universitas indonesia analisis bagan …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-t28867...di...

76
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN KLASIFIKASI ISLAM T E S I S Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Humaniora (M.Hum) YASSER ARAFAT NPM 0906587376 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM MAGISTER ILMU PERPUSTAKAAN DEPOK JUNI 2011

Upload: danganh

Post on 23-May-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS BAGAN KLASIFIKASI ISLAM

T E S I S

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Humaniora (M.Hum)

YASSER ARAFAT

NPM 0906587376

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM MAGISTER ILMU PERPUSTAKAAN

DEPOK

JUNI 2011

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

ii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa tesis

saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di

Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan Plagiarisme, saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Universitas Indonesia kepada saya.

Jakarta, Juli 2011

Yasser Arafat

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Yasser Arafat

NPM : 0906587376

Tanda Tangan :

Tanggal : Juli 2011

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Humaniora

di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah

sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan

terima kasih kepada:

(1) DR. H. Zulfikar Zen, S.S., M.A., selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam

penyusunan tesis ini;

(2) Drs. H. Muh Kailani ER, MM dan Taufik Asmiyanto M.Si, selaku penguji yang

senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan informasi kepada penulis dalam

penyusunan tesis ini;

(3) Fuad Gani, M.A., selaku Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan sekaligus Dosen

Wali Akademik, serta seluruh staf Pengajar/Dosen pada Program Studi Ilmu

Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

Indonesia, semoga “benih pembelajaran” yang telah ditanamkan akan terus

tumbuh dan berkembang disetiap langkah kehidupan penulis;

(4) Drs. Andy Bahruddin Malik dan Faridah Aryani, orang tua penulis yang dengan

penuh ketulusan, keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik penulis sedari kecil

hingga saat ini, serta untuk adinda tercinta Umayra, Lita dan Adam;

(5) Fadhilatul Hamdani dan Keluarga yang telah memberikan motivasi dan inspirasi

dalam penulisan tesis ini;

(6) Jiper’s Magister UI angkatan 2009. Sungguh berteman dan bersahabat dengan

kalian telah menggoreskan ukiran kehidupan yang terpatri dalam hati dan telah

memberikan warna bagi kehidupan penulis, semoga pertemanan dan persahabatan

kita dalam menimba ilmu tidak berakhir di sini;

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

vi

(7) Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Anak Kosan Ciputat), bersahabat

dengan kalian telah membuka mata dan hati penulis akan pentingnya sebuah

pendidikan dan kebersamaan.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat

bagi pengembangan ilmu.

Depok, Juli 2011

Penulis

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah

ini:

Nama : Yasser Arafat

NPM : 0906587376

Program Studi : S-2 Ilmu Perpustakaan

Departemen : Ilmu Informasi dan Perpustakaan

Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya

Jenis karya : Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Analisis Bagan Klasifikasi Islam,

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 22 Juni 2011

Yang menyatakan,

(Yasser Arafat)

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

viii

ABSTRAK

Nama : Yasser Arafat

Program Studi : S-2 Ilmu Perpustakaan

Judul : Analisis Bagan Klasifikasi Islam

Tesis ini menganalisis subjek Islam dalam berbagai bagan klasifikasi yaitu SKI

Depag tahun 2003, DDC edisi 22, dan IOCS Ziauddin Sardar. Tujuan penelitian ini

adalah mengetahui perbandingan taksonomi ilmu pengetahuan Islam antara SKI

Depag dengan bagan Klasifikasi Islam DDC; SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme; Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme; dan menganalisis ketiga bagan tersebut. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian komparatif. Berdasarkan

hasil penelitian diketahui perbedaan penggunaan notasi dasar, redakasi faset,

pembagian cabang ilmu pengetahuan Islam ke dalam kelas utama, pengelompokan

kelas, dan tata urut faset pada ketiga bagan tersebut. Terdapat persamaan, yaitu

mempunyai perhatian terhadap keilmuan Islam. Selain itu, terdapat kelebihan dan

kelemahan pada ketiga bagan klasifikasi Islam tersebut.

Kata kunci:

Klasifikasi Islam, Islam, DDC.

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

ix

ABSTRACT

Name : Yasser Arafat

Study Program : Magister Library Science

Title : Classification Sheme Analysis of Islam

This research analyzed subject of Islam in a variety of classification scheme, this is

System Classification of Islam Departement of Religion (2003), DDC in 22th

edition,

and IOCS (Ziaudin Sardar). The research purpose is to know taxonomy camparison

from Islamic Science between Sytem Classification of Islam Ministry of Religion

with Islamic Scheme of DDC in 22th

edition, Sytem Classification of Islam Ministry

of Religion dengan Islam: Outline of a Classification Scheme”, Islamic Scheme of

DDC in 22th

edition between Islam: Outline of a Classification Scheme, and analized

three of scheme. This research use quantitative approach with comparative research.

Based of research was known the diffrences of basic notation, facet editorial,

distribution the branch of Islamic Science in Main Class, grouping of class, fequential

order of facet of the three scheme. The are is have attention to Islamic Knowledge.

Further more, there are surplus and minus at three scheme of Islam Classification.

Key word:

Islam Classification, Islam, DDC.

.

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ..................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

1.5 Batasan Penelitan .................................................................................. 5

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6

2.1 Organisasi informasi di perpustakaan .................................................... 6

2.1.1 Pengatalogan Deskriptif ............................................................... 7

2.1.2 Pengatalogan Subjek .................................................................... 7

2.2 Pengertian Klasifikasi ........................................................................... 8

2.2.1 Tujuan Klasifikasi ......................................................................... 10

2.2.2 Manfaat Klasifikasi ....................................................................... 11

2.3 Bagan Klasifikasi .................................................................................. 11

2.3.1 Agama Islam dalam Bagan Klasifikasi Islam DDC ....................... 15

2.3.2 Islam Outline of a Classification Scheme (Ziauddin Sardar) .......... 18

2.3.4 Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam di Indonesia .................. 21

2.4 Ilmu Pengetahuan Islam......................................................................... 25

2.4.1 Pengertian ..................................................................................... 25

2.4.2.Sumber Hukum Islam ................................................................... 25

2.4.3 Pilar-Pilar Islam ............................................................................ 26

2.4.4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam ........................................ 26

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

xi

3. METODE PENELITIAN .......................................................................... 29

3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................ 29

3.2 Jenis Penelitian ...................................................................................... 29

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 29

3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 29

3.5 Teknik Analisa Data .............................................................................. 30

3.5 Interpretasi Data dan Kesimpulan .......................................................... 31

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 32

4.1 Perbandingan Bagan Klasifikasi Islam ....................................................... 32

4.1.1 Perbandingan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan

DDC seksi Islam dengan Bagan Klasifikasi Islam DDC ................... 32

4.1.2 Perbandingan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC

seksi Islam dengan Islam: Outline of a Classification Scheme ......... 41

4.1.3 Perbandingan Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan Islam: Outline

of a Classification Scheme ................................................................ 47

4.2 Analisis Bagan Klasifikasi Islam ................................................................ 55

4.2.1 Analsis Bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan

DDC seksi Islam .............................................................................. 55

4.2.2 Analisis Bagan Klasifikasi Islam DDC ............................................. 49

4.2.3 Analisis Islam: Outline of a Classification Scheme ........................... 51

5. PENUTUP ................................................................................................. 59

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 59

5.2 Saran .................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Formulir Isian 30

Tabel 4.1 Perbandingan Bagan SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi

Islam DDC 32

Tabel 4.2 Perbandingan Faset Al-Qur’an SKI Depag dengan Bagan

Klasifikasi Islam DDC 34

Tabel 4.3 Perbandingan Faset Hadis SKI Depag dengan Bagan

Klasifikasi Islam DDC 35

Tabel 4.4 Perbandingan Faset Aqaid dan Ilmu Kalam SKI Depag

dengan Bagan Klasifikasi Islam DDC 37

Tabel 4.5 Perbandingan Faset Ibadah Islam SKI Depag dengan Bagan

Klasifikasi Islam DDC 38

Tabel 4.6 Perbandingan Faset Sekte dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam

SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi Islam DDC 40

Tabel 4.7 Perbandingan bagan SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme 41

Tabel 4.8 Perbandingan Faset Islam (Umum) dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme 43

Tabel 4.9 Perbandingan Faset Al-Qur’an dalam SKI Depag dengan Islam:

Outline of a Classification Scheme 43

Tabel 4.10 Perbandingan Faset Hadis SKI Depag dengan Islam: Outline

of a Classification Scheme 45

Tabel 4.11 Perbandingan Faset Aqaid dan Ilmu Kalam dengan Islam: Outline

of a Classification Scheme 46

Tabel 4.12 Perbandingan Faset Filsafat SKI Depag dengan Islam: Outline

of a Classification Scheme 47

Tabel 4.13 Perbandingan Faset Ibadah SKI Depag dengan Islam: Outline

of a Classification Scheme 48

Tabel 4.14 Perbandingan bagan DDC dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme 50

Tabel 4.15 Perbandingan Faset Al-Qur’an Bagan Klasifikasi Islam DDC

dengan Islam: Outline of a Classification Scheme 51

Tabel 4.16 Perbandingan Faset Hadis Bagan Klasifikasi Islam DDC

dengan Islam: Outline of a Classification Scheme 52

Tabel 4.17 Perbandingan Faset Akidah Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme 53

Tabel 4.18 Perbandingan Faset Ibadah Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme 54

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Sistem Informasi ......................................................... 6

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungsi utama setiap perpustakaan adalah menyediakan dan menyampaikan

informasi yang terdapat dalam koleksinya kepada para pemakai (pemustaka) yang

membutuhkannya (Somadikarta, 1981). Perpustakaan mengelola berbagai jenis

koleksinya menurut tata urut tertentu sebelum disebarluaskan kepada pemustaka.

Perlunya pengelolaan informasi di perpustakaan menurut Taylor (1999) adalah

untuk temu kembali informasi. Rowley (1992) menyatakan bahwa kegiatan

klasifikasi bahan pustaka merupakan bagian dari kegiatan katalogisasi yang

bertujuan mempermudah sistem temu kembali informasi.

Dalam kegiatan klasifikasi, setelah menganalisa ciri isi atau subjek suatu

dokumen, selanjutnya adalah memberikan kode atau simbol untuk subjek tersebut.

Lancaster (1975) menyebut kegiatan ini sebagai penerjemahan hasil analisis ke

dalam bahasa indeks. Bahasa indeks dimaksud berupa notasi verbal atau huruf-

huruf, angka-angka atau gabungan dari keduanya. Salah satu bahasa indeks yang

digunakan untuk menerjemahkan hasil dari kegiatan analisis subjek adalah bagan

atau skema klasifikasi. Bagan klasifikasi merupakan daftar atau kumpulan subjek-

subjek ilmu pengetahuan yang dilengkapi dengan notasi. Terdapat banyak bagan

klasifikasi yang digunakan untuk keperluan pengelompokan bahan pustaka di

perpustakaan seperti Dewey Decimal Classification (DDC), Universal Decimal

Classification (UDC), Colon Classification (CC), Library of Congress

Classification (LCC) dan lain sebagainya. Bagan klasifikasi tersebut merupakan

bagan umum yang mencakup berbagai subjek atau beragam disiplin ilmu.

Dari berbagai bagan klasifikasi tersebut, terdapat dua bagan klasifikasi

paling banyak digunakan di dunia yaitu DDC dan UDC. DDC merupakan bagan

klasifikasi hirarki yang menganut prinsip “desimal” dalam pengelompokan ilmu

pengetahuan. Sedangkan, UDC merupakan adaptasi dari DDC, karena pembagian

kelas utama UDC tidak jauh berbeda dengan DDC (Sulistiyo-Basuki, 1991). UDC

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

2

Universitas Indonesia

merupakan bagan klasifikasi umum yang mencakup seluruh cabang ilmu

pengetahuan. Kedua bagan klasifikasi tersebut menggunakan penomoran dengan

menggunakan prinsip desimal dengan menggunakan angka Arab untuk

mengembangkan notasinya dan membagi seluruh bidang pengetahuan ke dalam

sepuluh bagian. Akan tetapi kedua bagan klasifikasi tersebut mempunyai

keterbatasan dalam subjek keislaman dan hanya menempatkan subjek keislaman

pada seksi 297. Minimnya cakupan subjek dalam bidang ilmu-ilmu Islam juga

diakui oleh banyak ahli. Sayers (1967) dalam Manual Classification for Librarian

menyatakan bahwa bagan klasifikasi DDC merupakan pencerminan agama

Kristen, sehingga arahnya lebih ke Kristiani „sentris‟. Ahmad Tahriri Iraqi juga

menyatakan bahwa DDC tidak menjelaskan cukup detail terkait dengan dunia

Islam, pengelompokan subjek banyak yang tidak sesuai dengan tradisi Islam dan

banyak subjek-subjek keislaman yang penting tidak terakomodir (Arianto, 2006).

Pembagian porsi notasi yang kurang seimbang bagi subjek-subjek yang

tercakup di dalam DDC disadari oleh Dewey. Adanya kenyataan tersebut di atas,

dan terbatasnya cakupan subjek dari DDC, kemudian memberikan „optional‟

terutama kepada agama-agama selain Kristen untuk mengembangkan atau

membuat perluasan notasi untuk kebutuhan setempat. Hal ini dapat dilihat dalam

bagian pengantar (Introduction) DDC edisi ke 22. Dengan kenyataan tersebut,

berbagai upaya adaptasi dan perluasan sistem klasifikasi Islam menurut sistem

DDC di Indonesia telah beberapa kali diadakan. Menurut Kailani, (1999) Sebagai

pionir dalam hal ini adalah Badan Wakaf Islam Yogyakarta yang mengadakan

perluasan notasi 297 DDC edisi 15 pada tahun 1958, sehingga menghasilkan

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Agama Islam: Perluasan notasi 297 DDC. Hal yang

sama juga dilakukan oleh Panitia Tahun Buku Internasional Indonesia 1972 yang

mengadakan adaptasi dan perluasan DDC edisi 18 dan menghasilkan Klasifikasi

Islam: Perluasan dan Penyesuaian Notasi 297 DDC (1973). Ada juga yang

menggunakan Library Classification Schedule on Islam and Related Subjects

(1974) dari Indian Institute of Islamic Studies dan Perluasan DDC karya Mahmud

Sheniti dan Dr. Ahmad Kabish dari Mesir (1975), sedangkan Pusat Perpustakaan

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

3

Universitas Indonesia

Islam Indonesia menerbitkan Klasifikasi Islam: Adaptasi Klasifikasi Persepuluh

Dewey dan Perluasan 297 (1985).

Pada tahun 1979, Ziauddin Sardar membuat sebuah bagan klasifikasi Islam

yang berjudul Islam: Outline of a classification scheme yang merupakan salah

satu upaya untuk menghasilkan bagan klasifikasi Islam yang berpedoman dari

Ranganathan’s Colon Classification (Sardar, 1979). Bagan tersebut membagi

kelas utama ke dalam enam belas kelas utama dan notasi yang digunakan adalah

huruf. Selain itu, bagan ini dibuat sebagai acuan pustakawan muslim dalam

melakukan pengindeksan subjek bahan pustaka keislaman.

Di Indonesia, dalam rangka penyeragaman pedoman klasifikasi Islam,

Departemen Agama (Kemenag) telah mengadakan penerbitan ”Daftar Tajuk

Subjek Islam dan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi

Islam” tahun 1987. Demikian juga, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

menerbitkan pedoman klasifikasi Islam dengan judul “Klasifikasi Islam: Adaptasi

dan Perluasan Notasi 297 Dewey Decimal Classification (DDC)” pada tahun

2005.

Dari berbagai bagan klasifikasi tersebut, bagan klasifikasi Islam seperti

DDC, Islam Outline of a Classification Scheme, Klasifikasi Islam: Adaptasi dan

Perluasan Notasi 297 DDC dan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan

DDC seksi Islam mempunyai notasi dan taksonomi ilmu pengetahuan keislaman

yang berbeda. Sebagai ilustrasi, dalam DDC faset Al-Qur‟an, Hadis, Hukum

agama dan tata cara serta keputusannya (fikih) dan faset cerita legenda, parabel,

pepatah, anekdot untuk pendidikan keagamaan dikelompokan dalam satu kelas,

yaitu kelas sumber-sumber Islam. Sedangkan pada bagan Islam Outline of a

Classification Scheme, bagan Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC

seksi Islam dan bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan Notasi

297 DDC, faset-faset tersebut dikelompokan pada kelas yang berbeda yaitu

berdasarkan cabang ilmu dan ilmu-ilmu yang berkaitan, misalnya Al-qur‟an dan

ilmu yang berkaitan, Hadis dan Ilmu yang berkaitan, dan Fikih. Contoh lainnya

adalah faset Teks Arab, dalam bagan klasifikasi Islam DDC dan Islam Outline of

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

4

Universitas Indonesia

a Classification Scheme faset tersebut menjadi sub bagian faset Al-Qur‟an.

Sedangkan pada bagan Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi

Islam dan bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan Notasi 297

DDC faset tersebut tidak ada, karena Al-Qur‟an sudah pasti dalam tulisan dan

bahasa Arab sebagaimana dijelaskan dalam surat Q.S Az-Zukhruf ayat 3 dan Q.S

Yusuf ayat 2.

Dengan melihat latar belakang tersebut di atas, dimana terdapat optional

dari DDC untuk pengembangan subjek keislaman sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan setempat, sehingga melahirkan berbagai jenis bagan klasifikasi Islam

yang mempunyai notasi dan taksonomi ilmu pengetahuan Islam yang berbeda.

Hasil pengembangan bagan klasifikasi Islam yang dilakukan oleh Ziauddin

Sardar, Departemen Agama (Kementrian Agama), dan Perpustakaan Nasional

menarik untuk diteliti dengan menggunakan studi komparatif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimana taksonomi ilmu pengetahuan Islam dalam bagan Sistem Klasifikasi

Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam (Kemenag), Sistem klasifikasi

Islam DDC, dan Islam: outline of a classification Scheme (Ziauddin Sardar)??

1.3 Tujuan Penelitian

a. Membandingkan taksonomi ilmu pengetahuan Islam bagan Sistem Klasifikasi

Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam dengan bagan klasifikasi Islam

DDC.

b. Membandingkan taksonomi ilmu pengetahuan Islam dalam bagan Sistem

Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam dengan Islam:

Outline of a Classification Scheme (Ziauddin Sardar).

c. Membandingkan taksonomi ilmu pengetahuan Islam dalam bagan klasifikasi

Islam DDC dengan Islam: Outline of a Classification Scheme (Ziauddin

Sardar).

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

5

Universitas Indonesia

d. Menganalisa bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC

seksi Islam (Kemenag), Sistem klasifikasi Islam DDC, dan Islam: Outline of a

Classification Scheme (Ziauddin Sardar).

1.4 Manfaat Penelitan

Hasil penelitian ini diharapkan:

a. Mengetahui perbandingan taksonomi ilmu pengetahuan Islam yang

terakomodir dalam bagan klasifikasi Islam Kementerian Agama, DDC, dan

Ziauddin Sardar.

b. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan bagan klasifikasi khususnya

yang berkaitan dengan subjek keislaman baik nasional maupun internasional.

c. Menambah khazanah intelektual dibidang perpustakaan khususnya yang terkait

dengan bagan klasifikasi Islam.

d. Penelitian ini dapat menjadi pijakan penelitian lanjutan, tentang bagan

klasifikasi Islam.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bagan klasifikasi yang mengakomodir

taksonomi ilmu pengetahuan Islam. Bagan klasifikasi tersebut adalah Dewey

Decimal Classification (DDC) edisi 22 tahun 2003, Islam: Outline of a

Classification Scheme (Ziauddin Sardar) tahun 1979, dan Sistem Klasifikasi

Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam (Kementerian Agama R.I.) tahun

2003.

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

6

Universitas Indonesia

BAB 2

TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Organisasi Informasi di Perpustakaan

Menurut Lancaster (1975), sebagai salah satu unit informasi, perpustakaan

berfungsi sebagai interface atau penghubung antara sumber-sumber informasi

dengan masyarakat pemakai. Dalam menjalankan fungsi tersebut, perpustakaan

mempunyai tiga tugas pokok, yaitu akuisisi (acquisition), organisasi

(organization), dan distribusi (distribution) terhadap informasi. Tugas akuisisi

berkenaan dengan penyediaan berbagai sumber informasi yang diperlukan

masyarakat, tugas organisasi berkaitan dengan pengelolaan sumber-sumber

informasi agar dapat ditemukan kembali oleh pemakai pada saat diperlukan secara

cepat dan mudah, dan tugas distribusi berhubungan dengan penyebarluasan atau

pemberian layanan informasi kepada masyarakat.

Kegiatan pengorganisasian informasi tersebut di atas merupakan bagian

penting dari tugas suatu lembaga informasi, termasuk perpustakaan. Di

perpustakaan, sumber-sumber informasi yang masuk akan dikelola menurut

ketentuan tertentu agar mudah dan cepat pada saat diperlukan.

Dalam kerangka pengorganisasian informasi, Doyle (1976) melukiskan

kegiatan atau proses transfer informasi pada suatu unit informasi termasuk di

dalamnya adalah perpustakaan dalam suatu diagram sebagai berikut:

Masukan: Keluaran:

Karakteristik & Organisasi Mencocokan & penyampaian

Gambar 1.1 Diagram Sistem Informasi

Bahan

Pustaka

Susunan

Koleksi

Katalog

Pengindeksan Temu Kembali Pengguna

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

7

Universitas Indonesia

Dalam diagram Doyle tersebut, memberikan garis besar sistem informasi

sederhana, serta menunjukkan komponen sistem informasi yang sama pada semua

lembaga simpan dan temu kembali informasi. Komponen sistem informasi tesebut

adalah bahan pustaka, susunan koleksi, katalog dan pengguna. Katalog merupakan

hasil dari kegiatan pengatalogan. Dalam pengatalogan terdapat dua kegiatan

utama yaitu pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subjek.

2.1.1 Pengatalogan Deskriptif

Pengatalogan deskriptif merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri fisik

suatu bahan pustaka (dokumen). Hasil indentifikasi dokumen ini disebut dengan

istilah deskripsi bibliografi yang memberikan sajian ringkas untuk membedakan

satu bahan pustaka dari bahan pustaka lain. Dalam pengatalogan deskriptif

ditentukan tajuk entri sebagai akses untuk pembuatan bibliografis bahan pustaka

tersebut. Terdapat dua jenis tajuk dalam pengatalogan deskriptif yaitu tajuk entri

utama (TEU) dan tajuk entri tambahan (TET). Pada umunya yang menjadi tajuk

entri utama adalah sama degan pengarang yang bertanggung jawab terhadap isi

intelektual atau artistik suatu karya, sedangkan tajuk entri tambahan adalah tajuk

entri yang merupakan tambahan pada tajuk entri utama dalam suatu katalog.

Tajuk entri tambahan biasanya judul dan subjek dari bahan pustaka.

Dalam melakukan kegiatan pengatalogan deskriptif, yang perlu

diperhatikan adalah keseragaman dan ketaatasasan. Oleh karena itu diperlukan

peraturan standar sebagai pedoman dalam pengatalogan tersebut antara lain adalah

Anglo American Cataloging Rules (AACR).

2.1.2 Pengatalogan Subjek

Pengatalogan subjek merupakan kegiatan melakukan identifikasi tentang

subjek atau pokok persoalan yang dibahas dalam suatu bahan pustaka. Dalam hal

ini klasifikasi merupakan bagian dari kegiatan pengindeksan subjek yang

menghasilkan notasi atau nomor kelas sebagai deskripsi indeks.

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

8

Universitas Indonesia

Menurut Rowley (1992), kegiatan yang dilakukan dalam proses klasifikasi

meliputi tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pengenalan (familiarization),

penguraian (analysis), penerjemahan (translation).

Familiarization Analysis Translation

Dalam tahap pengenalan, pengindeks berusaha mengetahui isi dokumen

melalui kata-kata yang terdapat di dalam dokumen, dan atau dari sumber-sumber

lainnya di luar dokumen. Dalam hal ini pengindeks perlu meneliti isi dokumen,

khususnya informasi yang terdapat pada judul, halaman isi (content page), tajuk

bab (chapter heading), abstrak, kata pengantar, pembukaan dan keterangan

lainnya. Pada tahap analisis pengindeks melakukan identifikasi konsep dalam

dokumen yang dianggap mempunyai nilai dalam pengindeksan, dan menentukan

tema utama dari suatu dokumen. Selanjutnya pada tahap penerjemahan, hasil

analisis diterjemahkan ke dalam bahasa indeks dengan menggunakan bagan

klasifikasi.

Dua jenis kegiatan pertama sering disebut dengan analisis subjek

(Somadikarta, 1998). Kegiatan analisis subjek dalam kegiatan klasifikasi

dilakukan dengan mengenali seluruh isi dokumen atau konsep-konsep yang

terdapat di dalam dokumen, dan menentukan subjek dokumen. Dalam kegiatan

penerjemahan, hasil dari kegiatan analisis subjek kemudian diterjemahkan ke

dalam suatu notasi dengan menggunakan alat bantu berupa bagan klasifikasi.

2.2 Pengertian Klasifikasi

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat atau mengerjakan

kegiatan klasifikasi. Misalnya, di toko buku, kita akan melihat barang-barang dan

buku-buku yang dijual dikelompokan menurut jenisnya, misalnya alat tulis-

menulis, perlengkapan kantor, perlengkapan sekolah, buku pelajaran dari tingkat

TK (taman kanak-kanak) sampai tingkat Perguruan Tinggi. Pengelompokan ini

dimaksudkan untuk penyesuaian keperluan pembeli. Dengan demikian pengertian

klasifikasi secara umum adalah mengelompokkan benda, objek, gagasan

berdasarkan ciri yang sama atau hampir bersamaan pada tempat yang sama atau

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

9

Universitas Indonesia

berdekatan atau sekaligus memisahkan dari jenis lainnya, dengan tujuan untuk

memudahkan identifikasi.

Disamping pengertian klasifikasi di atas, terdapat beberapa pengertian

khusus dari klasifikasi yang dikemukakan oleh para ahli. Pengertian klasifikasi

tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Sulistyo Basuki (1991) mengatakan pengertian klasifikasi sebagai berikut:

“Klasifikasi adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan

benda/entitas yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama.”.

2) Lois Mai Chan, mengatakan (1994) klasifikasi adalah sebagai kegiatan

pengorganisasian alam pengetahuan ke dalam susunan yang sistematis.

3) Ny. Hapasah L. Supriyanto (1990) mengatakan bahwa klasifikasi adalah

mengelompokkan benda, objek, gagasan berdasarkan ciri yang sama atau

hampir bersamaan pada tempat yang sama atau berdekatan atau sekaligus

memisahkan dari jenis lainnya, dengan tujuan untuk memudahkan

identifikasi.

Dari ketiga pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi

merupakan kegiatan untuk mengenali ciri suatu objek, dimana objek yang yang

sama akan terkelompok dan letaknya berdekatan, sedangkan objek yang

mempunyai ciri yang berbeda akan ditempatkan terpisah.

Sebagai kegiatan pengelompokan benda atau objek, klasifikasi di

perpustakaan digunakan untuk mengelompokkan dokumen atau bahan pustaka

berdasarkan ciri tertentu. Pengelompokan bahan pustaka atau dokumen di

perpustakaan pada dasarnya dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu

pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri fisik yang disebut sebagai

klasifikasi artifisial, dan pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri isi atau

subjek yang disebut dengan klasifikasi fundamental (Batjo, 1985).

Diperpustakaan bentuk-bentuk klasifikasi tersebut sering dilakukan, akan

tetapi biasanya klasifikasi fundamental merupakan kegiatan utama yang dilakukan

dalam rangka pengorganisasian dokumen. Klasifikasi artifisial merupakan bentuk

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

10

Universitas Indonesia

klasifikasi tambahan karena tujuan tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk

melakukan klasifikasi disebut dengan bagan klasifikasi. Bagan klasifikasi seperti

DDC, UDC, LC Classification, Colon Classification, dan lain-lain merupakan

bagan yang digunakan oleh perpustakaan di dalam melakukan klasifikasi

dokumen. Menurut Batjo (1985) di Indonesia, bagan klasifikasi yang banyak

digunakan adalah UDC dan DDC.

Menurut Batjo (1985) klasifikasi perpustakaan dapat didefinisikan sebagai

pengelompokan bahan pustaka menurut jenis atau golongan tertentu berdasarkan

ciri-ciri yang sama atau hampir bersamaan dan sekaligus memisahkannya dari

bahan pustaka lain berdasarkan tingkat perbedaannya. Dengan demikian kegiatan

klasifikasi di perpustakaan ditujukan tidak semata-mata pengelompokan

dokumen, akan tetapi juga dengan memperhatikan kepentingan pemakai, yaitu

kemudahan akses terhadap informasi yang dimiliki oleh perpustakaan.

Kebutuhan akan pentingnya klasifikasi di perpustakaan menurut Kumar

(1996) dilatarbelakangi dengan adanya perkembangan koleksi dokumen yang

terus bertambah. Agar koleksi dokumen dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh

pemakai perlu diorganisasikan secara baik. Klasifikasi perpustakaan merupakan

suatu teknik yang dapat membantu di dalam organisasi dokumen dan informasi

agar para pemakai dapat dapat menggunakan sumber-sumber informasi tersebut

secara efektif. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Akers (1954) yang

menjelaskan bahwa alasan perlunya klasifikasi perpustakaan dimaksud agar

koleksi (buku) perpustakaan mudah untuk digunakan.

2.2.1 Tujuan Klasifikasi

Menurut Sulistyo Basuki (1991) tujuan klasifikasi adalah untuk temu

kembali dokumen yang dimiliki perpustakaan. Bila dirinci lebih lanjut, tujuan

klasifikasi perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan urutan yang bermanfaat.

b. Penempatan yang tepat.

c. Penyusunan mekanis.

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

11

Universitas Indonesia

d. Tambahan dokumen baru.

e. Penarikan dokumen dari rak.

Sedangkan menurut Zen (2006), tujuan klasifikasi adalah sebagai berikut:

a. Memudahkan penyimpanan.

b. Memudahkan pencarian kembali.

c. Menghemat tempat.

d. Memudahkan pengawasan.

e. Mudah melihat kesinambungan.

f. Indah dipandang mata.

Uraian tersebut memberikan gambaran bahwa kegiatan klasifikasi

merupakan bagian dalam organisasi informasi yang bertujuan untuk

mempermudah dalam temu kembali informasi secara cepat dan tepat.

2.2.2 Manfaat Klasifikasi

Menurut Kailani (1993), Manfaat klasifikasi adalah sebagai berikut:

a. Buku-buku yang sama atau mirip isinya akan terletak berdekatan;

b. Memudahkan dalam mengadakan perimbangan koleksi yang dimiliki;

c. Memudahkan dalam mengadakan penelusuran terhadap bahan pustaka

menurut subjek;

d. Memudahkan dalam pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan klasifikasi dapat

memberikan kemudahan bagi pustakawan maupun pemustaka. Bagi pustakawan

kegiatan klasifikasi dapat mempermudah dalam melakukan pekerjaannya,

sedangkan bagi pemustaka, dapat mempermudah dalam temu kembali informasi.

2.3 Bagan Klasifikasi

Bagan klasifikasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh

pengindeks untuk mengelompokkan dokumen atau informasi yang pada dasarnya

merupakan susunan sistematis dari alam pengetahuan. Meskipun demikian, bagan

klasifikasi yang digunakan di perpustakaan tidaklah semata-mata klasifikasi ilmu

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

12

Universitas Indonesia

pengetahuan, akan tetapi klasifikasi ilmu pengetahuan yang digunakan untuk

keperluan praktis di dalam penyusunan dokumen dan pengorganisasiannya untuk

kepentingan pemakai (Kumar, 1996). Secara teoritis, Gates (1994)

mengemukakan bahwa bagan klasifikasi harus diorganisasikan dimana suatu

bahan dari satu subjek dapat ditemukan pada satu tempat. Untuk itu para pakar

ilmu pengetahuan (pustakawan) telah menciptakan berbagai bagan klasifikasi.

Secara umum bagan klasifikasi dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

a. Bagan klasifikasi umum, yaitu bagan klasifikasi yang mencakup seluruh

subjek ilmu pengetahuan. Seperti,

1) Dewey Decimal Classification (DDC), dibuat oleh Melvil Dewey tahun

1876 di USA.

2) Expansive Classification (EC), dikenalkan oleh C.A. Cutter tahun 1893 di

USA;

3) Universal Decimal Classification (UDC), dikenalkan oleh Paul Otlet dan

Henri La Fontaine pada tahun 1896 di Belgia.

4) Library of Congress Classification (LCC), dibuat tahun 1902 dan

digunakan di Library of Congress Amerika Serikat. Sistem ini

menggunakan huruf dan angka sebagai notasinya , namun masih lebih

dominan pemakaian huruf.

5) Subject Classification (SC), dibuat oleh J.D Brown pada tahun 1906 di

Britain (Inggris).

6) Colon Classification (CC), dibuat pada tahun 1933 oleh S.R. Ranganathan

dari India. Klasifikasi ini menggunakan sistem huruf tanpa angka.

7) Bibliographic Classification (BC), dikenalkan oleh H.E. Bliss di USA

pada tahun 1935.

8) Readers International Classification (RIC),dibuat oleh F. Ridy tahun 1961

di USA.

9) Telescopic Classification (TC), dibuat oleh Issaic tahun 1970 di USA.

10) Broad System of Ordering (BSO), dibuat oleh UNESCO pada tahun 1978

di USA.

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

13

Universitas Indonesia

b. Bagan klasifikasi khusus, yaitu bagan klasifikasi yang dibuat untuk memenuhi

kebutuhan perpustakaan yang memiliki koleksi tertentu. Seperti:

1) Islam: Outline of a Classification Scheme, dibuat oleh Ziauddin Sardar

pada tahun 1979.

2) The London Classification of Business Studies, dibuat oleh Vernon dan

Lang pada tahun 1970.

3) The CI SFB System: for use ini project information and related general

information, dibuat oleh B. Agard Evans dan Egil Nicklin pada tahun

1966.

4) Moys’ Classification Scheme for Law Books, dibuat oleh Elizabeth Moys

pada tahun 1968.

5) FIAF Classification Scheme for literature on film and television, dibuat

oleh Michael Moulds pada tahun 1980.

6) The Cheltenham Classification Scheme for Literature on film and

Television, dibuat oleh Michael Moulds pada tahun 1980, dan lain

sebagainya.

c. Bagan klasifikasi Adaptasi, yaitu suatu bagan klasifikasi yang mengadopsi

salah satu bagian dari bagan klasifikasi umum, baik kelas utama, divisi, seksi

atau sub seksi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan setempat.

Misalnya:

1) Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam, dibuat

oleh Badan Litbang dan Pengembangan Lektur Keagamaan (Kementrian

Agama) pada tahun 1987.

2) Adaptasi dan Perluasan Notasi 297 Dewey Decimal Classification (DDC),

dibuat oleh Perpustakaan Nasional pada tahun 2005.

Menurut Berwick Sayers dalam buku An Introduction to Library

Classification, dalam Kailani (1993) mengatakan bahwa bagan klasifikasi dapat

dikatakan baik jika memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya:

a. Bersifat universal

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

14

Universitas Indonesia

Suatu bagan klasifikasi yang baik bersifat universal, artinya meliputi seluruh

bidang ilmu pengetahuan. Dengan demikian berbagai pihak dari berbagai

disiplin keilmuan dapat menggunakan bagan klasifikasi tersebut.

b. Terperinci

Di samping universal, suatu bagan klasifikasi yang baik adalah terperinci

dalam membagi-bagi bidang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, setiap

subjek dapat memperoleh tempat secara sesuai aturan dalam bagan klasifikasi

tersebut.

c. Sistematis

Susunan bagan klasifikasi yang baik menggunakan sistem tertentu agar

mudah bagi pemakiannya. Sistematis berarti direkayasa dengan cara

sedemikian rupa sehingga aturan itu menjadi mudah untuk digunakan.

Misalnya, notasi yang bernomor kecil secara urut berjajar ke nomor yang

lebih besar.

d. Fleksibel

Susunan bagan hendaknya fleksibel, karena ilmu pengetahuan itu senantiasa

berkembang, dinamis, tidak statis. Dengan demikian, jika di dalam

pengembangannya diketemukan subjek-subjek baru, hal itu dapat ditampung

di dalam bagan yang sudah ada.

e. Mempunyai notasi yang sederhana

Notasi merupakan suatu simbol yang mewakili suatu subjek. Dalam bagan

klasifikasi setiap subjek mempunyai simbol tertentu. Bagan klasifikasi yang

baik menggunakan notasi yang sederhana dan mudah diingat. Diantara notasi

yang mudah diingat adalah angka arab dan huruf latin.

f. Mempunyai indeks

Indeks merupakan suatu daftar kata atau istilah yang disusun secara

sistematis, yang mengacu pada suatu tempat. Dalam indeks bagan klasifikasi

yang dijadikan pedoman adalah klasifikasi.

g. Mempunyai badan pengawas

Suatu bagan klasifikasi yang baik mempunyai suatu badan yang bertugas

memantau dan mengawasi perkembangan bagan klasifikasi sesuai

perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, bangan klasifikasi

tersebut selalu muktahir dan tidak ketinggalan zaman.

Batjo (1985) mengemukakan bahwa suatu bagan klasifikasi dapat dinilai

baik apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

a. Mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan.

b. Diakui oleh umum dan susunannya harus taat azas.

c. Perinciannya harus dapat menampung hal-hal yang sekecil mungkin.

d. Bersifat luwes, agar memungkinkan menampung hal-hal yang baru, tanpa

merombak susunan klasifikasi.

e. Memiliki notasi yang sederhana, dikenal umum dan luwes.

f. Memiliki indeks yang lengkap.

g. Ada badan yang mengawasi perkembangannnya.

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

15

Universitas Indonesia

Dari beberapa uraian tersebut bahwa di dalam proses klasifikasi, peranan

bagan klasifikasi yang baik dapat membantu pada tercapainya proses klasifikasi

yang tepat. Bagan klasifikasi di samping sifatnya yang fleksibel sehingga dapat

akomodatif terhadap perkembangan suatu subjek, tetapi juga perlu adanya

konsistensi terhadap pemakainya.

2.3.1 Agama Islam dalam Bagan Klasifikasi Islam DDC

DDC membagi disiplin ilmu pengetahuan ke dalam sepuluh kelas utama,

dan masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi sepuluh divisi. Agama Islam

merupakan salah satu sub divisi dari divisi yang terdapat di kelas agama (200).

Dalam bagan DDC pembagian kelas utama secara garis besar terlihat

sebagai berikut:

200 Agama

210 Filsafat dan Teori Agama

220 Alkitab

230 Kristinitas Teologi Kristen

240 Teologi Moral dan devosi Kristen

250 Gereja Kristen lokal dan ordo agama Kristen

260 Teologi sosial dan eklestial Kristen

270 Aspek historis, geografis, manusia dari Kristinitas

Sejarah Gereja

280 Denominasi & Sekte-sekte Kristen

290 Agama-agama lainnya

Selanjutnya dalam kelas 290 (Agama-agama lain & Perbandingan Agama)

terlihat pembagian sebagai berikut:

290 Agama-agama lainnya

293 Agama Germanik

294 Agama-agama asal India

295 Zoroastrianisme Mazdaisme, Parsiisme)

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

16

Universitas Indonesia

296 Judaisme

297 Islam, Babisme, Kepercayaan Bahai

299 Agama yang tidak terdapat di tempat lain

Selanjutnya kelas 297 (Islam, Babisme, Kepercayaan Bahai) terlihat

pembagiannya sebagai berikut:

297.1 Sumber Agama Islam

297.2 Teologi doktrin Islam (Aqaid dan ilmu Kalam); Islam disiplin sekuler;

Islam dan sistem kepercayaan lain

297.3 Ibadah Islam

297.4 Sufisme (Mistik Alam)

297.5 Etika Islam dan pengalaman, hidup dan praktik religius

297.6 Pemimpin dan organisasi Islam

297.7 Perlindungan dan perkembangan Islam

297.8 Sekte dan gerakan pembaharuan Islam

297.9 Babisme dan Bahai

Dari bagan tersebut di atas dapat dilihat bahwa agama Islam merupakan

sub divisi dari divisi agama lain (selain kristen) yang merupakan divisi dari kelas

agama dan dikelompokan bersama Babisme dan Bahai.

2.3.1.1 Opsional DDC tentang agama lain di dunia

Pada dua edisi yang lalu, para editor Dewey mengurangi kelas agama

Kristen pada notasi 200 dan menyediakan tempat yang lebih luas bagi agama-

agama lain di dunia. Dalam DDC 21, para editor menyediakan karya yang

menyeluruh bagi agama Kristen dari notasi 200 ke notasi 230, menetapkan

subdivisi standar untuk agama Kristen dari 201-209. Untuk nomor-nomor yang

khusus dimasukan kedalam notasi 230-270 dan menyatukan subdivisi standar dari

perbandingan agama dengan agama lain secara umum dalam notasi 200.1-9.

mereka juga merevisi dan memperluas daftar untuk Yahudi pada notasi 296 dan

Islam pada notasi 297 (Mcllwaine, 2006).

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

17

Universitas Indonesia

Pada edisi terbaru DDC 22 terdiri dari perencanaan, penetapan dan

perluasan skema dalam dua edisi. Perubahan penting pada tingkat ini adalah

menetapkan kembali aspek-aspek agama tertentu dari notasi 291 ke notasi 201-

209 yang dahulu kosong pada DDC 21. Nomor-nomor dari notasi 201-209

digunakan untuk topik umum dalam agama dan sebagai sumber untuk aspek

agama tertentu pada notasi 292-299.

Perbaikan lainnya dalam edisi 22 termasuk perluasan untuk sumber

kepercayaan bahai pada notasi 297.938, juga merivisi dan memperluas

perkembangan notasi 299.6 untuk agama-agama pemula diantara orang negro

(Afrika) dan keturunanya. Pada notasi 299.7-8 untuk agama-agama penduduk asli

Amerika. Walaupun ada perubahan, kelas agama pada notasi 200 tetap lebih

mengutamakan agama Kristen pada tiga angka awal.

Saat ini, perubahan yang sangat signifikan pada kelas agama (200) adalah

memberikan perlakuan khusus pada agama-agama yang lain, yang dimungkinkan

sebagai solusi untuk menggunakan salah satu dari lima opsi dibawah ini:

a. Opsi A: Kelaskan agama tersebut pada notasi 230-280, sumber-sumber

agamanya pada notasi 220, karya-karya komprehensif dari agama tersebut

dikelaskan pada notasi 200, untuk kasus ini kelaskan al-kitab dan agama

Kristen pada notasi 298.

b. Opsi B: Kelaskan ke dalam notasi 210 dan tambahkan dibelakang notasi dasar

21 dengan notasi dasar untuk kelas agama pada notasi 292-299 sebagai contoh

agama Hindu pada notasi 210, Mahabarata dengan notasi 219.23 dalam hal ini

kelaskan filsafat dan teori keagamaan pada notasi 200, subdivisinya pada

notasi 211-218 dari notasi 201-208, aspek khusus untuk perbandingan agama

kelaskan pada notasi 200.1-200.9, subdivisi keagamaan kelaskan pada notasi

200.01-200.09.

c. Opsi C: Kelaskan ke dalam notasi 291 dan tambahkan dibelakang notasi 291,

notasi yang mengikuti notasi dasar untuk agama pada kelas 292-299, sebagai

contoh agama Hindu pada kelas 291, Mahabarata kelaskan pada notasi

291.923.

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

18

Universitas Indonesia

d. Opsi D: Kelaskan pada notasi 298, karena notasi tersebut masih kosong.

e. Opsi E: Letakkan huruf atau simbol didepannya sebagai contoh agama Hindu

2H0 (sebelumnya pada notasi 220) atau 29H (sebelumnya pada notasi 291

atau notasi 292) tambahkan notasi dasar sehingga diperoleh misalnya untuk

2H atau 29H notasi yang mengikuti notasi dasar, untuk agama itu pada notasi

292-299 sebagai contoh shivaisme 2H5.13 atau 29H.513 (Dewey, 2003).

Opsi A mengkosongkan nomor-nomor agama Kristen untuk digunakan

oleh agama lain. Opsi B dan C memperlakukan secara khsusus kepada nomor-

nomor yang lebih pendek dan sepadan untuk agama tertentu. Keduanya secara

tegas mendapat notasi secara langsung dari bagan yang ditetapkan yaitu notasi

210 dan notasi 291 (yang merupakan notasi kosong pada DDC 22). Opsi D

memperlakukan secara khusus kepada nomor-nomor yang lebih pendek dan

sepadan untuk agama tertentu yang ditetapkan pada notasi 298, dimana notasi

tersebut tidak ditetapkan secara permanen (tidak selalu digunakan). Opsi E

memberikan perlakuan khsusus kepada nomor-nomor yang lebih pendek dan

sepadan untuk agama tertentu. Opsi E juga menggunakan notasi pada bagan yang

telah ditetapkan, tetapi memperkenalkan penggunaan notasi campuran. Masing-

masing opsi mempunyai kesamaan masalah, dan mempunyai peluang yang sama

bagi setiap agama untuk melakukan perluasan notasi.

2.3.2 Bidang Agama Islam dalam bagan Islam: Outline of a Classification

Scheme (Ziauddin Sardar)

Pada tahun 1979, Ziauddin Sardar telah menulis sebuah bagan klasifikasi

Islam yang berjudul Islam: Outline of a classification scheme. Selanjutnya ia

menyatakan bahwa tujuan pembuatan bagan klasifikasi Islam tersebut adalah

untuk mendorong perdebatan dan diskusi bagan klasifikasi kontemporer tentang

Islam serta membuat suatu model (Sardar, 1979). Kegiatan tersebut merupakan

salah satu upaya yang dilakukan Ziauddin Sardar untuk menghasilkan bagan

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

19

Universitas Indonesia

klasifikasi tentang Islam yang bersumber dari Ranganathan’s Colon

Classification.

Selanjutnya, Sardar memaparkan masalah yang terkait dengan

pengelompokan subjek tentang Islam dalam tiga klasifikasi yaitu DDC, UDC dan

LC. Lebih jauh dia menyatakan bahwa masalah klasifikasi untuk para sarjana

muslim tidak hanya bagaimana mengatur buku di rak, tetapi juga bagaimana

mengorganisir pengetahuan sehingga dapat ditransfer secara sistematis ke

generasi berikutnya. Sebagai solusi untuk masalah ini, Sardar merekomendasikan

beberapa pemikiran. Pertama, pustakawan dan ilmuwan muslim membutuhkan

bagan informasi umum untuk klasifikasi sumber daya Islam di seluruh dunia.

Kedua, mereka juga membutuhkan bagan yang lebih khusus dalam bahasa lokal.

Ketiga, bagan yang lebih baru akan membuka pemikiran baru untuk suatu

penelitian.

Prinsip pembagian kelas klasifikasi Islam ini dibagi berbeda dengan DDC

dan UDC, karena kelas utama dikelompokan menjadi enam belas dan hanya

mencakup bidang ilmu pengetahuan keislaman. Bagan klasifikasi Islam ini juga

dilengkapi dengan tabel pembantu dan indeks relatif yang mempunyai fungsi yang

sama dengan DDC dan UDC. Stuktur pembagian kelas klasifikasi Islam ini

dikelompokan sebagai berikut:

1) Pre-Main Classes

A Religion

B Pre-Judaic Religion

C Judaism

D Christianity

2) Main Classes

E Islam

F The Qur’an: Wahy

G Hadith

H Phophet Muhammad: The Seerah

J Muslim Faith

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

20

Universitas Indonesia

K Philosophy

L Ibadah

M Politics

N Law

P Economics

Q Education and Learning

R History and People

S Civilisation and Culture

T The Ummah

U Human Behavioural Characteristics

V Contemporary Issues

3) Post-Classes

W Minority View

X Contemporary Philosophies

Y Common Attributes

4) Auxiliary Schedules

.1 Time

.2 Geographical Subdivision

.3 Language

.4 Bibliographic Form Division (Sardar, 1979).

Pembagian taksonomi keilmuan menurut Ziauddin Sardar yang dituangkan

dalam bagan Islam: Outline of a Classification Scheme dalam sub faset Pre-Main

Classes belum mengakomodir seluruh agama di dunia seperti agama Hindu,

Budha dan sekte-sekte keagamaan. Hal ini dikarenakan Ziauddin Sardar

berpedoman pada ajaran agama Islam, yaitu tentang uraian agama yang

diturunkan oleh Allah SWT itu ada tiga, yaitu agama Yahudi, Nasrani dan Islam.

Ketiga agama tersebut dikenal dengan istilah agama samawi, sebagaimana

dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 135-136 dan Q.S Al-Imran ayat 64.

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

21

Universitas Indonesia

2.3.3 Adaptasi dan Perluasan Bagan Klasifikasi DDC seksi Islam di

Indonesia

2.3.3.1 Klasifikasi Islam Adaptasi dan Perluasan Notasi 297 DDC

(Perpustakaan Nasional RI)

Klasifikasi Islam: adaptasi dan perluasan notasi 297 DDC dibuat dalam

rangka melaksanakan tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional RI sebagai instansi

Pembina yang bertanggung jawab menyediakan pedoman yang baku, standar dan

taat azas untuk pengolahan semua jenis bahan pustaka, termasuk di dalamnya

menyediakan pedoman klasifikasi untuk agama Islam. Selain itu, dibuatnya

pedoman tersebut adalah untuk mengatasi kelemahan dan menyeragamkan

penggunaan penggunaan bagan klasifikasi dibidang agama Islam di perpustakaan

seluruh Indonesia, serta untuk memenuhi kebutuhan bangsa Indonesia yang

mayoritas agama Islam (Kailani, 2008).

Pedoman klasifikasi Islam pertama kali diterbitkan oleh Perpustakaan

Nasional adalah ―Klasifikasi Bahan Pustaka tentang Indonesia Menurut DDC

oleh Soekarman dan J.N.B Tairas”, diterbitkan pada tahun 1993 dan

menggunakan notasi 2X0. Pada tahun 2005 Perpustakaan Nasional kembali

menerbitkan pedoman klasifikasi Islam dengan judul “Klasifikasi Islam:

Adaptasi dan Perluasan Notasi 297 Dewey Decimal Classification (DDC)‖.

Berbeda dengan edisi sebelumnya, notasi yang digunakan adalah 297. Penerbitan

pedoman klasifikasi Islam tersebut dilatarbelakangi oleh perkembangan literatur

bidang agama khususnya agama Islam cukup besar. Selain itu, dalam sistem

klasifikasi persepuluhan Dewey (edisi 22), kelas agama Islam menempati seksi

(297) yang kecil dan terbatas. Dalam berbagai kajian penggunaan klasifikasi

persepuluhan Dewey bidang agama Islam notasinya dirasa kurang memadai,

terbukti dari segi posisinya hanya menempati suatu seksi, struktur notasi kurang

mencerminkan pengembangan ilmu bidang agama Islam maupun kelengkapan

subjek. Pada tahun berikutnya, Perpustakaan Nasional menyusun kembali Daftar

Tajuk Subjek Islam. Kedua pedoman ini menjadi produk yang dibakukan oleh

Perpustakaan Nasional dan Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan diterbitkan

pada tahun 2006 dengan judul ―Daftar Tajuk Subjek Islam dan Klasifikasi Islam:

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

22

Universitas Indonesia

Adaptasi dan Perluasan Notasi 297 Dewey Decimal Classification” (Kailani,

2008).

Penyusunan bagan klasifikasi Islam ini didasarkan pada struktur yang ada

dalam DDC. Bagan ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu bagan yang memuat

istilah-istilah subjek dalam bidang kajian Islam dengan disertai notasi dasar dari

297–297.9, tabel-tabel dan indeks untuk membantu pemakai dalam mencari notasi

subjek. Dengan berdasarkan prinsip persepuluhan seperti DDC, dalam menyusun

bagan klasifikasi, Namun bagan klasifikasi Islam ini membagi seksi menjadi

sepuluh kelas sub seksi, dan dari sepuluh kelas sub seksi dibagi lagi menjadi

sepuluh sub-sub seksi kelas, dan seterusnya. Sepuluh kelas seksi tersebut (Kailani,

2006) adalah sebagai berikut:

297 Islam Umum

297.1 Al-Qur‘an dan Ilmu yang berkaitan

297.2 Hadis dan ilmu yang berkaitan

297.3 Aqaid dan ilmu yang berkaitan

297.4 Fiqih

297.5 Ahlak dan Tasawuf

297.6 Sosial dan Budaya

297.7 Filsafat dan perkembangan

297.8 Aliran dan Sekte

297.9 Sejarah Islam dan Biografi

Penggunaan tabel dalam bagan klasifikasi Islam ini terdiri dari enam tabel,

yaitu tabel subdivisi standar (tabel 1) , tabel wilayah (tabel 2), tabel sub divisi

kesusastraan (tabel 3), tabel sub divisi bahasa (tabel 4), tabel 5 etnik dan

kelompok bangsa (tabel 5) dan tabel bahasa (tabel 6). Indeks di dalam bagan ini

juga mengunakan indeks relatif, yaitu berusaha mengumpulan aspek-aspek subjek

berkaitan.

2.3.3.2 Sistem klasifikasi Islam Adaptasi dan Perluasan Notasi DDC seksi

Islam (Kementerian Agama)

Disusun untuk mengakomodasi perkembangan subjek di bidang agama

Islam. Sistem ini dikembangkan dari bagan klasifikasi DDC, khususnya untuk

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

23

Universitas Indonesia

agama Islam. Oleh karena itu dinamakan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan

Perluasan DDC seksi Islam. Sistem ini dikembangkan oleh Badan Litbang

Departemen Agama. Penerbitan sistem klasifikasi Islam ini dilakukan setelah

beberapa kajian mendalam melalui serangkaian pertemuan antar perpustakaan

seperti perpustakaan IAIN di seluruh Indonesia, Perpustakaan Nasional, dan

perpustakaan PDII-LIPI. Sistem klasifikasi Islam yang menggunakan notasi dasar

2X0 telah ditetapkan atau disahkan penggunaannya melalui surat keputusan

bersama antara Menteri Agama Dan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI

tahun 1987, yaitu nomor 159 tahun 1987 dan nomor 0543 C/U/1987. Kalangan

pengguna sistem ini adalah perpustakaan-perpustakaan IAIN, STAIN, Madrasah,

Perpustakaan Masjid, dan perpustakaan Islam lainnya (Kailani, 2003).

Perluasan DDC seksi Islam tersebut dilatarbelakangi oleh minimnya atau

terbatasnya cakupan subjek terutama bidang Islam yang terdapat dalam bagan

klasifikasi DDC yang ada, sementara jumlah literatur Islam terus berkembang.

Sebagai suatu bagan klasifikasi yang bersifat universal, DDC mencakup seluruh

subjek-subjek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya subjek-subjek yang

berkaitan dengan agama Islam. Meskipun demikian tidak semua subjek yang

tercakup di dalam DDC mendapatkan porsi yang sama. Beberapa subjek

mempunyai porsi yang luas, sebaliknya subjek lainnya mendapat porsi yang

terbatas. Salah satu subjek yang mendapat porsi notasi yang terbatas adalah

bidang agama Islam. Adanya kenyataan tersebut di atas, dan kesadaran akan

terbatasnya cakupan subjek dari DDC ini, kemudian memunculkan alternatif

untuk memberikan ‗optional‘ terutama kepada kepada agama-agama selain

Kristen untuk mengembangkan atau membuat perluasan notasi untuk keperluan

setempat.

Melalui serangkaian pertemuan dengan melibatkan berbagai kalangan baik

para pustakawan, akademisi dan para ahli di bidang agama Islam dibentuklah

suatu tim yang bertugas menyusun bagan klasifikasi Islam. TIM ini kemudian

menghasilkan suatu draf yang berjudul “Sistem klasifikasi Islam: adaptasi dan

perluasan DDC seksi Islam”, dengan mengambil notasi dasar 297 yang

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

24

Universitas Indonesia

dipendekkan dengan menyingkat angka 97 pada 297 menjadi X, sehingga bentuk

notasinya adalah 2X (2X0-2X9). Draf inilah yang kemudian disahkan dan

ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri, Menteri Agama

dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 1987. pada tahun 2003

bagan klasifikasi tersebut mengalami revisi, dan diterbitkan bersama daftar tajuk

Islam, dengan judul “Daftar Tajuk Islam dan sistem klasifikasi Islam: adaptasi

dan perluasan DDC seksi Islam” oleh Puslitbang Lektur Agama. Penyusunan

bagan klasifikasi Islam ini didasarkan pada struktur yang ada di dalam DDC.

Bagan ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu bagan yang memuat istilah-istilah

subjek dalam bidang kajian Islam dengan disertai notasi dasar dari 2X0 – 2X9,

tabel-tabel, dan indeks untuk membantu pemakai dalam mencari notasi suatu

subjek.

Dengan berdasarkan prinsip persepuluhan seperti DDC, dalam menyusun

bagan klasifikasi, kelas utama bagan klasifikasi Islam ini dibagi menjadi sepuluh

kelas utama, dan dari sepuluh kelas utama dibagi lagi menjadi sepuluh sub kelas,

dan seterusnya. Sepuluh kelas utama tersebut (Kailani, 2006) adalah sebagai

berikut:

2X0 Islam Umum

2X1 Al-Qur‘an dan Ilmu yang berkaitan

2X2 Hadis dan ilmu yang berkaitan

2X3 Aqaid dan ilmu yang berkaitan

2X4 Fiqih

2X5 Ahlak dan Tasawuf

2X6 Sosial dan Budaya

2X7 Filsafat dan perkembangan

2X8 Aliran dan Sekte

2X9 Sejarah Islam dan Biografi

Penggunaan tabel dalam bagan klasifikasi Islam ini terdiri dari tiga tabel,

yaitu tabel subdivisi standar (tabel 1) , tabel wilayah (tabel 2), dan tabel bahasa

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

25

Universitas Indonesia

(tabel 6). Indeks di dalam bagan ini juga mengunakan indeks relatif, yaitu

berusaha mengumpulan aspek-aspek subjek berkaitan.

2.4 Ilmu Pengetahuan Islam

2.4.1 Pengertian

Islam merupakan agama Allah yang diwahyukan kepada para rasul-

rasulNya sebagai petunjuk (hidayah) bagi seluruh umat manusia dalam

kehidupannya di dunia dan merupakan manisfestasi dari sifat Rahman dan Rahim

(kasih sayang) Allah SWT. Islam sebelum diutus kepada Nabi Muhammad hanya

untuk kepentingan suku, bangsa dan daerah-daerah tertentu dan pada waktu

tertentu pula. Namun ketika Islam datang kepada Muhammad SAW, Islam

menjadi agama universal atas berbagai suku dan golongan dimuka bumi dan akan

disampaikan kepada manusai sampai akhir zaman (Al-Qardhawi, 2004).

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama Allah yang

disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan serta diteruskan

kepada seluruh umat manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan

(aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan muamalah (syariah) yang

menentukan proses berpikir, merasa dan berbuat, dan proses terbentuknya kata

hati.

2.4.2 Sumber Hukum Islam

Hukum Islam merupakan kumpulan tugas-tugas kewajiban dan ajaran

yang diserukan oleh Nabi Muhammad SAW dan tidak terbatas pada aspek praktis

(amaliyah) ataupun perundang-undangan yang terdiri dai ibadah dan muamalat,

tidak juga hanya pada aspek teoritis atau akidah keyakinan, dan tidak pula pada

aspek spriritual (rohani) ataupun moral, melainkan mencakup keseluruhan dan

berkesinambungan, integralitas dan harmonika (Al-Qardhawi, 2004). Al-Qur’an

dan Hadis merupakan sumber utama hukum Islam dan dijadikan pedoman dalam

hidup manusia.

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

26

Universitas Indonesia

2.4.3 Pilar-Pilar Islam

Menurut Yusuf Al-Qardhawi (2004), pilar-pilar dalam Islam yaitu akidah,

ibadah, akhlak, dan perundang-undangan. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa

akidah Islam merupakan penutup akidah-akidah samawi dimana penjelasan dan

penunjukkannya telah dijamin oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, yang

tergambar dalam bentuk keimanan kepada Allah, hari Akhir, para malaikat, kitab

dan Nabi. Dasar dari akidah adalah iman kepada Allah, Iman kepada kenabian,

dan iman kepada hari akhir.

Ibadah menurut syara‘ adalah ketundukan dan kecintaan, dan pada

dasarnya ibadah mengandung dua unsur yaitu ketaatan dan pelaksanaan terhadap

segala hal yang telah disyariatkan oleh Allah dan didakwahkan oleh para rasul-

Nya, yang berupa perintah dan larangan dan pelaksanaan dari ibadah, harus

muncul dari hati.

Akhlak merupakan salah satu bentuk karakter dari berbagai karakter Islam,

karena moralitas (akhlakiyah) merasuk ke dalam seluruh dimensi Islam, seluruh

ajaran Islam, sampai kepada akidah, ibadah, dan mu‘amalat, serta politik,

ekonomi, perdamaian dan perang. Sedangkan perundang-undangan merupakan

aspek yang mendisplinkan perjalanan kehidupan Islam dengan sejumlah hukum-

hukum sya‘riat praktis yang mengatur hubungan manusia satu sama lain dalam

berbagai aspek kehidupan.

2.4.4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam

Al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber ilmu-ilmu Islam dan mempunyai

peran ganda dalam penciptaan dan pengembangan ilmu-ilmu (Azra, 2002).

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa prinsip-prinsip seluruh ilmu dipandang kaum

muslim terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis menciptakan iklim yang kondusif

bagi pengembangan ilmu dengan menekankan kebijakan dan keutamaan menuntut

ilmu; pencarian ilmu dalam segi apapun berujung pada penegasan Tahuhid—

keunikan dan keesaan Allah SWT.

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

27

Universitas Indonesia

Menurut Sunanto (2003) perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia

Islam dibagi menjadi lima periode, yaitu:

a. Perkembangan Ilmu pengetahuan pada masa Rasul dan Khulafaur ar-Rasyidin

Pada masa ini, perhatian dan pengembangan ilmu pengetahuan terpusat pada

usaha untuk memahami Al-Qur’an dan Hadis Nabi untuk memperdalam

akidah, akhlak, ibadah, muamalah dan kisah-kisah Al-Qur’an.

b. Perkembangan Ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayyah

Pada masa Bani Umayyah telah terjadi perkembangan dan pembidangan ilmu

pengetahuan sebagai berikut:

1) Ilmu pengetahuan bidang agama yaitu segala ilmu yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Hadis.

2) Ilmu pengetahuan bidang sejarah yaitu segala ilmu yang membahas

tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat.

3) Ilmu pengetahuan bidang bahasa yaitu segala ilmu yang mempelajari

bahasa, nahwu, sharaf, dan lain-lain.

4) Ilmu pengetahuan bidang filsafat yaitu segala ilmu yang pada umumnya

berasal dari bangsa asing seperti ilmu mantiq, kedokteran, kimia,

astronomi, ilmu hitung, dan ilmu lain yang berhubungan dengan ilmu itu.

c. Perkembangan Ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah

Pada masa Bani Abbasiyah perkembangan ilmu pengetahuan dibagi menjadi

dua, yaitu:

1) Perkembangan ilmu naqli

Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis seperti,

ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu kalam, ilmu tasawuf, ilmu bahasa, dan ilmu

fiqh.

2) Perkembangan ilmu aqli

Ilmu aqli adalah ilmu yang didasarkan pada pemikiran (rasio) seperti, ilmu

kedokteran, ilmu filsafat, ilmu optik, ilmu astronomi, ilmu hitung, dan

ilmu kimia.

d. Perkembangan Ilmu pengetahuan di provinsi

Perkembangan ilmu pengetahuan keislaman di negera-negera provinsi

diantaranya, ilmu kesusastraan, ilmu seni bangunan (arsitektur), ilmu

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

28

Universitas Indonesia

keislaman (fikih, hadis, tafsir, ilmu kalam, ilmu sejarah, tata bahasa arab dan

filsafat), ilmu hitung, musik, kedokteran, ilmu hukum, dan lain sebagainya.

e. Perkembangan ilmu di dunia Islam setelah Baghdad hancur

Pada masa ini, tumbuh ilmu-ilmu baru seperti mulai matangnya ilmu umron

(sosiologi), dan filsafat tarikh (philosophy of history) serta mulai

disempurnakannya penyusunan ilmu politik, ilmu tata usaha, ilmu peperangan

dan ilmu kritik sejarah.

Sedangkan, menurut Kailani (1981), perkembangan ilmu pengetahuan

Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis adalah Aqaid, Hukum Islam,

Akhlak, ajaran untuk menggunakan akal pikiran dan mempelajari alam sememsta

berserta isinya dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan YME, ajaran amal

Ma‘ruf nahi Mungkar, dan ajaran yang bersifat kemasyarakatan. Ia menjelaskan

bahwa dalam perkembangannya, ajaran-ajaran Islam mengalami perkembangan

menjadi berbagai cabang ilmu pengetahuan dan bahkan ada yang melahirkan

cabang ilmu pengetahuan baru. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa sumber dan

cabang-cabang ilmu pengetahuan Islam meliputi beberapa bagian, antara lain:

a) Al-Qur’an dan Hadis dan ilmu-ilmu yang berkaitan.

b) Aqaid dan Ilmu Kalam.

c) Fiqh dan Ushul Fiqh.

d) Akhal.

e) Tasawuf.

f) Falsafat Islam.

g) Da‘wah Islam.

h) Kemasyarakatan Islam.

i) Tarikh Islam.

j) Kebudayaan Islam, dan

k) Sekte-sekte dalam Islam.

Beberapa cabang yang erat berkaitan dapat dikumpulkan dalam satu

kelompok dalam penyusunan faset-faset klasifikasi, seperti akhlak dan tasawuf,

filsafat Islam dapat dapat dikelompokan dalam pendidikan Islam dan da‘wah

Islam.

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

29

Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti

hubungan antar variabel (Creswell, 2010). Variable dalam penelitian ini yaitu

taksonomi ilmu pengetahuan Islam yang terakomodir dalam bagan Sistem

Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam, bagan klasifikasi

Islam DDC, dan Islam: Outline of a Classification Scheme.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

komparatif. Menurut Nazir (2003) “Penelitian komparatif merupakan penelitian

deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,

dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu

fenomena tertentu”. Sedangkan Sugiyono (1998) medefinisikan penelitian

komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data penelitian yaitu dengan

mengumpulkan bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC

seksi Islam, bagan klasfikasi Islam DDC, dan Islam: Outline of a Classification

Scheme (Ziauddin Sardar), serta literatur yang berkaitan dengan ketiga bagan

tersebut.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

30

Universitas Indonesia

Untuk mengumpulkan data, penulis menjadikan formulir isian sebagai instrumen

penelitian. Formulir isian digunakan untuk menganalisis taksonomi ilmu

pengetahuan Islam yang terakomodir dalam bagan Sistem Klasifikasi Islam:

Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam, bagan klasifikasi Islam DDC, Islam:

outline of a classification scheme,. Formulir isian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.1 Formulir Isian

Notasi SKI DEPAG Notasi DDC Notasi

ISLAM OUTLINE OF

A CLASSIFICATION

SCHEME

2X0 Islam (umum) 297.1 Sumber agama Islam E Islam (umum)

2X1 Al-Qur'an dan Ilmu yang

berkaitan

297.2 Teologi doktrin Islam (Aqaid dan

Ilmu Kalam

F Al-Qur'an: wahyu

2X2 Hadis dan Ilmu

yang berkaitan 297.3

Tempat-tempat suci

ziarah G Hadis

2X3 Aqaid dan Ilmu

Kalam 297.4 Ibadah Islam H

Nabi Muhammad:

perjalanan

2X4 Fikih 297.5

Etika Islam dan

Pengalaman, hidup

dan praktik religius

J Akidah Muslim

(Teologi Umum)

2X5 Akhlak dan

Tasawuf 297.6

Pemimpin dan

organisasi K Filsafat (umum)

2X6 Sosial dan

Budaya 297.7

Perlindungan dan

perkembangan Islam L Ibadah

2X7 Filsafat dan

Perkembangan 297.8

Sekte dan gerakan

permbaharuan Islam M

Politik: Teori Politik

(umum)

2X8 Aliran dan Sekte 297.9 Babisme dan Bahai N Hukum (umum)

2X9 Sejarah Islam dan

Biografi P Ilmu Ekonomi (umum)

Q Pendidikan (umum)

R

Sejarah dan Tokoh

(umum)

S Peradaban dan Budaya

T Umat

U

Karakteristik Perilaku

Manusia

V Isu-Isu Kontemporer

3.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dilakukan dengan cara statistik deskriptif. Menurut

Sugiyono (1998), Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

31

Universitas Indonesia

umum atau generalisasi”. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan

analisis data adalah sebagai berikut:

1) Membandingkan taksonomi ilmu pengetahuan Sistem Klasifikasi Islam:

Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam dengan taksonomi ilmu pengetahuan

yang terakomodir dalam bagan DDC, Islam: Outline of a Classification

Scheme dan membandingkan bagan klasifikasi Islam DDC dengan bagan

Islam: Outline of a Classification Scheme dengan cara membuat tabulasi

perbandingan.

2) Menganalisis taksonomi ilmu pengetahuan Islam yang terakomodir dalam

bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam,

bagan klasifikasi Islam DDC, dan bagan Islam: outline of a classification

scheme.

3.6 Iterpretasi Data dan Kesimpulan

Interpretasi data dilakukan setelah bagan klasifikasi Islam yang terdapat

pada bagan DDC, Islam: Outline of a Classification Scheme, Klasifikasi Islam:

Adaptasi dan Perluasan Notasi 297 DDC dianalisa, dengan cara menterjemahkan

hasil analisis perbandingan secara deskriptif. Selanjutnya hasil dari interpretasi

data tersebut, kemudian disimpulkan bagan klasifikasi Islam mana yang paling

relevan dengan pembagain ilmu keislaman.

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

32

Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan hasil perbandingan dan analisis bagan

klasifikasi Islam DDC, Islam Outline of a Classification Scheme dan Sistem

Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam.

4.1 Perbandingan Bagan Klasifikasi Islam

Perbandingan taksonomi ilmu pengetahuan bagan sistem klasifikasi Islam

bertujuan untuk mengetahui perbedaan, persamaan pada kedua bagan klasifikasi

Islam tersebut.

4.1.1 Perbandingan Bagan SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi Islam

DDC

Perbandingan bagan SKI Depag dengan bagan klasifikasi Islam DDC

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Perbandingan Bagan SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi Islam DDC

Notasi SKI DEPAG Notasi DDC

2X0 Islam (umum) 297.01-09 Subdivisi standar

2X1 Al-Qur'an dan Ilmu

yang berkaitan 297.1 Sumber agama Islam

2X2 Hadis dan Ilmu yang

berkaitan 297.2

Teologi doktrin Islam (Aqaid

dan Ilmu Kalam

2X3 Aqaid dan Ilmu Kalam 297.3 Ibadah Islam

2X4 Fikih 297.4 Sufisme (Mistik Islam)

2X5 Akhlak dan Tasawuf 297.5 Etika Islam dan Pengalaman,

hidup dan praktik religious

2X6 Sosial dan Budaya 297.6 Pemimpin dan organisasi

2X7 Filsafat dan

Perkembangan 297.7

Perlindungan dan

perkembangan Islam

2X8 Aliran dan Sekte 297.8 Sekte dan gerakan

permbaharuan Islam

2X9 Sejarah Islam dan

Biografi 297.9 Babisme dan Bahai

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

33

Universitas Indonesia

Pada tabel 4.1 menunjukkan perbedaan pengelompokkan taksonomi ilmu

pengetahuan Islam, perbedaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset-faset Islam (umum) dalam SKI Depag, seperti faset Islam dan Filsafat;

Islam dan ilmu pengetahuan alam; matematika; Islam dan Teknologi; Islam

dan Politik; Islam dan Politik; dalam bagan klasifikasi Islam DDC merupakan

sub bagian faset Akidah; Islam dan disiplin sekuler; Islam dan sistem

kepercayaan lain.

2) Faset Al-Qur’an dan ilmu yang berkaitan; Hadis dan ilmu yang berkaitan; dan

fikih dalam SKI Depag mempunyai kelas tersendiri, sedangkan pada bagan

klasifikasi Islam DDC dikelompokan dalam satu faset sumber-sumber agama.

3) Faset Aqaid dan ilmu kalam SKI Depag, dalam bagan klasifikasi Islam DDC

dikelompokan dalam faset Teologi doktrin Islam (Aqaid dan Ilmu Kalam).

4) Faset Ibadah Islam dalam bagan klasifikasi Islam DDC, dalam SKI Depag

dikelompokan pada faset Fikih.

5) Faset Sufisme (Mistik Islam) dalam bagan klasifikasi Islam DDC, pada bagan

SKI Depag dikelompokan pada faset Ahlak dan Tasawuf.

6) Faset Etika Islam dan pengalaman hidup, praktik religius dan ibadah Islam,

dalam SKI Depag dikelompokan bersama dalam faset Fikih, sedangkan pada

bagan klasifikasi Islam DDC dikelompokan tersendiri.

7) Faset Pemimpin dan Organisasi dalam bagan klasifikasi Islam DDC, pada SKI

Depag dikelompokan pada faset sejarah Islam dan biografi.

8) Faset perlindungan dan perkembangan Islam dalam bagan klasifikasi Islam

DDC, pada SKI Depag dikelompokan pada faset Filsafat dan Perkembangan.

9) Faset Sekte dan gerakan pembaharuan dalam Islam, Babisme dan Bahai dalam

SKI Depag dikelompokan bersama dalam faset Aliran dan Sekte, sedangkan

pada bagan klasifikasi Islam DDC dikelompokan tersendiri.

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

34

Universitas Indonesia

4.1.1.1 Perbandingan Faset Al-Qur’an SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi

Islam DDC

Perbandingan faset Al-Qur’an SKI Depag dengan bagan klasifikasi Islam

DDC dapat dilihat dalam pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Perbandingan Faset Al-Qur’an SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi

Islam DDC

Notasi SKI DEPAG Notasi DDC

2X1 Al-Qur'an dan Ilmu yang

berkaitan 297.122 Al-Qur'an

2X1.1 Ilmu-Ilmu Al-Qur'an 297.122 1 Asal-usul dan otentitas

2X1.2 Al-Qur'an dan

terjemahannya 297.122 2

Dongeng Al-Qur'an

dikisahkan kembali

2X1.3 Tafsir Al-Qur'an 297.122 4 Teks Arab

2X1.4 Kumpulan ayat-ayat dan

surat-surat tertentu 297.122 5 Terjemahan

2X1.5 Kritik dan komentar

mengenai Al-Qur'an 297.122 5

Interpretasi dan kritisisme

(tafsir)

2X1.6 Kandungan Al-Qur'an 297.122 6 Komentar

2X1.7 Musabaqah tilawatil

Qur'an 297.122 7

Subjek non agama yang

dibahas dalam Al-Qur'an

2X1.9 Sejarah Al-Quran 297.122 9 Surat dan kumpulan surat

Pada tabel 4.2 terdapat perbedaan dalam taksonomi ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan Al-Qur’an diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset Al-Qur’an dalam SKI Depag dikelompokan tersendiri berdasarkan Al-

Qur’an dan Ilmu yang berkaitan, sedangkan dalam bagan Klasifikasi Islam

DDC faset Al-Qur’an menjadi sub faset sumber-sumber Islam.

2) Ilmu pengetahuan yang mempelajari Al-Qur’an dalam SKI Depag

dikelompokan dalam faset ilmu-ilmu Al-Qur’an, sedangkan dalam bagan

klasifikasi Islam DDC ilmu pengetahuan yang mempelajari Al-Qur’an

menjadi sub faset dari faset teks Arab, dan faset interpretasi dan kritisisme.

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

35

Universitas Indonesia

3) Terjemahan Al-Qur’an dalam SKI Depag menggunakan redaksi Al-Qur’an

dan terjemahannya, sedangkan dalam bagan klasifikasi Islam DDC

menggunakan redaksi terjemahan.

4) Tafsir Al-Qur’an dalam SKI Depag menggunakan redaksi Tafsir Al-Qur’an,

sedangkan dalam bagan klasifikasi Islam DDC menggunakan redaksi

komentar.

5) Mengenai ayat-ayat Al-Qur’an dalam SKI Depag menggunakan redaksi

kumpulan ayat-ayat dan surat-surat tertentu, sedangkan dalam bagan

klasifikasi Islam DDC menggunakan redaksi surat dan kumpulan surat.

6) Kritik dan komentar tentang Al-Qur’an dalam SKI Depag dikelompokan

dalam faset kritik dan komentar mengenai Al-Qur’an, sedangkan dalam

bagan klasifikasi Islam DDC dikelompokan dalam faset interpretasi dan

kritisisme (tafsir).

7) Kandungan tentang Al-Qur’an dalam SKI Depag dikelompokan dalam faset

kandungan dalam Al-Qur’an, sedangkan dalam bagan klasifikasi Islam DDC

dikelompokan dalam faset dongeng Al-Qur’an dikisahkan kembali.

8) Musabaqah dalam SKI Depag dikelompokan dalam faset musabaqah tilawatil

Qur’an, sedangkan dalam bagan klasifikasi Islam DDC menjadi sub faset dari

faset teks Arab.

9) Mengenai sejarah Al-Qur’an dalam SKI Depag dikelompokan dalam faset

sejarah Al-Qur’an, sedangkan dalam bagan klasifikasi Islam DDC

dikelompokan dalam faset asal usul dan otentisitas.

4.1.1.2 Perbandingan Faset Hadis SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi

Islam DDC

Perbandingan faset hadis SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi Islam

DDC dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Perbandingan Faset Hadis SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi Islam

DDC

Notasi SKI DEPAG Notasi DDC

2X2 Hadis dan ilmu yang

berkaitan 297.124 Hadis

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

36

Universitas Indonesia

2X2.1 Ilmu Hadis 297.124 1 Al-Bukhari, Muhammad

bin Ismail

2X2.2 Kumpulan Hadis 297.124 2 Abu Daud Sulaiman bin

al-Ash Sijitani

2X2.3 Kumpulan Hadis

menurut bidang tertentu 297.124 3

Muslim bin al-Haj al-

Qushayri

2X2.4

Kumpulan hadis menurut

derajat hadis, dan

kumpulan hadis lainnya

297.124 4 Al-Tirmidhi, Muhammad

bin Isa

2X2.5 Kritik terhadap hadis 297.124 5 Al-Nasai, Ahmad bin

Shuayub

2X2.6 Cerita-cerita hadis 297.124 6 Ibnu Majah, Muhammad

bin Yazid

2X2.9

Sejarah pengumpulan,

penulisan, dan

pembukuan hadis

297.124 7 Hadis Suni Lainnya

297.124 8 Hadis Sekte lainnya

Pada tabel 4.3 terdapat perbedaan dalam taksonomi ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan hadis diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset hadis dalam SKI Depag dikelompokan tersendiri berdasarkan hadis dan

Ilmu yang berkaitan, sedangkan dalam bagan Klasifikasi Islam DDC faset

hadis menjadi sub faset sumber-sumber Islam.

2) Notasi 297.124 1 – 297.124 8 mengenai para pengumpul hadis sebagaimana

diuraikan dalam bagan klasifikasi Islam DDC dikelaskan secara terpisah,

sedangkan dalam SKI Depag para pengumpul hadis dikelompokan dalam

faset kumupulan hadis.

3) Faset ilmu hadis, kumpulan hadis menurut bidang tertentu, kumpulan hadis

meurut derajat hadis, dan kumpulan hadis lainnya, kritik terhadap hadis,

cerita-cerita hadis, dan sejarah pengumpulan, penulisan dan pembukuan hadis

belum terakomodir dalam bagan klasifikasi Islam DDC.

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

37

Universitas Indonesia

4.1.1.3 Perbandingan Faset Aqaid dan Ilmu Kalam antara SKI Depag

dengan Bagan Klasifikasi Islam DDC

Perbandingan faset aqaid dan ilmu kalam antara SKI Depag dengan bagan

Klasifikasi Islam DDC dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Perbandingan Faset Aqaid dan Ilmu Kalam SKI Depag dengan Bagan

Klasifikasi Islam DDC

Notasi SKI DEPAG

Notasi DDC

2X3 Aqaid dan ilmu kalam

297.2 Akidah (Aqaid dan Ilmu

Kalam)

2X3.1 Iman kepada Allah

297.21 Allah dan mahluk gaib

2X3.2 Malaikat

297.22 Manusia

2X3.3 Kitab-kitab Allah

297.23 Akhirat

2X3.4 Nabi dan rasul

297.24 Doktrin lain

2X3.5 Hari akhir

297.26 Islam dan aliran sekuler

2X3.6 Qada dan qadar

297.28 Islam dan agama serta

kepercayaan lainnya

2X3.7 Kepercayaan mengenai

hal-hal tertentu 297.29 Apologia dan polemic

2X3.8

Aqidah menurut aliran

dan sekte-sekte tertentu

dalam Islam

2X3.9 Islam tentang agama/

aliran lain

Pada tabel 4.4 terdapat perbedaan dalam taksonomi ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan aqaid dan ilmu kalam diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Iman kepada Allah dalam SKI Depag menggunakan redaksi Iman kepada

Allah, sedangkan dalam bagan klasifikasi Islam DDC menggunakan redaksi

Allah dan mahluk gaib.

2) Hari Akhir jaman dalam SKI Depag menggunakan redaksi hari akhir,

sedangkan bagan klasifikasi Islam DDC menggunakan redaksi Ahkirat.

3) Keyakinan terhadap sekte-sekte tertentu menurut Islam dalam SKI Depag

dikelompokan pada faset aqidah menurut aliran dan sekte-sekte tertentu

dalam Islam, sedangkan dalam bagan klasifikasi Islam DDC dikelompokan

dalam faset doktrin lain.

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

38

Universitas Indonesia

4) Pandangan Islam tentang agama lain dalam SKI Depag dikelompokan dalam

faset Isalm tentang agama/ aliran lain, sedangkan dalam bagan klasifikasi

Islam DDC dikelompokan dalam faset Islam dan agama serta kerpercayaan

lainnya.

5) Faset malaikat dan faset qada & qadar dalam SKI Depag dikelompokan

tersendiri, sedangkan dalam bagan klasifikasi Islam DDC menjadi sub bagian

dari faset Allah dan mahluk gaib.

6) Faset nabi dan rasul dalam SKI Depag dikelompokan tersendiri, sedangkan

dalam bagan klasifikasi Islam DDC menjadi sub bagian dari faset doktrin

lain.

7) Faset kitab-kitab Allah dan faset kepercayaan mengenai hal-hal tertentu tidak

terakomodir dalam bagan klasifikasi Islam DDC, begitu pula sebaliknya faset

manusia dan faset apologia dan polemik tidak terakomodir dalam SKI Depag.

4.1.1.4 Perbandingan Faset Ibadah Islam SKI Depag Dengan Bagan

Klasifikasi Islam DDC

Perbandingan Faset Ibadah Islam SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi

Islam DDC dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Perbandingan Faset Ibadah Islam SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi

Islam DDC

Notasi SKI DEPAG

Notasi DDC

2X4.1 Ibadah

297.3 Ibadah Islam

2X4.11 Bersuci

297.31 Rukun Islam

2X4.12 Shalat

297.34 Syahadat

2X4.13 Puasa

297.35 Tempat-tempat suci dan

ziarah

2X4.14 Zakat

297.36 Hari-hari dan waktu khusus

2X4.15 Haji

297.37 Kotbah

2X4.16 Masalah pengurusan

orang sakit dan jenazah 297.38

Ibadah, tata cara, berdoa,

khalwat pelaksanaan dan

nas

2X4.17 Qurban dan Aqiqah

297.39 Praktik-praktik popular

2X4.18 Khitan

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

39

Universitas Indonesia

Pada tabel 4.5 terdapat perbedaan dalam taksonomi ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan ibadah Islam diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset ibadah, dalam SKI Depag menjadi sub faset dari faset fikih. Sedangkan

dalam bagan klasifikasi Islam dikelompokan tersendiri.

2) Faset bersuci dalam bagan klasifikasi Islam DDC tidak terakomodir secara

rinci. Hanya faset wudhu yang terakomodir dan faset tersebut menjadi sub

bagaian dari faset ibadah, tata cara, berdoa, khalwat pelaksanaan dan nas.

3) Shalat dalam SKI Depag mempunyai kelas tersendiri, sedangkan dalam bagan

klasifikasi Islam DDC faset tersebut menjadi sub bagian dari faset shalat dan

khalwat.

4) Faset puasa dalam SKI Kemanag mempunyai kelas tersendiri, sedangkan

dalam bagan klasifikasi Islam DDC faset puasa dikelompokan dalam dua faset.

Kedaua faset tersebut yaitu faset hari-hari dan waktu khusus untuk puasa

ramadhan dan faset etika Islam dan pengalaman, kehidupan, praktik

keagamaan untuk puasa dan dan karya komprehensif mengenai puasa.

5) Faset zakat dalam SKI Depag menjadi sub bagain dari faset ibadah, sedangkan

dalam bagan klasifikasi Islam DDC menjadi sub bagaian dari faset etika Islam

dan pengalaman, kehidupan, praktik keagamaan.

6) Faset haji dalam SKI Depag mempunyai kelas tersendiri, sedangkan dalam

bagan klasifikasi Islam DDC menjadi sub bagian dari faset Mekkah.

7) Faset masalah pengurusan orang sakit dan jenazah dalam bagan klasifikasi

Islam DDC tidak terakomodir.

4.1.1.5 Perbandingan Faset Sekte dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam

SKI Depag dengan Bagan Klasifikasi Islam DDC

Perbandingan Faset Sekte dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam SKI

Depag dengan Bagan Klasifikasi Islam DDC dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Perbandingan Faset Sekte dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam SKI

Depag dengan Bagan Klasifikasi Islam DDC

Notasi SKI DEPAG

Notasi DDC

2X8 Aliran dan Sekte dalam

Islam 297.81

Sekte dan gerakan

pembaharuan Islam

2X8.1 Ahlussunnah Wal Jamaah

297.82 Syiah

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

40

Universitas Indonesia

2X8.2 Syiah

297.83 Sekte dan gerakan

pembaharuan lainnya

2X8.3 Mu'tazilah

297.85 Druz

2X8.4 Khawarij

297.86 Gerakan Ahmadiyah

2X8.5 Qadariyah dan Jabariyah

297.87 Gerakan Muslim Negro

2X8.6 Murji'ah

2X8.7 Ahmadiyah

2X8.8 Bahaiyah

2X8.9 Aliran dan Sekte yang

timbul kemudian

Pada tabel 4.6 terdapat perbedaan dalam sekte dan gerakan pembaharuan

dalam Islam dan ilmu kalam diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset khawarij dalam SKI Depag mempunyai kelas tersendiri, sedangkan

dalam bagan klasifikasi Islam DDC faset menjadi sub bagian dari faset sekte

dan gerakan pembaharuan lainnya.

2) Faset gerakan muslim negro dalam bagan klsifikasi Islam DDC mempunyai

kelas tersendiri, sedangkan dalam SKI Depag faset tersebut dikelompokan

kedalam faset aliran dan sekte timbul kemudiaan.

3) Faset bahaiyah dalam SKI Depag dikelompokan dalam faset aliran dan sekte

dalam Islam, sedangkan dalam bagan klasifikasi Islam DDC faset tersebut

mempunyai kelas khusus dan tersendiri yaitu pada notasi 297.92

Selain perbedaan tersebut diatas, bagan klasifikasi DDC merupakan bagan

klasifikasi umum karena mencakup seluruh cabang ilmu pengetahuan, sedangkan

Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam merupakan

bagan klasifikasi adaptasi dan perluasan dari cabang klasifikasi umum yaitu

mengadopsi faset-faset dari bagan Dewey Decimal Classification. Perbedaan

lainnya yaitu perbedaan notasi dasar yang digunakan, Sistem Klasifikasi Islam:

Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam menggunakan notasi 2X0, sedangkan

bagan klasifikasi Islam DDC menggunakan notasi 297.

Adapun persamaan dari kedua bagan klasifikasi diatas yaitu mempunyai

perhatian yang sama terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam dan

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

41

Universitas Indonesia

membagi cabang ilmu pengetahuan Islam menjadi 10 kelas utama sebagaimana

diuraikan pada tabel 4.1.

4.1.2 Perbandingan Bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adapatasi dan

Perluasan DDC seksi Islam dengan Islam: Outline of a Classification

Scheme

Perbandingan dan analisis taksonomi ilmu pengetahuan bagan Sistem

Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam dengan Islam: Outline

of a Classification Scheme bertujuan untuk mengetahui perbedaan, persamaan,

pada kedua bagan klasifikasi Islam tersebut.

4.1.2.1 Perbandingan Bagan SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme

Perbandingan bagan SKI Depag dengan Islam: Outline of a Classification

Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Perbandingan bagan SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme

Notasi SKI DEPAG Notasi Islam: Outline of a

Classification Scheme

2X0 Islam (umum) E Islam (umum)

2X1 Al-Qur'an dan Ilmu

yang berkaitan F Al-Qur'an: wahyu

2X2 Hadis dan Ilmu yang

berkaitan G Hadis

2X3 Aqaid dan Ilmu Kalam H Nabi Muhammad: perjalanan

hidup

2X4 Fikih J Akidah Muslim (Teologi

Umum)

2X5 Akhlak dan Tasawuf K Filsafat (umum)

2X6 Sosial dan Budaya L Ibadah

2X7 Filsafat dan

Perkembangan M Politik: Teori Politik (umum)

2X8 Aliran dan Sekte N Hukum (umum)

2X9 Sejarah Islam dan

Biografi P Ilmu Ekonomi (umum)

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

42

Universitas Indonesia

Q Pendidikan (umum)

R Sejarah dan Tokoh (umum)

S Peradaban dan Budaya

T Umat

U Karakteristik Perilaku Manusia

V Isu-Isu Kontemporer

Pada tabel 4.7 menunjukkan perbedaan pengelompokkan taksonomi ilmu

pengetahuan Islam, perbedaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset Islam dan Isu-isu kontemporer yang dikelompokan tersendiri pada bagan

Islam: Outline of a Classification Scheme. Faset-faset tersebut dikelompokan

bersama dalam SKI Depag yaitu pada faset Islam (umum).

2) Faset hukum dan ibadah yang dikelompokan tersendiri pada bagan Islam:

Outline of a Classification Scheme. Faset-faset tersebut dikelompokan

bersama dalam SKI Depag yaitu pada faset Fikih.

3) Faset Ilmu Ekonomi (umum), Politik: Teori Politik (umum), Peradaban dan

Budaya, dan Umat yang terakomodir dalam bagan Islam: Outline of a

Classification Scheme dikelompokan dalam satu kelas dalam SKI Depag yaitu

pada faset sosial dan budaya. Selain itu kelas Aliran dan Sekte dalam bagan

Islam: Outline of a Classification Scheme, tidak dikelompokan secara khusus

seperti yang terakomodir dalam SKI Depag.

4) Faset filsafat (umum) dan Pendidikan (umum) yang dikelompokan tersendiri

pada bagan Islam: Outline of a Classification Scheme. Faset-faset tersebut

dikelompokan bersama dalam SKI Depag yaitu pada kelas faset filsafat dan

perkembangan.

5) Faset sejarah dan tokoh umum; dan nabi Muhammad: perjalanan

dikelompokan tersendiri pada bagan Islam: Outline of a Classification

Scheme. Faset-faset tersebut dikelompokan bersama pada SKI Depag yaitu

pada faset sejarah Islam dan biografi.

4.1.2.2 Perbandingan Faset Islam (Umum) SKI Depag dengan Islam: Outline

of a Classification Scheme

Perbandingan Faset Islam (Umum) SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

43

Universitas Indonesia

Tabel 4.8 Perbandingan Faset Islam (Umum) dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme

Notasi SKI DEPAG

Notasi Islam: Outline of a

Classification Scheme

2X0 Islam (umum)

E Islam (umum)

2X0.1 Islam dan Filsafat

2X0.3 Islam dan Ilmu Sosial

2X0.5 Islam dan Ilmu Murni

2X0.6 Islam dan Teknologi

2X0.7 Islam dan Kesenian

2X0.9 Islam dan bidang lainnya

Pada tabel 4.9 menunjukkan perbedaan pengelompokan faset Islam

(umum). Dalam SKI Depag faset Islam (umum) mempunyai beberapa sub faset

yang berkaitan dengan Islam (umum) seperti faset Islam dan Filsafat; Islam dan

Ilmu Sosial; Islam dan Ilmu Murni; Islam dan Teknologi; Islam dan Kesenian;

Islam dan bidang lainnya, sedangkan dalam bagan Islam: Outline of a

Classification Scheme tidak mempunyai rincian sub faset.

4.1.2.3 Perbandingan Faset Al-Qur’an dalam SKI Depag dengan Islam:

Outline of a Classification Scheme

Perbandingan Faset Al-Qur’an dalam SKI Depag dengan Islam: Outline of

a Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Perbandingan Faset Al-Qur’an dalam SKI Depag dengan Islam: Outline

of a Classification Scheme

Notasi SKI DEPAG Notasi Islam:Outline of a

Classification Scheme

2X1 Al-Qur'an dan Ilmu yang

berkaitan F Al-Qur'an: Wahyu

2X1.1 Ilmu-Ilmu Al-Qur'an a Teks

2X1.2 Al-Qur'an dan

terjemahannya b Tafsir, penafsiran

2X1.3 Tafsir Al-Qur'an c

Ilmu-Ilmu Al-Qur'an

(Qira'at, kajian, dan

sebagainya)

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

44

Universitas Indonesia

2X1.4 Kumpulan ayat-ayat dan

surat-surat tertentu d Metode belajar Al-Qur'an

2X1.5 Kritik dan komentar

mengenai Al-Qur'an g Cerita dari Al-Qur'an

2X1.6 Kandungan Al-Qur'an h Hukum dalam Al-Qur'an

2X1.7 Musabaqah tilawatil

Qur'an j Ramalan dalam Al-Qur'an

2X1.8 Sejarah Al-Quran

Pada tabel 4.9 terdapat perbedaan dalam pengelompokan faset Al-Qur’an

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Ayat-ayat tertentu dan surat-surat tertentu dalam SKI Depag dikelompokan

dalam faset kumpulan ayat-ayat dan surat-surat tertentu, sedangkan dalam

Islam: Outline of a Classification Scheme dikelompokan dalam sub faset teks.

2) Faset metode belajar Al-Qur’an dan faset ilmu-ilmu Al-Qur’an dalam SKI

Depag dikelompokan pada faset ilmu-ilmu Al-Qur’an. Sedangkan dalam

Islam: Outline of a Classification Scheme, faset-faset tersebut dikelompokan

tersendiri.

3) Faset cerita dalam Al-Qur’an; hukum dalam Al-Qur’an; dan faset ramalan

dalam Al-Qur’an, dalam SKI Depag dikelompokan dalam faset kandungan

Al-Qur’an, sedangkan dalam Islam: Outline of a Classification Scheme, faset-

faset tersebut dikelompokan tersendiri.

4) Faset Al-Qur’an dan terjemahan, Kritik dan komentar mengenai Al-Qur’an,

musabaqah tilawatil qur’an dan sejarah Al-Qur’an dalam Islam: Outline of a

Classification Scheme tidak terakomodir.

4.1.2.4 Perbandingan Faset Hadis SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme

Perbandingan faset hadis SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

45

Universitas Indonesia

Tabel 4.10 Perbandingan Faset Hadis SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme

Notasi SKI DEPAG Notasi Islam: eOutline of a

Classification Schem

2X2 Hadis dan ilmu yang

berkaitan G Hadis

2X2.1 Ilmu Hadis a Kompilasi

2X2.2 Kumpulan Hadis b Pelestarian

2X2.3 Kumpulan Hadis

menurut bidang tertentu c Asma-ur-Rijaal

2X2.4

Kumpulan hadis menurut

derajat hadis, dan

kumpulan hadis lainnya

d Klasifikasi

2X2.5 Kritik terhadap hadis e Koleksi utama

2X2.6 Cerita-cerita hadis f Kritik Hadis

2X2.9

Sejarah pengumpulan,

penulisan, dan

pembukuan hadis

g Musnad

h Penghimpun Hadis

Pada tabel 4.10 terdapat perbedaan dalam pengelompokan faset hadis

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset Asma-ur-Rijaal dalam SKI Depag dikelompokan dalam faset ilmu

hadis, sedangkan dalam Islam: Outline of a Classification Scheme

mempunyai kelas tersendiri.

2) Faset kompilasi, pelestarian, koleksi utama, musnad dalam SKI Depag tidak

diakomodir.

3) Para penghimpun hadis dalam SKI Depag dikelompokan dalam faset

kumpulan hadis sedangkan dalam Islam: Outline of a Classification Scheme

dikelompokan pada faset penghimpun hadis.

4) Faset kumpulan hadis menurut derajat hadis, dan kumpulan hadis lainnya,

kritik terhadap hadis, cerita-cerita hadis dan sejarah pengumpulan, penulisan,

dan pembukuan hadis dalam Islam: Outline of a Classification Scheme tidak

terakomodir.

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

46

Universitas Indonesia

4.1.2.5 Perbandingan Faset Aqaid dan Ilmu Kalam SKI Depag dengan Islam:

Outline of a Classification Scheme

Perbandingan Faset Aqaid dan Ilmu Kalam dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11 Perbandingan Faset Aqaid dan Ilmu Kalam dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme

Notasi SKI DEPAG

Notasi Islam: Outline of a

Classification Scheme

2X3 Aqaid dan ilmu kalam

J Akidah Muslim, Teologi

Umum

2X3.1 Iman kepada Allah

b Keyakinan

2X3.2 Malaikat

c Prinsip Akidah Muslim

lainnya

2X3.3 Kitab-kitab Allah

d Teolog muslim

2X3.4 Nabi dan rasul

2X3.5 Hari akhir

2X3.6 Qada dan qadar

2X3.7 Kepercayaan mengenai

hal-hal tertentu

2X3.8

Aqidah menurut aliran

dan sekte-sekte tertentu

dalam Islam

2X3.9 Islam tentang agama/

aliran lain

Pada tabel 4.11 terdapat perbedaan dalam pengelompokan faset aqaid dan

ilmu kalam diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset kiamat, tauhid, kenabian, dalam SKI Depag dikelompokan tersendiri,

misalnya faset kiamat dikelompokan dalam faset hari akhir; faset tauhid

dikelompokan pada faset aqaid dan ilmu kalam; faset kenabian dikelompokan

pada faset nabi dan Rasul. Sedangkan dalam Islam: Outline of a

Classification Scheme, faset-faset tersebut menjadi sub bagian dari faset

keyakinan.

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

47

Universitas Indonesia

2) Faset iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, qada dan qadar,

kepercayaan mengenai hal-hal tertentu dan faset Islam tentang agama lain/

aliran lain dalam Islam: Outline of a Classification Scheme tidak terakomodir.

3) Faset teolog muslim dalam SKI Depag tidak dikelompokan dalam faset aqaid

dan ilmu kalam, tetapi menjadi sub bagian dari faset sejarah Islam dan

biografi. sedangkan dalam Islam: Outline of a Classification Scheme

dikelompokan pada faset ini.

4.1.2.6 Perbandingan Faset Filsafat SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme

Perbandingan faset filsafat SKI Depag dengan Islam: Outline of a

classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12 Perbandingan Faset Filsafat SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme

Notasi SKI DEPAG Notasi Islam: Outline of a

Classification Scheme

2X7 Filsafat dan

perkembangan K Filsafat (umum)

2X7.1 Filsafat a Epistimologi

2X7.2 Dakwah b Metafisika

2X7.3 Pendidikan c Etika

2X7.4 Pemurnian dan

pembaharuan pemikiran d Tasawuf, pertapaan

2X7.5 Pers Islam e Sufi

f Pergerakan Filosofis

g Filosof klasik

h Filosof modern

Pada tabel 4.12 terdapat perbedaan dalam pengelompokan faset filsafat

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset epistimologi dan metafisika dalam SKI Depag menjadi sub bagian dari

faset filsafat. Sedangkan dalam Islam: Outline of a Classification Scheme

dikelompokan tersendiri.

2) Faset dakwah, pendidikan, pemurnian dan pembaharuan pemikiran, pers

Islam dalam Islam: Outline of a Classification Scheme tidak terkomodir.

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

48

Universitas Indonesia

Tetapi faset pendidikan dalam Islam: Outline of a Classification Scheme

mempunyai kelas tersendiri.

3) Faset tasawuf, pertapaan; sufi; pergerakan filosfis; filosof klasik; dan filosof

modern. Dalam SKI Depag tidak terakomodir. Tetapi, faset tasawuf,

pertapaan, etika dan faset sufi menjadi sub bagian faset akhlak dan tasawuf.

Sedangkan faset pergerakan filosofis menjadi sub bagian faset aliran dan

sekte dalam Islam serta faset filosof klasik dan filosof modern menjadi sub

bagian dari faset sejarah Islam dan biografi.

4.1.2.7 Perbandingan Faset Ibadah SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme.

Perbandingan faset ibadah SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.13 Perbandingan Faset Ibadah SKI Depag dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme

Notasi SKI DEPAG

Notasi Islam: Outline of a

Classification Scheme

2X4.1 Ibadah

L Ibadah

2X4.11 Bersuci

a Shalat

2X4.12 Shalat

b Do'a sehari-hari

2X4.13 Puasa

c Ramadhan (puasa)

2X4.14 Zakat

d Zakat

2X4.15 Haji

e Haji

2X4.16 Masalah pengurusan

orang sakit dan jenazah

f Jihad

2X4.17 Qurban dan Aqiqah

g Dakwah

2X4.18 Khitan

Pada tabel 4.13 terdapat perbedaan dalam pengelompokan faset ibadah

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset bersuci; masalah pengurusan orang sakit dan jenazah; qurban dan

aqiqah; dan khitan dalam Islam: Outline of a Classification Scheme tidak

terakomdir.

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

49

Universitas Indonesia

2) Faset jihad dan dakwah dalam SKI Kemanag tidak terakomodir. Tetapi faset

jihad dalam SKI Depag menjadi sub bagian dari faset fikih dan faset dakwah

menjadi sub bagian faset filsafat dan perkembangan.

Selain perbedaan sebagaiman diuraikan pada tabel-tabel diatas, bagan

Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam merupakan

bagan klasifikasi adaptasi, sedangkan bagan Islam: Outline of a Classification

Scheme merupakan bagan klasifikasi khusus yang mengakomodir cabang ilmu

pengetahuan Islam. Perbedaan lainnya yaitu penggunaan notasi dasar, dimana

bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam

menggunakan notasi 2X0. Notasi tersebut diambil dari salah satu opsinal DDC

untuk pengembangan dan pemenuhan kebutuhan setempat, sedangkan notasi yang

digunakan Islam: Outline of a Classification Scheme adalah huruf, dimana kelas

utama menggunakan huruf kapital dan divisi dan pembagian berikutnya

menggunakan huruf kecil.

Adapun persamaan pada kedua bagan klasifikasi tersebut adalah

mempunyai perhatian yang sama terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Islam, selain itu tujuan dari pembuatan kedua bagan ini sama-sama sebagai

pioneer untuk membuka mata umat muslim akan pentingnya bagan klasifikasi

Islam dan faset-faset yang dibutuhkan didalamnya.

4.1.3 Perbandingan Taksonomi Ilmu Pengetahuan Islam dalam Bagan

DDC dan Islam: Outline of a Classification Scheme

Perbandingan dan analisis taksonomi ilmu pengetahuan bagan klasifikasi

Islam DDC dengan Islam: Outline of a Classification Scheme bertujuan untuk

mengetahui perbedaan, persamaan pada kedua bagan tersebut.

4.1.3.1 Perbandingan Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan Islam: Outline of

a Classification Scheme

Perbandingan bagan klasifikasi Islam DDC dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

50

Universitas Indonesia

Tabel 4.14 Perbandingan bagan DDC dengan Islam: Outline of a Classification

Scheme

Notasi DDC

Notasi ISLAM OUTLINE OF A

CLASSIFICATION SCHEME

297.1 Sumber agama Islam

E Islam (umum)

297.2

Teologi doktrin Islam

(Aqaid dan Ilmu

Kalam

F Al-Qur'an: wahyu

297.3 Ibadah Islam

G Hadis

297.4 Sufisme (Mistik Islam)

H Nabi Muhammad: perjalanan

297.5

Etika Islam dan

Pengalaman, hidup dan

praktik religius

J Akidah Muslim (Teologi

Umum)

297.6 Pemimpin dan

organisasi

K Filsafat (umum)

297.7 Perlindungan dan

perkembangan Islam

L Ibadah

297.8 Sekte dan gerakan

permbaharuan Islam

M Politik: Teori Politik (umum)

297.9 Babisme dan Bahai

N Hukum (umum)

P Ilmu Ekonomi (umum)

Q Pendidikan (umum)

R Sejarah dan Tokoh (umum)

S Peradaban dan Budaya

T Umat

U Karakteristik Perilaku Manusia

V Isu-Isu Kontemporer

Pada tabel 4.14 terdapat perbedaan dalam pengelompokan kelas utama

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset Al-Qur’an dan Hadis dalam bagan klasifikasi Islam DDC menjadi sub

bagian dari faset sumber-sumber Islam. Sedangkan dalam Islam: Outline of a

Classification Scheme dikelompokan tersendiri.

2) Faset sekte dan gerakan pembaharuan Islam; babisme dan bahai dalam Islam:

Outline of a Classification Scheme tidak terakomodir.

3) Faset umat; hukum [umum (fikih)] peradaban dan budaya; sejarah dan tokoh

dalam bagan klasifikasi Islam tidak terakomodir.

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

51

Universitas Indonesia

4.1.3.2 Perbandingan Faset Al-Qur’an Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme

Perbandingan faset Al-Qur’an Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.15 Perbandingan Faset Al-Qur’an Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme

Notasi DDC

Notasi Islam:Outline of a

Classification Scheme

297.122 Al-Qur'an

F Al-Qur'an: Wahyu

297.122 1 Asal-usul dan otentitas

A Teks

297.122 2 Dongeng Al-Qur'an

dikisahkan kembali

B Tafsir, penafsiran

297.122 4 Teks Arab

C

Ilmu-Ilmu Al-Qur'an

(Qira'at, kajian, dan

sebagainya)

297.122 5 Terjemahan

D Metode belajar Al-Qur'an

297.122 5 Interpretasi dan kritisisme

(tafsir)

G Cerita dari Al-Qur'an

297.122 6 Komentar

H Hukum dalam Al-Qur'an

297.122 7 Subjek non agama yang

dibahas dalam Al-Qur'an

J Ramalan dalam Al-Qur'an

297.122 9 Surat dan kumpulan surat

Pada tabel 4.15 terdapat perbedaan dalam pengelompokan faset Al-Qur’an

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset asal-usul dan otentitas; terjemahan; komentar; subjek non agama yang

dibahas dalam Al-Qur’an; tidak terakomodir dalam bagan Islam: Outline of a

Classification Scheme.

2) Faset surat dan kumpulan surat dalam bagan klasifikasi Islam DDC, dalam

Islam: Outline of a Classification Scheme dikelompokan dalam sub bagian

faset teks.

3) Faset ilmu-ilmu Al-Qur’an dan metode belajar Al-Qur’an, hukum dalam Al-

Qur’an, ramalan dalam Al-Qur’an dalam bagan klasifikasi Islam DDC

menjadi sub bagian dari faset teks Arab dan interpretasi dan kritisissme

(tafsir).

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

52

Universitas Indonesia

4.1.3.3 Perbandingan Faset Hadis Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme

Perbandingan Faset Hadis Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan Islam:

Outline of a Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.16 Perbandingan Faset Hadis Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme

Notasi DDC

Notasi Islam: eOutline of a

Classification Schem

297.122 Hadis

G Hadis

297.122 1 Al-Bukhari, Muhammad

bin Ismail

a Kompilasi

297.122 2 Abu Daud Sulaiman bin

al-Ash Sijitani

b Pelestarian

297.122 4 Muslim bin al-Haj al-

Qushayri

c Asma-ur-Rijaal

297.122 5 Al-Tirmidhi, Muhammad

bin Isa

d Klasifikasi

297.122 5 Al-Nasai, Ahmad bin

Shuayub

e Koleksi utama

297.122 6 Ibnu Majah, Muhammad

bin Yazid

f Kritik Hadis

297.122 7 Hadis Suni Lainnya

g Musnad

297.122 9 Hadis Sekte lainnya

h Penghimpun Hadis

Pada tabel 4.16 terdapat perbedaan dalam pengelompokan faset hadis

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset dengan notasi 297.122 1 – 297. 122 9 yang terakomodir pada bagan

klasifikasi Islam DDC, dalam Islam: Outline of a Classification Scheme

dikelompokan pada faset penghimpun hadis.

2) Faset kompilasi, pelestarian, asma-ur-Rijaal, klasifikasi, koleksi utama, kritik

hadis, musnad dalam bagan klasifikasi Islam DDC tidak terakomodir.

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

53

Universitas Indonesia

4.1.3.4 Perbandingan Faset Akidah Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme.

Perbandingan Faset Akidah Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan Islam:

Outline of a Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.17 Perbandingan Faset Akidah Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme

Notasi DDC

Notasi Islam: Outline of a

Classification Scheme

297.2 Akidah (Aqaid dan Ilmu

Kalam)

J Akidah Muslim, Teologi

Umum

297.21 Allah dan mahluk gaib

b Keyakinan

297.22 Manusia

c Prinsip Akidah Muslim

lainnya

297.23 Akhirat

d Teolog muslim

297.24 Doktrin lain

297.26 Islam dan aliran sekuler

297.28 Islam dan agama serta

kepercayaan lainnya

297.29 Apologia dan polemik

Pada tabel 4.17 terdapat perbedaan dalam pengelompokan faset hadis

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset Doktrin lain; Islam dan aliran sekuler; Islam; apologia dan polemik

dalam Islam: Outline of a Classification Scheme tidak terakomodir.

2) Faset teolog muslim pada bagan klasifikasi Islam DDC tidak terakomodir.

3) Faset Islam dan agama serta kepercayaan lainnya, dalam Islam: Outline of a

Classification Scheme dikelompokan akidah muslim lainnya.

4.1.3.5 Perbandingan Faset Ibadah Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme

Perbandingan Faset Ibadah Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan Islam: Outline

of a Classification Scheme dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

54

Universitas Indonesia

Tabel 4.18 Perbandingan Faset Ibadah Bagan Klasifikasi Islam DDC dengan

Islam: Outline of a Classification Scheme

Notasi DDC

Notasi Islam: Outline of a

Classification Scheme

297.3 Ibadah Islam

L Ibadah

297.31 Rukun Islam

a Shalat

297.34 Syahadat

b Do'a sehari-hari

297.35 Tempat-tempat suci dan

ziarah

c Ramadhan (puasa)

297.36 Hari-hari dan waktu

khusus

d Zakat

297.37 Kotbah

e Haji

297.38

Ibadah, tata cara, berdoa,

khalwat pelaksanaan dan

nas

f Jihad

297.39 Praktik-praktik populer

g Dakwah

Pada tabel 4.18 terdapat perbedaan dalam pengelompokan faset Ibadah

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Faset syahadat; tempat-tempat suci dan ziarah; kotbah, praktik-pratik popular

dalam Islam: Outline of a Classification Scheme tidak terakomodir.

2) Faset jihad, zakat dalam bagan klasifikasi Islam DDC tidak terakomodir.

3) Faset do’a sehari-hari dan shalat yang tekomodir dalam Islam: Outline of a

Classification Scheme, dalam bagan klasifikasi Islam DDC dikelompokan

pada sub bagian dari faset Ibadah, tata cara, berdoa, khalwat pelaksanaan dan

nas.

4) Faset kotbah yang terakomodir dalam bagan klasifikasi Islam DDC, dalam

Islam: Outline of a Classification Scheme dikelompokan pada faset dakwah.

Selain perbedaaan tersebut sebagaimana diuraikan pada tabel-tabel diatas,

bagan klasifikasi Islam DDC merupakan bagan klasifikasi umum yang

menggunakan notasi angka Arab (297) yang mencakup seluruh cabang ilmu

pengetahuan, sedangkan Islam: Outline of a Classification Scheme merupakan

bagan klasifikasi khusus keislaman dengan menggunakan notasi huruf. Adapun

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

55

Universitas Indonesia

persamaan pada kedua bagan ini adalah mempunyai perhatian yang sama terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan Islam.

4.2 Analisis Bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC

seksi Islam, Klasifikasi Islam DDC dan Islam: Outline of a

Classification Scheme

4.2.1 Analisis Bagan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC

seksi Islam

a. Kelebihan

Kelebihan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC

seksi Islam diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Cakupan fasetnya lebih luas dari bagan klasifikasi Islam Dewey Decimal

Classification misalnya pada faset fikih dan sejarah Islam. Pada Dewey

Decimal Classification faset fikih dikelompokan pada notasi 340.59 dan

tidak diperinci secara detail. Sedangkan untuk faset sejarah Islam dalam

bagan klasifikasi Islam Dewey Decimal Classification belum

terakomodir.

2) Lebih terperinci, misalnya pada rincian faset Al-Qur’an, Hadis, Aqaid

dan Ilmu Kalam, Fikih, Ahlak dan Tasawuf, Sosial dan Budaya, Filsafat

dan Perkembangan, Aliran dan Sekte, dan Sejarah Islam dan Biografi.

3) Memiliki tatanan kelas lebih sistematis dan praktis.

4) Notasi dasar lebih pendek yaitu 2X0 (divisi)

5) Dalam penjajaran, bahan pustaka dapat ditempatkan sebelum dan atau

setelah notasi 297 dengan catatan harus konsisten dan taat asas.

b. Kelemahan

Kelemahan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC

seksi Islam diantaranya adalah sebagai beriktut:

1) Kurang terperinci pada Kelas Islam umum (2X0), untuk faset Islam dan

Bahasa; dan faset Islam dan Sastra belum terakomodir.

2) Akan terjadi penumpukkan notasi pada subjek yang berbeda [Islam

umum (2X0)], misalnya untuk notasi Islam dan filsafat; Islam dan ilmu

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

56

Universitas Indonesia

sosial; Islam dan ilmu murni; Islam dan Teknologi; Islam dan kesenian;

Islam dan bidang lainnya dikelompokan pada notasi 2X0 [Islam

(umum)]. Sehingga notasi untuk berbagai subjek tersebut akan

mempunyai notasi yang panjang dan harus menggunakan bagan Dewey

Decimal Classification.

3) Qualifier kurang, terutama pada faset-faset yang menggunakan istilah

Arab misalnya pada faset tajwid, gramatika Al-Qur’an, ma’ani Al-

Qur’an, majaz Al-Qur’an, amsal Al-Qur’an, I’jazul Al-Qur’an, nasikh

dan mansukh, garib Al-Qur’an, rasm Al-Qur’an, dan faset-faset lainnya

yang menggunakan istilah Arab.

4) Petunjuk penggunaan tabel kurang, misalnya pada faset organisasi sosial

dan faset sekte dan aliran dalam Islam seyogyanya diberikan petunjuk

untuk menggunakan tabel 2 wilayah. Karena pada faset tersebut

menguraikan organisasi dan sekte yang berada beberapa wilayah yang

berbeda.

5) Indeks relatif masih terdapat kekurangan diantaranya adalah sebagai

berikut:

a) Kurang terperinci, masih terdapat faset-faset yang belum

terakomodir dalam indeks seperti faset Druz, Jubaiyah dan lain

sebagainya.

b) Cross reference (petunjuk silang) kurang, misalnya pada Perzinahan

lihat Zina, dan lain sebagainya.

6) Akan menimbulkan broken order.

7) Tidak konsistennya waktu untuk pengembangan bagan klasifikasi.

8) Belum ada badan pengawas.

4.2.2 Analisis Bagan Klasifikasi Islam DDC

a. Kelebihan

Kelebihan bagan klasifikasi Islam DDC adalah sebagai berikut:

1) Adanya optional untuk pengembangan agama selain Kristen yang

bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan subjek ilmu pengetahuan agama

agama setempat.

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

57

Universitas Indonesia

2) Merupakan dasar pengelompokkan faset Sistem Klasifikasi Islam:

Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam dan bagan klasifikasi lainnya.

3) Mempunyai badan pengawas.

b. Kelemahan

Kekurangan bagan klasifikasi Islam DDC adalah sebagai berikut:

1) Kelas untuk agama Islam relatif kecil dan terbatas, yaitu pada notasi 297

(seksi).

2) Belum mengakomodir seluruh cabang ilmu pengetahuan Islam, seperti

fikih dan sejarah Islam.

4.2.3 Analisis Bagan Islam: Outline of a Classification Scheme

a. Kelebihan

Kelebihan bagan Islam: Outline of a Classification Scheme adalah

sebagai berikut:

1) Merupakan bagan klasifikasi khusus tentang ilmu pengetahuan Islam.

2) Merupakan salah satu pioneer bagan klasifikasi Islam, khususnya di

benua Eropa.

b. Kelemahan

Kelemahan bagan Islam: Outline of a Classification Scheme adalah

sebagai berikut:

1) Pembagian cabang pengetahuan Islam tidak seimbang, yaitu kurang

terperincinya faset-faset yang berkaitan dengan cabang ilmu yang

berkaitannya seperti pada faset Al-Qur’an, Hadis. Ibadah, Hukum (Fikih)

dan lain sebagainya.

2) Belum mengakomodir seluruh cabang pengetahuan Islam yaitu

pengetahuan tentang sekte dan aliran kepercayaan tertentu. Seperti

Ahmadiyah, Murji’ah, Azariqah, Azajiyah dan lain sebagainya.

3) Kurang terperinci, seperti pada faset tafir, penafasiran (Ab), faset

penghimpun hadis (gh), iman (Jbe) dan faset lain sebagainya.

4) Scope note kurang, misalnya pada faset sejarah Al-Qur’an (Ag). Pada

faset ini seyogyanya diberikan cakupan “termasuk pembukuan Al-

Qur’an, Turunnya Al-Qur’an”.

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

58

Universitas Indonesia

5) Qualifier kurang, terutama pada faset-faset yang menggunakan istilah

Islam, seperti faset Musnad. Pada faset ini seyogyanya diberi qualifier

“sanad dan rawi muttashil hadis hingga kepada nabi Muhammad”.

6) Belum adanya upaya pengembangan bagan klasifikasi.

7) Tidak mempunyai badan pengawas.

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

59

Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bagan klasifikasi Islam DDC, Islam: Outline of a Classification Scheme

dan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam

merupakan pedoman khusus untuk pengklasifikasian subjek ilmu pengetahuan

Islam. Hasil perbandingan dan analisis ketiga bagan klasifikasi Islam tersebut

dapat disimpulkan antara lain:

a. Perbandingan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi

Islam dengan bagan klasifikasi Islam DDC mempunyai perbedaan pada

penggunaan notasi dasar, cakupan subjek dalam kelas, tata urut faset, dan

redaksi subjek. Adapun persamaan kedua bagan klasifikasi ini adalah

mempunyai perhatian yang sama terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Islam dan membagi seluruh cabang ilmu pengetahuan Islam menjadi 10 kelas

utama.

b. Perbandingan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC seksi

Islam dengan Islam: Outline of a Classification Scheme mempunyai

perbedaan pada penggunaan notasi dasar, cakupan subjek dalam kelas, tata

urut faset, pengelompokan faset ke dalam kelas, dan pembagian cabang ilmu

pengetahuan Islam dalam kelas utama. Dimana SKI Depag membagai ilmu

pengetahuan Islam menjadi 10 kelas utama, sedangkan Islam: Outline of a

Classification Scheme membagi ilmu pengetahuan Islam menjadi 16 kelas

utama. Adapun persamaan kedua bagan klasifikasi tersebut yaitu mempunyai

perhatian yang sama terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam, selain

itu tujuan dari pembuatan kedua bagan ini sama-sama sebagai pioneer untuk

membuka mata umat muslim akan pentingnya bagan klasifikasi Islam dan

faset-faset yang dibutuhkan didalamnya.

c. Perbandingan bagan klasifikasi Islam DDC dengan Islam: Outline of a

Classification Scheme mempunyai perbedaan pada penggunaan notasi dasar,

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

60

Universitas Indonesia

cakupan subjek dalam kelas, tata urut faset, dan pembagian ilmu pengetahuan

Islam kedalam kelas utama. Dimana bagan klasifikasi Islam DDC membagi

kedalam 10 kelas utama, sedangkan Islam: Outline of a Classification Scheme

membagi menjadi 16 kelas utama. Adapun persamaannya adalah mempunyai

perhatian yang sama terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam.

d. Hasil analisis ketiga bagan klasifikasi Islam tersebut diketahui kelebihan dan

kelemahannya. Adapun kelebihan dan kelemahan pada ketiga bagan

klasifikasi Islam tersebut dapat mengindikasikan kelengkapan dan

kesempurnaan suatu bagan klasifikasi Islam.

5.2 Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan untuk penelitian

lanjutan dengan subjek yang sama. Selain itu, diharapkan menjadi bahan

pertimbangan Kementerian Agama dan Perpustakaan Nasional dalam

mengembangkan bagan klasifikasi Islam.

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

61

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qardhawi, Yusuf. (2004). Sistem pengetahuan Islam. Jakarta: Restu Ilahi.

Arianto, M. Sholihin. (2006). “Islamic knowledge classification scheme in Islamic

countries’ libraries: Challenges and opportunities”. Al-Jami’ah, 44, 296-

323.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek (5 rd

ed). Jakarta: Rineka Cipta.

Azra, Azyumardi. (2002). Pendidikan Islam: tradisi dan modernisasi menuju

milenium baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Batjo, Abdul Aziz. (1985). Klasifikasi Islam: Adaptasai klasifikasi persepuluhan

Dewey dan perluasan 297. Jakarta: Pusat Perpustakaan Islam Indonesia.

Chan, Lois Mai. (1994). Cataloging and classification: An ntroduction (2 th ed).

New York: McGraw-Hill.

Creswell, John W. Penerjemah Ahmad Fawaid (2010). Research design:

Qualitative and quantitative research approaches (Achmad Fawaid,

Penerjemah). California: Sage Publication

Dewey, Melvil. (2003). Dewey decimal classification and relative index (22 rd

ed). New York: OCLC, Inc.

Doyle, Lauren B. (1976). Information retrieval and processing. Los Angeles:

Melville Publishing.

Gates, Jean Key. (1994). Guide to the libraries and information source. Seventh

edition. New York: McGraw-Hill.

Kailani Er, Muh (Penyunting). (2006). Daftar tajuk subjek Islam dan klasifikasi

Islam: Adaptasi dan perluasan notasi 297 Dewey Decimal Classification

(DDC). Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I.

_______. (2003). Daftar tajuk subjek Islam dan sistem klasifikasi Islam: Adaptasi

dan perluasan Dewey Decimal Classification (DDC) seksi Islam. Jakarta:

Pustlitbang Lektur Agama Badan Litbang Agama Departemen Agama.

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

62

Universitas Indonesia

_______.(1993). Materi pokok pengolahan bahan pustaka. Jakarta: Universitas

terbuka, Depdikbud.

_______. (1981, November) Sistem Klasifikasi Perkembangan Dewey: Penerapan

Bidang Agama Islam: Adaptasi dan Perluasan 2X0 – 2X9. makalah

dipresentasikan pada seminar tentang penerapan sistem klasifikasi

persepuluhan Dewey (DDC) diperpustakaan Indonesia, Jakarta, FIB-PD-IPI

Jakarta.

_______. (2008). Perbandingan sistem klasifikasi Islam antara Departemen

Agama dan Perpustakaan Nasional. Majalah Perpustakaan dan Informasi,

1, 48-65.

Kumar, Krishan. (1996). Theory of classification. New Delhi: Vikas Publishing

House.

Lancaster, F.W. (1979). Information retrieval system: Characteristics, testing and

evaluation. New York: Wiley.

Marcella, Rita and Robert Newton. (1994). A manual ofcClassification. Aldershot,

England: Gower.

Mcllwaine, Ia C & Joan S. Mitchell. (2006, ). The new ecumenism: Exploration of

a DDC/UDC view of religion. Comments and Communications. 9-16. Juni

14, 2011. www.ukrbook.net/UDC_n/st_25.pdf

Nazir, Moh. (2003). Metode penelitian (5 rd ed). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rowley, Jennifer. (1992). Organizing knowledge: An introduction to information

retrieval. Vermont, USA: Asghate.

Sardar, Ziauddin. (1979). Islam: Outline of a classification Scheme. London:

Clive Bingley LTD.

Somadikarta, L.K. (1981, November). Analisa subjek dalam klasifikasi. Makala

dipresentasikan pada Seminar tentang penerapan sisitem klasifikasi

persepuluhan dewey (DDC) di perpustakaan Indonesia. Jakarta, PD-IPI

Jakarta.

Sugiyono. (1998). Metode penelitian administrasi (5 rd ed). Bandung: Alfabeta.

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BAGAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20218542-T28867...di bidang Ilmu Perpustakaan, Program Magister Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

63

Universitas Indonesia

Sunanto, Musrifah. (2003). Sejarah Islam klasik: Perkembangan ilmu

pengetahuan Islam. Jakarta: Prenada Offset.

Supriyanto, Ny. Hapsah L. (1990, Desember). Penerapan Klasifikasi 2X0-2X9:

suatu studi perbandingan. Makalah dipresentasikan pada Seminar

Klasifikasi Islam 2X0-2X9 dan Penggandaan Literatur Islam, Jakarta

Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia.

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia:

Pustaka Utama.

Taylor, Arlene G. (1999). The organization of information. Englewood, Colorado:

Libraries Unlimited.

Zen, Zulfikar. (2006). Klasifikasi DDC 22: Buku Kerja. Depok: Program Studi

Ilmu Perpustakaan FIB-UI.