ukpl-1-bak-100506
DESCRIPTION
kebun karetTRANSCRIPT
Bab 1.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup
internasional dan terutama bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu
hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa
yang diperoleh dari karet cukup besar. Bahkan, sebelum tahun 1957 Indonesia pernah
menguasai produksi karet dunia dengan mengungguli negara-negara lain dan negara asal
tanaman karet sendiri di Daratan Amerika Selatan.
Sejak tahun 1957 kedudukan Indonesia sebagai produsen karet nomor satu digeser oleh
Malaysia dan Thailand. Dimana kedudukan Indonesia berada di peringkat kedua setelah
Thailand. Posisi ketiga diisi oleh Malaysia, dimana negara ini yang semula menempati
peringkat pertama, kemudian menurunkan produksinya agar harga karet dunia dapat
menjadi lebih baik lagi dan karena Malaysia banyak mengkonvensi kebun karetnya
menjadi produk perkebunan lainnya.
Kebutuhan dunia terhadap karet diperkirakan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring
dengan berkembangnya industri yang menggunakan bahan baku karet di negara-negara
maju. Negara-negara dengan pengguna karet paling banyak di antaranya Amerika
Serikat, Cina, Jepang, dan beberapa negara di Eropa.
Bagi Indonesia, meningkatnya kebutuhan karet alam dunia memberikan harapan yang
cerah karena peluang untuk mengisi pasar internasional semakin terbuka. Apalagi
produksi karet alam dua negara pesaing berat, yaitu Thailand dan Malaysia, menunjukkan
tanda-tanda mengalami penurunan.
Berdasarkan data Statistik Perkebunan Indonesia (2004) luas areal perkebunan karet di
Provinsi Kalimantan Timur yang dikelola oleh masyarakat (Perkebunan Rakyat) pada
tahun 2004 adalah seluas 35.905 Ha dengan produksi 14.617 ton. Sedangkan di
Kabupaten Berau sendiri menurut Statistik Perkebunan Indonesia (2004) terdapat 516 Ha
perkebunan karet rakyat dengan produksi 31 ton yang diusahakan oleh 129 KK petani.
Berdasarkan kondisi tersebut dan dengan melihat masih cerahnya prospek karet alam,
maka PT. BERAU AGRO KUSUMA akan mengembangkan komoditi karet ini di
Kabupaten Berau, terutama di wilayah Kecamatan Kelay, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar selain membantu perkembangan
perkebunan karet di Kabupaten Berau.
UKL – UPL Pembangunan Perkebunan Karet[ I - 1 ]
PT. BERAU AGRO KUSUMA
Bab 1. Pendahuluan
PT. BERAU AGRO KUSUMA telah memiliki ijin lokasi untuk pembangunan perkebunan
karet dari Bupati Berau Nomor 146 Tahun 2006 Tanggal 19 April 2006 seluas 2.350 Ha
yang berlokasi di Kampung Long Beliu, Kecamatan Kelay.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 Pasal 6 ayat 1
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dsiebutkan bahwa setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu sebagai wujud kepedulian
terhadap lingkungan hidup, maka PT .BERAU AGRO KUSUMA akan melakukan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilaksanakan bersama-sama
dengan kegiatan pembangunan perkebunan karet. Dengan demikian kegiatan
pembangunan perkebunan karet tersebut diharapkan dapat berjalan tanpa harus
menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan hidup yang dapat mengancam
keberlanjutan kegiatan pembangunan itu sendiri. Selain itu dengan kegiatan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang baik, maka dampak positif dari kegiatan
pembangunan ini terhadap lingkungan (fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi-budaya dan
kesehatan masyarakat) dapat ditingkatkan.
Bentuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang akan dilaksanakan
oleh PT. BERAU AGRO KUSUMA adalah berupa Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UKL) dan Upaya Pemanatauan Lingkungan Hidup (UPL). Dasar dari kegiatan ini adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, dimana bagi usaha dan atau kegiatan yang tidak diwajibkan
menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup wajib melakukan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
dan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 Tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL, dimana usaha
pembangunan perkebunan dengan luasan di bawah 3.000 ha tidak diwajibkan menyusun
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tetapi diwajibkan menyusun Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Hidup.
Acuan dasar yang digunakan dalam menyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ini selain berdasarkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, juga
berdasarkan pedoman-pedoman yang ada di Komisi Amdal Daerah/Bapelda Kabupaten
Berau.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pembangunan Perkebunan Karet PT. BERAU AGRO KUSUMA akan menjadi salah satu
pedoman teknis/arahan dalam kegiatannya untuk mencegah, menanggulangi dan
mengendalikan dampak negatif serta meningkatkan dampak positif pada kegiatan usaha
UKL – UPL Pembangunan Perkebunan Karet[ I - 2 ]
PT. BERAU AGRO KUSUMA
Bab 1. Pendahuluan
pembangunan perkebunan karet ini. Dokumen UKL dan UPL yang akan disusun ini juga
merupakan salah satu perangkat kontrol dalam proses manajemen lingkungan.
1.2. Dasar Hukum
Penyusunan dan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) pembangunan perkebunan karet oleh PT. BERAU
AGRO KUSUMA meliputi beberapa peraturan perundangan yang berlaku, seperti :
1.2.1. Undang-Undang
a. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria
b. Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
c. Undang-undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman
d. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
e. Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
f. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
g. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
1.2.2. Peraturan Pemerintah
a. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Perburuan Satwa Buru.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman
c. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Pembenihan Tanaman
d. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
dan Satwa
e. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan
dan Satwa
f. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
g. Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan
Tanah Untuk Produk Biomasa
h. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan
atau Pencemaran Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan
atau Lahan
i. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
1.2.3. Keputusan Presiden
a. Keppres RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
b. Keppres RI Nomor 10 Tahun 2000 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedal)
UKL – UPL Pembangunan Perkebunan Karet[ I - 3 ]
PT. BERAU AGRO KUSUMA
Bab 1. Pendahuluan
1.2.4. Keputusan Menteri
a. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat Pengawasan Kualitas Air.
b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/Menkes/PER/IX/1990 tentang Kualitas
Air Tanah yang Berhubungan dengan Kesehatan
c. Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan No. 38/KB. 110/SK/DJ.BUN/05.95 tentang
Petunjuk Teknis Pembukaan Lahan Tanpa Pembakaran untuk Perkebunan
d. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian No. 881 dan 771
tanggal 22 Agustus 1996 tentang Penetapan Batas Maksimum Residu Pestisida pada
Hasil Pertanian
e. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1999 jo No. 9/1999
tentang Pemberian dan Pembebasan Hak atas Tanah
f. Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Rencana Usaha dan / atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
h. Keputusan Menteri Negara KLH No. Kep-86/MENLH/3/2002, tentang Pedoman
Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL)
g. Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 357/Kpts/HK.350/5/2002 tentang Perizinan
Usaha Perkebunan tanggal 21 Juni 2002
h. Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 37 Tahun 2003 tentang
Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan
1.2.4. Peraturan Daerah
a. Peraturan Daerah Berau No. 13 Tahun 2000 tentang Pembentukan Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Berau
b. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun 2002 tentang Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Berau.
c. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 25 Tahun 2003 tentang Ijin Usaha
Perkebunan di Kabupaten Berau.
d. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Berau Tahun 2001 sampai 2011.
e. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
f. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
g. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
UKL – UPL Pembangunan Perkebunan Karet[ I - 4 ]
PT. BERAU AGRO KUSUMA
Bab 1. Pendahuluan
1.2.6. Keputusan Bupati
a. Keputusan Bupati Berau No. 218 Tahun 2000 tentang Kewajiban Pengusaha Untuk
Melaporkan Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
b. Surat Keputusan Bupati Berau No. 41 Tahun 2001 tentang penyesuaian peristilahan
sebutan desa dan kepala desa dalam wilayah Kabupaten Berau
c. Keputusan Bupati Berau No. 130 tahun 2001 tentang Pembentukan Komisi Penilai
AMDAL Kabupaten Berau
d. Keputusan Bupati Berau No. 398 Tahun 2003 tentang Pembentukan Tim Teknis dan
Tim Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Berau.
e. Keputusan Bupati Berau Nomor 146 Tahun 2006 Tanggal 19 April 2006 tentang
Pemberian Ijin Lokasi Untuk Keperluan Pembangunan Perkebunan Karet seluas
2.350 Ha di Kampung Long Gie/Beliu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau Kepada
PT. BERAU AGRO KUSUMA.
1.3. Fungsi, Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL
1.3.1. Fungsi
Fungsi kegiatan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup yakni :
a. Sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
suatu usaha dan atau kegiatan
b. Sebagai syarat untuk memperoleh ijin melakukan usaha dan atau kegiatan
1.3.2. Tujuan
Tujuan kegiatan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) adalah untuk :
a. Mencegah dan menanggulangi kemungkinan terjadinya dampak negatif akibat
pengusahaan perkebunan karet
b. Mengembangkan dampak positif akibat kegiatan pengusahaan perkebunan karet
c. Memonitor efektifitas hasil pengelolaan lingkungan
d. Memonitor perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat pengusahaan
perkebunan karet sehingga akan menjadi umpan balik dalam kegiatan pengelolaan
lingkungannya
1.3.3. Kegunaan/Manfaat
a. Terselenggaranya pengelolaan perkebunan karet yang lestari dan berwawasan
lingkungan
b. Terjaganya lingkungan sekitar areal perkebunan dari dampak negatif yang dapat
terjadi.
c. Sebagai komitmen perusahaan dalam menyelenggarakan pengelolaan perkebunan
yang berwawasan lingkungan
UKL – UPL Pembangunan Perkebunan Karet[ I - 5 ]
PT. BERAU AGRO KUSUMA
Bab 1. Pendahuluan
d. Diperolehnya manfaat yang baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
masyarakat, akibat kegiatan pengelolaan lingkungan sosial ekonomi budaya dan
kesehatan masyarakat yang akan dilaksanakan oleh PT. BERAU AGRO KUSUMA.
1.4. Identitas Pemrakarsa
Nama Badan Usaha : PT. BERAU AGRO KUSUMA
Alamat Kantor : Jl. Pramuka Kav. 26 Jakarta PusatTelp. (021) 4243259
Fax. (021) 4246981
Direktur Utama : Ir. H. Setyo Susidarto
UKL – UPL Pembangunan Perkebunan Karet[ I - 6 ]
PT. BERAU AGRO KUSUMA