undang-undang republik indonesia nomor 39 tahun …harkat, martabat, hak asasi manusia dan...

49
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bekerja merupakan hak asasi manusia yang wajib dijunjung tinggi, dihormati, dan dijamin penegakannya; b. bahwa setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan; c. bahwa tenaga kerja Indonesia di luar negeri sering dijadikan obyek perdagangan manusia, termasuk perbudakan dan kerja paksa, korban kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia; d. bahwa negara wajib menjamin dan melindungi hak asasi warga negaranya yang bekerja baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan prinsip persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, dan anti perdagangan manusia; e. bahwa penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri merupakan suatu upaya untuk mewujudkan hak dan kesempatan yang sama bagi tenaga kerja untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan nasional;

Upload: others

Post on 21-Jan-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 39 TAHUN 2004

TENTANG

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGAKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa bekerja merupakan hak asasi manusia yang wajibdijunjung tinggi, dihormati, dan dijamin penegakannya;

b. bahwa setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatanyang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaandan penghasilan yang layak, baik di dalam maupun di luarnegeri sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat,dan kemampuan;

c. bahwa tenaga kerja Indonesia di luar negeri sering dijadikanobyek perdagangan manusia, termasuk perbudakan dankerja paksa, korban kekerasan, kesewenang-wenangan,kejahatan atas harkat dan martabat manusia, sertaperlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia;

d. bahwa negara wajib menjamin dan melindungi hak asasiwarga negaranya yang bekerja baik di dalam maupun diluar negeri berdasarkan prinsip persamaan hak, demokrasi,keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, antidiskriminasi, dan anti perdagangan manusia;

e. bahwa penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negerimerupakan suatu upaya untuk mewujudkan hak dankesempatan yang sama bagi tenaga kerja untukmemperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yangpelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikanharkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindunganhukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaantenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan nasional;

Page 2: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

f. bahwa penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeriperlu dilakukan secara terpadu antara instansi Pemerintahbaik Pusat maupun Daerah dan peran serta masyarakatdalam suatu sistem hukum guna melindungi tenaga kerjaIndonesia yang ditempatkan di luar negeri;

g. bahwa peraturan perundang-undangan di bidangketenagakerjaan yang ada belum mengatur secaramemadai, tegas, dan terperinci mengenai penempatan danperlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri;

h. bahwa dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003tentang Ketenagakerjaan dinyatakan penempatan tenagakerja Indonesia di luar negeri diatur dengan undang-undang;

i. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f,huruf g, dan huruf h, perlu membentuk undang-undangtentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga KerjaIndonesia di Luar Negeri;

Mengingat : 1. Pasal 20, Pasal 21, Pasal 27 ayat (2), Pasal 28 D ayat (1) danayat (2), Pasal 28 E ayat (1) dan ayat (3), Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4279);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIADAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENEMPATAN DANPERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUARNEGERI.

BAB I KETENTUAN

UMUM

Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut denganTKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhisyarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerjauntuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.

Page 3: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

2. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebutcalon TKI adalah setiap warga negara Indonesia yangmemenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerjadi luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintahkabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan.

3. Penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untukmempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dankemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yangmeliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusandokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan,persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai kenegara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan.

4. Perlindungan TKI adalah segala upaya untuk melindungikepentingan calon TKI/TKI dalam mewujudkan terjaminnyapemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturanperundang-undangan, baik sebelum, selama, maupunsesudah bekerja.

5. Pelaksana penempatan TKI swasta adalah badan hukumyang telah memperoleh izin tertulis dari Pemerintah untukmenyelenggarakan pelayanan penempatan TKI di luarnegeri.

6. Mitra Usaha adalah instansi atau badan usaha berbentukbadan hukum di negara tujuan yang bertanggung jawabmenempatkan TKI pada Pengguna.

7. Pengguna Jasa TKI yang selanjutnya disebut denganPengguna adalah instansi Pemerintah, Badan HukumPemerintah, Badan Hukum Swasta, dan/atau Perseorangandi negara tujuan yang mempekerjakan TKI.

8. Perjanjian Kerja Sama Penempatan adalah perjanjiantertulis antara pelaksana penempatan TKI swasta denganMitra Usaha atau Pengguna yang memuat hak dankewajiban masing-masing pihak dalam rangka penempatanserta perlindungan TKI di negara tujuan.

9. Perjanjian Penempatan TKI adalah perjanjian tertulis antarapelaksana penempatan TKI swasta dengan calon TKI yangmemuat hak dan kewajiban masing-masing pihak dalamrangka penempatan TKI di negara tujuan sesuai denganperaturan perundang-undangan.

10. Perjanjian Kerja adalah perjanjian tertulis antara TKIdengan Pengguna yang memuat syarat-syarat kerja, hakdan kewajiban masing-masing pihak.

11. Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri yang selanjutnya disebutdengan KTKLN adalah kartu identitas bagi TKI yangmemenuhi persyaratan dan prosedur untuk bekerja di luarnegeri.

Page 4: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

12. Visa Kerja adalah izin tertulis yang diberikan oleh pejabatyang berwenang pada perwakilan suatu negara yangmemuat persetujuan untuk masuk dan melakukanpekerjaan di negara yang bersangkutan.

13. Surat Izin Pelaksana Penempatan TKI yang selanjutnyadisebut SIPPTKI adalah izin tertulis yang diberikan olehMenteri kepada perusahaan yang akan menjadi pelaksanapenempatan TKI swasta.

14. Surat Izin Pengerahan yang selanjutnya disebut SIP adalahizin yang diberikan Pemerintah kepada pelaksanapenempatan TKI swasta untuk merekrut calon TKI daridaerah tertentu, untuk jabatan tertentu, dan untukdipekerjakan pada calon Pengguna tertentu dalam jangkawaktu tertentu.

15. Orang adalah pihak orang perseorangan atau badanhukum.

16. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan RepublikIndonesia yang terdiri dari Presiden beserta para Menteri.

17. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan.

Pasal 2

Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI berasaskanketerpaduan, persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial,kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, serta antiperdagangan manusia.

Pasal 3

Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI bertujuanuntuk :

a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secaraoptimal dan manusiawi;

b. menjamin dan melindungi calon TKI/TKI sejak di dalamnegeri, di negara tujuan, sampai kembali ke tempat asal diIndonesia;

c. meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya.

Pasal 4

Orang perseorangan dilarang menempatkan warga negaraIndonesia untuk bekerja di luar negeri.

Page 5: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

BAB II

TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DANKEWAJIBAN PEMERINTAH

Pasal 5

(1) Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan,dan mengawasi penyelenggaraan penempatan danperlindungan TKI di luar negeri.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud padaayat (1), Pemerintah dapat melimpahkan sebagianwewenangnya dan/atau tugas perbantuan kepadapemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6

Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan upayaperlindungan TKI di luar negeri.

Pasal 7

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Pemerintahberkewajiban :

a. menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yangberangkat melalui pelaksana penempatan TKI, maupunyang berangkat secara mandiri;

b. mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI;c. membentuk dan mengembangkan sistem informasi

penempatan calon TKI di luar negeri;d. melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan

hak dan perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan;dan

e. memberikan perlindungan kepada TKI selama masasebelum pemberangkatan, masa penempatan, dan masapurna penempatan.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN TKI

Pasal 8

Setiap calon TKI/TKI mempunyai hak dan kesempatan yangsama untuk :

a. bekerja di luar negeri;b. memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja

luar negeri dan prosedur penempatan TKI di luar negeri;c. memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam

penempatan di luar negeri;

Page 6: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

d. memperoleh kebebasan menganut agama dankeyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadahsesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya;

e. memperoleh upah sesuai dengan standar upah yangberlaku di negara tujuan;

f. memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang samayang diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai denganperaturan perundang-undangan di negara tujuan;

g. memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai denganperaturan perundang-undangan atas tindakan yang dapatmerendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaranatas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturanperundang-undangan selama penempatan di luar negeri;

h. memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dankeamanan kepulangan TKI ke tempat asal;

i. memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.

Pasal 9

Setiap calon TKI/TKI mempunyai kewajiban untuk :

a. menaati peraturan perundang-undangan baik di dalamnegeri maupun di negara tujuan;

b. menaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai denganperjanjian kerja;

c. membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negerisesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

d. memberitahukan atau melaporkan kedatangan, keberadaandan kepulangan TKI kepada Perwakilan Republik Indonesiadi negara tujuan.

BAB IV

PELAKSANA PENEMPATAN TKIDI LUAR NEGERI

Pasal 10

Pelaksana penempatan TKI di luar negeri terdiri dari :

a. Pemerintah;b. Pelaksana penempatan TKI swasta.

Pasal 11

(1) Penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a, hanyadapat dilakukan atas dasar perjanjian secara tertulis antaraPemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna TKI atauPengguna berbadan hukum di negara tujuan.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan penempatanTKI oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Page 7: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 12

Perusahaan yang akan menjadi pelaksana penempatan TKIswasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b wajibmendapat izin tertulis berupa SIPPTKI dari Menteri.

Pasal 13

(1) Untuk dapat memperoleh SIPPTKI sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12, pelaksana penempatan TKI swasta harusmemenuhi persyaratan :

a. berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT) yangdidirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan;

b. memiliki modal disetor yang tercantum dalam aktapendirian perusahaan, sekurang-kurangnya sebesar Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah);

c. menyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalambentuk deposito sebesar Rp 500.000.000,00 (lima ratusjuta rupiah) pada bank pemerintah;

d. memiliki rencana kerja penempatan dan perlindunganTKI di luar negeri sekurang-kurangnya untuk kurunwaktu 3 (tiga) tahun berjalan;

e. memiliki unit pelatihan kerja; danf. memiliki sarana dan prasarana pelayanan penempatan

TKI.

(2) Sesuai dengan perkembangan keadaan, besarnya modaldisetor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b danjaminan dalam bentuk deposito sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c, dapat ditinjau kembali dan diubahdengan Peraturan Menteri.

(3) Ketentuan mengenai penyusunan rencana kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dan bentukserta standar yang harus dipenuhi untuk sarana danprasarana pelayanan penempatan TKI sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf f, diatur lebih lanjut denganPeraturan Menteri.

Pasal 14

(1) Izin untuk melaksanakan penempatan TKI di luar negeridiberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapatdiperpanjang setiap 5 (lima) tahun sekali.

(2) Perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat diberikan kepada pelaksana penempatan TKI swastaselain harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13 ayat (1) juga harus memenuhi syarat-syaratsebagai berikut :

a. telah melaksanakan kewajibannya untuk memberikanlaporan secara periodik kepada Menteri;

Page 8: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

b. telah melaksanakan penempatan sekurang-kurangnya75% (tujuh puluh lima perseratus) dari rencanapenempatan pada waktu memperoleh SIPPTKI;

c. masih memiliki sarana dan prasarana yang sesuaidengan standar yang ditetapkan;

d. memiliki neraca keuangan selama 2 (dua) tahunterakhir tidak mengalami kerugian yang di auditakuntan publik; dan

e. tidak dalam kondisi diskors.

Pasal 15

Tata cara pemberian dan perpanjangan SIPPTKI sebagaimanadimaksud dalam Pasal 12, Pasal 13 dan Pasal 14 diaturdengan Peraturan Menteri.

Pasal 16

Deposito hanya dapat dicairkan dalam hal pelaksanapenempatan TKI swasta tidak memenuhi kewajiban terhadapcalon TKI/TKI sebagaimana telah diperjanjikan dalamperjanjian penempatan.

Pasal 17

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib menambah biayakeperluan penyelesaian perselisihan atau sengketa calonTKI/TKI apabila deposito yang digunakan tidak mencukupi.

(2) Pemerintah mengembalikan deposito kepada pelaksanapenempatan TKI swasta apabila masa berlaku SIPPTKItelah berakhir dan tidak diperpanjang lagi atau SIPPTKIdicabut.

(3) Ketentuan mengenai penyetoran, penggunaan, pencairan,dan pengembalian deposito sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan PeraturanMenteri.

Pasal 18

(1) Menteri dapat mencabut SIPPTKI apabila pelaksanapenempatan TKI swasta :

a. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13; atau

b. tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnyadan/atau melanggar larangan dalam penempatan danperlindungan TKI di luar negeri yang diatur dalamundang-undang ini.

(2) Pencabutan SIPPTKI oleh Menteri sebagaimana dimaksudpada ayat (1), tidak mengurangi tanggung jawab pelaksanapenempatan TKI swasta terhadap TKI yang telahditempatkan dan masih berada di luar negeri.

Page 9: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

(3) Tata cara pencabutan SIPPTKI sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Pasal 19

Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang mengalihkan ataumemindahtangankan SIPPTKI kepada pihak lain.

Pasal 20

(1) Untuk mewakili kepentingannya, pelaksana penempatanTKI swasta wajib mempunyai perwakilan di negara TKIditempatkan.

(2) Perwakilan pelaksana penempatan TKI swasta sebagaimanadimaksud pada ayat (1), harus berbadan hukum yangdibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan dinegara tujuan.

Pasal 21

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta dapat membentukkantor cabang di daerah di luar wilayah domisili kantorpusatnya.

(2) Kegiatan yang dilakukan oleh kantor cabang pelaksanapenempatan TKI swasta sebagaimana dimaksud padaayat (1), menjadi tanggung jawab kantor pusat pelaksanapenempatan TKI swasta.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pembentukan kantor cabangpelaksana penempatan TKI swasta sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut denganPeraturan Menteri.

Pasal 22

Pelaksana penempatan TKI swasta hanya dapat memberikankewenangan kepada kantor cabang untuk :

a. melakukan penyuluhan dan pendataan calon TKI;b. melakukan pendaftaran dan seleksi calon TKI;c. menyelesaikan kasus calon TKI/TKI pada pra atau purna

penempatan; dand. menandatangani perjanjian penempatan dengan calon TKI

atas nama pelaksana penempatan TKI swasta.

Pasal 23

Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh kantor cabang pelaksanapenempatan TKI swasta sebagaimana dimaksud dalamPasal 22, menjadi tanggung jawab kantor pusat pelaksanapenempatan TKI swasta.

Page 10: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 24

(1) Penempatan TKI pada Pengguna perseorangan harusmelalui Mitra Usaha di negara tujuan.

(2) Mitra Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusberbentuk badan hukum yang didirikan sesuai denganperaturan perundangan di negara tujuan.

Pasal 25

(1) Perwakilan Republik Indonesia melakukan penilaianterhadap Mitra Usaha dan Pengguna sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24.

(2) Hasil penilaian terhadap Mitra Usaha dan Penggunasebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan sebagaipertimbangan Perwakilan Republik Indonesia dalammemberikan persetujuan atas dokumen yangdipersyaratkan dalam penempatan TKI di luar negeri.

(3) Berdasarkan hasil penilaian terhadap Mitra Usaha danPengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PerwakilanRepublik Indonesia menetapkan Mitra Usaha dan Penggunayang bermasalah dalam daftar Mitra Usaha dan Penggunabermasalah.

(4) Pemerintah mengumumkan daftar Mitra Usaha danPengguna bermasalah secara periodik setiap 3 (tiga) bulan.

(5) Ketentuan mengenai tata cara penilaian dan penetapanMitra Usaha dan Pengguna baik bermasalah maupun tidakbermasalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (3), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 26

(1) Selain oleh Pemerintah dan pelaksana penempatan TKIswasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, perusahaandapat menempatkan TKI di luar negeri untuk kepentinganperusahaannya sendiri atas dasar izin tertulis dari Menteri.

(2) Penempatan TKI di luar negeri untuk kepentinganperusahaan sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1),harus memenuhi persyaratan :

a. perusahaan yang bersangkutan harus berbadan hukumyang dibentuk berdasarkan hukum Indonesia;

b. TKI yang ditempatkan merupakan pekerja perusahaanitu sendiri;

c. perusahaan memiliki bukti hubungan kepemilikan atauperjanjian pekerjaan yang diketahui oleh PerwakilanRepublik Indonesia;

d. TKI telah memiliki perjanjian kerja;

Page 11: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

e. TKI telah diikutsertakan dalam program jaminan sosialtenaga kerja dan/atau memiliki polis asuransi; dan

f. TKI yang ditempatkan wajib memiliki KTKLN.

(3) Ketentuan mengenai penempatan TKI di luar negeri untukkepentingan perusahaan sendiri sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut denganPeraturan Menteri.

BAB V

TATA CARA PENEMPATAN

Bagian Pertama

Umum

Pasal 27

(1) Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan kenegara tujuan yang pemerintahnya telah membuatperjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesiaatau ke negara tujuan yang mempunyai peraturanperundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing.

(2) Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud padaayat (1), dan atas pertimbangan keamanan Pemerintahmenetapkan negara-negara tertentu tertutup bagipenempatan TKI dengan Peraturan Menteri.

Pasal 28

Penempatan TKI pada pekerjaan dan jabatan tertentu diaturlebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Pasal 29

(1) Penempatan calon TKI/TKI di luar negeri diarahkan padajabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan,bakat, minat, dan kemampuan.

(2) Penempatan calon TKI/TKI sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan dengan memperhatikan harkat,martabat, hak azasi manusia, perlindungan hukum,pemerataan kesempatan kerja, dan ketersediaan tenaga kerjadengan mengutamakan kepentingan nasional.

Pasal 30

Setiap orang dilarang menempatkan calon TKI/TKI padajabatan dan tempat pekerjaan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan norma kesusilaan serta peraturanperundang-undangan, baik di Indonesia maupun di negaratujuan atau di negara tujuan yang telah dinyatakan tertutupsebagaimana dimaksud dalam Pasal 27.

Page 12: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Bagian Kedua

Pra Penempatan TKI

Pasal 31

Kegiatan pra penempatan TKI di luar negeri meliputi :

a. pengurusan SIP;b. perekrutan dan seleksi;c. pendidikan dan pelatihan kerja;d. pemeriksaan kesehatan dan psikologi;e. pengurusan dokumen;f. uji kompetensi;g. pembekalan akhir pemberangkatan (PAP); danh. pemberangkatan.

Paragraf 1

Surat Izin Pengerahan

Pasal 32

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta yang akan melakukanperekrutan wajib memiliki SIP dari Menteri.

(2) Untuk mendapatkan SIP, pelaksana penempatan TKIswasta harus memiliki :

a. perjanjian kerjasama penempatan;b. surat permintaan TKI dari Pengguna;c. rancangan perjanjian penempatan; dand. rancangan perjanjian kerja.

(3) Surat permintaan TKI dari Pengguna, perjanjian kerja samapenempatan, dan rancangan perjanjian kerja sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf d harus

memperoleh persetujuan dari pejabat yangberwenang pada Perwakilan Republik Indonesia di negaratujuan.

(4) Tata cara penerbitan SIP diatur lebih lanjut denganPeraturan Menteri.

Pasal 33

Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang mengalihkan ataumemindahtangankan SIP kepada pihak lain untuk melakukanperekrutan calon TKI.

Page 13: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Paragraf 2

Perekrutan dan Seleksi

Pasal 34

(1) Proses perekrutan didahului dengan memberikan informasikepada calon TKI sekurang-kurangnya tentang :

a. tata cara perekrutan;b. dokumen yang diperlukan;c. hak dan kewajiban calon TKI/TKI;d. situasi, kondisi, dan resiko di negara tujuan; dane. tata cara perlindungan bagi TKI.

(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),disampaikan secara lengkap dan benar.

(3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),wajib mendapatkan persetujuan dari instansi yangbertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dandisampaikan oleh pelaksana penempatan TKI swasta.

Pasal 35

Perekrutan calon TKI oleh pelaksana penempatan TKI swastawajib dilakukan terhadap calon TKI yang telah memenuhipersyaratan :

a. berusia sekurang-kurangnya 18 (delapan belas) tahunkecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan padaPengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia 21(dua puluh satu) tahun;

b. sehat jasmani dan rohani;c. tidak dalam keadaan hamil bagi calon tenaga kerja

perempuan; dand. berpendidikan sekurang-kurangnya lulus Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP) atau yang sederajat.

Pasal 36

(1) Pencari kerja yang berminat bekerja ke luar negeri harusterdaftar pada instansi pemerintah kabupaten/kota yangbertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

(2) Pendaftaran pencari kerja sebagaimana dimaksud padaayat (1), dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri.

Pasal 37

Perekrutan dilakukan oleh pelaksana penempatan TKI swastadari pencari kerja yang terdaftar pada instansi pemerintahkabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36ayat (1).

Page 14: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 38

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta membuat danmenandatangani perjanjian penempatan dengan pencarikerja yang telah dinyatakan memenuhi persyaratanadministrasi dalam proses perekrutan.

(2) Perjanjian penempatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diketahui oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan kabupaten/kota.

Pasal 39

Segala biaya yang diperlukan dalam kegiatan perekrutan calonTKI, dibebankan dan menjadi tanggung jawab pelaksanapenempatan TKI swasta.

Pasal 40

Ketentuan mengenai tata cara perekrutan calon TKI, diaturlebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 3

Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Pasal 41

(1) Calon TKI wajib memiliki sertifikat kompetensi kerja sesuaidengan persyaratan jabatan.

(2) Dalam hal TKI belum memiliki sertifikat kompetensi kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksana penempatanTKI swasta wajib melakukan pendidikan dan pelatihan sesuaidengan pekerjaan yang akan dilakukan.

Pasal 42

(1) Calon TKI berhak mendapat pendidikan dan pelatihan kerjasesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

(2) Pendidikan dan pelatihan kerja bagi calon TKI sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk :

a. membekali, meningkatkan, dan mengembangkankompetensi kerja calon TKI;

b. memberi pengetahuan dan pemahaman tentang situasi,kondisi, adat istiadat, budaya, agama, dan risiko bekerjadi luar negeri;

c. membekali kemampuan berkomunikasi dalam bahasanegara tujuan; dan

d. memberi pengetahuan dan pemahaman tentang hakdan kewajiban calon TKI/TKI.

Page 15: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 43

(1) Pendidikan dan pelatihan kerja dilaksanakan olehpelaksana penempatan tenaga kerja swasta atau lembagapelatihan kerja yang telah memenuhi persyaratan.

(2) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan danpelatihan kerja.

Pasal 44

Calon TKI memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelahmengikuti pendidikan dan pelatihan kerja yangdiselenggarakan lembaga pendidikan dan pelatihan kerjasebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, dalam bentuksertifikat kompetensi dari lembaga pendidikan dan pelatihanyang telah terakreditasi oleh instansi yang berwenang apabilalulus dalam sertifikasi kompetensi kerja.

Pasal 45

Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkancalon TKI yang tidak lulus dalam uji kompetensi kerja.

Pasal 46

Calon TKI yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihandilarang untuk dipekerjakan.

Pasal 47

Ketentuan mengenai pendidikan dan pelatihan kerja diaturlebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 4

Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi

Pasal 48

Pemeriksaan kesehatan dan psikologi bagi calon TKIdimaksudkan untuk mengetahui derajat kesehatan dan tingkatkesiapan psikis serta kesesuaian kepribadian calon TKI denganpekerjaan yang akan dilakukan di negara tujuan.

Pasal 49

(1) Setiap calon TKI harus mengikuti pemeriksaan kesehatandan psikologi yang diselenggarakan oleh sarana kesehatandan lembaga yang menyelenggarakan pemeriksaan psikologi,yang ditunjuk oleh Pemerintah.

Page 16: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

(2) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pemeriksaankesehatan dan psikologi bagi calon TKI dan penunjukansarana kesehatan dan lembaga yang menyelenggarakanpemeriksaan psikologi sebagaimana dimaksud padaayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.

Pasal 50

Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkancalon TKI yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan psikologi.

Paragraf 5

Pengurusan Dokumen

Pasal 51

Untuk dapat ditempatkan di luar negeri, calon TKI harusmemiliki dokumen yang meliputi :

a. Kartu Tanda Penduduk, ijazah pendidikan terakhir, aktekelahiran, atau surat keterangan kenal lahir;

b. surat keterangan status perkawinan, bagi yang telahmenikah melampirkan copy buku nikah;

c. surat keterangan izin suami atau istri, izin orang tua, atauizin wali;

d. sertifikat kompetensi kerja;e. surat keterangan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan

kesehatan dan psikologi ;f. paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi setempat;g. visa kerja;h. perjanjian penempatan TKI;i. perjanjian kerja; danj. KTKLN.

Pasal 52

(1) Perjanjian penempatan TKI sebagaimana dimaksud dalamPasal 51 huruf h dibuat secara tertulis dan ditandatanganioleh calon TKI dan pelaksana penempatan TKI swasta setelah

calon TKI yang bersangkutan terpilih dalamperekrutan.

(2) Perjanjian penempatan TKI sebagaimana dimaksud padaayat (1), sekurang-kurangnya memuat :

a. nama dan alamat pelaksana penempatan TKI swasta;b. nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, dan

alamat calon TKI;c. nama dan alamat calon Pengguna;d. hak dan kewajiban para pihak dalam rangka

penempatan TKI di luar negeri yang harus sesuaidengan kesepakatan dan syarat-syarat yang ditentukanoleh calon Pengguna tercantum dalam perjanjiankerjasama penempatan;

e. jabatan dan jenis pekerjaan calon TKI sesuaipermintaan Pengguna;

Page 17: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

f. jaminan pelaksana penempatan TKI swasta kepadacalon TKI dalam hal Pengguna tidak memenuhikewajibannya kepada TKI sesuai perjanjian kerja;

g. waktu keberangkatan calon TKI;h. biaya penempatan yang harus ditanggung oleh calon

TKI dan cara pembayarannya;i. tanggung jawab pengurusan penyelesaian masalah;j. akibat atas terjadinya pelanggaran perjanjian

penempatan TKI oleh salah satu pihak; dank. tanda tangan para pihak dalam perjanjian penempatan

TKI.

(3) Ketentuan dalam perjanjian penempatan TKI sebagaimanadimaksud pada ayat (2) tidak boleh bertentangan denganperaturan perundang-undangan.

(4) Perjanjian penempatan TKI sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) dibuat sekurang-kurangnya rangkap 2(dua) dengan bermaterai cukup dan masing-masing pihakmendapat 1 (satu) perjanjian penempatan TKI yangmempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pasal 53

Perjanjian penempatan TKI tidak dapat ditarik kembalidan/atau diubah, kecuali atas persetujuan para pihak.

Pasal 54

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib melaporkan setiapperjanjian penempatan TKI kepada instansi pemerintahkabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan.

(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukandengan melampirkan copy atau salinan perjanjianpenempatan TKI.

Bagian Ketiga

Perjanjian Kerja

Pasal 55

(1) Hubungan kerja antara Pengguna dan TKI terjadi setelahperjanjian kerja disepakati dan ditandatangani oleh parapihak.

(2) Setiap TKI wajib menandatangani perjanjian kerja sebelumTKI yang bersangkutan diberangkatkan ke luar negeri.

(3) Perjanjian kerja ditandatangani di hadapan pejabat instansiyang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

Page 18: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

(4) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2),disiapkan oleh pelaksana penempatan TKI swasta.

(5) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) danayat (3), sekurang-kurangnya memuat :

a. nama dan alamat Pengguna;b. nama dan alamat TKI;c. jabatan atau jenis pekerjaan TKI;d. hak dan kewajiban para pihak;e. kondisi dan syarat kerja yang meliputi jam kerja, upah

dan tata cara pembayaran, hak cuti dan waktu istirahat,fasilitas dan jaminan sosial; dan

f. jangka waktu perjanjian kerja

Pasal 56

(1) Perjanjian kerja dibuat untuk jangka waktu paling lama 2(dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktupaling lama 2 (dua) tahun.

(2) Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu perjanjian kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk jabatan ataujenis pekerjaan tertentu.

(3) Ketentuan mengenai jabatan atau jenis pekerjaan tertentuyang dikecualikan dari jangka waktu perjanjian kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur lebih lanjutdengan Peraturan Menteri.

Pasal 57

(1) Perpanjangan jangka waktu perjanjian kerja sebagaimanadimaksud dalam Pasal 56 ayat (1), dapat dilakukan oleh TKIyang bersangkutan atau melalui pelaksana penempatan TKIswasta.

(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdisepakati oleh para pihak sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulansebelum perjanjian kerja pertama berakhir.

Pasal 58

(1) Perjanjian kerja perpanjangan dan jangka waktuperpanjangan perjanjian kerja wajib mendapat persetujuandari pejabat berwenang pada Perwakilan Republik Indonesiadi negara tujuan.

(2) Pengurusan untuk mendapatkan persetujuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh dan menjaditanggung jawab pelaksana penempatan TKI swasta.

(3) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara memperolehpersetujuan perjanjian kerja dan perpanjangan jangkawaktu perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Page 19: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 59

TKI yang bekerja pada Pengguna perseorangan yang telahberakhir perjanjian kerjanya dan akan memperpanjangperjanjian kerja, TKI yang bersangkutan harus pulang terlebihdahulu ke Indonesia.

Pasal 60

Dalam hal perpanjangan dilakukan sendiri oleh TKI yangbersangkutan, maka pelaksana penempatan TKI swasta tidakbertanggung jawab atas risiko yang menimpa TKI dalam masaperpanjangan perjanjian kerja.

Pasal 61

Bagi TKI yang bekerja pada Pengguna perseorangan, apabilaselama masa berlakunya perjanjian kerja terjadi perubahanjabatan atau jenis pekerjaan, atau pindah Pengguna, makaperwakilan pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengurusperubahan perjanjian kerja dengan membuat perjanjian kerjabaru dan melaporkannya kepada Perwakilan Republik Indonesia.

Pasal 62

(1) Setiap TKI yang ditempatkan di luar negeri, wajib memilikidokumen KTKLN yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

(2) KTKLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakansebagai kartu identitas TKI selama masa penempatan TKI dinegara tujuan.

Pasal 63

(1) KTKLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 hanya dapatdiberikan apabila TKI yang bersangkutan :

a. telah memenuhi persyaratan dokumen penempatan TKIdi luar negeri;

b. telah mengikuti Pembekalan Akhir Pemberangkatan(PAP); dan

c. telah diikutsertakan dalam perlindungan programasuransi.

(2) Ketentuan mengenai bentuk, persyaratan, dan tata caramemperoleh KTKLN diatur lebih lanjut dengan PeraturanMenteri.

Pasal 64

Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkancalon TKI yang tidak memiliki KTKLN.

Page 20: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 65

Pelaksana penempatan TKI swasta bertanggung jawab ataskelengkapan dokumen penempatan yang diperlukan.

Pasal 66

Pemerintah wajib menyediakan pos-pos pelayanan dipelabuhan pemberangkatan dan pemulangan TKI yangdilengkapi dengan fasilitas yang memenuhi syarat.

Pasal 67

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib memberangkatkanTKI ke luar negeri yang telah memenuhi persyaratankelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalamPasal 51 sesuai dengan perjanjian penempatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2).

(2) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib melaporkan setiapkeberangkatan calon TKI kepada Perwakilan RepublikIndonesia di negara tujuan.

(3) Pemberangkatan TKI ke luar negeri sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dilaksanakan melalui tempat pemeriksaanimigrasi yang terdekat.

Pasal 68

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikutsertakanTKI yang diberangkatkan ke luar negeri dalam programasuransi.

(2) Jenis program asuransi yang wajib diikuti oleh TKIsebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjutdengan Peraturan Menteri.

Pasal 69

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikutsertakanTKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri dalampembekalan akhir pemberangkatan.

(2) Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) dimaksudkanuntuk memberi pemahaman dan pendalaman terhadap :

a. peraturan perundang-undangan di negara tujuan; danb. materi perjanjian kerja.

(3) Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) menjadi tanggungjawab Pemerintah.

(4) Ketentuan mengenai pembekalan akhir pemberangkatan(PAP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat(3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Page 21: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Bagian Keempat

Masa Tunggu di Penampungan

Pasal 70

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta dapat menampung calonTKI sebelum pemberangkatan.

(2) Lamanya penampungan disesuaikan dengan jabatandan/atau jenis pekerjaan yang akan dilakukan di negaratujuan.

(3) Selama masa penampungan, pelaksana penempatan TKIswasta wajib memperlakukan calon TKI secara wajar danmanusiawi.

(4) Ketentuan mengenai standar tempat penampungan danlamanya penampungan diatur lebih lanjut denganPeraturan Menteri.

Bagian Kelima

Masa Penempatan

Pasal 71

(1) Setiap TKI wajib melaporkan kedatangannya kepadaPerwakilan Republik Indonesia di negara tujuan.

(2) Kewajiban untuk melaporkan kedatangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) bagi TKI yang bekerja padaPengguna perseorangan dilakukan oleh pelaksanapenempatan TKI swasta.

Pasal 72

Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan TKIyang tidak sesuai dengan pekerjaan sebagaimana dimaksuddalam ketentuan perjanjian kerja yang disepakati danditandatangani TKI yang bersangkutan.

Bagian Keenam

Purna Penempatan

Pasal 73

(1) Kepulangan TKI terjadi karena :

a. berakhirnya masa perjanjian kerja;b. pemutusan hubungan kerja sebelum masa perjanjian

kerja berakhir;c. terjadi perang, bencana alam, atau wabah penyakit di

negara tujuan;

Page 22: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

d. mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan tidakbisa menjalankan pekerjaannya lagi;

e. meninggal dunia di negara tujuan;f. cuti; ataug. dideportasi oleh pemerintah setempat.

(2) Dalam hal TKI meninggal dunia di negara tujuansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, pelaksanapenempatan TKI berkewajiban :

a. memberitahukan tentang kematian TKI kepadakeluarganya paling lambat 3 (tiga) kali 24 (dua puluhempat) jam sejak diketahuinya kematian tersebut;

b. mencari informasi tentang sebab-sebab kematian danmemberitahukannya kepada pejabat PerwakilanRepublik Indonesia dan anggota keluarga TKI yangbersangkutan;

c. memulangkan jenazah TKI ke tempat asal dengan carayang layak serta menanggung semua biaya yangdiperlukan, termasuk biaya penguburan sesuai dengantata cara agama TKI yang bersangkutan;

d. mengurus pemakaman di negara tujuan penempatanTKI atas persetujuan pihak keluarga TKI atau sesuaidengan ketentuan yang berlaku di negara yangbersangkutan;

e. memberikan perlindungan terhadap seluruh harta milikTKI untuk kepentingan anggota keluarganya; dan

f. mengurus pemenuhan semua hak-hak TKI yangseharusnya diterima.

(3) Dalam hal terjadi perang, bencana alam, wabah penyakit, dandeportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, danhuruf g, Perwakilan Republik Indonesia, Badan NasionalPenempatan dan Perlindungan TKI, Pemerintah, dan

Pemerintah Daerah bekerja sama menguruskepulangan TKI sampai ke daerah asal TKI.

Pasal 74

(1) Setiap TKI yang akan kembali ke Indonesia wajibmelaporkan kepulangannya kepada Perwakilan RepublikIndonesia negara tujuan.

(2) Pelaporan bagi TKI yang bekerja pada Penggunaperseorangan dilakukan oleh pelaksana penempatan TKIswasta.

Pasal 75

(1) Kepulangan TKI dari negara tujuan sampai tiba di daerah asalmenjadi tanggung jawab pelaksana penempatan TKI.

Page 23: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

(2) Pengurusan kepulangan TKI sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi hal :

a. pemberian kemudahan atau fasilitas kepulangan TKI;b. pemberian fasilitas kesehatan bagi TKI yang sakit dalam

kepulangan; danc. pemberian upaya perlindungan terhadap TKI dari

kemungkinan adanya tindakan pihak-pihak lain yangtidak bertanggung jawab dan dapat merugikan TKIdalam kepulangan.

(3) Pemerintah dapat mengatur kepulangan TKI.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemulangan TKIsebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Bagian Ketujuh

Pembiayaan

Pasal 76

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta hanya dapatmembebankan biaya penempatan kepada calon TKI untukkomponen biaya :

a. pengurusan dokumen jati diri;b. pemeriksaan kesehatan dan psikologi; danc. pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja.

(2) Biaya selain biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

(3) Komponen biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) harus transparan dan memenuhi asasakuntabilitas.

BAB VI

PERLINDUNGAN TKI

Pasal 77

(1) Setiap calon TKI/TKI mempunyai hak untuk memperolehperlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan mulai dari pra penempatan, masapenempatan, sampai dengan purna penempatan.

Page 24: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 78

(1) Perwakilan Republik Indonesia memberikan perlindunganterhadap TKI di luar negeri sesuai dengan peraturanperundang-undangan serta hukum dan kebiasaaninternasional.

(2) Dalam rangka perlindungan TKI di luar negeri, Pemerintahdapat menetapkan jabatan Atase Ketenagakerjaan padaPerwakilan Republik Indonesia tertentu.

(3) Penugasan Atase Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilakukan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

Pasal 79

Dalam rangka pemberian perlindungan selama masapenempatan TKI di luar negeri, Perwakilan Republik Indonesiamelakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perwakilanpelaksana penempatan TKI swasta dan TKI yang ditempatkandi luar negeri.

Pasal 80

(1) Perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeridilaksanakan antara lain :

a. pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di negara tujuan sertahukum dan kebiasaan internasional;

b. pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai denganperjanjian kerja dan/atau peraturan perundang-undangan di negara TKI ditempatkan.

(2) Ketentuan mengenai pemberian perlindungan selama masapenempatan TKI di luar negeri sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 81

(1) Dengan pertimbangan untuk melindungi calon TKI/TKI,pemerataan kesempatan kerja dan/atau untuk kepentinganketersediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhannasional, Pemerintah dapat menghentikan dan/ataumelarang penempatan TKI di luar negeri untuk negaratertentu atau penempatan TKI pada jabatan-jabatantertentu di luar negeri.

(2) Dalam menghentikan dan/atau melarang penempatan TKIsebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintahmemperhatikan saran dan pertimbangan Badan NasionalPenempatan dan Perlindungan TKI.

(3) Ketentuan mengenai penghentian dan pelaranganpenempatan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diaturlebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Page 25: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 82

Pelaksana penempatan TKI swasta bertanggung jawab untukmemberikan perlindungan kepada calon TKI/TKI sesuai denganperjanjian penempatan.

Pasal 83

Setiap calon TKI/TKI yang bekerja ke luar negeri baik secaraperseorangan maupun yang ditempatkan oleh pelaksanapenempatan TKI swasta wajib mengikuti program pembinaan danperlindungan TKI.

Pasal 84

Program pembinaan dan perlindungan TKI sebagaimanadimaksud dalam Pasal 83 diatur lebih lanjut dengan PeraturanPemerintah.

BAB VII PENYELESAIAN

PERSELISIHAN

Pasal 85

(1) Dalam hal terjadi sengketa antara TKI dengan pelaksanapenempatan TKI swasta mengenai pelaksanaan perjanjianpenempatan, maka kedua belah pihak mengupayakanpenyelesaian secara damai dengan cara bermusyawarah.

(2) Dalam hal penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai,maka salah satu atau kedua belah pihak dapat memintabantuan instansi yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan di Kabupaten/Kota, Provinsi atauPemerintah.

BAB VIII

PEMBINAAN

Pasal 86

(1) Pemerintah melakukan pembinaan terhadap segalakegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraanPenempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri.

(2) Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud padaayat (1), Pemerintah dapat mengikutsertakan pelaksanapenempatan TKI swasta, organisasi dan/atau masyarakat.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi.

Page 26: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 87

Pembinaan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalamPasal 86, dilakukan dalam bidang :

a. informasi;b. sumber daya manusia; danc. perlindungan TKI.

Pasal 88

Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang informasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 huruf a, dilakukandengan :

a. membentuk sistem dan jaringan informasi yang terpadumengenai pasar kerja luar negeri yang dapat diakses secarameluas oleh masyarakat;

b. memberikan informasi keseluruhan proses dan prosedurmengenai penempatan TKI di luar negeri termasuk risikobahaya yang mungkin terjadi selama masa penempatan TKIdi luar negeri.

Pasal 89

Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang sumber dayamanusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 huruf b,dilakukan dengan :

a. meningkatkan kualitas keahlian dan/atau keterampilankerja calon TKI/TKI yang akan ditempatkan di luar negeritermasuk kualitas kemampuan berkomunikasi dalambahasa asing;

b. membentuk dan mengembangkan pelatihan kerja yangsesuai dengan standar dan persyaratan yang ditetapkan.

Pasal 90

Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang perlindungan TKIsebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 huruf c, dilakukandengan :

a. memberikan bimbingan dan advokasi bagi TKI mulai daripra penempatan, masa penempatan dan purnapenempatan;

b. memfasilitasi penyelesaian perselisihan atau sengketa calonTKI/TKI dengan Pengguna dan/atau pelaksana penempatanTKI;

c. menyusun dan mengumumkan daftar Mitra Usaha danPengguna bermasalah secara berkala sesuai denganperaturan perundang-undangan;

d. melakukan kerjasama internasional dalam rangkaperlindungan TKI sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 27: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 91

(1) Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada orangatau lembaga yang telah berjasa dalam pembinaanpenempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.

(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdiberikan dalam bentuk piagam, uang, dan/atau bentuklainnya.

BAB IX

PENGAWASAN

Pasal 92

(1) Pengawasan terhadap penyelenggaraan penempatan danperlindungan TKI di luar negeri dilaksanakan oleh instansiyang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan padaPemerintah, Pemerintah Provinsi, dan PemerintahKabupaten/Kota.

(2) Pengawasan terhadap penyelenggaraan penempatan danperlindungan TKI di luar negeri dilaksanakan olehPerwakilan Republik Indonesia di negara tujuan.

(3) Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraanpenempatan dan perlindungan TKI di luar negerisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diaturlebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 93

(1) Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaanpada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kotawajib melaporkan hasil pelaksanaan pengawasan terhadappelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI di luarnegeri yang ada di daerahnya sesuai dengan tugas, fungsi,dan wewenangnya kepada Menteri.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaporan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut denganPeraturan Menteri.

BAB X

BADAN NASIONAL PENEMPATANDAN PERLINDUNGAN TKI

Pasal 94

(1) Untuk menjamin dan mempercepat terwujudnya tujuanpenempatan dan perlindungan TKI di luar negeri,diperlukan pelayanan dan tanggung jawab yang terpadu.

Page 28: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud padaayat (1), dibentuk Badan Nasional Penempatan danPerlindungan TKI.

(3) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKIsebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan lembagapemerintah non departemen yang bertanggung jawabkepada Presiden yang berkedudukan di Ibukota Negara.

Pasal 95

(1) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKIsebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 mempunyai fungsipelaksanaan kebijakan di bidang penempatan danperlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinasi danterintegrasi.

(2) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud padaayat (1), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKIbertugas :

a. melakukan penempatan atas dasar perjanjian secaratertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah negaraPengguna TKI atau Pengguna berbadan hukum dinegara tujuan penempatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11 ayat (1);

b. memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, danmelakukan pengawasan mengenai :1) dokumen;2) pembekalan akhir pemberangkatan (PAP);3) penyelesaian masalah;4) sumber-sumber pembiayaan;5) pemberangkatan sampai pemulangan;6) peningkatan kualitas calon TKI;7) informasi;8) kualitas pelaksana penempatan TKI; dan9) peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya.

Pasal 96

(1) Keanggotaan Badan Nasional Penempatan danPerlindungan TKI terdiri dari wakil-wakil instansiPemerintah terkait.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Badan NasionalPenempatan dan Perlindungan TKI sebagaimana dimaksuddalam Pasal 95 ayat (2) dapat melibatkan tenaga-tenagaprofesional.

Pasal 97

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, fungsi, tugas,struktur organisasi, dan tata kerja Badan Nasional Penempatandan Perlindungan TKI diatur dengan Peraturan Presiden.

Page 29: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 98

(1) Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan penempatan TKI,Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKImembentuk Balai Pelayanan Penempatan dan PerlindunganTKI di Ibukota Provinsi dan/atau tempat pemberangkatanTKI yang dianggap perlu.

(2) Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKIsebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas memberikankemudahan pelayanan pemrosesan seluruh dokumenpenempatan TKI.

(3) Pemberian pelayanan pemrosesan dokumen sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan bersama-sama denganinstansi yang terkait.

Pasal 99

(1) Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKIsebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 berada di bawahdan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(2) Tata cara pembentukan dan susunan organisasi BalaiPelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut denganKeputusan Kepala Badan.

BAB XI

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 100

(1) Menteri menjatuhkan sanksi administratif atas pelanggaranterhadap ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 17 ayat (1), Pasal 20, Pasal 30, Pasal 32 ayat(1), Pasal 33, Pasal 34 ayat (3), Pasal 38 ayat (2), Pasal 54 ayat(1), Pasal 55 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 58 ayat (1) dan ayat(2), Pasal 62 ayat (1), Pasal 67 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 69ayat (1), Pasal 71, Pasal 72, Pasal 73 ayat (2), Pasal74, Pasal 76 ayat (1), Pasal 82, Pasal 83, atau Pasal 105.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berupa :

a. peringatan tertulis;b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan

usaha penempatan TKI;c. pencabutan izin;d. pembatalan keberangkatan calon TKI; dan/ataue. pemulangan TKI dari luar negeri dengan biaya sendiri.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diaturlebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Page 30: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

BAB XII

PENYIDIKAN

Pasal 101

(1) Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia,kepada Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di instansiPemerintah, Pemerintah Provinsi dan/atau PemerintahKabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan diberi wewenang khusus sebagai Penyidiksebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untukmelakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana diaturdalam Undang-Undang ini.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporantentang tindak pidana di bidang penempatan danperlindungan TKI;

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang didugamelakukan tindak pidana di bidang penempatan danperlindungan TKI;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang ataubadan hukum sehubungan dengan tindak pidana dibidang penempatan dan perlindungan TKI;

d. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan ataubarang bukti dalam perkara tindak pidana di bidangpenempatan dan perlindungan TKI;

e. melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumenlain tentang tindak pidana di bidang penempatan danperlindungan TKI;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidangpenempatan dan perlindungan TKI;

g. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukupbukti yang membuktikan tentang adanya tindak pidanadi bidang penempatan dan perlindungan TKI.

(3) Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai denganUndang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang HukumAcara Pidana.

BAB XIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 102

(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau dendapaling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) danpaling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliarrupiah), setiap orang yang :

a. menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja diluar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4;

Page 31: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

b. menempatkan TKI tanpa izin sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12; atau

c. menempatkan calon TKI pada jabatan atau tempatpekerjaan yang bertentangan dengan nilai-nilaikemanusiaan dan norma kesusilaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 30.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan tindak pidana kejahatan.

Pasal 103

(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau dendapaling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) danpaling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah),setiap orang yang :

a. mengalihkan atau memindahtangankan SIPPTKIsebagaimana dimaksud dalam Pasal 19;

b. mengalihkan atau memindahtangankan SIP kepadapihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33;

c. melakukan perekrutan calon TKI yang tidak memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35;

d. menempatkan TKI yang tidak lulus dalam ujikompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal45;

e. menempatkan TKI tidak memenuhi persyaratankesehatan dan psikologi sebagaimana dimaksud dalamPasal 50;

f. menempatkan calon TKI/TKI yang tidak memilikidokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51;

g. menempatkan TKI di luar negeri tanpa perlindunganprogram asuransi sebagaimana dimaksud dalam Pasal68; atau

h. memperlakukan calon TKI secara tidak wajar dan tidakmanusiawi selama masa di penampungan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 70 ayat (3).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan tindak pidana kejahatan.

Pasal 104

(1) Dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 (satu)bulan dan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau dendapaling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) danpaling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah),setiap orang yang :

a. menempatkan TKI tidak melalui Mitra Usahasebagaimana dipersyaratkan dalam Pasal 24;

b. menempatkan TKI di luar negeri untuk kepentinganperusahaan sendiri tanpa izin tertulis dari Menterisebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1);

c. mempekerjakan calon TKI yang sedang mengikutipendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalamPasal 46;

Page 32: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

d. menempatkan TKI di Luar Negeri yang tidak memilikiKTKLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64; atau

e. tidak memberangkatkan TKI ke luar negeri yang telahmemenuhi persyaratan kelengkapan dokumensebagaimana dimaksud dalam Pasal 67.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan tindak pidana pelanggaran.

BAB XIV KETENTUAN

LAIN-LAIN Pasal 105

(1) TKI yang bekerja di luar negeri secara perseoranganmelapor pada instansi Pemerintah yang bertanggung jawab di

bidang ketenagakerjaan dan Perwakilan RepublikIndonesia.

(2) Selain dokumen yang diperlukan untuk bekerja di luarnegeri, TKI yang bekerja di luar negeri secara perseoranganharus memiliki KTKLN.

Pasal 106

(1) TKI yang bekerja di luar negeri secara perseorangan berhakuntuk memperoleh perlindungan.

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Perwakilan Republik Indonesia sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XV KETENTUAN

PERALIHAN Pasal 107

(1) Pelaksana penempatan TKI swasta yang telah memiliki izinpenempatan TKI di luar negeri sebelum berlakunyaUndang-undang ini wajib menyesuaikan persyaratan yangdiatur dalam Undang-undang ini paling lama 2 (dua) tahunsejak berlakunya Undang-undang ini.

(2) Bagi pelaksana penempatan TKI swasta yang menempatkanTKI sebelum berlakunya Undang-undang ini, maka jangkawaktu penyesuaian terhitung mulai sejak Undang-undang iniberlaku sampai dengan berakhirnya perjanjian kerja TKIterakhir yang ditempatkan sebelum berlakunya Undang-undang ini.

(3) Apabila pelaksana penempatan TKI swasta dalam jangkawaktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak menyesuaikan persyaratan-persyaratan yangdiatur dalam Undang-undang ini, maka izin pelaksanapenempatan TKI swasta yang bersangkutan dicabut olehMenteri.

Page 33: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 108

Pembentukan Badan Nasional Penempatan dan PerlindunganTKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2) dilakukandalam waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunyaUndang-undang ini.

BAB XVI KETENTUAN

PENUTUP

Pasal 109

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundanganUndang-undang ini dengan penempatannya dalam LembaranNegara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal 18 Oktober 2004

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakartapada tanggal 18 Oktober 2004

MENTERI NEGARA/SEKRETARISNEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd. BAMBANG

KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 133.

Page 34: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

P E N J E L A S A N

A T A S

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 39 TAHUN 2004

TENTANG

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGAKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

I. UMUM

Pekerjaan mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupanmanusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapatdimaknai sebagai sumber penghasilan seseorang untuk memenuhikebutuhan hidup bagi dirinya dan keluarganya. Dapat juga dimaknaisebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri sehingga seseorang merasahidupnya menjadi lebih berharga baik bagi dirinya, keluarganya maupunlingkungannya. Oleh karena itu hak atas pekerjaan merupakan hak azasiyang melekat pada diri seseorang yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati.

Makna dan arti pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercermin dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27ayat (2) menyatakan bahwa setiap Warga Negara Indonesia berhak ataspekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Namun padakenyataannya, keterbatasan akan lowongan kerja di dalam negerimenyebabkan banyaknya warga negara Indonesia/TKI mencari pekerjaanke luar negeri. Dari tahun ke tahun jumlah mereka yang bekerja di luarnegeri semakin meningkat. Besarnya animo tenaga kerja yang akanbekerja ke luar negeri dan besarnya jumlah TKI yang sedang bekerja di luarnegeri di satu segi mempunyai sisi positif, yaitu mengatasi sebagian masalahpenggangguran di dalam negeri namun mempunyai pula sisi negatif beruparesiko kemungkinan terjadinya perlakuan yang tidak manusiawi terhadapTKI. Resiko tersebut dapat dialami oleh TKI baik selama proseskeberangkatan, selama bekerja di luar negeri maupun setelah pulang keIndonesia. Dengan demikian perlu dilakukan pengaturan agar resikoperlakuan yang tidak manusiawi terhadap TKI sebagaimana disebutkan diatas dapat dihindari atau minimal dikurangi.

Pada hakekatnya ketentuan-ketentuan hukum yang dibutuhkan dalammasalah ini adalah ketentuan-ketentuan yang mampu mengatur pemberianpelayanan penempatan bagi tenaga kerja secara baik. Pemberian pelayananpenempatan secara baik didalamnya mengandung prinsip murah, cepat,tidak berbelit-belit dan aman. Pengaturan yang bertentangan denganprinsip tersebut memicu terjadinya penempatan tenaga kerja ilegal yangtentunya berdampak kepada minimnya perlindungan bagi tenaga kerja yangbersangkutan.

Sejalan dengan semakin meningkatnya tenaga kerja yang ingin bekerja diluar negeri dan besarnya jumlah TKI yang sekarang ini bekerja di luarnegeri, meningkat pula kasus perlakuan yang tidak manusiawi terhadap TKIbaik di dalam maupun di luar negeri.

Page 35: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Kasus yang berkaitan dengan nasib TKI semakin beragam dan bahkanberkembang kearah perdagangan manusia yang dapat dikategorikansebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Selama ini, secara yuridis peraturan perundang-undangan yang menjadidasar acuan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri adalahOrdonansi tentang Pengerahan Orang Indonesia Untuk MelakukanPekerjaan Di Luar Indonesia (Staatsblad Tahun 1887 Nomor 8) danKeputusan Menteri serta peraturan pelaksanaannya. Ketentuan dalamordonansi sangat sederhana/sumir sehingga secara praktis tidak memenuhikebutuhan yang berkembang. Kelemahan ordonansi itu dan tidak adanyaundang-undang yang mengatur penempatan dan perlindungan TKI di luarnegeri selama ini diatasi melalui pengaturan dalam Keputusan Menteri sertaperaturan pelaksanaannya.

Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan, Ordonansi tentang Pengerahan Orang Indonesia UntukMelakukan Pekerjaan Di Luar Negeri dinyatakan tidak berlaku lagi dandiamanatkan penempatan tenaga kerja ke luar negeri diatur dalamundang-undang tersendiri. Pengaturan melalui undang-undang tersendiri,diharapkan mampu merumuskan norma-norma hukum yang melindungiTKI dari berbagai upaya dan perlakuan eksploitatif dari siapapun.

Dengan mengacu kepada Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, maka Undang-undang ini intinya harusmemberi perlindungan warga negara yang akan menggunakan haknyauntuk mendapat pekerjaan, khususnya pekerjaan di luar negeri, agarmereka dapat memperoleh pelayanan penempatan tenaga kerja secara cepatdan mudah dengan tetap mengutamakan keselamatan tenaga kerja baikfisik, moral maupun martabatnya.

Dikaitkan dengan praktek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesiamasalah penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri, menyangkutjuga hubungan antar negara, maka sudah sewajarnya apabilakewenangan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri merupakankewenangan Pemerintah. Namun Pemerintah tidak dapat bertindaksendiri, karena itu perlu melibatkan Pemerintah Provinsi maupunKabupaten/Kota serta institusi swasta. Di lain pihak karena masalahpenempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia langsungberhubungan dengan masalah nyawa dan kehormatan yang sangat azasibagi manusia, maka institusi swasta yang terkait tentunya haruslahmereka yang mampu baik dari aspek komitmen, profesionalisme maupunsecara ekonomis, dapat menjamin hak-hak azasi warga negara yangbekerja di luar negeri agar tetap terlindungi.

Setiap tenaga kerja yang bekerja di luar wilayah negaranya merupakanorang pendatang atau orang asing di negara tempat ia bekerja. Mereka dapatdipekerjakan di wilayah manapun di negara tersebut, pada kondisi yangmungkin di luar dugaan atau harapan ketika mereka masih berada ditanah airnya. Berdasarkan pemahaman tersebut kita harus mengakuibahwa pada kesempatan pertama perlindungan yang terbaik harusmuncul dari diri tenaga kerja itu sendiri, sehingga kita tidak dapatmenghindari perlunya diberikan batasan-batasan tertentu bagi tenagakerja yang akan bekerja di luar negeri. Pembatasan yang utama adalahketerampilan atau pendidikan dan usia minimum yang boleh bekerja di

Page 36: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

luar negeri. Dengan adanya pembatasan tersebut diharapkan dapatdiminimalisasikan kemungkinan eksploitasi terhadap TKI.

Pemenuhan hak warga negara untuk memperoleh pekerjaan sebagaimanayang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, dapat dilakukan oleh setiap warga negara secaraperseorangan. Terlebih lagi dengan mudahnya memperoleh informasi yangberkaitan dengan kesempatan kerja yang ada di luar negeri. Kelompokmasyarakat yang dapat memanfaatkan teknologi informasi tentunya merekayang mempunyai pendidikan atau keterampilan yang relatif tinggi.Sementara bagi mereka yang mempunyai pendidikan dan keterampilanyang relatif rendah yang dampaknya mereka biasanya dipekerjakan padajabatan atau pekerjaan-pekerjaan “kasar”, tentunya memerlukanpengaturan berbeda dari pada mereka yang memiliki keterampilan danpendidikan yang lebih tinggi. Bagi mereka lebih diperlukan campurtangan Pemerintah untuk memberikan pelayanan dan perlindungan yangmaksimal.

Perbedaan pelayanan atau perlakuan bukan untuk mendiskriminasikansuatu kelompok dengan kelompok masyarakat lainnya, namun justru untukmenegakkan hak-hak warga negara dalam memperoleh pekerjaan danpenghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Oleh karena itu dalam Undang-undang ini, prinsip pelayanan penempatan dan perlindungan TKI adalahpersamaan hak, berkeadilan, kesetaraan gender serta tanpa diskriminasi.

Telah dikemukan di atas bahwa pada umumnya masalah yang timbul dalampenempatan adalah berkaitan dengan hak azasi manusia, maka sanksi-sanksi yang dicantumkan dalam Undang-undang ini, cukup banyakberupa sanksi pidana. Bahkan tidak dipenuhinya persyaratan salah satudokumen perjalanan, sudah merupakan tindakan pidana. Hal ini dilandasipemikiran bahwa dokumen merupakan bukti utama bahwa tenaga kerjayang bersangkutan sudah memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri.

Tidak adanya satu saja dokumen, sudah beresiko tenaga kerja tersebuttidak memenuhi syarat atau illegal untuk bekerja di negara penempatan.Kondisi ini membuat tenaga kerja yang bersangkutan rentan terhadapperlakuan yang tidak manusiawi atau perlakuan yang eksploitatif lainnya dinegara tujuan penempatan.

Dengan mempertimbangan kondisi yang ada serta peraturan perundang-undangan, termasuk diidalamnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1982tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 mengenai Hubungan Diplomatikdan Konvensi Wina 1963 mengenai Hubungan Konsuler, Undang-undangNomor 2 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi mengenai MisiKhusus (Special Missions) Tahun 1969, dan Undang-undang Nomor 37Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, Undang-undang Penempatandan Perlindungan TKI di Luar Negeri dirumuskan dengan semangatuntuk menempatkan TKI pada jabatan yang tepat sesuai dengan bakat,minat dan kemampuannya, dengan tetap melindungi hak-hak TKI.Dengan demikian Undang-undang ini diharapkan disamping dapatmenjadi instrumen perlindungan bagi TKI baik selama pra penempatan,selama masa bekerja di luar negeri maupun selama masa kepulangan kedaerah asal di Indonesia juga dapat menjadi instrumen peningkatan kese-jahteraan TKI beserta keluarganya.

Page 37: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4Menempatkan warga negara Indonesia dalam pasal ini mencakupperbuatan dengan sengaja memfasilitasi atau mengangkut ataumemberangkatkan warga negara Indonesia untuk bekerja padaPengguna di luar negeri baik dengan memungut biaya maupuntidak dari yang bersangkutan.

Pasal 5Ayat (1)

Penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luarnegeri dilakukan secara seimbang oleh Pemerintah danmasyarakat. Agar penyelenggaraan penempatan danperlindungan TKI di luar negeri tersebut dapat berhasil guna danberdaya guna, Pemerintah perlu mengatur, membina, danmengawasi pelaksanaannya.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Cukup jelas.

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Cukup jelas.

Pasal 10Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bPelaksana penempatan TKI swasta sebelum berlakunyaUndang-undang ini disebut dengan Perusahaan Jasa TenagaKerja Indonesia (PJTKI).

Pasal 11Cukup jelas.

Pasal 12Cukup jelas.

Page 38: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 13Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cJaminan bank dalam bentuk deposito atas namaPemerintah dimaksudkan agar ada jaminan untuk biayakeperluan penyelesaian perselisihan atau sengketacalon TKI di dalam negeri dan/atau TKI dengan Penggunadan/atau pelaksana penempatan TKI swasta ataumenyelesaikan kewajiban dan tanggung jawab pelaksanapenempatan TKI swasta yang masih ada karena izindicabut atau izin tidak diperpanjang atau TKI tersebuttidak diikutkan dalam program asuransi.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fYang dimaksud dengan sarana prasarana pelayananpenempatan TKI antara lain tempat penampungan yanglayak, tempat pelatihan kerja, dan kantor.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Yang dimaksud dengan mengalihkan atau memindahtangankanSIPPTKI adalah yang dalam praktek sering disebut dengan istilah “jualbendera” atau “numpang proses”. Apabila hal ini ditolerir, akanmembuat kesulitan untuk mencari pihak yang harus bertanggungjawab dalam hal terjadi permasalahan terhadap TKI.

Page 39: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 20Ayat (1)

Pembentukan perwakilan dapat dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa pelaksana penempatan TKI swasta.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 21Ayat (1)

Kantor cabang dapat dibentuk di provinsi ataukabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 22Cukup jelas.

Pasal 23Cukup jelas.

Pasal 24Ayat (1)

Pengguna perseorangan dalam pasal ini adalah orangperseorangan yang mempekerjakan TKI pada pekerjaan-pekerjaan antara lain sebagai penata laksana rumah tangga,pengasuh bayi atau perawat manusia lanjut usia, pengemudi,tukang kebun/taman. Pekerjaan–pekerjaan tersebut biasadisebut sebagai pekerjaan di sektor informal.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 25Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Persetujuan Perwakilan Republik Indonesia meliputi dokumenperjanjian kerja sama penempatan, surat permintaan TKI, danperjanjian kerja.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Page 40: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 26Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf ePerlindungan asuransi yang dimaksud dalam huruf inisedikit-dikitnya sama dengan Program Jaminan SosialTenaga Kerja yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Huruf fCukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 27Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan pertimbangan keamanan pada ayat iniantara lain negara tujuan dalam keadaan perang, bencanaalam, atau terjangkit wabah penyakit menular.

Pasal 28Yang dimaksud dengan pekerjaan atau jabatan tertentu dalam pasalini antara lain pekerjaan sebagai pelaut.

Pasal 29Cukup jelas.

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cPelatihan kerja bagi calon TKI dapat dilakukan oleh lembagapelatihan maupun unit pelatihan yang dimiliki pelaksanapenempatan TKI swasta.

Page 41: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Huruf dPemeriksaaan psikologis dimaksudkan agar TKI tidakmempunyai hambatan psikologis dalam melaksanakanpekerjaannya di negara tujuan.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Pasal 32Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bSurat permintaan TKI dari Pengguna dalam huruf inidikenal dengan sebutan job order, demand letter atauwakalah.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 33Cukup jelas.

Pasal 34Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Agar informasi dapat diterima secara benar oleh masyarakat,harus digunakan bahasa yang mudah dipahami.

Ayat (3)Cukup jelas.

Page 42: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 35Huruf a

Dalam prakteknya TKI yang bekerja pada Penggunaperseorangan selalu mempunyai hubungan personal yangintens dengan Pengguna, yang dapat mendorong TKI yangbersangkutan berada pada keadaan yang rentan denganpelecehan seksual. Mengingat hal itu, maka pada pekerjaantersebut diperlukan orang yang betul-betul matang dari aspekkepribadian dan emosi. Dengan demikian resiko terjadinyapelecehan seksual dapat diminimalisasi.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Ketentuan dalam pasal ini berarti bahwa pelaksana penempatan TKIswasta tidak dibenarkan melakukan perekrutan melalui calo atausponsor baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing.

Pasal 38Cukup jelas.

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas.

Pasal 41Cukup jelas.

Pasal 42Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan mampu berkomunikasi denganbahasa asing adalah mampu menggunakan bahasasehari-hari yang digunakan di negara tujuan.

Huruf dCukup jelas.

Page 43: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 43Cukup jelas.

Pasal 44Yang dimaksud dengan sertifikasi kompetensi kerja adalah prosespemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematisdan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu pada standarkompetensi nasional dan/atau internasional.

Pasal 45Cukup jelas.

Pasal 46Cukup jelas.

Pasal 47Cukup jelas.

Pasal 48Cukup jelas.

Pasal 49Ayat (1)

Sarana kesehatan dan lembaga yang menyelenggarakanpemeriksaan kesehatan dan psikologi dalam ketentuan inidapat merupakan milik pemerintah baik pusat maupundaerah dan/atau masyarakat yang memenuhi persyaratan yangditetapkan sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 50Cukup jelas.

Pasal 51Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fPaspor diterbitkan setelah mendapat rekomendasi dari dinasyang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dikabupaten/kota setempat.

Page 44: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Pasal 52Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fJaminan yang dimaksudkan dalam huruf ini adalahpernyataan kesanggupan dari pelaksana penempatanTKI swasta untuk memenuhi janjinya terhadap calonTKI yang ditempatkannya.

Misalnya, apabila dalam perjanjian penempatanpelaksana penempatan TKI swasta menjanjikan bahwacalon TKI yang bersangkutan akan dibayar sejumlahtertentu oleh Pengguna, dan ternyata dikemudian hariPengguna tidak memenuhi sejumlah itu (yang tentunyadicantumkan dalam perjanjian kerja), maka pelaksanapenempatan TKI swasta harus membayarkekurangannya.

Demikian pula apabila calon TKI dijanjikan akandiberangkatkan pada tanggal tertentu namun ternyatasampai pada waktunya tidak diberangkatkan, makapelaksana penempatan TKI swasta wajib menggantikerugian calon TKI karena keterlambatanpemberangkatan tersebut.

Dengan dimuatnya klausul perjanjian penempatanseperti ini, maka pelaksana penempatan TKI swastadidorong untuk mencari dan menempatkan calon TKIpada Pengguna yang tepat.

Page 45: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jDalam perjanjian penempatan dapat diperjanjikanbahwa apabila TKI setelah ditempatkan ternyatamengingkari janjinya dalam perjanjian kerja denganPengguna yang akibatnya pelaksana penempatan TKIswasta menanggung kerugian karena dituntut olehPengguna akibat perbuatan TKI tersebut, maka dalamperjanjian penempatan dapat diatur bahwa TKI yangmelanggar perjanjian kerja harus membayar ganti rugikepada pelaksana penempatan TKI swasta.

Demikian pula dapat diatur sebaliknya bahwa apabilapelaksana penempatan TKI swasta mengingkari janjinyakepada TKI, maka dapat diperjanjikan bahwa pelaksanapenempatan TKI swasta harus membayar ganti rugikepada TKI.

Huruf kCukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 53Cukup jelas.

Pasal 54Cukup jelas.

Pasal 55Cukup jelas.

Pasal 56Cukup jelas.

Pasal 57Cukup jelas.

Pasal 58Cukup jelas.

Pasal 59Cukup jelas.

Pasal 60Cukup jelas.

Page 46: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 61Cukup jelas.

Pasal 62Cukup jelas.

Pasal 63Cukup jelas.

Pasal 64Cukup jelas.

Pasal 65Cukup jelas.

Pasal 66Cukup jelas.

Pasal 67Cukup jelas.

Pasal 68Cukup jelas.

Pasal 69Cukup jelas.

Pasal 70Ayat (1)

Oleh karena proses pengurusan dokumen atau pemeriksaankesehatan calon TKI membutuhkan waktu yang relatif lama,dan mengingat pelaksanaan pelatihan kerja pada umumnyadipusatkan pada lokasi tertentu sehingga untuk kelancaranpelaksanaan pendidikan dan pelatihan mereka dapat tinggaldi penampungan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 71Ayat (1)

Pada dasarnya kewajiban untuk melaporkan diri sebagaiseorang warga negara yang berada di negara asing merupakantanggung jawab orang yang bersangkutan. Namun,mengingat lokasi penempatan yang tersebar, pelaksanaankewajiban melaporkan diri dapat dilakukan oleh pelaksanapenempatan TKI swasta.

Ayat (2)Cukup jelas.

Page 47: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 72Penempatan TKI yang tidak sesuai dengan pekerjaan dalam ketentuanperjanjian kerja, misalnya di dalam perjanjian kerja TKI tersebutdipekerjakan dalam jabatan baby sitter (pengasuh bayi), makapelaksana penempatan TKI swasta tersebut dilarang menempatkanpada jabatan selain jabatan yang tercantum dalam perjanjian kerjadimaksud.

Pasal 73Cukup jelas.

Pasal 74Cukup jelas.

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Setiap negara tujuan atau Pengguna dapat menetapkankondisi untuk mempekerjakan tenaga kerja asing dinegaranya. Oleh karena itu terdapat kemungkinan adanyatambahan biaya lainnya yang menjadi beban calon TKI. Agarcalon TKI tidak dibebani biaya yang berlebihan, makakomponen biaya yang dapat ditambahkan serta besarnyabiaya untuk dibebankan kepada calon TKI.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 77Cukup jelas.

Pasal 78Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Penetapan jabatan Atase Ketenagakerjaan pada PerwakilanRepublik Indonesia tertentu, dibahas dan dilakukan bersamaoleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang HubunganLuar Negeri, Menteri yang bertanggung jawab di bidangKeuangan, Menteri yang bertanggung jawab di bidangPendayagunaan Aparatur Negara, dan Menteri yangbertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 79Cukup jelas.

Pasal 80Cukup jelas.

Page 48: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 81Cukup jelas.

Pasal 82Cukup jelas.

Pasal 83Cukup jelas.

Pasal 84Cukup jelas.

Pasal 85Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan Pemerintah termasuk di dalamnyaBadan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI dan BalaiPelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI.

Pasal 86Cukup jelas.

Pasal 87Cukup jelas.

Pasal 88Cukup jelas.

Pasal 89Cukup jelas.

Pasal 90Cukup jelas.

Pasal 91Cukup jelas.

Pasal 92Cukup jelas.

Pasal 93Cukup jelas.

Pasal 94Cukup jelas.

Pasal 95Cukup jelas.

Pasal 96Cukup jelas.

Pasal 97Cukup jelas.

Page 49: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN …harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan ... Dalam melaksanakan

Pasal 98Cukup jelas.

Pasal 99Cukup jelas.

Pasal 100Cukup jelas.

Pasal 101Cukup jelas.

Pasal 102Cukup jelas.

Pasal 103Cukup jelas.

Pasal 104Cukup jelas.

Pasal 105Cukup jelas.

Pasal 106Cukup jelas.

Pasal 107Cukup jelas.

Pasal 108Cukup jelas.

Pasal 109Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4445.