uji aktivitas penghambatan biofilm ekstrak etanol … · aminoglikosida yang efektif dalam...

60
UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata (L.) R. M. King & H. Rob.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Mayke Evi Aviantina NIM : 158114045 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 27-Oct-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK

ETANOL DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata (L.) R. M.

King & H. Rob.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Mayke Evi Aviantina

NIM : 158114045

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

i

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK

ETANOL DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata (L.) R. M.

King & H. Rob.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Mayke Evi Aviantina

NIM : 158114045

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu mencurahkan rahmat dan Roh KudusNya

Bapak, Mamak, Mbak, dan Adikku tercinta

Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat, dan

penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

naskah skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Penghambatan Biofilm Ekstrak Etanol

Daun Kirinyu (Chromolaena odorata (L.) R. M. King & H. Rob.) Terhadap

Bakteri Staphylococcus aureus” dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta serta selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan saran, masukan, dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt., selaku Kepala Program Studi Farmasi

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku Kepala Laboratorium

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

memberikan izin untuk menggunakan semua fasilitas yang ada di

laboratorium selama penelitian, serta selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan banyak ilmu, saran, masukan, motivasi, bantuan

dan bimbingannya selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, Apt., selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan saran, masukan, dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberikan motivasi, dukungan, dan semangat dalam menjalani

perkuliahan.

6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., Bapak Yohanes Wagiran dan Mbak

Intan, yang telah membantu dalam proses penelitian di laboratorium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

viii

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan selama proses

perkuliahan.

8. Mas Antonius Dwi Priyana dan Mas Sarwanto selaku Sekretariat S1

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan

infomasi dan pelayanannya selama proses perkuliahan.

9. Bapakku Fabianus Edy Suntoro, mamakku Caesilia Suwarti, mbakku

Emmaculata Marianne Eva Dianita, dan adikku Benediktus Yudha Edy

Setiawan, yang senantiasa menyayangi, mencintai dengan tulus serta selalu

memberikan doa, dukungan, semangat, dan segalanya.

10. Teman karib “Anak Soto Gentong” Ida, Santi, Aza, Morita, Berta yang

selalu membantu penulis dalam proses perkuliahan.

11. Rekan skripsi, Felis, Vero, dan Diana yang memberikan dukungan dan

bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Rekan-rekan seperjuangan FSMB 2015 dan seluruh FARSADHAR 2015

yang telah memberikan banyak pengalaman dan kenangan indah selama

proses perkuliahan.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu selama proses perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan baik dalam hal isi dan tata bahasa. Oleh karenanya penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan

informasi serta ilmu bagi perkembangan dunia kefarmasian.

Yogyakarta, 15 April 2019

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

ix

ABSTRAK

Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang sudah resisten terhadap

banyak antibiotik. Salah satu penyebab resistensi tersebut adalah adanya

pembentukan biofilm. Ekstrak etanol daun kirinyu (Chromolaena odorata (L.) R.

M. King & H. Rob) diketahui memiliki efek antibakteri terhadap S. aureus,

sehingga diharapkan memiliki efek penghambatan biofilm. Penelitian ini

bertujuan untuk membuktikan aktivitas penghambatan biofilm ekstrak etanol daun

kirinyu terhadap S. aureus, serta menguji senyawa yang ada pada ekstrak etanol

daun kirinyu yang diduga memiliki aktivitas penghambatan antibiofilm.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan metode

microtiter broth dilution with crystal violet assay. Parameter yang digunakan

adalah optical density (OD) dan persentase penghambatan biofilm. Biofilm

diinduksi dengan penambahan glukosa 1%. Konsentrasi ekstrak etanol daun

kirinyu yang diuji adalah 0,05; 0,1; 0,2; 0,4; dan 0,8 mg/mL. Uji tabung juga

dilakukan untuk mengetahui senyawa fitokimia yang ada pada ekstrak etanol daun

kirinyu.

Semua konsentrasi ekstrak etanol daun kirinyu yang digunakan pada

penelitian ini memiliki aktivitas penghambatan biofilm pada S. aureus, dengan

persentase penghambatan terkecil pada konsentrasi 0,05 mg/mL yaitu sebesar

64,636±0,022% dan persentase penghambatan terbesar pada konsentrasi 0,2

mg/mL yaitu sebesar 87,399±0,041%. Pada uji tabung didapatkan ekstrak etanol

daun kirinyu mengandung senyawa flavonoid, fenol, alkaloid, terpenoid, dan

tanin.

Kata kunci : Staphylococcus aureus, biofilm, daun, Chromolaena odorata (L.) R.

M. King & H. Rob.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

x

ABSTRACT

Staphylococcus aureus are the bacteria that was resistant to many

antibiotics. One of the causes is the presence of biofilm formation. Ethanol extract

of kirinyu leaves (Chromolaena odorata (L.) R. M. King & H. Rob) is known to

have an antibacterial effect on S. aureus, so that is expected to have biofilm

inhibitory effects. This study aims to prove the inhibitory activity of biofilm of

ethanol extract of kirinyu leaves against S. aureus, and to test the compounds

present in the ethanol extract of kirinyu leaves which are presumed to have

antibiofilm inhibitory activity.

This study was an experimental study using the microtiter broth dilution

method with crystal violet assay. The parameters used were optical density (OD)

and the percentage of biofilm inhibition. Biofilm was induced by adding 1%

glucose. The concentration of ethanol extract of the kirinyu leaves tested was

0,05; 0,1; 0,2; 0,4; and 0,8 mg/mL. The tube test was also conducted to determine

the phytochemical compounds present in the ethanol extract of kirinyu leaves.

All concentrations of the ethanol extract of kirinyu leaves used in this

study had biofilm inhibition activity on S. aureus, with the smallest percentage

inhibition at a concentration of 0,05 mg/mL which was 64,636±0,022% and the

largest percentage inhibition at a concentration of 0,2 mg/mL that is equal to

87,399±0,041%. In the tube test, the ethanol extract of kirinyu leaves contained

flavonoids, phenols, alkaloids, terpenoids, and tannins.

Keyword : Staphylococcus aureus, biofilm, leaves, Chromolaena odorata (L.) R.

M. King & H. Rob.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................................. vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ......................................................................................... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 9

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 21

LAMPIRAN ........................................................................................................... 27

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil Uji Post Hoc Tukey ....................................................................... 14

Tabel II. Persentase Penghambatan Biofilm Ekstrak Etanol Daun Kirinyu ......... 15

Tabel III. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Kirinyu ........................ 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Denah penggunaan 96-well plate uji pertumbuhan biofilm ................. 6

Gambar 2. Denah penggunaan 96-well plate uji aktivitas penghambatan

biofilm ................................................................................................. 7

Gambar 3. Uji pertumbuhan biofilm S. aureus .................................................... 11

Gambar 4. Hasil pengukuran Optical Density ..................................................... 13

Gambar 5. Simplisia kering daun kirinyu ........................................................... 29

Gambar 6. Penetapan kadar air (a) volume air awal (b) volume air akhir ........... 29

Gambar 7. Ekstrak etanol daun kirinyu................................................................ 30

Gambar 8. Larutan uji ekstrak etanol daun kirinyu konsentrasi 0,8; 0,4; 0,2 ;

0,1; 0,05 mg/mL (dari kiri ke kanan) ................................................. 30

Gambar 9. Media TSB pada uji pertumbuhan biofilm (a) sebelum inkubasi,

(b) setelah inkubasi, (c) setelah pewarnaan, dan (d) setelah dibilas

lalu diberi etanol ................................................................................. 32

Gambar 10. Media TSB + S. aureus pada uji pertumbuhan biofilm (a) sebelum

inkubasi, (b) setelah inkubasi, (c) setelah pewarnaan, dan (d) setelah

dibilas lalu diberi etanol ..................................................................... 32

Gambar 11. Media TSB + Glukosa 1% + S. aureus pada uji pertumbuhan

biofilm (a) sebelum inkubasi, (b) setelah inkubasi, (c) setelah

pewarnaan, dan (d) setelah dibilas lalu diberi etanol ......................... 33

Gambar 12. EEDK 0,05; 0,1; 0,2; 0,4; 0,8 mg/mL (dari atas ke bawah

berurutan) pada uji penghambatan biofilm (a) sebelum inkubasi,

(b) setelah inkubasi, (c) setelah pewarnaan, dan (d) setelah dibilas

lalu diberi etanol ................................................................................ 33

Gambar 13. Kontrol pertumbuhan; kontrol negatif; kontrol positif (dari atas

ke bawah berurutan) pada uji penghambatan biofilm (a) sebelum

inkubasi, (b) setelah inkubasi, (c) setelah pewarnaan, dan (d)

setelah dibilas lalu diberi etanol ........................................................ 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

xiv

Gambar 14. Hasil Uji Flavonoid pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(a) sebelum diuji dan (b) setelah diuji ............................................... 41

Gambar 15. Hasil Uji Fenol pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(a) sebelum diuji dan (b) setelah diuji ............................................... 41

Gambar 16. Hasil Uji Alkaloid pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(a) sebelum diuji dan (b) setelah diuji ............................................... 42

Gambar 17. Hasil Uji Terpenoid pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(a) sebelum diuji dan (b) setelah diuji ............................................... 42

Gambar 18. Hasil Uji Saponin pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(a) sebelum diuji dan (b) setelah diuji ............................................... 43

Gambar 19. Hasil Uji Tanin pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(a) sebelum diuji dan (b) setelah diuji ............................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Determinasi Tanaman Kirinyu ................................................ 27

Lampiran 2. Surat Legalitas Analisis Data Secara Statistik .................................. 28

Lampiran 3. Simplisia Kering Daun Kirinyu, Penetapan Kadar Air,

Ekstrak Etanol Daun Kirinyu, dan Larutan Uji Ekstrak

Etanol Daun Kirinyu ........................................................................ 29

Lampiran 4. Data Optical Density (OD) Uji Pertumbuhan Biofilm

Staphylococcus aureus ...................................................................... 31

Lampiran 5. Dokumentasi Uji Pertumbuhan Biofilm dan Uji

Penghambatan Biofilm Ekstrak Etanol Daun Kirinyu ...................... 32

Lampiran 6. Data Optical Density (OD) Uji Penghambatan Biofilm Ekstrak

Etanol Daun Kirinyu Terhadap Staphylococcus aureus .................. 35

Lampiran 7. Hasil Analisis Statistik Dengan SPSS .............................................. 36

Lampiran 8. Hasil Skrining Fitokimia Dengan Uji Tabung .................................. 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

1

PENDAHULUAN

Staphylococcus aureus merupakan mikroorganisme oportunistik yang

dapat menyebabkan infeksi berat (European Centre for Disease and

Control/ECDC, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas

Yuzuncu Yil Turki, S. aureus resisten terhadap penicillin (100%), erythromycin

(17,7%), rifampicin (14%), gentamycin (13,8%), dan clindamycin (11,1%)

(Ragbetli et al., 2016). S. aureus yang resisten terhadap oxacillin atau sering

disebut MRSA (Methycillin Resistance Staphylococcus aureus) telah menjadi

penyebab paling banyak dari antimikroba yang resisten terhadap penyakit infeksi

terkait perawatan kesehatan di seluruh dunia (ECDC, 2015). Di Indonesia,

prevalensi MRSA di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada tahun 2012 sebesar

45,3% (Erikawati et al., 2016). Menurut Foster (2017), perkembangan resistensi

S. aureus disebabkan adanya bermacam-macam mutasi gen yang dilakukan oleh

bakteri tersebut yang dapat melindungi dirinya dari molekul yang bersifat

menghambat.

S. aureus adalah bakteri yang mampu membentuk biofilm. Pertumbuhan

biofilm pada S. aureus diatur secara ketat oleh faktor genetik yang kompleks

(Archer et al., 2011). Biofilm berbeda dengan planktonic growth. Perbedaan dari

keduanya adalah biofilm menunjukkan sel pada bakteri yang berkumpul menjadi

satu membentuk gumpalan dan tidak bergerak. Pada planktonic growth, sel pada

bakteri bergerak lebih bebas seakan-akan seperti berenang (Berlanga and

Guerrero, 2016). Biofilm pada bakteri dapat menyebabkan resistensi pada

antibakteri karena terjadi pertukaran genetik, perbedaan pada komposisi sel, dan

beragam protein yang dimiliki oleh bakteri sehingga dapat bereaksi secara

berbeda-beda terhadap agen bakterisida (Singh et al., 2017).

Roy et al. (2018) mengatakan bahwa pertumbuhan biofilm dapat

dihambat dengan menggunakan antibiotik yang memiliki kemampuan untuk

melewati matriks biofilm. Salah satu antibiotik yang efektif digunakan adalah

antibiotik golongan aminoglikosida (Zhou et al., 2018). Daptomycin efektif

digunakan sebagai terapi infeksi pada kateter akibat biofilm (Meije et al., 2014)

dan Vancomycin sebagai terapi infeksi pernapasan dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

2

ventilator (Palmer et al., 2008). Streptomycin juga merupakan antibiotik golongan

aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and

Rather, 2013).

Pada era ini, sudah ada penelitian mengenai penggunaan tanaman sebagai

antibiofilm. Tanaman jambu (Psidium guajava) memiliki efek antibiofilm

terhadap bakteri Streptococcus mutans yang menyebabkan plak pada gigi

(Gomashe et al., 2014). Penelitian tentang penggunaan tanaman sebagai agen

antibiofilm sudah mulai banyak di tingkat dunia. Di Indonesia, penelitian

mengenai penggunaan tanaman sebagai agen antibiofilm masih kurang atau jarang

ditemukan.

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat beragam, termasuk jenis-

jenis tanaman. Salah satunya tanaman kirinyu (Thamrin et al., 2013). Tanaman

kirinyu dapat tumbuh pada ketinggian 1.000-1.800 m di atas permukaan laut (dpl),

sedangkan di Indonesia banyak ditemukan di dataran rendah (0-500 m dpl) seperti

di perkebunan karet dan kelapa serta di padang penggembalaan (Thamrin et al.,

2013). Menurut Chakraborty et al. (2011), kirinyu memiliki aktivitas

farmakologis yaitu sebagai antihelmintik, antimalaria, analgesik, antiinflamasi,

antipiretik, antispasmodik, antimikobakterial, insektisida, antioksidan, fungisidal,

agen diuretik, dan antibakteri.

Hanphakphoom et al. (2016) mengatakan bahwa ekstrak etanol daun

kirinyu memiliki aktivitas baik sebagai antimikroba termasuk pada bakteri S.

aureus. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa aktivitas antimikroba dari ekstrak

daun kirinyu dipengaruhi oleh jumlah total senyawa fenol dan flavonoid yang

dihasilkan. Penelitian tersebut telah menganalisis kandungan senyawa fitokimia

dari ekstrak kirinyu yang didapat dari maserasi menggunakan HPLC (High-

Performance Liquid Chromatography). Hasil dari analisa tersebut adalah bahwa

ekstrak etanol 95% dari daun kirinyu mampu menghasilkan ekstrak dengan

kandungan fenol dan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelarut

lain (air, metanol, dan heksan) dan dari bagian tanaman lain (akar dan batang).

Slobodnikova et al. (2016) telah meninjau bahwa senyawa fitokimia dalam

ekstrak tanaman secara umum yang berperan sebagai antibiofilm adalah flavonoid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

3

dan tanin. Flavonoid dan tanin akan menurunkan daya lekat bakteri dan dapat

menghambat sintesis protein bakteri (Kining et al., 2015). Daun kirinyu juga

memiliki senyawa germacrene D (golongan terpenoid) yang sudah diteliti oleh

Yahya et al. (2014b) dan diduga memiliki efek antibiofilm pada bakteri

Pseudomonas aeruginosa di Selangor, Malaysia.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa

ekstrak etanol daun kirinyu memiliki efek antibakteri pada S. aureus yang dapat

ditindaklanjuti pada efek antibiofilmnya. Maka pada penelitian ini akan digunakan

pelarut etanol 95% untuk membuat ekstrak daun kirinyu. Ekstrak etanol daun

kirinyu tersebut akan diteliti apakah memiliki aktivitas penghambatan biofilm dan

akan dihitung berapa persentase penghambatan biofilm yang dimiliki terhadap

bakteri S. aureus. Setelah itu akan dilakukan uji tabung untuk melihat senyawa

apa saja yang ada di dalam ekstrak etanol daun kirinyu.

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan : alat-alat gelas (Pyrex), platform shaker

(Innova™ 2100), rotary evaporator (Buchi Switzerland Tipe R-210 dan R-300),

autoclave (ALP Co., Ltd., Japan Model KT-40), corong buchner, pompa vakum

(GAST Model DOA-P504-BN), magnetic stirrer, Microplate 96 Well Flat Bottom

(Iwaki), oven (WTB Binder 7200 Tipe 33053099003100 dan Memmert 30-1060),

incubator (Memmert dan Heraeus Tipe B.5050), kertas saring, labu destilator

(Schott Duran), pemanas destilator (M. Topo® Tipe MS-E103), microplate

reader (Benchmark), vortex (Gallenkamp Spinmix), jarum ose, bunsen, neraca

analitik (Ohaus PA213), blue and yellow tip, micropipet (Gilson), nephelometer

(BD Phoenix Spec), dan Biological Safety Cabinet/BSC (ESCO Model LA2-3A1-

E/Class II A2 Serial: 2016-95067).

Bahan-bahan yang digunakan : daun kirinyu, kultur murni bakteri S.

aureus ATCC 25923 (Oxoid), media Nutrient Agar/NA (Oxoid), media Nutrient

Broth/NB (Merck), media Trypticase Soy Broth/TSB (BD), glukosa (Merck),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

4

etanol (Merck), Dimetyl sulfoxide/DMSO (Merck), antibiotik Streptomycin

sulphate (Phapros), aquadest steril, dan crystal violet (Merck).

Pengumpulan dan Determinasi Bahan Uji

Bahan uji berupa simplisia daun kirinyu kering didapatkan dari LPUBTN

(Lembaga Pendamping Usaha Buruh Tani) Sleman, Yogyakarta. Bahan uji

dideterminasi di Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

Penyerbukkan Bahan Uji

Simplisia kering daun kirinyu diserbuk dengan menggunakan alat

penyerbuk. Kemudian serbuk diayak dengan menggunakan ayakan dengan nomor

mesh 40 karena dibutuhkan serbuk yang agak kasar. Setelah diayak serbuk

disimpan di tempat kering dan tertutup.

Penetapan Kadar Air Bahan Uji

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode destilasi toluen menurut

Farmakope Herbal Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

Prosedur: pereaksi toluen jenuh air dibuat terlebih dahulu dengan cara mengocok

toluene P dengan sedikit air kemudian dipisahkan dengan corong pisah. Sebanyak

10 gram serbuk simplisia daun kirinyu dan 200 mL toluen jenuh air dimasukkan

ke dalam labu. Toluen jenuh air dimasukkan ke tabung penerima melalui

pendingin sampai leher alat penampung dari labu dipanaskan selama 15 menit.

Setelah toluen mulai mendidih, penyulingan diatur dengan kecepatan kurang lebih

2 tetes tiap detik hingga sebagian besar air tersuling. Kemudian kecepatan

penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes per detik selama 5 menit. Setelah selesai,

tabung penerima didinginkan hingga suhu ruang dan kemudian volume air dibaca

setelah air dan toluen terpisah.

Kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

% Kadar Air =

Volume air (mL) x 100%

Bobot simplisia yang ditimbang (g)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

5

Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

Ekstrak etanol daun kirinyu dibuat dengan metode maserasi

menggunakan pelarut etanol 95% dengan perbandingan 1:10 (b/v) (Asomugha et

al., 2015). Maserasi dilakukan dua kali (remaserasi) dengan total waktu 48 jam.

Maserat yang diperoleh kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator

pada suhu 50°C selama kurang lebih 40 menit sampai didapatkan ekstrak kental.

Setelah itu ekstrak diletakkan dalam cawan porselin dan dimasukkan ke oven

untuk menghilangkan pelarut yang tersisa sampai dicapai bobot tetap.

Hasil ekstrak (rendemen) yang didapatkan dihitung menggunakan rumus:

% Rendemen =

Bobot ekstrak kental x 100%

Bobot serbuk kering yang diekstrak

Pembuatan Larutan Uji

Larutan stok 8 mg/mL dibuat dengan cara menimbang ekstrak kental

daun kirinyu sebanyak 40 mg kemudian dilarutkan dengan DMSO 100% dalam

labu ukur 5 mL. Kemudian diencerkan dengan aquadest steril hingga didapatkan

seri konsentrasi 0,05; 0,1; 0,2; 0,4; dan 0,8 mg/mL.

Pembuatan Kontrol Negatif dan Positif

Kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO 10%. Kontrol positif yang

digunakan adalah larutan Streptomycin 512 µg/mL (Pratiwi et al., 2015).

Streptomycin ditimbang sebanyak 2,56 mg dan dilarutkan dengan DMSO 10%

pada labu ukur 5 mL.

Pembuatan Subkultur Bakteri

Media NA dibuat sebanyak 50 mL dan media NB 30 mL. Larutan dibagi

ke dalam NA 2 tabung dan NB 2 tabung lalu disterilisasi dengan autoclave selama

15 menit pada suhu 121°C. Setelah media steril dan dingin, kultur murni bakteri S.

aureus diosekan ke permukaan media NA dan diinokulasikan ke dalam media

NB. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

6

Pembuatan Media Biofilm

Media pertumbuhan biofilm dibuat dengan menggunakan media

Trypticase Soy Broth (TSB) ditambah dengan glukosa 1%. Media TSB dibuat

sebanyak 30 mL, kemudian larutan disterilisasi dengan autoclave selama 15 menit

pada suhu 121°C. Media TSB steril ditambahkan dengan glukosa 1%.

Preparasi Suspensi Bakteri Uji

Subkultur S. aureus yang telah dibuat dalam media NB dan diinkubasi

selama 24 jam diukur konsentrasinya dengan nephelometer kemudian diencerkan

dengan menggunakan media TSB + glukosa 1% dan disetarakan dengan larutan

standar Mac Farland 0,5 yang setara dengan 1,5 x 108 CFU/mL.

Induksi dan Uji Pertumbuhan Biofilm

Suspensi bakteri uji dan media TSB + glukosa 1%, suspensi bakteri uji

dan media TSB, serta media TSB saja dimasukkan ke dalam 96-well plate

sebanyak 200 µL. Lalu 96-well plate ditutup dan diinkubasi selama 48 jam pada

suhu 37°C. Setelah itu 96-well plate dibilas dengan air dan dikeringkan selama 10

menit. Lalu diberi kristal violet 1% sebanyak 125 µL, didiamkan selama 15 menit

dan dibilas dengan air. Tambahkan 200 µL etanol 96% dan diukur OD (Optical

Density) dengan microplate reader pada panjang gelombang 595 nm.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A

B

C

D

E

F

G

H

Gambar 1. Denah penggunaan 96-well plate uji pertumbuhan biofilm

Keterangan :

Media TSB + Glukosa 1% + S. aureus

Media TSB + S. aureus

Media TSB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

7

Uji Aktivitas Penghambatan Biofilm

Suspensi bakteri yang berisi bakteri S. aureus dan media TSB + glukosa

1% dimasukkan ke dalam 96-well plate sebanyak 100 µL, kemudian masukkan

larutan uji ekstrak etanol 95% daun kirinyu sebanyak 100 µL ke dalam 96-well

plate yang sudah berisi media dan bakteri tersebut. Kontrol positif berisi 100 µL

suspensi bakteri dan 100 µL antibiotik Streptomycin. Kontrol negatif berisi 100

µL suspensi bakteri dan 100 µL DMSO 10%. Lalu 96-well plate yang sudah terisi

diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37°C. Setelah itu 96-well plate dibilas

dengan air dan dikeringkan selama 10 menit. Lalu diberi kristal violet 1%

sebanyak 125 µL, didiamkan 15 menit dan dibilas dengan air. Kemudian

ditambahkan 200 µL etanol 96% dan diukur OD pada panjang gelombang 595

nm. Persentase penghambatan biofilm dapat dihitung dengan rumus :

% Penghambatan =

ODkontrol – ODuji

x 100%

ODkontrol

(Pratiwi et al., 2015).

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A

B

C

D

E

F

G

H

Gambar 2. Denah penggunaan 96-well plate uji aktivitas penghambatan biofilm

Keterangan :

EEDK 0,8 mg/mL EEDK 0,05 mg/mL

EEDK 0,4 mg/mL Kontrol pertumbuhan

EEDK 0,2 mg/mL Kontrol negatif

EEDK 0,1 mg/mL Kontrol positif

Skrining Fitokimia

a. Uji Flavonoid

Lima mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diberi larutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

8

timbal (II) asetat beberapa tetes. Pembentukan endapan warna kuning

menunjukkan adanya flavonoid (Tiwari, et al, 2011).

b. Uji Fenol

Lima mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan

beberapa tetes larutan FeCl3 1%. Perubahan warna menjadi hijau kebiruan

menunjukkan adanya fenol (Odutayo, et al, 2017).

c. Uji Alkaloid

Ekstrak dilarutkan dengan HCl encer dan disaring. Fitrat dimasukkan ke

tabung reaksi, ditambahkan beberapa tetes reagen Dragendroff. Pembentukan

endapan merah menunjukkan adanya alkaloid (Tiwari, et al, 2011).

d. Uji Terpenoid

Ekstrak dilarutkan dengan 2 mL kloroform hingga larut dan dimasukkan ke

dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan hati-hati 3 mL H2SO4

pekat. Warna coklat kemerahan di antarmuka kedua larutan yang tidak

bercampur menunjukkan adanya terpenoid (Odutayo, et al, 2017).

e. Uji Saponin

Satu mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan

aquadest kemudian digojok. Busa yang muncul dan dapat bertahan secara

konsisten menunjukkan adanya saponin (Odutayo et al., 2017).

f. Uji Tanin

Lima mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3

tetes larutan FeCl3 5%. Pembentukan endapan berwarna hitam kehijauan

menunjukkan adanya tanin (Odutayo et al., 2017).

Tatacara Analisis Data

Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui

distribusi data. Data terdistribusi normal jika didapatkan nilai p > 0,050.

Homogenitas data diuji dengan uji Levene’s Test dengan taraf kepercayaan 95%.

Data homogen jika nilai p > 0,050. Jika data terdistribusi tidak normal dan/atau

tidak homogen, data uji dengan uji Kruskall-Wallis dengan taraf kepercayaan

95%. Jika ditemukan perbedaan yang bermakna (nilai p < 0,050) maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

9

dilanjutkan dengan uji Post Hoc Mann-Whitney. Jika data terdistribusi normal dan

homogen dilakukan uji one way anova dengan taraf kepercayaan 95%. Jika

ditemukan perbedaan yang bermakna (nilai p < 0,050) maka dilanjutkan dengan

uji Post Hoc Tukey. Nilai p < 0,050 pada uji Post Hoc menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna antar konsentrasi larutan uji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinasi Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kirinyu yang

dibuat ekstrak kental. Daun kirinyu didapatkan dari LPUBTN Sleman,

Yogyakarta. Bahan uji dideterminasi di Laboratorium Kebun Tanaman Obat

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Determinasi dilakukan untuk

mengetahui apakah bahan yang didapatkan adalah benar bahan yang dikehendaki

untuk diuji. Berdasarkan hasil determinasi, terbukti bahwa bahan yang diuji

adalah tanaman dengan nama spesies Chromolaena odorata (L.) R. M. King & H.

Rob. (Lampiran 1).

Penetapan Kadar Air dan Ekstraksi

Penetapan kadar air mengacu pada Farmakope Herbal Indonesia

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011) yaitu dengan metode destilasi

toluen. Serbuk daun kirinyu yang ditimbang adalah 10,0005 g dan volume air

yang didapatkan adalah 0,5 mL sehingga kadar air dari serbuk daun kirinyu

tersebut adalah 4,99975%. Persyaratan kadar air dalam syarat mutu simplisia yaitu

≤10% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Kadar air simplisia

daun kirinyu yang didapatkan dari penelitian ini sudah memenuhi persyaratan

mutu simplisia yaitu <10%. Kadar air dalam simplisia yang berlebih akan

memudahkan pertumbuhan mikroba, jamur, dan mikroorganisme lainnya

(Sulistyani, 2018).

Pembuatan ekstrak etanol daun kirinyu dilakukan dengan metode

maserasi. Maserasi adalah metode yang paling cocok digunakan untuk senyawa

yang bersifat termolabil karena tidak melalui pemanasan yang dapat mendegradasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

10

senyawa tersebut (Pandey and Tripathi, 2014). Menurut penelitian Chiejina dan

Onaebi (2016), beberapa senyawa yang ada di dalam ekstrak daun kirinyu yang

didapat dari maserasi dan diuji dengan uji tabung adalah flavonoid, alkaloid,

fenol, tanin, dan terpenoid. Flavonoid adalah golongan senyawa yang tidak tahan

panas dan mudah teroksidasi pada suhu tinggi (Hassan dan Laily, 2014) begitu

pula dengan golongan senyawa terpenoid (Turek and Stintzing, 2013), maka

dipilihlah metode yang tepat yaitu metode maserasi. Maserasi dilakukan sebanyak

dua kali (remaserasi) selama 2 x 24 jam. Setelah didapatkan ekstrak kental,

dilakukan penetapan bobot tetap untuk memastikan sudah tidak ada pelarut di

dalam ekstrak dengan cara dimasukkan ke oven. Bobot tetap diperoleh jika

perbedaan pada dua kali penimbangan berturut-turut setelah dikeringkan selama 1

jam tidak lebih dari 0,5 mg (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

Ekstrak kental yang dihasilkan dari remaserasi adalah 48,0593 g. Rendemen yang

didapatkan adalah sebesar 19,170%. Pada penelitian Hanphakphoom et al. (2016),

rendemen dari ekstraksi daun C. odorata dengan pelarut etanol 95% yang

didapatkan adalah sebesar 8,42%. Hasil tersebut berbeda karena terdapat

perbedaan lama ekstraksi yaitu pada Hanphakphoom et al. (2016) menggunakan

durasi 24 jam dan pada penelitian ini digunakan ekstraksi remaserasi dengan total

durasi 48 jam. Semakin lama waktu ekstraksi maka akan semakin tinggi rendemen

yang dihasilkan karena semakin besar kesempatan untuk berinteraksi antara

simplisia dengan pelarut sehingga senyawa akan lebih banyak berpindah ke

pelarut yang menyebabkan rendemen akan bertambah (Kristian et al., 2016).

Uji Pertumbuhan Biofilm

Penelitian ini menggunakan media TSB dengan tambahan glukosa 1%

untuk menginduksi biofilm bakteri S. aureus. Penambahan glukosa tersebut akan

meningkatkan ekspresi gen IcaABCD yang akan memediasi pembentukan PIA

(Polysaccharide Intercellular Adhesion). PIA tersebut merupakan salah satu

komponen biofilm yang berperan penting dalam proses penempelan antar sel

bakteri (You et al., 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

11

Hasil uji pertumbuhan biofilm S. aureus dapat dilihat pada grafik berikut

dengan membandingkan antara media TSB tanpa glukosa dan bakteri, media TSB

dengan bakteri tanpa glukosa serta media TSB dengan glukosa dan bakteri.

Gambar 3. Uji pertumbuhan biofilm S. aureus Keterangan : Media = TSB; B = bakteri S. aureus; G = glukosa 1%

Pertumbuhan biofilm menurut Nyenje et al. (2013) dapat diketahui

dengan membandingkan ODcut dan ODperlakuan. ODcut didapatkan dari OD pada

kontrol negatif ditambahkan dengan 3 kali standar deviasi dari OD kontrol negatif

tersebut. Pada penelitian tersebut, kontrol negatif berisi media broth. ODcut

kemudian dibandingkan dengan ODperlakuan yaitu OD dari pertumbuhan pada

media dengan glukosa 1%.

Menurut Singh et al. (2017), biofilm yang terbentuk dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. ODperlakuan ≤ ODcut = non-biofilm-former (NBF)

2. ODcut < ODperlakuan ≤ 2 x ODcut = weak biofilm-former (WBF)

3. 2 x ODcut < ODperlakuan ≤ 4 x ODcut = moderate biofilm-former (MBF)

4. ODperlakuan > 4 x ODcut = strong biofilm-former.

Pada penelitian ini, hasil perhitungan ODcut adalah sebesar 0,122 dan ODperlakuan

adalah 2,472 sehingga kategori pertumbuhan biofilm S. aureus yang didapatkan

adalah strong-biofilm former. Jika ODcut dibandingkan dengan OD dari

pertumbuhan pada media tanpa glukosa yaitu 0,888 maka akan menghasilkan

strong-biofilm former juga. Menurut Novoa et al. (2018), Staphylococcus aureus

ATCC 25923 merupakan strain yang dapat membentuk biofilm pada kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

12

kuat. Penelitian Knobloch et al. (2002) menunjukkan bahwa pada media TSB

yang ditambahkan glukosa 1% menghasilkan jumlah strain terbanyak yang positif

membentuk biofilm yaitu sebanyak 49 strain S. aureus, dibandingkan dengan

media TSB saja dan TSB ditambah glukosa 2% + sukrosa 2%. Lu et al. (2014)

menggunakan media TSB yang ditambahkan glukosa 1% pada penelitiannya

mengenai aktivitas eradikasi biofilm dari madu tipe Manuka pada beberapa strain

S. aureus, salah satunya S. aureus ATCC 25923. Costa et al. (2015) juga

menggunakan media TSB dengan tambahan glukosa 1% untuk pengujian

antibiofilm pada bakteri S. aureus ATCC 25923. Oleh karena itu, pada penelitian

aktivitas penghambatan biofilm ekstrak etanol daun kirinyu terhadap S. aureus ini

digunakan tambahan glukosa 1% pada media TSB.

Uji Aktivitas Penghambatan Biofilm

Uji aktivitas penghambatan biofilm ekstrak etanol daun kirinyu terhadap

bakteri S. aureus dilakukan dengan metode microtiter broth dilution dan diwarnai

dengan crystal violet 1%. Pratiwi et al. (2015) dan Novoa et al. (2018) juga

menggunakan crystal violet 1% pada penelitiannya terhadap biofilm S. aureus.

Crystal violet dapat mengikat komponen seluler bakteri melalui interaksi ionik

(Coffey and Anderson, 2014), yaitu dengan mengikat molekul pada permukaan

yang bermuatan negatif non spesifik seperti polisakarida dan eDNA dalam

matriks seluler (Shukla and Rao, 2017).

Ekstrak etanol daun kirinyu yang diuji adalah sebanyak 5 varian

konsentrasi. Konsentrasi terbesar yang digunakan untuk uji penghambatan biofilm

yaitu 0,8 mg/mL diadopsi dari MIC (Minimum Inhibitory Concentration) pada

penelitian Omokhua et al. (2017). Penelitian tersebut melakukan uji aktivitas

antibakteri ekstrak etanol C. odorata pada beberapa bakteri, salah satunya pada

bakteri S. aureus dan menghasilkan MIC yaitu 0,78 mg/mL. Pemilihan variasi

konsentrasi ekstrak daun kirinyu didasarkan pada penelitian Ding et al. (2017)

bahwa untuk menentukan penghambatan biofilm, konsentrasi yang digunakan

adalah sub-MIC yaitu pada 1/2, 1/4, 1/8, dan 1/16 x MIC. Pemilihan tersebut

ditujukan untuk memastikan bahwa konsentrasi yang digunakan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

13

mempengaruhi pertumbuhan bakteri planktonic, yaitu bakteri pada fase uniseluler

yang dapat menyebar dan membuat koloni secara bebas (Berlanga and Guerrero,

2016). Varian konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 0,05; 0,1; 0,2;

0,4; dan 0,8 mg/mL.

Selain itu penelitian ini menguji juga aktivitas antibiotik Streptomycin

dengan konsentrasi 512 µg/mL dalam menghambat biofilm sebagai kontrol

positif. Menurut Saroj dan Rather (2013), Streptomycin pada konsentrasi sub-MIC

memiliki mekanisme menghambat quorum sensing pada bakteri yang berpengaruh

pada penghambatan biofilm. Menurut Udo et al. (2003), Streptomycin memiliki

MIC sebesar >1024 µg/mL terhadap bakteri S. aureus. Pada penelitian Pratiwi et

al. (2015) juga yang menggunakan Streptomycin 512 µg/mL sebagai kontrol

positif yang dapat menghambat pembentukan biofilm.

Pengukuran penghambatan biofilm ditunjukkan dari nilai OD yang

diukur menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 595 nm sesuai

dengan panjang gelombang yang dapat diserap oleh crystal violet (Sun et al.,

2007). Pada penentuan OD, jika tingkat kekeruhan media uji menurun maka nilai

OD yang dihasilkan akan semakin kecil. Tingkat kekeruhan pada media uji

tersebut menandakan seberapa banyak biofilm yang masih ada.

Gambar 4. Hasil pengukuran Optical Density

Data OD yang dihasilkan pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik di

atas. Kontrol pertumbuhan menghasilkan nilai OD yang paling besar menandakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

14

kepekatan paling tinggi. Kontrol negatif menghasilkan nilai OD yang tidak

berbeda jauh dengan kontrol pertumbuhan, artinya bahwa kontrol negatif yang

berisi DMSO 10% tidak memiliki efek penghambatan biofilm. Pada pemberian

kelima ekstrak etanol daun kirinyu, nilai OD yang dihasilkan menurun sangat

signifikan jika dibandingkan dengan OD kontrol pertumbuhan yang menandakan

adanya pengaruh pemberian ekstrak terhadap penghambatan biofilm. Kontrol

positif memiliki nilai OD paling kecil yang artinya Streptomycin 512 µg/mL

memiliki pengaruh yang paling besar terhadap penghambatan biofilm.

Data OD yang didapatkan selanjutnya dianalisis secara statistik. Hasil

analisis statistik uji Shapiro-Wilk menunjukkan data terdistribusi normal yaitu

nilai p > 0,050. Uji Levene menunjukkan nilai p > 0,050 yang berarti data

homogen. Uji yang dilakukan selanjutnya adalah one way anova dengan taraf

kepercayaan 95% dan menghasilkan nilai p = 0,000 yang berarti ada perbedaan

yang bermakna pada data penelitian (p < 0,050), selanjutnya dilakukan uji Post

Hoc Tukey. Hasil analisis uji Post Hoc Tukey dapat dilihat pada Tabel I.

Tabel I. Hasil Uji Post Hoc Tukey

K Pertum. KN

EEDK

0,05

EEDK

0,1

EEDK

0,2

EEDK

0,4

EEDK

0,8 KP

K Pertum. - BTB BB BB BB BB BB BB

KN BTB - BB BB BB BB BB BB

EEDK 0,05 BB BB - BB BB BB BB BB

EEDK 0,1 BB BB BB - BTB BTB BTB BTB

EEDK 0,2 BB BB BB BTB - BTB BTB BTB

EEDK 0,4 BB BB BB BTB BTB - BTB BTB

EEDK 0,8 BB BB BB BTB BTB BTB - BTB

KP BB BB BB BTB BTB BTB BTB -

Keterangan : K Pertum. = Kontrol Pertumbuhan; KN = Kontrol Negatif (DMSO 10%);

EEDK 0,05-0,8 = Ekstrak Etanol Daun Kirinyu konsentrasi 0,05-0,8 mg/mL; KP =

Kontrol Positif (Streptomycin 512 µg/mL); BTB = Berbeda Tidak Bermakna; BB =

Berbeda Bermakna

Hasil Uji Tukey menunjukkan bahwa kontrol pertumbuhan dan kontrol

negatif yang berisi DMSO 10% adalah berbeda tidak bermakna yang artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

15

bahwa pelarut DMSO 10% yang dipakai tidak memberikan efek penghambatan

pada uji yang dilakukan. Ekstrak etanol daun kirinyu pada konsentrasi 0,05-0,8

mg/mL menunjukkan hasil berbeda bermakna dengan kontrol pertumbuhan yang

berarti bahwa ada aktivitas penghambatan biofilm pada pemberian kelima

konsentrasi ekstrak. Kontrol positif menunjukkan hasil berbeda bermakna dengan

kontrol pertumbuhan yang artinya Streptomycin 512 µg/mL memiliki aktivitas

penghambatan biofilm. Ekstrak etanol daun kirinyu pada konsentrasi 0,1-0,8

mg/mL dan kontrol positif menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna yang

artinya jika dibandingkan antar konsentrasi mulai dari konsentrasi 0,1; 0,2; 0,4;

dan 0,8 mg/mL serta kontrol positif tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan

pada penghambatan biofilm, atau dapat diartikan konsentrasi 0,1; 0,2; 0,4; dan 0,8

mg/mL memiliki efek yang relatif sama dengan kontrol positif pada

penghambatan biofilm S. aureus. Ekstrak etanol daun kirinyu pada konsentrasi

0,05 mg/mL menunjukkan berbeda bermakna jika dibandingkan dengan semua

perlakuan, hal tersebut menunjukkan bahwa pada konsentrasi 0,05 mg/mL

memiliki aktivitas penghambatan biofilm jika dibandingkan dengan kontrol

pertumbuhan dan kontrol negatif namun persentase penghambatannya memiliki

selisih yang besar jika dibandingkan dengan persentase penghambatan konsentrasi

yang lain dan kontrol positif.

Aktivitas penghambatan biofilm ekstrak etanol daun kirinyu terhadap

bakteri S. aureus dapat diketahui melalui persentase penghambatan terhadap

formasi biofilm. Persentase penghambatan biofilm ekstrak etanol daun kirinyu

dapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Persentase Penghambatan Biofilm Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

Konsentrasi Sampel (mg/mL) Penghambatan Biofilm (%)

EEDK 0,05 64,636 ± 0,022

EEDK 0,1 87,039 ± 0,044

EEDK 0,2 87,399 ± 0,041

EEDK 0,4 85,402 ± 0,064

EEDK 0,8 85,971 ± 0,027

Kontrol Positif 0,512 90,707 ± 0,026

Keterangan : EEDK = Ekstrak Etanol Daun Kirinyu, Kontrol Positif = Streptomycin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

16

Pada penelitian ini, persentase penghambatan biofilm terbesar terletak

pada konsentrasi 0,2 mg/mL yaitu sebesar 87,399±0,041%. Persentase

penghambatan biofilm terkecil terletak pada konsentrasi 0,05 mg/mL yaitu

sebesar 64,636±0,022%. Hasil persentase penghambatan biofilm ekstrak etanol

daun kirinyu masih berada di bawah kontrol positif (Streptomycin 512 µg/mL).

Persentase penghambatan biofilm antibiotik Streptomycin 512 µg/mL terhadap S.

aureus adalah sebesar 90,707±0,026%. Pada konsentrasi ekstrak etanol 0,1; 0,2;

0,4; dan 0,8 mg/mL memiliki persentase penghambatan biofilm yang hampir sama

sehingga dapat diartikan bahwa adanya peningkatan konsentrasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap efek penghambatan biofilm dari ekstrak

etanol daun kirinyu. Hal tersebut disebabkan adanya kemungkinan kejenuhan

protein reseptor dalam berikatan dengan senyawa yang ada dalam ekstrak etanol

daun kirinyu. Menurut Le dan Otto (2015), protein reseptor berperan dalam proses

pensinyalan atau quorum sensing pada ekspresi gen bakteri yang berperan dalam

pembentukan biofilm. Abrams et al. (2009), mengatakan bahwa jumlah reseptor

yang tersedia untuk berinteraksi dengan senyawa dapat mempengaruhi efek

senyawa tersebut. Jika reseptor yang tersedia banyak tetapi senyawa yang

menempati sedikit maka hanya sedikit efek yang terjadi (peningkatan konsentrasi

dapat menambah efek). Sebaliknya, jika reseptor yang tersedia sedikit tetapi

senyawa yang akan menempati banyak (konsentrasi besar) maka reseptor akan

mengalami kejenuhan (peningkatan konsentrasi senyawa tidak akan menambah

efek). Kejenuhan reseptor menyebabkan senyawa tidak mampu lagi menghambat

quorum sensing pada ekspresi gen yang berperan dalam pembentukan biofilm.

Pada penelitian ini ada kemungkinan terjadinya kejenuhan reseptor yang

menyebabkan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun kirinyu tidak bisa lagi

menambah aktivitas penghambatan biofilm S. aureus. Namun hal tersebut perlu

dibuktikan lebih lanjut.

Penelitian sebelumnya mengenai C. odorata sebagai agen antibiofilm

telah dilakukan oleh Yahya et al. (2014b) terhadap bakteri Pseudomonas

aeruginosa. Penelitian tersebut meneliti aktivitas antibiofilm ekstrak etanol C.

odorata pada dua kondisi yaitu aerobic dan anaerobic menggunakan Colony

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

17

Forming Unit (CFU) dengan hasil akhir jumlah koloni sel biofilm per mL bakteri

yang masih hidup setelah diberikan ekstrak C. odorata. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa ekstrak etanol C. odorata memiliki aktivitas antibiofilm

terhadap bakteri P. aeruginosa yang ditandai dengan nilai CFU perlakuan ekstrak

C. odorata lebih kecil dibandingkan dengan nilai CFU kontrol pertumbuhan, baik

pada kondisi aerob maupun anaerob.

Biofilm dapat terbentuk dan berkembang melalui tiga tahapan yaitu

perlekatan/adhesion, pematangan/maturation, dan diferensiasi/differentiation

(Ahmad et al., 2014). Senyawa fitokimia dari ekstrak tanaman dapat berperan

sebagai agen antibiofilm dengan mengganggu proses dari tahapan-tahapan

tersebut (Rezanka et al., 2012). Menurut Yasir et al. (2018), mekanisme utama

senyawa antibiofilm adalah mendegradasi komponen polisakarida dan matriks

biofilm (extracellular polymeric substance/EPS), mengganggu sistem pensinyalan

sel bakteri (quorum sensing/QS), mengganggu potensial membran dari sel yang

tertanam di dalam biofilm, menghambat sistem alarmone (sistem yang mengatur

sejumlah besar ekspresi gen yang penting dalam pembentukan biofilm), dan

mengganggu regulasi gen yang bertanggung jawab dalam pembentukan serta

transportasi protein pengikat.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa senyawa yang berperan

sebagai agen antibiofilm dari daun Carica papaya L. (Kining et al., 2015) dan

sabut Cocos nucifera Linn. (Viju et al., 2013) adalah flavonoid, fenol, dan tanin.

Payne et al. (2012) mengatakan bahwa senyawa polifenol tannic acid dapat

menghambat pembentukan biofilm S. aureus. Onsare dan Arora (2014) serta

Manner et al. (2013) menyatakan bahwa flavonoid memiliki potensi

penghambatan serta dapat mengganggu pembentukan biofilm S. aureus.

Flavonoid dan tanin memiliki mekanisme penghambatan biofilm yaitu dengan

menghambat intercellular adhesion yaitu IcaA dan IcaD pada S. aureus (Lee et

al., 2013). Ica tersebut akan memediasi pembentukan PIA yang merupakan

komponen penting dalam pembentukan biofilm (You et al., 2017). Jika

intercellular adhesion tersebut dihambat maka pembentukan PIA akan terhambat

yang berarti pembentukan komponen biofilm pun akan terganggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

18

Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa

fitokimia pada ekstrak etanol daun kirinyu. Skrining tersebut dilakukan secara

kualitatif yaitu dengan uji tabung. Hasil dari uji tabung yang dilakukan dapat

dilihat pada Tabel III.

Tabel III. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

Senyawa Fitokimia Hasil Keterangan

Flavonoid + terbentuk endapan warna kuning

Fenol + terbentuk warna hijau kebiruan

Alkaloid + terbentuk endapan warna merah

Terpenoid + terbentuk warna cokelat di antarmuka

Saponin - tidak terbentuk busa

Tanin + terbentuk endapan warna hitam kehijauan

Berdasarkan uji tabung yang dilakukan pada penelitian ini, ekstrak etanol daun

kirinyu mengandung senyawa flavonoid, fenol, alkaloid, terpenoid, dan tanin.

Hasil tersebut selaras dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Chiejina dan Onaebi (2016) serta Vijayaraghavan et al., (2013)

melalui skrining fitokimia yang telah dilakukan, menyatakan bahwa ekstrak etanol

daun C. odorata mengandung senyawa tanin, alkaloid, flavonoid, fenol, dan

terpenoid. Afolayan et al. (2015) juga menyatakan bahwa ekstrak etanol 95%

daun C. odorata mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, dan terpenoid.

Ekstrak etanol daun kirinyu yang didapatkan dalam penelitian ini

menunjukkan adanya aktivitas penghambatan biofilm pada bakteri S. aureus. Jika

ditinjau dari hasil skrining fitokimia yang dilakukan, senyawa flavonoid dan tanin

yang ditemukan dalam ekstrak etanol daun kirinyu ini diduga memiliki aktivitas

dalam menghambat biofilm S. aureus. Menurut Hanphakphoom et al. (2016),

senyawa flavonoid yang ada di dalam daun kirinyu adalah quercetin dan rutin.

Hasil tersebut dapat dikaitkan dengan mekanisme dari senyawa flavonoid dan

tanin yang ada pada tanaman Alnus japonica yang dapat menghambat biofilm

yaitu dengan menghambat ekspresi gen IcaA serta IcaD pada bakteri S. aureus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

19

yang dapat menghambat sintesis PIA dan menyebabkan pembentukan biofilm

menjadi terganggu (Lee et al., 2013).

Penelitian sebelumnya mengenai aktivitas antibiofilm C. odorata pada

bakteri S. aureus belum pernah dilakukan, namun ada beberapa penelitian yang

dilakukan terhadap bakteri lain. Penelitian Yahya et al. (2014b) menunjukkan

bahwa ekstrak etanol dan kloroform C. odorata mempunyai aktivitas antibiofilm

pada bakteri P. aeruginosa serta hasil isolasi senyawa pada C. odorata dengan

GC-MS menunjukkan bahwa senyawa yang banyak didapatkan dari ekstrak etanol

daun kirinyu adalah germacrene D. Mekanisme germacrene D dalam

menghambat biofilm bakteri belum diketahui dengan pasti sehingga germacrene

D merupakan senyawa yang diduga sebagai agen antibiofilm. Pada penelitian

selanjutnya, Yahya et al. (2014a) menyatakan bahwa terjadi perubahan profil

protein sitoplasma ketika dilakukan pemisahan protein pada biofilm P. aeruginosa

yang telah diberi ekstrak kloroform C. odorata menggunakan elektroforesis gel

poliakrilamida-sodium deodesil sulfat (SDS-PAGE). Protein sitoplasma

merupakan bagian penting di dalam biofilm, sehingga perubahan profil protein

sitoplasma tersebut diduga terlibat dalam aksi antibiofilm C. odorata. Chusri et al.

(2012) juga melakukan penelitian aktivitas biofilm isolat Staphylococcus

epidermidis dari beberapa resep obat tradisional di Thailand untuk penyembuhan

luka akibat infeksi bakteri yang salah satu resepnya yaitu THR-SK011

mengandung tanaman C. odorata. Resep THR-SK011 tersebut menunjukkan

adanya aktivitas biofilm namun tidak terlalu besar sehingga oleh peneliti tersebut

tidak dibahas lebih lanjut.

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa ekstrak etanol daun kirinyu

memiliki aktivitas penghambatan biofilm terhadap bakteri S. aureus. Golongan

senyawa yang ada di dalam ekstrak etanol daun kirinyu juga telah diuji secara

kualitatif. Namun pada penelitian ini belum diketahui golongan senyawa yang

spesifik dalam ekstrak etanol daun kirinyu yang berperan sebagai agen

antibiofilm, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait senyawa

spesifik dalam ekstrak etanol daun kirinyu yang berperan sebagai agen

antibiofilm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

20

KESIMPULAN DAN SARAN

Semua konsentrasi ekstrak etanol daun kirinyu yang digunakan pada

penelitian ini memiliki aktivitas penghambatan biofilm pada bakteri S. aureus.

Persentase penghambatan biofilm terkecil ekstrak etanol daun kirinyu yang

diperoleh terhadap S. aureus adalah pada konsentrasi 0,05 mg/mL yaitu sebesar

64,636±0,022% dan persentase penghambatan biofilm terbesar pada konsentrasi

0,2 mg/mL yaitu sebesar 87,399±0,041%. Skrining fitokimia melalui uji tabung

menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kirinyu mengandung senyawa flavonoid,

fenol, alkaloid, terpenoid, dan tanin.

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah dilakukan pengujian senyawa

fitokimia secara spesifik yang berperan sebagai agen antibiofilm dengan uji KLT

(Kromatografi Lapis Tipis) pada ekstrak etanol daun kirinyu dan pengujian

aktivitas penghancuran biofilm (breakdown) ekstrak etanol daun kirinyu pada

bakteri S. aureus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

21

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, A. C., Pennington, S. S., and Lammon, C. B., 2009. Clinical Drug

Therapy: Rationales for Nursing Practice, 9th

edition, Wolters Kluwer

Health, Lippincott Williams & Wilkins. 16.

Afolayan, M., Fatokun, O., Olajide, O., Akolade, J., Fagbohun, A., and

Orishadipe, A., 2015. Comparative Phytochemical, Antioxidant and

Antibacterial Potentials of The Stem, Roots, and Leaves Extract of

Chromolaena odorata L. (King and Robinson). J. Pharm. Biol. Sci., 3 94),

202-207.

Ahmad, I., Husain, F. M., Maheshwari, M., and Zahin, M., 2014. Medicinal Plants

and Phytocompounds: A Potential Source of Novel Antibiofilm Agents.

Antibiofilm Agents, 205-232.

Archer, N. K., Mazaitis, M. J., Costerton, J. W., Leid, J. G., Powers, M. E., and

Shirtliff, M. E., 2011. Staphylococcus aureus Biofilms : Properties,

Regulation, and Roles in Human Disease. Virulence, 2 (5), 445-459.

Asomugha, R. N., Ezejiofor, A. N., Okafor, P. N., and Ijeh, I. I., 2015. Acute and

Cytotoxicity Studies of Aqueous and Ethanolic Leaf Extract of

Chromolaena odorata. Pak. J. Biol. Sci., 18 (1), 46-49.

Aswathi, P. V., and Dhivya, R., 2017. Qualitative Phytochemical Screening and

Mosquito Repellency of Chromolaena odorata (Asteraceae) Leaf Extract

Against Adults of Culex quinquefasciatus (Diptera: Culicidae). IAJPS, 4

(03), 698-705.

Berlanga, M, and Guerrero, R., 2016. Living Together in Biofilms: The Microbial

Cell Factory and Its Biotechnological Implications. Microb. Cell Fact.,

15(165), 1-11.

Cascon, O., Touchet, S., Miller, D. J., Gonzalez, V., Faraldos, J. A., and

Allemann, R. K., 2012. Chemoenzymatic Preparation of Germacrene

Analogues. Chem. Commun., 2012 (48), 9702-9704.

Chakraborty, A. K., Rambhade, S., and Patil, U. K., 2011. Chromolaena odorata

(L.) : An Overview. Journal of Pharmacy Research, 4 (3), 573-576.

Chiejina, N. V., and Onaebi, C. N., 2016. Phytochemical Constituents and

Antifungal Properties of Chromolaena odorata L. and Moringa oleifera

Lam on Fungal Rot of Cucumber (Cucumis sativus L.) Fruit. Asian J.

Plant Sci., 15 (1-2), 35-41.

Chusri, S., Sompetch, K., Mukdee, S., Jansrisewangwong, S., Srichai, T.,

Maneenoon, K., Limsuwan, S., and Voravuthikunchai, S. P., 2012.

Inhibition of Staphylococcus epidermidis Biofilm Formation by

Traditional Thai Herbal Recipes Used for Wound Treatment. Evidence-

Based Complementary and Alternative Medicine,

doi:10.1155/2012/159797, 1-8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

22

Coffey, B. M., and Anderson, G. G., 2014. Biofilm Formation in The 96-well

Microtiter Plate. Methods Mol Biol., 1149, 631-641.

Costa, G. M., Endo, E. H., Cortez, D. A. G., Nakamura, T. U., Nakamura, C. V.,

and Filho, B. P. D., 2015. Effect of Plant Extracts on Planktonic Growth

and Biofilm of Staphylococcus aureus and Candida albicans.

Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci, 4 (6), 908-917.

Ding, W. Y., Li, Y. H., Lian, H., Ai, X. Y., Zhao, Y. L., Yang, Y. B., Han, Q.,

Liu, X., Chen, X. Y., and, He, Z., 2017. Sub-Minimum Inhibitory

Concentrations of Rhubarb Water Extracts Inhibit Streptococcus suis

Biofilm Formation. Frontiers in Pharmacology, 8 (425), 1-9.

Erikawati, D., Santosaningsih, D., dan Santoso, S., 2016. Tingginya Prevalensi

MRSA Pada Isolat Klinik Periode 2010-2014 di RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang, Indonesia. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 29 (2), 149-156.

European Centre for Disease and Control (ECDC), 2015. Staphylococcus aureus.

Antimicrobial Resistance Surveillance in Europe 2015.

Feoktistova, M., Geserick, P., and Leverkus, M., 2016. Crystal Violet Assay for

Determining Viability of Cultured Cells. Cold Spring Harbor Protocols.

Foster, T. J., 2017. Antibiotic Resistance in Staphylococcus aureus Current Status

and Future Prospects. FEMS Microbiology Reviews, 1-19.

Gomashe, A. V., Sharma, A. A., and Kasulkar, A., 2014. Investigation of Biofilm

Inhibition Activity and Antibacterial Activity of Psidium guajava Plant

Extracts against Streptococcus mutans Causing Dental Plaque. Int. J.

Microbiol. App. Sci., 3 (9), 335-351.

Hanphakphoom, S., Thophon, S., Waranusantigul, P., Kangwanrangsan, N., and

Krajangsang, S., 2016. Antimicrobial Activity of Chromolaena odorata

Extract Against Bacterial Human Skin Infections. Modern Applied

Science,10 (2), 159-171.

Hassan, M. N., and Laily, A. N., 2014. Uji Kandungan Flavonoid dan

Perbandingan Aktivitas Antoksidan Pada Ekstrak Etanol Simplisia Bunga

Pepaya Gantung Saat Kuncup dan Mekar. J. Skrining Bioaktif, 1 (1), 1-15.

Jasmine, R., Selvakumar, B. N., and Daisy, P., 2011. Investigating The

Mechanism of Action of Terpenoids and The Effect of Interfering

Substances on An Indian Medicinal Plant Extract Demonstrating

Antibacterial Activity. IJPSR, 2 (2), 19-24.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Farmakope Herbal Indonesia.

Suplemen II. Edisi I. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kining, E., Falah, S., dan Nurhidayat, N., 2015. Aktivitas Antibiofilm Ekstrak Air

Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Bakteri Pseudomonas

aeruginosa secara In Vitro. Current Biochemistry, 2 (3), 150-163.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

23

Knobloch, J. K. M., Horstkotte, M. A., Rohde, H., and Mack, D., 2002.

Evaluation of Different Detection Methods of Biofilm Formation in

Staphylococcus aureus, Med Microbiol Immunol, 191 (2002), 101-106.

Kristian, J., Zain, S., Nurjanah, S., Widyasanti, A., and Putri, S. H., 2016.

Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Bunga

Melati Putih Menggunakan Metode Ekstraksi Pelarut Menguap (Solvent

Extraction). Jurnal Teknotan, 10 (2), 34-43.

Le, K. Y., and Otto, M., 2015. Quorum-sensing Regulation in Staphylococci – An

Overview. Frontiers in Microbiology, 6 (1174), 1-8.

Lee, J. H., Park, J. H., Cho, H. S., Joo, S. W., Cho, M. H., and Lee, J., 2013. Anti-

biofilm Activities of Quercetin and Tannic Acid Against Staphylococcus

aureus. Biofouling, 29 (5), 491-499.

Lu, J., Turnbull, L., Burke, C. M., Liu, M., Carter, D. A., Schlothauer, R. C.,

Whitchurch, C. B., and Harry, E. J., 2014. Manuka-type Honeys Can

Eradicate Biofilms Produced by Staphylococcus aureus Strains With

Different Biofilm-forming Abilities. PeerJ 2:e326; doi 10.7717/peerj.326.

Manner, S., Skogman, M., Goeres, D., Vuorela, P., and Fallarero, A., 2013.

Systematic Exploration of Natural and Synthetic Flavonoids for the

Inhibition of Staphylococcus aureus Biofilms. Int. J. Mol. Sci., 2013 (14),

19434-19451.

Meije, Y., Almirante, B., Pozo, J. L. D., Martin, M. T., Fernandez-Hidalgo, N.,

Shan, A., Basas, J., Pahissa, A., and Gavalda, J., 2014. Daptomycin is

Effective as Antibiotic-lock Therapy in a Model Staphylococcus aureus

Catheter-related Infection. Journal of Infection, 2014, 1-5.

Merritt, J. H., Kadouri, D. E., and O’Toole, G. A., 2015. Growing and Analyzing

Static Biofilms. Curr Protoc Microbiol, 1-29.

Metzler, A., 2016. Developing a Crytal Violet Assay to Quantify Biofilm

Production Capabilities of Staphylococcus aureus. Honors Research Thesis,

Department of Animal Sciences The Ohio State University, 1-15.

Novoa, M. G. A., Moreno, M. I., Velazquez, O. A. S., Gomez, J. P. G., Medina, P.

J. G., and Lomeli, M. G., 2018. Biofilm Formation by Staphylococcus

aureus Isolated From Food Contact Surface in the Dairy Industry of Jalisco,

Mexico. Journal of Food Quality, 2018, 1-8.

Nyenje, M. E., Green, E., and Ndip, R. N., 2013. Evaluation of the Effect of

Different Media and Temperature on the Suitability of Biofilm Formation

by Enterobacter cloacae Strain Isolated from Food Samples South Africa.

Molecules, 2013 (18), 9582-9593.

Odutayo, F., Ezeamagu, C., Kabiawu, T., Aina, D., and Mensah-Agyei, G., 2017.

Phytochemical Screening and Antimicrobial Activity of Chromolaena

odorata Leaf Extract Against Selected Microorganism. JAMPS, 13 (4), 1-9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

24

Omokhua, A. G., McGaw, L. J., Chukwujekwu, J. C., Finnie, J. F., and Staden, J.

V., 2017. A Comparison of The Antimicrobial Activity an In Vitro Toxicity

of A Medicinally Useful Biotype of Invasive Chromolaena odorata

(Asteraceae) With A Biotype Not Used In Traditional Medicine. South

African Journal of Botany, 108 (2017), 200-208.

Onsare, J. G., and Arora, D. S., 2014. Antibiofilm Potential of Flavonoids

Extracts From Moringa oleifera Seed Coat Against Staphylococcus aureus,

Pseudomonas aeruginosa, and Candida albicans. Journal of Applied

Microbiology, doi:10.1111/jam.12701.

Palmer, L. B., Smaldone, G. C., Chen, J. J., Baram, D., Duan, T., Monteforte, M.,

Varela, M., Tempone, A. K., O’Riordan, T., Daroowalla, F., and Richman,

P., 2008. Aerosolized Antibiotics and Ventilator-associated

Tracheobronchitis in The Intensive Care Unit. Crit Care Med, 36 (7), 2008-

2013.

Pandey, A., and Tripathi, S., 2014. Concept of Standardization, Extraction and Pre

Phytochemical Screening Strategies For Herbal Drug. Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry, 2 (5), 115-119.

Paraje, M. G., 2011. Antimicrobial Resistance in Biofilms. FORMATEX, 736-744.

Payne, D. E., Martin, N. R., Parzych, K. R., Rickard, A. H., Underwood, A., and

Boles, B. R., 2012. Tannic Acid Inhibits Staphylococcus aureus Surface

Colonization in an IsaA-Dependent Manner. Infection and Immunity, 81

(2), 496-504.

Pratiwi, S. U. T., Lagendijk, E. L., Weert, S., Idroes, R., Hertiani, T., Hondel, C.

V., 2015. Effect of Cinnamomum burmannii Nees ex Bl. and Massoia

aromatic Becc. Essential Oil on Planktonic Growth and Biofilm Formation

of Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus In Vitro.

International Journal of Applied Research in Natural Product. 8 (2). 1-13.

Ragbetli, C., Parlak, M., Bayram, Y., Guducuoglu, H., and Ceylan, N., 2016.

Evaluation of Antimicrobial Resistance in Staphylococcus aureus Isolates

by Years. Interdisciplinary Perspectives on Infectious Disease, 2016, 1-4.

Rezanka, T., Cejkova, A., and Masak, J., 2012. Naturan Products: Strategic Tools

for Modulation if Biofilm Formation. In : Studies in Natural Products

Chemistry, 269-303.

Roy, R., Tiwari, M., Donelli, G., and Tiwari, V., 2018. Strategies For Combating

Bacterial Biofilms: A Focus on Anti-biofilm Agents and Their

Mechanisms of Action. Virulence, 9 (1), 522-554.

Rumbaugh, K. P., and Armstrong A., 2014. The Role of Quorum Sensing in

Biofilm Development. Antibiofilm Agents, 97-113.

Saroj, D. S., and Rather, P. N., 2013. Streptomycin Inhibits Quroum Sensing in

Acinetobacter burmanii. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 57 (4),

1926-1929.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

25

Singh, S., Singh, S. K., Chowdhury, I., and Singh, R., 2017. Understanding the

Mechanism of Bacterial Biofilms Resistance to Antimicrobial Agents. The

Open Microbiology Journal, 11, 53-62.

Slobodnikova, L., Fialova, S., Rendekova, K., Kovac, J., and Mucaji, P., 2016.

Antibiofilm Activity of Plant Polyphenols. Molecules, 21 (1717), 1-15.

Shukla, S. K., and Rao, T. S., 2017. An Improved Crystal Violet Assay for

Biofilm Quantification in 96-Well Microtiter Plate. bioRxiv, 1-10.

Shukla, V., and Bhathena, Z., 2016. Broad Spectrum Anti-Quorium Sensing

Activity of Tannin-Rich Crude Extracts of Indian Medicinal Plants.

Scientifica, 2016, 1-8.

Sulistyani, N., 2018. Modul 006: Pengembangan Sediaan Obat Tradisional.

Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, 10-24.

Sun, W., Han, J. Y., Li, Q. J., and Jiao, K., 2007. Spectrophotometric and

Voltammetric Studies on The Interaction of Heparin With Crystal Violet

and Its Analytical Application. S. Afr. J. Chem., 2007 (60), 42-46.

Taganna, J. C., Quanico, J. P., Perono, R. M. G., Amor, E. C., and Rivera, W. L.,

2011. Tannin-rich Fraction From Terminalia catappa Inhibits Quorum

Sensing (QS) in Chromobacterium violaceum and The QS-controlled

Biofilm Maturation and LasA Staphylolytic Activity in Pseudomonas

aeruginosa. Journal of Ethnopharmacology, 134 (2011), 865-871.

Thamrin, M., Asikin, S., and Willis, M., 2013. Tumbuhan Kirinyu Chromolaena

odorata (L.) (Asteraceae : Asterales) Sebagai Insektisida Nabati Untuk

Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura. J. Litbang Pert., 32 (3),

112-121.

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., and Kaur, H., 2011. Phytochemical

Screening and Extraction: A Review. Internationale Pharmaceutica

Sciencia, 1 (1), 98-106.

Turek, C., and Stintzing, F. C., 2013. Stability of Essential Oils: A Review.

Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 12, 40-53.

Udo, E. E., Al-Sweih, N., and Noronha, B. C., 2003. A Chromosomal Location of

The MupA Gene in Staphylococcus aureus Expressing High-level

Mupirocin Resistance. Journal of Antimicrobial Chemotherapy, 51, 1283-

1286.

Ugwoke, C. E. C., Orji, J., Anze, S. P. G., and Ilodibia, C. V., 2017. Quantitative

Phytochemical Analysis and Antimicrobial Potential of The Ethanol and

Aqueous Extracts of The Leaf, Stem, and Root of Chromolaena odorata

(Asteraceae). IJPPR, 9 (2), 207-214.

Velavan, S., 2015. Phytochemical Techniques-A Review. World Journal of

Science and Research, 1 (2), 80-91.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

26

Vijayaraghavan, K., Ali, S. M., and Maruthi, R., 2013. Studies On Phytochemical

Screening Antioxidant Activity of Chromolaena odorata and Annona

squamosa. International Journal of Innovative Research in Science,

Engineering and Technology, 2 (12), 7315-7321.

Viju, N., Satheesh, S., and Vincent, S. G. P., 2013. Antibiofilm Activity of

Coconut (Cocos nucifera Linn.) Husk Fibre Extract. Saudi Journal of

Biological Sciences, 2013 (20), 85-91.

Yahya, M. F. Z. R., Ibrahim, M. S. A., and Hamid, U. M. A., 2014a.

Electrophoretic Protein Separation Reveals the Possible Antibiofilm

Mechanism of Chromolaena odorata Chloroform Extracts Against

Pseudomonas aeruginosa: A Preliminary Investigation. Journal of Applied

Biological Science, 8 (2), 55-61.

Yahya, M. F. Z. R., Ibrahim, M. S. A., Zamawi, W. M. A. W. M., and Hamid, U.

M. A., 2014b. Biofilm Killing Effects of Chromolaena odorata Extracts

against Pseudomonas aeruginosa. Research Journal of Phytochemistry, 8

(3), 64-73.

Yasir, M., Willcox, M. D. P., and Dutta, D., 2018. Action of Antimicrobial

Peptides Against Bacterial Biofilms. Materials, 2018 (3), 1-15.

You, Y., Xue, T., Cao, L., Zhao, L., Sun, H., and Sun, B., 2014. Staphylococcus

aureus Glucose-Induced Biofilm Accessory Proteins, GbaAB, Influence

Biofilm Formation in a PIA-Dependent Manner. Int. J. Med. Microbiol.,

http://dx.doi.org/10.1016/j.ijmm.2014.04.003.

Zhou, J. W., Hou, B., Liu, G. Y., Jiang, H., Sun, B., Wang, Z. N., Shi, R. F., Xu,

Y., Wang, R., and Jia, A. Q., 2018. Attenuation of Pseudomonas

aeruginosa Biofilm by Hordenine: A Combinatorial Study With

Aminoglycoside Antibiotics. Appl Microbiol Biotechnol,

https://doi.org/10.1007/s00253-018-9315-8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

27

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Determinasi Tanaman Kirinyu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

28

Lampiran 2. Surat Legalitas Analisis Data Secara Statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

29

Lampiran 3. Simplisia Kering Daun Kirinyu, Penetapan Kadar Air, Ekstrak

Etanol Daun Kirinyu, dan Larutan Uji Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

Gambar 5. Simplisia kering daun kirinyu

(a) (b)

Gambar 6. Penetapan kadar air (a) volume air awal (b) volume air akhir

Perhitungan Persentase Kadar Air

Selisih volume = volume akhir – volume awal = 0,9 mL – 0,4 mL = 0,5 mL

Bobot serbuk daun Kirinyu = 10,0005 g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

30

Gambar 7. Ekstrak etanol daun kirinyu

Perhitungan Rendemen Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

Gambar 8. Larutan uji ekstrak etanol daun kirinyu konsentrasi 0,8;

0,4; 0,2 ; 0,1; 0,05 mg/mL (dari kiri ke kanan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

31

Lampiran 4. Data Optical Density (OD) Uji Pertumbuhan Biofilm

Staphylococcus aureus

Perlakuan Replikasi OD Rata-rata SD

Media TSB

1 0,104

0,092 0,010 2 0,087

3 0,086

Media TSB +

Bakteri

1 0,935

0,888 0,043 2 0,851

3 0,879

Media TSB +

Glukosa 1% +

Bakteri

1 2,492

2,472 0,121 2 2,581

3 2,342

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

32

Lampiran 5. Dokumentasi Uji Pertumbuhan Biofilm dan Uji Penghambatan

Biofilm Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

a. Uji Pertumbuhan Biofilm

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9. Media TSB pada uji pertumbuhan biofilm (a) sebelum

inkubasi, (b) setelah inkubasi, (c) setelah pewarnaan, dan (d) setelah

dibilas lalu diberi etanol

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 10. Media TSB + S. aureus pada uji pertumbuhan biofilm

(a) sebelum inkubasi, (b) setelah inkubasi, (c) setelah pewarnaan, dan

(d) setelah dibilas lalu diberi etanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

33

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 11. Media TSB + Glukosa 1% + S. aureus pada uji pertumbuhan

biofilm (a) sebelum inkubasi, (b) setelah inkubasi, (c) setelah pewarnaan,

dan (d) setelah dibilas lalu diberi etanol

b. Uji Penghambatan Biofilm Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 12. EEDK 0,05; 0,1; 0,2; 0,4; 0,8 mg/mL (dari atas ke bawah

berurutan) pada uji penghambatan biofilm (a) sebelum inkubasi, (b)

setelah inkubasi, (c) setelah pewarnaan, dan

(d) setelah dibilas lalu diberi etanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

34

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 13. Kontrol pertumbuhan; kontrol negatif; kontrol positif (dari

atas ke bawah berurutan) pada uji penghambatan biofilm (a) sebelum

inkubasi, (b) setelah inkubasi, (c) setelah pewarnaan, dan (d) setelah

dibilas lalu diberi etanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

35

Lampiran 6. Data Optical Density (OD) Uji Penghambatan Biofilm Ekstrak

Etanol Daun Kirinyu Terhadap Staphylococcus aureus

Perlakuan Replikasi OD Rata-rata SD

Kontrol

Pertumbuhan

1 2,492

2,472 0,121 2 2,581

3 2,342

Kontrol

Negatif

1 2,398

2,361 0,089 2 2,260

3 2,426

EEDK 0,05

mg/mL

1 0,867

0,873 0,022 2 0,898

3 0,855

EEDK 0,1

mg/mL

1 0,271

0,320 0,044 2 0,357

3 0,332

EEDK 0,2

mg/mL

1 0,358

0,311 0,041 2 0,282

3 0,293

EEDK 0,4

mg/mL

1 0,380

0,358 0,064 2 0,286

3 0,409

EEDK 0,8

mg/mL

1 0,350

0,345 0,027 2 0,316

3 0,370

Kontrol

Positif

1 0,206

0,229 0,026 2 0,223

3 0,257

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

36

Lampiran 7. Hasil Analisis Statistik dengan SPSS

a. Uji Normalitas

Tests of Normality

kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

nilai Kontrol Pertumbuhan

.234 3 . .979 3 .721

Kontrol Negatif .327 3 . .872 3 .302

Kontrol Positif .253 3 . .964 3 .637

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml

.279 3 . .939 3 .523

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml

.274 3 . .945 3 .547

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml

.336 3 . .856 3 .257

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml

.299 3 . .915 3 .434

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml

.235 3 . .978 3 .716

b. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.569 7 16 .056

c. Uji Oneway Anova

ANOVA

nilai

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 19.022 7 2.717 675.614 .000 Within Groups .064 16 .004

Total 19.087 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

37

d. Uji Post Hoc Tukey

Multiple Comparisons

Dependent Variable: nilai

(I) kelompok (J) kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

Tukey HSD

Kontrol Pertumbuhan

Kontrol Negatif .110333 .051783 .437 -.06895 .28961

Kontrol Positif 2.243000* .051783 .000 2.06372 2.42228

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml 1.598333* .051783 .000 1.41905 1.77761

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml 2.151667* .051783 .000 1.97239 2.33095

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml 2.160667* .051783 .000 1.98139 2.33995

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml 2.113333* .051783 .000 1.93405 2.29261

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml 2.126333* .051783 .000 1.94705 2.30561

Kontrol Negatif Kontrol Pertumbuhan -.110333 .051783 .437 -.28961 .06895

Kontrol Positif 2.132667* .051783 .000 1.95339 2.31195

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml 1.488000* .051783 .000 1.30872 1.66728

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml 2.041333* .051783 .000 1.86205 2.22061

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml 2.050333* .051783 .000 1.87105 2.22961

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml 2.003000* .051783 .000 1.82372 2.18228

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml 2.016000* .051783 .000 1.83672 2.19528

Kontrol Positif Kontrol Pertumbuhan -2.243000* .051783 .000 -2.42228 -2.06372

Kontrol Negatif -2.132667* .051783 .000 -2.31195 -1.95339

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.644667* .051783 .000 -.82395 -.46539

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml -.091333 .051783 .650 -.27061 .08795

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml -.082333 .051783 .750 -.26161 .09695

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.129667 .051783 .261 -.30895 .04961

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml -.116667 .051783 .373 -.29595 .06261

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -1.598333* .051783 .000 -1.77761 -1.41905

Kontrol Negatif -1.488000* .051783 .000 -1.66728 -1.30872

Kontrol Positif .644667* .051783 .000 .46539 .82395

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml .553333* .051783 .000 .37405 .73261

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .562333* .051783 .000 .38305 .74161

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml .515000* .051783 .000 .33572 .69428

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml .528000* .051783 .000 .34872 .70728

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.151667* .051783 .000 -2.33095 -1.97239

Kontrol Negatif -2.041333* .051783 .000 -2.22061 -1.86205

Kontrol Positif .091333 .051783 .650 -.08795 .27061

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.553333* .051783 .000 -.73261 -.37405

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .009000 .051783 1.000 -.17028 .18828

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.038333 .051783 .994 -.21761 .14095

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml -.025333 .051783 1.000 -.20461 .15395

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.160667* .051783 .000 -2.33995 -1.98139

Kontrol Negatif -2.050333* .051783 .000 -2.22961 -1.87105

Kontrol Positif .082333 .051783 .750 -.09695 .26161

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.562333* .051783 .000 -.74161 -.38305

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml -.009000 .051783 1.000 -.18828 .17028

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.047333 .051783 .980 -.22661 .13195

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml -.034333 .051783 .997 -.21361 .14495

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

38

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.113333* .051783 .000 -2.29261 -1.93405

Kontrol Negatif -2.003000* .051783 .000 -2.18228 -1.82372

Kontrol Positif .129667 .051783 .261 -.04961 .30895

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.515000* .051783 .000 -.69428 -.33572

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml .038333 .051783 .994 -.14095 .21761

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .047333 .051783 .980 -.13195 .22661

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml .013000 .051783 1.000 -.16628 .19228

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.126333* .051783 .000 -2.30561 -1.94705

Kontrol Negatif -2.016000* .051783 .000 -2.19528 -1.83672

Kontrol Positif .116667 .051783 .373 -.06261 .29595

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.528000* .051783 .000 -.70728 -.34872

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml .025333 .051783 1.000 -.15395 .20461

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .034333 .051783 .997 -.14495 .21361

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.013000 .051783 1.000 -.19228 .16628

LSD Kontrol Pertumbuhan

Kontrol Negatif .110333* .051783 .049 .00056 .22011

Kontrol Positif 2.243000* .051783 .000 2.13322 2.35278

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml 1.598333* .051783 .000 1.48856 1.70811

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml 2.151667* .051783 .000 2.04189 2.26144

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml 2.160667* .051783 .000 2.05089 2.27044

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml 2.113333* .051783 .000 2.00356 2.22311

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml 2.126333* .051783 .000 2.01656 2.23611

Kontrol Negatif Kontrol Pertumbuhan -.110333* .051783 .049 -.22011 -.00056

Kontrol Positif 2.132667* .051783 .000 2.02289 2.24244

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml 1.488000* .051783 .000 1.37822 1.59778

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml 2.041333* .051783 .000 1.93156 2.15111

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml 2.050333* .051783 .000 1.94056 2.16011

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml 2.003000* .051783 .000 1.89322 2.11278

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml 2.016000* .051783 .000 1.90622 2.12578

Kontrol Positif Kontrol Pertumbuhan -2.243000* .051783 .000 -2.35278 -2.13322

Kontrol Negatif -2.132667* .051783 .000 -2.24244 -2.02289

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.644667* .051783 .000 -.75444 -.53489

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml -.091333 .051783 .097 -.20111 .01844

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml -.082333 .051783 .131 -.19211 .02744

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.129667* .051783 .023 -.23944 -.01989

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml -.116667* .051783 .039 -.22644 -.00689

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -1.598333* .051783 .000 -1.70811 -1.48856

Kontrol Negatif -1.488000* .051783 .000 -1.59778 -1.37822

Kontrol Positif .644667* .051783 .000 .53489 .75444

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml .553333* .051783 .000 .44356 .66311

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .562333* .051783 .000 .45256 .67211

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml .515000* .051783 .000 .40522 .62478

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml .528000* .051783 .000 .41822 .63778

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.151667* .051783 .000 -2.26144 -2.04189

Kontrol Negatif -2.041333* .051783 .000 -2.15111 -1.93156

Kontrol Positif .091333 .051783 .097 -.01844 .20111

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.553333* .051783 .000 -.66311 -.44356

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .009000 .051783 .864 -.10078 .11878

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.038333 .051783 .470 -.14811 .07144

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml -.025333 .051783 .631 -.13511 .08444

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.160667* .051783 .000 -2.27044 -2.05089

Kontrol Negatif -2.050333* .051783 .000 -2.16011 -1.94056

Kontrol Positif .082333 .051783 .131 -.02744 .19211

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.562333* .051783 .000 -.67211 -.45256

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml -.009000 .051783 .864 -.11878 .10078

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.047333 .051783 .374 -.15711 .06244

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

39

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml -.034333 .051783 .517 -.14411 .07544

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.113333* .051783 .000 -2.22311 -2.00356

Kontrol Negatif -2.003000* .051783 .000 -2.11278 -1.89322

Kontrol Positif .129667* .051783 .023 .01989 .23944

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.515000* .051783 .000 -.62478 -.40522

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml .038333 .051783 .470 -.07144 .14811

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .047333 .051783 .374 -.06244 .15711

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml .013000 .051783 .805 -.09678 .12278

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.126333* .051783 .000 -2.23611 -2.01656

Kontrol Negatif -2.016000* .051783 .000 -2.12578 -1.90622

Kontrol Positif .116667* .051783 .039 .00689 .22644

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.528000* .051783 .000 -.63778 -.41822

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml .025333 .051783 .631 -.08444 .13511

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .034333 .051783 .517 -.07544 .14411

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.013000 .051783 .805 -.12278 .09678

Games-Howell

Kontrol Pertumbuhan

Kontrol Negatif .110333 .086579 .870 -.36207 .58274

Kontrol Positif 2.243000* .071332 .003 1.64818 2.83782

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml 1.598333* .070905 .007 .99210 2.20457

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml 2.151667* .074268 .002 1.61556 2.68778

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml 2.160667* .073660 .002 1.61479 2.70654

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml 2.113333* .079004 .001 1.62478 2.60189

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml 2.126333* .071497 .003 1.53571 2.71696

Kontrol Negatif Kontrol Pertumbuhan -.110333 .086579 .870 -.58274 .36207

Kontrol Positif 2.132667* .053453 .001 1.71733 2.54800

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml 1.488000* .052882 .003 1.06025 1.91575

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml 2.041333* .057313 .000 1.67641 2.40626

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml 2.050333* .056522 .000 1.67870 2.42196

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml 2.003000* .063329 .000 1.65567 2.35033

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml 2.016000* .053674 .001 1.60503 2.42697

Kontrol Positif Kontrol Pertumbuhan -2.243000* .071332 .003 -2.83782 -1.64818

Kontrol Negatif -2.132667* .053453 .001 -2.54800 -1.71733

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.644667* .019720 .000 -.74850 -.54084

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml -.091333 .029616 .269 -.26697 .08431

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml -.082333 .028056 .292 -.24378 .07911

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.129667 .040036 .275 -.40805 .14871

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml -.116667* .021754 .045 -.22983 -.00350

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -1.598333* .070905 .007 -2.20457 -.99210

Kontrol Negatif -1.488000* .052882 .003 -1.91575 -1.06025

Kontrol Positif .644667* .019720 .000 .54084 .74850

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml .553333* .028573 .002 .37200 .73467

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .562333* .026953 .001 .39672 .72794

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml .515000* .039271 .013 .22544 .80456

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml .528000* .020311 .000 .42002 .63598

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.151667* .074268 .002 -2.68778 -1.61556

Kontrol Negatif -2.041333* .057313 .000 -2.40626 -1.67641

Kontrol Positif .091333 .029616 .269 -.08431 .26697

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.553333* .028573 .002 -.73467 -.37200

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .009000 .034852 1.000 -.17260 .19060

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.038333 .045060 .976 -.28963 .21296

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml -.025333 .030013 .976 -.19971 .14904

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.160667* .073660 .002 -2.70654 -1.61479

Kontrol Negatif -2.050333* .056522 .000 -2.42196 -1.67870

Kontrol Positif .082333 .028056 .292 -.07911 .24378

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

40

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.562333* .026953 .001 -.72794 -.39672

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml -.009000 .034852 1.000 -.19060 .17260

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.047333 .044050 .930 -.29981 .20514

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml -.034333 .028474 .892 -.19510 .12643

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.113333* .079004 .001 -2.60189 -1.62478

Kontrol Negatif -2.003000* .063329 .000 -2.35033 -1.65567

Kontrol Positif .129667 .040036 .275 -.14871 .40805

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.515000* .039271 .013 -.80456 -.22544

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml .038333 .045060 .976 -.21296 .28963

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .047333 .044050 .930 -.20514 .29981

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml .013000 .040331 1.000 -.26180 .28780

Eks. Kirinyu 0.8 mg/ml

Kontrol Pertumbuhan -2.126333* .071497 .003 -2.71696 -1.53571

Kontrol Negatif -2.016000* .053674 .001 -2.42697 -1.60503

Kontrol Positif .116667* .021754 .045 .00350 .22983

Eks. Kirinyu 0.05 mg/ml -.528000* .020311 .000 -.63598 -.42002

Eks. Kirinyu 0.1 mg/ml .025333 .030013 .976 -.14904 .19971

Eks. Kirinyu 0.2 mg/ml .034333 .028474 .892 -.12643 .19510

Eks. Kirinyu 0.4 mg/ml -.013000 .040331 1.000 -.28780 .26180

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

41

Lampiran 8. Hasil Skrining Fitokimia Dengan Uji Tabung

(a) (b)

Gambar 14. Hasil Uji Flavonoid pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(a) sebelum diuji dan (b) setelah diuji

(a) (b)

Gambar 15. Hasil Uji Fenol pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu (a)

sebelum diuji dan (b) setelah diuji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

42

(a) (b)

Gambar 16. Hasil Uji Alkaloid pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu (a)

sebelum diuji dan (b) setelah diuji

(a) (b)

Gambar 17. Hasil Uji Terpenoid pada Ekstrak Etanol Daun

Kirinyu (a) sebelum diuji dan (b) setelah diuji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

43

(a) (b)

Gambar 18. Hasil Uji Saponin pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(a) sebelum diuji dan (b) setelah diuji

(a) (b)

Gambar 19. Hasil Uji Tanin pada Ekstrak Etanol Daun Kirinyu (a)

sebelum diuji dan (b) setelah diuji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN BIOFILM EKSTRAK ETANOL … · aminoglikosida yang efektif dalam menghambat pembentukan biofilm (Saroj and Rather, 2013). Pada era ini, sudah ada penelitian

44

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas

Penghambatan Biofilm Ekstrak Etanol Daun Kirinyu

(Chromolaena odorata (L.) R. M. King & H. Rob.)

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus” bernama

Mayke Evi Aviantina, lahir di Gisting, Lampung pada

tanggal 25 Maret 1997. Penulis akrab dipanggil Evi

yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara

pasangan Fabianus Edy Suntoro dan Caesilia Suwarti.

Penulis mengawali masa pendidikan di TK Fransiskus

Gisting (2001-2003), SD Fransiskus Gisting (2003-2009), SMP Xaverius Gisting

(2009-2012) dan SMA Xaverius Pringsewu (2012-2015). Penulis melanjutkan

pendidikan sarjana di Program Studi S1 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan sarjana, penulis aktif

dalam kegiatan antara lain tergabung dalam UKF Paduan Suara Fakultas Veronica

(2016/2017), dalam kepanitiaan di kampus sebagai anggota divisi dana dan usaha

kegiatan Pharmacy Badminton Tournament (2016) serta menjadi koordinator

divisi konsumsi kegiatan PHARMALYMPIC (2017). Penulis terlibat juga dalam

tim pada program Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat

yang dibiayai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (2017).

Selain itu, penulis juga tergabung dalam Keluarga Mahasiswa/i dan Pelajar

Katolik Sumatera bagian selatan Yogyakarta (KMPKS Yogyakarta) dan pernah

menjabat sebagai pengurus yaitu sebagai anggota divisi hubungan masyarakat

(2016/2017) serta wakil ketua eksternal (2017/2018).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI