universitas indonesia analisis penerapan …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-t-anggita...

82
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT. APCO LAPORAN MAGANG ANGGITA MAYFRINA DWI PURNAMASARI 1006810510 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1-EKSTENSI AKUNTANSI JAKARTA JULI 2012

Upload: doxuyen

Post on 21-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PADA PT. APCO

LAPORAN MAGANG

ANGGITA MAYFRINA DWI PURNAMASARI

1006810510

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1-EKSTENSI AKUNTANSI

JAKARTA

JULI 2012

uiperpustakaan
Sticky Note
Silahkan klik Bookmarks untuk memudahkan penelusuran
Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

i

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PADA PT APCO

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

ANGGITA MAYFRINA DWI PURNAMASARI

NPM : 1006810510

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1-EKSTENSI AKUNTANSI

JAKARTA

JULI 2012

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

ii

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

iii

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penyusunan

laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana pada Program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan

magang ini sangatlah sulit bagi Penulis untuk menyelesaikan laporan magang ini.

Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga (Mama, Papa, Mas Angga dan Dik Pras) yang selalu

memberikan dukungan, doa serta motivasi terbesar kepada Penulis sejak

lahir sampai saat ini dan esok.

2. Spesial untuk mamaku, terima kasih atas semua perhatian dan dukungan

mama selama ini, aku sangat beruntung memiliki orang tua sepertimu.

”My Mom is my hero and you are my everything for me”

3. Ibu Sri Nurhayati S.E, M.M., S.A.S selaku ketua program Ekstensi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

4. Bapak Edward Tanujaya S.E., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang

sabar, dan telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan serta bantuan

kepada Penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini. Terima kasih

banyak Pak Edward, maaf apabila ada kesalahan yang tidak sengaja dibuat

Penulis.

5. Bapak Johannes Mau selaku Managing Partner di BDO Tanubrata,

Sutanto, Fahmi & Rekan yang telah memberikan kesempatan kepada

Penulis untuk melakukan magang.

6. Senior di BDO, Kak Amel, terima kasih atas kesempatan dan ilmunya

yang sudah diberikan kepada Penulis sehingga Penulis dapat

menyelesaikan magang dan menyusun laporan magang sampai selesai.

Serta, terima kasih juga Kak Amel, yang sudah memberikan Penulis

dukungan moril dan motivasi untuk Penulis selama ini. Kak Amel sudah

kuanggap seperti kakakku sendiri.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

v

7. Icha, mbak Ambar dan Kak Dian, teman satu tim audit dengan Penulis,

terima kasih banyak atas ilmu, pengalaman serta motivasi yang sudah

diberikan kepada Penulis selama ini. Terutama untuk Icha, yang sering

kali dipusingkan oleh Penulis (makasih banyak ya Icul, baru kenal tapi

udah berasa jadi temen yang deket banget..hehe)

8. Amy dan Yoyo, teman satu tim audit dengan Penulis sekaligus teman

kuliah dari D3 sampai saat ini, teman seperjuangan. Terima kasih atas

pertemanannya selama ini, senang dan sedih bersama.

9. Asih Winarsih dan keluarga, Adinda Fajarrini, Amelia, Aulia Lathifa dan

Annisa Falaivi, sahabat saya, selama perkuliahan di Diploma dahulu.

Kalian adalah teman-teman terbaikku, terima kasih untuk dukungannya

selama ini

10. Bunga Nirmalasari, Azizi Nur Wicaksono, Hutami Kurnia, Adryan

Hernando, Aryo Adiwoso, Anom Wicaksono, Ahmad Afwan, Megawati,

Ayuningtyas Wulansari, Ari Kristian, Nova Amanda, Marcia Kambarwati

sahabat saya, yang telah banyak memberi dukungan selama perkuliahan di

Ekstensi.

11. Agustia Dwi Rahmawati, my partner in crime, teman seperjuangan dari D3

dan sesama penggila korea yang selalu memberikan motivasi kepada

Penulis, juga sebagai tempat curahan hati Penulis (saat orang-orang sibuk

mikirin skripsi, sempet-sempetnya kita nonton Super Show 4, mimpi

untuk ke korea harus segera terwujud!)

12. Untuk seseorang yang telah mengisi hari-hariku, terima kasih atas

dukungan dan perhatiannya selama ini. Terima kasih karena tanpa kau

sadari, kau telah mengisi hatiku selama ini. Bahagia itu sederhana.

13. My silver, picantoku yang imut, terima kasih untuk selalu menemani hari-

hari Penulis kemanapun Penulis pergi, juga untuk laptop kuningku, yang

membantuku menyelesaikan laporan ini.

14. Seluruh teman-teman angkatan 2006 Diploma III FEUI dan 2010 Ekstensi

FEUI.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

vi

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

vii

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

viii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari

Program Studi : S1-Ekstensi Akuntansi

Judul : Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PTAPCO

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan

nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. Melalui

perhitungan dan pelaporan yang baik, maka perusahaan dapat dikatakan telah

memenuhi peraturan yang berlaku guna untuk meningkatkan anggaran pembangunan

nasional Pemerintah. Mengingat pentingnya PPN, maka laporan magang ini akan

membahas mengenai analisis penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT APCO,

yang merupakan Perusahaan Jasa Pengendalian Hama. Melalui laporan magang ini

akan diketahui mengenai penerapan PPN yang dilakukan oleh perusahaan seperti

perhitungan PPN Keluaran, pengkreditan PPN Masukan serta penyajian PPN dalam

Laporan Keuangan. Kesimpulan dari laporan magang ini adalah Perusahaan harus

memperhatikan lebih baik mengenai pengkreditan PPN Masukan yang ada serta batas

pelaporan PPN setiap masa pajak agar terhindar dari sanksi yang berlaku.

Kata kunci:

Pajak Pertambahan Nilai, Penerapan PPN, Perusahaan Jasa Pengendalian Hama

ABSTRACT

Name : Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari

Study Program : S1-Extension Accounting

Title : Analysis of Value Added Tax Implementation on PT APCO

Value Added Tax (VAT) is tax that imposed on any appreciation in value of the

goods or services in its circulation from producers to consumers. Through the

calculation and reporting is good, then the Company may be said it has complied with

the applicable rules in order to enhance the national development budget of the

Government. Given the importance of VAT, then this internship report will discuss

the value added tax analysis at the PT APCO, which is a Pest Control Service

Company. Through this internship report will be known about the application of VAT

to be done by the Company, such as calculating VAT output, input VAT crediting

and presentation of VAT and its impact on Financial Statements. The conclusion of

this internship report is the Company must pay attention better about crediting the

existing VAT and VAT reporting limit each fiscal period to avoid penalties that

apply.

Key words:

Value Added Tax, VAT implementation, Pest Control Service Company

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Tujuan Program Magang .............................................................................. 2

1.3 Tempat dan Waktu Magang ......................................................................... 2

1.4 Kegiatan Magang ......................................................................................... 2

1.5 Latar Belakang Penulisan ............................................................................. 4

1.6 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4

1.7 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 5

1.8 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

1.9 Sistematika Penulisan ................................................................................... 5

BAB 2. PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................... 7

2.1 Gambaran Umum KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi & Rekan ..................... 7

2.1.1 Visi dan Misi KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi & Rekan ................... 7

2.1.2 Jasa KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi & Rekan .................................. 8

2.1.3 Struktur Organisasi KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi & Rekan .......... 9

2.2 Gambaran Umum Perusahaan Klien .......................................................... 10

2.2.1 Sejarah Singkat ................................................................................. 10

2.2.2 Profil Perusahaan Klien .................................................................... 10

2.2.3 Kegiatan Magang .............................................................................. 12

BAB 3. LANDASAN TEORI .............................................................................. 13

3.1 Ketentuan Umum Perpajakan ..................................................................... 13

3.1.1 Pengertian PPN ................................................................................. 13

3.1.2 Objek PPN dan Non Objek PPN ...................................................... 15

3.1.3 Dasar Pengenaan Pajak ..................................................................... 25

3.1.4 Saat Terutangnya PPN ...................................................................... 26

3.1.5 Tarif PPN ........................................................................................... 30

3.1.6 Fasilitas PPN ..................................................................................... 30

3.1.7 Pengkreditan Pajak Masukan ............................................................ 30

3.1.8 Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan ................................. 32

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

x Universitas Indonesia

3.2 Dokumen yang terkait dengan PPN ........................................................... 33

3.2.1 Faktur Pajak ....................................................................................... 33

3.2.2 Surat Setoran Pajak (SSP) ................................................................. 34

3.2.3 Surat Pemberitahuan (SPT) ............................................................... 36

3.3 Jurnal atas transaksi terkait PPN pada PT APCO ....................................... 41

BAB 4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS ........................................................ 43

4.1 Pencatatan PPN .......................................................................................... 43

4.2 Penerbitan Faktur Pajak Keluaran ............................................................. 45

4.3 Mekanisme Perhitungan PPN Keluaran ..................................................... 46

4.4 Pengkreditan PPN Masukan ....................................................................... 50

4.5 Analisis Pelaporan SPT PPN ...................................................................... 52

4.6 Penyajian PPN pada Laporan Keuangan Perusahaan................................. 52

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 57

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 57

5.2 Saran ........................................................................................................... 58

DAFTAR REFERENSI ....................................................................................... 59

LAMPIRAN

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

xi Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Omset Perusahaan ....................................................................... 45

Tabel 4.2 Rekap PPN Keluaran Tahun 2011 ......................................................... 47

Tabel 4.3 Pengkreditan PPN Masukan Tahun 2011 .............................................. 49

Tabel 4.4 Nilai Utang PPN Perusahaan Tahun 2011 ............................................. 52

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

xii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Dasar Pengenaan Pajak ........................................................... 28

Gambar 3.2 Bagan Saat Terutangnya PPN ............................................................ 30

Gambar 3.3 Faktur Pajak........................................................................................ 36

Gambar 3.4 Surat Setoran Pajak ............................................................................ 39

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Faktur Pajak PT APCO

Lampiran 2. Laporan Posisi Keuangan PT APCO (Parsial)

Lampiran 3. Formulir Induk SPT PPN 1111

Lampiran 4. Formulir AB SPT PPN 1111

Lampiran 5. Formulir A1 SPT PPN 1111

Lampiran 6. Formulir A2 SPT PPN 1111

Lampiran 7. Formulir B1 SPT PPN 1111

Lampiran 8. Formulir B2 SPT PPN 1111

Lampiran 9. Formulir B3 SPT PPN 1111

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Program Magang

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyelenggarakan suatu program

magang sebagai salah satu mata kuliah yang dapat diikuti oleh mahasiswa yang

telah menjalankan minimal 51 SKS. Program magang ini dimaksudkan untuk

membuka kesempatan bagi mahasiswa dalam menerapkan teori dan pengetahuan

yang diterima selama masa perkuliahan ke dalam kehidupan kerja nyata. Program

magang dirancang secara terstruktur, sehingga mahasiswa peserta dalam kondisi

terbimbing dan terkendali sebagai suatu latihan. Program ini juga dimaksudkan

untuk menerapkan program link and match bagi mahasiswa agar ilmu yang telah

dipelajarinya menjadi tepat guna dan berhasil guna di tempat kerja di masa

mendatang. Program magang dapat dijadikan sebagai persiapan untuk terjun ke

dunia kerja sebenarnya, baik persiapan mental maupun persiapan teknikal karena

dapat menjembatani kehidupan kampus dengan dunia kerja yang sebenarnya. Hal

ini merupakan sarana pembelajaran yang tepat untuk memulai beradaptasi dengan

lingkungan kerja sekaligus mempraktekkan berbagai macam teori dan

pengetahuan yang telah diperoleh selama duduk di bangku perkuliahan. Selain itu,

dengan dilaksanakannya program magang ini, diharapkan mendapatkan

kesempatan kerja yang lebih baik di masa mendatang serta lebih siap dan matang

untuk mencapai keinginan untuk menjadi seorang profesional.

Dalam program magang ini peserta magang diwajibkan untuk membuat

sebuah laporan akhir magang. FEUI memberikan kebebasan bagi peserta magang

dalam memilih topik yang akan dibuat dan diangkat dalam laporan magang,

dengan syarat topik tersebut berhubungan dengan kegiatan atau pengalaman yang

didapat peserta magang selama proses magang berlangsung. Oleh karena itu,

laporan akhir magang ini mendokumentasikan beberapa kegiatan dan pengalaman

selama proses magang sebagai junior auditor di salah satu Kantor Akuntan Publik

yang berada di Jakarta.

Manfaat penting yang diperoleh dari program magang yaitu memberikan

kesempatan para mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang didapat selama

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Universitas Indonesia

2

kuliah di dunia kerja. Dengan demikian, mahasiswa mendapatkan gambaran

praktis bagaimana ilmu yang dimiliki, diaplikasikan di dunia kerja selain

gambaran teoritis yang didapat selama kuliah.

1.2 Tujuan Program Magang

Tujuan dari pelaksanaan program magang ini adalah untuk memenuhi

kewajiban perkuliahan yang diselenggarakan oleh Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Untuk menghasilkan lulusan yang tidak

hanya siap dalam hal akademik, namun juga siap dalam dunia kerja terutama

dalam ruang lingkup akuntansi, maka diadakan program magang untuk

mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

1.3 Tempat dan Waktu Magang

Penulis melaksanakan program magang selama tiga bulan mulai tanggal 6

Februari 2012 sampai dengan 30 April 2012 di Kantor Akuntan Publik (KAP)

Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan yang berlokasi di Prudential Tower, 17th

Fl,

Jl. Jend.Sudirman Kav.79, Jakarta 12910. Penulis berada dalam suatu tim audit

sebagai Assistant Auditor. Selama pelaksanaan program magang, penulis

tergabung ke dalam grup yang diketuai oleh Bpk. Indra Sri Widodo sebagai

Partner Audit. Dalam penugasan audit, penulis berada di bawah pengawasan

Manager Audit yaitu Bpk. Johannes Mau dan Auditor In-Charge Ibu Amelia

Rahmawati.

1.4 Kegiatan Magang

Penulis dipercaya untuk terlibat dalam dua penugasan audit selama

periode magang, yaitu:

1. Audit PT AGC

Dalam penugasan ini, penulis melakukan fieldwork audit di kota Bogor

karena PT AGC berlokasi di daerah tersebut. Penulis melakukan full audit

tahun 2010 karena tidak ada audit interim sebelumnya pada PT AGC.

Penulis dipercayakan untuk memegang akun-akun yang berhubungan

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Universitas Indonesia

3

liabilitas. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh penulis terkait

penugasan audit tersebut adalah:

1. Membuat rekapitulasi.

2. Menghitung dan menganalisis perbedaan nilai suatu akun

(kenaikan dan penurunan) tahun ini dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

3. Meminta rincian nilai atas suatu akun kepada pihak manajemen.

4. Melakukan perhitungan ulang (recalculation) atas perhitungan

yang dilakukan manajemen.

5. Mencocokkan angka yang ada di General Ledger (G/L) ataupun

Sub General Ledger.

6. Melakukan rekonsiliasi.

7. Membuat narasi tentang temuan audit yang dirasa tidak wajar.

8. Menyimpulkan apakah nilai dari akun tersebut telah disajikan

secara wajar atau tidak.

9. Melakukan subsequent test.

10. Melakukan cut-off test.

11. Mengkonfirmasi nilai yang tertulis dalam laporan keuangan klien

kepada pihak lain yang berhubungan dengan klien.

12. Vouching

13. Melakukan walkthrough dan TOC atas transaksi penjualan dan

pembelian.

14. Melakukan pekerjaan yang bersifat administratif lainnya.

15. Membantu menyiapkan laporan audit.

2. Audit PT FNP

Dalam penugasan ini, penulis melakukan fieldwork audit PT FNP yang

berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung. Penulis melakukan audit atas

tahun 2010 karena sudah dilakukan audit interim sebelumnya pada PT

FNP. Penulis dipercayakan untuk memegang akun-akun yang

berhubungan liabilitas.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Universitas Indonesia

4

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh penulis terkait penugasan audit

tersebut adalah:

1. Membuat rekapitulasi

2. Melakukan subsequent test

3. Melakukan cut-off test

4. Mengkonfirmasi nilai yang tertulis dalam laporan keuangan klien

kepada pihak lain yang berhubungan dengan klien.

5. Vouching

6. Melakukan pekerjaan yang bersifat administratif lainnya

7. Membantu menyiapkan laporan audit

1.5 Latar Belakang Penulisan

Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Kurang lebih 2/3

penerimaan Negara saat ini bersumber dari pajak. Dominasi pajak sebagai sumber

penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar, terlebih ketika sumber daya

alam, khususnya minyak bumi tidak bisa lagi diandalkan. Penerimaan dari sumber

daya alam mempunyai umur yang relatif terbatas, suatu saat akan habis dan tidak

bisa diperbaharui. Hal ini berbeda dengan pajak; sumber penerimaan ini

mempunyai umur tidak terbatas, terlebih dengan semakin bertambahnya jumlah

penduduk. Direktorat Jenderal Pajak berperan melakukan pengawasan atas

pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai yang telah ditentukan dalam Undang-

Undang Perpajakan.

1.6 Tujuan Penulisan

Tujuan dari laporan magang ini adalah untuk memenuhi tuntutan

akademik pada semester genap 2011/2012, yang merupakan salah satu cara untuk

menyelesaikan studi di program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. Selain itu, laporan ini dibuat untuk mengetahui mekanisme

pencatatan, penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT APCO

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Universitas Indonesia

5

1.7 Manfaat Penulisan

Manfaat Teoritis

Beberapa manfaat yang bersifat teoritis dari penelitian ini diantaranya:

1. Memberikan gambaran aktual mengenai penerapan perhitungan Pajak

Pertambahan Nilai pada suatu perusahaan.

2. Mengidentifikasi beberapa kemungkinan defisiensi atau kelemahan dari

penerapan pajak pada suatu perusahaan dengan peraturan perpajakan yang

terkait.

Manfaat Praktis

Manfaat yang bersifat praktis/aplikatif dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan pemungutan atau pengenaan,

penyetoran dan pelaporan PPN di PT APCO.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis mekanisme pengkreditan Pajak

Masukan di PT APCO dikaitkan dengan perhitungan PPN terutang.

3. Mengetahui penerapan PPN dikaitkan dengan nilai yang tersaji pada

laporan keuangan dan SPT PPN.

1.8 Rumusan Masalah

Laporan in membatasi permasalahan sebatas pencatatan dan pengakuan

nilai hutang pajak pertambahan nilai. Yang mana pencatatan atas nilai tersebut

memiliki perbedaan antara nilai utang pajak penghasilan yang tercatat di buku

besar dan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) setiap bulannya. Hal ini dapat

dibandingkan dengan peraturan perpajakan terkait PPN, untuk menentukan

apakah perusahaan sudah menerapkan peraturan perpajakan tersebut.

1.9 Sistematika Penulisan Laporan Magang

Laporan ini disusun ke dalam lima bagian, yaitu:

BAB 1 Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang program magang, tujuan

diselenggarakannya program magang, tempat dan waktu pelaksanaan

magang, ruang lingkup pelaksanaan magang yang menjelaskan deskripsi

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Universitas Indonesia

6

kegiatan selama masa magang, ruang lingkup laporan magang dan

pembatasan masalah, dan sistematika penulisan laporan magang.

BAB 2 Profil Perusahaan

Bab ini memaparkan gambaran umum KAP tempat program magang

dilaksanakan dan PT APCO sebagai tempat penulis mengadakan audit

yang merupakan klien dari KAP BDO.

BAB 3 Landasan Teori

Dalam bab ini mencakup sistem perpajakan Indonesia yang berlaku

mengenai PPN berdasarkan Peraturan Pemerintah dan mekanisme

mengenai perhitungan, penyetoran dan pelaporan PPN dalam setiap masa

pajak di tahun 2010.

BAB 4 Pembahasan dan Analisis

Bab ini mencakup tentang pencatatan PPN, perhitungan PPN,

pengkreditan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran, dan pelaporan PPN pada

SPT Masa serta analisis kesesuaian penerapan dengan peraturan

perpajakan yang berlaku

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

Bab terakhir dari laporan ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh isi

laporan magang dan memuat yang ditujukan kepada perusahaan klien,

kantor akuntan publik, serta Departemen Akuntansi FEUI.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

7 Universitas Indonesia

BAB 2

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi dan, Rekan

Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto dan Rekan pada tanggal 6 Desember

1979 oleh Drs. Richard Budisetia Tanubrata yang berlokasi langsung di rumahnya sendiri di Jl.

Slamet Riyadi I. Pada awal berdirinya KAP ini, namanya hanya KAP Tanubrata dan Rekan.

Pada tahun 1992, KAP Tanubrata, Sutanto dan Rekan resmi bergabung dengan BDO

International yang sudah memiliki anggota lebih dari 107 negara di dunia termasuk di Indonesia.

BDO International sendiri merupakan the big five kantor akuntan publik di dunia setelah Price

Waterhouse Coopers, Accenture, Ernst and Young, dan Delloite. Anggota dari BDO

Internasional disebut sebagai BDO member.

Kemudian pada tahun 1998, bergabunglah Drs. Wawat Sutanto yang kemudian

mengukuhkannya sebagai partner atau rekan dari KAP Tanubrata sehingga pada tahun 2007

nama KAP Tanubrata dan Rekan berubah menjadi KAP Tanubrata, Sutanto dan Rekan.

Setelah tiga puluh tahun berdirinya, KAP Tanubrata, Sutanto dan Rekan semakin

memiliki reputasi yang baik di Indonesia. KAP Tanubrata, Sutanto dan Rekan sudah mampu

mensejajarkan dirinya dengan KAP lainnya. Seiring dengan berkembangnya KAP Tanubrata,

Sutanto dan Rekan, maka KAP dipindahkan ke gedung Artamas, kemudian dipindahkan kembali

ke Jl. Pangeran Jayakarta, dan terakhir KAP dipindahkan yang kini menjadi kantor pusat yang

berada di Jl. Jatinegara Barat, Bukit Duri Permai Estate, No. 54E, Jakarta Timur.

Kemudian KAP Tanubrata, Sutanto dan Rekan membangun dua cabang lainnya yang

bertempat di Puri Imperium, Kuningan, Jakarta Selatan dan Bandung. Karena sulitnya koordinasi

terhadap cabang-cabang KAP Tanubrata, Sutanto dan Rekan, pada 15 April 2009, KAP

Tanubrata, Sutanto dan Rekan seluruhnya dipindahkan ke Prudential Tower lt. 17, Sudirman,

Jakarta Selatan.

2.1.1. Visi dan Misi KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi dan Rekan

KAP Tanubrata, Sutanto, dan Rekan memilki visi dan misi yaitu To be Spontaneous

Choice yang dituangkan melalui beberapa misi:

1. Memberikan service dan advice yang terbaik.

2. Menjawab pertanyaan klien dengan baik dan cepat.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

8

Universitas Indonesia

3. Selalu ada pada saat klien membutuhkan.

4. Mengetahui client bussiness dan mengetahui kebutuhannya.

5. Selalu up-to-date, mempersiapkan diri untuk masa depan – teknologi dan

profesionalisme.

6. Menjadi pemimpin untuk klien kami dan bersama-sama meraih sukses.

2.1.2. Jasa KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi dan Rekan

1. Jasa Assurance

a. Auditing of financial statements for closely held businesses.

b. Auditing of financial statements for publicly held entities including initial public

offerings and other filings with the Stock Exchange.

c. Attestation examination.

d. Compilation and reviewing of financial statements.

e. Performance audit.

f. Management audit / Internal audit.

g. Consultation services.

2. Jasa Perpajakan

a. Reviewing client's tax obligation.

b. Helping clients in preparing and submitting their tax administration obligation

(monthly and yearly) to the tax office.

c. Analyzing the tax implications Representing our clients in the Tax Court when

substantive tax issues have not been resolved with Tax Office.

d. Representing our clients in the Tax Court when substantive tax issues have not

been resolved with Tax Office.

e. Assisting clients in matters of international taxation.

3. Jasa Manajemen

a. Management Information Systems

b. Manufacturing Operations

c. Quality Management

d. Business Strategy dan Planning

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

9

Universitas Indonesia

e. Set-up a new Company

4. Jasa Coorporate Finance

a. Merger and Acquisition.

b. Restructuring.

c. Private / Initial Public Offerings (IPOs).

d. Reviewing Business Plan.

e. Valuation.

f. Finance Consultation.

5. Jasa Enterprise Risk Consulting

6. Jasa Teknologi Informasi

7. Jasa Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Executive Search.

b. Remuneration System, Assessment System.

c. Recruitment Policy and Procedures and Interviewing Techniques.

d. Job Descriptions and Functional Grouping.

e. Standardize Internal Information Stream.

f. Expatriate Policy.

g. Human Resources Training and Development.

h. Study Policy.

i. Establish Human Resources or Personnel Administration Department.

2.1.3 Struktur Organisasi KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi dan Rekan

Struktur organisasi harus dirancang sesuai dengan visi dan misi yang ada dalam suatu

perusahaan. Dengan demikian, dalam kegiatan operasinya diharapkan perusahaan tersebut dapat

beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan terlihat jelas alur pertanggungjawaban, lalu lintas

wewenang dan koordinasi tugas antar komponen yang ada dalam suatu perusahaan.

BDO Tanubrata memiliki struktur organisasi yang berbentuk lini. Bentuk lini dalam

struktur organisasi ini menggambarkan bahwa setiap pekerja bertanggung jawab kepada masing-

masing atasannya dengan kekuasaan tertinggi dipegang oleh Direktur, yang dalam hal ini yang

bertindak sebagi direktur adalah partner.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

10

Universitas Indonesia

Dalam struktur organisasinya, Partner membawahi 5 (lima) divisi, yaitu General Office

Manager, Audit Partner, Managing Advisory Service (MAS) Partner, Electronic Data

Processing (EDP) Partner, dan Tax Partner.

2.2 Gambaran Umum Perusahaan Klien

2.2.1 Sejarah Singkat

Berdiri sejak 1927 di Amerika Serikat, TMX adalah pelopor usaha jasa pengendalian rayap

di dunia. TMX memperluas cakupan jasanya ke pengendalian tikus dan serangga pada 1969 dan

kemudian tumbuh menjadi salah satu perusahaan pengendali hama dan rayap terbesar didunia,

dengan lebih dari 4,1 juta pelanggan di 14 negara.

Pada tahun 1995, PT AGC sebagai salah satu perusahaan agrochemical terbesar di Indonesia

membeli lisensi TMX. Kemudian pada Desember 2002, berdirilah PT APCO sebagai pemegang

lisensi TMX (Master License Holder) di Indonesia. Hingga kini, TMX dengan 15 cabang dan 4

sub-cabang telah melayani ribuan pelanggan di 16 kota besar Indonesia yakni Jakarta (3 cabang),

Tangerang, Cikarang, Bogor, Bandung, Surabaya, Makassar, Denpasar, Medan, Lampung,

Pekanbaru, Semarang, Timika, Malang, Manado, Padang, Yogyakarta yang juga mencakup

wilayah Banten, Sukabumi, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sidoarjo, Pasuruan, Kediri, Madura,

Jember, Madiun, Kendari, Palu, Ambon, Gorontalo, Pare-Pare, Palembang, Wonosobo,

Purwokerto, Magelang, dan Solo.

2.2.2 Profil Perusahaan Klien

Berawal dari fenomena rawannya produksi tanaman pangan di Indonesia, tanggal 17 April

1969 PT APCO berdiri sebagai perusahaan swasta nasional yang mengabdikan pelayanan di

bidang usaha distribusi pestisida. Sampai saat ini, PT APCO telah banyak melakukan

pengembangan usaha, peningkatan kualitas produk serta pelayanan bagi pelanggan.

Pada awal berdiri, PT APCO hanya bergerak sebagai distributor pestisida terutama produk yang

berasal dari PT ICIPI. Selanjutnya, perusahaan ini melakukan pengembangan usaha dengan

mendirikan pabrik pestisida di daerah Gunung Putri, Cibinong Bogor. Pendirian pabrik pestisida

pada tanggal 17 April 1994 inilah yang kemudian menjadi langkah awal PT APCO untuk tidak

lagi bergerak sebagai distributor tetapi sebagai produsen pestisida, ini dibuktikan di saat krisis

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

11

Universitas Indonesia

ekonomi melanda Indonesia tahun 1997, PT APCO berhasil membuktikan dirinya tetap eksis dan

berkarya menghasilkan produk-produk unggul dan bermutu bagi pertanian dan perkebunan di

Indonesia.

PT APCO sebagai produsen pestisida, berkonsentrasi pada penyediaan sarana produk

pertanian dengan layanan yang berkualitas tinggi, mencakup mata rantai pertanian mulai dari

pengolahan, hasil produksi, pendayagunaan hasil, distribusi, serta penyimpanan hasil pertanian.

Dengan demikian, PT APCO akan siap untuk menjawab kebutuhan pelanggan pada setiap mata

rantai pertanian.

Atas tuntutan permintaan terhadap produksi hasil pangan yang bermutu tinggi, membuat PT

APCO merasa bertanggung jawab terhadap kualitas sarana pertanian (pestisida) yang digunakan

petani. Oleh karenanya, PT APCO juga memberikan edukasi tentang produk pestisida antara lain

berupa teknis produk dan aplikasinya bagi para petani Indonesia dengan cara mengadakan

Sekolah Lapang A di berbagai tempat di Indonesia, khususnya pulau Jawa-Sumatera-Bali. Hal

ini dirasa sangat penting karena petani merupakan ujung tombak mata rantai produksi pangan.

Jika petani memiliki kualifikasi yang baik dalam berproduksi maka sejalan dengan program

peningkatan ketahanan pangan guna menunjang revitalisasi pertanian. Ini merupakan cara

inovatif yang dilakukan PT APCO dalam peningkatan pangan di Indonesia.

Sebagai perusahaan yang juga berorientasi pada kepuasan pelanggan, PT APCO

memberikan pelayanan optimal dengan menghasilkan produk-produk unggul dan bermutu sesuai

dengan kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu. Produk-produk ini dihasilkan dengan

menggunakan tekhnologi terbaru dengan didukung oleh para tenaga profesional, dalam

memberikan pelayanan optimal kepada para pelanggannya dengan tepat waktu.

PT APCO memiliki cabang di kota-kota besar dengan saluran distribusi yang hampir

meliputi seluruh daerah di Indonesia. Pola kemitraan bisnis PT APCO yang profesional, dinamis,

dan inovatif telah membawa perusahaan ini pada sistem kemitraan dengan pengusaha-pengusaha

mancanegara yang berasal dari Amerika, Eropa, dan Asia.

Para peneliti tanaman pangan di Indonesia telah menemukan berbagai varietas padi jenis

unggul baru yang menyebabkab perluasan penanaman yang diintegrasi dengan program

perlindungan tanaman. Oleh karena itu, PT APCO ikut andil dengan menghasilkan produk-

produk pestisida yang berteknologi tinggi dan ramah tanaman. Produk yang dihasilkan terdiri

dari berbagai macam pestisida seperti insektisida (Spontan 400 SL, Meteor 25 EC, Abuki 50 SL,

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

12

Universitas Indonesia

Panzer 290 AS, Mospilan 30 EC, Applaud 400 F, Omite 570 EC), herbisida ( Crash 480 AS,

Aladin 865 AS, Win 10 WP, Cyclon 290 AS, Breeze 270/120 AS, Wrapup 480 AS ), fungisida (

Bazoka 80 WP, Belkute WP, Nimrod 250 EC ), rodentisida jenis Ratgone 0.005 RMB. Tidak

hanya menghasilkan produk-produk pertanian yang bermutu tinggi, PT APCO juga

memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan petani serta masyarakat melalui edukasi dan

media informasi yang diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan yang berguna di

lapangan pekerjaan.

2.2.3 Kegiatan Magang

Pelaksanaan magang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan dari tanggal 6 Februari

2012 sampai dengan 30 April 2012. Penulis ditempatkan pada tim ISW dan bertugas untuk

mengaudit PT AGC serta salah satu Entitas Anak yaitu PT APCO. Audit PT AGC dan Entitas

Anak berlangsung di Bogor. Periode laporan keuangan yang diaudit oleh penulis adalah untuk

tahun 2011 full year karena tidak ada audit interim pada PT AGC.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

13 Universitas Indonesia

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Ketentuan Umum Perpajakan

3.1.1 Pengertian PPN

Menurut Waluyo (2011), “pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak

yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa di dalam negeri (di dalam Daerah

Pabean) oleh orang pribadi atau badan” (p.9). Adapun karakteristik PPN adalah :

1. PPN merupakan pajak tidak langsung

Suatu jenis pajak yang beban pajaknya dapat dilimpahkan kepada pihak lain.

Kedudukan penanggung jawab pemungutan dan penyetoran pajak dengan

kedudukan pemikul beban pajak berbeda.

2. PPN merupakan pajak objektif

Kewajiban pajak di bidang PPN sangat ditentukan oleh adanya

objek.Karakteristik PPN sebagai pajak objektif menimbulkan dampak

regresif.Untuk mengurangi regresivitas PPN, maka dikenakanlah PPnBM.

3. PPN bersifat multi - stage level

PPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi

barang kena pajak atau jasa kena pajak. Contoh: Pengenaan PPN atas

penyerahan benang oleh perusahaan industri benang ke perusahaan tekstil,

selanjutnya perusahaan tekstil ke perusahaan garmen, perusahaan garmen ke

pedagang besar, pedagang besar ke pedagang eceran, dan akhirnya pedagang

eceran ke konsumen akhir.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

14

Universitas Indonesia

4. Penghitungan PPN menggunakan Indirect Substraction Method

Nilai Tambah (Value Added), adalah suatu nilai yang merupakan

penjumlahan biaya produksi atau distribusi yang meliputi penyusutan, bunga

modal, gaji yang dibayarkan, sewa telepon, listrik dan pengeluaran lainnya

serta laba yang diharapkan. Nilai tambah sama dengan harga jual dikurangi

harga beli.

Dalam menghitung pajak terutang atas nilai tambah dikenal dengan tiga

metode:

a. Addition Method

Pada metode ini bahwa PPN dihitung dari tarif dikali dengan seluruh

penjumlahan nilai tambah. Pada metode ini disyaratkan bahwa setiap

Pengusaha Kena Pajak harus mempunyai pembukuan yang tertib dan rinci

atas biaya yang dikeluarkan.

b. Substraction Method

Pada metode ini, PPN yang terutang dihitung dari tarif dikali selisih antara

harga penjualan dengan harga pembelian.

c. Credit Method (Indirect Substraction Method)

Pada metode ini, harus dicari selisih antara pajak yang dibayar saat

pembelian dengan pajak yang dipungut saat penjualan. Dengan metode ini

hasilnya lebih akurat karena dimungkinkan komponen harga beli terdapat

komponen yang tidak terutang PPN. Dalam hal metode pengkreditan

menggunakan substraction method yang menghasilkan pajak atas nilai

tambah secara tidak langsung, disebut indirect substraction method.

Demikian pula penyebutan invoice method sebagai akibat dituntut alat

bukti berupa Faktur Pajak (tax invoice).

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

15

Universitas Indonesia

5. PPN sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri penyerahan Barang Kena

Pajak atau Jasa Kena Pajak dilakukan atas konsumsi dalam negeri.

Oleh karena itu, komoditi impor dikenakan PPN dengan persentase yang

sama dengan produk domestik. Sebagai pajak atas konsumsi sebenarnya

tujuan akhir PPN adalah mengenakan pajak atas pengeluaran untuk konsumsi,

baik yang dilakukan perseorangan maupun oleh badan baik badan swasta

maupun badan Pemerintah dalam belanja barang atau jasa yang dibebankan

pada anggaran belanja negara. Karena konsumen tidak semata-mata

mengkonsumsi barang tetapi juga mengkonsumsi jasa, maka agar beban pajak

yang dipikul oleh konsumen dapat dihitung dengan baik, PPN dikenakan pada

konsumsi atas barang dan jasa.

3.1.2 Objek PPN dan Non Objek PPN

Menurut Pasal 4 UU No.42 Tahun 2009, yang menjadi Objek PPN dan Bukan

Objek PPN adalah sebagai berikut :

1. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:

a. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh Pengusaha.

b. Impor Barang Kena Pajak.

c. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh Pengusaha.

d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam

Daerah Pabean.

e. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

f. Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

16

Universitas Indonesia

g. Kegiatan membangun sendiri.

h. Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk

diperjualbelikan.

2. Yang bukan menjadi objek PPN antara lain:

2.1 Barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai:

a. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran, yang diambil

langsung dari sumbernya.

b. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat

banyak.

c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,

warung, dan sejenisnya yang meliputi makanan dan minuman baik yang

dikonsumsi di tempat atau tidak, tidak termasuk makanan dan minuman

yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering.

d. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.

2.2 Jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai:

a. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medis.

Pada dasarnya, jasa di bidang kesehatan dibebaskan dari pengenaan

PPN, namun pada berbagai kondisi tertentu juga akan terutang PPN.

Jasa di bidang pelayanan kesehatan medis yang dibebaskan dari PPN,

diantaranya:

1. Jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi.

2. Jasa dokter hewan.

3. Jasa ahli kesehatan seperti akupuntur, ahli gigi, ahli gizi, dan

fisioterapi.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

17

Universitas Indonesia

4. Jasa kebidanan dan dukun bayi.

5. Jasa paramedis dan perawat.

6. Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium

kesehatan, dan sanatorium

b. Jasa di bidang pelayanan sosial.

1. Jasa pelayanan Panti Asuhan dan Panti Jompo.

2. Jasa pemadam kebakaran kecuali yang bersifat komersial.

3. Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan.

4. Jasa Lembaga Rehabilitasi kecuali yang bersifat komersial.

5. Jasa pemakaman termasuk crematorium.

6. Jasa di bidang olah raga kecuali yang bersifat komersial

c. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko.

Jasa pengiriman surat dengan perangko yang dilakukan oleh PT Pos

Indonesia (Persero) merupakan jasa yang tidak dikenakan PPN. Jasa

tersebut merupakan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pos oleh

negara, yang terdiri dari kegiatan menerima, membawa, atau

menyampaikan surat yang merupakan kesatuan kegiatan yang tidak

terpisahkan.

d. Jasa perbankan

Kegiatan jasa yang dilakukan oleh perbankan meliputi beberapa kegiatan

jasa, seperti:

1. Jasa Consumer Credit, Credit Card, dan Debit Card

Bank, lembaga keuangan non bank, dan perusahaan pembiayaan

(finance) diperkenankan melakukan kegiatan usaha kartu kredit

dan pembiayaan konsumen. Jasa consumer credit, credit card, dan

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

18

Universitas Indonesia

debit card adalah usaha jasa pembiayaan yang dapat digolongkan

ke dalam usaha jasa kartu kredit, pembiayaan konsumen, dan

sejenisnya, yang termasuk jasa perbankan yang tidak dikenakan

PPN. Atas penyerahan BKP/JKP yang harganya dilunasi dengan

menggunakan fasilitas consumer credit atau credit card atau debit

card tetap terutang PPN dan/atau PPnBM.

2. Jasa Settlement

Jasa settlement meliputi beberapa kegiatan berikut, seperti:

a. Penerimaan dan pengiriman sejumlah sekuritas milik

pemodal dari/kepada pihak tertentu.

b. Melakukan atau menerima pembayaran sejumlah uang milik

pemodal dari/kepada pihak tertentu.

c. Melaksanakan transaksi valuta asing dan pembayaran

sehubungan dengan transaksi sekuritas tersebut.

3. Jasa Corporate Actions

Jasa corporate actions meliputi jasa yang diberikan untuk

melindungi hak pemodal atas sekuritas yang dimiliki sehubungan

dengan tindakan yang diambil oleh emiten, antara lain pembagian

dividen, saham bonus, penawaran terbatas, dan lain-lain. Untuk

pelaksanaan tugas ini digunakan jasa perbankan lainnya, seperti

lalu lintas giro, remittance, foreign exchange, dan lain-lain.

4. Jasa Registrasi

Jasa registrasi meliputi kegiatan registrasi saham atas permintaan

pemodal untuk melindungi hak kepemilikan pemodal atas

sekuritas. Pembayaran biaya registrasi kepada Biro Administrasi

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

19

Universitas Indonesia

Efek (BAE) juga dilakukan melalui lalu-lintas giro. Jasa

settlement, jasa corporate actions, dan jasa registrasi (jasa

perbankan yang tidak diperkenankan dilakukan oleh lembaga

lainnya selain bank) tidak dikenakan PPN.

e. Jasa di bidang asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi.

Jasa di bidang asuransi, baik yang berkaitan dengan pembayaran premi

maupun klaim serta penyerahan jasa dalam transaksi leasing dengan hak

opsi, tidak dikenakan PPN.

f. Jasa di bidang keagamaan.

Jasa bidang keagamaan, seperti jasa berkaitan ibadah, pernikahan,

ceramah agama, dan berbagai kegiatan jasa yang berkaitan dengan jasa

di bidang keagamaan, tidak dikenakan PPN.

g. Jasa di bidang pendidikan.

Jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa penyelenggaran

pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa,

pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik,

dan pendidikan profesional serta jasa penyelenggaraan pendidikan di

luar sekolah seperti kursus-kursus, tidak dikenakan PPN.

h. Jasa di bidang kesenian dan hiburan.

Hiburan yang penyelenggaraannya dengan dipungut biaya bayaran

adalah obyek pajak daerah, dan tidak termasuk yang tidak dipungut

bayaran, seperti hiburan yang diselenggarakan dalam rangka pernikahan

upacara adat, kegiatan keagamaan. Jasa di bidang kesenian dan hiburan

yang sudah dikenakan pajak daerah tidak dikenakan PPN.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

20

Universitas Indonesia

i. Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan.

Jasa penyiaran lewat media suara maupun televisi meliputi jasa

penyiaran berita dan sejenisnya yang bukan merupakan iklan serta

pengadaannya tidak melalui kontrak dengan pihak luar termasuk jasa

yang tidak dikenakan PPN.

j. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air.

Jasa angkutan umum di darat dan di air yang tidak dikenakan PPN

adalah:

1. Angkutan umum di darat

Atas penyerahan jasa angkutan umum di darat tidak dikenakan PPN.

Penyerahan jasa angkutan umum di darat adalah penyerahan jasa

angkutan umum di jalan dengan menggunakan kendaraan angkutan

umum.

2. Angkutan umum kereta api

Atas penyerahan jasa angkutan umum di darat tidak dikenakan PPN.

Penyerahan jasa angkutan umum di darat adalah termasuk

penyerahan jasa angkutan kereta api. Tidak termasuk dalam

pengertian jasa angkutan umum Kereta Api adalah dalam hal jasa

angkutan menggunakan Kereta Api yang disewa atau yang dicarter.

3. Angkutan umum di air

Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang

digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau ditunda,

termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di

bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang

tidak berpindah-pindah. Jasa angkutan umum di air dapat terjadi

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

21

Universitas Indonesia

pada angkutan umum di laut dan angkutan umum di sungai dan

danau.

Jasa angkutan umum di laut adalah setiap kegiatan pemindahan

orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan

menggunakan kapal, yang dilakukan oleh pengusaha angkutan laut

dalam satu perjalanan atau lebih dari satu pelabuhan ke pelabuhan

lain dengan dipungut bayaran. Atas penyerahan jasa angkutan umum

di air tidak dikenakan PPN. Penyerahan jasa angkutan umum di air

adalah penyerahan jasa angkutan umum di laut, sungai dan danau,

serta penyebrangan.

k. Jasa di bidang tenaga kerja.

Jasa di bidang tenaga kerja dapat dibedakan menjadi :

1. Jasa tenaga kerja

Jasa tenaga kerja adalah jasa yang diberikan oleh perseorangan

kepada pemakai jasa dalam bentuk tenaga kerja. Perseorangan atau

pemberi jasa bertanggung jawab langsung kepada pemakai jasa atas

jasa tenaga kerja yang diserahkan. Atas penyerahan jasa tenaga kerja

tersebut, pemberi jasa memperoleh imbalan dalam bentuk upah, gaji,

honorarium dan sejenisnya, tidak dikenakan PPN.

2. Jasa Penyedia Tenaga Kerja

Jasa penyedia tenaga kerja adalah jasa yang diberikan oleh

perusahaan apabila pengusaha hanya semata-mata menyerahkan jasa

tenaga kerja. Penyediaan tenaga kerja yang dimaksud tidak terkait

dengan pemberian jasa lainnya, seperti jasa pengurusan, perusahaan,

manajemen, konsultasi, bongkar muat, dan lain-lain. Pengusaha

penyedia tenaga kerja hanya memperoleh pembayaran karena

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

22

Universitas Indonesia

jasanya menyediakan tenaga kerja, pengusaha penyedia tenaga kerja

tidak bertanggung jawab atas hasil dari kerja tenaga kerja tersebut,

dan tenaga kerjalah yang bertanggung jawab langsung kepada

pemberi kerja, atas penyerahan jasa penyedia tenaga kerja tidak

dikenakan PPN.

l. Jasa di bidang perhotelan.

Jasa perhotelan yang tidak dikenakan PPN, antara lain:

1. Jasa spa

Jasa spa dalam rangka kegiatan hotel tidak dikenakan PPN,

sepanjang merupakan pelayanan yang disediakan khusus untuk tamu

hotel.

2. Jasa katering

Berdasarkan PP No.144 tahun 2000, makanan dan minuman yang

disajikan di hotel yang dikonsumsi di tempat atau tidak di tempat

tidak dikenakan PPN termasuk yang diserahkan oleh jasa boga atau

katering.

3. Jasa persewaan ruangan

Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di

hotel tidak dikenakan PPN (PP No.144 tahun 2000).

4. Jasa telekomunikasi

Penghasilan yang diterima hotel dari penyerahan jasa telekomunikasi

(telepon, faksimili, dan internet) kepada tamu hotel yang menginap,

sebagai fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan tidak

terutang PPN (Surat Dirjen Pajak No.S-187/PJ.53/2004, tanggal 2

April 2004).

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

23

Universitas Indonesia

m. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan

pemerintahan secara umum.

Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

pemerintahan secara umum adalah semua jenis jasa yang berasal dari

semua kegiatan pelayanan yang hanya bisa dilakukan oleh Instansi

Pemerintah melalui departemen dan lembaga non departemen dan

tidak dapat dilakukan oleh bentuk usaha lainnya, tidak dikenakan

PPN, tetapi apabila jasa yang disediakan Instansi Pemerintah tersebut

juga dapat dilakukan oleh bentuk usaha lain, maka jasa tersebut

dikenakan PPN, sepanjang tidak termasuk jasa yang tidak dikenakan

atau dibebankan dari pengenaan PPN sesuai ketentuan yang berlaku.

n. Jasa penyediaan tempat parkir

Pengertian jasa penyediaan tempat parkir yaitu jasa penyediaan tempat

parkir yang dilakukan oleh pemilik tempat parker dan/atau pengusaha

kepada pengguna tempat parkir dengan dipungut bayaran.

o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam.

p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos.

q. Jasa boga atau catering.

r. Jasa pelabuhan kapal pelayaran internasional

Jasa pelabuhan kapal pelayaran internasional yang tidak dikenakan

PPN:

1. Jasa pelayaran kapal. Seperti: jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu,

jasa tunda, dan jasa telepon kapal.

2. Jasa pelayanan barang yang terdiri dari jasa penumpukan dan jasa

dermaga.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

24

Universitas Indonesia

3. Jasa pelayanan alat-alat yang terdiri dari jasa kran darat, jasa kran

apung, jasa forklift, jasa head truck, jasa chasis, jasa tongkang, jasa

BKMP (Kapal Motor penggandeng tipe B), jasa towing tractor,

jasa timbangan, dan jasa pemadam kebakaran.

4. Jasa pelayanan terminal, yang terdiri dari: steverdoring,

cargodoring, receiving, deliver, dan overbrengen.

5. Jasa pelayanan peti kemas, yang terdiri dari jasa bongkar muat, jasa

gerakan container, jasa penumpukan, dan jasa mekanis.

6. Jasa pelayanan rupa-rupa, seperti: pas pelabuhan, retribusi

kendaraan, dan telepon extension.

s. Jasa perdagangan

Jasa perdagangan yang tidak dikenakan PPN adalah kegiatan jasa

dalam berbagai kegiatan ini, diantaranya:

1. Pengusaha jasa perdagangan dan pembeli barang berada di

dalam Daerah Pabean, sedangkan penjual barang selaku

penerima jasa perdagangan berada di luar Daerah Pabean,

sepanjang penjual barang tersebut tidak mempunyai BUT di

Indonesia dan pembayaran jasa tersebut dilakukan secara

langsung oleh penjual barang tersebut kepada pengusaha jasa

perdagangan. Pengusaha jasa perdagangan dan penjual barang

berada di dalam Daerah Pabean, sedangkan pembeli barang,

selaku penerima jasa perdagangan berada di luar daerah Pabean,

sepanjang pembeli barang tersebut tidak mempunyai BUT di

Indonesia dan pembayaran jasa tersebut dilakukan secara

langsung oleh pembeli barang tersebut kepada pengusaha jasa

perdagangan.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

25

Universitas Indonesia

2. Pengusaha jasa perdagangan dan penjual barang, selaku

penerima jasa perdagangan berada di luar Derah Pabean,

sedangkan pembeli barang berada di dalam Daerah Pabean.

3. Pengusaha jasa perdagangan dan pembeli, selaku penerima jasa

perdagangan berada di luar Daerah Pabean, sedangkan penjual

barang berada di dalam Daerah Pabean.

3.1.3 Dasar Pengenaan Pajak

Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang, diperlukan adanya

Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Pajak yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak.

Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual atau Penggantian atau

Nilai Impor atau Nilai Ekspor atau Nilai Lain yang ditetapkan dengan Undang-

undang Pasal 1 No. 42 Tahun 2009 yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung

pajak yang terutang dimana :

a. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta

atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena

Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut

undang-undang PPN dan PPnBM dan potongan harga yang dicantumkan

dalam Faktur Pajak.

b. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta

atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena

Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak

Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut

menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam

Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar

oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh

penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

26

Universitas Indonesia

Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean di dalam

Daerah Pabean.

c. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea

masuk ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan yang mengatur mengenai kepabeanan dan cukai untuk

impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut menurut Undang-

Undang.

d. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta

atau seharusnya diminta oleh eksportir.

e. Nilai Lain sebagai DPP adalah nilai yang diterapkan oleh Keputusan

Menteri Keuangan, yang digunakan sebagai dasar penghitungan pajak yang

terutang, seperti pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena

Pajak, pemberian cuma-cuma Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak,

penyerahan media rekaman suara atau gambar, penyerahan film cerita

adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film, jasa pengiriman paket dll.

Penjelasan mengenai Dasar Pengenaan Pajak dijelaskan lebih rinci dalam bagan

pada Gambar 3.1.

3.1.4 Saat Terutangnya PPN

Menurut pasal 11 UU No. 42 Tahun 2009, saat terutangnya PPN pada saat:

a. Penyerahan Barang Kena Pajak

Terutangnya PPN atas penyerahan BKP dapat terjadi seperti berikut ini:

1. Pada saat dilakukan penyerahan Barang Kena Pajak

PPN terutang pada saat barang diserahkan oleh penjual kepada pembeli,

meskipun pembayaran atas penyerahan barang tersebut belum diterima atau

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

27

Universitas Indonesia

belum sepenuhnya diterima, sehingga saat pemungutan Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah menganut prinsip akrual.

Gambar 3.1 Bagan Dasar Pengenaan Pajak

Sumber : Hasil Olahan Penulis

2. Pada saat pembayaran sebelum penyerahan Barang Kena Pajak

PPN juga dapat terutang pada saat pembayaran, apabila dalam hal

pembayaran diterima sebelum terjadi penyerahan Barang Kena Pajak atau

sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak, atau apabila pembayaran dilakukan

sebelum dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau

Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya pajak adalah

pada saat pembayaran.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

28

Universitas Indonesia

3. Pada saat lain

Terutangnya PPN juga dapat terjadi dengan ditetapkan oleh Direktur

Jenderal Pajak apabila saat terutangnya pajak sulit ditetapkan atau terjadi

perubahan ketentuan yang dapat menimbulkan ketidakadilan. Saat

terutangnya PPN atas BKP yang ditentukan pada saat lain, dalam art

sebelum penyerahan barang maupun pembayaran, antara lain terjadi pada

BKP, seperti penebusan pita cukai (rokok, hasil rekaman suara dan gambar),

kegiatan fisik (kegiatan membangun sendiri), pemakaian BKP (pemakaian

sendiri BKP).

b. Impor Barang Kena Pajak

Terutangnya Impor BKP adalah saat impor BKP dilakukan, yaitu saat

Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ditandatangani, sehingga saat

pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan oleh Direktorat Bea dan Cukai

sesuai saat PIB ditandatangani.

c. Penyerahan Jasa Kena Pajak

Terutangnya PPN atas JKP adalah pada saat penyerahan JKP dilakukan,

meskipun pembayaran atas penyerahan tersebut belum diterima atau belum

sepenuhnya diterima, sehingga saat pemungutan PPN dan PPnBM menganut

prinsip akrual.

d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean

Terutang PPN atas BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam

Daerah Pabean adalah pada saat BKP tidak berwujud tersebut dimanfaatkan

oleh PKP, yaitu pada saat terjadinya penyerahan tidak berwujud tersebut.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

29

Universitas Indonesia

e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean

Terutangnya PPN atas JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

adalah pada saat pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean, yaitu pada saat

terjadinya penyerahan JKP dari luar Daerah Pabean.

f. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

atau Jasa Kena Pajak. Terutangnya PPN pada ekspor adalah pada saat ekspor

dilakukan, yaitu pada saat dokumen PEB ditandatangani.

Penjelasan mengenai Saat Terutangnya PPN dijelaskan lebih rinci dalam bagan

pada Gambar 3.2 di bawah ini :

Gambar 3.2 Bagan Saat Terutangnya PPN

Sumber : Hasil Olahan Penulis

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

30

Universitas Indonesia

3.1.5 Tarif PPN

Menurut pasal 7 UU No. 42 Tahun 2009, “Tarif Pajak Pertambahan Nilai

adalah 10% (sepuluh persen)”. Sedangkan “Tarif Pajak Pertambahan Nilai

sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas ekspor Barang Kena Pajak Berwujud,

ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan ekspor Jasa Kena Pajak.” Serta

“Tarif PPN dapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling

tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan

Pemerintah”.

3.1.6 Fasilitas PPN

Untuk lebih menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dan

meningkatkan program pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat dan

pertahanan-keamanan, atas impor dan penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa

Kena Pajak tertentu, Pajak Pertambahan Nilai yang terutang ditanggung.

3.1.7 Pengkreditan Pajak Masukan

Menurut Undang-Undang PPN No. 42 Tahun 2009 Pasal 1, “Pajak

Masukan adalah PPN seharusnya sudah dibayar oleh PKP berkaitan dengan

perolehan Barang Kena Pajak, penerimaan Jasa Kena Pajak, pemanfaatan BKP

tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar

Daerah Pabean dan impor Barang Kena Pajak”.

Pajak Masukan yang seharusnya sudah dibayar ketika memperoleh Barang

Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak tersebut diperlakukan sebagai kredit pajak

terhadap Pajak Keluaran. Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan

dengan Pajak Keluaran untuk masa yang sama. Berbagai permasalahan dalam

pengkreditan Pajak Masukan, antara lain :

a. Belum terdapat Pajak Keluaran

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

31

Universitas Indonesia

Menurut UU No.42 tahun 2009 pasal 9 ayat (2a) menerangkan bahwa

“Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum berproduksi sehingga belum

melakukan penyerahan yang terutang pajak, Pajak Masukan atas perolehan

dan/atau impor barang modal dapat dikreditkan”. Berdasarkan undang-undang

tersebut, dapat disimpulkan bahwa PKP yang belum melakukan penjualan

ataupun penyerahan BKP/JKP dalam hal ini bisa dikatakan bahwa PKP tersebut

merupakan perusahaan yang baru berdiri, maka Pajak Masukan yang telah dibayar

pada saat perolehan BKP/JKP tetap dapat dikreditkan.

b. Pengkreditan pada masa yang tidak sama

Apabila Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan pada masa yang sama,

maka Pajak Masukan tersebut dapat dikreditkan sampai dengan tiga bulan dari

masa yang seharusnya sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum

dilakukan pemeriksaan.

c. Penyerahan BKP yang terutang dan tidak terutang pajak

Perlakuan Pajak Masukan oleh PKP yang melakukan

penjualan/penyerahan BKP yang terutang PPN atau tidak terutang PPN dapat

dibedakan menjadi :

1. Diketahui secara pasti

Pengusaha Kena Pajak yang dalam suatu Masa Pajak melakukan

penyerahan yang terutang pajak dan penyerahan yang tidak terutang pajak,

maka Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah berkenaan dengan

penyerahan BKP atau JKP yang terutang pajak dapat diketahui dengan

pasti dari pembukuan Pengusaha Kena Pajak.

2. Tidak dapat diketahui secara pasti

Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan Barang Modal untuk kegiatan

usaha yang menghasilkan BKP dan/atau JKP yang atas penyerahannya

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

32

Universitas Indonesia

terutang PPN dan kegiatan lain yang tidak terutang PPN dan/atau

dibebaskan dari pengenaan PPN dapat mengkreditkan Pajak Masukan atas

perolehan barang modal tersebut, yang besarnya sebanding dengan

persentase penggunaan barang modal yang digunakan untuk kegiatan

usaha yang menghasilkan BKP dan/atau JKP, yang atas penyerahannya

terutang PPN. Pajak Masukan yang telah dikreditkan dari PKP yang

melakukan penyerahan BKP yang terutang PPN dan tidak terutang PPN

dapat berasal dari Pajak Masukan penggunaan barang modal dan Pajak

Masukan penyerahan BKP.

3.1.8 Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan

Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (8) UU

No.42 Tahun 2009, tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk:

a. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum Pengusaha

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;

b. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai

hubungan langsung dengan kegiatan usaha;

c. perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station

wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan;

d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa

Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum Pengusaha dikukuhkan

sebagai Pengusaha Kena Pajak;

e. dihapus;

f. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya

tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)

atau ayat (9) atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan Nomor Pokok

Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

33

Universitas Indonesia

g. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau pemanfaatan Jasa

Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak

memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6);

h. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak

Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak;

i. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak

Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan;

dan

j. perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal atau Jasa Kena Pajak

sebelum Pengusaha Kena Pajak berproduksi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2a).

3.2 Dokumen yang terkait dengan PPN

3.2.1 Faktur Pajak

Menurut Waluyo (2011), “faktur pajak adalah faktur yang dapat

digunakan sebagai bukti pemungutan pajak sebagai sarana untuk mengkreditkan

pajak masukan” (p.84). Apabila terjadi banyak transaksi kepada satu pembeli atau

penerima JKP atau BKP yang sama, maka dapat digunakan faktur pajak

gabungan. Menurut PER-65/PJ/2010, pengertian dari faktur pajak gabungan

adalah faktur pajak yang meliputi semua penyerahan BKP atau penyerahan JKP

yang terjadi selama satu bulan kalender kepada pembeli yang sama atau penerima

JKP yang sama.

Menurut Pasal 13 ayat 5 UU PPN dan PPnBM, faktur pajak harus memuat

keterangan-keterangan tentang penyerahan BKP atau penyerahan JKP.

Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP.

Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

34

Universitas Indonesia

Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan

harga.

Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut.

Kode, Nomor Seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.

Nama, jabatan, dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak, yang dapat dilihat pada Gambar

3.3, dapat disesuaikan dengan kepentingan PKP. Keterangan lain dapat

ditambahkan apabila dibutuhkan.

Menurut PER.No.13/PJ/2010, faktur pajak harus dibuat paling lambat:

Saat terjadinya penyerahan BKP dan/atau JKP.

Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum

penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP.

Pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian

tahap pekerjaan.

Pada saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendaharawan

Pemerintah sebagai Pemungut PPN.

Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

tersendiri.

3.2.2 Surat Setoran Pajak

Menurut PER 01/PJ./2006 Pasal 1 ayat (2) “Surat Setoran Pajak (SSP)

adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran

atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

35

Universitas Indonesia

Pembayaran”. Dalam melakukan pembayaran PPN, WP mencantumkan jumlah

yang akan di bayar dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). SSP ini,

seperti terlihat pada Gambar 3.4 harus memuat antara lain :

1. Identitas WP antara lain : NPWP, Nama WP dan alamat WP;

2. MAP / Kode Jenis Pajak, Kode Setoran dan Uraian Pembayaran;

3. Masa dan Tahun Pajak;

4. Jumlah pembayaran baik dalam angka maupun terbilang;

5. Tempat dan waktu pembayaran;

6. Tandatangan penyetor dan cap perusahaan.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

36

Universitas Indonesia

Gambar 3.3 Faktur Pajak

Sumber: ortax.org

Menurut UU PPN No.42 Tahun 2009 Pasal 15A ayat (1), “Penyetoran PPN

dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak

dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan”.

Keterlambatan atas penyetoran PPN akan dikenakan denda sebesar 2% (dua

persen) dari nilai yang terutang.

3.2.3 Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) PPN

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

37

Universitas Indonesia

Menurut Waluyo (2011), “Surat Pemberitahuan Masa PPN dan

PPnBM merupakan laporan bulanan yang harus disampaikan oleh Pengusaha

Kena Pajak meskipun Nihil, mengenai penghitungan Pajak Masukan yang berasal

dari pembelian Barang Kena Pajak atau penerimaan Jasa Kena Pajak;Pajak

Keluaran yang berasal dari penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena

Pajak; dan penyetoran pajak atau kompensasi” (p.31).

Menurut UU PPN No. 42 Tahun 2009 Pasal 15A ayat (2), “Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir

bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak”. Bentuk dan isi Surat

Pemberitahuan Masa serta keterangan dan dokumen yang harus dilampirkan

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Apabila Surat Pemberitahuan Masa tidak

atau tidak sepenuhnya dilampiri dengan keterangan dan dokumen yang telah

ditetapkan, maka Surat Pemberitahuan Masa tersebut dianggap tidak disampaikan.

Dalam hal pelaporan masa PPN untuk tahun 2011 sebagai bagian dari

pelaksanaan UU PPN dan PPnBM yang baru perlu mengakomodasi ketentuan

baru tersebut, sehingga harus ada penyesuaian formulir SPT Masa sesuai UU PPN

yang baru. Formulir SPT Masa PPN atau formulir 1107 yang digunakan sejak

Januari 2007 dianggap tidak layak lagi.

Dengan terbitnya PER 44/Pj/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 bahwa

mulai Masa Pajak Januari 2011 Pengusaha Kena Pajak (PKP) menggunakan

formulir SPT Masa PPN 1111 (Lihat Lampiran 3 s/d 9). Dengan peraturan

tersebut, Formulir 1107 dan 1108 tidak dipergunakan lagi dan digunakan formulir

baru yang berlaku mulai 1 Januari 2011. Jenis formulir pelaporan yang digunakan

SPT Masa PPN yaitu:

1. Formulir 1111 yaitu formulir yang digunakan oleh PKP yang

menggunakan mekanisme Pajak Masukan dan Pajak Keluaran secara

umum.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

38

Universitas Indonesia

2. Formulir 1111 DM yaitu formuir yang digunakan oleh Pengusaha

Kena Pajak yang menggunakan Pedoman Penghitungan

Pengkreditan (deemed) Pajak Masukan.

3. Formulir 1107 PUT seperti pada formulir yang lama dan tidak ada

perubahan.

Penyesuaian bentuk Lampiran SPT tetap mencantumkan identitas Pemungut

PPN dan memperhatikan unsur-unsur kolom yang ada dalam Lampiran SPT SPT

PPN juga dapat berbentuk media elektronik. Dalam hal ini, Pemungut PPN harus

menggunakan e-SPT yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan

induk SPT tetap disampaikan dalam bentuk hard copy.

SPT PPN dapat disampaikan oleh PKP dengan cara :

1. Manual

Penyampaian SPT dengan cara manual adalah penyampaian SPT yang induk

SPT-nya disampaikan dalam bentuk formulir kertas (hard copy), sedangkan

Lampiran SPT disampaikan dalam bentuk hard copy atau dalam bentuk media

elektronik. Dihimbau bagi PKP yang melakukan transaksi per bulan tidak lebih

dari 30 faktur pajak. Penyampaian SPT PPN secara manual dapat dilaksanakan

melalui:

Langsung ke KPP tempat PKP dikukuhkan.

KP2KP setempat.

Melalui kantor pos secara tercatat.

Melalui perusahaan jasa ekspedisi.

Melalui perusahaan jasa kurir, ke KPP tempat PKP dikukuhkan atau

KP2KP-nya.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

39

Universitas Indonesia

2. Elektronik

Penyampaian SPT PPN secara elektronik, yaitu melalui e-Filling, melalui

Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Dalam hal SPT disampaikan dalam

bentuk data elektronik, Pemungut PPN harus menggunakan e-SPT yang telah

disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan induk SPT tetap disampaikan dalam

bentuk hard copy.

SPT PPN merupakan SPT masa, yang setiap masanya harus dilaporkan paling

lambat akhir bulan berikutnya. Misalnya SPT PPN masa April 2012 paling lambat

dilaporkan tanggal 31 Mei 2012.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

40

Universitas Indonesia

Gambar 3.4 Surat Setoran Pajak

Sumber: ortax.org

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

41

Universitas Indonesia

3.3 Jurnal atas transaksi terkait PPN pada PT APCO

Pada umumnya, pembayaran yang diterima oleh Perusahaan adalah satu

bulan setelah penagihan sehingga pencatatan yang dilakukan oleh Perusahaan

pada saat penyerahan JKP adalah :

Unbilled XXX

Service Revenue XXX

Jurnal pada saat penerbitan invoice:

Account Receivable XXX

Unbilled XXX

VAT - Out XXX

Jika penerimaan pembayaran dari Bukan Pemungut Pajak:

Bank/Cash XXX

Account Receivable XXX

Pencatatan pada saat pelunasan piutang adalah sebagai berikut, jika transaksi

penjualan dilakukan ke Pemungut Pajak :

Bank/Cash XXX

VAT-Out XXX

Account Receivable XXX

Perbedaan jurnal pelunasan piutang untuk transaksi ke Pemungut dan

Bukan Pemungut di atas adalah jurnal pelunasan piutang dari Pemungut terdapat

pendebetan akun Hutang PPN Keluaran. Hal ini dikarenakan PPN Keluaran telah

dipungut dan disetor oleh klien ke Kas Negara sehingga tidak akan mempengaruhi

perhitungan PPN kurang/lebih bayar Perusahaan. Sesuai dengan Pasal 2 KMK

No.549 Tahun 2000 yang menyatakan bahwa PPN Keluaran dilaporkan

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

42

Universitas Indonesia

Perusahaan rekanan apabila Perusahaan rekanan telah menerima pembayaran dari

Pemungut.

Pembelian dilakukan dengan waktu pembayaran adalah paling lambat

akhir bulan transaksi, sehingga pencatatan yang dilakukan oleh Perusahaan pada

saat pembelian BKP atau JKP adalah:

Inventory XXX

VAT-In XXX

Account Payable XXX

Sedangkan pencatatan yang dilakukan pada saat pembayaran adalah:

Account Payable XXX

Cash/Bank XXX

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

43 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1 Pencatatan PPN

Dalam kegiatan bisnisnya, Perusahaan melakukan transaksi baik penyerahan JKP

dan pembelian BKP atau perolehan JKP. Pencatatan PPN yang dilakukan Perusahaan

secara umum adalah sebagai berikut:

1. PPN Keluaran (VAT-Out)

PPN Keluaran diperoleh Perusahaan atas transaksi penyerahan JKP kepada

kliennya. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, klien perusahaan sebagian

besar adalah pemungut PPN. Besarnya nilai PPN Keluaran ditentukan dari nilai

penyerahan JKP kepada kliennya.

Berikut contoh transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan, misalnya nilai kontrak

Rp 12.000.000 per tahun (Rp 1.000.000 per bulan) dengan jadwal perjanjian

pengerjaan per bulan sebanyak 4 kali. Berarti nilai 1 kali pengerjaan Rp 250.000.

Setiap selesai satu kali pengerjaan, diterbitkan service ticket oleh teknisi yang

melakukan pengerjaan di lapangan. Service ticket tersebut diserahkan ke bagian

accounting untuk dijurnal sebagai dasar pengakuan pendapatan. Jurnal saat

selesai dilakukan 1 kali pengerjaan :

Unbilled 250.000

Service Revenue 250.000

(untuk mencatat pendapatan aktual satu kali pengerjaan)

Pada saat akhir satu masa pengerjaan (30 hari), maka diterbitkan invoice dan

faktur pajak sebagai dasar penagihan kepada pelanggan bahwa satu term

pengerjaan telah diselesaikan.

Jurnal saat terbit invoice :

Account Receivable 1.100.000

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

44

Universitas Indonesia

Unbilled 1.000.000

VAT-Out 100.000

(untuk mencatat tagihan satu term pengerjaan (4 x Rp 250.000))

Perusahaan melakukan kerjasama dengan klien yang merupakan “Bukan

Pemungut Pajak”. Dari transaksi tersebut dapat diperoleh informasi sebagai

berikut:

Nilai Kontrak = DPP = Rp 1.000.000

PPN = 10% X Rp 1.000.000,- = Rp 100.000

Lalu dilakukan penagihan kepada pelanggan, jika pelanggan sudah melakukan

pembayaran, maka akan dicatat sebagai berikut:

Bank/Cash 1.100.000

Account Receivable 1.100.000

2. PPN Masukan (VAT-In)

PPN Masukan diperoleh Perusahaan atas transaksi pembelian BKP atau

perolehan JKP kepada vendor. Besarnya nilai PPN Masukan adalah 10% dari DPP

yang dikenakan oleh vendor, sehingga nilai yang dibayarkan oleh Perusahaan adalah

DPP ditambah dengan PPN Masukan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

Perusahaan menjurnal PPN Masukan pada posisi debet atas transaksi pembelian yang

telah dilakukan.

Berikut contoh transaksi pembelian barang seharga Rp 10.000 dan nilai

PPNnya 10% dari harga barang tersebut:

Perusahaan pada saat pembelian BKP atau JKP adalah:

Inventory 10.000

VAT – In 1.000

Account Payable 11.000

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

45

Universitas Indonesia

Sedangkan pencatatan yang dilakukan pada saat pembayaran adalah:

Account Payable 11.000

Bank/Cash 11.000

3. Jurnal Penyesuaian PPN pada akhir masa pajak

Berdasarkan penelusuran ke buku besar Perusahaan, diketahui bahwa dalam

setiap Masa Pajak pada umumnya, SPT PPN Perusahaan dinyatakan berstatus Kurang

Bayar, sehingga PPN Masukan langsung di net-off dengan PPN Keluarannya. Jurnal

penyesuaian PPN pada akhir masa pajak :

VAT – Out 1.000

VAT – In 1.000

Dan jurnal pada saat Perusahaan melakukan pembayaran PPN adalah :

VAT – Out 99.000

Bank/Cash 99.000

Berikut adalah contoh perhitungan PPN Keluaran dan PPN Masukan untuk Masa

Desember 2011:

Jumlah PPN Keluaran yang dapat diperhitungkan : Rp 555.428.811

PPN disetor di muka dalam masa pajak yang sama : (Rp 272.727)

PPN Masukan yang dapat diperhitungkan : (Rp 79.112.317)

Jumlah PPN yang harus dibayar pada bulan Des 2011 : Rp 476.043.767

4.2 Penerbitan Faktur Pajak Keluaran

Faktur Pajak Keluaran diterbitkan oleh Perusahaan atas transaksi penjualan

JKP baik kepada Bukan Pemungut maupun kepada Pemungut PPN. Dalam hal ini,

penerbitan Faktur Pajak Keluaran telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal

Pajak No.13 Tahun 2010 (Lihat Lampiran 1) yaitu:

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

46

Universitas Indonesia

1. PTAPCO membuat Faktur Pajak Keluaran sebanyak dua rangkap, dimana lembar

ke-1 diserahkan kepada penerima JKP dan lembar ke-2 dijadikan arsip PTAPCO

sebagai Faktur Pajak Keluaran.

2. Faktur Pajak Keluaran yang dibuat oleh PT APCO mencantumkan hal-hal sebagai

berikut :

a. Nama, alamat, dan NPWP PT APCO;

b. Nama, alamat, dan NPWP penerima JKP;

c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan

harga;

d. Nilai PPN yang dipungut;

e. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak;

f. Nama dan tanda tangan Direktur PT APCO

3. PT APCO membuat Faktur Pajak Keluaran pada saat :

a. Penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum

penyerahan BKP dan/atau sebelum penyerahan JKP;

b. Penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap

pekerjaan; atau

c. Menyampaikan tagihan kepada klien yang merupakan Pemungut PPN.

Kecuali dalam hal penyerahan Jasa Kena Pajak, Perusahaan tidak memenuhi

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.13 Tahun 2010 dan UU PPN Pasal 11 ayat

(1c), “Terutangnya pajak terjadi pada saat penyerahan Jasa Kena Pajak”, serta

UU PPN Pasal 13 ayat (1b), “Pengusaha Kena Pajak wajib membuat faktur

pajak untuk setiap penyerahan Jasa Kena Pajak”.

4.3 Mekanisme Perhitungan PPN Keluaran

Sebagaimana yang telah dibahas dalam bab tiga, nilai PPN Keluaran

merupakan bagian dari nilai kontrak, maka hal yang pertama dilakukan adalah

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

47

Universitas Indonesia

mengetahui nilai kontrak dan termin penyelesaiannya untuk dapat diketahui saat

terhutangnya PPN Keluaran dalam satu Masa Pajak.

Berikut ini akan dijabarkan besarnya nilai penjualan jasa selama tahun 2011 :

Tabel 4.1 Daftar Omset Perusahaan

No. Akun Nama Akun Jumlah

4101.01.01 Penjualan Jasa PC – Onetime 1.704.254.181

4101.01.02 Penjualan Jasa PC – Initial 3.531.669.032

4101.01.03 Penjualan Jasa PC – Reguler 37.494.534.568

4101.01 Jasa Pest Control (Jasa PC) 42.730.457.781

4101.02.01 Penjualan Jasa CBS 9.478.461.692

4101.02.02 Penjualan Jasa TBS 5.424.859.048

4101.02 Jasa Termite Control 14.903.320.740

4101.03.01 Penjualan Jasa Fumigasi 3.679.481.029

4101.03 Jasa Fumigasi 3.679.481.029

4101 Penjualan Jasa Pengendalian Hama 61.313.259.550

Sumber : Data Buku Besar Perusahaan

Tabel diatas merupakan penjelasan atas total penjualan jasa PT APCO selama

tahun 2011 yang dijadikan sebagai Dasar Pengenaan Pajak untuk perhitungan Pajak

keluaran yang harus dibayarkan oleh Perusahaan selama tahun 2011.

Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah pengakuan penjualan

berdasarkan SPT dengan penjualan berdasarkan buku besar perusahaan pada tahun

2011 memiliki selisih yang sangat signifikan. Penjualan (jumlah seluruh penyerahan)

berdasarkan SPT pada tahun 2011 sebesar Rp 61.092.336.891 dan penjualan

perusahaan yang tercatat di dalam buku besar adalah sebesar Rp 61.313.259.550

(Lihat Tabel 4.1), sehingga selisih antara angka penjualan berdasarkan SPT dan buku

besar Perusahaan adalah Rp 220.922.659. Selisih tersebut muncul karena terdapat

beberapa penjualan yang belum diterbitkan faktur pajaknya sedangkan penyerahan

tersebut sudah diakui sebagai penjualan dalam buku besar.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

48

Universitas Indonesia

Berdasarkan perhitungan PPN (Lihat Tabel 4.2), Perusahaan melakukan

penyerahan JKP yang dipungut sendiri selama tahun 2011 sebesar Rp 58.006.855.922

dan Pajak Keluaran yang muncul dari transaksi tersebut sebesar Rp 5.800.684.908.

Hal ini telah sesuai dengan Pasal 7 ayat 1 UU No.42 tahun 2009 yang berbunyi, “

Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen)”.

Dari data diatas, dapat diuraikan bagaimana mekanisme perhitungan PPN

Keluaran yang dilakukan oleh Perusahaan, yaitu ;

a. Jika transaksi dilakukan bukan dengan Pemungut :

PPN = 10% x Nilai DPP (Nilai Kontrak)

b. Jika transaksi dilakukan ke Pemungut Pajak:

PPN + 10% x Nilai DPP (Nilai Kontrak/1,1)

Perhitungan ini digunakan apabila jumlah yang tertera pada kontrak

sudah termasuk PPN.

Adapun nilai PPN Keluaran dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

49

Universitas Indonesia

Tabel 4.2. Rekap PPN Keluaran Tahun 2011

Januari - - - -

Pembetulan 1 3.943.386.886 4.164.277.736 416.427.752 394.338.667

Februari - - - -

Pembetulan 1 4.645.415.398 4.925.120.839 492.511.997 464.541.453

Maret - - - -

Pembetulan 1 5.063.804.158 5.310.403.759 531.040.317 506.380.358

April - - - -

Pembetulan 1 4.832.717.467 5.045.195.717 504.519.495 483.271.670

Mei - - - -

Pembetulan 1 4.882.313.819 5.149.330.920 514.933.003 488.231.294

Juni - - - -

Pembetulan 1 4.542.477.084 4.846.115.503 484.611.501 454.247.660

Pembetulan 2 4.542.477.084 4.846.115.503 484.611.501 454.247.660

Juli - - - -

Pembetulan 1 4.731.201.652 4.951.847.843 495.184.730 473.120.111

Pembetulan 2 4.729.056.182 4.949.702.373 494.970.183 472.905.564

Agustus - - - -

Pembetulan 1 4.623.391.872 4.858.537.064 485.853.644 462.339.126

Pembetulan 2 4.622.868.327 4.858.013.519 485.801.289 462.286.771

Pembetulan 3 4.598.428.327 4.833.573.519 483.357.289 459.842.771

September - - - -

Pembetulan 1 4.772.346.403 5.064.350.052 506.434.924 477.234.562

Pembetulan 2 4.760.126.403 5.052.130.052 505.212.924 476.012.562

Oktober - - - -

Pembetulan 1 5.533.980.172 5.759.182.743 575.918.245 553.397.989

Pembetulan 2 5.521.760.172 5.746.962.743 574.696.245 552.175.989

November - - - -

Pembetulan 1 4.946.142.476 5.213.911.806 521.391.150 494.614.219

Pembetulan 2 4.933.081.386 5.200.850.716 520.085.040 493.308.109

Desember 5.554.288.640 5.868.673.014 586.867.248 555.428.811

Total 91.779.263.908 96.644.295.421 9.664.428.477 7.812.664.868

Masa Pajak

Penyerahan yang

PPNnya harus

dipungut sendiri

Jumlah seluruh

Penyerahan

Jumlah PPN

Keluaran

(terutang)

PPN keluaran

yang dapat

diperhitungkan

Sumber: Data PT APCO yang telah diolah kembali oleh penulis

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

50

Universitas Indonesia

Tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah utang PPN Keluaran yang terhutang

menurut SPT Masa PPN Desember pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 586.867.248.

Sedangkan utang PPN Keluaran yang dapat diperhitungkan menurut SPT Masa PPN

Tahun 2011 Perusahaan sebesar Rp 555.428.811. Selisih saldo antara angka yang

tertera pada jumlah PPN Keluaran yang terhutang dengan PPN Keluaran yang dapat

diperhitungkan karena adanya penyerahan atas barang dan jasa yang tidak terhutang

PPN sebesar Rp 31.301.812 (Rp 313.018.123 x 10%) dan penyerahan barang dan jasa

yang tidak dipungut PPN sebesar Rp 136.625 (Rp 1.366.251 x 10%), sehingga tidak

dapat dimasukkan dalam Utang PPN Keluaran yang dapat diperhitungkan.

4.4 Pengkreditan PPN Masukan

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab tiga, Perusahaan wajib

menghitung nilai PPN Keluaran dan PPN Masukan yang ada. Tujuan dari

pengkreditan PPN Masukan adalah untuk mengetahui apakah ada PPN terhutang

yang harus disetorkan ke Kas Negara dalam hal PPN Keluaran lebih besar dari PPN

Masukan, atau apakah ada nilai PPN yang dikompensasikan ke Masa Pajak

berikutnya jika PPN Keluaran lebih kecil dari PPN Masukan.

PPN Masukan yang dikreditkan umumnya diperoleh atas transaksi pembelian

peralatan yang digunakan untuk penyemprotan hama, seragam untuk para pekerja,

bahan-bahan persediaan yang digunakan untuk penyemprotan hama dan alat tulis

kantor. Dalam hal pengkreditan PPN Masukan sesuai dengan pasal 9 UU No.42

Tahun 2009 yaitu syarat PPN Masukan yang dapat dikreditkan antara lain

berdasarkan Faktur Pajak yang memenuhi syarat dan tidak termasuk dalam

pengecualian dalam UU tersebut.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

51

Universitas Indonesia

Tabel 4.3 Pengkreditan PPN Masukan tahun 2011

Januari 2.021.977

Pembetulan 1 75.606.583

Februari 516.819

Pembetulan 1 80.740.997

Maret 1.030.582

Pembetulan 1 66.228.856

April 1.154.654

Pembetulan 1 62.718.406

Mei 658.239

Pembetulan 1 69.783.603

Juni 3.668.820

Pembetulan 1 49.787.592

Pembetulan 2 89.335.625

Juli 1.688.098

Pembetulan 1 90.015.322

Pembetulan 2 129.517.099

Agustus 367.994

Pembetulan 1 55.411.459

Pembetulan 2 55.411.459

Pembetulan 3 55.411.459

September 1.315.866

Pembetulan 1 67.630.160

Pembetulan 2 67.630.160

Oktober 2.170.558

Pembetulan 1 53.620.843

Pembetulan 2 53.620.843

November 1.508.282

Pembetulan 1 74.797.580

Pembetulan 2 74.797.580

Desember 79.112.317

PPN Masukkan

yang dapat

diperhitungkan

Masa Pajak

Sumber: Data PT APCO yang telah diolah kembali oleh penulis

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

52

Universitas Indonesia

Tabel diatas menjelaskan bahwa Jumlah PPN Masukan yang dapat

diperhitungkan oleh Perusahaan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 79.112.317.

Dari Tabel 4.4 di bawah ini dapat diketahui nilai Utang PPN setiap bulan yang

seharusnya dibayarkan oleh Perusahaan.

4.5 Analisis Pelaporan SPT PPN

SPT Masa PPN PTAPCO hampir setiap bulannya mengalami pembetulan

karena setiap bulan pembayaran PPN dilakukan oleh kantor cabang, dimana staff

pajak dalam kantor cabang tidak begitu memahami mekanisme perpajakan yang

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Hal ini menyebabkan

pengawasan atas nilai PPN yang terhutang tiap bulan sulit dilakukan oleh kantor

pusat. Pada saat akhir bulan tiap cabang mengirimkan laporan keuangannya kepada

kantor pusat, barulah diketahui kalau nilai PPN yang dilaporkan mengalami

kesalahan dan kantor pusat yang melakukan pembetulan atas SPT yang telah

dilaporkan tersebut. Pada umumnya SPT Masa normal yang dilaporkan oleh kantor

cabang mengalami Lebih Bayar, namun setelah dilakukan pemeriksaan ulang oleh

kantor pusat, SPT Masa tersebut seharusnya Kurang Bayar, sehingga PT APCO harus

melakukan pembetulan atas SPT PPN tersebut dan membayar pajak yang seharusnya

dibayarkan.

4.6 Penyajian PPN pada Laporan Keuangan Perusahaan

Berdasarkan data Perusahaan, diperoleh angka Utang PPN Keluaran per

Desember 2011 sebesar Rp 1.489.268.475 (Lihat Lampiran 2) dan angka PPN

Masukan yang dapat dikreditkan menurut Perusahaan sebesar Rp 792.316.618 (Lihat

Lampiran 2). Penyajian pada Neraca Perusahaan tidak di nett-off antara nilai PPN

Masukan dan Utang PPN Keluaran. Sehingga, apabila di net-off kan, diperoleh angka

Utang PPN berdasarkan Laporan Keuangan Perusahaan sebesar Rp 696.951.857.

Nilai tersebut tidak sama dengan nilai yang tertera pada SPT Masa pada akhir tahun

2011, nilai yang seharusnya disajikan sebagai Utang PPN Masa Desember 2011

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

53

Universitas Indonesia

berdasarkan SPT Perusahaan adalah Rp 476.043.767 (Lihat Tabel 4.4). Terdapat

selisih yang cukup signifikan sebesar Rp 220.908.090 atas Utang pajak PPN yang

tersaji di dalam buku besar dengan SPT Perusahaan.

Angka Utang PPN yang tersaji di dalam Neraca sebelum audit adalah sebesar

Rp 476.043.767, sedangkan angka yang seharusnya disajikan dalam Neraca auditan

per 31 Desember 2011 adalah Rp 494.234.065.

Utang PPN Keluaran 18.190.298

Bank Mandiri 18.190.298

(Jurnal atas pembayaran PPN yang kurang disetor pada bulan Desember

2011)

Kesalahan penyajian angka Utang PPN Keluaran sebesar Rp 1.489.268.475,

menimbulkan munculnya beberapa jurnal penyesuaian yang dapat menjelaskan salah

saji tersebut. Beberapa jurnal penyesuaian yang dilakukan oleh Perusahaan adalah :

1. Utang PPN Keluaran 39.314.921

PPh 23 dibayar di muka 39.314.921

(Jurnal untuk mengoreksi kesalahan pencatatan PPh 23 dibayar di muka

yang seharusnya dicatat sebagai PPN Keluaran)

2. Utang PPN Keluaran 18.190.298

Bank Mandiri 18.190.298

(Jurnal atas pembayaran PPN yang kurang disetor pada bulan Desember

2011)

3. Rugi Penjualan Aktiva 13.636.364

Utang PPN Keluaran 1.363.636

Piutang Kary.Pusat 15.000.000

(Untuk mengoreksi kesalahan catat penjualan kendaraan Mercedes Benz

C240 F 60 – HO)

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

54

Universitas Indonesia

Tabel 4.4 Nilai Utang PPN Perusahaan tahun 2011

Januari - 2.021.977 (2.021.977)

Pembetulan 1 394.338.667 75.606.583 318.732.084

Februari - 516.819 (516.819)

Pembetulan 1 464.541.453 80.740.997 383.800.456

Maret - 1.030.582 (1.030.582)

Pembetulan 1 506.380.358 66.228.856 440.151.502

April - 1.154.654 (1.154.654)

Pembetulan 1 483.271.670 62.718.406 420.553.264

Mei - 658.239 (658.239)

Pembetulan 1 488.231.294 69.783.603 418.447.691

Juni - 3.668.820 (3.668.820)

Pembetulan 1 454.247.660 49.787.592 404.460.068

Pembetulan 2 454.247.660 89.335.625 364.912.035

Juli - 1.688.098 (1.688.098)

Pembetulan 1 473.120.111 90.015.322 383.104.789

Pembetulan 2 472.905.564 129.517.099 343.388.465

Agustus - 367.994 (367.994)

Pembetulan 1 462.339.126 55.411.459 406.927.667

Pembetulan 2 462.286.771 55.411.459 406.875.312

Pembetulan 3 459.842.771 55.411.459 404.431.312

September - 1.315.866 (1.315.866)

Pembetulan 1 477.234.562 67.630.160 409.604.402

Pembetulan 2 476.012.562 67.630.160 408.382.402

Oktober - 2.170.558 (2.170.558)

Pembetulan 1 553.397.989 53.620.843 499.777.146

Pembetulan 2 552.175.989 53.620.843 498.555.146

November - 1.508.282 (1.508.282)

Pembetulan 1 494.614.219 74.797.580 419.816.639

Pembetulan 2 493.308.109 74.797.580 418.510.529

Desember 555.428.811 79.112.317 476.316.494

Total 5.800.684.908 904.503.528 4.896.181.380

PPN Masukkan

yang dapat

diperhitungkan

PPN yang dapat

diperhitungkan

Kurang / Lebih Bayar

Masa Pajak

PPN keluaran

yang dapat

diperhitungkan

Sumber: Data PT APCO yang telah diolah kembali oleh penulis

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

55

Universitas Indonesia

4. Rugi Penjualan Aktiva 18.181.818

Utang PPN Keluaran 1.818.182

Piutang lain-lain 20.000.000

(Untuk mengoreksi kesalahan catat penjualan 3 kendaraan Panther Double

Cabin)

5. Rugi Penjualan Aktiva 13.636.364

Utang PPN Keluaran 1.363.636

Piutang Kary.Pusat 15.000.000

(Untuk mencatat kesalahan catat penjualan 3 kendaraan Panther Double

Cabin)

6. Utang PPN Keluaran 806.880.677

PPN Masukan dibayar di muka 806.880.677

(Jurnal netoff PPN)

7. Utang PPN Keluaran 126.103.059

Pendapatan lain-lain 126.103.059

(Jurnal kelebihan PPN)

Sehingga angka Utang PPN Keluaran yang diperoleh berdasarkan jurnal

koreksi di atas menurut audit sebesar Rp 494.234.065. Berikut adalah jurnal atas

transaksi Utang PPN trademark yang belum dibayarkan Perusahaan

8. Beban pajak PPN Royalti 655.631.347

Hutang pajak Royalti 655.631.347

Jurnal-jurnal tersebut telah menjelaskan adanya kesalahan saji atas Utang PPN

Perusahaan. Nilai Utang PPN yang seharusnya tersaji dalam Laporan Keuangan :

Utang PPN Kurang Bayar auditan : Rp 494.234.065

Utang PPN Keluaran BKP tidak berwujud di luar Daerah Pabean yang belum dibayar

sebesar Rp 655.631.347. Sehingga total keseluruhan Utang PPN Kurang Bayar

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

56

Universitas Indonesia

adalah sebesar Rp 1.149.865.412. (Rp 655.631.347 ditambah dengan Rp

494.234.065). Penyelesaian yang dilakukan PT APCO atas saldo utang PPN Keluaran

dan PPN Keluaran BKP Tidak Berwujud di Luar Daerah Pabean adalah dengan

dilakukannya pelunasan pada awal tahun 2012.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

57 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Dalam setiap Masa Pajak tidak dilakukan penyesuaian (adjustment) terhadap nilai PPN

Keluaran dan PPN Masukan yang dikreditkan maupun PPN Masukan yang dibiayakan

karena setiap bulannya Perusahaan mengalami Kurang Bayar.

2. Jumlah penyerahan di SPT tidak sama dengan pendapatan karena terdapat transaksi yang

belum dibuatkan faktur pajaknya.

3. Hampir tiap bulan Perusahaan melakukan pembetulan atas SPT Masa PPN karena SPT

Masa PPN sebelumnya dibuat oleh kantor cabang, ternyata setelah dilakukan

pemeriksaan oleh kantor pusat, seharusnya PPN pada bulan tersebut berada dalam posisi

Kurang Bayar bukannya Lebih Bayar sehingga pembetulan tersebut hampir dilakukan

tiap bulannya. Akibat lemahnya kontrol ini, Perusahaan dikenakan sanksi administrasi

berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar,

sesuai dengan UU KUP yang berlaku..

4. Staf yang dimiliki oleh Perusahaan di kantor cabang tidak begitu memahami tentang

peraturan perpajakan dan tidak memiliki pengalaman yang cukup di bidang akuntansi.

Sehingga dapat menimbulkan kesalahan-kesalahan yang berasal dari human error.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas, dapat diberikan beberapa saran antara lain :

1. Sebaiknya Perusahaan melakukan adjustment pengkreditan PPN Masukan terhadap PPN

Keluaran dalam setiap Masa Pajak agar dapat mengetahui seberapa besar PPN Masukan

yang dikreditkan dengan PPN Keluaran yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN dan

seberapa besar pula PPN Masukan yang sudah melewati batas pengkreditan yang

ditambahkan menjadi biaya perolehan pada setiap Masa Pajak.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

58

Universitas Indonesia

2. Sebaiknya Perusahaan harus memenuhi UU PPN yang berlaku, sesuai UU PPN Pasal 11

yang berbunyi “ Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena

Pajak atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak dalam hal pembayaran dilakukan

sebelum dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena

Pajak dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya pajak adalah pada saat pembayaran”.

Seharusnya ketika Perusahaan mengakui pendapatan dalam buku besarnya, Perusahaan

juga wajib untuk menerbitkan faktur pajak, sehingga tidak terjadi perbedaan yang

material antara SPT dengan G/L

3. Pembetulan SPT PPN yang hampir dilakukan tiap bulan seharusnya dapat dihindari oleh

Perusahaan apabila perusahaan meningkatkan kontrol atau pengawasan tiap bulannya

pada saat kantor cabang melakukan pelaporan SPT Masa PPN sehingga pembetulan atas

SPT PPN dapat diminimalisasi dan Perusahaan juga tidak perlu membayar denda atas

kesalahan tersebut. Dalam rangka peningkatan kontrol terhadap penyetoran dan

pelaporan SPT Masa PPN tiap bulan, Perusahaan dapat mengurus perizinan kepada DJP

untuk melakukan perhitungan PPN atas semua cabang di kantor pusat, sehingga

penyetoran dan pelaporan SPT Masa PPN setiap bulan atas seluruh cabang, dipusatkan di

kantor pusat. Menurut penulis, hal ini dapat meminimalisir kesalahan pada saat pelaporan

SPT PPN, sehingga dapat menghindari adanya SPT Pembetulan PPN yang hamper setiap

bulan dilakukan.

4. Sebaiknya Perusahaan memberikan training kepada staffnya di kantor cabang sehingga

dapat mengurangi kesalahan dalam perhitungan dan pelaporan kewajiban perpajakan dan

pelaporan akuntansi.

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

59

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Muljono,Djoko , Panduan Brevet Pajak, 2010, Penerbit Andi Yogyakarta

Waluyo, 2011, Perpajakan Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia No.42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat

Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan Menjadi Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa

Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03?2007 Tentang Penentuan Tanggal Jatuh

Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, Dan

Tata Cara Pembayaran, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran

Dan Penundaan Pembayaran Pajak

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2010 Tentang saat Pembuatan, Bentuk,

Ukuran, Pengadaan, Tata Cara Penyampaian, Dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak

Standar

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Lembar ke-1 : Untuk Pembeli BKP/Penerima JKP sebagai bukti Pajak Masukan

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak :

Pengusaha Kena Pajak

Nama :Alamat :NPWP :

Pembeli Barang Kena Pajak/ Penerima Jasa Kena Pajak

Nama :Alamat :NPWP :

Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin *)Dikurangi Potongan HargaDikurangi Uang Muka yang telah diterimaDasar Pengenaan PajakPPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

,

Nama

*) Coret yang tidak perluLampiran 1. Faktur Pajak PT. APCO

Sumber : ortax.org

FAKTUR PAJAK

010.000.11.00000001

PT. APCOJl. Mawar No. 12, Bogor01.000.123.4.567

Jasa penyemprotan insektisida termin 1

PT. ABCJl. Kamboja No.11, Bogor01.111.222.3.444

No.Urut

Harga Jual/Penggantian/UangNama Barang Kena Pajak/ Jasa Kena Pajak Muka/Termin

(Rp)

2.000.000

…….. % Rp. ……………… Rp. ………………

2.000.000 - -

2.000.000 200.000

Tarif DPP PPn BM…….. % Rp. ……………… Rp. ……………… Bogor 3 Mei 2011

…….. % Rp. ……………… Rp. ………………

…….. % Rp. ……………… Rp. ………………

Jumlah Rp. ………………

Anggita Mayfrina

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Lampiran 2. Laporan Posisi Keuangan PT. APCO (Parsial)

PT. APCO

Laporan Posisi Keuangan (Parsial)

31 Desember 2011

Aset Kewajiban

Pajak dibayar di muka Utang Pajak

PPN Masukan 792.316.618 PPh Pasal - 21 71.863.507

PPh Pasal - 21 14.564.059 PPh Pasal - 23 3.819.181

PPh Pasal - 23 673.750.136 PPh Pasal - 26 117.227.776

PPh Pasal - 25 2.003.589.096 PPN 1.489.268.475

Total Pajak dibayar di muka 3.484.219.909 Total Utang Pajak 1.682.178.939

Aktiva Pajak Tangguhan

Aktiva Pajak Tangguhan 1.632.428.749

Total Aktiva Pajak Tangguhan 1.632.428.749

Sumber : Data PT APCO yang telah diolah kembali oleh penulis

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Lampiran 3. Formulir Induk SPT PPN 1111

Sumber : ortax.org

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Lampiran 4. Formulir AB SPT PPN 1111

Sumber : ortax.org

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Lampiran 5. Formulir A1 SPT PPN 1111

Sumber : ortax.org

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Lampiran 6. Formulir A2 SPT PPN 1111

Sumber : ortax.org

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Lampiran 7. Formulir B1 SPT PPN 1111

Sumber : ortax.org

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Lampiran 8. Formulir B2 SPT PPN 1111

Sumber : ortax.org

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENERAPAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313615-T-Anggita Mayfrina Dwi... · laporan magang anggita mayfrina dwi purnamasari 1006810510 fakultas

Lampiran 9. Formulir B3 SPT PPN 1111

Sumber : ortax.org

Analisa penerapan..., Anggita Mayfrina Dwi Purnamasari, FE UI, 2012