tumbuh kembang
TRANSCRIPT
Kelainan Tumbuh Kembang pada Anak
Celina Manna
NIM : 102011047
Kelompok E3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta
Pendahuluan
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan
bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang
memberika ciri tersendiri pada setiap anak.
Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan
dengan kematangan fungsi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimum
diperlukan berbagai faktor misalnya makanan harus disesuaikan dengan keperluan anak yang
sedang tumbuh. Penyakit infeksi akut maupun kronis menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga pencegahan penyakit menular merupakan hal yang penting, di
samping diperlukan bimbingan, pembinaan, perasaan aman dan kasih sayang dari ayah dan ibu
yang hidup rukun, bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang sehat.
Anamnesis
Anamnesis merupakan bagian yang sangat penting dan sangat menentukan dalam
pemeriksaan klinis. Peran anamnesis pada semua pasien anak adalah mencakup masalah yang
berhubungan dengan penyakit sekarang, mencakup riwayat pasien sejak dalam kandungan ibu
sampai saat dilakukan wawancara, harus tergambar status kesehatan dan status tumbuh kembang
secara keseluruhan.
Teknik Anamnesis adalah ciptakan suasana kondusif agar orang tua atau pasien dapat
mengemukakan keadaan pasien dg spontan dan wajar. Pemeriksa harus bersikap empatik dan
menyesuaikan diri dg keadaan sosial, ekonomi dan pendidikan serta emosi org yang
diwawancara. Langkah – langkah anamnesis menanyakan identitas pasien, keluhan utama,
riwayat perjalanan penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat pasien dalam kandungan
ibu, riwayat kelahiran, Riwayat makanan, imunisasi, riwayat TK& keluarga.
Identitas Pasien merupakan bagian yang penting dalam anamnesis. Tujuannya untuk
memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud dan tidak keliru dengan
anak lain. Keluhan utama atau gejala yg menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan utama
tidak harus sejalan dengan diagnosis utama. Riwayat perjalanan penyakit disusun cerita yang
kronologis, terinci dan jelas sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia berobat. Bila pasien telah
berobat sebelumnya tanyakan kapan, kepada siapa, obat apa yg diberikan dan bagaimana
hasilnya. Perlu ditanyakan perkembangan penyakit, kemungkinan terjadinya komplikasi, adanya
gejala sisa, bahkan juga kecacatan.
Riwayat penyakit yang pernah diderita perlu diketahui karena mungkin ada hubungan
dengan penyakit sekarang. Riwayat kehamilan ibu, bagaimana kesehatan ibu selama hamil,
upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ibu, obat-obatan yang diminum selama
kehamilan muda, nfeksi virus yang terjadi pada ibu waktu hamil, apakah merokok / minuman
keras. Riwayat Kelahiran perlu ditanyakan teliti tanggal dan tempat kelahiran, siapa yang
menolong, cara kelahiran, adanya kehamilan ganda, keadaan setelah lahir, BB dan PB pada
waktu lahir. Riwayat nutrisi dapat diperoleh keterangan tentang makanan ydng dikonsumsi anak,
dinilai apakah kualitas dan kuantitas adekuat (memenuhi AKG yang dianjurkan), pada bayi perlu
diketahui susu apa yg diberikan: ASI / PASI. Riwayat Imunisasi yaitu status imunisasi pasien
harus secara rutin ditanyakan BCG,DPT,Polio,Hepatitis B untuk mengetahui status perlindungan
pediatrik yg diperoleh dan dapat membantu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu (mis:
polio). Riwayat pertumbuhan dapat ditelaah dari kurva BB/U dan PB/U. Kurva PB/U
menggambarkan status pertumbuhan sebenarnya. Dari kurva ini dapat dideteksi riwayat penyakit
kronik, MEP, penyakit endokrin. Kurva BB/U mencerminkan riwayat kesehatan anak. Riwayat
perkembangan; tahapan perkembangan sesuai normal atau ada penyimpangan, perlu ditanyakan
beberapa patokan (milestones) dibidang motorik kasar,halus,sosial-personal dan bahasa. Riwayat
Keluarga perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-
budaya dan kesehatan keluarga pasien. Banyak penyebab kesakitan maupun kematian dengan
latar belakang sosial ekonomi keluarga misalnya malnutrisi atau TBC. Pelbagai jenis penyakit
bawaan dan keturunan juga mempunyai latar belakang sosial budaya atau kecenderungan
familial.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Anthropometrik Anak
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-
ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita
pengukur (meteran).
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai
untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Pada usia beberapa hari, berat
badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir.
Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang
mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali
mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh. Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal
pada triwulan I adalah sekitar 700-1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500-600
gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350-450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250-350
gram/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat
badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulan berikutnya hanya ± 0,5
kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan
berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun.
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada
bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama,
pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan
berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada
masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25
cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun.
Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun.
Lingkar kepala secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif
konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran
lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan
pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling
cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah + 10 cm.
Pemeriksaan Denver II
Salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Test ini bukan
test diagnostic atau test IQ. Tujuannya untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan
anak, Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan. Tahap pertama
dilakukan pada usia 0-6 tahun yaitu 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5
tahun. Tahap kedua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada
tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostic yang lengkap.
Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan menjadi 4 sektor, yaitu :
1. Sektor personal social; aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungan.
2. Sektor gerakan motorik halus; aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu
yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya
koordinasi mata, tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil.
3. Sektor bahasa; kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
4. Sektor gerakan motorik kasar.; aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya duduk,
melompat, berjalan, dll.
Persiapan :
1. Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang / tidakbising, dan bersih.
2. Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
3. Formulir Denver
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi 125 gugus
tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi.
Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan
tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan.
Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas
perkembangan tersebut. pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka
pada ujung kotak sebelah kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya tugas
perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua / pengasuh
anak, tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat memperhatikan apa yang biasa
dilakukan oleh anak.
Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada
pada formulir.
4. Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.
5. Dekat dengan anak.
6. Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.
7. Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.
Alat yang digunakan antara lain gulungan benang wol merah (diameter 10 cm),
kismis/manik-manik, 10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru 2,5 cm x 2,5 cm, kerincing
dengan gagang yang kecil, botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm, Bel/lonceng kecil,
bola tennis, pensil merah, boneka kecil dengan botol susu, cangkir plastic dengan gagang /
pegangan, kertas kosong.
Prosedur pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah.
2. Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.
3. Buat komunikasi yang baik dengan anak.
4. Hitung umur anak dan buat garis umur.
Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaanpada
formulir.
Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir.
5. Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk anak yang lahir lebih dari 2
minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2 tahun, maka harus
dilakukan koreksi.
6. Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas
garis umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur
dengan warna yang berbeda.
7. Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kit sesuai
dengan apa yang ingin ditestkan.
8. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai darisektor yang
paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak disebelah kiri garis
umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.
Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat
disebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yang ditembus garis umur.
Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah 1 (gagal /
menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis
umur pada sektor yang sama sampai anak dapat ”lulus” 3 tugas perkembangan.
Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkah 1, lakukan
tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada sektor yang sama
sampai anak :gagal” pada 3 tugas perkembangan.
9. Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan :
1. Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas,
dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang tua /
pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki
anak tersebut.
2. Bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan perilaku yang
mengahambat test.
3. Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri
dan kepuasan orang tua.
4. Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.
5. Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.
6. Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test hasil
normal atau abnormal.
7. Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.
8. Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakan kemampuan atau
perilaku pada waktu lain.
Penilaian :
1. Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu /pengasuh anak
memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).
2. Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu /
pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan
baik.
3. Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat
dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika tidak
menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu
/ pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).
4. By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan.
Interpretasi penilaian individual :
1. Lebih (advanced); Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di kanan
garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.
2. Normal; Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan disebelah
kanan garis umur dikategorikan sebagai normal. Demikian juga bila anak lulus (P), gagal
(F) atau menolak (R) pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak antara
persentil 25 dan 75, maka dikategorokan sebagai normal.
3. Caution / peringatan; Bila seorang anak gagal (F) atau menolak ® tugas perkembangan,
dimana garis umur terletak pada atau anatara persentil 75 dan 90.
4. Delay / keterlambatan; Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji coba
yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.
5. No opportunity / tidak ada kesempatan; Pada tugas perkembangan yang berdasarkan
laporan, orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan
tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.
No opportunity / tidak ada kesempatan. Pada tugas perkembangan yang berdasarkan
laporan, orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan
tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.
Langkah-langkah mengambil keputusan :
1. Normal; Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution. Lakukan
ulangan pada kontrol berikutnya.
2. Suspect / di duga; Bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1 keterlambatan. Lakukan uji
ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat seperti rasa takut, keadaan
sakit atau kelelahan.
3. Untestable / tidak dapat diuji; Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba tertelak disebelah
kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah
75-90%. Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rutin (CBC) Penilaian dasar komponen sel darah yang dilakukan dengan
menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel darah putih dan
kandungan hemoglobin (Hb). Hematologi rutin meliputi pemeriksaan Hb, eritrosit, leukosit,
trombosit, hematokrit, dan nilai-nilai MC. Tidak diperlukan persiapan khusus sebelumnya.
Manfaat pemeriksaan untuk mengevaluasi anemia, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi,
karakteristik sel darah perifer, tingkat hidrasi dan dehidrasi, polisitemia, penyakit hemolitik pada
bayi baru lahir, dan menentukan perlu atau tidaknya kemoterapi.
Test mantoux adalah suatu cara yang digunakan untuk mendiagnosis TBC. Tes mantoux
itu dilakukan dengan menyuntikan suatu protein yang berasal dari kuman TBC sebanyak 0,1ml
dengan jarum kecil di bawah lapisan atas kulit lengan bawah kiri. Tujuan dari tes mantoux ini
adalah sebagai salah satu cara untuk mendiagnosis infeksi TBC. Kenapa salah satu? Karena
ternyata tidak mudah untuk mendiagnosis TBC sehingga perlu banyak faktor untuk mengetahui
pasti bahwa seseorang memang terinfeksi TBC dan harus menjalani pengobatan. Hasil tes
Mantoux saja tidak bisa digunakan untuk menegakkan diagnosis karena kadang hasil tes ini
memberikan hasil negatif palsu atau positif palsu. Hasil pemeriksaan tes mantoux ini harus
didukung dengan keluhan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan laboratorium yang ada. Lokasi
penyuntikan tes mantoux umumnya adalah pertengahan bagian atas, lengan bawah kiri bagian
depan. Penyuntikan dilakukan intrakutan (ke dalam kulit).
Untuk mendapatkan diagnosis tepat, tes Mantoux dilakukan jika anak menujukkan
gejala-gejala berikut:
MMBB (Masalah Makan dan Berat Badan); Bila anak sulit makan dan memiliki berat
badan yang kurang dari rata-rata anak seusianya, orangtua patut waspada. Atau, ada
peningkatan berat badan tapi tak sesuai atau masih di bawah jumlah yang semestinya
(tidak sesuai dengan yang tertera pada KMS/Kartu Menuju Sehat).
Mudah sakit; Anak sakit batuk pilek wajar saja. Bedanya, anak yang terinfeksi TB akan
lebih mudah tertulari penyakit. Jika orang di lingkungan sekitarnya batuk pilek, anak
mudah tertulari atau sebulan sekali mesti sakit. Kondisi ini patut mendapat perhatian.
Lemah, letih, lesu dan tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas. Anak-anak dengan
TB, umumnya terlihat berbeda dari anak kebanyakan yang sehat dalam beraktivitas. Ia
tampak lemah, lesu dan tidak bersemangat.
Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari
thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi thorax, isi dan struktur-struktur
di dekatnya. Foto thorax menggunakan radiasi terionisasi dalam bentuk x-ray.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding
thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru,
jantung dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif sering
terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining penyakit paru yang terkait
dengan pekerjaan di industri-industri seperti pertambangan dimana para pekerja terpapar oleh
debu. Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah untuk melihat abnormalitas congenital
(jantung, vaskuler), untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax), untuk melihat
adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB), untuk memeriksa keadaan jantung, untuk
memeriksa keadaan paru-paru.
Pada beberapa kondisi, CXR baik untuk skrining tetapi buruk untuk diagnosis. Pada saat
adanya dugaan kelainan berdasarkan CXR, pemeriksaan imaging thorax tambahan dapat
dilakukan untuk mendiagnosis kondisi secara pasti atau mendapatkan bukti-bukti yang
mengarah pada diagnosis yang diperoleh dari CXR.
Pada AP posisi sumber X-ray dan detector berkebalikan dengan PA. AP chest X-ray lebih
sulit diinterpretasi dibandingkan dengan PA dan oleh karena itu digunakan pada situasi dimana
sulit untuk pasien mendapatkan normal chest x-ray seperti pada pasien yang tidak bisa bangun
dari tempat tidur. Pada situasi seperti ini, mobile X-ray digunakan untuk mendapatkan CXR
berbaring (“supine film”). Sebagai hasilnya kebanyakan supine film adalah juga AP.
Working Diagnosis
Seorang anak dikatakan mengalami perkembangan yang terlambat apabila hasil test
pemeriksaan fisik terbukti positif. Sesuai dengan skenario, anak tersebut di diagnosis mengalami
perkembangan terlambat (Global Development Delay) dimana pada usia 7 bulan belum bisa
tengkurap. Global delay development adalah ketertinggalan secara signifikan pada fisik,
kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan
dengan anak normal seusianya.2 Seorang anak dengan developmental delay akan tertunda dalam
mencapai satu atau lebih perkembangan kemampuannya. Seorang anak dengan Global
Developmental Delay (GDD) adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga
semua tahapan perkembangan pada usianya. Prevalensi GDD diperkirakan 5-10 persen dari
populasi anak di dunia dan sebagian besar anak dengan GDD memiliki kelemahan pada semua
tahapan kemampuannya.
Global Delay development merupakan keadaan yang terjadi pada masa perkembangan
dalam kehidupan anak (lahir hingga usia 18 bulan). Ciri khas GDD biasanya adalah fungsi
intelektual yang lebih rendah daripada anak seusianya disertai hambatan dalam berkomunikasi
yang cukup berarti, keterbatasan kepedulian terhadap diri sendiri, keterbatasan kemampuan
dalam pekerjaan, akademik, kesehatan dan keamanan dirinya.
Differential Diagnosis
Penatalaksanaan
Medica mentosa; memberikan multivitamin
Etiologi
Penyebab global development delay adalah prematurity, cerebral malformation,
chromosomal disorder, infections, dan progressive encephalophaty
Epidemiologi
Sekitar 8 persen dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di dunia memiliki masalah
perkembangan dan keterlambatan pada satu atau lebih area perkembangan.2 Sekitar 1-3 % anak
usia 0-5 tahun di dunia mengalami GDD.5
Sementara di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SSDIDTK). Hasilnya, dari 476 anak yang diberi
pelayanan SDIDTK, ditemukan 57 (11,9%) anak dengan kelainan tumbuh kembang. Adapun
lima jenis kelainan tumbuh kembang yang paling banyak dijumpai adalah, Delayed Development
(tumbuh kembang yang terlambat) sebanyak 22 anak, Global Delayed Development sebanyak 4
anak, gizi kurang sebayak 10 anak, Mikrochepali sebanyak 7 anak dan anak yang tidak
mengalami kenaikan berat badan dalam beberapa bulan terakhir sebanyak 7 anak.
Patogenesis
Terdapat beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan Global Delayed Development
dan beberapa penyebab dapat diterapi. Oleh karena itu, pengenalan dini dan diagnosis dini
merupakan hal yang penting. Beberapa etiologi yang lain diturunkan secara genetik.
Penyebab yang paling sering adalah abnormalitas kromosom dan malformasi otak.6 Hal
lain yang dapat berhubungan dengan penyebab GDD adalah keadaan ketika perkembangan janin
dalam kandungan. Beberapa penyebab lain adalah infeksi dan kelahiran prematur.7
Manifestasi Klinis
Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan delay development difokuskan pada
keterlambatan perkembangan kemampuan kognitif, motorik, atau bahasa. 6 Gejala yang
terdapat biasanya:
Keterlambatan perkembangan sesuai tahap perkembangan pada usianya: anak
terlambatuntuk bias duduk, berdiri, berjalan.
Keterlambatan kemampuan motorik halus/kasar.
Rendahnya kemampuan social
Perilaku agresif
Masalah dalam berkomunikas
Komplikasi
Prognosis
Global Developmen Delay memiliki kemungkinan penyebab yang beraneka
ragam.Keterlambatan perkembangan dapat terjadi pada otak anak saat otak terbentuk pada masa
gestasi. Penyebab yang mungkin antara lain: lahir premature, kelainan genetic dan herediter,
infeksi, tetapi seringkali penyebab GDD tidak dapat ditentukan. Secara umum, perjalanan
penyakit GDD tidak memburuk seiring dengan waktu pertumbuhan anak.