ubi kayu mocaf
TRANSCRIPT
7/22/2019 Ubi Kayu Mocaf
http://slidepdf.com/reader/full/ubi-kayu-mocaf 1/5
POTENSI PASAR PENGEMBANGAN KOMODITI
UNGGULAN UBI KAYU
Ubi kayu atau Manihot Esculenta Crantz, atau yang lebih popular dengan sebutan Singkong, merupakan
tanaman bahan pangan yang potensial untuk dikembangkan karena merupakan tanaman yang sudah sangat
dikenal oleh petani dan dapat ditanam dengan mudah. Singkong juga merupakan tanaman yang sangat
fleksibel dalam usaha tani dan umur panen. Lahan untuk tanaman singkong tidak harus khusus, dan tidak
memerlukan penggarapan intensif seperti halnya untuk tanaman hortikultura lainnya, misal sayuran.
Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi yang baik untuk budidaya tanaman ubi
kayu ini. Bahkan di daerah Tenggarong (Kab. Kutai Kartanegara) telah dikembangkan oleh para ahli tanaman
lokal sejenis singkong yang memiliki bentuk fisik yang relatif besar dan memiliki kandungan alami yang baik.
Adalah Singkong Gajah yang merupakan varietas unggul hasil pengembangan tersebut, dimana sesuai dengan
namanya (gajah) hasil budidayanya dapat memberikan hasil produksi yang lebih besar dari varietas biasa yang
ditanam di Indonesia.
Ubi kayu khas Kalimantan Timur ini menjadi salah satu Komoditi Unggulan yang direncanakan untuk
dikembangkan hingga dapat menghasilkan produk hilir yang memiliki nilai tambah tinggi, sehingga dapat
bersaing secara nasional dan internasional, serta diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani.
Seiring dengan pengembangan KAPET SASAMBA yang memiliki fungsi utama sebagai Prime Mover pengembangan sosial-ekonomi daerah (Kalimantan Timur), diharapkan menjadi salah satu pemicu
industrialisasi komoditi pertanian di Kawasan Sasamba khususnya, serta Kalimantan Timur secara lebih luas,
agar mampu menciptakan nilai tambah yang bermanfaat bagi masyarakat dan pengusaha atau investor.
A. Fleksibilitas Hasil Produk dan Kemudahan Teknologi Produksi
Kebutuhan berbagai jenis industri yang memanfaatkan singkong sebagai bahan baku sangat besar karena
singkong dapat menghasilkan hingga 14 macam produk turunan yang digunakan oleh industri makanan,
industri farmasi, industri kimia, industri bahan bangungan, industri kertas dan Industri biofuel, sedangkan dari
segi teknologi pemanfaatan singkong sebagai bahan pangan ataupun sebagai bahan bakar bukanlah sebuah
teknologi baru apalagi teknologi yang tidak terjangkau bagi bangsa kita.
Teknik pengolahan singkong yang sangat sederhana bahkan sudah dikenal sejak zaman nenek moyang kita,bahkan untuk pengolahan ethanol telah terbukti dengan adanya berbagai makanan dan minuman khas seperti
Brem, Tuak, Arak dan berbagai macam olahan yang mengandung alkohol pada minuman tersebut sebagai hasil
dari proses fermentasi dan atau destilasi
Sebagai Raw Material, singkong dibutuhkan oleh berbagai industri, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri
dengan tujuan eksport Uni Eropa, Jepang, Korea, China dan Amerika Serikat. Misalnya untuk Industri
pengolahan tepung tapioka dan produk turunannya yang disebut Polyol, termasuk Sorbitol, Maltitol, Dextrose
Monohydrate, Maltose Syrup, Sorbitol Bubuk dan Maltodextrine. Produk ini banyak digunakan dalam industri
produk konsumen dan farmasi di seluruh dunia sebagai bahan baku utama pembuatan pasta gigi, produk
kosmetik, vitamin C dan produk makanan.
Bentuk-bentuk hasil olahan ubi kayu antara lain adalah Gaplek, Pellet, Tepung Pati Singkong (Starch), Pati
Murni (Native Starch), serta Pati yang dimodifikasi (Modified Starch). Yang terakhir ini merupakan produk
olahan ubi kayu yang diunggulkan untuk dikembangkan di Kalimantan Timur, yang difokuskan industrinya diWilayah Kapet Sasamba. Dalam rangka pengembangan sektor industri di wilayah Kapet ini, diharapkan
komoditi unggulan ubi kayu menjadi bahan baku potensial bagi industri yang memanfaatkan teknologi tinggi
yaitu Modified Cassava Flour atau MOCAF.
Mocaf atau Modified Cassava Flour, adalah produk tepung dari singkong yang diproses menggunakan prinsip
memodifikasi sel singkong secara fermentasi, dimana mikrobia BAL (Bakteri Asam Laktat) mendominasi selama
fermentasi tepung singkong ini. Nilai strategis Mocaf yang diunggulkan dalam pengembangan komoditi
unggulan di Wilayah Kapet Sasamba adalah kemampuannya sebagai bahan baku dari berbagai jenis makanan,
mulai dari mie, bakery, cookies hingga makanan semi basah. Untuk kue basah, Mocaf dapat diaplikasikan pada
produk yang umumnya berbahan baku tepung beras, atau tepung terigu dengan ditambah tapioka.
7/22/2019 Ubi Kayu Mocaf
http://slidepdf.com/reader/full/ubi-kayu-mocaf 2/5
Tepung Mocaf ini bisa mensubstitusi 15% - 25% terigu impor, atau kira-kira 750.000 – 1.250.000 ton per tahun.
Saat ini produksi riil masih di bawah 10.000 ton per tahun. Tepung Mocaf sebagai bahan alternatif pengganti
terigu mempunyai peluang yang cukup besar untuk dikembangkan.
B. Peluang Pengembangan Industri MOCAF
1.
Dari sisi permintaana. Kebutuhan akan pasar terigu kian meningkat seiring dengan perubahan pola konsumsi makanan
masyarakat yang kian modern.
b. Semakin menjamurnya berbagai jenis industri dan usaha pengolahan makanan, dari skala besar sampai
penjual eceran, terutama sejak krisis ekonomi 1998.
c. Perubahan pola konsumsi makanan (food habit) ini menyebabkan kebutuhan akan bahan pangan
berbasis tepung-tepungan meningkat pesat.
2. Dari sisi pasokan
a. Luasnya lahan yang potensial untuk ditanami ubi kayu (karena kesesuaian geografis)
b. Kemudahan teknik budidaya
c. Jumlah tenaga kerja yang bisa digerakkan3. Jenis dan karakteristik yang hampir sama dengan terigu, namun dengan harga yang jauh lebih murah
membuat tepung Mocaf menjadi pilihan yang sangat prospektif.
4. Industri makanan menggunakan Mocaf untuk substitusi beras ketan, tepung terigu, dan tapioca
(mengembangkan mocaf sama artinya dengan mengembangkan pangan altematif).
5. Permintaan akan kebutuhan terigu yang semakin meningkat ternyata tidak diimbangi oleh ketersediaan
bahan baku yang memadai.
6. Ketergantungan industri tepung nasional terhadap bahan baku impor sangat besar (impor terigu 4,5 juta
ton pada tahun 2010)
7. Kebutuhan singkong saat ini sebagian dipenuhi dari impor produk singkong, seperti gaplek, dari Thailand
dan Vietnam.
Sebagai gambaran besarnya peluang dari produk mocaf ini dalam mensubtitusi tepung terigu adalah sebagai
berikut:
a. Kebutuhan konsumsi terigu nasional:
Tahun Konsumsi (ton) Pertumbuhan
2004 3.334.108 6 %
2007 3.700.000
b. Jumlah impor tepung terigu:
Tahun Impor (ton)
2003 343.283
2007 581.535
c. Produksi cassava (data base Kementerian Pertanian)
Tahun Produksi (ton)
2000 15.351.529
7/22/2019 Ubi Kayu Mocaf
http://slidepdf.com/reader/full/ubi-kayu-mocaf 3/5
2009 22.028.502
Selain itu forward linkage dari industri mocaf ini cukup luas, yaitu:
- Industri penggilingan tepung terigu
- Industri pangan pengguna terigu
- UKM makanan berbasis terigu
Sementara itu gandum, sebagai bahan baku terigu yang hampir 100% Import memiliki kontribusi yang sangat
signifikan terhadap total nilai import bahan baku industri makanan Indonesia yaitu sebesar 27%.
Tabel - Nilai Import Bahan Makanan & Minuman Industri
Makanan dan
minuman, baku
untuk industri
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Juta IDR 12,233,608 12,488,402 18,472,257 30,242,341 24,563,292 28,923,530 37,950,304
Gandum (27%) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Juta IDR 3,315,651 3,384,707 5,006,500 8,196,522 6,657,341 7,839,088 10,285,596
C. Target dan Pangsa Pasar (Market Share) Produk MOCAF
Tinjauan terhadap target dan pangsa pasar produk Mocaf ini merupakan upaya untuk menggambarkan
prospek pengembangan industri yang direncanakan di Kapet Sasamba, dalam rangka menjawab tantangan dan
kebutuhan bahan baku bagi industri makanan. Selain industri makanan sebenarnya masih terdapat industri
lain yang prospektif, akan tetapi untuk kepentingan perhitungan potensi pasar di dalam kajian ini produk
Mocaf ditargetkan untuk memenuhi prospek pasar bahan baku pengganti tepung terigu.
1. Target Pasar
Seperti telah dijelaskan di atas, Target Pasar dari Produk Mocaf Kapet Sasamba ini adalah Industri yang
menggunakan Terigu sebagai salah satu bahan bakunya. Diharapkan produk Mocaf ini dapat mensubstitusi
terigu yang berbahan baku gandum (import). Potensi pasar terigu di Indonesia sangatlah menjanjikan karena
pemanfaatan terigu yang sangat luas baik untuk industri makanan maupun non-makanan. Sebagai gambaran
mengenai besarnya potensi pasar terigu di Indonesia, di bagian berikut ini disajikan data penyerapan pasar
terigu Indonesia dari tahun 2004 – 2011 dan proyeksi penyerapan pasar terigu di Indonesia 2012 – 2033.
Tabel - Data dan Proyeksi Potensi Pasar Terigu Indonesia
Tahun Volume (ton) Nilai (Juta IDR)
2004 3,334,108 20,831,507
2005 3,534,154 22,081,397
2006 3,746,204 23,406,281
2007 3,970,976 24,810,658
2008 4,209,235 26,299,297
7/22/2019 Ubi Kayu Mocaf
http://slidepdf.com/reader/full/ubi-kayu-mocaf 4/5
Tahun Volume (ton) Nilai (Juta IDR)
2009 4,461,789 27,877,255
2010 5,062,515 31,630,594
2011 5,366,266 33,528,429
2012 5,688,242 35,540,135
2013 6,029,536 37,672,543
2014 6,391,309 39,932,896
2015 6,774,787 42,328,870
2016 7,181,274 44,868,602
2017 7,612,151 47,560,718
2018 8,068,880 50,414,361
2019 8,553,013 53,439,223
2020 9,066,193 56,645,576
2021 9,610,165 60,044,310
2022 10,186,775 63,646,969
2023 10,797,981 67,465,787
2024 11,445,860 71,513,734
2025 12,132,612 75,804,559
2026 12,860,569 80,352,832
2027 13,632,203 85,174,002
2028 14,450,135 90,284,442
2029 15,317,143 95,701,509
2030 16,236,171 101,443,599
2031 17,210,342 107,530,215
2032 18,242,962 113,982,028
2033 19,337,540 120,820,950
Sumber: BPS Pusat RI, Kementerian Pertanian RI, Analisis 2012
2. Pangsa Pasar
Perhitungan pangsa pasar atau market share dari produk Mocaf Kapet Sasamba ini dilakukan berdasarkan
kapasitas produksi lahan tanaman ubi kayu yang potensial di Wilayah Kapet dan kabupaten atau kota di
sekitarnya. Luas lahan potensial untuk dikembangkannya tanaman ubi kayu dengan varietas unggul Singkong
Gajah ini adalah seluas 22.251 ha, yang tersebar di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan,
dan Kota Samarinda. Sedangkan potensi lahan di wilayah sekitar Kapet yang dapat dimanfaatkan untuk
mengisi kebutuhan bahan baku industri di Wilayah Kapet Sasamba diperkirakan dapat mencapai 2.000 ha.Dengan demikian maka luas lahan total adalah sekitar 24.000 ha.
Untuk menghitung besarnya produksi bahan baku berupa ubi kayu (Singkong Gajah) serta produk olahannya
yang berupa Mocaf, digunakan asumsi sebagai berikut (Kementerian Pertanian RI, Best Practices):
1) Harga mocaf = harga terigu: 6.248 IDR/kg
2) Rendemen Mocaf – Singkong: 0,25
3) Produksi Mocaf/kg singkong: 0,25
4) Produksi singkong/ha: 40.000 kg/ha
5) Produksi mocaf/ha: 10.000 kg/ha
7/22/2019 Ubi Kayu Mocaf
http://slidepdf.com/reader/full/ubi-kayu-mocaf 5/5
Dengan luas Singkong Gajah sekitar 24.000 hektar maka didapatkan hasil produksi sebesar 964 ribu ton per
tahun pada tahun 2013. Bahan baku singkong sebesar itu dapat menghasilkan Mocaf sekitar 241 ribu ton per
hektar dengan nilai produksi sekitar Rp. 1,5 trilyun per tahun. Dengan demikian maka Market Share dari Mocaf
ini adalah sekitar 4% dari kebutuhan terigu nasional. Lebih jelas mengenai proyeksi penyerapan pasar Mocaf
Kapet Sasamba 2012 – 2033 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel – Proyeksi Penyerapan Pasar MOCAF Kapet Sasamba (Kalimantan Timur)
Tahun Luas Ubi
Kayu(ha)
Produksi Ubi Kayu
(ton)Prod. Mocaf (ton)
Nilai Prod. Mocaf
(Juta IDR)
2012 22.753 910.119 227.530 1.421.605
2013 24.118 964.726 241.181 1.506.902
2014 25.565 1.022.609 255.652 1.597.316
2015 27.099 1.083.966 270.991 1.693.155
2016 28.725 1.149.004 287.251 1.794.744
2017 30.449 1.217.944 304.486 1.902.429
2018 32.276 1.291.021 322.755 2.016.574
2019 34.212 1.368.482 256.590 1.603.177
2020 36.265 1.450.591 271.986 1.699.367
2021 38.441 1.537.626 288.305 1.801.329
2022 40.747 1.629.884 305.603 1.909.409
2023 43.192 1.727.677 323.939 2.023.974
2024 45.783 1.831.338 343.376 2.145.412
2025 48.530 1.941.218 363.978 2.274.137
2026 51.442 2.057.691 385.817 2.410.585
2027 54.529 2.181.152 408.966 2.555.220
2028 57.801 2.312.022 433.504 2.708.533
2029 61.269 2.450.743 459.514 2.871.045
2030 64.945 2.597.787 487.085 3.043.308
2031 68.841 2.753.655 516.310 3.225.906
2032 72.972 2.918.874 547.289 3.419.461
2033 77.350 3.094.006 580.126 3.624.628
Sumber: Analisis 2012