uji antibiotik
TRANSCRIPT
![Page 1: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antibiotika adalah suatu substansi kimia yang dibentuk atau diperoleh dari
berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya.Antibiotika tersebar di dalam
alam dan memegang peranan penting dalam mengatur populasi mikroba dalam
tanah, air, limbah, dan kompos. Antibiotika ini memiliki susunan kimia dan cara
kerja yang berbeda-beda sehingga masing-masing antibiotika memiliki kuman
standar tertentu. Dari sekian banyak antibiotika yang telah berhasil ditemukan,
hanya beberapa saja yang cukup tidak toksik untuk dapat dipakai dalam
pengobatan.Antibiotika yang kini banyak dipakai kebanyakan diperoleh dari
genus Bacillus, Penicillum, dan Streptomyces.
Uji antibiotik saat ini menjadi bagian penting dalam kajian mikrobiologi
karena dapat mengetahui seberapa ampuh suatu antibiotik untuk menghambat
pertumbuhan suatu mikroba.Oleh karena itu pada percobaan ini digunakan
antibiotik tetracyclin dan logam untuk mengetahui sifat resisten suatu mikroba.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Mikrobiologi Umum ialah sebagai berikut :
1. Untuk menguji antibiotik tetracyclin dalam menghambat pertumbuhan
mikroba.
2. Untuk menguji logam yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
![Page 2: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri.
Antibiotika memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Sumber mikroba penghasil
antibiotika antara lain berasal dari tanah, air laut, lumpur, kompos, isi rumen,
limbah domestik, bahan makanan busuk, dan lainnya. Kebanyakan mikroba
penghasil antibiotik diperoleh dari tanah, terutama genus Streptomyces (90-95%
dari Actinomyces) dan fungi. Tanah merupakan tempat interaks biologis yang
paling dinamis dan memiliki 5 kategori utama, yaitu partikel mineral, bahan
organik, air, gas, dan jasad hidup. Bila suatu contoh tanah diinokulasikan pada
agar nutrient dan diinkubasikan pada suhu 35o, maka beberapa bakteri yang tidak
akan tumbuh ialah termofil obligat, disamping psikofil, anaerob, dan autotrof.
Protozoa tidak akan tumbuh dan hanya beberapa algae dan cendawan akan
tumbuh (Pelczar, 1986).
Antibiotika yang ideal harus memenuhi syarat-syarat antara lain mempunyai
kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
luas (broad spectrum antibiotik), tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect)
yang buruk pada host, tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme
patogen serta konsentrasi antibiotik dalam jaringan harus mencapai taraf cukup tinggi
sehingga mampu menghambat atau mematikan penyebab infeksi (Pelczar, 1986).
Aplikasi antibiotik tidak hanya untuk kemoterapi. Beberapa aplikasi antibiotik
lainnya adalah antibiotik antitumor (agen sitostatik) contohnya mitramisin,
motocimin C dan neokarzinostatin, antibiotik untuk patologi tanaman contohnya
polioksin sebagai fungisida dan tetranaktin sebagai insektisida, antibiotik sebagai
bahan tambahan makanan bertujuan untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme
yang dapat merusak produk makanan, contohnya piramisin sebagai fungisida, tilosin
untuk spora Bacillus dan klorTetracyclin untuk menjaga kesegaran daging, antibiotik
dalam bidang peternakan dan kesehatan hewan contohnya mikamisin, tilosin dan
tiopeptin (Pratiwi, 2008).
![Page 3: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/3.jpg)
Uji potensi antibiotika dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode kertas
saring (Kirby and Bauer) dan metode d`Aubert. Metode d`Aubert adalah metode
untuk memeriksa kadar antibiotika sebagai pengawet makanan (Ramona, 2007).
Sensitifitas menyatakan bahwa uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode
untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk
mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji
sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan
produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada
konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk
menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk
mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan dari
perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering
digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah
penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan
terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat
antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas
bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter
zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif(Soekardjo, 1995).
Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah
metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan
mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram
(paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambatan
pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap bahan anti
bakteri (Dwidjoseputro, 1994).
Berdasarkan sifatnya antibiotik dibagi menjadi dua; antibiotik yang bersifat
bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri dan antibiotik
yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan
atau multiplikasi bakteri (Van Saene, 2005).
Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibagi menjadi 5 kelompok yaitu:
pengganggu metabolisme sel mikroba (sulfonamid, trimetoprin, asam p-
![Page 4: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/4.jpg)
aminosalisilat (PAS), dan Sulfon.), penghambat sintesis dinding mikroba (penisilin,
sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin), pengganggu permeabilitas
membran sel mikroba (polimiksin, golongan polien serta berbagai antimikroba
kemoterapeutik) penghambat sintesis protein sel mikroba (golongan aminoglikosid,
makrolid, linkomisin, tetracyclin, dan kloramfenikol), penghambat sintesis atau
merusak asam nukleat sel mikroba (rifampisin, dan golongan kuinolon) (Jawetz et.al.
2005).
Tetracyclin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover.Berita tentang
tetracyclin yang dipatenkan pertama kali tahun 1955.Tetracyclin merupakan
antibiotika yang memberi harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu penemuan
antibiotika penting.Antibiotika golongan tetracyclin yang pertama ditemukan adalah
Klortetracyclin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens.Kemudian
ditemukan Oksitetracyclin dari Streptomyces rimosus.Tetracyclin sendiri dibuat
secara semisintetik dari Klortetracyclin, tetapi juga dapat diperoleh dari spesies
Streptomyces lain (Anonim, 2012).
Golongan tetracyclin termasuk antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan
bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.Golongan tetracyclin
menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya.Paling sedikit terjadi 2 proses
dalam masuknya antibiotika tetracyclin ke dalam ribosom bakteri gram negatif;
pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem
transportasi aktif. Setelah antibiotika tetracyclin masuk ke dalam ribosom bakteri,
maka antibiotika tetracyclin berikatan dengan ribosom 30s dan menghalangi
masuknya komplek tRNA-asam amino pada lokasi asam amino, sehingga bakteri
tidak dapat berkembang biak. Pada umumnya efek antimikroba golongan
tetracyclinsama (sebab mekanisme kerjanya sama), namun terdapat perbedaan
kuantitatif dari aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman tertentu. Hanya
mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi antibiotika tetracyclin(Anonim,
2012).
![Page 5: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum Mikrobiologi Umum
ialah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012
Waktu : 13.15 – Selesai
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar FMIPA Untad
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan dalam pelaksanaan praktikum Mikrobiologi ialah
sebagai berikut:
1. Alat
a. 4 buah cawan petri
b. Jarum ose loop
c. Bunsen
d. Botol semprot
e. Inkubator
f. Hot plate
g. 1 buah erlenmeyer 125 ml (tempat alkohol)
h. 1 buah erlenmeyer 250 ml (tempat larutan medium Na)
i. Spoit 1 ml
j. Pinset
k. Kapas
2. Bahan
a. Medium NA
b. Alkohol 70%
c. Akuades
d. Sampel mikroba (Candida albicans)
e. 6 keping uang logam
f. Antibiotik tetracyclin
![Page 6: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/6.jpg)
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam percobaan kali ini, ialah sebagai berikut :
1. Memanaskan kembali medium yang telah memadat dengan menggunakan
hot plate.
2. Menyiapkan cawan petri yang telah disterilkan.
3. Menyemprotkan alkohol pada tangan untuk menghindari kontaminasi zat
asing (syarat bekerja aseptis).
4. Mengambil cawan petri yang telah disterilkan. Mendekatkan bagian pinggir
cawan petri dengan api pada Bunsen. Membuka botol medium, mendekatkan
bagian mulut Erlenmeyer pada api dari Bunsen.
5. Mengangkat bagian penutup cawan petri dengan sudut kemiringan ± 30o agar
tidak terlalu terpapar udara bebas. Menuangkan medium ke dalam cawan
petri. Selama menuangkan medium, sebisa mungkin lakukan di dekat api
dari Bunsen.
6. Menutup cawan petri dan mendiamkan cawan petri sampai medium dapat
memadat dan siap untuk digunakan.
7. Melakukan langkah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 untuk membuat plating medium dari
NA (4 buah).
8. Menambahkan akuades ke dalam medium agar miring dari biakkan sampel
mikroba. Dengan menggunakan spoit untuk memindahkan air dari dalam
tabung reaksi ke dalam 4 cawan petri masing-masing 3ml.
9. Mensterilkan 6 keping uang logam pada nyala api bunsen lalu
mendinginkannya pada larutan alkohol, kemudian setelah dikeringkan uang
logam tersebut dimasukkan pada 2 medium plating masing-masing 3 keping
uang logam. Lalu memasukkan antibiotik tetracyclin ke dalam 2 medium
plating lainnya.
10. Memasukkan cawan petri tersebut ke dalam inkubator selama ±48 jam
dengan suhu 37oC. Mengamati keadaan medium yang terdapat logam dan
yang terdapat antibiotik Tetracyclin.
![Page 7: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Pengamatan
No. Gambar Keterangan
1.
Zat yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri sampel adalah
tetracyclin yang termasuk antibiotika yang
bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan
cara menghambat sintetis protein kuman.
Pada gambar tampak zona bening dimana
pada daerah tersebut tidak ditumbuhi
mikroba.
2.
Zat yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri sampel yaitu
tetracyclin yang termasuk antibiotika yang
bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan
cara menghambat sintetis protein kuman.
Pada gambar tampak zona bening dimana
pada daerah tersebut tidak ditumbuhi
mikroba.
3.
Zat yang digunakan untuk menghambat
pertubuhan bakteri sampel adalah uang
logam. Pada gambar tidak terlihat zona
bening karena medium yang digunakan
mengalami kerusakkan.
4.
Zat yang digunakan untuk menghambat
pertubuhan bakteri sampel adalah uang
logam. Pada gambar tidak terlihat zona
bening karena medium yang digunakan
mengalami kerusakkan.
![Page 8: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/8.jpg)
B. Pembahasan
Praktikum uji antibiotik ini dilakukan untuk menentukan keefektifan suatu
antibiotik terhadap mikroorganisme.Percobaan dilakukan dengan menggunakan
antibiotika tetracyclin dan uang logam. Jenis mikroba yang diuji dalam praktikum
kali ini adalah Candida albicans.
Semakin rendah konsentrasi dari antibiotik maka daya hambatnya akan
semakin lemah sehingga zona yang terbentuk akan semakin kecil dan semakin
tinggi konsentrasi antibiotik, maka semakin kuat daya hambatnya sehingga
semakin besar zona bening yang terbentuk (Dwidjoseputro, 1994).
Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau
menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa
antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya
kerjanya atau tujuan penggunaannya.Bahan antimikroba dapat secara fisik atau
kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik,
sterilizer, sanitizer dan sebagainya.
Keampuhan suatu antimikroba dapat dilihat dari seberapa besar zona bening
yang terbentuk akibat berdifusinya zat antibiotika tersebut. Antimikroba yang
berbeda memiliki laju difusi yang berbeda pula, karena itu keampuhan
antimikroba satu tidak sama dengan antimikroba yang lain.
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas
beberapa kelompok sebagai berikut merusak dinding sel, mengganggu
permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat
aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat.Aktivitas antimikroba yang
dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu
mikroba disebut mati jika tidak dapat berkembang biak.
Pada dasarnya antimikroba dibagi menjadi 2 macam, yaitu antibiotik dan
disinfektan.Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme
tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri atau
bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah.Antibiotik
digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk
hidup sedangkan disinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan
![Page 9: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/9.jpg)
pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain
sebagainya.Pembagian kedua kelompok antimikroba ini tidak hanya didasarkan
pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi antimikroba
yang digunakan.
Uji potensi antibiotik tetracyclin menunjukkan hasil adanya zona bening
pada kontrol Candida albicans. Sedangkan pada kontrol Candida albicans yang
menggunakan uang logam tidak tampak adanya zona bening.
Tetracyclin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover.Berita tentang
tetracyclin yang dipatenkan pertama kali tahun 1955.Tetracyclin merupakan
antibiotika yang memberi harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu
penemuan antibiotika penting.Antibiotika golongan tetracyclin yang pertama
ditemukan adalah Klortetracyclin yang dihasilkan oleh Streptomyces
aureofaciens.Kemudian ditemukan Oksitetracyclin dari Streptomyces
rimosus.Tetracyclin sendiri dibuat secara semisintetik dari Klortetracyclin, tetapi
juga dapat diperoleh dari spesies Streptomyces lain (Anonim, 2012).
Golongan tetracyclin termasuk antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan
bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.Golongan tetracyclin
menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya.Paling sedikit terjadi 2
proses dalam masuknya antibiotika tetracyclin ke dalam ribosom bakteri gram
negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah
sistem transportasi aktif. Setelah antibiotika tetracyclin masuk ke dalam ribosom
bakteri, maka antibiotika tetracyclin berikatan dengan ribosom 30s dan
menghalangi masuknya komplek tRNA-asam amino pada lokasi asam amino,
sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak. Pada umumnya efek antimikroba
golongan tetracyclin sama (sebab mekanisme kerjanya sama), namun terdapat
perbedaan kuantitatif dari aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman
tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi antibiotika
tetracyclin (Anonim, 2012).
Pada percobaan ini sampel yang menggunakan uang logam tidak
menunjukkan adanya zona bening.Hal ini dikarenakan medium yang digunakan
mengalami kerusakkan sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan
![Page 10: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/10.jpg)
pengamatan zona bening. Sementara pada sampel yang menggunakan
tetracycline terbentuk zona bening yang berada di daerah sekitar antibiotik
tersebut. Pada zona bening ini tidak tampak adanya pertumbuhan mikroba
sementara daerah di luar zona bening tampak terdapat koloni mikroba.Tetracyclin
merupakan antibiotik berspektrum luas yang dapat menghambat sintesis protein.
Tetracyclin memasuki mikroorganisme melalui difusi pasif dan sebagian melalui
suatu proses transport aktif yang bergantung pada energi. Mekanisme kerja dari
tetracyclin adalah menghambat sintesis protein pada mikroba yang rentan
terhadap tetracyclin dengan cara menghambat ikatan aminoasil tRNA pada
ribosom.
![Page 11: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah :
1. Uji potensi antibiotik tetracyclin menunjukkan hasil adanya zona bening
pada kontrol Candida albicans. Sedangkan pada kontrol Candida albicans
yang menggunakan uang logam tidak tampak adanya zona bening.
2. Antibiotik golongan tetracyclin dapat menghambat pertumbuhan Candida
albicans.
3. Logam juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Namun dalam
percobaan kali ini, hal tersebut tidak berhasil dikarenakan medium yang
digunakan mengalami kerusakkan.
B. Saran
Adapun, agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar syarat kerja
aseptis mutlak diperlukan. Oleh karena itu, diharapkan agar para praktikan dapat
mematuhi semua tata cara praktikum mikrobiologi dengan baik guna
keberhasilan praktikum.
![Page 12: Uji Antibiotik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081801/55721192497959fc0b8f2cd7/html5/thumbnails/12.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Farmakokinetika Klinik Tetrasiklin, (http://yosefw.wordpress. com/ 2009 /03/19/farmakokinetika-klinik-tetrasiklin/), Diakses pada tanggal 21 April 2012.
Dwidjoseputro, D, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Jawetz, Melnick, Adelberg’s, 2005,Mikrobiologi Kedokteran, Salemba Medika, Jakarta.
Pelczar. 1986, Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 1, Penerbit UI-Pres, Jakarta.
Pratiwi, Silvia T, 2008,Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta.
Ramona, Y., R. Kawuri, I.B.G. Darmayasa, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Program Studi Farmasi F MIPA UNUD, Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana, Jimbaran.
Soekardjo, Siswandono B, 1995. Kimia Medisinal. Airlangga University Press, Jakarta.
Van Saene, H.K.F, Silvestri L, De la Cal MA, 2005,Infection Control In The Intensive Care Unit2nd ed, Springer,Milan.