uji efikasi ekstrak daun mimba, daun mengkudu dan …digilib.unila.ac.id/29538/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
UJI EFIKASI EKSTRAK DAUN MIMBA, DAUN MENGKUDU DAN
BABADOTAN TERHADAP MORTALITAS LARVA
Crocidolomia binotalis Zell. DI LABORATORIUM
(Skripsi)
Oleh
WIWIN ERVINATUN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
UJI EFIKASI EKSTRAK DAUN MIMBA, DAUN MENGKUDU DAN
BABADOTAN TERHADAP MORTALITAS LARVA
Crocidolomia binotalis Zell. DI LABORATORIUM
Oleh
Wiwin Ervinatun
Kubis (Brassica oleracea) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran penting
yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Serangan organisme pengganggu
tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas hasil dan produksi sayuran
kubis. Serangga Crocidolomia binotalis Zell. (Lepidoptera:Pyralidae) merupakan
hama tanaman kubis karena dapat merusak sehingga menyebabkan gagal panen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun mimba,
daun mengkudu dan babadotan terhadap mortalitas larva C. binotalis. Penelitian
ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Perlakuan kontrol
(A1), mimba 2,5% (Mi1), mimba 5% (Mi2), mengkudu 2,5% (Me1), mengkudu
5% (Me2), babadotan 2,5% (Ba1) dan babadotan 5% (Ba2). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak daun mimba, daun mengkudu dan babadotan
mampu menyebabkan kematian larva C. binotalis pada semua perlakuan yang
diuji. Lebih lanjut, semua perlakuan yang diuji berpengaruh sangat nyata
terhadap mortalitas larva C. binotalis Zell.
Kata Kunci : Kubis, Crocidolomia binotalis, ekstrak daun mimba, ekstrak daun
mengkudu dan ekstrak babadotan.
UJI EFIKASI EKSTRAK DAUN MIMBA, DAUN MENGKUDU DAN
BABADOTAN TERHADAP MORTALITAS LARVA
Crocidolomia binotalis Zell. DI LABORATORIUM
Oleh
WIWIN ERVINATUN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ruShipsi
lil@a Mahasiswa
Ngpor Pokok lvlahqiswa
Jtmsan
Fakultas
NIP 195808281983012003
UJI EFIKASI EKSTRAK I}AT]N MIMBA,DAT]N MENGKUDU DAFI BABAIX)TAFITERHADAP MORTALITAS LARVACrocidolamia' fiinotatis ZelL DILABOI{ATORII]M
leI
Wiwin Ervinatun
.13141,?lrl89,
Agroteknologi
Pertanian
MEI\TYETUJIII
1. Komisi Pembimbing
4 rfrftt-Ir. Agus M. Harili, M.P.
NIP 196108 r 8 198603 1001
fr
2. Kettralurusan Agroteknologi
Pnof. Dr.If, Rosma llasibuan, M.Sc.
NrP 196305081988 1 12001
f- TimPenguji
Ketua
MENGESAHKAI\i
t'l1' 'i'
)\i,
: Prof. Dr.Ir. Rosma Hslibuan, M.Sc.
Sekretaris : Ir. Agus M. Hailiri, M.P.
PengujiBukan Pembimbing : Ir. Lestari Wibowo' M.P.
akultas Pertanian
nwan Sukri Blnuwa, M.Si.1986031002
Tanggal;, Ujian Skripsi : 28 November 2017
n twvry
hl^^*a
6-St$t['i
sY@--Fl*"
ST'RAT PERI\IYATAATT
, :.'
Saya yang bertanda tangan di bawah lPi, menyaiakan bahwa skripsi saya yang
bedudul *uJI EFIKASI EKSTRAK DAIIN MIPA, DAIJN MENGKI'DUl1
ItAI\t BABADOTAI\I TERIIADAP MORTALffn S LARVA Crocidolomia
binotalis ToILDILABORATORIUM" merupakan hasil karya saya sendiri
bukan hasil karya oftrng lain. Semua hasif yang tertuang dalam skripsi ini telah
mengikuti kaidah penulisan tarya il{niah Universitas Lampung. Bila kemudian
hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil salinan atau dibuat oleh orang
laiq maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan akademik
yang berlaku.
i!f!"tt
Wiwin ErvinatunNPM 1314t21189
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidoharjo, Natar pada 26 Maret 1994, sebagai anak keenam
dari enam bersaudara dari Bapak Sulam Mujni dan Ibu Umi Manisem. Jenjang
pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 3
Negara Ratu Natar diselesaikan tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
SWADHIPA 1 Natar diselesaikan tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) 1 Natar diselesaikan tahun 2013.
Tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur undangan Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Tahun 2016, penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kertasana, Kecamatan Kedondong,
Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Tahun yang sama pula penulis
melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPT-
Bun) Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Tahun 2015, penulis menjadi Asisten
Dosen pada praktikum Bioekologi Hama Tanaman Program Studi Agroteknologi.
Selain itu, pada Semester Ganjil tahun 2016/2017 penulis juga menjadi Asisten
Dosen pada praktikum Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi
D3 Perkebunan dan Program Studi Agroteknologi Semester Ganjil tahun
2016/2017. Pada Semester Genap tahun 2016/2017 penulis menjadi Asisten
Dosen pada praktikum Bahasa Indonesia dan Metodologi Pertanian.
Alhamdulillahirobbil’alamin
Dengan tulus dan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini
untuk:
Keluargaku tercinta Bapak Sulam Mujni, Ibu Umi Manisem dan
kakak-kakak saya Eti Rosmawati, Ahmad Ihwanudin, Leli Triani,
Haryono dan Syaiful Bahri sebagai wujud rasa terima kasih atas
pengorbanan serta dukungannya selama ini
Prof. Dr. Ir. Rosma Hasibuan, M.Sc. dan
Ir. Agus M.Hariri, M.P. yang telah memberikan saran, motivasi,
dan bimbingan
serta
Almamater tercinta
Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung
“Perfectness is the first thing i always think when i do a job” ( Anonim)
“Don’t lost the faith, keep praying, keep trying” ( Anonim)
“Barang siapa bertawakal kepada Allah SWT, maka Allah akan
memberikan kecukupan padanya, sesungguhnya Allah-lah yang akan
melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya”
(Q.S. Ath-Thalaq: 3)
“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat ; orang
menuntut ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan pahala yang
berikan kepada sama dengan para Nabi”
(HR. Dailani dari Anas r.a)
“Karena sesungguhnya Allah SWT sesuai dengan prasangka umatnya,
maka be positif and do it”
“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi
dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa rasa kehilangan
semangat”(Winston Chuchill)
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu wa Ta’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
berbagai kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “UJI EFIKASI EKSTRAK DAUN
MIMBA, DAUN MENGKUDU DAN BABADOTAN TERHADAP
MORTALITAS LARVA Crocidolomia binotalis Zell. DI LABORATORIUM”
merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian Universitas
Lampung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Rosma Hasibuan, M.Sc., selaku Pembimbing Utama atas
bimbingan, arahan, saran dan motivasi serta ilmu yang diberikan.
2. Bapak Ir. Agus M. Hariri, M.P., selaku Pembimbing Kedua atas arahan, saran
dan motivasi serta ilmu yang diberikan.
3. Ibu Ir. Lestari Wibowo, M.P., selaku Pembahas atas ilmu, saran, nasihat, dan
pengarahan yang diberikan.
4. Kedua orang tua penulis Bapak Sulam Mujni dan Ibu Umi Manisem, yang
telah memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, dan doa yang tidak
pernah putus kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan study.
5. Keluarga besarku tercinta Eti, Iwan, Septi, Lely, Siswoyo, Iyon, Amel, Ace
dan Nita atas doa, kasih sayang, kesabaran dan selalu memberikan semangat
kepada penulis.
6. Bapak Ir. Yohanes Cahya Ginting, M.P selaku Pembimbing Akademik yang
telah memberi saran dan motivasi kepada penulis.
7. Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S., selaku Ketua Bidang Proteksi Tanaman
atas saran, nasehat, dan pengarahan yang diberikan.
8. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
Universitas Lampung.
9. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
10. Saudara dan saudari team penelitian Nurhudiman, S.P., dan Silvia Setiawati,
S.P., yang telah bekerjasama, membantu, dan memotivasi penulis dalam
melaksanakan penelitian.
11. Saudari Sari Dewi, Tari, Umi, Sitinur, Isti, May, Rully, Isna, dan Steffy yang
atas senyum, doa, perhatian, dan semangat yang diberikan dalam mengarungi
masa perkuliahan.
12. Teman-teman Praktik Umum Salatiga Dewi Gusti, Dwi, Githa, Dede, Danang,
Alfian, yang telah membantu, memotivasi dan menebar keceriaan kepada
penulis.
13. Teman-teman seperjuangan penelitian HPT Endah, Dian Ratna, Chintya,
Eriza, Dede, Erisa, Apri, Syaiful, Syaifudin, Mayuda, Catur dan Yuli yang
telah membantu dan memberikan perhatian serta dukungannya.
14. Bapak Paryadi, Mbak Uum, Mas Jeni, Pak Tri, dan Musthofa terima kasih
atas bantuan yang telah selama penulis melaksanakan penelitian di
laboratorium.
15. Saudari S’Squad Laviona S.E, Indah, S.E, Mutiara R, S.Pi, Cici Indriani, S.H,
A. Adityo S.T, yang telah memberikan perhatian, saran, motivasi dan selalu
menebar kebaikan bagi penulis.
16. Teman-Teman AGT 2013 dan khususnya untuk kelas D, 2012, 2014, 2015,
2016 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
17. Rocket Digital yang telah membantu dalam mengedit dan menyelesaikan
skripsi penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan
Penulis berharap semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas semua kebaikan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis,
Wiwin Ervinatun
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.3 Kerangka Pemikiran.................................................................................. 3
1.4 Hipotesis ................................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6
2.1 Crocidolomia binotalis ............................................................................. 6
2.1.1 Klasifikasi ........................................................................................ 6
2.1.2 Biologi Crocidolomia binotalis ....................................................... 7
2.2 Insektisida Botani...................................................................................... 8
2.2.1 Tanaman Mimba (Azadirachta indica) ........................................... 9
2.2.2 Tanaman Mengkudu ...................................................................... 10
2.2.3 Tumbuhan Babadotan .................................................................... 11
III. BAHAN DAN METODE ............................................................................. 12
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 12
3.2 Bahan dan Alat ........................................................................................ 12
3.3 Uji Pendahuluan ...................................................................................... 12
3.4 Metode Penelitian ................................................................................... 13
3.5 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 14
3.5.1 Pembiakan Serangga Uji ............................................................... 14
3.5.2 Pembuatan Ekstrak Insektisida Botani .......................................... 15
3.5.3 Aplikasi Insektisida Botani............................................................ 18
3.5.4 Pengamatan.................................................................................... 19
ii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 20
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 20
4.1.1 Mortalitas Crocidolomia binotalis ................................................ 20
4.2 Pembahasan............................................................................................. 23
4.2.1 Mortalitas Crocidolomia binotalis ................................................ 23
4.2.2 Perbandingan ke tiga Insektisida Botani Terhadap Mortalitas
Crocidolomia binotalis .................................................................. 24
4.2.3 Pengaruh Daun Mimba Terhadap Mortalitas Crocidolomia
binotalis ......................................................................................... 25
4.2.4 Pengaruh Daun Mengkudu Terhadap Mortalitas Crocidolomia
binotalis ......................................................................................... 26
4.2.5 Pengaruh Daun Babadotan Terhadap Mortalitas Crocidolomia
binotalis ......................................................................................... 27
V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 29
5.3 Simpulan ................................................................................................. 29
5.4 Saran ....................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30
LAMPIRAN ......................................................................................................... 34
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Kematian larva Crocidolomia binotalis akibat aplikasi beberapa ekstrak
insektisida botani .................................................................................. 13
Tabel 2. Persentase mortalitas larva Crocidolomia binotalis akibat perlakuan
ekstrak daun mimba,daun mengkudu dan babadotan .......................... 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pengambilan larva Crocidolomia binotalis dilapang ....................................... 24
2. Cara pembuatan insektisida botani daun mimba .............................................. 25
3. Ekstrak daun mimba dihomogenkan dengan magnetic stirrer ......................... 26
4. Pembuatan ekstrak daun mimba ....................................................................... 26
5. A. Insektisida botani dari ekstrak daun mimba ................................................ 27
B. Insektisida botani dari ekstrak daun mengkudu ........................................... 27
C. Insektisida botani dari ekstrak babadotan .................................................... 27
6. Wadah tempat daun sawi yang berisi larva uji yang telah diaplikasi
insektisida botani .............................................................................................. 28
7. Mortalitas larva Crocidolomia binotalis yang diaplikasi dengan 3 jenis
insektisida botani : .......................................................................................... 322
8. A. Larva Crocidoliomia binotalis normal ........................................................ 33
B. Larva Crocidoliomia binotalis mati akibat aplikasi insektisida botani ....... 33
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kubis (Brassica oleracea) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran penting
yang mempunyai nilai gizi yang tinggi dan mengandung beberapa zat yang sangat
bermanfaat bagi tubuh. Zat yang bermanfaat tersebut diantaranya adalah vitamin
dan mineral yang dapat membantu sistem pencernaan dan menetralkan zat asam
(Pracaya, 2006).
Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor
pembatas hasil dan produksi sayuran kubis (Suryaningsih dan Hadisoeganda
2004). Serangga Crocidolomia binotalis Zell. (Lepidoptera : Pyralidae)
merupakan hama penting tanaman kubis karena dapat merusak sehingga dapat
menyebabkan gagal panen. Hama ini merupakan jenis hama yang sangat rakus
terutama pada fase larva. Larva menyerang bagian krop kubis sehingga terlihat
berlubang. Serangan larva ini dapat menyebabkan gagal panen apabila tidak
dilakukan tindakan pengendalian secara intensif (Kaswinarni, 2005).
Penggunaan insektisida sintetik merupakan salah satu cara untuk mengendalikan
serangan hama C. binotalis. Namun penggunaan insektisida sintetik yang tidak
bijaksana dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Hal tersebut dapat
2
terjadi karena tidak semua insektisida kimia yang digunakan mampu mengenai
OPT sasaran. Sekitar 30% insektisida terbuang ke tanah pada musim kemarau
dan 80%pada musim hujan, kemudian insektisida juga masuk kedalam perairan
kemudian akan mengalir yang nantinya air tersebut dikonsumsi oleh manusia
tentunya hal ini akan berdampak pada kesehatan manusia (Suryaningsih dan
Hadisoeganda, 2004).
Penggunaan insektisida botani merupakan salah satu caraatau alternatif lain dalam
menggantikan peran insektisida kimia. Insektisida botani adalah insektisida yang
bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti mimba, mengkudu dan
babadotan. Beberapa bagian tanaman menghasilkan senyawa metabolit sekunder
yang memiliki sifat antibiosis, yaitu berpengaruh buruk pada hama. Sebagai
contoh daun mimba mengandung senyawa-senyawa bioaktif, yaitu azadirachtin,
meliantriol, salanin dan nimbin. Menurut Rukmana dan Oesman (2002) senyawa
azadirachtin dapat menghambat pertumbuhan serangga hama, mengurangi nafsu
makan, mengurangi produksi dan penetasan telur, dan meningkatkan mortalitas.
Rukmana dan Oesman (2002) juga menyebutkan bahwa mengkudu mengandung
minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol dan antrakuinon. Senyawa
tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada saraf serta kerusakan pada spirakel
yang mengakibatkan serangga tidak dapat bernapas dan akhirnya mati.Sama
halnya dengan tanaman diatas, babadotan juga memiliki senyawa metabolit
sekunder seperti saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Senyawa bioaktif
yang terkandung dalam daun babadotan tersebut berpengaruh terhadap sistem
saraf serangga (Sianturi, 2009).
3
Berdasarkan uraian di atas, informasi tentang pengaruh beberapa ekstrak tanaman
seperti mimba, mengkudu dan babadotan terhadap mortalitas larva Crocidolomia
binotalis sangat diperlukan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun mimba, daun
mengkudu dan babadotan terhadap mortalitas larva Crocidolomia binotalis di
laboratorium.
1.3 Kerangka Pemikiran
Secara umum insektisida botani diartikan sebagai suatu insektisida yang bahan
aktifnya berasal dari tumbuhan. Insektisida botani bersifat mudah terurai dialam
sehingga tidak mencemari lingkungan karena residu mudah hilang (Dinas
Pertanian & Kehutanan, 2002). Insektisida botani dibuat secara sederhana dapat
berupa hasil rebusan, rendaman dan lain-lain. Insektisida botani lebih murah,
aman dan mudah dibuat sendiri (Novizan, 2002).
Salah satu jenis insektisida botani yang penting adalah mimba, bagian tanaman ini
yang dapat digunakan seperti daun dan bijinya yang mampu mengendalikan
berbagai jenis hama. Hasil penelitian terdahulu Primiari Afrita, Fatchur Rohman,
Nugrahaningsih (2013), setelah aplikasi ekstrak daun mimba menunjukkan
mortalitas atau kematian 50% kutu daun hijau pada dosis15 gram/100 ml.
Menurut penelitian Kapsara & Arief (2016) aplikasi ekstrak daun mimba pada
konsentrasi 60% mengakibatkan jumlah hama belalang kembara yang mati
sebanyak 3 ekor dari 10 serangga uji. Hal ini disebabkan daun mimba
4
mengandung zat aktif azadirachtin dan salanin yang diketahui dapat
menimbulkan berbagai pengaruh buruk pada serangga seperti penghambatan
aktivitas makan (penolakan makan).
Jenis tanaman penting lainnya sebagai sumber insektisida botani adalah
mengkudu. Menurut penelitian Nisa dkk. (2015) aplikasi ekstrak daun mengkudu
pada konsentrasi 2% mampu mematikan larva Aedes sp sebesar 45%. Pengujian
ekstrak daun mengkudu juga pernah dilakukan oleh Purba (2007) dan hasilnya
adalah bahwa daun mengkudu pada dosis 400 gr/ltr air mengakibatkan mortalitas
Plutella xylostella sebesar 70%. Ekstrak daun mengkudu yang mengandung
saponin, flavonoid dan polifenol dapat bersifat racun pada serangga. Tepung
daunnya dicampur dengan tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan larva
menjadi pupa (Kardinan, 2004). Rosyidah (2007) menyatakan bahwa senyawa
flavonoid dan saponin dapat menimbulkan kerusakan pada saraf serta kerusakan
pada spirakel yang mengakibatkan serangga tidak bisa bernapas dan akhirnya mati.
Saponin bersifat sebagai racun dan antifeedant pada kutu, larva, kumbang dan
berbagai serangga lain.
Insektisida botani ketiga adalah babadotan, setiap bagian babadotan mengandung
bahan yang bersifat insektisida, ovicida dan antifeedan terhadap hama-hama
pertanian. Secara umum babadotan juga bersifat racun kontak dan racun perut.
Kardinan (2004) menyatakan flavonoid dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif
dalam pembuatan insektisida nabati. Hasil penelitian Lumowa (2010)
menunjukkan bahwa setelah aplikasi ekstrak babadotan pada konsentrasi 20%
5
menyebabkan mortalitas Spodoptera litura sebesar 100% dengan waktu lebih
kurang dari 1 jam.
Samsudin (2008) menyatakan bahwa kandungan bahan aktif tanaman babadotan
adalah saponin, flavonoid dan polifenol mampu mencegah hama mendekati
tanaman (penolak) dan mampu menghambat pertumbuhan larva menjadi pupa.
1.4 Hipotesis
Aplikasi ekstrak daun mimba, daun mengkudu dan babadotan dapat menyebabkan
kematian pada larva C. binotalis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Crocidolomia binotalis
2.1.1 Klasifikasi
Ulat krop (Crocidolomia binotalis Zell.) merupakan hama yang penting
padatanaman kubis. Munculnya hama ini pada pertanaman kubis merupakan
ancaman yang serius bagi petani. Pada tahun 1998 Balai Proteksi Tanaman
Pangan & Hortikultura melaporkan ulat krop (C. binotalis) merupakan hama yang
menempati urutan pertama penyebab kerusakan tanaman kubis di Jawa Tengah.
Serangan hama ini mengakibatkan turunnya produksi mencapai 50% per hektar.
Serangan C. binotalis pada tanaman kubis sampai sekarang belum dapat diatasi
secara memuaskan, meskipun pengendalian kimia telah dilakukan secara intensif.
Menurut Jumar (2008), hama ulat krop diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pyralidae
Genus : Crocidolomia
Spesies :Crocidolomia binotalis Zell.
7
2.1.2 Biologi Crocidolomia binotalis
Telur C. binotalis berukuran 5 mm dan diletakkan secara berkelompok antara 10-
300 butir dalam satu daun. Telur berwarna hijau cerah dan muda menyerupai
warna pada daun. Telur biasanya diletakkan pada bagian bawah daun (Ahmad,
2007).
Larva instar satu bersifat gregarious, yaitu memakan daun pada permukaan bawah
dengan menyisakan lapisan epidermis atas. Kepala larva instar awalnya berwarna
hitam kecoklatan dengan tubuh berwarna hijau. Warna larva bervariasi,
umumnya berwarna hijau dengan batas garis dorsal dan lateral berwarna
kekuningan. Panjang larva sekitar 18 mm (Purnamasari, 2006). Ukuran larva
berkisar antara 18-25mm dan memiliki kepala hitam serta warna hijau pada
tubuhnya tergantung corak daun yang mereka makan. Larva berada pada bagian
bawah daun karena mereka cenderung menghindari cahaya. Pada hari keempat
dan kelima, larva akan memakan daun dari bagian bawah dan akan menyebabkan
kerusakan yang parah pada daun sebelum larva bergerak pada pusat krop tanaman
kubis (Ahmad, 2007).
Panjang pupa berkisar antara 8,5 sampai 10,5 mm dan berbentuk bulat dengan
berwarna hijau cerah dan coklat gelap (Ahmad, 2007). Pupa terdapat pada kokon
yang terbuat dari butiran tanah dan berbentuk lonjong dan stadium pupa
berlangsung 9 hari (Wahyuni, 2006).
Ngegat jantan berukuran lebih besar daripada betinanya, sayap imago berwarna
coklat. Pada siang hari ngengat akan besembunyi pada bagian tanaman dan aktif
8
pada malam hari (Ahmad, 2007). Imago memiliki sayap dengan bintik putih dan
sekumpulan sisik berwarna kecoklatan. Imago betina dapat hidup selama 16-24
hari (Wahyuni, 2006). Imago betina bertelur sebanyak 330–1.400 butir. Telur
diletakkan secara berkelompok pada bagian bawah permukaan daun dengan
ukuran 3mm x 5mm. Setiap kelompok terdiri atas 30–50 butir telur (Rukmana
dan Sugandi, 1997).
2.2 Insektisida Botani
Insektisida botani merupakan suatu pestisida yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
yang residunya mudah terurai di alam sehingga aman bagi lingkungan dan
kehidupan makhluk hidup lainnya. Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
pestisida nabati antara lain tembakau, mimba, mindi, mahoni, srikaya, sirsak,
tubadan juga berbagai jenis gulma seperti babandotan. Teknik pengendalian
hama menggunakan insektisida botani diharapkan dapat menjaga kelestarian
lingkungan (Samsudin, 2008).
Insektisida botani memiliki berbagai fungsi seperti,repellan, antifidan dan atraktan.
Repellan adalah zat penolak akibat bau menyengat yang dihasilkan tumbuhan.
Antifidan atau penghambat mengakibatkan daya makan serangga atau
perkembangan hama serangga terhambat. Sedangkan atraktan adalah penarik
kehadiran serangga sehingga dapat dijadikan sebagai tumbuhan perangkap hama
(Duriat, 2008).
Insektisida botani adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau
tumbuhan. Insektisida botani juga merupakan salah satu alternatif yang dapat
9
dilakukan untuk mengatasi masalah hama. Penggunaaan insektisida botani selain
dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif lebih murah bila
dibandingkan dengan insektisida sintetik. Insektisida botani dapat membunuh
atau mengganggu serangga hama melalui perpaduan berbagai cara atau secara
tunggal (Duriat, 2008).
2.2.1 Tanaman Mimba (Azadirachta indica)
Mimba (Azadirachta indica A. Juss ) merupakan pohon dari famili Meliaceae
yang banyak ditemukan di India maupun di tempat beriklim kering lainnya.
Pohon ini tumbuh baik di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa
Tenggara Timur (NTT). Pohon ini mempunyai berbagai manfaat untuk pertanian
dan kesehatan. Produk mimba dapat digunakan sebagai pupuk hijau maupun
insektisida. Insektisida alami yang terbuat dari mimba merupakan alternatif
pestisida kimia bagi petani.
Bagian tumbuhan mimba yang bisa digunakan sebagai bahan untuk insektisida
nabati adalah daun dan biji. Aktivitas biologis dari tanaman mimba disebabkan
oleh adanya kandungan senyawa-senyawa bioaktif yang termasuk dalam
kelompok limonoid (triterpenoid). Setidaknya terdapat sembilan senyawa
limonoid yang telah diindentifikasi diantaranya adalah azadirachtin, meliantriol,
salanin dan nimbin. Azadirachtin (C35H44O16) adalah senyawa yang paling
aktif yang mengandung sekitar 17 komponen sehingga sulit untuk menentukan
jenis komponen yang paling berperan sebagai pestisida. Bahan aktif ini terdapat
di semua bagian tanaman, tetapi yang paling tinggi terdapat pada bijinya
(Kardinan, 2002).
10
Ekstrak mimba (A.indica) merupakan insektisida nabati yang bahan aktif
utamanya ialah azadirachtin berfungsi sebagai penghambat daya reproduksi,
perkawinan, komunikasi seksual dan juga menghambat pembentukan kitin. Selain
azadirachtin, tanaman mimba juga mengandung senyawa aktif meliantriol dan
salanin berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji atau buah.
Mimba efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah
serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat
membuat serangga mandul karena dapat mengganggu produksi hormon dan
pertumbuhan serangga (Kardinan, 2004).
2.2.2 Tanaman Mengkudu
Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan tanaman dari famili
Rubiaceae, berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai 8 m. Tanaman ini
tumbuh di tepi pantai, di kebun, bahkan di halaman rumah (Mangoting, Irawan,
Abdullah, 2005).
Senyawa kimia pertahanan tanaman mengkudu merupakan metabolit sekunder
atau aleleokimia yang dihasilkan pada jaringan tanaman dan dapat bersifat toksik,
sehingga menurunkan kemampuan serangga dalam mencerna makanan dan pada
akhirnya akan mengganggu pertumbuhan serangga. Senyawa kimia pertahanan
mengkudu meliputi saponin, terpenoid dan flavonoid. Tanin merupakan
kandungan pada daun mengkudu yang bersifat racun perut pada serangga
(Kardinan, 2004).
11
2.2.3 Tumbuhan Babadotan
Babadotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan tumbuhan herba setahun yang
tingginya dapat mencapai 30-90 cm dan tumbuh tegak atau batang bawah
berbaring. Dalam klasifikasinya, tumbuhan ini termasuk tanaman berbunga,
anggota dari familia Asteraceae. Babadotan berasal dari Amerika tropis, tumbuh
di daerah tropis. Di Indonesia babadotan merupakan salah satu tumbuhan
pengganggu atau gulma yang dapat hidup di ladang, halaman, kebun, tepi jalan
maupun tepi air (Grainge dan Ahmed, 1988).
Babadotan selama ini dianggap sebagai gulma ternyata bermanfaat sebagai
insektisida botani. Babadotan memiliki senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai
insektisida, kandungan senyawa bioaktif di antaranya saponin, flavanoid,
polifenol dan minyak atsiri yang mampu mencegah hama mendekati tumbuhan
(penolak) dan penghambat pertumbuhan larva menjadi pupa. Babadotan
mengandung senyawa kimia dari golongan precocene 1, prepocene 2, senyawa
saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri (Kinasih, 2013).
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2017.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :larva Crocidolomia binotalis
instar II, daun mimba, daun mengkudu, gulma babadotan, daun sawi, etanol 70%,
detergen, madu dan air.
Alat yang digunakan adalah toples berukuran tinggi 25 cm dan diameter 15 cm,
wadah pemeliharaan,magnetic stirrer, blender, ember, gelas ukur berukuran 500
ml, Erlenmeyer berukuran 2 L, rotary evaporator pada suhu 45oC-50oC dengan
tekanan rendah (± 15 mmHg), sprayer dengan volume semprot 0,5-1 ml, kain
strimin, kertas saring, kain kasa, karet gelang, tali, kapas, gunting dan alat tulis.
3.3 Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kisaran konsentrasi ekstrak daun
mimba, daun mengkudu dan babadotan yang akan berpengaruh terhadap
mortalitas larva Crocidolimia binotalis.
13
Uji pendahuluan dilaksanakan dengan terlebih dahulu mengembangbiakkan larva
C. binotalis yang diambil dari pertanaman kubis di Gisting dan Sumberrejo.
Larva dikembangbiakan dengan cara memeliharaanya didalam toples. Larva
diberi makan daun sawi yang segar yang diganti setiap harinya. Toples ditutup
dengan menggunakan strimin dan diikat dengan karet gelang. Larva dipelihara
sampai menjadi pupa dan imago. Imago akan bertelur, lalu telur akan menetas,
kemudian akan menjadi larva. Larva yang digunakan adalah larva instar II.
Setelah mengembangbiakan Larva C. binotalis lalu dibuat ekstrak mimba, ekstrak
daun mengkudu dan ekstrak babandotan. Kemudian ekstrak tersebut maka
diaplikasikan ke larva C. binotalis. Penyemprotan dilakukan secara langsung
pada larva C. binotalis. Hasil dari uji pendahuluan ini digunakan untuk tahap
penelitian selanjutnya.
Tabel 1. Kematian larva Crocidolomia binotalis akibat aplikasi beberapa ekstrak
insektisida botani
Kosentrasi
(%)
Jam setelah
aplikasi Mimba Mengkudu Babadotan
5
1 2 2 1
2 4 3 2
3 0 7 0
4 5 8 1
5 7 8 1
6 8 8 1
12 9 8 1
18 10 8 2
32 - 9 -
36 - 10 -
3.4 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh
perlakuan dan tiga kali ulangan sehingga didapat 21 satuan percobaan. Perlakuan
meliputi : Perlakuan satu (A1) sebagai kontrol, perlakuan dua ekstrak daun mimba
14
(Mi1) konsentrasi 2,5%, perlakuan tiga ekstrak daun mimba (Mi2) konsentrasi 5%,
perlakuan empat ekstrak daun mengkudu (Me1) konsentrasi 2,5%, perlakuan lima
ekstrak daun mengkudu (Me2) konsentrasi 5%, perlakuan enam ekstrak daun
babadotan (Ba1) konsentrasi 2,5% dan perlakuan tujuh ekstrak babadotan (Ba2)
konsentrasi 5%. Setiap satuan percobaan menggunakan 10 ekor serangga uji
Crocidolomia binotalis instar II.
Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan Uji Bartlett. Jika asumsi
terpenuhi dilakukan uji sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nilai
Terkecil (BNT) pada taraf 0,05. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan semua
data analisis menggunakan perangkat program SAS (9.1.3 SP4).
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Pembiakan Serangga Uji
Pembiakan serangga uji dilakukan dengan cara mengumpulkan larva
Crocidolomia binotalis Zell. dari lapangan (Gambar 1), yaitu pertanaman kubis di
Sumberrejo dan Gisting. Kemudian larva C. binotalis yang diambil dari lapangan
tersebut dipelihara di laboratorium dan diletakkan didalam toples. Larva-larva C.
binotalis diberi makan setiap hari, yaitu daun sawi segar dan diganti setiap harinya.
15
Gambar 1. Pengambilan larva Crocidolomia binotalis dilapang
Ketika larva mulai memasuki stadia pupa yang ditandai dengan berkurangnya
aktivitas makan dan gerak, kemudian larva dipindahkan kedalam wadah
pemeliharaan. Imago yang muncul diberikan makanan yang berupa larutan madu
murni 10% (madu murni 1 ml + 9 ml air). Imago akan bertelur cukup banyak
pada kertas yang telah disiapkan, kemudian telur telur ditetaskan hingga menjadi
larva. Selanjutnya larva dipindahkan pada toples yang telah disiapkan (toples
sudah diisi dengan makanan, yaitu daun sawi segar). Larva-larva tersebut
dipelihara sampai larva memasuki instar II.
3.5.2 Pembuatan Ekstrak Insektisida Botani
Pembuatan insektisida botani daun mimba, mengkudu dan babadotan, yaitu
dengan cara diambil daun mimba, mengkudu dan babadotan di lapang lalu
dibersihkan dengan air mengalir lalu dikering anginkan pada nampan selama satu
minggu. Pembuatan insektisida nabati dari daun mimba mengikuti metode
16
ekstraksi formulasi EC yang dimodifikasi dari prosedur yang dikemukakan oleh
Rossalia (2003), seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Cara pembuatan insektisida botani daun mimba
Ditimbang daun mimba yang telah kering sebanyak 1
kilogram lalu digiling dan dihaluskan dengan
menggunakan blender kemudian diayak
Semua bahan dimasukkan kedalam gelas ukur 1000 ml
dan ditambahkan etanol (70 %) sebanyak 500 ml
Dihomogenkan dengan Magnetic stirrer selama ±2 jam
(Gambar 3)
Disaring dengan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak
daun mimba
Ditambahkan lagi etanol (70 %) sebanyak 500 ml pada
ampas yang tersisa serta lalukan hal yang sama dengan
cara yang pertama
Dicampurkan ekstrak pertama dan kedua lalu diuapkan
menggunakan rotary evaporator (Gambar 4) pada suhu 45oC-50oC
dengan tekanan rendah (± 15 mmHg) dan dengan rotasi per menit
100 Rpmselama ±2 jam.
Dikerik dan siap diaplikasikan menggunakan metode kontak dan
sistemik dengan menyemprotkan langsung pada larva dan daun
sawi menggunakan sprayer
Ditimbang bubuk daun mimba yang telah diayak
sebanyak 50 gr dan detergen sebanyak 0,5gram
Setelah dirotasi maka ekstrak tersebut berubah menjadi
fastac lalu diletakkan pada nampan lalu dikering anginkan
selama ±7 hari
17
Gambar 3. Ekstrak daun mimba dihomogenkan dengan magnetic stirrer
Gambar 4. Pembuatan ekstrak daun mimba
Pembuatan insektisida botani dari daun mengkudu dan babadotan juga dilakukan
dengan prosedur yang sama.
18
Gambar 5. A. Insektisida botani dari ekstrak daun mimba
B. Insektisida botani dari ekstrak daun mengkudu
C. Insektisida botani dari ekstrak babadotan
3.5.3 Aplikasi Insektisida Botani
Aplikasi insektisida botani dilakukan dengan metode kontak dan metode sistemik
dengan mencampurkan ekstrak insektisida botani dengan air. Sebagai contoh
untuk aplikasi ekstrak daun mimba konsentrasi 2,5% maka ditimbang 0,25 gram
ekstrak daun mimba kemudian ditambahkan air sebanyak 10 ml, untuk ekstrak
daun mengkudu konsentrasi 5% ditimbang 1 gram ekstrak babadotan dan
ditambahkan 20 ml air, untuk ekstrak babadotan 5% ditimbang 1,25 gram ekstrak
babadotan lalu ditambahkan 25 ml air kemudian disemprotkan menggunakan
sprayer dengan volume semprot 0,5-1 ml pada setiap satuan percobaan pada
toples yang berisi larva C.binotalis. Kemudian ditutup dengan kain strimin dan
diikat dengan tali karet (Gambar 6), kemudian dilakukan pengamatan pada setiap
jam nya setelah aplikasi.
19
Gambar 6. Wadah tempat daun sawi yang berisi larva uji yang telah
diaplikasi insektisida botani
3.5.4 Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah Crocidolomia binotalis
yang mati akibat perlakuan. Mortalitas larva C. binotalis diamati sejak 1 jam
setelah aplikasi sampai semua larva uji menunjukkan kematian atau salah satu
perlakuan telah menunjukkan kematian 100 %.
Persentase mortalitas larva C. binotalis dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:
Mortalitas =𝐴
𝐵 x 100%
Keterangan: A = jumlah larva Crocidolomia binotalis yang mati
B = Jumla larva Crocidolomia binotalis yang diinfestasi
Gejala larva C.binotalisyang mati ditandai dengan perubahan warna pada kutikula
larva C.binotalis berwarna kehitaman, selain itu juga larva C.binotalis berubah
menjadi kaku.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.3 Simpulan
Berdasarkan uji efikasi insektisida botani daun mimba, daun mengkudu, dan
babadotan terhadap Crocidolomia binotalis disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada konsentrasi 2,5% dan 5% ekstrak daun mimba, daun mengkudu, dan
babadotan mampu membunuh Crocidolomia binotalis.
2. Kematian tertinggi konsentrasi 2,5% terjadi pada perlakuan ekstrak daun
mengkudu yaitu sebesar 86,67%.
3. Perlakuan ekstrak daun mengkudu konsentrasi 5% menyebabkan kematian
tertinggi 100% pada 48 jam setelah aplikasi.
5.4 Saran
Berdasarkan hasil penelitian,maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
menaikkan konsentrasi aplikasi insektisida botani dan uji lanjut di lapang untuk
mengetahui pengaruh ekstrak daun mimba, daun mengkudu, dan babadotan
terhadap mortalitas larva Crocidolomia binotalis.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, H. 2007. Laporan Hama Ulat Crop (Crocidolomia binotalis Zell.)
(Lepidoptere : Pyralidae) pada Kubis (Brassica oleracea L.).
http://repository.ipb.ac.id/. Diakses pada 22 Mei 2017
Aradilla, A.S. 2009. Uji Efektifitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba
(Azadirachta indica) Terhadap Larva Aedes aegepty.
http://eprints.undip.ac.id/8088/1/Ashry Sikka.Pdf. Diakses pada 12 Mei
2017.
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). 1998. Laporan
Tahunan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura V Tahun
Anggaran 1997/1998. Ditjentanpan dan Hortikultura BPTPH V Jateng
dan DIY. Semarang.
Dinas Pertanian & Kehutanan DKI. 2002. Pestisida Nabati. Dinas Pertanian &
Kehutanan. Jakarta.
Duriat, A.S. 2008. Pengaruh Ekstrak Nabati dalam Menginduksi Ketahanan
Tanaman Cabai terhadap Vektor dan Penyakit Kuning Keriting. J. Hort.
18(4) :446-456.
Grainge, M. &Ahmed , S. 1988. Handbook of Plants with Pest-Control
Properties. John Wiley & Sons. Inc. Canada. 470 pp.
Hasibuan, R. 2012. Insektisida Pertanian. Lembaga Penelitian Universitas
Lampung. Bandar Lampung. 149 hlm.
Jumar. 2008. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta. 237 hlm.
Kapsara, L.&Arief N.A. 2016. Ekstrak Daun Mimba Terhadap Mortalitas Hama
Belalang Kembara.. J. Biologi dan Pembelajaran Biologi 1 (1) :63-66.
Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. PT Penebar
Swadaya. Jakarta. 61 hlm.
Kardinan, A. 2004. Pestisida Nabati. Penebar Swadaya. Jakarta.
31
Kaswinarni, F. 2005. Toksisitas dan Pengaruh Konsentrasi Sub Letal Ekstrak
Pacar Cina (Aglaia odorata Lour.) Terhadap Pertumbuhan Ulat Krop
Kubis (Crocidolomia binotalis Zeller). Skripsi. Semarang: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro.
Kinasih, I. 2013. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Babadotan (Ageratum conyzoides
Linn) Terhadap Ikan Mas ( Cyprinus carpio Linn.) Sebagai Organisme
Non-Target. Jurnal Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. 7(2) :121-132.
Lee, Kyeong-Yeoll. 2010. Effects of Azadirachtin and Neem-based Formulations
for the Control of Sweetpotato Whitefly and Root-knot Nematode. J.
Korean Soc. Appl. Biol. Chem. 53(5) : 598-604.
Lumowa, Sonja.V.V. 2010. Efektivitas EkstrakBabandotan(Ageratum
conyzoides L.) Terhadap Tingkat Kematian Larva Spodoptera litura F.
Jurnal Eugenia17(3):189.
Mangoting, D.I., Irawan, Abdullah, S. 2005. Tanaman Lalap Berkhasiat Obat.
Penebar Swadaya. Jakarta. 35 hlm.
Nisa, Khirun, Ovi Firdaus, Ahmadi, Hairani. 2015. Uji Efektivitas Biji dan Daun
Mengkudu (MorindaCitrifolia L.) Sebagai Larvasida Aedes sp. Jurnal
Penelitian Analis Kesehatan Pemerintah Aceh 2(2) : 43-48.
Novizan. 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan.
Agro Media Pustaka. Jakarta. 94 hlm.
Purnamasari, R.D.A.W. 2006. Keefektifan CRY1B dan CRY1C Bacillus
thuringiensis B. terhadapPtutella xylostella L.(Lepidoptera:Yponomeutidae)
dan Crocidolomia pavonana L.(Lepidoptera:Pyralidae). Program Studi
Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
Purba, Sardes. 2007. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Mengkudu(Morinda citrifolia)
Terhadap Plutella xylostella L. (Lepidoptera : Plutellidae) Di Laboratorium.
Skripsi. USU Repoository. Medan.
Pracaya. 2006. Kol alias kubis. Penebar swadaya. Jakarta. 96 hlm.
Primiari Afrita, Fatchur Rohman, Nugrahaningsih. 2013. Uji Efektivitas Ekstrak
Daun Mimba (Azadirachta indica Juss) Terhadap Mortalitas Kutu Daun
Hijau (Myzus persicae Sulzer) Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea).
32
Skripsi. Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Malang.
Ravinder Kaur & Sarabjit Kaur. 2015. Anxiolytic Potential of Methanol Extract
form Ageratum conyzoides Linn Leaves. PHCOG J. Vol 7 (4) : 236-241
Rossalia, D. 2003. Formulasi Insektisida Botani dari Dysoxylum acutangulum
Miq. [tesis]. Departemen Teknologi Industri Pertanian. IPB. Bogor.
Rosyidah, A. 2007. Pengaruh Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia macrophylla King)
Terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan & Ilmu
Pendidikan Universitas Jember.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta.
68 hlm.
Rukmana, R. & Sugandi. 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendaliannya.
Kanisius. Jakarta.
Rukmana, H.R & Oesman, Y.Y. 2002. Nimba Tanaman Penghasil Pestisida
Alami. Yogyakarta. Kanisius. 13-29 hlm.
Rusdy, Alfian. 2009. Efektivitas Ekstrak Daun Mimba Dalam Pengendalian Ulat
Grayak (Spodoptera litura F.) Pada Tanaman Selada. J. Floratek 4:41-54.
Samsudin, H. 2008. Pengendalian Hama Dengan Insektisida Botani.
http://www.pertaniansehat.or.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lih
at&-20. Diakses pada 12 Mei 2017.
Sianturi, E. S. 2009. Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman
Kacang Hijau dan Kacang Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis
Geyer (Lepidoptera: Pyralidae). Skripsi Universitas Sumatera Utara.
Medan. 48 hlm.
Subiyakto. 2009. Ekstrak Biji Mimba Sebagai Pestisida Nabati: Potensi, Kendala,
dan Strategi Pengembangannya.Jurnal Perspektif 8(2) : 108-116.
Sudarmadji, D. 1994. Prospek dan kendala dalam pemanfaatan nimba sebagai
insektisida nabati. Dalam Prosiding Hasil Penelitian dalam rangka
Pemanfaatan Pestisida Nabati. D. Soetopo (editor). Bogor : 222-229.
33
Sumaryono & Latifah. 2013. Identifikasi dan Uji Toksitisitas Azadirachtin dari
Dari daun Mimba Bioinsektisida Walang Sangit Indonesian. Journal of
Chemical Science 2(1) :117 –122.
Sunarto, D.A & Nurindah. 2009. Peran Insektisida Botani Ekstrak Biji Mimba
untuk Konservasi Musuh Alami dalam Pengelolaan Serangga Hama Kapas.
J.Entomol.Indon 6 (1): 42-52.
Suryaningsih, E &Hadisoeganda,W.W. 2004. Pestisida Botani Untuk
Mengendalikan Hama dan Penyakit Pada Tanaman Sayuran. Balai
Penelitian Tanaman Sayuran. Jakarta. 35 hlm.
Wahyuni, S. 2006. Perkembangan Hama dan Penyakit Kubis dan Tomat pada
Tiga Sistem Budidaya Pertanian di Desa Sukagalih Kecamatan
Megamendung Kabupaten Bogor. Program Studi Proteksi Tanaman,
Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.