universitas indonesia laporan praktek kerja …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-pr-amelia...

56
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI UNIT RISET DAN PENGEMBANGAN PT. KIMIA FARMA Tbk. JL. CIHAMPELAS NO. 5, BANDUNG PERIODE 1 28 MEI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER AMELIA ISYANA WARDHANI, S. Farm. 1106124624 ANGKATAN LXXIV FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI DEPOK JUNI 2012 Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Upload: truongmien

Post on 13-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI UNIT RISET DAN PENGEMBANGAN

PT. KIMIA FARMA Tbk.

JL. CIHAMPELAS NO. 5, BANDUNG

PERIODE 1 – 28 MEI 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

AMELIA ISYANA WARDHANI, S. Farm.

1106124624

ANGKATAN LXXIV

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI

DEPOK

JUNI 2012

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI UNIT RISET DAN PENGEMBANGAN

PT. KIMIA FARMA Tbk.

JL. CIHAMPELAS NO. 5, BANDUNG

PERIODE 1 MEI – 28 MEI 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Apoteker

AMELIA ISYANA WARDHANI, S. Farm.

1106124624

ANGKATAN LXXIV

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI

DEPOK

JUNI 2012

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada sumber segala kebenaran dan ilmu pengetahuan, Allah

SWT, karena atas segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja

Profesi Apoteker di Unit Riset dan Pengembangan PT. Kimia Farma Tbk. Jalan

Cihampelas No. 5 Bandung yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Mei sampai

dengan 28 Mei 2012.

Laporan ini merupakan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Profesi Apoteker

di Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia. Setelah mengikuti kegiatan PKPA ini, diharapkan apoteker

yang lulus nantinya dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki kepada masyarakat pada saat memasuki dunia kerja.

Kegiatan PKPA dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Ibu Dra. Puti Krishnamurti I. M. selaku Manager Unit Riset dan

Pengembangan PT. Kimia Farma Tbk.

2. Ibu Dra. Atti S. N., Apt. selaku Asisten Manager Subunit Registrasi dan

pembimbing Praktik Kerja Profesi Apoteker di Unit Riset dan Pengembangan

PT. Kimia Farma Tbk., Ibu Dra. V. Ani Trimuryani, Apt., M.Si. selaku

Asisten Manager Subunit Pengembangan Formula, Ibu Dra. Fitri Leni,

M.Si.,Apt selaku Asisten Manager Subunit Pengembangan Metode Analisis

dan Validasi, dan Ibu Dra. Lilis Dachliyati selaku Asisten Manager Sub Unit

Ekstraksi Bahan Alam (EBA).

3. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S, Apt. selaku Dekan Departemen Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

4. Bapak Dr. Harmita, Apt. selaku Ketua Program Profesi Apoteker Departemen

Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Indonesia.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

5. Bapak Dr. Hasan Rachmat M. selaku pembimbing Praktek Kerja Profesi

Apoteker dari Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Indonesia .

6. Karyawan dan staff Unit Riset dan Pengembangan PT. Kimia Farma Tbk.

yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Praktek

Kerja Profesi Apoteker ini.

7. Bapak dan Ibu staf pengajar beserta segenap karyawan Departemen Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

8. Keluarga tercinta, dan teman- teman sejawat atas segenap perhatian, doa,

dukungan dan motivasi selama penulis menimba ilmu di farmasi.

9. Teman-teman PKPA di Unit Riset dan Pengembangan PT Kimia Farma Tbk.

10. Teman-teman Apoteker angkatan LXXIV atas kebersamaannya selama satu

tahun ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan

dan pengalaman yang penulis peroleh selama menjalani Praktik Kerja Profesi

Apoteker ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat dan semua

pihak yang membutuhkan.

Depok, Juni 2012

Penulis

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................. 2

BAB 2. TINJAUAN UMUM PT. KIMIA FARMA Tbk.

2.1 Sejarah Singkat ................................................................... 3

2.1.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution ............ 4

2.1.2 PT. Kimia Farma Apotek (PT. KFA) ...................... 4

2.2 Visi dan Misi ....................................................................... 5

2.2.1 Visi .......................................................................... 5

2.2.2 Misi ......................................................................... 5

2.3 Budaya Perusahaan ............................................................. 5

2.4 Struktur Organisasi ............................................................. 6

2.5 Sumber Daya Manusia ........................................................ 6

2.6 Bidang dan Kegiatan Usaha ................................................ 7

2.6.1 Bidang Industri ........................................................ 7

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS UNIT RISET DAN PENGEMBANGAN

PT. KI MIA FARMA Tbk.

3.1 Latar Belakang Berdirinya Unit Riset dan Pengembangan 10

3.2 Visi ...................................................................................... 10

3.3 Misi ...................................................................................... 10

3.4 Fungsi .................................................................................. 11

3.5 Kegiatan .............................................................................. 11

3.5.1 Pengembangan Produk Baru .................................... 11

3.5.2 Peningkatan Kualitas dan Efisiensi (Renovasi

Produk Eksis) ........................................................... 11

3.5.3 Kerjasama Pengujian Produk ................................... 12

3.5.4 Kerjasama Penelitian ............................................... 12

3..5 Dokumentasi Registrasi Produk ............................... 12

3.6 Struktur Organisasi ............................................................. 12

3.6.1 Bagian Umum dan Administrasi Personalia ............. 13

3.6.2 Bagian Akuntansi dan Keuangan ............................. 14

3.6.3 Subunit Pengembangan Formulasi ........................... 14

3.6.4 Subunit Pengembangan Ekstraksi Bahan Alam ....... 16

3.6.4.1 Budidaya Tanaman ..................................... 16

3.6.4.2 Laboratorium/Pilot Ekstraksi

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

Bahan Alam ................................................ 17

3.6.5 Subunit Pengembangan Metode Analisis

dan Validasi .............................................................. 18

3.6.6 Sub Unit Registrasi dan Desain Kemasan ................. 19

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Sub Unit Pengembangan Formulasi. ................................... 20

4.2 Sub Unit Pengembangan Ekstraksi Bahan Alam ................ 22

4.3 Sub Unit Pengembangan Metode Analisis dan Validasi ..... 23

4.4 Sub Unit Registrasi dan Desain Kemasan ........................... 24

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ........................................................................ 26

5.2. Saran .................................................................................. 26

DAFTAR ACUAN .................................................................................... 27

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bidang usaha PT. Kimia Farma Tbk.. ................................. 7

2.2 Lokasi pabrik dan sediaan produk yang dihasilkan ............ 7

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Struktur umum PT. Kimia Farma Tbk.. .............................. 29

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan nasional menurut Undang-Undang No. 36 Tahun

2009 tentang kesehatan bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya. Salah satu fokus dari pembangunan di bidang kesehatan,

yaitu tercapainya pelayanan kesehatan yang baik. Pemerintah melakukan upaya

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan meningkatkan sarana

dan prasarana di bidang kesehatan.

Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan peraturan yang bertujuan untuk

menjamin masyarakat agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik di bidang

kesehatan. Obat merupakan salah satu unsur yang penting dalam pelayanan

kesehatan. Obat yang dikonsumsi oleh masyarakat harus aman, berkhasiat dan

berkualitas sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Industri farmasi merupakan penghasil produk obat yang memegang peranan

penting dalam hal pengadaan obat. PT. Kimia Farma Tbk. merupakan salah satu

industri farmasi yang selalu berusaha untuk menyediakan produk obat yang

bermutu dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Untuk menunjang

kinerjanya, dibangun Unit Riset dan Pengembangan PT. Kimia Farma Tbk. yang

aktif dalam melakukan penelitian dan pengembangan produk.

Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang berperan penting

dalam proses penanganan dan pembuatan produk farmasi. Salah satu sumber daya

manusia yang diperlukan adalah apoteker. Untuk menghasilkan tenaga apoteker

yang profesional dibutuhkan dukungan dan peran aktif dari berbagai pihak seperti

perguruan tinggi farmasi, organisasi profesi, industri farmasi, rumah sakit dan

pemerintah dalam pembekalan yang menyeluruh secara teori dan praktek sebagai

aplikasi ilmu dan teknologi kefarmasian. Pembekalan berupa praktek kerja secara

langsung sangat diperlukan untuk mendapatkan gambaran mengenai fungsi dan

tanggung jawab seorang apoteker dalam industri farmasi, baik dalam unit

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

2

Universitas Indonesia

produksi, pemastian mutu, pengawasan mutu ataupun pengembangan sediaan

farmasi.

Oleh karena itu, Program Profesi Apoteker Departemen Farmasi Universitas

Indonesia bekerjasama dengan PT. Kimia Farma Tbk., khususnya di Unit Riset

dan Pengembangan (Risbang) menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker

(PKPA) pada tanggal 1 – 28 Mei 2012. Praktek kerja ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan praktis yang dapat berguna nantinya untuk diterapkan

dalam dunia kesehatan.

1.2 Tujuan

Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Unit Riset dan Pengembangan

PT. Kimia Farma Tbk., yaitu:

a. Untuk memahami peran dan tanggung jawab apoteker dalam industri farmasi,

khususnya dalam hal pengembangan produk obat.

b. Untuk mengamati dan memahami proses pengembangan produk obat yang

diproduksi PT. Kimia Farma Tbk.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM PT. KIMIA FARMA Tbk.

2.1 Sejarah Singkat

PT. Kimia Farma Tbk. merupakan perusahaan Industri Farmasi pertama

yang ada di Indonesia dan didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun

1917. Nama Kimia Farma pada awalnya adalah NV Chemicalien Handel

Rathkamp and Co. Pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia mulai

memikirkan sejumlah strategi untuk memperbaiki ekonomi sosial yang

sebelumnya bersistem kolonial dan sangat terpuruk di zaman penjajahan Jepang.

Salah satu konsepnya adalah nasionalisasi perusahaan Belanda, dimana dilakukan

peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhineka Kimia Farma (PT.

Kimia Farma Tbk., 2011).

Pada tanggal 16 Agustus 1971, terjadi transformasi status badan hukum dari

PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas dan nama perusahaan diubah menjadi

PT. Kimia Farma (Persero) yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara

(BUMN). Bidang usaha BUMN Farmasi ini mencakup industri farmasi, industri

kimia dan makanan kesehatan, perkebunan obat, pertambangan farmasi dan kimia,

perdagangan farmasi dan kimia serta ekspor-impor (PT. Kimia Farma Tbk.,

2011).

Pada tanggal 4 Juli 2001, PT. Kimia Farma (Persero) resmi terdaftar di

Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, sehingga menjadi perusahaan publik

dan berubah nama menjadi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. dengan kode emiten

KAEF. Pada tahun 4 Januari 2003, terjadi restrukturisasi langkah bisnis Kimia

Farma dengan mendirikan anak perusahaan yaitu Kimia Farma Apotek dan Kimia

Farma Trading and Distribution (PT. Kimia Farma Tbk., 2011).

Pada tahun 2004, terjadi transformasi bisnis Kimia Farma menjadi

perusahaan layanan kesehatan dengan membuka 2 unit bisnis baru, yaitu

Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Pada tahun 2005, didirikan Pabrik

Obat Anti Retroviral (HIV AIDS) sebagai tindak lanjut penunjukkan PT. Kimia

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

4

Universitas Indonesia

Farma Tbk. sebagai pelaksana paten oleh pemerintah terhadap obat anti retroviral

berdasarkan SK Presiden No. 83/2004 (PT. Kimia Farma Tbk., 2011).

Segmen usaha yang dikelola oleh PT. Kimia Farma Tbk. dengan adanya

dukungan dari Unit Riset dan Pengembangan, yaitu memproduksi obat jadi, obat

tradisional, yodium, minyak nabati, kosmetik serta kina dan produk-produk

turunannya. Lima fasilitas produksi dan pabriknya tersebar di kota-kota besar di

Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon (Jawa Timur) dan

Tanjung Morawa (Sumatera Utara). Fasilitas produksi tersebut merupakan tulang

punggung PT. Kimia Farma Tbk. dalam bidang industri (PT. Kimia Farma Tbk.,

2011).

2.1.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution (PT. KFTD)

PT. KFTD semula bernama Pedagang Besar Farmasi (PBF). Selaku anak

perusahaan, PT. KFTD dilimpahi tugas untuk meningkatkan penjualan produk-

produk PT. Kimia Farma Tbk.. Saat ini PT. KFTD memiliki 43 cabang di seluruh

Indonesia. Tugas utama PT. KFTD adalah mendistribusikan produk-produk PT.

Kimia Farma Tbk. ke berbagai jaringan yang tersebar di seluruh nusantara yang

mencakup 33 Provinsi dan 466 Kabupaten/Kota. Di bidang jasa perdagangan atau

trading, PT. KFTD melayani dan membantu program pemerintah untuk

memenuhi kebutuhan obat-obatan bagi rakyat di seluruh Indonesia (PT. Kimia

Farma Tbk., 2011).

2.1.2 PT. Kimia Farma Apotek (PT. KFA)

PT. KFA, sebelumnya disebut dengan unit perapotekan, adalah anak

perusahaan PT. Kimia Farma Tbk. yang mengelola kegiatan usaha ritel farmasi

melalui pengoperasian apotek. Jaringan apotek yang dikelola PT. KFA saat ini

berjumlah sekitar 400 apotek yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam

mengembangkan jaringan apoteknya, selain membangun apotek sendiri, PT. KFA

juga menerapkan pola KSO (Kerja Sama Operasi) dan waralaba (franchise) (PT.

Kimia Farma Tbk., 2011).

Bisnis PT. KFA yang relatif baru adalah mengembangkan bisnis jaringan

klinik kesehatan untuk mengoptimalkan pengelolaan bisnis jasa pelayanan

kesehatan. Sejak 2009, klinik kesehatan yang semula berada di bawah

pengelolaan peusahaan induk PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., diserahkan kepada

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

5

Universitas Indonesia

PT. KFA untuk mengintegrasikan produk jasa layanan kesehatan. Klinik

kesehatan PT. Kimia Farma Tbk. ini menyediakan jasa layanan konsultasi dan

pemeliharaan kesehatan (PT. Kimia Farma Tbk., 2011).

Pada tahun 2010, jasa pelayanan laboratorium klinik menjadi perusahaan

sendiri di bawah Badan Hukum PT. Kimia Farma Diagnostika, anak perusahaan

PT. KFA, dengan tujuan agar bisnis jasa layanan tersebut lebih fokus

penanganannya sehingga makin dapat berkembang (PT. Kimia Farma Tbk.,

2011).

2.2 Visi dan Misi

2.2.1 Visi

Visi PT. Kimia Farma Tbk. yaitu menjadi korporasi bidang kesehatan dan

terintegrasi serta mampu menghasilkan pertumbuhan nilai yang

berkesinambungan melalui konfigurasi dan koordinasi bisnis yang sinergis (PT.

Kimia Farma Tbk., 2011).

2.2.2 Misi

Untuk mencapai visi tersebut, misi yang dilakukan PT. Kimia Farma Tbk.

adalah menghasilkan pertumbuhan nilai korporasi melalui usaha di bidang-

bidang, yaitu (PT. Kimia Farma Tbk., 2011):

a. Industri Kimia dan Farmasi dengan basis penelitian dan pengembangan

produk yang inovatif.

b. Perdagangan dan jaringan distribusi.

c. Pelayanan kesehatan yang berbasis jaringan retail farmasi dan jaringan

pelayanan kesehatan lainnya.

d. Pengelolaan aset-aset yang dikaitkan dengan pengembangan usaha

perusahaan.

2.3 Budaya Perusahaan

Perusahaan ini mengacu pada nilai-nilai perusahaan dengan motto I-CARE

yang menjadi pedoman dalam berkarya demi meningkatkan kualitas kehidupan

dengan penjabaran sebagai berikut (PT. Kimia Farma Tbk., 2011):

I : Innovative

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

6

Universitas Indonesia

Memiliki budaya berpikir out of the box dan membangun produk unggulan.

C : Customer First

Mengutamakan pelanggan sebagai rekan kerja atau mitra.

A : Accountability

Bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan oleh perusahaan dengan

memegang teguh profesionalisme, integritas dan kerja sama.

R : Responsibility

Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran

dan dapat diandalkan.

E : Eco Friendly

Menciptakan dan menyediakan produk maupun jasa layanan yang ramah

lingkungan.

2.4 Struktur Organisasi

PT Kimia Farma Tbk. dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang

membawahi empat Direktur, yaitu Direktur Pemasaran, Direktur Produksi,

Direktur Umum dan SDM serta Direktur Keuangan (Lampiran 1) (Direksi PT.

Kimia Farma Tbk., 2009).

2.5 Sumber Daya Manusia

Jumlah karyawan perusahaan dan anak perusahaan per 30 Juni 2011 yaitu

sebanyak 5.306 orang. Dalam menjalankan operasional perusahaan, manajemen

menyadari bahwa peran sumber daya manusia sangat penting. Strategi manajemen

untuk menggali kemampuan karyawan, yaitu dengan mengalokasikan dana setiap

tahunnya untuk program pengembangan sumber daya manusia, meliputi pelatihan,

seminar, lokakarya di dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, setiap tahun

perusahaan juga mengirimkan karyawannya untuk mengikuti pendidikan di

perguruan tinggi untuk menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan

karyawan (PT. Kimia Farma Tbk., 2011).

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

7

Universitas Indonesia

2.6 Bidang dan Kegiatan Usaha

Kimia Farma memiliki bidang usaha, yaitu industri yang didukung oleh unit

riset dan pengembangan, pemasaran, distribusi, ritel dan laboratorium klinik serta

klinik kesehatan (PT. Kimia Farma Tbk., 2011) (Tabel 2.1.).

Tabel 2.1 Bidang usaha PT Kimia Farma Tbk

Entitas Kegiatan Utama

PT. Kimia Farma Tbk. (holding) Industri, Riset dan Pengembangan, Pemasaran

PT. Kimia Farma Apotek (PT. KFA) Ritel Farmasi, Klinik Kesehatan

PT. Kimia Farma Diagnostika Laboratorium Klinik

PT. Kimia Farma Tbk. Trading and

Distribution (PT. KFTD)

Perdagangan dan Distribusi

2.6.1 Bidang Industri

PT. Kimia Farma Tbk. didukung oleh lima fasilitas produksi yang tersebar

di kota-kota besar di Indonesia, dimana fasilitas produksi ini merupakan tulang

punggung dari segmen industri (PT. Kimia Farma Tbk., 2011) (Tabel 2.2).

Tabel 2.2 Lokasi pabrik dan sediaan produk yang dihasilkan

Pabrik Sediaan atau Produk

Jakarta Narkotika, obat anti HIV AIDS, tablet, tablet

salut, kapsul, granul, sirup kering,

suspensi/sirup, tetes mata, krim dan injeksi

Bandung Kina dan turunan-turunannya, herbal medicine

dan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR),

tablet, sirup, serbuk, dan pil KB.

Semarang Minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika.

Watudakon Yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro

sulfat, kapsul lunak “yodiol”, vitamin A, tablet,

salep serta cairan obat luar.

Tanjung Morawa Tablet, krim dan kapsul.

a. Pabrik Jakarta merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang

mendapat tugas dari Pemerintah untuk memproduksi obat golongan

narkotika. Industri ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

8

Universitas Indonesia

Baik (CPOB), ISO-9001:2008 serta mendapat rating ”A” untuk sertifikasi

dari Badan POM, Proper Biru dalam pengolahan limbah dari KLH dan

penghargaan dari Gubernur DKI untuk Ketaatan dan Kinerja Pengolahan

Lingkungan. Di pabrik ini juga telah beroperasi fasilitas pembuatan produk

Anti Retroviral (ARV) guna memenuhi kebutuhan obat HIV/ AIDS dalam

negeri. (PT. Kimia Farma Tbk., 2011).

b. Pabrik Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunannya serta Alat

Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) yang telah mendapatkan US-FDA

Approval (Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan Amerika Serikat),

menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk produksi

tablet, sirup, serbuk, pil KB. Selain itu juga menerapkan Sistem Manajemen

Mutu ISO-9001:2008 serta mendapat rating ”A” untuk sertifikasi dari Badan

POM, Kosher Certificated dari Court of the Chief Rabbi Beth Din London,

sertifikat produk garam Kina dari European Directorate for the Quality of

Medicines (EDQM) dan sertifikat Halal MUI Jabar (PT. Kimia Farma Tbk.,

2011).

c. Pabrik Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak

nabati dan kosmetika (bedak). Pabrik ini telah menerapkan Sistem

Manajemen Mutu ISO-9001:2008 serta telah mendapatkan sertifikat Cara

Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) (PT. Kimia Farma Tbk., 2011).

d. Pabrik Watudakon Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang

mengolah tambang yodium di Indonesia dan telah mendapatkan sertifikat

CPOB, ISO-9002 dan ISO 14001. Pabrik ini juga memproduksi bahan baku

ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat penambah

darah serta kapsul lunak “yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk

pencegahan gondok. Selain itu juga memproduksi obat dalam sediaan tablet,

tablet salut, salep dan cairan obat luar (PT. Kimia Farma Tbk., 2011).

e. Pabrik Tanjung Morawa Medan, Sumatera Utara. Produk dari pabrik ini

ditujukan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera dan sudah

mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO

9001:2008 serta mendapat rating ”A” untuk sertifikasi dari Badan POM (PT.

Kimia Farma Tbk., 2011).

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

9 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

UNIT RISET DAN PENGEMBANGAN PT. KIMIA FARMA Tbk.

3.1 Latar Belakang Berdirinya Unit Riset dan Pengembangan

Kegiatan penelitian dan pengembangan pada mulanya dilakukan oleh setiap

unit produksi, seiring dengan berkembangnya waktu, dilakukan pemusatan

kegiatan penelitian dan pengembangan secara menyeluruh di PT. Kimia Farma

Tbk. Hal ini terkait dengan adanya perubahan pola konsumsi di tengah

masyarakat dan persaingan pasar, sehingga diperlukan penelitian dan

pengembangan secara terpadu dan terfokus dari seluruh unit produksi guna

memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap obat. Untuk

mewujudkan hal tersebut, PT. Kimia Farma Tbk. membangun Unit Riset dan

Teknologi di bawah Direktorat Produksi pada tanggal 19 Juni 1991 dan berlokasi

di Jl. Cihampelas No. 5 Bandung (PT. Kimia Farma Tbk., 1999). Pada tahun

2003, bersamaan dengan perubahan struktur organisasinya, unit ini berubah nama

menjadi Unit Riset dan Pengembangan (Risbang) (Direksi PT. Kimia Farma Tbk.,

2009).

3.2 Visi

Visi Unit Risbang yaitu menjadi unit yang menghasilkan produk unggulan

yang bermutu, inovatif dan kompetitif di pasar (PT. Kimia Farma Tbk., 1999).

3.3 Misi

Misi Unit Risbang, antara lain (PT. Kimia Farma Tbk., 1999):

a. Mengembangkan produk baru farmasi, bahan baku kimia dan bahan baku obat

alami unggulan yang bermutu, berkhasiat dan kompetitif di pasaran.

b. Mengembangkan produk baru melalui kerjasama dengan lembaga penelitian

dalam dan luar negeri.

c. Mengembangkan penelitian produk eksis di pabrik untuk meningkatkan mutu

dan efisiensi.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

10

Universitas Indonesia

d. Mengembangkan sumber daya manusia yang mempunyai akhlak tinggi,

kompetensi tinggi dalam kaidah-kaidah pengembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan yang berorientasi pasar.

3.4 Fungsi

Adapun fungsi Unit Risbang, yaitu (PT. Kimia Farma Tbk., 1999):

a. Sebagai pusat penelitian produk baru dari bahan sintesis dan bahan alam

melingkupi penyediaan bahan baku, formulasi dan analisis.

b. Sebagai pusat penelitian renovasi produk eksis, bantuan teknis teknologi bagi

unit lain dan pengembangan berkelanjutan yang efisien dalam proses.

c. Sebagai pusat pembuatan dokumen registrasi.

d. Sebagai pusat informasi produk dan perkembangan ilmu pengetahuan serta

peraturan yang berhubungan dengan kefarmasian.

e. Sebagai koordinator kerja sama penelitian dengan institusi di luar PT. Kimia

Farma Tbk.

f. Pemantauan paten produk baru.

3.5 Kegiatan

Kegiatan yang berjalan di Unit Risbang, antara lain pengembangan produk

baru, peningkatan kualitas dan efisiensi, kerjasama pengujian produk, kerjasama

penelitian serta dokumen registrasi produk (PT. Kimia Farma Tbk., 1999).

3.5.1 Pengembangan Produk Baru

Kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan obat baru, antara lain

mengembangkan produk ethical, produk generik dan OTC. Selain itu Unit

Risbang juga mengembangkan produk baru untuk program-program pemerintah,

seperti pembuatan obat flu burung, kapsul oseltamivir, ARV yang digunakan

untuk terapi HIV-AIDS dan yodium yang dikemas dalam bentuk kapsul lunak.

Pengembangan produk baru juga dilakukan untuk produk-produk herbal dan

kosmetik (PT. Kimia Farma Tbk., 1999).

3.5.2 Peningkatan Kualitas dan Efisiensi (Renovasi Produk Eksis)

Dalam kegiatan peningkatan kualitas dan efisiensi antara lain dengan

pengurangan kadar alkohol untuk sediaan obat paten Batugin Eliksir dan

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

11

Universitas Indonesia

Enkasari, penggantian bahan ekstrak sirih pekat untuk Enkasari serta perubahan

pada beberapa produk eksis lainnya (PT. Kimia Farma Tbk., 1999).

3.5.3 Kerjasama Pengujian Produk

Beberapa kerjasama yang dilakukan antara lain untuk pengujian

bioekivalensi ARV, FDC dan lainnya. Selain itu juga dilakukan uji khasiat untuk

Fitodiar, Fitogaster, Fitorema dan beberapa produk PT. Kimia Farma Tbk.

lainnya. Uji klinis dilakukan untuk beberapa produk, seperti Loric dan lainnya

(PT. Kimia Farma Tbk., 1999).

3.5.4 Kerjasama Penelitian

Dalam kerjasama di bidang penelitian, Unit Risbang bekerja sama dengan

beberapa perguruan tinggi, seperti UI, ITB dan UGM. Selain itu bekerja sama

juga dengan LIPI, konsultan teknologi dan beberapa lembaga penelitian lainnya

(PT. Kimia Farma Tbk., 1999).

3.5.5 Dokumentasi Registrasi Produk

Untuk dokumentasi registrasi produk, antara lain membuat dokumen

registrasi untuk obat-obat baru, produk obat variasi, produk lisensi ataupun

produk ekspor (PT. Kimia Farma Tbk., 1999).

3.6 Struktur Organisasi

Pada struktur organisasi Unit Risbang PT. Kimia Farma Tbk., terdapat

bagian umum, administrasi, personalia, keuangan, akuntansi dan bertanggung

jawab langsung kepada Manager Unit Risbang. Awalnya, Unit Risbang terdiri

dari tiga sub unit utama yaitu Sub Unit Pengembangan Formulasi dan Ekstraksi

Bahan Alam (EBA), Sub Unit Pengembangan Metoda Analisis dan Validasi serta

Sub Unit Pengolahan Informasi Registrasi (Lampiran 2) (Direksi PT. Kimia

Farma Tbk., 2009).

Seiring berjalannya waktu, Sub Unit Pengembangan Formulasi dan

Ekstraksi Bahan Alam (EBA) berpisah, sehingga Unit Risbang terdiri dari empat

sub unit. Selain itu, Sub Unit Pengolahan Informasi Registrasi berubah nama

menjadi Sub Unit Registrasi dan Desain Kemasan. Masing-masing sub unit di

pimpin oleh asisten manager yang membawahi beberapa supervisor. Perubahan

struktur yang ada telah direalisasikan hanya saja masih dalam proses pengesahan.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

12

Universitas Indonesia

3.6.1 Bagian Umum dan Administrasi Personalia

Bagian Umum membawahi beberapa bagian, yaitu bagian sekretariat,

pengadaan, pemeliharaan, personalia dan gudang. Bagian umum ini bertugas

untuk melakukan pemeliharaan gedung, laboratorium, rumah dinas, kendaraan

dinas, instrumen, mesin-mesin serta menangani proses pengadaan barang.

Proses pengadaan barang diawali dengan permintaan barang yang diajukan

oleh peminta (user) atau suatu bagian dengan menggunakan Surat Permintaan

Pemesanan Barang/Jasa (SPPB/J). SPPB/J ini ditandatangani oleh peminta (user),

penanggung jawab, pengendali anggaran dan manager. Selanjutnya, SPPB/J akan

diterima oleh bagian pengadaan dan hal yang perlu dilakukan oleh bagian ini

adalah mencari penawaran dari pemasok dan melakukan evaluasi dari tahap

penawaran tersebut, baik dari segi kualitas, harga, jangka waktu pengiriman

barang dan jangka waktu pembayaran.

Setelah ditemukan pemasok yang sesuai, dibuatlah Surat Pesanan

Barang/Jasa (SPB/J) oleh bagian pengadaan yang ditandatangani oleh manager

dan pemasok serta terdiri dari enam rangkap, yaitu dua rangkap untuk pemasok,

satu rangkap masing-masing untuk bagian administrasi, pengadaan, akuntasi dan

gudang.

Bagian gudang bertugas menerbitkan Berita Acara Penerimaan Barang

(BAPB) yang menyatakan bahwa barang telah diterima dan siap untuk dipakai.

Bon Permintaan Alat/Barang dibuat oleh bagian gudang sebagai tanda bukti

bahwa barang tersebut telah diambil oleh peminta (user). BAPB selanjutnya

diserahkan ke bagian keuangan sebagai syarat dalam pembayaran.

Bagian gudang Unit Risbang hanya berfungsi sebagai gudang transit, yaitu

setiap bahan baku yang datang dari pemasok langsung diserahkan kepada sub unit

masing-masing sehingga gudang tidak bertanggung jawab terhadap penyimpanan

bahan baku. Bahan yang disimpan di gudang ini hanya alkohol 95% dan aquadest

karena hanya bahan ini yang selalu digunakan oleh setiap sub unit.

3.6.2 Bagian Akuntansi dan Keuangan

Bagian akuntansi dan keuangan bertanggung jawab langsung kepada

Manager Unit Risbang. Unit Risbang hanya melakukan pengeluaran dana dan

tidak ada dana pemasukan, oleh karena itu unit ini dikatakan sebagai Cost Center.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

13

Universitas Indonesia

Bagian akuntansi dan keuangan terdiri dari bagian anggaran dan perhitungan

pajak serta akuntansi.

Permintaan dana ke PT. Kimia Farma Tbk., dinyatakan dalam bentuk

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang disusun minimal enam bulan

sebelum tahun anggaran. RKAP dibuat berdasarkan rapat koordinasi dengan

seluruh bagian Risbang, kemudian dievaluasi oleh bagian keuangan. Setelah

diketahui dan disetujui oleh Manager Unit Risbang, rencana ini dikirim ke kantor

pusat. Tiap bulan, triwulan, semester atau tahunan, dibuat laporan Realisasi Kerja

Anggaran Perusahaan. Laporan realisasi tahun sebelumnya digunakan sebagai

kontrol dari laporan tahun yang berjalan.

Bagian akuntansi bertugas membukukan semua biaya kegiatan, baik bagian

umum maupun biaya penelitian yang dilakukan oleh sub unit utama serta

membuat laporan yang ditujukan kepada kantor pusat setiap bulannya dalam

bentuk laporan neraca laba rugi dan cash flow. Setiap tiga bulan sekali dibuat

laporan keuangan secara keseluruhan yang akan diserahkan disamping kepada

kantor pusat, juga kepada para pemegang saham dan Bursa Efek Jakarta. Selain

itu, bagian ini juga membuat Annual Report setiap tahunnya yang

menggambarkan keadaan perusahaan PT. Kimia Farma Tbk. secara umum yang

dapat dikonsumsi oleh publik maupun para investor yang ingin melihat aset,

jaminan dan perkembangan perusahaan.

Auditor Kimia Farma dapat berasal dari pemegang saham yang

menggunakan jasa akuntan publik, pemerintah melalui Badan Pemeriksa

Keuangan, dan dari pihak internal perusahaan yang tergabung dalam Satuan

Pengawas Intern dari kantor pusat di Jakarta.

3.6.3 Sub Unit Pengembangan Formulasi

Sub Unit Pengembangan Formulasi bertugas untuk mengembangkan

formula baik untuk bahan sintesis maupun bahan alam, mereformulasi produk

eksis, memberikan bantuan baik internal maupun eksternal PT. Kimia Farma Tbk.

serta bekerja sama dalam melakukan uji bioekivalen, uji khasiat, toksistas dan

ketersediaan hayati dengan lembaga penelitian tertentu.

Pengembangan suatu produk baru dimulai dari adanya ide yang diusulkan

oleh Unit Pemasaran, Produksi, Risbang ataupun dari Dewan Direksi yang

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

14

Universitas Indonesia

kemudian diajukan dalam rapat koordinasi produk baru. Adapun alur

pengembangan produk baru dapat dilihat pada Lampiran 3.

Langkah-langkah pengembangan produk baru, antara lain:

a. Praformulasi dan studi literatur untuk mengetahui sifat fisika kimia zat aktif.

b. Mencari informasi mengenai produk kompetitor.

c. Merancang beberapa formula alternatif berdasarkan hasil praformulasi dan

studi literatur serta melakukan uji interaksi dengan tujuan untuk mengetahui

apakah terjadi interaksi antara zat aktif dengan bahan pembantu atau antara

bahan pembantu satu dengan lainnya.

d. Membuat formula alternatif dalam skala laboratorium dan dievaluasi oleh

bagian analisis untuk dipilih formulasi yang paling baik dari segi analisis.

e. Melakukan validasi proses untuk formula yang telah dipilih.

f. Melakukan uji stabilitas dipercepat terhadap formula yang telah dipilih, pada

temperatur 40° ± 2°C dengan RH 75% ± 5% minimal selama enam bulan (0,

3, 6 bulan).

g. Membuat formula yang telah dipilih dalam skala pilot, kemudian dilakukan

validasi proses dan uji stabilitas. Uji stabilitas yang dilakukan adalah uji

stabilitas dipercepat (temperatur 40° ± 2°C dengan RH 75% ± 5%, minimal

enam bulan) dan jangka panjang (temperatur 25° ± 2°C/ 30° ± 2°C dengan

RH 60% ± 5% / 65% ± 5%, minimal 12 bulan). Sampel yang diuji minimal

tiga bets pertama.

h. Menyusun dokumen yang diperlukan untuk registrasi, baik Batch Record atau

Catatan Pengolahan Bets (CPB), protokol validasi, laporan validasi dan

laporan hasil uji stabilitas dipercepat dari skala pilot.

i. Uji bioavailabilitas dan bioekivalensi (BA/BE). Uji bioekivalensi dilakukan

pada produk yang mengandung zat aktif sesuai dengan yang telah ditetapkan

oleh Badan POM.

j. Formula yang telah mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) dibuat dalam skala

produksi dan dibuat laporan validasi proses.

3.6.4 Sub Unit Pengembangan Ekstraksi Bahan Alam

Sub unit ini terdiri dari dua bagian, yaitu budidaya tanaman dan

laboratorium/pilot ekstraksi bahan alam. Pengembangan produk bahan alam dapat

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

15

Universitas Indonesia

berasal dari tumbuhan dan mineral. Bahan baku alam PT. Kimia Farma Tbk.,

yaitu tanaman segar, simplisia, ampas, ekstrak ataupun isolat yang telah

distandarisasi. Sasaran sub unit pengembangan ekstraksi bahan alam, antara lain:

a. Perbaikan proses produksi yang eksis di pabrik, yaitu memperoleh teknologi

proses yang efisien.

b. Pengembangan produk dari produk yang eksis di pabrik, yaitu memperoleh

produk kimia dan bahan alam bermutu dan efisien yang berasal dari produk

yang telah ada.

c. Produk dan proses baru, yaitu memperoleh produk baru kimia dan bahan

alam bermutu dan efisien sebagai bahan baku farmasi, produk penunjang

pertanian dan produk pengolahan limbah.

d. Pelayanan, yaitu melayani kebutuhan bahan alam dan proses pengolahan

bahan alam, baik internal maupun eksternal PT. Kimia Farma Tbk.

3.6.4.1 Budidaya Tanaman

Bagian ini memiliki target dalam melaksanakan tugasnya, yaitu

menghasilkan tanaman dengan kuantitas yang maksimal dan memenuhi standar

mutu yang telah ditetapkan (kadar zat identitas maksimal). Untuk mencapai target

tersebut, terdapat sarana pendukung yaitu Kebun Percobaan Banjaran (KP

Banjaran), Kebun Tanaman Obat Bintang (KTO Bintang) dan laboratorium kultur

jaringan.

Adapun alur budidaya tanaman, meliputi:

a. Melakukan studi literatur untuk mencari informasi mengenai nomenklatur

tanaman, bagian tanaman yang digunakan (daun, batang, herba, rimpang dan

lainnya), khasiat dan kandungan kimia dari tanaman tersebut.

b. Melakukan eksplorasi, dilanjutkan dengan penetapan profil untuk mengetahui

deskripsi (makroskopis dan mikroskopis), sistematis tanaman (taksonomi),

studi ekologi dan habitat untuk memperoleh data daya adaptasi tanaman di

lingkungan baru.

c. Mengembangkan tanaman sebagai tanaman koleksi di KP Banjaran dengan

proses pembibitan, penanaman, pemeliharaan hingga pemanenan, selanjutnya

diteliti oleh bagian analisis untuk memastikan bahwa bahan yang dihasilkan

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

16

Universitas Indonesia

d. Menetapkan apakah tanaman tersebut akan dikembangkan atau hanya cukup

sebagai tanaman koleksi. Apabila dikembangkan, maka akan dilakukan

proses pembibitan hingga pemanenan di KTO Bintang.

Tujuan dari pengembangan budidaya tanaman di KTO Bintang, yaitu untuk

menunjang produk, produksi internal PT. Kimia Farma Tbk. (kemandirian bahan

baku alam), mempercepat peremajaan tanaman kina dan pengadaan bibit kina

yang optimal baik dari segi kuantitas, kualitas maupun waktu.

Adapun program yang dilaksanakan di KTO Bintang untuk mencapai tujuan

tersebut, antara lain:

1. Untuk tanaman kina, yaitu:

a. Kultur jaringan kina.

b. Optimalisasi pembibitan tanaman kina.

c. Sistem panen baru tanaman kina, misalnya dengan cara dikuliti.

d. Peremajaan tanaman kina dengan sistem sambung tempel.

e. Pengaruh tanaman penutup tanah pada area-area tanaman kina.

2. Untuk non-kina, yaitu:

Dikembangkan tanaman kunyit, temulawak, temu putih, stevia, purwaceng,

ashitaba, dan bioremediasi ampas kina, sirih dan lainnya.

Program kultur jaringan yang terdapat dalam bagian budidaya tanaman

bertujuan untuk mempertahankan kualitas bibit, mengurangi biaya pembibitan,

tingkat kematian bibit dan tingkat keragaman kualitas bibit serta mempercepat

proses perbanyakan bibit.

3.6.4.2 Laboratorium/Pilot Ekstraksi Bahan Alam

Bagian ini memiliki target dalam melaksanakan tugasnya,yaitu kualitas

memenuhi standar mutu, kuantitas maksimal (rendemen/yield maksimal), layak

secara teknik (dapat diaplikasikan skala industri), ekonomis (biaya relatif rendah)

dan ramah lingkungan (relatif tidak memberikan dampak negatif terhadap

lingkungan). Adapun ruang lingkup laboratorium/pilot ekstrak bahan alam

meliputi:

a. Pembuatan bahan baku berupa ekstrak, isolat termasuk mencari/membuat zat

marker (standar) dan sintesis kimia. Bahan baku formulasi maupun non

formulasi.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

17

Universitas Indonesia

b. Renovasi produk dan proses (proses produksi, proses pengolahan limbah)

yang eksis di pabrik untuk tujuan efisiensi.

c. Pemanfaatan limbah (padat, cair maupun gas) yang dihasilkan pada proses

produksi.

3.6.5 Sub Unit Pengembangan Metode Analisis dan Validasi

Sub Unit Pengembangan Metode Analisis dan Validasi mempunyai fungsi

dan tugas untuk mencari atau meneliti metoda analisa yang valid untuk sediaan

farmasi, melakukan analisa terhadap produk-produk baru, melakukan pemeriksaan

mikrobiologi, menentukan waktu kadaluarsa dari suatu produk baru, melakukan

pengujian dan pengawasan stabilitas suatu produk. Adapun tugas dari sub unit ini

antara lain:

a. Mencari, mengelola dan mengembangkan metode analisis produk hasil

penelitian pengembangan formulasi.

b. Merancang dan mengelola validasi metode analisis terpilih.

c. Membuat prosedur tetap pengujian dan spesifikasi obat jadi.

d. Membuat prosedur tetap validasi dan protokol validasi.

e. Membuat prosedur tetap pengujian dan spesifikasi bahan baku.

f. Mengelola kalibrasi alat uji, ketersediaan bahan baku dan alat.

g. Melakukan analisis terhadap bahan baku sintesis.

h. Mencari, mengelola dan mengembangkan metode analisis produk hasil

penelitian pengembangan Formulasi EBA.

i. Membuat profil simplisia dan ekstrak menurut Materia Medika Indonesia

(MMI).

j. Membuat prosedur tetap pengujian dan spesifikasi simplisia, ekstrak dan isolat.

k. Membuat protokol stabilitas.

l. Mengelola pelaksanaan pemeriksaan uji stabilitas hasil penelitian

pengembangan formulasi.

m. Mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil stabilitas produk pengembangan

formulasi.

n. Uji potensi sediaan antibiotik dengan menentukan Kadar Hambat Minimum

(KHM) pada medium yang sesuai.

o. Uji sterilitas sediaan steril, seperti obat tetes mata dan salep gentamisin.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

18

Universitas Indonesia

p. Uji Angka Lempeng Total (ALT).

3.6.6 Sub Unit Registrasi dan Desain Kemasan

Sub unit ini berperan dalam membuat dokumen registrasi, baik untuk

produk baru, impor maupun ekspor. Dokumen registrasi ini akan diajukan kepada

Badan POM dengan tujuan untuk mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE). Selain

itu, sub unit ini juga bertugas untuk mengurus dokumen registrasi yang bertujuan

untuk memperpanjang masa NIE.

Dokumen yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen registrasi diperoleh

dari Sub Unit Pengembangan Formulasi, Sub Unit Pengembangan Metode

Analisis dan Validasi serta Sub Unit Pengembangan Ekstraksi Bahan Alam.

Setelah dokumen registrasi telah dilengkapi, maka akan dikirimkan ke PT. Kimia

Farma Tbk. (Holding Officer) yang terdapat di Jakarta untuk di proses ke Badan

POM.

Sub unit ini juga berperan sebagai pusat dokumentasi dan informasi

(pusdokinfo) yang bertugas memberikan informasi mengenai produk farmasi yang

dihasilkan PT. Kimia Farma Tbk. kepada masyarakat. Selain itu, tugas lainnya

yaitu bertanggung jawab dalam mengelola perpustakaan yang terdapat di Unit

Risbang, antara lain bertanggung jawab terhadap pemeliharaan bahan pustaka

yang berguna sebagai sumber informasi baik untuk pihak internal maupun

eksternal PT. Kimia Farma Tbk.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

19 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

PT. Kimia Farma Tbk. merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang telah berdiri sekitar 40 tahun di Indonesia. Berbagai macam jenis

produk obat telah diproduksi. Seiring dengan perkembangan zaman, maka PT.

Kimia Farma Tbk. harus mampu mempertahankan eksistensinya dalam dunia

kesehatan, salah satunya dengan mengembangkan produk baru, memperbaiki

mutu produk dan efisiensi proses produksi.

Unit Riset dan Pengembangan yang terletak di Jalan Cihampelas No. 5

Bandung merupakan bagian dari unit PT. Kimia Farma Tbk. yang berperan dalam

proses pengembangan produk. Unit ini terdiri dari beberapa sub unit yang

menunjang kinerjanya, yaitu Sub Unit Pengembangan Formulasi, Sub Unit

Pengembangan Ekstraksi Bahan Alam, Sub Unit Pengembangan Metode Analisis

dan Validasi serta Sub Unit Registrasi dan Desain Kemasan. Berikut pembahasan

mengenai fungsi masing-masing sub unit tersebut.

4.1 Sub Unit Pengembangan Formulasi

Sub Unit Pengembangan Formulasi merupakan bagian terpenting dari suatu

industri farmasi yang berperan dalam mengembangkan formula untuk produk

baru, baik yang mengandung bahan sintesis maupun bahan alam, mereformulasi

produk yang telah beredar di masyarakat, membantu memecahkan masalah yang

datang dari bagian produksi, berpartisipasi dalam pemilihan bahan baik bahan

baku ataupun bahan pembantu yang murah dengan tujuan untuk menekan biaya

produksi serta bekerja sama dalam melakukan uji bioekivalen dan bioavailabilitas,

uji khasiat dan toksisitas dengan lembaga penelitian tertentu.

Alur pengembangan produk baru dimulai dari munculnya ide yang

bersumber dari unit pemasaran, produksi, risbang dan dewan direksi, kemudian

dirapatkan dalam rapat koordinasi produk baru. Untuk pengembangan produk

baru program pemerintah, pengembangannya tidak perlu diajukan dalam rapat

koordinasi. Hasil rapat berupa Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

20

Universitas Indonesia

mengandung keputusan produk baru yang akan diproduksi, waktu dimana produk

tersebut mulai diproduksi dan mulai diedarkan ke pasaran.

Produk baru yang akan dibuat merupakan hasil pertimbangan berdasarkan

tren pasar, minat konsumen dan anggaran yang ada. Seluruh Sub Unit Risbang

akan melakukan kegiatan team untuk merealisasikan produk baru tersebut sesuai

dengan bidang kerjanya masing-masing, Sub Unit Pengembangan Formula akan

melakukan praformulasi dan studi literatur untuk mengetahui sifat fisikokimia zat

aktif, seperti kelarutan, titik leleh, stabilitas, efek farmakologi dan lainnya. Setelah

itu mencari informasi mengenai produk kompetitor, baik dari segi harga hingga

bahan baku yang digunakan.

Perancangan beberapa formula alternatif yang akan dibuat dalam skala

laboratorium, kemudian dianalisis baik secara fisik, kimia maupun mikrobiologi,

dan dipilih formula yang paling memenuhi syarat. Validasi proses dan uji

stabilitas dipercepat dilakukan pada formulasi yang telah dipilih, kemudian dibuat

dalam skala pilot yang jumlahnya 1/10 dari skala produksi atau 100.000 tablet.

Hasil dari skala pilot akan di analisis oleh Sub Unit Pengembangan Metode

Analisis dan Validasi kemudian dilakukan validasi proses, uji stabilitas jangka

panjang dan dipercepat. Selain itu, dibuat Batch Record atau Catatan Pengolahan

Bets (CPB), protokol dan laporan validasi, protokol dan laporan hasil uji stabilitas

dipercepat dari skala pilot yang diperlukan untuk melengkapi dokumen registrasi

ke Badan POM.

Produk PT. Kimia Farma Tbk. yang termasuk dalam kategori produk yang

wajib dilakukan uji bioekivalensi (BE) menurut Badan POM harus dilakukan uji

bioekivalensi. Pengujian bioekivalensi (BE) diperlukan dengan tujuan untuk

mengetahui ekivalensi secara terapetik antara obat copy dengan obat inovator.

Untuk melakukan pengujian tersebut, PT. Kimia Farma Tbk. menjalin kerja sama

dengan laboratorium penelitian yang telah terakreditasi untuk melakukan uji BE

sesuai dengan protokol yang telah disetujui komisi etik. Pada proses uji BE, PT

Kimia Farma Tbk. bertindak sebagai sponsor yang berperan dalam menyediakan

dana, produk uji, data pendukung awal dan mengawasi jalannya uji BE. Beberapa

hal yang perlu diawasi diantaranya adalah fasilitas, pemenuhan prosedur Good

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

21

Universitas Indonesia

Laboratory Practice (GLP), kesesuaian alur proses BE dengan protokol serta

pemenuhan hak volunteer oleh institusi pelaksana BE.

4.2 Sub Unit Pengembangan Ekstraksi Bahan Alam

Sub unit ini telah berdiri sendiri dan tidak bergabung lagi dengan Sub Unit

Pengembangan Formulasi. Hal ini disebabkan semakin maraknya penelitian

mengenai bahan alam dan merupakan lahan yang potensial di industri farmasi.

Bahan alam yang digunakan sebagai bahan baku antara lain tanaman segar,

simplisia, ekstrak atau isolat yang diperoleh melalui proses tertentu dan

terstandardisasi.

Selain itu, sub unit ini awalnya terdiri dari tiga sub bagian, yaitu budidaya

tanaman, laboratorium/pilot ekstraksi bahan alam dan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan

(K3L). Akan tetapi, untuk saat ini bagian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L) telah

menjadi tanggung jawab dari masing-masing unit PT. Kimia Farma Tbk.

Proses budidaya tanaman PT. Kimia Farma Tbk. dilakukan di Kebun

Percobaan Banjaran (KP Banjaran), Kebun Tanaman Obat Bintang (KTO

Bintang) dan Laboratorium Kultur Jaringan. KP Banjaran memiliki area

perkebunan seluas 5 hektar dengan 13 orang personil yang bekerja didalamnya,

sedangkan di KTO Bintang memiliki area perkebunan seluas 1.060 hektar dengan

300 orang personel yang bekerja didalamnya. Di KTO Bintang, ditanami tanaman

kayu yang berfungsi untuk mencegah erosi dan dapat menjadi sumber

penghasilan. Selain itu, terdapat tanaman kacang-kacangan yang berfungsi untuk

menghindari tumbuhnya gulma, mengurangi penggunaan herbisida serta untuk

mengikat nitrogen dari udara.

Seluruh bahan alam yang akan digunakan sebagai bahan baku dalam

formulasi harus distandarisasi, baik berdasarkan proses, kimia, fisik maupun

mikrobiologi. Sub Unit Pengembangan EBA juga berperan dalam memanfaatkan

limbah hasil produksi, salah satunya ampas kina. Ampas kina tersebut diolah

menjadi bahan yang dapat digunakan kembali, misalnya pupuk. Untuk limbah

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

22

Universitas Indonesia

lainnya yang tidak dapat diolah maka akan di kelola dalam IPAL (Instalasi

Pengolahan Air Limbah).

4.3 Sub Unit Pengembangan Metode Analisis dan Validasi

Tugas dari sub unit ini ada yang bersifat pengujian ataupun penelitian bahan

baku maupun produk jadi. Pengujian yang dimaksud adalah menguji atau

menganalisis suatu bahan baku dan produk jadi dengan menggunakan prosedur

tetap dan protokol metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian

yang dimaksud adalah meneliti bahan baku atau produk jadi yang baru, kemudian

ditetapkan metode analisis yang sesuai. Setelah itu dibuat prosedur tetap maupun

protokol validasi metode analisis.

Kalibrasi terhadap instrumen dilakukan dengan tujuan untuk menunjang

analisis dan validasi yang dilakukan. Kalibrasi dilakukan oleh seorang yang

kompeten dan telah memiliki sertifikat kompetensi dalam hal kalibrasi. Kalibrasi

instrumen dilakukan dalam jangka waktu tertentu, baik satu tahun maupun enam

bulan sekali.

Uji stabilitas terhadap produk jadi, baik dipercepat ataupun jangka panjang,

dilakukan oleh sub unit ini. Uji stabilitas dipercepat (accelerated stability)

dilakukan pada suhu 40° ± 2°C dengan kelembapan relatif 75% ± 5%, sedangkan

uji stabilitas jangka panjang (on going stability) dilakukan pada temperatur 25° ±

2°C / 30° ± 2°C dengan kelembaban relatif 60% ± 5% / 65% ± 5%. Produk

disimpan dalam alat climatic chamber. Untuk uji stabilitas dipercepat,

pengambilan sampel dilakukan pada saat awal, 3 dan 6 bulan.

Uji stabilitas jangka panjang dilakukan pada saat awal, 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36

bulan, selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui ada tidaknya penurunan

kadar dan perubahan fisik, kimia maupun biologi dari produk tersebut sehingga

saat kadar obat tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan pada periode

waktu tertentu maka periode tersebut ditetapkan sebagai waktu kadaluarsa obat.

Sub unit ini akan membuat protokol dan laporan hasil uji stabilitas yang akan di

cantumkan dalam Catatan Pengolahan Bets.

Tugas lain sub unit ini adalah melakukan analisis secara mikrobiologi. Hal

ini dilakukan untuk menguji produk farmasi yang diharuskan untuk menentukan

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

23

Universitas Indonesia

kadar mikroba, seperti produk bahan alam dan produk sintesis seperti antibiotik

hingga sediaan steril. Analisis mikrobiologi yang dilakukan oleh sub unit ini

meliputi Uji Angka Lempeng Total (ALT) untuk menentukan jumlah bakteri dan

jamur total yang terdapat pada sampel yang diperiksa kemudian ditentukan jumlah

bakteri patogen, yaitu Eschericia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus

dan Pseudomonas aeruginosa yang merupakan mikroba-mikroba indikator.

Uji mikrobiologi lainnya yaitu uji sterilitas sediaan steril yang bertujuan

untuk menetapkan apakah sediaan tersebut memenuhi persyaratan sesuai dengan

uji sterilitas yang tertera pada masing-masing monografi, sedangkan untuk

sediaan antibiotik dapat diuji Kadar Hambat Minimum (KHM) untuk menetapkan

konsentrasi minimal obat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.

4.4 Sub Unit Registrasi dan Desain Kemasan

Sub unit ini bertugas untuk mendaftarkan produk jadi ke Badan POM

sehingga mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE). Produk yang telah memiliki NIE

dapat diproduksi dan diedarkan di masyarakat. Selain itu, tujuan lain dari

registrasi produk obat adalah untuk melindungi masyarakat dari peredaran produk

obat yang tidak sesuai dengan persyaratan khasiat (efficacy), mutu (quality) dan

keamanan (safety).

Dalam melaksanakan tugasnya, Sub Unit Registrasi dan Desain Kemasan

PT. Kimia Farma Tbk. bertanggung jawab untuk mengumpulkan semua dokumen

yang diperlukan dalam proses registrasi obat. Setelah dokumen yang diperlukan

telah siap, maka akan dikirimkan ke bagian Regulatory Officer (RO) PT. Kimia

Farma Tbk. yang terletak di Jakarta dan bagian inilah yang akan mengirimkan

dokumen registrasi ke Badan POM.

Proses registrasi diawali dengan pra-registrasi yang bertujuan untuk

konsultasi mengenai kelengkapan dokumen registrasi obat, menentukan biaya

evaluasi, jalur evaluasi obat dan kategori registrasi obat. Kategori registrasi obat

terdiri dari registrasi baru yang terdiri atas kategori 1-3; registrasi variasi yang

terdiri atas kategori 4-6; serta registrasi ulang yang terdiri atas kategori 7. Untuk

jalur evaluasi obat terdiri dari jalur 1 (40 Hari Kerja), jalur 2 (100 Hari Kerja) dan

jalur 3 (150 Hari Kerja) dan jalur 4 (300 Hari Kerja) (Badan POM, 2011).

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

24

Universitas Indonesia

Proses pra-registrasi berjalan selama 40 hari sejak diterimanya permohonan

pra-registrasi obat. Hasil Pra-Registrasi (HPR) berlaku selama satu tahun sejak

tanggal dikeluarkan, selanjutnya dokumen registrasi yang terdiri dari bagian 1

(dokumen administrasi dan informasi obat), bagian 2 (dokumen mutu), bagian 3

(dokumen uji non klinik) dan bagian 4 (dokumen uji klinik), diserahkan ke Badan

POM untuk dievaluasi. Produk obat yang dihasilkan oleh PT. Kimia Farma Tbk.

merupakan produk me too sehingga cukup menyerahkan dokumen registrasi

bagian 1 dan 2.

Evaluasi dilakukan oleh Badan POM melalui rapat Komisi Nasional

Penilaian Obat Jadi (KOMNAS POJ) sesuai dengan jalur evaluasi yang telah

ditentukan saat pra-registrasi. Setelah lolos evaluasi, maka akan diterbitkan

Nomor Izin Edar oleh Badan POM atas obat tersebut. Selain itu, sub unit ini juga

bertindak sebagai pusdokinfo yang berfungsi untuk memberikan informasi

mengenai produk obat yang dihasilkan oleh PT. Kimia Farma Tbk.

Sub Unit ini juga memiliki bagian desain kemasan mempunyai tugas

membuat desain dasar yaitu berupa informasi lengkap yang memang harus

dimasukkan ke dalam desain kemasan, seperti indikasi, posologi, kontraindikasi,

efek samping, peringatan, interaksi obat, cara penyimpanan dan lainnya. Untuk

desain lengkap, seperti bentuk, warna dan gambar dibuat oleh bagian pemasaran.

Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam penandaan desain kemasan

adalah tidak boleh mengalami perubahan setelah dilakukan registrasi dikarenakan

apabila ada perubahan desain kemasan setelah didapatkan NIE maka harus

dilakukan registrasi variasi, yaitu registrasi perubahan untuk obat yang sudah

mendapatkan NIE dan mengalami perubahan formulasi, teknologi produksi,

metoda analisis, klaim penandaan dan kemasan.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

25 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker di Unit Riset dan

Pengembangan PT. Kimia Farma Tbk., dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peran apoteker dalam suatu industri farmasi tidak hanya sebagai personel kunci

dalam unit produksi, pengawasan mutu ataupun pemastian mutu, akan tetapi

juga berperan dalam unit pengembangan produk.

2. Proses pengembangan suatu produk tidak hanya tanggung jawab dari Sub Unit

Pengembangan Formulasi, tetapi juga tanggung jawab dari Sub Unit

Pengembangan Ekstraksi Bahan Alam, Sub Unit Pengembangan Metode

Analisis dan Validasi serta Sub Unit Registrasi dan Desain Kemasan. Selain itu

merupakan hasil kerjasama dengan berbagai pihak, baik pihak direksi maupun

unit yang terdapat di PT. Kimia Farma Tbk.

5.2 Saran

Komunikasi yang baik antara pihak direksi, unit dan sub unit perlu

ditingkatkan sehingga dapat terciptanya kesesuaian antara kegiatan yang

dilaksanakan dengan rencana pengembangan yang telah disusun.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

26 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2011). Kriteria dan

Tata Laksana Registrasi Obat. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan

Makanan.

Keputusan Direksi PT. Kimia Farma Tbk. No. KEP. 12A/DIR/VI/2009. (2009).

Keputusan Direksi PT. Kimia Farma Tbk. No. KEP. 12A/DIR/VI/2009

tentang Struktur Organisasi PT. Kimia Farma Tbk. Jakarta: PT. Kimia

Farma Tbk.

PT. Kimia Farma Tbk. (1999). Company Profile PT. Kimia Farma Tbk. Jakarta:

PT. Kimia Farma Tbk.

PT. Kimia Farma Tbk. (2011). 40 Tahun Kimia Farma. Jakarta: PT. Kimia Farma

Tbk.

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009. (2009). Undang-Undang No. 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

Lampiran 1. Struktur Umum Organisasi PT. Kimia Farma Tbk.

DIREKTUR

PRODUKSI

DIREKTUR

UTAMA

DEWAN

KOMISARIS

DIREKTUR

UMUM & SDM

DIREKTUR

PEMASARAN

CORPORATE

SECRETARY

BUSINESS

DEVELOPMENT SATUANPENGAWAS

INTERN

DIREKTUR

KEUANGAN

PERENCANAAN &

PENGENDALIAN PRODUKSI

PENGADAAN PLANT SUPPLY CHAIN RISET &

PENGEMBANGAN

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

Lampiran 2. Struktur Organisasi Unit Risbang PT. Kimia Farma Tbk.

RISET DAN PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN

FORMULA & EKSTRAKSI

BAHAN ALAM

PENGOLAHAN

INFORMASI

REGISTRASI

PENGEMBANGAN

METODA ANALISIS

DAN VALIDASI

BUDIDAYA TANAMAN

OBAT

LAB & PILOT FORMULA ANALISIS

LAB & PILOT

EKSTRAKSI & ISOLASI

STABILITAS UMUM & ADM.

PERSONALIA

DOKUMEN

REGISTRASI

KTO BINTANG KALIBRASI

MIKROBIOLOGI

KELOMPOK

PENELITI

JABATAN

FUNGSIONAL

KEUANGAN &

AKUNTANSI

TEKNOLOGI

INFORMASI

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

Lampiran 3. Bagan Alur Pengembangan Produk Baru

KOORDINASI

DIREKSI

FORMULASI

RENCANA

PRODUK BARU

UNIT RISET &

PENGEMBANGAN

UNIT

PRODUKSI

UNIT

PEMASARAN

ANALISIS REGISTRASI DAN

DESAIN KEMASAN

METODE

ANALISIS YANG

VALID

BATCH RECORD

PROTOKOL

VALIDASI DAN

PROTAP

FORMULASI

YANG VALID

PEMASARAN

BPOM

DOKUMEN

REGISTRASI

SKALA

PRODUKSI

NOMOR IZIN

EDAR (NIE)

LAUCHING

PRODUCT

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI LITERATUR ATORVASTATIN

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

AMELIA ISYANA WARDHANI, S.Farm.

1106124624

ANGKATAN LXXIV

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER – DEPARTEMEN FARMASI

DEPOK

JUNI 2012

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... v

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................. 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ATORVASTATIN

2.1 Hiperkolesterolemia ............................................................ 3

2.2 Penurunan Kadar Kolesterol ............................................... 4

2.3 Atorvastatin .......................................................................... 5

2.3.1 Monografi Atorvastatin ............................................ 5

2.3.2 Sifat Fisikokimia ..................................................... 6

2.4 Formula Tablet Atorvastatin ............................................... 7

2.5 Pembuatan Tablet Atorvastatin ........................................... 7

2.6 Studi Preformulasi ............................................................... 8

2.7 Studi Kompatibilitas ........................................................... 8

2.8 Parameter Sebelum Proses Pengempaan ............................. 8

2.9 Parameter Setelah Proses Pengempaan ............................... 8

2.10 Mekanisme Kerja ................................................................ 9

2.11 Farmakokinetik ................................................................... 9

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sediaan Atorvastatin Kalsium .............................................. 11

3.1.1 Lipitor® .................................................................... 11

3.1.2 Dosis dan Cara Penggunaan .................................... 11

3.1.3 Kontraindikasi ......................................................... 12

3.1.4 Perhatian .................................................................. 12

3.1.5 Efek Samping .......................................................... 12

3.1.6 Penyimpanan ........................................................... 13

3.1.7 Interaksi Obat .......................................................... 13

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 14

4.1 Kesimpulan .......................................................................... 14

4.2 Saran ..................................................................................... 14

DAFTAR ACUAN ..................................................................................... 15

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Kimia Atorvastatin Kalsium .................................. 6

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

The Millenium Development Goals (MDGs) adalah salah satu bentuk tujuan

bersama yang disetujui oleh masyarakat global dan digalakkan oleh PBB.

Program ini dicanangkan pada tahun 2000 dan ditargetkan untuk terpenuhi pada

tahun 2015. Adapaun tujuan yang ingin dicapai diantaranya mengurangi kemi-

skinan dan kelaparan, memenuhi tingkat pendidikan primer, mendukung

persamaan gender dan pemberdayaan wanita, mengurangi tingkat kematian anak,

meningkatkan tingkat kesehatan ibu, melawan HIV/AIDS, malaria dan penyakit

lainnya, menjamin pengendalian lingkungan, dan mengembangkan kerjasama

global untuk pembangunan.

Program ini menyediakan suatu rancangan kerja untuk seluruh komunitas

dunia untuk dapat bekerjasama dalam pencapaian pengembangan manusia

seutuhnya dimanapun dan oleh siapapun. Jika program ini tercapai, maka akan

dapat mengurangi separuh tingkat kemiskinan, 10 juta nyawa terselamatkan, dan

lebih banyak masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari ekonomi global.

Di sisi lain, Non-communicable Diseases (NCDs) atau penyakit tidak

menular mulai disadari sebagai salah satu resiko dalam kehidupan, karena

merupakan penyebab dari 63 % dari kematian diseluruh dunia dan lebih kurang

90% dari kematian tersebut terjadi pada usia di bawah 60 tahun pada negara

negara berkembang. Setelah tiga setengah tahun pencanangan MDGs, berbagai

program kesehatan sudah hampir terpenuhi. Namun, sebagai salah satu tantangan

dalam pemenuhan seluruh tujuan tersebut, perlu adanya koordinasi yang lebih

jelas dan usaha yang lebih untuk mengatasi masalah NCDs atau penyakit tidak

menular. Hal ini disebabkan karena tujuan MDGs akan sulit tercapai apabila

masalah masalah terkait NCDs belum teratasi.

Tanggung jawab untuk mengatasi masalah ini bukan hanya bagian dari

pihak regulasi ataupun pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bagi

seluruh tenaga kesehatan. Masing-masing mempunyai tanggung jawab yang

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

2

Universitas Indonesia

berbeda, dan farmasis ataupun apoteker juga mempunyai tanggung jawab

terutama dalam hal praktek kefarmasian dan asuhan kefarmasian. Apoteker tidak

hanya mempunyai peranan dalam hal manajemen obat, tetapi juga dalam hal

menyediakan obat yang berkualitas, baik dalam mengembangkan suatu bentuk

sediaan ataupun melalui penelitian untuk menemukan zat aktif yang baru.

PT. Kimia Farma Tbk. melalui Unit Riset dan Pengembangan PT. Kimia

Farma Tbk. berusaha mengembangkan suatu formulasi baru untuk mengatasi

salah satu penyakit yang tergolong dalam NCDs yakni hiperkolesterolemia, salah

satunya adalah Atorvastatin. Dalam proses pengembangan formula tentunya

dibutuhkan peran serta farmasis, khususnya apoteker.

Oleh karena itu, melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang

dilaksanakan di Unit Riset dan Pengembangan PT. Kimia Farma, Sub Unit

Pengembangan Formulasi, peserta PKPA diberi tugas khusus yaitu melakukan

studi literatur mengenai Atorvastatin yang bertujuan untuk memperoleh data yang

akan digunakan sebelum merancang suatu formula baru.

1.2 Tujuan

Pemberian tugas khusus kepada peserta Praktek Kerja Profesi Apoteker

bertujuan untuk memahami langkah awal dan data yang diperlukan dalam

pengembangan formulasi obat baru.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

ATORVASTATIN

2.1 Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat

kolesterol yang sangat tinggi dalam darah. Peningkatan kolesterol dalam darah

disebabkan kelainan pada tingkat lipoprotein. Tingginya kadar kolesterol dalam

tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit.

Hiperkolesterolemia dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Hiperkolesterolemia Primer

Hiperkolesterolemia primer adalah gangguan lipid yang terbagi menjadi 2 bagian,

yakni hiperkolesterol poligenik dan hiperkolesterol familial. Hiperkolesterol

poligelik disebabkan oleh berkurangnya daya metabolisme kolesterol, dan

meningkatnya penyerapan lemak.

Hiperkolesterolemia familial adalah meningkatnya kadar kolesterol yang sangat

dominan (banyak) akibat ketidakmampuan reseptor LDL. Penderita biasanya akan

mengalami gangguan penyakit jantung koroner (PJK) dengan kadar kolesterol

mencapai 1.000 mg/dl.

b. Hiperkolesterolemia Sekunder

Hiperkolesterolemia Sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit

tertentu, stress, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat juga dapat

meningkatkan kadar kolesterol. Wanita yang telah masuk masa menopause

(berhenti haid) jika diberi terapi estrogen akan mengalami peningkatan kadar

kolesterol (Wiryowidagdo, 2002).

c. Hiperkolesterolemia Turunan

Hiperkolesterolemia ini terjadi akibat kelainan genetis atau mutasi gen pada

tempat kerja reseptor LDL, sehingga menyebabkan pembentukan jumlah LDL

yang tinggi atau berkurangnya kemampuan reseptor LDL. Kejadian ini biasanya

ditandai dengan kadar kolesterol yang mencapai 400 mg/dl dan kadar HDL

dibawah 35 mg/dl, meskipun penderita sering berolahraga, memakan makanan

berserat, jarang mengkonsumsi lemak hewani dan tidak merokok (Suharti, 2006).

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

4

Universitas Indonesia

2.2 Penurunan Kadar Kolesterol

Prinsip utama pengobatan hiperkolesterolemia ialah mengatur diet yang

mempertahankan berat badan normal dan mengurangi kadar lipid plasma

(Suyatna, 1995). Langkah pengaturan diet selalu dilakukan agar dapat

menghindari perlunya penggunaan obat (Katzung, 2002).

Pencegahan untuk penyakit hiperkolesterolemia sebagai berikut :

a. Berhenti merokok.

b. Tidak meminum alkohol.

c. Mengatur pola makan seimbang dan rendah lemak.

d. Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti sayur-sayuran dan buah-

buahan.

e. Lakukan olahraga yang memadai sesuai dengan umur. Usahakan untuk

berolahraga setiap hari.

f. Menjaga berat badan ideal yang sesuai dengan tinggi badan.

g. Hindari stres (Wiryowidagdo, 2002).

Bila pengobatan secara non-farmakolgi tidak memberikan pengaruh,

diperlukan pemberian obat-obatan. Pemakaian obat hendaklah setepat mungkin.

Banyak obat-obat hiperkolesterolemia yang beredar di pasaran, dan obat-obat ini

hanya dapat dipakai apabila dengan diet yang ketat, olahraga teratur, dan

pengendalian faktor-faktor resiko lain yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol

dalam darah (Baaras, 1993).

Klasifikasi penggolongan obat untuk mengobati hiperkolesterolemia adalah

sebagai berikut:

a. Penghambat Reduktase HMG-CoA

Contohnya: Atorvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin, simvastatin.

b. Resin Pengikat Asam Empedu

Contohnya: Cholestyramine, colestipol, colesevalam.

c. Derivat Asam Fibrat

Contohnya: Fenofibrate, gemfibrozil

d. Penghambat Absorpsi Kolesterol

Contohnya: Ezetimibe.

e. Nicotinic Acid

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

5

Universitas Indonesia

Contohnya: Niacin.

f. Agen hipolipidemia lain

Contohnya: Minyak ikan.

2.3 Atorvastatin

Atorvastatin merupakan Inhibitor HMG-CoA reduktase yang efektif dalam

menurunkan kadar LDL. Umumnya atorvastatin digunakan dalam bentuk garam

Ca nya yaitu atorvastatin kalsium (Lipitor).

Dalam BCS (Biopharmaceutics Classification System), atorvastatin kalsium

tergolong dalam kelas kedua yaitu obat dengan disolusi yang terbatas dan

permeabilitas yang baik, di mana bioavailabilitasnya dikontrol oleh dosis formula

dan tingkat pelepasan dari bahan obat.

2.3.1 Monografi Atorvastatin

1. Identifikasi

Identifikasi atorvastatin menggunakan Spektrofotometri Infra Red.

Prosedur: Sample dan standar dilarutkan dalam metanol kemudian

diuapkan hingga kering sampai massanya stabil, kemudian diukur dan

dibandingkan spektrum IR nya.

2. Penetapan kadar

Alat: KCKT

Detektor: UV-Vis (237 nm)

Kolom: C-18 (250 mmx 4,6 mm; ukuran partikel 0,5 µm) Perfectsil®,

suhu 25 °C, pre kolom: Filter tech Nylon-66; 0,45 µm

Fase gerak: Asetonitril 0,025M dan natrium Dihidrogen Fosfat pH 4,5

(55:45)

Laju alir: 1 ml/menit, volume injeksi 20 µm

Persiapan standar: serbuk dilarutkan dalam fase gerak, kemudian dibuat

penenceran dengan konsentrasi 2, 4, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm.

Kemudian masing-masing diukur dengan KCKT

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

6

Universitas Indonesia

Persiapan sampel: sampel dilarutkan dalam fase gerak, kemudian dibuat

pengenceran dengan konsentrasi 2, 4, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm.

Kemudian masing-masing diukur dengan KCKT

3. Uji Disolusi Tablet Atorvastatin

Uji disolusi menggunakan tipe dayung. Medium disolusi menggunakan

Buffer Fosfat pH 6,8 dengan volume medium 900 ml. Disolusi dilakukan

selama 30 menit dengan kecepatan 75 RPM, suhu dijaga 37±0,5°C. Waktu

sampling yang baik adalah pada menit ke-5, 10, 15, 30.

2.3.2 Sifat Fisikokimia (USP’s Pending Monographs Guideline, 2012)

Nama Zat Aktif : Atorvastatin Kalsium

Nomor CAS : 134523-03-8

Rumus Molekul : C66H68CaF2N4O10

Berat Molekul : 1155.34

Pemerian : Serbuk kristal berwarna putih hingga hampir putih

Kelarutan : Tidak larut dalam larutan ≤ pH 4; sangat sedikit

larut dalam aquadest, buffer fosfat pH 7,4 dan

asetonitril; sedikit larut dalam etanol; mudah larut

dalam metanol.

Struktur Kimia :

Gambar 2.1 Struktur Kimia Atorvastatin Kalsium

Penyimpanan : Simpan pada wadah yang kedap udara dan

terlindung dari cahaya pada suhu antara 5°C

hingga 30°C (41°F hingga 86°F).

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

7

Universitas Indonesia

Indikasi : Atorvastatin kalsium merupakan gen

antihiperlipoproteinemia (HMG-CoA reduktase

inhibitor). Statin menurunkan LDL hingga 25-55%

dan TG 10-25%, serta meningkatkan HDL 5%.

2.4 Formula Tablet Atorvastatin

1. Atorvastatin Kalsium

2. Magnesium Oksida

3. Natrium Bikarbonat

4. Kalsium Karbonat

5. Laktosa Monohidrat

6. Dikalsium Fosfat

7. Mikrokristalin Selulosa

8. Manitol

9. Butil Hidroksi Anisol (BHA)

10. Polysorbate 80

11. Magnesium Stearat

12. Opadry White YS-1-7040

2.5 Pembuatan Tablet Atorvastatin

1. Laktosa monohidrat diayak pada ayakan dengan mesh 40

2. Polysorbate 80 dan BHA dilarutkan dalam 5ml etanol

3. Larutan Polysorbate dan BHA dituangkan di atas Laktosa Monohidrat dan

dikeringkan diatas nampan pengering pada suhu 40-45oC hingga LOD

yang diinginkan tercapai dan Laktosa Monohidrat dapat melewati

pengayak dengan mesh 40

4. Seluruh bahan harus dapat melalui pengayak mesh 40, kecuali Magnesium

Stearat, dicampur selama 25 menit didalam octagonal blender

5. Kemudian campuran diayak pada pengayak 2mm. Pada tahap ini

dilakukan analisis hasil ayakan dan perhitungan % fines dan granul

6. Mikrokristalin selulosa yang telah diayak dimasukkan ke dalam campuran

dan dihomogenkan selama 10 menit

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

8

Universitas Indonesia

7. Lalu Magnesium Stearat yang telah diayak dimasukkan kedalam campuran

dan dihomogenkan selama 5 menit

8. Tentukan parameter dan strategi optimisasi

2.6 Studi Preformulasi

Penelitian terhadap bentuk sediaan oral Atorvastatin Kalsium telah

dilakukan. Dari hasil penelitian, bentuk sediaan oral paling cocok dan paling

stabil untuk Atorvastatin Kalsium adalah bentuk tablet. Bentuk tablet dipilih

karena memiliki umur simpan yang baik dan tidak mudah terdegradasi, khususnya

dalam kasus Atorvastatin Kalsium.

2.7 Studi Kompatibilitas

Dari hasil penelitian dan pengamatan terhadap interaksi zat aktif

Atorvastatin Kalsium dengan eksipien-eksipien yang ada dalam formula,

diketahui bahwa Atorvastatin Kalsium bersifat compatible dengan eksipien-

eksipien yang digunakan. Hal tersebut dapat disimpulkan dari hasil pengamatan

secara fisik.

2.8 Parameter Sebelum Proses Pengempaan

Loss On Drying (LOD) serbuk dan granul

Analisis Berat Jenis (BJ) granul

Indeks Kompresibilitas granul dan rasio Hausner’s

Analisis granul

2.9 Parameter Setelah Proses Pengempaan

Keragaman bobot tablet

Ketebalan tablet (Vernier Caliper)

Kekerasan tablet (dalam Newton)

Disintegrasi tablet

Friabilitas tablet

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

9

Universitas Indonesia

2.10 Mekanisme Kerja

Efek penurunan kolesterol statin bekerja karena golongan ini merupakan

inhibitor kompetitif 3-hidroksi-3-metilglutaril CoA Reduktase (HMG-CoA)

reduktase, yang merupakan enzim yang mengkatalisis perubahan HMG-CoA

menjadi mevalonat dalam biosintesis kolesterol. Akibat adanya penghambatan

sintesis kolesterol, jumlah kolesterol pada hepatosit menurun, sehingga

menyebabkan aktivasi Sterol Regulatory Element Binding Protein (SREBP) yang

merupakan faktor transkripsi yang normalnya terdapat pada sitoplasma. SREBP

selanjutnya berdifusi ke dalam nucleus dan mengikat Sterol Response Elements

(SRE), menyebabkan peningkatan transkripsi gen reseptor LDL. Jumlah reseptor

LDL meningkat sehingga mengikat lebih banyak LDL-plasma. Akibatnya, jumlah

LDL plasma menurun. Reseptor LDL juga mengikat VLDL dan IDL karena

keduanya banyak mengandung ApoE, yang dikenali oleh reseptor LDL. VLDL

dan IDL adalah prekursor LDL, sehingga jumlah LDL pun menurun. Selain itu,

beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa menurunnya sintesis kolesterol

menyebabkan penurunan sintesis VLDL yang salah satu komponennya adalah

kolesterol. Selain menghambat HMG-CoA reduktase dan menghasilkan

penurunan kolesterol, statin juga memiliki efek farmakologis lain yang disebut

efek pleiotropik, yang mencakup memperbaiki fungsi endotel, mengurangi

koagulasi darah, mengurangi inflamasi, dan meningkatkan stabilitas plak.

2.11 Farmakokinetik

a. Absorbsi

Atorvastatin diserap secara cepat setelah pemberian oral, konsentrasi

plasma maksimum dicapai 1-2 jam, absorpsi meningkat sebanding dengan

peningkatan dosis Atorvastatin. Bioavailabilitas atorvastatin (obat induk)

sekitar 14% dan ketersediaan inhibitor HMG-CoA reduktase dalam

sistemik sekitar 30%. Ketersediaan sistemik rendah berkaitan dengan klirens

di mukosa saluran cerna dan/ atau metabolisme lintas pertama. Meskipun

makanan menurunkan kecepatan dan tingkat absorpsi obat ketersediaan

sekitar meskipun makanan menurunkan kecepatan dan tingkat absorpsi obat

sampai masing-masing sekitar 25% dan 9%, dinilai sebagai Cmaks dan

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

10

Universitas Indonesia

AUC, reduksi LDL-C hampir sama ketika diberikan bersama makanan

ataupun tidak. Konsentrasi plasma atorvastatin rendah bila diberikan pada

pagi hari dibandingkan pemberian pada malam hari. (sekitar 30% untuk

Cmax dan AUC).

b. Distribusi

Rata- rata distribusi Atorvastatin sekitar 381liter. ≥98% atorvastatin terikat

pada protein plasma. Rasio darah/plasma sekitar 0,25 mengindikasikan

penetrasi obat rendah ke dalam sel darah merah. Berdasarkan penelitian

pada tikus, atorvastatin kemungkinan disekresikan pada air susu. (lihat

kontraindikasi, kehamilan dan laktasi, dan pencegahan, ibu menyusui).

c. Metabolisme

Atorvastatin secara ekstensif dimetabolisme menjadi orto- dan derivat

parahidroksilasi dan produk variasi β-oksidasi. secara in-vitro, Inhibisi

HMG-CoA reduktase oleh orto- dan metabolit parahidroksilasi adalah setara

dengan Atorvastatin. Sekitar 70% dari sirkulasi aktivitas penghambatan

untuk HMG-CoA reduktase disebabkan oleh metabolit aktif. Studi in vitro

menunjukkan pentingnya metabolisme Atorvastatin oleh sitokrom P450

3A4 konsisten dengan peningkatan konsentrasi plasma Atorvastatin

bersamaan dengan eritromisin, yang dikenal sebagain inhibitor enzim ini

(lihat Pencegahan dan Interaksi Obat). Pada hewan, metabolit orto hidroksi

mengalami glukoronidasi lebih lanjut.

d. Ekskresi

Atorvastatin dan metabolitnya terutama dieliminasi dalam empedu dan hati

dan atau metabolisme ekstra hepatik meskipun, obat tidak mengalami

resirkulasi enterohepatik. Rata-rata waktu paruh eliminasi atorvastain pada

manusia sekitar 14 jam, tetapi waktu paruh aktivitas penghambat HMG-

CoA reduktase adalah 20-30 jam berdasarkan pada adanya metabolit aktif.

Kurang dari 2% dosis atorvastatin ditemukan padda urin untuk pemberian

secara oral.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

11 Universitas Indonesia

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Selama Praktek Kerja Profesi Apoteker di Industri Farmasi Unit Riset dan

Pengembangan pada Sub Unit Pengembangan Formulasi, mahasiswa diberikan

tugas khusus untuk melakukan studi literatur mengenai Atorvastatin Kalsium,

baik dari segi sifat fisikokimia hingga sediaan yang beredar di masyarakat.

Atorvastatin merupakan inhibitor HMG-CoA reduktase yang efektif dalam

menurunkan kadar LDL. Umumnya Atorvastatin digunakan dalam bentuk garam

Kalsium-nya yaitu Atorvastatin Kalsium.

3.1 Sediaan Atorvastatin Kalsium

Sediaan Atorvastatin Kalsium yang telah beredar, yaitu Lipitor®.

3.1.1 Lipitor®

Lipitor® tablet diproduksi oleh Pfizer, US. Lipitor® tablet tersedia dalam

dosis 10, 20, 40, dan 80mg. Sediaan ini biasanya diberikan kepada pasien yang

menderita hiperkolesterolemia primer, heterozygous familial hiperkolesterolemia,

homozygous familial hiperkolesterolemia, atau tipe hiperkolesterolemia

campuran pada pasien yang tidak menunjukkan respon yang adekuat terhadap

diet dan tindakan lain yang sesuai.

3.1.2 Dosis dan Cara Penggunaan

Hyperkolesterolemia primer, hyperlipidemia kombinasi , 10 – 20 mg sehari

pada malam hari, interval disesuaikan paling sedikit 4 minggu; kisaran dosis lazim

10 – 80 mg sekali sehari pada malam hari. Hyperkolesterolemia familial

homozygous , 40 mg sehari pada malam hari atau 80 mg sehari terbagi dalam 3

dosis (dengan dosis terbesar pada malam hari). Pencegahan kardiovaskuler , dosis

awal 20 – 40 mg sekali sehari pada malam hari, interval disesuaikan paling sedikit

4 minggu; maksimal 80 mg sekali sehari pada malam hari. Catatan : maksimal 10

mg sehari jika digunakan bersama ciclosporin , fibrat atau penurun lipid nicotinic

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

12

Universitas Indonesia

acid . Maksimal 20 mg sehari jika digunakan bersama amiodaron atau verapamil.

Maksimal 40 mg sehari dengan diltiazem.

3.1.3 Kontraindikasi

Penyakit hati aktif atau peningkatan persisten serum transaminase yang

tidak dapat diterangkan. Hamil dan laktasi. Hipersensitif terhadap Atorvastatin.

3.1.4 Perhatian

Statin harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit

hati atau pasien yang menggunakan alkohol dalam jumlah yang banyak

(penggunaan dihindari pada penyakit hati yang aktif). Hipotiroidisme harus

diberi pengobatan yang adekuat lebih dahulu sebelum memulai pengobatan

dengan statin). Tes fungsi hati harus dilakukan sebelum pengobatan dan 1 – 3

bulan setelah penggunaan obat, diteruskan tiap 6 sampai 1 tahun, kecuali jika

terdapat tanda-tanda hepatotoksisitas. Pengobatan harus dihentikan apabila kadar

serum transminase meningkat hingga dan bertahan 3 kali batas atas nilai

normalnya. Statin harus digunakan dengan peringatan (hati-hati) pada pasien

dengan faktor resiko mengalami myopathy atau rhabdomyolysis; pasien diberi

nasehat untuk melaporkan nyeri otot yang terjadi padanya. Statin dihindari

penggunaannya pada porphyria , namun rosuvastatin aman digunakan.

3.1.5 Efek Samping

Hepatotoksisitas

Studi post marketing surveillance menunjukkan bahwa pasien yang

mengonsumsi statin memperlihatkan peningkatan transaminase hepatik sebesar

tiga kali lipat nilai normal, dengan insidens sebesar 1%. Insidens kemungkinan

meningkat seiring dengan peningkatan dosis.

Miopati dan rhabdomiolisis

Insidensnya cukup rendah (0,01%), namun resiko meningkat seiring

meningkatnya konsentrasi plasma statin. Oleh karena itu, faktor-faktor yang

menghambat katabolisme statin diasosiasikan dengan resiko miopati, seperti

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

13

Universitas Indonesia

usia lanjut, disfungsi hepatik dan renal, penyakit sistemik seperti diabetes

mellitus, BMI kecil, dan hipertiroidisme yang tidak diobati.

3.1.6 Penyimpanan

Simpan sediaan Tablet Atorvastatin pada wadah yang kedap udara dan

terlindung dari cahaya pada suhu antara 5°C hingga 30°C.

3.1.7 Interaksi Obat

Kombinasi dengan resin asam empedu menyebabkan reduksi LDL 20-30%

lebih besar dibanding pemberian statin saja. Kombinasi statin, niasin dan resin

asam empedu menyebabkan reduksi LDL hingga 70%.

Obat-obat yang mengurangi katabolisme statin meningkatkan resiko

miopati. Interaksi dengan gemfibrozil merupakan penyebab miopati tersering,

yaitu melalui mekanisme pengambatan uptake statin ke hepatosit dan interferensi

terhadap katabolisme statin oleh CYP dan glukuronidase di hati. Fibrat lain

terutama fenofibrat tidak mengganggu glukuronidase statin sehingga resiko

miopati rendah. Interaksi dengan niasin juga dapat menyebabkan miopati,

kemungkinan disebabkan oleh peningkatan penghambatan sintesis kolesterol pada

otot rangka (interaksi farmakodinamik).

Obat-obat lain yang mengganggu oksidasi statin adalah golongan yang

terutama dimetabolisme oleh CYP3A4, seperti siklosporin, antibiotik makrolida,

fenilpiperadin, nefazodon, inhibitor HIV protease, dan antijamur azole. Statin

boleh diberikan bersama obat-obat di atas apabila dosis statin kurang dari 25%

dari dosis maksimal. Kombinasi dengan resin asam empedu menyebabkan reduksi

LDL 20-30% lebih besar dibanding pemberian statin saja. Kombinasi statin,

niasin dan resin asam empedu menyebabkan reduksi LDL hingga 70%.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

14 Universitas Indonesia

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan tugas khusus yang telah diberikan selama Praktek Kerja Profesi

Apoteker (PKPA), maka dapat disimpulkan, bahwa:

Atorvastatin khususnya atorvastatin kalsium dapat dibuat sediaan tablet dengan

metoda granulasi basah. Metoda granulasi basah dipilih dengan memperhatikan

sifat fisikokimia serta stabilitas dari atorvastatin kalsium.

4.2 Saran

Atas keterbatasan literatur yang tersedia di Perpustakaan Unit Risbang PT.

Kimia Farma Tbk., PT. Kimia Farma Tbk. diharapkan tidak hanya berlangganan

jurnal Drug Development and Industrial Pharmacy saja, tetapi juga berlangganan

jurnal lainnya misalnya Science Direct, sehingga akan mendapatkan literatur yang

lebih banyak lagi yang dapat berguna untuk semua hal, khususnya dalam hal

pengembangan produk.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358938-PR-Amelia Isyana Wardhani...PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI . DEPOK . JUNI 2012

15 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Adnyana, I.K., Andrajati, R., Setiadi, A.A.P., Sigit, J.I., Sukandar, E.Y.,

Kusnandar. (2010). Isofarmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Brunton, L.L. (Ed.). (2006). Goodman and Gilbman’s: The Pharmacological

Basis of Therapeutic Eleventh Edition. United States of America:

McGraw-Hill Medical Publishing Division.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman Nasional

Penanggulangan Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2005). Pharmaceutical

Care Untuk Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Gunawan, Sulistia Gan. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi Kelima. Jakarta:

Gaya Baru.

Sweetman, S.C. (Ed). (2009). Martindale: The Complete Drug Reference. The

Pharmaceutical Press.

Sachin V. Wankhede et al. (2010). Formulation and stabilization of Atorvastatin

tablets. Retrived May, 25, 2012, from J. Chem. Pharm. Res.

http://www.jocpr.com/.

Laporan praktek..., Amelia Isyana Wardhani, FMIPA UI, 2012