acara iii isolasi pati ubi kayu & fermentasi

38
ACARA III ISOLASI PATI UBI KAYU DAN FERMENTASI A. Tujuan Tujuan pada acara III, “Isolasi Pati Ubi Kayu dan Fermentasi” adalah sebagai berikut : 1. Pada pengamatan hidrolisa pati agar mengetahui cara hidrolisis pada pati. 2. Pada uji molisch, agar dapat mengetahui adanya kandungan karbohidrat dalam sampel. 3. Pada uji pikrat, untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi. 4. Pada uji seliwanoff, agar dapat mengetahui adanya gula ketoheksosa seperti fruktosa pada sampel. 5. Pada reaksi peragian, untuk mengetahui adannya gelembung CO 2 pada sampel. 6. Pada uji benedict, agar dapat mengetahui adanya gula pereduksi seperti polisakarida pada sampel. 7. Pada uji barfoed, agar dapat mengetahui adanya monosakarida pereduksi dan disakarida pereduksi pada sampel. 8. Pada uji kualitatif, agar dapat mengetahui prinsip-prinsip identifikasi karbohidrat dan sifat kimianya, menganalisis sakarida dalam sampel.

Upload: aininurr

Post on 22-Sep-2015

265 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Biokimia

TRANSCRIPT

ACARA IIIISOLASI PATI UBI KAYU DAN FERMENTASI

A. TujuanTujuan pada acara III, Isolasi Pati Ubi Kayu dan Fermentasi adalah sebagai berikut :1. Pada pengamatan hidrolisa pati agar mengetahui cara hidrolisis pada pati.2. Pada uji molisch, agar dapat mengetahui adanya kandungan karbohidrat dalam sampel.3. Pada uji pikrat, untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi.4. Pada uji seliwanoff, agar dapat mengetahui adanya gula ketoheksosa seperti fruktosa pada sampel.5. Pada reaksi peragian, untuk mengetahui adannya gelembung CO2 pada sampel.6. Pada uji benedict, agar dapat mengetahui adanya gula pereduksi seperti polisakarida pada sampel.7. Pada uji barfoed, agar dapat mengetahui adanya monosakarida pereduksi dan disakarida pereduksi pada sampel.8. Pada uji kualitatif, agar dapat mengetahui prinsip-prinsip identifikasi karbohidrat dan sifat kimianya, menganalisis sakarida dalam sampel.

B. Tinjauan PustakaKarbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh manusia. Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal bila dibanding protein dan lemak. Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, hekososa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, pektin selulosa dan lignin. Pati adalah homopolimer glukosa dengan ikatan -glikosidik. Berbagai macam tidak sama sifatnya, tergantung pada rantai C-nya, dan lurus atau bercabang rantai molekulnya. Pati mempunyai dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan yang tidak larut disebut amilopektin (Winarno, 2004).Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton, yang mempunyai rumus molekul umum (CH2O)n. Yang pertama dikenal sebagai golongan aldosa dan yang kedua dikenal dengan golongan ketosa. Dari rumus umum dapat diketahui bahwa karbohidrat adalah suatu plimer. Senyawa yang menyusunnya adalah monomer- monomer. Dari jumlah monomr yang menyusun polimer tersebut, mka karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, trisakarida dan seterusnya sampai polisakarida (Martoharsono, 1990).Pemanenan ubi kayu yang tepat akan menghasilkan tapioka yang berkualitas dengan rendemen yang tinggi. Waktu panen yang terlalu cepat akan merugikan karena kandungan kadar ubi kayu masih rendah menyebabkan kualitas ubi kayu menjadi rendah (Asnawi, 2003 dalam Nurdjanah dkk, 2007). Ubi kayu merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang didiga juga menpunyai pola hubungan antara tinkat ketuaan, kekerasan, dan kandungan pati (Harker, 2001 dan Wills et.all 2005 dalam Nurdjanah dkk 2007). Salah satu alternatif yang dapat dikembangkan untuk memprediksi kadar pati adalah metode kering dengan pengukuran kekerasan dengan menggunakan penetrometer. Penetrometer telah lama digunakan untuk mengukur kekerasan berbagai komoditas pertanian, seperti buah-buahan (Abbot dan Heker ,2001 Haque dan Ji, 2003 dan Wills et.all 2005 dalam Nurdajanah 2007).Polisakarida banyak digunakan sebagai bahan pangan adalah amilum,dekstrin,selulosa,glikogen,yang dibentuk dari unit-unit glukosa. Pada tumbuhan, pati berada dalam sel yang dibatasi oleh dinding selulosa. Dekstrin merupakan intermediat atau zat anatara pada proses hidrolisis amilum sebelum menjadi maltose dan kemudian menjadi glukosa. Glikogen merupakan polisakarida bercabang, yang rumusnya menyerupai amilopektin, serta merupakan karbonhidrat dalam manusia dan binatang. Selulosa dan hemiselulosa adalah kerangka sel tumbuhan ( Anna Poedjiadi, 1994).Ada tiga kelas karbohidat: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Kita dapat menghidrolisasikan secara sempurna kedua polisakarida dan oligosakarida tersebut menghasilkan monosakarida, dan hidrolisa lebih lanjut tidak menghasilkan molekul apappun yang lebih kecil dari monosakarida.Polisakarida seperti pati dan selulosa mengandung beribu-ribuan satuan monosakarida.Oligosakarida adalah polimer yang terdiri dari enam satuan monosakarida (David S. Page, 1989).Pati tidak larut dalam air dan dalam analisis pati, memberikan warna biru dengan iodium. Hasil hidrolisis pati/amilum adalah glukosa (Harrow, 1946). Hidrolisis pati akan terjadi padapemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk amilosa yang memberi warna biru dengan iodium, amilopektin yang memberi warna merah dengan iodium. Pati sagu disebut juga poliglukosa, karena unimonomernyaglukosa (Anwar, 1994) (Harrow,1946 dan Anwar, 1994 dalam Manatar, 2010).Maltodekstrin merupakan produk modifikasi pati, hasil hidrolisis secara kirnia maupun enzimatisdengan DE (dextrose equivalent) maksimum 20.Maltodekstrin digunakan sebagai bahan pengisi,pengganti lemak dan tambahan pada minuman instan dan olahraga. Penelitian ini bertujuan untukmenguji proses produksi menggunakan pengering spray dryer, dan optimasi. Konsentrasi enzim dm substramya, Tahap awal dilakukan pengamatan pengaruh kualitas bahanbaku, dengan menggunakan dua macam kualitas berdasar warna tepung. Optimasi pengeringanmenggunakan spay dryer dilakukan penentuan suhu pengering (160, 170 dan 1 80C). Selanjutnyapenenman konsentrasi enzim (0,08; 0,09; 0,1; 0,2 mi) per 100 ml sampel dari konsentrasi substrat(20, 30, dan 40%). Wasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas bahan baku pati terutama warnasangat menentukan. Pati yang kurang baik mutunya harus diberi perlakuan awal untuk rnenjadiberwama putih.Optimasi pengeringan rnenggunakan sprq dyer terbaik adalah pada suhu 1 80C.Hasil maltodekstrin terbaik adalah perlakuan konsentrasi enzim 0,1 ml per 100 ml larutan pati 30%dengan rendemen 89,21%, kadar air 6,05, kadar abu 0,13, gula reduksi 8,29%, DE 20,98. Sifatfisik dari maltodekstrin tersebut menghasilkm warna dalam lugol ungu, derajad putih 92,57,kelarutan di air 97,27%, kejernihan 8,O%T, derajad asam 6 m1/100g, viskositas 1,01 cP (Richana, 2004).Pentingnya karbohidrat untuk kinerja latihantelah diakui sejak pernapasan klasikpertukaran studi Christensen dan Hansen di akhir 1930-an dan studibiopsi Bergstromdan rekan (Bergstrom et al., 1967), yangdiukur glikogen otot selama diet berbagaidan latihan intervensi. Sejak itu, cukup.Perhatian telah difokuskan pada strategi gizi untukmemaksimalkan toko karbohidrat endogen (hati dan glikogen otot), sehingga meminimalkan potensiergolytic efek deplesi karbohidrat (Coyle etal, 1986.). Dalam ulasan ini, perhatian akan fokus padadiet karbohidrat selama pelatihan pada hari-hari (1 -7) mengarah ke kompetisi dan karbohidratdan lemak konsumsi dalam jam segera sebelum latihan dan pengaruhnya pada metabolisme dan latihanprestasi ( Bergstrom et al, 1967 dalam Hagreaves, 2004).Glycosidases adalah enzim-enzim penting yang terlibat dalam berbagai penyakit dangangguan metabolisme, seperti diabetes, infeksi mikroba, dan metastasis.Penghambatan enzim ini adalah tujuan yang menantang dari karbohidrat berbasis terapi saccharides, sumber tersebut inhibitor alami, merupakan agen terapi yang potensial, tapi sayangnya biasanya terdegradasi dalam. Sistem pencernaan dan plasma [3,4] oleh glycosidases, yang berlimpah dalam organisme.Penggunaan meniru karbohidrat mencoba untuk memecahkan masalah ini, Karena azasugars, di mana oksigen cincin digantikan oleh nitrogen, yang paling terkenal.Namun, nonspecificity mereka adalah kerugian.Dalam pengertian ini, 5-thio-gula [7 - 11] yang menjanjikan karena mereka menolak hidrolisi oleh glycosidases, sebagai lawan sakarida mereka homolog alami.Selain itu, mereka kadang-kadang menunjukkan afinitas reseptor lebih daripada mereka alami rekan-rekan.Ini adalah kasus dari 5-thio-aL-fucopyranose, yanginhibitor kuat fucosidase karena interaksi hidrofobik meningkat antara bagian atas cincin dan protein, juga, sulfur cincinatom berinteraksi dengan reseptor.Sejak thiosugar pertama (5-thio-D-xylopyranose) disintesis di1961, [13,14] sejumlah turunan biologis aktif telah dikembangkan.Misalnya, 5-thio-glukopiranosa [15] menghambat D-glukosa transportasi di seluruh selmembran, [16] sitotoksisitas terhadap sel tumor hipoksia, penghambatan tanamanpertumbuhan, dan efek biokimia lainnya The 5-thio-D- dan5-thio-L-galaktosa senyawa memiliki aktivitas penghambatan terhadap aL-fucosidase ( Aguirre, 2007.)Pemurnian pati untuk produk pati termodifikasi sangat penting karena adanya lemak, protein dan zat lainnya yang dapat berpengaruh terhadap produk akhir. Bebrapa penelitian menunjukkan bahwa ikatan kompleks amilosa-lemak resisten terhadap hidrolisis amilosa (Atkin et.all, 1999).Pati yang berikatan dengan Iodin (I2) akan menghasil warna biru. Sifat ini dapat digunakan untuk menganalisis adanya pati. Hal ini desebabkan oleh struktur molekul pati yang berbebtuk spiral, sehingga akan mengikat molekul iodin dan terbentuknya warna biru. Bila pati dipanaskan, spiral merenggang, molekul- molekul iodin terlepas sehingga warna biru hilang (Winarno, 2004).Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan naftol dalam alkohol, kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-hati, pada batas cairan akan terbentuk furtural yang berwarna ungu. Reaksi ini merupakan reaksi umum bagi karbohidrat (Winarno, 2004).Pati adalah sumber karbohidrat yang penting dalm makan dan merupakan sumber utama. Dijumpai pada biji, tempat penyimpanan karbohidrat drai tumbuhan. Pati adalah campuran polisakarida amilosa dan amilopektin. Dapat dipisah satu dari yang lain dengan cara fisik atau kimia. Pati terdiri dari lebih kurang 15% amilosa dan lebih kurang 85% amilopektin (Tarigan, 1983).

C. Metode Penelitian1. Alata. Tabung reaksib. Propipetc. Labu Erlenmeyerd. Penangas Aire. Lempeng Porselinf. Penjepit Kayug. Kertas Saringh. Gelas Beker2. Bahana. Pati Ubi Kayub. Larutan Patic. Aquadesd. Alkohol 95 %e. HCL Pekatf. Larutan 0,01 N Iodg. Reagen Benedicth. Larutan NaOH 8 Ni. Pereaksi Molishj. Asam Sulfat Pekatk. Larutan Suspensi Ragi Roti 5 %l. Larutan Sukrosa 10 %m. Pereaksi barfoedn. Pereaksi fehlingo. Pereaksi molish

3. Cara Kerjaa. Hidrolisis PatiLarutan Pati 1% 25ML

Setelah 5, 10, 15 menit diambil10 Tetes HCl PekatDitambahkanDimasukkan ke dalam Gelas Beker

Didihkan

Dilakukan Uji Iod

Larutan Pati 1% 25ML

Dimasukkan ke dalam Gelas Beker

10 Tetes HCl Pekat

Ditambahkan

Didihkan

Setelah 5, 10, 15 menit diambil

Dilakukan Uji Fehling

b. Uji Kualitatif terhadap Hidrolisa Pati

Hidrolisa patiDipanaskan selama 10 menit dalam penangas airDidinginkanDinetralkan dengan NaOH 8NDiamati Perubahannya

c. Uji Molish2ml larutan hidrolisat pati + larutan pati 1%Dimasukkan ke dalam tabung reaksi2 tetes pereaksi molish5ml asam sulfat pekatDitambahkan melalui dinding tabung secara perlahanDiamati perubahan yang terjadi

d. Uji Pikrat2ml Glukosa 1%, 2ml Fruktosa 1 %, 2ml hidrolisat pati, 2ml larutan pati 1%Ditambahkan ke masing- masing tabungDimasukkan ke masing- masing tabungDisiapkan 4 tabung reaksi

1ml asam pikrat jenuh+ 0,5 Na2CO3 1M

Dipanaskan hingga mengalami perubahan warna

Diamati perubahan warnanya

e. Uji Seliwanoff3ml pereaksi seliwanoff3 tetes glukosa 1%,3 tetes fruktosa1%,3tetes hidrolisat pati 1%, 3 tetes larutan pati 1%

Dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi yang berbeda

Dipanaskan sampai berubah warna

Diamati perubahan warnanya

f. Reaksi PeragianDiamati perubahannyaDibiarkan selama 1 jamDimasukkan ke dalam erlenmeyer

25ml larutan suspensi ragi roti 5% + 25ml larutan sukrosa 10%

g. Uji BenedictDiamati perubahan yang terjadiDimasukkan ke dalam tabung reaksi2ml reagen benedict + 1ml sampel (larutan suspensi ragi roti 5%+larutan sukrosa 10%

Tabung dimasukkan ke dalam penangas air selama 5 menit

h. Uji BarfoedGlukosa 1%, fruktosa 1%, hidrolisat pati 1%, larutan pati 1%

Diamati perubahan warnanyaDipanaskan dalam air mendidih sampai terjadi perubahan warna3ml pereaksi barfoedMasing masing dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi

i. Isolasi Pati100 gr ubi kayu

dicuci

diparut

200 ml aquades

Diblender 30 detik

Residu diaring dengan kain

Larutan yang keruh ditampung dalam gelas ukur 500 ml

Ditambah 100 ml aquades

dikocok

Pati didapat dari larutan yang diendapkan

D. Hasil dan PembahasanIsolasi ubi kayuRendemen pati ubi kayu adalah 18,8 %. Nilai ini didapat dari perhitungan x 100% = 18,8 %hasil akhir pada sampel tidak terdapat endapan. Proses isolasi pati adalah sebagai berikut, sebanyak 100 gram ubi dicuci, diparut kemudian diblender. Lalu ditambahkan 200 ml aquades, dan kemudian diblender 30 detik, dilakukan beberapa kali. Residu disaring dengan kain dan larutan yang keruh ditampung dalam gelas ukuran 500 ml. Kemudian ditambahkan 100 ml aquades, dokocok lalu dibiarkan partikel yang tidak larut mengendap dan larutan jernih didekantasi. Larutan yang keruh dan endapannya ditambah 100 ml alkohol 95 % g dengan kain biasa. Pati yang diperoleh dikeringkan dengan meratakan pati yang didapat pada kertas saring pada suhu kamar.Pati adalah sumber karbohidrat yang penting dalm makan dan merupakan sumber utama. Dijumpai pada biji, tempat penyimpanan karbohidrat drai tumbuhan. Pati adalah campuran polisakarida amilosa dan amilopektin. Dapat dipisah satu dari yang lain dengan cara fisik atau kimia. Pati terdiri dari lebih kurang 15% amilosa dan lebih kurang 85% amilopektin (Tarigan, 1983).Nilai rendemen tersebut diperoleh dari x 100%. Berat pati tersebut adalah 18,8 sedangkan berat ubi kayu 100. Maka didapat nilai randemen 18,8 % , dan tidak terdapat endapan. Berdasarkan jurnal tahun 2007 didapat nilai randemen tersebut 15,49%-18,37%. Jurnal tahun 2007 ( Siti Nurjanah) tersebut menggunakan ubi kayu berumur 6-8 bulan. Jadi dapat dibuat kesimpulan bahwa nilai randemen berkisar dari 16 %-19%. Nilai randemen bias berubah-ubah tersebut karena disebabkan oleh umur ubi tersebut. Umur ubi tersebut tergantung pada kekerasan ubi. Semakin tua ubi semakin keras (Siti Nurjhanah ,2007).Sedangkan nilai randemen berubah ubah juga disebabkan oleh factor suhu dan ph serta jenis penanaman. Kesimpulannya semua tergantung pada kadar pati. Jika kadar pati tersebut tinggi maka nilai randemen tersebut tinggi. Dan nilai randemen tertinggi biasanya pada ubi yang berumur tua sekitar 8 bulan.

Tabel 3.1 Hidrolisis PatiKelBahanUjiWaktuPerubahan WarnaKet

AwalAkhir

1Larutan Pati 1 % terhidrolilisIod5Putih keruhBiruTerdapat pati

10Putih keruhBiru gelapTerdapat pati

15Putih keruhBiru kehitamanTerdapat pati

25BeningKuning beningTerdapat glikogen

10BeningKuningTerdapat glikogen

15BeningKuning pekatTerdapat glikogen

8Fehling5BeningBiru beningTidak terdapat gula pereduksi

10BeningBiru beningTidak terdapat gula pereduksi

15BeningBiru beningTidak terdapat gula pereduksi

95BeningBiru beningTidak terdapat gula pereduksi

10BeningBiru agak pekatTidak terdapat gula pereduksi

15BeningBiru pekatTidak terdapat gula pereduksi

Sumber : Laporan SementaraUji iod berguna untuk membuktikan adanya kandungan polisakarida dalam suatu senyawa. Pada percobaan sampel yang digunakan adalah larutan pati 1 % yang terhidrolisis. Sampel tersebut kemudian ditambahkan larutan HCl pekat, kemudian dididihkan. Pada proses mendidihkan larutan, setiap 5 menit larutan diambil. Pada percobaan ini, larutan dididihkan selama 15 menit, larutan diambil pada menit ke 5, menit ke 10, dan menit ke 15. Setelah diambil, kemudian dilakukan uji Iod. Larutan yang diambil tadi diteteskan pada lempeng porselin lalu ditambah 1 tetes larutan 0,01 N Iod. Dari hasil pengujian ada perubahan warna yang terjadi pada sampel. Pada kelompok 1 sebelum dididihkan warna sampel adalah putih keruh. Saat diambil pada menit ke 5 dan dilakukan uji Iod warna berubah menjadi biru, pada menit ke 10 warna berubah menjadi biru gelap, dan pada menit ke 15 warna berubah menjadi biru kehitaman. Yang terjadi hanya perubahan warna, tidak ada endapan yang terlihat pada sampel.Pada kelompok 8, sebelum dididihkan sampel berwarna bening. Saat diambil pada menit ke 5 dan dilakukan uji Iod sampel berubah wrna menjadi kuning bening, pada menit ke 10 warnanya menjadi kuning, dan pada menit ke 15 warnanya menjadi kuning pekat, dan juga tidak terdapat endapan pada sampel. pada percobaan ini perubahan warna pada sampel terlihat jelas.Pada percobaan hidrolisis pati juga dilakukan uji fehling. Uji ini digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi seperti monosakarida, laktosa, maltosa dan lainnya. Dari uji fehling ini ada perubahan warna yang terjadi pada sampel sebelum dilakukan uji dan setelah dilakukan uji. Uji fehling ini hampir sama seperti uji iod yang telajh dilakukan sebelumnya, sampel yang digunakan juga sama yaitu larutan pati 1% terhidrolisis dan ditambah reagen fehling. Sampel kemudian dididihkan, dan setiap 5 menit sekali sampel diambi unutk dilakukan uji fehling. Saat pengambilan pada menit ke 5, warna sampel berubah warna dari bening menjadi biru bening. Pada menit ke 10 warnanya menjadi biru bening, tetapi lebih biru dari sebelumnya. Dan pada menit ke 15 warnanya menjadi biru bening, warna biru bening pada menit ke 15 ini juga lebih biru dari sebelumnya, atau warna biru ini warna yang paling biru dari menit sebelumnya. Sedangkan pada kelompok 9, warna awal sampel adalah bening karena juga menggunakkan sampel yang sama. Setelah adanya pemanasan pada sampel juga ada perubahan warna yang terjadi pada sampel. Saat diambil pad menit ke 5 dan dilakukan uji fehling warnanya menjadi biru bening, pada menit ke 10 warnanya menjadi biru sedikit pekat, warna ini lebih pekat dari sebelumnya, dan pada menit ke 15, warnanya menjadi biru pekat yang lebih pekat dari sebelumnnya.Reaksi hidrolisa pati : (C6H10O5) + n(H2O) n(C6H12O6)Pati Glukosa(Tjokroadikoesoemo, 1993)

Tabel 3.2 Uji Kualitatif terhadap Hidrolisa PatiKelSampelPerubahan WarnaKeterangan

SebelumSesudah+ NaOH

3Hidrolisis patiBeningBening keruhKuning keruhAda endapan

10BeningBeningMenjadi 2 lapisan,atas bening bawah keruhTidak ada endapan

Sumber : laporan semetara Uji ini bertujuan untuk untuk mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan beberapa reagen .Cara untuk melakukan uji ini adalah, menggunakan sampel hidrolisat pati yang dipanaskan selama 10 menit. Kemudian sampel didinginkan, lalu dinetralkan pHnya dengan menggunakan NaOH 8N, kemudian dicek pH pada keadaan terakhir.uji ini juga menyebabkan perubahna warna pada sampel. Sebelum dipanaskan warnanya bening, setelah dipanaskan warnanya menjadi bening keruh untuk kelompok 3, dan pada kelompok 10 warna sampel setelah dipanaskan tetap bening. Pada kelompok 3, sampel setelah ditambah NaOH 8N warna sampel menjadi kuning keruh, dan pada kelompok 10 setelah sampel ditambah NaOH 8N, pada sampel terbentuk 2 lapisan, lapisan atas bening, lapisan bawah keruh. Pada kelompok 3, hasil akhir pada sampel terdapat endapan, sedangkan pada kelompok 10 hasil akhir pada sampel tidak terdapat endapan. Dekstrin merupakan salah satu produk hasil hidrolisis pati berwarna putih hingga kuning, hidrolisis pati dapat dilakukan oleh asam atau enzim. Pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6 10 molekul) yang disebut dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya dipecah lagi menjadi unit terkecil glukosa

Tabel 3.3 Uji MolishKelSampelPerubahan WarnaKeterangan

AwalAkhir

1Larutan glukosa 1%BeningUngu pekat-

8BeningUngu pekatUngu gelap kehitaman

2Larutan fruktosa 1%BeningHitam-

9BeningUngu pekat-

3Hidrolisat patiBeningHitamEndapan warna merah bata

10BeningUngu pekatSampel berubah menjadi marah bata

4Larutan patiBeningUngu KehitamanEndapan warna merah

11

Sumber : Laporan SementaraUji molish pada uji karbohidrat digunakan untuk membedakan senyawa yang termasuk golongan karbohidrat dan senyawa yang bukan termasuk golongan karbohidrat. Pada uji ini menggunakan beberapa sampel yaitu larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, hidrolisat pati, dan larutan pati 1%. Sebelum dilakukan uji, semua sampel berwarna bening, kemudian setelah ditambah asam sulfat pekat sampel mengalami perubahan warna. Untuk kelompok 1 yaitu larutan glukosa 1% perubahan wrna yang terjadi adalah bening menjadi ungu pekat. Kelompok 2 dengan sample larutan fruktosa 1% perubahan warna yang terjadi yaitu bening menjadi hitam dan baning menjadi ungu pekat. Kelompok 3 dan 10 menggunakan sample hidrolisat pati ,perubahan warna yang terjadi kelompok 3 yaitu bening menjadi hitam, sedangkan kelompok 10 perubahan yang terjadi bening menjadi ungu pekat. Kelompok 4 menggunakan sample Larutan Pati , perubahan warna yang terjadi yaitu bening menjadi ungu kehitaman. Bahan yang mengandung monosakarida bila direaksikan dengan H2SO4 pekat akan terhidrolisis membentuk furural. Furural ini akan membentuk persenyawaan dengan naftol ditandai dengan terbentuknya warna violet (cincin). Oleh karena itu asam sulfat dapat menghidrolisis oligosakarida dan polisakarida

Tabel 3.4 Uji PikratKelSampelPerubahan WarnaKeterangan

AwalAkhir

52ml glukosa 1% + 1ml asam pikrat jenuh + 0,5ml Na2CO3KuningOrangeTidak ada gelembung & endapan

12Putih beningMerah bataTidak ada gelembung & endapan

62ml fruktosa 1% + 1ml asam pikrat jenuh1ml asam pikrat jenuh + 0,5ml Na2CO3Kuning beningMerah kecoklatanTidak ada gelembung & endapan

13Kuning beningCoklat beningTidak ada gelembung & endapan

72ml hidrolisat pati 1ml +asam pikrat jenuh + 0,5ml Na2CO3Kuning beningKuning kemerahanTidak ada gelembung & endapan

14Kuning beningMerah bataTidak ada gelembung & endapan

12ml larutan pati1ml +asam pikrat jenuh + 0,5ml Na2CO3Kuning beningKuning kehijauanTidak ada gelembung & endapan

8Kuning beningKuning pekatTidak ada gelembung & endapan

Sumber : laporan sementaraPraktikum karbohidrat dengan materi uji asam pikrat digunakan untuk menujukan adanya karbonhidrat pereduksi. Fungsi penambahan Na2CO3dan asam pikrat akan menujukan endapan warna merah kehitaman karena teroksodasi menjadi asam glukosa dan asam pikrat menjadi asam pikrominat dan asam inilah yang berwarna merah.Pada uji ini dilakukan dengan beberapa sampel yaitu glukosa, fruktosa 1%, hidrolisat, larutan pati yang kemudian ditambahan asam pikrat dan Na2CO3. Pada sample glukosa yang dilakukan oleh kelompok 5 dan 12 , perubahan yang terjadi pada kelompok 5 setelah ditambahkan asam pikrat dan Na2Co3 yaitu kuning menjadi orange, perubahan yang terjadi pada kelompok 2 yaitu putih bening menjadi merah bata. Untuk sample fruktosa 1% yang dilakukan oleh kelompok 6 dan 13 setelah ditambahakan asam pikrat dan Na2CO3, perubahna warna yang terjadi kelompok 6 yaitu kuning bening menjadi merah kecoklatan , kelompok 13 terjadi perubahan warna kuning bening menjadi coklat bening. Untuk sample hidrolisat pati yaitu kelompok 7 dan 14 setelah ditambahkan asam pikrat dan Na2CO3 , pada kelompok 7 terjadi perubahan warna kuning bening menjadi kuning kemerahan, kelompok 14 terjadi perubahan warna kuning bening merah bata. Untuk sample larutan pati yang dilakukan kelompok 1 dan 8 setelah ditambahkan asam pikrat dan Na2CO3 yaitu kelompok 1 perubahan warna yang terjadi kuning bening menjadi kuning kehijauan, kelompok 2 perubhan warna yang terjadi kuning bening menjadi kuning pekat.Reaksi uji Pikrat : CHO | H-C-OH | OH-C-H + | H-C-OH | H-C-OH | CH2O (Glukosa) (Asam pikrat) Tabel 3.5 Uji SeliwanoffKelSampelPerubahan WarnaKeterangan

AwalAkhir

63 tetes glukosa 1% + 3ml pereaksi seliwanoffKuning BeningKuning kecoklatan-

13Kuning BeningMerah kecoklatan-

73 tetes fruktosa 1% + 3ml pereaksi seliwanoffKuning BeningMerah kecoklatan-

14Kuning BeningOrange

13 tetes hidrolisat pati + 3ml pereaksi seliwanoffKuning BeningMerah kecoklatan-

8Kuning BeningMerah bening-

23 tetes larutan pati 1% 3ml pereaksi seliwanoffKuning BeningCoklat bening-

9Kuning BeningKuning bening-

Sumber : laporan sementaraPraktikum karbohidrat dengan uji selliwanof digunakan untuk membedakan sukrosa dari fruktosa. Fruktosa mempunyai gugus keton, sedangkan sukrosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Gugus aldehid dari sukrosa yang bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff, sehingga percobaan yang terjadi lebih lambat, dibandingkan dengan fruktosa. Warna larutan yang dihasilkan oleh sukrosa lebih muda dibandingkan fruktosa. Fungsi penambahan buffer Ph yaitu mengubah warna menjadi merah cherry dengan struktur kimia yang komplek dan menjaga kondisi pH tetap stabil. Uji selliwanoff dilakukan dengan menambahkan pereaksi selliwanof kemudian dipanaskan. Reaksi yang terjadi setelah pemanasan yaitu glukosa pada kelompok 6 terjadi perubahan warna kuning bening menjadi kuning kecoklatan, kelompok 13 terjadi perubahan warna kuning bening menjadi merah kecoklatan. Untuk sample fruktosa 1% dilakukan kelompok 7 dan 14, untuk kelompok 7 perubahan warna yang terjadi yaitu kuning bening menjadi merah kecoklatan, kelompok 14 yaitu kuning bening orange. Untuk sample hidrolisat pati , kelompok 1 perubahan yang terjadi kuning bening- merah kecoklatan, kelompok 8 yang terjadi kuning bening merah bening. Sample larutan pati , kelompok 2 dan 9 perubahan warna yang terjadi kuning bening- coklat bening dan kuning bening kuning bening.

Tabel 3.6 Reaksi PeragianKelSampelReaksi yang terjadiKeterangan

4Hidrolisat pati-Adanya gelembung-Tidak ada endapanSedikit

5Larutan pati 1%-Adanya gelembung-Tidak ada endapanSedikit

111ml larutan ragi roti 5%Terdapat gelembung CO2 saat dipanaskan di penangas air, terjadi reaksi peragianTerdapat gelembung CO2& endapan putih

12Suspensi ragi roti 5%Terdapat gelembung CO2& endapan putih saat dipanaskan di penangas air, terjadi reaksi peragian-Ada reaksi peragian-Ada gelembung putih-Ada gelembung CO2

Sumber : laporan sementara Tujuannya mengetahui aktifitas enzim amilase dalam Sacharomyces cereviceaedalam menghasilkan CO2. Teori DasarEnzim amylase dapat ditemui juga dalam Sacharomyces cereviceae, enzim amylasebekerja untuk memecah amilum (polisakarida) menjadidisakarida atau monosakarida rantai yanglebih sederhana. Untuk percobaan seanjutnya yaitu reaksi uji kualitatif karbohidrat.Salah satunya yaitu uji karbohidrat dengan menggunakan ragi roti yang dicampur padakarbohidrat. Dari hasil pengamatan dilihat adanya gelembung-gelembung udara yang kita analisis berupa CO2 dan tercium bau seperti etanol.Pengujian ini merupakanperubahan karbohidrat, abaik amilum glukosa atau yang lainya diurai oleh bakteri Sacharomyces cereviasemenjadi CO2dan etanol.Agar reaksi ini tetap berjalan makaperlu. Reaksi yang terjadi untuk sample hidrolisat pati tidak terjadi endapan dan terdapat sedikit gelembung, untuk larutan pati 1% tidak ada endapan dan terdapat sedikit gelembung, larutan ragi roti 5% ada endapan putih dan terjadi peragian saat dipanaskan, suspense ragi roti 5% terdapat gelembung Co2dan endapan putih.Tabel 3.7 Uji BenedictKelSampelPerubahan WarnaKeterangan

AwalAkhir

5Larutan ragi roti 5%Biru mudaBiru pekat dengan endapanReaksi yang terjadi negatif, tidak terjadi perubahan warna

7Larutan sukrosa 10%Biru mudaBiru pekatReaksi yang terjadi negatif, tidak terjadi perubahan warna

13Larutan ragi roti 5%Biru mudaBiru pekatAda gelembung

14Larutan sukrosa 10%BiruBiru pekatAda endapan

Sumber : laporan sementaraHasil percobaan uji benedict menunjukan reaksi yang negatifyaitu bewarna biru dan .Endapan yang terbentuk dapat berwarna biru dan merah bata. Karbohidratpereaksi Benedict dipanaskan maka akan terjadi endapan dan perubahan warnabiru menjadi merah bata .Sampel apabila ditambah dengan pereaksi Benedict semua larutan karbohidrat berubah warna menjadi warna merah bata dan terjadi endapan, kecuali sukrosa karena bukan merupakan gula pereduksi.Menyatakan bahwa karbohidrat berubah warna menjadi merah bata dan terjadi endapan apabila ditambah pereaksi Benedict. Reaksi yang terjadi setelah ditambahkan regent benedict dan kemudian dipanaskan yaitu larutan ragi roti 5% berubah biru biru pekat dengan endapan, sukrosa 10 % berubah biru biru pekat.

Tabel 3.8 Uji BarfoedKelSampelPerubahan WarnaKeterangan

AwalAkhir

2Glukosa 1% + 3ml pereaksi barfoedBiruUngu kehitamanAda endapan merah bata

9BiruUngu kehitamanAda endapan merah bata

3Fruktosa 1% + 3ml pereaksi barfoedBiruBiru tuaAda endapan merah bata

10BiruBiru tuaAda endapan merah bata

4Hidrolisat pati + 3ml pereaksi barfoedBiruBiruAda gelembung

12BiruBiru gelapAda endapan berwarna kuning

5Larutan pati 1% + 3ml pereaksi barfoedBiruBiruAda gelembung

11BiruBiruTidak ada endapan

Sumber : laporan sementaraUji barfoed mempunyai manfaat yaitu uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengotrol kondisi pH serta pemanasan . Prinsipnya berdasarkan reduks CU2.Pemanasan dilakukan untuk mengetahui adanya endapan merah bata.Endapan merah tersebut berarti adanya monosakarida dan edapan tersebut terbentuk karena terbentuk hasil Cu2O.Setelah dipanaskan selama 1 menit didiamkan beberapa saat sehingga dapat dilihat perubahan warna yang terjadi (Winarno, 2004). Reaksinya yang terjadi dari sample Glukosa 1% setelah dipanaskan biru- ungu kehitaman untuk kelompok 2 dan 9. Sample Fruktosa 1% kelompok 3 dan 10 perubahan yang terjadi adalah biru-biru tua. Sample Hidrolisat pati untuk kelompok 4dan 12 adalah biru-biru dan biru-biru gelap. Larutan pati terjadi perubahan warna biru menjadi biru.

E. KESIMPULANKesimpulan dari acara III Isolasi Pati Ubi Kayu dan Fermentasi yaitu :a. Amilum dapat diisolasi dari ubi kayub. Pati atau amilum dapat dihidrolisis untuk menghasilkan glukosa menggunakan asam.c. Karbohidrat adalah senyawa organic terdiri dari unsure oksigen, karbon dan hidrogen.d. Glukosa adalah monomer gugus karbohidrat sebagai pereduksi , dan dapat mereduksi p e. Hidrolisis pati dilakukan dalam suasana asam yaitu dengan menambahkan HCl pekat dan mendidihkan dalam penangas air. Amilum merupakan polisakarida sehingga hidrolisis lengkapnya akan mengubah polisakarida menjadi monosakarida.f. Uji kualitatif ini dilakukan untuk menganalisa komponen yang terkandung dalam suatu amilum dari ubi kayu yang diketahui karbohidrat merupakan komponen terbesarnya, demikian juga dengan analisa karbohidrat dalam suatu hidrolisis amilum.g. Pada uji barfoed sampel yang terbentuk endapan warna merah bata adalah fruktosa dan larutan pati, berarti sampel tersebut merupakan monosakarida reduktif. Sedangkan pada glukosa dan hidrolisat pati tidak terjadi perubahan dan tidak terbentuk endapan, sehingga sampel tersebut bukan merupakan monosakarida reduksi.h. Pada uji Benedict tidak ada perubahan warna pada sampel, sehingga reaksi negatif.