uji kasus berpikir reaktif responsif generatif

7
KEPEMIMPINAN STRATEGIS DAN BERPIKIR SISTEM Tugas Kelompok 5

Upload: astuti-purbaningsih

Post on 10-Feb-2016

66 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Berpikir reaktif, responsif dan generatif dalam uji kasus Misran, perawat yang diajukan ke pengadilan karena memberikan obat daftar G kepada pasien.

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Kasus Berpikir Reaktif Responsif Generatif

KEPEMIMPINAN STRATEGIS DAN BERPIKIR SISTEM

Tugas Kelompok 5

Page 2: Uji Kasus Berpikir Reaktif Responsif Generatif

Latihan Kasus 5

• Misran, perawat dari Kaltim divonis hakim dengan 3 bulan percobaan karena telah memberikan obat keras (daftar G/K) kepada pasiennya. Ia bertanggung jawab terhadap 9 desa di sana tanpa bantuan tenaga kesehatan lain.

• Ramai-ramai wacana Pro-Kontra, ada gugatan ke MK untuk UU Kesehatan.

• Diskusikan apa yang dilakukan bila kita berpikir reaktif, responsif dan generatif.

Page 3: Uji Kasus Berpikir Reaktif Responsif Generatif

REAKTIF KONTRA• Misran jelas-jelas melakukan kesalahan. Menurut UU Kesehatan

nomor 36 tahun 2009 pasal 108 ayat (1) ‘Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan’.

• Tenaga kesehatan yang dapat melakukan pelayanan obat-obatan atas resep dokter adalah tenaga kefarmasian sesuai dengan keahlian dan kewenangannya. Perawat tidak memiliki ijin untuk memberikan obat daftar G (Gevaarlijk atau berbahaya).

• Kesalahan Misran tersebut membuatnya layak menerima vonis hukum.

Page 4: Uji Kasus Berpikir Reaktif Responsif Generatif

REAKTIF PRO

• Meskipun tidak memiliki izin memberikan obat keras daftar G, tapi Misran melakukan hal tersebut karena kondisi darurat dimana ia bertanggung jawab terhadap 9 desa tanpa bantuan tenaga kesehatan lain. Bila pengobatan tidak diberikan, maka kondisi pasien terancam.

• UU Kesehatan tidak mengakomodir kondisi darurat yang terjadi di banyak wilayah terpencil Indonesia. Lakukan judicial review UU Kesehatan untuk membatalkan pasal 108 ayat (1).

Page 5: Uji Kasus Berpikir Reaktif Responsif Generatif

RESPONSIF• Misran sebagai perawat dengan latar belakan pendidikan medis

keperawatan tentunya memahami kewenangan profesinya sebagaimana diatur dalam UU Kesehatan.

• Namun kondisi di lapangan dimana ia menjadi penanggung jawab 9 desa tanpa bantuan kesehatan lainnya, menyebabkan Misran harus bertindak cepat tatkala menemui kegawatdaruratan medis pasien di wilayahnya. Bila dalam kondisi darurat tersebut terdapat kondisi yang mengancam jiwa dan harus ditangani dengan segera, maka yang utama adalah melakukan tindakan penyelamatan pasien sesuai prosedur medis.

• Pertanyannya adalah, apakah kondisi yang ditemui Misran termasuk ke dalam kegawatdaruratan medis yang mengharuskan ia melakukan tindakan di luar kewenangannya sebagai perawat?

Page 6: Uji Kasus Berpikir Reaktif Responsif Generatif

GENERATIF (1)• Dampak buruk dari dari vonis Misran ini adalah secara

psikologis tenaga kesehatan takut untuk melakukan tindakan medis kepada pasien yang sedang kritis atau darurat. Jika demikian, maka yang dirugikan terutama adalah masyarakat di daerah terpencil dan kurang tenaga kesehatan seperti wilayah yang menjadi tanggung jawab Misran. Pelayanan kesehatan terutama gawat darurat medis menjadi terhambat/terkendala.

• Apabila vonis Misran dibatalkan dalam banding di jenjang pengadilan yang lebih tinggi, maka kesempatan ini dapat disalahgunakan oleh oknum tenaga medis untuk melakukan hal-hal di luar kewenangannya, meskipun bukan dalam kondisi darurat.

Page 7: Uji Kasus Berpikir Reaktif Responsif Generatif

GENERATIF (2)Solusi yang dapat ditempuh :• menyusun semacam payung hukum dan prosedur yang

jelas yang mengatur tentang pelayanan kesehatan di daerah terpencil yang minim fasilitas kesehatan, terutama terkait kegawatdaruratan medis.

• Pemerintah diharapkan melakukan upaya konkrit untuk menyediakan dan melengkapi layanan kesehatan dasar yang mampu menjangkau seluruh masyarakat.

• Masyarakat juga dalam hal ini diharapkan dapat membangun suatu komunitas yang tanggap dan peduli atas kesehatan diri dan lingkungannya.