tumoor otak

12
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR OTAK A. KONSEP DASAR MEDIS I. PENGERTIAN Tumor otak adalah pertumbuhan abnormal dari perkembangan asal, primer metastasik yang terjadi didalam otak dan stuktur penyokong. Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang didalan tengkorak. Tumor selalu tumbuh sebagai sebuah massa berbentuk bola juga dapat menyebar kejaringan. II. ETIOLOGI Riwayat trauma kepala Faktor genetik Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik Virus tertentu III. PATOFISIOLOGI Tumor otak menyebabkan gangguan neurologi progresif, gejala gejalanya terjadi berurutan. Gangguan pada tumor otak disebabkan oleh dua faktor yaitu gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim

Upload: warudotome-runa-titadala

Post on 25-Jul-2015

145 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: tumoor otak

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR OTAK

A. KONSEP DASAR MEDIS

I. PENGERTIAN

Tumor otak adalah pertumbuhan abnormal dari perkembangan asal, primer

metastasik yang terjadi didalam otak dan stuktur penyokong.

Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang

menempati ruang didalan tengkorak. Tumor selalu tumbuh sebagai sebuah massa

berbentuk bola juga dapat menyebar kejaringan.

II. ETIOLOGI

Riwayat trauma kepala

Faktor genetik

Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik

Virus tertentu

III. PATOFISIOLOGI

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologi progresif, gejala gejalanya

terjadi berurutan. Gangguan pada tumor otak disebabkan oleh dua faktor yaitu

gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.Gangguan fokal

terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi

langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Disfungsi paling

besar pada tumor yang tumbuh paling cepat misalnya glioblastoma

multiple.Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang

tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada

umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat

dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskulai primer.

Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron

dihubungkan dengan kompresi, invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak.

Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh :

Page 2: tumoor otak

Bertambahnya massa dalam tengkorak.

Terbentuknya edema sekitar tumor

 Perubahan cirkulasi cairan serebrospinal.

Peningkatan TIK akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat. Peningkatan

TIK apabila tidak diobati akan menyebabkan herniasi unkus atau serebelum.

Herniasi unkus timbul bila garis medialis lobus temporalis tergeser ke inferior

melalui insura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan

mesensefalon menyebabkan kehilangan kesadaran dan menekan saraf otak ketiga.

Pada herniasi serebelum tonsil serebelum tergeser kebawah melalui magnum oleh

suatu massa posterior. Kompresi medulla oblongata dan henti nafas terjadi dengan

cepat. Perubahan fisiologis yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang cepat

adalah bradikardi progresif, hipertensi sistemik dan gangguan pernafasan.

IV. MANIFESTASI KLINIS

Lokasi tumor didalam SSP dan perilaku biologinya menentukan penyajian

neurologi pasien. Bila tumor tumbuh lambat dalam daerah otak yang tenang secara

neurofisiologi atau dalam kavitas intraventrikularis, mula-mula tumor membberikan

gejala non fokal disertai nyeri kepala, mual, muntah, perubahan personalitas atau

perubahan dalam tingkat kesadaran akibat peningkatan TIK , terutama dalam masa

kanak-kanak, karena peningkatan timbulnya neoplasma infratentorium daripada

tumor dalam serebrum, cenderung menyumbat sistem ventrikulus dengan akibatnya

hidrocefalus, iritabilitas atau letargi. Sebaliknya tumor yang melibatkan daerah bicara

atau lajur motorik korteks bisa tampil dengan kelemahan unilateral atau disfasia,

lama sebelum ada peningkatan umum dalam TIK. Tergantung pada lokasi tumor,

kelainan klinis lain bisa ada dan mencakup kelainan endokrin yang menyertai tumor

hipofisis dan hipotalamus, tuli menyertai tumor angulus serebelopoitin, ataksia

menyertai tumor serebelum dan defisit penglihatan menyertai tumor yang melibatkan

nerves optikus. Sering anamnese  dan gambaran klinis yang berhubungan dengan

usia pasien, memberikan para klinikus diagnosis banding terbatas yang layak.

V. TANDA DAN GEJALA BERDASARKAN LOKASI :

1. Lobus Frontalis :

Respon afektif tidak tepat: mudah lupa

Kurang perhatian : kehilangan minat sosial

Page 3: tumoor otak

Penilaian kurang

Gangguan pengendalian spingter

Kejang motorik fokal

Sakit kepala.

2. Lobus Temporalis

Kehilangan memori terbaru.

Venomena visual

Gangguan auditorius

Kejang psikomotor

Halusinasi olfaktorius atau gustatorius

Afasia sensori

3. Lobus oksipitalis

Gangguan visual

Kebutaan sentral

Kebutaan kortikal atau guastorius

 Halusinasi visual

4. Serebelum

Tak terkoordinasi : ataksia

 Kehilangan keseimbanga

 Mual muntah

Vertigo

5. Lobus parietalis

Kehilangan sensoris

Apraksia

 Gangguan persepsi  tubuh.

VI. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG MUNCUL

Herniasi

Peningkatan Tekanan Darah

Kejang

Defisit Neurologis

Peningkatan TK

Perubahan fungsi pernafasan

Perubahan dalam kesadaran

Page 4: tumoor otak

 perubahan kepribadian

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan fisik dan neurologis

2. Pemeriksaan lapang pandang

3. MRI

4. Pemeriksaan sinar X kepala

5. Fungsi Lumbal

6. EEG

7. Echoencepalografi

8. CT Scan

9. Angiografi cerebral

10. Glukosa

VIII. PENATALAKSANAAN

Tumor otak yang tidak diobati menunjukkan arah kematian, salah satu akibat

dari peningkatan TIK atau kerusakan otak yang disebabkan tumor. Pasien tumor otak

harus dievaluasi dan diobati segera bila memungkinkan sebelum kerusakan

neurologis.

Tujuannya adalah mengangkat dan memusnahkan semua tumor, salah satu

variasi pengobatan dapat digunakan  pendekatan spesifik bergantung pada tipe tumor,

lokasi dan kemungkinan untuk dicapai dengan mudah. Kombinasi ini dapat

digunakan sebagai modal

1. Pendekatan Pembedahan Konvensional ( Kraniotomi)

Pendekatan ini digunakan untuk mengobati pasien meningioma, neuroma akustik,

astrositoma kistik pada serebelum,  kista koloid pada ventrikel ketiga, tumor

konginetal (kista dermoit, glanuloma). Untuk pasien –psien dengan glioma

maligna, pengangkatan tumor secara menyeluruh, dan pengobatan tidak mungkin,

tetapi dapat masuk akal dengan tindakan yang mencakup pengurangan TIK,

mengangkat jaringan nekrotik, dan mengurangi bagian yang besar dari tumor.

2. Pendekatan Stereotaktik.

Dapat digunakan Laser dan radiasi, radioisotop (131I) dapat ditempelkan

langsung kedalam tumor untuk menghasilkan dosis tinggi pada radiasi tumor

(brakhiterapi) sambil meminimalkan pengaruh pada jaringan otak disekitarnya.

Page 5: tumoor otak

3. Penggunaan Pisau Gamma U/ bedah Radio.

Untuk tumor yang tidak dapat dimasukkan obat, tindakan tersebut sering

dilakukan sendiri. Keuntungan metode ini : tidak membutuhkan insisi

pembedahan, kerugiannya : waktu lambat diantara pengobatan dan hasil yang

diharapkan.

4. Kemoterapi dan Radiasi Eksternal.

Hal ini bisa digunakan dengan satu model atau kombinasi. Terapi radiasi

merupakan dasar pada pengobatan beberapa tumor otak, juga menurunkan

timbulnya kembali tumor yang tidak lengkap.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Identifikasi faktor resiko paparan dengan radiasi atau bahan – bahan kimia yang

bersifat carcinogenik.

Identifikasi tanda dan gejala yang dialami: sakit kepala, muntah dan penurunan

penglihatan atau penglihatan double.

Identifikasi adanya perubahan perilaku klien.

Observasi adanya hemiparase atau hemiplegi.

Perubahan pada sensasi: hyperesthesia, paresthesia.

Observasi adanya perubahan sensori: asteregnosis (tidak mampu merasakan benda

tajam), agnosia (tidak mampu mengenal

Objek pada umumnya), apraxia (tidak mampu menggunakan alat dengan baik),

agraphia (tidak mampu menulis).

Observasi tingkat kesadaran dan tanda vital.

Observasi keadaan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku, kesulitan mengambil keputusan,

kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan,

adanya perubahan peran.

Laboratorium: 

1) Jika tidak ada kontraindikasi: lumbal puncti. 

2) Fungsi endokrin

Radiografi: 

1) CT scan. 

Page 6: tumoor otak

2) Electroencephalogram 

3) Rontgen paru dan organ lain untuk mencari adanya metastase.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh

tumor

b. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial

c. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d

ketidakmampuan mengenal informasi.

III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh

tumor. 

Data penunjang: perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan

respon sensorik/motorik, gelisah, perubahan tanda vital. 

Kriteria hasil: Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak adanya

tanda – tanda peningkatan Tekanan Intra Kranial. 

Intervensi & Rasional 

1. Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai

standar. 

R/ Mengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadran dan potensial

peningkatan TIK dan bermanfaat dalam menentukan okasi, perluasan dan

perkembangan kerusakan SSP. 

2. Pantau tanda vital tiap 4 jam. 

R/ Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil.

Kehilangan autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral

lokal dan menyeluruh. 

3. Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200-300. 

R/ Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan

menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK. 

4. Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan

membran mukosa. 

R/ Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi

dengan perfusi jaringan. 

Page 7: tumoor otak

5. Bantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk, muntah, pengeluaran

feses yang dipaksakan/mengejan. 

R/ Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen

yang dapat meningkatkan TIK. 

6. Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan

tingkah laku yang tidak sesuai lainnya. 

R/ Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau

menandakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan

keluhannya secara verbal.

Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial. 

Data penunjang: klien mengatakan nyeri, pucat pada wajah, gelisah, perilaku

tidak terarah/hati – hati, insomnia, perubahan pola tidur. 

Kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, klien

menunjukkan perilaku untuk mengurangi kekambuhan. 

Intervensi & Rasional 

1. Teliti keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yang

memperburuk dan meredakan. 

R/ Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien.

Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu

hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk

mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan. 

2. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah,

gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital. 

R/ Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami. 

3. Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika

nyeri timbul. 

R/ Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi

beratnya serangan. 

4. Berikan kompres dingin pada kepala. 

R/ Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.

Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d

ketidakmampuan mengenal informasi.

Data penunjang: Klien dan keluarga meminta informasi, ketidakakuratan

mengikuti instruksi, perilaku yang tidak tepat. 

Page 8: tumoor otak

Kriteria hasil: Klien/keluarga mengungkapkan pemahaman tentang kondisi

dan pengobatan, memulai perubahan perilaku yang tepat. 

Intervensi & Rasional 

1. Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui. 

R/ Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembnag ke arah

proses penyembuhan. 

2. Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi. 

R/ Menghindari/membatasi faktor-faktor yang sering kali dapat mencegah

berulangnya serangan. 

3. Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal. 

R/ Menurunkan regangan pada otot daerah leher dan lengan dan dapat

menghilangkan ketegangan dari tubuh dengan sangat berarti. 

4. Diskusikan tentang obat dan efek sampingnya. 

R/ Pasien mungkin menjadi sangat ketergantungan terhadap obat dan tidak

mengenali bentuk terapi yang lain.