universitas indonesia analisis sistem …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350970-ta-rika...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SIKLUS
PENJUALAN PT. ATLAS COPCO NUSANTARA
LAPORAN MAGANG
RIKA AGUSTIANA
1006814540
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2013
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SIKLUS
PENJUALAN PT. ATLAS COPCO NUSANTARA
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
RIKA AGUSTIANA
1006814540
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JUNI 2013
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
UNIVERSITY OF INDONESIA
ANALYSIS OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM IN
THE SALES CYCLE AT PT. ATLAS COPCO NUSANTARA
INTERNSHIP REPORT
Proposed as a requirement to obtain the Degree as Economic’s Graduate
RIKA AGUSTIANA
1006814540
FACULTY OF ECONOMY
ACCOUNTING UNDERGRADUATE EXTENSION PROGRAM
DEPOK
JUNI 2013
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
iv
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini.
Pembuatan laporan magang ini dalam rangka sebagai salah satu syarat kelulusan
program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan magang ini sangatlah sulit tanpa
addanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril, materiil, bahkan
bantuan teknis seperti mengenai informasi dan data-data yang dibutuhkan penulis
dalam menyusun dan menyelesaikan laporan magangnya. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis akan mengucapkan ucapan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah mmembantu penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Mafrizal Heppy, Ak., MBA , selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing dan membantu
penulis menyelesaikan laporan magangnya.
2. Bapak Dr. Bambang Pamungkas SE., Ak., MBA dan Ibu Sonya Oktaviana
SE., M.Ak selaku dewan penguji yang telah memberikan masukan yang
sangat berguna untuk memperbaiki penyusunan laporan magang ini.
3. Bapak Subagia Made (Ayah) dan Ibu Ana (ibu) yang telah memberikan
dukungan baik materiil maupun moril agar penulis tetap optimis dalam
menyelesaikan laporan magangnya.
4. Suamiku Yudi Ariyono dan anakku tersayang Keano Maliq Alfarizi yang
telah menjadi motivasi terbesar dalam hidup bunda selama ini. “I Love
You With All My heart”.
5. Pihak PT. Atlas Copco Nusantara yang antara lain Mr. Mark Horsley
selaku Manager Finance & Administration yang telah memberikan penulis
kesempatan untuk dapat magang di PT. Atlas Copco Nusantara, Pak
Kurnia yang telah membantu penulis dalam magang ini, Ibu Eka yang
telah memberikan kesempatan penulis untuk magang di bagian dari
departemen yang dipimpinnya, Mbak Kirana dan Mitha yang telah
menjadi teman yang baik selama penulis melaksanakan magang, Ibu
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
v
Universitas Indonesia
Reini dan staf bagian penjualan yang telah meluangkan waktunnya untuk
membantu penulis selama melakukan magang, Bapak Mustafa, Mbak
Hening dan Vindi selaku bagian HRD yang membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan magang ini serta pihak-pihak lain dari PT. Atlas
Copco Nusantara yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah sangat membantu penulis dalam menyusun laporan magangnya.
6. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan moril kepada
penulis dalam menyelesaikan program studi dan penyusunan laporan
magangnya.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT memberikan ridho-Nya dan
membalas semua kebaikan saudara-saudara semua. Dan penulis berharap semoga
laporan magang ini dapat bermanfaat bagi orang lain dan bagi pengembangan
ilmu.
Depok, Juli 2013
Penulis
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
vii
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Rika Agustiana
Program Studi : Akuntansi
Judul : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus
Penjualan PT. Atlas Copco Nusantara
Laporan magang ini membahas analisis pengendalian internal pada sistem
informasi akuntansi atas siklus penjualan di PT. Atlas Copco Nusantara.
Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan alat-alat penunjang industri
pertambangan. Metode penulisan laporan magang ini dilakukan melalui
wawancara dan pengamatan penulis selama program magang berlangsung. Hasil
dari laporan ini yaitu penilaian dan usulan atas pengendalian internal sistem
informasi akuntansi terkait siklus penjualan di PT. Atlas Copco Nusantara.
Penerapan pengendalian internal di PT. Atlas Copco Nusantara telah terlaksana
dengan baik, walaupun masih ditemukan beberapa aktivitas yang masih perlu
diperbaiki.
Kata kunci : pengendalian internal, siklus penjualan, PT. Atlas Copco Nusantara.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
viii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
This report discusses about the analysis of internal controls over the accounting
information system in the sales cycle at PT. Atlas Copco Nusantara. This
company is seling equipment for supporting mining industry. Internship report
writing method is done trough interviews and observation of the author during
ongoing internship program. This report is the result of the proposed assesment on
internal control related sales cycle. Implementation of internal control at PT. Atlas
Copco Nusantara has done well, although there are some activities need to be
improved.
Key word : internal controls, sales cycle, PT. Atlas Copco Nusantara.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..............................vii
ABSTRAK............................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................2
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang.............................................3
1.4 Aktivitas Magang Secara Umum..........................................................3
1.5 Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang...................................................3
1.6 Metode Penulisan Laporan Magang......................................................3
1.7 Sistematika Penulisan............................................................................4
BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN TEMPAT MAGANG
2.1 Sejarah Perusahaan................................................................................6
2.2 Visi dan Misi Perusahaan......................................................................7
2.3 Deskripsi Produk dan Jasa PT. Atlas Copco Nusantara........................8
2.4 Struktur Organisasi PT. Atlas Copco Nusantara.................................12
2.5 Aktivitas Siklus Penjualan PT. Atlas Copco Nusantara......................15
BAB 3 LANDASAN TEORI
3.1 Konsep Sistem Informasi Akuntansi...................................................20
3.2 Operasi Sistem Informasi Akuntansi...................................................25
3.2.1 Siklus Pendapatan....................................................................25
3.2.2 Alur Siklus Penjualan..............................................................25
3.2.3 Dokumen Terkait Siklus Penjualan.........................................31
3.2.4 Pengendalian Internal Pada Siklus Pendapatan.......................33
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal Atas
Siklus Penjualan..................................................................................42
4.1.1 Aktivitas Penerimaan Pesanan Penjualan................................44
4.1.1.1 Analisis Pengendalian Internal Aktivitas Memasukan
Pesanan........................................................................46
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
x
Universitas Indonesia
4.1.2 Aktivitas Pembelian Barang....................................................51
4.1.1.2 Analisis Pengendalian Internal Aktivitas
Pembelian...........................................................................52
4.1.3 Aktivitas Pengiriman...............................................................52
4.1.1.3 Analisis pengendalian Internal Aktivitas
Pengiriman...................................................................54
4.1.4 Aktivitas Penagihan.................................................................56
4.1.1.4 Analisis Penendalian Internal Aktivitas
Penagihan....................................................................59
4.1.5 Aktivitas Penerimaan Kas.......................................................61
4.1.1.5 Analisis Pengendalian Internal Aktivitas Penerimaan
Kas..............................................................................63
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..........................................................................................65
5.2 Saran....................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Atlas Copco Nusantara ...............................13
Gambar 2.2 Context Diagram Siklus Pendapatan PT. Atlas Copco Nusantara ....16
Gambar 2.3 Data Flow Diagram Level 0 Siklus Pendapatan PT. Atlas Copco
Nusantara.............................................................................................17
Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem ..................................................................21
Gambar 3.2 Context Diagram Siklus Pendapatan .................................................26
Gambar 3.3 Data Flow Diagram Level 0 Siklus Pendapatan ................................27
Gambar 4.1 Aktivitas Memasukan Pesanan ..........................................................46
Gambar 4.2 Aktivitas Pengiriman .........................................................................53
Gambar 4.3 Aktivitas Penagihan ...........................................................................58
Gambar 4.4 Aktivitas Penerimaan Kas .................................................................62
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hambatan dan Pengendalian pada Siklus Pendapatan...........................33
Tabel 4.1 Ancaman dan Saran Pengendalian Internal pada Aktivitas Memasukan
Pesanan..................................................................................................47
Tabel 4.1 Ancaman dan Saran Pengendalian Internal pada Aktivitas
Pengiriman.............................................................................................54
Tabel 4.1 Ancaman dan Saran Pengendalian Internal pada Aktivitas
Penagihan...............................................................................................59
Tabel 4.1 Ancaman dan Saran Pengendalian Internal pada Aktivitas Penerimaan
Kas.........................................................................................................63
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, dibutuhkan
oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Baik pihak diluar perusahaan,
seperti kreditur, calon investor, kantor pajak dan lain-lainnya yang memerlukan
informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan mereka. Disamping itu pihak
intern perusahaan yaitu manajemen juga memerlukan informasi keuangan untuk
mengetahui, mengawasi dan mengambil keputusan untuk menjalankan
perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun dalam
perusahaan, maka disusunlah suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini
direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak ekstern
maupun pihak intern perusahaan.
Salah satu tujuan dari sistem informasi adalah untuk membantu pihak
manajemen di dalam menjalankan bisnis perusahaan agar lebih efisien dan
efektif. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pemrosesan transaksi yang terjadi
dari sumber ekstern ataupun intern dan persiapan keluaran seperti dokumen-
dokumen operasional dan laporan keuangan. Agar informasi yang dihasilkan dari
pemrosesan transaksi tersebut dapat membantu manajemen, maka para akuntan
juga berperan didalam perancangan elemen-elemen sistem perosesan transaksi
seperti dokumen sumber, buku harian, buku besar dan laporan keuangan.
Transaksi dari siklus akuntansi merupakan titik sentral untuk berfungsinya
sistem informasi akuntansi. Dimana fungsi pemrosesan transaksi menguraikan
fungsi-fungsi lain yang terlibat dalam memperlancar kegiatan operasional
perusahaan.
Untuk memperoleh informasi yang tepat, cepat, dan akurat diperlukan alat
yang dapat memproses transaksi dengan cepat dalam hal ini komputer sebagai
hardware dan software akuntansi yang terintegrasi dapat digunakan sebagai alat
bantu di dalam pemrosesan transaksi.
Salah satu siklus penting dalam perusahaan adalah siklus pendapatan. Siklus
pendapatan merupakan proses yang berasal dari peristiwa ekonomi yang
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
2
Universitas Indonesia
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, dimana didalamnya termasuk
transaksi penjualan. Untuk mendukung siklus ini dibutuhkan sebuah sistem yang
baik. Agar sistem ini dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan pengendalian
internal yang memadai. Pengendalian internal terhadap sistem penjualan
merupakan hal yang sangat penting karena sistem penjualan merupakan suatu
kegiatan yang dimulai dari menginput data, memproses data sampai dengan data
tersebut menghasilkan suatu informasi, sangat rentan terhadap kesalahan yang
kadang tidak dapat dihindarkan.
Dengan kerangka pemikiran diatas maka penulis memilih judul : “Analisis
sistem informasi akuntansi terkait siklus penjulan kredit PT. Atlas Copco
Nusantara”
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan magang antara lain adalah :
Sebagai pertanggungjawaban atas aktivitas magang yang dilakukan
oleh penulis di PT. Atlas Copco Nusantara selama kurang lebih tiga
bulan lamanya.
Memberikan informasi dan gambaran kepada pembaca mengenai
aktivitas magang penulis termasuk kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan program magang.
Menjadikan laporan ini sebagai bahan referensi bagi mahasiswa-
mahasiswa lain yang akan mengikuti program magang.
Memberikan gambaran dan pemahaman yang menyeluruh tentang
proses bisnis PT. Atlas Copco Nusantara terutama dalam hal ini
terkait siklus penjualan yang dimiliki perusahaan.
Menjadikan laporan ini sebagai masukan yang positif dan
membangun terhadap proses bisnis perusahaan terutama dalam
siklus pendapatan PT. Atlas Copco Nusantara.
Memberikan analisis yang menyeluruh terhadap pengendalian
internal sistem informasi akuntansi terkait siklus penjualan PT.
Atlas Copco Nusantara.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
3
Universitas Indonesia
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang
Penulis melaksanakan program magang terhitung sejak hari Senin tanggal 4
Pebruari 2013 dan berakhir sampai dengan hari Jumat tanggal 3 Mei 2013.
Penulis melaksanakan mata kuliah magang di PT Atlas Copco Nusantara yang
bertempat di Cilandak Commersial Estate Building 201 Jl. Raya Cilandak KKO,
Jakarta Selatan. Selama melaksanakan program magang ini penulis ditempatkan
di Bagian Keuangan di perusahaan tersebut. Mahasiswa bekerja penuh waktu
(fulltime) selama melakukan magang.
1.4 Aktivitas Magang Secara Umum
Penulis ditempatkan di bagian Finance & Administration PT. Atlas Copco
Nusantara. Selama melaksanakan mata kuliah magang penulis melakukan
berbagai kegiatan dan tugas-tugas yang berkaitan dengan keuangan yang terjadi di
bagian Finance & Administration. Penulis melakukan berbagai hal seperti
membantu memeriksa prepaid tax perusahaan untuk tahun 2011 dan 2012,
mencocokan daftar aset tetap antara pajak dan komersil serta membantu untuk
menghitung depresiasi dari asset tersebut dari sejak perusahaan berdiri sampai
dengan tahun 2012, menginput perhitungan VAT, dan ekualisasi invoice, credit
note, dan VAT invoice untuk tahun 2011 dan 2012.
1.5 Ruang Lingkup Penulisan
Dalam penulisan laporan magang ini, penulis mengangkat sistem informasi
akuntansi dan pengendalian internal pada siklus penjualan karena pengendalian
internal sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk meminimalkan risiko.
Pembahasan topik laporan magang ini meliputi sistem informasi akuntansi, alur
sistem penjualan, dan sistem pengendalian internal atas proses penjualan tersebut.
1.6 Metode Penulisan Laporan Magang
Laporan magang ini disusun dalam bentuk laporan kegiatan yang
menerangkan kegiatan penulis selama melaksanakan program magang dan
menggunakan studi pustaka sebagai referensi literature dalam menyusun landasan
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
4
Universitas Indonesia
teori. Data yang akan digunakan sebagai bahan penulisan harus dikonfirmasikan
kepada perusahaan untuk mendapatkan izin sebelum dimasukan ke dalam laporan
akhir magang dengan tetap menjaga hal-hal yang bersifat rahasia.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Laporan Magang ini penulis membuat sistematika
penulisan dengan membagi menjadi lima bab, yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya magang,
tujuan dari magang, waktu dan tempat dilaksanakannya magang.
Termasuk juga dalam bab ini dijelaskan mengenai ruang lingkup
penulisan, tujuan dan sitematika penulisan laporan magang.
BAB 2 DESKRIPSI PERUSAHAAN TEMPAT MAGANG
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang profil perusahaan secara
menyeluruh. Profil perusahaan ini mencerminkan gambaran perusahaan
secara umum terkait dengan sejarah pembentukan perusahaan, jenis
produk yang dijual, visi dan misi perusahaan, serta informasi-informasi
terkait lainnya.
BAB 3 LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan landasan-landasan teori yang dikemukakan
penulis sebagai suatu dasar teori dalam melakukan pembahasan-
pembahasan dalam laporan magang ini.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan menguraikan kondisi sistem informasi akuntansi
siklus pendapatan dari penjualan pada PT. Atlas Copco Nusantara
termasuk pihak-pihak yang terlibat didalam siklus penjualan, sistem
pengendalian internal atas siklus penjualan serta analisis siklus tersebut.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
5
Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyimpulkan pelaksanaan sistem informasi akuntansi atas
siklus pendapatan dari penjualan di PT. Atlas Copco Nusantara. Selain
kesimpulan, bagian penutup juga disertai dengan saran-saran perbaikan
sebagai masukan bagi perusahaan demi peningkatan efisiensi dan
efektivitas dari sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal
pendapatan dari penjualan PT. Atlas Copco Nusantara.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
6 Universitas Indonesia
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN TEMPAT MAGANG
2.1 Sejarah Perusahaan
Atlas Copco adalah perusahaan yang didirikan di Swedia pada tahun 1873. Saat
ini Atlas Copco telah memiliki jangkauan global di lebih dari 170 negara. Atlas
Copco Group adalah kelompok industri, yang bergerak dalam teknik kompresor,
teknik konstruksi, teknik pertambangan dan penggalian dan teknik industrial.
Di Indonesia sendiri, pada bulan Januari 2011, Atlas Copco Mining and Rock
Excavation Technique sebagai salah satu divisi Atlas Copco Grup mengakuisisi
perusahaan lokal PT. Fluidcon Jaya. PT. Fluidcon Jaya telah beroperasi di Indonesia
selama lebih dari dua puluh lima tahun, terutama dalam bisnis mining, logging, oil
and gas, dan industri terkait lainnya. Dengan adannya penggabungan usaha tersebut
maka terbentuklah PT. Atlas Copco Fluidcon. Yang kemudian pada tanggal 1
November 2012 berubah nama menjadi yang kita kenal sekarang yaitu PT. Atlas
Copco Nusantara. Nama ini dipilih sebagai bentuk penghormatan terhadap Indonesia
Berkantor pusat di Jakarta, perusahaan menawarkan produk dan jasa sebagai
penunjang industri pertambangan. Selain itu perusahaan juga memiliki sepuluh
cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Cabang perusahaan terdapat di Jakarta,
Batu Hijau, Pekanbaru, Timika, Samarinda, Sanggata, Berau, Balikpapan, Satui dan
Adaro.
PT. Atas Copco Nusantara merupakan perusahaan yang melakukan sistem
penjualannya dengan konsep direct selling karena PT. Atlas Copco Nusantara
merupakan agen tunggal dari Atlas Copco Grup. PT. Atlas Copco Nusantara menjual
produk-produk yang dihasilkan oleh Atlas Copco sendiri dan perusahaan juga
merupakan eksklusif distributor dari produk yang dihasilkan oleh beberapa
perusahaan yaitu Albin pumps SAS, Banlaw Ltd, EBS Ray Pumps, Fire and Safety
Industries, Gates, Hannay, Lincoln, Macnaught, Stauff, Transtank, dan Victaulic.
PT. Atlas Copco Nusantara melaksanakan bisnisnya dengan melibatkan 350
orang karyawan dan telah menghasilkan kontrak dengan perusahaan-perusahaan
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
7
Universitas Indonesia
pertambangan di Indonesia. Nilai penjualan perusahaan selama tahun 2012 adalah
sebesar Rp. 1.486.431.881.188 dan untuk tahun 2013 perusahaan telah merealisasikan
beberapa kontrak yang bernilai besar dengan beberapa perusahaan pertambangan
yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah kontrak dengan PT. Freeport Indonesia
untuk pembelian alat raise bore.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Atlas Copco adalah kelompok industri yang terdepan dalam hal kompresor,
peralatan konstruksi dan tambang, alat-alat berat dan sistem manufaktur. Perusahaan
menawarkan solusi yang tahan lama bagi peningkatan produktivitas pelanggan
melalui produk dan jasa yang inovatif. PT. Atlas Copco Nusantara selalu
mengutamakan kepuasan pelanggan untuk semua unit bisnisnya. Untuk mencapai hal
tersebut perusahaan berusaha dengan meningkatkan kualitas dari sumber daya
manusia yang dimiliki oleh perusahaan untuk efisiensi dan efektifitas dalam bekerja
yang sesuai dengan nilai-nilai inti perusahaan yaitu interaksi, komitmen dan inovasi.
Komitmen perusahaan untuk “service first” yang dibuat oleh PT. Fluidcon Jaya yang
membuat perusahaan bertahan selama dua puluh lima tahun dalam industri
pertambangan tercermin dalam perusahaan baru ini PT. Atlas Copco Nusantara.
Fokus utama setelah adanya penggabungan usaha ini adalah melakukan intensif
cross-training program untuk karyawan dari dua perusahaan sebelumnya. Dengan
nilai-nilai tersebut diharapkan perusahaan dapat memberikan pelayanan yang prima
dan kompetitif dalam memberikan jasanya. Dengan nilai-nilai perusahaan tersebut
juga PT. Atlas Copco Nusantara berusaha mencapai visi-nya untuk menjadi dan
menetapkan “yang pertama diingat – yang pertama dipilih” bagi pelanggan-
pelanggannya, calon pelanggan, dan stakeholder kunci lainnya.
Dalam memberikan pelayanannya PT. Atlas Copco Nusantara sudah memiliki
sertifikasi ISO 9001: 2008,ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 sertifikat
tersebut menandakan hasil dari kesungguhan dan kerja keras yang dilakukan
perusahaan untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan agar menjadi yang
terbaik dan terdepan di pasar global. Seiring dengan tujuan PT. Atlas Copco
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
8
Universitas Indonesia
Nusantara dalam melibatkan dan menitikberatkan peran karyawan dalam
pertumbuhan karyawan pada tanggal 21 Mei 2012 dilakukan penandatanganan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atara management dan serikat pekerja. Diharapkan
dengan penandatangan tersebut dapat tercipta lingkungan kerja yang baik sehingga
visi dari perusahaan dapat tercapai.
Atlas Copco telah menetapkan sejumlah tujuan-tujuan agar dapat mencapai
misi dari pertumbuhan berkelanjutan yang menguntungkan. Artinya adalah
perusahaan mengintensifkan fokus pada pertumbuhan, sementara mempertahankan
perolehan keuntungan yang kuat.untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan
selalu memelihara dan mengembangkan budaya yang kuat, yang dapat menawarkan
produktivitas berkelanjutan dalam pertumbuhan yang menguntungkan. Perusahaan
telah menetapkan untuk pertumbuhan penerimaan tahunan adalah 8%, diukur
berdasarkan siklus bisnis. Pada waktu yang sama ambisi perusahaan untuk tumbuh
lebih cepat dari para pesaing adalah yang terpenting.
2.3 Deskripsi Produk dan Jasa PT. Atlas Copco Nusantara
PT. Atlas Copco Nusantara mengelompokan bidang usahanya kedalam dua
bidang usaha yaitu, penjualan produk dan penjualan jasa. Produk yang dijual oleh
PT. Atlas Copco Nusantara adalah produk yang dihasilkan oleh Atlas Copco Group
dan produk –produk dari perusahaan lain dimana PT. Atlas Copco Nusantara ditunjuk
sebagai distributor eksklusif di Indonesia (Allied Product). Deskripsi dari produk-
produk PT. Atlas Copco Nusantara adalah sebagai berikut :
1. Atlas Copco Component Exchange Program
Atlas Copco Component Exchange Program mempersilahkan pelanggan untuk
mengganti bagian mesin seperti rotary heads atau airends dengan membuat
kembali produk tersebut. Pelanggan hanya perlu mengirimkan produk yang
mereka gunakan ke Atlas Copco Customer Center di Balikpapan untuk dibuatkan
kembali. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat menghemat waktu dan
mengurangi biaya jika membeli yang produk yang baru.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
9
Universitas Indonesia
2. Atlas Copco Mining and Rock Excavation
Perusahaan menawarkan peralatan untuk drilling dan rock excavation. Produknya
adalah rotary blasthole drill rigs, surface drilling equipment, rock drilling tools,
underground vehicle, tunneling rock drill rigs, exploration drilling, ground
enginnering, rock reinforcement and bolting dan mobile crushers and screeners.
3. Engginering and Manufacturing
Produk yang ditawarkan adalah berbagai macam sistem yang dapat digunakan
oleh pelanggan untuk melindungi bahan bakar dan hydraulic oil agar tidak
terkontiminasi. Decontamination module, the on-board auxiliary decontamination
module, dan portable hydraulic fluid filter cart.
4. Perusahaan-perusahaan yang merupakan Allied Product PT. Atlas Copco
Nusantara adalah sebagai berikut :
Albin Pumps SAS
Albin Pumps SAS adalah perusahaan manufaktur yang terdepan dalam bidang
Displacement Pumps selama lebih dari 30 tahun. Produk yang ditawarkan
adalah Albin AOFD Pumps (Air Operated Floating Diaphragm Pumps).
Banlaw Ltd
Banlaw hydrocarbon adalah perusahaan Australia dengan pengalaman lebih
dari 30 tahun di bidang sistem pengisian bahan bakar dan manajemen
hidrokarbon. Menggunakan teknologi refueling milik sendiri yang telah
dipatenkan, Banlaw telah mendesain sistem bagi perusahaan-perusahaan yang
beroperasi diseluruh dunia di bidang pertambangan, pelabuhan, serta industri
kereta api dan transport. Sistem Banlaw memungkinkan kendaraan dan tangki
penyimpanan dapat diisi dengan aman dan cepat dan penggunaan bahan bakar
kendaraan individual dapat dimonitor, selain juga membantu mmengawasi
terjadinya pencurian bahan bakar. Selain itu produk lain yang poopuler dii
Indonesia adalah sistem bahan bakar Fueltrack, sistem proteksi keluberan
Fillsafe, dan fitting pelumas dan pendingin Lubecentral.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
10
Universitas Indonesia
EBS Ray Pumps
EBS Ray pumps, adalah perusahaan manufaktur yang berasal dari Australia
yang bergerak di bidang pembuatan pumps dan pumping equipment.
Perusahaan telah beroperasi sejak tahun 1938 dan merupakan perusahaan
yang memimpin dalam pumping LPG. Produk yang ditawarkan adalah V
series Sliding Vane Pumps dan MD & HD Series Internal Gear Pumps.
Fire and Safety Industries
Fire and Safety Industries atau FSI adalah perusahan yang terdepan dalam
sistem pengendalian kebakaran, dengan lebih dari 5,500 pemberian jasa di
seluruh wilayah Asia. Dengan inovasi “Foam Guard Automatic Fire
Suppression System” dari FSI, memungkinkan pelanggan untuk mendeteksi
dini apabila terjadi kebakaran. Cara kerja sistem ini adalah saat terjadi
kebakaran, temperatur akan meningkat dan akan dideteksi oleh sensor di
sistem (Mechanical Sensor Modules) yang secara otomatis akan mengaktifkan
sistem Aqueous Film Formming Foam (AFFF) dan memadamkan api. Sistem
ini juga mengaktifkan alarm yang akan memberikan peringatan kepada semua
karyawan. Keunggulan sistem ini adalah foam yang digunakan untuk
memadamkan api sangat efektif untuk mencegah kebakaran menjadi
bertambah besar. Sistem ini dapat diinstal sesuai dengan kebutuhan pelanggan
seperti pemadaman mesin (engine shutdown) atau pemadaman listrik saat
terjadi kebakaran.
Gates
Gates adalah perusahaan yang telah dikenal sejak tahun 1911 sebagai
perusahaan manufaktur untuk hose dan belt untuk keperluan industri dan
otomotif.
Hannay Reels
Produk hanaay reels dibuat berdasarkan permintaan spesifik pelanggan. Reels
yang dibuat oleh perusahaan tersedia untuk berbagai macam kondisi,
termasuk kondisi yang berat sekalipun.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
11
Universitas Indonesia
Lincoln Industrial
Lincoln Lubrication adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1910 dan kini
telah menjadi yang terdepan dalam sistem lubrikasi. Dua produk unggulan
dari Lincoln adalah Centro-Matic Lubrication System dan Quicklub
Lubrication System. Sistem lubrikasi ini banyak digunakan untuk alat-alat
berat dan kendaraan berat di industri pertambangan. Sistem ini memungkin
lubrikasi dari oli dan grease ke mesin dan kendaraan berat. Sistem ini dapat
bekerja dengan air operated, elektrik, manual atau pompa hidraulik.
Macnaught
Perusahaan ini didirikan di Australia pada tahun 1948. Macnaught adalah
pemimpin desain dan pembuatan lubrikasi dan transfer bahan bakar untuk
keperluan industri. Macnaught memberikan waranti selama sepuluh tahun
semua produk dan suku cadang. Produk unggulan dari macnaught adalah F-
series fuel and oil flow meters. Keunggulan produk ini bahan pembuatannya
yang terbuat dari alumunium yang cocok untuk lingkungan yang ekstrim
sekalipun dan yang menarik adalah desain rotornya yang unik dan sederhana
menjadikannya mudah untuk diperbaiki, membutuhkan suku cadang yang
lebih sedikit dan dapat diperbaiki saat terpasang sehingga mengurangi
downtime.
Stauff
Stauff adalah perusahaan yang telah berpengalaman lebih dari 50 tahun di
industri hidraulik. Komponen yang dihasilkan oleh perusahaan digunakan
untuk konstruksi tanks an unit power untuk mobile industrial hydraulic
industry. Produk yang dihasilkan yaitu Stauff Clamps, Stauff Test,
Diagtronics, dan Stauff Hydraulic Accessoris.
Transtank
Transtank memiliki spesialisasi dalam penjualan berbagai jenis portable
double-walled, self-bundled, fuel, lubricant, dan penyimpanan bahan kimia.
Produknya adalah transtank portable cubes yang sangat cocok untuk
transportasi bahan-bahan cair di site karena mudah untuk dibawa dan
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
12
Universitas Indonesia
bentuknya yang tidak terlalu besar sehingga mudah untuk disimpan atau
ditumpuk. Selain itu ditawarkan juga model T Series Small Tanks, yang
memilki kapasitas lebih besar dan digunakan dapat digunakan untuk
penyimpanan berbagai macam produk termasuk petrol, diesel, lubricant dan
waste oil.
Victaulic
Victaulic adalah produsen dari sistem penggabungan pipa mekanik.
Perusahaan telah didirikan pada tahun 1925 di New York. Produk unggulan
yang ditawarkan adalah Standard Flexible Coupling, Coupling for HDPE
Pipe, Butterfly Valves, dan Grooved End Fittings.
2.5 Struktur Organisasi PT. Atlas Copco Nusantara
Organisasi merupakan bagian dari perusahaan yang berperan melaksanakan
seluruh aktivitas perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Pembagian tugas dan
wewenang organisasi dibutuhkan agar fungsi operasional, fungsi manajerial, dan
fungsi bisnis dapat berjalan dengan baik. Setiap perusahaan memiliki struktur
organisasi yang berbeda-beda tergantung dari kegiatan yang dilakukan perusahaan.
Struktur organisasi fungsional memungkinkan personil perusahaan untuk berfokus
pada job description (jobdesc) –deskripsi tugas bekerja-masing-masing tanpa
mengabaikan kerja personil lain karena dilandasi semangat team work. Di sisi lain,
struktur organisasi fungsional juga mendukung suasana kerja yang demokratis,
fleksibel, dan desentralisasi.
Berdasarkan bagan, struktur organisasi PT. Atlas Copco Nusantara memiliki
delapan divisi dan lima branch manager. Berikut pada Gambar 2.1 struktur organisasi
dari PT. Atlas Copco Nusantara :
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
13
Universitas Indonesia
Director
SHEQ Manager
Comunication Manager
Fin & Adm Manager
Capital & consumable
Manager
MRS Parts Manager
Service Controller
Manager Parts & Service
MRS Salesman
Batu Hijau
Jakarta
Timika
Adaro
Samarinda
Satui
Sangatta
Balikpapan
Berau
Logistic Manager
HR Manager
Bussines Controller
Pekanbaru
Kalimantan Area Manager
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Atlas Copco Nusantara
Sumber : PT. Atlas copco Nusantara
Dari bagan struktur organisasi PT. Atlas Copco Nusantara dapat dilihat bahwa
pimpinan tertinggi adalah Director, yang memiliki pengaruh terbesar dalam
pengambilan keputusan pada perusahaan. Director membawahi lima bagian yaitu :
Comunication, SHEQ, Finance and Administration, Sales & Marketing, dan Parts &
Services. Manager bagian Finance and Administration, membawahi lima bagian,
yaitu logistik, Human & Resource, Business Controller, Comunication, dan SHEQ.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
14
Universitas Indonesia
Berikut ini akan dijelaskan fungsi dan uraian masing-masing bagan tersebut :
1. Director, posisi ini dipegang oleh James Kindler, yang mengawasi lima
bagian besar yaitu comunication, SHEQ, Finance and Administration, Sales &
Marketing, dan Parts & Services. Director bertugas untuk mengawasi jalannya
operasi perusahaan agar semua berjalan secara efektif dan efisien. Director
juga bertanggung jawab untuk memastikan tugas-tugas karyawannya sesuai
dengan rencana pekerjaan (Job Plant).
2. Divisi Safety Health Environment Quality (SHEQ) , bertugas untuk
menentukan dan memastikan bahwa kualitas pekerjaan masing-masing
karyawan sesuai dengan kebijakan kualitas perusahaan.
3. Divisi Comunication & General Affair,
4. Divisi Sales and Marketing
Divisi ini terbagi menjadi dua subdivisi yaitu :
Capital & Consumable
MRS Parts
Bertanggung jawab terhadap penjualan produk. Tugas sales dan marketing
adalah mencari pelanggan, memelihara hubungan baik dengan pelanggan,
memeberikan penawaran langsung kepada pelanggan, memberikan penawaran
harga ke pelanggan, membantu pelanggan memahami keterangan rinci (detail)
produk, dan mengadakan konferensi pers tentang produk baru.
5. Divisi Finance and Administration
Divisi ini terbagi menjadi dua sub divisi yaitu :
Business Controller
Tax & Treasury
6. Divisi Parts and Services
Divisi Parts and Services terbagi menjadi dua subdivisi yaitu Service
Controller dan MRS. Selain itu divisi ini juga membawahi sepuluh cabang
yang dimiliki oleh perusahaan yaitu :
Cabang Sangatta
Cabang Balikpapan
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
15
Universitas Indonesia
Cabang Samarinda
Cabang Satui
Cabang Adaro
Cabang Batu Hijau
Cabang Timika
Cabang Jakarta
Cabang Pekanbaru
Cabang Berau
7. Divisi Human Resource
Bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi human resources yang
mengelola sumber daya manusia terkait recruitment, training karyawan,
payroll, dan sebagainnya.
2.6 Aktivitas Siklus Penjualan PT. Atlas Copco Nusantara
Siklus penjualan PT. Atlas Copco Nusantara terdiri dari empat kegiatan utama
yaitu memasukan pesanan penjualan, melakukan pengiriman barang, melakukan
penagihan atas barang, dan menerima uang atas barang yang telah terjual. Serta
altivitas pembelian barang dagang kepada pemasok untuk memenuhi pesanan
pelanggan. Berikut Diagram konteks dan Data Flow Diagram Level 0 dari siklus
penjualan PT. Atlas Copco Nusantara :
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
16
Universitas Indonesia
Pelanggan Transportir / kurir
Siklus Pendapatan
Siklus Pengeluaran
Bank
General ledger/ACBS
Meminta Penawaran
Merespon Penawaran
Invoice& Faktur Pajak
Pesanan (PO)
Pembayaran
Airway BillDelivery Note
Airway Bill
Statement
Delivery NoteDirektur utama
Order pembelian
Surat pengantar barang
Laporan penjualan, piutang & perincian
invoice terbayar
Gudang Permintaan pengambilan
barang
Surat penarikan barang
Cash receipt voucher,invoice & faktur pajak,sllip
setoran
Gambar 2.2 Konteks Diagram Siklus Pendapatan PT. Atlas Copco Nusantara
Sumber: olahan sendiri
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
17
Universitas Indonesia
1.0Memasukan Sales Order
ManagerCredit
Controller
Atlas Copco Group
&Pemasok
Siklus Pengeluaran
2.0Pengiriman
Barang
3.0Penagihan
4.0 Menerima
PembayaranBank
Customer Transportir/Kurir
Informasi Keuangan Customer
Laporan Kredit Customer Buruk
Kredit Disetujui
Pemesanan (PO)
Sales Order Picking Slip
Permintaan barang
Pengiriman barang
Transfer Pembayaran
Delivery Note, Airway bill, & PO
Customer
Statement
General Ledger /
Atlas Copco Business Service
Faktur
Pen
jualan
Delivery Note
Faktur PenjualanNo. Ref transaksi
Purchase Order
Delivery Note
Sales Order
Delivery Note, Airway bill, & PO
Customer
Permintaan penawaran
Mengirimkan penawaran
Cash Receipt Voucher
Customer
PO Pengiriman
barang
Gambar 2.3 Data Flow Diagram Level 0 Siklus Pendapatan
Sumber: olahan sendiri
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
18
Universitas Indonesia
Berikut adalah penjelasan aktivitas siklus penjualan PT. Atlas Copco Nusantara :
Memasukan Pesanan Penjualan
Siklus penjualan PT. Atlas Copco Nusantara dimulai dengan adanya
permohonan penawaran baik secara lisan, maupun dengan mengirim dokumen resmi
berupa RFQ (Request For Quotation) dari pelanggan yang akan diterima oleh sales
admin. Kemudian sales admin akan merespon permintaan penawararan dengan
mengirimkan penawaran kepada pelanggan,jika pelanggan sepakat dengan penawaran
yang telah dibuat maka pelanggan akan melakukan pemesanan dengan mengirimkan
customer order berupa purchase order. Purchase order yang datang kemudian
diperiksa kelengkapannya sebelum membuat sales order. Kemudian yang terakhir
adalah pemeriksaan kelayakan pemberian kredit dengan melihat data transaksi
piutang pelanggan yang bersangkutan.
Pemesanan pembelian kepada pemasok
Tahapan selanjutnya adalah pemesanan barang dagang kepada pemasok untuk
memenuhi pesanan pelanggan. Sales admin akan membuat Purchase order dan
meminta otorisasi kepada manager. Setelah PO diotorisasi kemudian diberikan
kepada bagian logistik untuk dilakukan pemesanan kepada pemasok. Setelah barang
datang dan diterima oleh bagian gudang perusahaan maka barang tersebut akan
segera didistribusikan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
Pengiriman
Aktivitas siklus penjualan yang terjadi pada tahapan ini adalah pengiriman
barang kepada pelanggan. Barang yang dipesan kepada pabrik atau supplier akan
diterima oleh staf warehouse di gudang PT. Atlas Copco Nusantara. Staf warehouse
akan melakukan cek fisik barang dan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian
dokumen. Staf warehouse akan mengisi form IRR (Incoming Inspection Report) yang
kemudian akan membuat GRN (Good Receipt Note). Salinan dari PO pelanggan staf
warehouse kemudian akan membuat DN (Delivery Note) dan Airway bill dikirimkan
ke gudang pelanggan melalui forwarder yang telah menjadi mitra perusahaan.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
19
Universitas Indonesia
Penagihan
Divisi unit sales melakukan pengecekan dan memperbaharui data Account
Receivable atas pelanggan. Ini dilakukan untuk mengetahui riwayat transaksi
pelanggan yang terbaru sehingga mempermudah divisi unit sales dalam membuat
sales invoice dimana akan digunakan untuk menginput jurnal penjualan di dalam
general ledger oleh akuntansi.
Penerimaan Kas
Pelanggan melunasi utangnya kepada perusahaan dengan cara melakukan
transfer dana ke rekening perusahaan di bank yang telah ditunjuk oleh perusahaan.
Sebelum tanggal jatuh tempo, pelanggan akan melakukan transfer dana kepada
perusahaan. Dana yang masuk ke rekening perusahaan akan diterima oleh difisi
keuangan. Divisi keuangan kemudian akan memeriksa nomor referensi transaksi pasa
rekening koran dan membandingkannya dengan nominal tercatat pada no referensi
transaksi dengan jumlah yang tertera pada faktur penjualan, yang dikirim kembali ke
perusahaan melalui surat elektronik atau fax. Setelah proses pemeriksaan selesai
dilakukan, personel AR akan membuat dokumen cash receipt voucher dan
mengirimkannya ke ACBS (Atlas Copco Business Service) untuk dilakukan
penjurnalan.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
20 Universitas Indonesia
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Informasi Akuntansi
Istilah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) atau yang dalam bahasa Inggris
dikenal dengan nama Accounting Information System (AIS) tampaknya telah menjadi
kata yang cukup populer dan dikenal banyak kalangan. Namun demikian, tidak semua
kalangan memiliki pemahaman yang utuh dan benar terhadap istilah ini. Untuk itu,
adalah suatu hal yang penting untuk pertama-tama memperoleh pemahaman yang
sama dan memadai akan istilah ini.
1. Sistem
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), yang dimaksud dengan sistem
adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas. Dari pengertian ini, maka pada dasarnya setiap hal di sekeliling kita
dapat ditinjau sebagai suatu sistem.
Sebuah sistem tidak dapat berdiri sendiri. Secara langsung ataupun tidak
langsung, sistem yang satu berkaitan dengan sistem yang lainnya. Selain tidak berdiri
sendiri, sistem juga memliki karakteristik dapat dipandang sebagai sub-sistem
ataupun supersistem dari sistem lainnya. Suatu sistem disebut suatu sub-sistem
apabila ia adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Sebaliknya, suatu sistem
disebut sebagai super sistem jika dalam sistem tersebut terkandung sistem-sistem lain
yang lebih kecil.
Sistem menurut Romney dan Steinbart (2012) didefinisikan sebagai kesatuan
rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berhubungan yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu
tujuan. Sistem terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan
(processing), serta keluaran (output). Input adalah sesuatu yang akan diolah ke dalam
sistem. Processing adalah kegiatan untuk mengubah input menjadi output. Output
adalah hasil akhir dari input yang telah diproses. Ketiganya membentuk mekanisme
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
21
Universitas Indonesia
yang dapat membantu sistem melakukan fungsi dan tujuannya. Secara umum sistem
dapat digambarkan sebagai berikut :
Tujuan yang ingin dicapai
Masukan Keluaran
Lingkungan Sistem
Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem
Sumber : Wilkinson&Raval (2000)
2. Informasi
Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh dari data. Sedangkan data
didefinisikan sebagai fakta yang dikumpulkan, dicatat, disimpan, dan yang akan
dproses dalam sistem infomasi (Romney & Steinbart,2012). Data harus terlebih
dahulu diolah agar dapat berguna bagi pengguna. Proses pengolahan data ini
membutuhkan mekaniasme kerja sebuah sistem agar dapat menghasilkan informasi
yang bernilai. Oleh karena itu, muncul sistem informasi yang mengolah data menjadi
informasi.
Dalam suatu sistem kaitan antara data dan informasi sangatlah penting, dimana
data adalah input yang dimasukan kedalam sistem. Data dapat bersumber dari internal
dan eksternal. Data yang dimasukan aharuslah data yang akurat sehingga nantinya
akan menghasilkan informasi yang andal. Selanjutnya data tersebut diproses
sedemikian rupa menggunakan perangkat keras dan lunak. Output dari proses
pengolahan data ini adalah informasi yang dibutuhkan.
Sistem
(terjadi
proses)
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
22
Universitas Indonesia
Menurut Romney & Steinbart (2012) menyatakan bahwa informasi adalah data
yang telah melalui tahap pengolahan atau telah diproses agar mampu memberikan
nilai kepada penggunanya. Menurut Romney & Steinbart, terdapat tujuh sifat dasar
dari informasi, yaitu :
Relevan (Relevance)
Suatu informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut dapat berguna dan
memberikan nilai tambah bagi para penggunannya dalam proses pengambilan
keputusan yang tepat.
Dapat diandalkan (Reliable)
Informasi harus bebas dari error dan bias serta informasi menggambarkan hal
yang sesuai dengan fakta di lapangan secara akurat sehingga mampu meningkatkan
kualitas hasil keputusan.
Kelengkapan (Completeness)
Informasi yang lengkap adalah informasi yang mencantumkan seluruh
informasi penting yang diperlukan oleh pengguna informasi dalam membuat
keputusan.
Tepat waktu (Timeliness)
Suatu informasi akan berguna apabila informasi tersebut tersedia pada saat
informasi tersebut dibutuhkan oleh penggunannya.
Dapat dimengerti (Understandable)
Informasi yang dapat dimengerti yaitu informasi yang tidak membingungkan
dan ditampilkan secara sederhana sesuai dengan kebutuhan penggunanya, sehingga
pesan yang diinginkan disampaikan menjadi jelas dan tidak ambigu.
Dapat diverifikasi (Verifiable)
Suatu informasi akan menghasilkan hal yang sama ketika diuji kembali
Dapat diakses (Acsessible)
Informasi dapat diakses oleh para pengguna dan dapat dengan mudah
digunakan ketika dibutuhkan.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
23
Universitas Indonesia
3. Akuntansi
Akuntansi didefinisikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan
kepada para pengguna laporan keuangan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
atas suatu bisnis. Dalam akuntansi, data ekonomi menjadi masukan. Data tersebut
kemudian diproses dengan tahapan pengumpulan data, pengikhtisaran data, dan
pembuatan informasi. Setelah melewati proses, maka masukan akan menjadi keluaran
yang berbentuk suatu laporan keuangan.
4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi dan sistem informasi sangat erat kaitannya dimana akuntansi adalah
sebuah sistem informasi. Seperti yang telah dinyatakan Romney & Steinbart (2012)
akuntansi adalah sebuah sistem informasi karena merupakan suatu proses
mengumpulkan, mencatat, dan memproses data-data akuntansi dan data lainnya untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan dalam hal ini
adalah laporan keuangan.
Beragamnya kepentingan para pengguna melatarbelakangi tumbuhnya
kebutuhan perusahaan akan sebuah sistem informasi yang bertugas mengorganisir
proses akuntansi dengan baik yakni sistem informasi akuntansi. Sistem informasi
akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan
memproses data untuk menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan
(Romney & Steinbart, 2012).
Pengguna sistem informasi akuntansi terbagi dalam 2 (dua) kategori pengguna
yaitu pengguna eksternal dan pengguna internal. Yang termasuk dalam pengguna
eksternal yaitu seperti pelanggan, pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah,
pemasok, pesaing, serikat pekerja, dan masyarakat umum. Informasi yang diterima
oleh para pengguna eksternal bergantung pada output yang dihasilkan dari sistem
informasi akuntansi perusahaan. Sedangkan, pengguna internal seperti manajer
memiliki kebutuhan akan informasi berdasarkan tingkatan mereka dalam organisasi
atau fungsi-fungsi tertentu yang mereka jalankan, misalnya :
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
24
Universitas Indonesia
1. Top level management membutuhkan informasi yang bersifat strategis.
2. Middle level management membutuhkan informasi yang sifatnya taktis.
3. Lower level management membutuhkan informasi yang sifatnya
operasional dan berorientasi pada transaksi.
Sistem Informasi Akuntansi dapat menambah nilai bagi perusahaan. dengan
menggunakan SIA perusahaan dapat memperoleh informasi yang akurat dan kinerja
operasional perusahaan menjadilebih efektif dan efisien. Menurut Romney dan
Steinbart (2012), SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu perusahaan
dengan cara :
1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan
produk dan jasa.
2. Memperbaiki efisiensi. SIA yang dirancang dengan baik dapat
membantu memperbaiki efisiensi jalannya suatu proses dengan
memberikan informasi yang lebih tepat waktu.
3. Berbagi Pengetahuan. SIA dapat digunakan sebagai alat untuk berbagi
pengetahuan dan keahlian yang dapat meningkatkan operasi perusahaan
dan menyediakan keuntungan yang kompetitif.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari supply chain. Dengan SIA
perusahaan dapat memotong aktivitas yang menghambat efisiensi dan
efektifitas operasi bisnis perusahaan.
5. Meningkatkan pengendalian internal. SIA yang disertai dengan
pengendalian internal yang memadai dapat melindungi sistem dari
fraud, errors, kegagalan sistem, dan bencana.
6. Meningkatkan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah
hal yang sangat komplek karena terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
identifikasi masalah, mengumpulkan dan mengintrepetasikan informasi,
evaluasi cara untuk menyelesaikan masalah tersebut, memilih solusi,
dan implementasikan solusi yang telah dipilih. SIA dapat menyediakan
penunjang pada semua tahapan tersebut.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
25
Universitas Indonesia
Sistem informasi akuntansi juga memiliki beberapa subsistem yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan. Subsistem tersebut adalah :
a. Siklus pendapatan
Merupakan proses yang berasal dari peristiwa ekonomi yang menghasilkan
pendapatan bagi perusahaan.
b. Siklus pembelian
Merupakan proses untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan.
c. Siklus produksi
Merupakan proses untuk merubah suatu material menjadi barang jadi.
d. Siklus sumber daya manusia
Merupakan proses yang berhubungan dengan penggunaan jasa orang/karyawan
seperti rekrutmen, training, promosi, pemberhentian, dan pembayaran gaji/upah.
e. Buku besar dan sistem pelaporan
Merupakan proses yang berkaitan dengan pelaporan keuangan dan lainnya.
3.2 Operasi Sistem Informasi Akuntansi
3.2.1 Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah serangkaian dari prosedur dan aktivitas untuk
mendatangkan penerimaan kas bagi perusahaan. Transaksi pada siklus ini berawal
dengan adanya penjualan. Dalam penjualan kredit sebelum penjualan terjadi perlu
dilakukan otorisasi kredit, kemudian pengiriman barang, pelunasan penjualan, dan
penerimaan kas ke rekenning perusahaan. Kas tadi akan digunakan kembali untuk
membeli pasokan sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Penjualan
yang dibahas dalam sub bab ini dan seterusnya berfokus pada penjualan peralatan dan
suku cadang dari PT. Atlas Copco Nusantara. Tujuan dari siklus penjualan antara
lain:
Mencatat pemesanan penjualan cepat, tepat, dan akurat.
Memverifikasi kelayakan kredit pelanggan.
Mengantarkan barang atau memberikan pelayanan sesuai tanggal yang telah
ditentukan.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
26
Universitas Indonesia
Menagih untuk penjualan barang dan jasa dengan tepat waktu dan akurat.
Mencatat dan mengklasifikasikan penerimaan kas dengan cepat, tepat, dan
akurat.
3.2.2 Alur Siklus Penjualan
Berdasarkan Romney dan Steinbart (2012), terdapat empat aktivitas dalam
siklus penjualan, yaitu :
Memasukan pesanan penjualan
Melakukan pengiriman
Melakukan penagihan
Melakukan penerimaan kas
Berikut ini gambaran alur siklus penjualan dengan media DFD :
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
27
Universitas Indonesia
Customers Carrier Revenue cycle
Bank
General Ledger and
reporting System
Human Resources
Management/payroll Cycle
Expenditure Cycle
Production Cycle
Bill of Lading
Packing Slip
Bill of Lading
Packing Slip
Response to Inquiries
Invoice
Inquiries
Order
Prmbayaran
Deposits
Statements
Sales
Commissions
Production and purchasing Needs (Back Order)
Information About Goods Available
Gambar 3.2 Konteks Diagram Siklus Pendapatan
Sumber: Romney&Steinbart, 2012 (diolah kembali)
Penjelasan mengenai alur siklus penjualan diatas :
Memasukan pesanan penjualan
Tahapan pertama pada siklus penjualan adalah masuknya pesanan dari
pelanggan. Departemen sales entry order akan melakukan penerimaan pesanan dari
pelanggan yang masuk ke perusahaan. tahapan yang dilakukan pada kegiatan
memasukan pesanan penjualan adalah :
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
28
Universitas Indonesia
Expenditure Cycle
Human Resources
Management/Payroll Cycle
1.0Sales Order
Entry
Production Cycle
Carrier
2.0Shipping
3.0 Penagihan
4.0 Cash
Collections
Customer
Bank
General Ledger & Reporting System
Sales order
Inquiries
Commisions
Order
Respons to Inquiries
Sales Order
Sales Order
Inventory
CustomerBack Order
Packing Slip Packing Slip
Bill of Lading Bill of Lading
Bill of Lading
Sales
Sales Cash Receipts
Customer
Deposits
Statement
Payments
Production & Purchasing Needs Information
About Goods Available
Information About Goods
Available
Gambar 3.3 Data Flow Diagram Level 0 Siklus Pendapatan
Sumber: Romney&Steinbart, 2012
(diolah kembali)
Menerima pesanan penjualan
Customer order diterima oleh perusahaan. Isi dari dokumen tersebut terdiri dari
jumlah barang, harga barang, kode barang, term pembayaran dan nama
salesperson.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
29
Universitas Indonesia
Ketersediaan kredit bagi pelanggan
Sebelum penjualan kredit terjadi, perusahaan terlebih dahulu harus memeriksa
riwayat transaksi dari pelanggan. Caranya adalah dokumen pemesanan dikirim
ke bagian pemeriksa kredit. Jika permohonan penjualan kredit disetujui maka
pihak pemeriksa kredit akan mengotorisasi sales order dari pelanggan tersebut
dan meneruskan sales order itu kebagian persediaan untuk diproses.
Memeriksa persediaan barang
Ketika dokumen sales order telah diotorisasi maka tahap selanjutnya adalah
mengecek ketersediaan dari persediaan digudang. Jika persediaan di gudang
dapat memenuhi pesanan pelanggan, maka petugas gudang akan
memberitahukan departemen pengiriman dan penagihan mengenai pesanan
penjualan yang siap dikirim dan mengirim tanda bukti pesanan yang telah
disetujui oleh perusahaan kepada konsumen.
Pengiriman
Langkah kedua dari siklus penjualan adalah tahapan mengemas dan
mengirimkan barang pesanan konsumen. Proses pengiriman barang terdiri dari dua
tahapan, yaitu :
Mengambil dan mengemas pesanan
Picking list dicetak oleh departemen sales order entry. Dokumen tersebut
digunakan untuk mengidentifikasi produk yang harus dipilih dan berapa jumlah
yang dipesan oleh pelanggan. Petugas gudang bertanggung jawab atas pencatatan
barang yang keluar dan masuk kedalam gudang.
Mengirim pesanan
Departemen pengiriman akan melakukan pengecekan jumlah fisik persediaan,
kuantitas yang tercantum pada daftar pengambilan, dan jumlah pada sales order.
Ketidaksesuaian akan muncul apabila penyimpanan barang bukan pada lokasi yang
ditujunkan atau/dan pencatatan persediaan tidak akurat. Selanjutnya petugas gudang
akan mencatat beberapa hal, yakni nomor sales order, jumlah barang yang dipesan
dan dikirim. Proses ini memperbaharui quantity on hand pada master file persediaan,
menghasilkan packing slip (packing slip adalah daftar jumlah dan penjelasan masing-
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
30
Universitas Indonesia
masing barang dalam pengiriman) dan menduplikatkan beberapa bill of lading. Bill of
lading adalah kontrak hukum yang menjelaskan tanggung jawab untuk goods in
transit. Bill of lading ini mengidentifikasikan pembawa barang, sumber barang,
tujuan pengiriman barang, instruksi pengiriman khusus, dan siapa yang membayar
pengiriman. Barang yang dikirim akan disertai dengan dokumen packing slip, salinan
bill of lading, dan taguhan ongkos kirim. Salinan bill of lading lainnya (yang tidak
disertakan dalam pengiriman) akan dikirim ke bagian penagihan untuk dibuatkan
faktur penjualan sebanyak satu lembar, dan satu lagi ditahan oleh pihak pengirim
barang.
Keputusan utama dalam aktivitas pengiriman adalah memillih metode
pengantaran yakni menggunakan transportasi perusahaan atau menggunakan jasa
kurir. Keputusan lainnya adalah pemilihan lokasi distribusi. Lokasi distribusi yang
ideal adalah yang dekat dengan lokasi pelanggan, karena pelanggan mengiginkan
pemasok dapat mengantar barang pesanan dengan cepat ketika sedang membutuhkan
barang tersebut.
Penagihan
Tahap ketiga dari siklus penjualan adalah penagihan. Penagihan adalah kegiatan
pemrosesan informasi yang mengemas ulang dan meringkas informasi dari entry
sales order dan kegiatan pengiriman. Kegiatan penagihan membutuhkan informasi
dari departemen pengiriman akan barang dan jumlah barang yang dikirim serta harga
penjualan dan sebagainya. Dalam penagihan, ada dua kegiatan yang harus dilakukan,
yaitu :
Menerbitkan faktur penjualan
Dokumen yang mendasari adalah faktur penjualan (sales invoice). Faktur
tersebut memberitahukan konsumen mengenai jumlah uang yang harus
dibayar dan kemana pembayaran harus ditujukan. Faktur ini dapat dikirim
dalam bentuk formulir atau elektronik.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
31
Universitas Indonesia
Meng-update piutang
Bagian piutang melakukan dua tugas dasar, yakni mendebit akun konsumen
untuk penjualan yang difaturkan dan mengkredit akun konsumen untuk
penjualan yang telah dibayar. Dua cara untuk mengatur piutang adalah:
Metode open invoice
Pada metode ini konsumen melakukan pembayaran pada faktur masing-
masing. Dua buah duplikat faktur biasanya dikirim ke konsumen. Salah satu
dari duplikat tersebut dikembalikan bersamaan dengan pembayaran. Duplikat
yang dikembalikan tersebut dinamakan remitance advice. Keuntungan metode
ini cenderung memberikan diskon jika pembayaran dilakukan lebih awal dan
menghasilkan alur kas yang seragam. Kerugiannya metode ini memiliki
kompleksitas untuk menjaga informasi tentang status dari setiap invoice dari
masing-masing pelanggan.
Metode balance forward
Pada metode ini konsumen melakukan pembayaran berdasarkan laporan
bulanan daripada faktur yang telah diterbitkan. Laporan bulan tersebut
merinci transaksi dari laporan sebelumnya sampai dengan yang sedang terjadi.
Yang dikembalikan sebagai remitance advice adalah potongan dari bagian
laporan bulanan tersebut. Keuntungan dari metode ini lebih efisien, karena
penjualan tidak ditagihkan secara individu.
Prosedur pengecualian dalam penagihan adalah penyesuaian dan penghapusan
akun. Penyesuaian ini dibutuhkan pada saat retur, kompensasi barang yang rusak,
serta pada saat piutang tidak tertagih terjadi. Pada saat retur terjadi, manajer kredit
menerima konfirmasi bahwa barang yang dikembalikan benar-benar kembali ke
persediaan. Lalu mengeluarkan nota kredit guna mengotorisasi piutang konsumen
yang telah dikurangi karena terjadi retur. Nota kredit juga dapat dikeluarkan saat
menghapus piutang tak tertagih. Selain itu, nota kredit juga berfungsi untuk
memisahkan otorisasi transaksi dengan pencatatan transaksi.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
32
Universitas Indonesia
Penerimaan kas
Aktivitas terakhir dari siklus penjualan adalah penerimaan kas atas pelunasan
dari transaksi penjualan. Kasir bertanggung jawab kepada treasurer dalam menangani
pembayaran dan penerimaan perusahaan. Karena kas dan cek sangat liquid sifatnya,
maka pengendalian yang dilakukan pada tahapan ini harus dapat mencegah terjadinya
tindakan-tindakan penyelewangan atas kas. Pendekatan pengendalian yang dilakukan
untuk penerimaan kas adalah :
a. Memberikan dua lembar salinan sales invoice dan meminta salah satu lembar
salinan invoice dikembalikan pada saat melakukan pembayaran.
b. Giro
c. Electronic giro
d. Transfer dana dan pembayaran melalui sistem elektronik
e. Menerima kartu kredit atau kartu procurement dari konsumen
f. Pertukaran data keuangan elektronik
3.2.3 Dokumen Terkait Siklus Penjualan
Dokumen-dokumen yang terkait dalam siklus penjualan diantaranya adalah
(Arens, 2012) :
1. Customer order
Dokumen yang berisi tentang informasi tentang barang pesanan pelanggan.
2. Sales order
Dokumen yang berfungsi untuk mengkomunikasikan tentang deskripsi,
kuantitas dan informasi terkait lainnya dari barang pesanan pelanggan.
3. Bill of lading
Surat perjanjian pengangkutan antara pengirim/penerima dengan pengangkut.
Dokumen pengangkutan barang ini didalamnya memuat informasi lengkap
mengenai nama pengirim, nama kapal, data muatan, pelabuhan bongkar muat,
rincian freight, dan cara pembayaran.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
33
Universitas Indonesia
4. Sales invoice
Dokumen yang menunjukan deskripsi, harga, dan jumlah barang yang terjual,
biaya ongkos kirim, biaya asuransi, syarat dan ketentuan, dan data relevan
lainnya.
5. Sales transaction file
Dokumen yang menginformasikan adanya transaksi penjualan dan berisi data-
data yang dibutuhkan untuk memisahkan berbagai macam jenis transaksi
penjualan.
6. Sales journal or Listing
Dokumen yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, yang isinya
kebanyakan adalah nama konsumen, tanggal transaksi, nominal transaksi, dan
klasifikasi akun yang terlibat dalam transaksi.
7. Account receivable master file
Dokumen yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan secara
individual, penerimaan kas, dan retur penjualan untuk tiap-tiap konsumen.
8. Account receivable trial balance
Dokuemn yang berisikan daftar atau laporan saldo piutang dagang dari setiap
konsumen selama periode tertentu.
9. Montly statement
Dokuemn yang dikirim kepada konsumen yang berisikan saldo awal piutang,
tanggal dan jumlah transaksi penjualan, penerimaan kas dari pembayaran,
pengeluaran credit memo, dan saldo piutang akhir
10. Remittance advice
Dokumen yang dikirimkan ke konsumen dan biasanya dikembalikan ke
perusahaan bersamaan dengan pembayaran.
11. Prelisting of cash receipt
Daftar yang disiapkan oleh seseorang yang tidak memiliki tanggungjawab
atas pencatatan penjualan, piutang dagang, atau kas. Hal ini dilakukan untuk
memverifikasi apakah pencatatan penerimaan kas telah dicatat dan
didepositokan dengan benar dan tepat waktu.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
34
Universitas Indonesia
12. Cash receipt transaction file
Dokumen untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas dan berisikan
jumlah kas yang diterima serta mengkredit piutang dagang.
13. Cash receipt journal or listing
Dokumen yang menginformasikan jumlah penerimaan kas selama satu
periode.
14. Credit memo
Dokumen yang mengindikasikan pengurangan dalam jumlah piutang dagang
konsumen karena adanya retur penjualan dan penyisihan tidak tertagih.
15. Sales return and allowance journal
Dokuemen yang menginformasikan pencatatan retur penjualan dan penyisihan
16. Uncollectible account authorization form
Dokumen internal untuk mengindikasi otorisasi untuk menghapus piutang
dagang yang tidak tertagih.
3.2.4 Pengendalian Internal Pada Siklus Pendapatan
Tabel berikut akan memaparkan beberapa ancaman yang dapat terjadi pada
siklus pendapatan dan pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman
tersebut :
No Aktivitas Ancaman Pengendalian (ancaman dilihat berdasarkan
nomor awalnya)
1 General issues
pada siklus
pendapatan
secara
keseluruhan
1. Master data
yang tidak
akurat atau
tidak valid
1.1 Proses pengendalian data yang terintegritas
1.2 Pembatasan akses kepada master data
1.3 Memeriksa segala perubahan pada master
data
2.1 Kontrol akses
2.2 Enkripsi
3.1 Prosedur pemulihan dan back up data
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
35
Universitas Indonesia
2. Secara mudah
memberikan
informasi yang
bersifat sensitif
pada pihak
yang tidak
berkepentingan
3. Data hilang
atau rusak
4. Kinerja yang
buruk
4.1 Laporan manajerial
2 Memasukan
pesanan
penjualan
5. Pesanan yang
tidak
lengkap/tidak
akurat
6. Order tidak
valid
7. Piutang tak
tertagih
8. Stok habis atau
kelebihan
9. Kehilangan
konsumen
5.1 Pengendalian data entry
5.2 pembatasan akses pada master data
6.1 Tanda pengenal digital atau tanda pengenal
tertulis
7.1 Batas kredit
7.2 Otorisasi spesifik untuk menyetujui
penjualan pada konsumen baru atau
otorisasi spesifik pada penjualan yang
melebihi batas kredit
7.3 Lama piutang
8.1 Sistem kontrol persediaan perpetual
8.2 Penggunaan bar-codes atau RFID
8.3 Pelatihan
8.4 Jumlah persediaan fisik secara periodik
8.5 Prakiraan penjualan atau laporan kegiatan
9.1 Sistem CRM, web sites pendukung, dan
evaluasi secara tepat terhadap rating
layanan konsumen.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
36
Universitas Indonesia
3 Pengiriman 10. Membawa
barang yang
salah atau
jumlah barang
yang salah
11. Hilang barang
karena
pencurian
12. Kerugian
dalam
pengiriman
(penundaan
atau gagal
kirim,
kuantitas
salah, barang
salah, alamat
salah,
duplikasi)
10.1 Teknologi penggunaan bar-codes atau
RFID
10.2 Rekonsiliasi daftar rincian order
penjualan
11.1 Pembatasan akses pada persediaan
11.2 Dokumentasi terhadap seluruh
perpindahan persediaan
11.3 Teknologi bar-codes dan RFID
11.4 Menghitung persediaan fisik secara
periodik dan rekkonsiliasi terhadap
jumlah persediaan dicatat
12.1 Rekonsiliasi dokumen pengiriman
dengan order penjualan
12.2 Penggunaan sistem RFID dalam melihat
penundaan
12.3 Entry data dengan dan RFID
12.4 Kontrol edit data entry
12.5 Konfigurasi sistem ERP untuk mencegah
duplikasi pengiriman
4 Penagihan 13. Gagal
menagih
14. Kesalahan
penagihan
15. Kesalahan
posting pada
piutang
16. Nota kredit
yang tidak
akurat atau
13.1 Pemisahan fungsi penagihan dan
pengiriman
13.2 Rekonsiliasi periodik faktur dengan
order penjualan, pengambilan tiket, dan
dokumen pengiriman.
14.1 Konfigurasi sistem yang memasukan
data harga secara otomatis.
14.2 Pembatasan akses terhadap master data
harga
14.3 Kontrol pengeditan data entry
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
37
Universitas Indonesia
tidak valid 14.4 Rekonsiliasi dokumen pengiriman
(penggambilan tiket, nota muatan, dan
daftar pengepakan terhadap order
penjuualan).
15.1 Pengendalian data entry
15.2 Rekonsiliasi keseluruhan kejadiaan
transaksi
15.3 Surat pernyataan bualanan kepada
pelanggan
15.4 Rekonsiliasi perkiraan tambahan pada
buku besar umum
16.1 Pemisahan tugas otoritas nota kredit baik
dari entry order penjualan dan pencatat
akun pelanggan.
16.2 Konfigurasi sistem untuk memblokir
nota kredit kecuali jjika terdapat baik
dokumentasi yang sesuai mengenai
pengembalian barang yang rusak
maupun otorisasi khusus dari
manajemen.
5 Penerimaan
Kas
17. Pencurian kas
18. Permasalahan
arus kas
17.1 Pemisahan fungsi penanganan kas
dengan fungsi piutang dan kredit
17.2 Rekonsiliasi reguler akun bank yang
jumlahnya dicatat oleh seseorang yang
independen pada prosedur alur kas.
17.3 Penggunaan EPT, FEDI, dan brankas
untuk meminimalisasi penanganan
pembayaran pelanggan.
17.4 Melakukan segera pembatasan
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
38
Universitas Indonesia
endosemen semua check pelanggan.
17.5 Mempunyai dua orang yang membuka
semua surat pelanggan yang
berkemungkinan berisikan pembayaran
pelanggan.
17.6 Pengunaan cash registers.
17.7 Deposit secara harian semua penerimaan
kas.
18.1 Pengaturan brankas, EPT, atau kartu
kredit.
18.2 Potongan pembayaran pelanggan.
18.3 Anggaran arus kas.
Tabel 3.1 Hambatan dan Pengendalian pada Siklus Pendapatan
Sumber : Romney & Steinbart (2012)
Penjelasan mengenai tabel diatas adalah sebagai berikut :
General Issues siklus pendapatan secara keseluruhan
Ancaman umum pertama yang terjadi dalam siklus pendapatan adalah master
data yang tidak akurat dan tidak valid. Tindakan pengendalian atas ketidakakuratan
master data adalah menggunakan pengendalian data processing yang terintegrasi,
melakukan pembatasan akses terhadap data dan konfigurasi sistem sehingga hanya
karyawan yang mempunyai otoritaslah yang dapat melakukan perubahan pada master
data. Selain itu melakukan pemeriksaan secara berkala atas semua perubahan pada
master data dan mengkajinya untuk memastikan bahwa database tetap akurat.
Ancaman umum yang kedua dalam siklus penjualan adalah pengungkapan
informasi tidak resmi yang bersifat sensitif, seperti rencana strategis perusahaan,
kebijakan yang dibuat oleh perusahaan seperti harga atau data pelanggan. Suatu cara
untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengkonfigurasi sistem kontrol akses
ketat yang membatasi siapa yang dapat melihat informasi-informasi tersebut.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
39
Universitas Indonesia
Disamping itu data-data sensitif harus dienkripsi di media penyimpanan untuk
mencegah karyawan IT yang tidak memiliki akses.
Ancaman umum yang ketiga dalam siklus penjualan yakni hilang atau rusaknya
master data. Cara untuk mengatasinya adalah dengan melakukan backup dan prosedur
pemulihan data perusahaan.
Tindakan pengendalian atas kinerja yang buruk adalah dengan membuat master
data yang akurat. Dengan adanya master data yang akurat diharapkan manajemen
mampu mengawasi kinerja perusahaan lebih baik.
Aktivitas memasukan pesanan penjualan
Ancaman yang sering terjadi pada aktivitas ini adalah order yang tidak
lengkap/tidak akurat, order tidak valid, piutang tidak tertagih, kekurangan stok atau
kelebihan stok, dan kehilangan konsumen. Tindakan antisipasi untuk order yang tidak
lengkap/tidak akurat adalah dengan memasang sistem ERP atas database pesanan
karena ERP menggunakan beberapa data entry controls untuk mengatasi
permasalahan dalam data entry. Pengendalian atas pesanan yang tidak valid adalah
dengan mewajibkan adanya pembubuhan tanda tangan atas personel yang berwenang
dari pihak klien sebagai bukti kesahihan pesanan. Pengendalian atas piutang tidak
tertagih adalah dengan melakukan pemeriksaan batas pinjaman yang diberikan,
pemeriksaan lama piutang dan melakukan otorisasi untuk menyetujui penjualan pada
pelanggan baru atau otorisasi spesifik pada penjualan yang melebihi batas pinjaman
bagi pelanggan lama. Tindakan antisipasi untuk kelebihan atau kekurangan stok
adalah dengan melakukan pencatatan persediaan dengan metode perpetual, dengan
teknologi barcode. Atau dengan melakukan sales forecasting, yaitu memperkirakan
berapa banyak persediaan yang terjual pada setiap periodenya. Ancaman terakhir
pada siklus penjualan adalah kehilangan konsumen. Hal ini dapat diatasi dengan
sistem customer relationship.
Aktivitas pengiriman
Ancaman pertama yang seringkali terjadi pada aktivitas pengiriman adalah
membawa barang yang salah. Tindakan antisipasi yang dapat dilakukan adalah
dengan menggunakan teknologi barcode dan RFID scanners.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
40
Universitas Indonesia
Ancaman kedua adalah hilangnya persediaan barang karena pencurian
persediaan hal ini dapat diantisipasi dengan menggunakan membatasi persediaan
digudang sehhingga hanya personel yang memiliki akses saja yang dapat mengakses
persediaan. Kemudian jika transaksi sangat banyak maka penggunaan teknologi
barcode dan RFID dapat diaplikasikan.
Ancaman ketiga adalah kesalahn dalam pengiriman. Tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengantisipasinya adalah melakukan pemeriksaan ulang terhadap
dokumen pengiriman dengan sales order, picking list, dan packing slip, apakah telah
sesuai atau belum. Penggunaan teknologi juga dapat menjadi alternatif yang efektif
untuk mengatasi ancaman ini seperti penggunaa RFID untuk mengindikasikan
keterlambatan, memasukan data dengan barcode scanners dan RFID, kontrol edit data
entry, dan konfigurasi sistem ERP untuk mencegah duplikasi pengiriman.
Aktivitas penagihan
Ancaman yang berhubungan dengan aktivitas penagihan adalah kegagalan
menagih pelanggan. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya aset dan dapat
menimbulkan kesalahan pada data penjualan, persediaan, dan piutang. Pengendalian
yang dapat dilakukan adalah dengan pemisahan fungsi pengiriman dan fungsi
penagihan untuk mengurangi resiko yang mungkin terjadi.
Kesalahan dalam penagihan seperti salah mencantumkan harga atas tagihan
pelanggan untuk barang yang dikirim, merupakan ancaman yang perlu diperhatikan.
Kesalahan ini dapat diatasi dengan membatasi akses karyawan untuk melakukan
perubahan tersebut. Untuk menghindari kesalahan kuantitas pengiriman, hal ini dapat
dicegah dengan rekonsiliasi daftar kuantitas pengiriman dengan slip pengepakan dan
order penjualan.
Kesalahan dalam memposting piutang dagang menyebabkan hilangnya
penjualan dimasa mendatang dan cenderung mengindikasikan adanya pencurian kas.
Pengendalian pada pengubahan data entry dapat mengurangi resiko kesalahan dalam
memposting piutang dagang. Pembayaran pelanggan seringkali dengan dikumpulkan,
jadi batch total dari pembayaran pelanggan menjadi tolak ukuruntuk mendeteksi
kesalahan posting, yakni dengan membandingkan total jumlah piutang dagang yang
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
41
Universitas Indonesia
diperbaharui dengan jumlah cek yang diterima. Pengiriman tagihan kepada pelanggan
setiap bulan juga dapat mengurangi resiko kesalahan posting piutang dagang. Karena
taguhan ini dapat menjadi bukti jika terjadi complaint dari pelanggan.pengendalian
lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesalahan dalam memposting piutang
dagang adalah dengan melakukan verifikasi atas perbaruan data piutang dengan cara
menyesuaikan catatan piutang tambahan dengan buku besar umum.
Ancaman lainnya adalah timbulnya nota kredit yang tidak valid atau tidak
terotorisasi. Nota kredit digunakan untuk menghapus saldo rekening atau untuk
menutupi penggelapan kas atau persediaan. Pengendalian yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan pemisahan tugas untuk mengotorisasi nota kredit dari
karyawan yang memasukan pesanan dan karyawan yang mengelola akun pelanggan.
Pengendalian lainnya yang dapat dilakukan adalahh dengan menggunakan sistem
konfigurasi untuk memblokir nota kredit yang tidak terotorisasi dengan benar.
Aktivitas penerimaan kas
Terdapat dua ancaman utama dalam aktivitas penerimaan kas yaitu pencurian
terhadap kas dan permasalahan cashflow. Pencurian terhadap kas adalah masalah
yang krusial oleh karena itu fungsi pengendalian atas kas haruslah sangat baik seperti
adanya pemisahan fungsi penanganan kas dan piutang, rekonsiliasi reguler pada akun
bank, menggunakan EFT, FEDI, atau brankas untuk menangani pembayaran
pelanggan, melakukan segera pembatasan endorsment semua check pelanggan,
menggunakan mesin cash register, dan melakukan deposit dana dari penerimaan
penjualan secara harian.
Permasalahan pada cashflow dapat diantisipasi dengan menggunakan brankas,
EFT, kartu kredit, dan potongan pembayaran karena dapat mempercepat penerimaan
kas perusahaan. dari semua pengendalian tersebut salah satu yang paling efektif
adalah dengan membuat anggaran arus kas. Dengan pembuatan anggaran ini dapat
mengurangi cash shortfall yang tidak bisa diantisipasi karena anggaran dapat
memberikan peringatan jika terdapat kesalahan dalam arus kas perusahaan.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
42 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal Atas Siklus
Penjualan PT. Atlas Copco Nusantara
Sebagaimana telah diungkapkan dalam bab tiga, siklus pendapatan adalah
serangkaian kegiatan bisnis yang berulang dan pemrosesan informasi yang berkaitan
dengan pemberian barang dan jasa kepada pelanggan dan pengumpulan pembayaran
yang berhubungan dengan pendistribusian barang dan jasa tersebut.
Dibandingkan dengan perusahaan dagang pada umumnya, transaksi-transaksi
sehubungan dengan siklus pendapatan PT. Atlas Copco Nusantara memiliki
karakteristik khusus yang sepertinya tidak banyak dimiliki oleh siklus pendapatan
SIA pada perusahaan-perusahaan lain.
Karakteristik khusus yang unik pada PT. Atlas Copco Nusantara adalah berupa
keterkaitan yang sangat erat antara siklus pendapatan dan siklus pengeluaran. Pada
umumnya perusahaan melakukan pembelian untuk melengkapi persediaan barang
dagangnya dan melakukan penjualan berdasarkan persediaan barang yang dimilikinya
tersebut. Jadi terdapat dua sistem yang terpisah antara siklus pendapatan yang
menangani penjualan barang dan siklus pengeluaran yang menangani pembelian
barang.
Selain itu karakteristik lain yang berbeda pada PT. Atlas Copco Nusantara
adalah perusahaan sama sekali tidak memiliki persediaan barang dagang. Perusahaan
baru akan melakukan pembelian barang dagang apabila sudah terjadi kesepakatan
penjualan dari pelanggan. Segera setelah terjadi kesepakatan itu perusahaan akan
menyiapkan barang pesanan pelanggan dengan membeli barang kepada pemasoknya.
Setelah barang yang dipesan diterima digudang perusahaan maka perusahaan akan
mengirimkan barang tersebut kepada pelanggan. Jadi terlihat jelas keterikatan antara
siklus pendapatan dan siklus pengeluaran pada PT. Atlas Copco Nusantara.
Pada umumnya perusahaan melakukan pembelian setelah berkurangnya
persediaan barang dagang yang dimiliki telah mencapai batas tertentu. Pembelian ini
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
43
Universitas Indonesia
dilakukan untuk melengkapi kembali persediaan yang dibutuhkan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik. Pembelian juga dilakukan dalam
jumlah besar hingga setiap pembelian yang dilakukan dapat memenuhi beberapa kali
penjualan. Akibatnya jumlah kesepakatan pembelian akan jauh lebih sedikit daripada
jumlah kesepakatan penjualan.
Sebaliknya pada PT. Atlas Copco Nusantara karena kesepakatan pembelian
baru akan terjadi setelah ada kesepakatan dari pelanggan, maka jumlah kesepakatan
pembelian tidak akan lebih besar dari kesepakatan penjualan. Bahkan karena
permintaan penjualan dari pelanggan dapat mencakup beberapa barang yang berasal
dari pemasok-pemasok yang berbeda, jumlah kesepakatan pembelian dapat lebih
besar dari kesepakatan penjualan.
Hal lain yang berbeda pada PT. Atlas Copco Nusantara adalah proses
pencatatan akuntansi yang dipisahkan dari perusahaan. Atlat Copco Group memiliki
anak perusahaan tersendiri yaitu Atlas Copco Business Service yang memilki tugas
khusus untuk melakukan pencatatan atas setiap transaksi yang terjadi pada setiap
perusahaannya.
Hingga saat ini, PT. Atlas Copco Nusantara merasa SIA yang diterapkan oleh
perusahaan telah berjalan dengan cukup baik. Walaupun demikian bukan berarti
sistem yang telah ada sekarang telah berjalan sempurna. Untuk iu pada bab ini akan
dilakukan analisa atas sistem informasi akuntansi pada siklus pendapatan PT. Atlas
Copco Nusantara.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian-bagian yang terkait dalam siklus
penjualan di PT. Atlas Copco Nusantara, diketahui bahwa dalam menjalankan proses
bisnisnya perusahaan menggunakan dibantu dengan software iScala ERP yang
berguna mengintegrasikan semua proses bisnis perusahaan. Software ini dibuat oleh
perusahan Amerika Serikat yaitu Epicor. Penggunaan sofware iScala ERP ini
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan.
Siklus pendapatan PT. Atlas Copco Nusantara terbagi menjadi empat kegiatan
utama yaitu :
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
44
Universitas Indonesia
1. akltivitas penerimaan pesanan,
2. aktivitas pengiriman,
3. aktivitas penagihan, dan
4. aktivitas penerimaan kas.
Ditambah dengan siklus pengeluaran untuk menangani pembelian barang
dagang kepada pemasok. Masing-masing aktivitas tersebut akan dijelaskan lebih
lanjut dibawah ini.
4.1.1 Aktivitas Penerimaan Pesanan Penjualan
Tahap pertama dalam siklus penjualan di PT Atlas Copco Nusantara adalah
aktivitas memasukan pesanan penjualan. Siklus penjualan PT. Atlas Copco Nusantara
dimulai dengan adanya permohonan penawaran baik secara lisan, maupun dengan
mengirim dokumen resmi berupa RFQ (Request For Quotation) dari pelanggan yang
akan diterima oleh sales admin. Kemudian sales admin akan memeriksa ketersediaan
produk untuk memenuhi pesanan pelanggan seperti spesifikasi, waktu pengiriman,
jangka waktu pembayaran dan harga. Setelah informasi produk yang dibutuhkan telah
lengkap, staf sales menerbitkan penawaran/Quotation.
Penawaran yang dikirimkan menunggu persetujuan atau umpan balik dari
pelanggan. Jika pelanggan tidak menyetujui variabel yang ditawarkan, staf sales
bertugas melaksanakan negosiasi, baik untuk variabel rancangan ataupun
ketersediaan produk. Setelah negosiasi terjadi kesepakatan untuk mengubah
penawaran, staf sales mengubah sesuai kesepakatan dan membubuhkan kode revisi
pada note Quotaion Scala. Apabila kesepakatan yang dilakukan gagal maka staf sales
akan membatalkan Quotation pada scala disertai informasi penyebab kegagalan.
Selanjutnya staf sales akan menerima umpan balik dari pelanggan berupa
Purchase Order yang biasa dikirimkan melalui fax atau surat elektronik. Untuk
pelanggan baru maka wajib mengisi CAF (Customer Aplication Form) dan
melampirkan dokumen pendukung seperti NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), PKP
(Pengusaha Kena Pajak), SIUP dan salinan rekening bank. Purchase order tersebut
dimasukan kedalam sistem di Scala dan menghasilkan sales order.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
45
Universitas Indonesia
Kemudian sales order tersebut diberikan kepada staf piutang untuk diperiksa
riwayat transaksi dari pelanggan. Terdapat dua pilihan cara pembayaran yaitu kredit
dan tunai. Fasilitas kredit biasanya diberikan kepada pelanggan lama yang memiliki
riwayat transaksi yang baik, sedangkan untuk pelanggan baru maka perusahaan lebih
menyarankan pembayaran secara tunai yaitu 50% setelah PO dikirim dan 50% lagi
sebelum barang dikirim. Untuk permohonan kredit yang telah disetujui maka sales
order akan diotorisasi oleh credit controler dan diteruskan ke bagian logistik untuk
dilakukan pengorderan ke pabrik atau pemasok.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
46
Universitas Indonesia
Aktivitas Memasukan Pesanan
Sales Admin AR Officer
Pelanggan
Request For Qoutation
Memerikasa RFQ
Pelanggan
Input data dari RFQ
Membuat dan mencetak Qoutation
Qoutation
Purchase Order
Membuat sales order
SO Data piutang
Pengecekan riwayat transaksi A/RPengecekan
dan otorisasi
Approved Sales Order
Mendistribusikan rangkap sales order
32
1Sales Order
A
A
Purchase Order
Sales Order
2
Input data dari PO
Gambar 4.1 Aktivitas Memasukan Pesanan
Sumber : PT. Atlas Copco Nusantara
(hasil olahan sendiri)
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
47
Universitas Indonesia
4.1.1.1 Analisis Pengendalian Internal Aktivitas Memasukan Pesanan
Penjualan
No. Aktivitas Kondisi PT. ACN Saran
1. Memasukan
Pesanan Penjulan
Telah dilakukan
pemisahan tugas
pada aktivitas
memasukan
pesanan
penjualan.
Mempertahankan kondisi
tersebut dan disertai dengan
peningkatan pengawasan.
2. Software ERP
yang digunakan
oleh perusahaan
tidak dapat
mendeteksi
kesalahan saat
penginputan data.
Review terhadap sistem ERP
yang dimiliki perusahaan dan
pelatihan berkelanjutan
mengenai sistem ERP ini agar
kesalahan yang dilakukan oleh
personel dapat diminimalisir.
3. Kecepatan
internet dan
bandwidth yang
rendah di cabang
yang dimiliki
perusahaan
mengakibatkan
terganggunya
proses bisnis
perusahaan.
Penggunaan BWmeter, sebuah
aplikasi yang berfungsi untuk
menganalisa, mengukur, dan
memonitor lalu lintas ke dan
dari komputer.
Penggunaan software Mini Ping.
Software ini dapat digunakan
untuk menjaga koneksi internet
tetap hidup walaupun sedang
tidak digunakan.
4. Data yang berasal
dari Scala tidak
Review kembali terhadap sistem
ERP yang ada untuk
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
48
Universitas Indonesia
dapat langsung
digunakan,
karena harus
menggunakan
software
tersendiri yang
dikoneksikan
dengan Scala.
menentukan apakah terdapat
solusi dari perusahaan untuk
menyesuaikan hal tersebut.
5. Saat melakukan
data transaksi
untuk
penginputan
barang pesanan
sales admin harus
bergantian
dengan sales
admin lain karena
terdapat Lock
Record di dalam
software tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut
dapat melakukan lock tables.
Lock tables melakukan
penguncian tabel ketika proses
sedang berlangsung, kemudian
akan membebaskan tabel ketika
proses telah berakhir.
6. Adannya
downtime dari
sistem iScala
ERP yang
digunakan oleh
PT. Atlas Copco
Nusantara selama
dilakukannya
reporting setiap
Perusahaan harus memastikan
bahwa waktu downtime tersebut
tidak terlalu lama sehingga
kegiatan perusahaan dapat
kembali berjalan normal serta
perlu dibuatnya SOP untuk
mengatasi masalah downtime
ini, karena selama ini untuk
mengatasi hal tersebut hanya
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
49
Universitas Indonesia
bulannya inisiatif dari karyawan saja.
Tabel 4.1 Ancaman dan Saran Pengendalian Internal pada Aktivitas Memasukan Pesanan
Sumber : olahan sendiri
Dibawah ini adalah penjelasan dari tabel diatas :
1. Pada dasarnya pembagian tugas pada aktivitas ini sudah baik. Pemisahan tugas
dapat terlihat dari tugas-tugas dari setiap personel. Pada saat pertama kali
pesanan dari pelanggan datang diterima oleh sales admin dan dilakukan
pemeriksaan secara menyeluh terhadap pesanan tersebut. Kemudian pesanan
penjualan tersebut diberikan kepada credit controller untuk diperiksa riwayat
transaksi dari pelanggan dan untuk menyetujui pemberian kredit kepada
pelanggan tersebut. Untuk riwayat pelanggan baik akan diotorisasi oleh credit
controller sedangkan jika terdapat riwayat transaksi pelanggan buruk baru akan
dilaporkan kepada manager.
2. Perusahaan kini telah menggunakan sistem ERP untuk membantu proses
bisnisnya. Perusahaan menggunankan software iScala ERP. Software hasil
produksi Epicor salah satu perusahaan asal Amerika ini memiliki kelemahan
yaitu tidak dapat mendeteksi kesalahan input yang dimasukan oleh user, proses
tetap berlanjut meskipun data yang dimasukan tidak benar. Sehingga potensi
untuk memasukan data input yang tidak akurat sangat besar. Untuk mengatasi hal
tersebut perlu dilakukan review terhadap sistem ERP yang dimiliki perusahaan
dan pelatihan berkelanjutan mengenai sistem ERP ini agar kesalahan yang
dilakukan oleh personel dapat diminimalisir.
3. Server dari iScala berada di Jakarta, untuk menggunakan software ini masing-
masing cabang harus tersambung ke Jakarta terlebih dahulu. Untuk cabang
Jakarta dan Balikpapan tidak mengalami kendala untuk menggunakan software
ini karena jaringan internet dan bandwidth lebih tinggi, tetapi untuk cabang lain
yang dimiliki perusahaan mengalami kendala dalam menggunakan software
tersebut. Bandwidth menunjukan volume data bisa ditransfer persatuan waktu.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Cabang-cabang yang dimiliki oleh perusahaan sangat tergantung dengan koneksi
internet, sedangkan cabang yang dimiliki perusahaan biasanya terdapat di remote
area, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses bisnis
perusahaan. untuk mengatasi hal tersebut penulis menyarankan untuk
menggunakan BWmeter. BWmeter adalah bandwidth kontroler meter, aplikasi
ini dapat menganalisa, mengukur, dan memonitor lalu lintas ke dan dari
komputer. Keunggulan dari aplikasi ini adalah dapat mengendalikan lalu lintas
data dengan menentukan batas kecepatan untuk semua jenis koneksi. Ada
beberapa situs banwidth yang bisa melakukan pengecekan koneksi bandwidth
internet seperti Bwmeter, Rokario, software Bandwidth Monitor, BitMeter
IINetworx, dan lain- lain. Selain itu untuk menjaga koneksi internet tetap hidup
maka dapat digunakan software Mini Ping. Software ini dapat digunakan untuk
menjaga koneksi internet tetap hidup walaupun sedang tidak digunakan. Mini
Ping akan mengirimkan ping ke sumber online setiap 60 detik.
4. Selain itu software ini juga memiliki kelemahan dalam hal pelaporan. Data yang
berasal dari Scala tidak dapat langsung digunakan, karena harus menggunakan
software tersendiri yang dikoneksikan dengan Scala. Hal tersebut dapat diatasi
dengan review kembali terhadap sistem ERP yang ada untuk menentukan apakah
terdapat solusi dari perusahaan untuk menyesuaikan hal tersebut.
5. Saat melakukan data transaksi untuk penginputan barang pesanan sales admin
harus bergantian dengan sales admin lain karena terdapat Lock Record di dalam
software tersebut. Lock pada database berarti suatu penguncian. Lock digunakan
pada saat terjadi pengaksesan data base oleh user secara bersamaan. Hal ini
ditujukan untuk menjaga agar data tidak corrupt/hilang atau data yang tidak valid
pada saat banyak user mengakses database secara bersamaan. Untuk mengatasi
hal tersebut dapat melakukan lock tables. Lock tables melakukan penguncian
tabel ketika proses sedang berlangsung, kemudian akan membebaskan tabel
ketika proses telah berakhir.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
51
Universitas Indonesia
6. Selanjutnya adalah adannya downtime dari sistem iScala ERP yang digunakan
oleh PT. Atlas Copco Nusantara selama dilakukannya reporting setiap bulannya.
Saat akhir bulan Atlas Copco Business Service melakukan penyusunan laporan
keuangan maka iScala menjadi tidak bisa digunakan oleh perusahaan. Hal ini
mengakibatkan terganggunnya proses bisnis perusahaan. selama ini perusahaan
mengatasi dengan memproses transaksi secara manual, baru setelah sistem
berjalan secara normal lagi baru dimasukan kembali ke dalam sistem.
Sebenarnya sistem tidak akan menjadi masalah yang berarti jika waktu terjadinya
tidak terlalu lama. Perlu dibuatnya SOP untuk mengatasi masalah ini, karena
selama ini untuk mengatasi hal tersebut hanya inisiatif dari karyawan saja.
4.1.2 Aktivitas Pembelian Barang
Proses pembelian diawali dengan sales admin akan membuat proposal PO
berdasarkan SO dan PO dari pelanggan. Proposal ini kemudian akan diotorisai oleh
manager dan setelah itu kan diberikan kepada bagian logistik untuk dilakukan
pembelian kepada pemasok dengan mengubag status Proposal PO menjadi tipe satu
yang berarti sudah dapat dilakukan pembelian. PO tersebut akan dikirimkan kepada
pemasok dan pihak logistik akan menerima order confirmation dari pemasok.
Kemudian pemasok akan mengirimkan barang pesanan perusahaan beserta dokumen
pengriman dan invoice. Bagian gudang akan melakukan pemeriksaan terhadap barang
yang diterima dengan dokumen pendukung. Kemudian setelah itu akan mengupdate
data persediaan didalam sistem. Terakhir bagian A/P akan melakukan pembayaran
berdasarkan tagihan pemasok dan memberikan dokumen tadi kepada ACBS untuk
dilakukan pencatatan dan penjurnalan.
4.1.1.2 Analisis Pengendalian Internal Aktivitas Pembelian
1. Dalam mengelola pembelian barang perusahaan tidak memiliki penjadwalan atau
pengaturan terhadap pembelian kepada pemasok. Perusahaan bisa membeli
kapan saja barang pesanan dari pelanggan. Pembelian kepada pemasok yang
sama dapat dilakukan beberapa kali dalam satu hari. Sehingga biaya pembelian
menjadi besar, apalagi sebagian pemasok berada di luar negeri. Dalam
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
52
Universitas Indonesia
pengelolaan pembelian barang untuk memenuhi pesanan pelanggan, perusahaan
perlu untuk membuat jadwal pemesanan. Selama ini perusahaan dapat
melakukan pemesanan kapan saja untuk pemasok yang sama. Akibatnya biaya
impor menjadi besar dan hal tersebut dapat mempersulit bagian terkait lainnya
seperti A/P. Untuk mengatasi hal tersebut seharusnya perusahaan dapat membuat
penjadwalan pembelian terhadap pemasok dengan menentukan batas waktu
pemesanan. Jika melewati batas waktu yang telah ditentukan maka pembelian
akan dilakukan esok hari.
4.1.3 Aktivitas Pengiriman
Barang yang dipesan kepada pabrik atau suplier akan diterima oleh staf
warehouse di gudang PT. Atlas Copco Nusantara. Staf warehouse akan melakukan
cek fisik barang dan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian dokumen. Staf
warehouse akan mengisi form IRR (Incoming Inspection Report) yang kemudian
akan membuat GRN (Good Receipt Note). Kemudian bagian logistik akan menerima
Picking Slip dari sales admin sebagai dasar pembuatan Delivery Note. Delivery Note
dibuat dan dicetak sebanyak lima rangkap. DN asli dan salinan kedua, ketiga dan
keempat akan diberikan kepada bagian pengiriman beserta salinan PO pelanggan dan
barang yang siap dikirim dan salinan kelima akan di file oleh bagian logistik secara
alfabet.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
53
Universitas Indonesia
Aktivitas Pengiriman
Pengiriman
Salinan PO
Logistik Sales Admin
A
Sales order salinan
Membuat picking slip
Sales Order salinan
Picking Slip
Picking Slip
Membuat 5 rangkap Delivery
Note
5
Update Persediaan
A
A
4
3
2
Mengirim barang dan meminta tanda tangan
pelanggan
DN asli2
DN salinan
4
Pelanggan
A
Input data dari picking slip
Picking Slip
A
4
43
2DN asli
DN Asli
3DN A
Input data dari sales order
Pelanggan
Gambar 4.2 Aktivitas Pengiriman Barang
Sumber : PT. Atlas Copco Nusantara
(hasil olahan sendiri)
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
54
Universitas Indonesia
4.1.1.3 Analisis Pengendalian Internal Aktivitas Pengiriman
No. Aktivitas Kondisi PT. ACN Saran
1. Pengiriman Perusahaan
menggunakan
jasa kurir untuk
mengirimkan
pesanan
pelanggan ke
gudangnya
masing-masing.
Mempertahankan kondisi
tersebut dan disertai dengan
peningkatan pengawasan.
2. Barang pesanan
pelanggan akan
terlebih dahulu
masuk ke gudang
perusahaan
sebelum
didistribusikan
kepada masing-
masing
pelanggan.
Barang yang dikirim oleh
pemasok dapat langsung
didistribusikan langsung kepada
pelanggan. Perusahaan dapat
mempuat komitmen dengan
pemasok untuk masalah
pengiriman barang tersebut.
3. Sebagian besar
pemasok PT.
Atlas Copco
Nusantara berada
di luar negeri
sehingga
berpotensi
terjadinya
P erlu dilakukannya perhitungan
waktu pengiriman yang tepat.
Pembuatan komitmen kepada
pemasok untuk menangani
masalah pengiriman agar barang
yang dipesan tidak terlambat.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
55
Universitas Indonesia
keterlambatan
pengiriman
barang kepada
pelanggan
4. Perusahaan tidak
memiliki
pengendalian
yang memadai
terhadap akses
terhadap aset.
Diperlukan prosedur untuk
masalah penanganan aset
tersebut, kemudian pencatatan
yang memadai akan aset, dan
pembatasan akses terhadap aset
tersebut.
Tabel 4.2 Ancaman dan Saran Pengendalian Internal pada Aktivitas Pengiriman
Sumber : olahan sendiri
Penjelasan mengenai tabel diatas adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan menggunakan jasa kurir untuk mengirimkan pesanan pelanggan ke
gudangnya masing-masing.
2. Seperti yang telah penulis bahas sebelumnya bahwa perusahaan tidak memiliki
persedian, perusahaan baru akan melakukan pembelian ketika telah terjadi
kesepakatan penjualan dengan pelanggan. Barang pesanan akan diterima di
gudang perusahaan terlebih dahulu sebelum dikirim ke gudang pelanggan. Hal
tersebut memperbesar biaya penyimpanan barang tersebut biaya tenaga kerja dari
PT. Atlas Copco Nusantara. Untuk mengatasi hal tersebut, barang yang dipesan
kepada pemasok tidak perlu diterima digudang perusahaan, seharusnya bisa
langsung dikirimkan ke gudang pelanggan oleh pemasok. Untuk itu perusahaan
perlu melakukan pembuatan komitmen yang jelas dengan pemasok untuk
masalah pengiriman barang, yang menyatakan bahwa barang yang dikirim sesuai
dengan pesanan pelanggan dan kondisi dari barang tersebut adalah baik.
Pembelian barang dagang tetap harus melalui PT. Atlas Copco Nusantara.
Membangun kepercayaan terhadap pemasok juga sangat diperlukan. Jika hal ini
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
56
Universitas Indonesia
dilakukan maka perusahaan dapat menghemat banyak biaya. Seperti biaya
penyimpanan dan pemeliharaan dari barang tersebut. Kedepannya prosedur ini
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan khususnya
dari sisi penjualan.
3. Pelanggan pada umumnya menginginkan barang pesanannya sampai di gudang
mereka tepat pada waktunya. Jika barang terlambat maka biasanya pelanggan
tidak mau menerima barang tersebut atau jika diterima pelanggan akan meminta
pengurangan harga. timbul masalah ketika sebagian besar pemasok PT. Atlas
Copco Nusantara berada di luar negeri dan hanya sebagian kecil saja yang
merupakan pemasok lokal. Tingginya potensi terjadinya keterlambatan
pengiriman barang kepada pelanggan menjadi tinggi apabila perhitungan waktu
pengiriman tidak tepat. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukannya perhitungan
waktu pengiriman yang tepat dan untuk mengurangi kerugian akibat
keterlambatan pengiriman, perusahaan perlu membuat komitmen dengan
pemasok dimana jika barang yang dikirim terlambat perusahaan tidak dapat
menerimannya. Jika hal tersebut dapat dilakukan maka perusahaan selain dapat
mengurangi kerugian dapat juga dapat meminimalisir kehilangan pelanggan
4. Perusahaan tidak memiliki pengendalian yang memadai terhadap akses terhadap
aset. Terdapat barang-barang pesanan pelanggan yang dibiarkan begitu saja tanpa
ada pengawasan dan pengamanan, sehingga sangat berpotensi untuk rusak atau
hilang. Diperlukan prosedur untuk masalah penanganan aset tersebut, kemudian
pencatatan yang memadai akan aset, dan pembatasan akses terhadap aset
tersebut.
4.1.4 Aktivitas Penagihan
Setelah barang dikirim kepada pelanggan proses selanjutnya adalah penagihan.
Aktivitas penagihan ini dilakukan oleh Sales Person Credit Controller. Sales person
memeriksa otorisasi dari Delivery Note yang asli, yakni apakah dokumen tersebut
telah dibubuhi tanda tangan pelanggan. Sales Invoice akan dibuat berdasarkan
Delivery Note. Dalam tahap ini, faktur pajak juga dibuat dengan tujuan untuk
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
57
Universitas Indonesia
menginformasikan pelanggan atas pajak yang dikenakan pada transaksi penjualan
yang telah terjadi serta membuat salinan sales invoice sebanyak lima rangkap dan
mengotorisasi semua dokumen tersebut sebelum diserahkan kepada pelanggan.
Setelah tahap ini dilakukan, Delivery Note akan di arsip berdasarkan tanggal
dikembalikannya Delivery Note ke perusahaan. Seluruh dokumen tersebut akan
diserahkan ke divisi yang telah ditentukan dan juga kepada pelanggan.
Staf Credit Controler mengambil data piutang melalui sistem Scala. Data ini
dapat diambil setiap saat. Dari sistem dapat diketahui piutang mana saja yang sudah
jatuh tempo. Setiap awal bulan staf Credit Cotroler mengirimkan SOA (Statement Of
Account) kepada pelanggan melalui email. Sehingga pelanggan dapat memberikan
feed back kepada perusahaan terkait pembayaran piutang. Perusahaan menggunakan
satu currency yaitu USD. Perusahaan memiliki pelanggan dari berbagai macam
perusahaan dari yang skalanya kecil, menengah dan besar. Tidak semua pelanggan
besar dapat memenuhi piutangnya secara tepat waktu. Untuk pelanggan-pelanggan
yang memiliki history pembayaran yang kurang baik maka perusahaan memberikan
perlakuan ekstra kepada mereka, apalagi industri batu bara dan pertambangan
belakangan ini sedang mengalami reses. Jika diperlukan perusahaan akan
menggunakan jasa aprisal untuk menilai kesanggupan perusahaan untuk membayar
hutang mereka kepada perusahaan.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
58
Universitas Indonesia
Aktivitas Penagihan
Unit Sales
2 42
54
32
54
32
4DN asli
bertandatangan pelanggan
Mengecek otorisasi
DN
DN asli bertandatangan
pelanggan
Menginput dataAR Pelanggan
DN asli bertandatangan
pelanggan
D
Mengupdate AR, mencetak Sales Invoice (SI) dan
mencetak Faktur Pajak
Faktur Pajak Asli
Mengotorisasi SI dan Faktur
Pajak
Sales Invoice salinan 5Faktur Pajak asli Sales Invoice
salinan 3Sales Invoice asli
Pelanggan D5
Faktur Pajak salinan 3
Sales Invoice Asli
Pajak
Faktur pajak salinan 5
Gambar 4.3 Aktivitas Penagihan
Sumber : PT. Atlas Copco Nusantara
(hasil olahan sendiri)
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
59
Universitas Indonesia
4.1.1.4 Analisis Pengendalian Internal Aktivitas Penagihan
No. Aktivitas Kondisi PT. ACN Saran
1. Penagihan Kesalahan input
informasi pada
sales invoice.
Memverifikasi ulang data-data
terkait penagihan dan
mengotorisasi sales invoice
tersebut dengan membubuhkan
cap perusahaan dan tanda tangan
manajer unit sales sebagai bukti
otorisasi bahwa sales invoice
telah mengandung informasi
yang benar.
2. Jumlah transaksi
yang besar tidak
disukung dengan
jumlah karyawan
yang memadai.
Perlu dilakukan penambahan
karyawan.
3. Banyaknya
kesalahan pada
saat menginput
data dan
kurangnya
kordinasi pada
masing-masing
bagian terkait
mengakibatkan
banyaknya credit
note yang dibuat
oleh perusahaan.
Perusahaan perlu melakukan
review secara berkala terhadap
kinerja setiap personel dan
memperketat masalah
pengotorisasian untuk masing-
masing dokumen.
Tabel 4.3 Ancaman dan Saran Pengendalian Internal pada Aktivitas Penagihan
Sumber : olahan sendiri
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
60
Universitas Indonesia
Penjelasan dari tabel diatas adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan input informasi pada sales invoice dapat berupa salah memasukan
nomor faktur, salah menuliskan informasi nama pelanggan, double invoice, nilai
barang, harga barang, dan tanggal pengiriman. Faktor penyebab kesalahan dalam
aktivitas ini adalah human error, yaitu kelalaian karyawan dalam membuat sales
invoice atas barang yang telah dikirim. Pengendalian yang dapat dilakukan
perusahaan atas kesalahan tersebut yakni dengan memverifikasi ulang data-data
terkait penagihan dan mengotorisasi sales invoice tersebut dengan membubuhkan
cap perusahaan dan tanda tangan manajer unit sales sebagai bukti otorisasi bahwa
sales invoice telah mengandung informasi yang benar.
2. Transaksi penjulan PT. Atlas Copco Nusantara sangat besar. Jumlah transaksi
yang besar perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memadai. Penulis
menemukan bahwa dalam satu bulan rata-rata transakasi penjualan PT. Atlas
Copco Nusantara mencapai 1000 sampai 2000 transaksi. Pelanggan yang dimiliki
oleh perusahaan berjumlah lebih dari 500 pelanggan sehingga mempekerjakan
dua orang untuk bagian penagihan, dua orang sales admin dan satu orang bagian
A/P adalah hal yang kurang baik. Untuk mengatasi kurangnya pegawai, perlu
dilakukan penambahan agar proses penjualan seperti penerimaan pesanan, tindak
lanjut piutang kepada pelanggan, dan pembayaran kepada pemasok bisa berjalan
secara maksimal. Selain itu penambahan pegawai juga dapat mengurangi human
error yang diakibatkan oleh banyaknya jumlah transaksi di perusahaan.
3. Selain itu banyaknya credit note yang dibuat oleh perusahaan. Dari akumulasi
transaksi penjualan selama satu tahun, sekitar 10% dari total transaksi itu yang
bermasalah. Berdasarkan pengamatan penulis terdapat beberapa penyebab hal
tersebut terjadi. Diantaranya adalah barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan
yang dipesan oleh pelanggan, terjadinnya keterlambatan pengiriman barang
kepada pelanggan, faktur pajak telah due date, double invoice, terdapatnya selisih
harga barang, terdapat ketidakcocokan jumlah yang ditagihkan, adanya revisi
harga barang, dan update harga dari barang. Hal ini sangat penting untuk
dijadikan fokus perusahaan, karena dampaknya sangat besar terhadap
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
61
Universitas Indonesia
penerimaan perusahaan. masalah banyaknya kredit note yang dikeluarkan
perusahaan, ini mengindikasikan banyaknya kesalahan pada saat menginput data
dan kurangnya kordinasi pada masing-masing bagian terkait. Perusahaan perlu
melakukan review secara berkala terhadap kinerja setiap personel dan
memperketat masalah pengotorisasian untuk masing-masing dokumen.
4.1.5 Aktivitas Penerimaan Kas
Pelanggan dapat melakukan pembayaran kepada perusahaan dengan
mentransfer jumlah dana ke rekening di Bank yang telah ditunjuk oleh perusahaan
dengan memberikan bukti slip pembayaran, check, atau uang tunai jika
memungkinkan disertai dengan list piutang yang mereka bayarkan.
Bagian penagihan menerima bukti transfer tersebut dan melakukan input data
dari bukti transfer tersebut. kemudian bagian penagihan akan melakukan verifikasi
dan membandingkannya dengan data piutang pelanggan. Setelah bukti transfer
diverifikasi selanjutnya akan dilakukan konfirmasi dengan internet banking untuk
memastikan bahwa terdapat setoran dari pelanggan dan membuat Cash Receipt
Voucher. CRV yang telah diotorisasi oleh credit controller diberikan bersama
invoice, faktur pajak dan delivery note ke ACBS untuk dilakukan penjurnalan lebih
lanjut.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
62
Universitas Indonesia
Aktivitas Penerimaan Kas
AR Officer
4
Pelanggan
Transfer slip, check
Input data penerimaan kas
A/R Pelanggan
Transfer slip, checkD
Memeriksa, memverivikasi, dan membandingkannya
dengan data A/R
Transfer slip, check verified
Melakukan konfirmasi ke
Bank dan membuat
Cash Receipt Voucher
Transfer slip, check verified
Cash Receipt Voucher (CRV)
Bank
Mengotorisasi CRV
Approved CRV
Sales Invoicce
Faktur Pajak
Delivery Note
Atlas Copco Business Service
(ACBS)
A
Gambar 4.4 Aktivitas Penerimaan Kas
Sumber : PT. Atlas Copco Nusantara
(hasil olahan sendiri)
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
63
Universitas Indonesia
4.1.1.5 Analisis Pengendalian Internal Aktivitas Penerimaan Kas
No. Aktivitas Kondisi PT. ACN Saran
1. Penerimaan Kas Fungsi penerimaan
kas, fungsi kredit,
dan piutang
dilakukan oleh
karyawan yang
sama.
Memerlukan adanya pemisahan
tugas yang jelas untuk masing-
masing fungsi diatas.
2. Bagian penagihan
akan mengecek
jumlah uang yang
dibayarkan oleh
pelanggan sebagai
fungsi pemeriksaan
agar tidak terdapat
kesalahan dalam
penerimaan jumlah
uang.
Mempertahankan kondisi ini dan
disertai dengan peningkatkan
pengawasan.
3. Pengotorisasian
CRV dilakukan oleh
orang yang membuat
CRV.
Otorisasi diberikan juga oleh
manager atau bagian yang memiliki
kedudukan lebih tinggi sehingga
kevalidan dari CRV dapat
dipertanggungjawabkan.
Tabel 4.4 Ancaman dan Saran Pengendalian Internal pada Aktivitas Penerimaan Kas
Sumber : olahan sendiri
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
64
Universitas Indonesia
Penjelasan mengenai tabel diatas adalah sebagai berikut :
1. Fungsi penerimaan kas, fungsi kredit, dan piutang dilakukan oleh karyawan yang
sama. Besarnya resiko pada aktivitas penerimaan kas, memerlukan adanya
pemisahan tugas yang jelas untuk masing-masing fungsi diatas.
2. Saat penerimaan uang, check, atau bukti transfer dari pelanggan, bagian
penagihan akan mengecek jumlah uang yang ditransfer sesuai dengan jumlah
piutangnya ke perusahaan. Hal ini merupakan fungsi pemeriksaan agar tidak
terdapat kesalahan dalam penerimaan jumlah uang.
3. Pembuatan Cash Receipt voucher dilakukan oleh bagian piutang. CRV nantinya
akan digunakan dalam memverifikasi data-data yang diserahkan ke ACBS untuk
penjurnalan. CRV tidak diotorisasi oleh manager, hanya diotorisasi oleh bagian
piutang saja. Idealnya otorisasi diberikan juga oleh manager sehingga kevalidan
dari CRV dapat dipertanggungjawabkan.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
65 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengendalian internal merupakan salah satu tindakan perusahaan dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem informasi akuntansi pada
perusahaan. Berikut ini adalah kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan
laporan magang berjudul “ Analisis Sistem Informasi Akuntansi Terkait Siklus
Penjualan PT. Atlas Copco Nusantara”, diantarannya adalah :
Siklus penjualan pada PT. Atlas Copco Nusantara terdiri dari empat
kegiatan utama, antara lain adalah aktivitas memasukan pesanan penjualan,
aktivitas pengiriman, aktivitas penagihan, dan aktivitas penerimaan kas.
Selain itu siklus penjualan PT. Atlas Copco Nusantara memiliki keterkaitan
yang erat dengan siklus pembelian. Siklus pembelian sendiri terbagi
menjadi empat kegiatan besar yaitu, aktivitas permintaan barang kepada
pemasok, aktivitas menerima barang dari supplier, aktivitas memproses
invoice, memberikan review dan persetujuan terhadap invoice dari pemasok
serta aktivitas pengeluaran kas untuk proses pembayaran kepada supplier.
Pada tiap-tiap aktivitas yang terjadi pada siklus penjualan dan siklus
pembelian, terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan, karena hal tersebut adalah kelemahan pada pengendalian
internal perusahaan, yakni :
Penggunaan software ERP yang tidak efektif. Software yang
digunakan oleh perusahaan tidak dapat menunjang proses bisnis
perusahaan secara keseluruhan. Sehingga tujuan dari perusahaan
untuk bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dengan
penggunaan software tersebut tidaka dapat tercapai.
Pengiriman barang pesanan dari pemasok harus masuk ke gudang
perusahaan terlebih dahulu padahal seharusnya bisa langsung
dikirimkan kepada pelanggan. Kecuali untuk barang-barang yang
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
66
Universitas Indonesia
tingkat pemesanannya tinggi maka perusahaan perlu menyiapkan
persediaan.
Kurangnya karyawan juga sangat dirasakan apalagi jumlah transaksi
perusahaan yang sangat banyak. Tidak ada penilaian bobot kerja
untuk masing-masing karyawan. Hal tersebut dapat berdampak pada
banyaknya human error pada saat melakukan pekerjaan.
Perusahaan tidak memiliki penjadwalan pembelian barang kepada
pemasok untuk memenuhi pesanan pelanggan di dalam perusahaan,
hal ini mengakibatkan besarnya biaya pemesanan dan biaya
pengiriman barang yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Tidak adanya sosialisasi berkelanjutan terhadap SOP yang dimiliki
oleh perusahaan.
5.2 Saran
Saran untuk perbaikan agar terjadinnya peningkatan efisiensi dan efektivitas
performa sistem informasi akuntansi pada siklus penjualan PT. Atlas Copco
Nusantara adalah sebagai berikut :
Sebagian besar kendala yang dihadapi oleh perusahaan adalah kendala
pada software yang digunakan oleh perusahaan yang tidak dapat
memenuhi proses bisnis perusahaan. Software yang dijual dipasaran
terkadang belum tentu cocok untuk menunjang berbagai macam
transaksi dalam perusahaan. karena setiap perusahaan memiliki
karakteristik bisnis tersendiri. Maka penulis menyarankan untuk
mempertimbangkan penggantian sistem ERP yang ada. Karena cost dan
benefit dari penggunaan software tersebut berbanding terbalik, cost-nya
lebih besar terhadap benefit yang diterima perusahaan selama ini. Jika
perusahaan masih ingin mempertahankan penggunaan dari software
tersebut maka perusahaan perlu melakukan berbagai perbaikan terhadap
sistem tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
Dalam pengotorisasian dokumen-dokumen pendukung dalam kegiatan
operasional berdasarkan kondisi ideal, penulis menyarankan agar pihak
yang melakukan otorisasi berasal dari divisi yang tidak mengeluarkan
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
67
Universitas Indonesia
dokumen tersebut dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pihak
yang mengeluarkan dokumen tersebut.
Perusahaan seharusnya mulai mempertimbangkan pembentukan komite
audit yang independen, karena diharapkan dengan adannya komite audit
dalam perusahaan dapat mendorong peningkatan pengendalian internal
pada perusahaan menjadi lebih baik.
Perusahaan perlu meningkatkan standar keamanan dengan menambah
lemari-lemari penyimpanan dokumen yang memiliki proteksi yang
lebih tinggi seperti brankas atau lemari besi. Walaupun perusahaan
telah menggunakan jasa penyimpanan dokumen tetapi untuk dokumen
yang masih berada di perusahaan tetap memerlukan proteksi.
Lingkungan kerja yang berada pada kawasan Cilandak Commercial
Estate dimana kantor menjadi satu dengan workshop dan perusahaan-
perusahaan lain yang berada disatu kawasan yang sama.
Penjadwalan pemebelian barang terhadap pemasok perlu dilakukan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan.
Evaluasi kinerja karyawan dengan bobot pekerjaan yang dipikulnya
perlu dilakukan untuk menghindari penumpukan pekerjaan di satu
orang. Evaluasi ini juga diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk
penambahan karyawan di perusahaan.
Untuk masalah penerapan SOP, perusahaan perlu mensosialisasikan
kembali SOP yang dimiliki oleh perusahaan dan jika diperlukan
perusahaan dapat membuat prosedur tambahan untuk perihal yang
belum memiliki prosedur. Training kepada karyawan untuk
meningkatkan kompetensi masing- karyawan, khususnya bagi
karyawan yang terkait pada siklus penjualan. Lebih jauh lagi sesuai
dengan visi misi perusahaan untuk menjadi yang pertama diingat dan
pertama dipilih oleh pelanggan dapat terwujud.
Dengan demikian evaluasi dan feedback atas permasalahan yang terjadi
pada PT. Atlas Copco Nusantara, penulis berharap agar saran-saran yang diajukan
dapat bermanfaat bagi perusahaan sehingga menghasilkan sistem informasi yang
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
68
Universitas Indonesia
lebih baik pada perusahaan, serta agar pengendalian internal yang dimiliki oleh
perusahaan dapat berjalan dengan optimal.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013
69 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A Arens, Randal J Elder, Mark S Beasley. (2009). Auditing & Assurance
Service (12th ed).
Romney, Marshal B & Steinbart, Paul Jhon. (2012). Accounting Information
System (10th ed).
Willkinson, Joseph W, Michael J Cerullo, Vasant Raval, Bernard Wong-On-
Wing. (2000). Accounting Information Sytems : Essential Concepts and
Application (4th ed).
Universitas Indonesia (2008). Pedoman Tugas Akhir.
Analisis sistem..., Rika Agustina, FE UI, 2013