uji keseragaman bobot tablet parasetamol

Upload: julianhidayat

Post on 04-Mar-2016

227 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Uji Mutu Fisik Tablet Parasetamol. Uji Keseragaman Bobot Tablet.

TRANSCRIPT

15

LAPORAN PRATIKUM PENGUJIAN MUTU FISIK TABLETUJI KESERAGAMAN BOBOT TABLET

Oleh Kelompok 2Program Studi DIII Analis Farmasi dan Makanan1. Julian Hidayat (302130114)2. Marina Fitriani (30213010)3. Putri Hamidah M(30213017)4. Imaniyah (30213015)5. Nisaul Fitri(30213006)6. Isrotul Ainiah (30213005)

LABORATORIUM FARMASI INDUSTRIFAKULTAS FARMASI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATAKEDIRI2015

13

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangTablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet cetak dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisinya tepat, mudah pengemasannya, dan lebih praktis penggunaannya daripada sediaan yang lain. Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yg umum digunakan adalah bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau bahan lain yang cocok. Bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet haruslah inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat dalam keadaan relative konstan pada jangka waktu tertentu.Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan serangkaian evaluasi atau pengujian terhadap sediaan tersebut. Salah satu dari pengujian tersebut adalah uji keseragaman bobot. Karena sebagian besar masyarakat tidak mengetahui karakteristik tablet yang digunakan, maka dilakukanlah uji keseragaman bobot .1.2. Maksud dan Tujuan1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah praktikan ingin mengetahui keseragaman bobot dari suatu sediaan tablet.1.2.2 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sampel tablet memenuhi syarat uji keseragaman bobot sesuai FI III (1979).1.3. Prinsip percobaanUji keseragaman bobot dilakukan dengan cara menimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya, kemudian tablet ditimbang satu per satu dan dicatat bobotnya masing-masing tablet.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Teori Umum2.1.1 Definisi TabletTablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuautan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisinya tepat, mudah pengemasannya, dan penggunaannya lebih praktis disbanding sediaan yang lain. 2.1.2 Uji Keseragaman BobotUntuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet, maka diperlukan serangkaian evaluasi atau pengujian terhadap sediaan tersebut. Beberapa parameter uji sediaan tablet diantaranya adalah uji keseragaman bobot, uji kekerasan, dan uji keseragaman ukuran.Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu keseragaman bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan yang mengandung satu zat aktif dan sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif. Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut: 1. Timbang 20 tablet, hitung rata-rata bobot tiap tablet2. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan dalam kolom B.3. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-ratanya yang ditetapkan kolom B.Bobot rata-rataPenyimpangan bobot rata-rata dalam %

AB

25 mg atau kurang15 %30 %

26 mg 150 mg10 %20 %

151 mg 300 mg7,5 %15 %

Lebih dari 300 mg5 %10 %

Timbangan analitik atau analytical balance adalah sebuah instrument yang berfungsi untuk mengukur massa suatu benda dengan ketelitian sampai 0,0001 gram. Dalam pengukuran dengan menggunakan timbangan anlitik banyak factor yang dapat menyebabkan hasil yang didapat menjadi tidak akurat, diantaranya adalah kelembaban suhu, getaran disekitar tempat pengukuran, serta sidik jari. 2.2. Uraian BahanParacetamol Nama resmi:AcetaminophenSinonim:ParacetamolRumus molekul:C8H9NO2Berat molekul: 151,16Pemerian: Berupa hablur atau serbuk hablur putih, rasa pahit, berbau, serbuk kristal dengan sedikit rasa pahit. Kelarutan:Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkalihidroksida. Inkompatibilitas: Ikatan hidrogen pada mekanismenya pernah dilaporkan oleh karena itu parasetamol dihubungkan dengan permukaan dari nilon dan rayon. Farmakodinamik : Efek analgesik parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral. Efek anti inflamasinya sangat lemah.

BAB IIIMETODOLOGI3.1. Alat dan Bahan3.1.1 Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum uji keseragaman bobot ini adalah timbanagn analitik, dan pinset.3.1.2 BahanAdapun bahan yang digunkan dalam praktikum uji keseragaman bobot ini adalah tablet paracetamol 500mg.3.2. Cara Kerja1. Timbang 20 tablet, hitung rata-rata bobot tiap tablet2. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan dalam kolom B.3. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-ratanya yang ditetapkan kolom B.

BAB IVHASIL PENGAMATAN4.1. Tabel DataNoBobot TabletA (5%)B (10%)

10,600 gramMemenuhi

20,603 gramMemenuhi

30,596 gramMemenuhi

40,594 gramMemenuhi

50,608 gramMemenuhi

60,591 gramMemenuhi

70,591 gramMemenuhi

80,612 gramMemenuhi

90,608 gramMemenuhi

100,598 gramMemenuhi

110,607 gramMemenuhi

120,626 gramMemenuhi

130,603 gramMemenuhi

140,603 gramMemenuhi

150,593 gramMemenuhi

160,601 gramMemenuhi

170,601 gramMemenuhi

180,605 gramMemenuhi

190,596 gramMemenuhi

200,591 gramMemenuhi

= 12,036 gram

4.2. PerhitunganRata-rata = = 0,6018batas atas (range) = 0,6018 + 0,03009 = = 0,63195% = x 0,6018 = 0,03009batas bawah (range) = 0,6018 - 0,03009 = = 0,57174.3. Analisis dataPada uji keseragaman bobot tablet paracetamol 500mg atau 0,500 gram didapat hasil penimbangan 20 tablet adalah sebesar 12,036 gram. Kemudian ditentukan rata-ratanya, yaitu sebesar 0,6018 gram. Kemudian dihitung batas atas dan batas bawah (range) bobot tablet pada kolom A (5%) dipilih kolom A (5%) karena sesuai persyaratan yang ditetapkan bahwa bobot tiap tiap tablet yang diuji lebih dari 300mg. Dari perhitungan didapatkan range tablet antara 0,5717 gram sampai 0,6319 gram. Dari ke 20 tablet yang telah ditimbang satu persatu, tidak ada satu pun tablet yang bobotnya kurang dari 0,5717 gram, dan tidak ada satu pun tablet yang bobotnya lebih dari 0,6319 gram. Bobot-bobot tablet tersebut tidak menyimpang dari kolom A dan dapat dikatakan memenuhi syarat yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979.

BAB VPEMBAHASANTablet merupakan sediaan yang banyak diproduksi. Tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekerasan,dan ketebalan yang tergantung dengan pemakaian dan cara pembuatan tablet tersebut. Karakteristik suatu tablet perlu dievaluasi untuk mengetahui tablet tersebut memenuhi syarat atau tidak. Selain itu evaluasi pada tablet juga dapat mengetahui bagaimana kualitas tablet dan untuk memastikan keamanan serta khasiat tablet.Pada praktikum ini tablet yang duiji keseragaman bobotnya adalah tablet parasetamol 500mg. paracetamol mempunyai sifat antipiretik /analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesic parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai anti rematik.Pada penggunaan peroral parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna.Pada keseragaman bobot ini digunakan alat yaitu timbangan analitik. 20 tablet paracetamol ditimang sekaligus dan dihitung rata-ratanya. Kemudian tablet tersebut ditimbang satu per satu. Dari data penimbangan tersebut dapat diketahui rata-rata tablet dan dapat dicari range atau batas atas dan batas bawah yang memenuhi syarat. Karena bobot rata-rata tablet yang diperoleh lebih dari 300mg maka penyimpangan bobot yang digunakan adalah kolom A yaitu 5%. Dari perhitungan didapatkan range tablet antara 0,5717 gram sampai 0,6319 gram. Dari ke 20 tablet yang telah ditimbang satu persatu, tidak ada satu pun tablet yang bobotnya kurang dari 0,5717 gram, dan tidak ada satu pun tablet yang bobotnya lebih dari 0,6319 gram. Jadi dapat dikatakan tablet-tablet tersebut memenuhi syarat berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi III Tahun1979.

BAB VIPENUTUP5.1. KesimpulanJadi berdasarkan uji keseragaman bobot terhadap 20 tablet parasetamol 500mg dapat disimpulkan bahwa seluruh tablet memenuhi syarat kolom A, yaitu dengan range antara 0,5717 gram sampai 0,6319 gram.5.2. SaranSebaiknya praktikan melaksanakan praktikum dengan teliti dan hati-hati agar hasil yang didapatkan benar-benar akurat.

DAFTAR PUSTAKA Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada Univ PressAnsel, HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Ke -4. Farida Ibrahim; penerjemah. Jakarta : Universitas Indonesia Pr. Terjemahan dari Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms.Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen Kesehatan Replubik Indonesia.Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan Replubik Indonesia.