uji sitotoksik ekstrak etanol dan etil asetat buah …eprints.ums.ac.id/75398/2/muhamad nur...

14
UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP SEL HeLa PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Oleh: MUHAMAD NUR KHAIRUDIN K 100 150 152 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 18-Jan-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH

MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP SEL HeLa

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi

Oleh:

MUHAMAD NUR KHAIRUDIN

K 100 150 152

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

i

HALAMAN PERSETUJUAN

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH

MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP SEL HeLa

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

MUHAMAD NUR KHAIRUDIN

K 100 150 152

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

MARYATI, Ph.D., Apt

NIK.871

Page 3: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

ii

HALAMAN PENGESAHAN

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH

MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP SEL HeLa

OLEH

MUHAMAD NUR KHAIRUDIN

K 100 150 152

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari senin, 15 Juli 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Peni Indrayudha, Ph.D., Apt (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Muhtadi, M.Si (……………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Maryati, Ph.D., Apt (…………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Azis Saifudin, Ph.D., Apt

NIK. 956

Page 4: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang

lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 15 Juli 2019

Penulis

MUHAMAD NUR KHAIRUDIN

K 100 150 152

Page 5: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

1

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH MENGKUDU

(Morinda citrifolia L.) TERHADAP SEL HeLa

Abstrak

Penelitian bahan alam sebagai alternatif atau terapi pendamping pada penyakit kanker

masih perlu dikembangkan. Mengkudu merupakan salah satu tanaman yang berpotensi

sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik dan

mengetahui golongan senyawa yang terkandung di dalam buah mengkudu. Sampel yang

digunakan pada penelitian ini berasal dari Boyolali dan Karanganyar yang bertujuan

untuk membandingkan sampel pada daerah dataran rendah dan dataran tinggi. Ekstraksi

pada penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan etanol dan etil asetat. Uji

sitotoksik dilakukan dengan metode MTT. Kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan

untuk mengidentifikasi golongan senyawa yang terkandung didalam ekstrak. Penetapan

senyawa antraquinon dan kumarin menggunakan reagen KOH. Hasil uji sitotoksik

menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan etil asetat buah mengkudu tidak memiliki

aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa. Hasil analisis kualitatif menggunakan KLT

memungkinkan bahwa ekstrak mengandung senyawa antraquinon, kumarin, terpenoid

dan flavonoid. Senyawa terpenoid menggunakan anisaldehid dan flavonoid

menggunakan sitroborat.

Kata Kunci:Buah Mengkudu, Morinda citrifolia L, MTT Assay, KLT.

Abstract

Research on natural materials as an alternative or companion therapy in cancer still

needs to be developed. Noni is one of the plants that has the potential as an anticancer.

This study aims to determine cytotoxic activity and determine the class of compounds

contained in noni fruit. The sample used in this study came from Boyolali and

Karanganyar which aimed to compare samples in lowland and highland areas.

Extraction in this study used maceration methods with ethanol and ethyl acetate.

Cytotoxic tests were carried out using the MTT assay. Thin layer chromatography

(TLC) was carried out to identify the class of compounds contained in the extract.

Determination of antraquinone and coumarin compounds using KOH reagents.

Cytotoxic test results showed that the ethanol and ethyl acetate extract of noni fruit did

not have cytotoxic activity against HeLa cells. The results of a qualitative analysis using

TLC allowed that the extract contained antraquinone, coumarin, terpenoids and

flavonoids. The terpenoid compounds use anisaldehyde and flavonoids using sitroborat.

Keywords: Noni Fruit, Morinda citrifolia L, MTT Assay, TLC.

1. PENDAHULUAN

Kanker merupakan penyakit penyebab kematian kedua di negara berkembang (Jemal et al., 2011).

Kanker servik merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan pada wanita baik di Indonesia

maupun di luar negeri (Gupta, 2013). The American Cancer Society memperkirakan 182 - 460 kasus

(yang menyumbang 26% dari semua kasus kanker baru) untuk tahun 2008 di Amerika Serikat, yang

mengakibatkan 40 - 480 kematian dan insiden kanker payudara pada wanita di Amerika Serikat

Page 6: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

2

adalah 1 banding 8 atau sekitar 13% (Sharma, 2015). Pengobatan kanker menggunakan kemoterapi

memberikan banyak efek samping seperti mual muntah, rambut pasien menjadi rontok, anemia dan

melemahnya memori pada pasien.

Kanker dikenali dari sel yang abnormal mengalami pertumbuhan dan menyebar secara tidak

terkendali. Sel kanker dapat menyerang sel normal dan dapat berpindah ke jaringan yang lain melalui

peredaran darah (Kimble, 2013). Sel yang digunakan pada penelitian ini ialah sel HeLa. Sel HeLa

adalah sel kanker leher rahim akibat infeksi Human Papillomavirus (HPV 18) sehingga mempunyai

sifat yang berbeda dengan sel leher rahim normal (Goodwin,2000). Sel HeLa merupakan sel manusia

yang aman digunakan untuk kepentingan kultur sel, bersifat immortal (tidak mati) dan membelah

secara tidak terbatas (Amalia, 2018). Sel HeLa merupakan kultur immortal pertama yang diambil

dari jaringan Henrietta Lacks. Henrietta Lacks merupakan seorang petani yang menderita kanker

serviks sehingga nama Sel tersebut diberi nama sel HeLa (Zielenski, 2010).

Indonesia dijuluki sebagai negara megabiodiversity dengan keanekaragaman hayati di dunia

(Triyono,2013). Terdapat sekitar 25.000-30.000 spesies tanaman yang tumbuh di Indonesia dengan

persentase tanaman di asia terbanyak 90% dan 80% dari tanaman yang ada di dunia (Erdelen, 1999).

Tanaman herbal obat-obatan seringkali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu

tumbuhan obat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat ialah mengkudu (Morinda citrifoliaL.)

(Amrianto, 2017). Bahan alam sebagai obat alternatif atau obat pendamping untuk kemoterapi belum

banyak ditemukan. Salah satu bahan alam yang berpotensi untuk dikembangkan adalah buah

mengkudu (Morinda citrifolia L.)(Febriansyah, 2013). Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.)

adalah salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk berbagai macam

penyakit contohnya memiliki aktivitas sitotoksik (Anwar, 2016).

Uji sitotoksik ekstrak etil asetat buah mengkudu pada sel MCF-7 dengan IC50 sebesar 25 μg /

ml dan dapat meningkatkan apoptosis (Sharma, 2015). Febriyansyah (2013) dalam penelitiannya

menemukan ada tiga macam senyawa yang ada pada buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang

mampu menghambat perkembangan sel kanker yakni damnachantal, proxeronine dan alzarin.

Damnactal pertama kali diisolasi dari tanaman mengkudu dan dalam penelitianny teridentifkasi

derivat senyawa antraquinolon (Kamata et al., 2006). Proxeronine merupakan salah satu alkaloid

yang terdapat di tanaman mengkudu dan alzarin merupakan senyawa antraquinon.

Ekstrak etanolik buah mengkudu yang diperoleh di daerah Kotagede Yogyakarta memiliki

aktivitas terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 4.094 µg/ml (Febriansyah et al., 2013). Hasil ini

berbeda dengan buah mengkudu yang diperoleh dari Surabaya, diuji dengan sel yang sama (HeLa)

dengan hasil IC50 214,438 µg/ml (Yuanita, 2012). Dari penelitian diatas terlihat hasil mengkudu dari

daerah Yogyakarta dan Surabaya memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC50 yang berbeda. Pada

Page 7: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

3

penelitian ini dilakukan uji aktivitas sitotoksik dan kandungan senyawa dari ekstrak etanol dan etil

asetatbuah mengkudu yang diperoleh dari Teras, Boyolali dan Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah.

2. METODE

2.1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya alat-alat gelas (Pyrex), almari pengering(Oven),

rotary evaporator (Heidolp), corong buncner, kompressor, neraca analitik (Ohaus), mikropipet

(Socorex), vorteks (Maxi Mix II), mikroskop inverted, inkubator CO2 (BINDER), LAF (ESCO

cytotoxic safety), conical tube, 96-well plate (Iwaki), pipet Pasteur, hemacytometer (Neubauer),

counter, ELISA reader (Biotek) dan lampu UV.

2.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya buah mengkudu yang diperoleh dari Teras,

Boyolali dan Matesih, Karanganyar, Sel HeLa, etanol 96%, etil asetat, larutan Phosphate Buffer

Saline (PBS), tripsin-EDTA, medium Roswell Park Memorial Institute (RPMI), larutan Dimethyl

Sulfoxide (DMSO) 5%, reagen [3-(4,5-dimetilthiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromida] (MTT),

larutan Sodium Deodecyl Sulphate (SDS) 10% dalam 0,01 N HCl, tripsin-EDTA, Fetal Bovine

Serum (FBS), reagen FeCl3, sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik.

2.3. Ekstraksi

Buah mengkudu yang diperoleh dari daerah Matesih, Karanganyar dan Teras, Boyolali pada

penelitian ini diambil daging buahnya dengan dipotong tipis-tipis dan dikeringkan menggunakan

almari pengering selama 48 jam. Simplisia dari mengkudu yang diperoleh selanjutnya dilakukan

maserasi selama 72 jam. Ekstrak hasil maserasi di masukan kedalam corong bunchner untuk

menghilangkan serbuk-serbuk kecil. Ekstrak ditampung menjadi satu dan diuapkan, untuk

memisahkan pelarutnya. Penguapan dilakukan dengan menggunakan alat rotary evaporator pada

suhu 50-60°C, sampai pelarut habis menguap, sehingga didapatkan ekstrak kental buah mengkudu

(Morinda citrifolia L.) (Amrianto, 2017). Setelah diuapkan menggunakan rotary evaporator

selanjutnya di hilangkan kandungan air yang ada agar menjadi ekstrak kental kurang lebih 1-2 hari di

waterbath dan diperoleh hasil ekstrak kental buah mengkudu.

2.4. Uji Sitotoksik dengan MTT assay

2.4.1. Panen Sel

Sel dari Inkubator CO2 diambil dan diperiksa pada mikroskop inverted, jika sudah terjadi 80%

konfluen atau sel telah merata sehingga sel dapat dipanen. Media dibuang menggunakan mikropipet

atau pipet Pasteur steril dicuci dengan PBS 5 ml dan dibersihkan dengan pipet Pasteur steril.

Ditambahkan tripsin-EDTA (450 μL) diratakan dan diinkubasi selama 5 menit. Penambahan tripsin-

EDTA berfungsi untuk melepaskan sel yang melekat pada flask/plat. Setelah diinkubasi,

Page 8: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

4

ditambahkan media RPMI sebanyak 5 ml dan diresuspensi. Dilihat di mikroskop inverted, apabila

sel telah menyebar dapat dipindahkan kedalam conicaltube dan dipindahkan ke hemasitometer dan

dilakukan perhitungan sel yang ada pada kamar A, B, C dan D. Dihitung jumlah sel ditiap

kamarnya selanjutnya dihitung menggunakan rumus :

Jumlah Sel terhitung/mL = ∑ ∑ ∑ ∑

Setelah selesai menghitung, sel diambil sesuai hasil hitungan dan di tambahkan media hingga 10

mL.

2.4.2. Uji Sitotoksik dengan MTTassay

Sel kanker serviks (HeLa) di suspensikan sebanyak 100 µL dan didistribusikan kedalam sumuran-

sumuran pada 96-well plate dan diinkubasi 24 jam. Ke dalam sumuran dimasukkan 100 µL larutan

ekstrak mengkudu dengan seri konsentrasi sebagai berikut: 50 µg/ml, 100 µg/ml, 200 µg/ml, 400

µg/ml, dan 800 µg/ml dengan 3 replikasi untuk masing masing kelompok A1 dan A2 dan 3 replikasi

untuk kelompok B1 dan B2. Sel diinkubasi 48 jam dalam inkubator dengan aliran 5% CO2. Pada

akhir inkubasi, media kultur dibuang lalu ditambahkan 10 µL larutan MTT (5 mg/mL PBS), dan

medium diganti dengan 190 µL medium RPMI 1640 komplit. Sel kemudian diinkubasi didalam

inkubator. Ditambahkan reagen stopper setelah proses inkubasi yang selanjutnya akan dilihat nilai

absorbansi pada ELISA reader dan dihitung IC50nya (Cancer Chemoprevention Research Center,

2014).

2.4.3. Analisis Data

Percobaan uji sitotoksik ini didapat hasil absorbansi dari Elisa reader dan nilai absorbansi kontrol

pelarut lebih kecil dari absorbansi kontrol sel, maka rumus yang digunakan yaitu:

% sel hidup =

Selanjutnya membuat grafik dari log konsentrasi vs persentase sel hidup, kemudian

ditentukan r dari regresi liniernya. Mencari IC50 persamaan regresi linier harus memenuhi standar

yaitu nilai r lebih besar dari nilai r tabel. Mendapatkan IC50 dengan cara disubtitusi 50% pada

persamaan Y = Bx + A, sehingga didapatkan nilai x, kemudian nilainya di antilog (Cancer

Chemoprevention Research Center, 2013).

2.5. Skrining Fitokimia menggunakan KLT

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan kromatografi yang lebih mudah dan murah. Peralatan

yang digunakan juga sederhana dan dapat dipakai disemua labratorium karena pelaksanaannya yang

cepat (Gandjar, 2012). KLT digunakan untuk mengidentifikasi golongan senyawa. Ekstrak etanol

dan etil asetat buah mengkudu yang memiliki aktivitas sitotoksik ditotolkan kefasediam berupa plat

Page 9: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

5

silika GF254 dengan menggunakan mikropipet sebanyak 2 sampai 3 totolan. Setelah itu, plat dielusi

di dalam chamber yang sebelumnya sudah dijenuhkan menggunakan fase gerak (etil asetat : N-

Hexana) 7:3 hingga batas yang ditentukan, kemudian plat dikeringkan pada suhu kamar dan diamati

pada sinar tampak, sinar UV pada dua panjang gelombang yakni 254 nm dan 366 nm. Plat KLT

disemprot dengan reagen FeCl3 untuk medeteksi adanya senyawa fenolik, reagen sitroborat untuk

medeteksi senyawa flavonoid, anisaldehid-H2SO4 untuk mendeteksi terpenoid, dan KOH-etanolik

untuk medeteksi kumarin. (Amalia, 2018). Perhitungan Rf dapat digunakan rumus :

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ekstraksi

Penelitian ini menggunakan buah mengkudu dari daerah dataran rendah dan dataran tinggi. Sampel

yang digunakan untuk dataran tinggi berasal dari daerah Matesih, Karanganyar dan sampel dataran

rendah diambil di Teras, Boyolali. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas

sitotoksik buah mengkudu yang ada di surabaya (Yuanita, 2012) dan ekstrak etanol buah mengkudu

yang berasal dari Yogyakarta (Febriansyah, 2013). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi.

Etanol dan etil asetat yang digunakan sebagai pelarut pada penelitian ini. Etanol merupakan pelarut

yang umum digunakan dan diharapkan banyak senyawa aktif yang terkandung didalamnya

sedangkan etil asetat yang memiliki sifat semi polar sehingga dapat menarik zat aktif tertentu. Hasil

perhitungan randemen (%) untuk Ekstrak etanol maupun etil asetat dapat dilihat pada Tebel.1.

Tabel 1. Data hasil rendemen ekstrak buah mengkudu

Asal Pelarut Bobot (gram)

Rendemen (%) Simplisia Ekstrak

Boyolali Etil Asetat 169,00 5,15 3,04

Etanol 167,19 13,70 8,19

Matesih Etil Asetat 307,46 3,69 1,2

Etanol 282,08 41,02 14,54

Tabel.1 menunjukkan bahwa hasil perolehan terbanyak dari ekstrak etanol yang berasal dari

Matesih, Karanganyar dengan nilai rendemen sebesar % 14,54 . Ekstrak etanol dengan sifatnya

yang polar sehingga banyak zat aktif yang tersari. Pengambilan sampel di Matesih yang merupakan

daerah dataran tinggi sehingga banyak memiliki kandungan air yang tinggi. Buah ini diambil pada

bulan januari bertepatan dengan musim penghujan. Rendemen menggambarkan banyaknya zat

metabolit sekunder yang tersari. Sedangkan untuk ekstrak etil asetat didapat perolehan nilai

Page 10: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

6

rendemen 1,2 % hal ini dikarenakan sifatnya yang semipolar sehingga sedikit zat aktif yang tersari.

Sebagaimana dalam penelitian lain untuk ekstrak etil asetat buah mengkudu yang diperoleh dari

kediri oleh (Setiyawan, 2013) pada bulan september 2012 juga memiliki nilai rendemen 0,05 %.

3.2 Uji Sitotoksik dengan MTT Assay

Uji sitotoksik ini menggunakan metode MTT assay. Prinsip dari metode MTT adalah terjadinya

reduksi garam kuning tetrazolium MTT (3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromid)

oleh sistem reduktase suksinat tetrazolium yang termasuk dalam rantai respirasi dalam mitokondria

sel-sel yang hidup membentuk kristal formazan berwarna ungu dan tidak larut air. Intensitas warna

ungu yang terbentuk proporsional dengan jumlah sel hidup. Sehingga jika intensitas warna ungu

semakin besar, hal ini menandakan jumlah sel hidup semakin banyak (CCRC, 2013).

Tabel 2. Data hasil uji sitotoksik ekstrak etanol dan etil asetat buah mengkudu

Kadar (µg/mL)

Boyolali Mateih

Etanol Etil asetat Etanol Etil asetat

% Sel hidup %Sel hidup %Sel Hidup %Sel hidup

800 118,23± 3,59 140,93± 6,04 117,28± 6,16 129,80± 0,25

400 122,55± 3,20 109,15± 6,43 106,00± 5,83 127,16± 7,47

200 127,31± 7,69 138,08± 8,48 132,14± 2,64 130,39± 2,42

100 134,27± 12,71 122,48± 4,61 139,69± 4,50 127,09± 10,33

50 149,87± 2,37 139,03± 9,96 159,46± 3,20 137,34± 3,09

Percobaan buah mengkudu yang diperoleh dari Matesih Karanganyar dan Teras Boyolali

mendapatkan hasil pertumbuhan sel diatas 100% yang menandakan bahwa ekstrak etanol dan etil

asetat tidak memiliki aktivitas sitotoksik pada konsentrasi 800;400;200;100 dan 50 µg/mL.

Pertumbuhan sel pada sampel yang terdapat pada Tabel 2 jumlah sel hidup diatas 50% dan tidak ada

yang di bawah 50% sehingga nillai IC50 pada penelitian ini tidak dapat dihitung, dikarenakan tidak

memenuhi syarat. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang berada di surabaya menggunakan

ekstrak etanol mendapatkan IC50 214,438 μg/mL pada sel HeLa (Yunita,2012) dan di Kotagede

Yogyakarta mendapatkan hasil IC50 4,094 µg/mL menggunakan ekstrak etanol (Febriansyah, 2013).

Pada penelitian akar mengkudu yang berasal dari pontianak kalimantan barat menyebutkan bahwa

akar buah mengkudu juga memiliki aktivitas sitotoksik hal ini ditandai dengan adanya senyawa

antraquinon yang berpotensi memiliki aktivitas sitotoksik (Sindora, et al., 2017). Faktor yang

menyebabkan mengapa pada penelitian ini IC50 tidak dapat dihitung diantaranyaletak geografis

sumber tanaman yang berbeda dimana unsur hara yang terkandung juga berbeda, usia tanaman dan

bagian tanaman yang diambil. Sebagaimana dalam penelitian lain pada ekstrak etil asetat terhadap

sel MCF -7 mendapatkan IC50 25 μg/mL (Sharma K.et al., 2015). Dari hal tersebut baik faktor asal

tanaman dan sel yang digunakan juga mempengaruhi aktivitas sitotoksik ini. Pada penelitian ini yang

digunakan ialah buah dari mengkudu dan senyawa target yang diharapkan dapat menghambat sel

Page 11: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

7

kanker yakni antraquinon. Antraquinon yang terdapat pada ekstrak etil asetat sangat sedikit

sebagaimana pada Gambar 1. Bercak merah yang tipis menandakan adanya antraquinon namun

sedikit.

Tabel 3. Data hasil uji sitotoksik kontrol positif (doxorubicin) terhadap sel HeLa

Konsentrasi

(µg/mL)

Abs % Sel Hidup %sel hidup

1 2 3 1 2 3

25 0,137 0,153 0,150 5,08 8,60 7,94 7,21± 1,86

12,5 0,151 0,147 0,145 8,16 7,28 6,84 7,43± 0,67

6,25 0,171 0,158 0,167 12,55 9,70 11,68 11,31± 1,46

3,125 0,211 0,181 0,179 21,34 14,75 14,31 16,81± 3,93

1,5625 0,213 0,211 0,227 21,78 21,34 24,86 22,67± 1,91

Konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini yakni 25; 12,5; 6,25; 3,125 dan 1,5625

µg/mL. Konsentrasi yang digunakan tersebut dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan

nilai IC50 7,0 µg/mL. Doxorubicin yang digunakan pada uji sitotoksik ini sebagai kontrol positif

dalam penelitian ini. Doxorubicin sebagai kontrol positif dengan seri konsentrasi yang digunakan

dapat menghambat pertumbuhan sel kanker pada penelitian ini. Pada Tabel 3 jumlah persentasi sel

hidup tertinggi pada penelitian ini 22,67 % dan tidak ada sel yang hidup diatas 50% sehingga IC50

pada penelitian ini tidak dapat dihitung (Auolali et al., 2003).

3.3 Uji KLT

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan teknik kromatografi yang lebih mudah dan murah.

Peralatan yang digunakan juga sederhana dan dapat dipakai disemua labratorium karena

pelaksanaannya yang cepat. (Gandjar, 2012) KLT digunakan untuk mengidentifikasi golongan

senyawa. Ekstrak etanol dan etil asetat buah mengkudu yang memiliki aktivitas sitotoksik

ditotolkan kefase diam berupa plat silika GF254. Untuk identifikasi golongan senyawa diamati pada

sinar tampak, sinar UV pada dua panjang gelombang yakni 254 nm dan 366 nm.

Gambar1. Hasil Uji Kualitatif Kromatografi Lapis Tipis

Page 12: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

8

Tabel 4. Hasil KLT ekstrak etanol buah mengkudu

Rf Sinar

tampak UV 254

UV

366

Reagen semprot Kandungan

senyawa KOH Sitroborat

UV366 Anisaldehid FeCL3

0 Coklat Pemadaman - - Hijau - - Flavonoid

0,44 - - Biru Biru Biru - - Kumarin

0,5 - - Biru - - - - Kumarin

0,7 Kuning Pemadaman - - - - - Terpenoid

0,8 Coklat - - - - - - Terpenoid

Terdapat bercak totolan KLT yang berada disebelah kiri pada gambar 1. merupakan ekstrak

etanol dan yang disebelah kanan merupakan ekstrak etil asetat. Tabel 4 menjelaskanidentifikasi

senyawa menggunakan fase gerak etil asetat : n hexan dengan perbandingan 7:3. Ekstrak etanol

dianalisis dengan reagen KOH terdapat warna biru dengan Rf 0,44 yang menandakan adanya

senyawa kumarin. Penggunaan reagen sitroborat pada ekstrak etanol buah mengkudu bertujuan

untuk identifikasi adanya senyawa flavonoid yang nantinya pada UV366 akan berfluoresensi hijau,

ungu, biru, kuning (Anwar, 2016). Dalam penelitian ini diperoleh rf 0 dengan fluoresensi hijau dan

rf 0,44 setelah disemprot reagen sitroborat.

Tabel 5. Hasil KLT ekstrak etil asetat buah mengkudu

Rf Sinar

tampak UV 254

UV

366

Reagen semprot Kandungan

senyawa KOH Sitroborat

UV366 Anisaldehid FeCl3

0 Coklat Pemadaman - - - - - Flavonoid

0,12 - - - Merah - - - Antraquinon

0,44 - - Biru - Biru - - Kumarin

0,5 - - Biru Biru - - - Kumarin

0,7 Kuning Pemadaman - - - Ungu - Terpenoid

0,8 Coklat - - - - Ungu - Terpenoid

0,9 - - - - Ungu - - Flavonoid

Bercak totolan KLT yang berada disebelah kanan pada Gambar 1 merupakan ekstrak etil

asetat buah mengkudu. Tabel 5 Menjelaskan analisis ekstrak etil asetat buah mengkudu yang

tedapat pada sisi kanan pada gambar 1 menggunakan reagen KOH pada rf 0,5 yang menandakan

pada senyawa tersebut mengandung adanya kumarin dan bercak merah dengan Rf 0,12 menandakan

adanya senyawa antraquinon(Sindora, et al.,2017). Antraquinon yang terdapat disini sedikit terlihat

dengan bercak yang tipis sehingga antraquinon pada ekstrak etanol buah mengkudu ini lemah.

Penggunaan FeCl3 untuk melihat adanya senyawa fenolik dengan ditandai bercak warna ungu,

merah, hijau, biru, coklat atau hitam yang kuat (Harborne, 1987). Pada ekstrak etanol dan etil asetat

buah mengkudu tidak terdapat hasil bercak yang berwarna. Penggunaan Anisaldehid untuk

identifiksi senyawa terpenoid, akan menghasilkan bercak berwarna ungu, kuning coklat, hitam pada

sinar tampak dan berfluoresensi hijau pada UV 254 (Saifudin, 2014). Untuk anisaldehid didapatkan

Rf 0,7 dan 0,8 dengan bercak berwarna ungu. Penggunaan reagen sitroborat bertujuan untuk

identifikasi adanya senyawa flavonoid yang nantinya pada UV366 akan berfluoresensi hijau, ungu,

Page 13: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

9

biru, kuning (Anwar, 2016). Dalam penelitian ini diperoleh Rf; 0,44 dengan warna biru dan 0,9

dengan warna ungu setelah disemprot reagen sitroborat.

4. PENUTUP

Ekstrak etanol dan etil asetat buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada daerah Matesih,

Karanganyar dan Teras, Boyolali tidak memiliki aktivitas sitotoksik. Golongan Senyawa yang

terkadung didalam ekstrak etanol buah mengkudu meliputi kumarin dan flavonoid. Golongan

senyawa ekstrak etil asetat yang diperoleh pada penelitian ini meliputi kumarin, antraquinon dan

terpenoid.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, D. A., 2018, Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Daun Ashitaba (Angelia keiskei), Fraksi Polar,

Semi Polar dan Non Polar Terhadap Sel HeLA, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Amrianto, 2017, Formulasi Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) dalam Bentuk Sediaan

Transdermal Liposome, https://doi.org/10.11959/j.issn.1000-436x.2015184

Aouali N., Morjani H., Trussardi A., Soma E., Giroux B. and Manfait M., 2003, Enhanced

cytotoxicity and nuclear accumulation of doxorubicin-loaded nanospheres in human breast

cancer MCF7 cells expressing MRP1., International journal of oncology, 23 (4), 1195–1201.

Anwar, K., & Triyasmono, L.,2016, Kandungan Total Fenolik, Total Flavonoid, dan Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Jurnal Pharmascience,

3(1), 83–92.

Cancer Chemoprevention Research Center,2014, Protokol Uji Sitotoksik, 1–6.

Cancer Chemoprevention Research Center,2013, Prosedur Tetap Uji Sitotoksik Metode MTT.

Cancer Chemoprevention Research Center Fakultas Farmasi UGM, 1–8.

Erdelen WR., Adimihardja K., Moesdarsono H., Sidik, 1999, Biodiversity, traditional medicine and the

sustainable use of indigenous medicinal plants in Indonesia, Indigenous knowledge and

development monitor, 7 (3), 3-6.

Febriansyah, R., Chafidhoturrofiah, H., & Rizkiani, M.,2013,Analisis Kandungan Senyawa Kimia

dan Uji Antikanker Ekstrak Etanolik Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada Sel kanker

Serviks HeLa,

Goodwin E.C., and DiMaio D., 2000, Repression of Human Papilomavirus Oncogenes in HeLa Cervical

Carcinoma Cells Cause the Olderly Reactivation of Dormant Tumor Suppresor Pathways,

Biochemistry, 97, 23.

Gupta, R. K., Banerjee, A., Pathak, S., Sharma, C., & Singh, N.,2013, Induction of Mitochondrial-

Mediated Apoptosis by Morinda Citrifolia (Noni) in Human Cervical Cancer Cells. Asian

Pacific Journal of Cancer Prevention, 14(1), 237–242.

Page 14: UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT BUAH …eprints.ums.ac.id/75398/2/Muhamad Nur Khairudin_K100150152_Naskah... · , sitroborat, anisaldehid dan KOH etanolik. 2.3. Ekstraksi

10

https://doi.org/10.7314/APJCP.2013.14.1.237

Harborne J.B., 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,

diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro, Penerbit ITB, Bandung.

Ibnu Gholib, G., & Rohman, A. 2012,Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Jemal A., Bray F., Mellisa M., Ferlay J., Ward E., and Forman D., 2011, Global Cancer Statistics, A

Cancer Journal for Clinicans, 61 (2), 69-90.

Kamata, M., Wu, R. P., Sung, D., Saxe, J. P., Damoiseaux, R., Phelps, M. E., … Chen, I. S.

Y.,2006. Cell-based chemical genetic screen identifies damnacanthal as an inhibitor of HIV-1

Vpr induced cell death, 348, 1101–1106. https://doi.org/10.1016/j.bbrc.2006.07.158

Kimble K. and Youngs, 2013, Applied Therapheutics The Clinical Use of Drugs 10th Edition, Lippincott

Williams & Wilkins, USA.

Saifudin, A.,2014,Senyawa Alam Metabolit Sekunder, Teori, Konsep dan Teknik Pemurnian,

Yogyakarta, Deepublish

Setiyawan, R. T. D, 2013, Pengaruh Pemberian Ekstrak Etil Asetat Buah Mengkudu (Morinda

citrifolia L.) Terhadap Kadar ALT (alanin amino transaminase) Pada Tikus Putih (Rattus

norvegicus) Galur Wistar yang Diinduksi dengan Asetaminofen. Skripsi, Fakultas Kedokteran,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sharma, K., 2015,Anticancer Effects of Extracts from the Fruit of Morinda Citrifolia ( Noni ) in

Breast Cancer Cell Lines.

Sindora, G., Allimudin, A. H., & Harlia,2017, Identifikasi Golongan Senyawa Antraquinon Pada

Fraksi Kloroform Akar Kayu Mengkudu ( Morinda Citrifolia, L), 6(1), 38 & 41.

Triyono K., 2013, Keanekaragaman Hayati dalam Menunjang Ketahanan Pangan, Jurnal Inovasi

Pangan, 11 (1), 12-22.

Yuanita, E.,2012, Sitotoksisitas ekstrak etanol buah mengkudu [Morinda citrifolia (L.)] Terhadap

Sel Kanker Serviks [HeLa Cell Line (CCL-2)], Abstrak, Universitas Surabay,(1), 10000.

Zielinski S., 2010, Henrietta Lacks 'Immortal' Cells, Terdapat di:

http://www.smithsonianmag.com/science-nature/henrietta-lacks-immortal-cells-6421299/

[Diakses pada 6 Mei 2019].