uji aktivitas biji pepaya terhadap bakteri staphlococus aureus

Upload: gresilva-sevyanti

Post on 04-Jun-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    1/25

    uji aktivitas biji pepaya terhadap bakteri staphlococus aureus.

    LAPORAN TUGAS AKHIR

    UJI AKTIVITAS EKSTRAK BIJI PEPAYA

    TERHADAP BATERI STAPHYLOCOCUS AUREUS

    Oleh :

    IMAN SYAIFUL RACHMAN NIM 1O.O43

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGIAKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

    JULI 2011

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya berkat limpahan

    karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul UJI

    AKTIVITAS EKSTRAK BIJI PEPAYA TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCUS

    AUREUS. Tugas akhir ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan pendidikan

    praktikum mikrobiologi

    Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan pengarahan,bimbingan dan saran dari berbagai pihak .Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

    kepada :

    1. Ernanin Dyah W,S,SI,MP sebagai koordinator praktikum mikrobiologi

    2. Sofyan Hadi, A.md.Farm sebagai fasilitator praktikum mikrobiologi

    3. Rizal Pratama N.S Farm .Apt sebagai fasilitator praktikum mikrobiologi

    Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak

    kekurangan ,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun itu

    yang di harapkan

    Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi

    praktikum yang akan dilakukan.

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    2/25

    Malang, Juli 2011

    Penulis

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL DEPAN.......................................................................... i

    KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

    DAFTAR ISI................................................................................................................ iiiBAB 1 : PENDAHULUAN...................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

    1.2 Tujuan Penelitian...................................................................... 2

    1.3 Manfaat Penelitian ................................................................... 2

    BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

    2.1 Klasisifikasi tumbuhan............................................................... 4

    2.2 Nama daerah............................................................................. 4

    2.3 Penyakit diare .......................................................................... 5

    2.4 Simplisia................................................................................... 5

    2.5 Ekstraksi.................................................................................. 6

    2.6 Etanol...................................................................................... 7

    2.7 Cara Penyaringan....................................................................... 8

    2.8 Bakteri Staphylococus Aureus...................................................... 9

    2.9 Anti Bakteri............................................................................... 11

    2.10 Uji Aktifitas Antimikroba 12

    2.11. Resistensi 15

    BAB 3 : METODE KERJA 17

    3.1 Waktu dan tempat 173.2 Alat dan bahan 17

    3.3 Cara kerja . 18

    BAB 4: DATA HASIL PENGAMATAN . 24

    4.1 Data hasil pengamatan 24

    4.2 Analisa pengamatan 26

    4.3 Analisa hasil 28

    BAB 5 KESIMPULAN . 29

    $3B 5.1 Kesimpulan

    29

    5.2 Saran 29

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    3/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam yang dapat di manfaatkan

    sebagai obat tradisional .Obat tradisional merupakan obat yang berasal dari tumbuhan ,

    hewan, mineral atau campuran dari bahan yang belum mempunyai uji klinis dan di

    pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan pengalaman . Kemajuan teknologi dan ilmu

    pengetahuan ternyata tidak mampu begitu saja menghilangkan arti pengobatan tradisional.

    Apalagi keadaan perekonomian Indonesia saat ini yang dapat mengakibatkan harga obat

    obatan modern menjadi mahal. Oleh karena itu salah satu pengobatan alternatif yang dapat

    dilakukan adalah meningkatkan penggunaan tumbuhan berkhasiat obat dikalangan

    masyarakat. Agar peranan obat tradidional dalam pelayanan kesehatan masyarakat dapat

    ditingkatkan, perlu dilakukan upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan

    khasiat dan keamanan suatu tumbuhan obat.Salah satu tanaman yang dapat di gunakan sebagai obat adalah biji papaya. Biji

    pepaya dapat mengobati untuk obat cacing, peluruh haid, menambah nafsu makan,

    meluruhkan haid dan menghilangkan sakit serta penyakit diare. Pengujian aktivitas anti

    bakteri ekstrk biji papaya sebaiknya dilakukan terhadap bakteri yang dapat menyebabkan

    penyakit diare, salah satu bakteri yang dapat menginfeksi adalah staphylococcus aureus.

    Metode yang dapat digunakan dalam pengujian aktivitas bakteri ekstrak biji pepaya

    adalah dengan menggunakan metode houl plate, semua ini bertujuan untuk mengetahui

    keefektifan atau kekuatan ekstrak biji pepaya dalam menghambat atau mematikan bakteri

    staphlococus Aureus ,dengan cara mengukur zona daerah hambatan yang terdapat disekiar zat

    uji. Metode houl plate di gunakan untuk bahan yang berbentuk setengah padat sampai bahan

    padat.

    1

    1.2 Manfaat

    a. Untuk mengetahui ketahanan (kekuatan) ekstrak biji pepaya terhadapat bakteri

    penyebab diare yaitu bakteri Staphylococus Aureus

    1.3 Tujuan

    Untuk mengetahui uji anti bakteri ekstrak biji papaya terhadap bakteri Staphlococus Aureus

    Untuk mengetahui diameter daerah hambatan di sekitar lubang sebagai daerah hambatan

    terhadap bakteri Staphlococus Aureus.

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    4/25

    2BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 BIJI PEPAYATanaman pepaya berbentuk batang yang lurus, bulat silindris, di atas bercabang atau

    tidak bercabang, sebelah dalam berongga, tinggi 2,5-10,0 m. Daun berjejal pada ujung batang

    dan ujung cabang (roset), tangkai daun bulat silindris, berongga, bertulang daun menjari,

    ujung runcing. Bunga jantan pada tandan seperti malai dan bertangkai panjang, kelopak

    sangat kecil, mahkota berbentuk terompet, putih kekuningan. Bunga betina kebanyakan

    berdiri sendiri, daun mahkota lepas atau hampir lepas, putih kekuning-kuningan, bakal buahberuang satu, kepala putik lima, duduk. Buah berbentuk buni bulat telur memanjang,

    berdaging, dengan biji banyak (Steenis, 1997).

    Getah pepaya mengandung enzim papain yang dapat melarutkan putih telur. Tanaman

    pepaya memiliki kandungan senyawa karpain, yang dapat menurunkan tekanan darah,

    membunuh mikrobia, cacing dan juga mengandung sedikit damar (Soediroatmodjo dan

    Soetomo, 1988). Karpain merupakan suatu alkaloid yang diisolasi dari tanaman pepaya yang

    memiliki aktivitas antimikrobia (Labhsetwar, 1997). Menurut Bell (1999), aktivitas

    antimikrobia pada beberapa bagian tumbuhan pepaya antara lain

    A. Getah dan ekstrak akar menghambat pertumbuhan Candida albica

    B. Ekstrak biji menunjukkan sifat bakteriostatik terhadap S. aureus, E. coli, Salmonella typhi

    dan Bacillus subtilis secara in vitro.

    C. Alfa-D-mannosidase dan N-asetil-beta-D-glukosaminidase (diisolasi dari getah) menghambat

    pertumbuhan khamir.

    Pepaya bersifat manis dan netral. Akar berguna sebagai peluruh kencing(diuretik),

    obat cacing, penguat lambung, serta perangsang kulit. Biji dapatdipakai untuk obat cacing

    dan peluruh haid. Buah matang dapat memacu enzimpencdrnaan, peluruh empedu

    (cholagogue), menguatkan lambung (stomakik) dan

    antiscorbut. Buah mentah bermanfaat sebagai pencahar ringan (laxative), peluruhkencing,

    pelancar keluarnya ASI (galaktagog), dan abortivum. Daun dapat

    menambah nafsu makan, meluruhkan haid dan menghilangkan sakit (analgetik)(Dalimarta dan Hembing,1994).

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    5/25

    3

    2.1.1 Klasifikasi IlmiahKingdom : Plantae

    Divisio : Spermatophyta

    Sub division : Angiospermae

    Kelas : Dicotylidonae

    Ordo : Caricalis

    Famili : CaricaceaeSpesies : Carica papaya L (Backer, 1968)

    2.1.2 Nama DaerahCarica papaya di kenal dengan nama pepaya (Indonesia)Kates : Jawa, Madura,lampungGedang : SundaRenten : AcehBima : Kampaya

    Makasar : Until jawa

    4

    2.1.3 Penyakit DiareDiare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar

    yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Kondisi ini merupakangejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactos, penyakit dari makanan ataukelebihan vitamin C ) dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali enek danmuntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare,dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram perhari. Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar.Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanantercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicernaterdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air,meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat.

    Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi jugaseringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    6/25

    makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dariinfeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namununtuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasiyang parah dan dapat mengancam jiwa bila tanpa perawatan.

    2.1.4 SimplisiaSimplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yangbelum

    mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisiamerupakan bahan

    yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,simplisia hewani, simplisia pelikan

    atau mineral (Anonim, 1985).

    Sebagai bahan simplisia, tumbuhan obat dapat berupa tumbuhan liar atauberupa

    tumbuhan budidaya. Tumbuhan liar umumnya kurang baik untuk dijadikanbahan simplisia

    jika dibandingkan dengan hasil budidaya, karena simplisia yangdihasilkan mutunya tidak

    seragam (Anonim, 2005).

    52.1.5 Ekstaksi

    Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat

    terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut

    dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair

    (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan

    mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya salingbercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil,

    atautersediadalamkonsentrasiyangerlalurendah.

    Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat

    digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence)

    untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun

    teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-

    komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau

    digiling.Factor yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang

    larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat

    tersebut.

    Pemilihan pelarut atau cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor.

    Cairan penyari yang baik harus memenuhikriteria berikut ini:

    a.Murah dan mudah diperoleh

    b.Stabil secara fisika dan kimia

    c.Bereaksi netral

    d.Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar

    e.Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki

    f.Tidak mempengaruhi zat berkhasiat

    Untuk ekstraksi ini Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah

    air,etanol,etanolair atau eter.Pengekstraksian pada perusahaan obat tradisional masih

    terbatas pada penggunaan cairan penyari air, etanol atau etanolair.

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    7/25

    Air dipertimbangkan sebagai penyari karena:

    1. Murah dan mudah diperoleh

    2. Stabil

    3. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar

    4. Tidak beracun, alamiah

    6Kerugian penggunaan air sebagai penyari:

    1. Tidak selektif

    2. Sari dapat ditumbuhi kapang dan kuman serta cepat rusak

    3. Untuk pengeringan diperlukan waktu lama

    Air disamping melarutkan garam alkaloid, minyak menguap, glikosida, tanin dan

    gula, juga melarutkan gom, pati, protein, lendir, enzim, lilin, lemak, pectin, zat warna dan

    asam organic. Dengan demikian penggunaan air sebagai cairan penyari kurang

    menguntungkan. Disamping zat aktif ikut tersari juga zat lain yang tidak diperlukan atau

    malah mengganggu proses pembuatan sari seperti gom, pati, protein, lemak, enzim, lendir

    dan lain-lain.Air merupakan tempat tumbuh bagi kuman, kapang dan khamir, karena itu pada

    pembuatan sari dengan air harus ditambah zat pengawet. Air dapat melarutkan enzim. Enzim

    yang terlarut dengannya air akan menyebabkan reaksi enzimatis, yang mengakibatkan

    penurunan mutu. Disamping itu adanya air akan mempercepat proses hidrolisa.Untuk

    memekatkan sari air dibutuhkan waktu dan bahan bakar lebih banyak bila dibandingkan

    dengan etanol.

    2.1.6 EtanolEtanol dipertimbangkan sebagai penyari karena:

    1. Lebih selektif

    2. Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas

    3. Tidak beracun

    4. Netral

    5. Absorbsinya baik

    6. Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan

    7. Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.

    Sedang kerugiannya adalah bahwa etanol mahal harganya.Etanol dapat melarutkan

    alkaloida basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid,

    damar dan klorofil. Lemak, malam, tannin, dan saponin hanya sedikit larut hanya terbatas.

    72.1.7 CARA CARA PENYARINGANA. Maserasi

    Merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam

    serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding seldan masuk

    ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dank arena adanya

    perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dsalam sel dengan yang diluar sel,maka

    larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi

    keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dengan larutan di dalam sel.

    Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang

    mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    8/25

    cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lain-lain.Cairan penyari yang

    digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan

    air maka untuk mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan bahan

    pengawet,yangdiberikanpadapenyarian.

    - Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan

    sederhana dan mudah diusahakan.- Kerugian cara maerasi adalah pengerjaanya lama,dan penyariannya kurang sempurna.

    (Anonim, 1986).

    B. PERKOLASICara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk

    simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat,

    kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya

    geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:

    a.)Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan

    yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.b.)Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan

    penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk

    mengurangilapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

    (Anonim, 1986).

    8

    2.1.8 Bakteri Staphylococus Aureus

    2.1.7.1 Klasifikasi

    Divisio : Protophyta

    Subdivisio : Schizomycetea

    Kelas : Schizomycetes

    Ordo : Eubacteriales

    Famili : Micrococcaceae

    Genus : StaphylococcusSpesies : Staphylococcus aureus ( Salle, 1961)

    2.1.7.2 Morfologi Bakteri

    Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak,

    tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus dantersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada gambar 2.4.

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    9/25

    Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya.Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat,yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa

    kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan

    N-asetilglukosamin. (Boyd, 1980).Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan

    manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase.

    Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah.

    Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan

    apsilon.,

    9

    Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang

    mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan

    menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkenaluka bakar. (Boyd, 1980; Schlegel, 1994).

    Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35o 37o C dengan suhu minimum

    6,7o C dan suhu maksimum 45,4o C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 9,8 dengan pH

    optimum 7,0 7,5. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya

    mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat

    untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya thiamin.

    Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil. Untuk pertumbuhan optimum

    diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein,

    metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang

    tidak mengandung asam amino atau protein.

    (Supardi dan Sukamto, 1999).

    Selain memproduksi koagulase, S. aureus juga dapat memproduksi berbagai toksin,

    diantaranya :1. Eksotoksin-a yang sangat beracun

    2. Eksotoksin-b yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yang dapat menyebabkan lisis

    pada sel darah merah.

    3. Toksin F dan S, yang merupakan protein eksoseluler dan bersifat leukistik.

    4. Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asam hyaluronat di dalam tenunan

    sehingga mempermudah penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.

    5. Grup enterotoksin yang terdiri dari protein sederhana. (Supardi dan Sukamto, 1999).

    Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir daritubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan

    pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit,

    kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat

    menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis,

    pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan. (Supardi dan Sukamto, 1999)

    10

    2.1.9 ANTI BAKTERI

    Antibakteri merupakan bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme

    bakteri. Antibakteri dapat bersifat bakteriostatik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri ataubakterisidal sebagai bahan yang dapat mematikan bentuk-bentuk vegetatif bakteri (Pelczar

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    10/25

    dan Chan, 1988). Menurut Lay (1994), bahan antibakteri dapat bersifat bakteriostatik pada

    konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi. Antibakteri

    merupakan bahan antimikrobia yang khusus digunakan untuk kelompok bakteri. Berdasarkan

    mekanisme kerjanya, antimikrobia dapat dibagi dalam 4 kelompok(Brooks et al., 2002) :

    a.Antimikrobia yang menghambat sintesis dinding sel

    b.Antimikrobia yang mengakibatkan perubahan permeabilitas membran sel atau

    menghambat pengangkutan aktif melalui membran sel

    c.Antimikrobia yang menghambat sintesis protein

    d.Antimikrobia yang menghambat sintesis asam nukleat

    2.8.1 Faktor- faktor yang mempengaruhi kerja anti bakteri

    1.suhu

    2. Konsentrasi senyawa anti bakteri

    3.Spesies mikroorganisme

    4. Jumlah mikroorganisme

    5.Keasaman ph

    11

    2.1.10 Uji Aktifitas Antimikroba

    Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap antimikroba dapat dilakukandengan salah

    satu dari dua metode pokok yakni dilusi atau difusi. Penting sekaliuntuk menggunakan

    metode standar untuk mengendalikan semua faktor yangmempengaruhi aktivitas antimikroba(Jawetz et al., 2005).

    Uji aktivitas antimikrobia merupakan uji kepekaan antibiotik atau bahan antimikrobial

    terhadap mikrobia patogen (Lay, 1994). Menurut Bailey and Scott (1966) dan Lay (1994)metode yang digunakan untuk uji aktivitas antimikrobia secara in vitro ada 2 macam

    yaitu :A.Metode Difusi

    Metode difusi adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan bulatan kertas

    saring yang telah ditetesi berbagai antibiotik, diletakkan di atas medium agar dalam cawan petri

    yang telah diinokulasi dengan mikroorganisme uji. Penghambatan pertumbuhan terlihat sebagai

    zona jernih di sekitar bulatan kertas saring yang diukur setelah inkubasi selama 18-24 jam.

    Pengujian difusi dengan cara lain yaitu membuat sumuran pada medium agar dengan garis tengah

    tertentu dan diisi dengan larutan antibiotik yang digunakan. Metode difusi merupakan metode yang

    biasa digunakan karena metode ini mudah dan relatif murah.

    B.Minimum Inhibitory Concentration (MIC)

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    11/25

    Minimum Inhibitory Concentration (MIC) adalah uji aktivitas antibiotik atau bahan

    antimikrobia dengan mengetahui konsentrasi terendah bahan antimikrobial yang masih

    mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme uji. Dalam uji ini diperlukan suspensi

    mikroorganisme uji yang dimasukkan dalam medium. Mikroorganisme uji dimasukkan dalam

    medium yang berisi berbagai konsentrasi bahan antimikrobia.Minimum Inhibitory

    Concentrationdigunakan sebagai petunjuk konsentrasi antibiotik yang mampu menghambatpertumbuhan mikroorganisme dan juga memberikan petunjuk mengenai dosis yang

    diperlukan dalam pengobatan penyakit. Suspensi mikroorganisme uji ditambah pada tabung

    seri pengenceran yang berisi antibiotik dan pertumbuhan mikroorganisme dilihat dari

    kekeruhan dalam tabung, sehingga kemampuan antibiotik secara in vitrodapat

    ditentukan.Minimum Inhibitory Concentrationdapat pula ditentukan dengan penggunaan

    satu konsentrasi antibiotik dan membandingkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme

    dalam tabung kontrol dan tabung yang berisi antibiotik.

    12

    Metode uji sensitivitas yaitu : Metode Dilusi

    Pada prinsipnya antibiotik diencerkan hingga diperoleh beberapa konsentrasi. Metode yang

    dipakai ada dua macam, yaitu metode dilusi kaldu disebut juga dengan dilusi cair dan metode

    dilusi agar atau dilusi padat. Pada dilusi cair, masing masing konsentrasi obat ditambah

    suspense kuman atau bakteri dalam media. Sedangkan dalam dilusi padat, tiap konsentrasi

    obat dicampur dengan media agar, lalu ditanami bakteri. Pertumbuhan bakteri ditandai oleh

    adanya kekeruhan setelah 16 20 jam diinkubasi. Konsentrasi terendah yang menghambat

    pertumbuhan bakteri ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan, dan disebut dengan

    Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). Masing masing konsentrasi antibiotic yang

    menunjukkan hambatan pertumbuhan ditanam pada agar padat media pertumbuhan bakteri

    dan diinkubasi. Konsentrasi terendah dari antibiotic yang membunuh 99,9% inokulum bakteridisebut Konsentrasi Bakterisid Minimal (KBM)

    Metode Difusi

    Media difusi menggunakan kertas disk yang berisi antibiotik dan telah diketahui

    konsentrasinya. Pada metode difusi, media yang dipakai adalah agar Mueller Hinton. Ada

    beberapa cara pada metode difusi ini, yaitu:

    a. Cara KirbyBauer

    Merupakan suatu metode uji sensitivitas bakteri yang dilakukan dengan membuat suspensi

    bakteri pada media Brain Heart Infusion (BHI) cair dari koloni pertumbuhan kuman 24 jam,

    selanjutnya disuspensikan dalam 0,5 ml BHI cair (diinkubasi 4 8 jam pada suhu 370C).

    Hasil inkubasi bakteri diencerkan sampai sesuai dengan standar konsentrasi kuman 108

    CFU /ml (CFU : Coloni Forming Unit). Suspensi bakteri diuji sensitivitas dengan meratakan

    suspensi bakteri tersebut pada permukaan media agar. Disk antibiotik diletakkan di atas

    media tersebut dan kemudian di inkubasi pada suhu 370C selama 1924 jam.

    13

    Dibaca hasilnya :

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    12/25

    Zona radical

    Suatu daerah disekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri.

    Potensi antibiotic diukur dengan mengukur diameter dari zona radical.

    Zona iradica

    Suatu daerah disekitar disk yang menunjukkan pertumbuhan bakteri dihambat oleh antibiotic

    tersebut, tapi tidak dimatikan. Disini akan terlihat adanya pertumbuhan yang kurang suburatau lebih jarang disbanding dengan daerah diluar pengaruh antibiotic tersebut.

    a. Cara sumuran (hole plate)Suspensi bakteri 108 CFU / ml diratakan pada media agar, kemudian agar tersebut

    dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu menurut kebutuhan. Larutan antibiotik yang

    digunakan diteteskan kedalam sumuran. Diinkubasi pada suhu 370 C selam 18 24 jam.

    Dibaca hasilnya, seperti pada cara KirbyBauer

    b. Cara pour plate

    Setelah dibuat suspensi kuman dengan larutan BHI sampai konsentrasi standar(108CFU / ml), lalu diambil satu mata ose dan dimasukkan ke dalam 4 ml agar base 1,5%

    dengan temperature 500C. Suspensi kuman tersebut dibuat homogeny dan dituang pada media

    agar MULLER Hilton. Setelah beku, kemudian dipasang disk antibiotik (diinkubasi 15 20

    jam pada suhu 370C) dibaca dan disesuaikan dengan standar masingmasing antibiotik).

    14

    2.1.11. Resistensi

    Dalam pengobatan penyakit infeksi salah satu masalah sulit yang dihadapikini adalah

    terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik yang digunakan (Volkdan Wheeler, 1993).

    Berkembangnya resistensi terhadap obat-obatan hanyalah salah satu contoh proses alamiah

    yang tak pernah ada akhirnya yang dilakukanoleh organisme untuk mengembangkan toleransi

    terhadap keadaan lingkungan

    yang baru. Resistensi terhadap obat pada suatu mikroorganisme dapat disebabkanoleh suatu

    faktor yang memang sudah ada pada mikroorganisme itu sebelumnyaatau mungkin jugafaktor itu diperoleh kemudian (Pelczar dan Chan, 1988).

    Mikroorganisme dapat memperlihatkan resistensi terhadap obat-obatan melalui berbagai

    mekanisme :

    a. Mikroorganisme menghasilkan enzim yang merusak obat aktif.

    b. Mikroorganisme mengubah permeabilitasnya terhadap obat tersebut.

    c. Mikroorganisme mengembangkan sasaran struktur yang diubah terhadapobat.

    d. Mikroorganisme mengembangkan jalur metabolisme lain yang melalui jalanpintas reaksi

    yang dihambat oleh obat.e. Mikroorganisme membentuk suatu enzim yang telah mengalami perubahantetapi enzim

    tersebut masih dapat menjalankan fungsi metabolismenya serta tidak begitu dipengaruhi oleh

    obat seperti enzim pada bakteri yang peka.(Jawetz et al., 1996)

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    13/25

    Penyebab terjadi resistensi mikroba adalah penggunaan antibiotik yangtidak tepat,

    misalnya penggunaan dengan dosis yang tidak memadai, pemakaianyang tidak teratur atau

    tidak kontinu, demikian juga waktu pengobatan yang tidakcukup lama. Maka untuk

    mencegah atau memperlambat timbulnya resistensimikroba, harus diperhatikan cara-cara

    penggunaan antibiotik yang tepat (Wattimena et al., 1991).

    Resistensi dibagi dalam kelompok resistensi genetik, resistensi nongenetik, dan resistansisilang.

    a. Resistensi non genetik

    Bakteri dalam keadaan istirahat (inaktivitas metabolik) biasanya tidakdipengaruhi

    oleh antimikroba. Bila berubah menjadi aktif kembali, mikrobakembali bersifat sensitif

    terhadap antimikroba. Keadaan ini dikenal sebagairesistensi non genetik (Anonim, 1995).

    15

    B. Resistensi genetikTerjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik umumnya terjadi karenaperubahan

    genetik. Perubahan genetik bisa terjadi secara kromosomal dan ekstrakromosomal.

    1). Resistensi kromosomalIni terjadi akibat mutasi spontan pada lokus yang mengendalikan kepekaanterhadap

    obat antimikroba yang diberikan.

    2). Resistensi ekstrakromosomal (resistensi dipindahkan)Bakteri sering mengandung

    unsur-unsur genetik ekstrakromosom yangdinamakan plasmid. Bahan genetik dan plasmid

    tersebut dapat dipindahkan melalui mekanisme transduksi, transformasi, konjugasi, dan

    translokasi DNA.

    C. Resistensi silang

    Mikroorganisme yang resisten terhadap suatu obat tertentu dapat pularesistenterhadap obat-obat lain yang memiliki mekanisme kerja yang sama (Jawetzet

    al.,1996).

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    14/25

    16

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    15/25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat

    Dalam melaksanakan tugas akhir praktikum mikrobiologi dilaksanakan pada:

    Hari : SeninTanggal : 30 Mei 2010

    Waktu : 07.30 WIBselesai

    Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Putra Indonesia Malang.

    3.2 Alat dan Bahan

    Alat Bahan

    1.Tissue 17.Batang pengaduk 1. Alkohol 70%

    2.Serbet 18.erlemeyer 2.NA

    3.kapas 19. Beaker glass 3.Bakteri S.aureus

    4. pipet 20. Botol infus + selang 4.ekstak biji pepaya

    5. asbes 21. Pelubang hool6. spiritus 22.kertas saring

    7. kaki tiga 23.statip

    8. pinset 24.buret9. kertas cakram 25.sprektometer

    10. alkohol 26. Alumunium oil

    11. cawan petri 27. Kain kasa

    12. blue tip 28. Korek bensol13. pelubang hole

    14. kertas coklat

    15. karet/tali

    16. botol semprot

    17

    3.3Cara kerja

    A. Ekstraksi1) Siapkan biji pepaya basah sebanyak 100 g

    2) Cuci biji tersebut hingga bersih

    3) Keringkan biji dengan sinar matahari

    4) Blender biji tesebut sampai halus

    5) Ayak serbuk dengan ayakan B 12 dan B 14

    6) Timbang ekstrak biji pepaya sebanyak 30 g

    B. Maserasi

    1) Cuci botol sampai bersih dengan sabun, air,aquadest,dan alkohol

    2) Keringkan botol tersebut

    3) Timbang ekstak biji pepaya sebanyak 30 gram

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    16/25

    4) Masukan ekstrak biji pepaya ke dalam botol + etanol 70% dengan perbandingan 110

    5) Selama proses maserasi ekstrak biji pepaya tersebut harus dikocok

    6) tunggu selama 5 hari dan

    7) Jauhkan dari sinar matahari

    C. Perkolasi1) Dari hasil maserasi kemudian diperkolasi

    2) Siapkan infuse cuci hingga bersih dan keringkan

    3) Masukan kapas dan kain kasa ke dalam botol infus

    4) Hasil dari botol gelap hasil maserasi masukkan dalam infuse, kemudian tambahkan etanol

    70% sebanyak 100 ml dan atur kecepatan penetesannya dalam wadah yang telah disediakan

    (erlemeyer)

    18

    4) Setelah habis tambahan etanol lagi sebanyak 50 ml untuk pembilasan dan atur kecepatan

    penetesannya sedikit lebih lambat dari yang pertama

    5) Setelah selesai, sisihkan hasil perkolasi tersebut, masukkan dalam cawan uap

    D. Penguapan

    1. Dari hasil perkolasi kemudian diuapkan

    2. Siapkan waterbath dan panasi

    3. Setelah itu taruh cawan penguap yang telah berisi hasil perkolasidiatas waterbath.

    4. panaskan sambil diaduk sampai mendapatkan ekstrak kentalnya

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    17/25

    5. kemudian masukkan dalam botol kecil agar lebih praktisnya

    19

    E Sterilisasi alat :

    1) Siapkan alatalat yang akan di gunakan2) Cuci alat (cawanpetri, bluetiip,erlemenyer,dll) dengan

    menggunakan sabun kemudian keringkan

    3) Bungkus dengan kertas coklat

    4) Siapkan autoklaf

    5) Masukkan alatalat yang akan di sterilkan ke dalam autoklaf

    6) Tutup autoklaf

    7) Atur suhu autoklaf sampai 1200C , jika sudah selesai tunggu selama

    15 menit sampai jarum menunjukan angka 0

    8) Keluarkan alatalat dari autoklaf

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    18/25

    20

    F. Pembuatan media NA

    1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan2. timbang media NA sebanyak 2,07 g di timbangan analitik

    3. masukkan NA ke dalam erlemeyer kemudian tambahkan aquadest sebanyak 30 ml

    4. panaskan dengan kompor listrik hingga mendidih sambil diaduk dengan batang pengaduk

    5. kemudian tunggu sampai dingin, tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas coklat,

    masukkan dalam autoklaf untuk ikut dusterilkan

    21

    G. Suspensi bakteri Staphylococus Aureus

    1. siapkan alat spectrometer dan bahan yang diperlukan dalam melakukan suspense bakteri

    Staphylococus Aureus2. panaskan spektrometer selama 30 menit

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    19/25

    3. ambil 2 tabung, yang pertama isi dengan NaCL sampai batas dan sisihkan, yang kedua cuci

    terlebih dulu dengan NaCL sedikit saja, panaskan dengan nyala api sampai bersih, setelah itu

    isi dengan suspense bakteri

    4. masukkan dalam apektrometer, ukur dan lihat angka yang menunjukkan tabung pertama

    sebagai pembanding dan tabung kedua. Angka tabung kedua menunjukkan setengah dari

    tabung pembanding.5. Masukkan suspensi bakteri dalam beaker glass kecil dan tutup

    dengan alumunium foil

    6. suspensi bakteri Staphylococus Aureus siap diuji

    H. Praktikum dengan metode Houl Plate

    1. Siapkan alat dan bahan yang akan di pakai

    2. Ambil cawan petri yang telah disterilakn sebanyak tiga cawan petri

    3. Pipet bakteri Staphylococus Aureus sebanyak 1 ml kemudian

    masukkan dalam 3 cawan petri

    4. Tuang media NA yang telah di sterilkan yang masih hangat ke dalam

    cawan petri yang telah terisi dengan bakteri Staphylococus Aureus

    dan cawan petri yang masih kosong sebanyak 15 ml

    22

    5. Sisihkan cawan petri yang telah terisi media NA saja, satu cawan petriyang telah terisi bakteri Sthapylococus Aureus dan media NA

    6. Kemudian pipet ekstrak biji pepaya dan teteskan ke dalam lubang

    yang telah dibuat.

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    20/25

    7. kemudian tiga cawan tersebut bungkus dengan kertas coklat dan

    beri tanda

    8. masukkan dalam inkubator untuk diinkubasi selama 2 x 24 jam, amati

    dan catat hasilnya

    23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data Hasil Pengamatan

    Dalam praktikum ini kami melakukan pengamatan uji aktivitas ekstrak biji

    papaya terhadap mikroorganisme.penulis menggunakan bakteri staphylococcus aureus yaitu

    :

    Bakteri Staphlococus Aureus

    Ekstrak biji pepaya

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    21/25

    Hari pertama, cawan petri 1 (media NA)

    24

    Hari pertama, cawan petri 2 (bakteri + media NA)

    Hari pertama, cawan petri 3 (bakteri + media NA + ekstrak biji pepaya)

    Hari kedua, cawan petri 1 (media NA)

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    22/25

    Hari kedua, cawan petri 2 (bakteri + media NA)

    25

    Hari kedua, cawan petri 3 (bakteri + media NA + ekstrak daun salam)

    4.2 Analisa Prosedur

    Prosedur uji aktivitas ini menggunakan metode houl plate. Terlebih dulu pembuatan

    ekstrak biji pepaya sebagai sample bahan penguji dengan mengekstraksi biji pepaya tersebut.

    Metode yang dipakai adalah ekstraksi, maserasi, perkolasi dan penguapan. Kemudian darihasil ekstraksi dipakai dalam metode houl plate. Untuk mendapatkan bakteri Staphlococus

    Aureus yang akan diuji, harus dilakukan suspensei terhadap bakteri, jadi disini saya juga

    melakukan suspensi terhadap bakteri Staphylococus Aureus untuk mendapatkan bakteri

    Staphylococus Aureus tersebut.

    Metode Ekstraksi

    Pertama siapkan biji pepaya basah sebanyak 100 g, setelah itu di cuci biji tersebut sampai

    bersih , kemudian keringkan biji tersebut dengan sinar matahari, setelah biji tersebut kering

    blender biji tersebut sampai halus kemudian di ayak menggunakan ayakan B12 dan B14,

    setelah diayak timbang ekstrak biji pepaya sebanyak 30g.

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    23/25

    Metode Maserasi

    Pertama siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Timbang ekstrak biji pepaya yang telah

    kering dan halus pada timbangan analitik. Kemudian masukkan dalam botol gelap dan

    menggunakan perbandingan 1:10 denagn bahan. Tutup botol yang telah berisi ekstrak biji

    pepaya yang halus dan etanol 70% dan kocok kocok. Diamkan selama 5 hari sambil

    sesekali dikocokkocok.

    26

    Metode perkolasi

    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Ambil infuse, cuci dan bersihkan lalu

    keringkan, bilas dengan aquadest. Kemudian ambil kapas yang dilapisi dengan kasa,

    masukkan dalam infus untuk menyaring atau mengambil sari dari daun salam yang telah

    dimaserasi. Terlebih dulu basahi kapas yang dilapisi kasa tersebut dengan etanol sedikit saja

    kemudian masukkan hasil maserasi dalam infuse yang telah disiapkan, tambahkan etanol

    70% sebanyak 100 ml dan gantungkan pada klem pada statif yang telah disiapkan lalu aturtetesan infuse untuk masuk dalam tempat tetesan yang disediakan. Setelah selesai, tambahkan

    lagi etanol sebanyak 50 ml untuk membilas, atur tetesan sedikit lebih lambat dari tetesan

    yang pertama. Setelah selesai, sisihkan hasil perkolasi tersebut untuk siap diuapkan.

    Metode penguapan

    Pertama siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Siapkan waterbath dan panasi

    terlebih dulu. Ambil cawan penguap yang telah steril, hasil dari perkolasi tuang dalam cawan

    penguap tersebut kemudian taruh diatas waterbat, panasi sambil diaduk dan tunggu sampai

    mendapat hasil ekstrak dari biji pepaya tersebut. Setelah itu masukkan hasil ekstrak biji

    pepaya dalam botol kecil agar lebih praktis.

    Metode suspensi bakteri

    Pertama siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Panasi alat selama 30 menit. Setelahitu, ambil satu tabung pertama, isi dengan NaCL sampai batas sisihkan. ambil satu tabung

    kedua lagi kemudian cuci dengan NaCL sedikit saja, kocok dan buang, lalu masukakan nyala

    api dalam tabung sampai api tidak masuk lagi dalam tabung dan berarti tabung sudah bersih,

    tapi jika api masih masuk berarti tabung belum bersih, ulangi sampai tabung bersih.

    Kemudian isi tabung yang sudah bersih tersebut dengan suspense bakteri Sthaphylococus

    Aureus sampai batas. Ambil tabung pertama yang berisi NaCL dan tabung kedua yang berisi

    suspense bakteri Sthaphylococus Aureus, masukkan dalam alat yang telah dipanasi, pertama

    masukkan tabung pertama sebagai pembanding dan ukur berapa angka yng menunjukkan,

    kemudian masukkan suspensi tabung kedua dan ukur angka yang menunjukkan suspensi

    bakteri tersebut.27

    Angka yang menunjukkan suspensi bakteri Sthaphylococus Aureus adalah tepat

    setengah dari angka tabung pembanding, berarti suspensi bakteri sesuai, jika angka yang

    menunjukkan tabung suspensi bakteri lebih atau kurang dari tabung pembanding, berarti

    suspensi bakteri terlalau pekat ataupun terlalu encer. Setelah itu suspensi bakteri tersebut

    masukkan dalam beaker glass kecil dan tutup dengan aluminum foil. Suspensi bakteri siap di

    uji.

    Metode hole plate (sumuran)

    Pertama siapkan alat yang dibutukan kemudian disterilisasi. Setelah itu buat media NA

    timbang NA masukkan dalam erlemeyer, tambahkan aquades, panaskan hingga mendidih

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    24/25

    sambil di aduk. Di amkan sampai tidak terlalu panas (hangat). Pipet sample bakteri,

    masukkan dalam cawan petri yang telah steril. Setelah hangat, tuangkan media NA ke cawan

    yang telah berisi sample bakteri, kemudian goyang-goyangkan cawan seperti angka delapan

    supaya sample bakteri merata pada media. Lalu diamkan supaya media memadat. Setelah

    memadat bagian tengah atau bagian yan diinginkan dilubangi menggunakan alat pelubang.

    Kemudian pipet ekstrak biji pepaya dan teteskan ke dalam lubang yang telah tdibuat.Diusahakan tetesan ekstrak biji papaya jangan sampai melebihi lubang (tumpah). Lalu cawan

    petri dibungkus menggunkan kertas coklat dan dimasukkan dalam lemari incubator untuk

    diinkubasi selama 2 x 24 jam.

    4.3 Analisa Hasil

    Dari hasil pengamatan yang telah saya lakukan pada cawan petri pertama yang berisi

    media saja, menunjukkan bahwa adanya jamur pada media tersebut. Untuk cawan petri yang

    kedua berisi bakteri dan media NA menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri secara merata.

    Sedangkan pada cawa pwtri ketiga yang berisi bakteri, media NA dan ekstrak daun biji

    pepaya dengan menggunakan metode houl plate menunjukkan adanya zona bening tetapihanya sedikit sekali yaitu selebar 0,5 cm. Dari hasil pengamatan tersebut dapat

    disimpulkan bahwa ekstrak biji pepaya memiliki kemungkinan kecil untuk dapat

    menghambat dan membunuh bakteri Ekstrak biji pepaya penyebab penyakit diare.

    28

    BAB V

    KESIMPULAN

    5.1Kesimpulan

    Dari hasil pengamatn praktikum yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak

    biji pepaya mempunyai kemungkinan kecil untuk dapat menghambat dan membunuh bakteri

    Staphlococus Aureus penyebab penyakit diare.

    Dalam proses uji antibakteri terhadap bakteri, ruangan harus steril dan benar-benar dijaga

    agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme lain, Sehingga akan diperoleh hasil yang

    baik.

    5.2 Kritik dan Saran

    Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan untuk

    itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas akhir ini

    bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

  • 8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus

    25/25

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    http://id.wikipedia.org/wiki/Diare.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sthapylococus Aureus.

    http://sekarmenur.blogspot.com/2008/05/khasiat-biji pepaya.html.

    http://kimia.unp.ac.id/?p=1195.

    http://khasiatherbal.tk/tanaman-obat khasiat biji pepaya.

    Anonim, 2006, Tanaman Obat di Indonesia, Cakrawala

    IPTEK, http:/www.iptek.net.id/ind/cakra-obat/tanaman obat, 10 Juli 20.

    http: // slideshare//igoranus/ pertumbuhan tanaman .biji pepaya //etd.epirintis.UMS.ac.id.

    http//www.ifsurbud.wordpress.com/2009/06/25/antimikroba.