universitas brawijaya malang 2016 -...

25
i PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM E-LECTION (ELECRONIC ELECTION): KONSEP PEMILIHAN UMUM BERBASIS ELEKTRONIK SEBAGAI INOVASI PEMILU YANG HEMAT ANGGARAN, EFISIEN DAN TERPERCAYA BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan Oleh: Hairil Fiqri 155100500111019 Angkatan 2015 Sarah Devi Silvian 155100501111006 Angkatan 2015 Avinda Alvionita 155100501111016 Angkatan 2015 Asri Nur Aisyah 135100500111020 Angkatan 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016

Upload: dinhliem

Post on 05-Mar-2018

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

E-LECTION (ELECRONIC ELECTION): KONSEP PEMILIHAN UMUM BERBASIS

ELEKTRONIK SEBAGAI INOVASI PEMILU YANG HEMAT ANGGARAN,

EFISIEN DAN TERPERCAYA

BIDANG KEGIATAN:

PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:

Hairil Fiqri 155100500111019 Angkatan 2015

Sarah Devi Silvian 155100501111006 Angkatan 2015

Avinda Alvionita 155100501111016 Angkatan 2015

Asri Nur Aisyah 135100500111020 Angkatan 2013

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016

Page 2: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

ii

Page 3: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. iv

RINGKASAN ................................................................................................ v

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

Latar Belakang ............................................................................................. 1

Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1

Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2

II. RUMUSAN GAGASAN ........................................................................... 2

Pemilihan Umum di Indonesia ..................................................................... 2

Permasalahan Pemilihan Umum di Indonesia .............................................. 2

Sistem yang pernah Diterapkan .................................................................... 4

E-LECTION (Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik).................... 4

Tahapan Teknik Implementasi....................................................................... 5

Kebermanfaatan Program .............................................................................. 8

III. KESIMPULAN ........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9

Page 4: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anggaran tahapan pemilu 2014 pada APBN 2013 dan APBN 2014 ...................3

Gambar 2. Road map konsep dasar E-Lection........................................................................5

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 3. Proses Enkripsi data pada sistem AES dengan kunci hexa.................................19

Gambar 4. Proses Deskripsi data pada sistem AES dengan kunci hexa...............................20

Page 5: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

v

RINGKASAN

Pemilihan umum merupakan salah satu perwujudan dari sebuah negara demokrasi. Proses

pemilihan umum di Indonesia memiliki beberapa kelemahan yang dapat merugikan pemilih

(masyarakat) serta pihak-pihak yang terkait didalamnya seperti negara dan partai politik yang

turut berpartisipasi. Problematika dalam proses pemilihan umum antara lain daftar pemilih

tetap (DPT) yang tidak terstruktur dengan baik sehingga menimbulkan adanya pemilih ganda.

Selain itu anggaran yang digunakan untuk pemilu sebesar 47,9 Triliun Rupiah dimana dana

yang dianggarkan berasal dari dana APBN yang membuat Indonesia memiliki sebuah potensi

untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Permasalahan umum

lainnya yang dihadapi dalam pemilihan umum di Indonesia adalah angka abstensi (Golput)

yang tinggi, distribusi logistik yang terlambat, efisien waktu, dan sengketa berbuntut pada

pengulangan pelaksanaan pemilihan umum. Berdasarkan hal tersebut, solusi yang kami

tawarkan adalah E-Lection (Electronic Election) yang memiliki konsep pemilihan umum

berbasis elektronik dengan memanfaatkan E-KTP sebagai data pemilih tetap bagi seluruh

rakyat warga negara Indonesia. Konsep E-Lection didukung pula dengan keamanan jaringan

internet yang tidak dapat di interferensi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab

sehingga hasil dari pemilihan umum tersebut dapat menjadi valid dan dapat meminimalisasi

sengketa antara rakyat maupun partai politik pengusung kadidat. Sistem keamanan jaringan

yang digunakan adalah keamanan berbasis Advance Encryption Standard (AES).

Implementasi AES terdiri dari proses Enkripsi dan Deskripsi. Sistem ini sangat sulit diretas

dan telah menjamin transfer data aman dan terjaga kerahasiaannya. Sistem E-Lection

menggunakan autentikasi biometrik identitas pribadi berupa sidik jari. Demikian dengan

adanya solusi yang berupa E-Lection ini diharapkan dapat membuat sistem pemilihan umum

di Indonesia bisa menjadi lebih baik serta dapat menjadi sistem pemilihan umum yang hemat

anggaran, efisien dalam penggunaan waktu dan distribusi logistik, terpercaya dan tidak

menimbulkan sengketa serta secara tidak langsung menjadi solusi pemilihan umum yang

ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan kertas sebagai alat pemilihan umum.

Kata Kunci: E-Lection (Electronic Election), Pemilihan Umum, AES, E-KTP

Page 6: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

1

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemilihan umum merupakan salah satu perwujudan dari sebuah negara

demokrasi. Indonesia sebagai negara yang menganut paham demokrasi

melaksanakan pemilu pertama kali sejak tahun 1955. Pemilu dilakukan untuk

memilih para pemimpin negara dengan cara menghitung suara rakyat. Ada

beberapa hal yang menjadi permasalahan pemilu di Indonesia antara lain angka

abstensi (golput) yang tinggi, tingginya anggaran pemilihan umum, adanya

pemilih ganda, banyaknya potensi kecurangan, distribusi logistik yang terhambat,

efisien waktu, sengketa berbuntut pada pengulangan. Selain itu, di Indonesia

sering timbul masalah dalam hal penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT), karena

petugas harus mendaftar ulang calon DPT (Munir, 2016).

Hal lain seperti persiapan logistik untuk pemilu seperti bilik suara, surat

suara, dan perlengkapan lainnya tentu menghabiskan banyak anggaran. Menurut

Badan Pusat Statistik (2015), Indonesia memiliki pulau sebanyak 17.504 pulau,

sehingga membutuhkan dana ekstra untuk distribusinya terutama pada pulau-

pulau dan daerah terpencil.

KPU mengusulkan anggaran pemilu untuk 2008 dan 2009 sebesar Rp 47,9

triliun. Dengan rincian sumber dana dari APBN 2008 sebesar Rp 18,6 triliun,

sedangkan dari APBN 2009 sebesar Rp 29,3 triliun. Kenaikan anggaran itu

sedikitnya dipicu adanya 9 komponen mata anggaran dan perbedaan sumber

pendanaan. Secara keseluruhan, Pemilu 2009 bersumber dari APBN, sedangkan

pendanaan Pemilu 2004 sebagian diambil dari APBD. Pendanaan terbesar

dialokasikan untuk keperluan surat suara (Ridwan, 2004). Penggunaan surat suara

berpotensi menimbulkan penggelembungan suara dan juga tidak ramah

lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, solusi yang kami tawarkan adalah E-

Lection (Electronic Election) yang memiliki konsep berbasis elektronik

memanfaatkan E-KTP sebagai data pemilih tetap bagi seluruh rakyat warga

negara Indonesia.

E-lection merupakan sistem pemungutan suara yang berbasis online sehingga

data-data pemilu langsung dimasukkan ke dalam komputer. Sistem ini dapat

meminimalisasi kecurangan dan menekan anggaran pemilu. Sistem E-Lection

hanya menggunakan sedikit kertas karena surat suara digantikan dengan software

komputer. Sehingga sistem ini lebih ramah lingkungan karena meminimalisasi

penggunaan kertas. E-Lection memanfaatkan data dari E-KTP (KTP elektronik),

yang mengandung unsur data scan sidik jari dan scan retina pemiliknya. Setiap

orang hanya dapat memiliki satu E-KTP seumur hidup sehingga dapat

mempermudah pendataan DPT di Indonesia.

Tujuan

1. Meningkatkan efisiensi proses pemilihan umum dengan konsep elektronik

2. Memberikan solusi bagi permasalahan pada proses pemilihan umum di

Indonesia

Page 7: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

2

Manfaat Penulisan

1. Bagi Masyarakat: Memudahkan warga negara Indonesia untuk menyalurkan

hak suaranya tanpa harus kembali ke daerah asal.

2. Bagi Pemerintah: Mempermudah pendataan Daftar Pemilih Tetap sehingga

semua warga Indonesia dapat menyalurkan hak suaranya dan menekan dana

Pemilu sehingga dapat menghemat APBN serta permasalahan pemilu lainnya.

3. Bagi Akademisi: dapat mengembangkan dan mengaplikasikan wawasan yang

mereka peroleh dibangku perkuliahan secara langsung ke masyarakat dan

untuk Indonesia.

II. RUMUSAN GAGASAN

Pemilihan Umum di Indonesia

Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat

yang sekaligus merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara

untuk menyalurkan aspirasi atau kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun

2003 tentang pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD pasal 1 berbunyi “Pemilihan

umum yang selanjutnya disebut pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD

1945.” Dan UU No. 23 tahun 2003 mengatur pemilu untuk presiden dan wakil

presiden Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu merupakan syarat

mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat, karena

kedaulatan rakyat dilaksanakan dengan cara perwakilan.

Permasalahan Pemilihan Umum di Indonesia

Sistem pemilihan umum saat ini memiliki problematika berupa tingginya

angka abstensi (golput), tingginya anggaran pemilihan umum, kasus pemilihan

ganda, distribusi logistik yang terlambat, dan sengketa yang berbuntut pada

pengulangan pelaksanaan pemilihan umum.

a. Angka Abstensi (Golput) yang tinggi

Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pilpres 2014 diikuti

190.307.134 pemilih yang terdiri 188.268.423 pemilih dalam negeri dan

2.038.711 pemilih luar negeri. Mereka menyalurkan hak suaranya di sejumlah

tempat pemungutan suara (TPS) dalam negeri 478.685 unit dan TPS luar negeri

498 unit, serta 130 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). Hingga kini, jumlah

pemilih berdasarkan data C1 total sekitar 130,7 juta, terdiri 129.417.755 suara sah

dan 1.347.516 suara tidak sah. Dengan penetapan KPU jumlah pemilih Pilpres 9

Juli lalu, sebesar 190,3 juta dan berpatokan data real count dua lembaga

independen, jumlah pemilih sekitar 133 juta maka jumlah golput mencapai 57 juta

lebih. Angka abstensi dari suatu pemilu ke pemilu berikutnya selalu bertambah.

Tingkat partisipasi pilpres mencapai 75,11 persen, sehingga angka golput

mencapai 24,89 persen (Putra, 2014).

Page 8: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

3

Gambar 1. Anggaran tahapan pemilu 2014 pada APBN 2013 dan APBN 2014

b. Tingginya anggaran pemilihan umum

Pemilihan umum pada tahun 2014 menghabiskan anggaran sebesar 15,4 triliun

rupiah (Sjafri, 2014). Anggaran tersebut tergolong sangat banyak dan tergolong

pemborosan karena kurangnya efisiensi dari segi penggunaan perangkat dan

distribusi logistik bagi seluruh daerah pemilihan di Indonesia.

c. Banyak terjadi kasus pemilihan ganda

Seringkali terjadi penggelembungan suara saat pemilu. Penggelembungan

suara ini terjadi karena pemilih memiliki kartu identitas lebih dari satu dan juga

pengawasan yang kurang baik yang dapat berupa daftar pemilih ganda atau daftar

pemilih yang berhak namun belum tercantum dalam DPT. Pada proses pemilihan

umum selalu terjadi pemilih yang menggunakan hak suaranya lebih dari satu kali

dan mengakibatkan yang lainnya tidak terdaftar dalam DPT (Surbakti, 2011).

d. Distribusi logistik yang terlambat

Pengalaman pemilu 2014 persiapan pengadaan logistik khususnya surat,

biasanya KPU melakukan tender pengadaan logistik Pemilu 2014 yang dilakukan

secara terdesentralisasi ke KPU Kabupaten dan Provinsi. Desentralisasi tender

pengadaan logistik dilakukan untuk meminimalisasi penyimpangan dan

memudahkan pengontrolan, efisiensi, dan efektifitas. Namun kenyataannya

sering terjadi persoalan distribusi yang menyebabkan surat suara tertukar. Pihak

KPU sendiri mencatat sedikitnya 770 TPS yang tersebar di 107 kabupaten/kota di

30 provinsi harus menggelar pemungutan suara ulang karena surat suara pada

pemilihan anggota legislatif tertukar. Sebagian dari 770 TPS itu telah menggelar

pemilu ulang (Ramadhanil, 2015). Untuk daerah - daerah dengan kondisi

geografis khusus, maka distributor harus memperhatikan waktu pengiriman,

cuaca dan ketersediaan transportasi.

e. Sengketa berbuntut pada pengulangan pelaksanaan pemilihan umum

Pengulangan pemilu dilakukan apabila terdapat beberapa kondisi. Kondisi

tersebut meliputi tertukarnya surat suara, pelanggaran administrasi dan prosedur

Page 9: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

4

pelaksanaan pemungutan suara di TPS berdasarkan rekomendasi panwas, adanya

tindakan anarkis yang mengakibatkan hilang/rusaknya dokumen pemungutan

suara. Pada tahun 2014 terdapat 20 provinsi dari 33 provinsi pada 77 kabupaten

kota yang dengan terpaksa melakukan pemilihan ulang (Silaban, 2014).

Pengulangan tersebut disebabkan karena ada surat suara yang tertukar.

Pemungutan suara tersebut dilakukan pada 517 Tempat Pemungutan Suara (TPS)

yang terdapat pada 20 provinsi tersebut. Provinsi yang tergabung dalam 20

provinsi yang melakukan pemilihan ulang dari 34 provinsi di Indonesia (Achmad,

2014).

Sistem yang Pernah Diterapkan

1. Sistem Coblos atau Contreng, dilakukan dengan cara warga yang mempunyai

hak pilih datang ke tempat pemungutan suara pada saat hari pemilihan.

Pemilihan umum pada awalnya menggunakan sistem coblos (melubangi

kertas pada nomor atau gambar kandidat yang dipilih). Sejak Pemilu

Legislatif tahun 2009, proses pemungutan suara dengan cara mencontreng

(√). Pemilih kemudian mencoblos atau mencontreng (√) kertas suara dan

kemudian memasukkan ke kotak suara. Selanjutnya pemilih mencelupkan jari

pada tinta sebagai tanda bahwa telah menggunakan hak pilihnya dan tidak

boleh memilih lagi pada tempat yang sama ataupun berbeda. Setelah proses

pemungutan suara selesai, kertas suara dikumpulkan oleh komisi pemilihan

umum pusat untuk dilakukan penghitungan suara secara manual.

2. E-Voting, yaitu sistem yang diterapkan pada pemilihan kepala desa di daerah

Tangerang Selatan dimana pemilih datang membawa e-KTP dan mengambil

kartu akses dengan terlebih dahulu mencocokkan sidik jari dan e-KTP pada

scanner. Lalu pemilih menggunakan kartu akses untuk dimasukkan ke

perangkat di bilik suara berupa layar touchscreen berisi gambar kandidat

yang akan dipilih. Setelah itu pemilih memasukkan kertas barcode pada kotak

audit yang hanya akan dibuka jika terjadi sengketa dan penghitungan ulang

akan dilakukan dengan melakukan scanning pada kertas barcode

(Wahiduddin, 2016).

E-Lection (Elecronic Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis

Elektronik

E-Lection (Electronic Election) adalah konsep pemilihan umum berbasis

elektronik dengan memanfaatkan E-KTP sebagai data pemilih tetap bagi seluruh

rakyat warga negara Indonesia. E-KTP menjamin bahwa setiap warga negara

Indonesia hanya memiliki satu kartu identitas ketika seorang warga negara

berpindah secara domestik maupun internasional, sehingga penggelembungan

suara atau pemilih yang menggunakan hak suaranya lebih dari satu kali tidak akan

terjadi. Konsep E-Lection didukung pula dengan keamanan jaringan internet yang

tidak dapat di interferensi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab

sehingga hasil dari pemilihan umum tersebut dapat menjadi valid dan dapat

meminimalisasi sengketa antara rakyat maupun partai politik pengusung kadidat.

Page 10: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

5

Gambar 2. Road map konsep dasar E-Lection

Tahapan Teknik Implementasi

1. Menjalin Kerjasama dengan Pihak Terkait

a. Komisi Pemilihan Umum

Dalam program ini, lembaga-lembaga pemrakarsa atau pengawas pemilu

sangat berperan penting. Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999

tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999

tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan

Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk

melaksanakan Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan untuk

merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum, membentuk

Panitia Pemilihan Indonesia dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum

mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara, mengumpulkan

dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum, serta

memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum. Dalam Pasal 11 Undang-undang

Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga ditambahkan, selambat-lambatnya 3 (tiga)

tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem

Pemilihan Umum.

b. Badan Pengawas Pemilihan Umum

Bawaslu dibentuk untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangan

pengawasan penyelenggaraan pemilu: pencegahan dan penindakan, serta

penyelesaian sengketa. Tugas, fungsi, dan kewenangan itu dilaksanakan pada

semua pemilihan yang termasuk ke dalam rumpun pemilu, sebagaimana diatur

UU Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu dan UU Nomor 15

Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu. Bawaslu mengawasi seluruh

pelaksanaan pemilihan umum, dan pada tingkat provinsi, kabupaten/kota,

desa/kelurahan serta luar negeri diawasi oleh Panwaslu.

Page 11: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

6

c. Kementerian Dalam Negeri

Kementerian Dalam Negeri membawahi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia yang telah

memenuhi syarat untuk memberikan suaranya pada pemilihan umum untuk

mendapatkan E-KTP dan tercatat dalam daftar pemilih tetap.

d. Kementerian Luar Negeri

Khusus untuk Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri,

Kementerian Luar Negeri memberikan fasilitas dan regulasi bagi warga negara

Indonesia di luar negeri untuk dapat memberikan hak suaranya pada kedutaan

besar atau instansi Indonesia terkait di negara tersebut.

e. Kementerian Komunikasi dan Informasi

Bekerjasama dengan instansi dari tingkat provinsi hingga desa/kelurahan,

memberikan sosialisai serta simulasi melalui media elektronik, media cetak, serta

sosialisasi lapangan dalam hal pelaksanaan pemilihan umum berbasis elektronik

dengan konsep E-Lection.

2. Persiapan dan Implementasi Program

a. Pembuatan E-KTP Secara Menyeluruh Bagi Pengguna Hak Suara

Pada sistem E-Lection semua penduduk baik di dalam negeri maupun di

Luar Negeri diwajibkan untuk memiliki E-KTP yang selain berfungsi sebagai

kartu identitas juga sebagai kartu hak suara dalam pemilihan umum. Dinas

kependudukan dan pencatatan sipil dibawah Kementerian Dalam Negeri Republik

Indonesia berwenang dalam realisasi agar setiap warga negara Indonesia yang

telah memenuhi syarat telah memiliki E-KTP. Dengan menggunakan E-KTP

maka tidak diperlukan kartu daftar peserta pemilih. Sehingga E-KTP menjadi

syarat untuk dilakukan pemilihan umum.

b. Persiapan Jaringan Internet, Pendataan dan Distribusi Kelengkapan Perangkat

Sistem keamanan jaringan yang digunakan pada pemilihan umum E-Lection

adalah keamanan berbasis Advance Encryption Standard (AES). Sistem ini sangat

sulit diretas dan telah menjamin transfer data aman dan terjaga kerahasiaannya

(Selent, 2010). Implementasi AES terdiri dari proses enkripsi dan deskripsi.

Proses enkripsi pada algoritma AES terdiri dari 4 jenis transformasi bytes, yaitu

SubBytes, ShiftRows, Mixcolumns, dan AddRoundKey (Alamsyah, 2013). Proses

enkripsi meliputi Input bits, Key bits, Initial state, Round key, dan Output.

Misalkan data yang disimpan dalam server dengan dalam hexa adalah “Kandidat”,

maka data yang tersimpan di server berubah menjadi misalkan <ÍÖòÅ›lk3. Proses

Dekripsi Transformasi cipher dapat dibalikkan dan diimplementasikan dalam arah

yang berlawanan untuk menghasilkan inverse cipher yang mudah dipahami untuk

algoritma AES. Setelah dilakukan proses dekripsi data kembali seperti semula.

Menurut Federal Information (2001), autentikasi biometrik memegang

peranan yang sangat penting dalam keamanan yang berhubungan dengan aplikasi

E-Lection. Biometrik adalah proses verifikasi identitas pribadi dengan mengukur

dan menganalisis karakteristik seperti sidik jari. Dalam sistem sidik jari, pengguna

Page 12: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

7

menempatkan jarinya pada scanner jari dan kemudian scanner akan mengenali

data pemilih. Oleh karena itu sistem biometrik tidak akan menimbulkan pemilih

ganda karena setiap sidik jari orang di seluruh dunia tidak ada satupun yang sama.

c. Sosialisasi Program Pemilihan Umum Elektronik

Sosialisasi dilakukan secara bertahap dari tingkat pusat hingga tingkat

daerah. Di tingkat pusat, sosialisasi dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum yang

dibantu dan Kemenkominfo. Sosialisasi di tingkat pusat dapat diikuti oleh panitia

pengawas pemilu atau Bawaslu di tiap provinsi. Selain itu Kemenkominfo juga

dapat melakukan sosialisasi melalui media cetak dan media elektronik yang dapat

diakses oleh seluruh warga negara termasuk yang sedang berada di luar negeri.

Sosialisasi di tingkat provinsi oleh Panwaslu tingkat provinsi yang pesertanya

merupakan panitia pemilu di tingkat kabupaten, dan selanjutnya sosialisasi

ditingkat kabupaten/kota diikuti oleh Panitia Pemilihan Kecamatan dan teknisi

ahli. Selanjutnya agen teknisi dan panitia pemilihan ditingkat kecamatan

mengadakan sosialisasi di tingkat kelurahan/desa. Sosialisasi teknis dilakukan di

kantor kelurahan/desa yang merupakan tempat pemilihan berlangsung.

d. Implementasi Pemilihan Umum Tanpa Pemilih Ganda dan Golput

E-Lection memanfaatkan jaringan internet nasional yang terintegrasi pada

perangkat komputer di setiap desa dan menggunakan alat khusus pembaca E-

KTP. Hasil pemilihan akan langsung masuk ke database komisi pemilihan umum

pusat dan identitas pemilih tersebut akan terdaftar sebagai pemilih yang telah

tidak aktif karena telah menggunakan hak suaranya, sehingga apabila pemilih

hendak melakukan pemilihan kembali pada tempat pemungutan suara yang lain,

maka alat tidak akan melanjutkan kepada proses pemilihan. Alat tersebut tidak

memberikan kesempatan untuk melakukan golput karena apabila E-KTP telah

dimasukkan, maka diwajibkan untuk memilih sehingga E-KTP dapat keluar dari

alat. Bagi pemilih yang tidak menghadiri pemilihan umum maka E-KTP yang

dimiliki akan terdaftar sebagai kartu identitas yang tidak aktif dan untuk dapat

digunakan harus diaktivasi kembali di daerah setempat dan dikonfirmasi oleh

pusat.

f. Implementasi Upaya Mencegah dan Mengatasi Sengketa Pemilihan Umum

Untuk menjamin validitas dari hasil pemilihan umum, maka data yang telah

terkawal dengan sistem anti-hack dan anti-crack tersebut di distribusikan dengan

tiga cabang, yaitu dari lokasi pemilihan langsung kepada KPU pusat, dari lokasi

pemilihan masuk ke database KPU provinsi, dan dari lokasi pemilihan masuk ke

KPU kabupaten/kota. Database tersebut terenkripsi dan akan dilakukan evaluasi

hasil secara serentak di seluruh Indonesia. Data yang masuk diuji kesesuaian

jumlahnya dari tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Apabila terjadi

ketidaksesuaian, maka akan dilakukan pengulangan pemilihan pada daerah atau

provinsi yang tidak sesuai, sehingga pengulangan tidak terjadi secara nasional

akan tetapi hanya pada daerah yang tidak memiliki kesesuaian data antara daerah

dan input data pada KPU pusat.

Page 13: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

8

g. Implementasi Pemilihan Umum Hemat Anggaran

Pelaksanaan pemilihan umum dengan konsep E-Lection menghemat anggaran

sebesar 89,36% dari jumlah anggaran yang digunakan untuk pemilihan umum

yakni sebesar 14,1 triliun rupiah menjadi hanya sebesar kurang dari 1,5 triliun

rupiah. Anggaran tersebut telah mencakup seluruh biaya dari pelaksanaan

pemilihan umum, melipiti dana pengadaan perangkat pemilihan umum, biaya

sosialisasi, dan juga biaya operasional.

h. Implementasi Solusi Permasalahan Distribusi Logistik

Konsep E-Lection menggunakan perangkat komputer yang ada pada desa

masing-masing, kemudian dilakukan distribusi perangkat E-KTP reader yang

telah dirancang sesuai dengan kebutuhan pemilihan umum. Dalam satu bilik

terdapat perangkat komputer dan E-KTP reader. Distribusi dilakukan dalam

waktu minimal satu tahun sebelum dilakukan pemilihan. Perangkat yang telah

didistribusikan menjadi tanggung jawab desa dalam hal perawatan sehingga dapat

digunakan kembali dalam pemilihan umum berikutnya, pemilihan presiden,

gubernur, bupati/walikota maupun pemilihan pemerintah dibawahnya.

3. Pengawasan dan Evaluasi Program

Pengawasan dilakukan meliputi update data pemilih tetap yaitu pengguna E-

KTP dan kelengakapan/kelayakan kondisi perangkat pemilihan umum. Evaluasi

yang dilakukan meliputi pembuatan E-KTP baru ataupun penggantian E-KTP

apabila terjadi kerusakan atau hilang. Pembuatan E-KTP dapat dilakukan pada

masing-masing kecamatan. Adapun untuk perangkat, dilakukan pendataan sekali

dalam satu tahun bagi semua peralatan yang mengalami kerusakan. Dengan

demikian akan didapatkan data anggaran yang akan digunakan untuk dilakukan

pengadaan kembali perangkat penunjang pemilihan umum. Pengawasan dan

evaluasi dilakukan oleh dinas pemerintah daerah.

Kebermanfaatan Program

1. Ekonomi: menghemat anggaran negara yang digunakan dalam pelaksanaan

pemilihan umum. Penghematan anggaran dapat dimanfaatkan untuk

memperbaiki aspek ekonomi yang lain bagi bangsa Indonesia.

2. Sosial: sistem pemilihan umum yang terpercaya dapat mengurangi potensi

konflik antara warga negara Indonesia sehingga pemilihan umum yang aman,

tertib dan terpercaya dapat terwujud.

3. Politik: berkurangnya sengketa yang terjadi dalam proses pemilihan umum

karena sistem yang terpercaya dan tidak dapat di manipulasi akan mengurangi

sifat negatif dalam kehidupan politik bangsa Indonesia.

4. Lingkungan: secara tidak langsung, pemilihan umum dengan sistem online

bersifat ramah lingkungan karena sedikit dalam penggunaan kertas. Hal

tersebut diakibatkan karena pada sistem ini menghapus seluruh fungsi kertas

yang digunakan sebagai surat suara maupun yang lain. Penghematan kertas

dapat berdampak bagi kelangsungan hutan di Indonesia.

Page 14: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

9

III. KESIMPULAN

1. E-Lection hadir sebagai solusi dalam menghemat anggaran yang digunakan

dalam proses pemilihan umum dalam jumlah yang relatif signifikan yakni

membutuhkan hanya sebesar 1,5 Triliun Rupiah untuk pemilihan presiden,

menghemat 98,86% anggaran dari sebelumnya menggunakan 47,9 Triliun

Rupiah dalam pemilihan presiden.

2. E-Lection mencegah peluang terjadinya kecurangan dengan sistem AES dan

menutup peluang peserta untuk melakukan pemilihan ganda dan memberikan

solusi untuk mengurangi abstensi atau golput. Sehingga hasil akhir pemilu

tidak akan menimbulkan sengketa bagi masyarakat serta partai politik peserta

pemilihan umum.

3. E-Lection mempermudah distribusi logistik yang dibutuhkan dalam pemilihan

umum. Distribusi logistik hanya dilakukan satu kali dan selanjutnya dilakukan

pengawasan terhadap perangkat yang akan dapat terus digunakan dalam

pemilihan umum berikutnya.

4. E-Lection memberikan efisiensi penggunaan waktu dalam pemilihan umum

karena kemungkinan sengketa semakin kecil sehingga tidak terjadi

pengulangan. Distribusi dan pemilihan dilakukan lebih efisien sehingga waktu

yang dibutuhkan menjadi lebih singkat.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 2014. 20 Provinsi ini Pemilu Ulang.

http://www.pemilu.com/berita/2014/04/20-provinsi-ini-pemilu-ulang/.

Diakses pada: 24 April 2016 Pukul 13:18

Alamsyah. 2013. Membangun Sistem Pemilu Online Menggunakan Advanced

Encryption standart (AES). Surabaya: UNNES Journal of Mathematics

Federal Information. 2001. Announcing the Advanced Encryption Standart (AES).

Springfield: Precessing Standarts Publication 197

Munir, A. Utari, E. 2016. Pemanfaatan E_KTP untuk Proses Pemungutan Suara

Pemilihan Umum di Indonesia Menggunakan Sistem E-Vote. Yogyakarta:

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016

Putra, E. 2014. Aneh, Jumlah Golput Mencapai 57 Juta Suara?.

http://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/07/21/n919hn-

aneh-jumlah-golput-mencapai-57-juta-suara. Diakses pada: 23 april 2016

pukul 14:28

Ramadhanil, F. Junaidil, V. dan Ibrohim. 2015. Desain Partisipasi Masyarakat

dalam Pemantauan Pemilu. Jakarta: Kemitraan bagi Pembaruan Tata

Pemerintah di Indonesia atas Kerjasama dengan Perkumpulan untuk Pemilu

dan Demokrasi (Perludem)

Ridwan, H. 2004. Panwaslu sampaikan Indikasi Kecurangan.

http://www.kpu.go.id/index.php/post/read/2004/564/Panwaslu-Sampaikan-

Indikasi-Kecurangan-Laporan-Dana-Kampanye-2-Pasangan-Calon-

Presiden-Wakil. Diakses pada: 23 April 2016 pukul 20:56

Page 15: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

10

Selent, D. 2010. Advance Encryption Standart. InSight: Rivier Academic Journal,

Volume 6, Number 2, Fall 2010

Silaban, F. 2014. Ketidakpuasan di Pilpres Diselesaikan Lewat Pengadilan.

http://www.bawaslu.go.id/id/berita/ketidakpuasan-di-pilpres-diselesaikan-

lewat-pengadilan. Diakses pada: 24 April 2016 pukul 12:52

Sjafri, R. 2014. Pajak dan Pemilu 2014. Pegawai Direktorat Pajak Kementerian

Keuangan

Surbakti, R. Supriyanto, D. dan Asy’ari, H. 2011. Menjaga Integaritas

Pemungutan dan Perhitungan Suara. Jakarta: Kemitraan bagi Pembaruan

Tata Pemerintahan

Wahiduddin. Octaviola, G. Armi, N. 2016. Peningkatan Kualitas Penyelenggraan

Pemilihan Umum Proposional, Akuntabilitas dan Efektif Melalui Sistem

Pemilu Online dengan autentikasi E-KTP. Makasar: Jurnal PENA, Volume

1, No. 1

Page 16: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok

A. Identitas Ketua

1 Nama lengkap Hairil Fiqri

2 Jenis kelamin Laki-Laki

3 Program studi Bioteknologi Industri

4 NIM 155100500111019

5 Tempat tanggal lahir Negara, 25 Januari 1997

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 082236099760

B. Riwayat pendidikan

SD SMP SMA

Nama institusi SDN 3

Wanasaba

SMPN 1

Wanasaba

SMAN 1

Aikmel

Jurusan - - IPA

Tahun masuk-

keluar

2004-2010 2010-1013 2013-2015

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1. Juara 2 PIMBA tingkat Fakultas Fakultas Teknologi Pertanian 2015

2. Juara 2 Rector Cup Universitas Brawijaya 2016

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah dengan judul “ELECTION (Electronic

Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik Sebagai Inovasi

Pemilu yang Hemat Anggaran, Efisien dan Terpecaya”.

Malang, 27 April 2016

Hairil Fiqri

Page 17: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

12

A. Identitas Anggota

1 Nama lengkap Sarah Devi Silvian

2 Jenis kelamin Perempuan

3 Program studi Bioteknologi Industri

4 NIM 155100501111006

5 Tempat tanggal lahir Pasuruan, 13 November 1996

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 082231875895

B. Riwayat pendidikan

SD SMP SMA

Nama institusi SDN

Sekarjoho 1

SMPN 2

Pandaan

SMAN 1

Pandaan

Jurusan - - IPA

Tahun masuk-

keluar

2004-2010 2010-2013 2013-2015

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1 Juara 2 PIMBA tingkat Fakultas Fakultas Teknologi Pertanian 2015

2. Juara 2 Rector Cup Universitas Brawijaya 2016

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah dengan judul “ELECTION (Electronic

Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik Sebagai Inovasi

Pemilu yang Hemat Anggaran, Efisien dan Terpecaya”.

Malang, 27 April 2016

Sarah Devi Silvian

Page 18: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

13

A. Identitas Anggota

1 Nama lengkap Avinda Alvionita

2 Jenis kelamin Perempuan

3 Program studi Bioteknologi Industri

4 NIM 155100501111016

5 Tempat tanggal lahir Malang, 17 November 1996

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085755003551

B. Riwayat pendidikan

SD SMP SMA

Nama institusi SDN

Sumberejo 2

SMPN 2

Bantur

SMAN 1 Bantur

Jurusan - - IPA

Tahun masuk-

keluar

2004-2010 2010-2013 2013-2015

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1. Juara 2 PIMBA tingkat Fakultas Fakultas Teknologi Pertanian 2015

2. Juara 2 Rektor Cup Universitas Brawijaya 2016

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah dengan judul “ELECTION (Electronic

Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik Sebagai Inovasi

Pemilu yang Hemat Anggaran, Efisien dan Terpecaya”.

Malang, 27 April 2016

Avinda Alvionita

Page 19: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

14

B. Identitas Anggota

1 Nama lengkap Asri Nur Aisyah

2 Jenis kelamin Perempuan

3 Program studi Ilmu dan Teknologi Pangan

4 NIM 135100500111020

5 Tempat tanggal lahir Malang, 13 Juli 1995

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085755527241

B. Riwayat pendidikan

SD SMP SMA

Nama institusi SDN

Lowokwaru III

Malang

SMP Negeri

20 Malang

SMA Negeri 7

Malang

Jurusan - - IPA

Tahun masuk-

keluar

2001-2007 2007-2010 2010-2013

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1. -

2. -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah dengan judul “ELECTION (Electronic

Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik Sebagai Inovasi

Pemilu yang Hemat Anggaran, Efisien dan Terpecaya”.

Malang, 27 April 2016

Asri Nur Aisyah

Page 20: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

15

A. Identitas Diri Dosen Pembimbing

1 Nama lengkap Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP

2 Jenis kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

4 NIP/NIDN 195908211993032001/0021085903

5 Tempat dan Tanggal Lahir Probolinggo, 21 Agustus 1959

6 E-mail [email protected]/[email protected]

7 Nomor Telepon/HP 081931891954/ (0341)471388

B. Riwayat pendidikan

S1 S2 S3

Nama institusi Universitas

Brawijaya

Universitas

Brawijaya

Universitas

Brawijaya

Judul Penelitian Hidrolisis

Enzimatis

Kecap Ikan

Jenis &

Aktivitas

Antioksidan

Tempe

Isolasi BAL pada

Bekatul dan

Kemampuan

Probiotik Secara

Invitro

Tahun Lulus 1983 1998 2007

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No. Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1. Seminar Pertemuan Ilmiah/

Seminar

2012,

Thailand

2. Seminar Nasional Ilmu Hayati

Pengaruh Kosentrasi Instant

Dry Yeast dan Kondisi

Fermentasi Terdapat Kualitas

2016

E. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1. -

2. -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

Page 21: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

16

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah dengan judul “ELECTION (Electronic

Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik Sebagai Inovasi

Pemilu yang Hemat Anggaran, Efisien dan Terpecaya”.

Malang, 27 Maret 2016

Pembimbing,

(Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP)

Page 22: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

17

Lampiran 2.

No. Nama/NIM Program

Studi

Alokasi

Waktu Uraian Tugas

1. Hairil Fiqri/

155100500111019

Bioteknologi

Industri

16

jam/minggu

Pengumpulan Data

Solusi yang Pernah Ada

Pembuatan Teknik

Implikasi

Konsultasi Dosen

Pembimbing &

Administrasi

2. Sarah Devi Silvian/

155100501111006

Bioteknologi

Industri

16

jam/minggu

Pengumpulan Data

Solusi yang Pernah Ada

Pembuatan Teknik

Implementasi

Konsultasi Dosen

Pembimbing &

Administrasi

3. Avinda Alvionita/

155100501111016

Bioteknologi

Industri

16

jam/minggu

Pembuatan Teknik

Implementasi

Pengumpulan Data

Regulasi

Konsultasi Dosen

Pembimbing &

Administrasi

4. Asri Nur Aisyah/

135100500111020

Ilmu dan

Teknologi

Pangan

16

jam/minggu

Pembuatan Pendahuluan

Pembuatan Teknik

Implementasi

Konsultasi Dosen

Pembimbing &

Administrasi

Page 23: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

18

line

Page 24: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

19

Lampiran

Gambar 3. Proses Enkripsi data pada sistem AES dengan kunci hexa

Page 25: UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 - arsc.tp.ub.ac.idarsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/E-Lection.pdf · Berdasarkan hal tersebut, solusi ... ramah lingkungan karena mengurangi

20

Gambar 4. Proses Deskripsi data pada sistem AES dengan kunci hexa