uji efektifitas dan metode pengujian ekstrak teh hijau sebagai obat alami pnyembuh jerawat1

Upload: neysadifi

Post on 02-Jun-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    1/26

    6

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Fase pertumbuhan seorang anak menuju fase remaja biasanya disertai dengan banyak

    perubahan fisik, salah satunya adalah mulai timbulnya jerawat pada kulit. Jerawat timbul karena

    kelenjar minyak yang berlebih yang dikontrol oleh hormon androgen uang bercampur dengan

    sel sel kulit mati. Ketika sel-sel kulit itu bercampur dengan jumlah debu atau kotoran yang

    sudah meningkat itu, campuran yang tebal dan lengket itu dapat membentuk penyumbat yang

    menjadi bintik hitam atau putih. Di dalam kotoran dan debu terdapat bakteri P.Acne

    berkembang biak di dalam kelenjar minyak yang tersumbat sehingga menyebabkan kulitmenjadi iritasi disekitarnya. Kelenjar itu terus membengkak dan akhirnya pecah. Ditambah lagi

    dengan kehadiran bakteri S. aureusyang dapat menyebabkan infeksi pada kulit yang iritasi.

    Tetapi sayangnya, pengobatan jerawat di Indonesia masih terhitung susah dan mahal,

    seperti pergi untuk ke dokter dengan harga yang mahal serta ketidakaman obat-obat penyembuh

    jerawat yang memakai bahan-bahan kimia buatan yang dapat menimbulkan efek samping

    lainnya seperti penyakit kulit.

    Dalam kandungan daun teh hijau terdapat senyawa alami polifenol yang bersifat sebagai

    antimikroba, antioksidan, antiradiasi dan pembunuh sel kanker. Antimikroba pada teh dapat

    berfungsi sebagai anti bakteri dan virus sehingga dapat melawan bakteri pada jerawat dan

    mencegah infeksi pada kulit. Sedangkan antioksidan pada teh hijau dapat bekerja dengan cara

    eksfoliasi pada kulit yang berjerawat. Eksfoliasi adalah kemampuan untuk mengelupaskan sel-

    sel kulit yang telah mati. Semakin tinggi kadar polifenol dalam teh, semakin tinggi pula

    kapasitas antioksidan dalam teh.

    Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat

    luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Ekstrak daun

    teh dijadikan salep karena salep mudah dibuat dengan cara yang sederhana dan paling cocok

    digunakan untuk obat luar seperti obat menyembuhkan jerawat

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    2/26

    7

    1.2 Tujuan

    1. Menguji konsentrasi ekstrak daun teh hijau yang paling efektif sebagai obat alami untuk

    menyembuhkan jerawat.

    2. Untuk mengetahui minimum komposisi kandungan yang paling efektif sebagai salep

    penyembuh jerawat

    1.3 Rumusan Masalah

    1. Pada konsentrasi berapakah ekstrak daun teh hijau paling efektif dalam menyembuhkan

    jerawat?

    2.

    Bagaimana minimum komposisi kandungan yang paling efektif dalam pembuatan obat

    penyembuh jerawat?

    1.4 Batasan Masalah

    1. Uji kandungan variasi konsentrasi 25%, 50%, 75%

    2. Pengujian dilakukan secara invitro menggunakan bakteriP.Acne danS. aureus

    1.5 Manfaat Penelitian

    1. Untuk menemukan obat penyembuh jerawat dari bahan alami dengan harga terjangkau

    2. Agar salep ekstrak daun the hijau penyembuh jerawat yang telah layak dijual di pasaran

    1.6 Hipotesis

    1. Antibakteri dari ekstrak daun teh hijau efektif sebagai obat alami penyembuh jerawat.

    2. Salep adalah metode yang paling tepat sebagai obat alami penyembuh jerawat

    3. Semakin tinggi konsenrasi dari ekstrak daun teh hijau, semakin efektif dalam membunuh

    bakteriP.acne dan S.aureus

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    3/26

    8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Teh (Camell ia sinensis)

    2.1.1 Deskripsi Teh (Camell ia sinensis)

    Tanaman teh termasuk jenis pohon, tapi karena pemangkasan kerapkali seperti perdu, tinggi 5-

    10 m. Ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tersebar, tunggal, helaian daun elipis

    memanjang, dengan pangkal runcing, bergigi, seperti kulit tipis, 6-18 x 2-6 cm. Bunga diketiak,

    berkelamin dua, bunga yang membuka menunduk, garis tengah 3-4 cm, sangat harum, putih

    cerah (Steenis, 2008).

    Daun kelopak tetap 5-6, sangat tidak sama. Daun mahkota pada pangkalnya melekat ringan.

    Benang sari berlingkaran banyak, yang terluar pada pangkalnya bersatu, melekat dengan daun

    mahkota, yang terdalam terlepas. Tangkai putik bercabang tiga. Buah kotak berkayu lebarnya

    lebih daripada panjangnya, pecah menurut ruang, biji berjumlah 1-3 (Steenis, 2008).

    2.1.2 Klasifikasi Cameli a sinensis

    Kerajaan : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Ericales

    Famili : Theaceae

    Genus : Camellia

    Spesies : Camellia sinensis

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    4/26

    9

    2.1.3 Proses

    Untuk mendapatkan teh hijau dari daun teh segar, ternyata harus melalui beberapa proses, antara

    lain

    1. Proses Pelayuan

    a. Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh ditebar & diaduk aduk untuk mengurangi

    kandungan air yang terbawa pada daun.

    b. Setelah itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun tersebut pada silinder panas sekitar

    5 menit (sistem panning) atau dilewatkan beberapa saat pada uap panas bertekanan tinggi

    (sistem steaming), proses pelayuan ini bertujuan untuk mematikan aktivitas enzim sehingga

    akan menghambat timbulnya proses fermentasi.

    c. Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60 - 70 %.

    2. Proses Pendinginan

    Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui proses pelayuan.

    3. Proses Penggulungan Daun

    a. Bertujuan untuk memecah sel-sel daun sehingga teh yang dihasilkan akan mempunyai rasa

    yang lebih sepet

    b. Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada proses pembuatan teh hitam, tetapi

    untuk proses pembuatan teh hijau daun yang dihasilkan sedapat mungkin tidak remuk / hanya

    tergulung, dan mempunyai rasa yang lebih sepet. Proses penggulungan berkisar antara 15 - 30

    menit.

    4. Proses Pengeringan

    a. Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan ECP drier,

    kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan rotary drier.

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    5/26

    10

    b. Proses pengeringan pertama akan menurunkan kadar air menjadi 30 - 35 %, dan akan

    memperpekat cairan sel. Proses ini dilakukan pada suhu sekitar 110 - 135 C selama 30

    menit.

    c. Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk gulungan daun, suhu yang dipergunakan

    berkisar antara 70 - 95 C dengan waktu sekitar 60 - 90 menit.

    d. Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar air 4 - 6 %.

    5. Proses Sortasi

    Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan berbagai kualitas mutu :

    a. Peko (daun pucuk).

    b. Jikeng (daun bawah / tua).

    c. Bubuk / kempring (remukan daun).

    d. Tulang (Andi Nur Alam Syah,2006).

    2.1.4 Manfaat Teh

    1. Mencegah dan mengobati kanker

    Teh dikenal sebagai zat anti kanker, diantaranya kanker payudara, kanker lambung, kanker

    prostat dan kanker rongga mulut. Kandungan pada teh yang berperan sebagai zat antikanker

    adalah polifenol yang menyusun 25-35% berat kering teh. Salah satu polifenol yang populer

    yaitu katekin terutama dalam bentuk EGCG (Epigallo catechin gallate). Dalam penelitian

    EGCG terbukti menghambat pertumbuhan sel kanker payudara pada tikus (Alamsyah, 2006).

    2. Antibakteri

    Teh mempunyai manfaat sebagai antibakteri. Kandungan dalam teh yang berperan sebagai

    antibakteri adalah katekin. Bakteri yang menyebabkan penyakit pada sistem pencernaan seperti

    Clostridium perfringens dan C. Botulinum dapat dihambat pertumbuhannya oleh teh. Menurut

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    6/26

    11

    beberapa penelitiaan yang telah dilakukan teh hijau dapat membunuh bakteri Staphylococcus

    aureus dan P.acnes. Bakteri penyebab plak gigi yaitu Streptococcus mutans dapat dihambat

    aktivitas bakterinya (Alamsyah, 2006).

    3. Teh meningkatkan kekebalan tubuh

    Teh mempunyai kemampuaan untuk merangsang sel pada sistem kekebalan tubuh untuk

    menjinakkan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Kandungan yang berperan adalah L-theanin

    dan E-thylamine (Alamsyah, 2006)

    4. Menjaga kesehatan kulit

    Radikal bebas dapat mengganggu struktur kolagen pada kulit sehingga dapat mengganggu

    kelembutan dan kesehatan kulit. Antioksidan yang terdapat pada teh mampu melindungi kulit

    dari kerusakan akibat serangan radikal bebas (Alamsyah, 2006).

    2.1.5 Mekanisme Aktivitas Antibakteri Teh

    Kandungan teh yang berperan sebagai antibakteri adalah katekin (Tiwari et al, 2005). Katekin

    merupakan prekursor pembentuk tanin. Tanin termasuk dalam kelompok polifenol yang

    menghambat fungsi membran sitoplasma dan mendenaturasi protein. Katekin menghancurkan

    membran lipid bilayer sehingga sel kehilangan struktur dan fungsinya dan akhirnya lisis (Ciraj

    et al, 2005). Epigalokatekin, epigalokatekin galat dan flavanol memiliki peranan utama dalam

    hambatan terhadap sintesis asam lemak bakteri (Zhang, 2004). Asam lemak dalam bakteri

    digunakan terutama untuk membentuk membran sel bakteri. Oleh karena adanya hambatan

    sintesis asam lemak maka pembentukan membran sel bakteri akan terganggu. Hal ini

    mengakibatkan struktur dan fungsi membran sel bakteri rusak dan pada akhirnya sel bakteri

    akan mengalami lisis dan mati (Rizky, 2006). Sifat katekin yang sangat larut air dan juga

    lipofilik menyebabkan katekin sangat mudah melekat pada protein bakteri serta toksin yang

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    7/26

    12

    dihasilkan bakteri. Sehingga terbentuk ikatan yang menghambat perlekatan pada sel tubuh

    manusia

    b. Mekanisme kerja antibakteri

    1. Menghambat sintesis dinding sel

    Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida

    (glikopeptida). Oleh karena tekanan osmotik dalam bakteri lebih tinggi daripada di luar sel

    maka kerusakan dinding sel bakteri akan menyebabkan terjadinya lisis (Gunawan, 2007).

    2. Menghambat metabolisme sel

    Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Kuman patogen harus

    mensisntesis sendiri asam folat dari asam amino benzoat (PABA) untuk kebutuhan hidupnya.

    Efek antibakteri bekerja menghambat sintesis asam folat atau bersaing dengan PABA

    (Gunawan, 2007).

    3. Menganggu keutuhan membran sel

    Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta mengatur aliran

    keluar masuknya bahan-bahan tertentu di dalam sel lain. Membran memelihara integritas

    komponen-komponen seluler. Kerusakan pada membran ini akan menyebabkan keluarnya

    berbagai komponen penting dari dalam sel yaitu protein, asam nukleat dan nukleotida. Efek

    antibakteri dalam merusak membran sel dengan cara bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid

    membran sel bakteri dan bereaksi dengan struktur sterol sehingga mempengaruhi permeabilitas

    selektif membran (Gunawan, 2007).

    4. Menghambat sintesis protein sel

    Untuk kehidupannya, sel bakteri perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein

    berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom 30S dan 50S.

    Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai

    mRNA menjadi ribosom 70s (Gunawan, 2007).

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    8/26

    13

    5. Menghambat sintesis asam nukleat sel

    DNA, RNA dan protein memegang peranan amat penting di dalam proses kehidupan normal

    sel. Hal itu berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau fungsi zat-zat

    tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel (Gunawan, 2007).

    2.2 Jerawat

    Jerawat merupakan suatu penyakit kulit yang mengalami pembengkakan (abses) pada per-

    mukaannya, dimana kelenjar yang memproduksi minyak tersumbat dan terkontaminasi oleh

    bakteri. Jerawat lebih sering terjadi di kalangan remaja, karena pada usia ini terjadi peningkatan

    produksi hormon androgen. Hormon ini dapat meningkatkan kadar minyak, yang dapat

    menyebabkan terjadinya penyumbatan dan penimbunan yang disebut ko-medo. Jerawat

    mungkin lebih sering timbul pada remaja yang mempunyai jenis kulit berminyak, namun ada

    beberapa kasus dimana jerawat juga dapat timbul pada seseorang yang sudah berumur puluhan

    tahun Adapun Faktor penyebab timbul-nya jerawat adalah :

    1) Adanya sumbatan di pori-pori kulit oleh sebum yang berubah menjadi padat.

    2) Peningkatan produksi sebum akibat pengaruh hormonal, kondisi fisik, dan psikologis. Jika

    di-sertai dengan sumbatan di muara kelenjar se-basea, aliran keluar sebum akan terbendung.

    3) Peningkatan populasi dan aktivitas Propioni-umbacteri acnes karena bakteri ini terdapat di

    bawah muara kelenjar sebasea dan suka memakan lemak sebum.

    4) Reaksi radang akibat serbuan set darah putih ke sekitar kelenjar sebasea yang sudah meng-

    alami bendungan dan akhimya pecan. Isi lemak sebum tumpah ke dalam jaringan kulit jangat

    atau dermis, dan dianggap benda asing sehingga memancing serbuan set darah putih ke tempat

    tersebut

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    9/26

    14

    2.3 Bakteri

    2.3.1 Propionibacter ium acnes

    Propionibacterium acnes termasuk dalam kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini

    termasuk flora normal kulit. Propionibacterium acnes berperan pada patogenesis jerawat dengan

    menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat

    mengakibatkan inflamasi jaringan ketika berhubungan dengan sistem imun dan mendukung

    terjadinya akne. Propionibacterium acnes termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat. Bakteri

    ini tipikal bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara. Genome dari bakteri ini

    telah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan beberapa gen yang dapat menghasilkan

    enzim untuk meluruhkan kulit dan protein, yang mungkin immunogenic (mengaktifkan sistem

    kekebalan tubuh). Ciri-ciri penting dari bakteri Propionibacterium acnes adalah berbentuk

    batang tak teratur yang terlihat pada pewarnaan gram positif. Bakteri ini dapat tumbuh di udara

    dan tidak menghasilkan endospora. Bakteri ini dapat berbentuk filamenbercabang atau

    campuran antara bentuk batang/filamen dengan bentuk kokoid. Propionibacterium acnes

    memerlukan oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakul- tatif sampai ke mikroerofilik atau

    anaerob. Beberapa bersifat patogen untuk hewan dan tanaman.

    2.3.2 Klasifikasi Propionibacteri um acnes

    Kingdom :Bacteria

    Phylum :Actinobacteria

    Class :Actinobacteridae

    Order :Actinomycetales

    Family :Propionibacteriaceae

    Genus :Propionibacterium

    Spesies :Propionibacterium acnes

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    10/26

    15

    2.3.3 Mekanisme kerja Propionibacteri um acnes

    Akne terjadi ketika lubang kecil pada permukaan kulit yang disebut pori-pori tersumbat. Pori-

    pori merupakan lubang bagi saluran yang disebut folikel, yang mengandung rambut dan

    kelenjar minyak. Biasanya, kelenjar minyak membantu menjaga kelembaban kulit dan

    mengangkat sel kulit mati. Ketika kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak minyak, pori-

    pori akan banyak menimbun kotoran dan juga mengandung bakteri. Mekanisme terjadinya

    jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes merusak stratum corneum dan stratum germinat

    dengan cara menyekresikan bahan kimia yang menghancurkan dinding pori. Kondisi ini dapat

    menyebabkan inflamasi. Asam lemak dan minyak kulit tersumbat dan mengeras. Jika jerawat

    disentuh maka inflamasi akan meluas sehingga padatan asam lemak dan minyak kulit yang

    mengeras akan membesar.

    2.3.4Staphylococcus aureus

    Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, tidak bergerak ditemukan satu-satu,

    berpasangan, berantai pendek atau bergerombol, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, dan

    dinding selnya mengandung dua komponen utama yaitu peptidoglikan dan asam teikhoat.

    Metabolisme dapat dilakukan secara aerob dan anaerob. Infeksi yang disebabkan di golongkan

    sebagai penyakit menular/lokal (biasanya) atau menyebar (jarang). Staphylococcus adalah sel

    yang berbentuk bola dengan garis tengah sekitar 1m dan tersusun dalam kelompok tak

    beraturan. S.aureus menghasilkan koagulase,suatu protein mirip enzim yang dapat

    menggumpalkan plasma yang telah diberi oksalat atau sitrat dengan bantuan suatu faktor yang

    terdapat dalam banyak serum. Bakteri yang membentuk koagulase dianggap mempunyai

    potensi menjadi patogen invasif. S. ureus dapat ditemukan di kulit dan di hidung

    manusia,(Hidung biasanya dianggap tempat utama berkembangnya kolonisasinya) dan ada

    kalanya dapat menyebabkan infeksi dan sakit parah.

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    11/26

    16

    2.3.5 Klasifikasi Staphylococcus aureus

    Domain : Bacteria

    Kingdom : Eubacteria

    Phylum : Firmicutes

    Class : Bacilli

    Order : Bacillales

    Family : Staphylococcaceae

    Genus : Staphylococcus

    Species : S. aureus

    2.3.6 Mekanisme Staphylococcus aureus

    Pada dasarnya bakteri ini adalah bakteri komensal yang banyak berada di kulit. Tetapi, jika

    kondisi kulit terbuka karena adanya luka, maka bakteri ini akan bersifat patogenik. Patogenitas

    bakteri ini dikarenakan karena bakteri memproduksi toksin dan enzim. Salah satu toksin yang

    dihasilkan oleh bakteri ini adalah hemolisin tipe beta, yang mampu melisiskan sel darah merah.

    Sedangkan enzim yang dimiliki adalah koagulase. Enzim ini akan menyebabkan terjadi

    koagulase dari plasma darah. Enzim koagulase adalah enzim yang membedakan Staphylococcus

    aureus dengan bakteri genus Staphylococcus lainnya yang tidak pathogen. Enzim katalase adalah

    sebuah enzim yang mampu mengubah Hidrogen Peroksida menjadi air dan Gas Oksigen

    2.4 Ekstraksi

    Ekstraksi merupakan proses penyarian dengan penarikan zat berkhasiat atau kandungan dari

    bahan baku obat baik yang berasal dari tanaman obat maupun dari hewan dengan menggunakan

    pelarut yang sesuai dimana zat yang diinginkan dapat larut dalam pelarut tersebut. Dengan

    dilakukan proses ekstraksi maka akan diperoleh sari / hasil ekstrak yang mengandung zat aktif

    berkhasiat obat tanpa adanya zat yang tidak diinginkan dan ampas dari bahan baku obat

    tersebut. Tahapan proses ekstraksi : bahan baku herbal penghalusan ukuran serbuk bahan

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    12/26

    17

    penambahan bahan pelarut yang sesuai dan proses ekstraksi (maserasi/perkolasi/digestive)

    hasil ekstrak cair proses destilasi ekstrak kental/ liquid kental (Asimas, 2007).Ekstrak dapat

    berupa sediaan kental, sediaan kering atau cair yang dibuat dengan mengambil simplisia nabati

    atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Sebagai

    cairan penyaring digunakan air, eter, campuran etanol dan air. Pembuatan sediaan ekstrak

    dimaksudkan agar zat berkhasiat dalam simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar

    yang tinggi dan hal ini memudahkan mengatur dosisnya. Dalam sediaan ekstrak dapat

    distandardisasikan kadar zat berkhasiat sedangkan kadar zat berkhasiat dalam simplisia sukar

    didapat yang sama ( Moh Anief, 2003).

    2.5 Sediaan Topikal

    Sediaan topikal adalah sediaan yang penggunaannya pada kulit dengan tujuan untuk

    menghasilkan efek lokal, contoh : lotion, salep, dan krim.

    2.5.1 Salep

    Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.

    Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep tidak boleh

    berbau tengik. Menurut pemikiran modern salep adalah sediaan semipadat untuk pemakaian

    pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Oleh karena itu salep dapat terdiri dari substansi

    berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang mengandung air dalam proporsi relatif

    tinggi. (Anief, 1999)

    2.5.2 Krim

    Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang

    terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim mempunyai konsistensi relatif cair

    diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang batasan tersebut

    lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi

    mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci

    dengan air. Prinsip pembuatan krim adalah berdasarkan proses penyabunan (safonifikasi) dari

    suatu asam lemak tinggi dengan suatu basa dan dikerjakan dalam suasana panas yaitu

    temperatur 700- 800C. (Dirjen POM,1995).

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    13/26

    18

    Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit badan.

    Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dan ke arah

    lambung. Menurut defenisi tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka, obat kulit, obat

    hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir dan sebagainya. ( Anief, 1999 ).

    Ada beberapa tipe krim seperti emulsi, air terdispersi dalam minyak (A/M) dan emulsi minyak

    terdispersi dalam air (M/A). sebagai pengemulsi dapat digunakan surfaktan anionik, kationik

    dan non anionik. Untuk krim tipe A/M digunakan : sabun monovalen, tween, natrium

    laurylsulfat, emulgidum dan lain-lain. Krim tipe M/A mudah dicuci. (Anief,1994). Dalam

    pembuatan krim diperlukan suatu bahan dasar.

    Fungsi krim adalah:

    a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

    b. Sebagai bahan pelumas bagi kulit

    c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung dengan zat-zat berbahaya.

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    14/26

    19

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1. Metode yang digunakan

    Daun teh hijau yang digunakan adalah daun teh hijau yang sudah tidak dipakai lagi dan

    sisa sortir yang didapatkan langsung dari gunung teh di puncak. Metode yang digunakan untuk

    pengujian antibakteri adalah metode difusi. Metode ini memiliki prinsip kerja yang sederhana,

    dimana kertas saring yang sudah mengandung ekstrak daun teh hijau dengan berbagai

    konsentrasi ditaruh pada permukaan media padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri,

    maka ekstrak daun teh hijau yang diperkirakan mempunyai kandungan antibakteri, akan

    berdifusi, sehingga nantinya akan membentuk clear zone di sekitar kertas saring, jika bakteri

    sudah tumbuh dan ekstrak tersebut mengandung antibakteri. Semakin besar clear zone tersebut,

    maka artinya semakin peka bakteri P.acne dan S. aureus terhadap ekstrak daun teh hijau.

    Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2014 sampai 13 Mei 2014 di laboratorium kimia

    dan biologi St. Laurensia, Serpong.

    3.2 Alat dan Bahan

    600 gr daun teh hijau yang sudah busuk

    Kaldu ayam

    Alkohol 96%

    Shaker

    Beaker glass

    Tabung Elenmeyer

    Blender

    Ayakan

    Plastik

    Karet gelang

    Spidol

    Evaporating dish

    Kompor

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    15/26

    20

    Stirring rod

    Corong Buchner

    Wadah

    Bakteri P. acne

    Bakteri S.aureus

    Kertas kopi

    Ose

    Filter paper

    Petri Dish

    Gunting

    Aquadest

    Pinset

    Penggaris

    Test tube

    3.3 Tahapan Penilitian

    Pengumpulan bahan

    Pembuatan Simplisia

    Pengembangbiakkan

    bakteri

    Membuat kepekatan

    konsentrasi

    Membuat ektrak daun

    teh hijau

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    16/26

    21

    3.4 Prosedur Penelitian

    3.4.1 Pengumpulan bahan

    Mengumpulkan alat dan bahan baku untuk eksperimen yang berupa daun teh hijau yang sudah

    tidak terpakai sebanyak kurang lebih 800 gram yang didapatkan di gunung teh, puncak, Jawa

    Barat

    3.4.2 Pembuatan Simplisia

    Daun teh hijau yang sudah kering dimasukan kedalam blender hingga halus lalu diayak.

    3.4.3 Ekstraksi

    Serbuk daun teh hijau yang sudah halus dicampurkan alcohol 96% secukupnya lalu diletakkan

    di dalam shaker selama 2-3 jam dan biarkan mengendap selama satu hari. Setelah satu hari,

    didapatkan endapan, ambil larutan teh yang tidak mengendap dan saring menggunakan corong

    Buchner sehingga tidak ada bubuk tersisa. Setelah itu, letakan cairan/larutan di dalam

    evaporating dish untuk mengevaporasi alkohol sehingga didapatkan cairan berwarna pekat dan

    kental yang digunakan sebagai ekstrak.

    3.4.4 Membuat Kepekatan Konsentrasi

    Konsentrasi yang dibutuhkan adalah 25%, 50% dan 75%. Aquadest sebanyak 20 ml menjadi

    kontrol negatif. Untuk konsentrasi 25%, diperlukan aquadest sebanyak 15ml dan ekstrak

    sebanyak 5ml. Aduk hingga rata. Maasukkan filter paper yang sudah digunting kecil kedalam

    larutan. Untuk konsentrasi 50%, diperlukan aquadest sebanyak 10 ml dan ekstrak sebanyak

    10ml. Lakukan hal yang sama seperti tadi. Untuk konsentrasi 75%, diperlukan aquadest

    sebanyak 5 ml dan ekstrak sebanyak 15ml. Lalu lakukan hal yang sama seperti larutan

    Pengujian ekstrak

    terhadap bakteri

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    17/26

    22

    konsentrasi 25% dan 50%. Selanjutnya letakkan filter paper di petri dish yang sudah

    diinokulasi bakteriP. Acne danS. aureus

    3.4.5 Pembuatan Media

    Siapkan 650 cc kaldu ayam yang telah diendapkan selama satu hari. Panaskan kembali lalu

    saring dengan menggunakan filter paper ke dalam tabung elenmeyer. Tambahkan 6 gram agar

    serta 4 gram garam dan 1 gram gula. Bungkus dengan kertas kopi dan diamkan selama 3 jam.

    3.4.6 Pengembangbiakan bakteri

    (i) Steril Alat dan Bahan

    Sebelum memulai penanaman bakteri semua alat yang dibungkus kertas kopi harus disterilkan

    dengan autoklaf terlebih dahulu selama kurang lebih 15 menit

    (ii) Penanaman bakteri dengan metode gores (streak plate)

    Ambil biakan bakteri P. Acne dengan menggunakan ose tanamakan di media padat yang telah

    dibuat sebelumya. yang sudah ditanam oleh bakteri P. acne dibiarkan lalu dengan menggunakan

    teknik pour plate pindahkan larutan ke petri dish. Dengan menggunakan pipet, ambil 1 ml dan

    teteskan di petri dish lalu ratakan dengan menggoyang-goyangkan petri dish. Dengan

    menggunakan pinset, letakkan berbagai macam konsentrasi ektrak dengan menggunakan filter

    paper di petri dish lalu diamkan selama satu sampai dua hari. Metode ini harus dilakukan

    secara aseptis dengan Bunsen burner. Lalu lakukan hal yang sama dengan menggunakan biakan

    bakteri S.aureus

    3.4.6. Pengujian ekstrak terhadap bakteri

    Setelah satu sampai dua hari didiamkan, media akan terlihat clear zone atau daerah hambat dari

    ekstrak filter paper. Bandingkan dan ukur diameter clear zone yang paling jauh dengan

    menggunakan penggaris.

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    18/26

    23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    4.1.1 Hasil Simplisia

    Simplisia yang dihasilkan dari 600 gram daun teh hijau yang sudah kering adalah 508 gram.

    Diperkirakan banyak serbuk yang terbang pada saat proses pengayakan. Berikut adalah

    karakteristik dari simplisia daun teh hijau

    Karakteristik simplisia Hasil

    Bentuk

    Warna

    Bau

    Serbuk halus

    Hijau halus

    Daun teh hijau

    4.1.2 Hasil Ekstrak

    Berikut ini hasil ekstrak daun teh hijau :

    Karakteristik ekstrak Hasil

    Bentuk

    Warna

    Bau

    Kental

    Hitam pekat

    Khas daun teh hijau

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    19/26

    24

    4.1.3 Data Uji Antibakteri

    4.1.3.1 Hasil Uji Antibakteri P.acne

    Konsentrasi Ekstrak Zona Hambat

    0% (Kontrol negative) 0 mm

    25% 1. mm

    50% 2.0 mm

    75% 2.5 mm

    Tabel 4.1

    Grafik 4.2

    Pada tabel 4.1 dapat dilihat kemampuan zona hambat dari konsentrasi ekstrak daun teh

    hijau terhadap bakteri P.acne; bahwa semakin tinggi konsentrasi dari ekstrak daun teh hijau,

    semakin panjang pula daerah zona hambat yang terlihat. Mulai dari kadar konsentrasi ekstrak

    0% yang tidak memiliki daerah clear zone. Konsentrasi ekstrak 25% memiliki clear zone 1 mm.

    Konsentrasi ekstrak 50% memiliki clear zone sepanjang 2 mm sedangkan konsentrasi 75%

    memiliki clear zone sepanjang 2.5 mm. Dapat dilihat dari grafik 4.2, bahwa kenaikan zona

    hambat paling signifikan pada konsentrasi 25% dan antara konsentrasi 50% setelah itu ratio

    kenaikannya kembali menurun. Konsentrasi ekstrak daun teh hijau yang paling efektif adalah

    75%.

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    0 10 20 30 40 50 60 70 80

    Zonahambat(mm)

    Konsentrasi ekstrak (%)

    Grafik Perbandingan Ekstrak

    terhadap antibakteri P.acne

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    20/26

    25

    4.1.3.2 Hasil Uji Antibakteri S.aureus

    Konsentrasi Ekstrak Zona Hambat

    0% (Kontrol negative) 0 mm

    25% 1.5 mm

    50% 3.0 mm

    75% 3.5 mm

    Tabel 4.3

    Grafik 4.4

    Pada tabel 4.3 dapat dilihat kemampuan antibakteri ekstrak daun teh hijau terhadap bakteri

    S.aureus. Dapat dilihat dari konsentrasi 0% atau kontrol negatif yang memiliki zona hambat 0

    mm lalu Konsentrasi ekstrak 25% memiliki clear zone 1.5 mm. Konsentrasi ekstrak 50%

    memiliki clear zone sepanjang 3.0 mm sedangkan konsentrasi 75% memiliki clear zone

    sepanjang 3.50 mm. Dapat dilihat dari grafik 4.4, bahwa kenaikan zona hambat paling

    signifikan pada konsentrasi 0% dan antara konsentrasi 25% setelah itu ratio kenaikannya

    kembali menurun. Konsentrasi ekstrak daun teh hijau yang paling efektif adalah 75%.

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    0 10 20 30 40 50 60 70 80

    Zonahambat(mm)

    Konsentrasi ekstrak (%)

    Grafik perbandingan Ekstrak

    terhadap antibakteri S.aureus

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    21/26

    26

    Grafik 4.5

    Pada grafik 4.5 merupakan grafik perbandingan ekstrak terhadap bakteri S.aureus dan

    bakteri P.acne. Dapat dilihat, kedua grafik berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrak. Yaitu

    semakin pekat konsentrasi ekstrak, semakin luas zona hambat dari filter paper baik terhadap

    bakteri P.acne dan bakteri S.aureus. Pada grafik, kita dapat melihat bahwa konsentrasi ekstrak

    daun teh hijau lebih efektif terhadap bakteri S.aureus dibandingkan dengan bakteriP.acne.Dari

    konsentrasi ekstrak 25% sudah terlihat perbedaan kenaikan grafiknya. zona hambat terbesar dari

    bakteri S.aureus yaitu 3.5mm sedangkan zona hambat terbesar terhadap bakteri P.acne yaitu

    3mm. Tetapi keduanya memiliki konsentrasi yang paling efektif adalah 75% .

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    33.5

    4

    0 10 20 30 40 50 60 70 80

    zonahambat(mm)

    Konsentrasi ekstrak

    Grafik Perbadandingan ekstrak

    terhadap antibakteri

    Terhadap bakteri S.aureus

    Terhadap bakteri P.acne

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    22/26

    27

    Penelitian ini merupakan penelitian in vitro untuk mengetahui apakah ekstrak daun teh

    hijau memiliki efek antibakteri terhadap P. Acne. Kemampuan ekstrak daun teh hijau dalam

    menghambat pertumbuhan bakteri P. Acne disebabkan adanya bahan aktif yang memiliki daya

    antibakteri, yaitu katekin terutama dalam bentuk EGCG (Epigallo catechin gallate) yang terdiri

    dari flavanoid yang dapat merusak dinding sel bakteri.

    Menurut dari teori, semakin pekat konsentrasi ekstrak, akan semakin luas zona

    hambatnya. Dari data-data diatas pun terlihat semakin tingginya konsentrsasi dari ekstrak daun

    teh hijau, semakin luas daerah clear zone atau zona hambat yang terlihat.

    Hasil panjang clear zone tersebut sangat kecil sehingga susah untuk terlihat dan diukur

    oleh penggaris sehingga dibulatkan karena alat ukur yang tidak memadai. Selain itu, percobaan

    hanya dilakukan sebanyak sekali karena media-media lainnya yang tidak bagus dan

    terkontaminasi, sehingga hasil tidak sepenuhnya akurat.

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    23/26

    28

    BAB V

    KESIMPULAN & SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Ekstrak daun teh hijau telah terbukti efektif menghambat pertumbuhan bakteri P. Acne dan

    S.aureus.Konsentrasi ekstrak yang paling efisien adalah yang 75% karena disekitarnya

    terdapat clear zone yang paling lebar, yaitu 3mm untuk bakteri P.acne dan 3.5mm untuk

    bakteri S.aureus

    5.2 Saran

    Beberapa saran untuk melaksanakan penelitian serupa di masa yang mendatang:

    1. Pengujian Antibakteri akan dilakukan kepada beberapa sampel sehingga didapatkan hasil

    yang akurat.

    2. Kontrol positif harus hadir sebagai pembanding

    3. Observasi harus dilakukan beberapa hari sehingga dapat diketahui berapa lama antibakteri

    dari ekstrak tersebut.

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    24/26

    29

    LAMPIRAN

    Hasil clear zone: konsentrasi ekstrak daun teh hijau terhadap bakteri P.acne

    Hasil clear zone: konsentrasi ekstrak daun teh hijau terhadap bakteri S.aureus

    Konsentrasi 25%, 50%, dan 75%

    Hasil ekstrak daun teh hijau

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    25/26

    30

    Hasil sampel simplisia daun teh hijau

    Bakteri P.acne

  • 8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1

    26/26

    DAFTAR PUSAKA

    http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311012/BAB%202.pdf

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/4/Chapter%20II.pdf

    http://zehablogapa.blogspot.com/2012/11/simplisia.html

    http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdf

    http://eprints.uns.ac.id/8951/1/73130807200904261.pdf

    http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20hendra.pdf

    http://classes.midlandstech.edu/carterp/courses/bio225/chap06/lecture5.htm

    http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311012/BAB%202.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311012/BAB%202.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/4/Chapter%20II.pdfhttp://zehablogapa.blogspot.com/2012/11/simplisia.htmlhttp://zehablogapa.blogspot.com/2012/11/simplisia.htmlhttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdfhttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdfhttp://eprints.uns.ac.id/8951/1/73130807200904261.pdfhttp://eprints.uns.ac.id/8951/1/73130807200904261.pdfhttp://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20hendra.pdfhttp://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20hendra.pdfhttp://classes.midlandstech.edu/carterp/courses/bio225/chap06/lecture5.htmhttp://classes.midlandstech.edu/carterp/courses/bio225/chap06/lecture5.htmhttp://classes.midlandstech.edu/carterp/courses/bio225/chap06/lecture5.htmhttp://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20hendra.pdfhttp://eprints.uns.ac.id/8951/1/73130807200904261.pdfhttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdfhttp://zehablogapa.blogspot.com/2012/11/simplisia.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311012/BAB%202.pdf