tugas working paper emergency

13
Tugas Review Penilaian Status Gizi EMERGENCY NUTRITION ASSESSMENT Guidelines For Field Workers Oleh : Ahmad Muthi Abdillah I151150471

Upload: ibrahim-kowalski

Post on 14-Feb-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

working paper emergency

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Working Paper Emergency

Tugas Review Penilaian Status Gizi

EMERGENCY NUTRITION ASSESSMENT

Guidelines For Field Workers

Oleh :

Ahmad Muthi Abdillah I151150471

FAKULTAS PASCASARJANAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

Page 2: Tugas Working Paper Emergency

BAB A1 Pengantar Penyebab Gizi Buruk

A.1.1 Kerangka konseptual UNICEF terkait Penyebab Gizi Buruk

Kerangka konseptual UNICEF telah digunakan secara luas sebagai suatu alat

untuk menganalisis penyebab dari gizi buruk sejak tahun 1990. Kerangka UNICEF

disusun atas tiga penyebab utama yang berkontribusi terhadap munculnya masalah

gizi individu (bagian teratas dari kerangka). Setiap penyebab munculnya masalah gizi

beroperasi pada tingkat yang berbeda dari masyarakat. Penyebab langsung beroperasi

pada tingkat individu, penyebab tidak langsung yang muncul atau beroperasi pada

tingkat rumah tangga atau lapisan masyarakat, dan penyebab dasar yang muncul pada

tingkat masyarakat, nasional, dan global.

A1.2 Apa Itu Gizi Buruk

Dampak dari gizi buruk meliputi kegagalan pertumbuhan, defisiensi zat gizi

mikro yang spesifik, penurunan resistensi terhadap penyakit, dan mengurangi

kemampuan untuk kerja. Dua manifestasi penting dari kekurangan gizi yang sering

ditemukan pada situasi darurat adalah penurunan berat badan (berhubungan dengan

kegagalan pertumbuhan pada anak atau kegagalan peningkatan berat badan pada ibu

hamil) dan defisiensi zat gizi mikro. Marasmus dan Kwasiokor adalah hasil dari

defisiensi beberapa zat gizi dan bisa ditemukan pada negara miskin, dapat meluas

pada keadaan darurat.

A1.3 Penyebab Langsung

Penyebab langsung dari gizi buruk adalah ketidakseimbangan antara jumlah

zat gizi yang diserap dengan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Ketika

kebutuhan tubuh tidak terpenuhi, maka konsekuensinya adalah munculnya masalah

gizi. Masalah gizi adalah dampak dari kurangnya konsumsi makanan dan/atau adanya

penyakit infeksi yang dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan tubuh atau

menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap zat gizi secara efisien. Kenyataan

dilapangan adalah bahwa, dua penyebab utama ini sering muncul dalam waktu

bersamaan karena satu masalah dapat menyebabkan masalah yang lain.

Page 3: Tugas Working Paper Emergency

A1.4 Penyebab Tidak Langsung

Pertanyaan yang mengungkapkan apakah seseorang mendapatkan makanan

yang cukup untuk dikonsumsi atau apakah seseorang beresiko terhadap penyakit

infeksi, terutama hubungannya dengan faktor yang beroperasi pada tingkat rumah

tangga atau tingkat masyarakat dalam kerangka konseptual UNICEF dikenal dengan

penyebab tidak langsung “Underlying causes”. Dalam hal ini dikelompokkan menjadi

tiga jenis yaitu yang terkait dengan keamanan pangan, social dan lingkungan serta

kesehatan masyarakat.

Ketahanan Pangan

The Sphere Project (2004) menjelaskan bahwa ketahanan pangan adalah

ketika semua orang, disetiap waktu, memiliki akses fisik dan ekonomi untuk

memperoleh pangan yang cukup, aman, dan bergizi guna memperoleh hidup sehat

dan aktif. Ketahanan pangan meliputi baik itu kualitas maupun kuantitas makanan

yang dapat diakses. Rumah tangga biasanya memiliki coping strategies yang akan

mereka gunakan ketika dihadapkan pada keadaan terguncang atau mendesak.

Lingkungan Sosial dan Perawatannya

Lingkungan sosial dan perawatannya adalah faktor kelompok yang

mempengaruhi sejauh mana anggota rumah tangga menerima perawatan yang mereka

butuhkan. Kesehatan lingkungan dipengaruhi oleh akses terhadap air bersih dan

sanitasi, kehadiran tempat perkembangbiakan malaria, tingkat penyebab stress,

kepadatan penduduk dan kesehatan masyarakat.

Kesehatan Masyarakat

Akses pada layanan kesehatan dasar menentukan sejauh mana infeksi

dapat dicegah atau diobati. Pengobatan yang efektif harus mengurangi waktu dan

keparahan infeksi. Ini akan sangat penting untuk mencegah efek negatif dari infeksi

terhadap status gizi. Sebagai konsekuensi dari semua faktor ini, anak mungkin

mengalami periode berkepanjangan infeksi yang menyebabkan hilangnya nafsu

makan dan kegagalan untuk menambah berat badan yang memadai (penyebab

langsung gizi buruk)

Page 4: Tugas Working Paper Emergency

Hubungan Antar Penyebab Tidak Langsung

Pada prakteknya ketiga faktor penyebab tidak langsung tersebut mengalami

tumpang tindih. Sedikitnya ada 3 hal yang menjadi penyebab tidak langsung mengapa

seorang anak dapat mengalami gizi buruk:

1. Berdasarkan penyebab dari kelompok keamanan pangan : kurangnya tenaga

kerja ditingkat rumah tangga yang menyebabkan waktu yang kurang untuk

pengasuhan

2. Berdasarkan penyebab dari kelompok lingkungan social dan perawatannya:

kurangnya waktu untuk memastikan kesehatan anak

3. Berdasarkan penyebab dari kelompok kesehatan masyarakat: kendala jarak ke

fasilitas kesehatan terdekat

A1.5 Penyebab Dasar

Penyebab dasar dari gizi buruk adalah hasil dari sumberdaya yang tersedia

(manusia, struktural, keuangan) dan ideologi politik yang mempengaruhi bagaimana

sumberdaya tersebut digunakan, terutama bagaimana mereka menentukan

infrastruktur formal dan informal mana yang akan dimasukan kedalam tempatnya.

Bab A2 Mengumpulkan dan Meninjau Informasi Sekunder

A2. 1 Kerangka konseptual UNICEF terkait Penyebab Masalah Gizi

Bab A2 ini lebih banyak membahas tentang panduan bagaimana

mengumpulkan dan meninjau ulang informasi sekunder.

1. Adapun informasi apa dicari terbagi dalam beberapa bagian :

a. Bagaimana menilai gizi buruk dan mortalitas sebelum emergency dengan

melihat prevalensi malnutrisi yang dihasilkan dari survei penilaian

antropometri.

b. Melihat penyebab langsung yang mempengaruhi status kesehatan

masyarakat seperti penyakit diare, infeksi saluran pernafasan akut, campak

dan malaria. Serta tak luput juga dari asupan makanan yang semuanya itu

dapat mempengaruhi status kesehatan itu sendiri.

Page 5: Tugas Working Paper Emergency

c. Mencari informasi (1)“ketahanan pangan” dalam rumah tangga melalui

pendekatan ekonomi rumah tangga yang didefinisikan sebagai jumlah dan

cara dimana sebuah rumah tangga mendapat penghasilan, tabungan dan

kepemilikan aset, dan konsumsi makanan.

2. Melihat resiko defisiensi mikronutrien yang terjadi seperti tiamin, vit C,

niasin, dan vit B12.

3. Meninjau ulang pemberian bantuan makanan terhadap masing-masing rumah

tangga di “wilayah emergency” utuk mencegah terjadinya anemia, GAKY,

atau kekurangan vitamin

4. Selektif dalam pemberian makan pada anak usia dibawah 5 tahun, untuk

mencegah terjadinya kurang gizi, terkhususnya di daerah yang mengalami

kerawanan pangan.

Meninjau informasi mengenai status kesehatan masyarakat yang dapat dilihat

dari pelayanan kesehatannya, seperti fasilitas kesehatan yang mudah diakses, obat

yang mudah didapat (seperti pasar, apotik, dll), vaksin, air bersih, intervensi gizi

terhadap ODHA, adanya fasilitas jamban dimasing-masing rumah tangga, perubahan

suhu/cuaca yang dapat mempengaruhi terjadinya ISPA. dan melihat seberapa sering

masyarakat menggunakan fasilitas kesehatan itu sendiri.

Mencari Informasi tentang lingkungan sosial dan perawatan terhadap

kelompok-kelompok yang rentan seperti anak-anak di bawah lima tahun (terutama

mereka yang berusia 6-24 bulan), ibu hamil dan menyusui, remaja perempuan, orang

cacat dan sakit kronis, termasuk orang yang hidup dengan HIV / AIDS. Penting juga

menganalisis penyebab dasar dari masalah gizi itu sendiri.

Mengetahui tingkat permasalahan gizi dengan menjawab pertanyaan-

pertanyaan kunci penting dilakukan sebelum menentukan keadaan darurat gizi dan

penyebab permasalahan gizi. Perlunya dilakukan pemerikasaan kualitas data sekunder

berdasarkan akurasi dan relevansinya. Pencatatan hasil review diperlukan untuk

menyusun penilaian awal dalam melihat penyebab permasalahan.

Page 6: Tugas Working Paper Emergency

Bab A3 Menyempurnakan Pre-Assessment Causal Framework

A3.1 Menyususn Kerangka Berpikir

1. Penulisan flipchart yang menggambarkan penyebab dan tingkat

permasalahan gizi. Akan lebih mudah jika penyebab masalah ditulis dalam

kartu kecil/sticky note sehingga mudah untuk diubah letaknya.

2. Diikuti dengan penulisan keadaan darurat.

3. Penulisan variasi musiman dari penyebab permasalahan.

A3.2 Mengidentifikasi Celah, Ketidakkonsistenan, dan Isu-isu yang

Memerlukan Validasi

Langkah selanjutnya adalah mengkaji pre-assessment causal framework dan

mengidentifikasi celah pemahaman, informasi mana yang perlu divalidasi dan

informasi mana yang perlu diperiksa kembali pada proses penilaian.

A3.3 Kesenjangan Yang Selalu Ada

1. Informasi mengenai yang dirasa menjadi kebutuhan masyarakat.

2. Informasi mengenai kemungkinan operasional dari setiap intervensi yang

diajukan.

Bab A4 Pengumpulan Informasi Primer tentang Penyebab Masalah Gizi

A4.1 Bagaimana Cara Mengembangkan Rencana Pengumpulan Data Primer

Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum memulai pengumpulan data primer

1. Carilah data sekunder yang memungkinkan untuk dapat dikumpulkan seperti

statisitik kesehatan dan distribusi bantuan makanan. Jika memungkinkan

tentukan siapa atau lembaga apa yang dapat dihubungi.

2. Tentukan apakah ada informasi yang akan dikumpulkan melalui kuisioner

rumah tangga. Jika ada apakah kuisioner tersebut menjadi bagian dari survei

antropometri atau mortalitas.

3. Apa saja informasi yang akan dikumpulkan melalui teknik pengumpulan

kualitatif.

Harus diingat bahwa ketika mengambil teknik mana yang akan dipilih, peralatan dan

waktu menjadi pembatas saat pengumpulan data di lapangan.

Page 7: Tugas Working Paper Emergency

A4.2 Penentuan Metode yang akan Digunakan

Informasi terkait penyebab masalah gizi lebih baik dikumpulkan secara

kualitatif. Hal tersebut dikarenakan proses yang terjadi adalah proses yang berulang.

Artinya, peneliti akan menguji teori kemudian setelah di lapangan merevisi

pertanyaan sesuai dengan respon dari subjek. Hal tersebut membuat pertanyan-

pertanyaan yang disusun tidak merupakan pertanyaan mutlak seperti pada teknik

kuantitatif. Ada beberapa kondisi dimana kuisioner kuantitatif lebih bermanfaat.

Kuisioner rumah tangga dapat dimasukkan dalam survei antropometri (keluarga

dengan anak 6-59 bulan) atau pada survei mortalitas (semua rumah tangga menjadi

sampel). Selanjutnya ada yang disebut Triangulaition. Triangulaition adalah teknik

yang digunakan untuk meningkatkan validitas proses pengumpulan data dengan

pengambilan data dari banyak sumber kemudian dibandingkan.

A4.3 Prinsip Pengumpulan Data secara Kualitatif.

Pengumpulan data secara kualitatif tidak harus selalu secara statistik mewakili

sampel. Peran peneliti adalah membuat suatu informasi yang cukup tentang keadaan

status gizi yang disusun berdasarakan pengumpulan data yang benar dan tidak bias.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

a. Pemilihan lokasi, pemilihan lokasi tergantung pada masalah yang

ingin diketahui dan mudah diakses oleh pewawancara

b. Siapa yang harus diwawancara, bergantung pada informasi apa yang

diinginkan. Selalu diingat bahwa, orang akan cenderung lebih nyaman

dalam menjawab suatu pertanyaan apabaila dikumpulkan dengan

orang-orang yang memiliki keadaan yang sama

c. Uji coba lapangan, baik metode kualitatif maupun kuantitatif sebelum

benar-benar digunakan untuk mengumpulkan data, semuanya harus

diuji coba di lapangan terlebih dahulu.

d. Pentingnya pencatatan yang akurat, perhatikan harus dibedakan mana

data yang didapat dari pernyataan responden dan mana data hasil

interprestasi peneliti.

Page 8: Tugas Working Paper Emergency

A4.4 Teknik Kualitatif

Beberapa hal yang menjadi perhatian:

a. Wawancara informasi kunci dan focus group discussion, wawancara

semi-terstruktur merupakan cara yang dapat memberikan banyak

informasi.

b. Pengamatan langsung, plangsung dapat menjadi cara untuk melakukan

cross check terhadap apa yang telah didapat melalui wawancara

c. Data harga pasar, informasi harga harus dikumpulkan dari pasar lokal

dan induk serta dari pedagang

d. Kalender, Kalender musim merupakan pencatatan suatu kejadian

sepanjang tahun.

Bab A5 Menganalisis Data Dan Merevisi Causal Framework

Menganalisis Data dan Revisi Causal Framework dapat dilakukan dengan

beberapa hal seperti menganalisis pada akhir periode pengumpulan data dan

menentukan penyebab masalah gizi manakah yang paling penting. Analisis pada

akhir periode pengumpulan data Pada akhir periode pengumpulan data, perlu

pertemuan dengan tim untuk mendiskusikan hasil survei. Tujuan dari analisis ini

adalah untuk mengembangkan analisis kausal penilaian.

Tujuan selanjutnya yaitu menentukan Penyebab Mana Yang Paling Penting.

Konfirmasi mengenai adanya suatu wabah penyakik tidak selalu secara langsung

karena tidak adanya batasan mengenai apa itu wabah secara jelas. Ketika suatu

analisis data primer ataupun sekunder menunjukan adanya kekurangan pangan mka

dapat diasumsikan bahwa asupan makan dari populasi merupakan suatu masalah.

Dapatkan pula informasi mengenai ketahanan pangan. Ketika suatu populasi

mengalami kekurangan pangan maka dapat disimpulkan bahwa ketahanan pangan

merupakan suatu masalah. Biasanya seseorangan akan memiliki suatu coping

mechanism untuk mengatasi kurangnya ketersediaan ataupun akses pangan.