uji biokimia

11

Click here to load reader

Upload: diah-pradnyaningrum-alposdpvep

Post on 14-Jul-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sistem biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Biokimia

P. 16Laporan Praktikum Biokimia Protein I ( Uji Xantoprotein)

Laporan Praktikum Biokimia Protein I ( Uji Xantoprotein)

Ratings: (0)|Views: 1,563|Likes: 1Published by Shinta SelvianaSee more  Laboratorium Biokimia pangan PROTEIN I(Uj Xantoprotein) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut: alpha helix   ( α  -helix  , “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; beta-sheet   (  β -sheet  , “lempeng-beta”), berupa lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H) beta-turn , (  β -turn , “lekukan -beta”); dan

Page 2: Uji Biokimia

 gamma-turn, (γ -turn, “lekukan-gamma”). Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin. Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:

  Laboratorium Biokimia pangan PROTEIN I(Uj Xantoprotein) 1) Hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N hcl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer  2) Analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman 3) Kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa 4) Penentuan massa molekular dengan spektrometri massa. Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red  (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah. Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.

Page 3: Uji Biokimia

  Laboratorium Biokimia pangan PROTEIN I(Uj Xantoprotein) IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran. 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dari ke lima sampel yang posif mengandung asam amino aromatic adalah sampel D, C, H, F, yang di tandai adanya perubahan warna setlah penambahan NaOH menjadi warna kuning jingga sedangakn pada sampel B tidak terdapat asam amino aromatic karena tidak ada perubahan warna kuning jinga. 4.2 Saran Sebaiknya praktikan memahami terlebih dahulu metodeyang akan dilakukan. Saat mengambil sampel berbedasebaiknya menggunakan pipet berbeda agar sampel tidakbercampur dan alat yang digunakan harus dalam keadaanbersih dan harus berhati hati saat penggunaan sampel karena mudah rusak. 

  Laboratorium Biokimia pangan PROTEIN I(Uj Xantoprotein) Daftar Pustaka  Andresjiala ( 2010). Makalah Kimia Tentang "Protein" . http://andresjiala.blogspot.com/2013/05/makalah-kimia- tentang-protein.html.  Diakses : 06 Mei 2014  Anonim, (2009). Protein.   http://id.wikipedia.org/wiki/Protein .   Diakses : 06 Mei 2014. Harper, et al., (1980), Biokimia (Review Of Physilogical Chemistry) Edisi 17. EGC : Jakarta. Marliya, Rita, (2012). Asam Amino Aromatik.ritamarliya0228 fkipunsyiah.blogspot.com/2012/11/asamamino-aromatik .html. Diakses 6 April 2014. Poedjadi, Anna., (2005), Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta. Yusdi, (2012). Reaksi Substitusi dan Tatanama Senyawa Benzena dan Turunannya.yyusdi.blogspot.com/2012/ 11/reaksi-substitusi-dan-tatanama-senyawa_20.html. Diakses 6 Mei 2014.

  Laboratorium Biokimia pangan PROTEIN I(Uj Xantoprotein) 

Page 4: Uji Biokimia

Annita Karunia Savitri liked this1 thousand reads1 hundred reads

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4)Reaksi Percobaan. 1.1. Latar Belakang Percobaan Protein (akar kata  protos  dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari  monomer- monomer   asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung  karbon,   hidrogen,   oksigen,   nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.  Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk  hormon,  sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Anonim, 2011). Protein adalah molekul penyusun tubuh kita yang terbesar setelah air. Hal ini mengindikasikan pentingnya protein dalam menopang seluruh proses kehidupan dalam tubuh. Dalam kenyataannya, memang kode genetik yang tesimpan dalam rantaian DNA digunakan untuk membuat protein, kapan, dimana dan seberapa banyak. Protein berfungsi sebagai penyimpan dan pengantar seperti hemoglobin yang memberikan warna merah pada sel darah merah kita, bertugas mengikat oksigen dan membawanya ke

  Laboratorium Biokimia pangan PROTEIN I(Uj Xantoprotein) bagian tubuh yang memerlukan. Selain itu juga menjadi penyusun tubuh, "dari ujung rambut sampai ujung kaki", misalnya keratin di rambut yang banyak mengandung asam amino Cysteine sehingga menyebabkan bau yang khas bila rambut terbakar karena banyaknya kandungan atom sulfur di dalamnya, sampai kepada protein-protein penyusun otot kita seperti actin, myosin, titin, dsb. Kita dapat membaca teks ini  juga antara lain berkat protein yang bernama rhodopsin, yaitu protein di dalam sel retina mata kita yang merubah photon cahaya menjadi sinyal kimia untuk diteruskan ke otak. Masih banyak lagi fungsi protein seperti hormon, antibodi dalam sistem kekebalan tubuh, dll (Anonim, 2011) 1.2. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan uji xantoprotein adalah untuk mengetahui adanya asam amino aromatik

Page 5: Uji Biokimia

. 1.3. Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan uji Xantoprotein adalah berdasarkan adanya reaksi nitrasi intibenzena yang terdapat pada molekul protein sehingga menghasilkan senyawa kompleks berwarna kuning jingga

  Laboratorium Biokimia pangan PROTEIN I(Uj Xantoprotein) 1.4. Reaksi percobaan Gambar 1. Reaksi Uji Xantoprotein CCCN RH+ HNO3 NO2OHOOCoNaOrange 

I METODE PERCOBAAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode percobaan 2.1. Bahan yang Digunakan Bahan yang di gunakan dalam uji pengaruh pH adalah sampel D (sosis) , sampel C ( bubur bayi) , sampel H (madu), sampel B (pepton), sampel F(santan) 2.2. Pereaksi yang Digunakan Pereaksi yang di gunakan dalam uji pengarh pH adalah HNO3 dan NaOH 50% 2.3. Alat yang Digunakan  Alat yang di gunakan dalam uji pengaruh pH adalah tabung reaksi sejumblah sampel , pipiet tetes, dan waterbath.

III HASIL PENGAMATAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan, (2) Pembahasan. 3.1. Hasil Pengamatan Bahan Preaksi warna Hasil I Hasil II Sebelum di Panaskan Sesudah di panaskan Sesudah di Panaskan dan di + NaoH D

Page 6: Uji Biokimia

   

Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk menunjukkan keberadaan gugus benzene [1]. Metode analisis protein ini menggunakan larutan asam nitrat pekat, yang merupakan salah satu asam pekat [1]. Larutan asam nitrat ini ditambahkan dengan ke dalam larutan protein [1] . Setelah kedua larutan tersebut tercampur maka akan terjadi reaksi ini sehingga terbentuk endapan berwarna putih [1] . Langkah selanjutnya dilakukan pemanaskan terhadap larutan tersebut, pada tahapan ini endapan berwarna putih akan berubah warna menjadi kuning [1] . Reaksi perubahan yang terjadi tersebut disebut nitrasi pada inti dari benzena yang terdapat pada molekul dari protein[1]. Hasil positif pada uji xantoprotein adalah munculnya gumpalan atau cincin warna kuning[1]. Pada uji ini, digunakan larutan asam nitrat yang berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus benzena [1]. Asam amino yang menunjukkan reaksi positif untuk uji ini, yaitu tyrosin, phenilalanin dan tryptophan [1]. Protein yang mengandung residu asam amino dengan radikal fenil dalam struktur kimianya (protein yang mengandung asam amino fenilalanin atau tirosin) jika ditambahkan dengan asam nitrat pekat akan terbentuk gunpalan warna putih. Pada pemanasan, warna gumpalan putih tersebut akan berubah menjadi kuning yang akhirnya berubah menjadi jingga jika ditambah dengan larutan basa [1] . Sebenarnya, proses ini dapat terjadi jika kulit terkena asam nitrat pekat, yang segera menjadi kuning karena terjadinya proses nitrasi inti benzena pada asam amino penyusun kulit [1] . Pada senyawa yang bukan asam amino akan memberikan hasil negatif, seperti kolagen dan gelatin[2].

http://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_xantoprotein (2014)

UJI XANTOPROTEIN

Tujuan :Mengidentifikasi adanya protein dalam putih telur dengan reaksi xantoprotein.

Teori :Uji Xantoprotein adalah uji terhadap protein yang mengandung gugus fenil(cincin benzena).

Apabila protein yang mengandung cincin benzena dipanaskan dengan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk kuning yang kemudian menjadi warna jingga bila dibuat alkalis(basa) dengan larutan NaOH.

Uji xantoprotein hampr sama dengan uji biuret, namun pada ujixantoprotein ini ditekankan pada pembuktian adanya gugus asam amino dan cincin fenil benzena dalam makanan.

Alat dan bahan :1.         Tabung reaksi2.         Gelas ukur3.         Pipet tetes4.         Lampu spiritus5.         Penjepit tabung reaksi6.         Larutan putih telur (albumin)7.         Larutan HNO3 2 M8.         Larutan NaOH 2 M

Page 7: Uji Biokimia

Langkah kerja :1.         Isi tabung reaksi dengan 2 ml putih telur.2.         Tambahkan 2 ml larutan HNO3 2 M, kocok dan amati perubahannya.3.         Panaskan dengan nyala api, kemudian dinginkan. Setelah dingin, tambahkan 5 ml larutan

NaOH 2 M. amati perubahan yang terjadi.Data pengamatan :

Reaksi Hasil PengamatanAlbumin + HNO3 2 M(sebelum dipanaskan)

Menggumpal, warna putih

Albumin + HNo3 2 M(setelah dipanaskan)

Menggumpal, berwarna kuning

Albumin + HNO3 + NaOH Albumin + HNO3 terpisah dari NaOH

Pertanyaan :1.         Apa yang terjadi setelah albumin ditambah dengan asam nitrat sebelum dan sesudah

dipanaskan ?2.         Adakah pengaruh pemanasan dalam percobaan ini? Jelaskan !3.         Apa fungsi NaOH dalam percobaan ?

Jawaban :1.       Setelah albumin ditambah dengan asam nitrat putih telur yang sebelumnya berwarna

bening kemudia berubah menjadi warna putih keruh yang lebih menggumpal. Namun setelah dipanaskan, putih telur tersebut makin menggumpal dan berwarna kekuningan, serta mulai muncul endapan berwarna orange (jingga).

2.       Pemanasan yang dilakukan akan membuat kandungan protein yang terdapat pada putih telur mengalami denaturasi yang ditandai dengan adanya penggumpalan dalam larutan putih telur tersebut.

3.       NaOH dalam percobaan digunakan untuk mencapai suasana basa pada larutan sehingga terjadi perubahan menjadi kuning keruh (uji xantoprotein)

Kesimpulan :Uji xantoprotein berfungsi untuk menguji kandungan asam amino dalam makanan

serta untuk menguji adanya kandunan cincin fenil benzena dalam makanan atau produk lainnya. Dengan percobaan tersebut, terbukti adanya asam amino dalam larutan (putih telur) dan makanan lainnya.Saran

Sebaiknya disediakan lebih banyak alat dan bahan untuk praktikum agar setiap siswa dapat melakukan pengamatan secara langsung.http://femmyang.blogspot.com/2014/01/uji-biuret-dan-xantoprotein.html

Page 8: Uji Biokimia