undang undang republik indonesia tentang … 16 tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan...

39
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyuluhan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum merupakan hak asasi warga negara Republik Indonesia; b. bahwa pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang berkelanjutan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan baku industri; memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha; meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan; mengentaskan masyarakat dari kemiskinan khususnya di perdesaan; meningkatkan pendapatan nasional; serta menjaga kelestarian lingkungan; c. bahwa untuk lebih meningkatkan peran sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis sehingga pelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalam melestarikan hutan dan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan; d. bahwa untuk mewujudkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, pemerintah berkewajiban menyelenggarakan penyuluhan di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan; e. bahwa . . .

Upload: nguyenthuan

Post on 08-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2006

TENTANG

SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa penyuluhan sebagai bagian dari upaya mencerdaskankehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umummerupakan hak asasi warga negara Republik Indonesia;

b. bahwa pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutananyang berkelanjutan merupakan suatu keharusan untukmemenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan bakuindustri; memperluas lapangan kerja dan lapanganberusaha; meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnyapetani, pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan,pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitarkawasan hutan; mengentaskan masyarakat dari kemiskinankhususnya di perdesaan; meningkatkan pendapatannasional; serta menjaga kelestarian lingkungan;

c. bahwa untuk lebih meningkatkan peran sektor pertanian,perikanan, dan kehutanan, diperlukan sumber dayamanusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuanmanajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis sehinggapelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutananmampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hiliryang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalammelestarikan hutan dan lingkungan hidup sejalan denganprinsip pembangunan berkelanjutan;

d. bahwa untuk mewujudkan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, huruf b, dan huruf c, pemerintah berkewajibanmenyelenggarakan penyuluhan di bidang pertanian,perikanan, dan kehutanan;

e. bahwa . . .

Page 2: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 2 -

e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dankehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagaiperaturan perundang-undangan sehingga belum dapatmemberikan dasar hukum yang kuat dan lengkap bagipenyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan, dankehutanan;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, huruf b, huruf c,huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undangtentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, danKehutanan;

Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, dan Pasal 33 Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG UNDANG TENTANG SISTEM PENYULUHANPERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutananyang selanjutnya disebut sistem penyuluhan adalahseluruh rangkaian pengembangan kemampuan,pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama danpelaku usaha melalui penyuluhan.

2. Penyuluhan . . .

Page 3: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 3 -

2. Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yangselanjutnya disebut penyuluhan adalah prosespembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agarmereka mau dan mampu menolong danmengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasipasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensiusaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, sertameningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsilingkungan hidup.

3. Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura,perkebunan, dan peternakan yang selanjutnya disebutpertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usahahulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasapenunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalamagroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, denganbantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemenuntuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagikesejahteraan masyarakat.

4. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungandengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikandan lingkungannya secara berkelanjutan, mulai daripraproduksi, produksi, pengolahan sampai denganpemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnisperikanan.

5. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atausebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkunganperairan.

6. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkutpaut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yangdiselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan.

7. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjukdan/atau ditetapkan oleh pemerintah untukdipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

8. Pelaku utama kegiatan pertanian, perikanan, dankehutanan yang selanjutnya disebut pelaku utama adalahmasyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan, petani,pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolahikan, beserta keluarga intinya.

9. Masyarakat . . .

Page 4: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 4 -

9. Masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalahpenduduk yang bermukim di dalam dan di sekitar kawasanhutan yang memiliki kesatuan komunitas sosial dengankesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutandan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistemhutan.

10. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia besertakeluarganya atau korporasi yang mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture,penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitarhutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,pemasaran, dan jasa penunjang.

11. Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia ataukorporasi yang melakukan usaha perkebunan.

12. Peternak adalah perorangan warga negara Indonesia ataukorporasi yang melakukan usaha peternakan.

13. Nelayan adalah perorangan warga negara Indonesia ataukorporasi yang mata pencahariannya atau kegiatanusahanya melakukan penangkapan ikan.

14. Pembudi daya ikan adalah perorangan warga negaraIndonesia atau korporasi yang melakukan usahapembudidayaan ikan.

15. Pengolah ikan adalah perorangan warga negara Indonesiaatau korporasi yang melakukan usaha pengolahan ikan.

16. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesiaatau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesiayang mengelola usaha pertanian, perikanan, dankehutanan.

17. Kelembagaan petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan disekitar kawasan hutan adalah lembaga yangditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelakuutama.

18. Penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, atau penyuluhkehutanan, baik penyuluh PNS, swasta, maupun swadaya,yang selanjutnya disebut penyuluh adalah peroranganwarga negara Indonesia yang melakukan kegiatanpenyuluhan.

19. Penyuluh . . .

Page 5: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 5 -

19. Penyuluh pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebutpenyuluh PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberitugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuholeh pejabat yang berwenang pada satuan organisasilingkup pertanian, perikanan, atau kehutanan untukmelakukan kegiatan penyuluhan.

20. Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari duniausaha dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensidalam bidang penyuluhan.

21. Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasildalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yangdengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadipenyuluh.

22. Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akandisampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama danpelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputiinformasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi,hukum, dan kelestarian lingkungan.

23. Programa penyuluhan pertanian, perikanan, dankehutanan yang selanjutnya disebut programa penyuluhanadalah rencana tertulis yang disusun secara sistematisuntuk memberikan arah dan pedoman sebagai alatpengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

24. Rekomendasi adalah pemberian persetujuan terhadapteknologi yang akan digunakan sebagai materi penyuluhan.

25. Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintahdan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsimenyelenggarakan penyuluhan.

26. Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutananyang selanjutnya disebut Komisi Penyuluhan adalahkelembagaan independen yang dibentuk pada tingkatpusat, provinsi, dan kabupaten/kota yang terdiri atas parapakar dan/atau praktisi yang mempunyai keahlian dankepedulian dalam bidang penyuluhan atau pembangunanperdesaan.

27. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidangpertanian, menteri yang bertanggung jawab di bidangperikanan, atau menteri yang bertanggung jawab di bidangkehutanan.

28. Pemerintah . . .

Page 6: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 6 -

28. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalahPresiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaanpemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.

29. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota,dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah.

30. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnyadisebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yangmemiliki batas-batas wilayah yang berwenang untukmengatur dan mengurus kepentingan masyarakatsetempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadatsetempat yang diakui dan dihormati dalam sistemPemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II

ASAS, TUJUAN, DAN FUNGSI

Pasal 2

Penyuluhan diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat,kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan,pemerataan, dan bertanggung gugat.

Pasal 3

Tujuan pengaturan sistem penyuluhan meliputi pengembangansumber daya manusia dan peningkatan modal sosial, yaitu:

a. memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, sertakehutanan yang maju dan modern dalam sistempembangunan yang berkelanjutan;

b. memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalampeningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usahayang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembanganpotensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran, danpendampingan serta fasilitasi;

c. memberikan . . .

Page 7: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 7 -

c. memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranyapenyuluhan yang produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi,partisipatif, terbuka, berswadaya, bermitra sejajar,kesetaraan gender, berwawasan luas ke depan, berwawasanlingkungan, dan bertanggung gugat yang dapat menjaminterlaksananya pembangunan pertanian, perikanan, dankehutanan;

d. memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukumbagi pelaku utama dan pelaku usaha untuk mendapatkanpelayanan penyuluhan serta bagi penyuluh dalammelaksanakan penyuluhan; dan

e. mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dansejahtera, sebagai pelaku dan sasaran utama pembangunanpertanian, perikanan, dan kehutanan.

Pasal 4

Fungsi sistem penyuluhan meliputi:

a. memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelakuusaha;

b. mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelakuusaha ke sumber informasi, teknologi, dan sumber dayalainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya;

c. meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dankewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha;

d. membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalammenumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasiekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkantata kelola berusaha yang baik, dan berkelanjutan;

e. membantu menganalisis dan memecahkan masalah sertamerespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelakuutama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha;

f. menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usahaterhadap kelestarian fungsi lingkungan; dan

g. melembagakan . . .

Page 8: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 8 -

g. melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian,perikanan, dan kehutanan yang maju dan modern bagipelaku utama secara berkelanjutan.

BAB IIISASARAN PENYULUHAN

Pasal 5

(1) Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhanmeliputi sasaran utama dan sasaran antara.

(2) Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama danpelaku usaha.

(3) Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentinganlainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhatipertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi mudadan tokoh masyarakat.

BAB IVKEBIJAKAN DAN STRATEGI

Pasal 6

(1) Kebijakan penyuluhan ditetapkan oleh Pemerintah danpemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya denganmemperhatikan asas dan tujuan sistem penyuluhan.

(2) Dalam menetapkan kebijakan penyuluhan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Pemerintah dan pemerintahdaerah memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a. penyuluhan dilaksanakan secara terintegrasi dengansubsistem pembangunan pertanian, perikanan, dankehutanan; dan

b. penyelenggaraan penyuluhan dapat dilaksanakan olehpelaku utama dan/atau warga masyarakat lainnyasebagai mitra Pemerintah dan pemerintah daerah, baiksecara sendiri-sendiri maupun bekerja sama, yangdilaksanakan secara terintegrasi dengan programa padatiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan.

(3) Ketentuan . . .

Page 9: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 9 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan penyuluhansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diaturdengan peraturan menteri, gubernur, ataubupati/walikota.

Pasal 7

(1) Strategi penyuluhan disusun dan ditetapkan olehPemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengankewenangannya yang meliputi metode pendidikan orangdewasa; penyuluhan sebagai gerakan masyarakat;penumbuhkembangan dinamika organisasi dankepemimpinan; keadilan dan kesetaraan gender; danpeningkatan kapasitas pelaku utama yang profesional.

(2) Dalam menyusun strategi penyuluhan, Pemerintah danpemerintah daerah memperhatikan kebijakan penyuluhanyang ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6, dengan melibatkan pemangkukepentingan di bidang pertanian, perikanan, dankehutanan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai strategi penyuluhansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diaturdengan peraturan menteri, gubernur, ataubupati/walikota.

BAB VKELEMBAGAAN

Bagian KesatuKelembagaan Penyuluhan

Pasal 8

(1) Kelembagaan penyuluhan terdiri atas:

a. kelembagaan penyuluhan pemerintah;

b. kelembagaan penyuluhan swasta; dan

c. kelembagaan penyuluhan swadaya.

(2) Kelembagaan . . .

Page 10: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 10 -

(2) Kelembagaan penyuluhan pemerintah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a:

a. pada tingkat pusat berbentuk badan yang menanganipenyuluhan;

b. pada tingkat provinsi berbentuk Badan KoordinasiPenyuluhan;

c. pada tingkat kabupaten/kota berbentuk badanpelaksana penyuluhan; dan

d. pada tingkat kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan.

(3) Kelembagaan penyuluhan swasta sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b dapat dibentuk oleh pelaku usahadengan memperhatikan kepentingan pelaku utama sertapembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanansetempat.

(4) Kelembagaan penyuluhan swadaya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c dapat dibentuk atas dasarkesepakatan antara pelaku utama dan pelaku usaha.

(5) Kelembagaan penyuluhan pada tingkat desa/kelurahanberbentuk pos penyuluhan desa/kelurahan yang bersifatnonstruktural.

Pasal 9

(1) Badan penyuluhan pada tingkat pusat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a mempunyaitugas:

a. menyusun kebijakan nasional, programa penyuluhannasional, standardisasi dan akreditasi tenaga penyuluh,sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan;

b. menyelenggarakan pengembangan penyuluhan,pangkalan data, pelayanan, dan jaringan informasipenyuluhan;

c. melaksanakan . . .

Page 11: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 11 -

c. melaksanakan penyuluhan, koordinasi, penyeliaan,pemantauan dan evaluasi, serta alokasi dan distribusisumber daya penyuluhan;

d. melaksanakan kerja sama penyuluhan nasional,regional, dan internasional; dan

e. melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh PNS,swadaya, dan swasta.

(2) Badan penyuluhan pada tingkat pusat bertanggung jawabkepada menteri.

(3) Untuk melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi,dan optimalisasi kinerja penyuluhan pada tingkat pusat,diperlukan wadah koordinasi penyuluhan nasionalnonstruktural yang pembentukannya diatur lebih lanjutdengan peraturan presiden.

Pasal 10

(1) Untuk menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan,menteri dibantu oleh Komisi Penyuluhan Nasional.

(2) Komisi Penyuluhan Nasional mempunyai tugasmemberikan masukan kepada menteri sebagai bahanpenyusunan kebijakan dan strategi penyuluhan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi PenyuluhanNasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)diatur dengan peraturan menteri.

Pasal 11

(1) Badan Koordinasi Penyuluhan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 ayat (2) huruf b mempunyai tugas;

a. melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi lintassektor, optimalisasi partisipasi, advokasi masyarakatdengan melibatkan unsur pakar, dunia usaha, institusiterkait, perguruan tinggi, dan sasaran penyuluhan;

b. menyusun . . .

Page 12: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 12 -

b. menyusun kebijakan dan programa penyuluhanprovinsi yang sejalan dengan kebijakan dan programapenyuluhan nasional;

c. memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan forummasyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha untukmengembangkan usahanya dan memberikan umpanbalik kepada pemerintah daerah; dan

d. melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh PNS,swadaya, dan swasta.

(2) Badan Koordinasi Penyuluhan pada tingkat provinsidiketuai oleh gubernur.

(3) Untuk menunjang kegiatan Badan Koordinasi Penyuluhanpada tingkat provinsi dibentuk sekretariat, yang dipimpinoleh seorang pejabat setingkat eselon IIa, yangpembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturangubernur.

Pasal 12

(1) Untuk menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhanprovinsi, gubernur dibantu oleh Komisi PenyuluhanProvinsi.

(2) Komisi Penyuluhan Provinsi bertugas memberikanmasukan kepada gubernur sebagai bahan penyusunankebijakan dan strategi penyuluhan provinsi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi PenyuluhanProvinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)diatur dengan peraturan gubernur.

Pasal 13

(1) Badan pelaksana penyuluhan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 ayat (2) huruf c bertugas:

a. menyusun kebijakan dan programa penyuluhankabupaten/kota yang sejalan dengan kebijakan danprograma penyuluhan provinsi dan nasional;

b. melaksanakan . . .

Page 13: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 13 -

b. melaksanakan penyuluhan dan mengembangkanmekanisme, tata kerja, dan metode penyuluhan;

c. melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengemasan,dan penyebaran materi penyuluhan bagi pelaku utamadan pelaku usaha;

d. melaksanakan pembinaan pengembangan kerja sama,kemitraan, pengelolaan kelembagaan, ketenagaan,sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan;

e. menumbuhkembangkan dan memfasilitasi kelembagaandan forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelakuusaha; dan

f. melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh PNS,swadaya, dan swasta melalui proses pembelajaransecara berkelanjutan.

(2) Badan pelaksana penyuluhan pada tingkatkabupaten/kota dipimpin oleh pejabat setingkat eselon IIdan bertanggung jawab kepada bupati/walikota, yangpembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturanbupati/walikota.

Pasal 14

(1) Untuk menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhankabupaten/kota, bupati/walikota dibantu oleh KomisiPenyuluhan Kabupaten/Kota.

(2) Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota mempunyai tugasmemberikan masukan kepada bupati/walikota sebagaibahan penyusunan kebijakan dan strategi penyuluhankabupaten/kota.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi PenyuluhanKabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan(2) diatur dengan peraturan bupati/walikota.

Pasal 15 . . .

Page 14: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 14 -

Pasal 15

(1) Balai Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (2) huruf d mempunyai tugas:

a. menyusun programa penyuluhan pada tingkatkecamatan sejalan dengan programa penyuluhankabupaten/kota;

b. melaksanakan penyuluhan berdasarkan programapenyuluhan;

c. menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi,sarana produksi, pembiayaan, dan pasar;

d. memfasilitasi pengembangan kelembagaan dankemitraan pelaku utama dan pelaku usaha;

e. memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS,penyuluh swadaya, dan penyuluh swasta melalui prosespembelajaran secara berkelanjutan; dan

f. melaksanakan proses pembelajaran melaluipercontohan dan pengembangan model usaha tani bagipelaku utama dan pelaku usaha.

(2) Balai Penyuluhan berfungsi sebagai tempat pertemuanpara penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha.

(3) Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada badanpelaksana penyuluhan kabupaten/kota yangpembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturanbupati/walikota.

Pasal 16

(1) Pos penyuluhan desa/kelurahan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 ayat (5) merupakan unit kerja nonstrukturalyang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelakuutama.

(2) Pos penyuluhan berfungsi sebagai tempat pertemuan parapenyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha untuk:

a. menyusun . . .

Page 15: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 15 -

a. menyusun programa penyuluhan;

b. melaksanakan penyuluhan di desa/kelurahan;

c. menginventarisasi permasalahan dan upayapemecahannya;

d. melaksanakan proses pembelajaran melaluipercontohan dan pengembangan model usaha tani bagipelaku utama dan pelaku usaha;

e. menumbuhkembangkan kepemimpinan,kewirausahaan, serta kelembagaan pelaku utama danpelaku usaha;

f. melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis,temu lapang, dan metode penyuluhan lain bagi pelakuutama dan pelaku usaha;

g. memfasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan,serta pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku usaha;dan

h. memfasilitasi forum penyuluhan perdesaan.

Pasal 17

Kelembagaan penyuluhan swasta dan/atau swadayasebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b danhuruf c mempunyai tugas:

a. menyusun perencanaan penyuluhan yang terintegrasidengan programa penyuluhan;

b. melaksanakan pertemuan dengan penyuluh dan pelakuutama sesuai dengan kebutuhan;

c. membentuk forum, jaringan, dan kelembagaan pelakuutama dan pelaku usaha;

d. melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis,lokakarya lapangan, serta temu lapang pelaku utama danpelaku usaha;

e. menjalin kemitraan usaha dengan berbagai pihak dengandasar saling menguntungkan;

f. menumbuhkembangkan . . .

Page 16: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 16 -

f. menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan,serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha;

g. menyampaikan informasi dan teknologi usaha kepadasesama pelaku utama dan pelaku usaha;

h. mengelola lembaga pendidikan dan pelatihan pertanian,perikanan, dan kehutanan serta perdesaan swadaya bagipelaku utama dan pelaku usaha;

i. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohandan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utamadan pelaku usaha;

j. melaksanakan kajian mandiri untuk pemecahan masalahdan pengembangan model usaha, pemberian umpan balik,dan kajian teknologi; dan

k. melakukan pemantauan pelaksanaan penyuluhan yangdifasilitasi oleh pelaku utama dan pelaku usaha.

Pasal 18

Ketentuan lebih lanjut mengenai kelembagaan penyuluhanpemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2)diatur dengan peraturan presiden.

Bagian KeduaKelembagaan Pelaku Utama

Pasal 19

(1) Kelembagaan pelaku utama beranggotakan petani,pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolahikan, serta masyarakat di dalam dan di sekitar hutan yangdibentuk oleh pelaku utama, baik formal maupunnonformal.

(2) Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mempunyai fungsi sebagai wadah proses pembelajaran,wahana kerja sama, unit penyedia sarana dan prasaranaproduksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran,serta unit jasa penunjang.

(3) Kelembagaan . . .

Page 17: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 17 -

(3) Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatberbentuk kelompok, gabungan kelompok, asosiasi, ataukorporasi.

(4) Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)difasilitasi dan diberdayakan oleh Pemerintah dan/ataupemerintah daerah agar tumbuh dan berkembang menjadiorganisasi yang kuat dan mandiri sehingga mampumencapai tujuan yang diharapkan para anggotanya.

BAB VITENAGA PENYULUH

Pasal 20

(1) Penyuluhan dilakukan oleh penyuluh PNS, penyuluhswasta, dan/atau penyuluh swadaya.

(2) Pengangkatan dan penempatan penyuluh PNS disesuaikandengan kebutuhan dan formasi yang tersedia berdasarkanperaturan perundang-undangan.

(3) Keberadaan penyuluh swasta dan penyuluh swadayabersifat mandiri untuk memenuhi kebutuhan pelakuutama dan pelaku usaha.

Pasal 21

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah meningkatkankompetensi penyuluh PNS melalui pendidikan danpelatihan.

(2) Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasipelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluhswasta dan penyuluh swadaya.

(3) Peningkatan kompetensi penyuluh sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) berpedoman pada standar,akreditasi, serta pola pendidikan dan pelatihan penyuluhyang diatur dengan peraturan menteri.

Pasal 22 . . .

Page 18: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 18 -

Pasal 22

(1) Penyuluh PNS merupakan pejabat fungsional yang diaturberdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Alih tugas penyuluh PNS hanya dapat dilakukan apabiladiganti dengan penyuluh PNS yang baru sesuai denganperaturan perundang-undangan.

BAB VIIPENYELENGGARAAN

Bagian KesatuPrograma Penyuluhan

Pasal 23

(1) Programa penyuluhan dimaksudkan untuk memberikanarah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuanpenyelenggaraan penyuluhan.

(2) Programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhandesa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programapenyuluhan kecamatan, programa penyuluhankabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi, danprograma penyuluhan nasional.

(3) Programa penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) disusun dengan memperhatikan keterpaduan dankesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan.

(4) Programa penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) disahkan oleh Kepala Balai Penyuluhan, Kepala BadanPelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota, Ketua BadanKoordinasi Penyuluhan Provinsi, atau Kepala BadanPenyuluhan sesuai dengan tingkat administrasipemerintahan.

(5) Programa penyuluhan desa/kelurahan sebagaimanadimaksud dalam ayat (2) diketahui oleh kepaladesa/kelurahan.

Pasal 24 . . .

Page 19: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 19 -

Pasal 24

(1) Programa penyuluhan disusun setiap tahun yang memuatrencana penyuluhan tahun berikutnya denganmemperhatikan siklus anggaran masing-masing tingkatanmencakup pengorganisasian dan pengelolaan sumber dayasebagai dasar pelaksanaan penyuluhan.

(2) Programa penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) harus terukur, realistis, bermanfaat, dan dapatdilaksanakan serta dilakukan secara partisipatif, terpadu,transparan, demokratis, dan bertanggung gugat.

Pasal 25

Ketentuan mengenai pedoman penyusunan programapenyuluhan diatur dengan peraturan menteri.

Bagian KeduaMekanisme Kerja dan Metode

Pasal 26

(1) Penyuluh menyusun dan melaksanakan rencana kerjatahunan berdasarkan programa penyuluhan.

(2) Penyuluhan dilaksanakan dengan berpedoman padaprograma penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal23, Pasal 24, dan Pasal 25.

(3) Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatanpartisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yangdisesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utamadan pelaku usaha.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme kerja danmetode penyuluhan ditetapkan dengan peraturan menteri,gubernur, atau bupati/walikota.

Bagian Ketiga . . .

Page 20: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 20 -

Bagian KetigaMateri Penyuluhan

Pasal 27

(1) Materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dankepentingan pelaku utama dan pelaku usaha denganmemperhatikan kemanfaatan dan kelestarian sumber dayapertanian, perikanan, dan kehutanan.

(2) Materi penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berisi unsur pengembangan sumber daya manusia danpeningkatan modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan,teknologi, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, danpelestarian lingkungan.

Pasal 28

(1) Materi penyuluhan dalam bentuk teknologi tertentu yangakan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usahaharus mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah,kecuali teknologi yang bersumber dari pengetahuantradisional.

(2) Lembaga pemerintah pemberi rekomendasi wajibmengeluarkan rekomendasi segera setelah prosespengujian dan administrasi selesai.

(3) Teknologi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh Menteri.

(4) Ketentuan mengenai pemberian rekomendasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dilaksanakan sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

Bagian KeempatPeran Serta dan Kerja Sama

Pasal 29

Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi danmendorong peran serta pelaku utama dan pelaku usaha dalampelaksanaan penyuluhan.

Pasal 30 . . .

Page 21: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 21 -

Pasal 30

(1) Kerja sama penyuluhan dapat dilakukanantarkelembagaan penyuluhan, baik secara vertikal,horisontal, maupun lintas sektoral.

(2) Kerja sama penyuluhan antara kelembagaan penyuluhannasional, regional, dan/atau internasional dapat dilakukansetelah mendapat persetujuan dari menteri.

(3) Penyuluh swasta dan penyuluh swadaya dalammelaksanakan penyuluhan kepada pelaku utama danpelaku usaha dapat berkoordinasi dengan penyuluh PNS.

BAB VIIISARANA DAN PRASARANA

Pasal 31

(1) Untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhandan kinerja penyuluh, diperlukan sarana dan prasaranayang memadai agar penyuluhan dapat diselenggarakandengan efektif dan efisien.

(2) Pemerintah, pemerintah daerah, kelembagaan penyuluhanswasta, dan kelembagaan penyuluhan swadayamenyediakan sarana dan prasarana penyuluhansebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Penyuluh PNS, penyuluh swasta, dan penyuluh swadayadapat memanfaatkan sarana dan prasarana sebagaimanadimaksud pada ayat (2).

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan sarana danprasarana diatur dengan peraturan menteri, gubernur,atau bupati/walikota.

BAB IX . . .

Page 22: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 22 -

BAB IXPEMBIAYAAN

Pasal 32

(1) Untuk menyelenggarakan penyuluhan yang efektif danefisien diperlukan tersedianya pembiayaan yang memadaiuntuk memenuhi biaya penyuluhan.

(2) Sumber pembiayaan untuk penyuluhan disediakan melaluiAPBN, APBD baik provinsi maupun kabupaten/kota, baiksecara sektoral maupun lintas sektoral, maupun sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

(3) Pembiayaan penyuluhan yang berkaitan dengan tunjanganjabatan fungsional dan profesi, biaya operasional penyuluhPNS, serta sarana dan prasarana bersumber dari APBN,sedangkan pembiayaan penyelenggaraan penyuluhan diprovinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa bersumberdari APBD yang jumlah dan alokasinya disesuaikan denganprograma penyuluhan.

(4) Jumlah tunjangan jabatan fungsional dan profesi penyuluhPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan padajenjang jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(5) Dalam hal penyuluhan yang diselenggarakan olehpenyuluh swasta dan penyuluh swadaya, pembiayaannyadapat dibantu oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.

Pasal 33

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan penyuluhansebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 diatur denganPeraturan Pemerintah.

BAB X . . .

Page 23: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 23 -

BAB XPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 34

(1) Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasanterhadap penyuluhan yang diselenggarakan, baik olehpemerintah daerah maupun swasta atau swadaya.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan terhadap kelembagaan, ketenagaan,penyelenggaraan, sarana dan prasarana, serta pembiayaanpenyuluhan.

(3) Untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasanterhadap kinerja penyuluh, pemerintah memfasilitasiterbentuknya organisasi profesi dan kode etik penyuluh.

(4) Setiap penyuluh yang menjadi anggota organisasi profesitunduk terhadap kode etik penyuluh.

(5) Organisasi profesi penyuluh berkewajiban melakukanpembinaan dan pengawasan, termasuk memberikanpertimbangan terhadap anggotanya yang melakukanpelanggaran kode etik.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan danpengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan peraturan pemerintah.

BAB XIKETENTUAN SANKSI

Pasal 35

(1) Setiap penyuluh PNS yang melakukan penyuluhan denganmateri teknologi tertentu yang belum mendapatrekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat(1) dikenakan sanksi administratif berdasarkan peraturanperundang-undangan bidang kepegawaian denganmemperhatikan pertimbangan dari organisasi profesi dankode etik penyuluh.

(2) Setiap . . .

Page 24: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 24 -

(2) Setiap pejabat pemberi rekomendasi yang tidak mematuhiketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (2)dan ayat (3) dikenakan sanksi administratif berdasarkanperaturan perundang-undangan bidang kepegawaian.

(3) Setiap penyuluh swasta yang melakukan penyuluhandengan materi teknologi tertentu yang belum mendapatrekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat(1) dikenakan sanksi administratif berupa pencabutansertifikat sebagai penyuluh dengan memperhatikanpertimbangan dari organisasi profesi dan kode etikpenyuluh.

(4) Setiap penyuluh swadaya yang melakukan penyuluhandengan materi teknologi tertentu yang belum mendapatrekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat(1) dikenakan sanksi administratif berupa pencabutansertifikat sebagai penyuluh swadaya, kecuali materiteknologi yang bersumber dari pengetahuan tradisional.

Pasal 36

Setiap orang dan/atau kelembagaan penyuluhan yangmelakukan penyuluhan dengan sengaja atau karenakelalaiannya menimbulkan kerugian sosial ekonomi,lingkungan hidup, dan/atau kesehatan masyarakat dipidanasesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 37

(1) Penyelenggaraan penyuluhan yang telah dilaksanakansebelum Undang-Undang ini dan tidak bertentangandengan Undang-Undang ini tetap dapat dilaksanakan.

(2) Pelaksanaan . . .

Page 25: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 25 -

(2) Pelaksanaan penyuluhan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diberi waktu penyesuaian paling lama 1 (satu)tahun sejak tanggal pengundangan Undang-Undang ini.

Pasal 38

Kelembagaan penyelenggara penyuluhan pada tingkat pusat,yang telah ada saat Undang-Undang ini diundangkan harussudah disesuaikan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)tahun.

BAB XIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 39

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturanperundang-undangan di bidang penyuluhan dinyatakan masihtetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum digantidengan peraturan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini.

Pasal 40

Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telahditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang inidiundangkan.

Pasal 41

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar . . .

Page 26: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 26 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannyadalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta,pada tanggal 15 Nopember 2006

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 15 Nopember 2006

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

HAMID AWALUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2006 NOMOR 92

Salinan sesuai dengan aslinya,

SEKRETARIAT NEGARA RI

Kepala Biro Peraturan Perundang-undanganBidang Perekonomian dan Industri,

M. SAPTA MURTI, SH., MA, MKn

Page 27: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2006

TENTANG

SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

I. UMUM

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuanantara lain mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskankehidupan bangsa.

Indonesia sebagai negara agraris dan bahari memiliki hutan tropisterbesar ketiga di dunia dengan keragaman hayati yang sangat tinggi. Halitu merupakan modal dasar yang sangat penting dalam meningkatkanperekonomian nasional karena telah terbukti dan teruji bahwa pada saatkrisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998, bidang pertanian,perikanan, dan kehutanan mampu memberikan kontribusi yang signifikanpada produk domestik bruto nasional. Oleh karena itu, bangsa Indonesiawajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia sumber dayaalam hayati, tanah yang subur, iklim yang sesuai sehingga bidangpertanian, perikanan, dan kehutanan dapat menjadi tulang punggungperekonomian nasional.

Petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan,dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan merupakan bagiandari masyarakat Indonesia sehingga perlu ditingkatkan kesejahteraan dankecerdasannya. Salah satu upaya peningkatan tersebut dilaksanakanmelalui kegiatan penyuluhan.

Penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan merupakan prosespembelajaran bagi pelaku utama agar mereka mau dan mampu menolongdan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untukmeningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dankesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsilingkungan hidup.

Untuk . . .

Page 28: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 2 -

Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan strategis yang berkembangpada abad 21 dengan isu globalisasi, desentralisasi, demokratisasi, danpembangunan berkelanjutan, diperlukan sumber daya manusia yang andaluntuk mewujudkan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang tangguh,produktif, efisien, dan berdaya saing sehingga dapat menyejahterakanseluruh rakyat Indonesia.

Untuk menjawab perubahan lingkungan strategis diperlukan upayarevitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan. Revitalisasi tersebut akanberhasil jika didukung antara lain oleh adanya sistem penyuluhanpertanian, perikanan, dan kehutanan.

Sistem penyuluhan selama ini belum didukung oleh peraturanperundang-undangan yang kuat dan lengkap sehingga kurang memberikanjaminan kepastian hukum serta keadilan bagi pelaku utama, pelaku usaha,dan penyuluh. Kondisi tersebut menimbulkan perbedaan pemahaman danpelaksanaan di kalangan masyarakat. Di samping itu, adanya perubahanperaturan perundang-undangan dan kebijakan penyuluhan yang demikiancepat telah melemahkan semangat dan kinerja para penyuluh sehinggadapat menggoyahkan ketahanan pangan dan menghambat pengembanganperekonomian nasional.

Undang-undang yang ada selama ini masih bersifat parsial dan belummengatur sistem penyuluhan secara jelas, tegas, dan lengkap. Hal tersebutdapat dilihat dalam undang-undang sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-KetentuanPokok Peternakan dan Kesehatan Hewan;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber DayaAlam Hayati dan Ekosistemnya;

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem BudidayaTanaman;

4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikandan Tumbuhan;

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan LingkunganHidup;

7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

8. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan VarietasTanaman;

9. Undang-Undang . . .

Page 29: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 3 -

9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem NasionalPenelitian dan Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan danTeknologi;

10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;

11. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Atas dasar pertimbangan tersebut, Undang-Undang ini mengatur sistempenyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan secara holistik dankomprehensif dalam suatu pengaturan yang terpadu, serasi antarapenyuluhan yang diselenggarakan oleh kelembagaan penyuluhanpemerintah, kelembagaan penyuluhan swasta, dan kelembagaanpenyuluhan swadaya kepada pelaku utama dan pelaku usaha.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Yang dimaksud dengan ‘‘penyuluhan berasaskan demokrasi” yaitupenyuluhan yang diselenggarakan dengan saling menghormati pendapatantara Pemerintah, pemerintah daerah, dan pelaku utama serta pelakuusaha lainnya.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan manfaat” yaitupenyuluhan yang harus memberikan nilai manfaat bagi peningkatanpengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku untukmeningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan pelakuutama dan pelaku usaha.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan kesetaraan” yaituhubungan antara penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha yang harusmerupakan mitra sejajar.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan keterpaduan” yaitupenyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan secara terpadu antarkepentingan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan keseimbangan” yaitusetiap penyelenggaraan penyuluhan harus memperhatikankeseimbangan antara kebijakan, inovasi teknologi dengan kearifanmasyarakat setempat, pengarusutamaan gender, keseimbanganpemanfaatan sumber daya dan kelestarian lingkungan, dankeseimbangan antar kawasan yang maju dengan kawasan yang relatifmasih tertinggal.

Yang . . .

Page 30: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 4 -

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan keterbukaan” yaitupenyelenggaraan penyuluhan dilakukan secara terbuka antara penyuluhdan pelaku utama serta pelaku usaha.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan kerjasama” yaitupenyelenggaraan penyuluhan harus diselenggarakan secara sinergisdalam kegiatan pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutananserta sektor lain yang merupakan tujuan bersama antara pemerintahdan masyarakat.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan partisipatif” yaitupenyelenggaraan penyuluhan yang melibatkan secara aktif pelaku utamadan pelaku usaha dan penyuluh sejak perencanaan, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan kemitraan” yaitupenyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan berdasarkan prinsipsaling menghargai, saling menguntungkan, saling memperkuat, dansaling membutuhkan antara pelaku utama dan pelaku usaha yangdifasilitasi oleh penyuluh.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan keberlanjutan” yaitupenyelenggaraan penyuluhan dengan upaya secara terus menerus danberkesinambungan agar pengetahuan, keterampilan, serta perilakupelaku utama dan pelaku usaha semakin baik dan sesuai denganperkembangan sehingga dapat terwujud kemandirian.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan berkeadilan” yaitupenyelenggaraan penyuluhan yang memosisikan pelaku utama danpelaku usaha berhak mendapatkan pelayanan secara proporsionalsesuai dengan kemampuan, kondisi, serta kebutuhan pelaku utamadan pelaku usaha.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan pemerataan” yaitupenyelenggaraan penyuluhan harus dapat dilaksanakan secara meratabagi seluruh wilayah Republik Indonesia dan segenap lapisan pelakuutama dan pelaku usaha.

Yang dimaksud dengan “penyuluhan berasaskan bertanggung gugat”yaitu bahwa evaluasi kinerja penyuluhan dikerjakan denganmembandingkan pelaksanaan yang telah dilakukan dengan perencanaanyang telah dibuat dengan sederhana, terukur, dapat dicapai, rasional,dan kegiatannya dapat dijadualkan.

Pasal 3 . . .

Page 31: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 5 -

Pasal 3Yang dimaksud dengan “pengembangan sumber daya manusia” antaralain peningkatan semangat, wawasan, kecerdasan, keterampilan, sertailmu pengetahuan dan teknologi untuk membentuk kepribadian yangmandiri.

Yang dimaksud dengan “peningkatan modal sosial” antara lainpembentukan kelompok, gabungan kelompok/asosiasi, manajemen,kepemimpinan, akses modal, dan akses informasi.

Huruf a Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan “terdesentralisasi” yaitu bahwapenyelenggaraan penyuluhan merupakan urusan rumah tangga desaatau unit kerja lapangan, kabupaten/kota, dan provinsi.

Yang dimaksud dengan “partisipatif” yaitu bahwa penyelenggaraanpenyuluhan melibatkan pelaku utama mulai dari perencanaan,pelaksanaan, sampai dengan evaluasi.

Yang dimaksud dengan “keterbukaan” yaitu bahwa penyelenggaraanpenyuluhan dilakukan dengan prinsip transparansi sehingga dapatdiketahui oleh semua unsur yang terlibat.

Yang dimaksud dengan “keswadayaan” yaitu bahwa penyelenggaraanpenyuluhan dilakukan dengan mengutamakan kemampuan pelakupenyuluhan sendiri.

Yang dimaksud dengan “kemitrasejajaran” yaitu bahwapenyelenggaraan penyuluhan dilakukan berdasarkan atas kesetaraankedudukan antara penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha.

Yang dimaksud dengan “bertanggung gugat” yaitu bahwa evaluasikinerja penyuluhan dikerjakan dengan membandingkan pelaksanaanyang telah dilakukan dengan perencanaan yang telah dibuat dengansederhana, terukur, dapat dicapai, rasional, dan kegiatannya dapatdijadwalkan.

Huruf d . . .

Page 32: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 6 -

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Sasaran utama penyuluhan pertanian meliputi petani, pekebun,peternak, baik individu maupun kelompok, dan pelaku usaha lainnya.

Sasaran utama penyuluhan perikanan meliputi nelayan, pembudi dayaikan, pengolah ikan, baik individu maupun kelompok yang melakukankegiatan perikanan.

Sasaran utama penyuluhan kehutanan meliputi masyarakat di dalamdan di sekitar kawasan hutan, kelompok, atau individu masyarakatpengelola komoditas yang dihasilkan dari kawasan hutan.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan “generasi muda dan tokoh masyarakat”, yaitugenerasi muda dan tokoh masyarakat dengan memperhatikan keadilandan kesetaraan gender.

Pasal 6 Cukup jelas.

Pasal 7 Cukup jelas.

Pasal 8Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) . . .

Page 33: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 7 -

Ayat (2)Kelembagaan penyuluhan pada tingkat pusat adalah badan yangmenangani penyuluhan pada setiap Departemen/Kementrian yangbertanggung jawab di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Pada tingkat provinsi berbentuk Badan Koordinasi Penyuluhan yangbertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri.

Pada tingkat kabupaten/kota berbentuk badan pelaksana penyuluhanyang bertanggung jawab kepada bupati/walikota.

Pada tingkat kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan yang bertanggung jawab kepada badanpelaksana penyuluhan Kabupaten/Kota.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Pos penyuluhan di perdesaan merupakan wadah penyuluh pegawai

negeri sipil, penyuluh swasta dan swadaya serta pelaku utama danpelaku usaha di perdesaan sebagai tempat berdiskusi, merencanakan,melaksanakan, dan memantau kegiatan penyuluhan.

Pasal 9Cukup jelas.

Pasal 10Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “Komisi Penyuluhan Nasional” yaitukelembagaan independen sebagai mitra kerja menteri dalam memberikanrekomendasi yang berkaitan dengan penyuluhan. Keanggotaan KomisiPenyuluhan Nasional terdiri atas para pakar dan/atau praktisi yangmempunyai keahlian dan kepedulian dalam bidang penyuluhan ataupembangunan perdesaan.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 34: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 8 -

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 11Ayat (1)

Pada tingkat provinsi dibentuk Badan Koordinasi Penyuluhan karenasebagian besar kegiatan penyuluhan berada di kabupaten/kota,sedangkan di provinsi badan itu lebih banyak bersifat koordinatif.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 12Komisi Penyuluhan Provinsi merupakan kelembagaan independen yangdibentuk oleh gubernur yang terdiri atas para pakar dan atau praktisi yangmempunyai keahlian dan kepedulian di bidang penyuluhan ataupembangunan perdesaan.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota merupakan kelembagaan independenyang dibentuk oleh bupati/walikota yang terdiri atas para pakar dan/ataupraktisi yang mempunyai keahlian dan kepedulian di bidang penyuluhanatau pembangunan perdesaan.

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18 . . .

Page 35: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 9 -

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Ayat (1)

Kelembagaan pelaku utama dibentuk secara partisipatif sesuai dengankesepakatan di antara petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, serta masyarakat di dalam dan di sekitarhutan.

Pasal 20Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Ketentuan pengangkatan penyuluh pegawai negeri sipil harus mendapatprioritas oleh Pemerintah dan pemerintah daerah untuk mencukupikebutuhan tenaga penyuluh pegawai negeri sipil.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan “bersifat mandiri” yaitu tenaga penyuluh bekerjaatas kehendak diri sendiri atau atas biaya lembaga/pelaku usaha.

Pasal 21 Cukup jelas.

Pasal 22Ayat (1)

Penyuluh pegawai negeri sipil memperoleh kesetaraan persyaratan,jenjang jabatan, tunjangan jabatan fungsional, tunjangan profesi, danusia pensiun.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 23Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) . . .

Page 36: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 10 -

Ayat (2)Programa penyuluhan desa atau unit kerja lapangan disusun olehpelaku utama dan pelaku usaha yang difasilitasi oleh penyuluh.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan “keterpaduan” yaitu bahwa programapenyuluhan disusun dengan memperhatikan programa penyuluhantingkat kecamatan, tingkat kabupaten, tingkat provinsi, dan tingkatnasional, dengan berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan pelakuusaha.

Yang dimaksud dengan “kesinergian” yaitu bahwa hubungan antaraprograma penyuluhan pada tiap tingkatan mempunyai hubungan yangbersifat saling mendukung.

Ketentuan ayat ini dimaksudkan agar semua programa selaras dan tidakbertentangan antara programa dalam berbagai tingkatan.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup jelas.

Pasal 24Cukup jelas.

Pasal 25Cukup jelas.

Pasal 26Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4) . . .

Page 37: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 11 -

Ayat (4)Yang dimaksud “metode penyuluhan” antara lain seminar, workshop,lokakarya, magang, studi banding, temu lapang, temu teknologi,sarasehan.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasal 28Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “teknologi” dapat berupa produk atau proses.Yang dimaksud dengan “produk” antara lain bibit, benih, alat dan mesin,bahan, pestisida, dan obat hewan/ikan. Yang dimaksud dengan “proses”yaitu paket teknologi, misalnya pengelolaan tanaman terpadu (PTT).

Yang dimaksud dengan “teknologi tertentu” yaitu teknologi yangdiperkirakan dapat merusak lingkungan hidup, mengganggu kesehatandan ketentraman batin masyarakat, dan menimbulkan kerugian ekonomibagi pelaku utama, pelaku usaha, dan masyarakat. Misalnya: teknologirekayasa genetik, teknologi perbenihan dan teknologi pengendalian hamapenyakit.

Yang dimaksud dengan “teknologi yang bersumber dari pengetahuantradisional” yaitu produk atau proses yang ditemukan oleh masyarakatdan/atau telah dimanfaatkan secara meluas sesuai dengan adatkebiasaan secara turun-temurun.

Ayat (2)Yang dimaksud “lembaga pemerintah pemberi rekomendasi” adalahmenteri atau pejabat yang ditunjuk olehnya.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30 . . .

Page 38: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 12 -

Pasal 30Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan “bekerja sama” yaitu kerja sama yang dimulaidari penyusunan Frencana, pelaksanaan sampai dengan pemantauanpenyelenggaraan penyuluhan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 31Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)Ketentuan ayat ini dimaksudkan agar para penyuluh baik penyuluhpegawai negeri sipil, penyuluh swasta, dan penyuluh swadaya dapatsaling memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Pengaturan mengenai pembiayaan penyuluhan antara lain standar minimalbiaya operasional, sumber pembiayaan, serta alokasi dan distribusi biaya.

Standar minimal biaya operasional meliputi:a. perjalanan tetap;b. biaya perlengkapan (jas hujan, sepatu lapangan, dan pakaian kerja, soil

test kit);c. biaya percontohan dan demonstrasiplot (demplot);d. biaya penyusunan materi penyuluhan;e. biaya penyusunan rencana kerja.

Pasal 34 . . .

Page 39: UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG … 16 Tahun 2006.pdf · - 2 - e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagai

- 13 -

Pasal 34 Cukup jelas.

Pasal 35 Cukup jelas.

Pasal 36 Cukup jelas.

Pasal 37 Cukup jelas.

Pasal 38 Cukup jelas.

Pasal 39 Cukup jelas.

Pasal 40 Cukup jelas.

Pasal 41 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4660