tugas word wawancara bue
DESCRIPTION
tugas wawancaraTRANSCRIPT
METODE PENGEMBANGAN DIRI ( INTERVIEW)
disusun dalam memenuhi tugas mata kuliah pengembangan kepribadian dan kewirausahaan
dosen:
Masruroh., SsiT.M.Kes
disusun oleh:
kelompok VI semester II (non reguler)
1. Masiroh NIM AKU.13.059
2. Yulia Astuti NIM AKU.13.072
AKADEMI KEBIDANAN UNISKA KENDAL
JLN SOEKARNO HATTA NO 99 KENDAL
2014
METODE PENGEMBANGAN DIRI ( INTERVIEW)
A. PENGERTIAN
1. Wawancara adalah proses komunikasi dengan tujuan tertentu antara
individu dengan individu lain (komunikan). Merupakan langkah nyata,
perasaan dan pengertian dengan menggunakan kata-kata, isyarat maupun
tindakan-tindakan lain (menurut M. Greenhil).
Yang dimaksud dengan proses komunikasi ialah suatu proses pembicaraan
yang terdiri dari adanya pembicaraan (klien yang mempunyai masalah)
yang akan kita wawancarai, ada masalah yang perlu dipecahkan.
2. Wawancara merupakan bagian penting dari pewawancara dalam
melaksanakan tugas pewawancara yaitu untuk memperoleh data yang
relevan dari klien/keluarga/masyarakat. Berdasarkan data itu pewawancara
dapat menentukan masalah serta membantu klien untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya.
3. Wawancara adalah keterampilan professional yang memerlukan aktivitas
dan kreativitas untuk mempelajarinya dengan cara tersendiri demi
tercapainya bermacam-macam tujuan (menurut B.W. Spardly).
Yang dimaksud aktivitas dan kreativitas adalah: aktivitas merupakan
gerakan/tindakan dalam mencapai kemajuan. Dan kreativitas merupakan
dorongan/kemauan/ide untuk bertindak menuju kemajuan.
Dari uraian diatas, disimpulkan bahwa wawancara adalah cara
pengumpulan data-data tentang klien melalui suatu proses yang bertahap
dengan melibatkan beberapa komponen.
2
Dimana setelah data-data tentang klien terkumpul, lalu dilakukan
penentuan masalah kesehatan klien sehingga memudahkan untuk memberikan
asuhan kesehatan yang dibutuhkan berdasarkan masalah tersebut.
Adapun komponen-komponen yang terlibat dalam wawancara adalah
sebagai berikut:
1. Komunikator
2. Masalah
3. Saluran
4. Penerima
5. Tempat
B. BENTUK WAWANCARA
Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat
telepon.
4. Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan / mendesak.
7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai
seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
C. JENIS WAWANCARA
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
Wawancara bebas
3
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada
responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan
data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan
tidak terkendali.
Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar
pertanyaan yang lengkap dan terinci.
Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara
bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara
sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
D. TUJUAN WAWANCARA
1. Mampu memahami perilaku orang lain
Bila menemukan klien marah, sikap yang diambil yaitu dengan
menenangkannya, kemudian menanyakan sebab-sebab kemarahannya,
mengapa ia bisa marah.
2. Menggali perilaku bila setuju dan tidak setuju
Di sini kita menangkap atau mengartikan tingkah laku atau reaksi
nonverbal klien terhadap anjuran kita.
3. Memahami perlunya memberi pujian
Dalam menggali potensi klien untuk memecahkan masalahnya, perlu
adanya pujian dan memberi bantuan memecahkan masalah klien di mana
kurang bisa memecahkan masalahnya sendiri.
4
4. Menciptakan hubungan personal yang baik
Dengan menciptakan hubungan personal yang baik tentunya kita bisa
mendekatkan diri kita dengan klien agar suasana menjadi lebih akrab.
5. Memperoleh informasi tentang situasi atau sikap tertentu
Untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan situasi/sikap
tertentu dapat digali dengan mengajukan pertanyaan terbuka, karena
pertanyaan terbuka memerlukan jawaban panjang ataupun berupa uraian.
6. Untuk menentukan suatu kesanggupan
Kita harus mengetahui keadaan/situasi yang dihadapi oleh klien dalam
menentukan kesanggupannya.
7. Mendorong untuk bertindak
Mendorong atau mengerahkan supaya klien bertindak atau melakukan
suatu kegiatan.
8. Memberi nasihat
Didalam wawancara juga ada yang bersifat memberi nasihat kepada
klien/keluarga/masyarakat.
E. PROSES WAWANCARA
Di dalam proses wawancara (interview) ada 3 faktor atau komponen.
Adapun komponen-komponen tersebut adalah:
1. Komunikator/klien: adalah orang yang memiliki masalah (sumber dari
masalah). Dengan kata lain adalah orang yang menyampaikan masalah.
2. Masalah: adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien dimana ia tidak dapat
memcahkannya sendiri. Semua yang ia rasakan tercemin dalam
perilakunya antara lain diam, cemberut, marah-marah, dll. Lambang-
5
lambang tersebut kita artikan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat mencocokan dengan tingkah laku klien yang dirasakan dan
reaksi yang kita lihat.
3. Saluran (channel): yang dimaksud dengan saluran disini adalah saran/alat
yang dilalui oleh suara. Adapun alat itu adalah:
a. Mata (penglihatan)
Dalam menghadapi klien, mata kita harus tajam dan cepat menangkap
atau mengartikan reaksi nonverbal/tingkah laku klien yang wajar
maupun tidak wajar.
b. Telinga
Kondisi telinga harus baik atau segar agar cepat menangkap dan
mendengar apa yang diucapkan klien, meskipun cerita klien tidak
menarik, dengarkanlah supaya klien merasa puas.
F. MENJADI PENDENGAR YANG BAIK
Agar kita dapat menjadi pendengar yang baik bagi klien, perlu diketahui
cara-cara menjadi pendengar yang baik yang terjadi dari:
1. Pengertian mendengarkan
Mendengarkan adalah memusatkan perhatian, penglihatan dan
pendengaran sehingga dapat menangkap dan mengingat apa yang kita
dengar serta kita lihat (menurut Drs. Surtin Citrobroto). Untuk
mendengarkan dengan baik dibutuhkan usaha dan kemauan yang pada
akhirnya menghasilkan pemusatan jiwa.
6
Setiap orang melaksanakannya ketika memperhatikan percakapan
seseorang. Salah satu perhatian yang terbesar yang dapat ditunjukkan yaitu
dengan memberikan perhatian dengan cara mendengarkan (menurut
Katharina Lowsan SRN).
2. Tujuan mendengarkan
Maksud atau tujuan menjadi pendengar yang baik adalah:
a. Menyenangkan hati klien
b. Mengetahui dan mengerti pembicaraan orang lain
c. Memberikan rasa puas pada klien
d. Memberikan rasa aman pada pembicara
e. Menunjukkan rasa saling percaya
f. Menghargai pembicaraan
3. Teknik menjadi pendengar yang baik
Agar kita dapat menjadi pendengar yang baik, kita perlu mengetahui
cara-cara meningkatkan kemampuan mendengarkan dengan aktif atau
baik. Adapun cara-cara menjadi pendengar yang baik adalah:
a. Kesiapan mendengarkan
b. Partisipasi dalam proses mendengarkan
c. Menekankan pemahaman bukan mengkritik
d. Mengendalikan emosi
e. Menangkap ide pokok pembicaraan
f. Tunjukkan sikap terbuka
g. Kontak mata yang baik
h. Posisi sejajar dengan klien
7
i. Gunakan sentuhan
j. Peliharalah rasa humor
k. Gunakan pertanyaan terbuka
l. Gunakan teknik terarah
4. Prinsip-prinsip menjadi pendengar yang baik
Pada dasarnya menjadi pendengar yang baik membutuhkan suatu
keterampilan tertentu. Prinsip umum menjadi pendengar yang baik adalah
menunjukkan rasa empati, cepat tanggap, mampu menginterpretasikan
informasi, dan dapat mengambil suatu tindakan yang tepat. Selain itu
pendengar yang baik harus memiliki pendengaran yang tajam.
G. TEKNIK WAWANCARA
Supaya kita dapat mengadakan wawancara dengan baik, kita perlu
mengetahui cara atau teknik wawancara yang baik. Adapun teknik-teknik
tersebut antara lain:
1. Inisiatif
Diberikan inisiatif kepada klien dengan cara:
a. Memberikan kesempatan bicara kepada klien untuk mengutarakan
masalahnya.
b. Mengemukakan pendapatnya.
c. Menggali potensi dalam mengatasi masalahnya.
Dalam hal ini kita dengan sabar mengarahakan klien untuk bicara.
Jangan memotong pembicaraan klien, kecuali untuk membantu
menemukan kata-kata atau mendorong klien meneruskan pembicaraannya.
8
Berilah klien kesempatan yang cukup untuk mengutarakan pokok masalah
yang dihadapinya.
2. Pendekatan tidak langsung
Kita hendaknya mengajukan pertanyaan tidak langsung pada
masalahnya. Umpamakanlah sebagai lingkaran dan kemudian pikirkanlah
setelah kita melihat lingkaran tersebut. Dari tepi mana kita bisa masuk
agar kita sampai ditengah-tengah lingkaran.
3. Pertanyaan terbuka
Teknik yang baik supaya hasil wawancara sempurna adalah dengan
mengajukan pertanyaan terbuka. Dengan pertanyaan terbuka klien diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengutarakan masalah yang
dihadapinya. Pertanyaan terbuka sebagai cara pendekatan yang baik dan
penting setiap wawancara karena pertanyaan terbuka memerlukan jawaban
yang panjang dan banyak dapat menggali pendapat klien.
4. Penggunaan aktivitas verbal
Dengan penuh perhatian mendengarkan pembicaraan klien serta
dengan diselingi beberapa pertanyaan pendek ataupun gerakan non verbal.
5. Wawancara spontan
Dengan suasanan kekeluargaan kita mengarahkan klien dengan cara
santai atau rileks dengan duduk berdekatan, menggunakan bahasa yang
sederhana sehungga klien tidak merasa malu atau canggung
menghilangkan kesenjangan.
6. Penanganan ekspresi yang timbul dalam wawancara
9
Kita harus peka terhadap reaksi klien, baik verbal maupun non verbal
sewaktu klien bicara.
H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAWANCARA
Pada waktu kita wawancara, dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
1. Faktor penunjang
Dilihat dari klien
Kecakapan dan kemauan klien dalam menceritakan masalahnya. Sikap
klien yaitu sikap klien yang mau menceritakan masalahnya dengan
sungguh-sungguh dan bersedia dibantu.
Dilihat dari pewawancara
Berhasil tidaknya ditentukan oleh si pewawancara, maka yang
dibutuhkan adalah:
Kecakapan pewawancara dalam mengajukan pertanyaan terbuka
yang dapat menggali seluruh masalah. Harus cakap mendengarkan
dan mengambil inti pembicaraan dan cepat tanggap terhadap reaksi
klien baik verbal maupun nonverbal.
Sikap pewawancara. Harus bersikap ramah, jangan sampai klien
curiga, diharapkan pewawancara dapat mendekati klien sehingga
timbul rasa saling percaya. Sikap pewawancara yang simpatik,
muka manis, tidak sombong, rendah hati tetapi tegas.
Pengetahuan. Pewawancara yang berpengetahuan luas dengan mudah
dapat mencerna isi pembicaraan serta cepat tanggap terhadap
pembicaraan klien.
10
Sistem sosial. Kelincahan atau kepandaian perawat dalam memahami
kebiasaan atau adat istiadat klien/keluarga/masyarakat yang
diwawancarai, menyesuaikan diri dengan keadaan disekelilingnya,
mengenal kebiasaan dan daerah klien.
2. Faktor penghambat
Faktor-faktor yang menghambat jalannya wawancara adalah:
a. Pewawancara kurang cakap dalam mendengarkan dan mengajukan
pertanyaan terbuka serta menyimpulkan inti pembicaraan, sehingga
tidak dapat menangkap pembicaraan.
b. Sikap pewawancara yang acuh tak acuh, tidak dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan disekelilingnya, sikap yang kurang ramah terhadap
klien/keluarga/masyarakat.
c. Pengetahuan klien kurang. Bila demikian, hendaknya pewawancara
dapat menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
oleh klien.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alimulhidayat, Aziz. 2007. Metode Penelitian kebidanan dan Teknik
Analisa Data hal.100. Jakarta: Salemba Medika.
Asih, N.L.G.Y. 1994. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat hal. 31-
77. Jakarta: EGC.
Dr. Widyastuti, W MSc (PH). 2002. Pendekatan Kemasyarakatan hal.
43. Jakarta: DepKes RI
12