tugas ujian tengah semester
DESCRIPTION
KeperawatanTRANSCRIPT
UJIAN TENGAH SEMESTER
SISTEM PERKEMIHAN 1
1. Urinalisis
Definisi :
Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urin secara fisik,kimia dan mikroskopik. Secara
umum tes urin dibedakan atas tes dasar ( penyaring ) dan tes khusus. Tes dasar meliputi
tes makroskopik, mikroskopik dan kimia sedangkan tes khusus meliputi tes biakan
urin, protein kwatitatif 24 jam, hemosiderin urin, oval fat bodies dan lain - lain sesuai
kebutuhan khusus. Urinalisis merupakan pemeriksaan rutin pad sebagian besar kondisi
klinis, pemeriksaan urin mencakup evaluasi hal-hal berikut:
1) Observasi warna dan kejernihan urin.
2) Pengkajian bau urin
3) Pengukuran keasaman dan berat jenis urin.
4) Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa, dan badan keton dalam urin
(masing-masing untuk proteinuria, glukosuria, da ketonoria)
5) Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin sesudah melakukan pemusingan
(centrifuging) untuk mendeteksi sel darah erah (hematuria), sel darah putih,
slinder (silindruria), Kristal (kristaluria), pus (piuria) dan bakteri (bakteriuria).
Tujuan :
1) membantu menegakkan diagnosis.
2) mendapatkan informasi mengenai fungsi organ dan metabolisme tubuh
3) mendeteksi kelainan yang asimptomatik
4) mengikuti pejalanan penyakit dan hasil pengobatan
Indikasi :
1) Evaluasi kesehatan secara umum
2) Gangguan endokrin
3) Gangguan pada ginjal atau traktus urinarius
4) Monitoring pasien dengan diabetes
5) Kehamilan
6) Kasus toksikologi atau over dosis obat
Tugas Perawat dalam persiapan pasien :
Hal pertama yang harus diperhatikan pada pengambilan sampel urin adalah identitas
penderita yaitu nama,nomor rekam medis, tanggal dan jam pengambilan bahan. Identitas
ini ditulis diwadah urin dan harus sesuai dengan nomor permintaan. Pada formulir
permintaan dicantumkan nama, nomor rekam medis dan tanggal. Sebelum mengerjakan
tes, diteliti kembali jenis tes yang diminta untuk diperiksa. Hal ini akan mengurangi
kesalahan yang mungkin terjadi.
Bahan tes yang terbaik adalah urin segar kurang dari 1 jam setelah dikeluarkan.
Urin yang dibiarkan dalam waktu lama pada suhu kamar akan menyebabkan perubahan
pada urin. Apabila terpaksa menunda pemeriksaan , urin harus disimpan dalam lemari es
pada suhu 2-8 °C dan penudaan tidak lebih dari 8 jam. Pada keadaan tertentu sehingga
urin harus dikirim pada tempat yang jauh dan atau tidak ada lemari es, bisa gunakan
pengawet.
Untuk pemeriksaan glukosa sebaiknya tidak dianjurkan untuk makan zat yang
dapat mereduksi seperti vitamin C, penisilin,streptomisin, kloral hidrat,dan salisilat yang
dapat menganggu hasil pemeriksaan.
Obat yang memberikan warna pada urin dapat mengganggu pembacaan hasil tes
seperti piridium yang akan menyebabkan warna merah pada urin dan dapat mengganggu
pembacaan bilirubin.
Sebelum pengambilan urin sebaiknya pasien diberitahu untuk mencuci tangan dengan
bersih kemudian diberi penampung. Penampung urin terdiri dari terdiri dari berbagai
macam tipe dan bahan, saat ini yang lazim digunakan adalah wadah yang terbuat dari
plastik. Wadah harus bermulut lebar, bersih, kering dan bertutup. Wadah steril hanya
diperlukan untuk pemeriksaan biakan urin. Untuk bayi tersedia katong plastik
polyethylene bag dengan perekat. Wadah penampung urin hanya digunakan sekali pakai.
Urin yang dikumpulkan hendaknya dihindari dari kotaminasi sekret vagina, smegma,
rambut pubis, bedak, minyak, lotion dan bahan yang berasal dari luar. Pada pasien anak,
urin sebaiknya tidak diambil dari diaspers.
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan Tindakan Diagnostik :
2. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Definisi :
Adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai kesehatan
ginjal dan untuk memantau fungsi ginjal.
Pemeriksaan ini meliputi :
1) Pengukuran kadar nitrogen urea darah (Blood Urea Nitrogen / BUN) dan
kreatinin serum berguna untuk evaluasi gambaran fungsi ginjal secara umum
2) pengukuran dengan klirens kreatinin atau klirens inulin atau penetapan LFG
secara kedokteran nuklir untuk mengetahui Laju Filtrasi Glomerulus yang lebih
tepat
3) pengukuran metabolisme air dan mineral serta keseimbangan asam basa untuk
mengevaluasi fungsi tubulus
4) pemeriksaan asam urat (uric acid). Peningkatan kadar asam urat dalam urin dan
serum (hiperuresemia) bergantung kepada fungsi ginjal, kecepatan metabolisme
purin, dan asupan diet makanan yang mengandung purin.
5) Protein urin . Bila ginjal Anda rusak maka dapat terjadi kebocoran protein ke urin.
Adanya protein dalam urin merupakan tanda awal penyakit ginjal kronis.
6) Osmolalitas Urin tes . untuk mengevaluasi kemampuan ginjal untuk menghasilkan
urine dengan konsentrasi pekat ataupun encer
pemeriksaan ini umumnya di lakukan :
1) Kemampuan pemekatan ginjal (berat jenis dan osmslalitas urin) Pemeriksaan ini
akan memperlihatkan gangguan dini fungsi ginjal.
2) Pemeriksaan klirens kreatinin.Berguna untuk mangikuti kemajuan status fungsi
ginjal.
3) Pemeriksaan kadar kreatinin serum.Kadar normal 0,7-1,5/100ml. Pemeriksaan
fungsi ginjal yang mencerminkan keseimbangan antara produksi dan filtrasi oleh
glomerulus.
4) Periksaan kadar ureum serum.kadar normal 10-20mg/100ml. Berfungsi sebagai
indeks kapasitas ekskresi urin.
Tujuan :
1) mengevaluasi berat penyakit ginjal dan mengikuti perjalanan klinik pasien
2) memberikan informasi tentang efektifitas ginjal dalam melaksanakan fungsi
ekskresinya
3) untuk mengetahui pengaruh obat terhadap fungsi ginjal
4) untuk memantau respon terapi
Indikasi :
1) diabetes mellitus
2) penyumbatan saluran kemih bawah
3) hipertensi
4) batu saluran kemih
Peran Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Tindakan Perawatan Setelah Pelaksanaan Tindakan Diagnostik :
3. Ultrasound
Definisi :
Ultrasound adalah pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarkan
kedalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam sistem perkemihan
akan menghasilkan gambar gambar ultrasound yang khas. Pemeriksaan USG merupakan
teknik noninfasif yang tidak memerlukan persiapan khusus kecuali menjelaskan prosedur
dan tujuan kepada pasien.
Ultrasonografi (USG) ginjal adalah tes non-invasif menggunakan transduser yang
memproduksi gelombang ultrasonik yang memantul dari ginjal dan mentransmisikan
gambar organ pada monitor.
Tujuan :
1) Untuk mendeteksi Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa, malforasi,
perubahan ukuran organ maupun obstruksi
2) Tes ini digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk ginjal, dan untuk
mendeteksi massa, batu ginjal, kista, atau obstruksi dan kelainan lainnya
Indikasi :
Pemeriksaan USG ginjal dilakukan pada indikasi-indikasi, seperti : Radang pada
tractusurinarius, terabanya ada mass pada pinggang dan punggung, kadar creatinine
yang tinggi, sakit yang hebat pada daerah rusuk atau sakit pinggang, kencing darah
(hematuria), berkurangnya atau sedikit jumlah urine yg dikeluarkan, hydronephrosis,
tidak terlihat fungsi ginjal pada pemeriksaan BNO-IVP, dan terlihat adanya mass di
abdomen pada pemeriksaan radiologi.
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Pendidikan Kesehatan, asupan cairan tingkatkan agar VU distensi, ma/mi biasa
1. melakukan pengkajian awal kondisi pasien sebelum melakukan
pemeriksaan USG;
2. memberikan informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG
yang akan dijalani oleh pasien;
3. menjelaskan secara benar mengenai pengertian USG, bahwa USG
bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau
organ kandungan, hali ini untuk menghindarkan kesalahan harapan
dari pasien. usg hanyalah salah satu alat bantu diagnostic didalam
bidang kesehatan;
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan Tindakan Diagnostik :
Bersihkan Jeli, Diet Biasa
1. membantu klien kembali ke ruang perawatan;
2. memberikan hasil pemeriksaan USG ke klien;
3. memberikan hasil kejelasan hasil pemeriksaan USG apabila klien
belum mengerti hasil USG tersebut.
4. memberikan informasi untuk istirahat cukup
4. Pemeriksaan Sinar X dan Pencitraan
a. Kidney, Ureter, dan Bladder (KUB)
Definisi :
Kidney Ureter Bladder (Foto Polos Abdomen) adalah pengambilan foto X-ray
yang menampilkan ginjal, ureter, dan kandung kemih. KUB biasa digunakan sebagai
langkah awal dalam mendiagnosis masalah pada sistem perkemihan dan biasanya
dilakukan bersamaan dengan IVP dan USG
Tujuan :
1) Untuk menentukan ukuran, bentuk, dan posisi dari ginjal dan kandung kemih
2) Untuk mendeteksi kelainan pada sistem perkemihan seperti batu ginjal
3) Untuk membantu membedakan antara penyakit urologi dan gastrointestinal, yang
keduanya menghasilkan nyeri perut.
4) Untuk menemukan benda asing (misal yg sudah tertelan)
5) Untuk mendeteksi adanya udara atau cairan di ruang sekitar organ perut (ruang
peritonial)
Indikasi :
batu ginjal, batu saluran kemih, radang ginjal, radang pada saluran kemih, batu ureter,
tumor, dan hipertrofi prostat
Renal Agenesis
- Poliuria
- BPH (Benign Prostat Hiperplasia)
- Kelainan Kongenital :
* Duplikasi ureter dan pelvis renalis
* Ectopia Kidney
* Horseshoe Kidney
* Malrotasi
* Hydronefrosis
* Pyelonefritis
* Hipertensi Renal
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Persiapan yang dilakukan yaitu puasa dari malam sebelum pemeriksaan,
meminum obat pencahar, dan tidak banyak bicara dan tidak merokok selama
sebelum pemeriksaan.
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
b. Pemindai CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Definisi :
CT : Prosedur sinar X terkomputerisasi yg digunakan u/ memperoleh gambaran
terperinci mengenai suatu bidang tertentu di dalam tubuh
MRI : Pemeriksaan MRI merupakan salah satu bentuk pemeriksaan radiologi yang
menggunakan prinsip magnetisasi. Medan magnet digunakan untuk proses
magnetisasi komponen ion hidrogen dari kandungan air di tubuh. MRI dapat
menggambarkan dengan sangat jelas dan kontras berbagai bagian organ tubuh.
Pemeriksaan pemindaian CT dan MRI merupakan teknik noninvasif yang akan
memberikan gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas.
Tujuan :
Kedua pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang luasnya lesi invasif pada
ginjal.
Indikasi :
MRI : CT SCAN
1) Sumbatan Ureter 1. Pielonefritis akut
2) Fibrolipomstosis 2. Abses renal
3) Infeksi 3. Pionefrosis
4) Kista ginjal
5) Tumor
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
MRI : Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan MRI. Hanya saja pasien akan
diminta untuk melepaskan beberapa benda logam. sangatlah dianjurkan bagi pasien
untuk puasa (tidak makan pada) 4 jam sebelum pemeriksaan. Dan untuk menghindari
kemungkinan resiko penyuntikan kontras intravena terhadap fungsi ginjal,maka
diperlukan penilaian fungsi ginjal ( pemeriksaan kadar ureum dan creatinine darah)
sebelum dilanjutkan pemeriksaan. Ada baiknya pasien melihat dulu alat MRI
beberapa saat sebelum prosedur dilakukan. Hal ini terutama sekali dianjurkan bagi
orang-orang yang memiliki ketakutan terhadap ruang sempit (klustrofobia).
CT Scan : Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan
menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian
kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan
Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras maka wajah akan
nampak merah dan terasa agak panas pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal yang
normal dari reaksi obat tersebut. Perhatikan keadaan klinis klien apakah pasien mengalami
alergi terhadap iodine. Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila
pasien merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan rambut pasien dari jelly atau
obat-obatan. Rambut tidak boleh dikepang dan tidak boleh memakai wig.
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan Tindakan Diagnostik :
Perhatikan reaksi hipersensitifitas akibat pemberian zat kontras
c. Urografi Intravena (Ekskretori Urogram atau Intravenous Pylogram)
Definisi :
Pemeriksaan radiografi Intravenous Urethrography (IVU) atau biasa juga disebut
Intravenous Pyelography (IVP) merupakan suatu pemeriksaan secara radiologi dari
saluran perkemihan dengan menggunakan media kontras positif yang disuntikkan
melalui pembuluh darah vena
Tujuan :
untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari organ-organ saluran kemih yang terdiri
dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
1) Pemeriksaan IVP dapat membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada
sistem perkemihan, dengan melihat kerja ginjal dan sistem perkemihan
pasien.
2) Pemeriksaan IVP dapat mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuri)
dan sakit pada daerah punggung.
3) Dengan IVP Dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem
urinaria/perkemihan dari :
a. Batu ginjal,
b. pembesaran prostat,
c. tumor pada ginjal, ureter, dan kandung kemih.
Indikasi :
1) Pembesaran prostat jinak
2) Batu kandung kemih
3) Radang ginjal
4) Batu ginjal
5) Hidronefrosis
6) Penyakit ginjal polisistik
7) Karsinoma sel ginjal
8) Pielonefritis
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
1. Sehari sebelum pemeriksaan, pasien hanya diperbolehkan makan makanan rendah
serat, misalnya bubur kecap.
2. Pada malam hari yaitu 12 jam sebelum pemeriksaan penderita diberi obat pencahar
yang berupa sulfas magnesium atau garam ingris sebanyak 30 gram atau dulkolax
tablet sebanyak 6 butir.
3. Dilanjutkan puasa sampai pemeriksaan dilakukan
4. Pada pagi hari kalau perlu pasien diberi dulkolax suposutoria sebanyak 2 butir
yang dimasukkan ke dalam dubur guna lavement.
5. Pasien dilarang merokok dan banyak bicara karena dapat meningkatkan produksi
cairan dalam lambung dan volume udara pada usus.
6. Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk buang air kecil. Tujuannya
adalah agar tidak terjadi dilution / percampuran media kontras dengan urin dan
agar vesica urinaria tidak terlalau penuh karena dapat terjadi ruptur, apalagi jika
pemeriksaan lama dan menggunakan teknik kompresi.
7. Pasien diwajibkan melakukan tes darah di laboratorium guna mengukur kadar
ureum serta kreatininnya. Pemeriksaan UIV baru bisa dilakukan bila kadar ureum
dan kreatinin pasien normal. Kadar normal ureum adalah 8 – 25 mg/100 ml dan
kadar kreatinin normal adalah 0,6 – 1,5 mg/100ml.
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
Diet biasa
Cairan tingkatkan mencegah dehidrasi
Pantau intake output
Monitor reaksi alergi terlambat
d. Pielografi Retrograde
Definisi :
Dalam Pielografi retrograd kateter utama dimasukkan lewat ureter kedalam pelvis
ginjal dengan bantuan sistoskopi. Kemudian media kontras dimasukkan dengan
grafitasi atau penyuntikan melalui kateter. Pielografi retrograd biasanya dilakukan
jika pemeriksaan IVP kurang memperlihatkan dengan jelas sistem pengumpul.
Pemeriksaan Pielografi retrograd jarang dilakukan dengan semakin majunya teknik
teknik yang digunakan dalam urografi ekskretonik.
Tujuan :
1) Memperlihatkan sistem pielokalises dan ureter dengan cara pengisian kontras
positif secara retrograd dengan menggunakan bantuan kateter uretral.
2) Untuk mencari kelainan morfologi pada sistem pielokalises dan ureter
sehubungan dengan kemungkinan adanya tumor, radang dan kelainan faal
(fisiologi)bawaan pada traktus urinarius pada ginjal tdk normal fungsinya
sehingga tdk dpt dilakukan IVP.
Indikasi :
1) Stricture uretra
2) Batu uretra
3) Uretris injury
4) Renal pelvic neoplasma
5) Renal calculi
6) Ureteric fistule
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
1) Hasil ureum dan creatinin normal
2) Satu hari sebelum pemeriksaan, pasien makan makanan yang lunak dan
rendah serat misalnya bbur kecap.
3) 12 jam sebelum pemeriksaan pasien minum obat pencahar
4) Selanjutnya pasien puasa hingga pemeriksaan dilakukan
5) Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara untuk
meminimalisasi udara dalam usus
6) Sebelum pemeriksaan dimulai pasien buang air kecil untuk mengosongkan
blass.
7) Akibat rasa takut pada jarum suntik perlu diperhatikan : penjelasan terhadap
pasien, dorongan mental dan emosional
8) Penandatanganan informed concent.
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakaDiagnostik :
e. Infusion Drip Pylografi
Definisi :
pemberian lewat infuse larutan encer media kontras dengan volume yang besar untuk
menghasilkan opasitas parenkim ginjal dan mengisi seluruh traktus urinarius. Metode
ini berguna bila teknik urografi yang biasa dikerrjakan tidak berhasil memperlihatkan
struktur drainase
Tujuan :
Indikasi :
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
f. Sistogram
Definisi :
Adalah sebuah kateter dimasukkan kedalam kandung kemih, dan kemudian media
kontras disemprotkan untuk mellihat garis besar dinding kandung kemih serta
membantu dalam mengevaluasi refluks vesikouretral. Sistogram juga dilakukan
bersama dengan perekaman tekanan yang dikerjakan secara bersamaan di dalam
kandunng kemih.
Tujuan :
Untuk melihat garis besar dinding kandung kemih serta membantu dalam
mengevaluasi refluks vesikouretral (aliran balik urin dari kandung kemih ke dalam salah
satu atau kedua ureter)
Indikasi :
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
g. Sistouretrogram
Definisi :
menghasilkan visualilsasi uretra dan kandung kemih yang bisa dilakukan melalui
penyuntikan retrograde media kontras ke dalam uretra serta kandunng kemih atau
dengan pemeriksaan sinar X sementara pasien mengekskresikan media kontras
Tujuan :
Indikasi :
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
h. Angiografi Renal
Definisi :
Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis. Arteri femoralis (atau
aksilaris) ditusuk dengan jarum khusus dan kemudian sebuah kateter disisipkan
melalui arteri femoralis serta iliaka ke dalam aorta atau arteri renalis. Media kontras
disuntikan untuk menghasilkan opositas suplai arteri rennalis angiografi
memungkinkan evaluasi dinamika alira darah, memperlihatkan vaskulatur yang
abnormal dan membantu membedakan kista renal dengan tumor renal.
Tujuan :
• Menentukan hipertensi renovaskuler
• Investigasi pembesaran ginjal, ginjal yg tdk berfungsi
• Evaluasi Gagal Ginjal Kronis
Indikasi :
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Inform consent
Penkes:
Warna kemerahan wajah, sedikit tdk nyaman saat injeksi anestesi lokal;
hangat/ panas saat kontras lewat pembuluh darah dan rasa logam di mulut
saat injeksi kontras
Selama tes alat bersuara keras, dentuman
Kaji alergi kerang2an, yodium, zat kontras lain, gangguan pembekuan
darah
Pemberian laksatif
8 jam sblm tes puasa
Memakai baju RS; logam, perhiasan dilepas
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan Tindakan Diagnostik :
PX dibaringkan di Tempat Tidur selama sedikitnya 8-12 jam
TTV dipantau setiap 15’ selama 1 jam dan tiap 30’ selama 2 jam sampai stabil
Monitor perban memastikan tdk terjadi perdarahan byk, hematoma, pertahankan
ekstremitas lurus,
Warna, suhu ekstremitas yg terlibat prosedur dipantau
Kompres dingin di lokasi penyuntikan membantu mengurangi bengkak dan nyeri
Observasi reaksi alergi lambat
Dorong asupan cairan ditingkatkan dan monitor
5. Endourologi
a. Pemeriksaan Sistokopi
Definisi :
Sistoscopi adalah suatu tindakan untuk melihat dan memeriksa kandung kencing dari
dalam mengunakan alat bernama sistoskop dan kelengkapannya. Alat ini dimasukkan
melalui lubang kelamin. Saat pemeriksaan ini mungkin terlihat batu. Tindakan untuk
memecah batu disebut litotripsi. Alat yang digunakan untuk memecah batu
menggunakan alat yang disebut Hendrikson dan/atau stone punch. Tindakan ini
berada dalam pembiusan, keterangan pembiusan akan diterangkan oleh dokter
anestesi.
Tujuan :
bertujuan untuk melakukan penilaian kandung kencing, bladder neck, protrusi prostat
dan verumontanum. Untuk melihat saluran kemih dari dalam, kelainan dapat
dideteksi dengan cara ini, dan prosedur bedah dapat dilakukan : evakuasi batu/tumor
kandung kemih atau ureteral tumor, operasi prostat, dan striktur uretra (penyempitan)
Indikasi :
Pemeriksaan sistoskopi dapat dianjurkan untuk pasien yang menunjukan tanda dan gejala masalah saluran kemih, yang meliputi:
Perubahan intensitas buang air kecil (semakin sering atau jarang buang air)
Nyeri saat buang air kecil
Tingginya kadar protein atau terdapat kristal pada sampel urin.
Hematuria (darah dalam urin)
Infeksi saluran kemih
Sering terjadi infeksi pada saluran kemih
Nyeri di daerah panggul
Kandung kemih terasa penuh bahkan setelah buang air kecil
Demam
Penurunan berat badanKondisi ini dapat mengindikasikan adanya kemungkinan penyumbatan dalam ureter atau
kandung kemih akibat batu ginjal, polip, atau tumor, yang dapat bersifat ganas atau
jinak. Di sisi lain, rasa sakit mungkin disebabkan oleh peradangan yang diakibatkan oleh
bakteri, iritasi dinding ureter, atau penyakit lainnya. Pemeriksaan ini juga digunakan
untuk memeriksa hyperplasia (pembesaran) prostat atau kanker prostat.
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Sebelum melakukan sitoskopi, maka sebaiknya dilakukan beberapa persiapan,
salah satunya adalah pasien atau orang yang akan mengalami sitoskopi
hendaknya di berikan antibiotik baik sebelum maupun sesudah sitoskopi untuk
mencegah infeksi.
Beritahu dokter jika sedang mengkonsumsi obat-obatan pengencer darah
apapun, termasuk warfarin (Coumadin), aspirin , dan ibuprofen.
Pasien diminta untuk buang air kecil sebelum sitoskopi dan menyarankan agar
otot panggul santai dan rileks agar prosedur berjalan dengan lancar
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
Setelah pemeriksaan selesai, kandung kemih dapat dikosongkan untuk menghilangkan larutan garam. Pasien yang diberikan bius total harus beristirahat hingga efek obat hilang. Antibiotik juga diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi.
Seringkali, pasien tidak diperbolehkan untuk terlibat dalam kegiatan berat selama beberapa hari setelah pemeriksaan.
b. Brush Biopsy ginjal dan Uretra
Definisi :
Teknik brush biopsy akan menghasilkan informasi yang spesifik apabila hasil
pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang abnormal tidak dapat
menunjukan apakah kelainan tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau
hanya artefak. Pertama-tama dilakukan pemeriksaan sistoskopik. Kemudian dipasang
kateter uretra yang di ikuti oleh tindakan memasukkan alat sikat khusus (biopsy
brush) melalui kateter tersebut. Kelainan yang dicurigai disikat maju mundur secara
teratur untuk mendapatkan sel-sel dan fragmen jaringan permukaan untuk
pemeriksaan analisis histology. Setelah prosedur pemeriksaan selesai dilakukan,
pemberian cairan infus dapat dilakukan untuk membersihkan ginjal dan mencegah
pembentukan bekuan darah. Urin dapat mengandung darah (yang biasanya menjadi
jernih dalam waktu 24-48 jam) akibat perembesan pada tempat penyikatan.
Tujuan :
Indikasi :
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
c. Endoskopi Renal (nefroscopi)
Definisi :
Merupakan pemeriksaan dengan cara memasukkan fiberskop kedalam pelvis ginjal
melalui luka insisi (pielotomi) atau secara perkkutan untuk melihat bagian dalam
pelvis ginjal, mengelluarkan batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu
menegakan diagnose hematuria serta tumor renal tertentu.
Tujuan :
dilakukan untuk menentukan pelis ginjal (keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor
selektif).
Indikasi :
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
d. Biopsi Ginjal
Definisi :
Biopsi ginjal adalah mengambil sedikit jaringan ginjal. Biopsi ginjal di lakukan
dengan memasukan jarum biopsi melalui kulit kedalam jaringan renal atau dengan
melakukan biopsi terbuka melalui luka insisi yang kecil di daerah pinggang.
Tujuan :
Pemeriksaan ini berguna untuk evaluasi perjalanan penyakit ginjal dan mendapatkan
spesimen bagi pemeriksaan mikroskopi elektro serta imunopluoresen khususnya bagi
penyakit glomerulus.
Indikasi :
1) glomerulonefritis akut,
2) sindrom nefrotik,
3) nefritis lupus,
4) tumor ginjal.
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
1) Melakukan pemeriksaan fisik, mengukur TTV\
2) Memberikan penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan diagnostic ini
dilakukakan.
3) Informed Consent : memastikan bahwa informed consent yang diberikan dokter
dapat diterima dengan sukarela, sebelumnya dijelaskan tentang tujuan biopsi dan
kemungkinan resiko.
4) Pendidikan pasien pra pemeriksaan biopsy
a. Latihan nafas dalam, batuk, dan relaksasi.
Tujuan : meningkatkan ventilasi paru dan oksigen setelah anastesi umum.
b. Kontrol dan medikasi nyeri
Pasien diberitahukan bahwa medikasi praanastesi akan diberikan untuk
meningkatkan relaksasi dan dapat menyebabkan rasa mengantuk dan
kemudian haus. Pada pemeriksaan biopsi, medikasi akan diberikan untuk
mengurangi nyeri dan mempertahankan rasa nyaman, tetapi bukan untuk
mencegah aktifitas yang sesuai atau pertukaran udara yang adekuat.
c. Kontrol Kognitif
Segi kognitif dapat bermanfaat untuk menghilangkan ansietas yang
berlebihan. Contoh strateginya yaitu imajinasi, distraksi, pikiran optimis diri.
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
1. Pengkajian pasca operatif segera.
Penting juga bagi perawat untuk waspada terhadap adanya informasi yang
berkaitan dari riwayat praoperatif yang mungkin signifikan pada saat ini
(misalnya, pasien sulit mendengar, mempunyai riwayat kejang, mempunyai
diabetes, alergi terhadap medikasi tertentu).
2. Intervensi keperawatan.
Sasaran utama intervensi adalah untuk mempertahankan ventilasipulmonal dan
dengan demikian mencegah hipoksemia.
3. Memindahkan pasienke unit perawatan pasca anestesia
Memindahkan pasien pasca operatif keruang operasi ke unit perawatan
pascaanestesia (PACU) adalah tanggungjawab dari ahlianestesi, dengan anggota
tim bedah yang bertugas.
e. Pemeriksaan Radioisotope
Definisi :
Merupakan tindakan noninvasive yang tidak mengganggu proses fisiologik normal
dan tidak memerlukan persiapan pasien yang khusus. Preparat radiofarmaseutikal
disuntikan intravena. Pemeriksaan dilakukan dengan kamera skintilasi yang
ditempatkan disebelah posterior ginjal sementara pasien berada dalam posisi
telentang,telungkup atau duduk. Gambar yang dihasilkan (yang disebut pemindai)
menunjukan distribusi preparat radiofarmaseutikal didalam ginjal.
Pemeriksaan pemindai Tc menghasilkan informasi tentang perfusi ginjal dan sangat
berguna untuk menunjukan fungsi ginjal yang buruk. Pemeriksaan pemindai
hippurate memberikan informasi tentang fungsi ginjal.
Tujuan :
Indikasi :
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :
f. Pengukuran Urodinamik
Definisi :
Pengukuran urodinamik menghasilkan berbagai pemeriksaan fisiologik dan structural
Pemeriksaan URODINAMIKA adalah suatu perangkat pemeriksaan obyektif untuk
mengetahui fungsi kandungan kemih dan merupakan pemeriksaan penunjang
yang cukup akurat untuk menentukkan jenis dan penyebab gangguan pada
saluran kemih bagiian bawah, seperti inkontinensia (beser kemih) atau retensio
urin ( kesulitan berkemih ). Pemeriksaan URODINAMIKA simpel meliputi:
Uroflowmetry, Cystometrography dan pengukuran volume residual urine.
Tujuan :
Untuk mengevaluasi fungsi kandung kemih serta uretra dengan mengukur :
1. Kecepatan aliran urin
2. Tekanan kandung kemih pada saat buang air kecil dan saat istirahat
3. Resitensi uretra internal
4. Kontras serta relaksasi kandung kemih
5. Uroflometri (kecepatan aliran) merupakan rekaman volume urin yang mengalir
melalui ureter per satuan waktu (ml/s)
Indikasi :
Pemeriksaan URODINAMIKA diindikasikan bagi para pasien yang mengalami
gangguan atau disfungsi saluran kemih bagian bawah ( kandungan kemih dan
uretra/saluran kemih), seperti:
1. Inkontinensia (beser kemih aatu tidak dapat menahan kencing)
2. Retensi urin (sulit berkemih)
3. Gekjala frekuensi/urgensi (sering berkemih)
4. Kandung kemih neurogenik (ganguan kandung kemih karena kelainan
persyarafan)
Tugas Perawat Dalam Persiapan Pasien :
Tindakan Perawat Setelah Pelaksanaan TindakanDiagnostik :