uji sensitivitas ekstrak kasar daun delima (punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/nurul fadziriyah...

54
UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN VITRO SKRIPSI Oleh: NURUL FADZIRIYAH CH NIM. 145080500111039 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Upload: phungque

Post on 01-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN

VITRO

SKRIPSI

Oleh:

NURUL FADZIRIYAH CH NIM. 145080500111039

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2018

Page 2: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN

VITRO

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

NURUL FADZIRIYAH CH NIM. 145080500111039

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2018

Page 3: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

SKRIPSI

UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN

VITRO

Oleh: NURUL FADZIRIYAH CH NIM. 145080500111039

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 14 Mei 2018

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Mengetahui, Menyetujui, Ketua Jurusan MSP Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Muhamad Firdaus, MP Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS NIP. 19680919 200501 1 001 NIP. 19550213 198403 1 001 Tanggal: Tanggal:

Page 4: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA

(Punica granatum L.) TERHADAP DAYA HAMBAT

BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN VITRO

Nama Mahasiswa : NURUL FADZIRIYAH CH

NIM : 145080500111039

Program Studi : Budidaya Perairan

PENGUJI PEMBIMBING :

Pembimbing : Prof. Dr. Ir. ARIEF PRAJITNO, MS

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING :

Dosen Penguji I : Dr. Ir. M. FADJAR, M. Sc

Dosen Penguji II : BUDIANTO, S.Pi, MP., M.Sc

Tanggal Ujian : 14 Mei 2018

Page 5: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini

hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya akan menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, Juni 2018

Mahasiswa

Nurul Fadziriyah CH

Page 6: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

RIWAYAT HIDUP

Nurul Fadziriyah CH adalah nama penulis skripsi ini.

Penulis lahir dari orang tua Abdul Ghofur sebagai anak

pertama dari dua bersaudara. Penulis ini dilahirkan di

Malang pada tanggal 6 Maret 1996. Penulis menempuh

pendidikan dimulai dari SD Negeri Kebonsari 2, Malang

(lulus tahun 2008), melanjutkan ke SMP Negeri 1 Wagir

(lulus tahun 2011) kemudian ke SMA Negeri 2 Malang (lulus tahun 2014) dan

Universitas Brawijaya, Malang, hingga akhirnya bisa menempuh masa kuliah

Strata 1 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Budidaya

Perairan.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis

telah berhasil menyelesaikan pengerjaan skripsi ini. Semoga dengan penulisan

skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas

terselesaikannya skripsi yang berjudul “Uji Sensitivitas Ekstrak Kasar Daun

Delima (Punica granatum L.) Terhadap Daya Hambat Bakteri Aeromonas

hydrophila Secara In Vitro”.

Page 7: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

UCAPAN TERIMAKASIH

Atas terlaksananya laporan Skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan saran, bimbingan, arahan dan nasehat selama proses persiapan,

pelaksanaan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi.

2. Dr. Ir. Anik Martinah Hariati, M.Sc selaku dosen penasehat akademik yang

selalu memberikan nasehat selama masa perkuliahan.

3. Ibunda tercinta Riatin dan ayahanda Abdul Ghofur atas Doa dan dorongan

baik moril maupun materiil untuk kelancaran dan kesuksesan penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

4. Tim Anti Kontam yang membantu selama proses penelitian sampai penulisan

skripsi.

5. Seluruh pihak yang membantu selama proses penelitian skripsi ini

Malang, Mei 2018

Penulis

Page 8: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica granatum L.)

TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN VITRO

Sensitivity Test of Pomegranate (Punica granatum L.) Leaves Crude Extract on Aeromonas hydrophila

Bacteria in Vitro

Nurul Fadziriyah CH(1) dan Arief Prajitno(2)

(1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Jl. Veteran No. 16, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

ABSTRAK

Dampak penggunaan antibakteri sintetis yang dapat menimbulkan residu selama budidaya.

Dibutuhkan antibakteri alternatif yang dapat digunakan untuk menghambat dan membunuh bakteri,

salah satunya yaitu daun delima (P. granatum). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian ekstrak kasar daun delima (P. granatum L.) terhadap bakteri A. hydrophila secara in Vitro.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan percobaan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 2 kontrol. Perlakuan A (5%),

perlakuan B (10%), perlakuan C (15%), perlakuan D (20%), perlakuan E (25%), kontrol positif

(ekstrak 100%), dan kontrol negatif (pelarut DMSO 10%). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata

diameter zona bening tertinggi terdapat pada perlakuan E dengan rerata 7,87 mm dan hasil diameter

zona bening terendah terdapat pada perlakuan A dengan rerata 3,03 mm. Penambahan konsentrasi

perlakuan ekstrak kasar daun delima (P. granatum L) terhadap zona bening menunjukkan pola linier

dengan persamaan y = 0,25807x + 1,735 dan koefisien R2 = 0,9166. Hubungan antara pemberian

ekstrak kasar daun delima (P. granatum L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila

dengan dengan rata-rata diameter zona bening yang dihasilkan menunjukkan respon yang meningkat

seiring bertambahnya konsentrasi ekstrak. Dari penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun delima (P.

granatum L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan konsentrasi dengan hasil tertinggi terdapat

pada perlakuan E dengan konsentrasi 25%.

Kata kunci: P. granatum, A. hydrophila, uji daya hambat

ABSTRACT

The impact of synthetic antibacterial use that can cause residues during aquaculture. An

alternative antibacterial is needed to inhibit and kill bacteria, one of which is the pomegranate (P.

granatum L.). This research was aimed to understand the influence of pomegranate leaves (P. granatum

L.) against A. hydrophila in Vitro. The experiment method used randomized completely design consists

of five treatment and two control. A treatment (5%), B treatment (10%), C treatment (15%), D

treatment (20%), E treatment (25%), positive control (extract 100%), and negative control (DMSO

10%). The results of research showed the highest average diameter of the clear zone in E treatment

7.87 mm and the lowest average of clear zone 3.03 mm in A treatment, with linier equation y =

0.25807x + 1.735 and coefficients R2 = 0.9166. The relationship between pomegranate leaves (P.

granatum L) in inhibiting growth of A. hydrophila bacteria showed that the average diameter of the

clear zone has increasein line with the addition of extracts. Form the research showed that the extracts

of pomegranate leaves (P. granatum L.) can inhibit for bacteria growth and best obtained at the

treatment concentration of E with concentration of 25%.

Keywords: P. granatum, A. hydrophila, Inhibition test

Page 9: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

RINGKASAN

Nurul Fadziriyah CH. Uji Sensitivitas Ekstrak Kasar Daun Delima (Punica granatum L.) Terhadap Daya Hambat Bakteri Aeromonas hydrophilla Secara In Vitro (dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS)

Sektor perikanan budidaya pada saat ini sangat diandalkan akibat permintaan konsumen untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Sektor budidaya merupakan penentu produksi perikanan di Indonesia. Namun terjadi penurunan yang drastis dalam produksi perikanan di Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya serangan penyakit, oleh karena itu diperlukan pengendalian penyakit sehingga meningkatkan produksi perikanan.

Salah satu penyakit yang timbul akibat menurunnya kualitas perairan yaitu penyakit bakterial. Salah satu bakteri yang sering menyerang organisme budidaya adalah bakteri Aeromonas hydrophilla. Gejala klinis dari penyakit yang disebabkan oleh A. hydrophila berupa luka dibagian tubuh ikan dan bakteri ini menyerang ikan di semua umur.

Selama ini serangan akibat bakteri dicegah menggunakan antibiotik dan bahan kimia. Akan tetapi, penggunaan antibiotik dapat menimbulkan efek samping. Salah satu antibakteri alternatif yang dapat digunakan untuk menghambat dan membunuh bakteri yaitu daun delima (P. granatum). Daya antibakteri ekstrak delima merupakan akibat dari adanya aktivitas senyawa antibakteri. Daun delima memiliki kandungan senyawa berupa alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, sulfur dan peroksidase.

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium budidaya ikan divisi parasit dan penyakit ikan Pada bulan Februari – Maret 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kasar daun delima (P. granatum L.) terhadap bakteri A. hydrophila secara in Vitro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 perlakuan dosis ekstrak kasar daun delima yaitu konsentrasi (A) 5%, (B) 10%, (C) 15%, (D) 20%, dan (E) 25%. Masing –masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak kasar daun delima terhadap bakteri A. hydrophilla berbeda sangat nyata yaitu pada pengamatan diameter zona bening didapatkan nilai tertinggi pada perlakuan E (25%) dengan rerata 7,87 mm. Sedangkan rerata zona bening terendah pada perlakuan A (5%) sebesar 3,03 mm. Hubungan zona bening antar perlakuan ekstrak kasardaun delima terhadap bakteri A. hydrophilla menunjukkan perpotongan garis secara linier dengan persamaan y = 0,25807x + 1,735 dengan koefisien nilai determinasi R2 = 0,9166.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah ekstrak kasar daun delima (P. granatum L.) berpengaruh terhadap daya hambat (zona bening) bakteri A. hydrophilla dengan nilai rata – rata tertinggi pada perlakuan E (25%) dengan rerata 7,87 mm.

Page 10: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, karunia serta

ridlo-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi dengan judul: “Uji

Sensitivitas Ekstrak Kasar Daun Delima (Punica granatum L.) terhadap Daya

Hambat Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In Vitro”. Saya mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat

membangun saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan agar

tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, demikian penulis sampaikan

terimakasih.

Malang, Mei 2018

Penulis

Page 11: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

IDENTITAS PENGUJI ................................................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................ vii

RINGKASAN ............................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3 1.3 Tujuan .................................................................................................... 3 1.4 Hipotesis ................................................................................................ 3 1.5 Kegunaan .............................................................................................. 3 1.6 Tempat dan Waktu ................................................................................. 3

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4 2.1 Biologi Tanaman Delima ....................................................................... 4 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi .............................................................. 4 2.1.2 Habitat dan Penyebaran .............................................................. 5 2.1.3 Kandungan dan Manfaat .............................................................. 5 2.2 Biologi Bakteri Aeromonas hydrophila ................................................... 6 2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi .............................................................. 6 2.2.2 Habitat dan Penyebaran .............................................................. 7 2.2.3 Pertumbuhan Bakteri A. hydrophila .............................................. 7 2.2.4 Infeksi Oleh Bakteri A. hydrophila ................................................ 9 2.3 Aktivitas Antimikroba ............................................................................. 10 2.4 Uji Antibakteri secara In Vitro ................................................................ 12 3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 15 3.1 Materi Penelitian ................................................................................... 15

Page 12: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

3.1.1 Alat Penelitian .............................................................................. 15 3.1.2 Bahan Penelitian .......................................................................... 16 3.2 Metode Penelitian ................................................................................. 17 3.3 Rancangan Percobaan ......................................................................... 18 3.4 Prosedur Penelitian ............................................................................... 20 3.4.1 Persiapan Penelitian .................................................................... 20 3.5 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 23 3.5.1 Pewarnaan Gram ......................................................................... 23 3.5.2 Uji Cakram ................................................................................... 24 3.5.3 Parameter Uji ............................................................................... 25 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 26 4.1 Identifikasi Bakteri A. hydrophilla .......................................................... 26 4.2 Uji Cakram ............................................................................................ 27 4.3 Parameter Penunjang ........................................................................... 34 5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 36 5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 36 5.2 Saran ..................................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 37

LAMPIRAN ................................................................................................... 40

Page 13: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi Respon Hambatan ................................................................. 14

2. Alat Penelitian ......................................................................................... 15

3. Bahan Penelitian ..................................................................................... 16

4. Klasifikasi Respon Hambatan ................................................................. 29

5. Data Hasil Pengukuran Zona Bening ...................................................... 30

6. Analisa Sidik Ragam ............................................................................... 30

7. Uji Beda Nyata Terkecil ........................................................................... 31

Page 14: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Daun Delima ........................................................................................... 5

2. Bakteri A. hydrophilla .............................................................................. 7

3. Fase Pertumbuhan Bakteri ..................................................................... 9

4. Layout/Denah Penelitian ......................................................................... 19

5. Pewarnaan Gram Bakteri A. hydrophilla ................................................. 27

6. Hasil Uji Cakram ..................................................................................... 28

7. Grafik Regresi Polynomial Zona Bening .................................................. 32

Page 15: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Uji Biokimia Bakteri A. hydrophilla .................................................. 40

2. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 41

3. Pembuatan Ekstrak Daun Delima ........................................................... 49

4. Hasil Uji Cakram ..................................................................................... 50

5. Analisa Data ........................................................................................... 54

Page 16: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor perikanan budidaya saat ini sangat diandalkan terlebih banyaknya

permintaan konsumen untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Kurniawan (2012), sektor budidaya perikanan merupakan

salah satu penentu utama produksi perikanan Indonesia, bahkan di dunia.

Pengembangan budidaya perikanan masih memiliki potensi yang besar, baik

pada perairan air tawar, payau maupun laut. Namun produksi perikanan menurun

sejak tahun 2007-2011 akibat adanya berbagai penyakit. Hal ini sesuai dengan

pendapat Budianto (2012), berdasarkan data Kementrian Kelautan dan

Perikanan (2011), mulai tahun 2007 sampai tahun 2011 produksi perikanan

mengalami fluktuasi, pada tahun 2007 produksi mencapai 258.976 ton, tahun

2008 mencapai 239.922 ton, tahun 2009 mencapai 236.870 ton, tahun 2010

sebanyak 227.326 ton dan tahun 2011 sebanyak 228.870 ton. Perkembangan

produksi selama 5 tahun tersebut mengalami penurunan rata-rata -2,97%.

Menurut Novriadi (2014), kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh infeksi

mikroorganisme patogen sangat besar hingga mencapai US$ 3 miliar per tahun

dan menurunkan jumlah produksi ikan diseluruh dunia.

Menurut Prajitno (2005), penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat

menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Dengan demikian timbulnya serangan penyakit ikan di kolam

merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan

organisme penyakit. Interaksi yang tidak sesuai ini dapat menyebabkan ikan

mengalami stress, sehingga mekanisme pada pertahanan diri pada tubuhnya

melemah dan akhirnya rentan terserang penyakit. Serangan penyakit yang

disebabkan oleh bakteri merupakan kendala utama.

Page 17: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

2

Salah satu penyakit yang timbul akibat menurunnya kualitas perairan

yaitu penyakit bakterial. Menurut Afrianto dan Liviawaty (2015), bakteri adalah

organisme berukuran sangat kecil sehingga sulit untuk diamati tanpa dilengkapi

alat bantu. Banyak jenis bakteri yang tersebar di seluruh permukaan bumi.

Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi beberapa golongan yaitu

golongan berbentuk batang (bacilli), bulat (cocco), koma (vibrio), dan spiral

(spirilium).

Bakteri A.hydrophila merupakan bakteri heterotrofik uniselular, tergolong

protista prokaroit yang memiliki ciri-ciri tidak memiliki membran yang

memisahkan inti dengan sitoplasma. A. hydrophila bersifat gram negatif, motil,

dan memiliki flagela tunggal di salah satu ujungnya. Bakteri ini berbentuk batang

sampai dengan kokus dengan ujung yang membulat, fakultatif anaerob, dan

bersifat mesofilik. Gejala klinis dari penyakit yang disebabkan oleh A. hydrophila

berupa luka dibagian tubuh ikan dan bakteri ini menyerang ikan di semua umur

(Hariyani, Grandiosa, Buwono, dan Santika, 2012).

Masalah pada budidaya yaitu penggunaan antibakteri sintetis yang dapat

menimbulkan residu selama budidaya. Dibutuhkan antibakteri alternatif yang

dapat digunakan untuk menghambat dan membunuh bakteri, salah satunya yaitu

daun delima (P. granatum). Menurut Yanti (2014), daya antibakteri ekstrak

delima merupakan akibat dari adanya aktivitas senyawa antibakteri. Daun delima

memiliki kandungan senyawa berupa alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak,

sulfur dan peroksidase. Berdasarkan informasi tersebut, sifat antibakteri pada

daun delima diduga dapat menghambat petumbuhan bakteri A. hydrophila.

Page 18: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut :

Bagaimanakah pengaruh pemberian ekstrak kasar daun delima (P. granatum

L.) terhadap bakteri A. hydrophila secara in Vitro ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

ekstrak kasar daun delima (P. granatum L.) terhadap bakteri A. hydrophila secara

in Vitro.

1.4 Hipotesis

H0 : Diduga pemberian esktrak kasar daun delima (P. granatum L.) dengan

konsentrasi berbeda tidak berpengaruh terhadap bakteri A. hydrophila.

H1 : Diduga pemberian esktrak kasar daun delima (P. granatum L.) dengan

konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap bakteri A. hydrophila.

1.5 Kegunaan

Penelitian ini berguna untuk mengetahui manfaat ekstrak daun delima (P.

granatum L.) dengan konsentrasi yang berbeda sebagai antibakteri terhadap

bakteri A. hydrophila secara in Vitro.

1.6 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Parasit

dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya,

Malang pada Januari-Maret 2018.

Page 19: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Tanaman Delima (P. granatum L.)

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Delima (P. granatum L.)

Menurut Rukmana (2003), klasifikasi tanaman Delima adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dycotiledonae

Famili : Punicacaeae

Genus : Punica

Spesies : Punica granatum Linn.

Batang pohon delima berkayu, rantingnya bersegi, percabangannya

banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, berwarna coklat ketika masih

muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya

berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lenset, pangkal lancip,

ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilat, panjang 1-9

cm, lebar 0,5-2,5 cm, warnanya hijau. Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar

di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat satu

sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu. Berbunga sepanjang

tahun. Buahnya berbentuk bulat dengan diameter 5-12 cm, warna kulitnya

beragam, seperti hijau keunguan, putih, coklat kemerahan, atau ungu kehitaman.

Terkadang terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna lebih tua .

Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih,

keras, tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih.

Perbanyakan dengan stek, tunas akar atau cangkok (Pratiwi,2010).

Page 20: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

5

Gambar 1. Daun Delima (Dokumentasi Pribadi)

2.1.2 Habitat dan Penyebaran

Delima tumbuh baik di India, Pakistan, Afganistan, dan sebagian Eropa.

Dari Timur Tengah, delima menyebar ke daerah subtropis sampai tropis. Pohon

delima di jumpai di negara Balkan, seperti Albania, Montonegro, dan Bulgaria.

Delima juga banyak ditanam di daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara, seperti

Myanmar, Indonesia, dan Malaysia. Di Indonesia, buah delima sering ditanam di

pekarangan rumah sebagai tanaman hias, tanaman obat tradisional, dan untuk

dikonsumsi (Suratno, 2011).

2.1.3 Kandungan dan Manfaat

Sifat ekstrak tumbuhan yang dapat menimbulkan efek daya hambat

terhadap pertumbuhan mikroorganisme, karena senyawa komponen aktif yang

terkandung di dalamnya. Menurut Yanti, Yeni dan Marlina (2014), daun delima

memiliki kandungan senyawa berupa alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak,

sulfur, dan peroksidase. Alkaloid memanfaatkan sifat relatif gugus basa (-NH)

untuk bereaksi dengan gugus amino dan DNA bakteri. Reaksi ini mengakibatkan

terjadinya perubahan struktur dan susunan asam amino, selanjutnya akan

mengubah susunan rantai DNA. Hal ini mengakibatkan perubahan

keseimbangan genetik pada asam DNA sehingga DNA bakteri akan mengalami

Page 21: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

6

kerusakan. Kerusakan sel pada bakteri ini lama kelamaan akan membuat sel-sel

bakteri tidak mampu melakukan metabolisme sehingga akan menjadi inaktif dan

hancur. Hal ini juga sependapat dengan Aniszewki (2007), alkaloid merupakan

senyawa yang memiliki aktivitas antimikroba, yaitu menghambat esterase dan

juga DNA dan RNA polimerase, juga menghambat respirasi sel dan berperan

dalam interaksi DNA.

Kandungan senyawa pada delima selain alkaloid yaitu tanin. Tanin juga

mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein, karena diduga

tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tanin

antara lain melalui reaksi denngan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi

atau inaktivasi fungsi materi genetik (Masduki, 1996).

2.2 Biologi Bakteri Aeromonas hydrophila

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Bakteri A. hydrophila

Menurut Liu (2017), klasifikasi bakteri A. hydrophila adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Protrobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Order : Aeromonadales

Family : Aeromonadaceae

Genus : Aeromonas

Spesies : Aeromonas hydrophila

A. hydrophila termasuk bakteri gram negatif. Bakteri A. hydrophila

berbentuk batang dan bergerak dengan menggunakan flagella. Flagella bakteri

A. hydrophila berjumlah satu dan berada pada ujung selnya, hal ini menunjukkan

bahwa bakteri ini bersifat motil atau bergerak maju kedepan (Samsundari, 2006).

Page 22: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

7

Gambar 2. Bakteri A. hydrophila (Dokumentasi Pribadi)

2.2.2 Habitat dan Penyebaran

Genus Aeromonas mempunyai habitat di lingkungan perairan tawar.

Keberadaan Aeromonas di suatu perairan erat hubungannya dengan jumlah

kandungan bahan organik di perairan atau sedimen dasar. Bakteri ini diakui

sebagai patogen dari hewan aquatik yang berdarah dngin. Penyakit yang

disebabkan olehbakteri A. hydrophila ini lebih banyak menyerang ikan di daerah

tropis dan sub tropisdibandingkan dengan daerah dingin. Karena daerha topis

dan daerah sub tropis kandungan bahan organiknya lebih tinggi dibandingkan

dengan daerah dingin. Di daerah tropis dan sub tropis penyakit Haemorrhagic

Septicaemia pada umumnya muncul pada musim kemarau (panan), karena pada

musim tersebut kandungan bahan aorganik cukup tinggi (Prajitno, 2007).

A. hydrophila tersebar luas di lingkungan perairan. Bakteri ini di temukan

dalam perairan yang bebas polutan dan perairan yang tercemar dan pada

lingkungan payau, kecuali pada salinitas yang terlalu tinggi (Robert, 2012).

2.2.3 Pertumbuhan Bakteri A. hydrophila

Pertumbuhan pada bakteri atau mikroorganisme lain biasanya mengacu

pada perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan total massa sel) dan

bukan perubahan individu organisme. Inokulum hampir selalu mengandung

Page 23: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

8

ribuan organisme, pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah dan atau

massa melebihi yang ada di dalam inokulum asalnya. Selama fase pertumbuhan

seimbang (balanced growth) yang akan diuraikan kemudian, pertambahan

massa bakteri berbanding lurus (proporsional) dengan perubahan komponen

seluler yang lain seperti DNA, RNA, dan protein (Pelczar dan Chan, 2008).

Kurva pertumbuhan, merupakan hubungan antara jumlah sel dengan

waktu pertumbuhan sel. Jumlah sel bakteri biasanya dalam skala logaritma untuk

memudahkan analisis daripada skala logaritma. Kurva pertumbuhan bakteri

disajikan pada Gambar 3. Menurut Harti (2015), pertumbuhan bakteri terbagi 4

fase, yaitu :

1. Fase lag, adalah fase dimana kecepatan pertumbuhan nol atau > 0 (tidak

maksimum), disebut juga fase adaptasi. Tidak ada pertambahan populasi, tetapi

pertambahan substansi intraseluler sehingga ukuran sel bertambah.

2. Fase Logaritma, adalah fase dimana kecepatan pertumbuhan mencapai

maksimum. Massa dan jumlah sel bertambah secara eksponensial dengan waktu

generasi sebagai koonstanta, sehingga pertumbuhan akan seimbang, yaitu sel

membelah dengan kecepatan konstan serta aktivitas metabolisme konstan.

Biakan dalam keadaan homogen dengan pertumbuhan sel pada kecepatan dan

interval yang sama.

3. Fase tetap maksimum, adalah fase dimana kecepatan pertumbuhan mulai

menurun, terjadi akumulasi metabolit. Jumlah sel hidup tetap, namun terjadi

pengurangan nutrienmaka jumlah total sel mati dan hidup tetap serta akumulasi

metabolit.

4. Fase kematian, adalah fase dimana laju kematian secara eksponensial dan

terjadi penurunan populasi sel-sel hidup hingga mencapai 0.

Page 24: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

9

Gambar 3. Fase Pertumbuhan Bakteri (Harti,2015)

Menurut Fifendy (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

mikroba yaitu :

1. Tingkat keasaman (pH), kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar

netral dan pH 4,6-7,0 merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri.

2. Suhu, setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu

untuk pertumbuhannya. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu optimum

pertumbuhan sekitar 370C.

3. Nutrien, mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai

nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan.

4. Oksigen, mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk

pertumbuhannya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Muwarni, Qosimah dan Amri (2017), bakteri A.

hydrophila tumbuh optimum pada suhu 28-350C dengan pH optimum 7,2.

2.2.4 Infeksi Oleh Bakteri Aeromonas hydrophila

Motil Aeromonas Septicaemia (MAS) merupakan penyakit bakterial yang

disebabkan oleh infeksi bakteri A. hydrophilla dan dapat mengakibatkan

kematian ikan. Aeromonas dapat merusak hemoglobin. Act dan aerolysin

teraktivasi begitu A. hydrophilla menempel pada organ atau sel. Act menginduksi

Page 25: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

10

akumulasi cairan dalam intestinal dan menginduksi respon proinflamasi dengan

meningkatkan produksi TNF-α, IL-1β, dan IL-6. A. hydrophilla dapat melekat

secara langsung pada reseptor sel dan mukosa hospes. Bakteri kemudian

menyebar melalui sirkulasi dan menginfeksi beberapa organ dalam, multiplikasi,

pembentukan biofilm, melakukan kolonisasi, dan mengeluarkan faktor-faktor

virulensi toksin dan invasin, sehingga menimbulkan kerusakan pada jaringan

yang lebih dalam (Muwarni, Qasimah, dan Amri, 2017).

Menurut Prajitno (2007), ikan yang terseranng A. hydrophilla, biasanya

akan memperlihatkan tanda-tanda :

a. Warna tubuhnya berubah menjadi agak gelap

b. Kulitnya akan kesat dan timbul pendarahan yang selanjutnya akan menjadi

borok (haemorrhagic)

c. Kemampuan berenangnya akan menurun dan sering mengambang di

permukaan air karena insangnya rusak sehingga sulit bernafas.

d. Sering terjadi pendarahan pada organ dalam, seperti hati, ginjal, maupun

limpa. Sering juga terlihat perutnya agak kembung (dropsy). Seluruh siripnya

rusak dan insangnya menjadi berwarna keputih-putihan, mata rusak dan agak

menonjol (exopthalnia).

2.3 Aktivitas Antimikroba

Antimikroba adalah suatu zat yang mampu mengganggu pertumbuhan

dan metabolisme mikroba. Apabila zat tersebut mampu mengganggu

pertumbuhan dan metabolisme bakteri disebut antimikroba. Mekanisme kerja

antimikroba antara lain dengan jalan merusak dinding sel, merusak membran

sitoplasma, mendenaturasi protein sel dan menghambat kerja enzim dalam sel

(Prajitno, 2007).

Page 26: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

11

Menurut Saikia (2008), senyawa antimikroba banyak digunakan dalam

pengobatan infeksi bakteri. Senyawa antimikroba dapat dikelompokkan

berdasarkan prinsip mekanisme kerja dari antimikroba tersebut. Terdapat 5

mekanisme kerja yang utama, yaitu :

1. Mengganggu sintesis dinding sel

Beberapa antimikroba bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel

bakteri dengan mengganggu kerja enzim yang diperlukan untuk sintesis lapisan

peptidoglikan. Sintesis dinding sel juga dapat dihambat dengan adanya

pengikatan zat anti mikroba pada residu terminal D-alanin dari rantai awal

peptidoglikan sehingga mencegah tahap cross-linking yang dibutuhkan untuk

menstabilkan sintesis dinding sel.

2. Menghambat sistesis protein

Beberapa antimikroba bekerja dengan menghambat sintesis protein di

dalam sel bakteri dengan melakukan pengikatan pada sub unit ribosom.

Terdapat senyawa antimikroba yang dapat mengikat pada sub unit 30 S ribosom

dan subunit 50 S ribosom.

3. Mengganggu sintesis asam nukleat

Beberapa senyawa antimikroba menjalankan mekanisme kerja

antibakterinya dengan mengganggu sintesis DNA dan menyebabkan putusnya

DNA untai ganda selama tahap replikasi DNA.

4. Menghambat jalur metabolisme

Beberapa senyawa antimikroba dapat menutup jalur sintesis asam folat

sehingga menghambat sintesis DNA. Selain itu, terdapat juga antimikroba yang

dapat menghambat jalur enzimatis untuk sistesis folat bakteri.

5. Merusak struktur dinding sel

Page 27: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

12

Antimikroba dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga

menyebabkan bocor atau keluarnya isi dari sel bakteri. Depolarisasi membran

dapat terjadi dan mengakibatkan kematian pada bakteri.

2.4 Uji Bakteri secara In Vitro

Menurut Soleha (2015), kemampuan antimikroba dalam melawan bakteri

dapat diukur menggunakan metode yang biasa dilakukan, yaitu :

1. Metode Dilusi

Metode dilusi terdiri dari dua teknik pengerjaan, yaitu teknik dilusi

perbenihan cair dan teknik dilusi agar yang bertujuan untuk penentuan aktivitas

antimikroba secara kuantatif, antimikroba dilarutkan ke dalam media agar atau

kaldu, yang kemudian ditanami bakteri yang akan dites. Setelah diinkubasi

semalam, konsentrasi terendah yang dapat di serum dan cairan tubuh lainnya

untuk mendapatkan perkiraan respon klinik.

a. Dilusi perbenihan cair

Dilusi perbenihan cair terdiri dari makrodilusi dan mikrodilusi. Pada

prinsipnya pengerjaannya sama hanya berbeda dalam volume. Untuk

makrodilusi volume yang digunakan lebih dari 1 ml, sedangkan mikrodilusi

volume yang digunakan 0,05 ml sampai 0,1 ml. Antimikroba yang digunakan

disediakan pada berbagai macam pengenceran biasanya dalam satuan μg/ml,

konsentrasi bervariasi tergantung jenis dan sifat antibiotik.

Secara umum untuk penentuan MIC, pengenceran antimikroba dilakukan

penurunan konsentrasi setengahnya misalnya mulai dari 16, 8, 4, 2, 1, 0,5, 0,25

μg/ml konsentrasi terendah yang menunjukkan hambatan pertumbuhan dengan

jelas baik dilihat secara visual atau alat semiotomatis dan otomatis, disebut

dengan konsentrasi daya hambat minimum/MIC (Minimal inhibtory

concentration).

Page 28: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

13

b. Dilusi Agar

Pada teknik dilusi agar, antibiotik sesuai dengan pengenceran akan

ditambahkan ke dalam agar, sehingga akan memerlukan perbenihan agar sesuai

jumlah pengenceran ditambah satu perbenihan agar untuk kontrol tanpa

penambahan antibiotik, konsentrasi terendah antibiotik yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri merupakan MIC antibiotik yang diuji.

Dasar penentuan antimikroba secara in vitro adalah MIC (Minimal

inhibition concentration) dan MBC (Minimum bactericidal concentration). MIC

merupakan konsentrasi terendah bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri dengan hasil yang dilihat dari pertumbuhan koloni pada agar atau

kekeruhan pada pembiakan cair. Sedangkan MBC adalah konsentrasi terendah

antimikroba yang dapat membunuh 99,9% pada biakan selama waktu yang

ditentukan. Absorpsi obat dan distribusi antimikroba akan mempengaruhi

konsentrasi, rute dan frekuensi pemberian antimikroba untuk mendapatkan

konsentrasi efektif di tempat terjadinya infeksi.

Penentuan konsentrasi minimum antibiotik yang dapat membunuh

bakteri/minimum bactericidal concentration (MBC) dilakukan dengan menanam

bakteri pada perbenihan cair yang digunakan untuk MIC ke dalam agar kemudian

diinkubasi semalam pada 370C. MBC adalah ketika tidak terjadi pertumbuhan

lagi pada agar.

Keuntungan dan kerugian metode dilusi memungkinkan penentuan

kualitatif dan kuantitatif dilakukan bersama-sama. MIC dapat membantu dalam

penentuan tingkat resistensi dan dapat menjadi petunjuk penggunaan

antimikroba. Kerugiannya metode ini tidak efisien karena pengerjannya yang

rumit, memerlukan banyak alat-alat dan bahan serta memerlukan ketelitian

dalam proses pengerjaannya termasuk persiapan konsentrasi antimikroba yang

bervariasi.

Page 29: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

14

2. Metode Difusi

Cakram kertas, yang telak dibubuhkan sejumlah tertentu antimikroba,

ditempatkan pada media yang telah ditanami organisme yang akan diuji secara

merata. Tingginya konsentrasi dari antimikroba ditentukan oleh difusi dari cakram

dan pertumbuhan organisme uji hambat penyebarannya sepanjang difusi

antimikroba (terbentuk zona jernih disekitar cakram), sehingga bakteri tersebut

merupakan bakteri yang sensitif terhadap antimikroba. Ada hubungan

persamaan yang hampir linear (berbanding lurus) antar log MIC, seperti yang

diukur oleh metode dilusi dan diameter zona daya hambat pada metode difusi.

Ukuran zona jernih tergantung kepada kecepatan difusi antimikroba,

derajat, sensitifitas mikroorganisme, dan kecepatan pertumbuhan bakteri. Zona

hambat cakram antimikroba pada metode difusi berbanding terbalik dengan MIC.

Semakin luas zona hambat, maka semakin kecil konsentrasi daya hambat

minimum/MIC. Untuk derajat kategori bakteri dibandingkan terhadap diameter

zona hambat yang berbeda-beda setiap antimikroba, sehingga dapat ditentukan

kategori resisten, intermediate atau sensitif terhadap antimikroba uji.

Menurut Kusmawarti dan Indriati (2008), aktivitas daya hambat bakteri

dinyatakan berdasarkan zona bening yang dihasilkan di sekitar paper disk.

Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri diukur dalam satuan mm dan

dijadikan ukuran kuantitif untuk ukuran zona hambat. Aktivitas tersebut

dikelompokkan menjadi 4 kategori yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Respon Hambatan

Diameter Zona Bening Respon Hambatan Pertumbuhan

(<5 mm) Aktivitas lemah

(5-10 mm) Sedang

(>10-20 mm) Kuat

(>20-30 mm) Sangat kuat

Page 30: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

15

3. METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian

3.1.1 Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penlitian “Uji sensitivitas ekstrak kasar

daun delima terhadap daya hambat bakteri A. hydrophila secara in vitro” dapat

dilihat pada Lampiran 2 dan Tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2. Alat Penelitian

No Alat Kegunaan

1. Autoklaf Sebagai alat untuk mensterilkan peralatan yang akan digunakan.

2. Kulkas Sebagai tempat penyimpanan bahan pada suhu dingin.

3. Cawan Petri Sebagai tempat uji cakram.

4. Erlenmayer 500 ml Tempat pembuatan media.

5. Gelas ukur 100 ml Sebagai alat untuk mengukur larutan.

6. Bunsen Untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada saat perlakuan.

7. Tabung reaksi Sebagai tempat untuk peremajaan bakteri.

8. Hotplate Sebagai alat pemanas mdia.

9. Timbangan digital Sebagai alat untuk menimbang bahan dengan ketelitian 10-2.

10. Timbangan analitik Sebagai alat untuk menimbang bahan dengan ketelitian 10-3.

11. Vortex mixer Sebagai alat untukmenghomogenkan larutan.

12. Jerigen 5 liter Tempat penyimpan aquades.

13. Mikropipet 100-1000 μl Sebagai alat untuk mengambil bahan yang berbentuk cairan.

14. Nampan Sebagai tempat menyimpan alat.

Page 31: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

16

15. Jarum Ose Sebagai alat untuk peremajaan bakteri.

16. Sprayer Sebagai tempat menyimpan alkohol.

17. Masker Untuk menutup bagian muka (mulut dan hidung) agar tidak terjadi kontaminasi pada saat perlakuan.

18. Sarung tangan Sebagai alat untuk mencgah kontaminasi.

19. Botol sampel ± 10ml Sebagi tempat menyimpan sampel.

20. LAF (Laminary Air Flow) Sebagai tempatdilakukannya perlakuan.

21. Inkubator Sebagai alat inkubasi sampel.

22. Sendok bahan Sebagai alat untuk mengambil bahan.

23. Oven Sebagai alat untuk mengeringkan cawan petri.

24. Toples Sebagai tempat yang digunakan untuk maserasi.

25. Triangle Sebagai alat untuk meratakan bakteri saat penanaman pada cawan.

26. Objek glass Sebagai alat untuk meletakkan isolat bakteri.

27. Pipet tetes Sebagai alat mengambil larutan.

28. Mikroskop Sebagai alat untuk identifikasi bakeri.

3.1.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penlitian “Uji sensitivitas ekstrak kasar

daun delima terhadap daya hanbat bakteri A. hydrophila secara in vitro” dapat

dilihat pada Lampiran 2 dan Tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3. Bahan Penelitian

No Bahan Kegunaan

1. Daun Delima (P. granatum L.)

Sebagai bahan yangdigunakan untuk ekstraksi.

2. Aquades Sebagai bahan pelarut.

3. Etanol 96% Sebagai bahan pelarut.

Page 32: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

17

4. Tissue Sebagai pemberih alat yang telah digunakan.

5. Alumunium foil Sebagai penutup seluruh bagian toples pada saat proses maserasi.

6. Alkohol 70% Sebagai bahansterilisasi.

7. Kapas Sebagai penutup alat yang akan disterilisasi.

8. Kertas label Sebagai penanda.

9. Bakteri A. hydrophila Sebagai bakteri yang akan digunakan pada perlakuan.

10. TSA (Tripticase Soy Agar) Sebagai media agar bakteri.

11. Plastik 2 kg Sebagai bahan untuk menyimpan petri pada saat diinkubator.

12. Kertas koran Sebagai bahan pembungkus peralatan yang akan disterilisasi.

13. Kertas cakram Sebagai bahan untuk mengetahui zona bening dari ekstrak yang digunakan.

14. Kertas saring Whattman No. 41

Sebagai penyaring bahan setelah maserasi.

15. DMSO 10% Sebagai pelarut ekstrak.

16. Spirtus Sebagai bahan bakar bunsen.

17. Plastik Warp Sebagai pembungkus botol sampel.

18. TSB (Tripthone Soy Agar) Sebagai media pembiakan Aeromonas.

19. Larutan Kristal violet Sebagai pewarna utama yang berwarna ungu.

20. Larutan Iodin Sebagai larutan yang memperkuat warna.

21. Larutan Safranin Sebagai pewarna sekunder yang berwarna merah.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode

eksperimen. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

Page 33: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

18

menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan

lainnya (variabel X dan variabel Y). Untuk menjelaskan hubungan kausalitas ini,

peneliti harus melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat cermat terhadap

variabel-variabel penelitiannya (Siyoto dan Sodik, 2015). Sedangkan untuk teknik

pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi

langsung.

Menurut Pramono, Rahayu dan Ferichani (2014), observasi merupakan

cara pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung yang digunakan

untuk mendapatkan data sekunder, dengan mempersiapkan terlebih dahulu

kepastian apa saja yang ingin diamati, perilaku dibuat dalam kategori-kategori,

tersedia analisis, derajat infers sera generalisasi.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Menurut Sastrosupadi (2002), RAL digunakan untuk percobaan yang mempunyai

media atau tempat percobaan yang seragam atau homogen, sehingga RAL

banyak digunakan untuk percobaab laboratorium, rumah kaca, dan peternakan.

Karena media homogen maka media atau tempat percobaan tidak memberikan

pengaruh pada respon yang diamati dan model RAL adalah sebagai berikut :

Yij = μ + Ti + Єij

Keterangan :

Yij : respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

μ : nilai tengah umum.

Ti : pengaruh perlakuan ke-i.

Єij : pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa pemberian ekstrak

daun delima (P. granatum L.) dengan perbedaan konsentrasi yang diberikan.

Page 34: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

19

Dasar penelitian ini adalah penelitian pendahuluan untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi yang diberikan terhadap daya hambat yang tepat dalam penggunaan

daun delima (P. granatum L.). Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5

perlakuan dengan 3 kali ulangan dan 2 kontrol yaitu kontrol positif dan kontrol

negatif. Sehingga tiap perlakuan dapat dilihat pada denah yang disajikan pada

Gambar 4.

Gambar 4. Layout/Denah Penelitian

Keterangan :

Perlakuan A : Bakteri A. hydrophila ditanam dengan pemberian ekstrak kasar

daun delima (P. granatum L.) dengan konsentrasi 5%.

Perlakuan B : Bakteri A. hydrophila ditanam dengan pemberian ekstrak kasar

daun delima (P. granatum L.) dengan konsentrasi 10%.

Perlakuan C : Bakteri A. hydrophila ditanam dengan pemberian ekstrak kasar

daun delima (P. granatum L.) dengan konsentrasi 15%.

Perlakuan D : Bakteri A. hydrophila ditanam dengan pemberian ekstrak kasar

daun delima (P. granatum L.) dengan konsentrasi 20%.

Perlakuan E : Bakteri A. hydrophila ditanam dengan pemberian ekstrak kasar

daun delima (P. granatum L.) dengan konsentrasi 25%.

Kontrol positif : Bakteri A. hydrophila ditanam dengan pemberian ekstrak kasar

daun delima (P. granatum L.) dengan konsentrasi 100%.

K +

A1

B3

C2

D3 E1 K - E2

A2 C3 E3

D2

B1

D1 C1 A3 B2

Page 35: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

20

Kontrol negatif : Bakteri A. hydrophila ditanam dengan pemberian ekstrak kasar

daun delima (P. granatum L.) pelarut DMSO 10%.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan Penelitian

a. Pembuatan Ekstrak Kasar Daun Delima (P. granatum L.)

Daun delima didapatkan dari lingkungan sekitar rumah, kemudian daun

delima yang didapatkan dikeringkan dibawah sinar matahari selama 7 hari.

Setelah itu, daun delima yang sudah kering dihaluskan dengan blender hingga

menjadi serbuk. Serbuk daun delima dicampur dengan pelarut etanol 96%

dengan perbandingan 1:7. Serbuk daun delima kering ditimbang seberat 250

gram dimasukkan ke dalam dan ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak 1750

ml kemudian dihomogenkan dengan diaduk menggunakan spatula. Toples di

tutup dengan alumunium foil agar etanol tidak menguap. Proses maserasi ini

didiamkan selama 2 hari di tempat yang gelap. Setelah 2 hari, hasil maserasi

disaring menggunakan kertas saring untuk memisahkan larutan dengan

endapannya. Setelah terpisah, hasil larutannya kemudian diuapkan selama

kurang lebih 2 jam untuk mendapatkan ekstrak murni dari daun delima. Proses

penguapan ini menggunakan alat yang disebut rotary evaporator. Setelah

diuapkan, maka dihasilkan ekstrak murni berupa pasta berwarna hijau

kehitaman. Kemudian pasta diencerkan menggunakan DMSO 10% untuk

perlakuan konsentrasi yang diinginkan.

Pelarut berfungsi untuk menarik bahan aktif yang diekstrak, selain itu

etanol 96% dapat menarik senyawa polar dan non polar. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Anggoro, Rezki, dan Siswarni (2015), etanol 96% memiliki kadar

etanol lebih besar daripada air jika dibandingkan dengan etanol 70% dan etanol

Page 36: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

21

50%. Jadi semakin tinggi konsentrasi pelarut maka semakin tinggi pula

kemurniannya, sehingga semakin banyak zat aktif yang terdapat pada ekstrak.

b. Sterilisasi Alat dan Bahan

Proses sterilisasi alat dan bahan adalah sebagai berikut :

Alat-alat yang akan disterilisasi dibungkus dengan menggunakan kertas

koran (untuk tabung reaksi dan erlenmayer bagian atas diberi kapas).

Akuades dituang secukupnya dalam autoklaf, kemudian alat yang telah

dibungkus kertas koran dimasukkan ke dalam autoklaf dan ditutup rapat

secara diagonal.

Saklar dinyalakan, kemudian tombol sirine yang berwarna merah pada

autoklaf diputar sampai batas lampu yang berwarna merah.

Ditunggu 15 menit, setelah mencapai suhu 1210 C alarm akan berbunyi

kemudian dimatikan.

Ditunggu beberapa saat hingga termometer dan manometer

menunjukkan angka 0.

Saklar listrik dimatikan dan dibuka tutup autoklaf.

Diambil alat yang sudah disterilisasi lalu disimpan, bahan yang telah

disterilisasi disimpan dalam lemari pendingin.

c. Pembuatan Media Agar Miring

Media agar miring digunakan untuk media peremajaan bakteri A.

hydrophila. Proses pembuatan media agar miring adalah sebagai berikut :

Media TSA (Triptic Soy Agar) ditimbang 1,2 gram dengan menggunakan

timbangan digital.

Media dimasukkan ke dalam erlenmayer.

Media dilarutkan dengan aquades sebanyak 30 ml dan dihomogenkan.

Page 37: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

22

Media yang sudah dihomogenkan dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi

sebanyak 10 ml setiap tabung reaksi.

Tabung reaksi ditutup kapas dan dibungkus alumunium foil.

Media disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit

dengan tekanan 1 atm.

Tabung reaksi yang berisi media steril dimiringkan dengan kemiringan

30o.

Media ditunggu sampai menjadi padat.

d. Pembuatan TSB (Tryptone Soy Broth)

Media TSB adalah media cair yang digunakan untuk kultur bakteri.

Adapun proses pembuatan media TSB adalah sebagai berikut :

Media ditimbang 0,3 gr dengan menggunakan timbangan digital.

Media dimasukkan ke dalam erlenmayer .

Media dilarutkan dengan aquades sebanyak 10 ml kemudian

dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Media yang sudah homogen dan dimasukkan ke tabung reaksi lalu

ditutup kapas dan dibungkus alimunium foil.

Media disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210 C selama 25 menit

dengan tekanan 1 atm.

e. Pembuatan Media TSA (Triptic Soy Agar)

Media TSA digunakan untuk media agar dalam melakukan uji cakram

pada penelitian ini. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Media TSA (Triptic Soy Agar) ditimbang 13,6 gram dengan menggunakan

timbangan digital.

Media dimasukkan ke dalam erlemmayer.

Media dilarutkan dengan aquades sebanyak 340 ml dan dihomogenkan.

Page 38: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

23

Media dipanaskan dengan hotplate sampai mendidih.

Media disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit.

Media dibiarkan hinggahangat kemudian dituang ke cawan petri.

f. Peremajaan Bakteri A. hydrophila

Isolat bakteri A. hydrophila didapatkan dari Balai Besar Budidaya Air

Payau (BBBAP) Jepara. Peremajaan bakteri A. hydrophila dilakukan dengan

cara sebagai berikut :

Media agar miring yang sudah dibuat disiapkan terlebih dahulu.

Bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose dari isolat murni bakteri

yang didapat.

Bakteri yang terdapat pada jarum ose digoreskan ke dalam media agar

miring dengan metode gores.

Media agar miring diinkubasi dalam inkubator sengan suhu 320 C selama

24 jam.

g. Kultur Bakteri A. hydrophila

Kultur bakteri A. hydrophila dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Biakan bakteri yang sudah diremajakan pada Media Agar Miring diambil

dengan menggunakan jarum ose sebanyak 1 gores.

Bakteri yang terdapat pada ose dicelupkan pada media TSB yang sudah

dipersiapkan.

Media disimpan pada inkubator dengan suhu 320 C selama 24 jam.

Semua kegiatan kultur dilakukan secara steril di dalam LAF.

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Pewarnaan Gram

Pewarnaan gram bakteri A. hydrophila dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

Page 39: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

24

Siapkan objek glas yang telah ada bakteri A. hydrophila fiksasi diatas api

Dilakukan pewarnaan menggunakan kristal violet selama 1 menit,

Dibilas dengan akuades

Diberi larutan iodin diamkan selama 1 menit

Dibilas dengan alkohol 96%

Diwarnai dengan larutan safranin selama 1 menit

Dibilas dengan akuades.

Menurut Pananjung, Evi, Kartika, dan Satya (2015), pewarnaan gram

dilakukan dengan membuat usapan tipis suspensi dari isolat bakteri berumur 24

jam pada objek glass yang bersih, kemudian di kering anginkan. Setelah kering,

difiksasi dengan cara melewatkan bagian bawah gelas objek diatas api bunsen.

Selanjutnya hapusan bakteri ditetesi dengan larutan kristal violet selama 1 menit,

dibilas dengan air kran mengalir dan kemudian di tetesi dengan larutan iodine

dan dibiarkan selama 1 menit. Selanjutnya dibilas dengan air kran mengalir dan

setelah itu dibilas dengan alkohol 96% selama 20 detik kemudian bilas kembali

dengan air kran mengalir. Tahap selanjutnya ditetesi dengan safranin selama 45

detik dan dibilas dengan air kran mengalir lalu diletakkan diatas kertas serap.

Hasil pewarnaan gram isolat bakteri diamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran 1000x. Untuk memperjelas morfologi sel, cover glass di atas

suspensi bakteri ditetesi dengan minyak imersi dan perhitungan koloni bakteri

dengan menggunakan koloni counter. Hasil bakteri gram positif berwarna ungu

hingga biru, sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah.

3.5.2 Uji Cakram

Prosedur pelaksanaan uji cakram adalah sebagai berikut :

Cawan petri yang telah berisi media TSA disiapkan terlebih dahulu

Page 40: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

25

Kertas cakram steril diberi beberapa perlakuan, yakni direndam ke dalam

ekstrak daun delima (P. granatum L.) dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%,

20% dan 25%. Perlakuan kontrol positif , kertas cakram direndam ke

dalam ekstrak daun delima (P. granatum L.) konsentrasi 100% dan

perlakuan kontrol negatif direndam ke dalam DMSO 10% selama 5-10

menit.

Bakteri A. hydrophila diambil 100 mikrolit dan dimasukkan ke dalam

cawan petri berisi media TSA lalu diratakan dengan triangle.

Setelah 10-15 menit, kertas cakram yang telah direndam ekstrak

ditiriskan dan diletakkan pada media agar yang telat terdapat bakteri A.

hydrophila.

Media yang sudah ditanam bakteri dan diberi kertas cakram diinkubasi

pada suhu 320 C selama 18-24 jam.

Setelah diinkubasi, media diamati hasil dan diukur zona bening yang

terbentuk disekitar kertas cakram dengan menggunakan jangka sorong.

3.5.3 Parameter Uji

Parameter uji dalam penelitian ini ada 2 yaitu parameter utama dan

parameter penunjang. Parameter utama dalam penelitian ini adalah hasil

pengamatan yaitu hasil zona bening yang terlihat di sekitar kertas cakram yang

ditumbuhi oleh bakteri A. hydrophila. Sedangkan parameter penunjang adalah

suhu inkubasi yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan bakteri A.

hydrophila selama penelitian.

Page 41: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

26

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Bakteri A. hydrophilla

Proses identifikasi bakteri yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

bahwa bakteri yang digunakan adalah A. hydrophilla. Terdapat beberapa metode

yang dapat digunakan untuk identifikasi bakteri pada penelitian ini menggunakan

metode pewarnaan gram dengan menggunakan perbesaran mikroskop 1000x

dan uji biokimia untuk mengidentifikasi bakteri. Didapatkan hasil uji biokimia

bakteri A. hydrophilla adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang, uji katalase

positif (+), uji oksidase positif (+), uji H2S negatif (-), uji indol positif (+), uji motil

positif (+), OF medium fermentatif, uji VP positif (+), uji MR negatif (-), uji gelatin

positif (+), uji urea negatif (-), uji glukosa positif (+), dan uji sukrosa positif (+)

dapat dilihat pada Lampiran 1. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lukistyowati

dan Kurniasih (2012), setelah dilakukan isolasi kembali ke media agar selektif

(GSP) menunjukkan bakteri tersebut positif A. hydrophila dengan hasil uji

biokimia yang menunjukkan karakteristik adanya kesamaan reaksi. Tes uji

biokimia tersebut menunjukkan uji gram (-), uji oksidase (+), uji katalase (+), uji

motilitas (+), uji indol (+), uji H2S pada media TSIA (+), uji Voges-proskaver (+),

uji gas dari glukosa (+), dan ornithin dekarbosilase (-).

Hasil pewarnaan gram yang dilakukan menunjukkan warna merah. Hasil

pewarnaan gram menunjukkan bahwa bakteri A. hydrophilla adalah bakteri gram

negatif yang disajikan pada Gambar 5 dan untuk hasil uji biokimia disajikan pada

Lampiran 1.

Page 42: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

27

Gambar 5. Pewarnaan Gram Bakteri A. hydrophilla dengan perbesaran 1000x (Dokumentasi Pribadi)

4.2 Uji Cakram

Pada penelitian ini menggunakan bakteri A. hydrophilla yang diperoleh

dari isolat murni BBPBAP Jepara. Uji cakram dilakukan untuk mengetahui daya

antibakteri yang terkandung dalam ekstrak kasar daun delima (P. granatum L.).

Kertas cakram dimasukkan ke dalam ekstrak dan waktu perendaman kertas

cakram selama 10 menit.

Hasil zona hambat setelah diinkubasi selama 24 jam disajikan pada

Gambar 6. Uji cakram dilakukan dengan menggunakan konsentrasi 5%, 10%,

15%, 20%, 25%, dan kontrol (positif dan negatif). Digunakan konsentrasi yang

dimulai dari konsentrasi 5% yang merupakan hasil dari penelitian pendahuluan

yang mana kertas cakram yang direndam dalam ekstrak dengan konsentrasi 5%

memiliki daya hambat yang jelas. Bila kertas cakram yang telah direndam

dengan ekstrak daun delima (P. granatum L.) diletakkan ke dalam cawan petri

yang telah di tanam bakteri A. hydrophila memiliki zona bening, maka dapat

disimpulkan bahwa ekstrak tersebut memiliki sifat antibakterial. Kontrol positif

(ekstrak konsentrasi 100%) digunakan sebagai perbandingan jika ekstrak 100%

memiliki zona hambat, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak delima mampu

menghambat bakteri.

Page 43: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

28

Gambar 6. Hasil Uji Cakram

A = 5% B = 10%

C = 15% D = 20%

E = 25%

K (+) K (-)

Page 44: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

29

Berdasarkan hasil pengamatan zona bening pada uji cakram selama

penelitian, setiap perlakuan memiliki zona bening. Zona bening dipengaruhi oleh

konsentrasi yang diberikan pada setiap perlakuan. Zona bening yang terbentuk

dari kosentrasi 5% ke konsentrasi 25% semakin membesar dapat dilihat pada

Gambar 6. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka semakin besar zona

bening yang dihasilkan, semakin rendah konsentrasi yang diberikan maka

semakin kecil zona bening yang dihasilkan. Tingginya konsentrasi yang diberikan

menunjukkan semakin banyak bahan aktif yang terdapat pada ekstrak tersebut.

Jumlah pasta ekstrak kasar yang diberikan pada konsentrasi 25% lebih banyak

dibandingkan konsentrasi 5%, maka dapat diartikan bahwa kandungan bahan

aktif pada konsentrasi 25% lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi 5%.

Menurut Rahman (2013), zona hambat yang terbentuk dipengaruhi oleh

konsentrasi bahan aktif yang digunakan, semakin tinggi konsentrasi yang

digunakan maka semakin tinggi zona daya hambat yang terbentuk. Dimana

besarnya diameter zona hambat berbanding lurus dengan kenaikan konsentrasi

bahan aktif.

Menurut Kusmarwati dan Indriati (2008), menyatakan bahwa klasifikasi

respon hambatan dibagi menjadi 4 respon yang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Klasifikasi Respon Hambatan

Diameter Zona Bening Respon Hambatan Pertumbuhan

(<5 mm) Aktivitas lemah

(5-10 mm) Sedang

(>10-20 mm) Kuat

(>20-30 mm) Sangat kuat

Berdasarkan tabel klasifikasi respon hambatan diatas, maka dapat

ditentukan bahwa respon daya hambat ekstrak daun delima terhadap bakteri A.

hydrophila berbeda pada masing-masing perlakuan. Pada perlakuan A

konsentrasi 5% dan 10% dengan rata rata hasil <5 mm. Hasil tersebut termasuk

Page 45: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

30

dalam klasifikasi respon hambat lemah. Perlakuan C konsentrasi 15%, perlakuan

D konsentrasi 20%, dan perlakuan E konsentrasi 25% dengan rata-rata 5-10 mm

diklasifikasikan dalam respon hambat sedang. Data hasil pengukuran rerata zona

bening pasa penelitian disajikan pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Data Hasil Pengukuran Rerata Zona Bening (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rerata

1 2 3

K (+) - - - - 27.63

K (-) - - - - 0

A (5%) 2.78 3.11 3.2 9.09 3.03

B (10%) 4.2 3.04 4.6 11.84 3.95

C (15%) 6.27 5.63 6.14 18.04 6.01

D (20%) 6 7.92 7.59 21.51 7.17

E (25%) 8.13 8.33 7.15 23.61 7.87

Total 27.38 28.03 28.68 84.09

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan E konsentrasi 25% memiliki

rerata zona bening tertinggi sebesar 7,87 mm dan rerata zona bening terendah

pada perlakuan A konsentrasi 5% dengan hasil 3,03 mm. Kemudian dilakukan uji

analisa sidik ragam untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan. Berikut

adalah Tabel analisa sidik ragam yang disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Analisa Sidik Ragam

SK Db JK KT Fhit Ftab 5% Ftab 1%

Perlakuan 4 51.38 12.85 28.26 ** 3.48 5.99

Galat 10 4.55 0.45

Total 14

Keterangan :

** : Berbeda sangat nyata

Pada tabel perhitungan analisa sidik ragam diatas menunjukkan bahwa

eksrtak daun delima (P. granatum L.) memberikan pengaruh yang berbeda

sangat nyata terhadap daya hambat bakteri A. hydrophila. Perbedaan

Page 46: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

31

konsentrasi perlakuan pada penelitian ini menghasilkan zona hambat yang

berbeda pula. Hal ini dikarenakan nilai F hitung yaitu 28,26 lebih besar dari pada

nilai F tabel 5% (3,48) dan F tabel 1% (5,99). Perbedaan masing-masing

perlakuan terhadap zona bening daya hambat bakteri didukung dengan

perhitungan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf p>5% (kepercayaan

95%) maupun taraf nyata1% (kepercayaan 99%). Hasil Uji Beda Nyata Terkecil

(BNT) didapatkan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antar perlakuan

disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Uji Beda Nyata Terkecil

Perlakuan Rerata A B C D E Notasi

3.03 3.95 6.01 7.17 7.87

A 3.03 _ a

B 3.95 0.92 ns _ a

C 6.01 2.98** 2.07** _ b

D 7.17 4.14** 3.22** 1.16* _ c

E 7.87 4.84** 3.92** 1.86** 0.70ns _ d

Keterangan :

ns : Tidak berbeda nyata

* : Berbeda nyata

** : Berbeda sangat nyata

Pada hasil uji BNT (Tabel 7) didapatkan nilai dari hasil perlakuan E (25%)

memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan perlakuan A (5%), B (10%),

C (15%) dan D (20%). Hasil tersebut didapatkan berdasar pada perlakuan A

(5%) yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap semua

perlakuan sehingga diberi notasi a. Perlakuan B (10%) didapatkan hasil tidak

berbeda nyata sehingga diberi notasi a. Perlakuan C (15%) memberikan hasil

berbeda sangat nyata dengan perlakuan A dan B sehingga diberi notasi b dan

perlakuan D (20%) memberikan hasil berbeda sangat nyata dengan perlakuan A

dan B , namun berbeda nyata dengan perlakuan C sehingga diberi notasi c.

Page 47: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

32

Sedangkan pada perlakuan E (25%) didapatkan hasil berbeda sangat nyata

dengan perlakuan A, B dan C namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan D

sehingga diberi notasi d. Dari data diatas dapat dianalisa bahwa perlakuan E

(25%) merupakan konsentrasi efektif dan terbaik untuk menghambat

pertumbuhan dari bakteri A. hydrophila. Kemudian berdasarkan hasil penelitian di

dapatkan grafik regresi polynomial orthogonal zona bening yang dihasilkan

dengan perlakuan yang berbeda disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik Regresi Polynomial Zona Bening

Berdasarkan Gambar 7. Terlihat bahwa penambahan konsentrasi pada

perlakuan ekstrak daun delima (P. granatum L.) terhadap zona bening

menunjukkan pola linier dengan persamaa y = 0,25807x + 1,735 dan koefisien R2

= 0,9166. Nilai R2 pada penelitian ini menunjukkan bahwa 91% penggunaan

ekstrak kasar daun delima (P. granatum L.) dengan konsentrasi yang berbeda

berpengaruh terhadap daya hambat yang terbentuk. Pada konsentrasi 5%

hingga 25% grafik mengalami peningkatan pada hasil zona bening. Peningkatan

zona bening dipengaruhi oleh bertambahnya konsentrasi yang di berikan pada

perlakuan. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, maka semakin besar zona

hambat yang dihasilkan. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Rahman

y = 0.25807x + 1.735 R2 = 0.9166

0

2

4

6

8

10

0 5 10 15 20 25 30

Zon

a B

en

ing

(mm

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Delima (%)

Page 48: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

33

(2013), zona hambat yang terbentuk dipengaruhi oleh konsentrasi bahan aktif

yang digunakan, semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin

tinggi zona daya hambat yang terbentuk. Dimana besarnya diameter zona

hambat berbanding lurus dengan kenaikan konsentrasi bahan aktif.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun delima (P.

granatum L.) yang baik digunakan sebagai antibakteri berdasarkan kekuatan

daya hambatnya yaitu pada perlakuan E dengan konsentrasi 25% yang bersifat

bakteriostasik namun dengan respon yang sedang. Ekstrak daun delima (P.

granatum L.) hanya mampu menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila, hal

ini dapat dilihat dari hasil pengamatan 48 jam, zona hambat yang dihasilkan

berkurang diameternya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pelzcar dan Chan

(1988) bahwa anti bakteri bersifat bakteriostatik atau bakteriosidal bergantung

dari konsentrasinya. Ekstrak kasar bersifat bakteriosidal karena ekstrak mampu

membunuh bakteri dan bakteriostatik karena ekstrak kasar hanya mampu

menghambat pertumbuhan bakteri.

Bahan aktif yang diduga berperan penting dalam menghambat

pertumbuhan bakteri adalah alkaloid. Alkaloid memiliki gugus basa yang akan

bereaksi dengan asam amino dan DNA bakteri. Pada reaksi ini akan

mengakibatkan perubahan susunan DNA dan mengakibatkan perubahan

keseimbangan asam DNA sehingga bakteri mengalami kerusakan sel.

Kerusakan sel ini lama kelamaan akan menyebabkan lisis yang dapat

menyebabkan kematian bakteri. Hal tersebut didukung dengan pernyataan

Rinawati (2011), senyawa alkaloid memiliki mekanisme penghambatan dengan

cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga

lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel

tersebut. Selain itu, di dalam senyawa alkaloid terdapat gugus basa yang

mengandung nitrogen akan bereaksi dengan senyawa asam amino yang

Page 49: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

34

menyusun dinding sel bakteri dan DNA bakteri. Reaksi ini mengakibatkan

terjadinya perubahan struktur dan susunan asam amino,sehingga akan

menimbulkan perubahan keseimbangan genetik pada rantai DNA sehingga akan

mengalami kerusakan akan mendorong terjadinya lisis sel bakteri yang akan

menyebabkan kematian sel pada bakteri.

Kandungan pada daun delima selain alkaloid yang diduga menghambat

bakteri A. hydrophila adalah tanin. Tanin merupakan senyawa yang diduga sama

dengan senyawa fenolik, dimana tanin dapat menyebabkan rusaknya dinding sel

dan menyebabkan inaktivasi fungsi materi genetik. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Ajizah (2004), tanin memiliki aktivitas antibakteri, secara garis besar

mekanisme yang diperkirakan adalah toksisitas tanin dapat merusak membran

sel bakteri, senyawa astringent tanin dapat menginduksi pembentukan kompleks

ikatan tanin terhadap ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu

sendiri. Mekanisme kerja tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau

membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat

terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga

pertumbuhannya terhambat dan mati. Menurut Prihantoro, Indra, dan Sumamo

(2006), golongan tanin terutama kelompok ellagitannin (sekitar 26%) mampu

menghambat enzim DNA-topoisomerase, dengan dihambatnya enzim ini akan

terhambatnya proses replikasi DNA bakteri. Ellagetannin memiliki kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan dan replikasi.

4.3 Parameter Penunjang

Parameter penunjang merupakan parameter yang digunakan untuk

menunjang penelitian. Parameter penunjang yang digunakan dalam penelitian ini

adalah suhu inkubasi. Selama pelaksanaan penelitian, suhu inkubasi yang

Page 50: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

35

digunakan adalah 320C – 330C. Menurut Muwarni, Qosimah dan Amri (2017),

bahwa bakteri A. hydrophila tumbuh optimum pada suhu 28-350C.

Page 51: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh ekstrak daun delima (P.

granatum L.) terhadap bakteri A. hydrophilla dapat disimpulkan bahwa ekstrak

daun delima (P. granatum L.) dapat menghambat aktivitas bakteri A. hydrophilla

dan memiliki sifat bakteriostatik. Zona bening terendah didapatkan pada

perlakuan A dengan konsentrasi 5% dengan hasil rata-rata 3,03 mm dan tertinggi

didapat pada perlakuan E dengan konsentrasi 25% dengan hasil rata-rata 7,87

mm.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan ekstrak daun delima (P.

granatum L.) dapat menghambat aktivitas bakteri A. hydrophilla dengan

konsentrasi terbaik 25%, namun perlu dilakukan uji in vivo terlebih dahulu untuk

membuktikan keefektifan bahan tersebut pada organisme budidaya.

Page 52: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

37

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E., E. Liviawaty., Z. Jamaris dan Hendi. 5015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya : Jakarta. 218 hlm

Ajizah, A. 2004. Sensitifitas Salmonella typhimurium terhadap ekstrak Daun Psidium guajava L. Bioscientiae. 1(1):31-38.

Anggoro, D., R.S. Rezki dan Siswarni MZ. 2015. Ekstraksi multi tahap kurkumin dari temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) menggunakan pelarut etanol. Jurnal Teknik Kimia. 4(2): 39-45.

Aniszewki, T. 2007. Alkaloid-Secrets of Life, 187. Elsevier. Amsterdam. 275 hlm.

Budianto, S. 2012. Pengelolaan Perikanan Tangkap Komoditas Udang Secara Berkelanjutan Di Kabupaten Cilacap. Tesis. Universitas Indonesia: Jakarta. 97 hlm.

Fifendy, M. 2017. Mikrobiologi Edisi Pertama. Penerbit Kencana: Depok. 240 hlm.

Harti, A.S. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Penerbit CV. Andi Offset. Yogyakarta. 274 hlm.

Haryani, A., R. Grandiosa., I. D. Buwono dan A. Santika. 2012. Uji efektivitas daun pepaya (Carica papaya) untuk pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas koki (Carassius auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(3): 213-220.

Kurniawan, A. 2012. Penyakit Akuatik. UBB Press: Pangkalpinang. 239 hlm.

Kusmawarti, A dan N. Indriani. 2008. Daya hambat ekstrak bahan aktif Biji Picung (Pangium edule Reinw.) terhadap pertumbuhan bakteri penghasil histamin. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelauta dan Perikanan. 3(1): 29-36.

Liu, D. 2017. Laboratory Models for Foodborne Infections. CRC Press. Page 238.

Lukistyowati, I dan Kurniasih. 2012. Pelacakan gen aerolysin dari Aeromonas hydrophila pada ikan mas yang diberi pakan ekstrak bawang putih. Junal Veteriner Maret. 13(1): 43-50.

Masduki. 1996. Efek Antibakteria Ekstrak Biji Pinanng (Areca catechu) terhadap S. auratus dan E. coli. Penerbit Cermin Dunia Kedokteran : Jakarta. Hal 23-24.

Muwarni, S., D. Qosimah dan I.A Amri. 2017. Penyakit Bakterial Pada Ternak Hewan Besar dan Unggas. UB Press: Malang. 321 hlm.

Novriadi, R., S. Agustatik, S. Bahri, D. Sunantara dan E. Wijayanti. 2014. Distribusi patogen dan kualitas lingkungan pada budidaya perikanan laut di Provinsi Kepulauan Riau. Depik. 3(1): 83-90.

Page 53: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

38

Pananjung, A.M.S., Evi. U.U., Kartika. S dan Sattya. A. 2015. Karakterisasi isolat bakteri fibrinolitik WU 021055 asal perairan Pantai Papuma, Jember. Jurnal Bioteknologi Biosains Indonesia. 2(1): 1-8.

Pelczar, M. J dan E.C.S Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta. 443 hlm.

. 1988. Dasar-dasar mikrobiologi jilid 2. Alih bahasa R.S Hadioetomo, T. Imas, S.S Tjitrosomo dan S.L Angka. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 88 hlm.

Prajitno, A. 2005. Diktat Parasit dan Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya : Malang. 105 hlm.

Prajitno, A. 2007. Penyakit Ikan-Udang : Bakteri. UM Press: Malang. 113 hlm.

Pramono, M.D., E.S. Rahayu dan M. Ferichani. 2014. Analisis faktor yang mempengaruhi produksi pembenihan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di Kabupaten Wonogiri. 343-355.

Pratiwi, A.S. 2010. Respon tikus putih (Ratus norvegicus) yang dikontaminasi radikal bebasr terhadap pemberian tepung delima (Punica granatumL.) sebagai sumber antioksidan. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 92 hlm.

Prihantoro, T., R. Indra dan Sumamo. 2006. Efek antibakteri ekstrak kulit buah delima (Punica granatum) terhadap Shigella dysentriae secara in vitro. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 22(3): 101-109.

Rahman, M. 2013. Uji efektivitas ekstrak Jintan Hitam ( N. sativa) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. Skripsi. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 49 hlm.

Rinawati, N.D. 2011. Daya antibakteri tumbuhan majapahit (Crescentia cujete L.) terhadap bakteri V. alginolitycus.Fak. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. ITS Surabaya : 1-13.

Roberts, R. J. 2012. Fish Pathology. Blackwell Publishing: USA. 581 page.

Rukmana, R. 2003. Delima. Kanisius. Yogyakarta. Hlm 11.

Saikia, R. 2008. Microbial Biotechnology. New India Publishing. New Delhi. 424 hlm.

Samsundari, S. 2006. Pengujian ekstrak temulawak dan kunyit terhadap resistensi bakteri Aeromonas hydrophilla yang menyerang ikan mas (Cyprinus carpio). GAMMA. 3(1): 71-83.

Sastrosupadi, A. 2002. Rancanngan Percobaan Praktis Bidang Petanian. Penerbit Kanisiius : Yogyakarta. 276 hlm.

Siyoto, S dan M.A Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing: Yogyakarta. 138 hlm.

Soleha, T.U. 2015. Uji kepekaan terhadap anttibiotik. Juke Unila. 5(9): 119-123.

Page 54: UJI SENSITIVITAS EKSTRAK KASAR DAUN DELIMA (Punica ...repository.ub.ac.id/12600/1/Nurul Fadziriyah Ch.pdfterhadap daya hambat bakteri aeromonas hydrophila ... fakultas perikanan dan

39

Suratno, A. 2011.Terbukti Pome Tumpas Penyakit. Puspa Swara. Yogyakarta. Hlm 2.

Yanti, D. 2014. Uji daya hambat antibakteri daun delina terhadap Escherchia coli

dan implementasinya dalam pembuatan film. Artikel Penelitan. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Tanjungpura. Pontianak. 17

hlm.