Peningkatan Kepedulian dan Peran Serta
Masyarakat Dalam Program KB dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera
Arah kebijakan untuk dapat menjalankan stratagi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kapasitas Fasilitas dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan serta SDM Tenaga Kesehatan
2. Mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit
3. Meningkatkan Kepedulian dan Peran Serta Masyarakat
Dalam Program KB dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
88
Universitas Indonesia
Prioritas 5: Peningkatan Infrastruktur
Terdapat enam bidang untuk dapat melihat pencapaian
pelaksanaan prioritas daerah Pemerintah Kota Serang yang kelima,
yaitu peningkatan infrastruktur. Keenam bidang tersebut adalah tata
ruang, sumber daya air, drainase, perumahan dan permukiman, ruang
terbuka hijau, dan transportasi. Masing-masing bidang tersebut
memiliki strategi yang terangkum sebagai berikut:
1. Penataan dan Peningkatan Infrastruktur Kawasan Strategis
dan Perdesaan
2. Peningkatan Kapasitas Kebijakan, Peraturan, Kelembagaan
dan Partisipasi Masyarakat Dalam Penatataan Ruang
3. Penataan dan Pengembangan Jaringan Irigasi dan Sumber
Daya Air
4. Peningkatan Daya Dukung Drainase dan Pengendalian Banjir
5. Penataan dan Pengembangan Perumahan dan Fasiliats
Permukiman
6. Peningkatan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam
Pemeliharaan Ketentraman, Ketertiban, Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan
7. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Partisipasi
Masyarakat dalam Lingkungan Hidup
8. Peningkatan Kelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya
Hutan
9. Peningkatan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
10. Pembangunan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana Jalan
dan Jembatan
11. Pembangunan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sarana
Angkutan Umum dan Fasilitas Lalu Lintas
12. Peningkatan Disiplin Tertib Transportasi
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
89
Universitas Indonesia
Tiap strategi tersebut, memiliki arah kebijakan sebagai
pedoman terimplementasinya langkah-langkah pembangunan daerah.
Arah kebijakan tersebut adalah:
1. Meningkatnya Daya Dukung Infrastruktur Kawasan Strategis
dan Perdesaan
2. Meningkatkan Perencanaan, Pemanfataan dan Pengendalian
Pemanfataan Ruang
3. Meningkatkan Pemeliharaan, Rehabilitasi dan Pengembangan
Daya Dukung dan Kualitas Jaringan Irigasi dan Sumber Daya
Air
4. Memelihara, Merehabilitasi dan Meningkatkan Daya Dukung
Drainase dan Pengendalian Banjir
5. Meningkatnya Daya Dukung Perumahan dan Fasilitas
Permukiman
6. Menjaga, Memelihara dan Memantapkan Ketentraman,
Ketertiban, Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
7. Meningkatkan Pengelolaan Persampahan
8. Meningkatkan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup serta Perlindungan, Konservasi,
Rehabilitasi dan Pemulihan Sumber Daya Alam
9. Meningkatkan Rehabilitasi dan Pengelolaan Sumber Daya
Hutan
10. Mengembangkan dan Meningkatkan Daya Dukung Ruang
Terbuka Hijau
11. Membangun, Memelihara dan Meningkatkan Daya Dukung
dan Kualitas Prasarana Jalan dan Jembatan
12. Membangun, Memelihara dan Meningkatkan Daya Dukung
dan Kualitas Sistem Jaringan Angkutan Umum dan Sarana
Transportasi
13. Meningkatkan Pembinaan Disipilin Tertib Transportasi
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
90
Universitas Indonesia
Prioritas 6: Penguatan KUKM, Jasa, Perdagangan, dan
Revitalisasi Pertanian
Dalam rangka melaksanakan prioritas daerah yang keenam,
yaitu penguatan KUKM, jasa, perdagangan, dan revitalisasi
pertanian, Pemerintah Kota Serang menyusun strategi dan arah
kebijakan dari beberapa bidang yaitu perdagangan dan jasa, UKM
dan koperasi, pertanian/nelayan, ketenagakerjaan, investasi, serta
industri. Adapun strategi pembangunan daerah nya adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan Produktiviatas Perdagangan
2. Pembinaan dan Peningkatan Akses UKM Terhadap Sumber
Daya Produktif (SDM, Manajemen, Pasar, Modal,
Keterampilan Usaha)
3. Meningkatkan Produktivitas Industri Kecil dan Menengah
4. Peningkatan Pengelolaan dan Konservasi Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan
5. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Produktivitas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan
6. Perluasan Lapangan Kerja dan Kesempatan Kerja serta
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
7. Pengembangan dan Peningkatan Investasi
8. Peningkatan hubungan kerjasama antar pelaku usaha
Tiap strategi memiliki arah kebijakannya masing-masing,
sehingga dapat dirangkum arah kebijakan adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan dan Meningkatkan Kerjasama Perdagangan
2. Menata dan Membina Usaha Pedagang Kaki Lima dan
Asongan
3. Mengembangkan dan Meningkatkan Kapasitas dan
Produktivitas UKM dan Iklim Kewirausahaan
4. Memfasilitasi Hubungan Kerjasama Antara IKM dan Pelaku
Usaha Lainnya
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
91
Universitas Indonesia
5. Meningkatkan Pengendalian dan Konservasi Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan
6. Meningkatkan Produktiviatas dan Pengelolaan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan
7. Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Ketahanan Pangan
8. Meningkatkan Produktivitas Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan
9. Mengembangkan dan Meningkatkan Lapangan Kerja,
Kesempatan Kerja, Keterampilan dan Keahlian Tenaga kerja
10. Meningkatkan Iklim yang Kondusif Bagi Investasi
11. Memfasilitasi Hubungan Kerjasama Antara IKM dan Pelaku
Usaha Lainnya
Prioritas 7: Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Dalam rangka pencapaian visi misi Kota Serang dalam
prioritas peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Kota
Serang menyusun strategi dengan adanya peningkatatan pelayanan,
rehabilitasi dan pemberdayaan kesejahteraan sosial. Strategi tersebut
menjadi lebih terarah jika ada kebijakan dari Pemerintah Daerah
seperti dengan meningkatkan kapasitas pelayanan dan rehabilitasi
kesejahteraan sosial serta pembinaan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Prioritas 8: Kepariwisataan, Olah Raga, Pemberdayaan
Perempuan, dan Perlindungan Anak
Prioritas daerah terakhir yang menjadi fokus Pemerintah Kota
Serang untuk mencapai visi misi adalah melalui kepariwisataan, olah
raga, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak. Strategi
implementasi prioritas ini dilihat dari tiga bidang, yaitu bidang
pariwisata dan budaya serta pemberdayaan perempuan, perlindungan
anak dan olah raga, yaitu sebagai berikut:
1. Pengembangan dan Peningkatan Kemitraan Pariwisata
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
92
Universitas Indonesia
2. Pembinaan dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Kepemudaan dan
Prestasi Keolahragaan
Strategi tersebut dipertajam dengan arah kebijakan sebagai
berikut:
1. Mengembangkan dan Meningkatkan Kapasitas Manajemen,
Pemasaran, SDM, Sarana dan Prasarana Destinasi Pariwisata
2. Meningkatkan Pembinaan dan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
3. Meningkatkan Pembinaan Kelembagaan Kepemudaan
4. Meningkatkan Prasarana, Sarana, Manajemen dan
Pemasyarakatan Olahraga
Berdasarkan pemaparan tentang strategi dan arah kebijakan
pembangunan daerah Kota Serang dalam lima tahun ini, maka
berikut adalah Tabel rangkuman dari uraian strategi dan arah
kebijakan Kota Serang:
4.5 Program Strategis
Program dan kegiatan merupakan tindak lanjut atau hasil dari
perumusan visi misi, tujuan dan sasaran dari RPJMD Kota Serang. Untuk
itu maka perumusan program, kegiatan dan indikatornya memiliki
keterkaitan dan kontribusinya terhadap pencapaian visi misi, tujuan dan
sasaran dari RPJMD Kota Serang. Program dan kegiatan dalam hal ini
merupakan langkah strategis yang disusun oleh RPJMD Kota Serang demi
pencapaian tersebut. Indikator dari program dan kegiatan dibutuhkan agar
dapat diketahui capaian yang terukur.
Indikator terdiri dari beberapa level indikator yaitu masukan (input),
keluaran (output), dan hasil (outcome). Masing-masing indikator tersebut
memiliki level penggunaan yang berbeda berdasarkan tingkatannya dan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
93
Universitas Indonesia
harus memiliki keterkaitan pada setiap level indikator. Indikator masukan
(input) dan keluaran (output) digunakan pada level kegiatan; kemudian
indikator hasil (outcome) digunakan sebagai indikator program yang
melingkupi beberapa kegiatan; sedangkan untuk indikator sasaran
digunakan indikator dampak yang merupakan komposit dari indikator-
indikator program. Pada dokumen Renstra RPJMD Kota Serang level
indikator yang digunakan adalah indikator dampak untuk sasaran dan
indikator hasil (outcome) untuk program.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
94
BAB V
ANALISIS DAN PERUMUSAN STRATEGI
Bab ini membahas setiap tahapan metodologi versi Anita Cassidy mulai dari
fase visioning, fase analysis, fase directing, dan fase recommendation. Analisis
yang dilakukan kemudian dibahas sampai menjawab pertanyaan penelitian untuk
menghasilkan sebuah perumusan perencanaan strategis sistem informasi. Teknik
dan metode yang digunakan seperti:
analisis SWOT untuk mendapatkan strategi yang diperlukan ;
analisis CSF untuk mendapatkan kebutuhan informasi dalam memenuhi
faktor kunci keberhasilan dari misi dan tujuan organisasi;
analisis value chain untuk mendapatkan aktivitas-aktivitas utama dan
pendukung dalam memenuhi visi dan misi pemerintah Kota Serang;
analisis Political-Economic-Social-Technology,
analisis Mc Farlan Strategic grid.
Semua teknik yang digunakan beserta analisis setiap fase dijelaskan secara
rinci pada sub bab selanjutnya.
5.1 Fase Visioning
Fase visioning bertujuan untuk medapatkan pemahaman situasi bisnis
organisasi. Pemahaman ini didapat melalui analisis dari pemetaan lingkungan
internal bisnis dan eksternal bisnis yang pada akhirnya akan memberikan
dampak bagi sistem informasi.
5.1.1 Memahami visi dan situasi bisnis
Pemahaman visi dan situasi bisnis pada sebuah organisasi
merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan strategis
sistem informasi karena menentukan landasan perumusan dan ruang
lingkup pembuatan perencanaan strategis sistem informasi. Dalam
kata lain, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan SI / TI nantinya
harus mendukung strategi bisnis yang sedang berjalan dan yang akan
datang dari sebuah organisasi.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
95
Universitas Indonesia
Pada tahap ini dilakukan pemahaman terhadap visi, misi dan
tujuan pembangunan. Kemudian dilanjutkan dengan mempersiapkan
bahan wawancara sebagai pendalaman dan konfirmasi terhadap
dokumen.
Visi
“Terwujudnya Landasan Kota Serang Yang Global Dan Berwawasan
Lingkungan”. Secara lebih rinci makna dari visi Kota Serang 2008 -
2013 adalah sebagai berikut:
Landasan: Kondisi suprastruktur (peraturan perundang-
undangan / regulasi daerah), insfrastruktur dan struktur
pemerintahan dan pembangunan daerah Kota Serang dalam
berbagai aspek kehidupan (sosial budaya, ekonomi, fisik dan
lingkungan).
Global: Kondisi Kota Serang yang mampu tumbuh,
berkembang dan maju secara dinamis mengikuti
perkembangan jaman dan sejajar dengan kota-kota maju di
Provinsi Banten.
Berwawasan: Kondisi Kota Serang yang memiliki lingkungan
asri, serasi, lestari, tentram dan tertib.
Misi
1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
pelayanan publik yang prima;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keberdayaan
masyarakat yang produktif, berbudaya dan agamis;
3. Meningkatkan dan mendorong pertumbuhan dan kualitas
perekonomian daerah dan masyarakat;
4. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana
wilayah yang memadai dan berkualitas;
5. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan penataan
ruang yang menunjang pembangunan berkelanjutan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
96
Universitas Indonesia
Bahan wawancara dibuat berdasarkan kebutuhan informasi
Bisnis, Sistem informasi, sumber daya manusia, proses dan
penganggaran. Klasifikasi responden yang diwawancarai juga
bervariasi, didalamnya termasuk berbagai pihak yang mewakili antara
lain:
Manajemen puncak, dalam hal ini pihak yang diwawancarai
merupakan top level management seperti: Walikota, Wakil
Walikota, dan Sekretaris Daerah. Pada tingkat ini, hasil yang
ingin dicapai adalah mendapatkan pemahaman dan arahan
yang bersifat strategis.
Manajemen dibawah langsung manajemen puncak, seperti:
Kepala Dinas, Kepala Kantor dan Sekretaris atau SKPD
lainnya yang mengurusi langsung pelayanan publik dan
pengelolaan keuangan. Pada tingkat ini, hasil yang ingin
dicapai adalah mendapatkan gambaran proses pelaksanaan
untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pejabat fungsional/ pelaksana teknis yang menguasai langsung
urusan teknis pengelolaan. Hasil yang ingin dicapai pada
tingkat ini adalah pemahaman tentang kondisi nyata yang
terjadi di lapangan beserta permasalahan dan kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaannya.
Bahan dan transkrip naskah wawancara dapat dilihat pada
lampiran Karya Akhir ini.
5.1.2 Dokumentasi dan Konfirmasi Analisis Bisnis
Pada tahapan ini, pemahaman terhadap bisnis dengan masukan
dalam kegiatan analisis ini berupa:
1. Kajian terhadap dokumen Renstra yang memuat visi, misi
dan strategi pembangunan pemerintah Kota Serang yang
tertuang dalam RPJMD pemerintah Kota Serang;
2. Hasil wawancara tingkat manajemen puncak mengenai visi,
misi dan strategi pembangunan pemerintah Kota Serang;
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
97
Universitas Indonesia
3. Hasil pengamatan proses kerja dan kondisi internal Satuan
Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota
Serang.
Selanjutnya setelah memahami situasi bisnis melalui langkah-
langkah di atas, kemudian melakukan analisa menggunakan teknik/
metode untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh yang
menjadi bahan dalam penentuan langkah perencanaan selanjutnya.
5.1.2.1 Analisis Value Chain
Hasil pemetaan dari tugas pokok dan fungsi masing-masing
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota
Serang didapat aktivitas utama dan aktivitas pendukung yang
dikumpulkan dalam value chain Organisasi. Analisis value chain
dilakukan untuk merinci suatu rangkaian dari bahan baku hingga
produk akhir yang digunakan menjadi kegiatan strategi yang relevan
untuk memahami perilaku biaya dan perbedaan sumber daya. Analisis
value chain terhadap Pemerintah Kota Serang sperti pada Gambar 5.1
berikut:
Gambar 5.1 Value Chain Pemda Kota Serang
Aktivitas utama yang terdapat pada value chain pemerintah Kota
Serang adalah sebagai berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
98
Universitas Indonesia
1. Perencanaan;
Termasuk didalam aktivitas perencanaan adalah penyusunan
rancangan peraturan/ kebijakan (VC1); dan Perencanaan
RKPD serta Program dan Kegiatan SKPD (VC2);
2. Monitoring dan Pelaporan;
Termasuk dalam aktivitas ini adalah rekonsiliasasi program,
anggaran dan aset daerah per triwulan dan per semester (VC3);
dan pengawasan pembangunan internal (VC4);
3. Pelayanan Stakeholder;
Termasuk dalam aktivitas ini adalah pelayanan bidang
pendidikan (VC5); Pelayanan bidang kesehatan (VC6);
Pelayanan bidang tenaga kerja (VC7); Pelayanan bidang
keluarga berencana (VC8); Pelayanan bidang perijinan dan
investasi (VC9); Pelayanan bidang kependudukan (VC10);
4. Kehumasan;
Termasuk dalam aktivitas ini adalah publikasi dan informasi
pembangunan kepada masyarakat (VC11);
5. Evaluasi, Penelitian dan Pengembangan;
Termasuk aktivitas seperti penyusunan laporan keuangan
semester dan akhir tahun (VC12). Dan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (VC13) untuk mendapatkan umpan
balik pelaksanaan pembangunan;
Aktivitas pendukung yang terdapat pada Value Chain Pemerintah
Kota Serang adalah sebagai berikut:
1. Keuangan (VC14);
2. Tata Usaha (VC15);
3. Kearsipan (VC16);
4. Kepegawaian (VC17);
5. Pengadaan Barang dan Jasa (VC18);
6. Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan (VC19);
7. Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (VC20).
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
99
Universitas Indonesia
5.1.2.2 Analisis CSF
Dari hasil pendalaman visi, misi serta prioritas pembangunan
daerah kemudian akan diaplikasikan menggunakan Analisis CSF
lingkup organisasi untuk mendapatkan kebutuhan informasi dari
pemerintah Kota Serang. Langkah-langkah pendalaman tersebut
sebagai berikut:
Gambar 5.2 Langkah-langkah pendalaman prioritas
pembangunan (Wedhasmara, 2008)
Prioritas pembangunan daerah Kota Serang tertuang dalam
“Tujuan dan Sasaran Kebijakan Pembangunan” yang dapat dilihat
pada tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2 Tujuan dan Sasaran Kebijakan pembangunan Daerah
Tujuan Sasaran Pencapaian /
CSF
Indikator Kinerja /
Prime Measure
Prioritas 1: Mewujudkan Tata kelola Pemerintah yang Baik
Bidang
Tata
Kelola
Meningkatkan
kepuasan publik Tersedianya kebutuhan
pokok masyarakat
Menurunnya
persentase penduduk
miskin
Menyusun dan
mengimplementasi
SPM
a. Terimplementasinya
Standar Pelayanan
Minimal yang efektif
Persentase
pelaksanaan SPM
sesuai target
Peningkatan
pelaksanaan prinsip-
prinsip “good
governance”
a. Peningkatan Kapasitas
kelembagaan daerah
Setiap lembaga atau
SKPD telah
mengimplementasik
an SOP penataan
kelembagaan
b. Peningkatan
Pendapatan dan
Kualitas Pengelolaan
Keuangan Daerah yang
Transparan
100% tidak ada
masalah dalam
laporan keuangan
pemerintah daerah
c. Penataan Aset Daerah
yang Akuntabel, Tertib
dan Teratur
Tiap SDM
menjalankan sesuai
tugas dan fungsinya
Mewujudkan ruang Berjalannya proses
Visi dan
Misi
Organisasi
Tujuan
Pembangunan
Daerah
Critical
Success
Factor
Kebutuhan
Informasi
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
100
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian /
CSF
Indikator Kinerja /
Prime Measure
partisipasi publik partisipasi publik terhadap
proses pembangunan
Tersusunnya
program kegiatan
yang berpihak pada
pelayanan
masyarakat
Peningkatan
koordinasi dan
sinkronisasi rencana
pembangunan antar
dinas /instansi
Peningkatan Kualitas
Perencanaan,
Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Daerah
Tersusunnya
kebijakan-kebijakan
daerah yang
konsisten
Meningkatkan kinerja
birokrasi dan
pengawasan terhadap
kinerja aparatur.
a. Tertatanya Kualitas
Perencanaan,
Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanan
Program, Kegiatan dan
Anggaran Kota Serang
Tersusunnya
kebijakan-kebijakan
daerah yang
konsisten
b. Peningkatan Kualitas
Pengawasan
Pelaksanaan
Pembangunan Daerah
80 % SKPD
dilakukan
pengawasan sesuai
SOP
c. Peningkatan Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
Terpenuhinya rasio
yang ideal antara
jumlah, kualitas dan
beban kerja
Bidang
SDM
Aparatur
Pemerintah
Meningkatkan
efektivitas dan
efisiensi birokrasi
a. Peningkatan Kualitas
Pelayanan
Kependudukan dan
Catatan Sipil
Menurunnya
persentase keluhan
masyarakat
b. Peningkatan Kualitas
Pelayanan Informasi
Tersebarnya
informasi pelayanan
masyarakat di setiap
sarana medina
komunikasi
c. Peningkatan Kualitas
Pelayanan Pertanahan
dan Perizinan
Berkurangnya
persentase masalah
perijinan dan
pelayanan urusan
pertanahan.
Meningkatkan
kualitas SDM
Aparatur
Peningkatan Kualitas
Kearsipan Daerah
Adanya data-data
daerah lengkap sejak
berdirinya otonomi
daerah
Bidang
Hukum,
Politik
Meningkatkan
Kualitas Produk
hukum daerah
Berfungsinya produk
hukum daerah secara
efektif
100% produk
hukum menjadi
landasan
pelaksanaan
pembangunan di
setiap bidang atau
urusan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
101
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian /
CSF
Indikator Kinerja /
Prime Measure
Mengembangkan
budaya politik santun
Terciptanya komunikasi
politik yang efektif dan
efisien
100% aparatur level
bawah mendapat
informasi
Menjaga keserasian
antara Pemerintah
Pusat, Propinsi dan
Kota
Terciptanya sinergitas
dalam memutuskan
kebijakan daerah
Tersusunnya
kebijakan daerah
yang berpihak pada
rakyat
Prioritas 2: Pemantapan Kualitas Kehidupan yang Religius dan Berbudaya Luhur
Bidang
Keagamaan
dan Budaya
luhur
Pemantapan
kerukunan hidup
beragama, saling
percaya dan harmonis
antar kelompok
a. Meningkatnya
Ketentraman,
Ketertiban, Keamanan
dan Kenyamanan
Lingkungan
Berkurangnya angka
kriminalitas
b. Peningkatan Kualitas
Kepemudaan dan
Keolahragaan
Masyarakat
Adanya kegiatan
pelayanan
masyarakat rutin
setiap bulan oleh
para pemuda
Peningkatan peran &
fungsi sarana ibadah
sebagai pusat
kegiatan belajar,
pertumbuhan olah
fikir, pengembangan
produktivitas dan
penanaman nilai-nilai
agama dan budaya
sejak usia dini
a. Peningkatan Kualitas
Kehidupan Beragama,
Demokrasi, Hukum dan
HAM
Tidak adanya
jumlah konflik antar
agama
b. Berkembangnya Secara
Cerdas Nilai-nilai
Agamis, Budaya dan
Kearifan Lokal
Berkurangnya
kasus-kasus di
masyarakat
Prioritas 3: Peningkatan Kualitas Pendidikan
Bidang
Pendidikan
Peningkatan
aksesibilitas dan
kualitas pendidikan
Peningkatan Akses
Masyarakat Terhadap
Pelayanan Pendidikan dan
Mutu Pendidikan
Masyarakat
Meningkatnya
Angka Partisipasi
Sekolah (APS)
Peningkatan hak
dasar masyarakat
dalam memperoleh
pendidikan
Meratanya tingkat
pendidikan baik di desa
maupun di kota
Terpenuhinya sarana
pendukung
pendidikan di setiap
sekolah
Peningkatan
sarana/prasarana
pendidikan, pemuda,
olah raga dan
pramuka
Tersedianya fasilitas
lengkap yang menunjang
terlaksananya pendidikan
yang efektif dan efisien
Terpenuhinya sarana
dan prasarana pada
setiap kegiatan yang
dilakukan
Peningkatan
kualifikasi tenaga
pendidik
Peningkatan kualitas dan
kapasitas tenaga pendidik Terpenuhinya target
jumlah tenaga
pendidik
Prioritas 4: Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
Bidang
Kesehatan
Peningkatan Derajat
Kesehatan
a. Adanya Dukungan
profesionalisme
aparatur kesehatan
Meningkatnya
Angka Harapan
Hidup (AHH)
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
102
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian /
CSF
Indikator Kinerja /
Prime Measure
masyarakat b. Peningkatan Sarana/
prasarana kesehatan
yang memadai sesuai
SPM
Kuantitas dan
kualitas sarana dan
prasaran sesuai
spesifikasi
c. Peningkatan Akses
Masyarakat Terhadap
Pelayanan Kesehatan
yang Bermutu dan
Gratis bagi Masyarakat
Tidak Mampu
Pelayanan kesehatan
dapat mencakup
80% dari jumlah
penduduk
d. Pengembangan
layanan sistem
kesehatan masyarakat
Berfungsinya sistem
pelayanan kesehatan
di setiap bagian
e. Peningkatan kinerja
pelayanan kesehatan
Setiap kecamatan
terdapat pelayanan
kesehatan kepada
masyarakat
f. Pengembangan
manajemen dan
regulasi bidang
kesehatan
Setiap bagian di
bidang kesehatan
mengimplementasik
an SOP
Bidang
Keluarga
Berencana
Partisipasi
masyarakat dalam
ber-KB
Peningkatan Kualitas
keluarga berencana dan
keluarga sejahtera
Menurunnya angka
perceraian
Prioritas 5: Peningkatan Infrastruktur
Bidang
Tata
Ruang
Tersedianya dasar
hukum Penciptaan
struktur dan pola tata
ruang
a. Terciptanya Penataan
Kota yang Baik dan
Penghijauan
Setiap Pembangunan
disertai dengan
Penghijauan
b. Peningkatan Daya
Dukung Infrastruktur
Kawasan Strategis dan
Perdesaan
Jenis dan jumlah
infrastuktur
dibangun sesuai
kebutuhan
c. Peningkatan Kualitas
Penataan Ruang Berfungsinya tata
ruang wilayah
menurut aspeknya
Bidang
Sumber
Daya Air
Kajian potensi
sumber dan
penetapan dasar
hukum
pemanfaatannya
Peningkatan daya
dukung jaringan irigasi
dan sumber daya air
Persentase debit air
di kawasan
pertanian
Bidang
Drainase
Desain dan
pembangunan
bertahap sistem
drainase dari hulu ke
hilir
Terimplementasinya
sistem drainase dengan
efektif.
Tidak ada banjir dan
genangan sepanjang
jalan
Bidang
Perumahan
dan
Pemukiman
Peningkatan Kualitas
Penataan Ruang
a. Peningkatan Daya
Dukung Perumahan
dan Fasilitas
Permukiman
Pembangunan
perumahan dan
fasilitas yang
memadai dan sesuai
prosedur
Pemenuhan
kebutuhan ruang
interaksi sosial yang
sehat bagi masyarakat
b. Adanya lingkungan
pemukiman yang aman
dan tentram bagi
Tidak ada bentuk
kriminalitas yang
meresahkan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
103
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian /
CSF
Indikator Kinerja /
Prime Measure
masyarakat
Bidang
Ruang
Terbuka
Hijau
memperbaiki dan
mengoptimalkan
konsidi jalan untuk
dapat lebih
bermanfaat.
a. Peningkatan kualitas
dan daya dukung
lingkungan hidup
Setiap pembangunan
disertai dengan
pemeliharaan
lingkungan hidup
b. Peningkatan daya
dukung ruang terbuka
hijau
Tingkat polusi udara
dan intensitas
kejadian banjir
Bidang
Transportasi
Peningkatan sarana
dan prasarana
tranportasi
a. Peningkatan pelayanan
prasarana transportasi
Ketersediaan
Prasarana
Transportasi yang
memadai
b. Peningkatan pelayanan
sarana transportasi
Angka kecelakaan
pejalan raya
c. Peningkatan penertiban
transportasi
Intensitas kemacetan
dan pelanggaran lalu
lintas menurun
Prioritas 6: Penguatan KUKM, Jasa, Perdagangan, dan Revitalisasi Pertanian
Bidang
Perdagang
an dan Jasa
Meningkatkan
kontribusi
sumberdaya
perdagangan
a. Peningkatan
Pemerataan dan
Pertumbuhan
Perekonomian Daerah
dan Masyarakat
Tiap wilayah
memberikan
persentase
kontribusi PDRB di
setiap sektor
Peningkatan
diversifikasi produk
perdagangan
b. Adanya produk
perdagangan yang
terdiversifikasi
Data produk
perdagangan lokal
Peningkatan
informasi kebutuhan
produk, akses pasar,
harga, kualitas
produk, packing,
labeling
c. Peningkatan Kinerja
Perdagangan dalam
Perekonomian
Meningkatnya
persentase
kontribusi daerah
Bidang
UKM dan
Koperasi
Pembinaan usaha
mikro
a. Peningkatan kinerja
Usaha Kecil dan
Menengah sebagai
penggerak
perekonomian
masyarakat
Persentase
kontribusi KUKM
terhadap
perekonomian
daerah
Pembentukan sentra
UKM di tiap
Kecamatan
b. Peningkatan kinerja
Industri Kecil dan
Menengah dalam
perekonomian
Menurunnya angka
kemiskinan daerah
Kemitraan UMKM
dengan lembaga
Keuangan
c. Terjalinnya hubungan
kerja sama kemitraan
antara UMKM dengan
lembaga keuangan.
Meningkatnya akses
modal
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
104
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian /
CSF
Indikator Kinerja /
Prime Measure
Bidang
Pertanian/
Nelayan
Revitalisasi/ perkuatan
sarana/prasarana
pertanian
a. Tersedianya sarana
dan prasarana
penunjang pertanian
Kesesuaian dengan
spesifikasi standar
Penguatan
lembaga/organisasi di
tingkat petani
b. Berfungsinya
lembaga/organisasi
tingkat petani
Meningkatnya
kinerja sektor
pertanian
Peningkatan SDM
petani akses
terhadap informasi
dan permodalan
c. Terciptanya
aksesibilitas yang
mudah bagi SDM
petani terhadap
informasi dan
permodalan
Persentase output
produksi pertanian
Meningkatkan
keberdayaan Petani
d. Peningkatan kualitas
SDM petani di
bidangnya
Menurunnya angka
kegagalan panen
Memperkuat
ekonomi masyarakat
menengah kebawah
e. Peningkatan daya
dukung perikanan dan
kelautan dalam
perekonomian
Output perikanan
dan kelautan yang
meningkat dari
tahun ke tahun
Menemukan potensi
ekonomi dan
meningkatkan daya
saing produk UKM
f. Peningkatan ketahanan
pangan dan kinerja
pertanian dalam
perekonomian
Output produksi
yang meningkat
setiap tahun
Bidang
Ketenaga-
kerjaan
Menciptakan
lapangan kerja bagi
angkatan kerja baru
Peningkatan lapangan
kerja, kesempatan kerja,
dan kualitas tenaga kerja.
Persentase angka
pengangguran
Bidang
Investasi
Peningkatan investasi
PMDN/PMA untuk
berbagai sektor jasa,
perdagangan dan
wisata
a. Adanya peningkatan
investasi PMDN/PMA
di sektor jasa,
perdagangan dan
wisata
Adanya kekhususan
wilayah untuk
bisnis, kuliner dan
pariwisata
Penyederhanaan
birokrasi investasi
b. Terciptanya birokrasi
investasi yang efektif
dan efisien
Setiap SDM
menjalankan fungsi
dan perannya
masing-masing
Menciptakan iklim
investasi yang
kondusif
c. Terciptanya iklim
investasi yang
kondusif
Angka kriminalitas
yang menurun
Meningkatkan daya
saing daerah
d. Bertambah kuatnya
daya saing daerah
dalam pembangunan
Munculnya potensi-
potensi baru di
daerah
Bidang
Industri
Membangun kemitraan
industri besar dengan
indsutri kecil yang
saling menguntungkan
a. Terciptanya kerjasama
antara industri besar
dengan industri kecil
yang mendukung
perekonomian daerah
Adanya peningkatan
persentase output
industri besar dan
kecil
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
105
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian /
CSF
Indikator Kinerja /
Prime Measure
Instalasi dan aplikasi
teknologi informasi
b. Terimplementasinya
teknologi informasi
pada sektor industri
Rasio waktu yang
dibutuhkan dalam
menghasilkan satu
output produksi
Prioritas 7: Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
Penanggulangan
kemiskinan
a. Adanya upaya
penanggulangan angka
kemiskinan secara
efektif
Jumlah RTS yang
semakin berkurang
b. Peningkatan
keberdayaan dan
pelayanaan
kesejahteraan sosial
masyarakat
Menurunnya jumlah
PMKS di daerah
Penurunan
pengangguran
c. Berkurangnya tingkat
pengangguran di
daerah
Persentase tingkat
pengangguran
Prioritas 8: Kepariwisataan, Olah Raga, Pemberdayaan Perempuan, dan
Perlindungan Anak
Bidang
Pariwisata
dan
Budaya
Revitalisasi Banten
Lama
a. Peningkatan Kinerja
Pariwisata Membuka
Akses Pariwisata
Seluas-luasnya Bagi
Masyarakat
Jumlah wisatawan
lokal dan
mancanegara
Optimalisasi wisata
kuliner
b. Peningkatan tempat-
tempat sebagai lokasi
wisata kuliner
Jumlah Wisatawan
meningkat
Pengembangan
wisata bahari
c. Pemanfaatan wisata
bahari sebagai
pendongkrak
perekonomian
100% sarana dan
prasarana terpenuhi
Memperbaiki dan
mengoptimalkan
kondisi jalan untuk
dapat lebih
bermanfaat
d. Optimalnya sarana
pendukung jalan
sebagai faktor utama
dalam pariwisata
Berkurangnya angka
kerusakan jalan
setiap tahun
Bidang
pemberda-
yaan
perempuan
dan
perlindung
an anak
Menjadikan
perempuan dan anak
sebagai aset penting
yang mendukung
pembangunan.
Peningkatan
keberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak.
Berkurangnya angka
eksploitasi terhadap
perempuan dan anak
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
106
Universitas Indonesia
5.1.2.3 Analisis SWOT
Berdasarkan hasil pengamatan proses kerja satuan kerja dan hasil
wawancara mendalam terhadap tugas pokok dan fungsi, didapat
faktor-faktor yang menjadi kekuatan organisasi dan faktor-faktor yang
menjadi kelemahan organisasi.
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan organisasi (Strength) adalah
sebagai berikut:
1. Legalisasi pemerintah daerah berupa Undang-undang Nomor
32 tahun 2007 tentang pembentukan Kota Serang di Provinsi
Banten sebagai daerah otonomi baru;
2. Adanya tupoksi di setiap SKPD sebagai pedoman dalam
melakukan pekerjaan;
3. Tupoksi SKPD yang selaras dengan visi dan misi serta tujuan
pemerintah daerah;
4. Kekayaan budaya, masyarakat yang relijius dan tempat tujuan
wisata ziarah.
Faktor-faktor yang menjadi kelemahan organisasi (Weakness)
adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan anggaran untuk bidang pengembangan dan
penelitian termasuk pengembangan SI / TI;
2. Masalah kesehatan dan sosial yang belum terselesaikan;
3. Belum memiliki cetak biru perencanaan sistem informasi dan
teknologi informasi;
4. Belum memiliki sistem tata kelola TI yang melembaga;
5. Koordinasi antar SKPD yang kurang intensif;
Secara umum lingkungan eksternal organisasi dapat diidentifikasi
melalui analisa SWOT pada aspek Opportunity dan Threat serta
analisa politik, ekonomi, sosial dan teknologi.
Faktor-faktor yang dapat dijadikan peluang bagi pemerintah Kota
Serang adalah sebagai berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
107
Universitas Indonesia
1. Pusat pemerintahan provinsi Banten yang berada di Kota
Serang dan dekat dengan Ibukota Negara;
2. Wisatawan dan peziarah luar daerah yang berkunjung ke
kawasan Banten Lama yang menjadi bagian wisata ziarah
Walisongo;
3. Kapal-kapal perdagangan internasional yang melewati jalur
laut Kota Serang;
4. Pengguna jalan yang melewati jalur darat utama Kota Serang
yang menghubungkan antara pulau Jawa dan pulau Sumatera;
Faktor-faktor yang dapat menjadi ancaman bagi pemerintah Kota
Serang adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Politik Nasional;
2. Kondisi Ekonomi Nasional;
3. Pengaruh Urbanisasi yang dapat menyebabkan hilangnya
kebudayaan asli masyarakat Kota Serang;
4. Ancaman sesama Pemda yang menarik investor masuk ke
daerahnya;
Berdasarkan analisis strength, Weakness, Opportunity, dan
Threat, dapat ditarik kesimpulan yang akan diformulasikan ke dalam
matriks SWOT. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 5.1
berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
108
Universitas Indonesia
Tabel 5.1 Analisis SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Legalisasi pemerintah daerah
berupa Undang-undang
Nomor 32 tahun 2007
tentang pembentukan Kota
Serang di Provinsi Banten
sebagai daerah otonomi baru;
2. Adanya tupoksi di setiap
SKPD sebagai pedoman
dalam melakukan pekerjaan;
3. Tupoksi SKPD yang selaras
dengan Visi dan Misi serta
tujuan pemerintah daerah;
4. Kekayaan budaya,
masyarakat yang relijius dan
tempat tujuan wisata ziarah.
1. Keterbatasan anggaran untuk
bidang pengembangan dan
penelitian termasuk
pengembangan SI / TI;
2. Masalah kesehatan dan sosial
yang belum terselesaikan;
3. Belum memiliki cetak biru
perencanaan sistem
informasi dan teknologi
informasi;
4. Belum memiliki sistem tata
kelola TI yang melembaga;
5. Koordinasi antar SKPD yang
kurang intensif;
Peluang (O)
Upaya memakai kekuatan untuk
memanfaatkan peluang (SO)
Upaya menanggulangi
kelemahan dengan
memanfaatkan peluang (WO)
1. Kedudukan Kota Serang
sebagai pusat pemerintahan
provinsi Banten dan letak
yang dekat dengan ibukota
negara;
2. Wisatawan dan peziarah
luar daerah yang berkunjung
ke kawasan Banten Lama
yang menjadi bagian wisata
ziarah Walisongo;
3. Kapal-kapal perdagangan
internasional yang melewati
jalur laut Kota Serang;
4. Pengguna jalan yang
melewati jalur darat utama
Kota Serang yang
menghubungkan antara
pulau Jawa dan pulau
Sumatera;
1. Peningkatan ekonomi daerah
dengan mendapatkan
keuntungan disektor industri,
perdagangan, perikanan, jasa
dan pariwisata (SO1);
2. Promosi sumber daya daerah
(SO2);
3. Promosi wisata (SO3);
4. Promosi hasil-hasil daerah
(SO4);
5. Menjadikan serang sebagai
“water front city” untuk
memudahkan investasi
(SO5).
6. Membangkitkan industri
menengah dan kecil (WO1);
7. Implementasi pemanfaatan
Teknologi SI / TI (WO2);
8. Pengelolaan dan
peningkatan kapasitas SDM
(WO3)
9. Pengelolaan SI / TI melalui
kerjasama dengan
Univeritas terkemuka di
Ibukota Negara (WO4);
10. Penyediaan infrastruktur SI
/ TI (WO5)
Ancaman (T) Upaya memakai kekuatan untuk
mengatasi ancaman (ST)
Upaya memperkecil kelemahan
dan mengatasi ancaman (WT)
1. Kondisi Politik Nasional;
2. Kondisi Ekonomi Nasional;
3. Pengaruh urbanisasi yang
dapat menyebabkan
hilangnya kebudayan asli
masyarakat Kota Serang;
4. Ancaman sesama Pemda
yang menarik investor
masuk ke daerahnya;
1. Peningkatan pelayanan dan
perijinan dengan
mempermudah birokrasi
(ST1);
2. Menjaga stabilitas sosial dan
politik daerah (ST2);
3. Memperkuat dan
melestarikan nilai-nilai
budaya masyarakat (ST3);
4. Meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (ST4)
1. Koordinasi antar SKPD lebih
intensif (WT1);
2. Penyelesaian masalah-
masalah kesehatan dan sosial
(WT2)
3. Pemanfaatan Teknologi SI /
TI (WT3);
4. Prioritas penganggaran untuk
infrastruktur SI / TI (WT4);
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
109
Universitas Indonesia
5.1.2.4 Analisis PEST
Analisis Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi digunakan untuk
menentukan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi lingkungan
bisnis organisasi, meliputi:
Aspek Politik
Pemerintah Kota Serang melakukan tugas pokok dan fungsinya
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri
dan melalui Gubernur sekali dalam setahun serta memberikan laporan
pertanggungjawaban akhir tahun kepada DPRD serta disebarluaskan
kepada masyarakat sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004.
Aspek Ekonomi
Pemerintah Kota Serang sebagai lembaga pemerintah yang
berorientasi pada pelayanan publik non profit memerlukan anggaran
yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui mekanisme
perimbangan dana keuangan daerah dan pusat. Sumber anggaran yang
berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih belum mencukupi
untuk melakukan kebijakan radikal dalam pembangunan daerah.
Sebagai daerah otonom baru banyak investor yang melirik Kota
Serang untuk dijadikan lahan investasi mulai dari industri
perdagangan (grosir maupun retail).
Dari kondisi tersebut dapat diambil kesimpulan adanya peluang di
bidang ekonomi untuk mendukung pembangunan di pemerintah Kota
Serang sebagai berikut:
Banyaknya investor yang tertarik untuk menanamkan
modalnya di Kota Serang (E1);
Aspek Sosial
Kota Serang pernah menjadi kawasan utama pemerintahan pada
zaman kerajaan Islam Kaibon di Banten dengan Sultan Hasanudin
(Syarif Hidayatullah) sebagai rajanya. Hal inilah yang menjadikan
kultur masyarakat Banten khususnya Kota Serang sebagai masyarakat
yang relijius dan memiliki warisan kebudayaan yang tinggi. Sebagai
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
110
Universitas Indonesia
daerah perlintasan pulau Jawa dan pulau Sumatera, maka banyaknya
pendatang yang mukim sementara maupun tetap menambah khasanah
sosial yang dapat dijadikan modal dalam pembangunan daerah.
Dari kondisi tersebut dapat diambil kesimpulan adanya peluang di
bidang sosial untuk mendukung pembangunan di pemerintah Kota
Serang sebagai berikut:
Wisata budaya dan wisata ziarah (S1);
Kultur masyarakat Kota Serang yang menjadi daerah
urbanisasi (S2)
Sedangkan tantangan maupun ancaman di bidang sosial adalah:
Lunturnya nilai budaya masyarakat Banten sebagai dampak
urbanisasi (S3).
Aspek Teknologi
Teknologi yang berkembang sangat pesat sangat memberi
dampak bagi pembangunan Kota Serang. Kemajuan teknologi dapat
menciptakan keunggulan bersaing bagi pemerintah Kota Serang dalam
meningkatkan pelayanan publiknya. Sebagai contoh penggunaan
Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dapat menghemat
penggunaan kertas dan dokumen fisik lainnya. Dalam laporannya,
LKPP sebagai pemilik SPSE pusat melaporkan penghematan sebesar
10,5 trilyun selama setahun anggaran dalam skala nasional (LKPP,
2012).
Dari kondisi tersebut dapat diambil kesimpulan adanya peluang di
bidang Teknologi untuk mendukung pembangunan di pemerintah
Kota Serang sebagai berikut:
Pemanfaatan Teknologi Informasi (T1);
Penghematan Anggaran yang dapat memberikan tambahan
keuangan selain PAD (T2).
Sedangkan tantangan maupun ancaman di bidang teknologi
sebagai berikut:
Belum melembaganya kebutuhan Teknologi Informasi dalam
pelaksanaan tupoksi SKPD (T3).
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
111
Universitas Indonesia
Selanjutnya untuk mengetahui kebutuhan informasi yang mendukung
kebutuhan bisnis organisasi perlu dilakukan pendalaman lagi terhadap CSF
organisasi dengan menentukan Key Decision yang berhubungan dengan
CSF tersebut, kemudian dari key decision dipetakan ke dalam value chain
serta analisis SWOT untuk mendapatkan kebutuhan informasi bagi
organisasi. Hasil pendalaman untuk mendapatkan kebutuhan informasi
tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
112
Universitas Indonesia
Tabel 5.3 Identifikasi Kebutuhan Informasi Organisasi dengan metode pemetaan CSF, SWOT, dan Value Chain
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
Prioritas 1: Mewujudkan Tata kelola Pemerintah yang Baik
Bidang Tata
Kelola
Meningkatkan
kepuasan publik Tersedianya kebutuhan
pokok masyart
Menurunnya persentase
penduduk miskin
SO1, WO1,
WT1 VC7 Data Kependudukan
Menyusun dan
mengimplementasi
SPM
Terimplementasinya Standar
Pelayanan Minimal yang
efektif
Persentase pelaksanaan SPM
sesuai target ST1 VC12 Informasi pelaksanaan SPM
Peningkatan
pelaksanaan prinsip-
prinsip “good
governance”
Peningkatan Kapasitas
kelembagaan daerah
Setiap lembaga atau SKPD
telah mengimplementasikan
SOP penataan kelembagaan
WT1 VC12 Informasi Implementasi SOP
penataan kelembagaan
Peningkatan Pendapatan dan
Kualitas Pengelolaan
Keuangan Daerah yang
Transparan
100% tidak ada masalah
dalam laporan keuangan
pemerintah daerah
SO1,
SO2,SO3,
SO4, ST4
VC4,
VC14 Data laporan keuangan
Penataan Aset Daerah yang
Akuntabel, Tertib dan
Teratur
Tiap SDM menjalankan
sesuai tugas dan fungsinya WO3 VC17
Informasi pelaksanaan tugas
dan fungsi
Mewujudkan ruang
partisipasi publik
Berjalannya proses
partisipasi publik terhadap
proses pembangunan
Tersusunnya program
kegiatan yang berpihak pada
pelayanan masyarakat
ST1, ST2 VC1,
VC11
Informasi kegiatan
pelayanan masyarakat
Peningkatan
koordinasi dan
sinkronisasi rencana
pembangunan antar
dinas /instansi
Peningkatan Kualitas
Perencanaan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Daerah
Tersusunnya kebijakan-
kebijakan daerah yang
konsisten
WT1 VC1
Informasi kebijakan daerah
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
113
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
Meningkatkan kinerja
birokrasi dan
pengawasan terhadap
kinerja aparatur.
Tertatanya Kualitas
Perencanaan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanan
Program, Kegiatan dan
Anggaran Kota Serang
Tersusunnya kebijakan-
kebijakan daerah yang
konsisten
WT1 VC1 Informasi kebijakan daerah
Peningkatan Kualitas
Pengawasan Pelaksanaan
Pembangunan Daerah
80 % SKPD dilakukan
pengawasan sesuai SOP WO3 VC3, VC4
Data LHP pengawasan
reguler
Peningkatan Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
Terpenuhinya rasio yang
ideal antara jumlah, kualitas
dan beban kerja
VC17 Data kepegawaian,
Informasi beban kerja
Bidang SDM
Aparatur
Pemerintah
Meningkatkan
efektivitas dan
efisiensi birokrasi
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Kependudukan
dan Catatan Sipil
Menurunnya persentase
keluhan masyarakat ST1
VC5, VC6,
VC7, VC8,
VC9,
VC10
Informasi keluhan
masyarakat
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Informasi
Tersebarnya informasi
pelayanan masyarakat di
setiap sarana media
komunikasi
WO5,
WT3,
WT4
VC11 Informasi kegiatan
pelayanan masyarakat
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Pertanahan dan
Perizinan
Berkurangnya persentase
masalah perijinan dan
pelayanan urusan
pertanahan.
ST1 VC9 Data perijinan,
Data pertanahan
Meningkatkan
kualitas SDM
Aparatur
Peningkatan Kualitas
Kearsipan Daerah
Adanya data-data daerah
lengkap sejak berdirinya
otonomi daerah
ST3,
WT3 VC16 Data arsip daerah
Bidang Hukum,
Politik
Meningkatkan
Kualitas Produk
hukum daerah
Berfungsinya produk hukum
daerah secara efektif
100% produk hukum
menjadi landasan
pelaksanaan pembangunan
VC1
Informasi pelaksanaan
pembangunan
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
114
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
di setiap bidang atau urusan
Mengembangkan
budaya politik santun
Terciptanya komunikasi
politik yang efektif dan
efisien
100% aparatur level bawah
mendapat informasi WT1 VC11
Informasi kegiatan
pelayanan masyarakat
Menjaga keserasian
antara Pemerintah
Pusat, Propinsi dan
Kota
Terciptanya sinergitas dalam
memutuskan kebijakan
daerah
Tersusunnya kebijakan
daerah yang berpihak pada
rakyat
WT1 VC1 Informasi kebijakan daerah
Prioritas 2: Pemantapan Kualitas Kehidupan yang Religius dan Berbudaya Luhur
Bidang
Keagamaan dan
Budaya luhur
Pemantapan
kerukunan hidup
beragama, saling
percaya dan harmonis
antar kelompok
Meningkatnya Ketentraman,
Ketertiban, Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan
Berkurangnya angka
kriminalitas ST3 VC13 Data kriminalitas
Peningkatan Kualitas
Kepemudaan dan
Keolahragaan Masyarakat
Adanya kegiatan pelayanan
masyarakat rutin setiap
bulan oleh para pemuda
ST3 VC13 Informasi kegiatan
pelayanan masyarakat
Peningkatan peran &
fungsi sarana ibadah
sebagai pusat
kegiatan belajar,
pertumbuhan olah
fikir, pengembangan
produktivitas dan
penanaman nilai-nilai
agama dan budaya
sejak usia dini
Peningkatan Kualitas
Kehidupan Beragama,
Demokrasi, Hukum dan
HAM
Tidak adanya jumlah konflik
antar agama ST2, ST3 VC13
Data keamanan dan
ketertiban
Berkembangnya Secara
Cerdas Nilai-nilai Agamis,
Budaya dan Kearifan Lokal Berkurangnya kasus-kasus
di masyarakat
ST2, ST3,
WT2 VC13
Data keamanan dan
ketertiban
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
115
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
Prioritas 3: Peningkatan Kualitas Pendidikan
Bidang
Pendidikan
Peningkatan
aksesibilitas dan
kualitas pendidikan
Peningkatan Akses
Masyarakat Terhadap
Pelayanan Pendidikan dan
Mutu Pendidikan
Masyarakat
Meningkatnya Angka
Partisipasi Sekolah (APS) WO3 VC5
Data jumlah anak usia
sekolah, Data siswa
Peningkatan hak
dasar masyarakat
dalam memperoleh
pendidikan
Meratanya tingkat
pendidikan baik di desa
maupun di kota
Terpenuhinya sarana
pendukung pendidikan di
setiap sekolah
WO3
VC5,
VC18,
VC19
Data sarana dan prasarana
pendidikan
Peningkatan
sarana/prasarana
pendidikan, pemuda,
olah raga dan
pramuka
Tersedianya fasilitas lengkap
yang menunjang
terlaksananya pendidikan
yang efektif dan efisien
Terpenuhinya sarana dan
prasarana pada setiap
kegiatan yang dilakukan
WO5,
WT3
VC5,
VC18,
VC19
Data sarana dan prasarana
pendidikan
Peningkatan
kualifikasi tenaga
pendidik
Peningkatan kualitas dan
kapasitas tenaga pendidik Terpenuhinya target jumlah
tenaga pendidik WO3 VC17
Data Tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan
Prioritas 4: Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
Bidang
Kesehatan
Peningkatan Derajat
Kesehatan
masyarakat
Adanya Dukungan
profesionalisme aparatur
kesehatan
Meningkatnya Angka
Harapan Hidup (AHH) WT2 VC6 Data kependudukan
Peningkatan Sarana/
prasarana kesehatan yang
memadai sesuai SPM
Kuantitas dan kualitas
sarana dan prasarana sesuai
spesifikasi
WT2 VC6
Data sarana dan prasarana
kesehatan
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
116
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
Peningkatan Akses
Masyarakat Terhadap
Pelayanan Kesehatan yang
Bermutu dan Gratis bagi
Masyarakat Tidak Mampu
Pelayanan kesehatan dapat
mencakup 80% dari jumlah
penduduk
VC6 Informasi pelayanan
kesehatan
Pengembangan layanan
sistem kesehatan masyarakat
Berfungsinya sistem
pelayanan kesehatan di
setiap bagian
WO2,
WO5,
WT3
VC6,
VC20
Informasi pelayanan
kesehatan
Peningkatan kinerja
pelayanan kesehatan
Setiap kecamatan terdapat
pelayanan kesehatan kepada
masyarakat
WT2 VC6 Data puskesmas
Pengembangan manajemen
dan regulasi bidang
kesehatan
Setiap bagian di bidang
kesehatan
mengimplementasikan SOP
WT1 VC4,
VC12
Informasi pelayanan
kesehatan
Bidang
Keluarga
Berencana
Partisipasi
masyarakat dalam
ber-KB
Peningkatan Kualitas
keluarga berencana dan
keluarga sejahtera
Menurunnya angka
perceraian ST3 VC8 Data kependudukan
Prioritas 5: Peningkatan Infrastruktur
Bidang Tata
Ruang
Tersedianya dasar
hukum Penciptaan
struktur dan pola tata
ruang
Terciptanya Penataan Kota
yang Baik dan Penghijauan Setiap Pembangunan disertai
dengan Penghijauan SO5 VC9
Informasi tata ruang dan
lingkungan hidup
Peningkatan Daya Dukung
Infrastruktur Kawasan
Strategis dan Perdesaan
Jenis dan jumlah infrastuktur
dibangun sesuai kebutuhan
WT4,
WO2,
WT3
VC2, VC8 Data infrastruktur, fasilitas
umum dan fasilitas sosial
Peningkatan Kualitas
Penataan Ruang Berfungsinya tata ruang
wilayah menurut aspeknya
VC9
Informasi tata ruang dan
lingkungan hidup
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
117
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
Bidang Sumber
Daya Air
Kajian potensi
sumber dan
penetapan dasar
hukum
pemanfaatannya
Peningkatan daya dukung
jaringan irigasi dan sumber
daya air
Persentase debit air di
kawasan pertanian VC13
Data sarana dan prasarana
pertanian
Bidang Drainase Desain dan
pembangunan
bertahap sistem
drainase dari hulu ke
hilir
Terimplementasinya sistem
drainase dengan efektif. Tidak ada banjir dan
genangan sepanjang jalan WT2 VC13 Informasi lingkungan
Bidang
Perumahan dan
Pemukiman
Peningkatan Kualitas
Penataan Ruang
Peningkatan Daya Dukung
Perumahan dan Fasilitas
Permukiman
Pembangunan perumahan
dan fasilitas yang memadai
dan sesuai prosedur
VC10 Informasi lahan perumahan
Pemenuhan
kebutuhan ruang
interaksi sosial yang
sehat bagi masyarakat
Adanya lingkungan
pemukiman yang aman dan
tentram bagi masyarakat
Tidak ada bentuk
kriminalitas yang
meresahkan
ST2 VC8 Data kriminalitas
Bidang Ruang
Terbuka Hijau
memperbaiki dan
mengoptimalkan
konsidi jalan untuk
dapat lebih
bermanfaat.
Peningkatan kualitas dan
daya dukung lingkungan
hidup
Setiap pembangunan disertai
dengan pemeliharaan
lingkungan hidup
SO5 VC9 Informasi lingkungan hidup
Peningkatan daya dukung
ruang terbuka hijau Tingkat polusi udara dan
intensitas kejadian banjir SO5 VC9 Informasi lingkungan hidup
Bidang
Transportasi
Peningkatan sarana
dan prasarana
tranportasi
Peningkatan pelayanan
prasarana transportasi
Ketersediaan Prasarana
Transportasi yang memadai VC13
Data sarana dan prasarana
transportasi
Peningkatan pelayanan
sarana transportasi
Angka kecelakaan pejalan
raya
VC11,
VC13 Data kecelakaan jalan raya
Peningkatan penertiban
transportasi Intensitas kemacetan dan
pelanggaran lalu lintas VC13
Data pelanggaran
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
118
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
menurun
Prioritas 6: Penguatan KUKM, Jasa, Perdagangan, dan Revitalisasi Pertanian
Bidang
Perdagangan
dan Jasa
Meningkatkan
kontribusi
sumberdaya
perdagangan
Peningkatan Pemerataan dan
Pertumbuhan Perekonomian
Daerah dan Masyarakat
Tiap wilayah memberikan
persentase kontribusi PDRB
di setiap sektor
SO1, SO4,
WO1, ST4 VC9 Data perekonomian
Peningkatan
diversifikasi produk
perdagangan
Adanya produk perdagangan
yang terdiversifikasi
jumlah produk perdagangan
lokal
SO1, SO2,
SO2, SO3,
SO4, WO1
VC9 Data produk perdagangan
lokal
Peningkatan
informasi kebutuhan
produk, akses pasar,
harga, kualitas
produk, packing,
labeling
Peningkatan Kinerja
Perdagangan dalam
Perekonomian
Meningkatnya persentase
kontribusi daerah WO1 VC9 Data pendapatan daerah
Bidang UKM
dan Koperasi
Pembinaan usaha
mikro
Peningkatan kinerja Usaha
Kecil dan Menengah sebagai
penggerak perekonomian
masyarakat
Persentase kontribusi
KUKM terhadap
perekonomian daerah
WO1 VC7 Data pendapatan daerah
Pembentukan sentra
UKM di tiap
Kecamatan
Peningkatan kinerja Industri
Kecil dan Menengah dalam
perekonomian
Menurunnya angka
kemiskinan daerah SO1, ST4 VC7
Data perekonomian
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
119
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
Kemitraan UMKM
dengan lembaga
Keuangan
Terjalinnya hubungan kerja
sama kemitraan antara
UMKM dengan lembaga
keuangan.
Meningkatnya akses modal ST1, SO5 VC9 Informasi penanaman modal
dan investasi
Bidang
Pertanian/
Nelayan
Revitalisasi/ perkuatan
sarana/prasarana
pertanian
Tersedianya sarana dan
prasarana penunjang
pertanian
Kesesuaian dengan
spesifikasi standar VC2, VC3
Data sarana dan prasarana
pertanian
Penguatan
lembaga/organisasi di
tingkat petani
Berfungsinya
lembaga/organisasi tingkat
petani
Meningkatnya kinerja sektor
pertanian SO4
VC 11,
VC13 Informasi pertanian
Peningkatan SDM
petani akses terhadap
informasi dan
permodalan
Terciptanya aksesibilitas
yang mudah bagi SDM
petani terhadap informasi
dan permodalan
Persentase output produksi
pertanian SO4 VC12 Informasi pertanian
Meningkatkan
keberdayaan Petani
Peningkatan kualitas SDM
petani di bidangnya
Menurunnya angka
kegagalan panen WO3 VC13 Informasi pertanian
Memperkuat
ekonomi masyarakat
menengah kebawah
Peningkatan daya dukung
perikanan dan kelautan
dalam perekonomian
Output perikanan dan
kelautan yang meningkat
dari tahun ke tahun
SO2 VC13 Informasi perikanan dan
kelautan
Menemukan potensi
ekonomi dan
meningkatkan daya
saing produk UKM
Peningkatan ketahanan
pangan dan kinerja pertanian
dalam perekonomian
Output produksi yang
meningkat setiap tahun WO3 VC13 Data perekonomian
Bidang
Ketenaga-
kerjaan
Menciptakan
lapangan kerja bagi
angkatan kerja baru
Peningkatan lapangan kerja,
kesempatan kerja, dan
kualitas tenaga kerja.
Persentase angka
pengangguran
SO1, WO3 VC7
Data tenaga kerja
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
120
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
Bidang Investasi
Peningkatan investasi
PMDN/PMA untuk
berbagai sektor jasa,
perdagangan dan
wisata
Adanya peningkatan
investasi PMDN/PMA di
sektor jasa, perdagangan dan
wisata
Adanya kekhususan wilayah
untuk bisnis, kuliner dan
pariwisata
SO2, SO3,
WT3, SO5 VC11 Informasi pariwisata
Penyederhanaan
birokrasi investasi
Terciptanya birokrasi
investasi yang efektif dan
efisien
Setiap SDM menjalankan
fungsi dan perannya masing-
masing
WO3,
WT1 VC17
Informasi pelaksanaan tugas
dan fungsi
Menciptakan iklim
investasi yang
kondusif
Terciptanya iklim investasi
yang kondusif
Angka kriminalitas yang
menurun ST2 VC13 Data kriminalitas
Meningkatkan daya
saing daerah
Bertambah kuatnya daya
saing daerah dalam
pembangunan
Munculnya potensi-potensi
baru di daerah SO2, SO4 VC13 Data perekonomian
Bidang Industri
Membangun kemitraan
industri besar dengan
indsutri kecil yang
saling menguntungkan
Terciptanya kerjasama
antara industri besar dengan
industri kecil yang
mendukung perekonomian
daerah
Adanya peningkatan
persentase output industri
besar dan kecil
WO1, SO1 VC13 Data perekonomian
Instalasi dan aplikasi
teknologi informasi
Terimplementasinya
teknologi informasi pada
sektor industri
Rasio waktu yang
dibutuhkan dalam
menghasilkan satu output
produksi
WO2,
WT3,
WO5,
WT4
VC20 Data perekonomian
Prioritas 7: Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
Penanggulangan
kemiskinan
Adanya upaya
penanggulangan angka
kemiskinan secara efektif
Jumlah RTS yang semakin
berkurang WT2 VC8
Data kependudukan
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
121
Universitas Indonesia
Tujuan Sasaran Pencapaian / CSF Indikator Kinerja / Prime
Measure SWOT
Value
Chain Kebutuhan Informasi
Peningkatan keberdayaan
dan pelayanaan
kesejahteraan sosial
masyarakat
Menurunnya jumlah PMKS
di daerah WT2 VC8 Data kependudukan
Penurunan
pengangguran
Berkurangnya tingkat
pengangguran di daerah
Persentase tingkat
pengangguran WO3 VC7 Data tenaga kerja
Prioritas 8: Kepariwisataan, Olah Raga, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak
Bidang
Pariwisata dan
Budaya
Revitalisasi Banten
Lama
Peningkatan Kinerja
Pariwisata Membuka Akses
Pariwisata Seluas-luasnya
Bagi Masyarakat
Jumlah wisatawan lokal dan
mancanegara SO3, SO5 VC11
Data wisatawan,
Informasi pariwisata
Optimalisasi wisata
kuliner
Peningkatan tempat-tempat
sebagai lokasi wisata kuliner
Jumlah Wisatawan
meningkat
SO2, SO3,
SO4 VC20
Data wisatawan,
Informasi pariwisata
Pengembangan
wisata bahari
Pemanfaatan wisata bahari
sebagai pendongkrak
perekonomian
100% sarana dan prasarana
terpenuhi SO5 VC13
Data sarana dan prasarana
pariwisata
Memperbaiki dan
mengoptimalkan
kondisi jalan untuk
dapat lebih
bermanfaat
Optimalnya sarana
pendukung jalan sebagai
faktor utama dalam
pariwisata
Berkurangnya angka
kerusakan jalan setiap tahun
VC18,
VC19
Data sarana dan prasarana
perkotaan
Bidang
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan
anak
Menjadikan
perempuan dan anak
sebagai aset penting
yang mendukung
pembangunan.
Peningkatan keberdayaan
perempuan dan perlindungan
anak.
Berkurangnya angka
eksploitasi terhadap
perempuan dan anak
WT2 VC8 Data kriminalitas
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
122
Universitas Indonesia
5.2 Fase Analysis
Setelah memahami situasi bisnis dan arahannya, tahap selanjutnya
adalah analisis terhadap sistem informasi. Pada tahapan analisis ini akan
dibahas bagaimana pemahaman atas lingkungan sistem informasi saat ini
dalam memenuhi kebutuhan bisnis kemudian dilanjutkan dengan
pengembangan dan arahan sistem informasi serta rekomendasi dan solusi
alternatif yang dianggap perlu untuk pengembangan sistem informasi
kedepannya.
5.2.1 Memahami Situasi Sistem Informasi Saat Ini
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap sistem informasi yang
ada disetiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam
melakukan tupoksinya sehari-hari, infrastruktur teknologi informasi
saat ini (hardware dan network), dan sumber daya manusia yang ada
saat ini (Organisasi Sistem Informasi). Wawancara dilakukan untuk
mengetahui pemanfaatan sistem informasi dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari dengan responden berasal dari manajemen menengah dan
fungsional pranata komputer pada beberapa SKPD.
5.2.1.1 Lingkungan Aplikasi / Sistem Informasi
Pemerintah Kota Serang sebagai daerah otonom baru, masih
dalam tahap pengembangan dalam setiap bidang pembangunannya.
Aplikasi Bisnis/ Sistem informasi yang dipakai untuk menunjang
proses bisnis/ pelayanan publik banyak bersifat support dan bersifat
key operational. Beberapa aplikasi key operational merupakan sistem
informasi milik instansi vertikal yang memberikan hak user bagi
pemerintah Kota Serang. Aplikasi yang belum go live dimasukkan
kedalam high potential karena baru mulai dilaksanakan pada tahun
anggaran berikutnya. Untuk aplikasi/ sistem informasi yang berada di
area support lebih banyak digunakan untuk keperluan internal SKPD
yang mendukung core business dari SKPD tersebut.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
123
Universitas Indonesia
Penggunaan sistem informasi di setiap SKPD berikut
kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 5.43 berikut ini:
Tabel 5.4 Aplikasi/ Sistem Informasi pada Pemkot Serang
No. Nama Aplikasi Pemanfaatan Platform Tools dan
Database
SKPD
Pengelola
1 Website pemda
Kota Serang
www.serangkota.go.id
sebagai sarana layanan
kebutuhan masyarakat
terhadap informasi seputar
pemerintahan Kota Serang
Web base Php +
mysql Bappeda
2
Sistem Pengadaan
Secara Elektronik
(SPSE)
Layanan pengadaan barang
dan jasa di lingkungan
pemerintah Kota Serang
Web base Php +
mysql
Sekretariat
Daerah
3
Sistem Informasi
Manajemen
Keuangan Daerah
(Simda Keuangan)
Pengelolaan keuangan
daerah meliputi:
penganggaran,
perbendaharaan dan
akuntansi pelaporan.
Local host Foxpro
+ dbase
Dinas
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
4
Sistem Informasi
Penggajian
(Simda Gaji)
Pengelolaan pembayaran
gaji PNS Local host
Foxpro
+ dbase
Dinas
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
5
Sistem Informasi
Barang Milik
Daerah (Simda
BMD)
Pengelolaan barang
inventaris dan barang habis
pakai, meliputi:
perencanaan dan pelaporan
Local host
Power
Builder
+
mysql
Sekretariat
Daerah
6
Sistem Informasi
Perencanaan dan
Pembangunan
Daerah
Pengelolaan perencanaan
dan pembangunan
Belum Go
live
.net +
MsSql
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
7
Sistem Informasi
Pelayanan
Terpadu (Simtap)
Pengelolaan Perijinan
Usaha dan Non Usaha
terpadu satu atap
Local host .net +
MsSql
Badan Pelayanan
Terpadu dan
Penanaman
Modal (BPTPM)
8
Sistem Pelayanan
Informasi dan
Perijinan Investasi
Secara Elektronik
(SPIPISE)
Pengelolaan Investasi/
Penanaman Modal
Web base
(belum
Go)
Java +
Oracle
11G
BPTPM (hak
user dari
BKPM)
9
Sistem Informasi
Kependudukan
dan Keluarga
(Siduga)
Pengelolaan data, statistik
kependudukan dan
keluarga berencana
Web base
Java +
Oracle
11G
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat,
perempuan dan
KB (hak user
dari BKKBN)
10
Sistem Aplikasi
Pelayanan
Kepegawaian
(SAPK)
Pengelolaan administrasi
kepegawaian meliputi:
kenaikan pangkat, mutasi,
dan pensiun
Web base
Java +
Oracle
11G
Badan
Kepegawaian
Daerah (hak
user dari BKN)
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
124
Universitas Indonesia
No. Nama Aplikasi Pemanfaatan Platform Tools dan
Database
SKPD
Pengelola
11
Sistem Informasi
Kepegawaian
(Simpeg)
Pengelolaan data dan
informasi kepegawaian Local host
Power
Builder
+
mysql
Badan
Kepegawaian
Daerah
12
Sistem informasi
Kepangkatan
(Simkap)
Pengelolaan kenaikan
pangkat PNS Local host
Microsoft
Access
Badan
Kepegawaian
Daerah
13
Sistem Informasi
Administrasi
Kependudukan
(SIAK)
Pengelolaan data
kependudukan dan catatan
sipil
Local host .net +
MsSql
Dinas
kependudukan
dan Catatan
Sipil
(Disdukcapil)
14 e-KTP Pengelolaan KTP
elektronik Local host
Java +
Oracle
11G
Kecamatan
15 Mypustaka Layanan perpustakaan
online
Belum Go
live
Php +
mysql
Kantor
Perpustakaan
dan Arsip
Daerah
16 Dapodik Data nomor induk siswa Web base Php +
mysql
Dinas
Pendidikan
17
Nomor Unik
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
(NUPTK)
Data nomor unik tenaga
pendidik dan tenaga
kependidikan
Web base Php +
mysql
Dinas
Pendidikan
(mendapatkan
hak user dari
LPMP)
18
Sistem Informasi
Ujian Nasional
(SimUN)
Administrasi peserta ujian
nasional Web base
Php +
mysql
Dinas
Pendidikan
(mendapatkan
hak user dari
Kemdiknas)
19 e-Audit
Sistem informasi
manajemen untuk
pengelolaan pengawasan
pembangunan
Web base Php +
mysql
Inspektorat
(mendapatkan
hak user dari
BPK)
20 MS-Office Pendukung administrasi
sehari-hari Local host - Semua SKPD
21
Sistem Informasi
Manajemen
Puskesmas
(SIMPUS)
Pengelolaan layanan pusat
kesehatan masyarakat Local host
PB +
mysql
Dinas
Kesehatan
Sumber: wawancara dan observasi
Semua Sistem Informasi yang ada kemudian dipetakan ke dalam
Matriks McFarlan’s Grid untuk dijadikan portofolio internal sistem
informasi yang ada sekarang.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
125
Universitas Indonesia
Tabel 5.5 Mc Farlan Grid Sistem Informasi saat ini
Strategic High Potential
Tidak ada
SPIPISE
Simrenbangda
Mypustaka
Website Kota Serang
SPSE
Simtap
e-KTP
SAPK
SIAK
e-Audit
Siduga
SimUN
Simpus
MS-Office (word, excel,
Powerpoint)
Simpeg
SimKP
Simda Keuangan
Simda Barang
Simda Gaji
NUPTK
Dapodik
Key Operational Support
5.2.1.2 Infrastruktur Teknologi Informasi
Pemahaman infrastruktur teknologi informasi saat ini mencakup
perangkat keras (hardware) dan jaringan (network). Keadaan
perangkat keras SI / TI yang ada saat ini di lingkungan
pemerintah Kota Serang, semuanya tersebar di seluruh SKPD.
Perangkat komputer yang dioperasikan bervariasi dari tingkat
kecanggihan teknologinya. Dilihat dari segi kuantitas, perangkat
keras yang dimiliki SKPD belum mencukupi untuk menanggung
beban kerja yang ada. Perangkat keras penyedia layanan pun (server)
hanya dimiliki oleh beberapa SKPD saja, tidak semuanya memiliki
server. Fungsi server belum dibedakan menurut fungsi khususnya
(dedicated), tidak ada pemisahan fungsi server sebagai web server,
Aplikasi server, mail server, dan sebagainya. Semuanya dilakukan
oleh satu jenis server saja. Dalam lingkup pemerintah Kota Serang,
belum ada lokasi khusus untuk menyatukan seluruh server yang
tersebar di beberapa SKPD.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
126
Universitas Indonesia
Gambar 5.3 Infrastruktur TI Pemerintah Kota Serang
Gambar 5.3 menjelaskan keadaan infrastruktur yang digunakan
saat ini oleh seluruh SKPD pada pemerintah Kota Serang. Pada
gambar infrastruktur jaringan TI, belum ada jaringan yang
menghubungkan antar SKPD di lingkungan pemerintah Kota Serang.
5.2.1.3 Organisasi SI / TI
Berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang serta Peraturan
Walikota Serang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan
Tata Cara Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kota Serang, Tugas pokok dan fungsi dalam pengelolaan sistem
informasi dan teknologi informasi berada pada Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika. Adapun susunan organisasinya adalah
seperti digambarkan pada gambar 5.4 berikut ini:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
127
Universitas Indonesia
Gambar 5.4 Struktur Organisasi Dishubkominfo Kota Serang
Personil yang menangani sistem informasi merupakan jabatan
fungsional pranata komputer yang tersebar disemua unit kerja namun
belum semuanya terisi. Walaupun telah ada satu unit kerja/ SKPD
yang mempunyai tugas untuk melakukan pengelolaan sistem
informasi dan teknologi informasi, namun posisi unit kerja ini berada
pada tingkat eselon IV. Hal ini menyebabkan kewenangan unit TI ini
menjadi terbatas. Komposisi PNS pada Bidang Komunikasi dan
Informatika berjumlah lima orang. Satu orang Kepala Bidang dan tiga
orang Kepala Seksi dengan unsur pelaksana hanya seorang
Kepala Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
Kasubag Umum
& Kepegawaian
Kasubag Program
& Evalap
Sekretaris
Kasubag
Keuangan
Seksi Lalulintas
Seksi Angkutan
Seksi
Perhubungan Laut
Seksi Pos dan
Telekomunikasi
Seksi Komunikasi
Seksi Sandi
Telekomunikasi
Seksi Pengujian
Kendaraan Mtr
Seksi Keselamatan
Seksi Perparkiran
& Terminal
Bidang Lalulintas
& Angkutan
Bidang komunikasi
dan Informatika
Bidang Teknik
Sarana & Prasarana
UPT Terminal
Subag Tata Usaha
UPT Parkir
Subag Tata Usaha
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
128
Universitas Indonesia
merangkap teknis maupun non teknis untuk memenuhi tugas pokok
dan fungsi bidang komunikasi dan informatika. Latar belakang
pendidikan SI / TI hanya satu orang yaitu Kepala Seksi Pos dan
Telekomunikasi, lainnya berlatar pendidikan administrasi. Hal ini
menunjukkan kuantitas dan kualitas SDM SI / TI yang mengelola
urusan SI / TI setingkat Kota Serang masih belum memadai (Data
Kepegawaian Dishubkominfo, 2012).
5.2.1.4 Proses SI / TI
Kaitan proses SI / TI berhubungan dengan manajemen dan tata
kelola SI / TI yang berbentuk kebijakan formal (peraturan daerah) atau
Standar Operating Procedure (SOP) berupa keputusan kepala SKPD
(juklak, juknis). Namun kenyataannya sangat minim sekali kebijakan
atau SOP yang berkaitan dengan pengelolaan SI / TI.
Area yang dipetakan dari proses SI / TI adalah pengelolaan
infrastruktur TI, pengelolaan aplikasi bisnis dan pengelolaan sumber
daya (Cassidy, 2006). Dari hasil wawancara didapatkan beberapa
kondisi proses terkait aspek tersebut di atas:
a. Pengelolaan Infrastruktur TI
1. Manajemen penyimpanan, belum ada pengelolaan terkait
penyimpanan database yang terpusat.
2. Manajemen ketersediaan, belum ada pengelolaan
bagaimana jaminan ketersediaan setiap aplikasi layanan
pemerintahan dan layanan masyarakat dikarenakan belum
adanya Business Continuity Plan (BCP).
3. Manajemen perubahan, belum ada pengelolaan terhadap
perubahan yang akan terjadi sebagai dampak pengunaan SI
/ TI.
4. Manajemen pemulihan bencana, belum ada Disaster
Recovery Plan (DRP) dan Data Recovery Center (DRC)
5. Manajemen konfigurasi dan instalasi, belum ada cetak biru
infrastruktur TI.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
129
Universitas Indonesia
6. Manejemen keamanan, belum ada kebijakan tentang
keamanan data dan informasi.
7. Manajemen aset dan inventaris, telah ada tupoksi ini pada
bagian aset Sekretariat Daerah Kota Serang.
b. Pengelolaan Aplikasi Bisnis
1. Rancangan solusi aplikasi, sistem informasi masih
dibangun di masing-masing SKPD tanpa upaya integrasi.
2. Pembangunan aplikasi, pembangunan aplikasi
menggunakan pihak ketiga, source code masih berada di
pihak ketiga sehingga menimbulkan kerawanan dalam
keamanan data dan informasi.
3. Pemeliharaan aplikasi, pemeliharaan aplikasi dilakukan
pihak ketiga.
c. Pengelolaan Sumber daya
1. Manajemen keuangan, pengelolaan keuangan masih
terkendala PAD relatif kecil dan skala prioritas
penganggaran untuk pembangunan infrastruktur fisik.
2. Manajemen vendor, masih terkendala jumlah pejabat
pengadaan yang kompeten.
3. Manajemen sumber daya manusia, masih mengalami
kendala jumlah SDM yang memiliki keahlian dan
kompetensi.
5.2.1.5 Penganggaran SI / TI
Perda Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota
Serang menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan daerah merupakan
tupoksi dari Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi, didapatkan data penganggaran belanja
Tahun Anggaran 2012 dengan total anggaran sebesar
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
130
Universitas Indonesia
Rp 5.609.021.000,- melingkupi sistem informasi dan teknologi
informasi berupa:
Anggaran Belanja Modal Perangkat Keras, sebesar
Rp 3.397.732.000,-
Anggaran Belanja Sistem Informasi / perangkat lunak sebesar
Rp 526.179.000,-
Anggaran Pemeliharaan dan Jaringan sebesar Rp 1.685.110.000
Dari penjelasan sebelumnya, kita dapat membandingkan belanja
SI / TI dengan total belanja langsung lainnya, belanja sarana dan
prasarana SI / TI tidak lebih dari 2% dalam setahun anggaran.
Ditambah lagi permasalahan belum terencananya komposisi belanja
SI / TI mencakup belanja perangkat lunak, aplikasi SI dan belanja
pemeliharaan jaringan.
Gambar 5.5 Komposisi Belanja SI / TI
Dari Gambar 5.5 terlihat bahawa 61% anggaran belanja SI / TI
untuk keperluan peraangkat keras, tetapi hanya 7% dari belanja
perangkat keras tersebut (Gambar 5.6) yang diperuntukkan untuk
belanja mainframe (server), sisanya merupakan belanja komputer
desktop dan notebook. Hal ini menunjukkan lemahnya visi
interoperabilitas antar SKPD.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
131
Universitas Indonesia
Gambar 5.6 Komposisi Belanja Perangkat Keras
Dari kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa pemanfaatan SI / TI
dalam proses bisnis (tata laksana) pemerintah Kota Serang belum
menjadi prioritas (Ringkasan APBD Kota Serang, 2012).
5.2.2 Menganalisis Situasi Sistem Informasi saat ini
Pada sub bab ini dilakukan analisis situasi sistem informasi saat
ini dibandingkan dengan situasi eksternal sistem informasi dan arahan
bisnis untuk mengidentifikasi kesenjangan (gap analysis). Situasi
eksternal sistem informasi berguna untuk mengetahui perkembangan
terkini industri SI / TI yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
strategi bisnis di masa yang akan datang.
5.2.2.1 Tren TIK Nasional
Pembentukan Dewan TIK Nasional (DeTIKNas) berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2006 yang memiliki tugas
merumuskan kebijakan umum dan arahan strategis pembangunan
nasional melalui pendayagunaan TIK. Pembentukan DeTIKNas ini
diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ICT di Indonesia, yang
pada ujungnya mampu mendongkrak perekonomian nasional.
DeTIKNas diketuai langsung oleh Presiden dengan wakil Menteri
Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko
EKUIN). Pengurus harian diketuai oleh Menteri Komunikasi dan
Informatika dan beranggotakan sembilan menteri lainnya yaitu:
Menteri Hukum dan HAM, Menteri Perindustrian, Menteri
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
132
Universitas Indonesia
Pendidikan Nasional (sekarang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan),
Menteri Dalam Negeri, Menteri Perdagangan, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Ketua Bappenas, Menteri Pendayagunaan
Aparatus Negara (sekarang Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi), Menteri Negara Riset dan Teknologi serta
Sekretaris Kabinet.
Tugas pokok DeTIKNas adalah memberi rekomendasi kebijakan
pengembangan yang efektif dan efisien. Sebagai program unggulan,
DeTIKNas telah meluncurkan inisiatif yang bernama “7 Flagship
Program: e-procurement, e-Anggaran, National Single Window
(NSW), e-Education, Palapa Ring, Legalisasi Software Pemerintah
dan Nomor Identititas Nasional (NIN)”. Istilah lain yang cukup
terkenal dalam konsep ICT economic adalah “Less Capex (capital
expenditure), more Opex (operational expenditure)”.
Hal nyata yang telah dirasakan adalah untuk beberapa fungsi
layanan pemerintahan, pemerintah daerah telah merasakan manfaatnya
berupa hak akses untuk sistem informasi manajemen yang dikeluarkan
instansi vertikal dan kementerian dalam melaksanakan tugas
pokoknya. Misalnya dalam hal kepegawaian, Badan Kepegawaian
Negara telah mengeluarkan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian
(SAPK) dimana setiap pemerintah daerah menggunakannya. Hal ini
sangat menguntungkan berbagai pihak, Instansi vertikal dapat
memutakhirkan basis datanya secara online, pihak pemda dapat
menggunakan aplikasi sistem informasi untuk meningkatkan
pelayanan publik tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk
instalasi sistem informasi.
5.2.2.2 Tren Sistem Informasi
Perkembangan industri sistem informasi dapat bermanfaat guna
memastikan penerapan tata kelola pemrintahan yang baik (good
governance). Beberapa teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
133
Universitas Indonesia
oleh pemerintah Kota Serang untuk memanfaatkan sistem informasi
yang terdepan dan akurat adalah:
Datawarehouse dan Business Intelligence (DWBI)
DWBI dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kota Serang sebagai
data acuan yang dapat digunakan oleh level pimpinan (Kepala
Daerah, dan Pejabat Eselon) untuk menentukan kebijakan dan
kondisi masyarakat terkini dalam bentuk portal Executive
Information System.
Executive Information System
EIS mampu menggambarkan kinerja pemerintahan dalam bentuk
grafik untuk mendukung pengambilan keputusan.
Datamining
Datamining dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kota Serang
untuk mendapatkan pola perilaku pelanggan dalam penggunaan e-
commerce. Contoh penggunaan Datamining adalah untuk
mengetahui tren produk yang sedang digemari pelanggan.
Web Services
Web service dapat digunakan sebagai pendekatan internal dan
eksternal untuk pengintegrasian aplikasi. Tren Web 2.0 dapat
menjadi pertimbangan
E-procurement
e-procurement merupakan proses permintaan dan pemenuhan
kebutuhan melalui teknologi internet. Teknologi ini dapat
mengurangi personil, biaya dan waktu.
Document Management
Pengelolaan dokumen termasuk didalamnya retensi, penyimpanan
dan pemutakhiran. Teknologi ini sangat bermanfaat untuk
kepentingan penelitian.
Beberapa tren teknologi jaringan yang dapat dimanfaatkan oleh
pemerintah Kota Serang yang dapat mendukung kemajuan teknologi
informasi adalah:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
134
Universitas Indonesia
Network Protection
Teknologi ini melindungi jaringan dari serangan virus, worms,
dan malicious program lainnya.
Voice-over-IP (VoIP)
Teknologi ini akan menggantikan fungsi telepon tradisional yang
memerlukan biaya tambahan. Dengan menggunakan VoIP kita
dpat memanfaatkan jaringan internet untuk berkomunikasi antar
SKPD secara “gratis” (komponen biaya satu paket dengan
bandwidth internet).
Internet
Peningkatan penggunaan internet untuk keperluan komunikasi
antar SKPD sehingga dapat mengurangi beban anggaran.
Bekerjasama dengan ISP untuk pemanfaatan internet ini.
Grid/ Cloud Computing
Teknologi ini menggunakan jaringan internet dan server yang
disediakan oleh penyedia layanan untuk mengelola data dan
aplikasi. Cloud computing dapat membantu pemerintah Kota
Serang untuk menggunakan aplikasi tanpa melakukan instalasi
dan mengakses data yang diperlukan dengan memanfaatkan
Software as a Service (SaaS) dan Infrastructure as a Service
(IaaS) pada Cloud Computing.
Data Center dan Data Recovery Center
Data center adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk
menempatkan sistem komputer dan komponen terkait, seperti
sistem telekomunikasi dan penyimpanan data. Fasilitas ini
biasanya mencakup juga catu daya cadangan, koneksi, Air
Conditioning (AC), pencegah bahaya kebakaran, serta piranti
keamanan fisik. Data recovery center merupakan co-location dari
data center sebagai antisipasi bila terjadi gangguan pada data
center.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
135
Universitas Indonesia
5.2.2.3 SWOT Sistem Informasi
Analisis SWOT pada lingkungan SI / TI dilakukan untuk
mendapatkan rekomendasi strategi SI / TI.
Tabel 5.5 Analisis SWOT SI / TI
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1 Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-
Government
2 Flagship program
DeTIKNas
3 Beberapa aplikasi yang
bersifat key operational
telah digunakan
1 Pengelolaan SI / TI masih
berada pada level eselon 3
2 Belum tersedianya data center
untuk integrasi database
3 Pulau-pulau aplikasi (tidak
interoperabilitas)
4 Anggaran pengembangan SI /
TI belum menjadi prioritas
5 Penggunaan SI / TI hanya
sebatas pendukung
6 Kurangnya kuantitas dan
kualitas SDM SI / TI
7 Belum memiliki legalisasi
hukum perencanaan strategis
sistem informasi dan tata
kelola teknologi informasi
Peluang (O)
Upaya memakai kekuatan untuk
memanfaatkan peluang (S-O)
Upaya menanggulangi kelemahan
dengan memanfaatkan peluang
(W-O)
1 Pemanfaatan SI /
TI dapat
memperbaiki
kinerja organisasi
2 Peningkatan
jumlah tenaga SI
/ TI
3 Harga produk SI /
TI cenderung
turun
1. Pemanfaatan SI / TI yang
terintegrasi di seluruh SKPD
sebagai enabler dalam
pencapaian visi misi
organisasi
2. Pemanfaatan Business
Intelligence sebagai alat
utama dalam perencanaan dan
pembuatan keputusan
3. Mengkoordinasikan
perencanaan, pengadaan dan
pegembangan SI / TI
1. Sosialisasi untuk
mendapatkan dukungan
eksekutif dalam pemanfaatan
SI / TI untuk meningkatkan
kinerja dan pencapaian
organisasi
2. Peningkatan tugas dan
tanggung jawab manajemen
SI / TI
3. Pemanfaatan kerjasama
dengan pihak swasta untuk
pengembangan SI / TI
4. Peningkatan kualitas SDM SI
/ TI melalui bimtek dan diklat
fungsional
Ancaman (T) Upaya memakai kekuatan untuk
mengatasi ancaman (S-T)
Upaya memperkecil kelemahan
dan mengatasi ancaman (W-T)
1 Kejahatan di
bidang Teknologi
Informasi
2 Besarnya biaya
penyediaan
infrastruktur
jaringan
1. Sosialisasi dan awareness
tentang keamanan teknologi
informasi
2. Memanfaatkan kemudahan
program 7 flagship
DeTIKNas untuk mengurangi
biaya instalasi penyediaan
infrstruktur SI / TI
1. Pemanfaatan SI / TI yang
terintegrasi di seluruh SKPD
2. Menerbitkan kebijakan dan
prosedur formal mengenai
tata kelola TI
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
136
Universitas Indonesia
5.2.2.4 Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Hasil pendalaman untuk mendapatkan kebutuhan informasi pada
tahapan visioning, kemudian dipetakan ke dalam blok fungsi aplikasi
e-Government untuk mendapatkan solusi sistem informasi.
Hasil pemetaan Solusi SI berdasarkan kebutuhan informasi
sebagaimana dijelaskan pada tabel 5.7 berikut:
Tabel 5.7 Solusi Aplikasi Berdasarkan Kebutuhan Informasi
Prioritas
Pembangunan Kebutuhan Informasi Solusi SI
I. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Bidang Tata Kelola
Data Kependudukan
Informasi Pelaksanaan SPM
Informasi Implementasi SOP
penataan kelembagaan
Data Laporan Keuangan
Informasi Pelaksanaan Tugas dan
Fungsi
Informasi kegiatan pelayanan
masyarakat
Informasi Kebijakan Daerah
Data LHP Pengawasan Reguler
Data Kepegawaian
Informasi Beban Kerja
SI Administrasi
Kependudukan (SIAK)
SI Regulasi
SI Keuangan
SI Pelaporan Pemerintahan
SI Katalog Hukum,
Peraturan dan Perundang-
undangan
Website Publikasi Informasi
Umum dan Kepemerintahan
SI Audit
SI Kepegawaian
SI Penilaian Kinerja PNS
Bidang SDM
Aparatur
Pemerintah
Informasi Keluhan Masyarakat
Informasi Kegiatan Masyarakat
Data Perijinan
Data Pertanahan
Data Arsip Daerah
SI Pengaduan Masyarakat
SI Publikasi Informasi
Umum dan Kepemerintahan
SI Pendaftaran dan Perijinan
SI Dokumen Elektronik
Bidang Hukum dan
Politik Informasi Pelaksanaan Pembangunan
SI Manajemen Data dan
Pembangunan
II. Pemantapan Kualitas Kehidupan Relijius dan Berbudaya Luhur
Bidang kehidupan
relijius dan
berbudaya luhur
Data Kriminalitas
Informasi Kegiatan Pelayanan
Masyarakat
Data Keamanan dan Ketertiban
SI Jaring Pengaman Sosial
SI Publikasi Informasi
Umum dan Kepemerintahan
III. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Bidang Pendidikan
Data jumlah anak usia sekolah
Data siswa
Data saran dan prasarana pendidikan
Data Tenaga Pendidik dan
Kependidikan
SI Kependudukan
SI Pendidikan
SPSE
IV. Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
Bidang Kesehatan
Data kependudukan
Data sarana dan prasarana kesehatan
Informasi pelayanan kesehatan
Data puskesmas
SI Kependudukan
SI Kesehatan
SPSE
Bidang Keluarga
Berencana Data kependudukan
SI Kependudukan
V. Peningkatan Infrastruktur
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
137
Universitas Indonesia
Bidang Tata Ruang
Infromasi Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
Data infrastruktur, fasilitas umum
dan fasilitas sosial
SI Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
SI Sarana Umum
SPSE
Bidang Sumber
daya air Data sarana dan prasarana pertanian
SI pertanian, peternakan dan
perkebunan
Bidang Drainase Informasi Lingkungan Hidup
SI Jalan dan Jembatan
SI Sarana Umum
SPSE
Bidang Perumahan
dan Pemukiman
Informasi lahan perumahan
Data kriminalitas
SI Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
SI Jaring Pengaman Sosial
Bidang Ruang
Terbuka Hijau Informasi Lingkungan Hidup
SI Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
Bidang
Transportasi Data sarana dan prasarana
transportasi
SI Transportasi
SI Jalan dan Jembatan
SPSE
VI. Penguatan KUKM, Jasa, Perdagangan, dan Revitalisasi Pertanian
Bidang
Perdagangan dan
Jasa
Data perekonomian
Data produk perdagangan lokal
Data pendapatan daerah
SI Keuangan
SI Industri dan Perdagangan
SI Pengelolaan Pendapatan
Daerah
SPSE
UKM dan Koperasi
Data pendapatan daerah
Data perekonomian
Informasi penanaman modal dan
investasi
SI Pengelolaan Pendapatan
Daerah
SI Potensi Daerah
SI Industri Kecil dan
Menengah
Pertanian/Nelayan
Data sarana dan prasarana pertanian
Informasi Pertanian
Informasi perikanan dan Kelautan
Data perekonomian
SI pertanian, peternakan dan
perkebunan
SI Perikanan dan Kelautan
SI Pengelolaan Pendapatan
Daerah
Ketenagakerjaan Data Tenaga Kerja SI Ketenagakerjaan
Investasi
Informasi Pariwisata
Informasi Pelaksanaan tugas dan
fungsi
Data kriminalitas
Data perekonomian
SI Pariwisata
SI Penilaian Kinerja PNS
SI Jaring Pengaman Sosial
SI Pengelolaan Pendapatan
Daerah
Industri Data perekonomian SI Industri dan Perdagangan
VII. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Bidang
Kesejahteraan
Masyarakat
Data kependudukan
Data tenaga kerja
SI Kependudukan
SI Ketenagakerjaan
VIII. Kepariwisataan, Olahraga, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Bidang Pariwisata
dan Budaya
Data wisatawan
Informasi pariwisata
Data sarana dan prasarana pariwisata
Data sarana dan prasarana perkotaan
SI Pariwisata
SI Potensi Daerah
SI Sarana Umum
SI Jalan dan Jembatan
SPSE
Bidang
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Data kriminalitas SI Jaring Pengmaan Sosial
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
138
Universitas Indonesia
Sedangkan kebutuhan Sistem Informasi berdasarkan value chain
organisasi, didapat beberapa solusi SI sebagai berikut:
Tabel 5.8 Aplikasi Berdasarkan Value Chain
Value Chain Aktivitas SKPD Pengelola Kebutuhan
Sistem Informasi
Inbound Logistic Perencanaan
Bappeda, Sekretariat
Daerah, Sekretariat
Dewan, DPKD
Simrenbangda
Simda Keuangan
Operation Monitoring dan
Pelaporan
Bappeda, Sekretariat
Daerah, Inspektorat,
DPKD
Simrenbangda,
Simda Keuangan,
e-Audit
Outbound
Logistisc Pelayanan Stakeholder
Semua SKPD yang
memiliki tupoksi
pelayanan
SIAK, Simpus,
Simtap, e-KTP,
SimUN, Dapodik,
Siduga, SPIPISE
Marketing &
Sales Kehumasan Sekretariat Daerah
SI Publikasi,
Website, Content
Management
System
Service Penelitian dan
Pengembangan Bappeda
Simrenbangda
Administration &
Infrastructure
Keuangan, Tata Usaha
dan Kearsipan Seluruh SKPD, KPAD
Simda Keuangan,
Knowledge
Management
System
Human
Resources
Mangement/
Kepangkatan, Diklat,
Mutasi, Disiplin, Karir Seluruh SKPD, BKD
SAPK, SI
Baperjakat
Product &
Technology
Development /
Sistem informasi dan
Teknologi Informasi
Seluruh SKPD,
Dishubkominfo Website
Procurement
Pengadaan SDM,
Barang jasa dan
pemeliharaan
perlengkpan
Seluruh SKPD, Setda,
BKD
SPSE, SAPK,
Simda Barang
5.2.3 Mengembangkan Solusi Alternatif
Berdasarkan dari kelemahan yang teridentifikasi pada bagian
sebelumnya, diperlukan rekomendasi untuk mengatasi kelemahan dan
gap sistem informasi yang digunakan pada proses bisnis. Solusi
tersebut mencakup:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
139
Universitas Indonesia
5.2.3.1 Solusi Alternatif SI
Berdasarkan hasil pemetaan tujuan organisasi, kebutuhan sistem
informasi, maka dapat dikelompokkan sesuai fungsi kebutuhan
menjadi daftar aplikasi seperti pada Tabel 5.9 sesuai dengan
fungsinya pada analisis value chain:
Tabel 5.9 Solusi Sistem Informasi
No. Sistem Informasi Modul Fungsi
1
Knowledge
Management
System (KMS)
Knowledge Management
System
Berfungsi untuk menyimpan
aset pengetahuan yang
dimiliki oleh Pemerintah
Kota Serang
2 Sistem Informasi
Keuangan (SIK)
Sistem Akuntansi
Sistem Anggaran
Sistem Pengelolaan
Pendapatan Daerah
Simda Barang
Simda Gaji
Sistem Informasi Keuangan
berfungsi untuk mengurus
segala hal yang
berhubungan dengan bagian
keuangan
3
Content
Management
System (CMS)
Content Management
System
Berfungsi untuk membantu
tim content dalam
memasukkan content untuk
ditampilkan di website
4 Website Kota
Serang
Konten seluruh SKPD
Sistem Regulasi
Sistem Pelaporan
Pemerintahan
Sistem Katalog Hukum,
Peraturan dan Perundang-
undangan
Sistem Pengaduan
Masyarakat
Sistem Publikasi
Informasi umum dan
Kepemerintahan
Konten SKPD, Layanan
Masyarakat, Publikasi,
Regulasi, Hukum dan
perundang-undangan
5
Sistem Pelelangan
Secara Elektronik
(SPSE)
Pelelangan
Sistem manajemen pihak
ketiga
Berfungsi untuk melakukan
kegiatan pengadaan barang
dan jasa di setiap SKPD
6
Sistem Informasi
Kepegawaian
(Sipeg)
Sistem Penilaian Kinerja
PNS
Sistem Baperjakat
SAPK
Simpeg
Berfungsi untuk membantu
pengelola kepegawaian
dalam melakukan aktivitas
pengadaan CPNS, Kenaikan
Pangkat PNS, Mutasi PNS,
Pengembangan karir dan
Disiplin PNS
7
Sistem Informasi
Ketenagakerjaan
(Siketan)
Sistem Jaring Pengaman
Sosial
Informasi ketenagakerjaan,
ketentraman dan ketertiban
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
140
Universitas Indonesia
No. Sistem Informasi Modul Fungsi
8 Sistem Informasi
Kesehatan (Sikes)
Sistem Puskesmas
(Simpus)
Sarana dan Prasarana
Kesehatan
Sistem Posyandu
Sistem Keluarga
Berencana (Siduga)
Layanan kesehatan
masyarakat, posyandu dan
keluarga berencana
9 Sistem Informasi
Pendidikan (Sipen)
Dapodik
NUPTK
SimUN
Darana dan Prasarana
Pendidikan
Layanan pendidikan, sarana
dan prasarana, tenaga
pendidik, data peserta didik
10 Sistem Informasi
Perijinan (SIP)
Sistem Pelayanan Terpadu
(Simtap)
SPIPISE
Layanan perijinan satu atap,
perijinan usaha, non usaha
dan investasi
11 Sistem Informasi
Audit (SI Audit) E-Audit
Pengawasan internal oleh
Inspektorat
12
Sistem Informasi
Kependudukan
(SIAK)
e-KTP
SIAK
Layanan administrasi
kependudukan dan catatan
sipil
13
Sistem Informasi
Potensi Daerah
(Sipoda)
Sistem Industri dan
Perdagangan
Sistem Industri Kecil dan
Menengah
Si Perikanan dan Kelautan
Sistem Pertanian dan
Perkebunan
SI Pariwisata
Informasi perdagangan,
industri, UKM, pertanian,
perkebunan, Kelautan dan
Pariwisata
14
Sistem Informasi
Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
(Sitarling)
Sistem Sarana umum
Sistem Jalan dan Jembatan
Sistem Transportasi
Berfungsi menyiapkan data
dan informasi sarana umum,
jalan, jembatan, dan
transportasi
15
Sistem Informasi
Perencanaan
(Siren)
Sistem Perencanaan dan
Pembangunan
(Simrenbangda)
Sistem Dokumen
Elektronik
Sistem Manajemen data
dan Pembangunan
Informasi perencanaan
pembangunan daerah,
database elektronik dan
manajemen data
Solusi kebutuhan sistem informasi dipetakan berdasarkan fungsi
setiap sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan
tupoksi pemerintah Kota Serang ke dalam matrik strategic, high
potential, key operational, dan support menurut matriks Mc Farlan’s
grid.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
141
Universitas Indonesia
Tabel 5.10 Mc Farlan Grid Rekomendasi Sistem Informasi
Strategic High Potential
SI Pendidikan
SI Kesehatan
Website Kota Serang
SI Potensi Daerah
Knowledge Management System
SI Pendaftaran dan Perijinan
SI Kependudukan (SIAK)
SI Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup
SI Ketenagakerjaan
SPSE
Content Management System
SI Kepegawaian
SI Audit
SI Perencanaan
SI Keuangan
Key Operational Support
Hasil pemetaan tersebut akan menjadi rekomendasi portofolio
aplikasi mendatang yang diusulkan. Pemetaan ini bertujuan untuk
membuat prioritas dalam pengembangan sistem informasi.
Solusi kebutuhan SI yang sudah dipetakan ke dalam matriks Mc
Farlan’s grid selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan. Hal ini
dilakukan untuk menentukan sistem informasi apa saja yang akan
dibuat, tetap, diganti, di-upgrade, dan dihilangkan.
Pembuatan baru artinya aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang
akan dibangun kedepannyaa. Aplikasi yang tetap adalah kondisi
sistem informasi saat ini yang tetap dipertahankan sampai kebutuhan
sistem informasi akan datang. Aplikasi yang di update adalah aplikasi
yang akan menjadi modul (bagian) dari sistem informai yang tetap
atau akan dibangun baru. Aplikasi yang dihapus atau dihilangkan
adalah aplikasi yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan bisnis
akan datang.
Analisis kesenjangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.11
berikut:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
142
Universitas Indonesia
Tabel 5.11 Analisis Kesenjangan SI / TI
Solusi SI
SI Saat
ini KM
S
SI
Keu
ang
an
CM
S
web
site
SP
SE
Sip
eg
SIk
es
Sip
en
SI
Per
ijin
an
SI
Au
dit
SIA
K
Sip
od
a
Sit
arli
ng
Sik
etan
Sir
en
Ha
pu
s
Website U
SPSE T
Simtap U
SPIPISE T
e-KTP U
SIAK T
SAPK T
e-Audit T
Simrenbangda U
Siduga U
SimUN U
SimNUPTK U
Dapodik U
MS-Office H
Simpeg U
SimKP H
Simda
Keuangan U
Simda Barang U
Simda Gaji U
Simpus U
Baru B B
Keterangan: U: Upgrade, B: Baru, H: Hapus, T: Tetap
Penyusunan solusi sistem informasi dan layanannya
dikelompokkan dalam sebuah kerangka Peta Solusi Aplikasi e-
Government.
5.2.3.2 Solusi Pilihan Pengembangan Infrastruktur
Berdasarkan analisis kondisi organisasi saat ini dapat dilihat
bahwa lokasi SKPD yang tersebar di beberapa wilayah di Kota
Serang. Pengelolaan TI-nya pun tersebar pada masing-masing SKPD,
baik pengelolaan sistem aplikasi hingga pengelolaan infrastruktur
hardware dan jaringan. Untuk meningkatkan tingkat managebility,
realibility dan integrity dari data dan layanan informasi maka arah
pengembangan infrastruktur TI hendaknya dapat mengikuti prinsip
berikut :
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
143
Universitas Indonesia
1. Pengembangan dilakukan secara terpusat;
2. Pemilihan seluruh komponen infrastruktur teknologi dilakukan
secara terpusat;
3. Standar spesifikasi infrastruktur teknologi informasi dilakukan
secara terpusat;
4. Setiap user sistem aplikasi harus memiliki username dan
password.
Arah pengembangan infrastruktur TI adalah untuk meningkatkan :
a. Availability yang termasuk :
- Manageability: kemampuan untuk memonitor dan
mengontrol resource.
- Serviceability : kemampuan untuk mengenali masalah dan
melakukan perbaikan.
- Performance : kemampuan sebuah komponen untuk
melakukan tugasnya
- Reliability: kemampuan untuk bertahan terhadap failures.
- Recoverability: kemampuan untuk menyimpan sistem supaya
kembali bekerja setelah terjadi interupsi.
- Assurance: kemampuan untuk memberikan protection,
integrity, dan ketepatan informasi.
b. Adaptability, kemampuan untuk mensupport sistem yang
memiliki environment yang berbeda.
- Interoperability: kemampuan untuk beroperasi lintas
platforms dan sistem.
- Scalability: kemampuan untuk mengembangkan
memperluas, atau meningkatkan kinerja dan kapasitas sesuai
kebutuhan.
- Portability: kemampuan untuk memindahkan data,
komponen, aplikasi, atau sumber daya lainnya.
c. Extendability, kemampuan untuk menambahkan fungsionalitas
atau menawarkan layanan baru.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
144
Universitas Indonesia
Untuk mencapai tujuan di atas maka dapat dirumuskan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menggunakan platform yang bersifat open standard, dengan
tujuan untuk membangun tingkat adaptability dan extendability.
2. Menggunakan pattern-pattern yang telah terbukti powerfull
untuk mengatasi masalah bisnis seperti n-tier pattern, store and
forward pattern dan lain-lain.
3. Melakukan perubahan terhadap infrastruktur TI untuk
mengintegrasikan semua aplikasi dengan menambahkan layer
integration.
4. Melakukan redundansi dan restrukturisasi jaringan untuk
meningkatkan ketersediaan dan kemudahan dalam mengelola.
5. Mengadakan data center sekaligus disaster recovery center
bekerjasama dengan Kemenkominfo sebagai bentuk
penghematan anggaran.
6. Memanfaatkan Teknologi Cloud Computing untuk beberapa
software aplikasi (Software as a Service) yang digunakan secara
masal sehingga dapat menghemat dana dengan hanya membeli
satu buah lisensi.
7. Menggunakan teknologi Vitual Private Server, untuk beberapa
aplikasi digabungkan dalam satu server sehingga dapat
menghemat dana dengan hanya perlu satu server untuk beberapa
aplikasi.
5.2.3.3 Solusi Pilihan Pengembangan Organisasi
Dalam buku lima dimensi Pemeringkatan e-Government
Indonesia (PeGI) yang dikeluarkan Departemen Komunikasi dan
Informatika (sekarang Kementerian Komunikasi dan Informatika),
pada aspek dimensi kelembagaan diarahkan untuk mengakomodir
elemen utama pembentukan organisasi. Elemen-elemen yang perlu
dikandung pada umumnya adalah:
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
145
Universitas Indonesia
1. Sumber daya manusia
2. Hukum (regulasi, standar)
3. Keuangan
4. Layanan
5. Pengembangan
6. Operasional
7. Kualitas (Quality Assurance)
8. Manajemen Risiko
Gambar 5.7 Menggambarkan elemen utama yang perlu ada
dalam organisasi SI / TI seperti dibawah ini:
Gambar 5.7 Elemen Utama Model Organsiasi SI / TI
(DP Harshman-www.fromtheranks.com)
Solusi organisasi SI dapat pula mengikuti pola yang
diperkenalkan oleh Anita Cassidy dengan susunan seperti pada
Gambar 5.8.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
146
Universitas Indonesia
Gambar 5.8 Struktur Utama Organisasi SI / TI (Cassidy, 2006)
Beberapa elemen dapat disediakan pada tingkat organisasi lebih
tinggi atau digabungkan pada elemen lain sesuai dengan kebutuhan,
kondisi dan prioritas dari masing-masing pemerintah daerah.
5.2.3.4 Solusi Pengembangan Proses SI
Mengikuti buku panduan pemeringkatan e-Government Indonesia
dari aspek kebijakan, ditentukan bahwa kebijakan TIK harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Kebijakan TI menentukan harapan atas perilaku pengguna dan
penyedia TI;
Kebijakan TI menentukan perilkau yang diharapkan dan tepat;
Pegawai menggunakan kebijakan untuk memandu keputusan
yang berpengaruh ke organisasi;
Arsitektur kebijakan melihat risiko dalam kebijakan bisnis
sebelum menghasilkan kebijakan.
CIO
Perencanaan strategis
Memastikan keselarasan SI dan bisnis
Mengkomunikasian SI dan bisnis
Mengelola anggaran keuangan
Mengelola sumber daya manusia
Mengelola unjuk kinerja
Layanan Pelanggan
Mengoperasikan helpdesk
Pelatihan pengguna
Instalasi dan upgrade
software dan hardware
Mendukung layanan web
Mengelola persediaan, lisensi
software, dokumen kontrak
Aplikasi
Memahami kebutuhan bisnis
Improve proses bisnis
Integrasi, dukungan, upgrade
aplikasi bisnis
Mendisain, membangun,
menguji solusi SI
Mendukung kegiatan adhoc
Infrastruktur
Memelihara jaringan
Memelihara server & hardware
Mengelola keamanan
Sistem cadangan
Administrasi database
Remote connectivity
Pengelolaan data kontrak
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
147
Universitas Indonesia
Adapun proses dalam pengembangan kebijakan TIK berupa:
Menentukan kebijakan pemerintahan
Mengkomunikasikan kebijakan ke pegawai
Mengimplementasikan dan menegakkan kebijakan
Gambar 5.9 Langkah pengembangan kebiijakan (Willet, 2008)
Kebutuhan adalah panduan untuk pengambilan kebijakan. Hal ini
menunjukkan nilai dan kepentingan. Kebijakan menyatakan apa yang
harus atau tidak harus dilakukan pihak tertentu. Sifatnya wajib,
berubahnya lambat, singkat dalam tata bahasa dan sederhana juga
memiliki sedikit pengecualian. Standar memberikan kriteria
konsistensi. Sifatnya dapat diukur, terdapat titik pengecekan dan
divalidasi melalui proses review. Prosedur mendokumentasikan
bagaimana melakukan sesuatu. Sifatnya merupakan implementasi
rinci dari kebijakan. Petunjuk adalah rekomendasi dan bersifat
opsional, lebih dapat diubah dan sering kompleks, juga terdapat
banyak pengecualian.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
148
Universitas Indonesia
5.3 Fase Direction
Pada tahap ini akan ditentukan arahan manajemen puncak serta rencana
pengembangan sistem informasi berdasarkaan rekomendasi sistem
informasi pada bagian sebelumnya. Tahap ini terbagi menjadi tiga sub tahap
yaitu: mengembangkan arahan dan visi sistem informasi, mengembangkan
perencanaan sistem informasi dan menentukan prioritasi sistem informasi
yang akan dikembangkan.
5.3.1 Mengembangkan Arahan dan Visi Sistem Informasi
Menggunakan panduan yang telah disediakan oleh Anita Cassidy
yang telah disesuaikan dengan kebutuhan organisasi pemerintah Kota
Serang yang diturunkan dari analisis SWOT Sistem Informasi, maka
didapat visi dan misi SI / TI sebagai berikut:
Visi Sistem Informasi
Menjadikan Kota Serang sebagai kota digital yang mengintegrasikan
seluruh sistem informasi demi mewujudkan landasan Kota Serang
yang global dan berwawasan lingkungan.
Misi Sistem Informasi
Mendorong pengelolaan pemerintahan yang:
1. Mengimplementasikan teknologi yang memenuhi kebutuhan
pelayanan publik yang prima dan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik;
2. Menyiapkan informasi, tools, dan metode untuk meneruskan
pembanguan berkelanjutan;
3. Menyiapkan kemudahan akses bagi produk daerah melalui
sistem informasi yang handal dan efisien;
4. Mengembangkan kehidupan ramah lingkungan dengan
pemanfaatan “green solution” teknologi informasi.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
149
Universitas Indonesia
Tujuan Sistem Informasi:
Fokus kepada masyarakat dan pemangku kepentingan:
Pemungkin Teknologi: layanan, informasi dan proses akan
terdigitalisasi dan menjadi mungkin dengan pemanfaatan
teknologi.
Proaktif: pelayanan publik proaktif menempatkan layanan
langsung kepada masyarakat.
Profesionalisme: sistem informasi akan mengurusi pelanggan
dengan kejujuran, integritas, sopan dan penghormatan.
Komitmen: kami bangga dan berantusias untuk menjaga
komitmen dalam pelayanan.
Strategi Sistem Informasi
Diambil dari hasil pemetaan analisis SWOT SI, didapat strategi SI
sebagai berikut:
Mengkoordinasikan perencanaan, pengadaan dan pegembangan
SI / TI,
Sosialisasi untuk mendapatkan dukungan eksekutif dalam
pemanfaatan SI / TI untuk meningkatkan kinerja dan pencapaian
organisasi
Peningkatan tugas dan tanggung jawab manajemen SI / TI
Pemanfaatan kerjasama dengan pihak swasta untuk
pengembangan SI / TI
Peningkatan kualitas SDM SI / TI melalui bimtek dan diklat
fungsional
Sosialisasi dan awareness tentang keamanan teknologi informasi
Memanfaatkan kemudahan program “7 flagship DeTIKNas”
untuk mengurangi biaya instalasi penyediaan infrstruktur SI / TI
Pemanfaatan SI / TI yang terintegrasi di seluruh SKPD
Menerbitkan kebijakan dan prosedur formal mengenai tata
kelola TI.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
150
Universitas Indonesia
5.3.2 Mengembangkan Rencana Sistem Informasi
Pada bagian ini akan dirinci arahan yang akan digunakan dalam
perencanaan strategis SI / TI meliputi aspek aplikasi bisnis,
infrastruktur teknologi informasi, organisasi SI / TI, dan proses tata
kelola SI / TI.
5.3.2.1 Arahan Aplikasi Bisnis
Pada bagian solusi SI telah dipaparkan usulan aplikasi-aplikasi
yang mendukung kinerja pemerintah Kota Serang. Secara ringkas
arsitektur aplikasi dipetakan pada Gambar 5.10:
Gambar 5.10 Arsitektur Aplikasi Pemerintah Kota Serang
Selanjutnya dipetakan aplikasi-aplikasi yang dapat diakses oleh
masing-masing pengguna (SKPD). Setiap SKPD yang memiliki
tupoksi yang beriringan dan bersinergi, maka mereka memiliki hak
penuh untuk dapat mengubah, menghapus, menambah atau
mengurangi. Sedangkan bagi SKPD yang tidak memiliki tupoksi yang
berkaitan, maka hak akses hanya untuk melihat saja.
Berikut merupakan tabel pemetaan aplikasi terhadap kebutuhan
SKPD pengguna pada pemerintah Kota Serang:
Sistem Dokumen Elektronik
Basis data Penduduk
Dapodik
Basis data industri
Basis dataGeografis
Basis Data Keuangan
Basis Data Pegawai
SI
Kependudukan
SI Kesehatan
SI Pendidikan
SI Ketenagakerjaan SI Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
SI Potensi Daerah
SI Perijinan
SPSE
SI Kepegawaian
SI Audit
SI Perencanaan
SI Keuangan
Public Service Broker
Website Kota Serang
Content Management System
Knowledge Management System
Firew
all, P
rox
y
Sek
uriti, en
krip
si
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
151
Universitas Indonesia
Tabel 5.20 Pemetaan Aplikasi terhadap Pengguna
Set
da
DP
RD
Din
dik
Din
kes
Bap
ped
a
BP
TP
M
Insp
ekto
rat
BP
MP
KB
BK
D
Dis
po
ra
DP
KD
Din
as P
U
Din
as T
ata
Ko
ta
Dis
du
kca
pil
Dis
nak
er
Dsi
per
ind
ag
Dis
po
ra
Dis
hu
bk
om
info
Din
as P
erta
nia
n
KP
AD
Kes
ban
gp
oll
inm
as
Kan
otr
LH
Kec
amat
an
BP
BD
Ban
Po
l P
P
Knowledge Management System (KMS) R R R R R R R R R R R R R R R R R R R A R R R R R
Sistem Informasi Keuangan (SIK) R R R R R R A R R R A R R R R R R R R R R R C R R
Content Management System (CMS) R R R R R R R R R R R R R R R R R A R R R R R R R
Website Kota Serang A C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
Sistem Pelelangan Secara Elektronik (SPSE) A C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
Sistem Informasi Kepegawaian (Sipeg) R R R R R R R R A R R R R R R R R R R R R R R R R
Sistem Informasi Kesehatan (Sikes) R R R A R R R A R R R R R R R R R R R R R R R R R
Sistem Informasi Pendidikan (Sipen) R R A R R R R R R R R R R R R R A R R R R R R R R
Sistem Informasi Perijinan (SIP) R R R R R A R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
Sistem Informasi Audit (SI Audit) R R R R R R A R R R R R R R R R R R R R R R R R R
Sistem Informasi Kependudukan (SIAK) R R R R R R R R R R R R R A R R R R R R A R A R R
Sistem Informasi Potensi Daerah (Sipoda) R R R R R R R R R R R R R R R A R R A R R R C R R
Sistem Informasi Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (Sitarling) R R R R R R R R R R R A A R R R R R R R R R C A R
Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Siketan) R R R R R R R R R R R R R R A R R R R R A R R R A
Sistem Informasi Perencanaan (Siren) R R R R A R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
Keterangan : C=Create; R=Read; U=Update; D=Delete; A=All(CRUD)
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
152
Universitas Indonesia
5.3.2.2 Arahan Infrastruktur TI
Untuk mendukung aplikasi dan sistem informasi pemerintah
Kota Serang, diperlukan infrastuktur yang baik. Arahan arsitektur TI
terdiri dari sembilan komponen utama seperti digambarkan pada
Gambar 5.11:
Gambar 5.11 Infrastruktur TI pemerintah Kota Serang
1) API, Application Programming Interface (API) dibuat untuk
komunikasi antara suatu aplikasi dengan aplikasi lainnya dengan
tujuan untuk integrasi sehingga setiap aplikasi dapat saling
bertukar data.
2) Presentation, Pada presentation layer ini berupa: web server,
terminal server, email.
3) Application Server, Application server digunakan adalah apche
karena pengembangan sistem aplikasi menggunakan open source
software. Teknologi ini dipilih, karena merupakan teknologi yang
bersifat open stadard, sehingga lebih mudah dalam melakukan
maintenance.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
153
Universitas Indonesia
4) Integration Server, Integration layer menggunakan LDAP karena
sebagian besar server menggunakan sistem operasi open source,
sehingga lebih terjamin kompatibilitasnya.
5) Database, Kondisi basis data saat ini masih terpisah-pisah pada
masing-masing SKPD. Sesuai dengan prinsip infrastruktur TI
yang sudah ditetapkan, maka database pada seluruh SKPD akan
disatukan. Hal ini juga akan mendukung rencana pengembangan
data warehouse dan business intelligence kedepan.
6) Server Hardware/Operating System, Server dan sistem operasi
yang digunakan saat ini sangat beragam. Ada yang menggunakan
produk microsoft maupun open source. Hal ini sangat tergantung
dari vendor ataupun pengembang internal yang mengembangkan
sistem ini. Selanjutnya diharapkan dapat melakukan standarisasi
baik terhadap server hardware maupun sistem operasi yang
digunakan, sehingga memudahkan dari sisi perawatannya.
7) Storage, Saat ini pemerintah Kota Serang belum memiliki system
storage tersendiri, terkait dengan hal tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan dari spesifikasi infrastruktur maka perlu menambahkan
NAS dan SAN sebagai storage.
8) Security Layer, untuk menjaga keamanan jaringan dan data maka
digunakanlah firewall. Sedangkan untuk menjaga ketersediaan
data perlu dibuat redundan dari data center yaitu disaster
recovery center (DRC).
9) Network Layer, Network layer merupakan hal yang sangat
penting dalam lau lintas data. Untuk keperluan internal SKPD
digunakan Local Area Network, sedangkan untuk
menghubungkan setiap SKPD yang tersebar di Kota Serang dapat
menggunakan Wireless LAN (WLAN).
Secara mendasar, sebuah jaringan komputer dapat dibagi
menjadi tiga: Kelompok jaringan eksternal (Internet atau pihak luar),
kelompok jaringan internal dan kelompok jaringan diantaranya atau
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
154
Universitas Indonesia
yang biasa disebut sebagai De-Militarized Zone (DMZ). Komputer-
komputer pada jaringan DMZ harus dipersiapkan secara khusus,
karena mereka akan terbuka dari pihak luar. Aplikasi yang
dipergunakan pada host-host pada DMZ harus merupakan aplikasi
yang aman, terus menerus dipantau dan dilakukan update secara
reguler. Aturan-aturan yang berlaku adalah sebagai berikut :
Pihak luar hanya dapat berhubungan dengan host-host yang
berada pada jaringan DMZ, sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Secara default pihak luar tidak bisa melakukan hubungan
dengan host-host pada jaringan DMZ.
Host-host pada jaringan DMZ secara default tidak dapat
melakukan hubungan dengan host-host pada jaringan internal.
Koneksi secara terbatas dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan.
Host-host pada jaringan internal dapat melakukan koneksi
secara bebas baik ke jaringan luar maupun ke jaringan DMZ.
DMZ
KPDE& Infokom
Walantaka
Serang
Server Farm
ISP/ Internet
SKPD 3SKPD 4
E-Gov /VPN
Main-BGP
ServerServer
SKPD Lainnya
Server
Taktakan
Server
Server
Cipocok Jaya
ServerSwitch
Kasemen
Server
Curug
ServerSwitch
Server
Switch
Web Server
Proxy Server
DRC / Kemenkominfo (Batam)
KampusServer
Pusat Layanan MasyarakatServer
Layanan lainnyaServer
SwitchRouter
DB Server1Mail Server
Firewall
Fast Ethernet
BackboneFO
Radio
VPN
Monitor Server
Application Server
VPN
Switch
Switch
Switch
Switch
VPN
DB Server2
RouterRouter Router
Firewall
FTP Server
Monitor Server
Switch
Cisco-SwitchFirewall
DNS
Cisco-Switch
Gambar 5.12 Konfigurasi Jaringan Pemerintah Kota Serang
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
155
Universitas Indonesia
Skema jaringan yang menghubungkan antar kecamatan dan
SKPD yang berada di lingkungan Sekretariat Daerah sebagai berikut:
Gambar 5.13 Skema Jaringan
Pembangunan infrastruktur jaringan komputer di Pemerintah Kota
Serang menggunakan konsep DMZ, dengan server utama diletakkan
pada daerah bebas gangguan keamanan yang diapit oleh dua firewall.
Firewall pertama merupakan firewall terluar yang menggunakan
perangkat bridge firewall (diletakkan pada NOC). Pada gateway
diberikan fasilitas VPN (Virtual Private Network ) untuk menjaga
kerahasiaan pengiriman data atau voice dari dan keluar jaringan
Pemerintah Kota Serang sedangkan dari sisi komputer client diberi
perangkat lunak VPN Client. Firewall kedua diletakkan pada sisi
intranet yang dilengkapi juga dengan VPN server yang dipasang pada
router.
Server farm berisi server-server seperti bridge, web server utama,
web server kedua, DNS server, mail server, proxy server dan
FO Backbone
Curug
Taktakan
Kasemen
Serang
Cipocok Jaya
Walantaka
Kantor
Walikota
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
156
Universitas Indonesia
aplication server. Server-server di NOC menggunakan sistem opersi
Linux/ Unix.
Jaringan Local Area Network (LAN) yaitu jaringan internal/
intranet milik setiap SKPD yang memiliki rentang jarak yang terbatas.
Rancangan jaringan LAN yang dimaksud meupakan kerangka
jaringan secara umum yang harus ada di setiap SKPD.
Gambar 5.14 Jaringan LAN SKPD
Untuk jaringan yang menghubungkan antar SKPD menggunakan
teknologi Wireless LAN (WLAN). Spesifikasi WLAN yang dapat
digunakan antara sisi NOC dan client:
WLAN dengan frekuensi 5.3 GHz s.d 5.8 GHz penggunaan
frekuensi ini bertujuan agar interferensi antar pengguna
perangkat wireless tidak banyak terjadi karena frekuensi 2.4
GHz sudah terlalu rapat dan gangguan yang terjadi sangat
besar. Selain itu frekuensi 5GHz sebelum dipasang harus
mendapat ijin dari Departemen yang terkait.
Penggunaan kabel serat optik sebagai backbone dan jaringan
yang menghubungkan antar SKPD.
Menggunakan metode enkripsi WPA atau WEP pada
perangkat radio yang tersedia baik antara NOC dan client
maupun antar client sendiri. Fungsi WPA/WEP untuk
menjamin tingkat keamanan transmisi data selain adanya VPN
antara NOC dan client.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
157
Universitas Indonesia
Jaringan eksternal atau akses internet yaitu jaringan yang
menghubungkan jaringan internal pemkot serang dengan jaringan
internet melalui penyedia jasa internet (ISP).
5.3.2.3 Arahan Organisasi SI
Struktur organisasi yang memiliki tugas pokok dan fungsi
pengelolaan SI / TI level pemerintah Kota Serang diarahkan sebagai
sebuah unit kerja mandiri atau menjadi sebuah SKPD baru. Bidang
Komunikasi dan Informatika dan turunan dibawahnya pada Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)
dikeluarkan menjadi satu unit kerja sendiri kemudian dikompilasi
dengan solusi organisasi SI mengikuti pola struktur CIO Anita
Cassidy. Pada akhirnya nomenklatur Dishubkominfo berubah menjadi
Dinas Perhubungan dan satu buah SKPD baru yaitu Kantor Pusat Data
Elektronik, Informasi dan Komunikasi yang merupakan pecahan dari
Bidang Komunikasi dan Informatika.
Adapun susunan arahan organisasi SI / TI level SKPD di
lingkungan pemerintah Kota Serang seperti digambakan pada Gambar
5.15 berikut:
Gambar 5.15 Arahan Organisasi SI / TI
Kepala Pusat Data Elektronik,
Informasi dan Komunikasi
Kepala Seksi Layanan Data,
Informasi dan Komunikasi
Kepala Seksi Pengelolaan
Aplikasi Telematika dan Pos
Telekomunikasi
Kepala Seksi Pengelolaan
Teknologi Informasi dan
Sanditel
Kasubag
Tata Usaha
Network admin
System admin
System analyst
Programmer
Operator/ end user
Database admin
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
158
Universitas Indonesia
Tugas dan tanggung jawab masing-masing personel merupakan
tugas pokok dan fungsi lama saat masih bergabung dengan
Dishubkominfo, ditambah dengan tugas pengelolaan SI / TI dengan
rincian:
Tabel 5.13 Peran dan Tanggung Jawab Organisasi SI / TI
No Nama Jabatan Deskripsi Tugas
1
Kepala Pusat Data
Elektronik, Informasi
dan Komunikasi
Mengelola perencanaan, program, memastikan
keselarasan SI / TI dengan tujuan pembangunan
daerah, komunikasi dengan pejabat lainnya.
2 Kepala Sub Bagian Tata
Usaha
Mengelola anggaran dan keuangan, mengelola
sumber daya manusia, monitoring program kerja,
evaluasi dan pelaporan
3
Kepala Seksi
Pengelolaan Teknologi
Informasi dan Sandi
Telekomunikasi
Melaksanakan pemeliharaan dan dukungan teknis SI
/ TI (jaringan, hardware, telekomunikasi),
administrasi database, mengelola keamanan
informasi, mengelola back up database.
4
Kepala Seksi
Pengelolaan Aplikasi
Telematika, Pos dan
Telekomunikasi
Melaksanakan perencanaan dan pengembangan SI /
TI sesuai kebutuhan proses bisnis, pengelolaan
integrasi aplikasi.
5
Kepala Seksi Layanan
Data, Informasi dan
Komunikasi
Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian
data dan diseminasi informasi, pendidikan pelatihan
TIK, mengelola layanan website
6 Network administrator
Membuat perencanaan infrastruktur telekomunikasi,
mengimplementasikan perencanaan infrastruktur
telekomunikasi, melakukan perawatan terhadap
infrastrukturntelekomunikasi antara lain menjamin
komunikasi data fungsional serta backup dilakukan
dan berjalan lancar.
7 Sistem administrator
Mengelola pembelian perangkat keras dan lunak serta
instalasinya sesuai prosedur, menambah workstation
baru dan konfigurasinya, menginstall perangkat lunak
sistem. mengelola user accounts, mencegah virus
komputer, mengalokasikan storage device
8 Sistem analis
Mempelajari permasalahan-permasalahan dan
kebutuhan-kebutuhan organisasi, memberikan
rekomendasi bagaimana sumber daya informasi dapat
meningkatkan kinerja organisasi.
9 Programmer Mengembangkan aplikasi komputer, melakukan
pengujian terhadap aplikasi.
10 Operator/ end user Mengoperasikan sistem informasi dan aplikasi
komputer, melakukan data entry.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
159
Universitas Indonesia
No Nama Jabatan Deskripsi Tugas
11 Database Administrator
Membuat rancangan basisdata dan data definition,
Ikut mengamankan basisdata, melakukan perawatan
data, memonitor penggunaan basisdata dan statistik
kinerja, melakukan perfomance tuning, Ikut dalam
penentuan dan prosedur backup and recovery dan
implementasinya,
membantu programmer terutama mengenai data dan
strukturnya.
Kebutuhan sumber daya manusia SI / TI untuk mengisi organisasi
Kantor Pusat Data Elektronik, Informasi dan Komunikasi dengan
prasyarat minimal keahlian Sarjana Komputer/ Teknik Informatika
atau lebih tinggi.
5.3.2.4 Arahan Proses
Proses Tata Kelola yaitu proses-proses yang dilakukan untuk
memastikan bahwa tujuan utama tata kelola dapat tercapai, terkait
dengan pencapaian tujuan organisasi, pengelolaan sumber daya, dan
manajemen risiko. Gambar 5. menunjukkan model tata kelola TIK
yang diperkenalkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
RI.
Gambar 5.16 Model Tata Kelola TIK (Kemenkominfo RI).
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
160
Universitas Indonesia
Mekanisme Proses Tata Kelola berupa:
Kebijakan Umum; Proses ini ditetapkan untuk mendapatkan
tujuan dan batasan atas proses TIK untuk memenuhi kebijakan
yang ditetapkan.
Monitoring & Evaluasi; Proses ini ditetapkan untuk
memastikan umpan balik atas pengelolaan TIK berupa
ketercapaian kinerja yang diharapkan. Kriteria keberhasilan
digunakan untuk mendapatkan deskripsi kinerja setiap proses
TIK. Kriteria inilah yang digunakan oleh manajemen atau
auditor, untuk mengetahui sebuah proses TIK telah dilakukan
sesuai arahan yang telah ditetapkan.
Lingkup proses tata kelola TIK yang dimaksud meliputi:
Perencanaan Sistem; Proses penanganan identifikasi kebutuhan
organisasi dan formulasi berbagai inisiatif TIK yang dapat
memenuhi kebutuhan organisasi.
Manajemen Belanja/ Investasi; Proses ini menangani
pengelolaan investasi/ belanja TIK.
Realisasi Sistem; Proses ini menangani pemilihan, penetapan,
pengembangan/akuisisi sistem TIK, serta manajemen proyek
TIK.
Pengoperasian Sistem; Proses ini menangani operasi TIK yang
memberikan jaminan tingkat layanan dan keamanan sistem
TIK yang dioperasikan.
Pemeliharaan Sistem; Proses ini menangani pemeliharaan aset-
aset TIK untuk mendukung pengoperasian sistem yang optimal
(Kemenkominfo).
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
161
Universitas Indonesia
5.3.3 Menentukan Prioritas Sistem Informasi
Pembangunan SI / TI pemerintah Kota Serang tidak dapat
dilaksanakan sekaligus dalam waktu yang bersamaan karena berbagai
kendala antara lain:
Keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah Kota
Serang.
Keterbatasan kemampuan dan jumlah sumber daya manusia
menghadapi perubahan pola kerja yang memanfaatkan SI /
TI.
Belum adanya kejelasan organisasi yang akan mengelola
masing-masing komponen dalam sistem yang baru.
Bercermin pada berbagai kendala di atas, maka pembangunan
sistem harus dilakukan secara bertahap. Dalam menentukan tahapan
pengembangan SI / TI pemerintah Kota Serang, perlu diperhatikan
faktor-faktor berikut:
Menyelaraskan dengan program kegiatan Pemerintah Kota
Serang periode 2013 – 2018.
Menggunakan sistem informasi yang ada saat ini sebagai
acuan pengadaan sistem yang baru.
Tingkat kebutuhan akan suatu aplikasi sesuai fungsi dan
kedudukan sistem berdasarkan arah strategi pemerintah Kota
Serang secara umum.
Dampak yang akan dirasakan dari sisi teknis maupun dari sisi
sosial terhadap komponen sistem yang akan dibangun.
Teknik Model Investasi TI Pemerintah (MITIP) dilakukan untuk
menentukan prioritas proyek SI / TI yang akan dijalankan. Teknik ini
banyak digunakan pada instansi pemerintahan dan BUMN dalam
menentukan prioritas proyek SI / TI (AM. Wibowo, 2010). Oleh
karenanya, penulis menggunakan teknik MITIP ini untuk menentukan
prioritas proyek SI / TI. Kandidat prioritas proyek SI / TI didapat
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
162
Universitas Indonesia
setelah mendapatkan hasil kuesioner dan dilakukan penghitungan
(scoring) menggunakan metode MITIP, seperti tercantum pada Tabel
5.14 (rincian perhitungan terdapat pada lampiran).
Tabel 5.14 Prioritas Proyek SI / TI berdasarkan metode MITIP
Prioritas Kandidat Proyek SI / TI Skor
1 SI Pendidikan 4,28
2 SI Kesehatan 4,11 3 Website 4,06
4 SI Potensi Daerah 3,56 5 SI Keuangan 3,56
6 SI Audit 3,50
7 SI Pendaftaran dan Perijinan 3,44 8 SI Kependudukan 3,44
9 SI Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 3,39 10 SI Ketenagakerjaan 3,33
11 SI Kepegawaian 3,33 12 SPSE 3,33
13 SI Perencanaan 3,28
14 Knowledge Management System 3,28 15 Content Management System 3,22
Urutan prioritas proyek SI / TI tidak bersifat mutlak, masih dapat
dikondisikan sesuai kebutuhan dan penganggaran dalam APBD.
5.4 Fase Recommendation
Fase rekomendasi merupakan tahapan yang penting, yaitu menentukan
rencana implementasi berupa roadmap kedepan dan urutan pelaksanaan
strategi SI / TI, manajemen SI / TI dan Proses SI / TI untuk mendukung
pencapaian visi, misi dan prioritas pembangunan pemerintah Kota Serang.
Berikut pilar-pilar yang menunjukan keterkaitan antara visi, misi, tujuan
serta faktor-faktor SI / TI yang mendukung pencapaian dan bersinergi
dengan strategi pembangunan daerah.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
163
Universitas Indonesia
Gambar 5.17 Pilar-pilar Penyusunan Perencanaan Strategis SI / TI
5.4.1 Manajemen Risiko
Langkah-langkah yang dilakukan dalam manajemen risiko
instansi pemerintah adalah :
4. Identifikasi risiko (risk identification), membuat daftar aset dan
daftar risiko yang mungkin terjadi.
5. Penilaian risiko (risk assesment), membuat matriks penilaian
risiko dengan mengetahui kecenderungan dan dampak sebuah
risiko terhadap nilai aset.
6. Penanggulangan risiko (risk response), melakukan strategi
mitigasi risiko sehingga nilai risiko dapat diturunkan.
7. Pemantauan dan pelaporan risiko (risk monitoring), melakukan
pemantauan agar risiko dapat senantiasa teratasi dan pelaporan
untuk mendapatkan pengetahuan di masa mendatang terhadap
penanggulangan risiko.
5.4.1.1 Identifikasi risiko
Langkah pertama dalam manajemen risiko adalah menentukan
daftar aset yang harus dilindungi dan daftar risiko yang mungkin
terjadi.
Infrastruktur TIK
Sistem Informasi dan Database
Sumber Daya Manusia
Kebijakan dan Peraturan M
anaj
emen
Per
ub
ahan
Bud
aya
Org
anis
asi
Tat
a K
elola
Pem
erin
tahan
yg
bai
k
Ku
lait
as H
idu
p r
elij
ius
dan
ber
bud
aya
luh
ur
Pen
did
ikan
Ber
kual
itas
Kes
ehat
an b
erku
alit
as
Pen
ing
kat
an
Infr
astr
uktu
r
Pen
guat
an s
ekto
r ri
il
Pen
igk
atan
Kes
ejah
tera
an
Dae
rah
Obje
k W
isat
a
Terwujudnya Landasan Kota Serang
yang Global dan Berwawasan Lingkungan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
164
Universitas Indonesia
Tabel 5.15 Daftar Aset
Kode
Aset Nama Aset Lokasi
Dampak
terhadap
Proses Bisnis
Tindakan hukum
yang diperlukan C I A
Nilai
Aset
T1 Ruang Server
Farm
Data
Center
Ruangan
kritikal bagi
bisnis
Legalisasi kontrol
masuk 4 2 5 4
TK2 Ruang
Administrasi
Data
Center
Ruangan
kritikal bagi
bisnis
Legalisasi
Keamanan dan
Keselamatan
Kerja
1 2 5 3
TK3 Proxy Server Data
Center
Kritikal bagi
bisnis
Pengamanan
Password 4 2 5 4
TK4 Web Server Data
Center
Penting bagi
bisnis
Pengamanan
Password 1 4 1 2
TK5 DB Server Data
Center
Kritikal bagi
bisnis
Pengamanan
Password 5 5 3 4
TK6 Server SKPD SKPD Penting bagi
bisnis
Pengamanan
Password 1 1 1 1
TK7 Firewall Data
Center
Kritikal bagi
bisnis
Pengamanan
Password 1 2 5 3
TK8 Kabel FO
Backbone
Data
Center
Kritikal bagi
bisnis
Legalisasi
Kontrol
Lingkungan
3 5 2 3
TK9 Kabel FO Antar
SKPD SKPD
Kritikal bagi
bisnis
Legalisasi
Kontrol
Lingkungan
2 5 1 3
TK10 Aplikasi
Layanan Publik SKPD
Kritikal bagi
bisnis
Pengamanan
Password 2 5 4 4
TK11 Aplikasi
Adminstratif SKPD
Penting bagi
bisnis
Pengamanan
Password 1 3 2 2
OR1 CIO Data
Center
Penting bagi
bisnis
Legalisasi hak
akses 1 5 4 4
OR2
Administrator
(network,
Sistem, DB)
Data
Center
Penting bagi
bisnis
Legalisasi hak
akses 1 3 4 3
OR3 Operator Data
Center
Sekunder
bagi bisnis
Legalisasi hak
akses 1 3 4 3
PS1 Tata Kelola TI Setda Kritikal bagi
bisnis
Legalisasi Perda
Tata Kelola TI 3 5 3 4
PS2
SOP Kemanan
dan
Keselamatan
Kerja
Data
Center
Kritikal bagi
bisnis
Legalisasi
Peraturan
Walikota tentang
Prosedur Kerja
3 3 3 3
Sedangkan untuk daftar risiko seperti pada tabel berikut:
Tabel 5.16 Daftar Risiko (Risk Register)
Risiko Kemungkinan / Kecenderungan Dampak
Gempa bumi Tidak mungkin gempa besar terjadi Kerusakan gedung
Kebakaran Ada Kemungkinan terjadi kebakaran Kerusakan gedung
Hacker/ Cracker Kemungkina besar terjadi penyusupan Data dicuri
Virus / Trojan Kemungkina besar tejadi serangan Kerusakan aplikasi
Fraud / Computer Crime Kemungkinan besar terjadi Kerugian Operasional
Teroris Hampir tidak mungkin terjadi Kerusakan gedung
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
165
Universitas Indonesia
5.4.1.2 Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian risiko seperti
pada Tabel 5.17 berikut:
Tabel 5.17 Penilaian risiko
Risiko Kemungkinan /
Kecenderungan Nilai Dampak Nilai
Nilai
Risiko Ref
Gempa bumi Tidak mungkin terjadi
gempa besar 1 Kerusakan gedung 4 4 R1
Kebakaran Ada Kemungkinan
terjadi kebakaran 3 Kerusakan gedung 4 12 R2
Hacker/ Cracker Kemungkina besar
terjadi penyusupan 4 Data dicuri 4 16 R3
Virus / Trojan Kemungkina besar
tejadi serangan virus 4 Kerusakan aplikasi 4 16 R4
Fraud / Computer
Crime
Kemungkinan besar
terjadi 4 Kerugian Operasional 3 12 R5
Teroris Hampir tidak mungkin
terjadi 2 Kerusakan gedung 5 10 R6
5.4.1.3 Tindakan terhadap Risiko (risk response)
Tabel 5.18 berikut menunjukkan nilai risiko dan strategi
penanggulangannya:
Tabel 5.18 Strategi Mitigasi Risiko
Kecenderungan High Reduce/
Transfer Accept
Low Ignore
Reduce/
Transfer
Low High
Dampak
Tingkat penerimaan risiko didapatkan dengan mengetahui nilai
dampak dan kecenderungan risiko tersebut terjadi. Dengan skala nilai
dampak dari 1-5, dan nilai kecenderungan dari 1-5, maka nilai
penerimaan risiko minimal 12. Artinya risiko dengan nilai 12 keatas
tidak dapat ditolerir sehingga harus dilakukan strategi mitigasi,
sedangkan nilai risiko dibawah 12 dapat diabaikan atau bila perlu
ditransfer kepada pihak ketiga untuk ditanggulangi.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
166
Universitas Indonesia
Tabel 5.19 Matriks Penggolongan Tingkat Risiko
Kec
end
eru
ngan
Nilai Aset
Sekunder Kurang Penting
Penting Sangat Penting
Kritikal
Hampir
Pasti
terjadi
5 20 45 80 125
Sangat
Mungkin
Terjadi
4 16 36 64 100
Ada
Kemungkinan
Terjadi
3 12 27 48 75
Kadang
Terjadi 2 8 18 32 50
Hampir tidak
mungkin
terjadi
1 4 9 16 25
Dampak kecil
Dampak kecil pada biaya,
waktu dan
kualitas
Dampak sedang pada
waktu dan
kualitas
Dampak
substansial
pada biaya, waktu dan
kualitas
Mengancam
kesuksesan proyek
Konsekuensi/ Dampak
Respon terhadap risiko dapat dilakukan sebagai berikut:
Ignore, Risiko yang diterima sebagai bagian dari aktivitas
bisnis karena dampaknya yang tidak mengganggu proses
bisnis. Risiko ini dapat diabaikan sehingga tidak perlu
dilakukan kontrol terhadap risiko ini.
Accept, Risiko yang harus dihadapi dan ditanggulangi agar
proses bisnis tetap berjalan. Kontrol terhadap risiko ini harus
dilakukan agar nilai risiko berkurang.
Reduce/ Transfer, risiko yang tidak terlalu tinggi namun
memiliki dampak bagi proses bisnis. Kontrol terhadap risiko
ini dapat ditanggulangi sendiri atau ditransfer kepada pihak
ketiga agar nilai risiko menjadi lebih kecil.
Tabel 5.20 memperlihatkan hasil penilaian risiko dan respon/
kontrol yang diberikan agar nilai risiko dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan agar risiko menjadi sesuatu yang dapat diterima
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
167
Universitas Indonesia
keberadaannya dan dapat ditolerir sehingga tidak mengganggu
aktivitas pelayanan publik.
Tabel 5.20 Kontrol Terhadap risiko
Daftar
Aset
Nilai
Aset Risiko
Nilai
Frekuen
Nilai
Dampak
Inherent
Risk Kontrol
Risk
reduced
Residual
Risk
Ruang
Server
Farm
4
Gempa Bumi 1 4 16 Diterima sebagai bagian
risiko aktivitas bisnis - -
Kebakaran 3 4 48 Memasang fire alarm
dan nozle 12 36
Hacker/ Cracker 4 4 64 Memasang IPS, IDS 32 32
Virus/ Trojan 4 4 64 Memasang antivirus 32 32
Fraud 4 3 48
Kontrol akses room dan
password aplikasi,
CCTV
16 32
Teroris 2 5 40 Diterima sebagai bagian
risiko aktivitas bisnis - -
Ruang
Adminis
trasi
3
Gempa Bumi 1 4 12 Diterima sebagai bagian
risiko aktivitas bisnis - -
Kebakaran 3 4 36 Memasang fire alarm
dan nozle 9 27
Hacker/ Cracker 4 4 48 Memasang IPS, IDS 24 24
Virus/ Trojan 4 4 48 Memasang antivirus 24 24
Fraud 4 3 36 Kontrol akses room dan
password aplikasi 12 24
Teroris 2 5 30 Diterima sebagai bagian
risiko aktivitas bisnis - -
Aplikasi
Layanan
Publik\
4
Gempa Bumi 1 4 16 Membangun DRC,
Contingency Plan 12 4
Kebakaran 3 4 48 Membangun DRC,
Contingency Plan 36 12
Hacker/ Cracker 4 4 64 Memasang IPS, IDS 32 32
Virus/ Trojan 4 4 64 Memasang IPS, IDS 32 32
Fraud 4 3 48 Update Password berkala 16 32
Teroris 2 5 40 Membangun DRC,
Contingency Plan 32 8
CIO 4
Gempa Bumi 1 4 16 Rotation of Duty,
Separation of Duty 8 8
Kebakaran 3 4 48 Memasang fire alarm
dan nozle 12 36
Hacker/ Cracker 4 4 64 Training kompetensi,
event viewer 16 48
Virus/ Trojan 4 4 64 Training kompetensi,
event viewer 16 48
Fraud 4 3 48 Rotation of Duty,
Separation of Duty 32 16
Teroris 2 5 40 Legal awareness 24 16
Tata
Kelola
TI
4
Gempa Bumi 1 4 16 Contingency Plan 12 4
Kebakaran 3 4 48 Contingency Plan 36 12
Hacker/ Cracker 4 4 64 Legal awareness 32 32
Virus/ Trojan 4 4 64 Membentuk Incident
Response Team 32 32
Fraud 4 3 48 Legal awareness 32 16
Teroris 2 5 40 Legal awareness 16 24
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
168
Universitas Indonesia
5.4.1.4 Pemantauan dan Pelaporan Risiko (risk monitoring)
Aktivitas untuk mendapatkan informasi up to date dan akurat
mengenai risiko pemerintah guna memungkinkan pengambilan
keputusan yang lebih baik. Seluruh informasi yang relevan dengan
proses manajemen risiko Pemerintah dikumpulkan dan
dikomunikasikan dalam format dan waktu yang tepat melalui
mekanisme pelaporan risiko yang efektif kepada risk owner terkait.
Hasil manajemen risiko ini dapat membantu mengetahui setiap
area yang harus dipersiapkan sebelum proyek besar dijalankan atau
dapat membantu mengidentifikasi langkah-langkah tertentu yang perlu
dilakukan untuk menanggulangi risiko (Cassidy, 2006).
5.4.2 Membangun Peta Alur (roadmap)
Dokumen rinci roadmap sesuai dengan panduan e-goverment
untuk pemerintah daerah sesuai Gambar 5.18
Gambar 5.18 Roadmap Pengembangan SI / TI Pemerintah Kota Serang
Tahun Pertama, fokus pada pengembangan kebijakan,
kelembagaan, sarana dan infrastruktur Teknologi Informasi. Tahun
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
169
Universitas Indonesia
Kedua, fokus pada pengembangan dan Integrasi Sistem Informasi.
Tahun Ketiga, fokus pada integrasi sistem informasi dan pengayaan
sistem informasi. Tahun Keempat, fokus pada pengayaan content
sistem informasi. Tahun Kelima, fokus pada pemanfaatan sistem
informasi.
Pentahapan pengembangan SI / TI dijelaskan secara rinci ke
dalam bentuk rencana aksi sesuai Tabel 5.21
Tabel 5.21 Tahapan Program Kerja Pengembangan SI / TI
NO Program Kerja Indikator Keberhasilan Prioritasi
Tahun ke-
I II III IV V
A Kelembagaan dan Tata Laksana
A.1 Pengembangan Tata
Kelola TIK
Adanya pedoman
pengelolaan TIK
Pemerintah Kota Serang
Sangat
Mendesak
A.2 Pembentukan Unit
Kerja TIK
Adanya Unit TI yang
secara strategis
mengelola TIK
Pemerintah Kota Serang
Sangat
Mendesak
B Sumber Daya Manusia SI / TI
B.1 Pengembangan SDM
Pengelola TIK
Peningkatan kualitas
SDM Pengelola TIK
Sangat
Mendesak
B.2 Pengembangan SDM
Pengguna TIK
Peningkatan kualitas
SDM Pengguna TIK
Sangat
Mendesak
C Pengembangan Sistem Informasi
C.1
Pengembangan
Sistem Informasi
Pendidikan
Tersedianya SI
Pendidikan
Sangat
Mendesak
C.2
Pengembangan
Sistem Informasi
Kesehatan
Tersedianya SI
Kesehatan
Sangat
mendesak
C.3 Pengembangan
Website Kota Serang
Tersedianya Website
Kota Serang Mendesak
C.4
Pengembangan
Sistem Informasi
Potensi Daerah
Tersedianya Si Potensi
Daerah Mendesak
C.5
Pengembangan
Knowledge
Management System
Tersedianya KMS Kurang
Mendesak
C.6
Pengembangan
Sistem Informasi
Perijinan
Tersedianya SI Perijinan Sangat
Mendesak
C.7
Pengembangan
Sistem Informasi
Kependudukan
Tersedianya SI
Kependudukan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
170
Universitas Indonesia
NO Program Kerja Indikator Keberhasilan Prioritasi
Tahun ke-
I II III IV V
C.8
Pengembangan
Sistem Informasi
Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
Tersedianya SI Tata
Ruang dan Lingkungan
Hidup
C.9
Pengembangan
Sistem Informasi
Ketenagakerjaan
Tersedianya SI
Ketenagakerjaan
C.10
Pengembangan
Sistem Informasi
Kepegawaian
Tersedianya SI
Kepegawaian
C.11
Pengeembangan
Content Management
System
Tersedainya CMS
C.12
Pengembangan
Sistem Informasi
Audit
Tersedianya SI Audit
C.13
Pengembangan
Sistem Pelelangan
Secara Elektronik
Tersedianya SPSE
C.14
Pengembangan
Sistem Informasi
Perencanaan
Tersedianya SI
Perencanaan
C.15
Pengembangan
Sistem Informasi
Keuangan
Tersedianya SI
Keuangan
D Infrastruktur TI
D.1
Pengembangan dan
Penyempurnaan Data
Center
Tersedianya Perangkat
Data Center
Sangat
Mendesak
D.2 Pembangunan DRC
Terbangunnya DRC
sebagai alternatif
operasional ketika terjadi
disaster
Mendesak
D.3
Pemeliharaan
Operasional DC dan
DRC
Terpeliharanya
perangkat DC dan DRC
Sangat
Mendesak,
Berkesinamb
ungan
E Perencanaan Anggaran
E.1
Anggaran
Pengembangan
Infrastruktur
Tersedianya anggaran
Pengembangan
Infrastruktur
Sangat
Mendesak,
Berkesinamb
ungan
E.2
Anggaran
Pengembangan
Aplikasi
Tersedianya anggaran
Pengembangan Aplikasi
Sangat
Mendesak,
Berkesinamb
ungan
E.3
Anggaran
Pengembangan
Manajemen TI
Tersedianya anggaran
Pengembangan
Manajemen TI
Sangat
Mendesak,
Berkesinamb
ungan
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
171
Universitas Indonesia
Tahap implementasi ini mempertimbangkan aspek tata kelola,
aspek sumber daya manusia, aspek prioritas SI / TI yang hendak
dibangun, dan aspek penganggaran. Namun yang tak kalah penting
adalah dukungan jajaran pimpinan daerah untuk melaksanakan
tahapan implementasi tersebut.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
172
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan penyusunan strategi mengenai
perencanaan strategis sistem informasi yang telah dilakukan pada
pemerintah Kota Serang, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Penelitian ini menjadi cetak biru perencanaan strategis SI / TI sebagai
solusi atas permasalahan belum terintegrasinya keseluruhan sistem
informasi di lingkungan pemerintah Kota Serang.
2. Perencanaan strategis SI / TI ini dapat menciptakan strategi SI / TI
yang selaras dengan strategi pemerintah Kota Serang untuk mencapai
tujuan strategis pemerintah Kota Serang.
3. Adanya keterbatasan jumlah dan keahlian sumber daya manusia serta
keterbatasan anggaran pada pemerintah Kota Serang saat ini sehingga
perlu diterapkan strategi pemanfaatan program “7 flagship
DeTIKNas” dan strategi outsourcing untuk menerapkan perencanaan
strategis sistem informasi ini.
4. Penambahan unit kerja: Kantor Pusat Data Elektronik, Informasi dan
Komunikasi setingkat SKPD (unit kerja mandiri) yang dapat
melakukan tugas dan fungsi strategis pengelolaan SI / TI level
pemerintah Kota Serang. Kepala Kantor merangkap tugas Chief
Information Officer (CIO) minimal berada pada level eselon III.
5. Solusi kebutuhan sistem informasi berdasarkan hasil analisis terdapat
lima belas sistem informasi baru yang diintegrasikan dengan sistem
informasi saat ini dan beberapa solusi sistem informasi yang akan
dikembangkan dalam sebuah modul. Penetapan setiap modul
berdasarkan kesamaan fungsionalitas untuk aplikasi pelayanan.
Arsitektur Aplikasi yang diusulkan memiliki 15 sistem aplikasi yang
diintegrasikan melalui integration layer. Hal ini juga diusulkan guna
mendapatkan data yang komprehensif dari seluruh unit bisnis yang ada
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
173
Universitas Indonesia
untuk keperluan monitoring dan pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen.
6.2 Saran
Dari kesimpulan tersebut di atas maka dapat diberikan saran-saran bagi
perbaikan SI / TI pada pemerintah Kota Serang sebagai berikut :
1. Perencanaan strategis SI / TI haruslah mendapat dukungan penuh dari
pimpinan daerah agar tercipta budaya organisasi dan manajemen
perubahan yang optimal menuju Kota Serang Digital.
2. Pemerintah Kota Serang perlu menyusun panduan pemakaian/ SOP
yang memberikan penjelasan rinci setiap tahapan kegiatan dalam
proses implementasi perencanaan strategis sistem informasi.
3. Cetak biru perencanaan strategis SI / TI yang dihasilkan dapat
ditindaklanjuti dengan merencanakan kegiatan/proyek pengadaan dan
pengembangan SI / TI berdasarkan portofolio yang telah dibuat untuk
menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas.
4. Kesiapan sumber daya manusia perlu dipertimbangkan kualitas dan
kuantitasnya. Tanpa dukungan sumber daya manusia yang memadai
hampir dapat dipastikan perencanaan strategis SI / TI hanya sebatas
dokumen tanpa pelaksanaan.
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
174
Universitas Indonesia
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
175
DAFTAR PUSTAKA
Cassidy, Anita, A Practical Guide to Information Systems Strategic Planning,
Second Edition, Auerbach Publications, 2005.
Ward, John and Peppard, Joe, Strategic Planning for Information System, Third
Edition, John Wiley & Sons, England, 2002.
Tesis, Simbolon, Natalis S., Perencanaan Strategis E-Government Berdasarkan
Inpres No.3 Tahun 2003 pada Kantor Pusat Data, Arsip dan
Perpustakaan Kabupaten Flores Timur, Program Studi Magister
Teknologi Informatika, Institut Teknologi Surabaya, Surabaya, 2012.
Tesis, Wedhasmara, Ari, Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada
Organisasi Pemerintah Daerah Studi Kasus: Pemerintah Daerah
Kabupaten Purwakarta, Program Studi Magister Teknologi Informasi,
Universitas Indonesia, 2008
Karya Akhir, Batubara, F. Rizal, Perencanaan Strategis Sistem Infromasi Pada
Pemerintah Daerah : Studi Kasus Pemerintah Kota Medan, Program
Studi Magister Teknologi Informasi, Universitas Indonesia, 2009.
Panduan Pentahapan Pengembangan e-Government Pemerintah Daerah/ Propinsi
dan Kabupaten/ Kota, Depkominfo, 2004
Cetak Biru (Blueprint) Sistem Aplikasi E-Government Bagi Lembaga Pemerintah
Daerah, Depkominfo, 2004
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
e-Government, 2003
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kriteria dan Ukuran Keberhasilan
Reformasi Birokrasi, 2011
Selayang Pandang Kota Serang, Bappeda Kota Serang, 2012
Review RPJMD Kota Serang, Bappeda Kota Serang, 2012
Bahan Ajar MTI-UI, Perencanaan Strategis Sistem Informasi, 2012
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013
176
Universitas Indonesia
http://www.tutor2u.net/business/strategy/PEST_analysis.htm, diakses tanggal
20 November 2012
www.lan.go.id/kajian/abstak%20kajian%20PB.pdf diakses tanggal 23 Desember
2012
Rencana Induk Pengembangan e-Government Pemerintah Kabupaten Jembrana
2009-2013, Dinas Informasi Komunikasi Pelayanan Umum
Perhubungan dan Data Pemkab Jembrana, 2008
Sulihanto, Budi, Penerapan e-Government di Kabupaten Sragen, Bahan Slide
Bupati Sragen, 2009
Bengel, Mark, 2007-2008 State of Tennessee Information Technology Strategic
Plan, State of Tennessee, 2007
Wilopo, Perencanaan Strategik Pembangunan Daerah, Bahan Kursus Singkat
Capacity Building untuk DPRD, Sistem Perencanaan, Penganggaran
dan Pengendalian, 2006
Nurharyanto, Penciptaan Budaya Peduli Risiko (risk awareness) untuk
Mendukung Implementasi Manajemen Risiko Sektor Publik,
Pusdiklatwas BPKP, 2009
Gates, Parker Linda, Strategic Planning with Critical Success Factors and Future
Scenarios: An Integrated Strategic Planning Framework, Research
Showcase, Carnegie Mellon University, 2010
Kindangen, Jantje G. , dan Bahtiar, Penerapan Analisis Rantai Nilai (Value Chain
Analysis) Dalam Rangka Akselerasi Pembangunan Sektor Pertanian di
Sulawesi Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sulawesi Utara, 2011
Perencanaan strategis ..., R. Hudan Muchtadi, Fasilkom UI, 2013