uji aktivitas biji pepaya terhadap bakteri staphlococus aureus
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
1/25
uji aktivitas biji pepaya terhadap bakteri staphlococus aureus.
LAPORAN TUGAS AKHIR
UJI AKTIVITAS EKSTRAK BIJI PEPAYA
TERHADAP BATERI STAPHYLOCOCUS AUREUS
Oleh :
IMAN SYAIFUL RACHMAN NIM 1O.O43
LABORATORIUM MIKROBIOLOGIAKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
JULI 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya berkat limpahan
karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul UJI
AKTIVITAS EKSTRAK BIJI PEPAYA TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCUS
AUREUS. Tugas akhir ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan pendidikan
praktikum mikrobiologi
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan pengarahan,bimbingan dan saran dari berbagai pihak .Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ernanin Dyah W,S,SI,MP sebagai koordinator praktikum mikrobiologi
2. Sofyan Hadi, A.md.Farm sebagai fasilitator praktikum mikrobiologi
3. Rizal Pratama N.S Farm .Apt sebagai fasilitator praktikum mikrobiologi
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan ,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun itu
yang di harapkan
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi
praktikum yang akan dilakukan.
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
2/25
Malang, Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN.......................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iiiBAB 1 : PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian...................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................... 2
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Klasisifikasi tumbuhan............................................................... 4
2.2 Nama daerah............................................................................. 4
2.3 Penyakit diare .......................................................................... 5
2.4 Simplisia................................................................................... 5
2.5 Ekstraksi.................................................................................. 6
2.6 Etanol...................................................................................... 7
2.7 Cara Penyaringan....................................................................... 8
2.8 Bakteri Staphylococus Aureus...................................................... 9
2.9 Anti Bakteri............................................................................... 11
2.10 Uji Aktifitas Antimikroba 12
2.11. Resistensi 15
BAB 3 : METODE KERJA 17
3.1 Waktu dan tempat 173.2 Alat dan bahan 17
3.3 Cara kerja . 18
BAB 4: DATA HASIL PENGAMATAN . 24
4.1 Data hasil pengamatan 24
4.2 Analisa pengamatan 26
4.3 Analisa hasil 28
BAB 5 KESIMPULAN . 29
$3B 5.1 Kesimpulan
29
5.2 Saran 29
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
3/25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam yang dapat di manfaatkan
sebagai obat tradisional .Obat tradisional merupakan obat yang berasal dari tumbuhan ,
hewan, mineral atau campuran dari bahan yang belum mempunyai uji klinis dan di
pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan pengalaman . Kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan ternyata tidak mampu begitu saja menghilangkan arti pengobatan tradisional.
Apalagi keadaan perekonomian Indonesia saat ini yang dapat mengakibatkan harga obat
obatan modern menjadi mahal. Oleh karena itu salah satu pengobatan alternatif yang dapat
dilakukan adalah meningkatkan penggunaan tumbuhan berkhasiat obat dikalangan
masyarakat. Agar peranan obat tradidional dalam pelayanan kesehatan masyarakat dapat
ditingkatkan, perlu dilakukan upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan
khasiat dan keamanan suatu tumbuhan obat.Salah satu tanaman yang dapat di gunakan sebagai obat adalah biji papaya. Biji
pepaya dapat mengobati untuk obat cacing, peluruh haid, menambah nafsu makan,
meluruhkan haid dan menghilangkan sakit serta penyakit diare. Pengujian aktivitas anti
bakteri ekstrk biji papaya sebaiknya dilakukan terhadap bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit diare, salah satu bakteri yang dapat menginfeksi adalah staphylococcus aureus.
Metode yang dapat digunakan dalam pengujian aktivitas bakteri ekstrak biji pepaya
adalah dengan menggunakan metode houl plate, semua ini bertujuan untuk mengetahui
keefektifan atau kekuatan ekstrak biji pepaya dalam menghambat atau mematikan bakteri
staphlococus Aureus ,dengan cara mengukur zona daerah hambatan yang terdapat disekiar zat
uji. Metode houl plate di gunakan untuk bahan yang berbentuk setengah padat sampai bahan
padat.
1
1.2 Manfaat
a. Untuk mengetahui ketahanan (kekuatan) ekstrak biji pepaya terhadapat bakteri
penyebab diare yaitu bakteri Staphylococus Aureus
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui uji anti bakteri ekstrak biji papaya terhadap bakteri Staphlococus Aureus
Untuk mengetahui diameter daerah hambatan di sekitar lubang sebagai daerah hambatan
terhadap bakteri Staphlococus Aureus.
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
4/25
2BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BIJI PEPAYATanaman pepaya berbentuk batang yang lurus, bulat silindris, di atas bercabang atau
tidak bercabang, sebelah dalam berongga, tinggi 2,5-10,0 m. Daun berjejal pada ujung batang
dan ujung cabang (roset), tangkai daun bulat silindris, berongga, bertulang daun menjari,
ujung runcing. Bunga jantan pada tandan seperti malai dan bertangkai panjang, kelopak
sangat kecil, mahkota berbentuk terompet, putih kekuningan. Bunga betina kebanyakan
berdiri sendiri, daun mahkota lepas atau hampir lepas, putih kekuning-kuningan, bakal buahberuang satu, kepala putik lima, duduk. Buah berbentuk buni bulat telur memanjang,
berdaging, dengan biji banyak (Steenis, 1997).
Getah pepaya mengandung enzim papain yang dapat melarutkan putih telur. Tanaman
pepaya memiliki kandungan senyawa karpain, yang dapat menurunkan tekanan darah,
membunuh mikrobia, cacing dan juga mengandung sedikit damar (Soediroatmodjo dan
Soetomo, 1988). Karpain merupakan suatu alkaloid yang diisolasi dari tanaman pepaya yang
memiliki aktivitas antimikrobia (Labhsetwar, 1997). Menurut Bell (1999), aktivitas
antimikrobia pada beberapa bagian tumbuhan pepaya antara lain
A. Getah dan ekstrak akar menghambat pertumbuhan Candida albica
B. Ekstrak biji menunjukkan sifat bakteriostatik terhadap S. aureus, E. coli, Salmonella typhi
dan Bacillus subtilis secara in vitro.
C. Alfa-D-mannosidase dan N-asetil-beta-D-glukosaminidase (diisolasi dari getah) menghambat
pertumbuhan khamir.
Pepaya bersifat manis dan netral. Akar berguna sebagai peluruh kencing(diuretik),
obat cacing, penguat lambung, serta perangsang kulit. Biji dapatdipakai untuk obat cacing
dan peluruh haid. Buah matang dapat memacu enzimpencdrnaan, peluruh empedu
(cholagogue), menguatkan lambung (stomakik) dan
antiscorbut. Buah mentah bermanfaat sebagai pencahar ringan (laxative), peluruhkencing,
pelancar keluarnya ASI (galaktagog), dan abortivum. Daun dapat
menambah nafsu makan, meluruhkan haid dan menghilangkan sakit (analgetik)(Dalimarta dan Hembing,1994).
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
5/25
3
2.1.1 Klasifikasi IlmiahKingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Kelas : Dicotylidonae
Ordo : Caricalis
Famili : CaricaceaeSpesies : Carica papaya L (Backer, 1968)
2.1.2 Nama DaerahCarica papaya di kenal dengan nama pepaya (Indonesia)Kates : Jawa, Madura,lampungGedang : SundaRenten : AcehBima : Kampaya
Makasar : Until jawa
4
2.1.3 Penyakit DiareDiare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar
yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Kondisi ini merupakangejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactos, penyakit dari makanan ataukelebihan vitamin C ) dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali enek danmuntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare,dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram perhari. Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar.Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanantercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicernaterdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air,meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi jugaseringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
6/25
makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dariinfeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namununtuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasiyang parah dan dapat mengancam jiwa bila tanpa perawatan.
2.1.4 SimplisiaSimplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yangbelum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisiamerupakan bahan
yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,simplisia hewani, simplisia pelikan
atau mineral (Anonim, 1985).
Sebagai bahan simplisia, tumbuhan obat dapat berupa tumbuhan liar atauberupa
tumbuhan budidaya. Tumbuhan liar umumnya kurang baik untuk dijadikanbahan simplisia
jika dibandingkan dengan hasil budidaya, karena simplisia yangdihasilkan mutunya tidak
seragam (Anonim, 2005).
52.1.5 Ekstaksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut
dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair
(misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan
mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya salingbercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil,
atautersediadalamkonsentrasiyangerlalurendah.
Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat
digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence)
untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun
teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-
komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau
digiling.Factor yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang
larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat
tersebut.
Pemilihan pelarut atau cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor.
Cairan penyari yang baik harus memenuhikriteria berikut ini:
a.Murah dan mudah diperoleh
b.Stabil secara fisika dan kimia
c.Bereaksi netral
d.Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
e.Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki
f.Tidak mempengaruhi zat berkhasiat
Untuk ekstraksi ini Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah
air,etanol,etanolair atau eter.Pengekstraksian pada perusahaan obat tradisional masih
terbatas pada penggunaan cairan penyari air, etanol atau etanolair.
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
7/25
Air dipertimbangkan sebagai penyari karena:
1. Murah dan mudah diperoleh
2. Stabil
3. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
4. Tidak beracun, alamiah
6Kerugian penggunaan air sebagai penyari:
1. Tidak selektif
2. Sari dapat ditumbuhi kapang dan kuman serta cepat rusak
3. Untuk pengeringan diperlukan waktu lama
Air disamping melarutkan garam alkaloid, minyak menguap, glikosida, tanin dan
gula, juga melarutkan gom, pati, protein, lendir, enzim, lilin, lemak, pectin, zat warna dan
asam organic. Dengan demikian penggunaan air sebagai cairan penyari kurang
menguntungkan. Disamping zat aktif ikut tersari juga zat lain yang tidak diperlukan atau
malah mengganggu proses pembuatan sari seperti gom, pati, protein, lemak, enzim, lendir
dan lain-lain.Air merupakan tempat tumbuh bagi kuman, kapang dan khamir, karena itu pada
pembuatan sari dengan air harus ditambah zat pengawet. Air dapat melarutkan enzim. Enzim
yang terlarut dengannya air akan menyebabkan reaksi enzimatis, yang mengakibatkan
penurunan mutu. Disamping itu adanya air akan mempercepat proses hidrolisa.Untuk
memekatkan sari air dibutuhkan waktu dan bahan bakar lebih banyak bila dibandingkan
dengan etanol.
2.1.6 EtanolEtanol dipertimbangkan sebagai penyari karena:
1. Lebih selektif
2. Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas
3. Tidak beracun
4. Netral
5. Absorbsinya baik
6. Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan
7. Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.
Sedang kerugiannya adalah bahwa etanol mahal harganya.Etanol dapat melarutkan
alkaloida basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid,
damar dan klorofil. Lemak, malam, tannin, dan saponin hanya sedikit larut hanya terbatas.
72.1.7 CARA CARA PENYARINGANA. Maserasi
Merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding seldan masuk
ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dank arena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dsalam sel dengan yang diluar sel,maka
larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dengan larutan di dalam sel.
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang
mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
8/25
cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lain-lain.Cairan penyari yang
digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan
air maka untuk mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan bahan
pengawet,yangdiberikanpadapenyarian.
- Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan
sederhana dan mudah diusahakan.- Kerugian cara maerasi adalah pengerjaanya lama,dan penyariannya kurang sempurna.
(Anonim, 1986).
B. PERKOLASICara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat,
kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya
geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a.)Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan
yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.b.)Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan
penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk
mengurangilapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.
(Anonim, 1986).
8
2.1.8 Bakteri Staphylococus Aureus
2.1.7.1 Klasifikasi
Divisio : Protophyta
Subdivisio : Schizomycetea
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococcaceae
Genus : StaphylococcusSpesies : Staphylococcus aureus ( Salle, 1961)
2.1.7.2 Morfologi Bakteri
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak,
tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus dantersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada gambar 2.4.
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
9/25
Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya.Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat,yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa
kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan
N-asetilglukosamin. (Boyd, 1980).Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan
manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase.
Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah.
Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan
apsilon.,
9
Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang
mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan
menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkenaluka bakar. (Boyd, 1980; Schlegel, 1994).
Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35o 37o C dengan suhu minimum
6,7o C dan suhu maksimum 45,4o C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 9,8 dengan pH
optimum 7,0 7,5. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya
mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat
untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya thiamin.
Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil. Untuk pertumbuhan optimum
diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein,
metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang
tidak mengandung asam amino atau protein.
(Supardi dan Sukamto, 1999).
Selain memproduksi koagulase, S. aureus juga dapat memproduksi berbagai toksin,
diantaranya :1. Eksotoksin-a yang sangat beracun
2. Eksotoksin-b yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yang dapat menyebabkan lisis
pada sel darah merah.
3. Toksin F dan S, yang merupakan protein eksoseluler dan bersifat leukistik.
4. Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asam hyaluronat di dalam tenunan
sehingga mempermudah penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.
5. Grup enterotoksin yang terdiri dari protein sederhana. (Supardi dan Sukamto, 1999).
Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir daritubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan
pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit,
kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat
menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis,
pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan. (Supardi dan Sukamto, 1999)
10
2.1.9 ANTI BAKTERI
Antibakteri merupakan bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme
bakteri. Antibakteri dapat bersifat bakteriostatik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri ataubakterisidal sebagai bahan yang dapat mematikan bentuk-bentuk vegetatif bakteri (Pelczar
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
10/25
dan Chan, 1988). Menurut Lay (1994), bahan antibakteri dapat bersifat bakteriostatik pada
konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi. Antibakteri
merupakan bahan antimikrobia yang khusus digunakan untuk kelompok bakteri. Berdasarkan
mekanisme kerjanya, antimikrobia dapat dibagi dalam 4 kelompok(Brooks et al., 2002) :
a.Antimikrobia yang menghambat sintesis dinding sel
b.Antimikrobia yang mengakibatkan perubahan permeabilitas membran sel atau
menghambat pengangkutan aktif melalui membran sel
c.Antimikrobia yang menghambat sintesis protein
d.Antimikrobia yang menghambat sintesis asam nukleat
2.8.1 Faktor- faktor yang mempengaruhi kerja anti bakteri
1.suhu
2. Konsentrasi senyawa anti bakteri
3.Spesies mikroorganisme
4. Jumlah mikroorganisme
5.Keasaman ph
11
2.1.10 Uji Aktifitas Antimikroba
Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap antimikroba dapat dilakukandengan salah
satu dari dua metode pokok yakni dilusi atau difusi. Penting sekaliuntuk menggunakan
metode standar untuk mengendalikan semua faktor yangmempengaruhi aktivitas antimikroba(Jawetz et al., 2005).
Uji aktivitas antimikrobia merupakan uji kepekaan antibiotik atau bahan antimikrobial
terhadap mikrobia patogen (Lay, 1994). Menurut Bailey and Scott (1966) dan Lay (1994)metode yang digunakan untuk uji aktivitas antimikrobia secara in vitro ada 2 macam
yaitu :A.Metode Difusi
Metode difusi adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan bulatan kertas
saring yang telah ditetesi berbagai antibiotik, diletakkan di atas medium agar dalam cawan petri
yang telah diinokulasi dengan mikroorganisme uji. Penghambatan pertumbuhan terlihat sebagai
zona jernih di sekitar bulatan kertas saring yang diukur setelah inkubasi selama 18-24 jam.
Pengujian difusi dengan cara lain yaitu membuat sumuran pada medium agar dengan garis tengah
tertentu dan diisi dengan larutan antibiotik yang digunakan. Metode difusi merupakan metode yang
biasa digunakan karena metode ini mudah dan relatif murah.
B.Minimum Inhibitory Concentration (MIC)
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
11/25
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) adalah uji aktivitas antibiotik atau bahan
antimikrobia dengan mengetahui konsentrasi terendah bahan antimikrobial yang masih
mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme uji. Dalam uji ini diperlukan suspensi
mikroorganisme uji yang dimasukkan dalam medium. Mikroorganisme uji dimasukkan dalam
medium yang berisi berbagai konsentrasi bahan antimikrobia.Minimum Inhibitory
Concentrationdigunakan sebagai petunjuk konsentrasi antibiotik yang mampu menghambatpertumbuhan mikroorganisme dan juga memberikan petunjuk mengenai dosis yang
diperlukan dalam pengobatan penyakit. Suspensi mikroorganisme uji ditambah pada tabung
seri pengenceran yang berisi antibiotik dan pertumbuhan mikroorganisme dilihat dari
kekeruhan dalam tabung, sehingga kemampuan antibiotik secara in vitrodapat
ditentukan.Minimum Inhibitory Concentrationdapat pula ditentukan dengan penggunaan
satu konsentrasi antibiotik dan membandingkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme
dalam tabung kontrol dan tabung yang berisi antibiotik.
12
Metode uji sensitivitas yaitu : Metode Dilusi
Pada prinsipnya antibiotik diencerkan hingga diperoleh beberapa konsentrasi. Metode yang
dipakai ada dua macam, yaitu metode dilusi kaldu disebut juga dengan dilusi cair dan metode
dilusi agar atau dilusi padat. Pada dilusi cair, masing masing konsentrasi obat ditambah
suspense kuman atau bakteri dalam media. Sedangkan dalam dilusi padat, tiap konsentrasi
obat dicampur dengan media agar, lalu ditanami bakteri. Pertumbuhan bakteri ditandai oleh
adanya kekeruhan setelah 16 20 jam diinkubasi. Konsentrasi terendah yang menghambat
pertumbuhan bakteri ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan, dan disebut dengan
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). Masing masing konsentrasi antibiotic yang
menunjukkan hambatan pertumbuhan ditanam pada agar padat media pertumbuhan bakteri
dan diinkubasi. Konsentrasi terendah dari antibiotic yang membunuh 99,9% inokulum bakteridisebut Konsentrasi Bakterisid Minimal (KBM)
Metode Difusi
Media difusi menggunakan kertas disk yang berisi antibiotik dan telah diketahui
konsentrasinya. Pada metode difusi, media yang dipakai adalah agar Mueller Hinton. Ada
beberapa cara pada metode difusi ini, yaitu:
a. Cara KirbyBauer
Merupakan suatu metode uji sensitivitas bakteri yang dilakukan dengan membuat suspensi
bakteri pada media Brain Heart Infusion (BHI) cair dari koloni pertumbuhan kuman 24 jam,
selanjutnya disuspensikan dalam 0,5 ml BHI cair (diinkubasi 4 8 jam pada suhu 370C).
Hasil inkubasi bakteri diencerkan sampai sesuai dengan standar konsentrasi kuman 108
CFU /ml (CFU : Coloni Forming Unit). Suspensi bakteri diuji sensitivitas dengan meratakan
suspensi bakteri tersebut pada permukaan media agar. Disk antibiotik diletakkan di atas
media tersebut dan kemudian di inkubasi pada suhu 370C selama 1924 jam.
13
Dibaca hasilnya :
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
12/25
Zona radical
Suatu daerah disekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri.
Potensi antibiotic diukur dengan mengukur diameter dari zona radical.
Zona iradica
Suatu daerah disekitar disk yang menunjukkan pertumbuhan bakteri dihambat oleh antibiotic
tersebut, tapi tidak dimatikan. Disini akan terlihat adanya pertumbuhan yang kurang suburatau lebih jarang disbanding dengan daerah diluar pengaruh antibiotic tersebut.
a. Cara sumuran (hole plate)Suspensi bakteri 108 CFU / ml diratakan pada media agar, kemudian agar tersebut
dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu menurut kebutuhan. Larutan antibiotik yang
digunakan diteteskan kedalam sumuran. Diinkubasi pada suhu 370 C selam 18 24 jam.
Dibaca hasilnya, seperti pada cara KirbyBauer
b. Cara pour plate
Setelah dibuat suspensi kuman dengan larutan BHI sampai konsentrasi standar(108CFU / ml), lalu diambil satu mata ose dan dimasukkan ke dalam 4 ml agar base 1,5%
dengan temperature 500C. Suspensi kuman tersebut dibuat homogeny dan dituang pada media
agar MULLER Hilton. Setelah beku, kemudian dipasang disk antibiotik (diinkubasi 15 20
jam pada suhu 370C) dibaca dan disesuaikan dengan standar masingmasing antibiotik).
14
2.1.11. Resistensi
Dalam pengobatan penyakit infeksi salah satu masalah sulit yang dihadapikini adalah
terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik yang digunakan (Volkdan Wheeler, 1993).
Berkembangnya resistensi terhadap obat-obatan hanyalah salah satu contoh proses alamiah
yang tak pernah ada akhirnya yang dilakukanoleh organisme untuk mengembangkan toleransi
terhadap keadaan lingkungan
yang baru. Resistensi terhadap obat pada suatu mikroorganisme dapat disebabkanoleh suatu
faktor yang memang sudah ada pada mikroorganisme itu sebelumnyaatau mungkin jugafaktor itu diperoleh kemudian (Pelczar dan Chan, 1988).
Mikroorganisme dapat memperlihatkan resistensi terhadap obat-obatan melalui berbagai
mekanisme :
a. Mikroorganisme menghasilkan enzim yang merusak obat aktif.
b. Mikroorganisme mengubah permeabilitasnya terhadap obat tersebut.
c. Mikroorganisme mengembangkan sasaran struktur yang diubah terhadapobat.
d. Mikroorganisme mengembangkan jalur metabolisme lain yang melalui jalanpintas reaksi
yang dihambat oleh obat.e. Mikroorganisme membentuk suatu enzim yang telah mengalami perubahantetapi enzim
tersebut masih dapat menjalankan fungsi metabolismenya serta tidak begitu dipengaruhi oleh
obat seperti enzim pada bakteri yang peka.(Jawetz et al., 1996)
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
13/25
Penyebab terjadi resistensi mikroba adalah penggunaan antibiotik yangtidak tepat,
misalnya penggunaan dengan dosis yang tidak memadai, pemakaianyang tidak teratur atau
tidak kontinu, demikian juga waktu pengobatan yang tidakcukup lama. Maka untuk
mencegah atau memperlambat timbulnya resistensimikroba, harus diperhatikan cara-cara
penggunaan antibiotik yang tepat (Wattimena et al., 1991).
Resistensi dibagi dalam kelompok resistensi genetik, resistensi nongenetik, dan resistansisilang.
a. Resistensi non genetik
Bakteri dalam keadaan istirahat (inaktivitas metabolik) biasanya tidakdipengaruhi
oleh antimikroba. Bila berubah menjadi aktif kembali, mikrobakembali bersifat sensitif
terhadap antimikroba. Keadaan ini dikenal sebagairesistensi non genetik (Anonim, 1995).
15
B. Resistensi genetikTerjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik umumnya terjadi karenaperubahan
genetik. Perubahan genetik bisa terjadi secara kromosomal dan ekstrakromosomal.
1). Resistensi kromosomalIni terjadi akibat mutasi spontan pada lokus yang mengendalikan kepekaanterhadap
obat antimikroba yang diberikan.
2). Resistensi ekstrakromosomal (resistensi dipindahkan)Bakteri sering mengandung
unsur-unsur genetik ekstrakromosom yangdinamakan plasmid. Bahan genetik dan plasmid
tersebut dapat dipindahkan melalui mekanisme transduksi, transformasi, konjugasi, dan
translokasi DNA.
C. Resistensi silang
Mikroorganisme yang resisten terhadap suatu obat tertentu dapat pularesistenterhadap obat-obat lain yang memiliki mekanisme kerja yang sama (Jawetzet
al.,1996).
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
14/25
16
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
15/25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Dalam melaksanakan tugas akhir praktikum mikrobiologi dilaksanakan pada:
Hari : SeninTanggal : 30 Mei 2010
Waktu : 07.30 WIBselesai
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Putra Indonesia Malang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1.Tissue 17.Batang pengaduk 1. Alkohol 70%
2.Serbet 18.erlemeyer 2.NA
3.kapas 19. Beaker glass 3.Bakteri S.aureus
4. pipet 20. Botol infus + selang 4.ekstak biji pepaya
5. asbes 21. Pelubang hool6. spiritus 22.kertas saring
7. kaki tiga 23.statip
8. pinset 24.buret9. kertas cakram 25.sprektometer
10. alkohol 26. Alumunium oil
11. cawan petri 27. Kain kasa
12. blue tip 28. Korek bensol13. pelubang hole
14. kertas coklat
15. karet/tali
16. botol semprot
17
3.3Cara kerja
A. Ekstraksi1) Siapkan biji pepaya basah sebanyak 100 g
2) Cuci biji tersebut hingga bersih
3) Keringkan biji dengan sinar matahari
4) Blender biji tesebut sampai halus
5) Ayak serbuk dengan ayakan B 12 dan B 14
6) Timbang ekstrak biji pepaya sebanyak 30 g
B. Maserasi
1) Cuci botol sampai bersih dengan sabun, air,aquadest,dan alkohol
2) Keringkan botol tersebut
3) Timbang ekstak biji pepaya sebanyak 30 gram
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
16/25
4) Masukan ekstrak biji pepaya ke dalam botol + etanol 70% dengan perbandingan 110
5) Selama proses maserasi ekstrak biji pepaya tersebut harus dikocok
6) tunggu selama 5 hari dan
7) Jauhkan dari sinar matahari
C. Perkolasi1) Dari hasil maserasi kemudian diperkolasi
2) Siapkan infuse cuci hingga bersih dan keringkan
3) Masukan kapas dan kain kasa ke dalam botol infus
4) Hasil dari botol gelap hasil maserasi masukkan dalam infuse, kemudian tambahkan etanol
70% sebanyak 100 ml dan atur kecepatan penetesannya dalam wadah yang telah disediakan
(erlemeyer)
18
4) Setelah habis tambahan etanol lagi sebanyak 50 ml untuk pembilasan dan atur kecepatan
penetesannya sedikit lebih lambat dari yang pertama
5) Setelah selesai, sisihkan hasil perkolasi tersebut, masukkan dalam cawan uap
D. Penguapan
1. Dari hasil perkolasi kemudian diuapkan
2. Siapkan waterbath dan panasi
3. Setelah itu taruh cawan penguap yang telah berisi hasil perkolasidiatas waterbath.
4. panaskan sambil diaduk sampai mendapatkan ekstrak kentalnya
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
17/25
5. kemudian masukkan dalam botol kecil agar lebih praktisnya
19
E Sterilisasi alat :
1) Siapkan alatalat yang akan di gunakan2) Cuci alat (cawanpetri, bluetiip,erlemenyer,dll) dengan
menggunakan sabun kemudian keringkan
3) Bungkus dengan kertas coklat
4) Siapkan autoklaf
5) Masukkan alatalat yang akan di sterilkan ke dalam autoklaf
6) Tutup autoklaf
7) Atur suhu autoklaf sampai 1200C , jika sudah selesai tunggu selama
15 menit sampai jarum menunjukan angka 0
8) Keluarkan alatalat dari autoklaf
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
18/25
20
F. Pembuatan media NA
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan2. timbang media NA sebanyak 2,07 g di timbangan analitik
3. masukkan NA ke dalam erlemeyer kemudian tambahkan aquadest sebanyak 30 ml
4. panaskan dengan kompor listrik hingga mendidih sambil diaduk dengan batang pengaduk
5. kemudian tunggu sampai dingin, tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas coklat,
masukkan dalam autoklaf untuk ikut dusterilkan
21
G. Suspensi bakteri Staphylococus Aureus
1. siapkan alat spectrometer dan bahan yang diperlukan dalam melakukan suspense bakteri
Staphylococus Aureus2. panaskan spektrometer selama 30 menit
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
19/25
3. ambil 2 tabung, yang pertama isi dengan NaCL sampai batas dan sisihkan, yang kedua cuci
terlebih dulu dengan NaCL sedikit saja, panaskan dengan nyala api sampai bersih, setelah itu
isi dengan suspense bakteri
4. masukkan dalam apektrometer, ukur dan lihat angka yang menunjukkan tabung pertama
sebagai pembanding dan tabung kedua. Angka tabung kedua menunjukkan setengah dari
tabung pembanding.5. Masukkan suspensi bakteri dalam beaker glass kecil dan tutup
dengan alumunium foil
6. suspensi bakteri Staphylococus Aureus siap diuji
H. Praktikum dengan metode Houl Plate
1. Siapkan alat dan bahan yang akan di pakai
2. Ambil cawan petri yang telah disterilakn sebanyak tiga cawan petri
3. Pipet bakteri Staphylococus Aureus sebanyak 1 ml kemudian
masukkan dalam 3 cawan petri
4. Tuang media NA yang telah di sterilkan yang masih hangat ke dalam
cawan petri yang telah terisi dengan bakteri Staphylococus Aureus
dan cawan petri yang masih kosong sebanyak 15 ml
22
5. Sisihkan cawan petri yang telah terisi media NA saja, satu cawan petriyang telah terisi bakteri Sthapylococus Aureus dan media NA
6. Kemudian pipet ekstrak biji pepaya dan teteskan ke dalam lubang
yang telah dibuat.
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
20/25
7. kemudian tiga cawan tersebut bungkus dengan kertas coklat dan
beri tanda
8. masukkan dalam inkubator untuk diinkubasi selama 2 x 24 jam, amati
dan catat hasilnya
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Dalam praktikum ini kami melakukan pengamatan uji aktivitas ekstrak biji
papaya terhadap mikroorganisme.penulis menggunakan bakteri staphylococcus aureus yaitu
:
Bakteri Staphlococus Aureus
Ekstrak biji pepaya
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
21/25
Hari pertama, cawan petri 1 (media NA)
24
Hari pertama, cawan petri 2 (bakteri + media NA)
Hari pertama, cawan petri 3 (bakteri + media NA + ekstrak biji pepaya)
Hari kedua, cawan petri 1 (media NA)
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
22/25
Hari kedua, cawan petri 2 (bakteri + media NA)
25
Hari kedua, cawan petri 3 (bakteri + media NA + ekstrak daun salam)
4.2 Analisa Prosedur
Prosedur uji aktivitas ini menggunakan metode houl plate. Terlebih dulu pembuatan
ekstrak biji pepaya sebagai sample bahan penguji dengan mengekstraksi biji pepaya tersebut.
Metode yang dipakai adalah ekstraksi, maserasi, perkolasi dan penguapan. Kemudian darihasil ekstraksi dipakai dalam metode houl plate. Untuk mendapatkan bakteri Staphlococus
Aureus yang akan diuji, harus dilakukan suspensei terhadap bakteri, jadi disini saya juga
melakukan suspensi terhadap bakteri Staphylococus Aureus untuk mendapatkan bakteri
Staphylococus Aureus tersebut.
Metode Ekstraksi
Pertama siapkan biji pepaya basah sebanyak 100 g, setelah itu di cuci biji tersebut sampai
bersih , kemudian keringkan biji tersebut dengan sinar matahari, setelah biji tersebut kering
blender biji tersebut sampai halus kemudian di ayak menggunakan ayakan B12 dan B14,
setelah diayak timbang ekstrak biji pepaya sebanyak 30g.
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
23/25
Metode Maserasi
Pertama siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Timbang ekstrak biji pepaya yang telah
kering dan halus pada timbangan analitik. Kemudian masukkan dalam botol gelap dan
menggunakan perbandingan 1:10 denagn bahan. Tutup botol yang telah berisi ekstrak biji
pepaya yang halus dan etanol 70% dan kocok kocok. Diamkan selama 5 hari sambil
sesekali dikocokkocok.
26
Metode perkolasi
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Ambil infuse, cuci dan bersihkan lalu
keringkan, bilas dengan aquadest. Kemudian ambil kapas yang dilapisi dengan kasa,
masukkan dalam infus untuk menyaring atau mengambil sari dari daun salam yang telah
dimaserasi. Terlebih dulu basahi kapas yang dilapisi kasa tersebut dengan etanol sedikit saja
kemudian masukkan hasil maserasi dalam infuse yang telah disiapkan, tambahkan etanol
70% sebanyak 100 ml dan gantungkan pada klem pada statif yang telah disiapkan lalu aturtetesan infuse untuk masuk dalam tempat tetesan yang disediakan. Setelah selesai, tambahkan
lagi etanol sebanyak 50 ml untuk membilas, atur tetesan sedikit lebih lambat dari tetesan
yang pertama. Setelah selesai, sisihkan hasil perkolasi tersebut untuk siap diuapkan.
Metode penguapan
Pertama siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Siapkan waterbath dan panasi
terlebih dulu. Ambil cawan penguap yang telah steril, hasil dari perkolasi tuang dalam cawan
penguap tersebut kemudian taruh diatas waterbat, panasi sambil diaduk dan tunggu sampai
mendapat hasil ekstrak dari biji pepaya tersebut. Setelah itu masukkan hasil ekstrak biji
pepaya dalam botol kecil agar lebih praktis.
Metode suspensi bakteri
Pertama siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Panasi alat selama 30 menit. Setelahitu, ambil satu tabung pertama, isi dengan NaCL sampai batas sisihkan. ambil satu tabung
kedua lagi kemudian cuci dengan NaCL sedikit saja, kocok dan buang, lalu masukakan nyala
api dalam tabung sampai api tidak masuk lagi dalam tabung dan berarti tabung sudah bersih,
tapi jika api masih masuk berarti tabung belum bersih, ulangi sampai tabung bersih.
Kemudian isi tabung yang sudah bersih tersebut dengan suspense bakteri Sthaphylococus
Aureus sampai batas. Ambil tabung pertama yang berisi NaCL dan tabung kedua yang berisi
suspense bakteri Sthaphylococus Aureus, masukkan dalam alat yang telah dipanasi, pertama
masukkan tabung pertama sebagai pembanding dan ukur berapa angka yng menunjukkan,
kemudian masukkan suspensi tabung kedua dan ukur angka yang menunjukkan suspensi
bakteri tersebut.27
Angka yang menunjukkan suspensi bakteri Sthaphylococus Aureus adalah tepat
setengah dari angka tabung pembanding, berarti suspensi bakteri sesuai, jika angka yang
menunjukkan tabung suspensi bakteri lebih atau kurang dari tabung pembanding, berarti
suspensi bakteri terlalau pekat ataupun terlalu encer. Setelah itu suspensi bakteri tersebut
masukkan dalam beaker glass kecil dan tutup dengan aluminum foil. Suspensi bakteri siap di
uji.
Metode hole plate (sumuran)
Pertama siapkan alat yang dibutukan kemudian disterilisasi. Setelah itu buat media NA
timbang NA masukkan dalam erlemeyer, tambahkan aquades, panaskan hingga mendidih
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
24/25
sambil di aduk. Di amkan sampai tidak terlalu panas (hangat). Pipet sample bakteri,
masukkan dalam cawan petri yang telah steril. Setelah hangat, tuangkan media NA ke cawan
yang telah berisi sample bakteri, kemudian goyang-goyangkan cawan seperti angka delapan
supaya sample bakteri merata pada media. Lalu diamkan supaya media memadat. Setelah
memadat bagian tengah atau bagian yan diinginkan dilubangi menggunakan alat pelubang.
Kemudian pipet ekstrak biji pepaya dan teteskan ke dalam lubang yang telah tdibuat.Diusahakan tetesan ekstrak biji papaya jangan sampai melebihi lubang (tumpah). Lalu cawan
petri dibungkus menggunkan kertas coklat dan dimasukkan dalam lemari incubator untuk
diinkubasi selama 2 x 24 jam.
4.3 Analisa Hasil
Dari hasil pengamatan yang telah saya lakukan pada cawan petri pertama yang berisi
media saja, menunjukkan bahwa adanya jamur pada media tersebut. Untuk cawan petri yang
kedua berisi bakteri dan media NA menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri secara merata.
Sedangkan pada cawa pwtri ketiga yang berisi bakteri, media NA dan ekstrak daun biji
pepaya dengan menggunakan metode houl plate menunjukkan adanya zona bening tetapihanya sedikit sekali yaitu selebar 0,5 cm. Dari hasil pengamatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa ekstrak biji pepaya memiliki kemungkinan kecil untuk dapat
menghambat dan membunuh bakteri Ekstrak biji pepaya penyebab penyakit diare.
28
BAB V
KESIMPULAN
5.1Kesimpulan
Dari hasil pengamatn praktikum yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak
biji pepaya mempunyai kemungkinan kecil untuk dapat menghambat dan membunuh bakteri
Staphlococus Aureus penyebab penyakit diare.
Dalam proses uji antibakteri terhadap bakteri, ruangan harus steril dan benar-benar dijaga
agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme lain, Sehingga akan diperoleh hasil yang
baik.
5.2 Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas akhir ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
-
8/13/2019 Uji Aktivitas Biji Pepaya Terhadap Bakteri Staphlococus Aureus
25/25
29
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Diare.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sthapylococus Aureus.
http://sekarmenur.blogspot.com/2008/05/khasiat-biji pepaya.html.
http://kimia.unp.ac.id/?p=1195.
http://khasiatherbal.tk/tanaman-obat khasiat biji pepaya.
Anonim, 2006, Tanaman Obat di Indonesia, Cakrawala
IPTEK, http:/www.iptek.net.id/ind/cakra-obat/tanaman obat, 10 Juli 20.
http: // slideshare//igoranus/ pertumbuhan tanaman .biji pepaya //etd.epirintis.UMS.ac.id.
http//www.ifsurbud.wordpress.com/2009/06/25/antimikroba.